• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 362011069 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 362011069 BAB III"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

฀A฀ III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

฀ermasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menetukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. ฀enelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya dengan wawancara mendalam sehingga akan ditemukan pola-pola yang jelas (Moleong, 2005:6).

Strategi penelitian yang tepat adalah penelitian kualitatif deskriptif. Dengan menggunakan kualitatif deskriptif, analisa penelitian dapat disajikan dengan memberikan gambaran secara teliti dan detail mengenai informasi-informasi yang diperoleh peneliti berkaitan dengan pokok permasalahan. Data dapat diubah, dideskripsikan menjadi data kualitatif. ฀ada penelitian ini peneliti menggunakan menggunakan jenis penelitian deskriptif. Jenis penelitian deskriptif bertujuan untuk mendiskripsikan bagaimana komunikasi antarpribadi pasangan perkawinan campuran etnis Sumba dan ฀estern dalam kehidupan berkeluarga (Nordholt, 1973: 78; Suryabrata, 1983: 19; Sairin, 1995: 1).

3.2. Penentuan Lokasi Penelitian

Ada beberapa alasan peneliti memilih kota Denpasar sebagai lokasi penelitian, yakni sebagai berikut:

(2)

Dalam bidang pariwisata, kota Denpasar menunjukkan peranannya yang sentral. Untuk itu berbagai prasarana penunjang pariwisata dibangun di Denpasar.

2. Kota Denpasar sebagai kota besar, sangat menarik bila kita lihat kelompok-kelompok etnis yang ada di Kota Denpasar. Daya tarik Kota Denpasar dari berbagai aspek itu menyebabkan timbulnya urbanisasi yang membawa dampak yang sangat kompleks dalam kehidupan masyarakat kota.

3.3. Unit Analisis dan Unit Amatan 3.3.1. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah komunikasi antarpribadi pada perkawinan campuran.

3.3.2. Unit Amatan

Unit amatan dalam penelitian ini adalah pasangan Etnis Sumba dan ฀estern di Kota Denpasar.

3.4. Penentuan Narasumber

Kesulitan dalam mencari informan terutama terjadi ketika memasuki lingkungan etnis Sumba yang oleh masyarakat diklasifikasikan keterbukaan sangat kurang, dan mereka membatasi diri dalam pergaulan. Berdasarkan pengakuan kepala desa Sanur Kaja tidak adanya laporan masyarakat Sumba kepada yang melakukan perkawinan campur ke petugas desa setempat sehingga baik dari pihak pemerintah desa maupun peneliti kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan pasangan perkawinan campuran Sumba dan ฀estern di Kota Denpasar.

(3)

1. Informan 1, Suami “B” = Australia (46) dengan Istri “M” = Sumba (37). 2. Informan 2, Suami “H” = Jerman (49) dengan Istri “H” = Sumba (42). 3. Informan 3, Suami “F” = Belanda (25) dengan Istri “F” = Sumba (30).

฀enentuan pasangan Informan ini dilandasi oleh suatu pertimbangan dimana masing-masing pasangan telah menjalani kehidupan berumah tangga selama bertahun-tahun tanpa ada konflik serius yang menyebabkan keretakan hubungan rumah tangga sehingga pengalaman hidup berumah tangga informan dapat dijadikan pelajaran hidup berumah tangga.

3.5. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi

Dalam hal ini peneliti akan melakukan observasi langsung yang bersifat pasif. Maksudnya, peneliti tidak akan terlibat jauh secara emosional dengan objek yang diteliti. ฀engamatan secara mendetail terhadap aktivitas komunikasi antarpribadi keluarga kawin campur tetap dilakukan supaya keakuratan data tetap terjaga. Observasi dilakukan tidak hanya mencatat suatu kejadian atau peristiwa, akan tetapi juga segala sesuatu atau sebanyak mungkin hal-hal yang diduga ada kaitannya (Nasution, 1992: 58). Segera setelah mengadakan pengamatan, peneliti selanjutnya akan membuat catatan yang berisi tentang aktivitas yang telah diamati, secara lengkap disebut sebagai catatan lapangan. Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2007: 209) mendefinisikan catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

(4)

2. Wawancara Mendalam

Wawancara bersifat terbuka dan luwes yang dilakukan dalam suasana yang informal dan akrab (Nasution, 1992: 69-81). ฀ertanyaan yang dilontarkan tidak kaku dan terlalu terstruktur, sehingga dapat dilakukan wawancara ulang dengan sumber yang sama jika diperlukan. Melalui cara tersebut, diharapkan sumber dapat memberikan jawaban yang jujur dan terbuka. Tujuan dari wawancara ditegaskan oleh Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2007: 186) antara lain untuk mengkonstruksi, merekonstruksi, memproyeksikan dan memverifikasi objek penelitian.

3. Pengumpulan Data Sekunder

Melakukan pengumpulan data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara mendalam dilakukan pula pengumpulan data sekunder yaitu studi dokumentasi berupa penelaah terhadap dokumen pribadi, resmi, kelembagaan, referensi-referensi atau peraturan literatur laporan, tulisan dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan penelitian membaca buku-buku seperti buku sejarah Kota Denpasar, sejarah perkawinan etnis Sumba dan teori komunikasi antarpribadi yang berkaitan dengan komunikasi antarpribadi hubungan perkawinan. Sumber data sekunder ini dapat dimanfaatkan untuk menguji masalah penelitian.

3.6. Metode Analisis Peneliti

(5)

Selanjutnya dalam proses analisis, penelitian kualitatif memiliki sifat induktif (Nasution, 1992: 7). Seluruh proses penelitian tidak ditujukan untuk membuktikan suatu hipotesis tetapi untuk mengambil suatu kesimpulan yang bermakna dan sebagai evaluasi atas kasus yang ditemukan di lapangan.

3.7. Validitas

Validitas atau triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data. Menurut Moleong (2001:18) penelitian yang menggunakan teknik triangulasi dalam pemeriksaan melalui sumbernya artinya membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Untuk itu perlu diadakan pengecekan ulang terhadap sumber-sumber data dengan cara:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara;

b. Membandingkan apa yang dikatakan oleh seseorang didepan umum dengan yang dikatakan secara pribadi;

c. Membandingkan apa dikatakan oleh seseorang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain;

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

Referensi

Dokumen terkait

Namun dalam prakteknya kesulitan- kesulitan masih ditemui dimana pengadilan negari menentang, dalam memberikan putusan terhadap upaya hukum atas putusan arbitrase saling

dengan judul tulisan ini: GUGATAN TERHADAP BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) SEBAGAI PT PERSERO DALAM PERKARA PERDATA , maka tulisan ini akan membahas masalah apakah BUMN berbentuk

Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS ( Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) Pada Materi Pokok Alat Optik Terhadap Hasil

korosif terhadap peralatan logam maka dari itu perlu adanya penggunaan katalis asam lemah atau basa lemah dalam proses pembuatan biodiesel untuk mengurangi

Tanpa hams menghubungkannya dengan tuntutan keterbukaan dan transparansi dengan bidang politik, hukum, dan ekonomi, atau juga tanpa hams menyiasatinya dari keniscayaan global

Para ulama membagi jual beli dari segi sah atau tidaknya menjadi tiga Jual beli sahir, namun jual beli yang sah dapat juga dilarang dalam syariat bila

dan kembali ke arah laut sebagai arus tegak lurus pantai (rip current), sedangkan pada pantai dengan morfologi dasar laut rata (kemiringan 0°–2°) run up gelombang energinya

Akan tetapi mohon maaf, untuk saat ini baru bisa memberikan tutorial dengan media teks ( textual ) dan gambar, belum bisa memberikan tutorial dengan media berbentuk video