• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Iptek Transportasi Laut dalam Mewujudkan Poros Maritim Dunia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kontribusi Iptek Transportasi Laut dalam Mewujudkan Poros Maritim Dunia"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

>>

0 >>

1 >>

2 >>

3 >>

4 >>

>>

0 >>

1 >>

2 >>

3 >>

4 >>

Dialog Nasional KONTRIBUSI STRATEGIS IPTEK

UNTUK MEWUJUDKAN POROS MARITIM DUNIA,

Jakarta, 10 Desember 2014

Kontribusi Iptek Transportasi

Laut dalam Mewujudkan Poros

Maritim Dunia

Prof. Ir. Djauhar Manfaat, M.Sc., Ph.D.

Anggota Dewan Riset Nasional

Komisi teknis Teknologi Transportasi

(2)

Nama

:

Prof. Ir. Djauhar Manfaat, M.Sc., Ph.D.

NIP

: 19601202 198701 1001

Golongan / Pangkat

: IV/d / Pembina Utama Madya

Jabatan Akademik

: Guru Besar (Profesor)

Jurusan / Fakultas

: Teknik Perkapalan/Teknologi Kelautan

Perguruan Tinggi

: Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Alamat Rumah

: Apartemen East Coast Residence,

Blok Saphire S 03.32, Pakuwon City,

Surabaya 60112

Telp./Fax.

: 031 5947254/5964182

Nomor HP

: 08123231608

Alamat surel (e-mail)

: dmanfaat@na.its.ac.id

Akun Facebook

: Djauhar Manfaat

Pendidikan

Insinyur Teknik Perkapalan ITS:

1986

Master of Science (MSc) in Ship Production Technology,

University of Strathclyde, Glasgow, UK:

1991

Doctor of Philosophy (PhD) in Computer Aided Design,

University of Strathclyde, Glasgow, UK:

1998

(3)

>>

0 >>

1 >>

2 >>

3 >>

4 >>

Tugas Tambahan saat ini:

Anggota Komisi Teknis Teknologi Transportasi,

Dewan Riset Nasional (DRN),

Kementerian Riset dan Teknologi RI

Reviewer dan Interviewer

Program Beasiswa Presiden Republik Indonesia (BPRI)

dan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI),

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP),

Kementerian Keuangan RI

Marine Investigator,

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT),

Kementerian Perhubungan RI

(4)

>>

0 >>

1 >>

2 >>

3 >>

4 >>

LATAR BELAKANG (1)

Indonesia sebagai poros maritim dunia. Pertimbangan:

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia; jumlah

pulau sebanyak 17.504 dengan garis pantai sepanjang 81.000

kilometer.

Indonesia memiliki wilayah laut seluas dua pertiga dari total luas

teritorialnya, yakni sebesar 5,8 juta kilometer persegi yang terdiri

dari wilayah territorial sebesar 3,2 juta kilometer persegi dan

wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2,7 juta kilometer

persegi.

Indonesia berada pada posisi strategis, antar benua yang

menghubungkan negara-negara dengan perekonomian yang maju.

Potensi sektor maritim dipastikan mampu memberikan kontribusi

ekonomi yang signifikan bagi kelangsungan pembangunan

(5)

>>

0 >>

1 >>

2 >>

3 >>

4 >>

LATAR BELAKANG (2)

Potensi sektor maritim tersebut belum secara optimal dimanfaatkan

untuk kemakmuran rakyat.

Optimalisasi sumberdaya maritim secara berkesinambungan

diperlukan.

Pemajuan IPTEK melalui kegiatan riset perlu diwujudkan guna

mendukung komitmen menjadikan Indonesia sebagai poros maritim

dunia.

(6)

>>

0 >>

1 >>

2 >>

3 >>

4 >>

Spektrum

Bidang Maritim

(7)

Dukungan Sektor-Sektor Pendukung

Pada Bidang Maritim

(8)

>>

0 >>

1 >>

2 >>

3 >>

4 >>

1.

Agenda prioritas diperlukan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi

negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan

nasional. Cita-cita tersebut dengan jelas telah diterjemahkan ke dalam 9

agenda perubahan (NAWACITA) Pemerintah RI.

2. Visi bidang maritim:

“...Mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang berdaulat, mandiri

dan berkepribadian melalui pemanfaatan wilayah dan sumber daya maritim

menuju kemandirian ekonomi nasional...”

(9)

>>

0 >>

1 >>

2 >>

3 >>

4 >>

1.

Kelembagaan

2. Konektivitas laut (Tol Laut)

3. Keamanan wilayah dan kedaulatan

4. Keselamatan maritim dan peningkatan kualitas lingkungan maritim

5. Industri penunjang maritim

6. Pendidikan dan Pengembangan sumber daya manusia

7. Penerapan dan Pengembangan IPTEK bidang maritim

(10)

>>

0 >>

1 >>

2 >>

3 >>

4 >>

1.

Fokus tahun I: Pemenuhan kebutuhan akan pelayaran perintis

2. Target tahun V: mewujudkan sistem transportasi laut yang mampu:

o

Menekan biaya logistik menurun hingga 20% terhadap PDB,

o

Menumbuhkan armada pelayaran nasional dari 10% menjadi 30%,

o

Melakukan peremajaan kapal nasional dengan menekan jumlah kapal tua

(>25 thn) dari 70% menjadi 50%,

o

Mengurangi waktu pelayanan pelabuhan (dwelling time) pada Pelabuhan

utama dari 6~7 hari menjadi 3~4 hari.

3. Sistem Pendukung Implementasi Tol Laut:

o

Pengadaan infrastruktur utamanya infrastruktur pelabuhan dan kapal

o

Pembenahan sistem transportasi, sistem logistik dan sistem manajemen

(11)

>>

0 >>

1 >>

2 >>

3 >>

4 >>

DRAFT

ARN 2015-2019

BIDANG

(12)

ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS UTAMA

12

Riset pengembangan dan kerekayasaan diharapkan mempertimbangkan hal-hal

berikut ini :

Sesuai dengan Kondisi Geografi

Sesuai dengan Ketersedian Sumberdaya Energi

Kesiapan Teknologi (TRL)

Faktor Ekonomi/Keterjangkauan

Keberlanjutan

Demand - Driven

5 (lima) tahun kedepan diperlukan riset, pengembangan, rancang bangun dan

rekayasa yang diharapkan mampu menjawab tantangan dan permasalahan

tersebut dan kebijakan nasional utama sektor perhubungan yaitu :

• Membangun Konektivitas Nasional;

• Membangun Industri Transportasi yang efisien dan berdaya saing tinggi;

• Melakukan internalisasi dan integrasi isu-isu strategis lintas sektor; dan

(13)

Issue Transport Global

13

TRANSPORTASI

GLOBAL

Sustainable Transportation Freight Transportation Global Climate Change Transportation and Demographics Traffic Congestion IT inabler Safety and Security

(14)

SISTRANAS

UU 23/2007

UU 17/2008

UU 1/2009

UU 22/2009

Isu Transportasi Nasional

14

TRANSPORTASI

INDONESIA

PEMBANGUNA N BERKELANJUTA N AKSESIBILITAS DAN KONEKTIVITAS KEBIJAKAN DAN REGULASI KESELAMATAN DAN KEAMANAN LOGISTIK INDUSTRI

UU Jalan

UU Tata Ruang

RUU Perindustrian

SISLOGNAS

MP3EI ?

RPJP 2005-2025

(15)

Arah Pengembangan Teknologi

1. Teknologi Sarana Transportasi

2. Teknologi Prasarana Transportasi

3. Teknologi untuk Sistem & Manajemen Pengoperasian

Transportasi

(16)

Tema Riset

16

1.

Konektivitas Transportasi Antar Moda Dalam Mendukung

Sistem Logistik Nasional

Pengembangan Teknologi untuk Sistem

Layanan Transportasi (misal : tiketing,

penjadwalan, kenyamanan, tarif)

Pengembangan Teknologi untuk Jaringan

Pelayanan Transportasi (mis : bongkar

muat, rute)

Pengembangan Teknologi untuk

Jaringan Prasarana Transportasi (mis :

ruas dan simpul)

1

2

(17)

Tema Riset

17

2.

Teknologi dan Manajemen Keselamatan & Keamanan

Transportasi

Manajemen Berkeselamatan

(orang, regulasi, pertolongan)

Sarana Berkeselamatan

Prasarana Berkeselamatan

1

2

(18)

Tema Riset

18

3.

Klaster Industri Moda Transportasi

Moda Jalan dan Rel

Moda Air

Moda Udara

1

2

(19)

TOPIK RISET

19

SUB TEMA TOPIK

1.1 Pengembangan Teknologi untuk Sistem Layanan Transportasi (misal : tiketing, penjadwalan, kenyamanan, tarif)

1.1.1 Pengembangan Teknologi e-logistic dan e-Ticketing 1.1.2 Pengembangan Model sistem informasi kargo dan ruang

muatan (KA, kapal, pesawat, dan lain-lain)

1.1.3 Reengineering mekanisme dan prosedur pengiriman dan penerimaan barang untuk kelancaran arus barang dan penurunan biaya logisik

1.2 Pengembangan Teknologi untuk Jaringan Pelayanan Transportasi (mis : bongkar muat, rute)

1.2.1 Sistem penanganan (handling) kontainer (truk-KA, truk-kapal, dst)

1.2.2 Pengembangan konektivitas antara pengangkutan moda air dengan pengangkutan darat massal (sea to rail and truck connectivity)

1.2.3 Pengembangan teknologi rail veyor untuk transportasi muatan

bulk material

1.3 Pengembangan Teknologi untuk Jaringan Prasarana Transportasi (mis : ruas dan simpul)

1.3.1 Standardisasi sarana dan prasarana multimoda

1.3.2 Pengembangan Teknologi dan manajemen terminal, stasiun, pelabuhan dan bandara

1.3.3 Kajian Pengembangan jaringan kereta api untuk angkutan barang jarak jauh di Sumatera, Jawa dan Kalimantan

(20)

TOPIK RISET

20

SUB TEMA TOPIK

2.1 Manajemen Berkeselamatan (orang, regulasi, pertolongan)

2.1.1 Kajian perilaku bertransportasi dengan mempertimbangkan aspek sosial budaya dan penegakan hukum

2.1.2 Penyusunan Konsep dan strategi pendidikan publik (public education, public relation, public awareness, public acceptance) tentang proses implementasi transportasi masa depan

2.1.3 Rekayasa dan rancang bangun prototipe simulator

2.2 Sarana Berkeselamatan 2.2.1 Standardisasi Sarana dan Komponen Sarana Transportasi Jalan 2.2.2 Rancang bangun Vessel Traffic Service (VTS) dan Voyage Data

Recorder (VDR)

2.2.3 Standar sarana KA dengan jenis bogie yang stabil dan perangkat peredam tumburan (crash worthiness) serta perangkat cab signal

2.3 Prasarana Berkeselamatan 2.3.1 Pengembangan Teknologi Monitoring Prasarana Transportasi 2.3.2 Pengembangan Teknologi Pengendalian Kereta Api

2.3.3 Sistem Air Traffic Management berasis Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADSB) untuk wilayah Indonesia yang tidak terdeteksi radar

(21)

TOPIK RISET

21

SUB TEMA TOPIK

3.1 Moda Jalan dan Rel 3.1.1 Lightweight structure untuk transportasi massal

3.1.2 Desain dan Rekayasa mobil listrik untuk angkutan umum

3.1.3 Intelligent Transport System (ITS) untuk Transportasi Perkotaan

3.2 Moda Air 3.2.1 Rekayasa kapal penyeberangan yang mampu beroperasi sesuai

dengan karakteristik alam Indonesia 3.2.2 Desain dan rekayasa kapal komposit

3.2.3 Desain klaster industri kemaritiman nasional

3.3 Moda Udara 3.3.1 Rancang Bangun Pesawat Komuter N219

3.3.2 Air dropping 3.3.3 Amphibi

(22)

Tema Riset

22

4.

Teknologi Kemaritiman

Pengembangan Teknologi Wahana Pantai

dan Lepas Pantai

Pengembangan Teknologi Pemanfaatan dan

Pengelolaan Sumberdaya Kelautan

Pengembangan Teknologi dan Manajemen

Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil dan Pesisir

Pengembangan Industri Pariwisata Bahari

1

2

3

4

(23)

TOPIK RISET

23

4. Teknologi Kemaritiman

TEMA RISET SUB TEMA TOPIK

4 Teknologi Kemaritiman

4.1 Pengembangan Teknologi Wahana Pantai dan Lepas Pantai

4.1.1 Desain Struktur Wahana Pantai dan Lepas Pantai (Offshore Structure)

4.1.2 Hidrodinamika Lepas Pantai (Offshore Hydrodinamics)

4.1.3 Desain dan Produksi Bangunan Lepas Pantai (Design and Production Of Offshore Structure)

4.2 Pengembangan Teknologi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan

4.2.1 Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan 4.2.2 Teknologi Pengelolaan Hasil Perikanan

4.2.3 Pemanfaatan dan Pengelolaan Budidaya Kelautan 4.2.4 Manajemen Sumberdaya Kelautan

43 Pengembangan Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil dan Pesisir

4.3.1 Desain dan Produksi Kapal Kecil untuk Pulau-Pulau Kecil dan Pesisir

4.3.2 Penggunaan Energi Alternatif untuk Penggerak Kapal 4.3.3 Penggunaan Material Alternatif sebagai Bahan

Badan Kapal Kecil

4.3.4 Pemanfaatan Energi Gelombang untuk Pembangkit Listrik di Pulau-Pulau Kecil dan Pesisir

4.3.5 Manajemen Galangan Kapal Rakyat 4.4 Pengembangan Industri

Pariwisata Bahari

4.4.1 Pengembangan Pelabuhan Wisata 4.4.2 Desain Kapal Khusus Wisata

4.4.3 Manajemen Industri Pariwisata Bahari 4.4.5 Manajemen Bisnis Pariwisata Bahari

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Nilai p < 0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara mencuci tangan sebelum menyuapi bayi dengan frekuensi kejadian diare pada bayi umur 7-12 bulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai turunnya tekanan intra ocular(TIO) pada pasien glaukoma yang dilakukan tindakan laser trabekuloplasti selektif (LTS)

Pada melter dengan pemanas induksi, maka inconel-690 sebagai dinding melter akan mengalami suhu yang lebih tinggi daripada 1150 °C, sehingga laju korosinya akan lebih tinggi

Uraikan permasalahan dan kebutuhan lapangan satu atau lebih kelompok usaha di desa vokasi, yang dapat mengekspresikan kreativitas dan menerapkannya untuk suatu

locator, konteks interaksi (interaction context) dan parameter belajar (learning parameters). Hal tersebut terjadi karena operasionalisasi penyelenggaraan e-Learning

kabupaten Batang belum memiliki gambar teknik pada kapal bangunan barunya. Kurangnya pemahamanan tentang teknik pembangunan kapal secara modern terutama keutamaan

Seperti hasil wawancara dengan pihak SATKER Jatigede (Diki, tanggal 10 Juni 2012, di kantor SATKER), beliau mengatakan “dari pihak kami (SATKER) sudah menyuruh kepada pihak