Informasi Dokumen
- Penulis:
- A. Supratiknya
- Sekolah: Universitas Sanata Dharma
- Mata Pelajaran: Psikologi
- Topik: Merancang Program dan Modul Psikoedukasi Edisi Revisi
- Tipe: buku
- Tahun: 2011
- Kota: Yogyakarta
Ringkasan Dokumen
I. Pendahuluan
Bab 1, Pendahuluan, memberikan gambaran umum tentang peran psikolog sebagai profesi penolong (helping profession), menjabarkan sifat bantuan yang diberikan (fasilitatif, preventif, remedial, rehabilitatif, dan enhancing), serta jenis klien yang dibantu (individu dan kelompok). Bagian ini juga memperkenalkan aneka kompetensi psikolog yang meliputi relasi, asesmen, intervensi, penelitian dan evaluasi, konsultasi dan pendidikan, serta manajemen dan supervisi. Bab ini meletakkan dasar pemahaman penting mengenai cakupan layanan psikologis dan peran psikoedukasi dalam konteks tersebut.
1.1 Peran Psikolog
Subbab ini mendefinisikan psikologi sebagai helping profession, menekankan peran utama psikolog dalam membantu individu, kelompok, organisasi, dan masyarakat mengatasi masalah kehidupan dan berkembang secara optimal. Dipaparkan dua penyebab utama hambatan perkembangan: kegagalan mempelajari pengetahuan/ketrampilan yang diperlukan dan mempelajari pengetahuan/ketrampilan yang justru destruktif. Bagian ini memberikan pondasi filosofis untuk memahami pentingnya peran psikolog dalam konteks psikoedukasi.
1.2 Sifat Bantuan yang Diberikan
Subbab ini mengklasifikasikan sifat bantuan psikologis menjadi lima kategori: fasilitatif (developmental), preventif, remedial (kuratif), rehabilitatif, dan enhancing. Penjelasan masing-masing kategori memberikan kerangka kerja untuk memahami berbagai jenis intervensi psikologis dan bagaimana psikoedukasi dapat berperan dalam setiap kategori. Ini penting dalam memahami bagaimana merancang program psikoedukasi yang efektif dan tepat sasaran.
1.3 Jenis Klien yang Dibantu
Disini dijelaskan perbedaan antara 'klien' dan 'pasien', menekankan fokus buku ini pada klien yang sehat secara mental namun membutuhkan bantuan untuk mengatasi tantangan hidup. Pembahasan juga mencakup perbedaan antara klien individual dan kelompok, dan bagaimana pendekatan kelompok dapat lebih efektif dalam beberapa situasi. Penjelasan ini penting dalam menentukan sasaran program psikoedukasi dan merancang strategi yang sesuai.
1.4 Aneka Kompetensi Psikolog
Subbab ini menjelaskan enam kompetensi inti psikolog: relasi, asesmen, intervensi, penelitian dan evaluasi, konsultasi dan pendidikan, serta manajemen dan supervisi. Penjelasan terperinci setiap kompetensi memberikan wawasan yang luas tentang keahlian yang dibutuhkan oleh seorang psikolog, termasuk keterampilan yang diperlukan untuk merancang dan melaksanakan program psikoedukasi yang efektif. Hal ini menegaskan pentingnya pemahaman menyeluruh tentang kompetensi psikolog untuk dapat mendesain program yang komprehensif.
II. Dari Konseling ke Konsultasi
Bab 2 membahas evolusi pemahaman tentang konseling, psikoterapi, dan konsultasi. Ia membedakan antara konseling dan psikoterapi, kemudian menjelaskan pergeseran peran psikolog dari sekadar psikoterapis menjadi konsultan dan edukator. Bab ini penting karena menjelaskan konteks perkembangan psikoedukasi sebagai bagian integral dari layanan psikologis.
2.1 Konseling, Psikoterapi, dan Konsultasi
Subbab ini membandingkan dan membedakan antara konseling dan psikoterapi, menekankan pada tujuan dan metode masing-masing. Penjelasan ini memberikan konteks untuk memahami bagaimana psikoedukasi dapat digunakan sebagai metode intervensi yang mandiri atau sebagai pelengkap konseling dan psikoterapi. Penting untuk memahami batasan dan aplikasi masing-masing pendekatan.
2.2 Aneka Peran Konsultan
Subbab ini menjabarkan berbagai peran konsultan, menekankan pada sifat kolaboratif konsultasi dan peran psikolog dalam memfasilitasi solusi bagi klien. Bagian ini menjelaskan perbedaan antara peran konsultan dan peran konselor atau terapis. Ini relevan dalam konteks perancangan program psikoedukasi yang berfokus pada pemberdayaan klien.
2.3 Aneka Ketrampilan Konsultan
Subbab ini mengidentifikasi keterampilan penting yang dibutuhkan oleh seorang konsultan, yang meliputi kemampuan komunikasi, membangun hubungan, dan memfasilitasi proses pemecahan masalah. Ketrampilan ini penting dalam konteks perancangan dan pelaksanaan program psikoedukasi yang efektif. Ini membantu menjelaskan bagaimana psikoedukasi dapat diterapkan dalam berbagai konteks.
2.4 Aneka Tahap dalam Proses Konsultasi
Subbab ini membahas tahapan-tahapan dalam proses konsultasi, yang penting untuk memahami bagaimana program psikoedukasi dapat dirancang dan diimplementasikan secara sistematis. Ini menyoroti aspek-aspek penting dalam proses konsultasi yang perlu dipertimbangkan saat merancang program psikoedukasi.
III. Psikoedukasi
Bab 3 mendefinisikan psikoedukasi, menjelaskan alasan perkembangannya, dan menguraikan cakupan serta wilayah layanannya. Bagian ini merupakan inti dari buku, memberikan landasan teoritis dan praktis untuk memahami dan menerapkan psikoedukasi dalam berbagai konteks pendidikan.
3.1 Alasan Berkembangnya Psikoedukasi
Subbab ini membahas faktor-faktor yang mendorong perkembangan psikoedukasi, seperti meningkatnya kompleksitas masalah kehidupan dan kebutuhan akan pendekatan preventif. Ini memberikan konteks historis dan sosial untuk memahami pentingnya psikoedukasi. Bagian ini juga menjelaskan mengapa pendekatan ini semakin relevan dalam konteks masa kini.
3.2 Makna dan Cakupan Psikoedukasi
Subbab ini mendefinisikan psikoedukasi secara rinci, menjelaskan cakupan dan ruang lingkupnya dalam konteks layanan psikologis. Ini merupakan bagian penting untuk memahami konsep dasar psikoedukasi dan membedakannya dengan pendekatan lain. Bagian ini juga menjelaskan bagaimana psikoedukasi berbeda dari konseling dan terapi.
3.3 Tiga Wilayah Layanan Psikoedukasi
Subbab ini mengidentifikasi tiga wilayah layanan utama psikoedukasi: pendidikan formal, industri/organisasi, dan komunitas/masyarakat. Penjelasan masing-masing wilayah memberikan kerangka kerja untuk memahami aplikasi psikoedukasi dalam berbagai konteks. Bagian ini juga membahas perbedaan pendekatan yang diperlukan untuk setiap wilayah.
IV. Beberapa Model Pengembangan Program Psikoedukasi
Bab 4 menyajikan beberapa model pengembangan program psikoedukasi, memberikan kerangka kerja praktis untuk merancang program yang efektif. Penjelasan masing-masing model memberikan pilihan dan fleksibilitas dalam perancangan program psikoedukasi.
4.1 Model Skill-Deficit atau Life-Skills
Subbab ini menjelaskan model pengembangan program psikoedukasi yang berfokus pada penanggulangan kekurangan keterampilan hidup (life skills). Penjelasan terperinci mengenai model ini memberikan panduan praktis dalam mengidentifikasi kebutuhan keterampilan dan merancang program untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ini juga menjelaskan bagaimana memilih keterampilan yang tepat untuk ditargetkan.
4.2 Model Tugas Perkembangan
Subbab ini menjelaskan model pengembangan program psikoedukasi berdasarkan tahapan perkembangan individu. Penjelasan ini penting untuk memahami bagaimana program psikoedukasi dapat disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan peserta. Ini juga membantu dalam pemilihan materi dan metode yang sesuai.
4.3 Model Ragam Bantuan
Subbab ini menjelaskan model pengembangan program psikoedukasi yang menawarkan berbagai jenis bantuan untuk mengatasi masalah. Penjelasan model ini memberikan wawasan tentang bagaimana program psikoedukasi dapat dirancang untuk memberikan dukungan yang komprehensif. Bagian ini juga menjelaskan bagaimana memilih jenis bantuan yang tepat untuk berbagai kebutuhan.
V. Model Pembelajaran Eksperiensial
Bab 5 membahas model pembelajaran eksperiensial sebagai pendekatan yang efektif dalam psikoedukasi. Ini menjelaskan asumsi dasar, model pembelajaran, dan aktivitas inti dalam pembelajaran eksperiensial.
5.1 Asumsi Dasar
Subbab ini menjelaskan asumsi-asumsi dasar yang mendasari model pembelajaran eksperiensial. Pemahaman asumsi-asumsi ini penting untuk memahami mengapa pendekatan ini efektif dalam psikoedukasi. Bagian ini juga menjelaskan bagaimana asumsi-asumsi ini mempengaruhi perancangan program.
5.2 Model Pembelajaran Eksperiensial
Subbab ini menjelaskan model pembelajaran eksperiensial secara rinci, memberikan kerangka kerja untuk memahami dan menerapkan pendekatan ini dalam psikoedukasi. Penjelasan ini penting untuk memahami bagaimana merancang aktivitas pembelajaran yang efektif dan bermakna. Bagian ini juga menjelaskan bagaimana memilih model yang tepat sesuai dengan konteks.
5.3 Aktivitas Inti dalam Pembelajaran Eksperiensial
Subbab ini mengidentifikasi aktivitas-aktivitas inti dalam pembelajaran eksperiensial. Penjelasan ini penting untuk memahami bagaimana aktivitas-aktivitas ini dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran peserta. Bagian ini juga menjelaskan bagaimana aktivitas ini dapat disesuaikan untuk berbagai kebutuhan.
VI. Beberapa Metode Khas Pembelajaran Eksperiensial
Bab 6 memaparkan berbagai metode pembelajaran eksperiensial yang dapat digunakan dalam psikoedukasi. Setiap metode dijelaskan secara terperinci, memberikan pilihan yang beragam dalam perancangan program.
6.1 Metode Latihan Gugus Tugas
Subbab ini menjelaskan metode latihan gugus tugas sebagai salah satu metode pembelajaran eksperiensial. Penjelasan rinci tentang metode ini memberikan panduan praktis dalam penerapannya dalam konteks psikoedukasi. Bagian ini juga membahas kelebihan dan kekurangan metode ini.
6.2 Metode Diskusi Kasus
Subbab ini menjelaskan metode diskusi kasus sebagai metode pembelajaran eksperiensial. Penjelasan ini memberikan panduan praktis dalam memilih dan menggunakan kasus yang efektif dalam psikoedukasi. Bagian ini juga membahas bagaimana memfasilitasi diskusi yang produktif.
6.3 Simulasi dan Games
Subbab ini menjelaskan penggunaan simulasi dan games dalam pembelajaran eksperiensial. Penjelasan ini memberikan contoh-contoh spesifik dan panduan praktis dalam memilih dan mendesain simulasi dan games yang sesuai dengan tujuan psikoedukasi. Bagian ini juga membahas bagaimana menilai efektifitas simulasi dan games.
6.4 Latihan Bermain Peran (Role-Play)
Subbab ini menjelaskan metode role-play sebagai metode pembelajaran eksperiensial. Penjelasan ini memberikan panduan praktis dalam merancang dan memfasilitasi role-play yang efektif. Bagian ini juga membahas bagaimana memilih skenario yang tepat dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
6.5 Diskusi Kelompok
Subbab ini menjelaskan metode diskusi kelompok sebagai metode pembelajaran eksperiensial. Penjelasan ini memberikan panduan praktis dalam memfasilitasi diskusi kelompok yang efektif dan produktif. Bagian ini juga membahas bagaimana mengelola dinamika kelompok dan memastikan partisipasi semua anggota.
6.6 Latihan Individual
Subbab ini menjelaskan metode latihan individual dalam pembelajaran eksperiensial. Penjelasan ini memberikan panduan praktis dalam merancang latihan individual yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta. Bagian ini juga membahas bagaimana memberikan umpan balik yang konstruktif.
6.7 Presentasi/Lekturet
Subbab ini menjelaskan metode presentasi dan lektur dalam pembelajaran eksperiensial. Penjelasan ini memberikan panduan praktis dalam merancang dan menyampaikan presentasi yang efektif dan menarik. Bagian ini juga membahas bagaimana memilih materi yang sesuai dan bagaimana melibatkan peserta.
6.8 Modelling Perilaku
Subbab ini menjelaskan metode modelling perilaku sebagai metode pembelajaran eksperiensial. Penjelasan ini memberikan panduan praktis dalam memilih model yang tepat dan bagaimana memfasilitasi proses pembelajaran melalui peniruan. Bagian ini juga membahas bagaimana memastikan pemahaman dan penerapan perilaku yang dimodelkan.
6.9 Pedoman Menyusun Petunjuk Latihan
Subbab ini memberikan pedoman praktis dalam menyusun petunjuk latihan untuk pembelajaran eksperiensial. Penjelasan ini memberikan panduan praktis dalam menulis petunjuk latihan yang jelas, ringkas, dan mudah dipahami. Bagian ini juga membahas bagaimana memastikan petunjuk latihan mendukung tujuan pembelajaran.
VII. Menyusun Program Psikoedukasi
Bab 7 memberikan panduan langkah demi langkah dalam merancang program psikoedukasi, mulai dari asesmen kebutuhan hingga penyusunan rencana induk.
7.1 Melakukan Asesmen Kebutuhan
Subbab ini menjelaskan pentingnya asesmen kebutuhan dalam perancangan program psikoedukasi. Penjelasan ini memberikan panduan praktis dalam melakukan asesmen kebutuhan yang komprehensif dan efektif. Bagian ini juga membahas bagaimana mengidentifikasi kebutuhan yang spesifik dan bagaimana menggunakan informasi tersebut dalam perancangan program.
7.2 Menyusun Grand Design, Program Besar atau Rencana Induk Psikoedukasi
Subbab ini menjelaskan bagaimana menyusun grand design, program besar atau rencana induk untuk program psikoedukasi. Penjelasan ini memberikan panduan praktis dalam menyusun rencana yang komprehensif dan terstruktur. Bagian ini juga membahas bagaimana mengintegrasikan berbagai komponen program dan bagaimana memastikan konsistensi dan koherensi.
VIII. Menyusun Modul Psikoedukasi
Bab 8 membahas prinsip-prinsip dan contoh penyusunan modul psikoedukasi, memberikan panduan praktis dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif.
8.1 Beberapa Prinsip dalam Menyusun Modul Psikoedukasi
Subbab ini menjelaskan prinsip-prinsip penting dalam menyusun modul psikoedukasi yang efektif. Penjelasan ini memberikan panduan praktis dalam menciptakan modul yang menarik, informatif, dan mudah dipahami. Bagian ini juga membahas bagaimana memastikan modul selaras dengan tujuan pembelajaran.
8.2 Contoh Modul Psikoedukasi
Subbab ini memberikan contoh-contoh modul psikoedukasi. Contoh-contoh ini memberikan ilustrasi praktis bagaimana prinsip-prinsip yang dibahas dalam subbab sebelumnya dapat diterapkan. Bagian ini juga dapat digunakan sebagai referensi dalam pengembangan modul psikoedukasi.
8.3 Beberapa Saran Praktis
Subbab ini memberikan saran-saran praktis dalam menyusun modul psikoedukasi. Saran-saran ini memberikan tips dan trik tambahan untuk meningkatkan kualitas modul. Bagian ini juga membahas aspek-aspek yang seringkali terlewatkan dalam pengembangan modul.
IX. Evaluasi Program Psikoedukasi
Bab 9 membahas evaluasi program psikoedukasi, menekankan pentingnya evaluasi untuk mengukur efektivitas dan memperbaiki program.
9.1 Evaluasi Hasil Penyelenggaraan Program Psikoedukasi
Subbab ini menjelaskan bagaimana mengevaluasi hasil penyelenggaraan program psikoedukasi. Penjelasan ini memberikan panduan praktis dalam memilih metode evaluasi yang tepat dan bagaimana menginterpretasikan hasilnya. Bagian ini juga membahas bagaimana menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program.
9.2 Evaluasi Kinerja Pelaksana Program Psikoedukasi
Subbab ini membahas bagaimana mengevaluasi kinerja pelaksana program psikoedukasi. Penjelasan ini memberikan panduan praktis dalam menilai kinerja dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Bagian ini juga membahas bagaimana meningkatkan kompetensi pelaksana program.
9.3 Pelaporan Hasil Evaluasi
Subbab ini menjelaskan bagaimana membuat laporan hasil evaluasi program psikoedukasi. Penjelasan ini memberikan panduan praktis dalam menyusun laporan yang jelas, ringkas, dan informatif. Bagian ini juga membahas bagaimana menyampaikan hasil evaluasi kepada pemangku kepentingan.
Referensi Dokumen
- Gema tanah air. Prosa dan puisi 1942-1948 ( Jassin, H.B. )
- Values clarification. A handbook of practical strategies for teachers and students ( Simon, S.B., Howe, L.W., & Kirschenbaum, H. )
- Transforming the school counseling profession ( Erford, B.T. )
- Accountability ( Erford, B.T. )
- Instructional evaluation of a developmental guidance lesson ( Byron, S.J. )