• Tidak ada hasil yang ditemukan

KULIAH AGROFORESTRY (3) SISTEM AGROFORESTRY DAN BENTUK DI LAPANGAN (agroforestry systems and practices)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KULIAH AGROFORESTRY (3) SISTEM AGROFORESTRY DAN BENTUK DI LAPANGAN (agroforestry systems and practices)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KULIAH AGROFORESTRY (3)

SISTEM AGROFORESTRY DAN BENTUK DI LAPANGAN

(agroforestry systems and practices)

ACHMAD KASIYANI

INSTITUT PERTANIAN “INTAN”

(2)

SISTEM AGROFORESTRY DAN BENTUK PRAKTEKNYA

(AGROFORESTRY SYSTEMS AND PRACTICES

)

1. Sistem klasifikasi agroforestry (Classification of agroforestry systems)

2. Penyebaran system agroforestry di daerah tropis (Distribution of )agroforestry

systems in the tropics

3. Peladangan berpindah dan perbaikan system bera (Shifting cultivation and

improved fallows)

4. Taungya

5. Pekarangan (Homegardens)

6. Kebun dan kombinasi tanaman (Plantation crop combinations) 7. Budadaya Lorong, Budidaya tanaman pagar (Alley cropping)

(3)

SISTEM KLASIFIKASI AGROFORESTRY

Kriteria dasar dalam pengklasifikasian sistem agroforestry.

1. Pengaturan komponen

(spesoes tanaman dan atau ternak)

terhadap ruang dan waktu

,

2. Peran dan manfaat komponen

di dalamnya,

3. Tujuan produksi

, atau

output yang diperoleh

dari sistem, serta

4. Hasil atau manfaat yang diperoleh di bidang sosial dan ekonomi

Ada hubungan

dengan sistem struktur

,

fungsi

(ouput),

sosial ekonomi

alami atau sebaran di lingkup ekologi/lingkungan.

(4)

SISTEM KLASIFIKASI AGROFORESTRY

BERDASAR SATUAN KRITERIA dikelompokan kedalam ;

1.

Berdasarkan struktur (Structural basis )

2.

Berdasarkan fungsi (Functional basis)

3.

Berdasarkan fungsi (Functional basis)

(5)

SISTEM KLASIFIKASI AGROFORESTRY BERDASAR SATUAN KRITERIA

1. Berdasarkan struktur (Structural basis )

Mengarah pada “

komposisi dari

komponen

,”

termasuk didalamnya pengaturan ruang dari komponen tanaman pohon , ada stratifikasi vertikal dari semua komponen, dan pengaturan waktu semua komponen yang berbeda

2. Berdasarkan fungsi (Functional basis)

Mengarah pada fungsi utama atau peran system

agroforestry , biasanya mengarah pada komponen

pohon (berfungsi sebagai pelayanan atau

perlindungan alami seperti e.g., windbreak, shelterbelt,

(6)

3. Berdasarkan nilai sosial ekonomi (Socioeconomic basis: )

Mengarah pada tingkat pengelolaan input (low input, high input) atau intensitas atau skala manjemen dan tujuan komersiel

4. Berdasarkan lingkungan ekologi (Ecological basis: )

Mengarah pada kondisi lingkungan dan sistem kesesuaian

secara ekologi, yang didasarkan pada asumsi bahwa tipe

tipe sistem tertentu dapat lebih sesuai pada kondisi ekologi tertentu seperti  kesesuaian dengan ekologi tertentu

disana dapat dipisahkan antara satuan sistem agroforestry untuk semi arid dan arid lands, tropical highlands, lowland humid tropics, etc

(7)

Pendekatan utama untuk pengkalasifikasian sistem dan praktek agroforestry

Kategori system berdasarkan struktur dan fungsi Pengelompokam system berdasarkan pada penyebaran dan manajemen

STRUKTUR

(alami dan pengaturan dari komponen, Khususnya pohon berkayu)

FUNGSI

(peran dan atau out dari komponen khususnya pohon

berkayu)

Kesuaian dengan

Lingkungan agroekologi Sosial ekonomi dan tingkatpengelolaan usaha

KOMPONEN ALAMI PENGATURAN KOMPONEN

Agrisilviculture(crops and trees

incl.shrubs/trees and trees)

Silvopastoral(pasture/ ani mals and trees)

Agrosilvopastoral (crops, pasture/ animal:and trees)

Others (multipurpose tree lots, apiculture with trees,

aquaculture with trees, etc.)

In space (spatial)

Mixed dense (e.g., home garden)

Mixed space (e.g. most systems of trees in pastures)

Strip ,(width of strip to be more than one tree)

Boundary(trees on edges of plots/fields In time (temporal) * Coincident * Concomitant * Overlapping * Sequential (separate) * Interpolated Productive function Food Fodder Fuelwood Other woods Other products Protective function Windbreak Shelterbelt Soil conservation Moisture conservation Soil improvement

Shade(for crop, animal and man)

Systems in/for

Lowland humid tropics Highland humid tropics (above 1,200 m a.s.l., Malaysia)

Lowland subhumid tropics

(e.g. savanna zone of Africa, Cerrado of South America) Highland subhumid tropics (tropical highlands) (e.g. in Kenya, Ethiopia) Based on level of technology input

Low input (marginal) Medium input High input Based on cost/benefit relations Commercial Intermediate Subsistence

(8)

SISTEM KLASIFIKASI BERDASARKAN STRUKTUR

A. Klasifikasi berdasarkan komponen alami

1. Dalam sistem agroforestry terdapat tiga satuan dasar elemen atau komponen yang dikelola oleh pengguna lahan seperti pohon atau tanaman berkayu tahunan, tanaman semusim ((agricultural crops including pasture species), dan ternak

2. Hampir semua “agroforestry systems”, spesies tanaman perdu juga dilibatkan , sedang yang masih menjadi catatan pengecualian adalah apiculture and aquaculture dengan pohon dan campuran tanaman perkebunan yang terdiri dari dua jenis pohon berkayu seperti kopi dan karet atau kopi, kakao serta teh di bawah naungan pohon

3. Ternak sering dihadirkan dalam beberapa sistem agroforestry dan ini merupakan beberapa sistem yang lain seperti produksi kayu (woodlog) multiguna (yang secara ekonomi dan ekologi) berinterkasi dengan komponen pemanfaatan lahan lain yang masih bisa dimasukkan ke dalam definisi agroforestry seperti apiculture (lebah) dengan pohon, dan integrasi dari pohon dan semak dengan produksi ikan (dapatkah disebut sebagai aquasilviculture?)

(9)

Classification of agroforestry : system berdasarkan pada tipe/jenis komponen

Agrisilviculture - crops (including shrubs/vines) and trees.

Silvopastoral - pasture/animals and trees Agrosilvopastoral - crops, pasture/animals and trees. Source: Nair (1985a).

(10)

B. Klasifikasi berdasar pengaturan komponen

1. Pengaturan komponen yang mengacu pada komponen tanaman dari system agroforestry, khususnya sistem yang melibatkan komponen tanaman dan ternak

2. Pengaturan dan penataan kombinasi multispesies yang melibatkan dimensi

ruang dan waktu

3. Pengaturan ruang bagi tanaman dalam campuran agroforestry beragam mulai dari tanaman yang berjarak tanaman sangat rapat (as in homegardens) sampai pada tanaman pohon yang jarang (as in most silvopastoral systems). 4. Lebih dari itu spesies dapat berada di zone strip/lorong dengan beragam lebar

jarak antar strip tanaman.

5. Ada beberapa skala zone ruang yang bervariasi mulai dari “pengaturan microzonal” (such as alternate rows) sampai ke yang “macrozonal “.

6. Contoh yang diberikan dari pola pengaturan ruang adalah “hedgerow intercropping” (alley cropping),

(11)

Bentuk ekstrim penggunaan cara pengaturan tanaman dalam ruang (zonal planting) adalah penanaman pohon sekeliling petak lahan membentuk pagar

untuk berbegai tujuan dan outputs (fruits, fodder, fuelwood, fencing and protection, soil conservation, windbreak, etc

.).

(12)

C. Klasifikasi berdasarkan waktu pertanaman

Contoh ekstrim dalam siklus usahatani peladang berpindah yang melibatkan waktu 2 sampai 4 tahun untuk pertanian dan diikuti dengan bera selama lebih dari 15 tahun . Bentuk bera lahan ditanami tanaman berkayu spesies tertentu atau dengan cara membiarkan lahan ditumbuhi kembali spesies tanaman.

 Beberapa sistem “silvopastoral” yang bisa melibatkan komponen tanaman rumput dalam rotasi dengan tanaman berkayu, Penanaman rumput dapat dilakukan sampai dengan beberapa tahun lamanya, sebelum dilakukan penanaman pohon kayu.

 Pengaturan waktu dari setiap komponen dalam agroforestry telah dibahas

dalam bentuk terminologi “coincident”, “concomitant”, “overlapping” (dalam hal ini kasus yang ekstrim adalah “relay cropping”, terpisah, interpolasi .

(13)
(14)
(15)

SISTEM

KLASIFIKASI BERDASARKAN PADA FUNGSI

 Agroforestry systems memiliki fungsi sebagai

penghasil satu produk tanaman atau

lebih yang pada umumnya selalu digunakan untuk memenuhi kebutuhan

serta peran fungsi pelayanan (i.e., protecting and maintaining the

production degree of commercialization, can systems).

Konservasi tanah dipengaruhi oleh cara praktis agroforestry yang sesuai, dapat dilihat

dari kontribusi nya terhadap mendorong pelestarian, stabilitas dari produksi pertanian

 Sebaliknya penekanan terhadap produksi dan output lain tidak boleh mengurangi arti

penting dari kelestarian alam

 Lebih dari itu semua sistem agroforestry menghasilkan lebih dari satu hasil yang

dibutuhkan ( sebagian besar secara alami disebabkan dari peran yang multiguna dengan tanaman komponen berkayu)

 Oleh karena itu semua sistem agroforestry memiliki peran produktif dan perlindungan

dalam berbagai ragam tingkatan

(16)

PENGENDALI EROSI

SHELTER DAN PAKAN SUMBER KAYU BAKAR

(17)
(18)

SISTEM KLASIFIKASI SECARA EKOLOGI

 Hampir semua “agroforestry system” sifatnya mengarah pada kondisi spesifik ekologi yang

berbeda sesuai wilayah geografi. Hal ini memudahkan beberapa deskripsi dari agroforestry antara lain highland, subhumid tropics (atau sering disebut sebagai “the tropical

highlands”)

 Rekomendasi terhadap teknologi agroforestry juga telah disarankan untuk wilayah yang

memiliki kekhasan agroekologi , contohnya di daerah pegunungan Rwanda (Nair,1983), dan di daerah yang memiliki kondisi fisik geografis yang berlereng (Young, 1984) atau memiliki masalah tanah seperti keasaman tanah (Benites, 1990).

 Kesimpulannya hampir semua kategori atau pengelompokan agroforestry dapat

dijumpai di setiap wilayah agroekologi, oleh karena itu zonasi berdasarkan sifat agroekologi , merupakan cara sangat bagus sebagai dasar untuk melakukan klasifikasi sistem agroforestry.

 Bagaimanapun sifat sifat yang khas dari egroekologi dapat digunakan sebagai

dasar dalam mendisain sistem agroforestry, sebab wilayah yang memiliki agroekologi yang mirip dapat dijumpai di berbagai wilayah geografi secara struktural mirip.

(19)
(20)

 Sebagai catatan utama bahwa beberapa tipe sistem agroforestry dan prakteknya

di lapangan yang sekarang ada sangat relevan terhadap wilayah zone agroekologi

tergantung pada kondisi khusus wilayah yang lebih ditekankan pada sistem atau prakteknya akan bervariasi

(21)

SISTEM KLASIFIKASI BERDASARKAN KRITERIA SOSIAL EKONOMI

 Kriteria sosial ekonomi seperti skala produksi dan tingkat input teknologi dan manajemen, juga sudah dipergunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan sistem agroforestry

Terminologi komersiel digunakan bila tujuan utama sistem adalah produksi (biasanya

komoditi tunggal) untuk dijual Skala operasi sering dikelompokkan mulai dari medium sampai besar dan kepemilikan bisa oleh pemerintah ataupun pengusaha swasta , tenaga kerja secara normal digaji atau dikontrak.

 Termasuk produksi komersiel adalah tanaman perkebunan seperti karet, sawit dan kelapa dengan tanaman semusim secara permanen atau integrasi dari padang rumput dan ternak

Produksi komersiel dari tanaman yang toleran di bawah naungan seperti kopi, teh

dan kakao di bawah pohon naungan, rotasi tanaman kayu/sistem tanaman semusim yang didalamnya ada fase produksi tanaman pangan semusim digunakan dalam bentuk metode silvikultural guna menjamin pertumbuhan spesies tanaman (i.e., beragam bentuk of taungya); dan padang rumput komersiel dan ranch dibawah tanaman hutan berskala besar serta perkebunan tanaman hutan untuk bahan pulp

(22)

 Usaha "Intermediate" agroforestry systems adalah mereka yang berada antara

skala komersiel dan subsisten dari sistem produksi dan manajemen i.e., produksi tanaman tahunan “cash crops” dan usahatani tanaman “subsistence crops” yang dikerjakan.

 Usahatani medium-to-small-sized farms, dimana tanaman ”cash crops” memenuhi semua kebutuhan yang diinginkan, dan “food crops” yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang diperlukan

 Beberapa sistem agroforestry di beberapa bagian dapat dikelompokan sebagai

sistem intermediate khususnya mereka yang berbasis pada tanaman perkebunan seperti kopi, kakao dan kelapa.

 Hal serupa sistem intermediate agroforestry yang berbasis pada lebih banyak

(23)

HIGH INPUT, PERUSAHAAN

(24)

Sistem Agroforestry subsistence adalah termasuk mereka yang

menggunakan lahan untuk produksi yang mampu memenuhi kebutuhan dasar, dan dikelola oleh pemilikinya bersama keluarganya.

 Tanaman “Cash crops” ,termasuk penjualan kelebihan hasil komoditi, yang dimungkinkan merupakan bagian dari sistem ini tapi bukan bersifat suplemen.

 Hampir semua sistem agroforestry yang dipraktekkan oleh petani di beberapa negara berkembang datang dari kategory subsistence.

(25)

POLA KERJA DARI KLASIFIKASI

 Analisis selanjutnya menghasilkan bahwa kriteria umum yang digunakan untuk mengklasifikasi sistem agroforestry dan bentuknya adalah

1. Alami dan pengaturan komponen (nature and arrangement of components), 2. Fungsi dari komponen (role and output of components),

3. Zone agroekologinya, dimana sistem berada atau atau dapat diadopsi, dan 4. Skala sosialekonomi dan tingkat manjemen dari sistem yang digunakan.

Karena hanya ada tiga set satuan komponen (pohon, tanaman pangan dan ternak) yang bisa dikelola oleh pengguna lahan, maka pada semua sistem agroforestry,

langkah logis pertama dalam mengklasifikasikan agroforestry seharusnya didasarkan pada komponen alami tersebut

(26)

SISTEM KLASIFIKASI AGROFORESTRY

AGROFORESTRY SYSTEM

FUNCTIONAL CATEGORIES AGROECOLOGY ADAPTATION TECHNOLOGYCAL INPUTS STRUCTURAL COMPONENTS

ARRANGEMENT COMPONENTS NATURE

COMPONENTS PRODUCTIVE FUNCTION PROTECTIVE FUNCTION LEVEL OF INPUT ECONOMICS

TEMPORAL SPATIAL AGROSILVICULTURAL SILVOPASTORAL AGROSILVOPASTORAL OTHERS FOOD FODDER FUELWOOD OTHERS HUMID TROPIC HIGHLAND SUBHUMID TROPIC SEMIARID SAHEL LOW MEDIUM HIGH SUBSISTENCE SEMICOMMERCIAL COMMERCIAL WIND BREAK SHELTERBELT SOIL CONSERVATION SOIL RESTORATKON SHADE MIX STRIP BOUNDARY CONCIDENCE OVERLAPPING INTERCROPPING SEQUENTIAL

(27)

PENGATURAN SPESIES TANAMAN SESUAI RUANG DALAM SISTEM AGROFORESTRY

(28)

AGROFORESTRY SYSTEMS AND PRACTICES SISTEM AGROFORESTRY DAN BENTUKNYA

 Sistem agroforestry dan bentuk agroforestry lokal spesifik yang dicirikan oleh lingkungan,

spesies tanaman, dan tata pengaturannya, cara pengelolaannya dan fungsi ekonomi.

 Agroforestry menyatakan pengaturan komponen yang jelas/tegas dalam pemanfaatan

ruang dan waktu

 Dari agroforestry sistem yang telah diteliti, semuanya terdiri dari lebih 20 bentuk agroforestry

yang berbeda.

 Terminologi lain yang juga sering dipakai adalah teknologi agroforestry yang mengarah

pada perbaikan inovasi, biasanya melalui intervensi ilmu dan pangetahuan guna

memodifikasi sebuah sistem dan bentuk yang sudah ada atau membentuk sesuatu yang baru.

 Karena perbedaan nyata antara sistem dan bentuk dalam agroforestry sedikit kabur dan

bahkan tidak perlu dilihat perbedaannya serta perbaikannya.

 Oleh karena itu kata , sistem dan bentuk digunakan secara bersamaan di dalam

(29)

 Berdasarkan pada pada komponen pembentuknya ada tiga kategori utama : dalam klasifikasi penamaan agroforestry

1. agrisilvicultural,agri = pertanian, silvi = kehutanan, cultural = budidaya 2. silvopastoral, andsylvo = kehutanan, pastoral = padang rumput

3. agrosilvopastoral.agro = pertanian, silvo = kehutanan dan pastoral = padang rumput

 Setiap kelompok /kategori suatu sistem diawali dengan kata depan dari nama agroforestry yang diinginkan

1. silvopastoral adalah sistem yang digunakan untuk produksi ternak di savana tropis dan konservasi tanah

2. agrisilvicultural adalah sistem yang digunakan untuk konservasi tanah dan produksi bahan pangan di dataran tinggi tropis

(30)
(31)

MAJOR AGROFORESTRY PRACTICES AND THEIR MAIN CHARACTERISTICS BENTUK AGROFORESTRY UTAMA DAN CIRI CIRI UTAMANYA

BENTUK AGROFORESTRY BRIEF DESCRIPTION

(OF ARRANGEMENT OF COMPONENTS) MAJOR GROUPS OF COMPONENTS AGROECOLOGICAL ADAPTABILITY Agrisilvicultural systems (crops –(including shrub/vine/tree

crops) - and trees)

(1) Improved fallow Woody species planted and left to

grow during the 'fallow phase' w: fast-growing preferably leguminous h: common agricultural crops

In shifting cultivation areas

(2) Taungya Combined stand of woody and agricultural species during early stages of establishment of

plantations

w: usually plantation forestry spp.

h: common agricultural crops All ecological regions (where taungya is practiced); several improvements possible (3) Alley cropping

(hedgerow intercropping)

Woody species in hedges; agricultural species in alleys in between hedges;

microzonal or strip arrangement

w: fast-growing, leguminous, that coppice vigorously

h: common agricultural crops

Subhumid to humid areas with high human

population pressure and fragile (productive but easily degradable) soils (4) Multilayer tree

gardens Multispecies, multilayer dense plantassociations with no organized planting arrangements

w: different woody components of varying form and growth habits h: usually absent; shade tolerant

ones sometimes present

Areas with fertile soils, good availability of labour, and

high human population pressure

(32)

(5) Multipurpose trees on

crop lands Trees scattered haphazardly or according to some systematic patterns on bunds, terraces or plot/field boundaries

w: multipurpose trees and other fruit trees

h: common agricultural crops

In all ecological regions esp. in subsistence

farming; also commonly integrated with animals (6) Plantation crop

combinations (i) Integrated multistorey (mixed, dense) mixtures of plantation crops (ii) Mixtures of plantation crops in alternate or other regular

arrangement

(iii) Shade trees for plantation crops; shade trees scattered

(iv) Intercropping with agricultural crops

w: plantation crops like coffee, cacao, coconut, etc. and fruit trees, esp. in (i); fuelwood/ fodder spp., esp in (iii)

h: usually present in (iv), and to some extent in (i); shade-tolerant species

In humid lowlands or tropical humid/ subhumid highlands (depending on the plantation crops

concerned); usually in smallholder subsistence system

(7) Homegardens Intimate, multistorey combination of

various trees and crops around homesteads

w: fruit trees predominate; also other woody species, vines, etc.

h: shade tolerant agricultural species

In all ecological regions, esp.in areas of high population density

(8) Trees in soil

conservation and reclamation

Trees on bunds, terraces, raisers, etc. with or without grass strips; trees for soil Reclamation

w: multipurpose and/or fruit trees

h: common agricultural species In sloping areas, esp. inhighlands, reclamation of degraded, acid, alkali soils, and sand-dune stabilization

BENTUK AGROFORESTRY BRIEF DESCRIPTION (OF ARRANGEMENT OF

(33)

AGROFORESTRY

PRACTICE BRIEF DESCRIPTION (OF ARRANGEMENT OF COMPONENTS)

MAJOR GROUPS OF

COMPONENTS AGROECOLOGICAL ADAPTABILITY Agrisilvicultural systems (crops – (including

shrub/vine/tree crops) - and trees)

(9) Shelterbelts and windbreaks, live hedges

Trees around farmland/plots w: combination of tall-growing spreading types

h: agricultural crops of the locality

In wind-prone areas

(10) Fuelwood

production Interplanting firewood species on or around agricultural lands w: firewood species h: agricultural crops of the locality

In all ecological regions

Silvopastoral systems (trees + pasture and/or animals)

(11) Trees on

rangeland or pastures

Trees scattered irregularly or arranged according to some systematic pattern

w: multipurpose; of fodder value

f: present a: present

Extensive grazing areas

(12) Protein banks Production of protein-rich tree

fodder on w: leguminous fodder trees farm/ rangelands for cut-and-carry fodder

h: present production f: present

Usually in areas with high

person: land ratio

(13) Plantation crops with pastures and animals

Example: cattle under coconuts in south- w: plantation crops east Asia and the south Pacific

f: present

a: present In areas with less pressure on plantation crop lands

(34)

AGROFORESTRY PRACTICE BRIEF DESCRIPTION (OF ARRANGEMENT OF

COMPONENTS) MAJOR GROUPS OF COMPONENTS AGROECOLOGICAL ADAPTABILITY

Agrosilvopastoral systems (trees + crops + pasture/animals) (14) Homegardens

involving Intimate, multistorey combination of Animals around homesteads

w: fruit trees predominate; also other woody species

a: present

In all ecological regions with

high density of human population

(15) Multipurpose woody

hedgerows

Woody hedges for browse mulch, green manure, soil conservation, etc.

w: fast-growing and coppicing fodder shrubs and trees

h: (similar to alley cropping and soil conservation)

Humid to subhumid areas

with hilly and sloping terrain

(16) Apiculture with

trees Trees for honey production w: honey producing (other components may be present) Depending on the feasibility of apiculture

(17) Aquaforestry various trees and crops, and animals,

Trees lining fish ponds, tree leaves

being used as 'forage' for fish w: trees and components may be present) Lowlands

(18) Multipurpose

woodlots For various purposes (wood, fodder, soil protection, soil reclamation, etc.)

w: multipurpose species; special locationspecific species (other components may be present)

Various

Note: w = woody; h = herbaceous; f = fodder for grazing; and a = animals. Source: Nair (1991).

(35)

Skema potensi yang ditunjukkan agroforestri terhadap fungsi ekosistem

Agroforestry

Membentuk iklim mikro

Referensi

Dokumen terkait

Bab IV yaitu laporan hasil penelitian yang berfungsi untuk menggambarkan pendapat ulama Kota Banjarmasin tentang penamaan produk yang tidak lazim beserta alasan yang

Skor kesukaan panelis pada aroma cookies yang ditambah dengan berbagai konsentrasi mikrokapsul β-karoten ubi jalar selama penyimpanan (Skor 1= sangat tidak suka,

Jika dakwah komedi dikatakan bahwa sebuah ajakan kebaikan yang dibalut dengan cara komedi, sedangkan komedi adalah menampakkan diri yang jauh dari kesan ideal

Gambar 2.10 Perspektif Zona A – Tahap Mengerti (Pendapa) Zona A merupakan zona untuk pengenalan akan fasilitas ini, berisi area penerima, galeri, dan museum alat

merupakan faktor yang kondusif dalam mendukung daya saing daerah. Manajemen dan Ekonomi Mikro. Dalam indikator manajemen dan ekonomi mikro

Daftar pertanyaan yang diajukan berikut bertujuan untuk mengumpulkan informasi serta mendapatkan gambaran dan data tentang pengaruh kompensasi finansial dan kompensasi

Penyebaran Islam seterusnya telah dikembangkan oleh para ulama sehinggalah Islam menjadi salah satu agama yang dianuti oleh sebahagian besar masyarakat Asia Tenggara.... 1249/3

• Les OGE peuvent disposer d’un contrôle plus eicace sur les activités électorales s’ils sont habilités à recruter et à licencier leur personnel eux-mêmes, ainsi qu’à