FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEJADIANBENIGN PROSTATE HYPERPLASIA(BPH)
DI RS PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah
Gombong
Disusun Oleh : Bisri Samsuri
A21601426
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
iii
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong Program Studi S1 keperawatan
Skripsi, Februari 2018
Bisri Samsuri1)Podo Yuwono2)Irmawan Andri3)
Faktor-Faktor Risiko yang Mempengaruhi Tingkat KejadianBenign Prostate Hyperplasia(BPH)
di RS PKU Muhammadiyah Sruweng
XIV+62 halaman+7 lampiran
ABSTRAK
Latar belakang: Beban penyakit BPH terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sejak tahun 1990 hingga 2013 tercatat peningkatan angka kejadian BPH sebesar 33,4 % di dunia(Global Burden of Disease,2013). Prevalensi penderita BPH di RS PKU Muhammadiyah Sruweng menunjukkan bahwa selama bulan Januari hingga Agustus 2017 baik dari rawat inap maupun rawat jalan total pasien BPH sebanyak 157 pasien.
Tujuan: untuk mengetahui faktor risiko apa saja yang mempengaruhi tingkat kejadian BPH
Metode penelitian: penelitian ini menggunakan rancangan descriptive analytic. Sampel sebanyak 36 responden Sampel diambil dengan tehnikaccidental sampling. Analisa data menggunakanchi squareuntuk mengetahui pengaruh antar variabel dan regresi linear berganda untuk mengetahui faktor risiko yang paling dominan.
Hasil penelitian: Faktor risiko yang berpengaruh terhadap BPH antara lain: Usia (p=0,003), riwayat keluarga (p=0,002), frekuensi seksual (p=0,04), merokok (p=0,019) dan Diabetes Mellitus (p=0,039). Faktor risiko yang tidak berpengaruh antara lain: obesitas (p=0,33), olahraga (p=0,05), pola makan (p=0,084), dan konsumsi alcohol (p=0,516). Faktor risiko paling dominan adalah usia
Kesimpulan: faktor risiko tingkat kejadian BPH meliputi: usia, riwayat keluarga, frekuensi seksual, merokok dan riwayat DM
Rekomendasi: Pendidikan kesehatan yang terpadu sangat penting di masyarakat dan Rumah Sakit baik pada penderita BPH ringan maupun yang tidak menderita BPH sebagai upaya pencegahan BPH.
Kata Kunci: Benigna Prostat Hyperplasy, Fakor Risiko BPH
---1. Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Gombong
iv
Muhammadiyah Gombong Health Science Institute S1 Nursing Study Program
Paper, February 2018
Bisri Samsuri1)Podo Yuwono2)Irmawan Andri3)
Risk Factors Affecting Degree of Benign Prostatic Hyperplasia Occurrence at PKU Muhammadiyah Sruweng Hospital
XIV+62 pages+7 appendices
ABSTRACT
Background: BPH disease burden continues to increase from year to year. From 1990 to 2013 there was an increase in the incidence of BPH by 33.4% in the world (Global Burden of Disease, 2013). The prevalence of BPH in PKU Muhammadiyah Sruweng Hospital shows that during January to August 2017 both inpatient and outpatient total of 157 patients of BPH.
Objective:the research to find out what risk factors affect the incidence of BPH Research method: This research use descriptive analytic design. Sample of 36 respondents Sample taken with accidental sampling technique. Analysis of data using chi square to determine the effect between variables and multiple linear regression to determine the most dominant risk factors.
Research Finding:Age (p = 0,003), family history (p = 0,002), sexual frequency (p = 0,04), smoking (p = 0,019) and Diabetes Mellitus (p = 0,039 ). Risk factors that did not influence were obesity (p = 0,33), exercise (p = 0,05), diet (p = 0,084), and alcohol consumption (p = 0,516). The most dominant risk factor is age
Conclusion: risk factors of BPH occurrence are age, family history, sexual frequency, smoking and history of DM
Recommendation: Integrated health education is very important in the community and Hospital both in patients with mild BPH and who do not suffer BPH as an effort to prevent BPH
Key Word: Benigna Prostat Hyperplasy, Risk Factor of BPH
---1. STIKes Muhammadiyah Gombong Students
2. Lecturer STIKes Muhammadiyah Gombong 3. Lecturer STIKes Muhammadiyah Gombong
v MOTTO
Men sitik asal berkah
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Tingkat Kejadian Benign Prostate Hyperplasia (BPH) di RS PKU Muhammadiyah Sruweng”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat Sarjana keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Gombong.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Rasa terimakasih penulis ucapkan kepada pembimbing skripsi yaitu bapak Podo Yuwono, M.Kep selaku pembimbing I yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, serta tak lupa terima kasih sebanyak-banyaknya kepada bapak Irmawan Andri Nugroho, M.Kep selaku pembimbing II yang tak henti-hentinya memberikan petunjuk dan masukan yang berharga demi selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada :
1. H. Hasyim Asy`ari (alm) dan Hj. Siti Fatimah yang telah memberikan doa restu sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini
2. Isteriku tercinta Elina Haryanti, Amd.Kep dan anak-anakku tersayang Muh. Hasbi Ash Shidiqi Ramadhani, Bahir Bathlatun Zhafar yang telah memberikan dukungan dan semangat hidup
3. Hj. Herniyatun, S.Kp, Sp.Mat, M.Kep selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Gombong
4. Isma Yuniar, M.Kep selaku ketua program studi S1 Keperawatan
5. Seluruh staf pengajar dan staf karyawan STIKes Muhammadiyah Gombong 6. Direksi dan seluruh staf karyawan RS PKU Muhammadiyah Sruweng yang telah
memberikan ijin belajar dan melakukan penelitian dan rela memberikan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian
vii
8. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
9. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan.
Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan.
Gombong, Oktober 2017
viii
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR SKEMA... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Keaslian Penelitian... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 9
A. Konsep Dasar Benigna Prostat Hiperplasia ... 9
B. Faktor-Faktor Risiko yang Mempengaruhi TerjadinyaBenign Prosta Hyperplasia... 16
C. Kerangka Teori ... 19
D. Kerangka Konsep... 20
E. Hipotesis... 21
BAB III. METODE PENELITIAN... 24
A. Jenis Dan Rancangan Penelitian ... 24
B. Populasi Dan Sampel ... 24
C. Variabel Penelitian ... 27
D. Definisi Operasional ... 28
E. Teknik Pengumpulan Data ... 29
F. Instrumen Penelitian... 30
G. Teknik Analisa Data ... 31
H. Etika Penelitian ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
A. Hasil Penelitian ... 34
B. Pembahasan... 48
BAB V KESIMPULAN ... 60
ix
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi Operasional ... 28
Tabel 3.2. Kisi–Kisi Lembar Observasi ... 30
Tabel 3.3. Kisi–Kisi Lembar Wawancara ... 30
Tabel 3.4. Kisi–Kisi KuesionerInternational Prostate Symptom Score (IPSS). 31 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi responden menurut pendidikan... 34
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi responden menurut pekerjaan... 34
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan usia ... 35
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan riwayat keluarga... 35
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan obesitas ... 36
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan olahraga... 36
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan frekuensi seksual... 37
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pola makan... 37
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan merokok ... 38
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan konsumsi alkohol ... 38
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan diabetes melitus ... 39
Tabel 4.12. Distribusi Responden Menurut Tingkat Kejadian BPH... 39
Tabel 4.13. Distribusi Responden Menurut Tingkat Kejadian BPH dan usia ... 40
Tabel 4.14.Distribusi Responden Menurut Tingkat Kejadian BPH dan riwayat keluarga ... 41
Tabel 4.15.Distribusi Responden Menurut Tingkat Kejadian BPH dan obesitas . 41 Tabel 4.16.Distribusi Responden Menurut Tingkat Kejadian BPH dan olahraga 42 Tabel 4.17.Distribusi Responden Menurut Tingkat Kejadian BPH dan frekuensi seksual ... 43
Tabel 4.18.Distribusi Responden Menurut Tingkat Kejadian BPH dan pola makan ... 44
xi
xii
DAFTAR SKEMA
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2: Pemberian Persetujuan (Informed Consent) Menjadi Responden
Lampiran 3: Lembar Hasil Pemeriksaan Responden
Lampiran 4: Lembar Wawancara
Lampiran 5: KuesionerInternational Prostate Symptom Score (IPSS) Lampiran 6: Data responden
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Benign Prostate Hyperplasia (BPH) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang masih menjadi persoalan serius bagi pria.Benign Prostate Hyperplasia (BPH) atau dikenal dengan pembesaran prostat jinak menurut Kapoor (2012) merupakan suatu keadaan terjadinya proliferasi sel stroma prostat yang akan menyebabkan pembesaran dari kelenjar prostat. Pada pembesaran prostat jinak terjadi hiperplasia kelenjar perineutral yang akan mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer (Sjamsuhidajat, 2017). Mediator utama dalam pertumbuhan kelenjar prostat yaitudehidrotestosteron (DHT) yang merupakan metabolit testosteron yang dibentuk di dalam sel prostat. Walaupun jarang menyebabkan kematian tetapi dapat menurunkan kualitas hidup penderita secara signifikan.
Beban penyakit BPH terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Di dunia, diperkirakan 59 pria dari 100.000 penduduk menderita BPH. Sejak tahun 1990 hingga 2013 tercatat peningkatan angka kejadian BPH sebesar 33,4 % (Global Burden of Disease, 2013). Sementara itu, Office of Health EconomicInggris telah mengeluarkan proyeksi prevalensi BPH bergejala
di Inggris dan Wales beberapa tahun ke depan. Pasien BPH bergejala yang
berjumlah sekitar 80.000 pada tahun 1991, diperkirakan akan meningkat menjadi
satu setengah kalinya pada tahun 2031 (Suryawisesa, et. al, 1998 dalam
Santoso,2015).
2
penduduk dan Singapura 96,73 orang dari 100.000 penduduk (Global Burden of Disease,2013).
Di Indonesia, BPH menjadi urutan kedua setelah penyakit batu saluran kemih, dan secara umum, diperkirakan hampir 50% pria di Indonesia yang berusia di atas 50 tahun ditemukan menderita BPH. Oleh karena itu, jika dilihat, dari 200 juta lebih rakyat indonesia, maka dapat diperkirakan jika 100 juta pria yang berusia 60 tahun ke atas berjumlah 5 juta orang, maka dapat dinyatakan kira-kira 2,5 juta pria Indonesia menderita penyakit ini. (Purnomo, 2011). Apabila dilihat berdasarkan peringkat 10 besar penyakit tidak menular penyebab rawat inap di seluruh rumah sakit di Indonesia pada tahun 2009 dan tahun 2010, maka BPH merupakan bagian dari gangguan perkemihan yang menyumbang sebesar 2,49% (Kemenkes. 2012).
Jumlah penderita BPH secara pasti belum bisa dinyatakan tetapi secara prevalensi di beberapa RS sudah terdokumentasi berdasarkan penelusuran dari beberapa penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian FKUI (2015) meneyebutkan bahwa pada tahun 2014 penyakit BPH berada di urutan ke-8 di unit rawat jalan RS Cipto Mangunkusumo. Penelitian Wiyono (2014), menemukan pasien dengan penyakit BPH di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, selama tahun 2013 sebanyak 103 pasien dengan BPH yang menjalani operasi, dari total 1161 pasien urologi yang menjalani operasi. Selain itu, pada penelitian yang dilakukan di RSU Soedono, Madiun sepanjang bulan Nopember 2011 tercatat sebanyak 114 pasien BPH yang dilaksanakan TURP (Santoso, 2015).
3
gangguan BPH seperti di RSUD Ambarawa pada periode januari 2014 sampai Februari 2015 di ruang rawat inap mencapai 152 kasus (Wiguna, 2015), rumah sakit Pandanarang Boyolali pada tahun 2012 sebanyak 90 kasus dan awal tahun 2012 sampai april 2013 tecatat 131 kasus (Perdana,2013) , dan penelitian di RSUD Kebumen dan RS PKU Muhammadiyah Gombong menunjukan bahwa selama bulan januari sampai dengan desember tahun 2013 terdapat 141 pasien trans vesica prostatectomy (TVP) (Prayitno,2014).
Faktor-faktor risiko terjadinya BPH masih belum jelas. Beberapa penelitian membagi 2 kategori besar faktor risiko yang terkait dengan BPH antara lain faktor tidak dapat dimodifikasi (umur dan genetika) dan faktor dapat dimodifikasi (hormon steroid seks, sindrom metabolik, obesitas, diabetes, aktivitas fisik dan diet) (Patel, 2014). Selain itu perilaku seksual, merokok dan minuman beralkohol diduga berisiko menyebabkan gangguan kesehatan ini.
Prevalensi BPH yang bergejala pada pria berusia 40-49 tahun
mencapai hampir 15%. Angka ini meningkat dengan bertambahnya usia,
sehingga pada usia 50-59 tahun prevalensinya mencapai hampir 25%, dan pada
usia 60 yahun mencapai angka sekitar 43% (Suryawisesa, et. al, 1998 dalam
Santoso,2015). Menurut Cooperberg, et al (2013) Pertumbuhan kelenjar prostat terjadi secara konstan selama dua puluh tahun pertama kehidupan lalu berhenti antara usia 20-40 tahun dan mulai kembali pada usia 50 tahun (Jiwanggana, 2016). Kejadian pembesaran prostat jinak meningkat sesuai usia dan sering ditemukan pada laki-laki usia pertengahan sampai usia lanjut (Patel, 2014). Prevalensi histologis BPH meningkat dari 20% pada laki-laki berusia 41-50 tahun, 50% pada laki usia 51-60 tahun hingga lebih dari 90% pada laki berusia diatas 80 tahun.
4
penderita yang memiliki orangtua menderita BPH memiliki resiko 4 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan yang normal. (Cooperberg, et al, 2013).
Faktor risiko karena gaya hidup berupa diet tinggi lemak dan obesitas berpengaruh terhadap kejadian BPH. Sebuah penelitian pada binatang percobaan menunjukkan makanan yang mengandung tinggi terbukti meningkatkan distribusi dan aktivitas sel mast dan makrofag pada prostat (De Nunzio, et al. 2011). Sementara itu, pada obesitas terutama obesitas sentral berkaitan dengan sindroma metabolik. Sindroma metabolik merupakan suatu kelompok kelainan metabolik meliputi obesitas, resistensi insulin, gangguan toleransi glukosa, dislipidemia dan hipertensi (Sugondo, 2009). Pada obesitas terjadi insulin resisten sehingga mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar insulin yang diproduksi oleh pankreas, insulin menginduksi terjadinya proliferasi jaringan prostat (Breyen and Sarma,2014).
Faktor risiko diduga sebagai penyebab terjadinya BPH adalah aktifitas fisik berolahraga. Aktif berolahraga dapat menurunkan kadar dehidrotestosteron sehingga dapat memperkecil resiko gangguan prostat, selain itu berolahraga akan mengontrol berat badan agar otot lunak yang melingkari prostat tetap stabil. Lain halnya dengan konsumsi alkohol, alkohol dapat menghilangkan kandungan zink dan vitamin B6 yang penting untuk prostat yang sehat. Zink sangat penting untuk kelenjar prostat. Prostat menggunakan zink 10 kali lipat dibandingkan dengan organ yang lain. Zink membantu mengurangi kandungan prolaktin di dalam darah. Prolaktin meningkatkan penukaran hormon testosteron kepada DHT. (Setyawan, 2016)
Faktor Risiko lain yaitu merokok dan perilaku seksual. Berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh Djawa, et al (2014), menemukan bahwa dari 40 responden yang diteliti, sebanyak 52,5 % melakukan perilaku seksual tidak teratur menderita penyakit BPH, sedangkan 57,5% penderita BPH adalah perokok aktif. Kandungan zat rokok dapat menimbulkan proliferasi sel prostat bahkan dapat mengakibatkan kanker.
5
bulan Januari hingga Agustus 2017 baik dari rawat inap maupun rawat jalan total pasien BPH sebanyak 157 pasien. Penderita di rumah sakit tersebut rata-rata berusia 50 tahun ke atas. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap 8 pasien BPH, 5 orang diantaranya mengetahui tentang BPH, namun semua penderita mengatakan tidak mengetahui penyebab pasti timbulnya penyakit tersebut dan mereka mengaku takut jika komplikasi yang ditimbulkan akan membahayakan dirinya.
Berdasarkan uraian di atas mengenai faktor-faktor risiko terjadinya BPH yang kemungkinan dapat dicegah sedini mungkin, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Tingkat Kejadian Benign Prostate Hyperplasia (BPH) di RS PKU Muhammadiyah Sruweng”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah Faktor Risiko yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah dapat mempengaruhi tingkat kejadian Benign Prostate Hyperplasia (BPH) di RS PKU Muhammadiyah Sruweng?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis faktor-faktor risiko yang mempengaruhi tingkat kejadianBenign Prostate Hyperplasia(BPH)
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis usia sebagai faktor risiko tingkat kejadian BPH
b. Menganalisis riwayat keluarga sebagai faktor risiko tingkat kejadian BPH
6
e. Menganalisis aktifitas seksual sebagai faktor risiko tingkat kejadian BPH
f. Menganalisis pola makan sebagai faktor risiko tingkat kejadian BPH g. Menganalisis merokok sebagai faktor risiko tingkat kejadian BPH h. Menganalisis konsumsi alkohol sebagai faktor risiko tingkat kejadian
BPH
i. Menganalisis penyakit Diabetes Mellitus sebagai faktor risiko tingkat kejadian BPH
j. Menganalisis faktor risiko paling dominan yang mempengaruhi tingkat kejadian BPH
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Untuk institusi rumah sakit, dapat digunakan sebagai informasi berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya BPH sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan perencanaan dalam pengobatan dan pencegahan.
2. Untuk keperawatan profesional, sebagai bahan masukan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dengan BPH.
3. Untuk institusi pendidikan, sebagai bahan masukan pada program penelitian dan pengembangan khususnya mengenai BPH.
E. Keaslian Penelitian
Sepengetahuan peneliti, penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Tingkat Kejadian Benigna Prostate Hyperplasia(BPH) Di RS PKU Muhammadiyah Sruweng belum pernah dilakukan. Namun ada beberapa penelitian yang serupa dengan penelitian ini, yakni:
1. Suryawan (2015) dengan judul “Hubungan Usia Dan Kebiasaan Merokok Terhadap Terjadinya BPH di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2015”. Penelitian ini menggunakan metode
7
pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Hasil hasil penelitian menunjukan nilai p usia = 0,000, nilai p kebiasaan merokok = 0,000 yang berarti ada hubungan usia dan kebiasaan merokok terhadap terjadinya BPH. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang faktor resiko BPH. sedangkan perbedaannya adalah pada jumlah variabel yang diteliti, yang mencakup semua komponen faktor risiko.
2. Setyawan (2016), dengan judul “Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Benign Prostate Hyperplasia(Studi Di RSUD Dr. Soedarso Pontianak)”. penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan kejadianBenign Prostate Hyperplasia di RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Penelitian ini menggunakan desain kasus konntrol. sampel penelitian sebanyak 62 orang (31 kasus dan 31 kontrol) yang diambil dengan teknik accidendal sampling. uji statistik yang digunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok (p value=0.025, or=3.756, CI 95% =1.138-12.391), kebiasaan berolahraga (p value=0.039, or=2.968, CI 95% =1.039-8.479. Penelitian kali ini sama-sama meneliti tentang faktor risiko BPH dan kejadian BPH. Selain itu, persamaan penelitian terletak pada desain penelitian yaitu case control. Hanya saja penelitian Setyawan memfokuskan penelitian pada faktor risiko yang dapat diubah, sementara penelitian ini berfokus pada seluruh aspek faktor risiko yang mempengaruhi BPH.
8
62
DAFTAR PUSTAKA
Ajit,V & Poduri, R.2012. Lipids in the Pathogenesis of Benign Prostatic Hyperplasia: Emerging Connections, Dyslipidemia From Prevention to Treatment, Prof. Roya Kelishadi (Ed.), ISBN: 978-953-307-904-2, InTech. 2012; h. 411-426.
Amalia, Rizki.2007.Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Pembesaran Prostat Jinak. Studi kasus di RS dr. Kariadi, RS Roemani dan RSI Sultan Agung Semarang.Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro
Arikunto,Suharsimi.2006.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
Aulia, Erisa. 2015. Hubungan Benigna Prostat Hiperplasia Dengan Diabetes Mellitus Tipe-2 Di Rumah Sakit Umum Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala.Skripsi.
Breyer, Benjamin And Sarma, Aruna V.2014.Hyperglycemia And Insulin Resistance And The Risk Of BPH/LUTS: An Update Of Recent Literature.Us: Us National Library Of Medicine National Institutes Of Health
Brunner & Suddarth.2012. Buku Ajar Keperawatan Bedah.Jakarta : Selemba Medika.
Chandrasegaran,Kamaleswaran.2013.Gambaran Nilai International Prostate Symptom Score Pada Pasien Benign Prostate Hyperplasia Di Poliklinik Urologi RSUP Haji Adam Malik Medan. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran: Universitas Sumatera Utara Medan
Coorperg, Mathew R,et al.2013. Validation Of A Cell-Cycle Progression Gene Panel To Improve Risk Stratification In A Contemporary Prostatectomy Cohort.Journal Of Clinical Oncology Vol 31 No: 11 Ascopub.Org Dahlan, Sopiyudin.2013.Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel Dalam
63
De Nunzio, Cosimo, et al.2011. The Controversial Relationship Between Benign Prostatic Hyperplasia And Prostate Cancer: The Role Of Inflammation July 2011volume 60, Issue 1, Pages 106–117. Europan Urology
Djawa, Maria Noviat Ngadha, H.Arham Alam Dan Yusran Haskas.2014. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertropi Prostat Di Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 5 Tahun 2014.Issn : 3021721 Diunduh Pada Tanggal 12 September 2017
Frasiska,K.D.A,& Oka,A.A.G.2018. Usia dan obesitas berhubungan terhadap terjadinya penyakit benign prostatic hyperplasia di RSUP Sanglah Bali periode januari 2014 sampai desember 2014 . E-JURNAL MEDIKA, VOL. 7 NO. 1, JANUARI, 2018 : 1 - 5 ISSN: 2303-1395
Gass, R. 2002.Benign prostatic hyperplasia: the opposite effects of alcohol and coffee intake. BJU International, 2002, 90(7), 649-654.DOI: 10.1046/j.1464-410X.2002.03001.
Global Burden Of Disease Study.2013.Benign Prostate Hiperplasia. (Ghdx.Healthdata.Org). As Of 2013; Refreshed July 2016
Haryoko, MD. 2010. Korelasi usia dan merokok terhadap kejadian retensi urin total pada pria penderita BPH di RSUD ulin banjarmasin. Banjarmasin.
Haryono, Rudi.2013. Keperawatan Medikal Bedah: Sistem Perkemihan. Yogyakarta: Andi Offset
Hwalu,S & Chen,C.S.2014. Natural History And Epidemiology Of Benign Prostatic Hyperplasia.Mini-Review. Formosan Journal of Surgery (2014) 47, 207e210. https://doi.org/10.1016/j.fjs.2014.10.001. published by elesevier
64
Kapoor, Anil.2012. Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) Management In The Primary Care Setting. The Canadian Journal Of Urology. Canada: Juravinski Cancer Centre.
Kemenkes.2012. Buletin Jendela Dan Informasi Kesehatan. Penyakit Tidak Menular.ISSN 2088–270 X
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2014.Panduan Gizi Seimbang.
Lopes, G.C. 2013. The Histology of Prostate Tissue following Prostatic Artery Embolization for the Treatment of Benign Prostatic Hyperplasia.University of San Paulo Medical School. Brazil. 2013;39:222-227
Lu, Shing Hwa,& Chen, Chih Shou.2014. Natural History And Epidemiology Of Benign Prostatic Hyperplasia. Mini-Review. Formosan Journal of Surgery (2014) 47, 207e210
Mochtar, C.A.,et al.2015. Pedoman Penatalaksanaan Klinis Pembesaran Prostat Jinak (Benign Prostatic Hyperplasia/BPH). Ikatan Ahli Urologi Indonesia
Muttaqin, Arif. Dkk, 2012, Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan.Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, Soekidjo. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurmariana. 2013. Gambaran Karakteristik Dan Tingkat Keparahan Obstruksi Pasien Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) di RSU Dr. Soedarso Pontianak Tahun 2013. Naskah Publikasi. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
Nursalam.2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika: Jakarta
65
Pawennari, Ishaq.2006. Hubungan Usia Perilaku Merokok Dengan Kejadian Benigna Prostat Hyperplasia.Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga Perdana, Aji.2013. Asuhan Keperawatan Pada Tn. Y Dengan Gangguan Sistem
Perkemihan Post Prostatectomy Hari Ke-1 Di Ruang Cempaka Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali. Karya Tulis Ilmiah.Surakarta: UMS
Prayitno, Juni.2014. Pengaruh Kegel Exercise Terhadap Pencegahan Inkontinensia Urin Pada Pasien Benigna Prostat Hiperplasy (Bph) Pasca Operasi Trans Vesica Prostatectomy (Tvp).Skripsi
Purnomo, B. 2011.Dasar-Dasar Urologi, Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto.
Rendy, Clevo M Dan Margareth (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit Dalam.Nuha Medika: Yogyakarta
Ruspanah, Andrew & Manuputty, James T.2017. Hubungan Usia, Obesitas Dan Riwayat Penyakit Diabetes Mellitus Dengan Kejadian Benign Prostate Hyperplasia (BPH) Derajat IV di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon Periode 2012-2014. Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017 ISSN 1979-6358 (print) ISSN 2597-246X (online) Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon
Santoso, Dadi.2015. Efektivitas Kombinasi Bladder Training Dan Muscle Pelvic Exercise Terhadap Fungsi Eliminasi Berkemih Pada Pasien Benigna Prostate Hyperplasy Pasca Operasi Trans Vesica Prostatectomy. Tesis. Yogyakarta: UMY
Sarma,V.A.,et al.2011. Diabetes Treatment And Progression Of Benign Prostatic Hyperplasia In Community Dwelling Black And White Men.Jurnal Urology 79(1): 102–108. doi: 10.1016/j.urology.2011.08.065
Sastroamoro, Sudigdo Dan Sofyan, Ismael.2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi Keempat. Jakarta: Sagung Seto.
Setyawan, Bagus et al.2016. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Benign Prostate Hyperplasia (Studi Di RSUD Dr. Soedarso Pontianak)
66
Soegondo, S Dan Gustaviani, R. 2009. Sindrom Metabolik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Keempat, Jakarta: Fkui
Sugiyono.2014.Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.
Suryawan, Boby. 2016. Hubungan Usia Dan Kebiasaan Merokok Terhadap Terjadinya Bph Di Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2015. Jurnal Medika Malahayati Vol 3, No 2, April 2016 : 102 – 107 Diakses Pada Tanggal 10 September 2017
Susanto, Agus.2011. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Syndroma Turp Pada Pasien Bph Yang Dilakukan Turp Di Kamar Operasi Emergency RSUD Dr. Soedono Madiun. Skripsi.S1 Keperawatan Stikes Pemkab Jombang.
Wiguna, I Putu Pradana Andi et al. 2015.Pengelolaan Nyeri Pada Tn. R Dengan Post Op. Prostatektomi Pada Hari Ke 1 Dan 2 Di Ruang Melati RSUD Ambarawa.Ungaran: Stikes Ngudi Waluyo
Wolin, K.Y.,et al.2015. Physical Activity and Benign Prostatic Hyperplasia-Related Outcomes and Nocturia Med Sci Sports Exerc. 2015 Mar; 47(3): 581–592.doi: 10.1249/MSS.0000000000000444. Published by Lippincot William & Wilkins
Xu, H, et al.2016. Smoking Habits And Benign Prostatic Hyperplasia A Systematic Review And Meta-Analysis Of Observational Studies.
Medicine Journal 95(32): e4565. doi:
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
KEPADA
Yth. Bapak/Saudara
RSU PKU Muhammadiyah Sruweng
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Bisri Samsuri
NIM : A2. 1601426
adalah mahasiswa program studi sarjana Keperawatan Sekolah TGI Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Gombong, yang akan mengadakan penelitian dengan judul ““Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Tingkat Kejadian Benign Prostate Hyperplasia (BPH) Di RS PKU Muhammadiyah Sruweng”.
Pada kesempatan ini saya mengajukan permohonan kepada Bapak/Ibu/Saudara menjadi responden pada penelitian ini. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bapak/Ibu/Saudara. Kerahasiaan informasi akan dijaga sepenuhnya. Apabila Bapak/Ibu/Saudara berkenan menjadi responden penelitian ini, saya mohon Bapak/Saudara untuk menandatangani lembar persetujuan ini.
Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Saudara sebagai responden saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) MENJADI RESPONDEN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
sesungguhnya menyatakan setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa program studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong tentang “Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Tingkat Kejadian Benign Prostate Hyperplasia (BPH) Di RS PKU Muhammadiyah Sruweng”, dengan beberapa syarat yang saya ajukan sebagai berikut:
1. Saya akan bertanya segala sesuatu yang terkait dengan penelitian ini jika ada hal-hal yang tidak saya ketahui selama penelitian,
2. Saya wajib menerima penjelasan mengenai tujuan dan cara pelaksanaan penelitian dari peneliti,
3. Penelitian tidak menimbulkan dampak negatif bagi saya,
4. Data mengenai diri saya akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti,
5. Semua berkas yang mencantumkan identitas saya hanya akan digunakan untuk keperluan pengolahan data,
6. Sebagian atau seluruh biaya penelitian tidak ada yang dibebankan kepada saya, tetapi ditanggung sepenuhnya oleh peneliti,
7. Sewaktu-waktu saya dapat menyatakan keberatan dan mengundurkan diri dari partisipasi penelitian tanpa ikatan dan pengaruh apapun terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit ini kepada saya.
Untuk itu saya akan mengikuti beberapa prosedur dalam penelitian ini dengan: 1. Bersedia menjadi responden dan bersedia diobservasi secara sukarela 2. Menjawab sebenarnya bila saya diwawancarai tanpa paksaan.
Hal-hal di luar pernyataan tersebut akan dibicarakan kemudian dan saya tidak akan menuntut sepanjang masih berhubungan dengan keperluan ilmiah. Demikian agar menjadi maklum, dan terima kasih
Lampiran 3
Lembar Hasil Pemeriksaan Responden
“Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Tingkat KejadianBenign Prostate Hyperplasia(BPH) Di RS PKU Muhammadiyah Sruweng”
No Responden:
Data Responden
1. Tanggal :
2. No. RM :
3. Usia :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Alamat :
7. TGI Badan : ………m
8. Berat Badan : ………kg
9. BMI : ………kg/m2(normal/obesitas*)
10. IPSS : BPH : IPSS Ringan/IPSS Sedang/IPSS Berat *)
Lampiran 4
Lembar Wawancara
“Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Tingkat KejadianBenign Prostate Hyperplasia(BPH) Di RS PKU Muhammadiyah Sruweng”
No Responden:
Data Responden
1. Apakah ada anggota keluarga Bapak/Saudara yang menderita BPH? a. Ya
b. Tidak
2. Berapakah frekuensi bapak/saudara olahraga dalam seminggu? a. ≥ 3 x / mggselama 30 menit
b. < 3 x / mgg selama 30 menit
3. Berapakah frekuensi Bapak/Ibu melakukan aktivitas seksual selama seminggu?
a. > 3 x / mgg b. ≤3 x / mgg
4. Apakah Bapak/Saudara merokok? a. ya
b. Tidak
5. Jika merokok, berapa batang rokok yang Bapak/Saudara habiskan selama 1 hari?
a. ≥12 batang b. < 12 batang
6. Berapakah frekuensi asupan makanan yang mengandung lemak dan serat yang Bapak/Saudara konsumsi setiap hari?
a. Frekuensi TGI (sayur 4 porsi, lauk hewani 4 porsi) b. Frekuensi RDH (sayur < 4 porsi, lauk hewani > 4 porsi )
7. Apakah Bapak/Saudara mengkonsumsi alkohol? a. Ya
b. Tidak
8. Apakah Bapak/Saudara memiliki/pernah menderita Diabetes Mellitus? a. Ya
Lampiran 5
KuesionerInternational Prostate Symptom Score (IPSS)
No Responden:
Dalam 1 bulan terakhir, seberapa seingkah Anda:
T
2 Harus kembali berkemih dalam waktu kurang
dari 2 jam setelah selesai BAK?
0 1 2 3 4 5
3 BAK terputus-putus? 0 1 2 3 4 5
4 Sulit menunda BAK? 0 1 2 3 4 5
5 Pancaran urin lemah? 0 1 2 3 4 5
6 Harus mengejan untuk memulai BAK? 0 1 2 3 4 5
7 Harus bangun untuk BAK, sejak mulai tidur
pada malam hari hingga bangun di pagi hari?
Lampiran 6 Data Responden
THN kode kode BB TB IMT kode kode kode kode
17 R17 Sarjana BURUH 53 2 YA 2 YA 65 1,55 27,05515088 2 YA 2 >3 1 <3 1 TGI
18 R18 SMA BURUH 49 1 TDK 2 YA 53 1,57 21,50188649 1 TDK 1 <3 1 <3 2 RDH
19 R19 SMA TANI 67 2 YA 2 YA 90 1,75 29,3877551 2 YA 2 >3 2 >3 2 RDH
20 R20 Sarjana PNS 78 2 YA 1 TDK 60 1,5 26,66666667 2 YA 2 >3 1 <3 2 RDH
21 R21 Sarjana PNS 59 2 YA 2 YA 55 1,74 18,16620425 1 TDK 2 >3 2 >3 2 RDH
22 R22 SMA TANI 74 2 YA 1 TDK 72 1,52 31,1634349 2 YA 1 <3 1 <3 2 RDH
23 R23 SMA TANI 74 2 YA 2 YA 75 1,65 27,54820937 2 YA 2 >3 1 <3 1 TGI
24 R24 SD TANI 42 1 TDK 1 TDK 55 1,57 22,31327843 1 TDK 1 <3 1 <3 2 RDH
25 R25 SMA TANI 75 2 YA 2 YA 72 1,56 29,58579882 2 YA 2 >3 2 >3 2 RDH
26 R26 SD TANI 88 2 YA 2 YA 65 1,57 26,37023814 2 YA 1 <3 2 >3 2 RDH
27 R27 SD TANI 83 2 YA 1 TDK 47 1,51 20,613131 1 TDK 2 >3 1 <3 2 RDH
28 R28 SD BURUH 41 1 TDK 1 TDK 65 1,74 21,46915048 1 TDK 1 <3 1 <3 1 TGI
29 R29 SMA TANI 41 1 TDK 2 YA 70 1,56 28,76397107 2 YA 2 >3 1 <3 1 TGI
30 R30 SD DAGANG 65 2 YA 2 YA 81 1,59 32,03987184 2 YA 2 >3 1 <3 2 RDH
31 R31 SMA DAGANG 45 1 TDK 1 TDK 78 1,6 30,46875 2 YA 1 <3 1 <3 2 RDH
32 R32 SD BURUH 72 2 YA 2 YA 68 1,62 25,91068435 2 YA 2 >3 1 <3 2 RDH
33 R33 SMA TANI 57 2 YA 2 YA 67 1,52 28,99930748 2 YA 2 >3 2 >3 2 RDH
34 R34 SMA DAGANG 45 1 TDK 2 YA 60 1,51 26,31463532 2 YA 1 <3 1 <3 1 TGI
35 R35 SMA TANI 72 2 YA 2 YA 60 1,75 19,59183673 1 TDK 2 >3 2 >3 2 RDH
No KODE RESPONDEN
merokok alkohol DM IPSS
JUMLAH kode kode kode skor kode Ket
Lampiran 7. Hasil analisis data dengan SPSS
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N
Usia * Kejadian BPH 36 100,0% 0 0,0% 36
Riwayat Keluarga * Kejadian BPH 36 100,0% 0 0,0% 36
Obesitas * Kejadian BPH 36 100,0% 0 0,0% 36
Frekuensi Olahraga * Kejadian BPH 36 100,0% 0 0,0% 36
frekuensi seksual * Kejadian BPH 36 100,0% 0 0,0% 36
pola makan TGI serat * Kejadian BPH 36 100,0% 0 0,0% 36
merokok * Kejadian BPH 36 100,0% 0 0,0% 36
konsumsi alkohol * Kejadian BPH 36 100,0% 0 0,0% 36
Diabetes Mellitus * Kejadian BPH 36 100,0% 0 0,0% 36
Case Processing Summary
Cases
Total
Percent
Usia * Kejadian BPH 100,0%
Riwayat Keluarga * Kejadian BPH 100,0%
Obesitas * Kejadian BPH 100,0%
Frekuensi Olahraga * Kejadian BPH 100,0%
frekuensi seksual * Kejadian BPH 100,0%
pola makan TGI serat * Kejadian BPH 100,0%
merokok * Kejadian BPH 100,0%
konsumsi alkohol * Kejadian BPH 100,0%
Usia * Kejadian BPH
Crosstab
Kejadian BPH Total
RINGAN SEDANG BERAT
Usia
<50 TAHUN Count 7 5 1 13
% within Usia 53,8% 38,5% 7,7% 100,0%
> 50 TAHUN Count 2 9 12 23
% within Usia 8,7% 39,1% 52,2% 100,0%
Total Count 9 14 13 36
% within Usia 25,0% 38,9% 36,1% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 11,324a 2 ,003
Likelihood Ratio 12,257 2 ,002
Linear-by-Linear Association 10,834 1 ,001
N of Valid Cases 36
a. 1 cell (13,3%) have expected count less than 5. The minimum expected
Riwayat Keluarga * Kejadian BPH
Crosstab
Kejadian BPH
RINGAN SEDANG BERAT
Riwayat Keluarga
TIDAK ADA RIWAYAT Count 8 5 2
% within Riwayat Keluarga 53,3% 33,3% 13,3%
ADA RIWAYAT Count 1 9 11
% within Riwayat Keluarga 4,8% 42,9% 52,4%
Total Count 9 14 13
% within Riwayat Keluarga 25,0% 38,9% 36,1%
Crosstab
Total
Riwayat Keluarga
TIDAK ADA RIWAYAT
Count 15
% within Riwayat Keluarga 100,0%
ADA RIWAYAT
Count 21
% within Riwayat Keluarga 100,0%
Total
Count 36
% within Riwayat Keluarga 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 12,156a 2 ,002
Likelihood Ratio 13,211 2 ,001
Linear-by-Linear Association 10,907 1 ,001
N of Valid Cases 36
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected
Obesitas * Kejadian BPH
Crosstab
Kejadian BPH Total
RINGAN SEDANG BERAT
Obesitas
TDK OBESITAS Count 4 7 3 14
% within Obesitas 28,6% 50,0% 21,4% 100,0%
OBESITAS Count 5 7 10 22
% within Obesitas 22,7% 31,8% 45,5% 100,0%
Total Count 9 14 13 36
% within Obesitas 25,0% 38,9% 36,1% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 2,212a 2 ,331
Likelihood Ratio 2,295 2 ,317
Linear-by-Linear Association 1,239 1 ,266
N of Valid Cases 36
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected
Frekuensi Olahraga * Kejadian BPH
31,3% 50,0% 18,8% 100,0%
FREK < 3X
Count 4 6 10 20
% within Frekuensi
Olahraga
20,0% 30,0% 50,0% 100,0%
Total
Count 9 14 13 36
% within Frekuensi
Olahraga
25,0% 38,9% 36,1% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 3,768a 2 ,152
Likelihood Ratio 3,929 2 ,140
Linear-by-Linear Association 2,607 1 ,106
N of Valid Cases 36
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum
frekuensi seksual * Kejadian BPH
% within frekuensi seksual 33,3% 47,6% 19,0%
FREK >3X Count 2 4 9
% within frekuensi seksual 13,3% 26,7% 60,0%
Total Count 9 14 13
% within frekuensi seksual 25,0% 38,9% 36,1%
Crosstab
Total
frekuensi seksual
FREK < 3X
Count 21
% within frekuensi seksual 100,0%
FREK >3X
Count 15
% within frekuensi seksual 100,0%
Total
Count 36
% within frekuensi seksual 100,0%
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 6,451a 2 ,040
Likelihood Ratio 6,567 2 ,037
Linear-by-Linear Association 5,278 1 ,022
N of Valid Cases 36
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected
pola makan TGI serat * Kejadian BPH
Crosstab
Kejadian BPH
RINGAN SEDANG
pola makan TGI serat
FREK TGI Count 6 4
% within pola makan TGI serat 46,2% 30,8%
FREK RDH Count 3 10
% within pola makan TGI serat 13,0% 43,5%
Total Count 9 14
% within pola makan TGI serat 25,0% 38,9%
Crosstab
Kejadian
BPH
Total
BERAT
pola makan TGI serat
FREK TGI
Count 3 13
% within pola makan TGI serat 23,1% 100,0%
FREK RDH
Count 10 23
% within pola makan TGI serat 43,5% 100,0%
Total
Count 13 36
% within pola makan TGI serat 36,1% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 4,944a 2 ,084
Likelihood Ratio 4,838 2 ,089
Linear-by-Linear Association 3,862 1 ,049
N of Valid Cases 36
a. 1 cells (13,3%) have expected count less than 5. The minimum expected
merokok * Kejadian BPH
Crosstab
Kejadian BPH Total
RINGAN SEDANG BERAT
Merokok
< 12 BTG Count 7 11 4 22
% within merokok 31,8% 50,0% 18,2% 100,0%
> 12 BTG Count 2 3 9 14
% within merokok 14,3% 21,4% 64,3% 100,0%
Total Count 9 14 13 36
% within merokok 25,0% 38,9% 36,1% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 7,884a 2 ,019
Likelihood Ratio 7,983 2 ,018
Linear-by-Linear Association 5,626 1 ,018
N of Valid Cases 36
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected
konsumsi alkohol * Kejadian BPH
Crosstab
Kejadian BPH
RINGAN SEDANG
konsumsi alkohol
TDK KONSUMSI ALKOHOL Count 7 9
% within konsumsi alkohol 30,4% 39,1%
KONSUMSI ALKOHOL Count 2 5
% within konsumsi alkohol 15,4% 38,5%
Total Count 9 14
% within konsumsi alkohol 25,0% 38,9%
Crosstab
% within konsumsi alkohol 30,4% 100,0%
KONSUMSI ALKOHOL
Count 6 13
% within konsumsi alkohol 46,2% 100,0%
Total
Count 13 36
% within konsumsi alkohol 36,1% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 1,322a 2 ,516
Likelihood Ratio 1,363 2 ,506
Linear-by-Linear Association 1,277 1 ,259
N of Valid Cases 36
a. 1 cells (13,3%) have expected count less than 5. The minimum expected
Diabetes Mellitus * Kejadian BPH
Crosstab
Kejadian BPH
RINGAN SEDANG BERAT
Diabetes Mellitus
TDK RIWAYAT DM Count 7 6 3
% within Diabetes Mellitus 43,8% 37,5% 18,8%
ADA RIWAYAT DM Count 2 8 10
% within Diabetes Mellitus 10,0% 40,0% 50,0%
Total Count 9 14 13
% within Diabetes Mellitus 25,0% 38,9% 36,1%
Crosstab
Total
Diabetes Mellitus
TDK RIWAYAT DM Count 16
% within Diabetes Mellitus 100,0%
ADA RIWAYAT DM Count 20
% within Diabetes Mellitus 100,0%
Total Count 36
% within Diabetes Mellitus 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 6,468a 2 ,039
Likelihood Ratio 6,760 2 ,034
Linear-by-Linear Association 6,098 1 ,014
N of Valid Cases 36
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected
Regression
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kejadian BPH 2,11 ,785 36
Usia 1,64 ,487 36
Riwayat Keluarga 1,58 ,500 36
frekuensi seksual 1,42 ,500 36
Merokok 1,39 ,494 36
Diabetes Mellitus 1,56 ,504 36
Correlations
Kejadian BPH Usia Riwayat
Keluarga
frekuensi
seksual
Pearson Correlation
Kejadian BPH 1,000 ,556 ,558 ,388
Usia ,556 1,000 ,303 ,283
Riwayat Keluarga ,558 ,303 1,000 ,257
frekuensi seksual ,388 ,283 ,257 1,000
merokok ,401 ,007 ,327 ,366
Diabetes Mellitus ,417 ,142 ,151 -,038
Sig. (1-tailed)
Kejadian BPH . ,000 ,000 ,010
Usia ,000 . ,036 ,047
Riwayat Keluarga ,000 ,036 . ,065
frekuensi seksual ,010 ,047 ,065 .
merokok ,008 ,485 ,026 ,014
Diabetes Mellitus ,006 ,204 ,189 ,413
N
Kejadian BPH 36 36 36 36
Usia 36 36 36 36
Riwayat Keluarga 36 36 36 36
frekuensi seksual 36 36 36 36
merokok 36 36 36 36
Correlations
merokok Diabetes Mellitus
Pearson Correlation
Kejadian BPH ,401 ,417
Usia ,007 ,142
Riwayat Keluarga ,327 ,151
frekuensi seksual ,366 -,038
Merokok 1,000 ,255
Diabetes Mellitus ,255 1,000
Sig. (1-tailed)
Kejadian BPH ,008 ,006
Usia ,485 ,204
Riwayat Keluarga ,026 ,189
frekuensi seksual ,014 ,413
Merokok . ,067
Diabetes Mellitus ,067 .
N
Kejadian BPH 36 36
Usia 36 36
Riwayat Keluarga 36 36
frekuensi seksual 36 36
Merokok 36 36
Diabetes Mellitus 36 36
Variables Entered/Removeda
a. Dependent Variable: Kejadian BPH
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,791a ,626 ,564 ,518
a. Predictors: (Constant), Diabetes Mellitus, frekuensi seksual, Riwayat
Keluarga, Usia, merokok
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 13,493 5 2,699 10,042 ,000b
Residual 8,062 30 ,269
Total 21,556 35
a. Dependent Variable: Kejadian BPH
b. Predictors: (Constant), Diabetes Mellitus, frekuensi seksual, Riwayat Keluarga, Usia, merokok
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -1,041 ,459 -2,267 ,031
Usia ,613 ,200 ,381 3,061 ,005
Riwayat Keluarga ,480 ,196 ,306 2,446 ,021
frekuensi seksual ,234 ,202 ,149 1,158 ,256
merokok ,274 ,210 ,173 1,308 ,201
Coefficientsa
Model 95,0% Confidence Interval for B
Lower Bound Upper Bound
1
(Constant) -1,979 -,103
Usia ,204 1,022
Riwayat Keluarga ,079 ,881
frekuensi seksual -,179 ,647
merokok -,154 ,702
Diabetes Mellitus ,055 ,813