• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Bising Terhadap Morfologi Spermatozoa Studi Eksperimen pada Mencit (Mus musculus) di Pemotongan Kayu UD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Bising Terhadap Morfologi Spermatozoa Studi Eksperimen pada Mencit (Mus musculus) di Pemotongan Kayu UD."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

ABSTRAK

Latar Belakang: Paparan bising merupakan salah satu penyebab stress fisik dan psikologis dapat mengaktifkan respon sentral dan perifer sistem endokrin dan saraf otonom sebagai bentuk adaptasi, sehingga dapat menurunkan persentasi normal morfologi spermatozoa. Penggunaan alat pelindung telinga dapat mengubah tekanan suara menjadi getaran, sehingga tidak ditransmisikan ke bagian telinga tegah dan bagian dalam.

Tujuan: Mengetahui pengaruh paparan bising terhadap morfologi spermatozoa mencit di pemotongan kayu UD. Dua Saudara Demak.

Metode: Penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan post test only control group design, dilakukan pada 15 ekor mencit (Mus musculus), mencit dibagi 3 kelompok secara acak yaitu kelompok kontrol dengan paparan bising ± 60 dB tanpa alat pelindung telinga (KK), kelompok perlakuan yang mendapat paparan bising ± 90 dB tanpa alat pelindung telinga (KP1), kelompok perlakuan ± 90 dB yang mendapat paparan bising dengan alat pelidung telinga (KP2) pada pabrik kayu UD. Dua Saudara selama 35 hari. Pada hari ke 36 sampel diterminasi dan diambil spermatozoa kemudian dibuat sediaan menggunakan pengecatan gymsa serta diamati melalui mikroskop. Jumlah morfologi normal dianalisis One Way Anova kemudian uji Post Hoc Games Howell.

Hasil: Rerata persentasi morfologi spermatozoa normal pada KK = 56,2±32,80; KP1=2,36±2,45; KP2=4,03 ±4,43. Hasil uji One Way Anova menunjukkan perbedaan bermakna pada ketiga kelompok yaitu p=0,001(<0,05). Hasil uji Post Hoc Games Howell menunjukkan nilai yang bermakna pada kelompok KK dengan KP1 dan KK dengan KP 2, masing–masing memiliki nilai p; 0,045;0,049.

Kesimpulan:Terdapat pengaruh paparan bising terhadap morfologi spermatozoa mencit. Kata kunci: paparan bising, morfologi spermatozoa, alat pelindung telinga

ABSTRACT

Background: Noise exposure is one cause of physical and psychological stress that can activate the central and peripheral response on the endocrine system and the outonomic nervous as adaptation, which is can decrease the percentge form can decrease the percentage of normal morphology of spermatozoa. The use of ear protection can turn into a sound pressure vibration, so it is not transmitted to the inner ear and the midle ear. This study aims: to determine the effect of noise exposure to sperm morphology of mice in sawmills UD. Dua Saudara Demak.

Methods : Laboratory experimental research methods laboratory experimental reseach methods by Post test only control group design,it took 15 ale mices for the sample male mices (Mus musculus), mice were divided into 3 groups randomly: control group with noise exposure ± 60 dB unprotected ears (KK), the treatment group got a ± 90 dB noise exposure without ear protection equipment (KP1), the treatment group receiving ± 90 dB noise exposure by metans ear protector (KP2) at a lumber mill UD. Dua Saudara for 35th days. On day 36th samples were terminated and spermatozoa was taken from it ware be an object which received gymsa staining and observed through microscope. The data analysis was use One Way Anova Post Hoc Games Howell. Result: The mean of normal sperm morphology in KK = 56.2 ± 32.80; KP1 = 2.36 ± 2.45; KP2 = 4.03 ± 4.43. One Way Anova test results showed significant differences in the three groups, p = 0.001 (<0.05). Post Hoc Games Howell showed a meaningful in groub KK by KP1 and groub KK by KP 2, respectively groub has have a value p; 0.045; 0.049.

Conclusion : It can be concluded there was significant noise exposure of the sperm morfologyin mice. Keywords: noise exposure, sperm morphology, ear protective

BIOMEDICAL SCIENCE

Coresponding Authors:

Purwito Soegeng P, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung, Jln. Kaligawe KM 4 Semarang 50012 phone (024) 6583584 fax.(024) 6594366. Email: purwitofis@gmail.com

Pengaruh Bising Terhadap Morfologi Spermatozoa

Studi Eksperimen pada Mencit

(Mus musculus)

di Pemotongan Kayu UD. Dua Saudara Demak

Khori Halimah*, Purwito Soegeng**, Meidona Nurul Milla***

*Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang **Bagian Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang ***Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

(2)

2

Forum Kedokteran Islam Indonesia (FOKI)” 2016

PENDAHULUAN

Dewasa ini di berbagai negara terjadi peningkatan sektor perindustrian dan jumlah kendaraan (Kurmis & Apss, 2007). Peningkatan perindustrian mengakibatkan meningkatnya paparan bising. Paparan bising menjadi

salah satu faktor penyebab stress. Stress bising merupakan salah satu bentuk stress fisik dan psikologis yang dapat mengaktifkan respon sentral dan perifer pada sistem endokrin (Dobsonet al., 2003). Menurut Djuwantono et al.

(2008), pekerja yang terus menerus terpapar oleh bising akan mengalami keadaan stres yang terus meningkat sehingga menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormonal. Menurut Jalali et al.(2012), stress bising ini dapat menurunkan kualitas morfologi spermatozoa sehingga berakibat pada menurunnya kesuburan pada pria.

Menurut Girsang (2012), tahun 2011 di Indonesia diperkirakan 18-20% pasangan suami istri terjadi infertilitas. Djuwantono et al. (2008) menyatakan bahwa, pekerja yang terus menerus terpapar oleh bising akan mengalami keadaan stress yang terus meningkat. Pemeriksaan motilitas untuk mengetahui apakah ada kelainan struktur ekor spermatozoa atau tidak, apabila banyak spermatozoa immotil hidup maka ada kelainan struktur ekor spermatozoa, terutama struktur flagelnya. Juncqueira, et al.(2007) menyatakan bahwa, testosteron dan FSH akan bekerja pada sel sertoli akan menghasilkan berbagai protein, diferensiasi dan metabolisme sel yang akan mempertahankan spermatogenesis yang normal. Kesuburan pada seorang pria dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas spermatozoa normal yang meliputi jumlah, motilitas, morfologi sperma dan volume ejakulatnya (Sacher & Pherson, 2004).

Hasil penelitian pada tikus jantan yang diberi perlakuan hormonal mendukung hipotesis bahwa ada hubungan antara mekanisme hormonal dan saraf dengan otak dengan produksi spermatozoa di testis (Selvage & Rivier, 2003). Dobson et al. (2003) Stress mempengaruhi kerja hipotalamus yang berhubungan dengan sekresi GnRH. Kadar GnRH mempengaruhi produsi FSH dan LH di hipofisis. LH akan menstimulasi sel leydig untuk memproduksi testorteron dan FSH menstimulasi sel sertoli untuk menjaga proses spermatogenesis dalam testis. Mekanisme stress berat yang mempengaruhi sistem hormonal tersebut itulah yang mempengaruhi kesuburan (Ferin, 1999). Penelitian lain telah meneliti tentang perbedaan intensitas bising antara intensitas 65 dB, 85 dB dan 105 dB terhadap sperma pada tikus putih (Rattus norvegicus) mendapatkan hasil bahwa semakin tinggi tingkat intensitas bising yang diberikan maka akan mengurangi hormon testosteron maka menurun kuantitas dan kualitas spermatozoa meliputi morfologi dari spermatozoa (Harahap, 2011). Pemakaian alat pelindung telinga meupakan pilihan akhir yang harus dilakukan. Alat Pelindung telinga yang dipakai harus mampu mengurangi kebisingan hingga mencapai kurang dari 85 dB (Buchari, 2007).

Berdasarkan uraian diatas, penelitian telah dilakukan pada hewan coba di laboratorium dengan menggunakan alat-alat sebagai sumber bising dan belum pernah ada yang menggunakan alat pelindung telinga. Penelitian terdahulu belum pernah dilakukan secara langsung pada tempat kerja industri, maka peneliti tertarik melakukan penelitian pengaruh paparan bising terhadap pekerja yang terpapar bising dalam pekerjaannya.

METODE

Penelitian eksperimental pengaruh bising terhadap morfologi spermatozoa menggunakan rancangan post test only control group design”. Penelitian dilakukan pada 15 ekor tikus putih jantan galur wistar yang dibagi dalam 3 kelompok. Kriteria tikus yang dipilih untuk penelitian adalah tikus putih jantan galur wistar umur ± 3 bulan, berat badan ± 20-30 gram, tidak ada kelainan anatomis dan belum pernah digunakan untuk penelitian sebelumnya.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Bioetika Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Perlakuan pada hewan coba dilakukan di pemotongan kayu UD. Dua Saudara, sedangkan pemeriksaan morfologi spermatozoa pada hewan coba dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Kedokteran UNISSULA.Paparan bising adalah paparan suara yang berasal dari aktivitas mesin penggergajian kayu UD. Dua Saudara Demak dengan intensitas ± 90 dB yang akan dipaparkan selama ± 8 jam selama 35 hari. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok dan masing-masing kelompok telinga dari 6 ekor kelompok kontrol (KK), 6 ekor yang mendapat paparan bising tanpa alat pelidung telinga (KP 1) terpapar bising mesin penggergajian kayu dengan taraf intensitas ± 90 dB dan 6ekor mendapat paparan bising dengan alat pelindung telinga (KP 2) terpapar bising mesin penggergajian kayu dengan taraf intensitas ± 90 dB. Perlakuan dilakukan selama ± 35 hari dan pada hari ke 36 dilakukan penghitungan morfologi spermatozoa dilakukan di laboratorium. Pada saat dilakukan penelitian didapatkan satu mencit pada KP 1 mengalami hernia skortalis sehingga untuk keseragaman data diambil 5 mencit perkelompok. Pengamatan motilitas spermatozoa menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1000x menggunakan pewarnaan giemsa, yang dinilai adalah

(3)

spermatozoa dengan ciri spermatozoa normal yaitu mempunyai bentuk kepala seperti kait pancing dan ekor panjang lurus, sedangkan sperma abnormal mempunyai bentuk kepala tidak beraturan, dapat berbentuk seperti pisang, atau tidak beraturan (amorphous), atau terlalu bengkok, dan ekornya tidak lurus bahkan tidak berekor, atau hanya terdapat ekornya saja tanpa kepala.

Analisis data dilakukan dengan uji One Way Anova dengan nilai signifikansi dilanjutkan uji Post Hoc.

HASIL

Rata-rata morfologi spermatozoa pada kelompok kontrol (KK) adalah sebanyak 56,2 ± 32,80 %, dan morfologi normal spermatozoa pada kelompok perlakuan 1 (KP 1) adalah 2,36 ± 2,45 % sedangkan morfologi normal spermatozoa pada kelompok perlakuan 2 (KP 2) adalah 4,03 ± 4,43 %. Terdapat perbedaan antara

kelompok kontrol (KK) dengan kelompok perlakuan 1 (KP 1) dan kelompok perlakuan 2 (KP) serta tidak terdapat perbedaan antara kelompok perlakuan 1 (KP 1) dengan kelompok perlakuan 2 (KP 2). Berikut adalah gambaran morfologi spermatozoa (Gambar 4.1-4.3) dan hasil rata-rata morfologi spermatozoa (Gambar 4.4).

(4)

Forum Kedokteran Islam Indonesia (FOKI)” 2016

Jumlah morfologi normal dianalisis One Way Anova kemudian uji Post Hoc Games Howell. Hasil uji One Way Anova menunjukkan perbedaan bermakna pada ketiga kelompok yaitu p=0,001(<0,05). Menunjukkan nilai yang bermakna pada kelompok KK dengan KP1 dan KK dengan KP2, masing-masing memiliki nilai p=0,045; 0,049.

Tabel 4.1 uji Post Hoc Games Howell.

Keterangan: * adalah signifikan

Perbedaan pengaruh paparan bising pada morfologi spermatozoa mencit signifikan antara KK dengan KP 1 dan KP 2.

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dilakukan di pabrik penggergajian kayu UD Dua Saudara Demak selama ± 35 hari dengan paparan bising pada mencit (Mus musculus). Tingkat pemaparan bising pada pabrik memiliki intensitas ± 90 dB di ukur dengan sound level meter. Intensitas ± 90 dB merupakan klasifikasi bising hiruk pikuk (Bramasti, 2012). Faktor eksternal yang mempengaruhi seperti suhu dan keasaman dikendalikan dengan menempatkan kedua kelompok perlakuan dalam lingkungan yang sama.

Pada uji statistik uji Post HocTest Games-Howell didapatkan hasil adanya perbedaan antara kelompok kontrol (KK) yaitu kelompok yang tanpa dipaparkan bising dengan kelompok perlakuan tanpa APT (KP 1) dan kelompok perlakuan dengan APT (KP 2) karena didapatkan p = <0,05 sehingga terbukti terdapat perbedaan morfologi spermatozoa dengan rerata morfologi lebih rendah, hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ferin (1999) dan Harahap (2011).

Sistem hormonal berupa sekresi testosteron, FSH serta LH mempengaruhi dalam proses pembetukan morfologi spermatozoa normal. Sehingga apabila terjadi gangguan dalam produksi hormon spermatogenesis, maka morfologi spermatozoa akan terpengaruh.

Pada uji statistik uji Post HocTest Games-Howell tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan tanpa APT (KP1) dengan kelompok perlakuan dengan APT (KP 2) didapatkan hasil p= 0,752. Sehingga terbukti tujuan penelitian belum sesuai dengan kriteria alat pelindung telinga yang dipaparkan oleh Buchari (2007). Fungsi pelindung telinga akan lebih efektif apabila alat ini dibuat dengan cermat dan sesuai dengan ukuran

telinga. Pada penelitian ini alat pelindung telinga yang digunakan belum sesuai bentuk anatomi telinga mencit. Pemasangan alat pelindung telinga tidak ada beda perlakuan KP1 dan KP2 penggunaan penyumbat telinga tidak mampu mengurangi dampak bising. Keterbatasan penelitian ini adalah pada alat pelindung telinga yang digunakan belum tepat. Pemasangan alat pelindung telinga yang belum sesuai teknik yang baik dan benar.

KESIMPULAN

Didapatkan pengaruh bising di pemotongan kayu terhadap morfologi spermatozoa.

Penelitian lebih lanjut mengenai cara yang lebih baik dalam penggunaan alat pelindung telinga sesuai bentuk anatomi telinga dan pemantauan pemasangan alat pelindung telinga pada mencit sehingga lebih efektif dalam mengurangi paparan bising masih perlu dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Bramasti, R. 2012. Kamus fisika. Surakarta: Aksara Sinergi Media.

Buchari. 2007. Kebisingan Industri dan Heaing Concervationan Program. 12.

Djuwantono, T., Priyadi, W., Herliana, H., & Halim, D. 2008. Hanya 7 Hari Memahami Infertilitas.edisi 1. Bandung: Refika Aditama.

(5)

Dobson, H., Ghuman, S., Prabhakar, S., & Smith, R. 2003. A conceptual model of the influence of stress on female reproduction. Reproduction, 151-163.

Ferin, M. 1999. Stress and the Reproductive Cycle. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 1768-1774.

Girsang, K. 2012. 20 Persen Pasangan di Indonesia Infertil. http://www.jpnn.com/read/2012/11/01/145364/ 20-Persen-Pasangan-di-Indonesia-Infertil-.

Harahap, I. 2011. Pengaruh Kebisingan Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Spermatozoatikus Putih Jantan Dewasa Rattus Norvegicus. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.11 No.2 , 8- 84 – 89.

Jalali, M., Saki, G., Reza, S., Karami, K., & Nasri, S. 2012. Effect of noise stress on count, progressive and non-progressive sperm motility, body and genital organ weights of adult male rats. Journal of Reproductive Sciences, Vol 5. 48–51.

Junqueira, L., Carneiro, J., & Kelley. 2007. Histologi Dasar Edisi 10. Tambayong. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kurmis, A., & Apss, S. 2007. Occupationally-Acquired Noise-Induced. International Journal of Occupational Medicine and Environmental Health, 127 – 136.

Sacher, R., & Pherson, R. 2004. Tinjauan Hasil Klinis Pemeriksaan Laboratorium (Vol .11). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Selvage, D., & Rivier, C. 2003. Importance of the Paraventricular Nucleus of the Hypothalamus as a Component of a Neural Pathway between the Brain and the Testes that Modulates Testosterone Secretion Independently of the Pituitary. Endocrinology, 594-598.

Gambar

Tabel 4.1 uji Post Hoc Games Howell.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut, maka penting dilakukan suatu pengembangan perangkat pembelajaran berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) pada pembelajaran IPA

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari website BPS mengenai Indeks Pembangunan Manusia beserta faktor-faktor

Secara kuantitas desa desa dikabupaten bondowoso hampir sebagain besar sudah memiliki dokumen perencanaan pembangunan (RPJMDesa dan RKPDesa) namun secara kualitas

Adapun tujuan dari pusat seni musik ini yaitu menghasilkan rancangan suatu pusat seni musik yang mampu menampung berbagai macam kegiatan seni musik seperti

1) Penyediaan bahan baku ikan laut berasal dari pasar tradisional, nelayan di wilayah Kecamatan Ampenan, dan Pedagang Pengumpul di Kabupaten Lombok Timur. 2) Terdapat 5

Hasil perbandingan rerata empiris dan hipotetis terhadap tiga variabel pada tabel di atas menunjukkan, secara keseluruhan rerata empiris kesehatan mental yang

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan kualifikasi usaha kecil serta Surat Ijin (SIUP) untuk menjalankan kegiatan usaha

Oleh karena itu pada penulisan ilmiah ini penulis mencoba membuat informasi mengenai resep masakan melalui Adobe Photoshop CS yang merupakan program aplikasi yang ditujukan