• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Tanaman Terhadap Patogen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Respon Tanaman Terhadap Patogen"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Respon Tanaman Terhadap Patogen

Secara Khusus pada Virus dan Jamur

Kelompok 1

Eko Prasetya

Yasir Siddiq

(2)

From Biochemistry and Molecular Biology of Plants, page 1113 B. Buchanan, W. Gruissem, and R. Jones

(3)
(4)
(5)
(6)

From Biochemistry and Molecular Biology of Plants, page 1111 B. Buchanan, W. Gruissem, and R. Jones

(7)
(8)

Respon Tanaman Terhadap

(9)

Jamur dan virus termasuk pada patogen

biotropik dimana hidup ada sel tanaman

dan terbatas hanya pada satu spesies

tanaman

Pada Non-host Resistent:

1.

Meluasnya, terjadi pada awal, efektif

2.

Pasif - keterikatan / perkecambahan

3.

Aktif - awal kolonisasi, e. g. aposisi

dinding

4.

Hipersensitivitas

5.

Tahan lama

(10)
(11)
(12)
(13)

Symptom types -- necrosis

Blumeriella on plum Alternaria solani –

(14)

Symptom types – Layu

Ophiostoma novo-ulmi

(15)

Symptom types – Mempengaruhi Hormon

Taphrina deformans

Hypertrophy auxin

Synchytrium endobioticum

(16)

Symptom types – Absisi

(17)

Symptom types – Sterilisasi

Claviceps purpurea – ergot Ustilago maydis

(18)

Fungus

Anthracnose

http://www.oznet.ksu.edu

http://ianrpubs.unl.edu

Watermelon / Cantaloupe

• Circular, sunken lesions

• Mulch. Rotate location every 3 years. • Clean up debris at end of season.

(19)

Respon Tanaman Terhadap Jamur

Mengaktifkan gen resisten terhadap Jamur

yaitu

Sebuah

gen

yang

produknya

memungkinkan

tanaman

untuk

mendeteksi patogen dan/atau membuat

pertanahan terhadap jamur tersebut.

(20)

Kecepatan respon sekitar 24 jam

Tidak selalu untuk Resisten

Mencakup:

◦ Oxidative reactions (production of hydrogen peroxide)

◦ Deposition of callose

◦ Opening of ion channels

◦ Apoptosis

(21)

From Biochemistry and Molecular Biology of Plants, page 1087

B. Buchanan, W. Gruissem, and R. Jones ASPP Publishing, Rockville, MD, 2000

From Biochemistry and Molecular Biology of Plants, page 1133 B. Buchanan, W. Gruissem, and R. Jones ASPP Publishing, Rockville, MD, 2000

(22)

 Penghentian Siklus sel

 Menginduksi promotor gen untuk resisten

› Phenylpropanoid pathway induced: products include salicylic acid (secondary inducer: induces other

pathogenesis-related proteins), lignins (cell wall), and flavonoids

› Pathogenesis-related (PR) proteins › Peningkatan Phytoalexins

 Fortifikasi dinding sel dengan lignin, glikoprotein

kaya hidroksiprolin (HRGPs), dll

Local responses

(23)

 SAR membutuhkan 24-48 jam untuk memulai

dan dapat bertahan hingga berbulan-bulan, melibatkan aktivasi gen dan sinyal yang ditransmisikan.

 Gen yang diinduksi:

chitinases

β 1,3- glucanases other PR proteins

Systemic Response or Systemic

Acquired Resistance (SAR)

(24)
(25)
(26)

Model Pertahanan Tumbuhan

1.

Hambatan fisik berupa kutikula, duri,

atau dinding sel

2.

Produksi bahan kimia konstitutif dan

protein

(27)

Strategi pertahanan Tanaman

1.

Hanya sebagian kecil dari infeksi

patogen menyebabkan penyakit

2.

Tanaman telah menginvestasikan

sejumlah besar gen / energi untuk

melawan patogen

3.

Harus

membedakan

teman

(misalnya

Rhizobium,

ramah

(28)

Ekspresi gen penyandi enzim hidrolitik

seperti kinase dan beta-1,3 glukanase,

protein antifungal dan enzim dalam

biosintesis senyawa antimikrobia seperti

fitoaleksin (lin et al. 2003)

(29)

Respon ketahanan oleh adanya gen resisten

seperti

gen

Hm1

yang

memberikan

ketahanan tanaman jagung terhadap jamur

patogen Cochliobolus carbonum (Johal dan

Bringgs 1992) Hm1 adalah kelompok gen

resisten penyandi enzim detoksifikasi.

Sebagian besar gen resisten menyandi protein

yang berperan pada transduksi sinyal dan

dibedakan antara satu sama lain berdasarkan

struktur proteinnya.

Johal GS, Briggs SP. 1992. Reductase activity encoded by the Hm1 disease resistance gene in maize. Science 258: 985-987.

(30)

Penelitan yang lebih rinci telah dilakukan pada

interaksi tanaman jagung dengan cendawan

patogen Cochliobolus carbonum ras 1 yang

menghasilkan HCtoksin, penyebab penyakit

‘leaf spot’ dan ‘ear rot’ pada jagung. Resistensi

tanaman jagung terhadap patogen tersebut

ditentukan oleh alel dominan pada lokus

Hm1. Gen Hm1 menyandikan suatu karbonil

reduktase, yaitu HC-toksin reduktase (HCTR)

(31)

Mekanisme pertahanan

terhadap virus pada

(32)

 Virus merupakan salah satu patogen yang

berpengaruh dalam menyerang tanaman pertanian di seluruh dunia.

 Penyakit yang ditimbulkan oleh virus

menyebabkan kerugian ekonomi karena dapat menurunkan hasil dan kualitasnya.

 Perlindungan dari infeksi virus dapat

dilakukan dengan kemunculan gen

ketahanan dalam plasma nutfah yang ada. Gen-gene ini dapat berupa resesif atau dominan.

(33)

Virus infection

Epidermal cells

Kang BC et al., Annu. Rev. Phytopathol. (2005)

Mesophyll cells Bundle sheath cells Phloem Parenchyma Companion cells Phloem

Other host plants

Replication Plant-to-plant movement Cell-to-cell movement Systemic movement

(34)

Siklus hidup virus di dalam tumbuhan

Virus masuk ke dalam inang

◦ Melalui vektor, dengan mekanik dll – must be forced

◦ Melalui luka

Replikasi

◦ Banyak step dalam replikasinya

◦ Virus mereplikasi materi genetik dengan mengkode

(35)

Perpidahan dari satu sel ke sel lain

◦ Melewati plasmodesmata plasmodesmata

◦ Berpindah sebagai partikel atau protein atau komplek asam nukleat

Perpindahan jarak jauh

◦ Melalui ploem

◦ sebagai partikel atau protein / komplek asam nukleat

Berpindah dari satu tumbuhan ke tumb lain

◦ Memerlukan keseluruhan partikel

(36)

Typical RNA-containing plant virus replication cycle

From Shaw, 1996 Ch. 12 in Fundamental Virology (Academic Press)

2. RNA telah dimasukkan dan ditranslasi oleh

komponen inang

3. Replikasi di sitoplasma

4b. Partikel virus baru telah dibentuk

1. Pertikel virus masuk

melalui luka

4a. Infeksi RNA TMV Merambah ke sel Terdekat melalui Plasmodesmata dengan Movement Protein

(37)

Plant cells are bound by rigid cell walls and are interconnected by plasmodesmata, which are too small to allow passage of

whole virus particles.

(38)
(39)

Hipersensitive respon (HR) salah satunya adalah

programe cell death (PCD)

Respon tanaman terhadap virus melalui R-Gene

Soosaar J.M. et al., Nat Rev Micro. (2005)

Systemic acquired resistance (SAR)  Peningkatan ekspresi R-Gen dan

menghasilkan senyawa antimikrobia

Local and systemic resistance

(40)

Compatible interaction ▶ Virulence / Susceptible Incompatible interaction ▶Avirulence / Resistant  Dominant resistance

◦ Incompatible interactions between the host R-gene and

pathogen avirulence gene.

Hypersensitive response (HR): specific recognition of the virus → rapidly induced programmed cell death → necrotic local lesion

Tobacco mosaic virus/N gene interaction: a classic hypersensitive response (HR) model system.

Recessive resistance

◦ Mutation or loss of host components required for a step of the virus life cycle

(41)

Viral Proteins

Host R protein

Avirulence factor

Recognized by R protein

Host factor Interaction with Host factors

Host factor

(mutated) No interaction with host factors

Active defense signaling Switching host system

for viral infection

Blocking virus infection

Kang BC et al., Annu. Rev. Phytopathol. (2005)

Susceptive Dominant resistant Recessive resistant Virulence factor

(42)
(43)

 The largest class of R genes

Nucleotide binding site + leucine-rich repeat (NBS-LRR)

 NBS-LRR sub-division can be made on basis of N-terminal

domain.

◦ Coiled-coil (CC) domain (CC-NBS-LRR) ◦ Leucine zipper domain (LZ-NBS-LRR)

Drosophila Toll and the mammalian interleukin (IL)-1 receptors

(TIR-NBS-LRR)

Domain structure of NBS–LRR proteins

(44)

 Recessive resistances seem to be more frequent for

plant viruses than for other plant pathogens.

Hilangnya host factor yang dibutuhkan dan mutasi

akan menghasilkan ketahanan resesif yang diturunkan.

 Ketahanan resesif lebih banyak diketahui untuk

pertahanan terhadap famili potyvirus dari pada famili lain.

(45)

Virus infection

Epidermal cells

Kang BC et al., Annu. Rev. Phytopathol. (2005)

Mesophyll cells Bundle sheath cells Phloem Parenchyma Companion cells Phloem

Other host plants

Replication Plant-to-plant movement Cell-to-cell movement Systemic movement

(46)

Whitham S.A. and Wang Y. Curr Opin Plant Biol. (2004)

Translation and replication

Movement

Counter defense and pathogenicity

(47)

Maule A.J. et al., Molecular plant pathology (2007) eIF4E eIF(iso)4E eIF4E eIF4E eIF4E eIF(iso)4G

(48)

replikasi dan penyebaran sistemik Virus tergantung pada faktor-faktor host.

Rusak atau mutasi dari faktor host yang diperlukan untuk siklus virus yang

merusak interaksi dapat menghasilkan fenotip tahan.

(49)

 Kang, B.C., Yeam I., and Jahn M.M. Genetics of Plant Virus Resistance. Annu. Rev. Phytopathol. 2005, 43: 581-612.

 Whitham S.A. and Wang Y. Roles for host factors in plant viral pathogenicity. Curr Opin Plant Biol. 2004 2004, 7: 365-371.

 Maule A.J., Caranta C. and Boulton M.I. Sources of natural resistance to plant viruses: status and prospects . Molecular Plant Pathology 2007, 8: 223-231.

 Soosaar J.L., Burth-Smith T.M. and Dinesh-Kumar S.P. Mechanisms of plant resistance to viruses. Nat. Rev. Microbiol. 2005, 10: 789-798.

(50)
(51)

Pertanyaan

1. Apa perbedaan host protein dan viral protein dan

bagaimana regulasinya? (Oleh : Priyambodo) Jawab:

Host protein adalah protein yang dihasilkan oleh gen-gen inang yang berfungsi sebagai reseptor protein dari virus. Host protein dapat termodifikasi sehingga tanaman resisten terhadap virus

Viral protein adalah protein yang dihasilkan oleh gen-gen dari virus yang menginfeksi inang.

(52)

2. Bagaimana mekanisme mutasi virus hingga bisa

menginfeksi tanaman baru? (Oleh : Miftahul Jannah) Jawab:

Dimungkinkan terjadi mutasi pada virus, sehingga gen-gen atau protein yang ada pada virus sesuai dengan protein reseptor yang terdapat pada inang baru.

(53)

3. Apa perbedaan MP dengan CP? (Oleh : Paulin D. Kasi)

Jawab:

MP yaitu movement protein yang berfungsi sebagai agen perpindahan virus dari satu sel ke sel lain

CP (Coat Protein) yaitu protein struktural dari

virus didalam sel inang yang berfungsi

membentuk struktur virus baru didalam sel inang.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan tes dan evaluasi, peneliti mengkaji, melihat dan menganalisis seberapa besar pengaruh atau dampak positif penggunaan metode bermain bola karet terhadap

Suatu cedera parenkimal paru yang bersifat menyebar, yang terkait dengan edema paru nonkardiogenik , yang menyebabkan kegagalan pernafasan yang parah dan hipoksemia.. Tanda

Dengan memahami hal tersebut para orang tua dan anak-anak diharapkan akan lebih bisa memilah waktu untuk bermain game online dan bisa memilih konten permainan yang sesuai

Jika dibandingkan dengan ekstrak metanol daun kapur yang memiliki aktivitas antiplasmodium in vitro dengan IC 50 sebesar 14,22 µg/mL (Turalely, dkk; 2013) , maka fraksi

Arvosana eri asiointikanavissa saadusta palvelusta 2013–2017 (keskiarvo asteikolla 4–10). Tutkimusmenetelmän luotettavuuden näkökulmasta on myönteistä, että asiakkaiden mielipide

jika dibentuk dalam bentuk jaring-jaring dengan mengambil irisan dan membuang yang tidak mempunyai irisan, sehingga jaring-jaringnya dapat digambarkan sebagai berikut: e h.. 64

“Program jaminan sosial yang menjamin biaya pemeliharaan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang diselenggarakan nasional secara bergotong-royong wajib

Dengan ditemukannya kandungan serat dan phytochemical pada kulit jeruk, seperti yang terkandung dalam tepung gandum, maka pengolahan limbah kulit jeruk menjadi tepung