• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MINAT KEJURUAN DAN MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DENGAN KESIAPAN KERJA PESERTA DIDIK KELAS XII SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN MINAT KEJURUAN DAN MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DENGAN KESIAPAN KERJA PESERTA DIDIK KELAS XII SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MINAT KEJURUAN DAN MOTIVASI MEMASUKI

DUNIA KERJA DENGAN KESIAPAN KERJA PESERTA DIDIK

KELAS XII SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH

NILDA OKTAVIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Wisuda Periode September 2013

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN MINAT KEJURUAN DAN MOTIVASI MEMASUKI

DUNIA KERJA DENGAN KESIAPAN KERJA PESERTA DIDIK

KELAS XII SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH

Nilda Oktavia

Artikel ini disusun berdasarkan tesis Nilda Oktavia untuk persyaratan wisuda periode September 2013 yang telah direviu dan disetujui oleh kedua pembimbing

Padang 19 Agustus 2013

(3)

1

HUBUNGAN MINAT KEJURUAN DAN MOTIVASI MEMASUKI

DUNIA KERJA DENGAN KESIAPAN KERJA PESERTA DIDIK

KELAS XII SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH

Nilda Oktavia1, Ungsi Aom2, Wakhinuddin3 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

FT Universitas Negeri Padang Email : nil_daoktavia@yahoo.com

Abstrak

Berdasarkan survey awal, kesiapan kerja peserta didik SMK N 2 Payakumbuh masih rendah, diperkirakan rendahnya kesiapan kerja ini disebabkan oleh rendahnya minat kejuruan dan motivasi memasuki dunia kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara minat kejuruan (X1) dan motivasi memasuki dunia kerja (X2) dengan kesiapan kerja (Y) peserta didik kelas XII SMK N 2 Payakumbuh tahun diklat 2012/2013.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XII SMK N 2 Payakumbuh tahun diklat 2012/2013. Sampel penelitian berjumlah 211 orang dengan cara proporsional random sampling. Angket penelitian telah disusun dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara (a) Minat kejuruan dengan kesiapan kerja (0,491); (b) Motivasi memasuki dunia kerja dengan kesiapan kerja (0,585); (c) Minat kejuruan dan motivasi memasuki dunia kerja dengan kesiapan kerja (0,646). Implikasi penelitian ini adalah kesiapan kerja dapat ditingkatkan melalui minat kejuruan dan motivasi memasuki dunia kerja.

Abstract

This study was intended to disclose the correlation betwen Interest in Technical trade and The Student’s Motivation to work Job Opportunity (X2) With Work Readiness (Y) Of The Students Class XII

SMK N 2 Payakumbuh in teaching and training program 2012/2013. The population of the research is all the XII classes of SMK N 2 Payakumbuh in teaching and training program 2012/2013. The sample size is 211 students of all XII class SMKN 2 Payakumbuh in teaching and training program 2012/2013. Questionaire have been compiled and tested for its validity and realibility. The result of this research found out that there was a significant and positive correlation between (a) Interest in Technical trade and word readiness; (b) motivation to get job opportunity with word readiness;

(4)

(c) Interest in Technical Department and motivation to get job opportunity with word readiness.

Data analysis were found that interest in Technical trade gives a moderate and significant relationship with work readiness (0,491). Motivation to get job opportunity gives a moderate and significant relationship with work readiness (0,585). Interest in Technical Department and Motivation to enter the opportunity give a strong and significant with work readiness (0,646). The conclusion of the research is work readiness can be improved thorough interest in Technical trade and motivation to word job opportunity.

Kata Kunci : Minat Kejuruan, Motivasi Memasuki Dunia Kerja, Kesiapan Kerja.

Pendahuluan

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan tingkat menengah sesuai dengan bidangnya. Misi utama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah untuk mempersiapkan peserta didik sebagai calon tenaga kerja yang memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi suatu saat akan berpengaruh pada atau kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi kesiapan mencakup 3 aspek sebagai berikut: 1) Kondisi fisik, mental dan emosional. 2) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan. 3) Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari. (Slameto, 2010:113). Kesiapan Kerja adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan masyarakat serta sesuai dengan potensi-potensi dalam berbagai jenis pekerjaan tertentu yang secara

(5)

langsung dapat diterapkannya (Dewa, 1993:15). Kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan (Dalyono, 2005:52). Menurut Hamalik (2008:94) “kesiapan adalah tingkatan atau keadaaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial dan emosional”.

Keberadaan SMK dalam mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil masih perlu ditingkatkan. Belum semua lulusan SMK dapat memenuhi tuntutan lapangan kerja sesuai dengan spesialisasinya. Berdasarkan survey awal peneliti pada SMK Negeri 2 Payakumbuh diperoleh data lulusan SMK N 2 yang sudah bekerja lebih kecil di bandingkan dengan yang belum bekerja. Hal ini diduga karena lulusan SMK belum siap memasuki dunia kerja. Hal-hal yang menyebabkan rendahnya kesiapan kerja lulusan SMK Teknologi adalah: belum sesuainya keterampilan yang dimiliki oleh lulusan SMK dengam keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia usaha atau dunia industri usaha (DU/DI).

Kompetensi kejuruan adalah modal bagi Peserta didik untuk memasuki dunia kerja, karena dengan menguasai kompetensi kejuruan maka Peserta didik memiliki kemampuan untuk bekerja sesuai dengan bidangnya. Selain dari kompetensi kejuruan motivasi untuk memasuki dunia kerja juga merupakan hal yang tidak kalah penting dalam kesiapan kerja. Kompetensi kejuruan seorang peserta didik tergantung pada minat kejuruannya, jika seorang peserta didik

(6)

memiliki minat kejuruan yang tinggi, maka Peserta didik tersebut akan belajar kejuruan dengan sungguh-sungguh. Iskandar berpendapat (2007:9) Minat adalah usaha dan kemauan untuk mempelajari (learning) dan mencari sesuatu. Peserta yang memiliki minat kejuruan memiliki kemauan untuk mempelajari dan memnguasai kompetensi kejuruan. Selanjutnya Boyle (2007:18) berpendapat bahwa “ vocational interests an expression of an individual’s personality in word, school subjects hobbies, recreational activities and preferences”. Minat kejuruan merupakan ekspresi dari kepribadian seseorang dalam pekerjaan, mata pelajaran di sekolah, hobi, kegiatan reakreasi dan prefensi.

Hirchi (2010:3) menjelaskan bahwa “Vocational interests are one of the most central constructs in career development, for example, career choices and play a crucial role in vocational and general indenty development in adolescence”. Minat kejuruan adalah salah satu konstruksi yang paling central dalam pengembangan karir, misalnya, pemilihan karir dan memainkan peranan yang penting dalam pengembangan identitas kejuruan pada masa remaja.

Minat kejuruan merupakan hal yang sangat penting dalam pemilihan karir karena minat kejuruan adalah ekspresi seseorang dalam pekerjaan. Jadi jika peserta didik SMK memiliki minat kejuruan maka dia akan memiliki perhatian dan ketertarikan terhadap pelajaran kejuruan tersebut.

Peserta didik yang memiliki minat kejuruan yang tinggi akan menguasai kompetensi kejuruan dengan baik dan peserta didik tersebut akan memiliki kompetensi untuk memasuki dunia kerja, sesuai dengan bidang yang ditekuninya

(7)

atau memiliki kesiapan kerja yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang minat kejuruan yang rendah.

Selanjutnya penguasaan kompetensi kejuruan juga harus diiringi dengan motivasi untuk memasuki dunia kerja. Karena jika seseorang tidak memiliki motivasi (dorongan) untuk memasuki dunia kerja, mustahil dia siap untuk memasuki dunia kerja. Masih banyaknya lulusan SMK yang belum termotivasi untuk masuk dunia kerja, mereka masih mengandalkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Hal ini menyebabkan lulusan SMK tak akan pernah siap untuk bekerja.

Motivasi Memasuki Dunia Kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan individu untuk memasuki dunia kerja, baik berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Seorang peserta didik akan sadar bahwa ia harus mandiri dan memenuhi kebutuhan fsikologisnya tanpa harus bergantung kepada orang tua lagi, setelah ia lulus dari SMK, terlebih jika orang tuanya memiliki keterbatasan ekonomi.

Sardiman (2011:73) menyatakan bahwa “motif adalah sebagai daya upaya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan dari subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Syaodih (2009:61) berpendapat bahwa “Motivasi adalah kekuatan yang mendorong kegiatan individu untuk menggerakkan individu untuk melakukan kegiatan mencapai suatu tujuan. Jadi motivasi merupakan pendorong seseorang untuk mencapai sesuatu. Motivasi memasuki dunia kerja semua orang tidaklah sama, banyak hal yang menyebabkan

(8)

seseorang memiliki motivasi untuk memasuki dunia kerja atau tidak termotivasi untuk memasuki dunia kerja.

Uno (2010:10) berendapat Motivasi timbul karena adanya: 1) Keinginan untuk melakukan kegiatan,

2) Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, 3) Adanya harapan dan cita-cita,

4) Adanya penghormatan atas diri, 5) Adanya lingkungan yang baik dan 6) Adanya kegiatan yang menarik.

Jadi Peserta didik memiliki motivasi yang tinggi untuk memasuki dunia kerja disebabkan oleh faktor kebutuhan, cita-cita, penghormatan dan luingkungan dan kegiatan yang menarik. Guru BK sangat berperan dalam hal ini, yaitu membantu Peserta didik untuk mengenal dan memahami potensi diri, berbagai pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja. Bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan dan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki (Winkel, 1997:139).

Berdasarkan pendapat Winkel tersebut maka tampak bahwa guru BK berkewajiban membimbing peserta didik untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Dengan persiapan yang matang maka peserta didik dengan sendirinya akan termotivasi untuk memasuki dunian kerja.

(9)

Peranan bimbingan karir dalam dunia pendidikan kejuruan memandu pilihan siswa untuk berbagai program pendidikan kejuruan (Herr, 1994:447). Jadi peranan bimbingan karir dalam pendidikan kejuruan langsung berhubungan dengan pengajaran itu sendiri, pendidikan kejuruan perlu mengakses pelajaran dalam konteks kerja, bimbingan dan pengembangan karir sebaik mungkin sehingga keterampilan kerja dan keterampilan teknik khusus dapat tercipta.

Kartini (1991: 82) menyimpulkan motivasi seseorang bekerja adalah sebagai berikut:

1) Keharusan ekonomi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup.

2) Keinginan membina karier, ini terdapat pada kondisi seseorang yang meskipun kondisi ekonominya tidak memerlukan, ia tetap bekerja demi karier. Ada juga yang bermotifkan ingin menggunakan keahlian.

3) Kesadaran bahwa pembangunan memerlukan tenaga kerja, baik tenaga pria maupun wanita, motif ini mendorong mereka yang tidak perlu bekerja karena alasan ekonomi masuk dalam angkatan kerja. Mereka ini bekerja sebagai sukarelawan. Bidang kerja yang banyak ditangani sukarelawan diantaranya sebagai berikut.

a) Organisasi kemasyarakatan.

b) Bidang pendidikan (pemberantasan buta huruf, Taman Kanak-kanak, Play Group, SD, SMP, dan sebagainya).

c) Bidang Kesehatan (Posyandu, PMI, Yayasan Jantung, Kornea Mata, dan sebagainya).

(10)

d) Bidang Ekonomi (Koperasi Simpan Pinjam, mengembangkan industri rumah, dan sebagainya).

e) Bidang Sosial/pendidikan vokasional non-formal (membina kesejahteraan keluarga di pedesaan, mendirikan kursus keterampilan anak-anak putus sekolah, dan sebagainya).

Sardiman (2011:83) menjelaskan Motivasi yang ada pada setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas. 2) Ulet menghadapi kesulitan.

3) Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin. 4) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.

5) Lebih senang bekerja mandiri.

6) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 7) Dapat mempertahankan pendapatnya. 8) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.

9) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Seseorang termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena melihat berbagai macam kebutuhan yang harus segera dipenuhi baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Seperti yang dijelaskan oleh Ali dan Asrori (2008: 153) mengatakan bahwa “manusia dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh species, tidak berubah, dan berasal dari sumber genetis atau naluriah. Kebutuhan-kebutuhan itu tidak semata-mata hanya bersifat fisik, melainkan juga bersifat psikologis”.

(11)

Metode

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional (Corelational Research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki ada atau tidaknya hubungan/korelasi antara dua atau lebih variabel. Hubungan itu dinyatakan dengan koefisien korelasi (r) yang sekaligus menunjukkan besar dan arah hubungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan minat kejuruan (X1) dan motivasi memasuki dunia kerja (X2) dengan kesiapan kerja (Y) Peserta didik SMK N 2 Payakumbuh. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2013 kepada siswa kelas XII SMK N 2 Payakumbuh pada semester Januari – Juni 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XII tahun diklat 2012/2013 SMK N 2 Payakumbuh. Jumlah populasi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Jumlah peserta didik kelas XII tahun diklat 2012/2013 SMK N 2 Payakumbuh

NO Program Studi Jumlah siswa (orang) 1 Teknik Bangunan 96 2 Teknik Survey Pemetaan 25

3 Teknik Mesin 94

4 Teknik Elektro 58

5 Teknik Listrik 56

6 Teknik Otomotif 103

Jumlah 432 orang

Sumber : Bidang Kurikulum SMKN 2 Kota Payakumbuh TP.2012/2013

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik proporsional random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari anggot populasi yang dilakukan secara acak yang ada dalam populasi. Untuk

(12)

pengambilan sampel secara proporsional random sampling memakai alokasi proporsional (Riduwan dan Kuncoro 2011:45). Maka diperoleh sampel 211 orang dari 6 Program studi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. Teknik pengumpulan data adalah dengan menyebarkan angket ke peserta didik kelas XII SMK N 2 Payakumbuh yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Angket dibuat berdasarkan indikator yang direncanakan. Pembuatan angket dalam penelitian ini melalui prosedur yaitu penyusunan butir angket, melakukan uji coba angket. Setelah dilakukan uji coba instrumen, data uji coba yang diperoleh selanjutnya dianalisa tingkat validitas dan realibilitasnya. Sehingga diperoleh butir-butir instrumen yang sesungguhnya dan layak untuk dijadikan alat ukur. Setelah data terkumpul dilakukan uji persyaratan yaitu: uji normalitas dengan uji linearitas dan uji multikolinearitas.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan tahap sebagai berikut:

a. Hipotesis pertama dan kedua diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana, dengan tujuan untuk melihat hubungan dan bentuk linearitas antara masing-masing variabel bebas (X1) dan (X2) dengan variabel terikat (Y). b. Hipotesis ketiga diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda, dengan tujuan untuk melihat hubungan dan bentuk garis regresi antara variabel bebas secara bersama-sama (X1.X2) dengan variabel terikat (Y). Data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi. Data diolah atau dihitung dengan menggunakan Excel dan program SPSS.

(13)

Hasil dan Pembahasan

Hal yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini adalah seberapa besar 1. Hubungan antara Minat kejuruan dengan Kesiapan Kerja, 2. Hubungan antara Motivasi Memasuki Dunia Kerja dengan Kesiapan kerja, 3 Hubungan Minat Kejuruan dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja dengan Kesiapan Kerja. Dari hasil analisis data diketahui bahwa 1. Minat Kejuruan memberikan hubungan sedang (0,491) dan signifikan dengan Kesiapan Kerja dan tingkat pencapaian variabel minat kejuruan adalah 82,12% dan dapat dikategorikan baik.

Berdasarkan hasil analisis data di atas berarti Kesiapan Kerja siswa memiliki korelasi yang signifikan dengan minat kejuruan. Peserta didik yang memiliki minat kejuruan yang tinggi akan menguasai kompetensi kejuruan dengan baik dan dengan demikian peserta didik tersebut memiliki kompetensi untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang yang ditekuninya atau memiliki kesiapan kerja yang lebih baik dibandingakan peserta didik yang minat kejuruan yang rendah. Seperti yang dikemukakan oleh Bloye (2007:18) bahwa “vocational interestis an expression of an individual’s personality in word, school subjects hobbies, recreational activities and preferences”. Minat kejuruan merupakan ekspresi dari kepribadian seseorang dalam pekerjaan, mata pelajaran di sekolah, hobi, kegiatan reakreasi dan prefensi, 2. Motivasi memasuki dunia kerja memberikan hubungan sedang (0,585) dan signifikan dengan dengan kesiapan kerja dan tingkat pencapaian variabel Motivasi Memasuki Dunia Kerja adalah 84,28 %, dapat dikategorikan baik. Seseorang termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena melihat berbagai macam kebutuhan yang harus segera dipenuhi

(14)

baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Seperti yang dijelaskan oleh Ali dan Asrori (2008:153) mengatakan bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh species, tidak berubah, dan berasal dari sumber genetis atau naluriah. Kebutuhan-kebutuhan itu tidak semata-mata hanya bersifat fisik, melainkan juga bersifat psikologis. Jika seseorang memiliki motivasi yang tinggi memasuki dunia kerja dengan sendirinya orang tersebut akan lebih siap untuk memasuki dunia kerja, 3. Minat kejuruan dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja memberikan hubungan yang kuat (0,646) dan signifikan dengan Kesiapan Kerja dan tingkat pencapaian variabel Kesiapan Kerja adalah 83,68% dapat dikategorikan baik. Hal di atas sesuai dengan definisi berikut, kesiapan kerja yaitu keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental, dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan. Di samping itu pendapat lain yang mendukung yaitu pendapat dari Herminanto (1986:10) juga berpendapat bahwa “Kesiapan Kerja adalah kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu, tanpa mengalami kesulitan dan hambatan dengan hasil yang baik”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat kejuruan dan motivasi memasuki dunia kerja merupakan hal yang harus ditingkatkan dalam mempersiapkan peserta didik untuk bekerja sesuai dengan bidangnya.

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa semua hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya secara empiris. Dengan demikian diyakini bahwa variabel bebas minat kejuruan dan motivasi

(15)

memasuki dunia kerja secara sendiri-sendiri maupun secara bersama mempunyai hubungan cukup kuat terhadap variabel terikat kesiapan kerja peserta didik. Hal ini sejalan dengan teori-teori yang mendasari pernyataan tersebut serta didukung oleh data responden secara empiris di lapangan melalui penelitian ini.

Simpulan dan Saran

Setelah dilakukan penelitian dapat diketahui bahwa Minat Kejuruan dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan Kesiapan Kerja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Minat Kejuruan dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja maka Kesiapan Kerja juga meningkat. Untuk itu perlu adanya usaha untuk meningkatkan Kesiapan Kerja melalui peningkatan Minat Kejuruan dan Motivasi memasuki Dunia Kerja oleh pihak yang terkait. Pengolahan data penelitian sebaiknya dilakukan dengan dua cara yaitu dengan program SPSS dan program Excel, hal ini dapat dilakukan untuk membandingkan hasil olahan dengan program SPSS dan Excel dan dapat mengontrol kebenaran hasil analisis data.

Daftar Rujukan

Ali & Asrori. 2008. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Bloye, Elton Jeremy. 2007. Vocational Interest And Other Non-Cognitive Factor As Predictors Of Academic Perfomance In High School. Diambil pada tanggal 23 Februari 2013 dari http://journals. Psychology.org/ research/volix/pre003001a.html.

Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

(16)

Herr & Edwin, L. Cramer. S.H., Niles S.G, et al. 2004. Career Guidance and Councelling Through the Lifespan. United States: Pearson education. Inc. Hirschi, A. 2010. Vocational interests and career goals: Development and

relations topersonality in middle adolescence. Journal of Career Assessment, 18 (3), 223-238.

Kartono, Kartini. 1991. Menyiapkan dan Memandu Karier. Jakarta: Rajawali Pers.

Ketut, Dewa. 1993. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ridwan dan Kuncoro, Engkos Achmad. 2011. Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analisis. Bandung: Alfabeta.

Sardiman A.M. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar Jakarta. PT Raja grafindo Persada.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinnya. Jakarta. Rineka Cipta.

Sofyan, Herminanto. 1986. Kesiapan Kerja STM Se-Jawa untuk memasuki Lapangan Kerja. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.

Uno Hamzah B. 2010. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Winkel.W.S 1991. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Persantunan: artikel ini diolah berdasarkan tesis Nilda Oktavia dengan judul Hubungan Minat Kejuruan dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja Dengan Kesiapan Kerja Peserta Didik Kelas XII SMK N 2 Payakumbuh dan ucapan terima kasih kepada Pembimbing I Prof. Dr. Ungsi AOM M.Ed dan Pembimbing II Dr Wakhinuddin, M.Pd yang telah membantu memberikan arahan sehingga artikel ini bisa dibuat.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang positif dan signifikan antara Pengalaman Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja Terhadap Kesiapan

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK NEGERI 2 CIMAHI MEMASUKI DUNIA INDUSTRI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui seberapa besar Motivasi Siswa Untuk Memasuki Dunia Kerja peserta didik kelas XII Program Keahlian Pemesinan SMK

Berdasarkan hasil perhitungan ini dapat dijelaskan bahwa Minat Kejuruan berkorelasi signifikan dengan kesiapan kerja, dapat disimpulkan bahwa Minat Kejuruan mempunyai

Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial bimbingan karier, motivasi memasuki dunia kerja, fasilitas belajar, dan minat belajar pada kesiapan kerja siswa kelas XI

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sebagai pendidikan kejuruan, yang memiliki tujuan pendidikan mempersiapkan lulusan untuk memasuki dunia kerja akan dihadapkan dalam

(1)Terdapat korelasi positif dan signifikan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMKN 1 Batam sebesar 0,427,

Berdasarkan hasil perhitungan ini dapat dijelaskan bahwa Minat Kejuruan berkorelasi signifikan dengan kesiapan kerja, dapat disimpulkan bahwa Minat Kejuruan mempunyai