• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Usaha Kecil Apple Pie Group (Studi Kasus di Unit Usaha Pia Apple Pie, Bogor) Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Pengembangan Usaha Kecil Apple Pie Group (Studi Kasus di Unit Usaha Pia Apple Pie, Bogor) Abstract"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Pengembangan Usaha Kecil Apple Pie Group (Studi Kasus di Unit Usaha Pia Apple Pie, Bogor)

Liza Herlina1, Musa Hubeis2 dan Ani Suryani2 Abstract

Apple (Malus sylvestris mill) is an annual subtropical plant rich in fiber. It was brought from America to Europe, and is now known all over the world, including Indonesia. Increasing the economical value of local apple can be made through product diversification, which is processing apple into high quality products. The high potential of apple as a commodity has motivated the growth of food manufacturing industry, both small and big scales to provide semi-processed raw material to its end product. One of this kind of industry is PIA Apple Pie in Bogor.

The objectives of this study are (1) to study the form of development of the PIA Apple Pie business, (2) to analyze the influence of consumers’ preference in marketing the product, and (3) to analyze the prospect of the development of apple pie business made by PIA Apple Pie in Bogor through the arrangement of the development strategy.

The descriptive method was used in collecting the data of raw material, market prospect and finance. The tools of analysis used were IFE (Internal Factor Evaluation), EFE (External Factor Evaluation), IPA (Importance Performance Analysis), and the SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, and Threats).

Based on IPA, there were four quadrants that show the criteria of each attribute. The attribute that needs to be focused on, and therefore should get priority in its improvement of performance are the price of product, the easiness to get the product, the employees’ hospitality, the parking area, and the store business hours.

The result of the analysis of Internal-External (IE) matrix showed an internal factor of 2.941 and an external factor of 2.892, which put the business in quadrant V, which are growth and stability. These factors showed that PIA Apple Pie seriously responded to opportunities and threats, and showed a strong internal condition.

Based on the SWOT analysis, some alternative marketing strategies that are based on mixed marketing are (1) the product strategy, by making modification of new innovation in product development, to maintain different pie sizes, to maintain the company image and position, (2) the price strategy, by launching economic packages and giving extra pies for a certain amount of transaction, (3) the location strategy by opening new branches within easy access which has a large and comfortable parking area, and (4) the promotion strategy, by advertorial and sales force.

Keywords: Apple Pie, IPA, SWOT, marketing strategiest, local apple

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Apel (Malus sylvestris mill) adalah tanaman tahunan yang berasal dari daerah subtropis. Apel adalah jenis buah yang kaya akan serat. Menurut Kusumo (1986), orang mulai pertama kali menumbuhkan apel di Asia Tengah, apel dibawa ke Amerika dari Eropa, dan sekarang telah dikenal secara luas diseluruh dunia. Di Indonesia beredar berbagai jenis apel, yaitu apel impor maupun apel lokal. Apel lokal banyak dibudidayakan di daerah pegunungan beriklim kering seperti di Malang dan Pasuruan. Ada empat varietas apel yang dikembangkan petani, yaitu manalagi, anna, rome beauty dan wangling.

Pemanfaatkan dan peningkatan nilai ekonomis terhadap apel lokal dapat dilakukan melalui diversifikasi produk, yaitu mengolah apel menjadi produk-produk bermutu tinggi. Dalam industri pengolahan apel telah banyak diproduksi berbagai macam produk olahan apel seperti jenang apel, wingko apel, sirup apel, keripik apel, selai apel, brem apel, sari apel dan juga pie. Melihat besarnya potensi komoditi apel telah mendorong munculnya industri pengolahan apel sebagai produk pangan,

1

Alumni PS MPI, SPs IPB : The best graduate of the seventh batch alumni of Professional Master Program of IPB, the third graduation ceremony (2007/2008)

2

(2)

mulai dari usaha besar sampai dengan usaha kecil untuk menghasilkan bentuk bahan baku setengah jadi sampai bentuk produk akhir.

Pie adalah sejenis bakery yang pada awalnya hanya populer di mancanegara, khususnya di Eropa dan Amerika. Pembuatan pie di luar negeri terkait dengan tradisi jenis pie tertentu untuk disajikan pada perayaan hari-hari besar tertentu (Purdy, 1984). Pada saat ini pie merupakan jenis makanan yang sudah cukup populer di Indonesia dan tingkat konsumsinya mengalami perkembangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak unit usaha Pia Apple Pie, Bogor, sebelum tahun 1999, pie masih belum populer di Bogor. Namun setelah berdirinya toko bakery yang khusus memproduksi pie, yaitu unit usaha Pia Apple Pie pada tahun 1999, maka makanan kudapan ini semakin digemari masyarakat dan semakin banyak dikonsumsi. Pia Apple Pie adalah salah satu unit usaha dari Apple Pie Group yang bergerak di bidang bakery, yaitu pie. Adapun jenis apel yang digunakan oleh unit usaha Pia Apple Pie adalah apel jenis Room Beauty, karena teksturnya mengandung banyak serat, sehingga tidak mudah hancur dan memberikan tampilan yang diinginkan sebagai isi pie tersebut.

Setiap tahunnya, konsumsi bakery selalu mengalami peningkatan. Hal ini didukung dengan berkembangnya usaha-usaha bakery yang telah ada dan munculnya usaha baru yang ikut bergabung. Di kota Bogor, terdapat sejumlah usaha bakery yang telah lama berdiri maupun yang baru bermunculan. Dalam kurun waktu tahun 1989 - 2006 telah berdiri sebanyak 16 unit usaha bakery. Di kota Bogor, rataan setiap tahun berdiri sebanyak satu unit usaha bakery (Disperindag Kota Bogor, 2006). Peningkatan jumlah usaha bakery tersebut menunjukkan semakin berkembangnya usaha bakery. Data perusahaan-perusahaan bakery yang terdapat di kota Bogor tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar usaha Bakery di Kota Bogor pada tahun 2006

No Nama Perusahaan Tahun Berdiri Investasi (Juta Rupiah)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Yun Yen Barkah Mahkota Bakery Tan Ek Tjoan Singapore Bakery Modern Bakery Meredian Bakery Venus Bogor Permai Lautan Bakery Evie Boy Apple Pie Libra Cake The Paris Batutulis Cake Holland Bakery 1989 1989 1989 1989 1989 1990 1993 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2004 135 168 160 130 135 150 165 120 450 345 200 100 225 165 140 155 Sumber : Disperindag Kota Bogor, 2006.

2. Permasalahan

a. Bagaimana pengaruh preferensi konsumen Pie dalam pemasaran dan pengembangan unit usaha ?

b. Bentuk–bentuk upaya apakah yang dapat dilakukan unit usaha Pia Apple Pie di Bogor dalam mengembangkan usahanya, terutama dari aspek bisnis ?

c. Bagaimana prospek ke depan dari pengembangan usaha kecil Apple Pie Group yang dilakukan oleh unit usaha Pia Apple Pie di Bogor ?

3. Tujuan

a. Mengetahui pengaruh preferensi konsumen Pie dalam pemasaran dan pengembangan unit usaha.

b. Menghasilkan bentuk-bentuk pengembangan unit usaha Pia Apple Pie, dari aspek bisnis.

c. Mengetahui prospek ke depan pengembangan usaha kecil Apple Pie Group yang dilakukan oleh unit usaha Pia Apple Pie di Bogor, melalui penyusunan strategi pengembangan usaha.

(3)

METODOLOGI

1. Lokasi

Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, berlokasi di jalan Pangrango No 10 Bogor dengan waktu kajian selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. 2. Metode Kerja

a. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

1) Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara dengan pemilik perusahaan, pengelola, karyawan, instansi bidang terkait, dan konsumen. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan menggunakan metode judgement sampling, yaitu memilih konsumen yang paling tepat untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Jumlah contoh yang diteliti pada kajian ini 100 responden.

2) Pengumpulan data sekunder melalui penelusuran pustaka, dokumen dan laporan instansi terkait.

b. Pengolahan dan Analisis Data

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan data adalah : 1) Metode Deskriptif, yaitu pengumpulan data mengenai informasi potensi bahan baku, prospek

pasar dan keuangan yang berkaitan dengan pasokan bahan baku yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Data lain yang dibutuhkan adalah permintaan pasar dan pesaing strategis secara makro di bidang pengolahan unit usaha Pia Apple Pie ini.

2) Metode analisis berupa Matriks External Factor Evaluation (EFE) – Internal Factor Evaluation (IFE), Importance Performance Analysis (IPA), serta analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT).

a) Matriks EFE dan IFE

Matriks EFE membantu pengambil keputusan untuk meringkas dan mengevaluasi informasi lingkungan eksternal, yaitu ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, teknologi, dan sebagainya. Sedangkan matriks IFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama yang dihadapi perusahaan.

b) Matriks Internal dan Eksternal (IE)

Matriks IFE dan EFE digunakan untuk mengumpulkan infromasi yang akan digunakan pada tahap pemaduan. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi, yaitu total skor IFE pada sumbu total skor IFE dibagi tiga kategori, yaitu 1,0 – 1,99 menunjukkan posisi eksternal lemah, 2,0-2,99 menunjukkan kondisi eksternal rataan dan 3,0-4,0 menunjukkan kondisi eksternal yang kuat (Kotler, 2002).

c) Matriks SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi (Rangkuti, 2005).

i. Strategi SO, dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

ii. Strategi ST, dibuat berdasarkan kekuatan perusahaan untuk mengatasi ancaman. iii. Strategi WO, diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada.

iv. Strategi WT, dibuat berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghindari ancaman.

d) Analisis Titik Impas dan Profit Margin

Satuan yang digunakan dalam perhitungan titik impas atau Break Even Point (BEP) dinyatakan dalam satuan rupiah penjualan, dengan rumus berikut :

Variabel

Biaya

Satuan

a

H

Tetap

Biaya

BEP

arg

(4)

%

100

x

Yi

Xi

Tki

Analisis imbangan penerimaan dan biaya dinamakan Revenue/Cost (R/C) rasio, yang secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut :

Total Penerimaan R/C ratio =

Total pengeluaran

Total biaya yang diperhitungkan dalam perhitungkan R/C rasio, meliputi biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan (nilai input keluarga yang dipakai dalam usaha pengolahan pie). Rasio R/C menunjukkan besarnya penerimaan untuk setiap rupiah biaya yang dilakukan dalam unit usaha Pia Apple Pie, yaitu semakin tinggi nilai R/C, maka semakin menguntungkan usaha tersebut.

e) Analisis IPA

Menurut Umar (2003), untuk mengukur sejauhmana tingkat kepentingan dan tingkat kinerja terhadap perusahaan menurut pendapat konsumen, digunakan IPA. Tingkat kepentingan dari produk adalah seberapa penting suatu dimensi produk bagi konsumen atau seberapa besar harapan konsumen terhadap kinerja suatu karakteristik. Untuk mengetahui tingkat kepentingan secara nyata dari kinerja produk oleh konsumen digunakan skala interval (Tabel 2).

Tabel 2. Skor tingkat kepentingan

Kriteria Jawaban Skor (Nilai)

Tidak penting 1 Kurang penting 2 Cukup penting 3 Penting 4 Sangat penting 5 Sumber : Umar, 2003.

Untuk tingkat pelaksanaan/kinerja adalah kinerja aktual dari kinerja yang telah diberikan oleh produk Apple Pie, Bogor yang dirasakan oleh pelanggannya. Untuk tingkat pelaksanaan setiap kriteria jawaban memiliki skor tertentu berdasarkan skala interval (Tabel 3).

Tabel 3. Skor tingkat pelaksanaan

Kriteria jawaban Skor (Nilai)

Tidak baik 1 Kurang baik 2 Cukup baik 3 Baik 4 Sangat baik 5 Sumber : Umar, 2003.

Setelah diperoleh hasil penilaian tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan, maka dilakukan perhitungan mengenai tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dari produk. Skor rataan kepentingan dikurangi dengan skor rataan pelaksanaan akan diperoleh total skor gap (kesenjangan). Tingkat kesesuaian ini akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Rumus (Supranto, 1997) yang digunakan adalah :

Keterangan :

Tki : tingkat kesesuaian responden

Xi : rataan skor penilaian pelaksanaan (kinerja) perusahaan Yi : rataan skor penilaian kepentingan (harapan pelanggan) Jika bobot tingkat kinerja lebih besar atau sama dengan bobot tingkat kepentingan, berarti kinerja unit usaha telah memenuhi harapan konsumen. Jika bobot kinerja lebih kecil

(5)

dari bobot tingkat harapan, berarti kinerja masih di bawah harapan. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan konsumen belum tercapai.

Bobot penilaian kinerja perusahaan dan bobot penilaian kepentingan konsumen didasarkan pada nilai rataan dan disusun ke dalam diagram Kartesius. Masing-masing dimensi diposisikan dalam sebuah diagram, dimana skor rataan penilaian terhadap tingkat pelaksanaan (kinerja) (X) menunjukkan posisi suatu dimensi pada sumbu X, sementara posisi dimensi pada sumbu Y ditunjukkan oleh skor rataan tingkat kepentingan (harapan) konsumen terhadap atribut (Y).

X =

n

i

X

; Y =

n

i

Y

Keterangan :

X = Bobot rataan tingkat penilaian kinerja perusahaan Y = Bobot rataan penilaian tingkat kepentingan konsumen n = jumlah responden

Diagram Kartesius yang dimaksud adalah diagram yang terdiri atas empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis berpotongan tegak lurus pada titik (X,Y).

X =

K

i

X

; Y =

K

i

Y

Dimana : X = Rataan dari rataan bobot tingkat kinerja perusahaan Y = Rataan dari rataan bobot tingkat kepentingan perusahaan

K = Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen Hasil dari perhitungan nilai X dan Y digunakan sebagai pasangan koordinat titik-titik dimensi yang memposisikan suatu dimensi pada diagram Kartesius

.

Gambar 1. Diagram Kartesius (Umar, 2003)

Setiap hasil akan menempati salah satu kuadran dalam diagram Kartesius yang terdiri atas :

a) Kuadran A (prioritas utama)

Kinerja suatu dimensi adalah lebih rendah dari keinginan konsumen, sehingga unit usaha Pia Apple Pie Bogor harus meningkatkan kinerjanya agar optimal.

Prioritas Utama A Tinggi X = Performance (Kinerja) Tinggi Rendah Pertahankan Posisi B Prioritas Rendah C Berlebihan D Y = Importance (Kepentingan)

(6)

b) Kuadran B (pertahankan prestasi)

Kinerja dan keinginan konsumen pada suatu dimensi berada pada tingkat tinggi dan sesuai, sehingga unit usaha Pia Apple Pie cukup mempertahankan kinerja dimensi tersebut.

c) Kuadran C (prioritas rendah)

Kinerja dan keinginan konsumen pada suatu dimensi berada pada tingkat rendah, sehingga unit usaha Pia Apple Pie belum perlu melakukan perbaikan

d) Kuadran D (berlebihan)

Kinerja perusahaan berada pada tingkat tinggi tetapi keinginan konsumen akan kinerja dari dimensi tersebut rendah, sehingga unit usaha Pia Apple Pie tidak perlu lagi meningkatkan kinerja karakteristik ini, sehingga sumber daya perusahaan dapat dialokasikan untuk melaksanakan prioritas utama.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Keadaan Umum

Pia Apple Pie merupakan unit usaha dari Apple Pie Group yang memproduksi pie dan sekaligus menjual produknya secara langsung dalam bentuk toko bakery. Selain itu, unit usaha Pia Apple Pie juga menggunakan jasa saluran pemasaran berupa agen yang terletak di Jakarta. Pada saat ini pengunjung unit usaha Pia Apple Pie tidak hanya dapat membeli pie untuk dibawa pulang, namun juga dapat menikmatinya ditempat. Unit usaha Pia Apple Pie ini dimulai pada tahun 1998 sebagai usaha bersama tiga orang sahabat, yaitu Ibu Susi Gunadi, Ibu Baby Ahnan dan Ibu Tintin Kuraesin. Pada awalnya usaha ini hanyalah usaha kecil-kecilan yang menjual produk pai apel dengan sistem antar ke rumah (delivery) dan masih berlokasi di Ciapus, Bogor. Dengan modal sebesar Rp. 100 juta milik sendiri, dibeli perangkat dapur, menyewa tempat dan merekrut empat orang karyawan. Dalam kurun waktu enam bulan, produk Apple Pie mendapat respon yang sangat baik dari masyarakat. Saat itu sedikitnya 50 loyang produk Apple Pie habis terjual setiap harinya dengan harga per loyang Rp. 8.000.

Pada bulan Juli 2000, unit usaha Pia Apple Pie secara resmi berlokasi di jalan Pangrango No. 10 Bogor. Alasan kepindahan karena lokasi tersebut dinilai lebih strategis dan memiliki tempat yang lebih luas dibanding lokasi sebelumnya. Bahkan pada saat ini pengunjung tidak hanya dapat membawa pulang produk Apple Pie, tetapi juga dapat menikmatinya ditempat. Perkembangan tersebut juga diikuti oleh bertambahnya karyawan menjadi 24 orang. Perkembangan perusahaan juga ditandai dengan meluasnya pasar produk Pia Apple Pie ke Jakarta melalui agen. Pada saat ini perusahaan memiliki agen-agen di Jakarta dengan alamat berikut :

a. Jalan Merpati Raya Blok H1/27 Bintaro Jaya, Sektor I, Jakarta Selatan b. Komplek Bukit Pamulang Indah (BPI) Blok A2 No 12 Jakarta Selatan

Selain Apple Pie, juga dibuat jenis pie lain yaitu Chicken Pie untuk mengimbangi rasa manis Apple Pie. Kemudian pada tanggal 9 Juni 2002, diluncurkan produk-produk baru, diantaranya nasi goreng apel, pisang bakar, salad apel, cream soup, dan poffertjes. Saat ini juga tersedia aneka pie lain, yaitu chocolate pie, strawberry pie, dan pie crust dalam berbagai ukuran. SIUPP unit usaha Pia Apple Pie nomor 282/188/1005/PK/VIII/2000 adalah perusahaan perorangan dengan jenis usaha makanan dan minuman ringan.

Sekarang Pia Apple Pie merupakan salah satu dari 5 unit usaha yang dimiliki oleh Apple Pie Group, unit usaha yang lain adalah Macaroni Panggang (MP), MP steak, Death By Chocolate (DBC), dan Lasagna Gulung. Kelima unit usaha tersebut berada di Bogor dan bergerak di bidang makanan. Unit usaha Pia Apple Pie ini dipimpin oleh pemilik perusahaan. Tugas dan wewenang yang dimiliki oleh pimpinan, antara lain menetapkan kebijaksanaan seluruh aktivitas usaha, menetapkan harga jual produk, dan menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan. Pimpinan juga turut melakukan pengawasan bagi mutu produk. Pimpinan usaha dibantu oleh koordinator dan supervisor dalam melakukan kegiatan pengawasan. Perbedaan antara koordinator dan supervisor terletak dalam hal pengawasannya.

Terdapat beberapa bagian dalam perusahaan, yaitu bagian promosi, administrasi dan keuangan, pemasaran dan produksi, yang seluruhnya mendapat pengawasan dari koordinator dan supervisor. Penerapan struktur organisasi pada unit usaha Pia Apple Pie ini belum optimal, karena masih belum jelasnya pembagian kerja masing-masing bagian. Selain itu, pengaruh pimpinan masih mendominasi, terutama dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan usaha.

(7)

2. Hal yang Dikaji

a. Respon Konsumen Terhadap Dimensi Perfomance Unit Usaha Pia Apple Pie, Bogor 1) Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut produk Pie

Atribut yang dianalisis meliputi komponen atribut mutu produk, yaitu barang dan jasa yang berjumlah 22 atribut dan dinilai oleh 100 responden (Tabel 4). Atribut-atribut tersebut adalah :

i. Citarasa Kelezatan

Citarasa kelezatan produk berkaitan dengan mutu bahan baku yang digunakan, rasa pie dan metode pengolahan, sehingga dapat menghasilkan produk roti yang lezat dan enak. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4, responden menyatakan bahwa citarasa kelezatan produk pie adalah sangat penting. Selain beralasan bahwa mutu makanan adalah hal utama yang diperhatikan, responden juga beralasan makanan yang bersih penting untuk menjaga kesehatan dan menjamin gizi yang terkandung didalamnya. Total skor kepentingan terhadap atribut citarasa kelezatan sebesar 402.

Pelaksanaan kinerja unit usaha Pia Apple Pie terhadap atribut ini sudah dinilai baik oleh 51% responden, dengan kata lain citarasa pie sudah lezat di mata sebagian besar responden, yaitu sudah memiliki takaran adonan yang pas dan bahan baku bermutu. Total skor kinerja adalah 362.

Tabel 4. Penilaian responden terhadap tingkat kepentingan dan kinerja Atribut

***

Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja

SP (5) P (4) CP (3) KP (2) TP (1) Total Skor* SB (5) B (4) CB (3) KB (2) TB (1) Total Skor** 1. 28 46 26 0 0 402 7 51 39 3 0 362 2. 25 43 32 0 0 393 4 33 59 3 1 336 3. 8 55 34 3 0 368 11 35 49 5 0 352 4. 14 49 33 3 1 372 4 36 48 12 0 332 5. 17 48 28 4 3 372 8 37 52 2 1 349 6. 23 43 33 0 1 387 3 33 57 6 1 331 7. 12 45 40 2 1 365 5 48 29 18 0 340 8. 18 41 40 1 0 376 2 33 62 3 0 334 9. 5 47 47 1 0 356 4 41 53 2 0 347 10. 26 41 31 1 1 390 2 34 62 2 0 336 11. 30 44 25 1 0 403 5 42 51 1 1 349 12. 18 50 31 1 0 385 3 41 53 3 0 344 13. 17 43 31 8 1 367 4 28 61 6 1 328 14. 26 26 34 13 1 363 4 35 59 2 0 341 15. 17 46 35 2 0 378 2 35 60 2 1 335 16. 31 28 32 7 2 379 1 45 46 5 3 336 17. 20 51 27 1 1 388 5 42 50 3 0 349 18. 26 41 31 2 0 391 1 33 40 25 1 308 19. 14 55 31 0 0 383 4 38 51 7 0 339 20. 21 51 27 1 0 392 5 37 52 5 1 340 21. 18 60 21 0 1 394 2 31 58 8 1 325 22. 63 30 7 0 0 456 10 41 41 7 1 352 Keterangan :

SP = Sangat Penting, P = Penting, CP = Cukup Penting, KP = Kurang Penting TP = Tidak Penting; SB = Sangat Baik, B = Baik, CB = Cukup Baik, KB = Kurang Baik, TB = Tidak Baik.

* 402 = 28x5 + 46x4 + 26x3 + 0x2 + 0x1 ** 362 = 7x5 + 51x4 + 39x3 + 3x2 + 0x1 *** Keterangan nomor atribut

(8)

Lanjutan Tabel 4.

Produk Jasa

1 Citarasa Kelezatan 13 Keramahan dan kesopanan karyawan 2 Kemudahan Memperoleh Produk 14 Kemudahan dalam proses pembayaran 3 Bentuk dan Ukuran 15 Kemudahan dalam menghubungi

perusahaan 4 Keragaman dan Variasi Bentuk

5 Aroma 16 Areal parkir

6 Kandungan Gizi 17 Kenyamanan toko

7 Daya Tahan Produk 18 Usaha Promosi 8 Manfaat yang dirasakan 19 Lokasi Toko

9 Merek 20 Kecepatan Pelayanan

10 Kemasan Bawa Pulang 21 Waktu Buka Toko

11 Harga Produk 22 Penyajian Produk

12 Halal ii. Aroma

Mutu produk pie ditentukan oleh aromanya, yaitu wangi atau keharuman khas yang tercium dari kue tersebut. Sebagian besar responden (43%) mengatakan bahwa atribut dari aroma pie yang dihidangkan adalah penting. Aroma yang harum akan menarik perhatian konsumen dan menimbulkan keinginan konsumen untuk mencobanya. Total nilai kepentingan adalah 393.

Aroma pie dinilai cukup baik oleh sebagian besar responden, yaitu 59% dari keseluruhan responden, dengan skor kinerja 336 Sebagian besar responden bahkan menyatakan bahwa aroma pie dapat tercium dalam ruangan toko, karena ruang produksi bersebelahan dengan ruang penjualan.

iii. Bentuk dan Ukuran

Ukuran pie yang bervariasi dapat menimbulkan kesan tersendiri di mata konsumen. Beragamnya ukuran pie yang ditawarkan dapat membuat konsumen memiliki banyak pilihan dan pembelian dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keuangan. 55% responden menganggap bahwa atribut bentuk dan ukuran pie penting karena dengan bervariasinya pie dengan berbagai ukuran dan 34% menganggap cukup penting. Skor total kepentingan adalah 368.

Sebesar 49% responden menyatakan bahwa bentuk dan ukuran pie sudah cukup baik kinerjanya sehingga mampu memenuhi selera konsumen dan dapat membantu konsumen dalam memilih pie yang sesuai dengan jumlah keuangan. Namun 5% responden menyatakan kinerja atribut ini kurang baik, karena variasi ukuran yang kurang. Total skor kinerja 352.

iv. Keragaman dan Variasi Produk

Konsumen akan merasa puas, jika barang apa yang dibutuhkan dapat terpenuhi di satu tempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 49% responden berpendapat bahwa variasi dari jenis pie yang tersedia pada suatu toko bakery adalah penting, membuat konsumen lebih variatif untuk memilih pie sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Skor kepentingan total terhadap atribut ini 372.

Berdasarkan penilaian terhadap tingkat kinerja, 48% responden mengatakan bahwa keragaman dan variasi produk sudah cukup baik, dengan alasan pie yang tersedia bervariasi. Sebagian besar responden menyatakan cukup puas dengan pelayanan unit usaha Pia Apple Pie yang menyediakan beragam jenis pie seperti Apple Pie, Chocolate Pie dan Strawberry Pie yang memiliki rasa manis, dan Chicken Pie dan Pie Crust yang memiliki rasa gurih dan 12% menyatakan bahwa variasi produk kurang beragam dan menyarankan agar pihak unit usaha Pia Apple Pie terus menciptakan rasa baru, misalnya yang berisi daging sapi atau daging asap, dan variasi rasa manis lainnya. Tetapi tidak ada yang menyatakan tidak baik terhadap atribut variasi produk. Skor total kinerja keseluruhan adalah 332.

v. Harga Produk

Pentingnya harga sebagai determinan untuk berlangganan di toko bervariasi menurut jenis produk. Harga merupakan salah satu faktor penting yang menjadi perhatian konsumen. Harga yang ditawarkan unit usaha Pia Apple Pie relatif lebih tinggi,

(9)

jika dibandingkan dengan beberapa unit usaha bakery lain. Namun harga yang relatif tinggi ini diikuti oleh mutu yang tinggi pula, sehingga memberikan dampak kepuasan bagi konsumen.

Berdasarkan hasil penelitian, 48% responden menyatakan bahwa atribut harga produk penting. Hal tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa harga suatu barang mencerminkan mutu dari barang tersebut dan konsumen biasanya lebih mengutamakan harga yang bersaing. Sedangkan untuk tingkat kinerja dari atribut ini dianggap cukup baik oleh 52% responden dengan alasan harga pie cukup terjangkau, tetapi 2% responden menyatakan kurang baik, karena harganya relatif mahal apabila dibandingkan dengan tempat lain yang juga menjual pie. Skor total kepentingan 372 dan skor total kinerja 349.

vi. Kecepatan Pelayanan

Salah satu indikasi pelayanan yang baik adalah kecepatan pelayanan, yaitu seberapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk melayani konsumen hingga produk sampai ditangan konsumen. Hasil penelitian menujukkan, 43% responden menyatakan penting bagi perusahaan untuk senantiasa menyediakan pelayanan yang cepat, sehingga responden tidak perlu menunggu terlalu lama untuk dilayani. Atribut kecepatan pelayanan dinyatakan cukup baik oleh 57% responden. Skor total kinerja dari atribut ini 331.

vii. Usaha Promosi

Promosi merupakan salah satu peubah strategi pemasaran yang digunakan untuk memperkenalkan atau menginformasikan keberadaan produk maupun jasa kepada para konsumennya. Berdasarkan hasil penelitian, 45% responden menyatakan bahwa atribut promosi adalah penting untuk diperhatikan pihak perusahaan. Sebesar 12% responden menyatakan atribut ini sangat penting, dengan alasan promosi dapat memberikan informasi mengenai produk apa saja yang dijual. Penggunaan iklan dikatakan kurang penting oleh 2% responden, dengan alasan manfaat yang dihasilkan lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan untuk membuat iklan. Selain itu, sebagian orang datang karena adanya keinginan untuk melihat.

Berdasarkan tingkat kinerja dari atribut promosi, 48% responden menilai usaha promosi perusahaan baik dan 18% responden menyatakan usaha promosi yang dilakukan perusahaan kurang baik. Hampir sebagian besar responden mengatakan tidak pernah melihat iklan yang mempromosikan unit usaha Pia Apple Pie.

viii. Manfaat Yang Dirasakan

Konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu barang ataupun jasa berharap bahwa barang atau jasa tersebut dapat memberikan manfaat sesuai dengan yang diharapkannya. Berdasarkan hasil penelitian, 41% responden menganggap manfaat yang dirasakan dari mengkonsumsi pie itu penting dan 18% responden menyatakan sangat penting.

Penilaian terhadap kinerja menunjukkan 62% responden menyatakan manfaat yang diperoleh dari membeli dan mengkonsumsi pie sudah cukup baik, tetapi juga menyarankan agar unit usaha Pia Apple Pie menambah pelayanan lain. Perolehan skor kepentingan dan kinerja adalah 376 dan 334.

ix. Keramahan dan Kesopanan Karyawan

Perhatian terhadap konsumen merupakan hal yang harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik oleh unit usaha. Salah satu wujud perhatian terhadap konsumen adalah memberikan pelayanan yang baik, yaitu menyediakan karyawan yang mampu melayani konsumen dengan baik, ramah dan sopan. Berdasarkan hasil penelitian, 47% responden menyatakan penting bagi pihak unit usaha untuk menjaga kesopanan dan keramahan para karyawannya. Selain itu, sebagian responden juga menyatakan agar pramuniaga berpenampilan rapi dan menarik, agar konsumen merasa nyaman selama berbelanja.

Dalam pelaksanaannya, sebagian besar responden (53%) menyatakan bahwa kinerja perusahaan dalam hal penyediaan karyawan yang ramah dan sopan, dianggap sudah cukup baik dan 41% menilai baik, karena sikap pramuniaga sopan dan ramah kepada setiap konsumen yang datang berbelanja. Namun ada sebanyak 2% responden

(10)

yang menyatakan sikap pramuniaga di unit usaha Pia Apple Pie kurang baik, dengan alasan terkadang pramuniaga kurang memberikan senyuman kepada pembeli.

x. Kemudahan dalam Proses Pembayaran

Setiap transaksi pembelian barang dan jasa pada akhirnya akan melalui proses pembayaran. Perusahaan ini memiliki satu kasir untuk melayani transaksi pembayaran para konsumen. Berdasarkan hasil penelitan, 41% responden menyatakan bahwa tingkat kepentingan terhadap atribut kemudahan dalam proses pembayaran adalah penting. Skor total tingkat kepentingan dari atribut ini 390.

Responden menilai bahwa kinerja perusahaan dalam melayani proses pembayaran adalah cukup baik (62%). Sebagian besar dari responden mengatakan bahwa untuk mendapatkan kemudahan dalam proses pembayaran, tidak perlu mengantri terlalu lama dan selalu tersedia uang kembalian. Sebanyak 34% responden menyatakan kinerja atribut ini sudah baik. Sementara 2% mengatakan bahwa kinerja atribut ini kurang baik. Skor total tingkat kinerja dari atribut ini 336.

xi. Kandungan Gizi

Kandungan gizi dalam suatu produk merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan oleh produsen maupun konsumennya. Konsumen tidak hanya membeli produk berdasarkan kuantitasnya, melainkan memperhatikan mutu produk tersebut, seperti kelengkapan zat gizi berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian, 44% responden menyatakan bahwa kandungan gizi yang terdapat dalam produk pie maupun makanan adalah penting dan 30% responden menyatakan sangat penting. Untuk kinerja atribut ini dinilai sudah cukup baik oleh responden, yaitu 51% dan hanya 1% yang menyatakan tidak baik.

xii. Kemudahan untuk memperoleh produk

Salah satu faktor yang mempengaruhi kesetiaan seseorang terhadap suatu produk adalah kemudahan dalam memperoleh produk. Seseorang yang loyal terhadap suatu produk tertentu akan melakukan pembelian ulang terhadap produk yang bersangkutan, namun ketika usaha untuk memperoleh produk tersebut tidak sebanding dengan manfaat yang dirasakan, maka kesetiaan tersebut dapat memudar dan beralih ke produk yang lebih mudah diperoleh bagi konsumen.

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa 50% responden menyatakan bahwa kemudahan dalam memperoleh produk adalah penting. Penilaian responden terhadap kinerja kemudahan memperoleh produk sudah dinilai cukup baik oleh 53% responden. Terdapat sekitar 3% dari total responden menyatakan kinerja atribut ini kurang baik. Hal ini salah satunya disebabkan unit usaha Pia ApplePie tidak membuka cabang usaha. Sebagian responden yang berdomisili di luar Bogor mengaku kesulitan dalam mendapatkan produk ini.

xiii. Kemudahan Menghubungi Perusahaan

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang dekat dengan pelanggan atau konsumennya, selalu menerima keluhan, masukan dan saran untuk perbaikan perusahaan di masa mendatang. Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa 43% responden menyatakan faktor kemudahan dalam menghubungi perusahaan adalah penting, sehingga keluhan atau saran-saran terhadap unit usaha dapat disampaikan oleh konsumen kapan saja.

Penilaian terhadap tingkat kinerja diketahui bahwa 61% responden mengaku mudah dalam menghubungi perusahaan, karena nomor telepon perusahaan tertera dengan jelas pada kemasannya, dengan kata lain kinerja dari atribut ini sudah cukup baik. xiv. Daya Tahan Produk

Daya tahan produk merupakan suatu indikasi awet atau tidaknya suatu produk. Pie dibuat tanpa bahan pengawet buatan, sehingga daya tahan produk bertahan sekitar tiga hari sampai satu minggu, jika disimpan di dalam lemari es. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 34% responden menganggap daya tahan produk cukup penting, 26% responden menganggap daya tahan produk bakery sangat penting. Perolehan total skor kepentingan responden terhadap atribut ini 363.

(11)

Penilaian responden terhadap tingkat kinerja daya tahan produk pie dikatakan sudah cukup baik. Sebanyak 59% responden mengatakan bahwa daya tahan pie memang sudah sesuai dengan semestinya, dan sebaiknya sebuah kue/pie tidak boleh terlalu awet, karena mengindikasikan adanya bahan pengawet.

xv. Lokasi Unit Usaha

Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau oleh sarana transportasi, baik umum maupun pribadi akan memudahkan konsumen dalam proses pencarian tempat pembelian, sehingga dapat secara langsung mempengaruhi pembelian ulang terhadap produk yang bersangkutan. Berdasarkan penilaian tingkat kepentingan, 46% responden menyatakan bahwa penting bagi perusahaan untuk memiliki lokasi penjualan strategis, mudah dijangkau dan mudah diakses oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Adapun penilaian responden (60%) terhadap lokasi unit usaha berada pada tingkat cukup baik. Sementara ada 2% yang menyatakan kurang baik, karena tidak ada kendaraan umum yang melintasi jalan tersebut, selain bemo.

xvi. Areal Parkir

Ketersediaan areal parkir merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh toko, restoran, kafe, maupun tempat perbelanjaan yang lain. Konsumen menyukai lahan parkir yang luas dan khusus disediakan oleh toko tersebut bagi konsumennya. Berdasarkan hasil penelitian, 31% responden menyatakan ketersediaan areal parkir yang luas dan aman adalah sangat penting dan 28% menyatakan penting. Sebagian responden menyatakan apabila tempat parkir tidak tersedia, maka konsumen menjadi malas untuk berbelanja di toko tersebut. Selain itu, ada responden yang menyatakan bahwa kemudahan parkir suatu toko sangat membantu untuk menghindari kemacetan yang diakibatkan adanya tumpukan kendaraan yang parkir di bahu jalan.

Penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam pelaksanaannya, 46% menyatakan cukup baik dengan alasan kendaraan dapat diparkir di depan toko karena situasi di sekitar toko adakalanya tidak terlalu ramai, akan tetapi 5% menyatakan kurang baik dan 3% menyatakan tidak baik. Beberapa responden menyarankan agar unit usaha Pia Apple Pie pindah ke lokasi yang lebih luas tempat parkirnya atau membuat lahan parkir khusus untuk pengunjung toko.

xvii. Kenyamanan Toko.

Kenyamanan toko merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh pihak perusahaan disamping faktor-faktor lainnya. Peubah indikator yang dapat digunakan untuk menilai kenyamanan toko adalah atribut fisik dan atmosfer toko. Pada penelitian ini, 51% responden menyatakan bahwa kenyamanan toko penting untuk diperhatikan oleh pihak perusahaan, karena kondisi toko yang nyaman, berkaitan erat dengan citra sebuah toko dan membuat pengunjung betah berada disana.

Penilaian terhadap tingkat kinerjanya, dapat diketahui bahwa 50% responden mengatakan keadaan dan kenyamanan toko cukup baik. Sekitar 3% responden menyatakan kurang baik, karena menyatakan belum tersedia musholla bagi pengunjung, juga tempat bermain anak, mengingat cukup banyak orang tua yang turut membawa dan anaknya berbelanja di tempat tersebut.

Dari atmosfir toko, sebagian besar responden menyatakan penggunaan warna oranye terkesan hangat, dan akrab. Demikian juga, pencahayaan, kebersihan, aroma dan musik sudah dinilai baik. Beberapa (3%) responden menyatakan kesejukan kurang baik, karena tidak terdapat AC, namun sebagian besar pengunjung yang lain menyatakan sudah cukup puas dengan kesejukan alami yang ada di toko, karena suasana kota yang terbilang sejuk dan daerah sekitar toko yang dikelilingi pohon rindang. Total skor tingkat kinerja adalah 349.

xviii. Waktu Buka Toko

Tingkat kesibukan yang semakin tinggi merupakan salah satu perimbangan untuk menentukan waktu layanannya. Unit usaha Pia Apple Pie beroperasi mulai pukul 07.00-22.00 WIB. Berdasarkan hasil penelitian, 41% responden menyatakan bahwa waktu buka toko penting untuk diperhatikan oleh perusahaan, karena tingkat kesibukan konsumen beragam terbagi menjadi waktu kerja dan istirahat, waktu santai, hari kerja maupun hari libur. Penilaian tingkat kinerja perusahaan dalam hal waktu buka toko,

(12)

dinilai cukup baik oleh 40% responden dan 33% diantaranya menilai baik. Total skor untuk tingakt kinerja atribut ini adalah 308.

xix. Kemasan Bawa Pulang

Kemasan bawa pulang merupakan salah satu faktor penting, konsumen menyukai kemasan yang praktis dan menarik, karena sebagai nilai tambah (kepuasan atau prestise) dan mendapatkan kemudahan dalam membawanya. Berdasarkan hasil penelitian, 55% responden menyatakan bahwa kemasan bawa pulang penting untuk diperhatikan oleh perusahaan, sedangkan penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam hal penyediaan kemasan bawa pulang dianggap sudah cukup baik oleh responden (51%), karena kemasan terbilang cukup sederhana dan menarik, berupa karton putih yang dilapisi dengan almunium foil, terbilang unik. Sekitar 10% responden menyatakan kemasan kurang baik, karena harus ada informasi tambahan mengenai bahan pembuat dan kandungan gizi produk juga mengenai batas kadaluarsa produk.

xx. Penyajian Produk

Penyajian produk dalam penelitian ini merupakan penataan atau displai produk yang diletakkan pada rak penyajian yang bertujuan agar setiap konsumen yang datang dapat dengan mudah melihat produk yang ada dan memilihnya. Berdasarkan hasil penelitian, 51% responden menyatakan penting bagi pihak perusahaan memberikan penyajian yang baik dan menarik, karena hal tersebut akan menarik perhatian konsumen untuk berbelanja dan terciptanya suasana yang menyenangkan dalam berbelanja.

Penilaian responden terhadap kinerja unit usaha masih dinilai cukup baik oleh sebagian besar responden (52%) dan dinilai baik oleh 37% responden. Responden menilai bahwa penyajian produk pada toko sudah cukup baik, rapi, bersih dan menarik. xxi. Merek

Merek merupakan nama atau istilah yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Merek ‘Pia Apple Pie’ adalah nama yang digunakan oleh perusahaan untuk produk pie yang dihasilkannya. Berdasarkan hasil penelitian, 60% responden menganggap penting atribut merek, dengan total skor kepentingan 394. Penilaian tingkat kinerja dari atribut merek telah dinilai cukup baik oleh 58% responden, karena mutu dari pie dinilai baik dan memiliki predikat cukup baik.

xxii. Halal

Kehalalan suatu produk mengisyaratkan bahwa produk tersebut aman untuk dikonsumsi, khususnya bagi kaum muslim. Apabila suatu produk memang benar-benar halal, maka sebaiknya pada setiap kemasan produk dicantumkan label halal, sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan dalam benak konsumen. Berdasarkan hasil penelitian, 63% responden menyatakan sangat penting bagi perusahaan untuk menjamin produknya halal atau tidak.

Penilaian responden terhadap tingkat kinerja menunjukkan bahwa 41% responden menyatakan bahwa pie cukup halal. Dalam proses penilaiannya terdapat sebagian responden yang ragu-ragu menjawab 7%, karena tidak mengetahui secara pasti kehalalalan produk.

Setelah diperoleh hasil penilaian tingkat kepentingan dan kinerja terhadap 22 atribut pie, maka langkah selanjutnya mencari nilai rataan tingkat kepentingan dan kinerja dari masing-masing atribut dengan membagi skor yang diperoleh dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Rataan dari tingkat kepentingan dan kinerja ini digunakan sebagai dasar untuk membentuk diagram Kartesius, digunakan untuk melihat prioritas perbaikan kinerja berdasarkan kepentingannya. Secara keseluruhan, skor rataan tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 5.

Setelah mengetahui nilai rataan tingkat kepentingan dan kinerja dari masing-masing atribut, maka setiap atribut mutu produk yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen perlu diperbaiki, seiring dengan berjalannya waktu. Meskipun demikian, perbaikan dan kinerja tersebut perlu mempertimbangkan sumber daya yang terbatas, sehingga perusahaan harus dapat mengalokasikan sumber daya terhadap perbaikan kinerja atribut yang mampu memberikan manfaat lebih besar untu kepuasan konsumen. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh pihak

(13)

perusahaan adalah memprioritaskan atribut yang dianggap memiliki tingkat kepentingan tinggi oleh konsumen namun memiliki tingkat kinerja rendah. Salah satu cara untuk menentukan prioritas perbaikan terhadap kinerja atribut produk maupun jasa adalah dengan menggunakan analisis kuadran Kartesius seperti terlihat pada Gambar 2 dan 3.

Tabel 5. Perhitungan rataan dari penilaian tingkat kepentingan dan kinerja atribut mutu produk Pie di unit usaha Pia Apple Pie

Kode Atribut Rataan Kepentingan

(Y)

Rataan Kinerja (X) Produk

1 Citarasa Kelezatan 4,02 3,62

2 Kemudahan Memperoleh Produk 3,85 3,44

3 Bentuk dan Ukuran 3,68 3,34

4 Keragaman dan Variasi Bentuk 3,72 3,32

5 Aroma 3,93 3,36

6 Kandungan Gizi 4,03 3,49

7 Daya Tahan Produk 3,63 3,41

8 Manfaat yang dirasakan 3,76 3,34

9 Merek 3,94 3,25

10 Kemasan Bawa Pulang 3,83 3,39

11 Harga Produk 3,72 3,49

12 Halal 4,56 3,52

Jumlah 46,67 40,97

Rataan 3,89 3,41

Jasa

13 Keramahan dan kesopanan karyawan 3,56 3,47

14 Kemudahan dalam proses pembayaran 3,90 3,36

15 Kemudahan dalam menghubungi

perusahaan 3,67 3,28 16 Areal parkir 3,79 3,36 17 Kenyamanan toko 3,88 3,49 18 Usaha Promosi 3,65 3,40 19 Lokasi Toko 3,78 3,35 20 Kecepatan Pelayanan 3,87 3,31

21 Waktu Buka Toko 3,91 3,08

22 Penyajian Produk 3,92 3,40

Jumlah 37,92 33,51

(14)

3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,00 3,13 3,26 3,39 3,52 3,65 3,78 3,91 4,04 4,17 4,30 4,43 4,56 Kinerja K e p e n ting a n 2 11 1 6 12 5 9 3 4 7 10 8

Gambar 2. Diagram Kartesius kepuasan konsumen terhadap produk Keterangan :

1. citarasa kelezatan, 2. kemudahan memperoleh produk, 3. bentuk dan ukuran, 4. keragaman dan variasi produk, 5. aroma, 6. kandungan gizi, 7. daya tahan produk, 8. manfaat yang dirasakan, 9. merek, 10. kemasan bawa pulang, 11. harga produk dan 12. halal.

Masing-masing kuadran menggambarkan keadaan yang berbeda, huruf pada setiap plot menunjukkan huruf atribut. Pemetaan berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja ini memungkinkan pihak unit usaha Pia Apple Pie untuk segera melakukan perbaikan pada atribut yang dianggap penting oleh konsumen, dengan rincian berikut :

1. Prioritas Utama (Kuadran 1)

Berdasarkan diagram Kartesius, terdapat dua atribut produk yang menjadi prioritas utama unit usaha dan penanganannya perlu diprioritaskan oleh unit usaha, karena keberadaan atribut tersebut dinilai sangat penting bagi konsumen, sedangkan tingkat pelaksanaannya belum memuaskan. Kedua atribut ini adalah harga produk (no 11) dan kemudahan memperoleh produk (no 2). Harga produk perlu diperhatikan kembali oleh pihak unit usaha, karena terdapat sebagian responden yang menyatakan bahwa pie cukup mahal, demikian halnya dengan kemudahan dalam memperoleh produk dinilai penting oleh sebagian besar responden, karena responden mengaku kesulitan mendapatkan pie, khususnya responden luar Bogor. Apabila unit usaha tidak memperbaiki kinerjanya, maka dikhawatirkan di masa mendatang konsumen dapat beralih ke produk pesaing yang mampu memberikan pelayanan lebih baik.

2. Pertahankan Prestasi (Kuadran II)

Kuadran II menunjukkan kinerja atribut yang sudah sesuai dengan yang diharapkan konsumen, sehingga pihak unit usaha hendaknya tetap mempertahankan prestasi kinerjanya. Atribut-atribut yang termasuk ke dalam kuadran ini adalah atribut citarasa kelezatan (no 1), kandungan gizi ( no 6) dan atribut halal (no 12). Atribut-atribut tersebut dinilai oleh responden memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan telah dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan dan berharap agar perusahaan terus mempertahankannya.

3. Prioritas Rendah (Kuadran III)

Atribut yang berada pada kuadran III dianggap memiliki tingkat kepentingan yang rendah oleh responden, sehingga perbaikannya menjadi prioritas rendah dan pada kenyataannya kinerja unit usaha juga biasa atau cukup. Atribut tersebut meliputi atribut bentuk dan ukuran, keragaman dan variasi produk (no 4), manfaat yang dirasakan (no 8), kemasan bawa pulang (no 10) dan daya tahan produk (no 7).

(15)

Kelima atribut ini tidak terlalu masalah apabila tidak diperbaiki oleh unit usaha dalam waktu dekat, karena tidak terlalu mempengaruhi kepuasan konsumen, sehingga memiliki prioritas kepentingan yang rendah. Akan tetapi unit usaha perlu meningkatkan kinerja atribut-atribut ini di masa mendatang, sehingga unit usaha Pia Apple Pie mampu bertahan dan menjadi lebih baik dibandingkan produk-produk pesaing.

4. Berlebihan (Kuadran IV)

Atribut-atribut yang berada pada kuadran ini mempunyai tingkat kepentingan yang rendah, namun pelaksanaannya dilakukan dengan baik sekali oleh pihak unit usaha. Atribut tersebut, yaitu atribut aroma (no 5) dan merek (no 9). Pada saat ini, pihak unit usaha tidak perlu meningkatkan kinerja dari ketiga atribut ini, karena peningkatan terhadap atribut ini akan dianggap berlebihan oleh konsumen.

Gambar 3 menunjukkan diagram Kartesius kepuasan konsumen terhadap pelayanan unit usaha Pia Apple Pie. Setiap kuadran tersebut dapat dijelaskan dengan interpretasi berikut : 1. Prioritas Utama (Kuadran 1)

Berdasarkan diagram Kartesius, terdapat tiga atribut pelayanan yang menjadi prioritas utama unit usaha Pia Apple Pie, yaitu atribut keramahan dan kesopanan karyawan (no 13), areal parkir (no 16) dan usaha promosi (no 18). Atribut keramahan dan kesopanan karyawan, perlu diprioritaskan upaya perbaikannya, misalnya dengan menciptakan motto membuat karyawan tetap ramah dan bersemangat walaupun lelah. Unit usaha juga perlu memperhatikan atribut parkir yang dinilai tidak nyaman oleh konsumen untuk segera dilakukan tindak perbaikan. Waktu buka toko menjadi prioritas utama, karena unit usaha harus memperhatikan jam kerja konsumen. Selama ini toko buka pukul 07.00-21.00, pada saat hari libur atau weekend toko dapat memperpanjang jam buka sampai pukul 23.00. Hal ini sangat penting bagi pelanggan luar kota yang menghabiskan liburannya di Bogor dan ingin membeli oleh-oleh di malam hari untuk keluarganya.

2. Pertahankan Prestasi (Kuadran II)

Atribut-atribut yang termasuk ke dalam kuadran ini adalah kemudahan dalam proses pembayaran (no 14), kenyamanan toko (no 17) dan penyajian produk (no 22). Atribut-atribut tersebut dinilai oleh responden memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan telah dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan dan berharap agar unit usaha terus mempertahankannya.

3. Prioritas Rendah (Kuadran III)

Atribut yang berada pada kuadran III adalah atribut kemudahan menghubungi perusahaan (no 15) dan lokasi toko (no 19). Atribut ini tidak terlalu masalah, apabila tidak diperbaiki oleh unit usaha dalam waktu dekat, karena tidak terlalu mempengaruhi kepuasan konsumen, sehingga memiliki prioritas kepentingan rendah.

4. Berlebihan (Kuadran IV)

Atribut-atribut yang berada pada kuadran ini adalah atribut kecepatan pelayanan (no 20) dan waktu buka toko (no 21). Pada saat ini, pihak unit usaha tidak perlu meningkatkan kinerja dari kedua atribut ini, karena peningkatan terhadap atribut ini akan dianggap berlebihan oleh konsumen.

(16)

Gambar 3. Diagram Kartesius kepuasan konsumen terhadap jasa/pelayanan Keterangan :

13. keramahan dan kesopanan karyawan, 14. kemudahan dalam proses pembayaran, 15. kemudahan dalam menghubungi perusahaan, 16. areal parkir, 17. kenyamanan toko, 18. usaha promosi, 19. lokasi toko, 20. kecepatan pelayanan, 21. waktu buka toko, 22. penyajian produk.

b. Analisis Lingkungan Internal 1) Analisis Lingkungan Fungsional

Analisis fungsional dilakukan terhadap sumber daya yang dimiliki perusahaan yang terdiri atas sumber daya produksi, pemasaran, personalia dan keuangan.

i. Sumber Daya Produksi

Peubah ini menerangkan upaya unit usaha dalam menghasilkan produk dan jasa seoptimal mungkin, penggunaan dan pemeliharaan alat dan aset fisik lainnya yang dimiliki unit usaha. Sumber daya produksi berkaitan dengan pengadaan bahan baku, sistem produksi, proses, fasilitas produksi dan kapasitas produksi.

ii. Sumber Daya Manusia (SDM)

Peubah ini berkaitan dengan keragaan SDM perusahaan, kompensasi, pelatihan dan pengembangan, dan pemotivasian karyawan. Jumlah karyawan unit usaha Pia Apple Pie saat ini 24 orang. Mutu pendidikan tenaga kerja pada bagian produksi dan distribusi relatif rendah. Sebagian besar tenaga kerja tersebut belum mencapai tingkat pendidikan tinggi, namun demikian tingkat pendidikan ini tidak mengganggu jalannya usaha, karena pekerjaan yang dilakukan relatif tetap dari waktu ke waktu.

iii. Sumber Daya Keuangan

Peubah keuangan berkenaan dengan bagaimana unit usaha mendapatkan modal usaha, menginvestasikan dalam usaha, menggunakannya untuk tujuan-tujuan unit usaha, termasuk tujuan keuntungan tertentu dan permasalahan perimbangan biaya dan keuntungan yang ingin diraihnya. Pencatatan keuangan pada unit usaha Pia Apple Pie sebagian besar mengenai penerimaan dan pengeluaran, sehingga belum menerapkan sistem akuntansi. Permodalan unit usaha berasal dari 3 orang, yaitu pemilik unit usaha. Dengan tidak adanya bantuan modal dari pihak lain, hal ini dapat menjadi kelemahan unit usaha, namun juga dapat merupakan kekuatan unit usaha.

3,05 3,13 3,21 3,29 3,37 3,45 3,53 3,500 3,550 3,600 3,650 3,700 3,750 3,800 3,850 3,900 3,950 4,000 4,050 Kinerja Kepentingan 13 18 16 14 17 22 15 19 20 21

(17)

2) Bauran Pemasaran

Analisis pemasaran berhubungan dengan analisis bauran pemasaran, yang meliputi analisis produk, harga, distribusi, mutu, merek dan kemasan. Harga meliputi penetapan harga jual dan posisi harga di pasaran, distribusi meliputi saluran distribusi, jumlah distributor, promosi berhubungan dengan media promosi dan iklan.

i. Produk

Produk pie termasuk jenis barang konsumsi yang dapat dikonsumsi sepanjang tahun dan memiliki daur pembelian yang singkat (short purchase cycle). Selain produk apple pie, unit usaha ini juga menyediakan jenis pie yang lain, yaitu strawberry pie, chocolate pie, juga pie crust, selain itu ada juga chicken pie dan beberapa pilihan menu lain, yaitu nasi goreng apel, salad apel, bandrek apel, cream soup dan poffertjes. Kekuatan utama unit usaha Pia Apple Pie terletak pada produknya yang khas dan keterjaminan mutu, nilai tambah lain adalah jenis produk yang alami tanpa bahan pengawet tetapi mempunyai daya tahan yang cukup lama, yaitu 2-3 hari, bahkan satu minggu jika disimpan dalam lemari es.

ii. Lokasi

Pemilihan tempat di jalan Pangrango yang strategis, yaitu terletak di pusat kota dan 2 hotel di Bogor, suasana lingkungan yang nyaman, penataan dan disain tempat yang baik merupakan kekuatan unit usaha Pia Apple Pie dari segi tempat usaha. Kelemahannya terletak pada lokasi yang tidak begitu luas, sehingga jumlah meja yang ada tidak begitu banyak dan ukuran meja kurang memberikan kenyamanan.

iii. Harga

Unit usaha menetapkan harga produk per kotak yang terdiri dari beberapa ukuran, yaitu small (oval shape 5 x 19 cm), medium (oval shape 10 x 28 cm), large (oval shape 12 x 38 cm), dan slice (1/4 ukuran medium). Harga jual produk pie didasarkan pada harga bahan baku dan biaya produksi dan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini didasarkan pada harga bahan baku dan biaya produksi yang semakin meningkat. Harga produk pie termasuk mahal, sehingga mengakibatkan pie sejauh ini lebih banyak dikonsumsi oleh golongan menengah ke atas.

iv. Promosi

Kegiatan promosi yang telah dilakukan adalah pemasangan papan promosi dan penunjuk jalan lainnya menuju unit usaha Pia Apple Pie. Kegiatan penjualan pribadi atau perseorangan untuk memperkenalkan produk pie dalam rangka menjaring pembeli telah dilakukan unit usaha Pia Apple Pie dengan mengikuti kegiatan-kegiatan pameran, diantaranya Pekan Raya Jakarta. Kegiatan promosi penjualan lainnya adalah pemberian diskon bagi pembelian produk baru unit usaha pada masa promosi produk.

Sebagai bagian dari publisitas, unit usaha ini telah mendapat perhatian dari sejumlah surat kabar, diantaranya Kompas, Radar Bogor dan Suara Pembaharuan, yang secara tidak langsung telah menjadi ajang promosi bagi produk ini. Kegiatan humas dan publisitas dilakukan dengan membina hubungan baik dengan relasi unit usaha, serta turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial, seperti penjualan nasi murah bagi anak-anak jalanan yang berada di sekitar unit usaha Pia Apple Pie.

3) Analisis Daur Hidup Produk

Salah satu konsep penting untuk membantu unit usaha menilai perubahan yang terjadi baik pada lingkungan internal maupun eksternal adalah konsep daur hidup produk. Konsep ini membantu pengusaha untuk memahami setiap peluang dan kendala yang dihadapi dan memahami situasi persaingan yang terjadi.

Daur hidup produk memiliki dua peubah, yaitu perkembangan volume penjualan dan waktu. Pada unit usaha, volume penjualan memiliki nilai yang terus meningkat sejak mulai berdirinya usaha di tahun 1999, hingga akhir tahun 2007. Sampai dengan akhir tahun 2007, unit usaha berada pada tahap pertumbuhan.

4) Analisis Titik Impas

Biaya yang terjadi pada proses pembuatan produk pie digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (variabel). Penggolongan biaya ini didasarkan pada perubahan volume kegiatan. Biaya tetap pada pembuatan pie selama periode analisis terdiri dari (a) Biaya administrasi dan umum, yang meliputi pembayaran pajak dan promosi, (b) Biaya penyusutan yang meliputi biaya penyusutan bangunan dan alat,

(18)

(c) Biaya pemeliharaan, yang meliputi biaya pemeliharaan bangunan dan alat. Biaya tidak tetap pada proses pembuatan pie terdiri dari tenaga kerja langsung, bahan baku, kemasan, bahan bakar, listrik dan air.

Perhitungan titik impas pada pembuatan produk pie selama periode analisis dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Perhitungan titik impas pada pembuatan produk pie

Peubah Nilai

1. Biaya Tetap Total (Rp) 2. Biaya Peubah Total (Rp) 3. Unit Produksi

4. Biaya Peubah Per Unit (Rp) : (Jumlah 2 : 3)

5. Harga Jual Per Satuan Produk (Rp) 6. Impas (Unit) : Jumlah 1: [5-4]

180.400.000 1.590.789.764 60.386 26.343 31.000 38.737

pada Tabel 6, dapat diketahui bahwa nilai impas dalam penjualan produk pie selama periode analisis 27.042 unit. Untuk menentukan jumlah satuan produk yang harus dijual pada titik impas diperoleh dengan membagi biaya tetap total dengan harga jual per satuan dikurangi biaya variabel per unit. Untuk mengetahui apakah penjualan aktual telah melebihi tingkat penjualan impas, maka perlu dibandingkan antara penjualan aktual dengan penjualan impas. Perbandingan penjualan aktual dengan penjualan impas dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Perbandingan penjualan aktual dan penjualan impas pada unit usaha Pia Apple Pie

periode 2007

Satuan Penjualan titik Impas Penjualan Aktual

Unit Rupiah 38.737 1.200.847.000 60.386 1.871.966.000

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa selama periode analisis penjualan produk pie telah melebihi titik impas. Batas penjualan impas adalah Rp.1.200.847.000 atau 38.737 unit, sedangkan penjualan aktual telah mencapai Rp. 1.871.966.000 atau 60.386 unit. Kondisi ini menunjukkan bahwa unit usaha Pia Apple Pie ini telah memberikan laba pada pengusaha. c. Analisis Lingkungan Eksternal

1) Analisis Lingkungan Makro

Analisis lingkungan makro pada unit usaha Pia Apple Pie terdiri dari 4 faktor penting, yaitu faktor ekonomi, faktor sosial budaya, faktor politik dan faktor teknologi.

i. Faktor Ekonomi

Menteri negara Koperasi dan UKM pada tahun 2007 menyatakan bahwa UKM menyumbang 53,3% atau Rp 1.778,7 triliun Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2006 yang mencapai Rp 3.338,2 triliun. Nilai PDB dari UKM atas dasar harga berlaku meningkat Rp 287,69 triliun dibandingkan 2005 PDB UKM Rp 1941,06 triliun. PDB nasional tahun 2006 tumbuh 5,5%, PDM UKM 5,4% dan usaha besar tumbuh 5,6%.

Geliat industri ekonomi kreatif yang sebagian besar adalah UKM diprediksi memiliki prospek, sehingga dapat menaikkan pasokan terhadap PDB dari 5% menjadi 10%. Hambatan dari UKM dalam hal kesulitan pemenuhan order besar dalam waktu yang singkat dan konsistensi mutu. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa UKM seperti unit usaha Pia Apple Pie mampu berperanserta dalam mendukung perekonomian masyarakat. Meskipun demikian, dalam pengembangannya diperlukan dukungan dari pihak-pihak terkait.

ii. Faktor Sosial Budaya

Faktor sosial budaya yang perlu mendapat perhatian adalah terjadinya perubahan pola konsumsi masyarakat modern dan pengetahuan gizi masyarakat yang umumnya telah sadar akan kesehatan dan lebih senang untuk mengkonsumsi produk yang sifatnya alami, sehingga ciri khas pie yang alami akan menjadi salah satu alasan penentuan pemilihan. Adanya peningkatan jumlah wanita bekerja merupakan salah satu faktor sosial yang tidak kalah penting. Kondisi seperti ini merupakan peluang bagi industri

(19)

makanan kecil, para wanita yang bekerja umumnya tidak memiliki banyak waktu untuk membuat sendiri makanan kecil untuk keluarga atau untuk acara-acara tertentu, sehingga lebih memilih untuk membeli produk tersebut.

iii. Faktor Politik

Berdasarkan UU RI No. 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil menyatakan bahwa Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan Usaha Kecil dalam bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, SDM dan teknologi, dengan cara meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik produksi dan

pengolahan, meningkatkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan,

memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan penolong dan kemasan. Hal ini merupakan jaminan dari pemerintah, sehingga industri kecil lebih terpacu untuk mengembangkan diri.

iv. Faktor Teknologi

Teknologi merupakan salah satu sumber utama perubahan, yaitu adanya penemuan-penemuan baru yang menggantikan penemuan lama. Peubah ini dapat mempengaruhi bahan baku, operasi dan produk perusahaan, karena pada dasarnya perubahan teknologi dapat memberikan peluang besar untuk peningkatan hasil, tujuan, atau bahkan mengancam kedudukan perusahaan.

2) Analisis Lingkungan Mikro

Analisis Lingkungan Mikro berkaitan erat dengan situsi persaingan yang harus dihadapi oleh perusahaan. Analisis lingkungan mikro dalam penelitian ini meliputi profil konsumen yang dituju, saluran distribusi, posisi pesaing dan posisi pemasok.

i. Profil Konsumen

Pemahaman profil konsumen berperan besar dalam perencanaan strategis terhadap perusahaan dalam industri kecil, dengan berdasarkan pada tiga peubah, yaitu geografi, demografi dan perilaku pembelian maka akan tercermin profil konsumen yang dihadapi oleh perusahaan.

Berdasarkan pertimbangan geografis, kegiatan pemasaran unit usaha Pia Apple Pie sampai saat ini diarahkan pada pasar dalam wilayah Bogor dan Jakarta. Secara demografi, konsumen sasaran perusahaan ditujukan pada kelas sosial menengah ke atas, dengan golongan usia anak-anak, remaja dan dewasa. Sedangkan berdasarkan perilaku pembeliannya, produk pie sebagian besar dikonsumsi oleh konsumen yang memiliki tingkat loyalitas cukup besar terhadap pie yang dihasilkan oleh perusahaan. ii. Saluran Distribusi

Pemasaran produk pie dilakukan dengan menjalin hubungan baik antara perusa-haan dengan agen dan konsumen secara langsung. Dalam hal ini, harga jual untuk agen ditentukan oleh perusahaan sendiri, begitu juga harga jual kepada konsumen akhir. Sampai saat ini, tidak terdapat perusahaan lain yang terlibat secara khusus dalam strategi pemasaran unit usaha Pia Apple Pie. Kebijakan yang diambil oleh perusahaan untuk memasarkan langsung produk yang dihasilkannya merupakan bentuk kebijaksanaan yang umum dilakukan dalam unit usaha Pia Apple Pie. Hal ini disebabkan pemasaran secara langsung dianggap sebagai alternatif distribusi yang efektif dan efisien untuk dilakukan.

iii. Posisi Pemasok

Bahan baku yang digunakan oleh unit usaha Pia Apple Pie diperoleh dari Jakarta dan Bogor melalui pedagang perantara. Bahan baku utama, yaitu apel diperoleh di pasar induk Jakarta melalui pembelian langsung 2 kali dalam satu minggu, sedangkan pemasok bahan baku lainnya diperoleh dari toko yang banyak terdapat di Bogor.

Sistem pembelian bahan baku dilakukan pada saat bahan baku diterima, dengan tujuan agar unit usaha tidak memiliki kewajiban pada pedagang yang dapat memberatkan unit usaha di kemudian hari, sedangkan untuk harga bahan baku, besarnya diperoleh berdasarkan hasil negosiasi antara perusahaan dan pemasok. iv. Posisi Pesaing

Dilihat dari penggolongan usahanya ke dalam kelompok usaha bakery, sampai tahun 2007 terdapat 8 pengusaha yang dapat menjadi pesaing kuat unit usaha Pia Apple Pie. Kategori tersebut dapat dilihat dari nilai investasinya yang mencapai Rp. 100.000.000. Empat dari delapan usaha tersebut sudah dapat dikatakan cukup lama

(20)

berdiri dari tahun 1989, kemudian 2 usaha berdiri pada tahun 1995, satu usaha berdiri di tahun 1997 dan 1998.

3) Analisis Lingkungan Industri

Unit usaha Pia Apple Pie digolongkan ke dalam industri pengolahan makanan roti dan kue (bakery). Dengan menggunakan analisis strategi 5P Michael Porter, yaitu persaingan antar anggota industri, pendatang baru, pemasok, pembeli dan produk pengganti, akan diperlihatkan analisis dan situasi perusahaan saat ini dan langkah-langkah strategis yang perlu diambil guna meningkatkan daya saing perusahaan dan memperoleh pangsa pasar yang lebih luas.

i. Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri sangat tergantung pada hambatan yang mungkin ada untuk memasuki industri. Beberapa kriteria sumber utama hambatan untuk memasuki suatu industri adalah skala ekonomi, diferensiasi produk, kebutuhan modal, keunggulan biaya, akses ke saluran distribusi dan peraturan pemerintah.

ii. Daya Tawar Menawar Pembeli

Faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian daya tawar-menawar pembeli terhadap industri, diantaranya berupa faktor konsentrasi pembeli dan volume pembelian, kepentingan produk bagi pembeli, sifat produk industri yang dijual kepada pembeli merupakan produk standar atau terdiferensiasi.

iii. Daya Tawar Menawar Pemasok

Pemasok adalah pihak yang memberikan input bagi perusahaan, baik secara berkesinambungan maupun tidak. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tawar-menawar pemasok, yaitu konsentrasi dan dominasi pemasok, serta sifat produk yang dijual kepada industri merupakan produk yang standar atau terdiferensiasi.

iv. Tingkat Persaingan Antar Industri

Hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri seperti yang telah dijelaskan relatif rendah, sehingga memungkinkan bagi industri untuk dimasuki oleh banyak perusahaan sejenis, terutama perusahaan kecil. Selain itu pesaing mempunyai karakter yang berbeda, seperti berbeda dalam strategi. Produk yang dijual merupakan produk mudah rusak, maka dapat memicu berkembangnya strategi menurunkan harga, dengan kata lain persaingan diantara perusahaan-perusahaan dalam industri relatif tinggi.

v. Ancaman Produk Pengganti

Sampai saat ini, pie home made baru diproduksi oleh unit usaha Pia Apple Pie di Bogor, berbeda dengan produk pie yang diproduksi oleh perusahaan bakery yang menggunakan bahan pengawet dan tidak alami, sehingga pemilihan produk ditentukan oleh selera konsumen. Walaupun pie memiliki segmen pasar tersendiri, namun tidak menutup kemungkinan bagi konsumen potensial untuk beralih ke produk lain yang mempunyai fungsi yang sejenis, yaitu makanan kecil seperti roti dan kue.

4) Indentifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, peluang dan Ancaman

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dan kondisi eksternal perusahaan yang meliputi peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berpengaruh terhadap pengembangan bisnis produk pie dan analisa respon pelanggan terhadap harapan dan kinerja produk dan unit usaha Pia Apple Pie, maka selanjutnya diidentifikasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya. Hasil analisis tersebut digunakan untuk menetapkan posisi perusahaan dengan menggunakan Matriks IE, selanjutnya hasil analisis tersebut digunakan untuk merumuskan alternatif strategi bisnisnya ke dalam analisis matriks SWOT.

Berikut ini dianalisis tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada unit usaha Pia Apple Pie.

i. Kekuatan

- Memiliki produk yang khas baik dalam mutu maupun kemasan - Pelayanan mengutamakan kepuasan konsumen

- Loyalitas tinggi karyawan terhadap perusahaan - Lokasi yang strategis berada ditengah kota - Harga yang ditawarkan terjangkau

(21)

ii. Kelemahan

- Pencatatan keuangan masih sederhana - Kurangnya promosi

- Kurangnya lahan parkir dan sempitnya tempat - Mutu manajemen kurang

iii. Peluang

- Prospek pemasaran di wilayah Bogor dan Jakarta masih cukup baik - Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju

- Pola konsumsi masyarakat berubah

- Kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan usaha kecil - Ketersediaan bahan baku cukup

iv. Ancaman

- Adanya kenaikan biaya produksi

- Adanya kemungkinan ancaman pendatang baru dalam industri sejenis - Ancaman produk substitusi berupa makanan kecil lain

- Kondisi politik dan keamanan 5) Perumusan dan Pemilihan Strategi

a) Analisis Matriks IFE-EFE i. Hasil Analisis Matriks IFE

Hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan dimasukkan sebagai faktor-faktor strategik internal, kemudian diberi bobot dan rating, sehingga diperoleh hasil identifikasi seperti pada Tabel 7.

ii. Hasil Analisis Matriks EFE

Hasil identifikasi peluang dan ancaman dimasukkan sebagai faktor-faktor strategik eksternal, kemudian diberi bobot dan rating, sehingga diperoleh hasil identifikasi seperti pada Tabel 8.

Tabel 7. Hasil matriks IFE

Faktor Strategik Internal Bobot

(a) Rating (b) Nilai (a x b) A. Kekuatan

Produk yang baik dalam mutu dan kemasan 0,156 4 0,624

Pelayanan mengutamakan kepuasan konsumen 0,148 4 0,592

Loyalitas tinggi karyawan terhadap perusahaan 0,113 3 0,339

Lokasi strategis di tengah kota 0,106 3 0,318

Citra Produk 0,120 3 0,360

2,233 B. Kelemahan

Pencatatan keuangan masih sederhana 0,078 2 0,156

Kurangnya promosi 0,099 2 0,198

Kurangnya lahan parkir dan sempitnya tempat 0,078 2 0,156

Mutu manajemen perusahaan kurang 0,099 2 0,198

0,078

Total (A + B) 2,941

Tabel 8. Hasil Matriks EFE

Faktor Strategik Eksternal Bobot

(a) Rating (b) Nilai (a x b) C. Peluang

Prospek pemasaran di Bogor dan Jakarta masih terbuka

0,145 3 0,435

Perkembangan teknologi informasi 0,131 3 0,393

Perubahan pola konsumsi masyarakat 0,125 4 0,500

Dukungan dari pemerintah terhadap UKM 0,138 2 0,276

Ketersediaan bahan baku yang cukup 0,097 3 0,291

Gambar

Tabel 1.  Daftar usaha Bakery di Kota Bogor pada tahun 2006
Tabel 2.  Skor tingkat kepentingan
Diagram  Kartesius  yang  dimaksud  adalah  diagram  yang  terdiri  atas  empat  kuadran  yang dibatasi oleh dua buah garis  berpotongan tegak lurus pada titik (X,Y)
Tabel 4.  Penilaian responden terhadap tingkat kepentingan dan kinerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

8.1. Berdasarkan analisis lingkungan usaha, lingkungan Dafarm terbagi menjadi lingkungan internal dan eksternal. lingkungan internal Dafarm terdiri dari kekuatan dan

Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, EFE dan IE menggambarkan bahwa unit usaha beras SAE berada pada sel V yaitu dalam menjaga dan mempertahankan (penetrasi

competitor karena hal ini spesifik dan unik pada tiap kasus yang dihadapi perusahaan. Harga nila puff yang ditawarkan oleh unit usaha CV. ”X” dianggap sudah sama dengan

Kemampuan Memproses Dana pada Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Nasabah Kredit di Bank BRi Unit Gajah Mada Jem ber).” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

Q-Mart merupakan salah satu unit usaha yang dimiliki pondok Pesantren yang dijadikan sarana untuk membentuk kemandirian dan pengelolaan organisasi serta menjadi media bagi santri

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS DI UKM KAMBING DESA CIKARAWANG KECAMATAN DARMAGA

8.1. Berdasarkan analisis lingkungan usaha, lingkungan Dafarm terbagi menjadi lingkungan internal dan eksternal. lingkungan internal Dafarm terdiri dari kekuatan dan

Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, EFE dan IE menggambarkan bahwa unit usaha beras SAE berada pada sel V yaitu dalam menjaga dan mempertahankan (penetrasi