• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah manajemen Analisis Swot Puskesmas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah manajemen Analisis Swot Puskesmas"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MANAJEMEN “ANALISA SWOT PUSKESMAS”

Dosen Pengampu: Wilis Dwi Pangesti, S. Si. T, M. Keb

Disusun Oleh:

1. Riska Afrianti 1311030004

2. Okti Setia Ekawati 1311030005

3. Ira Gagat W 1311030019

4. Belinda Amalia 1311030021

5. Kartikasari 1311030031

6. Silvia Sulistyaningsih 1311030038

7. Erlin Kusnaeti 1311030040

8. Melinda Yunita Sari 1311030052

9. Fita Afriyana 1311030053

PROGRAAM STUDI KEBIDANAN D III FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2015

(2)

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Manajemen dalam Kebidanan (Analisis SWOT Puskesmas).

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak hambatan itu bisa teratasi. Karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.Akhir kata semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Purwokerto, 28 Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

(3)

DAFTAR ISI... iii BAB 1... 1 PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...1 C. Tujuan... 2 BAB II... 3 LANDASAN TEORI... 3 A. Pengertian SWOT... 3

B. Manfaat Analisa SWOT:...4

C. Unsur–Unsur SWOT...5

D. Teknik SWOT. Teknik analisis SWOT dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu:...6

E. Waktu yang Tepat Menggunakan SWOT...7

F. Definisi Puskesmas...7

G. Visi dan Misi Puskesmas...7

H. Tujuan Puskesmas...8

I. Fungsi Puskesmas...8

J. Program Pokok Puskesmas...9

K. Kedudukan Puskesmas...9

L. Jangkauan Pelayanan Kesehatan...9

BAB III... 10

PEMBAHASAN... 10

A. PUSKESMAS SECARA UMUM...10

B. PUSKESMAS SECARA SPESIFIK...16

BAB IV... 18 PENUTUP... 18 A. Kesimpulan... 18 B. Saran... 18 DAFTAR PUSTAKA...19

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(4)

Analisis SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) atau di-Indonesiakan menjadi analisis KEKEPAN (Kekuatan-Kelemahan-Kesempatan-Ancaman) sudah sangat umum dikenal dan mudah untuk dilakukan.

Proses manajemen strategis adalah sebuah proses delapan langkah yang mencakup perencanaan strategis, pelaksanaan atau penerapan dan evaluasi.

Analisis adalah suatu kegiatan untuk memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus, mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi sebuah perusahaan dan organisasi internal maupun eksternal. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian SWOT ?

2. Apa saja manfaat analisa SWOT ?

3. Apa saja yang termasuk dalam unsur–unsur SWOT ? 4. Bagaimana teknik SWOT ?

5. Kapan waktu yang tepat menggunakan SWOT ? 6. Apa definisi Puskesmas ?

7. Apa Visi dan Misi Puskesmas ? 8. Apa tujuan Puskesmas ?

9. Apa saja fungsi Puskesmas ?

10. Apa saja program pokok Puskesmas ? 11. Bagaimana kedudukan Puskesmas ?

12. Bagaimana Jangkauan Pelayanan Kesehatan ? 13. Bagaimana analisis SWOT Puskesmas ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian SWOT 2. Untuk mengetahui manfaat analisa SWOT

3. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam unsur–unsur SWOT 4. Untuk mengetahui bagaimana teknik SWOT

5. Untuk mengetahui waktu yang tepat menggunakan SWOT 6. Untuk mengetahui definisi Puskesmas

7. Untuk mengetahui Visi dan Misi Puskesmas 8. Untuk mengetahui tujuan Puskesmas

9. Untuk mengetahui apa saja fungsi Puskesmas

10. Untuk mengetahui apa saja program pokok Puskesmas 11. Untuk mengetahui kedudukan Puskesmas

(5)

12. Untuk mengetahui Jangkauan Pelayanan Kesehatan 13. Untuk mengetahui analisis SWOT Puskesmas

BAB II

LANDASAN TEORI

A Pengertian SWOT

SWOT merupakan akronim dari Strenght (kekuatan) dan Weakness (kelemahan) internal organisasi Puskesmas, serta Opportunity (kesempatan atau peluang) dan Threat (ancaman atau rintangan atau tantangan) dari lingkungan eksternal yang dihadapi organisasi Puskesmas. Yang dimaksud kekuatan adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi Puskesmas, sehingga Puskesmas memiliki keunggulan kompetitif di pasaran. Hal ini disebabkan karena Puskesmas

(6)

memiliki sumber daya, keterampilan, produk, jasa andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pesaing dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja Puskesmas. Adapun peluang adalah sebagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi Puskesmas. Sedangkan ancaman merupakan kebalikan dari peluang, dengan demikian ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan Puskesmas. Keempat faktor-faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).

Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam melakukan analisis strategik. Keampuhan tersebut terletak pada kemampuan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang serta berperan untuk meminimalisasi kelemahan organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Analisa SWOT adalah sebuah bentukanalisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisaSWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapioleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi. Analisis terhadap peluang dan ancaman merupakan analisis terhadap faktor-faktor yang berasal dari pihak luar perusahaan. Analisis kekuatan dan kelemahan merupakan analisis terhadap faktor-faktor intern perusahaan. Hasil analisis ekstern ini digabungkan dengan hasil analisis intern untuk penentuan misi, visi dan tujuan organisasi. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

(7)

D. Manfaat Analisa SWOT:

1. Untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan dengan

melakukan pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau,ditopang sumber daya dan kemampuan yang miliki saat ini yang akandiproyeksikan kemasa depan.

2. Untuk menganalisis kesempatan atau peluang dan kekuatan dalam membuat rencana

jangka panjang.

3. Untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai kecendrungan

menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk perbaikan.

4. Untuk mengidentifikasi faktor eksternal (O dan S) danfaktor internal (S danW).

Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Didalam penelitian analisis SWOT kita ingin memproleh hasil berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan keempat faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisa.

a. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)

Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.

b. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)

Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak dipunyai oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan agar dapatmemanfaatkan kesempatan.

c. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)

Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman perang harga.

d. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)

Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat,

(8)

dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang. Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.

E. Unsur–Unsur SWOT

Terdapat empat unsur pokok SWOT, yaitu : 1. Strength (Kekuatan)

Arti kata Strength disini adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimiliki oleh suatu organisasi dimana apabila dimanfaatkan maka akan berperan besar tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga dalammencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi.

2. Weakness (Kelemahan)

Arti kata Weakness disini adalah berbagai kekurangan yang bersifat khas yang dimiliki oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan berperan besar, tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi.

3. Opportunities (Peluang atau Kesempatan)

Arti kata Opportunities disini adalah peluang yang bersifat positif yang dihadapi oleh suatu organisasi dimana apabila dimanfaatkan akan memiliki peranan yang besar dalam mencapai tujuan organisasi. Opportunities juga diartikan sebagai suatu peluang yang berkembang dimasa yang akan datang dan akan terjadi.

4. Threat (Ancaman atau Hambatan)

Arti kata Threat disini adalah kendala yang bersifat negatif yang dihadapi oleh suatu organisasi dimana apabila berhasil diatasi akan besar peranannya dalam mencapai tujuan organisasi.

a. Unsur Strength dan Weakness bersifat internal, yaitu unsur yang ada atau muncul di dalam organisasi.

b. Unsur Opportunities dan Threat bersifat eksternal, yaitu unsur yang ada atau muncul dari luar organisasi.

c. Unsur Strength dan Opportunities merupakan faktor positif yang bersifat menguntungkan bagi organisasi.

d. Unsur Weakness dan Threat merupakan faktor negatif yang bersifat merugikan bagi organisasi. Untuk keberhasilan pekerjaan perencanaan keempat unsur SWOT ini perlu dimiliki

F. Teknik SWOT. Teknik analisis SWOT dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu: 1. Melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi, yaitu:

(9)

a. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai. Unsur-unsur yang akan dinilai biasanya dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a) Unsur perangkat organisasi (tool of administration) yang terdiri dari tenaga (man), dana (money ), sarana (material ) dan metode (method )

b) Unsur fungsi organisasi (function of administration) yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing ), penggerakan (actuating) serta pengawasan (controlling )

b. Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai Nilai yang diberikan untuk tiap unsur yang dinilai secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a) Nilai penampilan (performance) yang dinyatakan dengan baik atau buruk. b) Nilai kepentingan (importance) yang dinyatakan dengan penting atau tidak

penting

c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan Contoh matrik hasil penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh organisasi

G. Waktu yang Tepat Menggunakan SWOT

SWOT digunakan saat mengembangkan rencana strategis atau perencanaan solusi untuk masalah. Namun SWOT baru dapat diaplikasikan setelah menganalisis lingkungan eksternal dan internal.Cara menggunakannya:

1. Analisis Internal Menguji kemampuan sistem tersebut. Ini dapat dilakukan dengan menganalisis suatu sistem dengan kekuatan dan kelemahan .

2. Analisis Eksternal Melihat pada titik-titik utama dalam analisis dan mengidentifikasi titik-titik yang menimbulkan peluang.Untuk sistem tersebut, dan yang menimbulkan ancaman atau hambatan terhadap kinerja. Untuk membangun analisis SWOT dan mengatur sebuah program untuk perencanaan dan memeriksa situasi yang ada pada saat ini. Maka perlu diketahui terlebih dahulu kekuatan dan kelemahannya. Bagaimana kita bisa memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang ada, dan apakah peluang eksternal dan internal dalam ancaman bidang yang dipilih.

H. Definisi Puskesmas

Menurut Depkes 1991, Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

(10)

Puskesmas adalah UPTD Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja(Kepmenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004).

I. Visi dan Misi Puskesmas

1. Visi Puskesmas:

Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya indonesia sehat 2015. Masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

2. Misi Puskesmas:

 Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.  Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya.

 Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya.

 Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

J. Tujuan Puskesmas

Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni; meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.

K. Fungsi Puskesmas

1. Pusat pembangunan berwawasan kesehatan.

2. Mengupayakan program-program pembangunan yang berwawasan

kesehatan,yaitu:

 Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.

 Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.

 Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.

3. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.

4. Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan

masyarakat:

 Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.

(11)

 Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan.

 Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.

5. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yaitu menyelenggarakan pelayanan

kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi:

 Pelayanan kesehatan masyarakat (public goods)  Pelayanan kesehatan perorangan (private goods)

L. Program Pokok Puskesmas

Puskesmas XX melaksanakan 6 program wajib yaitu: 1. Promosi Kesehatan

2. Upaya Kesehatan Lingkungan 3. Upaya Perbaikan Gizi

4. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB 5. Upaya Pemberantasan Penyakit Menular 6. Upaya Pengobatan

Ditambah dengan Program Pengembangan, yaitu: 1. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

2. Upaya Pemberantasan Penyakit tidak menular 3. Upaya kesehatan Usia Lanjut (USILA)

4. Upaya Laboratorium Sederhana M. Kedudukan Puskesmas

1. Kedudukan secara administratif : puskesmas bertanggung jawab secara teknis

maupun administratif kepada Dinkes Dati II

2. Kedudukan dalam Hirarki pelayanan kesehatan adalah membantu Dinkes Dati II

N. Jangkauan Pelayanan Kesehatan

Sesuai dengan keadaan geografis luas wilayah, sarana yang berhubungan dan kepadatan penduduk dalam wilayah kerja puskesmas, semua penduduk mudah mengakses pelayanan kesehatan. Agar jangkauan lebih merata diadakan puskesmas pembantu, penempatan bidan-bidan di desa dengan pelayanan yang ada termasuk puskesmas keliling. Selain itu ada pula pergerakan peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu yang dapat menunjang pelayanan kesehatan.

(12)

BAB III

PEMBAHASAN

A PUSKESMAS SECARA UMUM

 Contoh Analisis SWOT Puskesmas 1. Analisis Lingkungan Dalam Puskesmas

a. Strength (kekuatan)

i. Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerja, Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas Pembantu sereta Puskesmas Keliling. Kecuali itu untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. Juga ditunjang oleh Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) berupa Posyandu, Pondok Bersalin Desa (Polindes), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)-Desa Siaga, dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)-Usia lanjut, dan lain-lain.

ii. Pemerintah daerah telah menyediakan dana dari pengembalian retribusi pendapatan Puskesmas dengan besaran yang bervariasi di setiap kabupaten/kota, pengadaan tenaga, obat-obatan, alat kesehatan dan sebagainya.

iii. Adanya tenaga kesehatan Puskesmas yang telah ditempatkan di sarana kesehatan baik di Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan Desa, Pos Kesehatan Desa dan Bidan Desa di wilayah kerja Puskesmas.

iv. Adanya standard operating procedure (SOP) atau prosedur tetap dalam Puskesmas.

v. Adanya sistem informasi manajemen Puskesmas yang bersumber dari sitem pencatatan dan pelaporan Puskesmas, sistem informasi Posyandu, laporan sarana kesehatan swasta, laporan lintas sektor, dan lain-lain.

(13)

vi. Adanya sistem Kesehatan Nasional dan UU tentang Kesehatan serta peraturan perundang-undangan lainnya sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

b. Weakness (kelemahan)

i. Visi, misi dan tujuan Puskesmas belum dipahami sepenuhnya oleh pimpinan dan staf Puskesmas. Hal tersebut dapat melemahkan komitmen, dukungan dan keikutsertaan pegawai dalam mengembangkan fungsi Puskesmas. Mereka terperangkap oleh tugas-tugas rutin yang bersifat kuratif yang kebanyakan dilakukan di dalam gedung Puskesmas. Akibatnya, kegiatan Puskesmas di luar gedung yang bersifat promotif dan preventif kurang mendapatkan perhatian. ii. Beban kerja Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas

kesehatan kabupaten atau kota terlalu berat. Pertama karena rujukan kesehatan dan dari Dinas kesehatan kabupaten atau kota kurang berjalan. Kedua karena Dinas kesehatan kabupaten atau kota yang sebenarnya bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan secara menyeluruh di wilayah kabupaten atau kota lebih banyak melaksanakan tugas-tugas administratif. iii. Puskesmas masih bersifat sentralistis, dimana Puskesmas belum

memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

iv. Waktu kerja pegawai Puskesmas kurang efektif dan kurang optimal. v. Ketidak efisienan Puskesmas juga tampak dari pemanfaatan ruang

rawat inap di beberapa Puskesmas dengan tempat perawatan. Kurang tegasnya pemisahan antara tugas pokok untuk melakukan perawatan pasien rawat inap dengan pelayanan kesehatan masyarakat merupakam salah satu kendala pengembangan upaya kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas dengan tempat perawatan. vi. Citra Puskesmas masih kurang baik, utamanya yang berkaitan mutu,

penampilan fisik Puskesmas kurah bersih, nyaman, disiplin profesionalisme, dan keramahan petugas dalam pelayanan kesehatan yang masih lemah.

vii. Belum tersedianya sumber daya Puskesmas yang memadai seperti ketersediaan tenaga belum sesuai standar ketenagaan Puskesmas dan Penyebaran tidak merata, kemampuan dan kemauan petugas belum memadai, penanggung jawab program Puskesmas belum memiliki

(14)

kemampuan manajerial program, pengembangan sumber daya tenaga kesehatan tidak berorientasi pada kebutuhan Puskesmas atau program, namun seringkali merupakan keinginan dari pegawai yang bersangkutan: kurangnya tanggung jawab, motivasi, dedikasi, loyalitas dan kinerja petugas Puskesmas

viii. Ketersediaan obat-obatan baik jenis maupun jumlahnya terbatas, alat kesehatan juga kurang memadai, dana operasional maupun program sangat kurang dan hanya bersumber dari presentase pengembalian retribusi Puskesmas dengan besaran yang bervariasi di setiap kabupaten atau kota.

ix. Belum tersedianya data dan informasi registrasi vital tentang kependudukan dan program kesehatan yang sahid dan akurat.

2. Analisis Lingkungan Luar Puskesmas a. Opportunity (kesempatan/peluang)

i. Amandemen UUD 1945 Pasal 28 H yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal merupakan dukungan landasan hukum sebagai peluang bagi pemerintah dan masyarakat dalam mempercepat upaya pemerataan pelayanan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

ii. Kebijakan desentralisasi sebagaimana diberlakukan UU RI No. 1999 yang kemudian disempurnakan dengan UU RI No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah memberi peluang yang besar bagai Puskesmas untuk memperbaiki sistem, rencana strategik, dan rencana operasional, mengembangkan program dan kegiatan Puskesmas secara mandiri sesuai kebutuhan masyarakat dan potensi yang tersedia.

iii. Kesepakatan para bupati atau walikota pada tanggal 28 Juli 2000 untuk menyediakan alokasi dana kesehatan minimal 15 % dari APBD atau 15% PDRB merupakan peluang yang besar bagi Puskesmas untuk mengembangkan program-program kesehatan di wilayah kerjanya dengan dukungan anggaran yang memadai.

iv. Adanya komitmen dan dukungan politis dari pemerintah daerah dan DPRD kabupaten atau kota untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

(15)

v. Kemajuan pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan memberi peluang untuk mempercepat peningkatan pemerataan pelayanan serta kualitas pelayanan Puskesmas.

vi. Adanya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatn berupa UKBM antara lain Posyandu, Polindes, Poskesdes, Posbindu, dan lain-lain. vii. Adanya sumber dana untuk pembiayaan kesehatan yang bersumber dari

masyarakat melalui program JPKM, Dana Kesehatan Masyarakat, Dana Sekolah Sehat, Dana Sosial Ibu Bersalin, beras perelek atau jimpitan, dana kematian dan sebagainya.

viii. Adanya dana stimulasi dari pemerintah daerah untuk dana sosial ibu bersalin yang dapat dikembangkan menjadi Dana Sehat berpola JPKM. ix. Adanya komitmen dan dukungan dari stakeholders serta tokoh

masyarakat terhadap program Puskesmas.

x. Adanya momentum program kesehatan yang strategis seperti Gerakan Sayang Ibu, Desa Siaga, Gerakan Terpadu Nasional, dan lain-lain. xi. Keadaan geografis yang dapat dijangkau oleh kendaraan serta

tersedianya sarana transportasi dan komunikasi yang sudah menjangkau seluruh wilayah kerja Puskesmas

b.Threat (ancaman/ rintangan/ tantangan)

i. Ketidakmampuan pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan kabupaten ataukota untuk memanfaatkan era desentralisasi sebagai peluang dan kesempatan untuk melakukan reformasi Sistem Pembangunan Kesehatan Daerah dapat menjadi ancaman dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas

ii. Terjadinya transisi epidemiologi baik oleh pengaruh perubahan struktur penduduk dan perubahan gaya hidup masyarakat menyebabkan beban ganda pelayanan kesehatan yaitu tidak saja pada masalah penyakit infeksi tetapi juga penyakit degeneratif. Selain itu pelayanan kesehatan juga menghadapi masalah penyakit yang pada akhir ini cenderung meningkat seperti tuberculosa, demam berdarah dengue. Fenomena-fenomena tersebut merupakan tantangan sekaligus ancaman pengembangan Puskesmas.

iii. Terjadinya krisis ekonomi yang belum sepenuhnya pulih tidak saja menambahi jumlah penduduk miskin, tetapi juga menurunkan kemampuan pemerintah dalam menyediakan anggaran untuk pembangunan kesehatan.

(16)

iv. Manajemen program Puskesmas belum dirumuskan oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota sebagai pedoman dan rujukan Puskesmas.

v. Kurangnya pembinaan dan bimbingan program dari Dinas Kesehatan kabupaten atau kota.

vi. Kurangnya komitmen, dukungan dan keikutsertaan lintas sektoral dalam program kesehatan.

vii. Kurangnya komitmen dan dukungan stakeholders Puskesmas terhadap program Puskesmas.

viii. Jumlah kader kesehatan masih kurang, tingginya drop out kader, adanya kejenuhan dari kader, sulitnya mencari kader baru, kurangnya dana stimulasi kader, kurangnya sarana kegiatan kader seperti buku pegangan kader, sarana pencatatan dan pelaporan kegiatan kader dan sebagainya.

ix. Sistem pembiayaan Puskesmas belum mengantisipasi arah perkembangan masa depan, yakni sistem pembiayaan praupaya untuk pelayanan kesehatan perorangan.

x. Puskesmas masih belum berhasil dalam menggali, menghimpun dan mengorganisasi partisipasi masyarakat serta membina kemitraan dengan sektor lain yang terkait.

xi. Berkembangnya pelayanan kesehatan swasta yang lebih profesional, bermutu, dan bernuansa profit merupakan ancaman terhadap pelayanan kesehatan pemerintahan termasuk Puskesmas

xii. Kurangnya penggunaan obat generik karena banyaknya pasokan obat pasien menyebabkan tingginya harga obat-obatan dan merupakan ancaman pelayanan kesehatan terutama untuk masyarakat miskin. xiii. Mobilisasi penduduk yang tinggi menyebabkan penularan penyakit

yang cepat serta perubahan lingkungan dan perilaku sosial budaya masyarakat merupakan ancaman terhadap semakin meningkatnya masalah kesehatan.

xiv. Pemanfaat tenaga dan sarana kesehatan Puskesmas masih kurang, termasuk pemanfaatan bidan desa, dimana bidan desa lebih banyak dimanfaatkan dalam upaya promotif dan preventif.

xv. Masih adanya persalinan dukun paraji dan belum tejalin kemitraan antara bidan desa dengan dukun paraji.

xvi. Perilaku Hidup Bersih dana Sehat (PHBS) masih belum memasyarakat dan membudaya baik PHBS rumah tangga, sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja, mauoun tempat-tempat umum.

(17)

Berdasarkan analisis SWOT Puskesmas tahun 2009 tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa Puskesmas saat ini terdapat pada kuadran 4 yaitu menghadapi kondisi yang paling buruk karena harus menghadpi ancaman/rintangan/tantangan (threat) besar yang bersumber pada lingkungan luar dan pada saat yang bersamaan dilanda berbagai kelemahan internal (weakness). Strategi yang tepat pada keadaan demikian ialah strategi defensif dalam arti mengurangi atau mengubah bentuk perlayanan kesehatan yakni:

a. Mengubah paradigma yaitu dari paradigma sakit menjadi paradigma sehat. Paradigma sehat yakni upaya kesehatan menitikberatkan pada upaya promotif dan preventiftanpa mengesampingkan upaya promotif dan rehabilitatif.

b. Upaya kesehatan Puskesmas lebih menitikberatkan pada upaya kesehatan yanjg mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan AKI dan AKB seperti program keterpaduan KB-kesehatan di Posyandu

c. Upaya kesehatan Puskesmas menfokuskan pada program basic-six Pembinaan dan pengembangan Puskesmas hendaknya diupayakan untuk memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang atau kesempatan (strategi SO (strength-oportunitty) atau Strategi Kekuatan-Peluang) dengan meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman (strategi WT-weatness-threat atau strategi kelemahan-ancaman), sehingga Puskesmas berada pada kuadran 1, dimana Puskesmas menghadapi berbagai peluang-kesempatan lingkungan luar dan memiliki berbagai kekuatan yang mendorong pemanfaatan berbagai peluang tersebut, sehingga strategi yang tepat yaitu strategi pertumbuhan (agresif).

O. PUSKESMAS SECARA SPESIFIK

 Gambaran Program KIA di PuskesmasXX 1. Tenaga Kesehatan

 Jumlah dokter umum ada 6 orang  Jumlah dokter gigi ada 1 orang

 Jumlah bidan ada 36 orang, 2 orang telah terlatih dalam pelayanan KB, 7orang bidan yang ada di ruangan KIA, bidan yang berada di Pustu sebanyak 27 orang

(18)

 Jumlah perawat di poli umum puskesmas ada 18 orang 2. Fasilitas Kesehatan.

 Dana untuk program KIA sudah cukup  Ketersediaan ambulans ada 1 unit  Ketersediaan obat dan alat KB cukup

 Tersedia peralatan seperti tensimeter, incubator,bed ginekologi, lampu sorot, timbangan bayi, box bayi, partus set, dll

 Jenis KB : IUD, MOW, MOP, Implant, Suntikan, Pil, Kondom 3. Kegiatan

 Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita  Deteksi dini faktor resiko ibu hamil

 Pemantauan tumbuh kembang balita  Imunisasi Tetanus Toxoid

 Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA

 Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-macam penyakit ringan

 Posyandu

 Pemeriksanan Ibu hamil, bayi dan balita ke setiap wilayah kerja  Pemberian KB gratis

 Analisis SWOT Program KIA di PuskesmasXX 1. Kekuatan

 Jumlah tenaga kesehatan seperti bidan sudah memadai  Fasilitas kesehatan di bidang KIA sudah cukup

 Kegiatan Posyandu tiap bulan dilaksanakan di desa wilayah kerja puskesmas

 Koordinasi antar bidan baik

 Frekuensi kehadiran Tenaga Kesehatan baik 2. Kelemahan

 Kurang promosi kesehatan mengenai program KIA di Puskesmas  Pencacatan laporan KIA dan KB belum lengkap

 Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja belum menjadi salah satu program utama KIA

3. Peluang

 Jumlah petugas KIA dan KB yang cukup  Lokasi Puskesmas strategis

4. Hambatan

 Pengetahuan masyarakat tentang Puskesmas sebagai sarana kesehatan strata pertama masih kurang.

(19)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

SWOT merupakan akronim dari Strenght (kekuatan) dan Weakness (kelemahan), Opportunity (kesempatan atau peluang) dan Threat (ancaman atau rintangan atau tantangan). Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam melakukan analisis strategik, karena analisis ini memiliki kemampuan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang serta berperan untuk meminimalisasi kelemahan organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. SWOT digunakan saat mengembangkan rencana strategis atau perencanaan solusi untuk masalah, namun baru dapat diaplikasikan setelah menganalisis lingkungan eksternal dan internal. Analisis SWOT merupakan perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Didalam penelitian analisisSWOT kita ingin memperoleh hasil berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan keempat faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisa (strength, weakness, opportunity, dan threat).

(20)

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswi dan pembaca untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai analisa SWOT terutama dalam analisa SWOT puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA

Kurnia,M. “Paper Pengantar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan SWOT (Strength,

Weakness, Opportunity, dan Threat”. 29 Maret 2015.

http://www.academia.edu/8445020/Paper_Pengantar_Administrasi_dan_Kebijakan_K esehatan_SWOT_Strength_Weakness_Opportunity_dan_Threat

Nainggolan, T. “SWOT Kesehatan Ibu dan anak, KB di Puskesmas”. 29 Maret 2015. http://florensiskan.blogspot.com/2014/04/swot-kesehatan-ibu-dan-anak-kb-di.html

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan

Pertumbuhan ) dengan menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal

Analisis SWOT yang digunakan dalam penelitian ini ditujukan untuk menyusun strategi software dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang untuk meminimalisasi kelemahan dan

KUADRAN I (Strategi Agresif/Ofensif) :Mempunyai posisi yang paling menguntungkan sehingga dengan kekuatan yang dimiliki dimungkinkan untuk.. memanfaatkan peluang

Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan ini adalah dengan melakukan analisis SWOT yang mendiagnosa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki Bank Syariah

SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana SWOT ini sebagai suatu model dalam menganalisis suatu

Analisis SWOT adalah analisa yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strength dan peluang Opportunity, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weakness

Warung Arsip Yogyakarta dapat memanfaatkan peluang relasi untuk menjangkau lebih banyak informasi, memaksimalkan kreativitas dalam kegiatan digitisasi, melakukan pembaruan sistem