METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Panti Werdha Salam Sejahtera, Sukma Raharja
dan Panti Werdha Hanna di Kota Bogor. Penelitian dilakukan selama tiga bulan
yaitu pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2005.
Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah “
case study
” dengan menggunakan metode
deskriptif. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.
Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan
pengamatan langsung kepada lansia dan petugas panti. Data sekunder yang
dikumpulkan adalah data yang dimiliki oleh pengelola Panti Werdha.
Cara Pengambilan Contoh
Pengambilan data dilakukan secara
purposive
(Singarimbun dan Effendi,
1989). Keseluruhan lansia di Panti Werdha Salam Sejahtera, Panti Werdha
Sukma Raharja dan Panti Werdha Hanna masing-masing berjumlah 60, 60 dan
22 orang. Lansia yang diambil sebagai contoh adalah lansia yang memiliki
kriteria sebagai berikut:
1. Lansia berusia antara 60 – 80 tahun
2. Tidak pikun
3. Lansia yang sehat (tidak mengidap penyakit parah, misalnya jantung)
4. Lansia yang tidak mengalami gangguan pendengaran
5. Mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan baik.
Lansia yang memenuhi kriteria tersebut berjumlah 20 orang untuk Salam
Sejahtera, Sukma Raharja berjumlah 25 orang dan Hanna berjumlah 15 orang,
sehingga jumlah keseluruhan 60 orang. Responden untuk analisis SWOT adalah
pimpinan panti, bagian administrasi, bagian keuangan, ahli gizi dan pengelola
makanan serta contoh lansia untuk analisis daya terima terhadap menu
makanan.
Prosedur Penelitian
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data
primer meliputi karakteristik lansia (umur, jenis kelamin dan pendidikan), kondisi
kesehatan, dan daya terima makanan lansia. Wawancara yang dikumpulkan
meliputi keadaan umum panti, dan data program panti (pengelolaan makanan).
Variabel, cara pengumpulan data dan pengukuran dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Variabel, cara pengumpulan data dan pengukuran
No Variabel Cara pengumpulan data Kategori 1. Usia Wawancara Young-old = 60-69 tahun
Middle -age old = 70-79 tahun Old-old = 80-89 tahun Very old-old = > 90 tahun Sumber: Burnside, 1979 2 Jenis kelamin Pengamatan Wanita dan pria 3 Pendidikan Wawancara Tidak sekolah
SD SMP SMA Akademik 4. Kondisi kesehatan
Wawancara Jenis penyakit yang diderita lansia saat ini
5. Keadaan umum Lokasi Wawancara dan pengamatan 6. Pengelolaan makanan Wawancara dan pengamatan
7. Variasi menu Uji hedonik: tidak bervariasi; 1 kurang bervariasi; 2 Cukup/sedang; 3 agak bervariasi; 4 bervariasi: 5 8. Daya terima makanan (citarasa makanan dan penampilan makanan) Wawancara dan pengamatan Uji hedonik: tidak suka; 1 kurang suka;2 Cukup/sedang; 3 agak suka; 4 suka: 5
Kondisi kesehatan meliputi data jenis penyakit, misalnya reumatik, maag,
darah tinggi. Data pengelolaan makanan diantaranya perencanaan, pembelian,
pengolahan, penyajian dan pelaporan serta higiene dan sanitasi.
Pengumpulan data perencanaan menu dilakukan secara acak yaitu untuk
delapan hari. Begitu juga dengan daya terima makanan dilakukan secara acak
yaitu hari ketiga, keempat dan keenam. Pengukuran variasi menu dan daya
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari lapang ditabulasikan dan dikelompokkan untuk
mendapatkan gambaran tentang variabel-variabel yang diamati.
Pengelompokkan dilakukan berdasarkan data yang termasuk faktor internal,
faktor eksternal dan data pendukung lainnya. Data yang termasuk faktor internal
dimasukkan ke dalam Profil Faktor Keunggulan Strategi/
Strategic Advantage
Profile
(SAP), data yang termasuk dalam faktor eksternal kemudian dimasukkan
ke dalam Profil Peluang dan Ancaman dari Luar Lingkungan/
Environmental
Threat and Opportunity profile
(ETOP). Data SAP dan ETOP diedit dan diolah
menggunakan metode SWOT. Untuk lebih jelasnya kedua profil ini dapat
diuraikan sebagai berikut.
SAP (
Strategic Advantage Profile
)
SAP menggambarkan faktor-faktor internal panti werdha. SAP disusun
untuk menentukan hal-hal yang menjadi keunggulan unit pengelolaan makanan
di Panti Werdha. Hasil analisis dibuat dalam daftar profil keunggulan strategis
(SAP). Profil keunggulan strategis (SAP) ini meliputi program panti pengelolaan
makanan. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan panti dibuat
dalam daftar keunggulan strategis.
ETOP (
Environmental Threat and Opportunity Profile
)
ETOP menggambarkan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap panti. Profil ini meliputi faktor-faktor di luar panti yang dapat menjadi
ancaman dan Peluang bagi Panti Werdha.
Faktor lingkungan yang dianalisis meliputi (1) Tenaga pengelola
makanan, (2) Kebijakan pemerintah/ swasta, (3) Hubungan pengelola makanan
dengan lansia, (4) Kegiatan pelatihan, (5) Sarana angkutan. Faktor-faktor
lingkungan yang telah dianalisis selanjutnya disusun dalam daftar profil peluang
dan ancaman lingkungan (ETOP).
Untuk lebih jelasnya penyusunan profil keunggulan strategis (SAP) dan
profil peluang dan ancaman lingkungan (ETOP) dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Profil Keunggulan Strategis (SAP) dan Profil Peluang dan Ancaman
Lingkungan (ETOP)
Faktor-faktor strategis Internal Faktor-faktor strategis Eksternal Daftar Kekuatan (S) Daftar Peluang (O) Daftar Kelemahan (W) Daftar Ancaman (T)
Analisis Data
Menurut Boulton diacu dalam Rangkuti (1999), proses untuk melakukan
analisis suatu kasus dapat dilihat pada diagram proses analisis kasus (Gambar
2). Alfred diacu dalam Rangkuti (1999), menyatakan kita perlu memahami
hubungan sebab akibat dari semua informasi yang ada sebelum melakukan
analisis yang lebih mendalam. Dengan melakukan hal tersebut kita dapat
memahami kondisi panti dan lansia secara menyeluruh baik kondisi internal
maupun eksternal panti dan lansia. Selain itu misi, strategi, tujuan dan semua
permasalahan yang dihadapi panti dan lansia juga di evaluasi. Untuk lebih
jelasnya diagram proses analisis kasus dapat dilihat pada Gambar 2.
ANALISIS SITUASI
ANALISIS PANTI
Jelaskan situasi Mengetahui strategi
Panti mengenai pengelolaan makanan
Tentukan dan evaluasi
kekuatan , kelemahan, peluang dan ancaman pengelolaan makanan Evaluasi situasi
Analisis masalah yang perlu mendapat perhatian
Cari pemecahan Masalah Tentukan alternatif dan pilihan strategis
Gambar 2. Diagram Proses Analisis Pengelolaan Makanan dan Daya Terima Lansia di Beberapa Panti Werdha di Kota Bogor
Tahapan analisis data dilakukan dengan menggunakan alat bantu
analisis. Alat bantu analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu matriks
SWOT. Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
dan ancaman eksternal panti dan lansia dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya.
Strategi S-O dibuat dengan berdasarkan jalan pikiran panti untuk
melaksanakan dan memanfaatkan kekuatan (S =
Strength
) dan peluang (O =
Opportunity
) dengan sebesar-besarnya. Strategi S-T, strategi ini adalah strategi
dalam menggunakan kekuatan (S =
Strength
) yang dimiliki panti untuk mengatasi
ancaman (T =
Threat
). Strategi W-O diterapkan berdasarkan meminimalkan
kelemahan (W =
Weakness
) yang ada dengan cara memanfaatkan peluang (O =
Opportunity
) yang ada. Sedangkan strategi W-T didasarkan pada kegiatan yang
bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan (W =
Weakness
) yang
ada serta menghindari Ancaman (T =
Threat
). Matriks SWOT dibuat seperti
Tabel 4 (Simanjuntak, 2003).
Tabel 4. Matriks SWOT
FAKTOR INTERNAL (SAP) FAKTOR EKSTERNAL (ETOP) KEKUATAN (S) Daftar kekuatan-kekuatan internal KELEMAHAN (W) Daftar kelemahan-kelemahan internal PELUANG (O) STRATEGI S – O STRATEGI W – O Daftar peluang-peluangeksternal
Strategi dengan
menggunakan kekuatan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang timbul Strategi dengan mengambil keuntungan dari peluang untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki
ANCAMAN (T) STRATEGI S – T STRATEGI W - T Daftar ancaman-ancaman eksternal Strategi dengan menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman Strategi dengan meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman