• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA DALAM HATI SECARA INTENSIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DISCOVERY INQUIRY DI KELAS X SMK AL HIKMAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA DALAM HATI SECARA INTENSIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DISCOVERY INQUIRY DI KELAS X SMK AL HIKMAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

D

A

N

I

LM

U PENDID

IK

A

N

S

E

K

O

LA

H

TIN

GGI KE

G

U

R

U

A

N

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA DALAM HATI SECARA INTENSIF

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DISCOVERY INQUIRY

DI KELAS X SMK AL HIKMAH

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MAKALAH

Oleh

Lisna Trisnowati

1021.0482

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) SILIWANGI BANDUNG

2012

(2)

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA DALAM HATI SECARA INTENSIF

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DISCOVERY INQUIRY

DI KELAS X SMK AL HIKMAH

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lisna Trisnowati

1021.0482

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) Siliwangi Bandung 2012

ABSTRAK

Latar belakang pemilihan judul ini : bahwa dalam era globalisasi manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan yang tidak menentu. Hal tersebut mengakibatkan hubungan yang tidak seimbang antara dunia pendidikan dengan lapangan pekerjaan, karena apa yang terjadi dalam lapangan kerja sulit diikuti oleh dunia pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum baru yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan sesuai dengan tuntutan zaman. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah bentuk RPP dengan Model Pembelajaran dan Praktek Pelaksanaannya di kelas X SMA Al Hikmah Tarogong tepat dan efektif? Serta bagaimana praktek pelaksanaan dan hasil evaluasi belajar siswa yang dapat dicapai?

Pembatasan masalah dalam penelitian ini diarahkan pada penyusunan RPP, pembuatan model dan praktek sertaevaluasi pembelajaran membaca intensif hasil karya sastra berupa cerita pendek dengan menggunakan teknik Discoveri Inquiry. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca dalam hati dengan teknik discovery inquiry, memperoleh data hasil evaluasi belajar siswa tentang membaca dalam hati.

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah pembelajaran membaca intensif dalam hati dengan menggunkan teknik discovery inquiry dapat dipahami oleh siswa dengan baik dengan hasil yang memuaskan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode diskriptif

Berdasarkan hasil penelitian data yang penulis lakukan di SMA Al Hikmah Tarogong tersebut diperoleh hasil yang sangat baik, hal ini dapat di buktikan dengan perhitungan secara prosentase dilaksanakan melalui pretes dan postes. Berikut hasil perhitungan prosentase untuk rata-rata pretes 4.302 sedangkan untuk rata-rata postes sebesar 7.372. Selisih mean pretes dan postes mencapai 3.070 pada taraf kepercayaan 99.9 %.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pembelajaran membaca dalam hati seara intensif dengan menggunkan teknik discovery inquir menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dari kegiatan belajar yang di berikan t hitung 11.5 dengan t tabel 3.425 dinyatakan signifikan.

Kata Kunci : Membaca/ Discovery Inquiry PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan yang tidak menentu. Hal tersebut telah mengakibatkan hubungan yang tidak seimbang antara pendidikan dengan lapangan kerja, karena apa yang terjadi dalam lapangan kerja sulit diikuti oleh dunia pendidikan, sehingga terjadi kesenjangan. Menanggapi permasalahan tersebut pendidikan harus diletakan pada empat pilar yaitu belajar mengetahui, belajar melakukan, belajar hidup

dalam kebersamaan dan belajar menjadi ciri sendiri (mulyana 2002:1)

KTSP adalah sistem pengajaran berdasarkan kemampuan siswa, agar lulusan memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sesuai standar nasional dan internasional” (Depdiknas, 2001 :6).

Salah satu materi pokok yang terdapat dalam KTSP di kelas X SMA adalah membaca intensif hasil karya sastra. Dengan demikian, penyusunan

model pembelajaran tentang materi pokok

(3)

keterampilan bahasa yang harus dirancang dalam suatu model pembelajaran dan dipraktikkan dalam suatu kegiatan belajar mengajar, sehingga menjadi kompetensi siswa.

Kompetensi dasar membaca intensif hasil

merupakan aspek kompetensi yang harus

dikembangkan pada siswa kelas X SMA. Jadi, materi pokok ini menjadi sangat penting untuk diteliti dalam pelaksanaan proses belajarnya, maupun tingkat keberhasilan belajar siswa melalui analisis hasil evaluasi belajar

KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Membaca

Pengertian membaca menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah melihat serta memahami isi dan apa yang ditulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) (KBBI, 1990:62).

Harjasudjana (1986:1-2), dalam modal lengkap membaca mendefinisikan membaca adalah suatu kegiatan yang merespon lambang-lambang cetak atau lambang tulis dengan menggunakan pengertian yang tepat.

Lebih lanjut dikatakan oleh Anderson dalam Tarigan, (1972:209-210), membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi

(a recording and decoding process), yang

menghubungkan kata-kata tulisan dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan menjadi bunyi yang bermakna.

Nuttal (1987:2), dalam Teaching Reading Skill in a Foreign Language mengatakan:

a. Understand Interpret Meaning sense etc. b. Decode decipher indetify etc

c. Articulate speak pronaun etc.

Dari ketiga definisi membaca terakhir yang

dikemukakan diatas, penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa membaca adalah suatu proses untuk mengenali, menafsirkan, dan merespon gagasan-gagasan yang diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan.

Disamping pengertian yang telah diutarakan diatas, maka membaca juga dapat diartikan sebagai suatu metode yang digunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan dengan orang lain yang mengkomunikasikan makna yang terkandung pada lambang-lambang tulis (Anderson dalam Tarigan, 1972:21 1)

Pengertian-pengertian atau definisi-definisi membaca yang telah dirumuskan oleh beberapa ahli diatas menunjukan bahwa membaca adalah suatu kegiatan yang membutuhkan pengetahuan dan kemampuan untuk memahami anti atau makna lambang-lambang tulis.

Pengertian Membaca Intensif

Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Menurut Hodgoson (Dalam Tarigan, 1990:7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. “Membaca pada hakikatnya adalah proses berfikir dan mengaktifkan daya nalar dengan menggunakan penglihatan, daya serap dan daya ingat untuk mendapatkan suatu data” (Nurhadi, 1987:13). Sedangkan Tarigan (1990:6) menyebutkan bahwa membaca adalah “Mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis”. Pengertian membaca ini didalam konteks belajar mengajar dikemukakan oleh Hafni (dalam Ahmadi, 1990:22) “Membaca dipandang sebagai proses menuju pemahaman sebagai produk yang dapat diukur”.

Pengertian membaca intensif atau Intensif Reading adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas pendek kira-kira dua sampai empat halaman (Tarigan, 1990:35).

Pengertian Teknik Discovery Inquiry

Istilah asing yang sering digunakan ialah Discovery yang berarti penemuan atau inquiry yang berarti mencari. Mengenai penggunaan istilah Discovery dan inquiry para ahli terbagi ke dalam dua pendapat, yaitu:

1. Istilah Discovery dan inquiry dapat diartikan dengan maksud yang sama digunakan saling bergantian atau keduanya sekaligus.

2. Istilah Discovery sekalipun menunjuk kepada pengertian yang sama dengan inquiry (Thabrani, 1992: 53)

Proses Discovery inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatnya, misalnya

merumuskan problematika sendiri, merancang

eksperimen, menarik kesimpulan, memiliki sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.

METODE PENELITIAN

Penulis menganggap silabus, model

pembelajaran, praktik pembelajaran, dan hasil pembelajaran sebagai data penelitian. Untuk itulah dalam penelitian ini penulis menggunakan dua buah metode penelitian, yaitu metode deskriptif dan metode eksperimen.

1) Metode Deskriptif

Metode Deskriptif digunakan sebagai pedoman dalam mengklasifikasikan data silabus dan model pembelajaran. Rancangan kegiatan penelitian untuk kedua data tersebut diatas sebagai berikut.

(4)

a) Penulis mendeskripsikan data silabus dan model pembelajaran.

b) Penulis mengklasifikasikan unsur-unsur yang ada dalam silabus dan model pembelajaran. c) Penulis menganalisis unsur-unsur silabus dan

model pembelajaran.

d) Penulis menyimpulkan hasil analisis dan langkah yang ketiga.

2 Metode Eksperimen

Metode eksperimen ini untuk penelitian praktik pelaksanaan dan hasil pembelajaran. Tahapan yang ditempuh sebagai berikut.

a) Melakukan uji coba proses belajar mengajar di depan kelas.

b) Mendeskripsikan tahapan yang ditempuh dalam Kegiatan Belajar Mengajar.

c) Mengumpulkan data hasil uji coba proses belajar mengajar berupa nilai pretes dan postes.

d) Menganalisis b dan c.

e)

Menyimpulkan hasil analisis. Teknik Penelitian

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti dikemukakan diatas, empat macam, yaitu: (1) silabus membaca intensif cerpen; (2) model pembelajaran dengan metode diskusi; (3) data pelaksanaan kegiatan belajar ajar di depan kelas

kompetensi dasar membaca cerpen dengan

menggunakan metode diskusi; dan (4) hasil evaluasi berupa nilai pretes dan untuk memperoleh keempat data tersebut, berikut ini teknik-teknik yang digunakan.

1) Studi Pustaka

a. Studi Pustaka digunakan untuk memperoleh data silabus dan model pembelajaran. Penulis

membaca Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan(KTSP) Bahasa dan Sastra

Indonesia untuk SMA sebagai titik pangkal

untuk membuat silabus dan model

pembelajarannya. Selain itu, penulis pun membaca buku Pengembangan Silabus

Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan(KTSP) yang dikeluarkan oleh

Pusat Kurikulum. Dari sana penulis

mempelajari format silabus, dan format inilah yang dijadikan pedoman dalam membuat silabus membaca intensif cerpen untuk kelas X SMA.

b. Studi Pustaka dan dokumentasi lainnya dilakukan dengan cara membaca buku-buku sumber yang memuat teori tentang teknik atau metode diskusi. Berdasarkan teori inilah

penulis membuat model pembelajaran

membaca intensif cerpen. 2) Tes Uji Coba

a) Teknik uji coba digunakan untuk

memperoleh data pelaksanaan belajar

mengajar. Dengan melakukan uji coba di depan kelas, maka data yang diperolehnya berupa:

b) a) Deskripsi tahapan kegiatan belajar mengajar.

c) b) Deskripsi nilai pretes dan postes yang merupakan data hasil belajar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebagai pelaksanaan uji coba proses

pembelajaran dilaksanakan Kegiatan Belajar

Mengajar membaca dalam hati intensif dengan menggunakan Teknik Discoveri Inquiry di depan kelas X SMA. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada januari 2011 dipantau oleh guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA yang dibantu oleh dua orang guru lainnya.

Dari jumlah 43 orang siswa, siswa yang mencapai nilai dibawah 6,0 sebanyak 7 orang siswa atau 16,28%. Nilai rata-rata (Mean) pretes adalah 4,30 dengan nilai terendah 2 sebanyak 3 orang siswa. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa tingkat pemahaman siswa dalam Membaca Intensif Dalam Hatimasih rendah, atau tingkat kompetensi siswa pada pretes hanya 16,28%

Pada postes, yaitu tes setelah diadakan perlakuan uji coba Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Membaca Intensif Dalam Hati, terbukti terjadi peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai 6,0 ke atas yaitu sebanyak 40 orang siswa atau 93,02%. Nilai tertinggi yakni angka 10 sebanyak 2 orang siswa atau 4,65%. Nilai rata-rata (Mean) sebesar 7,37. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa tingkat keberhasilan belajar siswa pada postes sebesar 93,02% atau hampir seluruhnya berhasil.

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan hasil analisisnya antara lain, bahwa tingkat ketuntasan belajar sebagai berikut.

a. Ketuntasan pencapaian belajar indikator menentukan amanat, alur dan penokohan cerpen, dinyatakan dengan jawaban siswa terhadap nomor-nomor soal: nomor (1) terjawab benar oleh 18 orang siswa atau 42%, nomor (2) terjawab benar oleh 41 orang siswa atau 95%, nomor (3) terjawab benar oleh 30 orang siswa atau 70%, dan nomor (4) terjawab benar oleh 43 orang atau 100%. Maka rata-ratanya adalah ketercapaian 76,7%. Hal ini dapat dinyatakan indikator 1 mengalami ketuntasan belajar.

b. Ketuntasan pencapaian belajar indikator menentukan amanat, alur dan penokohan cerpen diukur dengan jawaban siswa terhadap nomor-nomor soal: nomor-nomor (5) terjawab benar oleh 33 orang siswa atau 77%, nomor (6) terjawab benar

(5)

oleh 22 orang siswa atau 51%, nomor (7) terjawab benar oleh 37 orang siswa atau 86%, dan nomor (8) terjawab benar oleh 39 orang atau 81%. Rata-rata jawaban unrtuk indikator ini adalah 76,1%. Hal ini dapat dinyatakan mengalami ketuntasan belajar karena lebih dari 75% ketercapaian.

c. Ketuntasan indicator hasil belajar menemukan nilai-nilai budaya dalam cerpen diukur dengan jawaban siswa terhadap nomor (9) dan nomor (10). Soal nomor (9) dijawab benar oleh 36 orang siswa atau 84%, nomor soal (10) dijawab benar oleh 23 orang siswa aatau 53%. Jadi rata-rata 68,6%. Hal ini dapat dinyatakan belum mengalami ketuntasan belajar.

Pembuktian Hipotesis

Dalam penelitian ini, penulis hanya membuktikan satu hipotesis, yaitu “Hasil belajar siswa kelas X Semester 1 SMK Al Hikmah tentang kompetensi dasar Membaca Intensif Dalam Hati hasil karya sastra cerpen akan berhasil baik jika praktek pelaksanaan proses belajar mengajarnya sesuai dengan RPP dan model pembelajaran yang telah dipersiapkan dengan baik”.

Berdasarkan data, analisa data, pembahasan diatas maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis penelitian ini terbukti dengan sangat meyakinkan. Hasii uji coba dapat dibuktikan sebagai berikut:

a) t-hitung = 11,5

b) d.b. = 84

c) t - tabel (t (0,995) 84 = 3,425

Berdasarkan hasil perhitungan derajat kebebasan diperoleh angka 88 pada taraf signifikansi 0,1% atau tingkat keterpercayaan 99,9% dapat dibuktikan bahwa t hitung (11,5) lebih besar dari t tabel (3,425) dengan selisih 8,095, sehingga dapat dtinyatakan signifikan. Dengan kata lain hipotesis terbukti bahwa tedapat perbedaan yang signifikan antara pretes dengan postes setelah diadakan perlakuan proses pembelajaran menggunakan RPP dan model pembelajaran Membaca Intensif Dalam Hatidengan menggunakan Teknik Discoveri Inquiry berdasarkan KTSP di kelas X SMK Al Hikmah. SIMPULAN

Penelitian ini memiliki dua kesimpulan yaitu simpulan umum dan simpulan khusus. Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penyusunan RPP kompetensi dasar Membaca Intensif Dalam Hati, dan model pembelajarannya dengan menggunakan Teknik Discoveri Inquiry berdasarkan KTSP, setelah diujicobakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar terhadap siswa kelas X SMK Al Hikmah hasilnya sangat berhasil. Hal ini dibuktikan dengan tingkat perbedaan signifikan antara pretes dan

postes.

Secara khusus, penelitian ini memiliki beberapa simpulan sebagai berikut.

a) Penyusunan RPP Membaca Intensif Dalam Hati berdasarkan KTSP bagi siswa kelas X (sepuluh) SMK Al Hikmah terdiri dari tujuh komponen yaitu kompetensi dasar, hasil pembelajaran, indikator pencapaian hasil pembelajaran, alokasi waktu, metode langkah kegiatan yang terdiri dari kegiatan siswa dan materi, media dan sumber belajar, serta penilaian. RPP tersebut dapat tersusun dengan kualifikasi baik dan benar. Hal ini terbukti berdasarkan hasil analisis pada komponen bahwa kesesuaian bentuk 66,6% baik, alokasi waktu 100% cukup, langkah kegiatan dan metode 66,6% baik, media dan sumber 100% baik dan penilaian 66,6% dikategorikan baik. b) Model pembelajaran yang disusun adalah model

pembelajaran Membaca Intensif Dalam Hati dengan menggunakan Teknik Discoveri Inquiry berdasarkan KTSP. Dalam pembuatannya model tersebut dibagi menjadi 4 model yaitu model pemilihan bahan, model pengurutan bahan, model penyajian bahan dan model penilaian. Model pembelajaran tersusun ini disimpulkan sudah baik dan benar. Hal ini dibuktikan oleh hasil penilaian penimbang yaitu model pemilihan bahan 66,6% dikategorikan baik sekali, model kelengkapan dan pengurutan materi 66,6% baik, model prosedur penyajian 100% baik sekali dan model penilaian 66,6% cukup.

c) Pelaksanaan uji coba Kegiatan Belajar Mengajar kompetensi dasar Membaca Intensif Dalam Hati dengan menggunakan Teknik Discoveri Inquiry sesuai RPP dan model pembelajaran yang disusun berdasarkan KTSP dapat dikategorikan baik dan sudah benar. Hal ini dibuktikan dengan hasil penilaian para penimbang sebagai berikut: kegiatan apersepsi penciptaan suasana dan motivasi 100% baik, kegiatan pretes 66,6% baik, penguasaan bahan dan penggunaan metode serta pengaturan waktu dikualifikasikan 100% baik, kegiatan dan prosedur langkah kegiatan belajar 100% baik, peningkatan aktivitas belajar siswa 66,6% baik, dan pelaksanaan evaluasi 66,6% baik.

d) Hasil belajar siswa kelas X SMK Al Hikmah pada kompetensi dasar Membaca Intensif Dalam

Hati dengan model pembdajaran yang

menggunakan Teknik Discoveri Inquiry

berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan(KTSP) menunjukkan signifikan. Rata-rata pretes 4,302 sebelum perlakuan Kegiatan Belajar Mengajar, dan nilai rata-rata postes 7,372 setelah periakuan Kegiatan Belajar Mengajar dilaksanakan. Selisih mean pretes dan

(6)

postes mencapai 3,070, pada taraf kepercayaan 99,9%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dari kegiatan belajar mengajar yang diberikan. t-hitung 11,5 dengan t-tabel 3,425 dinyatakan signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, M. 1990. Strategi Belalar Mengajar Keterampilan Berbahasa & Apresiasi Sastra. Malang: Y A3.

Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Dahlan, M.D. 1990. Model-model Mengajar.

Bandung: Diponegoro.

Depdiknas RI. 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas RI.

Rusyana, Y. 2006. Pembelajaran Berbahasa dalam

Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan(KTSP). Bandung: (Makalah

bahan seminar).

Rochman, A et al. 1999. Mari Mengangkat Martabat Bahasa Kita Bahasa Indonesia II. Bandung: Grafindo.

Sadikin, A G dkk. 1999. Mari Mengangkat Martabat Bahasa Kita Bahasa Indonesia I. Bandung: Grafindo.

Surakhmad, W. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar Metoda Teknik). Bandung: Transito. Tarigan, D. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, HG. 1993. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

autentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi”.Berdasarkan pernyataan tersebut telah jelas bahwa melalui pemecahan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ GAMBARAN PERILAKU TIDAK AMAN PADA PEKERJA PENGRAJIN PERABOT RUMAH TANGGA DI TOKO MULIA RATTAN, JALAN GATOT

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perilaku tidak aman pada pekerja pengrajin perabot rumah tangga (yang berbahan dasar rotan) di Toko Mulia Rattan,

Terdapat pengaruh yang signifikan pada pembelajaran dengan model problem based learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pesawat sederhana.. Terdapat

Pekerja Synder, dkk (2008) menjelaskan yang selalu berperilaku aman dengan bahwa iklim keselamatan adalah persepsi mematuhi peraturan keselamatan yang ada pekerja

Saat ini sebagian masyarakat memarut memarut tanaman umbi-umbian sendiri dengan alat parut tradisional, beberapa masyarakat memilih hasil parutan yang sudah jadi

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedian Barang dan Jasa Nomor: 01/PPBJ/01.12/DPKP/VI/2014, Tanggal 23 Juni 2014, Dengan ini Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pertanian