• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH RAPAT KERJA KOMISI VIII DPR RI DENGAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RISALAH RAPAT KERJA KOMISI VIII DPR RI DENGAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

RISALAH RAPAT KERJA

KOMISI VIII DPR RI DENGAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Tahun Sidang : 2019-2020

Masa Persidangan : IV

Jenis Rapat : Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI dengan Menteri Sosial Republik Indonesia

Hari, Tanggal : Rabu, 24 Juni 2020 Pukul : 10.18 – 14.58 WIB Sifat Rapat : Terbuka

Pimpinan Rapat : H. Yandri Susanto, S.Pt. (F-PAN) Sekretaris Rapat : Sigit Bawono Prasetyo, S.Sos., M.Si.

Kabag Sekretariat Komisi VIII DPR RI Tempat : Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI

Gedung Nusantara II Lt. 1,

Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270

Acara : 1. Pembahasan Pembicaraan Pendahuluan RAPBN TA 2021 dan RKP Tahun 2021 (RKA K/L dan RKP K/L Tahun 2021);

2. Evaluasi Pelaksanaan Anggaran TA 2019; 3. Evaluasi Kinerja Tahun 2020.

Anggota yang Hadir : 47 Dari 52 orang Anggota Komisi VIII DPR RI

PIMPINAN:

1. H. Yandri Susanto, S.Pt. (F-PAN)

2. M. R. Ihsan Yunus, BA., B.Comm., Me.Con (F-PDI Perjuangan)

1. DR. TB. H. Ace Hasan Syadzily, M.Si. (F-PG)

2. Laksdya. TNI (Purn) Moekhlas Sidik, MPA. (F-Partai Gerindra)

3. H. Marwan Dasopang (F-PKB)

ANGGOTA:

FRAKSI PDI PERJUANGAN

4. I Komang Koheri, SE. 5. Diah Pitaloka, S. Sos. M.Si. 6. Selly Andriany Gantina, A.Md. 7. Umar Bashor

8. Ina Ammania

9. Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya 10. I. G. N. Kesuma Kelakan, ST., M.Si. 11. H. Rachmat Hidayat, SH.

12. Matindas J. Rumambi, S. Sos. 13. Drs. Samsu Niang, M.Pd. 14. H. Arwan M. Aras T., S. Kom.

(2)

FRAKSI PARTAI GOLKAR

15. H. John Kenedy Azis, SH. 16. Mohammad Saleh, SE.

17. Hj. Itje Siti Dewi Kuraesin, S.Sos., MM. 18. Hj. Endang Maria Astuti, S.Ag., SH., MH. 19. Muhammad Fauzi, SE.

20. Dra. Hj. Idah Syahidah Rusli Habibie, M.H. 21. Muhammad Ali Ridha

FRAKSI PARTAI GERINDRA

22. Muhammad Rahul

23. H. Jefri Romdonny, SE., S.Sos., M.Si., MM. 24. Abdul Wachid

25. Drs. H. Zainul Arifin 26. H. Iwan Kurniawan, SH. 27. Drs. H. Saiful Rasyid, MM.

FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT

28. Hj. Lisda Hendrajoni, SE., MM.Tr. 29. Dra. Delmeria

30. Murhadi, S.Pd.

31. Ach. Fadil Muzakki Syah, S.Pd.I. 32. Satori

FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA

33. H. Maman Imanul Haq 34. Dra. Hj. Anisah Syakur, M.Ag. 35. H. An’im Falachuddin Mahrus

FRAKSI PARTAI DEMOKRAT

36. Drs. H. Achmad, M.Si. 37. Harmusa Oktaviani, SE. 38. Wastam, SE., SH.

39. H. Hasani Bin Zuber, S.IP. 40. Ir. Nanang Samodra, KA., M.Sc.

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

41. KH. Bukhori, LC., MA. 42. H. Iskan Qolba Lubis, MA.

43. Dr. H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, MA. 44. Hj. Nur Azizah Tamhid, BA., MA.

45. Nurhasan Zaidi, S.Sos.I.

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL

46. H. Mhd. Asli Chaidir, SH. 47. H. Sungkono

48. M. Ali Taher, SH., M.Hum.

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN

49. KH. Muslich Zainal Abidin 50. H. Iip Miftahul Choiri, S.Pd.I.

Anggota yang Izin : 2 orang Anggota Komisi VIII DPR RI

(3)

JALANNYA RAPAT:

KETUA RAPAT (H. YANDRI SUSANTO, S.Pt.): Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat Pagi, Salam Sejahtera buat kita semua. Yang terhormat para Pimpinan Komisi VIII DPR RI, Yang terhormat para Anggota Komisi VIII DPR RI,

Yang terhormat dan kami banggakan Menteri Sosial Republik Indonesia beserta seluruh jajarannya,

Pertama-tama marilah kita bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan rahmat-NYA kita pada pagi hari ini ditengah Pandemic Covid 19 masih bisa beraktivitas, yang sebelumnya kita virtual terus Pak Menteri, beberapa kali kita Raker, Pak Sekjen ya, sekarang kita bisa bertatap muka, melepas kangen atau kerinduan yang selama ini tapi tetap Pak Menteri kita patuhi dengan protokol kesehatan, sebagian besar Anggota secara virtual. Jadi bukan mereka berarti tidak hadir tapi ini sudah diatur, Fraksi atau Anggota yang hadir secara fisik. Sekali lagi kita bersyukur kepada Allah SWT, semoga apa yang kita laksanakan semuanya bisa berakhir dengan sempurna dan baik.

Sebagaimana biasanya Bapak, ibu yang saya hormati sebelum kita memulai rapat pada pagi hari ini mari kita berdo’a masing-masing sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, kepada yang beragama Islam kita biasa membaca umul kitab suratul Fatihah. Dan kepada Bapak ibu yang lainnya menyesuaikan dengan agamanya dan kepercayaan masing-masing.

Al-Fatihah.

(MEMBACA DOA) Selesai.

Pak Menteri yang Saya hormati, Para Anggota dan Para Pimpinan,

Pada kesempatan ini ingin saya menyampaikan bahwa sesuai dengan acara rapat-rapat di DPR RI Masa Persidangan ke IV Tahun Sidang 2019 – 2020 yang telah diputuskan dalam Rapat Konsultasi pengganti Rapat Bamus antara Pimpinan DPR RI dengan Pimpinan Fraksi-fraksi di DPR pada tanggal 30 April tahun 2020 dan sesuai dengan keputusan Rapat Internal Komisi VIII DPR RI tanggal 15 Juni 2020 maka pada hari ini Selasa 23 Juni 2020 Komisi VIII DPR RI akan menyenggaraan Rapat Kerja pembahasan Pembicaraan Pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 2021 dan RKP Tahun 2021. Kemudian dilanjutkan juga dengan evaluasi pelaksanaan APBN tahun 2019 dan yang terakhir Evaluasi Kinerja dan Pelaksanaan Anggaran tahun 2020 yang sedang berjalan.

(4)

Pak Menteri yang Saya hormati, Para Anggota dan Para Pimpinan,

Menurut laporan dari pihak sekretariat Komisi VIII bahwa sekarang secara fisik dihadiri 15 orang, dari 9 Fraksi, dan dari rumah masing-masing melalui system virtual ada 26 orang Anggota.

Oleh karena itu berdasarkan Tata Tertib DPR RI Pasal 251 ayat (1) kuorum telah tercapai maka izinkan kami membuka rapat kerja ini dan saya nyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL: 10.18 WIB) Pak Menteri yang Saya hormati,

Para Anggota dan para Pimpinan, Agenda kita pada hari ini adalah: 1. Pengantar Pimpinan Rapat;

2. Penjelasan Menteri Sosial Republik Indonesia mengenai:

a. Pembahasan Pembicaraan Pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 2021 dan RKP Tahun 2021;

b. Evaluasi Pelaksanaan APBN Tahun 2019; dan yang terakhir c. Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Anggaran Tahun 2020 yang

sedang berjalan.

3. Tanggapan dan pertanyaan dari para Anggota termasuk dari meja pimpinan;

4. Kesimpulan; dan 5. Penutup.

Apakah 5 agenda itu bisa kita setujui? Setuju ya.

(RAPAT: SETUJU)

Kita mulai rapat jam 10.25 WIB kita akhiri jam 12.00 WIB dulu ya? Nanti kalau ada yang perlu kita perpanjang kita perpanjang, tapi mudah-mudahan tidak lama rapatnya dan bisa jam 12.00 WIB bisa kita selesaikan. Setuju ya jam 12.00 WIB dulu ya?

(RAPAT: SETUJU) Baik.

Pak Menteri yang Saya hormati beserta seluruh jajaran, Para Anggota dan para Pimpinan,

Sebelum saya mengawali sambutan Pak Menteri ini ada penggantian pemain Pak Menteri, Pak Haji Satori, ini beliau menggantikan Pak

(5)

Muhammad Rafsel, Pak Menteri dari Nasdem Dapilnya Jawa Barat VIII, kalau Pak Rafsel Sulsel I ya dari Nasdem kemudian sebelumnya beliau dari Komisi XI. Mudah-mudahan Pak Satori betah di Komisi dunia akherat ini Pak.

Baik. Bapak/Ibu,

Rapat hari ini diselenggarakan berdasarkan surat Pimpinan Badan Anggaran DPR RI Nomor. AG/05596/DPR RI/V/2020 Tanggal 6 Mei 2020 perihal penyampaian rancangan jadwal pembahasan pembicaraan pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 2021 dan RKP Tahun 2021.

Agenda rapat kerja dengan agenda pembahasan pembicaraan pendahuluan RAPBN Tahun 2021 ini sangat penting, dan strategis karena berkaitan erat dengan tugas dan fungsi anggaran dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 23 ayat (1) bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan, setiap tahun dengan Undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka, dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Selain itu menurut ketentuan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3, Pasal 70 ayat (2) disebutkan bahwa Fungsi Anggaran dilaksanakan untuk membahas dan memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan undang-undang tentang APBN yang diajukan oleh Presiden.

Selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 98 ayat (2) huruf a Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD atau (Undang-Undang MD3) yang menyebutkan bahwa salah satu ruang lingkup tugas komisi dibidang anggaran mengadakan pembicaraan pendahuluan mengenai penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara, yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya bersama-sama dengan pemerintah.

Oleh karena itu dalam penyusunan RAPBN Tahun Anggaran 2021 sesuai yang diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 14 ayat (1) mengatur bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBN menteri atau Pimpinan Lembaga selaku pengguna anggaran, atau pengguna barang menyusun rencana kerja dan anggaran kementerian negara atau lembaga tahun berikutnya. Oleh karena itu pada kesempatan rapat kerja ini kami harapkan Menteri Sosial Republik Indonesia sudah menyampaikan rencana kerja dan anggaran Tahun 2021.

Hasil penyusunan RKL Tahun Anggaran 2021 dibahas dalam agenda rapat pembahasan pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 2021, berbeda dengan pembahasan APBN tahun sebelumnya Pak Menteri. Hal ini merupakan sejarah baru pembahasan RKL setelah Pandemic Covid 19,

(6)

sebagai konsekuensi dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) Nomor 1 Tahun 2020, tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk penanganan

Pandemic Covid 19 atau Corona Virus 19, atau dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan menjadi undang-undang.

Didalam undang-undang tersebut ada kekhususan berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1 ayat (3) yang menyebutkan bahwa, untuk melaksanakan anggaran pendapatan dan belanja negara dalam rangka penanganan Covid 19 dan/atau menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan perlu menetapkan kebijakan keuangan negara, dan kebijakan stabilitas sistem keuangan unsur APBN 2021, penganggaran dan pembiayaan banyak yang terkait program dalam rangka penanganan Pandemic Covid 19, akan dilakukan paling lama sampai dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2022.

Oleh karena itu rencana kerja dan anggaran Kementerian Sosial Republik Indonesia Tahun Anggaran 2021 selain disusun berdasarkan fungsi dan program juga diberikan penjelasan program dan kegiatan apa saja yang disusun dalam rangka penanganan Covid 19. Hal ini sangat penting karena berkaitan erat dengan tugas dan fungsi Komisi VIII DPR RI dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.

Meskipun dalam penyusunan RKL Kementerian Sosial Republik Indonesia Tahun 2021, banyak kelonggaran untuk program penanganan

Pandemic Covid 19, namun dalam pelaksanaan kebijakan keuangan negara dan langkah-langkah yang dilakukan dengan tetap memperhatikan tata kelola yang baik.

Agenda rapat kerja dengan agenda evaluasi APBN Tahun 2019 dan evaluasi kinerja APBN Tahun 2020 juga memiliki makna yang sangat strategis dalam rapat hari ini. sebagai pelaksanaan yang diamanatkan dalam undang-undang nomor 17 Tahun 2014 Pasal 177 huruf a dan huruf e disebutkan bahwa dalam melaksanakan wewenang dan tugas dibidang anggaran DPR menyelenggarakan kegiatan pembicaraan pendahuluan dengan pemerintah dan Bank Indonesia dalam rangka menyusun rancangan APBN dan pembahasan dan penetapan Rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.

Selanjutnya terkait dengan fungsi pengawasan DPR RI sesuai ketentuan Pasal 79 ayat (3) disebutkan bahwa pengawasan dilakukan selain atas pelaksanaan anggaran juga dilakukan terhadap pelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakan pemerintah dapat berubah kebijakan yang dilaksanakan sendiri oleh Presiden dan Wakil Presiden, Menteri Negara atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Kementerian, Non Kementerian.

(7)

Sedangkan terkait dengan evaluasi pelaksanaan APBN Tahun 2019 berdasarkan pada rapat kerja Komisi VIII DPR RI bersama Menteri Sosial Republik Indonesia dengan agenda pembahasan penyesuaian RKA/KL Tahun 2019 sesuai hasil pembahasan dengan Badan Anggaran DPR RI pada Tanggal 24 Oktober 2018 disimpulkan bahwa alokasi pagu anggaran Kementerian Sosial sebesar Rp58.906.458.371.000,-

Bapak Menteri yang Saya hormati, Para Pimpinan dan para Anggota,

Berdasarkan dokumen penjelasan tertulis rencana kerja dan anggaran Tahun Anggaran 2021 Kementerian Sosial mendapatkan pagu indikatif sebesar Rp62.024.300.000.000,-. Yang diharapkan dengan anggaran tersebut Kementerian Sosial mampu memenuhi berbagai kebutuhan mendesak pembangunan dibidang Kesejahteraan sosial, berdasarkan data yang valid rencana kerja dan anggaran Kementerian Sosial Republik Indonesia harus diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan dibidang kesejahteraan sosial. Dengan demikian rencana kerja dan anggaran Kementerian Sosial Republik Indonesia dapat berkontribusi secara optimal dan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi dampak sosial akibat bencana pandemi atau kebijakan lainnya.

Oleh karena itu Pak Menteri dalam rapat kerja ini ada beberapa hal yang perlu kami konfirmasi secara langsung, yang pertama berapa rencana anggaran Kementerian Sosial Republik Indonesia tahun 2021? Tadi sudah kami sebutkan Rp62 triliun mudah-mudahan ada permintaan tambahan Pak, jangan sampai tidak minta Pak nanti.

Kemudian yang kedua apa saja target yang hendak dicapai Kementerian Sosial tahun 2021 dan apa saja indikatornya yang dapat diukur secara kualitatif maupun kuantitatif?

Yang ketiga bagaimana pelaksanaan program anggaran Tahun 2019 berapa anggaran yang tersedia, dan bagaimana capaiannya secara kualitatif dan kuantitatif?

Yang terakhir bagaimana program kerja Tahun 2020 yang sedang berjalan dan alokasi anggarannya termasuk target pencapaiannya?

Kami tahu beberapa waktu yang lalu kita dengar ada pemotongan begitu banyak dari pemerintah untuk penanganan Covid 19, mudah-mudahan itu tidak terlalu mengganggu kinerja Kementerian Sosial.

Hal ini penting mengingat bahwa Kementerian Sosial adalah bagian dari Gugus Tugas Penanggulanan Dampak Covid 19 sehingga program-program yang diselenggarakan adalah dalam rangka penanganan dampak

(8)

Bapak, Ibu yang kami hormati, Para Pimpinan dan Anggota,

Kita tahu Pak Menteri ini hampir tidak istirahat, dan ke Dapil saya berapa kali waktu itu mohon maaf tidak bisa mendampingi Pak Menteri ya. Jadi Pak Menteri ini ditengah Covid 19 Pak Marwan dia memang tidak mau berkerumun tapi dikerumuni. Datang ke gudang sini, iya kan? Datang ke masyarakat langsung bantu sembako ngecek, saya kira kita saya sebagai Ketua Komisi VIII mewakili para Anggota memberikan apresiasi Pak.

Do’a kami semoga Pak Menteri Sosial sehat terus tapi badannya tambah bagus Pak, ya tanpa ada halangan karena rakyat menunggu, dan selalu berharap pemerintah untuk hadir.

Dan kami sampaikan Pak Menteri beberapa waktu yang lalu kami mengundang kepala-kepala daerah kesini Wali kota, Bupati, termasuk yang terakhir dengan Pak Sekjen dengan dari Kementerian Desa, dari Menpan RB itu dalam rangka kita ingin membangun legasi Pak Menteri. Kalau berpuluh-puluh tahun data kemiskinan itu carut-marut Pak, dan saya tahu komitmen Pak Menteri dan kita semua apalagi Komisi VIII sedang ada Panja Validasi dan ferifikasi data kemiskinan kita berharap Pak Menteri, di periode Pak Menteri ini data kemiskinan itu tuntas Pak, dan itu akan dicatat oleh sejarah bangsa ini.

Mungkin kita bisa sandingkan dengan Dukcapil, Pak Menteri. Saya dua periode di Komisi II menangani Pemilu, setelah disisir dengan Dukcapil oleh melalui e-KTP itu Pak Menteri ada salah satu kabupaten di Jawa berkurang 2 juta penduduknya Pak. Bukan bertambah, karena disisir tadi by name, by address.

Kita berharap carut marut data kemiskinan yang ada di Indonesia itu bisa diselesaikan diperiode Pak Menteri ini. Itu tidak terlalu sulit, maka kita kemarin panggil para Kepala Daerah dimana ini letak kesimpangsiurannya?

Kami yakin itu bukan kesalahan Kementerian Sosial, mana mungkin Menteri Sosial tahu nama langsung per orang ditingkat desa. Nah ini dimana? apakah ditingkat desanya yang kita benerin, ditingkat kecamatannya, dikabupaten sehingga data itu benar-benar bisa dipertanggungjawabkan Pak. Contoh kemarin Cianjur itu ada 2.000 nama yang tidak bisa dikonfirmasi Pak Menteri penerima bantuan. Ini perlu kita perbaiki dan saya sudah sampaikan Pak karena kepala desa banyak saya reses di Dapil, saya bilang ini bukan salahnya Pak Menteri Sosial, yang salah ini yang input data di bawah mungkin juga bukan salah kepala desa, tapi mungkin ada mungkin ditingkat fasilitator kecamatan Pak Menteri, atau ditingkat kabupaten/kota.

Intinya Komisi VIII sekali lagi siap untuk menjadikan ini tonggak sejarah Pak Menteri, dan itu tidak sulit menurut saya. Kita sandingkan Pak Sekjen dengan Dukcapil Pak. Jadi kita sisir nanti per kabupaten/kota mungkin kita

(9)

bagi klasternya Pak Pusdatin mungkin hadir disini ya kan, mungkin zona Sumatera dibagi berapa fokus saja Pak, sehingga nanti mungkin Tahun 2021 – 2022 sudah kelihatan Pak Menteri arah perbaikannya itu Pak.

Kalau sampai tahun 2023 sudah selesai itu top Pak, semua orang mengakui bahwa data kemiskinan itu clear dan clean. Baik itu data kemiskinan yang dari Diknas, apalagi itu Komisi IV juga banyak ngasih bantuan dan lain sebagainya. Dan kami berharap pemerintah memang memberikan kepercayaan penuh kepada Kementerian Sosial, sebagai sumber utama data kemiskinan Pak Menteri, kalau tidak ya akan simpang siur.

Oleh karena itu melalui rapat kerja ini kami sekali lagi mengapresiasi kerja-kerja keras Pak Menteri beserta seluruh jajaran tanpa kenal lelah, siang malam menangani Covid 19 ini, walaupun ada beberapa kelemahan tapi kita yakin kelemahan itu bisa kita selesaikan dengan baik.

Saya kira itu Pak Menteri pengantar dari kami, kami persilakan kepada Pak Menteri untuk memberikan penjelasan secara rinci terhadap tiga agenda tadi, mungkin juga ada isu-isu aktual yang perlu disampaikan setelah itu akan direspon oleh para Anggota baik yang ada di virtual, maupun yang ada diruangan rapat ini, termasuk nanti dari meja Pimpinan akan kami berikan kesempatan.

Kepada Pak Menteri kami persilakan. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA:

Terima kasih.

Yang Saya hormati dan Saya banggakan Bapak Ketua Komisi VIII DPR RI,

Yang terhormat para Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Yang Saya hormati para Anggota Komisi VIII DPR RI, Hadirin sekalian yang berbahagia,

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam Sejahtera untuk kita semua.

Selamat Pagi.

Pertama-tama izinkan kami mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Sawal 1441 Hijriah minal ‘aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin untuk kita semua, semoga kita selalu diberikan keberkahan dan kesehatan. Pimpinan, Anggota yang Saya hormati,

Mengawali pertemuan ini pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kita semua dapat hadir

(10)

memenuhi undangan Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI, dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia pada Hari Rabu, 24 Juni 2020 dengan agenda yang pertama pembahasan RKA/KL Tahun 2021. Yang kedua kinerja tahun anggaran 2020 dan penanganan Covid 19 serta agenda yang ketiga adalah evaluasi pelaksanaan APBN Tahun 2019.

Yang Saya hormati Pimpinan Sidang,

Bapak dan Ibu Anggota Dewan yang terhormat, serta Hadirin yang berbahagia,

Sebagaimana pokok bahasan pada rapat kerja pada hari ini izinkan kami untuk menyampaikan materi sesuai dengan agenda-agenda diatas.

Izin Pak Ketua yang saya hormati, kita mungkin mulai dari evaluasi terlebih dahulu, evaluasi pelaksanaan APBN Tahun 2019, kemudian berlanjut kepada kinerja 2020 yang terakhir adalah pembahasan RKA/KL Tahun 2021.

Untuk evaluasi APBN Tahun 2019 Kementerian Sosial dapat kami sampaikan dengan pagu anggaran sebesar Rp59.039.306.791.000,- terealisasikan sebesar 97,78% atau sebesar Rp57.726.805.452.081,-. Kementerian Sosial di Tahun 2019 mendapatkan peringkat pertama dari seluruh kementerian dengan pagu yang terbesar.

Sebagai penjelasan adalah:

1. Dari program perlindungan dan penjaminan sosial, anggaran yang terserap di tahun 2019 adalah 99,92%;

2. Dari program penanganan fakir miskin anggaran yang terserap 94,41% atau sekitar Rp.20.113.590.633.266,-;

3. Dari program pemberdayaan sosial anggaran yang terserap adalah 96,84%;

4. Dari program rehabilitasi sosial anggaran yang terserap terealisasi sebesar 97,38%;

5. Dari program Badiklit Bansos anggaran yang terserap 95,87%; 6. Dari program dukungan menejemen dan pelaksanaan tugas teknis

lainnya 96,72%;

7. Dari program-program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur anggaran yang terserap adalah 98,12%.

Sehingga total realisasi kurang lebih 97,78%.

Tentunya realisasi Tahun 2019 ini dapat terealisasi dengan cukup baik berkat juga dukungan dan juga arahan dari Komisi VIII DPR RI.

Izin kami masuk ke kinerja Tahun Anggaran 2020, memang Tahun Anggaran 2020 ini masih menggunakan anggaran pada saat menteri yang sebelum saya, namun memang kita semua memahami bahwa ada adjustment

ada penyesuaian pada saat Pandemic Covid 19 mulai diawal-awal kuartal kedua.

(11)

Bapak yang Saya hormati,

Dianggaran awal Kementerian Sosial Tahun 2020 adalah Rp62.800.000.000.000,-. Kemudian sekitar Bulan Maret begitu kita sudah mulai membahas di pemerintah terkait program-program percepatan penanggulangan Covid 19, ada beberapa program Bansos yang memang diperluas yaitu PKH dan BPMT atau program kartu sembako diperluas keluarga penerima manfaatnya, PKH menjadi 10 juta dari realisasi 9,2 juta penerima.

Kemudian program kartu sembako atau BPMT dari 15,6 juta jadi 20 juta KPM. Sehingga anggaran kami melonjak dari 62,8 triliun menjadi 106,5 triliun ini ditambah juga oleh dua program khusus Bansos Covid 19 yang durasinya adalah bulan April sampai Juni atau bulan ini. Sehingga ada kenaikan dari anggaran awal 62,8 triliun menjadi 106,5 triliun ada kenaikkan sebesar kurang lebih 43,7 triliun.

Kemudian setelah itu.

Pimpinan dan Anggota yang Saya hormati,

Ada penghematan diseluruh K/L Kementerian Sosial mengalami pemotongan sebesar kurang lebih hampir Rp2 triliun. Penghematan ini memang yang menjadi target adalah tentunya diunit kerja atau program-program yang sifatnya non Bansos. Jadi seperti antara lain di Kesekjenan itu cukup banyak, rinciannya saya memang tidak pegang, kemudian terus terang yang cukup membuat kami agak berat adalah penghematan di Humas, sehingga anggaran Humas kami memang bisa dibilang sampai bulan ini sudah mau habis untuk tahun ini. Jadi kalau ada komplain seberapa komplain saya terima mengenai pemberitaan kita yang kurang itu karena anggaran kita sudah kena potong pada saat ada penghematan Rp2 triliun itu.

Kemudian juga direhabilitasi sosial banyak pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa kita laksanakan juga dibeberapa unit kerja lainnya yang memang tidak berhubungan dengan bantuan sosial. Sehingga anggaran per hari ini adalah Rp104,4 triliun setelah adanya penghematan.

Kemudian dapat kami laporkan beberapa waktu yang lalu pemerintah, Bapak Presiden meminta kepada Kementerian Sosial untuk melanjutkan program Bansos khusus Covid 19 selama 6 bulan kedepan. Yaitu dari mulai bulan Juli sampai dengan bulan Desember. Dengan program dan skema yang sama yaitu sembako untuk Jabodetabek, dan Bansos tunai untuk diluar Jabodetabek selama 6 bulan dengan indeks per-keluarga per-bulan Rp100.000,- dari yang sebelumnya Rp600.000,- sehingga anggaran Kementerian Sosial saat ini atau yang akan nanti di ajust naik lagi dari Rp104,4 triliun menjadi Rp124,8 triliun dengan penambahan dari BA BUN sehingga kemungkinan kalau tidak ada perubahan lagi, apabila sudah final

(12)

dari Kementerian Keuangan, anggaran Kementerian Sosial untuk Tahun Anggaran 2020 kemungkinan besar nanti menjadi Rp124,8 triliun.

Yang berikutnya kami berikan informasi mengenai anggaran dimasing-masing unit kerja dapat kita lihat untuk dukungan menejemen dan pelaksanaan tugas teknis atau di kesekjenan di sekretariat jenderal, realisasi per 23 Juni 2020 adalah 36,05%.

Kemudian di unit kerja Inspektorat Jenderal realisasinya 41,76%, di unit kerja Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial realisasinya 32,45%, di Rehabilitasi Sosial realisasinya 40,47%, di Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial realisasinya sebesar 55,90% ini tinggi karena memang ada program khusus Covid 19 dari April sampai Juni sehingga memang anggarannya bisa terserap cukup tinggi dibanding yang lainnya. Di Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin juga hampir sama dengan Ditjen Linjamsos karena ada program Bansos tunai selama Covid 19 ini sehingga realisasinya 56,25%. Kemudian di Badan Pendidikan dan Penelitian dan Penyuluhan Sosial (Badiklit Bansos) realisasinya 29,28%. Sehingga realisasi dari Kementerian Sosial untuk tahun anggaran 2020 per 23 Juni 2020 adalah 55,74%, dan ini saat ini masih rengking pertama untuk seluruh K/L yang ada di pemerintah.

Kami jelaskan sedikit realisasi anggaran dilihat dari jenis belanja dan per kewenangan yaitu:

1. Belanja pegawai realisasinya sekitar 40,72%;

2. Belanja barang realisasinya sekitar 32,19% ini memang agak sedikit dibawah karena banyak dibelanja barang ini adalah perjalanan dinas. Kita semua tahu pada saat tiga bulan terakhir ini hampir kita tidak ada perjalanan dinas. Namun setelah masuk fase

new normal juga Bapak Presiden pada saat Ratas, Rapat Kabinet Paripurna yang terakhir minggu lalu, meminta seluruh K/L agar segera menggenjot pembelanjaannya khususnya dibelanja barang dan belanja modal. Kami juga sudah menginstruksikan kepada seluruh unit kerja I agar apabila sudah dibuka peluang untuk segera menggenjot belanja barang dan belanja modalnya agar segera bisa direalisasikan. Termasuk perjalanan dinas, jadi saya harapkan minggu-minggu kedepan dari unit kerja, unit kerja yang memang terlibat langsung dalam beberapa program khusus bisa melakukan perjalanan-perjalanan dinas ke daerah, kalau perlu yang jauh-jauh sekalian Pak Dirjen, ke Papua atau Papua Barat begitu;

3. Kemudian untuk belanja bantuan sosial memang realisasinya 56,70% Pak Pimpinan dan Anggota yang saya hormati karena memang ini dimonitor tiap hari oleh Presiden. Karena memang beliau menginginkan agar belanja Bansos ini memberikan daya ungkit untuk ekonomi yang memang di kuartal kedua ini sudah terkontraksi minus 3,8%. Technically kita memang sudah masuk ke dalam resesi;

(13)

4. Kemudian yang per kewenangan untuk kantor pusat realisasinya 56%, kantor daerah 45%, kantor daerah ini UPT-UPT kami yang didaerah seperti Balai;

5. Kemudian yang berikutnya memang rendah sekali Pimpinan dan Anggota yang Saya hormati, Dekonsentrasi maupun tugas pembantuan ini didaerah ya, artinya mungkin lelang-lelangnya belum bisa dijalankan, atau saya juga tidak terlalu paham, tapi saya sudah minta Pak Sekjen dan Pak Irjen agar memonitor langsung penyerapan dekonsentrasi dan tugas pembantuan ini agar bisa lebih dipercepat lagi. Jadi kami sudah mendapatkan instruksi dari Presiden izin melaporkan agar percepatan realisasi anggaran disetiap K/L khususnya K/L-K/L yang angkanya besar seperti Kemensos, khususnya lagi belanja barang dan belanja modal agar dipercepat.

Untuk program-program yang masuk prioritas nasional realisasinya dapat kami laporkan sebagai berikut:

1. Untuk DTKS yang termutahirkan dari target 107 juta data sudah terealisasi 97 juta data, termasuk juga adalah pemadanan NIK yang sekarang sudah dari awalnya 39 juta NIK yang tidak terpadankan ini dalam DTKS sekarang sudah 18,3 juta. Jadi memang Pimpinan dan Anggota yang saya hormati, minggu lalu sudah menghadap langsung Bapak Mendagri dengan seluruh jajaran Eselon I, bahkan satu hari setelah kami menghadap beliau Bapak Mendagri langsung mengirimkan telegram ke daerah-daerah yang memang kita informasikan bahwa daerah-daerah ini agak lambat melakukan

update DTKS. Jadi arahan Bapak Ketua yang baru disampaikan juga sudah kita tindaklanjuti, dan memang kami juga bahkan Pak Mendagri sudah menyampaikan kalau ada apa-apa daerah-daerah yang “agak sedikit malas” melakukan update langsung minta tolong kepada Dirjen Otda. Saya sampaikan Pak Mendagri ibaratnya stick

dan carrot, pentungan sama wortel, Kementerian Sosial ini hanya punya wortelnya tapi tidak punya pentungannya. Pentungannya kalau untuk daerah ada di Kemendagri, jadi kalau saya kasih carrot

tapi tidak punya pentungan tapi perlu dipentung saya minta tolong ke Kemendagri untuk mementungnya begitu;

2. Kemudian kabupaten/kota yang mengembangkan SLRT dari 80 kabupaten/kota sudah terealisasi semua, menjadi 80 jadi 100%; 3. Untuk Puskesos memang ada adjustment target dari 360 menjadi

160 cukup banyak. Padahal memang kita tahu bahwa Puskesos ini penting sebenarnya, namun tentunya dengan pemotongan anggaran yang hampir 2 triliun sehingga target harus kita adjust

dari 360 desa menjadi 160 desa dan ini sudah terealisasikan;

4. TKSK yang mendapatkan pemberdayaan dari 7.201 orang menjadi 2.130 orang ini disebabkan izin kami ingin menyampaikan bahwa saat ini kantor KPPN, fokus hanya melakukan pencairan-pencairan untuk program-program yang khusus Covid. Sehingga pencairan-pencairan seperti honor dan lainnya yang dianggap tidak related ke

(14)

TKSK yang eh 7.200 TKSK yang kami miliki saat ini baru 2.130 yang bisa kita sentuh. Mohon arahan dari Komisi VIII mungkin bisa juga memberikan masukan juga ke secara tidak langsung atau bagaimana ke Kementerian Keuangan terkait TKSK yang saat ini belum bisa kami sentuh;

5. Begitu juga dengan PSM dari 3.100 orang baru 1.300 yang terealisasi, 3.100 orang ini pun sebenarnya awal target kami adalah 6.000 sudah kita adjust 3.000 tapi baru bisa kita berdayakan 1.300 jadi cukup jauh;

6. Kemudian juga dunia usaha yang aktif dalam penyelenggaraan Kesos, target 170 terealisasi 25;

7. Kemudian KAT (Komunitas Adat Terpencil) dari 2,373 menjadi 65 ini juga terkait pemblokiran-pemblokiran atau pencairan di KPPN yang terhambat, mereka memfokuskan kepada pencairan-pencairan yang sifatnya Covid dalam hal ini di Kementerian Sosial dalam hal ini hanya Bansos. Jadi diluar Bansos memang tidak mudah sekarang untuk melakukan penagihan atau pembayaran pencairan dari KPPN;

8. Terkait juga mengenai penerima manfaat di balai-balai kami Pimpinan dan Anggota yang kami hormati dari target 45.000 orang baru terealisasi 4,3% jadi 1.936 orang cukup jauh. Dari target 45.000 orang menjadi 1.900 orang;

9. Berikutnya juga kurang lebih sama seperti penderita disabilitas netra, KDHA, kemudian anak balita, anak jalanan, anak berkebutuhan khusus yang lainnya itu kalau kita lihat semuanya hampir dibawah 50%. Ini terkait juga dengan kebijakan dari Kementerian Keuangan KPPN yang memang memfokuskan untuk pencairan dana yang berurusan dengan Covid.

Berikutnya saya kira bisa kita lihat sendiri bahwa memang beberapa program prioritas yang disusun sebelum Covid, namun begitu sekarang kita masuk kedalam pandemic memang mengalami hambatan dalam realisasi anggaran, karena memang difokuskan seperti kita lihat untuk program-program yang sifatnya Bansos ya itu hampir semuanya diatas 90%. Seperti BSP, Bansos Pangan 89,58% dibanding lainnya yang masih sangat rendah.

Saya kira kita lanjut saja ke slide yang Bansos khusus dan Bansos reguler, terkait anggaran yang naik dari 62 menjadi 104 triliun, 100,6 triliunnya ada di program Bansos. Dibagi dua yaitu Bansos regular yaitu program keluarga harapan dan program kartu sembako atau (BPMT) dan Bansos Khusus yaitu berupa Paket sembako untuk wilayah Jabodetabek dan Bansos tunai untuk wilayah diluar Jabodetabek.

Untuk PKH dengan target 1.000.000 KPM dan perubahan pencairan dari semula 3 bulan menjadi per bulan ada kenaikan sebesar 8,3 triliun menjadi 37,4 triliun. karena di bulan April, Mei, Juni yang sudah dibayar didepan mendapatkan lagi per bulannya. Jadi dalam tiga bulan itu KPM PKH mendapatkan dua kali disbursment atau pencairan.

(15)

Kemudian untuk program BPMT ini meningkat dari Rp.15,2 juta KPM menjadi Rp.20 juta KPM indeks dari Rp.150.000 per bulan menjadi Rp.200.000 sehingga anggarannya naik cukup drastis naik Rp.15,2 triliun menjadi Rp.43,6 triliun.

Kemudian untuk Bansos sembako dengan target Jakarta 1,3 juta KK dan Bodetabek 600.000 KK seperti yang pernah kami laporkan sebelumnya anggarannya Rp.3,4 triliun. Dan saya minta waktu kepada Presiden agar kita selesaikan semua per 15 Juli, jadi memang kita diawal agak sedikit terhambat sehingga akhir Juni ini saya pastikan belum bisa selesai, sehingga saya sudah minta waktu dan Presiden menyetujui sebagai informasi. Tanggal 15 Juli adalah cut of date untuk program sembako Jabodetabek dan juga untuk program Bansos tunai 9 juta KK diluar Jabodetabek.

Rencana di bulan Juli dan Desember adalah dengan skema yang sama namun indeksnya menjadi Rp.300.000 per keluarga per bulan, dan Bansos tunai juga menjadi Rp.300.000 per bulan per keluarga per bulan.

Berikutnya progress report bansos reguler saya selalu mengingatkan untuk teman-teman khususnya di Linjamsos dan di PFM juga jangan kita hanya fokus kepada Bansos-bansos khusus, tapi Bansos-bansos reguler yang anggarannya begitu besar, dan cakupannya begitu luas tetap harus kita urus dengan baik. Per bulan Juni PKH sudah mencapai target 10 juta KPM dengan anggaran yang telah disalurkan sebesar Rp.2,51 triliun. Rencana dibulan Juli di termin satu di page pertama 9.761.206 KPM di page kedua 238.794 KPM.

Kemudian program kartu sembako BPMT memang belum mencapai 20 juta KPM. Sebagai laporan per bulan Juni ini sudah terealisasi sebesar 18.331.273 KPM, (91,66%) dari target 20 juta KPM.

Berikutnya progress report Bansos yang khusus Covid yang pertama adalah sembako, ini dibagi dalam 6 tahap, satu bulannya ada dua tahap, saat ini sudah masuk ke tahap lima. Ada penyesuaian Ibu, Bapak Anggota Komisi VIII yang saya hormati, penyesuaian yang diambil oleh Presiden dari semula hanya seluruhnya adalah Paket sembako, namun disesuaikan menjadi 4 kali atau 4 tahap Paket sembako, dan 2 tahap adalah beras Bulog 25 kg, jadi dari 6 tahap ini tahap kedua dan tahap ketiga, tahap kedua dan tahap keempat adalah full beras Bulog. Jadi bukan Paket sembako sehingga dari Paket beras saja, Paket Bulog dengan indeks yang sama Rp.300.000,- sehingga kalau kita lihat dari enam tahap yang sembako itu hanya di tahap satu, tiga, lima dan enam.

Rencana selesai 29 Juni untuk kita selesaikan 15 Juli untuk tahap keenam atau tahap yang terakhir. Ditahap keempat targetnya sudah 1,3 juta, jadi tiap tahap ada kenaikkan karena menyangkut data yang kami terima dari DKI, dan ditahap keempat, tahap kelima ini sudah bisa kita lihat bahwa targetnya sudah memenuhi target KPM. Artinya data yang kami terima sudah memenuhi yang pada tahapan-tahapan sebelumnya ini belum memenuhi.

(16)

Ada pertanyaan bagaimana dengan target atau tahapan-tahapan sebelumnya yang belum mencapai target? Ini tetap kita harus produksi barangnya dan akan harus kita salurkan, karena tidak mungkin nanti ada sisa kita jadi harus kembalikan ke negara sisa produksi, atau sisa target yang tidak termakan. Oleh karena itu tahap kelima ini sudah full 1,3 juta di DKI, dan 600.000 di Bodetabek yang akan kita salurkan.

Sebagai informasi mulai tahap keempat DKI saja itu targetnya menjadi 2,1 juta yang sisanya 800.000 di handle oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Jadi tahap empat, tahap lima, tahap enam itu kalau di DKI yang mendapatkan bantuan sosial berupa Paket sembako itu targetnya 2,1 juta, kami menghandel 1,3 juta KK dan Pemprov DKI 800.000 KK. Kami sudah bertemu dengan Gubernur DKI minggu lalu, dan mendapatkan konfirmasi bahwa untuk bulan Juli dan Desember DKI tidak akan melanjutkan program sembako, karena akan membuat program lain yang skemanya berbeda, dan oleh karena itu untuk Juli dan Desembernya full akan di handle oleh Kementerian Sosial.

Berikutnya progress report Bansos Tunai untuk saat ini sudah masuk ke tahap kedua Pimpinan dan Anggota yang saya hormati. Walaupun memang dari target 9.000.000,- belum full tercapai, kita tahap pertama kurang sedikit dari 8.000.000 dengan anggaran yang sudah tersalurkan Rp.4.75 triliun dan ditahap kedua saat ini realisasinya adalah 87,33% dengan anggaran yang sudah tersalurkan Rp.4,19 triliun. Ini juga sama sisanya tetap harus kita salurkan, oleh karena itu nanti ditahap kedua ini, sisa waktu ditahap kedua, dan nanti tahap ketiga seluruh sisa target itu harus kita serap. Sehingga targetnya tidak 9 juta lagi tapi lebih dari 9 juta karena ada bawaan sisa dari target yang tahapan sebelumnya.

Beberapa kendala antara lain, masih banyak daerah yang belum memenuhi kuota, ternyata tidak mudah juga untuk daerah yang bisa memberikan data lebih cepat kepada Kemensos untuk kami salurkan Bansos tunainya.

Ada juga beberapa daerah yang meminta penundaan penyaluran, mungkin terkait juga dengan program-program Bansos lainnya yang diberikan didaerah tersebut.

Kemudian antara lain juga kendalanya adalah daerah remote atau istilah PT Pos didaerah klaster III sebagai informasi Pimpinan dan Anggota Komisi VIII yang terhormat, saya sudah memerintahkan untuk didaerah tiga T ini, daerah remote area ini, saya minta pencairannya langsung tiga tahap. Jadi tidak perlu lagi satu kali, dua kali dia tidak perlu bolak balik, kasihan nanti dia jauh misalnya harus nyebrang dulu, habis diongkos nanti dia sampai dirumah uangnya tinggal setengah mungkin. Jadi saya minta ke PT Pos sudahlah yang ini kita hantam sekali saja, ya satu, dua, tiga sehingga selesai, dia tidak perlu lagi bolak-balik untuk mengambil kasihan, karena wilayah-wilayah yang tertentu ini luar biasa medannya.

(17)

Kemudian juga karena kami juga pernah dikomplain beberapa kali, karena berdesak-desakan sehingga kita harus atur lagi, untuk mengikuti protokol kesehatan Covid, sehingga tidak apa namanya kalau Bahasa bataknya kemruyuk begitu, apa orang-orangnya yang ngantri diloket-loket pembayaran. Beberapa upaya yang kita lakukan untuk mensiasati kendala-kendala tersebut antara lain kita minta agar layanan dikantor-kantor Pos diperpanjang sampai pukul 22.00 malam, sehingga orang tidak perlu datang pagi atau siang semua, namun terus terang ini juga sulit, karena rata-rata orang ya datangnya pagi atau siang walaupun kita buka sampai malam yang datang malam sudah tidak ada lagi, yang mungkin yang sudah datang kita usir. Jadi ini beberapa kali saya lihat ternyata saya dialog dengan mereka yang kita perlu uangnya langsung mau belanja begitu kurang lebihnya. Jadi kalau dikasih uangnya malam dia tidak bisa langsung belanja lagi kalau malam-malam, didaerah ya kurang lebih seperti itu.

Bahkan kita minta diluar kantor POS menggunakan Balai Desa, Kelurahan, Kantor Kecamatan kita gunakan, dengan petugas adalah PT Pos. Dan kita mengalihkan sisa kuota pada daerah yang ternyata tidak siap dengan alokasi ke daerah lain. Sehingga kalau terlampau lama kita menunggu dari daerah tersebut mereka juga tidak kirimkan data, kita infokan oke kalau begitu kita alihkan dulu ke daerah lain yang siap.

Ini kita lakukan untuk percepatan penyaluran, karena memang Presiden langsung beberapa kali menegur saya, karena diawal-awal realisasi penyaluran ini masih agak lambat. Itu antara lain beberapa siasat atau strategi yang kita lakukan dilapangan untuk percepatan penyaluran.

Berikutnya, ya ini foto-foto Bapak Presiden meninjau langgsung di Kantor Pos Bogor, kemudian juga berikutnya kita mengajak Bapak, yang berikutnya Bapak Ketua KPK, Pak Kabareskrim untuk juga melihat langsung penyaluran dilapangan, situasinya seperti apa sehingga beliau-beliau juga mendapatkan gambaran langsung dari penyaluran BSC dilapangan.

Izin kita masuk ke RKA K/L 2021 yang saya kira ini sangat penting dan kami sangat memohon dukungan dari Komisi VIII DPR RI. Dari 7 (tujuh) prioritas nasional yang ada, Kementerian Sosial Khususnya happy atau sangat berat di prioritas nasional nomor 3 yaitu untuk menuju SDM berkualitas dan berdaya saing.

Beberapa program tidak perlu saya sebutkan satu persatu, antara lain juga peningkatan kapasitas SDM-SDM kami, kemudian juga data, data kesejahteraan DTKS yang mutahir, kemudian juga Bansos terkait program-program ini semua terkait dengan prioritas nasional, tiga dari tujuh prioritas nasional yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Kemudian diprioritas nasional nomor 5, nomor 6, dan nomor 7 juga ada keterkaitan untuk yang PN 5 terkait dengan rehabilitasi sosial. Kemudian di PN 6 terkait dengan bencana, mitigasi bencana, kemudian di prioritas

(18)

nasional 7 terkait dengan stabilitas politik hukum dan Hankam antara lain dalam upaya pencegahan terorisme ini juga di unit kerja rehabilitasi sosial di Kementerian Sosial.

Berikutnya sesuai apa yang disampaikan Bapak Ketua Komisi yang terhormat diawal rapat kerja, pagu indikatif Kementerian Sosial untuk 2021, adalah Rp62.024.269.578.000,-. Berdasarkan sumber pendanaan adalah rupiah murni, Rp62 triliun sekian, dan penerimaan dari PNBP ada kurang lebih Rp6 miliar sekian. Kalau dilihat berdasarkan dari yang tadi kami sampaikan prioritas nasional dan non prioritas nasional terlihat bahwa hampir seluruhnya pendana atau anggaran tersebut adalah untuk program-program yang masuk dalam prioritas nasional.

Jadi hampir bisa dibilang yang tidak termasuk prioritas nasional itu hanya yang sifatnya dukungan menejemen saja. Hampir seluruhnya adalah untuk prioritas nasional yang melibatkan Kementerian Sosial.

Apabila berdasarkan program perlindungan sosial Rp60.591 triliun sekian, ini adalah program dukungan menejemen Rp1.432 triliun sekian. Kemudian belanja operasional pegawai Rp.511 miliar, belanja operasional barang Rp222 miliar sekian, belanja bansos PKH Rp28,7 triliun sekian, belanja Bansos kartu sembako Rp.28 triliun sekian, dan untuk DTKS pemutahiran DTKS Rp425 miliar sekian.

Ini adalah belum mempertimbangkan rencana perluasan program, yang disampaikan Presiden kepada kami langsung untuk dijalankan ditahun 2021. Sehingga pagu indikatif ini masih menggunakan target-target sebelum

Covid 19.

Per unit belanja seperti yang tadi kami sudah sampaikan saya kira saya tidak akan bahas satu per satu, masing-masing unit kerja, unit kerja satu bisa kita lihat memang di Direktorat Jenderal Linjamsos dan Direktorat Jenderal PSM seperti biasa akan mendapatkan anggaran yang paling besar diantara yang lain, kemudian nomor 3 adalah Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, dan selebihnya Sekretariat Jenderal Badiklit Bansos, Dayasos dan Sekjen dan Irjen.

Berikutnya adalah usulan tambahan anggaran pada pagu anggaran tahun 2021 yaitu sebesar Rp4.078.801.260.000,- ini terdiri dari program dukungan menejemen sebesar Rp718.751.260.000,- dan program perlindungan sosial sebesar Rp3.360.050.000.000,-. Secara perincian Rp.4 triliun sekian tersebut adalah untuk di perlindungan jaminan sosial sebesar Rp1,9 triliun, di Dirjen Penanganan Fakir Miskin sebesar Rp685. miliar, di Sekretariat Jenderal sebesar Rp.1,143 sekian triliun, di Inspektoral Jenderal sebesar Rp10 miliar, dan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial sebesar Rp45 miliar sehingga total usulan tambahan anggaran dari Kementerian Sosial untuk Tahun 2021 adalah sebesar Rp4.078.801.260.000,-.

(19)

Secara lebih rinci rencana pemanfaatan dari usulan tambahan tersebut untuk Sekretariat Jenderal antara lain saya kira tidak perlu saya sebutkan satu persatu, yang terbesar adalah kekurangan anggaran untuk ferivikasi dan validasi data, untuk mencapai 40% adalah Rp875 miliar. Kemudian yang lain adalah untuk pembangunan politeknik kesejahteraan sosial di Bandung Rp159 miliar dimana tanahnya sudah kami beli ditahun 2019, jadi memang sudah harus mulai dianggarkan untuk multi years. Rencananya di tahun 2021 kami memerlukan anggaran sebesar 159.315.535.000,-. Ini kalau ferivikasi dan validasi data untuk 40%, kami beberapa kali rapat ada usulan ditingkatkan menjadi 60%, jadi kalau 60% nanti tentunya anggarannya akan lebih besar lagi yang kita minta tambah kepada Komisi VIII namun kita masih gunakan 40% sesuai dengan skema yang ada saat ini di DTKS.

Kemudian juga publikasi saya kira dengan semakin meningkatnya program-program Kementerian Sosial kami menyadari masih banyak keterbatasan kami didalam publikasi, sehingga kami meminta dukungan dari Komisi VIII DPR RI juga untuk memberikan anggaran yang lebih untuk kehumasan kami sebesar kurang lebih Rp18,3 miliar. Yang lainnya adalah Inspektorat Jenderal untuk Rp10 miliar khususnya untuk penguatan pengawasan dan peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui aplikasi pengawasan yang sudah dimiliki dan juga kerja sama dengan mitra terkait.

Di Direktorat Pemberdayaan Sosial usulan tambahannya adalah Rp.45 miliar rencana pemanfaatannya adalah untuk program kewirausahaan sosial yang saat ini tentunya karena tidak dianggap tidak reletade dengan Covid 19

agak terhambat sehingga anggaran tambahan 45 miliar ini kami perlukan agar bisa mencapai target 10 KPM, dalam program kewirausahaan sosial. Tambahan anggaran di Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin Rp.685 miliar, rencana pemanfaatannya adalah untuk Kube sebesar Rp270 miliar untuk 135.000,- untuk Kube. Kemudian untuk rumah tidak layak huni sebesar Rp270 miliar, sebenarnya ini sesuai target awal, jadi yang kita ajukan ini adalah target awal 2020 yang tidak, yang pasti tidak bisa terealisasi.

Jadi ini bukan target baru 18 ribu unit, kemudian kami juga memiliki keperluan untuk pendamping Kube preofesional. Kami meminta, saya meminta agar program Kube kedepan tidak boleh seperti Kube yang sebelum-sebelumnya. Jadi uang yang kita berikan harus benar-benar bermanfaat, dan benar-benar penerima program Kube ini harus didampingi. Sehingga diperlukan pendamping, pendamping kube yang berbeda. Kualifikasinya dia juga memiliki pengetahuan dibidang kewirausahaan lebih tidak hanya sekedar kita kasih uang terus kita tinggalkan. Sehingga nanti program Kube ini jadi tidak berguna.

Kemudian yang berikut di Ditjen Rehabilitasi Sosial tambahan Rp.294.800 miliar ini juga sebenarnya sesuai dengan optimalisasi yang pernah kita usulkan yang tidak berjalan. Yaitu pemanfaatannya untuk perbaikan peningkatan sarana dan prasaranan di UPT-UPT kami sebesar Rp.260 miliar. Kemudian penambahan belanja barang non operasional bagi

(20)

satuan kerja, penyesuai indeks SBM tahun 2020 sebesar 22,7 miliar. Jadi memang ini sebenarnya pernah kita ajukan dan sudah disetujui sama Komisi VIII dan juga disetujui Bappenas dan disetujui Keuangan cuma kena Covid

jadi tidak jadi berjalan. Jadi ini hanya ingin kita kembalikan lagi program ini dengan anggaran yang ditambahkan.

Dirjen Perlindungan Jaminan Sosial Rp1,9 triliun rencana pemanfaatan untuk dana Bansos kemudian pengadaan Tulkid LDS, fame development sosion P2K2 untuk pendamping sebesar 17.000 Paket, dan juga biaya untuk merekrut pendamping PKH untuk memenuhi kuota pendampingan yang lebih ideal yaitu satu pendamping untuk 250 KPM.

Kemudian, Pimpinan dan Anggota Komisi VIII yang Saya hormati,

Yang kami usulkan tadi Rp4 triliun belum termasuk rencana penambahan atau perluasan target dari program Bansos yaitu program PKH, dan program kartu sembako. Presiden pernah menyampaikan kepada kami langsung dan berharap bahwa paska pandemic Covid 19 atau di Tahun 2021 seperti program kartu sembako yang saat ini sudah mencapai 20 juta KPM agar diteruskan. Apabila kita kembalikan lagi dari 20 juta, sementara suasana atau situasi ekonomi juga saya yakin ya mudah-mudahan tidak ya, tahun 2021 masih sulit menjadi 15,6 juta berarti ada 4 juta sekian yang tiba-tiba hilang dari program. Saya kira ini terlalu beresiko buat kita semua juga, kita kepada para penerima manfaat, oleh karena itu kami mengusulkan agar penerima manfaat dari program Bansos Kartu Sembako ini tetap menjadi 20 juta KPM seperti yang hari ini, sehingga apabila itu nanti disetujui tambahan anggarannya adalah Rp7.950.085.020.000,-.

Kemudian begitu juga dengan PKH, kami ingin mengusulkan sebenarnya ini pernah kami bicarakan walaupun tidak dalam forum rapat kabinet dengan Bapak Presiden dan Bapak Presiden sepertinya setuju, kami ingin mengusulkan agar program PKH dari 10 juta menjadi 15 juta KPM. Sehingga KPM untuk Bansos Kartu Sembakonya 20 juta, dan PKHnya menjadi 15 juta, apabila ini didukung oleh Komisi VIII anggaran yang kami butuhkan untuk penambahan KPM tersebut adalah Rp17.858.639.714.000,-. Sehingga kalau kita tambah dari yang Rp.62 triliun sekian, ditambah Rp4 triliun sekian yang tadi kami jelaskan dan ditambah lagi dengan perluasan program PKH dan program kartu sembako yang kami mohon dukungan dari Ibu, Bapak Pimpinan dan Anggota Komisi VIII yang terhormat Anggaran Kementerian Sosial untuk Tahun 2021 menjadi sebesar Rp91.911.795.562.000,-.

Saya kira demikian panjelasan yang kami sampaikan perihal evaluasi APBN 2019, kemudian kinerja tahun anggaran 2020 dan penanganan Covid

19, serta yang terakhir adalah RKA K/L Kementerian Sosial tahun Anggaran 2021. Untuk selanjutnya kami sekali mohon dukungan dari Komisi VIII DPR RI untuk memperkuat usulan tambahan anggaran kami kepada Kementerian Keuangan agar penyelenggaraan kesejahteraan sosial khususnya selama masa Pandemic Covid 19 ini dapat terlaksana dengan baik.

(21)

Selanjutnya kami mohon arahan dan petunjuk dari Pimpinan dan Anggota Komisi VIII DPR RI yang saya hormati.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumussalam Warahmattullahi Wabarakatuh.

Ya terima kasih Pak Menteri atas penjelasannya, beberapa hal yang mungkin saya pertegas dulu nanti biar pendalaman dari para Anggota termasuk dari meja Pimpinan lebih fokus. Pertama yang 2019 itu serapan anggarannya 97,78% peringkat pertama dari 5 Kementerian dengan pagu terbesar, ya jadi nanti kalau mau fokus saja kesana. Kemudian tahun 2020 juga tertinggi sudah 55% tadi Pak ya, juga tertinggi, yang menjadi kendala memang karena banyak penambahan anggaran tadi, ada yang masih tertinggal tapi itu akan tetap disalurkan. Mulai dari 62 triliun naik menjadi 106 triliun, dan rencananya akan menjadi 124 triliun dengan tambahan Juli, Desember bantuan sosial tunai, bantuan langsugn tunai. Ya kita berharap nanti akan terserap semua seperti hampir 100% di tahun 2019.

Pak Menteri ini mumpung kami ingat dari hasil kemarin pembicaraan dengan para Kepala Darah itu saran Pak Presiden atau pemerintah pusat sekarang banyak bantuan itu beragam Pak Menteri, mulai dari bantuan dari Kementerian Sosial, kemudian bantuan dari PSR, bantuan dari Gubernur, dari Bupati/Walikota Pak Menteri, besarannya tidak sama penyaluran juga tidak sama waktunya. Nah ini sebenarnya bisa meminimalisir penyebaran apa namanya keluarga penerima manfaat itu bisa lebih banyak Pak. Tapi ini belum selesai yang tetangganya sudah menerima lebih besar lagi, ini belum terima yang lain sudah terima lagi, lha ini perlu kita renungkan Pak Menteri, kira-kira solusinya bagaimana koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota?

Kemudian tadi yang paling penting kita bahas pada raker kali ini adalah pagu indikatif seperti yang saya sampaikan tadi Bapak, ibu anggota yang terhormat, dari pagu indikatif 2021 sebesar Rp62.024.269.578.000,- usulan tambahan tadi saya baru bisik-bisik sama Pak para Wakil Ketua Pak Menteri, ini kalau mau memperbaiki data 480 miliar dikit sekali, ternyata ada usulan tambahan hampir 1 triliun Rp875 miliar, itu masuk akal Pak, itupun baru 40% untuk data keluarga yang ekonomi rendah. Jadi memang ini perlu serius, nah oleh karena itu Pak Menteri tadi saya menyambut baik Pak Menteri sudah berkoordinasi dengan Pak Menteri Dalam Negeri, usul kami apa bisa Pak Menteri melakukan SKB saja Pak?

Surat keputusan bersama Pak, jadi biar lebih kuat, lebih mengikat, baik dari Dinas Sosial Kabupaten Kota maupun dengan Kepala Daerah, ini boleh kami mempercepat. Lha nanti Pimpinan Komisi VIII atau Anggota Komisi VIII

(22)

bisa menyaksikan SKB itu Pak. Jadi kita lounshing secara gamblang dan transparan bahwa ini adalah gerakan nasional, validasi dan ferivikasi data kemiskinan Pak, saya kira itu akan bagus Pak Menteri. ya buat SKB dan itukan sifatnya instruktif ke apa namanya kebawahnya Pak Menteri Dalam Negeri, termasuk ke Menteri Sosial, Dinas Sosial dari kabupaten/kota dan Provinsi.

Itu usulan tambahan sebesar Rp4.078 triliun tapi kalau mau lebih maksimal tadi ada rencana penambahan target diantaranya adalah program keluarga harapan sebesar Rp17.895 triliun, bantuan sosial sembako Rp7.950 triliun atau kalau saya rata-rata hampir Rp25 triliun rencana penambahan target.

Kalau ditotal semuanya dari pagu indikatif dengan tambahan anggaran yang sudah sangat rinci tadi, yaitu sebesar Rp91.911.795.562.000,- nah ini tentu akan kita perdalam apakah kita fokus dulu ke yang Rp4 triliun Pak Menteri atau nanti ke langsung yang 25 triliun? ya kalau kita kalau ada uangnya setuju saja Pak, iya kan? Tidak ada masalah iya kan? Tapi tentu fokus kita tadi Rp62 triliun dn Rp4 triliun dulu kira-kira begitu, tapi kalau nanti dalam pembahasan para Anggota bisa memperdalam yang perluasan program itu yang PKH dan bantuan sembako saya kira juga akan lebih baik.

Saya kira itu para Anggota yang terhormat, saya hanya menggaris bawahi saja apa yang didampaikan Pak Menteri tadi kita lebih fokus pertanyaan tidak perlu terlalu bertele-tele kemana-mana, ini masih anggaran, yang lain-lain nanti kita bahas.

Nah ini bahas anggaran dulu pagu indikatifnya bagaimana, tambahannya bagaimana? Kalau sudah setuju semua ya rapat kita cepat, tapi kalau misalnya ada yang perlu pendalaman saya berika waktu yang seluas-luasnya kepada para Anggota yang terhormat, baik dari ruang Komisi VIII, dari meja Pimpinan maupun dari virtual.

Kami persilakan dari para Anggota, Pak Ahmad, Pak H. Sungkono, Pak Husni, ini ngacung baru sudah hadir atau Pak Nur Hasan semuanya? Oh ya sudah semuanya ya, paling lama 5 menit kalau cukup tiga menit cukup, ya sudah Pak Menteri kami setuju ya cukup, jadi tidak usah melebar, nanti kita kaya Menteri Keuangan juga kalau paparannya terlalu panjang.

Silakan Pak Ahmad dari Riau Demokrat mantan Bupati dua periode paham soal anggaran silakan.

F-PD (Drs. H. ACHMAD, M.Si.): Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.

(23)

Pimpinan beserta seluruh Anggota,

Bapak Menteri Sosial Republik Indonesia beserta seluruh jajaran, Pejabat Eselon I dan Eselon II yang hadir.

Terima kasih saya apresiasi sekali dengan Pak Menteri luar biasa ya, kayaknya ini bersahabat dengan Covid ini Pak Menteri ini, kemana-mana kan, sudah menjadi teman sahabat, kita takut berkurung dirumah tapi beliau malahan kemana-mana, hari-hari di TV luar biasa Pak, dan Bapak tampak langsing sekarang.

Baik Pak, kami hanya fokus kepada Tahun 2021 karena Tahun 2019 itu hampir clear, 2020 berjalan, yaitu dengan banyaknya masyarakat kita terpapar Covid ini, saya kira streshing untuk di Dirjen Fakir Miskin khususnya terutama memanfaatkan bantuan untuk kelompok usaha bersama ini. Kami kira disamping UKM-UKM kita yang sekarang ini sudah terpapar mungkin ditambah lagi, sehingga kami kira peningkatan untuk anggaran Kube ini perlu memang ditingkatkan kami setuju sekali Pak, karena ini akan memberdayakan masyarakat kita di 2021 akibat Covid 2020. Termasuk personil pembinaannya maupun pendamping ini Pak, artinya setelah anggaran diberikan, usaha didirikan ini memang perlu pendamping, apa yang program Kemensos sangat bagus itu sekarang tentang PKH, apa PKH ya Pak ya? PKH kan ada pendamping terus itu.

Nah itu kalau kami di Riau kalau tidak salah itu 5.800 orang cukup kami bersahabat membantu kami juga, nah kalau dapat juga untuk personil pendamping kube ini juga yang punya kompetensi, artinya ini juga menciptakan lapangan pekerjaan baru. Jadi ini kami sangat dukung sekali tentang Kube ini.

Yang kedua yaitu mengenai PKH baru Pak, PKH baru kami dari Riau kemarin sudah usulkan 20 ribu PKH baru, dari yang sudah ada sekarang ini sehingga total 59.000 jadi kami mohon untuk 2021 ini nanti ya PKH baru itu untuk realisasikan karena memang sudah sejak 2019, 2020 kita ajukan, tapi sampai sekarang tidak realisasi.

Jadi kami mohon nanti untuk 2021 ini karena anggaran kita juga ditambah, kami mengharapkan PKH program hari ini juga dapat.

Terakhir, ini rumah layak huni memang sama sekali tidak bisa dilaksanakan, kami mohon nanti peningkatan rumah layak huni ini untuk anggaran tahun 2021. Jadi kami bukan mendahului izin Pimpinan sangat setuju sekali ya, kami setuju kalau anggaran memang untuk Kementerian Sosial ini sebesar Rp.91 triliun itu Pak kami sangat mendukung sekali saya kira kalau perlu kita tambah lagi, iya kan?

Karena memang luar biasa dampak sosial ekonomi agar Covid ini kami rasa inilah program salah satu kementerian yang langsung menyentuh ke masyarakat kita dan merasakan dampaknya luar biasa Pak.

(24)

Jadi kami kira itu saja Pak Pimpinan. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumussalam Warahmattullahi Wabarakatuh.

Terima kasih Pak Haji Achmad dari Fraksi Demokrat.

Kami persilakan Pak Haji Sungkono dari F-PAN, Dapil Jatim I. F-PAN (H. SUNGKONO):

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.

Yang kami hormati Pimpinan dan Anggota Komisi VIII, Yang kami hormati Pak Menteri dan para Jajarannya,

Saya setuju program Bapak untuk anggaran ini bila perlu ditambah kalau memang perlu, karena kalau ada uangnya pasti kita akan support Pak. Yang penting satu kita mampu memberikan pembenahan hal-hal yang kurang termasuk data kemiskinan, masih berapapun yang kita kucurkan kalau masih banyak yang datanya yang masih amburadul justru menciptakan persoalan sosial baru Pak. Jadi mohon ini benar-benar menurut saya, jangan sampai dana yang kita kucurkan Bapak punya perluasan program tapi tidak mampu menyelesaikan persoalan yang mendasar tadi mengenai data, tapi Pak Ketua sampaikan, komitmen antar kesepakatan bersama Pak Menteri ya atau antar lembaga di Indonesia biar adil disetiap daerah tidak ada perbedaan, biar isunya bantuan pemerintah itu atau bantuan bupati nambah keren kan kayaknya bupati yang punya duit atau sebaliknya, kalau Presiden bantuan Presiden bantuan negara kalau menurut saya.

Jadi itu yang penting jangan sampai ada apa menciptakan persoalan baru, nah dalam suasana Covid ini saya yakin kan bukan hanya menyelematkan masalah hajat hidup saja Pak, tapi bagaimana mereka punya motivasi untuk berusaha disaat sulit seperti sekarang ini, doronglah mereka untuk berusaha. Maka dari itu untuk Kube-kube kalau perlu nilai bantuannya jangan hanya minimalis Pak, untuk berusaha ya harus ada kewajaran gitu ya. Kelompok ini kan bukan satu keluarga ya, kalau nilainya sangat minim daerah lain mungkin bisa tapi daerah tertentu Pak, daerah yang ekonominya harga satuanya relative tinggi itu tidak bergerak Pak nilai yang Bapak berikan. Sebut saja Yogja Pak, Yogja ini orang UKM jual nasi bungkus cuma Rp. 3.000 Pak kalau di Surabaya itu minimal Rp.10.000 satu bungkus, ini perbedaan harga

(25)

satuan gitu ya. Maka dari itu tidak harus sama gitu misalnya yang penting mampu mendongkrak semangat mereka untuk berusaha, itu gitu.

Jadi karena didalam Covid ini juga ada misi ekonominya, missi UMKMnya jangan uang yang begitu besar diserahkan secara global untuk penanganan Covid ini tidak mampu mendongkrak ekonomi makronya gitu. Jangan sampai hanya diberikan kepada BUMN yang nilainya juga belum tentu menguntungkan BUMN itu ya, banyak sekali BUMN yang kita anggap tidak sehat itu. Jadi seperti menyiram air di padang pasir itukan sering terjadi seperti di Komisi VI juga begitu ya. Jadi saya mohon ini Pak, mohon maaf saya ingin sekali mendorong semua apa yang Bapak lakukan.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumussalam Warahmattullahi Wabarakatuh

Terima kasih Pak H. Sungkono dari Fraksi PAN.

Kami lanjutkan Pak Husni dari Gerindra Dapil Sumut I, biasanya Pak Husni lebih cepat satu menit setuju gitu.

F-P GERINDRA (M. HUSNI, S.E., M.M.): Terima kasih.

Yang Saya hormati Pimpinan Komisi VIII dan seluruh jajarannya,

Yang Saya hormati Menteri Sosial Republik Indonesia dan seluruh jajarannya,

Ini juga harus bilang terima kasih juga ini untuk Pak John ini, sudah nambah satu menit. Begini, kita pertama mengapresiasi Kementerian Sosial tentang telah dilakukannya pertemuan dengan Mendagri dan juga Otda. Karena terus terang saja dari dulu, dari masa ke masa masalah data ini ketua kita, ini terus jadi permasalahan. Jadi tumpang tindih dilapangan yang kami hadapi terus adalah masalah data. Jadi apa yang Pak Ketua katakana tadi apabila dalam periode kita ini, ini terealisasi, ini adalah sebuah sejarah untuk kita Komisi VIII dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia.

Kemudian juga kita masalah kebutuhan tambahan anggaran namanya mitra apa yang diperlukan juga kita selalu setujui. Disni kita lihat juga ada masalah Kube, ada masalah rumah tidak layak huni dan pendamping Kube. Mudah-mudahan kita nanti Pak Ketua, ya oleh Kementerian Sosial mudah-mudahan aturan-aturan penyederhanaan dan syarat-syarat khusus kami Komisi VIII untuk lebih dipermudah didalam apa kita bermitra. Sedikit juga tadi dikatakan untuk pendamping satu PKH itu untuk dua 250 KPM yang layak.

(26)

Hari ini yang terjadi di Dapil saya di Sumut I itu hampir 300 Pak, malah ada yang lebih ya kami betul-betul mengapresiasi karena selalu keluhan daripada pendamping PKH ini selalu dikatakan aduh ribet sekali, karena mengatur orang itu jauh lebih sulit rupanya ya.

Disini juga sebagai tambahan dan masukan bahwa banyak terjadi didaerah tentang PKH-PKH yang zonk ini Pak Menteri. jadi yang sangat kita sayangkan Pak Ketua yang pemegang PKH zonk dijaman banyaknya bantuan yang tadi dikatakan bermacam-macam mulai dari walikota, bupati, dana desa dan lain sebagainya mereka sudah dananya zonk, dan bantuan lain itu nol, tidak menerima apapun sama sekali. Jadi ada beberapa yang kita selesaikan Pak Menteri, ada yang PKH salah nama, salah titik, dalah koma, itu kalau hubungannya dengan pihak perbankan yang disini mitra kerjanya adalah bank alhamdulillah kalau masalah seperti itu kita cepat karena kita juga membantu berkoordinasi dengan pihak-pihak bank supaya huruf a, huruf I, dan lain sebagainya kita minta supaya diperbaiki dan itu memang dananya sudah ada di bank itu, kita tahu sudah ditransfer oleh Kementerian Sosial.

Tapi kalau yang zonk yang tidak ada dananya sama sekali dan tidak pernah di transfer oleh Kementerian Sosial, itu kalau boleh ini Pak Menteri, kalau memang mereka tidak layak atau salah masuk dan lain sebagainya lebih bagus dihapuskan saja. Kalau itu sudah dihapus mungkin ada dana-dana lain yang mereka bisa terima, kita anggaplah mereka itu memang susah dan miskin ya, mungkin dari dana desa, atau bantuan sembako dan lain sebagainya mereka juga bisa melakukan penerimaan. Jadi di Dapil saya Sumut I itu luar biasa banyak itu Pak, itu luar biasa banyak.

Ini ada lagi, ini masukan ya Pak Menteri rupanya PKH ini, ini istilah Medan ini tapi kita sama-sama orang Medan ini Pak Menteri ada PKH yang digadaikan. Saya tanya kenapa digadaikan? Rupanya ya mungkin dia perlu dana banyak itu untuk bayar uang sekolah dan lain sebagainya. Ini nanti in sya allah kita akan memberi masukan-masukan melalui pendamping-pendamping itu kira-kira tindakan-tindakan apa saja yang harus kita ambil? Ya, kadang-kadang mereka pintar juga Pak Menteri, dia bilang kartunya hilang, padahal sudah digadaikannya itu Pak Ketua. Ah itulah ada, itu kaya Medan itu mungkin.

Ya saya pikir itu, itu saja dari saya ya. Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumussalam Warahmattullahi Wabarakatuh.

(27)

Pak Menteri pasti tahu, walaupun Dapil Medan pasti ini bukan orang Medan ini Pak, orang Aceh.

Kami persilakan Pak Nur Hasan dari Fraksi PKS, Dapil Jabar IX ya? SMS dari PKS silakan Pak.

F-PKS (H. NURHASAN ZAIDI, S.Sos.): Ya terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.

Saudara Menteri serta Dirjen dan jajarannya,

Pimpinan Komisi, teman-teman sekalian yang dirahmati Allah,

Saya coba baca sekilas dari poin-poin paparan saudara Menteri yang disampaikan luar biasa ya, bersyukur anggarannya besar, mudah-mudahan kita tidak menikmati anggaran besar ini, karena makin kecil makin sukses Kemensos, bukan makin besar makin sukses, ini kan karena ada musibah Covid. Karena dulu 10 tahun yang lalu Kemensos anggarannya cuma 4 triliun berarti itu negara lagi sejahtera.

Nah saya beri catatan-catatan ini pertama dalam realisasi program prioritas nasional pada periode ini, pertama persoalan data, ini data kesejahteraan sosial, ini paparan ini tidak ada halamannya, ada sebagian halaman ada yang tidak jadi susah ngomongnya. Ini model data realisasi di program, model data kesejahteraan sosial yang termutakhirkan itu target 100 juta, realisasi 97 juta berarti realisasi 90% ini juga pertanyaan, ini perlu penjelasan walaupun kemarin kita juga mengundang para kepala daerah khususnya yang di Jawa Barat, kita sample ingin tanya ternyata dialognya sangat dinamis. Persoalan data ini saya pikir Kemensos sudah lebih tahulah, nah persoalan data ini kan ini momentum kita lagi, lagi ada persoalan musibah Covid, sehingga kita panik menghadapi pendataan ini ternyata bermasalah. Jangan sampai duit banyak salah sasaran, dan sudah banyak komplainnya, ada dua persoalan data. Saya pikir kesimpulan ini sudah diserap dari Komisi disampaikan ke Pusdatin, persoalan data itu kan ada pada dua hal, pertama pada system, dan kedua persoalan SDM.

System bagus mau dari Jepang, dari Eropa teknologinya kaya apa, shofwernya kaya apa tapi kalau SDMnya persoalan, SDM juga satu persoalan mental, satu persoalan kapasitas. Kemensos saya dengar sudah canggih dengan 6Ng, dengan DTKS saya detail Pak turun ke bawah Pak. Pertama juga saya ucapkan terima kasih jazakumullah khairon kepada Kemensos luar biasa berkat bantuan ke Dapil kami luar biasa Pak. Kata Pak Menteri bilang ini tsunami Bansos, memang iya tsunami ini Pak, tapi jangan menikmati ini, inikan persoalan fuqoro masakin inikan persoalan bukan persoalan, mungkin persoalan mental kemungkinan itu, jangan dipelihara. Ada yang memang benar-benar miskin, inikan persoalan kita ini, tapi kan kita tidak bisa bilang itu harus kita rangkul semua oleh Kementerian Sosial.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil survei simpang bersinyal jalan Solo Yogya - jalan Slamet Riyadi hari Sabtu, 11 Desember 2004 ( pendekat.

Pada Gambar 3a ditunjukkan hasil pemvakuman sebelum pompa turbomolekul diganti, dalam sepuluh menit pertama kevakumannya telah mencapai 8 mbar, dan dalam menit-menit

Keberhasilan stimulasi pengasaman matriks pada sumur #H zona A dan zona D dapat dievaluasi berdasarkan dari kenaikan laju produksi dan hasil grafik kurva

Berdasarkan pendapat tentang tujuan membaca maka dapat ditegaskan bahwa tujuan membaca adalah untuk meningkatkan pengetahuan, serta mempersiapkan kemampuan anak dalam

Hasil Uji chi square didapatkan nilai ρ-value (0.00) <α (0.05) artinya Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan

Untuk mengetahui perubahan index el nino saat terjadi hujan, dalam penelitian ini dilakukan metode koefisien korelasi silang dengan time lag terhadap kejadian hujan

pola-pola attachment, figur attachment pada remaja, pengertian kecerdasan emosi, aspek-aspek kecerdasan emosi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi,

Berbagai hal yang diinginkan istri selama memberikan ASI. Jenguk anak atau istri ke sini tuh udah senang. Juga perhatian sama moral juga ya tapi itu ngga di