Penyaji Penyaji dr. Emir Fakhrudin dr. Emir Fakhrudin Pembimbing Pembimbing
dr. H. Agustria Zainu Saleh, SpOG(K) dr. H. Agustria Zainu Saleh, SpOG(K)
Pemandu Pemandu
dr. H. M. Hatta Ansyori, SpOG(K) dr. H. M. Hatta Ansyori, SpOG(K)
DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT Dr.
Dr. MOHAMMAD HOESIN
MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
PALEMBANG
Dipresentasikan pada ha
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
COVER ... COVER ... ii DAFTAR ISI ... ... DAFTAR ISI ... ... iiii DAFTAR GAMBAR ... ... ...DAFTAR GAMBAR ... ... ... iiiiii DAFTAR TABEL ... ... ... DAFTAR TABEL ... ... ... iviv I. PENDAHULUAN ... ... I. PENDAHULUAN ... ... 11 II. DEFINISI ... ... II. DEFINISI ... ... 22 III. SEJARAH SEKSI
III. SEJARAH SEKSIO SESAREA ...O SESAREA ... ... 22 IV. PERUBAHAN PADA INDIKASI SEKSIO SESAREA ...
IV. PERUBAHAN PADA INDIKASI SEKSIO SESAREA ... 33
V. TEKNIK SEKSIO SESAREA V. TEKNIK SEKSIO SESAREA
A. Pertimbangan Preo
A. Pertimbangan Preoperatif ...peratif ... ... 66 B. Insisi Dinding Abdomen / Laparotomi ...
B. Insisi Dinding Abdomen / Laparotomi ... 77 C. Insisi Uterus ... ... ... ...
C. Insisi Uterus ... ... ... ... 1111 D. Teknik Melahirka
D. Teknik Melahirkan Janin Dan Plasenta ... ...n Janin Dan Plasenta ... ... ... 1515 E. Penjahitan Uterus ... ... ... ...
E. Penjahitan Uterus ... ... ... ... 1717 F. Penutupan Dind
F. Penutupan Dinding Abdomen ... ...ing Abdomen ... ... ... 1818 VI. RINGKASAN ... ... ...
VI. RINGKASAN ... ... ... 2222 RUJUKAN ...
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 1. Insisi Dinding Abdomen ...
Gambar. 1. Insisi Dinding Abdomen ... 88 Gambar
Gambar 2. Insisi 2. Insisi Maylard Maylard ... ... ... ... ... ... ... 1010 Gambar
Gambar 3. 3. Insisi Insisi Cherney Cherney ... ... ... ... ... ... 1010 Gambar
Gambar 4. 4. Macam-Macam Macam-Macam Insisi Insisi Pada UPada Uterus terus ... ... ... ... ... 1313 Gambar
Gambar 5 5 Perluasan Perluasan Insisi Insisi Uterus Uterus ... ... ... ... ... ... 1515 Gambar 6.
DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL
Tabel 1. Standar Rekomendasi Untuk
Tabel 1. Standar Rekomendasi Untuk Kualitas Pelayanan BerdasarkaKualitas Pelayanan Berdasarkan Kualitas n Kualitas PenelitianPenelitian Yang Dikeluarkan Oleh USPSTF ... Yang Dikeluarkan Oleh USPSTF ... 55 Tabel 2. Rekomendasi Teknik Insisi Dinding Abdomen Berdasarkan
Tabel 2. Rekomendasi Teknik Insisi Dinding Abdomen Berdasarkan Evidence-Based Evidence-Based OlehOleh USPSTF ... USPSTF ... 1111 Tabel 3. Rekomendasi Teknik Insisi Uterus Berdasarkan
Tabel 3. Rekomendasi Teknik Insisi Uterus Berdasarkan Evidence-Based Evidence-Based Oleh USPSTFOleh USPSTF ...
... 1515 Tabel 4. Rekomendasi Teknik Melahirkan Janin, Plasenta Dan Pencegahan Atonia Uteri Tabel 4. Rekomendasi Teknik Melahirkan Janin, Plasenta Dan Pencegahan Atonia Uteri
Berdasarkan
Berdasarkan Evidence-Based Evidence-Based Oleh USPSTF ...Oleh USPSTF ... 1 71 7 Tabel 5. Rekomendasi Teknik Melahirkan Janin, Plasenta Dan Pencegahan Atonia Uteri Tabel 5. Rekomendasi Teknik Melahirkan Janin, Plasenta Dan Pencegahan Atonia Uteri
Berdasarkan
Berdasarkan Evidence-Based Evidence-Based Oleh USPSTF ...Oleh USPSTF ... 1818 Tabel 5. Rekom
Tabel 5. Rekomendasi Teknik Penuendasi Teknik Penutupan Dinding Abdometupan Dinding Abdomen n BerdasarkanBerdasarkan Evidence-Based Evidence-Based Oleh USPSTF ... Oleh USPSTF ... 2121
I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN
Seksio sesar telah mejadi operasi yang paling sering dilakukan di berbagai negara. Seksio sesar telah mejadi operasi yang paling sering dilakukan di berbagai negara. Di Amerika, frekuensi bayi yang dilahirkan dengan seksio sesarea terus meningkat Di Amerika, frekuensi bayi yang dilahirkan dengan seksio sesarea terus meningkat lebih dari 50% dari tahun 1996 sampai 31,8% pada tahun 2007.
lebih dari 50% dari tahun 1996 sampai 31,8% pada tahun 2007.11 AlasanAlasan meningkatnya angka ini bermacam-macam. Persalinan yang lambat, peningkatan meningkatnya angka ini bermacam-macam. Persalinan yang lambat, peningkatan indeks massa tubuh, kemajuan teknologi ultrasonografi dalam mendeteksi kelainan indeks massa tubuh, kemajuan teknologi ultrasonografi dalam mendeteksi kelainan kehamilan, permintaan dari pasien, ketakutan akan persalinan pervaginam, dan kehamilan, permintaan dari pasien, ketakutan akan persalinan pervaginam, dan juga pilihan aman bagi para ahli obstetri untuk menghindari cedera pada juga pilihan aman bagi para ahli obstetri untuk menghindari cedera pada
persalinan dengan tindakan yang dapat berakhir dengan tuntutan malpraktik. persalinan dengan tindakan yang dapat berakhir dengan tuntutan malpraktik.
Berbagai macam penelitian mengenai teknik seksio sesarea telah banyak Berbagai macam penelitian mengenai teknik seksio sesarea telah banyak dilakukan. Hal ini tentu saja untuk mencari teknik terbaik sehingga morbiditas dan dilakukan. Hal ini tentu saja untuk mencari teknik terbaik sehingga morbiditas dan mortalitas dalam seksio sesara dapat dihindari. Banyak penelitian yang dilakukan mortalitas dalam seksio sesara dapat dihindari. Banyak penelitian yang dilakukan muali dari penelitian tentang perlu tidaknya pemberian antibiotik profilaksis, saat muali dari penelitian tentang perlu tidaknya pemberian antibiotik profilaksis, saat yang tepat dalam pemberian antibiotik, jenis insisi pada dinding abdomen, mulai yang tepat dalam pemberian antibiotik, jenis insisi pada dinding abdomen, mulai dari kutis, subkutis, fasia, peritoneum, insisi pada uterus, cara melahirkan bayi, dari kutis, subkutis, fasia, peritoneum, insisi pada uterus, cara melahirkan bayi, teknik penjahitan, penutupan uterus, dinding abdomen, sampai perawatan post teknik penjahitan, penutupan uterus, dinding abdomen, sampai perawatan post operatif.
operatif.
Tidak ada prosedur baku dalam teknik seksio sesarea. Di tiap negara, setiap Tidak ada prosedur baku dalam teknik seksio sesarea. Di tiap negara, setiap rumah sakit, atau bahkan di setiap senter pendidikan pun dapat berbeda-beda. rumah sakit, atau bahkan di setiap senter pendidikan pun dapat berbeda-beda. Setiap ahli obstetri pun seringkali memiliki teknik yang berbeda, berawal dari apa Setiap ahli obstetri pun seringkali memiliki teknik yang berbeda, berawal dari apa yang mereka pelajari di buku, sampai akhirnya berkembang karena pengalaman yang mereka pelajari di buku, sampai akhirnya berkembang karena pengalaman yang dimiliki para ahli obstetri tersebut.
yang dimiliki para ahli obstetri tersebut.
Refrat ini bertujuan untuk membahas perkembangan yang terjadi pada Refrat ini bertujuan untuk membahas perkembangan yang terjadi pada teknik-teknik dalam seksio sesarea berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sehingga teknik dalam seksio sesarea berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sehingga diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dalam mengurangi morbiditas diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dalam mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu maupun anak.
II. DEFINISI II. DEFINISI
Seksio sesarea didefinisikan sebagai kelahiran janin melalui sayatan pada dinding Seksio sesarea didefinisikan sebagai kelahiran janin melalui sayatan pada dinding abdomen
abdomen (laparotomi) dan (laparotomi) dan dinding dinding uterus uterus (histerotomi). (histerotomi). Definisi ini Definisi ini tidak tidak mencakup pengeluaran janin dari rongga abdomen dalam kasus ruptur uterus atau mencakup pengeluaran janin dari rongga abdomen dalam kasus ruptur uterus atau dalam kasus kehamilan abdominal. Dalam beberapa kasus, dan yang paling sering dalam kasus kehamilan abdominal. Dalam beberapa kasus, dan yang paling sering adalah perdarahan post partum, dimana histerektomi abdominal dilakukan setelah adalah perdarahan post partum, dimana histerektomi abdominal dilakukan setelah bayi lahir. Ketika dilakukan pada saat seksio sesarea, operasi seksio sesarea bayi lahir. Ketika dilakukan pada saat seksio sesarea, operasi seksio sesarea disebut histerektomi. Jika dilakukan dalam waktu singkat setelah persalinan disebut histerektomi. Jika dilakukan dalam waktu singkat setelah persalinan pervaginam, hal ini disebut histerektomi postpartum.
pervaginam, hal ini disebut histerektomi postpartum.33
III. SEJARAH SEKSIO SESAREA III. SEJARAH SEKSIO SESAREA
Asal dari istilah seksio sesarea tidak diketahui dengan pasti, namun terdapat tiga Asal dari istilah seksio sesarea tidak diketahui dengan pasti, namun terdapat tiga teori yang
teori yang dikenal sampai saat dikenal sampai saat ini. ini. Yang pertama, menurut Yang pertama, menurut legenda, Julius Caesarlegenda, Julius Caesar dilahirkan dengan cara ini, dengan hasil bahwa prosedur ini dikenal sebagai dilahirkan dengan cara ini, dengan hasil bahwa prosedur ini dikenal sebagai operasi caesar. Namun
operasi caesar. Namun beberapa pendapat meragukan beberapa pendapat meragukan penjelasan ini. Pertama, penjelasan ini. Pertama, ibuibu dari Julius Caesar hidup selama bertahun-tahun setelah kelahirannya pada 100 SM, dari Julius Caesar hidup selama bertahun-tahun setelah kelahirannya pada 100 SM, dan hingga akhir abad ke-17, operasi itu hampir selalu berakibat fatal. Kedua, dan hingga akhir abad ke-17, operasi itu hampir selalu berakibat fatal. Kedua, operasi tersebut, apakah dilakukan pada hidup atau mati, tidak disebutkan oleh operasi tersebut, apakah dilakukan pada hidup atau mati, tidak disebutkan oleh penulis medis sebelum abad pertengahan. Rincian sejarah tentang asal-usul nama penulis medis sebelum abad pertengahan. Rincian sejarah tentang asal-usul nama keluarga Caesar ditemukan dalam monografi oleh Pickrell (1935).
keluarga Caesar ditemukan dalam monografi oleh Pickrell (1935). 33
Teori kedua adalah bahwa nama operasi ini berasal dari hukum Romawi, Teori kedua adalah bahwa nama operasi ini berasal dari hukum Romawi, konon dibuat pada abad ke-8 SM oleh Numa Pompilius, memerintahkan bahwa konon dibuat pada abad ke-8 SM oleh Numa Pompilius, memerintahkan bahwa prosedur
prosedur bedah dalam bedah dalam melahirkan anak melahirkan anak dilakukan pada dilakukan pada perempuan yang perempuan yang telahtelah meninggal dalam beberapa minggu terakhir kehamilan dengan harapan dapat meninggal dalam beberapa minggu terakhir kehamilan dengan harapan dapat menyelamatkan sang anak.
menyelamatkan sang anak. Hukum ini dibuat Hukum ini dibuat oleh oleh ini raja Roini raja Romawi sat itu, mawi sat itu, LexLex Regia,
Regia, yang yang kemudian kemudian dikenal dikenal menjadimenjadi lex caesarealex caesarea, dan operasi itu sendiri, dan operasi itu sendiri dikenal sebagai operasi caesar.
dikenal sebagai operasi caesar.
Penjelasan ketiga adalah bahwa kata ini muncul pada abad pertengahan , yang Penjelasan ketiga adalah bahwa kata ini muncul pada abad pertengahan , yang berasal dari
tampaknya adalah yang paling logis. Di Amerika Serikat, huruf “
tampaknya adalah yang paling logis. Di Amerika Serikat, huruf “ae”ae” di suku katadi suku kata pertama caesar diganti dengan huruf “
pertama caesar diganti dengan huruf “ee”. Di Inggris, Australia, dan sebagian besar”. Di Inggris, Australia, dan sebagian besar negara persemakmuran, huruf ae ini tetap dipertahankan.
negara persemakmuran, huruf ae ini tetap dipertahankan.33
IV. PERUBAHAN PADA INDIKASI SEKSIO SESAREA IV. PERUBAHAN PADA INDIKASI SEKSIO SESAREA
Dulu, indikasi untuk melakukan seksio sesarea terbatas pada persalinan Dulu, indikasi untuk melakukan seksio sesarea terbatas pada persalinan pervaginam yang gagal dalam obervasi dengan kurva
pervaginam yang gagal dalam obervasi dengan kurva FriedmanFriedman ataupun denganataupun dengan partograf WHO (
partograf WHO (secondary cesareansecondary cesarean). Selain itu juga seksio sesarea hanya). Selain itu juga seksio sesarea hanya dilakukan atas indikasi janin seperti gawat janin, letak melintang (
dilakukan atas indikasi janin seperti gawat janin, letak melintang ( primary primary cesarean
cesarean), dan lain sebagainya.), dan lain sebagainya.
Namun dengan kesadaran akan pentingnya meningkatkan pelayanan dalam Namun dengan kesadaran akan pentingnya meningkatkan pelayanan dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan anak, ditambah dengan semakin menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan anak, ditambah dengan semakin berkembangnya tehnologi ultrasonografi, dan berbagai studi yang banyak berkembangnya tehnologi ultrasonografi, dan berbagai studi yang banyak dilakukan, maka indikasi untuk melakukan seksio sesarea semakin bertambah, dilakukan, maka indikasi untuk melakukan seksio sesarea semakin bertambah, mulai dari presentasi dengan kepala defleksi, oligohidramnion, panjang serviks, mulai dari presentasi dengan kepala defleksi, oligohidramnion, panjang serviks, serta profil biofisik, sehingga angka seksio sesarea semakin meningkat.
serta profil biofisik, sehingga angka seksio sesarea semakin meningkat.
Jun Zhang dan kawan-kawan (2010) dalam penelitiannya yang dilakukan pada Jun Zhang dan kawan-kawan (2010) dalam penelitiannya yang dilakukan pada 19 rumah sakit ternama di Amerika Serikat, mendapatkan angka 30,5% dengan 19 rumah sakit ternama di Amerika Serikat, mendapatkan angka 30,5% dengan variasi sekitar 20% sampai 44% angka kejadian seksio sesarea. Pada variasi sekitar 20% sampai 44% angka kejadian seksio sesarea. Pada penelitiannya, ia menggolongkan seksio sesarea menjadi empat kategori, yaitu penelitiannya, ia menggolongkan seksio sesarea menjadi empat kategori, yaitu seksio sesarea primer, seksio sesarea sekunder, seksio sesarea berulang, seksio seksio sesarea primer, seksio sesarea sekunder, seksio sesarea berulang, seksio sesarea dimana ibu belum memasuki fase persalinan atau inpartu (
sesarea dimana ibu belum memasuki fase persalinan atau inpartu ( prelabor prelabor cesarean
cesarean) , dan saat inpartu () , dan saat inpartu (intrapartum cesareanintrapartum cesarean).).11
Pada wanita yang berusia kurang dari 20 tahun, prevalensi seksio sesarea Pada wanita yang berusia kurang dari 20 tahun, prevalensi seksio sesarea meningkat dua kali lipat (21,0%). Hal yang sama juga terjadi pada wanita dengan meningkat dua kali lipat (21,0%). Hal yang sama juga terjadi pada wanita dengan usia lebih dari 35 tahun (42%). Obesitas merupakan salah satu faktor yang usia lebih dari 35 tahun (42%). Obesitas merupakan salah satu faktor yang mendominasi indikasi dilakukan seksio sesarea pada tiap-tiap kategori grup. mendominasi indikasi dilakukan seksio sesarea pada tiap-tiap kategori grup. Sedangkan berdasarkan paritas, tidak didapatkan perbedaan prevalensi yang Sedangkan berdasarkan paritas, tidak didapatkan perbedaan prevalensi yang berarti, dimana nullipara berada di angka 30,0%, dan multipara 31,2%.
Pada persalinan yang dilakukan induksi, didapatkan juga prevalensi seksio Pada persalinan yang dilakukan induksi, didapatkan juga prevalensi seksio sesarea yang meningkat lebih dari dua kali lipat. (21,1% vs 11,8%). Pada wanita sesarea yang meningkat lebih dari dua kali lipat. (21,1% vs 11,8%). Pada wanita dengan riwayat seksio sesarea, didapatkan angka 83,6% prevalensi seksio sesarea. dengan riwayat seksio sesarea, didapatkan angka 83,6% prevalensi seksio sesarea. Angka yang mengejutkan juga didapatkan pada persalinan yang bukan dengan Angka yang mengejutkan juga didapatkan pada persalinan yang bukan dengan presentasi belakang kepala, dimana prevalensinya adalah 92,8%.
presentasi belakang kepala, dimana prevalensinya adalah 92,8%.11
Prevalensi seksio sesarea juga meningkat hampir tiga kali lipat pada Prevalensi seksio sesarea juga meningkat hampir tiga kali lipat pada presentasi bokong, dimana didapatkan angka 88,3% seksio sesarea pada presentasi bokong, dimana didapatkan angka 88,3% seksio sesarea pada presentasi bokong, dengan atau tanpa penyulit. Hal yang hampir sama juga presentasi bokong, dengan atau tanpa penyulit. Hal yang hampir sama juga didapatkan pada
didapatkan pada pasien dengan pasien dengan pecah pecah ketuban ketuban dan dan prematur. prematur. MeningkatnyaMeningkatnya prevalensi ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Berghella dan prevalensi ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Berghella dan kawan-kwan (2005), dimana seksio sesarea dilakukan atas indikasi permintaaan kawan-kwan (2005), dimana seksio sesarea dilakukan atas indikasi permintaaan pasien sendiri.
pasien sendiri.22
V. TEKNIK SEKSIO SESAREA V. TEKNIK SEKSIO SESAREA
Semakin berkembangnya ilmu teknologi, munculnya berbagai hasil penelitian, Semakin berkembangnya ilmu teknologi, munculnya berbagai hasil penelitian, membuat adanya perbedaan dalam teknik seksio sesarea di setiap negara. Bahkan membuat adanya perbedaan dalam teknik seksio sesarea di setiap negara. Bahkan dapat dikatakan bahwa setiap ahli obstetri pun memiliki teknik yang berbeda dapat dikatakan bahwa setiap ahli obstetri pun memiliki teknik yang berbeda dalam melakukan seksio sesarea. Di Amerika pun, hal yang sama terjadi. Seluruh dalam melakukan seksio sesarea. Di Amerika pun, hal yang sama terjadi. Seluruh ahli obstetri memiliki teknik yang berbeda-beda, semuanya berdasarkan literatur ahli obstetri memiliki teknik yang berbeda-beda, semuanya berdasarkan literatur dan dikembangkan berdasarkan pengalaman yang mereka miliki. Untuk dan dikembangkan berdasarkan pengalaman yang mereka miliki. Untuk menyamakan
menyamakan persepsi dan persepsi dan mendapatkan pemendapatkan peningkatan ningkatan kualitas kesehatan kualitas kesehatan yangyang terbaik, maka Amerika Serikat memakai standar rekomendasi yang dikeluarkan terbaik, maka Amerika Serikat memakai standar rekomendasi yang dikeluarkan oleh
oleh US Preventive Services Task ForceUS Preventive Services Task Force (USPSTF) untuk menyamakan persepsi(USPSTF) untuk menyamakan persepsi rekomendasi yang didapatkan dari berbagai hasil penelitian medis.
rekomendasi yang didapatkan dari berbagai hasil penelitian medis. USPSTFS
USPSTFS adalah adalah sebuah sebuah organisasi organisasi independen independen dalam dalam perawatan perawatan dandan pencegahan kesehatan primer yang secara sistematis mengkaji bukti efektivitas pencegahan kesehatan primer yang secara sistematis mengkaji bukti efektivitas dan mengembangkan rekomendasi untuk layanan pencegahan klinis, dan ditunjuk dan mengembangkan rekomendasi untuk layanan pencegahan klinis, dan ditunjuk langsung oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan di Amerika langsung oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan di Amerika Serikat.
Deskripsi untuk anjuran pelayanan medis yang dikeluarkan oleh USPSTF Deskripsi untuk anjuran pelayanan medis yang dikeluarkan oleh USPSTF dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Standar rekomen
Tabel 1. Standar rekomendasi untuk kualitadasi untuk kualitas pelayanan berdasars pelayanan berdasarkan kualitas kan kualitas penelitian ypenelitian yangang dikeluarkan oleh USPSTF
dikeluarkan oleh USPSTF Rekomendasi
Rekomendasi A.
A. USPSTF USPSTF merekomendasikamerekomendasikan n para para klinisi klinisi untuk untuk melakukan melakukan teknik teknik tersebut tersebut pada pada pasien.pasien. Terdapat bukti yang kuat bahwa tindakan tersebut dapat meningkatkan kualitas pelayanan Terdapat bukti yang kuat bahwa tindakan tersebut dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan menyimpulkan bahwa keuntungan yang didapat melebihi risiko yang mungkin kesehatan dan menyimpulkan bahwa keuntungan yang didapat melebihi risiko yang mungkin terjadi
terjadi B.
B. USPSTF merekomenUSPSTF merekomendasikan dasikan para para klinisi klinisi untuk untuk memberikan memberikan pelayanan pelayanan tersebut tersebut pada pada pasien.pasien. USPTSF menyimpulkan dari hasil penelitian, terdapat bukti yang cukupt bahwa tindakan USPTSF menyimpulkan dari hasil penelitian, terdapat bukti yang cukupt bahwa tindakan tersebut dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan menyimpulkan bahwa tersebut dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan menyimpulkan bahwa keuntungan yang didapat melebihi risiko yang mungkin terjadi
keuntungan yang didapat melebihi risiko yang mungkin terjadi C.
C. USPSTF tidak USPSTF tidak membuat membuat rekomendrekomendasi asi para para klinisi klinisi untuk untuk memberikan memberikan pelayanan pelayanan tersebut tersebut padapada pasien
pasien secara rutin. secara rutin. USPTSF menyimpulkan USPTSF menyimpulkan dari hasil dari hasil penelitian, penelitian, didapatkan bahwadidapatkan bahwa pelayanan tersebut dapat memberikan peningkatan kualitas kesehatan pasien, namun pelayanan tersebut dapat memberikan peningkatan kualitas kesehatan pasien, namun perbanding
perbandingan an antara keuntungaantara keuntungan dan kerugian (risiko) tidak terlalu signifikan.n dan kerugian (risiko) tidak terlalu signifikan. D.
D. USPSTF merekomenUSPSTF merekomendasikan dasikan para para klinisi klinisi untuk untuk memberikan memberikan pelayanan pelayanan tersebut tersebut pada pada pasien,pasien, namun tidak dilakukan
namun tidak dilakukan secara rutin. USPTSF menyimpulkan dari hasil secara rutin. USPTSF menyimpulkan dari hasil penelitian, penelitian, didapatkandidapatkan bahwa pelayanan tersebut
bahwa pelayanan tersebut tidak memberikan keuntungan ataupun tidak memberikan keuntungan ataupun kerugian yang kerugian yang bermaknabermakna bagi pasien
bagi pasien I.
I. USPSTF USPSTF menyimpulkan menyimpulkan bahwa bahwa pelayanan pelayanan tersebut tersebut tidak tidak perlu perlu diberikan diberikan pada pada pasien.pasien. USPTSF menyimpulkan bahwa hasil penelitian tersebut tidak menunjukkan hasil yang valid, USPTSF menyimpulkan bahwa hasil penelitian tersebut tidak menunjukkan hasil yang valid, kurangnya informasi mengenai keuntungan dan kerugiannya tidak
kurangnya informasi mengenai keuntungan dan kerugiannya tidak dapat dipastikan.dapat dipastikan. Kualitas Pelayanan
Kualitas Pelayanan Baik
Baik Didapatkan Didapatkan dari dari hasil hasil penelitian penelitian yang yang memiliki memiliki desain desain yang yang baik, baik, terarah terarah dan dan mewakilimewakili populasi penelitian secara keseluruhan dan dapat memberikan efek yang baik terhadap populasi penelitian secara keseluruhan dan dapat memberikan efek yang baik terhadap kualitas pelayanan.
kualitas pelayanan. Cukup
Cukup Hasil Hasil penelitian dapat penelitian dapat memberikan ememberikan efek fek yang yang baik baik terhadap kualitas terhadap kualitas pelayanan kesehatan,pelayanan kesehatan, memiliki desain yang baik, namun
memiliki desain yang baik, namun kurang mewakili populasi penelitian secara keseluruhankurang mewakili populasi penelitian secara keseluruhan Kurang
Kurang Hasil penelitian Hasil penelitian dianggap kurang dianggap kurang dapat memberikan efek dapat memberikan efek yang yang baik terhadap baik terhadap kualitaskualitas pelayanan kesehatan, dan kekuatan penelitian tersebut masih diragukan
pelayanan kesehatan, dan kekuatan penelitian tersebut masih diragukan Dikutip dari Berghella
A. Pertimbangan Preoperatif A. Pertimbangan Preoperatif
Persiapan preoperatif pada pasien yang akan dilakukan seksio sesarea telah Persiapan preoperatif pada pasien yang akan dilakukan seksio sesarea telah banyak diteliti di hampir seluruh negara berkembang dan seluruh negara maju. banyak diteliti di hampir seluruh negara berkembang dan seluruh negara maju. Tiga faktor yang paling sering dibahas adalah risiko aspirasi, perdarahan dan Tiga faktor yang paling sering dibahas adalah risiko aspirasi, perdarahan dan infeksi. Namun hal yang paling sering dibahas adalah risiko infeksi post infeksi. Namun hal yang paling sering dibahas adalah risiko infeksi post operatif. Sumber utama infeksi pada seksio sesarea adalah traktus genitalis operatif. Sumber utama infeksi pada seksio sesarea adalah traktus genitalis bagian bawah. Organisme penyebab yang paling umum adalah
bagian bawah. Organisme penyebab yang paling umum adalah UreoplasmaUreoplasma spp
spp.,., Mycoplasma spp Mycoplasma spp., anaerob atau., anaerob atau Gardnerella vaginalisGardnerella vaginalis..33 Untuk mengatasiUntuk mengatasi ini, telah disepakati bahwa penggunaan antibiotik profilaksis adalah hal ini, telah disepakati bahwa penggunaan antibiotik profilaksis adalah hal terbaik.
terbaik.
Lamont dan kawan-kawan (2010) dalam penelitiannya mendapatkan Lamont dan kawan-kawan (2010) dalam penelitiannya mendapatkan bahwa penggunaan antibiotik spektrum luas memiliki korelasi yang bermakna bahwa penggunaan antibiotik spektrum luas memiliki korelasi yang bermakna dengan penurunan angka infeksi, terutama endometritis (60%) dan luka dengan penurunan angka infeksi, terutama endometritis (60%) dan luka terinfeksi (25%-65%). Hopkins dan kawan-kawan (2007) mendapatkan terinfeksi (25%-65%). Hopkins dan kawan-kawan (2007) mendapatkan efikasi yang sama antara ampisilin dan cefalosporin generasi pertama seperti efikasi yang sama antara ampisilin dan cefalosporin generasi pertama seperti cefazolin. Dalam penelitiannya juga didapatkan bahwa penggunaan antibiotik cefazolin. Dalam penelitiannya juga didapatkan bahwa penggunaan antibiotik spektrum luas generasi terbaru dengan harga yang lebih mahal tidak spektrum luas generasi terbaru dengan harga yang lebih mahal tidak didapatkan perbedaan dibandingkan dengan pemberian ampisilin. Juga tidak didapatkan perbedaan dibandingkan dengan pemberian ampisilin. Juga tidak didapatkan perbedaan angka infeksi pada antibiotik yang diberikan dengan didapatkan perbedaan angka infeksi pada antibiotik yang diberikan dengan dosis 1g dan 2 g, dan juga waktu pemberian antara satu jam, 6 jam, 12 jam dosis 1g dan 2 g, dan juga waktu pemberian antara satu jam, 6 jam, 12 jam sebelum seksio sesarea dimulai.
sebelum seksio sesarea dimulai.22
Pitt dan kawan-kawan (2009) mendapatkan bahwa pemberian Pitt dan kawan-kawan (2009) mendapatkan bahwa pemberian
metronidazole gel
metronidazole gel 5 g secara intravaginal sebelum seksio sesarea dimulai5 g secara intravaginal sebelum seksio sesarea dimulai dapat menurunkan insiden endometritis dari 17% menjadi 7%.
dapat menurunkan insiden endometritis dari 17% menjadi 7%.22
Stutchfield dan kawan-kawan (2008) menganjurkan pemberian Stutchfield dan kawan-kawan (2008) menganjurkan pemberian
bethamethasone
bethamethasone 12 mg sebanyak dua kali dengan selang waktu 4 jam pada12 mg sebanyak dua kali dengan selang waktu 4 jam pada usia kehamilan 37-39 minggu, dimana ia mendapatkan penurunan angka RDS usia kehamilan 37-39 minggu, dimana ia mendapatkan penurunan angka RDS ((respiratory distress syndrome)respiratory distress syndrome) dari 0,051% menjadi 0,024%. Meskipundari 0,051% menjadi 0,024%. Meskipun
begitu, ACOG (
begitu, ACOG ( American College of Obstetric and Gynecology American College of Obstetric and Gynecology) belum) belum menjadikan hal ini sebagai rekomendasi.
menjadikan hal ini sebagai rekomendasi.55
Starr dan Reid (2005) tidak mendapatkan penurunan angka kejadian Starr dan Reid (2005) tidak mendapatkan penurunan angka kejadian endometritis yang berarti pada penggunaan
endometritis yang berarti pada penggunaan povidon iodine povidon iodine 7,5%7,5% dengandengan
povidone iodine 10%
povidone iodine 10%pada saat melakukan aseptik dan antiseptik padapada saat melakukan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi.
lapangan operasi.55
B. Insisi Dinding Abdomen / Laparotomi B. Insisi Dinding Abdomen / Laparotomi
Telah banyak dilakukan studi tentang jenis insisi pada dinding abdomen, Telah banyak dilakukan studi tentang jenis insisi pada dinding abdomen, secara umum, insisi transversal lebih dianjurkan, dengan alasan dapat secara umum, insisi transversal lebih dianjurkan, dengan alasan dapat berkurangnya nyeri operasi dan unsur kosmetik dibandingkan insisi vertikal. berkurangnya nyeri operasi dan unsur kosmetik dibandingkan insisi vertikal.
Insisi
Insisi PfannensteilPfannensteil ataupun transversal pada 2 jari di atas simfisis,ataupun transversal pada 2 jari di atas simfisis, insisi
insisi Joel-Cohen Joel-Cohen, dan teknik lain yang merupakan variasi dari, dan teknik lain yang merupakan variasi dari Joel-Cohen Joel-Cohen,, yaitu
yaitu Misgav Ladach Misgav Ladach, adalah insisi yang dianjurkan., adalah insisi yang dianjurkan.
Telah banyak penelitian yang membandingkan ketiga teknik ini Telah banyak penelitian yang membandingkan ketiga teknik ini berdasarkan keuntungan dan kerugiannya. Didapatkan sebelas penelitian yang berdasarkan keuntungan dan kerugiannya. Didapatkan sebelas penelitian yang membandingkan antara teknik
membandingkan antara teknik Joel-Cohen Joel-Cohen dandan PfannenstielPfannenstiel. Dari penelitian-. Dari penelitian-penelitian tersebut didapatkan beberapa poin penting diantaranya yaitu:
penelitian tersebut didapatkan beberapa poin penting diantaranya yaitu: 6-176-17 1.
1. Dari lima penelitian, didapatkan perdarahan yang lebih sedikit padaDari lima penelitian, didapatkan perdarahan yang lebih sedikit pada 481 wanita yang dilakukan seksio sesarea dengan teknik 481 wanita yang dilakukan seksio sesarea dengan teknik Joel-Cohen.
Cohen. 2.
2. Dengan menggunakan teknik Dengan menggunakan teknik Joel-Cohen Joel-Cohen, didapatkan waktu operasi, didapatkan waktu operasi yang lebih singkat.
yang lebih singkat. 3.
3. Tidak didapatkan perbedaan angka kejadian infeksi antara teknik Tidak didapatkan perbedaan angka kejadian infeksi antara teknik
Joel-Cohen
Joel-CohendandanPfannenstielPfannenstiel.. 4.
4. Didapatkan angka kejadian hematom yang lebih tinggi pada lukaDidapatkan angka kejadian hematom yang lebih tinggi pada luka operasi dengan teknik
operasi dengan teknik Joel-Cohen Joel-Cohen.. 5.
5. Tidak didapatkan perbedaan waktu pada gerakan peristaltik usus,Tidak didapatkan perbedaan waktu pada gerakan peristaltik usus, dan mobilisasi pasien.
6.
6. Didapatkan angka kejadian demam yang lebih sedikit pada pasienDidapatkan angka kejadian demam yang lebih sedikit pada pasien pasca operasi dengan teknik
pasca operasi dengan teknik Joel-Cohen Joel-Cohen dibandingkan dengandibandingkan dengan
Pfannenstiel. Pfannenstiel.
7.
7. Didapatkan nyeri post operasi yang lebih sedikit pada pasien yangDidapatkan nyeri post operasi yang lebih sedikit pada pasien yang dioperasi dengan teknik
dioperasi dengan teknik Joel-Cohen. Joel-Cohen.
Gambar. 1. Insisi dinding abdomen. A. Insisi
Gambar. 1. Insisi dinding abdomen. A. Insisi Pfannenstiel,Pfannenstiel, sayatan harus dibuatsayatan harus dibuat dalam mode lengkung sekitar 2-3 cm di atas simfisis pubis. B.
dalam mode lengkung sekitar 2-3 cm di atas simfisis pubis. B. Joel-Cohen Joel-Cohen sayatansayatan harus dibuat secara linear sekitar 2-3 cm di atas sayatan
harus dibuat secara linear sekitar 2-3 cm di atas sayatan Pfannenstiel.Pfannenstiel. C. InsisiC. Insisi mediana,
mediana, sayatan vertikal harus dibuasayatan vertikal harus dibuat di garis tengah dan memt di garis tengah dan membentang dari tepat dibentang dari tepat di bawah umbilikus ke tepat di atas simfisis pubis dan dapat dilanjutkan di sekitar bawah umbilikus ke tepat di atas simfisis pubis dan dapat dilanjutkan di sekitar umbilikus
umbilikus jika jika diperlukan.diperlukan. Dikutip dari Glown
Dikutip dari Glown 1818
Mengenai panjang insisi pada kulit, belum ada penelitian khusus yang Mengenai panjang insisi pada kulit, belum ada penelitian khusus yang meneliti hal ini, namun ada dua penelitian yang menganjurkan bahwa insisi meneliti hal ini, namun ada dua penelitian yang menganjurkan bahwa insisi pada operasi abdomen minimal 15 cm untuk memastikan
pada operasi abdomen minimal 15 cm untuk memastikan outcomeoutcome yang baik yang baik bagi ibu dan anak.
bagi ibu dan anak. Mengganti
Mengganti scalpelscalpel setelahsetelah scalpelscalpel pertama yang digunakan untuk insisipertama yang digunakan untuk insisi pada kulit telah diteliti, mendapatkan hasil dimana tidak didapatkan perbedaan pada kulit telah diteliti, mendapatkan hasil dimana tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara mengganti
menggantinya. Angka kejadian infeksi pada kedua teknik ini tidak didapatkan menggantinya. Angka kejadian infeksi pada kedua teknik ini tidak didapatkan hasil yang bermakna.
hasil yang bermakna.55
Teknik dalam membuka subkutis juga belum dilakukan penelitian Teknik dalam membuka subkutis juga belum dilakukan penelitian khusus, namun kebanyakan operator menggunakan
khusus, namun kebanyakan operator menggunakan scalpelscalpel seminimalseminimal mungkin, dimana mereka melakukan insisi pada subkutis pada bagian medial, mungkin, dimana mereka melakukan insisi pada subkutis pada bagian medial, dan melakukan perluasan insisi secara tumpul untuk menghindari perdarahan dan melakukan perluasan insisi secara tumpul untuk menghindari perdarahan yang tidak perlu.
yang tidak perlu.
Penelitian mengenai insisi pada fasia juga belum dilakukan secara Penelitian mengenai insisi pada fasia juga belum dilakukan secara terpisah, namun para ahli merekomendasikan insisi transversal dengan
terpisah, namun para ahli merekomendasikan insisi transversal dengan scalpelscalpel
pada bagian medial dan diperluas secara tajam dengan menggunakan gunting. pada bagian medial dan diperluas secara tajam dengan menggunakan gunting. Ada juga yang merekomendasikan perluasan insisi pada fascia diperluas Ada juga yang merekomendasikan perluasan insisi pada fascia diperluas secara tumpul dengan menggunakan jari tangan, seperti pada teknik seksio secara tumpul dengan menggunakan jari tangan, seperti pada teknik seksio sesarea menurut Misgav-Ladach. Beberapa klinisi ada juga yang sesarea menurut Misgav-Ladach. Beberapa klinisi ada juga yang menganjurkan, apapun jenis insisi pada kulit, namun insisi pada fasia menganjurkan, apapun jenis insisi pada kulit, namun insisi pada fasia sebaiknya dilakukan secara vertikal pada garis tengah fasia, tepat pada
sebaiknya dilakukan secara vertikal pada garis tengah fasia, tepat pada rectusrectus sheath
sheath, dan diperluas secara tajam dengan menggunakan gunting., dan diperluas secara tajam dengan menggunakan gunting.
Telah didapatkan tiga penelitian yang membahas tentang pemotongan Telah didapatkan tiga penelitian yang membahas tentang pemotongan otot rektus dalam membuka dinding abdomen yang melibatkan 313 wanita otot rektus dalam membuka dinding abdomen yang melibatkan 313 wanita 1919.. Mereka terpilih secara acak untuk dilakukannya insisi otot baik insisi Maylard Mereka terpilih secara acak untuk dilakukannya insisi otot baik insisi Maylard atau Cherney dengan Pfannenstiel.
Gambar 2. Insisi Maylard, dilakukan dengan memotong otot rectus abdominis . Lebih sering Gambar 2. Insisi Maylard, dilakukan dengan memotong otot rectus abdominis . Lebih sering dipakai pada operasi ginekologi yang membutuhkan akses
dipakai pada operasi ginekologi yang membutuhkan akses yang luas pada kavum abdomen.yang luas pada kavum abdomen. Dikutip dari Schorge
Dikutip dari Schorge2020
Dari hasil penelitian tidak didapatkan perbedaan dalam morbiditas Dari hasil penelitian tidak didapatkan perbedaan dalam morbiditas pascaoperasi, kesulitan dalam melahirkan janin, komplikasi pascaoperasi, dan pascaoperasi, kesulitan dalam melahirkan janin, komplikasi pascaoperasi, dan skor nyeri pascaoperasi. Satu penelitian menunjukkan hasil bahwa kekuatan skor nyeri pascaoperasi. Satu penelitian menunjukkan hasil bahwa kekuatan otot abdomen yang dilakukan insisi, dibandingkan yang tidak dilakukan insisi, otot abdomen yang dilakukan insisi, dibandingkan yang tidak dilakukan insisi, memiliki kekuatan yang sama. Namun para klinisi tidak menganjurkan untuk memiliki kekuatan yang sama. Namun para klinisi tidak menganjurkan untuk dilakukan insisi pada otot rectus jika tidak ada indikasi yang mendesak.
dilakukan insisi pada otot rectus jika tidak ada indikasi yang mendesak.
Gambar 3. Insisi Cherney, pada tekn
Gambar 3. Insisi Cherney, pada teknik ini tendon dari otot-otik ini tendon dari otot-otot rektus ot rektus dilakukan transeksi 1dilakukan transeksi 1 sampai 2 cm di atas insersi tendon ke simfisis pubis. Otot-otot ini kemudian diangkat ke arah sampai 2 cm di atas insersi tendon ke simfisis pubis. Otot-otot ini kemudian diangkat ke arah cephalad untuk member
cephalad untuk memberi i akses yang leluasa kakses yang leluasa ke peritoneume peritoneum Dikutip dari Schorge
Membuka peritoneum juga tidak dilakukan penelitian secara khusus, Membuka peritoneum juga tidak dilakukan penelitian secara khusus, Mimpi buruk bagi ahli obstetri pada ssat membuka peritoneum adalah Mimpi buruk bagi ahli obstetri pada ssat membuka peritoneum adalah terpotongnya
terpotongnya bladder bladder atau usus atau usus pada pada saat ini. saat ini. Peritoneum Peritoneum biasanya dibukabiasanya dibuka secara hati-hati secara
secara hati-hati secara tajam atau tajam atau tumpul, dan diperluas tumpul, dan diperluas secara tumpul, secara tumpul, jauhjauh di atas
di atas bladder, sehingga dapat mencegah cedera bladder, sehingga dapat mencegah cedera pada pada organ tersebut.organ tersebut.
Tabel 2. Rekomendasi teknik insisi dinding abdomen berdasarkan
Tabel 2. Rekomendasi teknik insisi dinding abdomen berdasarkan evidence-based evidence-based oleholeh USPSTF
USPSTF Aspek
Aspek Tehnis Tehnis Rekomendasi Rekomendasi Kualitas Kualitas KeteranganKeterangan Insisi Kulit
Insisi Kulit Tipe
Tipe C C Cukup Cukup Pfannenstiel atau Pfannenstiel atau Joel- Joel-Cohen
Cohen Panjang
Panjang I I Kurang Kurang 15 15 cmcm Mengganti
Mengganti scalpel scalpel D D Cukup Cukup Tidak Tidak direkomendasikandirekomendasikan Insisi
Insisi Subkutis Subkutis secara secara tajam tajam I I KurangKurang Perluasan
Perluasan insisi insisi fascia fascia C C Cukup Cukup Scalpel Scalpel atau atau jarijari Diseksi
Diseksi fascia fascia dari dari otot otot rectus rectus I I KurangKurang Pemotongan
Pemotongan otot otot rectus rectus D D Cukup Cukup Tidak Tidak direkomendasikandirekomendasikan Membuka
Membuka peritoneum peritoneum I I Kurang Kurang Secara Secara tumpultumpul Dikutip dari Berghella
Dikutip dari Berghella22
C. Insisi Uterus C. Insisi Uterus
Pada tahun 80-90 an, membuka
Pada tahun 80-90 an, membuka plica vesicouterina plica vesicouterinauntuk membuatuntuk membuat bladder bladder flap
flap adalah hal yang wajib dilakukan, dengan tujuan untuk mencegahadalah hal yang wajib dilakukan, dengan tujuan untuk mencegah terjadinya cedera pada
terjadinya cedera pada bladder bladder . Namun sekarang, setelah banyak penelitian. Namun sekarang, setelah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kerugian dan keuntungan dari pembuatan yang dilakukan untuk mengetahui kerugian dan keuntungan dari pembuatan
bladder flap
bladder flap, maka hal ini sudah mulai ditinggalkan. Hoglagschwandtner dan, maka hal ini sudah mulai ditinggalkan. Hoglagschwandtner dan kawan-kawan dalam penelitiannya terhadap 102 wanita membandingkan kawan-kawan dalam penelitiannya terhadap 102 wanita membandingkan membuat
membuat bladder flapbladder flap dengan insisi langsung 1 cm di atas lekukandengan insisi langsung 1 cm di atas lekukan bladder.bladder.
Dari hasil penelitiannya didapatkan bahwa pembuatan
Dari hasil penelitiannya didapatkan bahwa pembuatan bladder flapbladder flap
berhubungan dengan waktu insisi yang lebih lama untuk melahirkan bayi (P < berhubungan dengan waktu insisi yang lebih lama untuk melahirkan bayi (P <
.001), durasi operasi yang lebih lama (P = .004), dan penurunan hemoglobin .001), durasi operasi yang lebih lama (P = .004), dan penurunan hemoglobin yang cukup signifikan (1 vs 0,5g/dL, P = 009). Pembuatan
yang cukup signifikan (1 vs 0,5g/dL, P = 009). Pembuatan bladder flapbladder flap jugajuga berhubungan dengan
berhubungan dengan mikrohematuria pascaoperasi (47% mikrohematuria pascaoperasi (47% vs vs 21%; 21%; P P < < .01).01) dan kebutuhan obat analgetik yang lebih banyak (55% vs 26%; P = .006) pada dan kebutuhan obat analgetik yang lebih banyak (55% vs 26%; P = .006) pada dua hari pascaoperasi. Namun sayangnya belum dilakukan peneltian spesifik dua hari pascaoperasi. Namun sayangnya belum dilakukan peneltian spesifik mengenai efek jangka panjang dari pembuatan
mengenai efek jangka panjang dari pembuatan bladder flapbladder flap ini (misalnyaini (misalnya perlengketan, fungsi
perlengketan, fungsi bladder bladder , dan fertilitas). Dari hasil ini, maka lebih, dan fertilitas). Dari hasil ini, maka lebih direkomendasikan untuk tidak membuat
direkomendasikan untuk tidak membuat bladder flapbladder flap sebelum melakukansebelum melakukan insisi pada uterus
insisi pada uterus 20-2320-23..
Sampai sekarang insisi pada uterus yang sangat dianjurkan adalah insisi Sampai sekarang insisi pada uterus yang sangat dianjurkan adalah insisi transversal. Belum ada penelitian terbaru yang mengkhususkan tentang insisi transversal. Belum ada penelitian terbaru yang mengkhususkan tentang insisi pada uterus.
pada uterus.
Dikenal beberapa jenis insisi pada uterus. Masing-masing jenis ini Dikenal beberapa jenis insisi pada uterus. Masing-masing jenis ini memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri:
memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri: 2424 1.
1. Low transverse incision Low transverse incision: insisi yang paling sering digunakan, memiliki: insisi yang paling sering digunakan, memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah risiko untuk mencederai arteri beberapa keuntungan, diantaranya adalah risiko untuk mencederai arteri uterina jauh lebih sedikit, dan operator memiliki akses yang lebih luas uterina jauh lebih sedikit, dan operator memiliki akses yang lebih luas dalam melahirkan janin.
dalam melahirkan janin. 2.
2. J incision J incision: jarang digunakan, dengan insisi ini operator memiliki akses: jarang digunakan, dengan insisi ini operator memiliki akses yang lebih leluasa dalam melahirkan janin, terutama pada janin dengan yang lebih leluasa dalam melahirkan janin, terutama pada janin dengan letak lintang. Kelemahannya adalah penyembuhan miometrium pada letak lintang. Kelemahannya adalah penyembuhan miometrium pada insisi ini kurang baik, sehingga jarang digunakan, dan juga besarnya insisi ini kurang baik, sehingga jarang digunakan, dan juga besarnya risiko bagi janin untuk terluka akibat terkena insisi
risiko bagi janin untuk terluka akibat terkena insisi scalpelscalpel2525
3.
3. T incisionT incision: Insisi ini biasanya merupakan insisi yang bersifat darurat,: Insisi ini biasanya merupakan insisi yang bersifat darurat, berawal dari
berawal dari low transverse incisionlow transverse incision, namun kemudian operator menemui, namun kemudian operator menemui kendala dalam melahirkan bayi (letak lintang, presentasi bokong, anak kendala dalam melahirkan bayi (letak lintang, presentasi bokong, anak kembar) sehingga dilakukan insisi ini. Kelemahannya adalah insisi ini kembar) sehingga dilakukan insisi ini. Kelemahannya adalah insisi ini memiliki tingkat penyembuhan yang paling buruk setelah
4.
4. Low vertical incision Low vertical incision: insisi ini, meskipun memiliki tingkat kesembuhan: insisi ini, meskipun memiliki tingkat kesembuhan yang lebih baik dibandingkan insisi klasik, namun tidak banyak yang lebih baik dibandingkan insisi klasik, namun tidak banyak digunakan karena risiko untuk meluas sampai ke
digunakan karena risiko untuk meluas sampai ke bladder bladder cukup tinggi.cukup tinggi. 5.
5. Double J Double J atauatau “Trap door” incision“Trap door” incision: ini adalah alternatif “insisi darurat”: ini adalah alternatif “insisi darurat” yang lebih dianjurkan jika operator menemui kesulitan dalam melahirkan yang lebih dianjurkan jika operator menemui kesulitan dalam melahirkan janin dengan
janin denganlow vertical incisionlow vertical incision. Insisi ini dianggap lebih aman. Insisi ini dianggap lebih aman daripada T incision pada kasus persalinan pervaginam pada bekas SC. daripada T incision pada kasus persalinan pervaginam pada bekas SC. Namun kelemahan insisi ini adalah besarnya risiko bagi janin untuk Namun kelemahan insisi ini adalah besarnya risiko bagi janin untuk terluka akibat terkena insisi
terluka akibat terkena insisi scalpelscalpel..2525 6.
6. Classic incisionClassic incision: Insisi ini adalah inisi yang memberikan operator ruang: Insisi ini adalah inisi yang memberikan operator ruang yang lebih leluasa dalam melahirkan janin. Namun memiliki banyak yang lebih leluasa dalam melahirkan janin. Namun memiliki banyak kelemahan, seperti perdarahan intraoperatif yang lebih banyak, durasi kelemahan, seperti perdarahan intraoperatif yang lebih banyak, durasi operasi yang lebih lama, risiko ruptur uteri yang tinggi. Insisi ini operasi yang lebih lama, risiko ruptur uteri yang tinggi. Insisi ini dianjurkan jika ibu tidak berencana memiliki anak lagi.
dianjurkan jika ibu tidak berencana memiliki anak lagi.
Gambar 4. Macam-macam insisi pada uterus Gambar 4. Macam-macam insisi pada uterus Dikutip dari O’Grady
Hameed dan kawan-kawan (2002) dalam penelitiannya yang
Hameed dan kawan-kawan (2002) dalam penelitiannya yang
membandingkan insisi transversal pada segmen bawah rahim (SBR) secara membandingkan insisi transversal pada segmen bawah rahim (SBR) secara semilunar yang diperluas secara
semilunar yang diperluas secara tumpul tumpul dan insisi transversal sepanjang 3 dan insisi transversal sepanjang 3 cmcm yang juga diperluas secara tumpul mendapatkan hasil bahwa insisi transversal yang juga diperluas secara tumpul mendapatkan hasil bahwa insisi transversal sepanjang 3 cm yang diperluas secara tumpul berhubungan dengan perdarahan sepanjang 3 cm yang diperluas secara tumpul berhubungan dengan perdarahan intraoperatif yang lebih sedikit, dan penyembuhan uterus yang lebih intraoperatif yang lebih sedikit, dan penyembuhan uterus yang lebih sempurna.
sempurna.2626
Selain jenis insisi, teknik meluaskan insisi juga diyakini sangat Selain jenis insisi, teknik meluaskan insisi juga diyakini sangat berpengaruh terhadap outcome pasien pascaoperasi. Beberapa penelitian telah berpengaruh terhadap outcome pasien pascaoperasi. Beberapa penelitian telah menyimpulkan bahwa perluasan (
menyimpulkan bahwa perluasan (expansionexpansion) insisi pada uterus lebih) insisi pada uterus lebih dianjurkan untuk dilakukan secara tumpul (dengan jari) daripada secara tajam dianjurkan untuk dilakukan secara tumpul (dengan jari) daripada secara tajam (dengan scalpel ataupun gunting). Perluasan insisi SBR secara tumpul dengan (dengan scalpel ataupun gunting). Perluasan insisi SBR secara tumpul dengan menggunakan jari telah terbukti mengurangi risiko perdarahan, perluasan menggunakan jari telah terbukti mengurangi risiko perdarahan, perluasan sampai ke arteri uterina, menghemat waktu operasi, dan menghindari cedera sampai ke arteri uterina, menghemat waktu operasi, dan menghindari cedera pada janin.
pada janin.27-2927-29
Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Cromi dan kawan-kawan (2008) Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Cromi dan kawan-kawan (2008) tentang perluasan insisi secara tumpul ini. Ia membandingkan dua teknik tentang perluasan insisi secara tumpul ini. Ia membandingkan dua teknik perluasan
perluasan insisi secara insisi secara tumpul tumpul pada pada insisi transversal insisi transversal pada SBR, pada SBR, yaituyaitu perluasan dengan jari telunjuk yang diarahkan ke lateral-lateral dengan perluasan dengan jari telunjuk yang diarahkan ke lateral-lateral dengan perluasan insisi dengan jari telunjuk yang diarahkan ke arah
perluasan insisi dengan jari telunjuk yang diarahkan ke arah cephalad-caudad cephalad-caudad .. Perluasan insisi ke arah
Perluasan insisi ke arah cephalad-caudad cephalad-caudad ini memiliki beberapa kelebihan,ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah mencegah perluasan ke arteri uterina yang sering terjadi diantaranya adalah mencegah perluasan ke arteri uterina yang sering terjadi pada perluasan ke lateral-lateral, dan memperkecil kemungkinan trauma, pada perluasan ke lateral-lateral, dan memperkecil kemungkinan trauma, dengan menarik miometrium ke
dengan menarik miometrium ke cephalad-caudad cephalad-caudad , insisi akan meluas sesuai, insisi akan meluas sesuai dengan alur lapisan otot miometrium yang sirkuler.
dengan alur lapisan otot miometrium yang sirkuler.2727 Dari hasil penelitiannyaDari hasil penelitiannya didapatkan bahwa dengan melakukan perluasan insisi secara tumpul ke arah didapatkan bahwa dengan melakukan perluasan insisi secara tumpul ke arah
cephalad-caudad
cephalad-caudad , risiko untuk terjadinya perluasan insisi sampai ke arteri, risiko untuk terjadinya perluasan insisi sampai ke arteri uterina dapat diperkecil (7,4% vs 3,7%, P = .03), dan perdarahan intraoperatif uterina dapat diperkecil (7,4% vs 3,7%, P = .03), dan perdarahan intraoperatif lebih sediki
Gambar 5. Perluasan insisi uterus. A. Perluasan insisi secara tumpul dengan jari telunjuk Gambar 5. Perluasan insisi uterus. A. Perluasan insisi secara tumpul dengan jari telunjuk yang diarahkan ke lateral-lateral. B. Perluasan insisi secara tumpul dengan jari telunjuk yang diarahkan ke lateral-lateral. B. Perluasan insisi secara tumpul dengan jari telunjuk yang diarahkan ke
yang diarahkan ke cephalad-caudad cephalad-caudad .. Dikutip dari Cromi
Dikutip dari Cromi 2727
Tabel 3. Rekomendasi teknik insisi uterus berdasarkan
Tabel 3. Rekomendasi teknik insisi uterus berdasarkan evidence-based evidence-based oleholeh USPSTF
USPSTF
Aspek
Aspek Tehnis Tehnis Rekomendasi Rekomendasi Kualitas Kualitas KeteranganKeterangan Bladder
Bladder flap flap D D Cukup Cukup Tidak Tidak dianjurkan*dianjurkan* Insisi
Insisi uterus uterus B B Cukup Cukup Insisi Insisi transversaltransversal Perluasan
Perluasan insisi insisi uterus uterus A A Baik Baik Secara Secara tumpultumpul
* boleh digunakan jika keadaan mengharuskan demikian, misalnya pada bekas seksio * boleh digunakan jika keadaan mengharuskan demikian, misalnya pada bekas seksio sesaria dengan perlengketan
sesaria dengan perlengketan Dikutip dari Berghella Dikutip dari Berghella22
D. Teknik Melahirkan Janin dan Plasenta D. Teknik Melahirkan Janin dan Plasenta
Teknik melahirkan janin sangat berpengaruh dengan outcome pada saat lahir. Teknik melahirkan janin sangat berpengaruh dengan outcome pada saat lahir. Pada presentasi kepala, USPSTF merekomendasikan untuk melahirkan janin Pada presentasi kepala, USPSTF merekomendasikan untuk melahirkan janin dengan cara meluksir kepala.
dengan cara meluksir kepala.22 Hal Hal ini ini adalah adalah teknik teknik teraman, teraman, jikajika dibandingkan dengan menggunakan vakum , ataupun
melaporkan bahwa risiko bagi bayi untuk mengalami asfiksia dan
melaporkan bahwa risiko bagi bayi untuk mengalami asfiksia dan cephalcephal hematome
hematome lebih tinggi jika dilahirkan dengan menggunakan vakum danlebih tinggi jika dilahirkan dengan menggunakan vakum dan forceps dibandingkan dengan meluksir kepala. Dengan kata lain, penggunaan forceps dibandingkan dengan meluksir kepala. Dengan kata lain, penggunaan vakum dan
vakum dan forceps forceps adalah pilihan kedua untuk melahirkan janin jika denganadalah pilihan kedua untuk melahirkan janin jika dengan meluksir kepala janin sulit dilahirkan.
meluksir kepala janin sulit dilahirkan.3030 Pada presentasi bokong, manuver
Pada presentasi bokong, manuver Pinard Pinard lebih dianjurkan untuk lebih dianjurkan untuk melahirkan kaki terlebih dahulu, kemudian dapat dialnjutkan dengan manuver melahirkan kaki terlebih dahulu, kemudian dapat dialnjutkan dengan manuver
Lovset
Lovset ,, ClassicClassic, ataupun, ataupun Muller Muller . Kepala dapat dilahirkan dengan manuver. Kepala dapat dilahirkan dengan manuver
Mauriceau Mauriceau..55
Pada letak lintang, jika kepala sulit untuk dicapai, dapat dicoba dengan Pada letak lintang, jika kepala sulit untuk dicapai, dapat dicoba dengan menarik kaki atau bokong terlebih dahulu, kemudian untuk melahirkan bahu menarik kaki atau bokong terlebih dahulu, kemudian untuk melahirkan bahu dan kepala dapat dipakai manuver yang sama seperti presentasi bokong.
dan kepala dapat dipakai manuver yang sama seperti presentasi bokong.2424 Untuk melahirkan plasenta, dapat dilakukan secara spontan dan manual. Untuk melahirkan plasenta, dapat dilakukan secara spontan dan manual. Morales dan kawan-kawan dalam penelitiannya mendapatkan bahwa waktu Morales dan kawan-kawan dalam penelitiannya mendapatkan bahwa waktu yang diperlukan untuk melahirkan plasenta secara spontan lebih lama yang diperlukan untuk melahirkan plasenta secara spontan lebih lama daripada manual, namun tidak didapatkan perbedaan durasi operasi yang daripada manual, namun tidak didapatkan perbedaan durasi operasi yang bermakna pada seksio sesar dengan plasenta yang dilahirkan secara spontan bermakna pada seksio sesar dengan plasenta yang dilahirkan secara spontan dan plasenta yang dilahirkan manual. Perdarahan intra operatif pada seksio dan plasenta yang dilahirkan manual. Perdarahan intra operatif pada seksio sesarea dengan plasenta yang dilahirkan secara spontan lebih sedikit sesarea dengan plasenta yang dilahirkan secara spontan lebih sedikit dibandingkan pada seksio sesarea dengan plasenta yang dilahirkan secara dibandingkan pada seksio sesarea dengan plasenta yang dilahirkan secara manual.
manual.3131 Wilkinson dan kawan-kawan (2007) dalam penelitiannyaWilkinson dan kawan-kawan (2007) dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa melahirkan plasenta secara spontan dapat mendapatkan hasil bahwa melahirkan plasenta secara spontan dapat mengurangi risiko untuk terjadinya komplikasi endometritis dan perdarahan mengurangi risiko untuk terjadinya komplikasi endometritis dan perdarahan intraoperatif yang lebih sedikit dan luka terinfeksi yang lebih sedikit.
intraoperatif yang lebih sedikit dan luka terinfeksi yang lebih sedikit. 55
Mengganti sarung tangan sebelum melepaskan plasenta secara manual Mengganti sarung tangan sebelum melepaskan plasenta secara manual tidak menurunkan angka kejadian endometritis. Membersihkan sisa plasenta tidak menurunkan angka kejadian endometritis. Membersihkan sisa plasenta yang ada dari kavum uterus dengan kassa, sampai saat ini belum dilakukan yang ada dari kavum uterus dengan kassa, sampai saat ini belum dilakukan penelitian secara khusus.
Pencegahan atonia uteri dengan pemberian oksitosin ke dalam infus dapat Pencegahan atonia uteri dengan pemberian oksitosin ke dalam infus dapat mengurangi angka kejadian perdarahan post partum sampai 40%. Oksitosin mengurangi angka kejadian perdarahan post partum sampai 40%. Oksitosin lebih dipilih dibandingkan ergometrin karena efek sampingnya yang lebih lebih dipilih dibandingkan ergometrin karena efek sampingnya yang lebih sedikit.
sedikit.
Tabel 4. Rekomendasi teknik melahirkan janin, plasenta dan pencegahan atonia uteri Tabel 4. Rekomendasi teknik melahirkan janin, plasenta dan pencegahan atonia uteri berdasarkan
berdasarkan evidence-based evidence-based oleh USPSTFoleh USPSTF Aspek
Aspek Tehnis Tehnis Rekomendasi Rekomendasi Kualitas Kualitas KeteranganKeterangan Melahirkann janin dengan
Melahirkann janin dengan instrumen
instrumen
I Kurang I Kurang
Melahirkan
Melahirkan plasenta plasenta A A Baik Baik SpontanSpontan Oksitosin
Oksitosin I I CukupCukup
Dikutip dari Berghella Dikutip dari Berghella22
E. Penjahitan Uterus E. Penjahitan Uterus
Penelitian yang membandingkan
Penelitian yang membandingkan penjahitan uterus baik penjahitan uterus baik dengan satu lapis dengan satu lapis atauatau dengan dua lapis telah banyak dilakukan. Penelitian terbesar (dengan jumlah dengan dua lapis telah banyak dilakukan. Penelitian terbesar (dengan jumlah sampel 906 wanita) mendapatkan penurunan yang signifikan pada durasi sampel 906 wanita) mendapatkan penurunan yang signifikan pada durasi operasi sebanyak 5,6 menit (P= 0,001). Didapatkan juga perbedaan yang operasi sebanyak 5,6 menit (P= 0,001). Didapatkan juga perbedaan yang signifikan pada perdarahan intraoperatif dan kebutuhan akan transfusi darah signifikan pada perdarahan intraoperatif dan kebutuhan akan transfusi darah (12% vs 34%). Sedangkan pada angka kejadian endometritis tidak didapatkan (12% vs 34%). Sedangkan pada angka kejadian endometritis tidak didapatkan perbedaan yang
perbedaan yang bermakna antara kbermakna antara kedua edua teknik tersebut. Enkin teknik tersebut. Enkin dan kawan-dan kawan-kawan (2007) dalam penelitiannya mendapatkan angka kejadian dehisensi kawan (2007) dalam penelitiannya mendapatkan angka kejadian dehisensi uterus yang lebih rendah pada teknik penjahitan uterus dengan satu lapis uterus yang lebih rendah pada teknik penjahitan uterus dengan satu lapis setelah tiga bulan pascaoperasi dengan pemeriksaan histerografi dibandingkan setelah tiga bulan pascaoperasi dengan pemeriksaan histerografi dibandingkan dengan teknik penjahitan uterus dengan dua lapis.
dengan teknik penjahitan uterus dengan dua lapis.55
Teknik penjahitan secara jelujur dapat menghemat durasi operasi dan Teknik penjahitan secara jelujur dapat menghemat durasi operasi dan mengurangi perdarahan intraoperatif dibandingkan dengan penjahitan secara mengurangi perdarahan intraoperatif dibandingkan dengan penjahitan secara terputus. Penjahitan secara jelujur dibandingkan dengan penjahitan jelujur terputus. Penjahitan secara jelujur dibandingkan dengan penjahitan jelujur terkunci (
perdarahan. Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada angka kejadian perdarahan. Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada angka kejadian dehisensi uterus
dehisensi uterus5,325,32
Colin (2009) dan kawan-kawan mendapatkan hasil dari penelitiannya Colin (2009) dan kawan-kawan mendapatkan hasil dari penelitiannya bahwa mengeluarkan uterus dari cavum abdomen pada saat penjahitan bahwa mengeluarkan uterus dari cavum abdomen pada saat penjahitan dengan tujuan untuk mempermudah dalam mengidentifikasi luka pada uterus dengan tujuan untuk mempermudah dalam mengidentifikasi luka pada uterus memiliki hubungan yang signifikan dengan angka kejadian komplikasi memiliki hubungan yang signifikan dengan angka kejadian komplikasi pascaoperasi, yaitu muntah dan nyeri.
pascaoperasi, yaitu muntah dan nyeri.3333
Irigasi intraabdominal dengan cairan garam fisiologis sebanyak 500-1000 Irigasi intraabdominal dengan cairan garam fisiologis sebanyak 500-1000 ml sebelum penutupan abdomen sebaiknya tidak dilakukan secara rutin karena ml sebelum penutupan abdomen sebaiknya tidak dilakukan secara rutin karena tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada jumlah perdarahan, tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada jumlah perdarahan, komplikasi intrapartum, perlengketan, lama perawatan dan kejadian infeksi komplikasi intrapartum, perlengketan, lama perawatan dan kejadian infeksi pascaoperasi.
pascaoperasi.55
Tabel 5. Rekomendasi teknik melahirkan janin, plasenta dan pencegahan atonia uteri Tabel 5. Rekomendasi teknik melahirkan janin, plasenta dan pencegahan atonia uteri
berdasarkan
berdasarkan evidence-based evidence-based oleh USPSTFoleh USPSTF Aspek
Aspek Tehnis Tehnis Rekomendasi Rekomendasi Kualitas Kualitas KeteranganKeterangan Penjahitan uterus
Penjahitan uterus
Dua lapis vs satu lapis Dua lapis vs satu lapis Jelujur
Jelujur vs vs terputusterputus Jelujur vs jelujur terputus Jelujur vs jelujur terputus
B B B B C C Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Kurang Satu lapis Satu lapis Jelujur Jelujur
Dua lapis vs satu lapis Dua lapis vs satu lapis Jelujur vs jelujur terputus Jelujur vs jelujur terputus
C C
Pencucian
Pencucian kavum kavum abdomen abdomen D D Cukup Cukup Tidak Tidak direkomendasikandirekomendasikan Dikutip dari Berghella
Dikutip dari Berghella22
F. Penutupan Dinding Abdomen F. Penutupan Dinding Abdomen
Penjahitan Peritoneum Penjahitan Peritoneum
Manfaat penutupan peritoneum telah diteliti di berbagai negara, dan Manfaat penutupan peritoneum telah diteliti di berbagai negara, dan didapatkan sembilan penelitian yang valid yang melibatkan 1811 wanita. didapatkan sembilan penelitian yang valid yang melibatkan 1811 wanita. Beberapa dari penelitian ini mengevaluasi baik itu penutupan peritoneum Beberapa dari penelitian ini mengevaluasi baik itu penutupan peritoneum
parietal
parietal ataupunataupun visceralvisceral secara satu persatu. Meskipun beberapa penelitiansecara satu persatu. Meskipun beberapa penelitian lainnya meneliti penutupan keduanya.
lainnya meneliti penutupan keduanya.
Berghella (2005) mendapatkan bahwa peritoneum yang tidak dijahit Berghella (2005) mendapatkan bahwa peritoneum yang tidak dijahit berhubungan dengan pengurangan durasi operasi baik itu lapisan
berhubungan dengan pengurangan durasi operasi baik itu lapisan parietal parietal
ataupun
ataupun visceralvisceral. Pada peritoneum yang kedua lapisannya tidak dijahit,. Pada peritoneum yang kedua lapisannya tidak dijahit, didapatkan pengurangan durasi operasi sampai 7,33 menit (-8,43 vs -6,24). didapatkan pengurangan durasi operasi sampai 7,33 menit (-8,43 vs -6,24). Didapatkan angka nyeri dan demam pascaoperasi yang menurun secara Didapatkan angka nyeri dan demam pascaoperasi yang menurun secara signifikan dan juga waktu rawat inap pada pasien yang tidak dilakukan signifikan dan juga waktu rawat inap pada pasien yang tidak dilakukan penjahitan peritoneum. Selain itu juga didapatkan kecenderungan kebutuhan penjahitan peritoneum. Selain itu juga didapatkan kecenderungan kebutuhan obat-obat analgesik dan angka kejadian infeksi yang lebih sedikit pada pasien obat-obat analgesik dan angka kejadian infeksi yang lebih sedikit pada pasien yang tidak dilakukan penjahitan peritoneum. Pada
yang tidak dilakukan penjahitan peritoneum. Pada follow up follow upjangka panjang,jangka panjang, setelah tujuh tahun menunjukkan tidak ada perbedaan pada rasa nyeri, setelah tujuh tahun menunjukkan tidak ada perbedaan pada rasa nyeri, fertilitas, keluhan
fertilitas, keluhan miksi, dan miksi, dan perlengketan. perlengketan. Studi observasional Studi observasional membuktikanmembuktikan bahwa peritoneum akan meregenerasi dalam waktu 5 sampai 6 hari.
bahwa peritoneum akan meregenerasi dalam waktu 5 sampai 6 hari.
Tulandi (2009) dalam penelitiannya tidak mendapatkan hubungan Tulandi (2009) dalam penelitiannya tidak mendapatkan hubungan yang bermakna antara angka kejadian perlengketan yang ditemukan pada yang bermakna antara angka kejadian perlengketan yang ditemukan pada wanita yang memiliki riwayat seksio sesarea yang lapisan peritoneumnya wanita yang memiliki riwayat seksio sesarea yang lapisan peritoneumnya tidak dilakukan penjahitan.
tidak dilakukan penjahitan.3333 Penjahitan Otot
Penjahitan Otot
Penelitian yang menunjukkan keuntungan penjahitan otot rectus abdominis Penelitian yang menunjukkan keuntungan penjahitan otot rectus abdominis belum ditemui sampai saat ini. Para ahli meyakini bahwa otot tersebut akan belum ditemui sampai saat ini. Para ahli meyakini bahwa otot tersebut akan “menemukan jalan sendiri” untuk menyatu, selain itu dengan menjahit otot “menemukan jalan sendiri” untuk menyatu, selain itu dengan menjahit otot tersebut akan menambah nyeri pascaoperasi yang tidak perlu pada saat pasien tersebut akan menambah nyeri pascaoperasi yang tidak perlu pada saat pasien akan belajar mobilisasi.
akan belajar mobilisasi.22 Penjahitan Fasia
Penjahitan Fasia
Belum ada penelitian khusus tentang hubungan teknik penjahitan fasia dan Belum ada penelitian khusus tentang hubungan teknik penjahitan fasia dan hubungannya terhadap outcome pascaoperasi. Namun para ahli lebih hubungannya terhadap outcome pascaoperasi. Namun para ahli lebih menganjurkan penjahitan secara jelujur. Teknik penjahitan secara jelujur menganjurkan penjahitan secara jelujur. Teknik penjahitan secara jelujur
terkunci yang lebih bertujuan untuk hemostasis tidak direkomendasikan terkunci yang lebih bertujuan untuk hemostasis tidak direkomendasikan dengan alasan tidak adanya vaskularisasi pada fasia.
dengan alasan tidak adanya vaskularisasi pada fasia.22 Penjahitan Subkutis
Penjahitan Subkutis
Penelitian yang membandingkan penjahitan pada lapisan subkutis telah Penelitian yang membandingkan penjahitan pada lapisan subkutis telah banyak dilakukan. Chelmow dan kawan-kawan (2004) mendapatkan angka banyak dilakukan. Chelmow dan kawan-kawan (2004) mendapatkan angka kejadian infeksi luka operasi lebih sedikit pada kelompok wanita yang dijahit kejadian infeksi luka operasi lebih sedikit pada kelompok wanita yang dijahit pada lapisan
pada lapisan subkutis (2:91). subkutis (2:91). Ketebalan lapisan Ketebalan lapisan subkutis adalah subkutis adalah faktor yangfaktor yang harus diperhatikan. Dari berbagai penelitian, didapatkan hasil bahwa pada harus diperhatikan. Dari berbagai penelitian, didapatkan hasil bahwa pada lapisan subkutis dengan
lapisan subkutis dengan tebal < 2 tebal < 2 cm tidak cm tidak didapatkan perbedaan pada angkadidapatkan perbedaan pada angka kejadian infeksi pada kelompok yang dijahit dan tidak dijahit, sehingga kejadian infeksi pada kelompok yang dijahit dan tidak dijahit, sehingga penjahitan pada lapisan subkutis dengan tebal < 2 cm tidak dianjurkan untuk penjahitan pada lapisan subkutis dengan tebal < 2 cm tidak dianjurkan untuk menjadi sebuah kegiatan yang rutin.
menjadi sebuah kegiatan yang rutin.
Chelmow dan kawan-kawan (2005) dalam penelitiannya juga Chelmow dan kawan-kawan (2005) dalam penelitiannya juga mendapatkan angka kejadian infeksi lebih sedikit pada wanita dengan mendapatkan angka kejadian infeksi lebih sedikit pada wanita dengan ketebalan subkutis < 2 cm yang tidak dijahit. Penjahitan subkutis dengan ketebalan subkutis < 2 cm yang tidak dijahit. Penjahitan subkutis dengan teknik jelujur lebih menguntungkan dalam hal waktu. Didapatkan perbedaan teknik jelujur lebih menguntungkan dalam hal waktu. Didapatkan perbedaan dalam durasi operasi sampai 4,8 menit antara penjahitan lapisan subkutis yang dalam durasi operasi sampai 4,8 menit antara penjahitan lapisan subkutis yang dijahit secara jelujur dan yang dijahit secara terputus. Meskipun angka dijahit secara jelujur dan yang dijahit secara terputus. Meskipun angka kejadian infeksi Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada angka kejadian infeksi Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada angka kejadian infeksi dengan teknik penjahitan.
kejadian infeksi dengan teknik penjahitan.
Gambar 6.
Gambar 6. Contoh pemasangan Contoh pemasangan drain Jackson-drain Jackson-PrattPratt Dikutip dari Bechara