• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER PASKIBRA (PASUKAN PENGIBAR BENDERA) DALAM UPAYA MENUMBUHKAN SIKAP NASIONALISME SISWA DI SMP NEGERI 3 MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER PASKIBRA (PASUKAN PENGIBAR BENDERA) DALAM UPAYA MENUMBUHKAN SIKAP NASIONALISME SISWA DI SMP NEGERI 3 MALANG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER PASKIBRA

(PASUKAN PENGIBAR BENDERA) DALAM UPAYA MENUMBUHKAN SIKAP NASIONALISME SISWA DI SMP NEGERI 3 MALANG

The Application of Paskibra Extracurricular in Boosting up The Students Nationalism in SMP Negeri 3 Malang

Sakinah Meindahsari Suripto*

*Jurusan HKN FIS UM, e-mail Kina.kintul@yahoo.com

Abstrak: Dunia pendidikan saat ini menghadapi berbagai masalah yang kompleks yang perlu mendapatkan perhatian kita semua, salah satu masalah tersebut adalah menurunnya rasa kebangsaan karena munculnya arus deras globalisasi. Sekolah sebagai pendidikan formal dapat menjadi tempat yang strategis untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan rasa nasionalisme kepada generasi muda. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana ekstrakurikuler Paskibra dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air siswa-siswi di SMP Negeri 3 Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rancangan program ekstrakurikuler paskibra dapat menumbuhkan aspek sikap nasionalisme yakni cinta tanah air, rela berkorna, persatuan dan kesatuan, dan jiwa pantang menyerah. Kegiatan tersebut terdapat sebelas program yang dilaksanakan, antara lain kegiatan rutin (laihan rutin), upacara hari senin, upacara hari-hari besar nasional, lomba paskibra, peringatan HUT RI, pengadaan seragam, latihan gabungan (latgab), pelaksanaan formasi, wirajuang, outbond, bakti sosial.

Kata Kunci: Ekstrakurikuler, Sikap Nasionalisme, Paskibra.

Sikap adalah kesiapan individu untuk melakukan hal tertentu baik positif maupun negatif. Ahmadi (1979:53) mengatakan bahwa: “sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap obyek sosial. Hal ini terjadi bukan saja pada orang-orang lain dalam suatu

masyarakat. Misalnya : sikap masyarakat terhadap bendera kebangsaan”. Mereka selalu menghormatinya dengan secara khidmat dan berulang-ulang pada hari-hari

(2)

2 nasional di negara-negara tersebut. Saifuddin (2007:30-35) mengungkapkan bahwa : “faktor-faktor yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap objek sikap adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh

kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, pengaruh faktor emosional”. Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu, terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi sikap.

Menurut Saifuddin (2007:106-107) “Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek yang hendak diungkap”. Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai objek sikap,yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favorable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal yang negatif mengenai objek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap objek sikap.

Nasionalisme dalam diri generasi muda harus tertanam sejak dini demi kehidupan bangsa yang lebih baik. Haryono (2009:19) menyatakan bahwa:

“Nasionalisme adalah kualitas dan integritas kesadaran nasional warga bangsa, atau suatu bangsa. Makna ini disamakan dengan kesadaran nasional. Wawasan nasional (kesadaran nasional) adalah kualitas dan integritas manusia sebagai bangsa, sebagai subyek budaya dan negaranya; sekaligus sebagai subyek moral. Menurut Moesa (2007:28) “nasionalisme adalah sebuah paham yang direalisasikan dalam sebuah gerakan yang mendambakan kepentingan bersama, yaitu kepentingan bangsa

(3)

3 (nation), walaupun mereka terdiri dari masyarakat yang majemuk”. Meskipun

bangsa kita sebagai bangsa majemuk yang terdiri dari berbagai ras, suku, agama, dan golongan. Kita sebagai warga negara yang baik harus mampu menghargai dan

menghormati perbedaan tersebut agar dapat terwujud kesejahteraan bangsa Indonesia yang lebih baik lagi.

Agar bangsa Indonesia memiliki Sikap Nasionalisme yang tinggi maka diperlukan berbagai upaya yang mengarah pada terciptanya tata kehidupan

masyarakat yang baik dan tetap mengacu kepada UUD 1945 dan Pancasila. Dalam hal ini pendidikan memegang peranan yang penting ditinjau dari tujuan pendidikan, sehingga para guru mampu mencari solusi agar dapat menumbuhkan sikap

nasionalisme pada anak didik. Soegito (2006:95) menyatakan bahwa: “aspek sikap nasionalisme yang akan dikembangkan adalah 1) cinta tanah air, 2) rela berkorban, 3) persatuan dan kesatuan, 4) pantang menyerah”. Generasi muda saat ini harus dapat melaksnakannya dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat mengembangkan bakat dan minatnya dalam menumbuhkan sikap nasionalisme. Menurut Wahab (2008: 36), “secara sederhana istilah kegiatan ekstrakulikuler mengandung pengertian yang menunjukkan segala macam aktifitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran”. Kegiatan ini juga dikatakan sebagai kegiatan yang dapat mengembangkan minat-minat baru dan menanamkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara melalui pengalaman-pengalaman. Hasilnya warga negara Indonesia diharapkan memiliki sikap nasionalisme yang tinggi sehingga memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa sendiri.

(4)

4 Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menumbuhkan sikap nasionalisme salah satunya adalah ekstrakurikuler paskibra. Paskibra merupakan pasukan pengibar bendera yang dilaksanakan oleh generasi muda yakni siswa-siswi yang ada di sekolah. Dalam salah satu materi pembinaan kesiswaan, yang tercantum dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan No. 0416/U/1984 yaitu tentang pendidikan pendahuluan bela negara yang diselenggarakan di sekolah. Kegiatan tersebut meliputi berbagai jenis kegiatan, antara lain dengan pembentukan Pasukan Pengibar Bendera (paskibra) sekolah.tersebut meliputi berbagai jenis kegiatan, diantaranya Peraturan Baris Berbaris (PBB), Tata Upacara Bendera (TUB), serta Latihan Kepemimpinan Siswa Tingkat Perintis dan Pemula.

Dari tujuan tersebut, tampak bahwa kegiatan ekstrakulikuler paskibra mempunyai peranan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan sikap nasionalisme. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrakulikuer paskibra sejalan dengan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan yaitu menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air bersendikan

kebudayaan bangsa.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

ekstrakurikuler Paskibra dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air siswa-siswi di SMP Negeri 3 Malang, di dalam penelitian, peneliti di bantu oleh pembimbing kesiswaan, pelatih paskibra, komandan paskibra dan juga anggota-anggota paskibra sebagai informan atau narasumber. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi dari kelas VII, VIII, dan IX yang mengikuti kegiatan

(5)

5 METODE

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Menurut (Moelong, 2012: 4) “penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Metode penelitian kualitatif ini digunakan untuk mengetahui

bagaimana cara membangun sikap nasionalisme dikalangan pelajar melalui kegiatan paskibra.

Dengan penelitian kualitatif, peneliti sendiri dengan dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Menurut Sugiyono (2012: 59)

menyatakan bahwa: “Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah penelitian itu sendiri. oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan”. Oleh karena itu, selama proses penelitian, peneliti akan lebih banyak berkomunikasi dengan subjek penelitian di SMP Negeri 3 Malang. Selanjutnya dalam penelitian ini peneliti akan lebih banyak menguraikan cara

deskriptif hasil-hasil temuan di lapangan.

Lokasi penelitian berada di SMP Negeri 3 Malang. Penentuan lokasi

dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa SMP Negeri 3 ini memiliki berbagai kegiatan ekstrakulikuler terutama kegiatan ekstrakulikuler paskibra dalam upaya menumbuhkan sikap nasionalisme siswa. Di dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah (1) Penyusun program, (2) Pembimbing kesiswaan dan

(6)

6 Pelatih, (4) Komandan Paskibra, (3) Peserta kegiatan ekstrakurikuler paskibra,dan (5) Senior Pakibra.

Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dapat dilakukan pada kondisi yang alamiah. Menurut Sugiyono (2012: 224) bahwa: “ada empat macam teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi”. Peneliti pada tahap pertama melakukan observasi langsung ke lapangan dengan cara mengamati yakni dengan mengandalkan penglihatan dan pendengaran, tahap kedua dengan melakukan wawancara, peneliti melakukan tanya jawab kepada narasumber yang diwawancarai, kemudian tahap ketiga dokumentasi, peneliti mencatat atau menyalin dokumen atau catatan yang diperoleh dari pihak sekolah dan dari kegiatan ekstrakulikuler paskibraka. Selanjutnya tahap keempat adalah triangulasi, peneliti mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda,

Selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan analisis data tahap ini dapat dilakukan apabila peneliti telah mendapatkan data di lapangan. Miles dan Huberman (1992: 16) menyatakan bahwa “analisis terdiri dari tiga alur kegiatan terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi”. Peneliti disini setelah mengumpulkan data dari hasil peneletian, peneliti melakukan reduksi data, yang artinya peneliti lebih memfokuskan atau lebih menyederhanakan lagi data yang masih “kasar” menjadi data yang lebih akurat. Kemudian disajikan dalam bentuk uraian singkat, setelah itu di tarik kesimpulan atau verifikasi agar mendapatkan penafsiran dari hasil reduksi dan pemaparan data.

Peneliti juga melakukan pengecekan pengabsahan temuan, Menurut

(7)

7 yaitu credibility (validitas interval), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmmability (obyektivitas). Setelah itu peneliti melakukan tahap-tahap penelitian, dalam penelitian kualitatif ada tiga tahap-tahap penelitian. Menurut Moleong (2011:127) tahap-tahap penelitian kualitatif yaitu tahap pra lapangan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Apabila taha-tahap tersbut berjalan dengan baik dan sesuai prosedur penelitian, maka hasilnya dapat

mempermudah dalam proses penelitian dan juga memperoleh hasil penelitian sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.

HASIL

Program Ekstrakulikuler Paskibra dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa di SMP Negeri 3 Malang

Perencanaan program ekstrakurikuler paskibra di SMP Negeri 3 Malang dirancang oleh berbagai pihak yakni pembimbing kesiswaan, pelatih sekaligus pembina paskibra dan juga anggota-anggota paskibra yakni siswa-siswi yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra. Kegiatan yang dilakuakan oleh Paskibra adalah (1) Kegiatan rutin berisi pemberian materi-materi kepaskibraan yang meliputi kegiatan latihan, sejarah kota malang, bendera merah putih, lagu kebangsaan, dan materi tentang mental. Kemudian untuk materi lapangan yakni pelatihan baris berbaris, fisik, upacara, dan outbond. (2) Upacara hari senin, (3) Upacara hari-hari besar nasional, (4)Perlombaan paskibra, (5) Peringatan HUT RI, (6) pengadaan seragam, (7) Latihan gabungan paskibra, (8) Pelaksanaan formasi, (9) Wirajuang,

(8)

8 pelaksanaan wirajuang ini terdiri dari empat tahap yakni wirajuang 1, wirajuang 2, wirajuang 3, dan wirajuang 4, (10) Outbond, (11) Bakti sosial.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler paskibra dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa di SMP Negeri 3 Malang

Sesuai dengan rancangan program yang telah disetujui oleh Kepala Sekolah, pelaksanaan program paskibra mengacu pada program yang telah dibuat, antara lain (1) Melaksanakan kegiatan rutin yaitu latihan rutin setiap hari Sabtu , (2) Upacara Hari Senin merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap Hari Senin yang wajib diikuti oleh staf-staf sekolah beserta seluruh siswa SMP Negeri 3 Malang, (3) Upacara hari-hari besar Nasional, kegiatan ini dilaksanakan di dalam lingkungan sekolah ataupun di luar lingkungan sekolah, (4) Perlombaan paskibra, SMP Negeri 3 Malang mendapatkan prestasi yang membanggakan, kerjasama antara pihak sekolah, pembimbing, pelatih, dan juga siswa-siswi sangat kompak dan solid, (5) Pelaksnaan HUT RI, sama halnya dengan upacara hari-hari besar nasional yang menjadi petugas uapacara adalah siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler paskibra di sekolah, (6) Pengadaan seragam, kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun sekali, pengadaan seragam ini dilakukan dengan tujuan kekompakan dan keserasian siswa , (7) Latihan gabungan paskibra yang merupakan program yang diracang oleh SMP N 3 Malang, (8) Pelaksanaan formasi, anggota pasukan pengibar bendera dituntut untuk mampu berkreasi membuat formasi dengan bimbingan pelatih, (9) Kegiatan wirajuang antara lain berupa perekrutan anggota-anggota baru paskibra, menyiapkan adek-adek menjadi senior di paskibra, serta serah terima jabatan, (10) Kegiatan outbond yang

(9)

9 berisi kegiatan-kegiatan yang melatih ketangkasan dan kekompakan serta daya kreasi siswa seperti lomba yel-yel, permainan kaki gajah, panjang-panjangan, dll, (11) Pelaksanaan kegiatan bakti sosial yaitu dengan memberikan sumbangan berupa dana, buku-buku, atau pakaian bekas kepada warga yang tidak mampu dan anak yatim piatu. Setiap pelaksanaan kegiatan paskibra diatas akan membawa pengaruh terhadap siswa yaitu membangun rasa persatuan dan kesatuan, keakraban serta kekeluargaan antar siswa, disiplin, bertanggung jawab, menggalang sikap kepemimpinan, serta membina kekompakan dan kerja sama.

Kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Kegiatan Paskibra dalam Menumbuhkan Skiap Nasionalisme siswa di SMP Negeri 3 Malang

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra menemui beberapa kendala, kendala-kendala tersebut berasal dari faktor internal, eksternal, baik dari lingkungan sekolah maupun dari luar lingkungan sekolah.kendala-kendala tersebut diantaranya adalah kurangnya minat dan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra, jadwal kegiatan ekstrakurikuler yang masih sering berbenturan dengan kegiatan-kegiatan siswa yang lain seperti kegiatan ekstrakurikuler selain paskibra, tugas kelompok, les, masalah dengan kegiatan olimpiade juga merupakan kendala yang perlu diatasi. Pemberian materi yang disampaikan oleh pelatih, siswa cenderung bosan dengan materi paskibra dan materi lapangan, hal tersebut menyebabkan siswa tidak dapat menyerap materi dengan baik. Kemudian kendala dari pihak orangtua cenderung tidak mengiginkan anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan paskibra yang hanya membuat anaknnya tidak dapat konsentrasi dan tidak dapat menerima pelajaran

(10)

10 dengan baik di sekolah, dan pihak orangtua juga khawatir akan kesehatan fisik

anaknya yang sering mengeluh capek saat selesai mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra. Kendala yang lain adalah masalah cuaca yang tidak menentu, dengan cauaca yang tidak bersahabat maka akan membuat pelaksananaan kegiatan ekstrakrikuler akan terhambat dan terganggu.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan ekstrakulikuler paskibra di SMP Negeri 3 Malang

Pembina sekaligus pelatih Paskibra dan juga pihak sekolah harus dapat membangun minat dan memotivasi siswa agar lebih semangat lagi dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra. Jadwal kegiatan Paskibra yang berbenturan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang lain pihak sekolah berupaya untuk mengatur jadwal kegiatan Paskibra agar tidak bersamaan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang lain. Kemudian pihak sekolah harus berkolaborasi dengan pembimbing kesiswaan dan pelatih untuk melakukan musyawarah kepada orangtua siswa agar tidak khawatir dengan prestasi anaknya apabila aktif menguiti kegiatan paskibra. pihak orangtua diberi pengertian bahwa kegiatan paskibra tersebut memiliki banyak hal yang positif dan bermanfaat bagi siswa.

PEMBAHASAN

Pada proses perencanaan program ekstrakurikuler paskibra di SMP Negeri 3 Malang dirancang oleh berbagai pihak yakni pembimbing kesiswaan, pelatih sekaligus pembina paskibra dan juga anggota-anggota paskibra yakni siswa-siswi

(11)

11 yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra. Dalam struktur organisasi

ekstrakurikuler paskibra ada lima pihak yang berperan. Pertama pihak yang berperan adalah Kepala Sekolah, pembimbing kesiswaan, pembina paskibra, pelatih paskibra, dan komandan paskibra. Program yang telah dirancang dalam pelaksanaan

ekstrakurikuler paskibra antara lain kegiatan rutin, Kegiatan rutin ekstrakurikuler paskibra dilaksanakan pada hari Sabtu pada pukul 13.00 WIB sampai selesai di SMP Negeri 3 Malang. Pelaksanaan kegiatan rutin ini diharapkan dapat menanamkan serta menumbuhkan sikap nasionalisme siswa. Temuan tersebut sesuai dengan pendapat Wahab (2008 : 40) yang mengatakan bahwa ekstrakurikuler merupakan media bagi siswa untuk mengembangkan bakat, kemampuan, potensi dan diberbagai bidang di luar bidang akademik. Selanjutnya upacara hari senin, upacara hari-hari besar

nasional, lomba paskibra, peringatan HUT RI, pengadaan seragam, latihan gabungan paskibra (latgab), pelaksanaan formasi, wirajuang, outbond, bakti sosial.

Pelaksanaan kegiatan paskibra memiliki orientasi yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap nasionalisme melalui kegiatan-kegiatan yang sudah

dprogramkan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler paskibra. Nilai-nilai yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah rasa cinta tanah air, rasa persatuan dan kesatuan, rela berkorban, mempunyai jiwa pantang menyerah, dan melatih kedisiplinan. Hal tersebut merupakan cerminan dari sikap nasionalisme. Strategi dilaksanakan dengan harapan siswa dapat menyenangi kegiatan paskibra dan

(12)

12 dan mengemas kegiatan paskibra dengan cara bervariatif dan inovatif sehingga tidak menimbulkan kejenuhan pada siswa.

Sedangkan Kendala yang berasal dari dalam lingkungan sekolah antara lain faktor siswa sendiri karena kurangnya minat dan motivasi untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra, kemudian jadwal pelaksanaan yang masih berbenturan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang lain, anggaran dana yang yang masih terhambat. Kendala yang bersal dari luar lingkungan sekolah antara lain yaitu masalah cuaca, kurangnya peran orangtua dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler paskibra.

Kendala yang berasal dari kurangnya minat siswa, upaya penyelesaiannya yakni perlu dilakukan pendekatan dengan memberikan masukan-masukan kepada siswa yang terkait dengan ragam kegiatan dan manfaat dari paskibra sedangkan untuk kendala jadwal kegiatan ekstrakurikuler yang masih berbenturan, upayanya dengan cara pihak sekolah harus mengatur jadwal kegiatan agar proses

berlangsungnya pelaksanaan ekstrakurikuler berjalan dengan baik. Serta untuk masalah anggaran dana dalam pelaksanaan program-program yang dirancang oleh kegiatan ekstrakurikuler paskibra, harusnya pihak-pihak yang bersangkutan dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut maupun juga pihak sekolah harus mendukung dalam keberlangsungan kegiatan ekstrakurikuler paskibra, dan untuk masalah cuaca yang tidak mendukung, menghimbau untuk siswa-siswi yang sudah datang untuk tetap ikut dalam pelaksanaan kegiatan paskibra, dan siswa lain yang tidak mengikuti kegiatan rutin ini akan mengikutinya mingu depan.

(13)

13 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler paskibra memberikan pengaruh terhadap pembentukan karakter dan sikap siswa karena paskibra dapat menanamkan sikap tegas, bertanggungjawab, disiplin, percaya diri, dan memiliki jiwa kepemimpinan, serta di dalam setiap pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat menumbuhkan aspek sikap nasionalisme yakni cinta tanah air, rela berkorban, persatuan dan kesatuan, serta jiwa pembaharu atau pantang menyerah. Sehingga siswa-siswi SMP Negeri 3 Malang dapat

mengemban rasa bangga akan cinta tanah air dan nasionalisme yang bertumpu pada nila-nilai pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia.

Saran

Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Malang lebih memperhatikan kembali adanya program yang sudah di rancang oleh anggota-anggota kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah, serta pembimbing paskibra dan Pelatih paskibra agar dapat menggunakan cara atau yang lebih menyenangkan dan lebih inovatif, mampu

membuat kegiatan yang lebih bervariatif. Kemudian untuk siswa dapat lebih mencerminkan sikap nasionalisme dalam kehidupan bermasyarakat dan sehari-hari Peneliti lain, perlu diadakan penelitian selanjutnya mengenai penelitian

pengembangan tentang kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan nasionalisme .

(14)

14 DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi.1979.Psikologi Sosial. Surabaya:PT bina ilmu

Haryono. 2009.Menelusuri Kembali Demokrasi Pancasila. Jakarta:PT. Citra Kharisma Bunda.

Moelong, Lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Moelong, J. X. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Saiffudin, A. (2007). Sikap Manusia, Teori DanPengukuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soegito .A.T. 2006. Pendidikan Pancasila UNNES-UNNES:Press

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D. Bandung:Penerbit Alfabeta

Wahab, A. A. dan Sapriya. 2008. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Peraturan Perundang-undangan

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 416 Tahun 1984 Tentang pendidikan pendahuluan bela negara yang diselenggarakan di sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sistem agroforestry terdapat tiga satuan dasar elemen atau komponen yang dikelola oleh pengguna lahan seperti pohon atau tanaman berkayu tahunan, tanaman semusim

Selanjutnya kerangka teoritis tersebut menunjukkan bahwa kualitas sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) yang baik, yang

Perbedaan nilai yang dihasilkan disebabkan oleh metode yang digunakan oleh perusahaan tidak membebankan biaya overhead pabrik secara tepat karena perusahaan tidak

a) Pengadaan sistem penerangan jalan di objek wisata dengan cara mengajukan permohonan resmi ke pemerintah daerah oleh pengelola karena yang bertanggung jawab atas

Guru menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untuk memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu sebagaimana yang tertulis dalam

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen asli dan menyerahkan rekaman/copy untuk setiap data yang telah dikirim melalui form isian elektronik aplikasi

Komponen paling penting hub antara manusia dan lingkungan adalah.

hubungan pinjam-meminjam antara teks karya yang pelbagai dan ia menunjukkan pengaruh besar keilmuan al-Sabban terhadap pelajar bangsa Melayu seperti Ahmad