• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

PEMBELAJARAN IPA MATERI TUMBUHAN HIJAU

PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA SETROHADI

SKRIPSI

Oleh:

Maulidatul Hidayah

D77213076

Program Studi PGMI

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Maulidatul Hidayah. 2017. Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pembelajaran IPA Materi Tumbuhan Hijau Pada Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Dr. Sihabuddin, M.Pd.I, M.Pd

Kata Kunci : Metode Eksperimen, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Tumbuhan Hijau

Latar belakang penulisan ini adalah kurangnya motivasi belajar, yaitu kurangnya keaktifan siswa dalam kelas dan kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan guru serta kurang memahami materi pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau yang disampaikan oleh guru. Maka perlu di terapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, contohnya dengan menggunakan metode eksperimen dalam Pembelajaran IPA.

Penelitian ini mengangkat rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimana penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi? 2) Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa dengan penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi?

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kurt Lewin yaitu dengan melakukan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan melakukan Observasi, Wawancara, Angket.

(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN vi

ABSTRAK vii F. Tindakan yang di pilih 7 BAB II : KAJIAN TEORI 8 A. Motivasi Belajar 8 1. Definisi Motivasi Belajar 8

2. Indikator Motivasi Belajar 10

3. Fungsi Motivasi 11

4. Sumber Motivasi 11

(8)

6. Strategi motivasi 15

B. Metode Eksperimen 17

1. Definisi Metode Eksperimen 17

2. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Eksperimen 20 3. Kelebihan dan kekurangan Metode Eksperimen 21

C. Pembelajaran IPA 22

1. Definisi Pembelajaran IPA 22

2. Tujuan Kurikulum Pembelajaran IPA 24

3. Materi Pembelajaran IPA 25

BAB III : PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS 29

A. Metode Penelitian 29

B. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 30

C. Variabel Penelitian 30

D. Rencana Tindakan 31

E. Data dan Cara Pengumpulannya 33

1. Sumber Data 33

2. Teknik Pengumpulan Data 34

F. Analisis Data 36

G. Indikator Kinerja 38

H. Tim Peneliti dan Tugasnya 38

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41

(9)

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP

(10)

DAFTAR TABEL

3.1Kriteria Rata-rata Motivasi Belajar 36

3.2 Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa 36

4.1 Data Angket Motivasi Belajar Pra siklus 42

4.2 Data Angket Motivasi Belajar Siklus I 48

4.3 Data Angket Motivasi Belajar Siklus II 54

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Lampiran Pra siklus

a. Lembar wawancara guru dan siswa b. Hasil wawancara guru dan siswa

c. Lembar validasi angket motivasi belajar d. Kisi-kisi angket motivasi belajar

e. Data angket motivasi siswa tahap pra siklus 2. Lampiran 2 : Lampiran Siklus I

a. Lembar validasi RPP Siklus I b. RPP Siklus I

c. Hasil observasi aktivitas guru d. Hasil observasi aktivitas siswa

e. Data angket motivasi siswa tahap siklus I 3. Lampiran 3 : Lampiran Siklus II

a. Lembar validasi RPP Siklus II b. RPP Siklus II

c. Hasil observasi aktivitas guru d. Hasil observasi aktivitas siswa

(12)

DAFTAR RUMUS

3.1 Hasil Angket 36

3.2 Rata-rata Motivasi Belajar 36

(13)

DAFTAR DIAGRAM

4.1 Hasil Observasi Guru dan Siswa 57

(14)

HALAMAN PERSEMBAHAN vi

ABSTRAK vii F. Tindakan yang di pilih 7 BAB II : KAJIAN TEORI 8 A. Motivasi Belajar 8 1. Definisi Motivasi Belajar 8

2. Indikator Motivasi Belajar 10

3. Fungsi Motivasi 11

4. Sumber Motivasi 11

(15)

6. Strategi motivasi 15

B. Metode Eksperimen 17

1. Definisi Metode Eksperimen 17

2. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Eksperimen 20 3. Kelebihan dan kekurangan Metode Eksperimen 21

C. Pembelajaran IPA 22

1. Definisi Pembelajaran IPA 22

2. Tujuan Kurikulum Pembelajaran IPA 24

3. Materi Pembelajaran IPA 25

BAB III : PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS 29

A. Metode Penelitian 29

B. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 30

C. Variabel Penelitian 30

D. Rencana Tindakan 31

E. Data dan Cara Pengumpulannya 33

1. Sumber Data 33

2. Teknik Pengumpulan Data 34

F. Analisis Data 36

G. Indikator Kinerja 38

H. Tim Peneliti dan Tugasnya 38

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41

(16)

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP

(17)

DAFTAR TABEL

3.1Kriteria Rata-rata Motivasi Belajar 36

3.2 Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa 36

4.1 Data Angket Motivasi Belajar Pra siklus 42

4.2 Data Angket Motivasi Belajar Siklus I 48

4.3 Data Angket Motivasi Belajar Siklus II 54

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Lampiran Pra siklus

a. Lembar wawancara guru dan siswa b. Hasil wawancara guru dan siswa

c. Lembar validasi angket motivasi belajar d. Kisi-kisi angket motivasi belajar

e. Data angket motivasi siswa tahap pra siklus 2. Lampiran 2 : Lampiran Siklus I

a. Lembar validasi RPP Siklus I b. RPP Siklus I

c. Hasil observasi aktivitas guru d. Hasil observasi aktivitas siswa

e. Data angket motivasi siswa tahap siklus I 3. Lampiran 3 : Lampiran Siklus II

a. Lembar validasi RPP Siklus II b. RPP Siklus II

c. Hasil observasi aktivitas guru d. Hasil observasi aktivitas siswa

(19)

DAFTAR RUMUS

3.1 Hasil Angket 36

3.2 Rata-rata Motivasi Belajar 36

(20)

DAFTAR DIAGRAM

4.1 Hasil Observasi Guru dan Siswa 57

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

IPA (Sains) merupakan bagian dari kehidupan kita dan kehidupan kita merupakan bagian dari pembelajaran sains, contohnya; bila anak melihat dan mengamati orang menjemur pakaian, kemudian bertanya: “Mengapa, pakaian yang dijemur itu kering, kemana perginya air?” Interaksi antara anak dengan lingkungan merupakan ciri pokok dalam pembelajaran sains.Belajar sains bukan hanya untuk memahami konsep-konsep ilmiah dan aplikasinya dalam masyarakat, melainkan juga untuk mengembangkan berbagai nilai. Pendidikan sains seharusnya bukan saja berguna bagi anak dalam kehidupannya, melainkan juga untuk perkembangan suatu masyarakat dan kehidupan yang akan datang.1

Pembelajaran IPA di SD/MI hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan berfikir anak sehingga peserta ddik dapat bertanya serta berfikir untuk mencari jawaban berdasarkan bukti nyata serta mengembangkan cara berfikir ilmiyah. Fokus program pengajaran IPA di SD/MI hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan

1

(22)

2

anak didik terhadap lingkungan dimana mereka tinggal dan menjalani kehidupan sehari-hari.

Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah dasar. Ada berbagai alasan yang menyebabkan suatu mata pelajaran itu dimasukkan kedalam kurikulum suatu sekolah. IPA melatih anak berfikir kritis dan objektif.Pengalaman langsung yang memegang peranan penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak.Pengalaman langsung anak yang terjadi secara spontan dari kecil (sejak lahir) sampai berumur 12 tahun.Efisiensi pengalaman langsung pada anak tergantung pada konsistensi antara hubungan metode atau dstategi dengan objek yang dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Anak akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu hanya bila ia telah memiliki struktur kognitif yang menjadi persyaratannya yakni perkembangan kognitif yang bersifat hirakhi dan integratif.2

Guru mengharapkan agar siswa dapat memahami setiap materi yang di ajarkan, siswapun mengharapkan agar guru dapat menyampaikan atau menjelaskan pelajaran dengan baik, sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Siswa tidak hanya belajar dan menerima apa yang ada dibuku, siswa juga di tuntut untuk aktif dalam proses pembelajaran, oleh karena itu siswa memmerlukan metode, media dan strategi untuk memotivasi siswa agar minat belajar siswa menjadi bertambah sehingga siswa dapat mencapai

2

(23)

3

keberhasilan tujuan dan esensi pembelajaran. Oleh karena itu Kemampuan guru dalam memilih metode,media dan strategi dalam proses pembelajaran dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang wajib dimiliki seorang guru.

Dalam melakukan proses pembelajaran seorang guru harus bisa memotivasi siswa agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai. Karen motivasi yang diberikan oleh guru sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan perkembangan pola berfikir anak, sehingga nantinya tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.Para guru perlu mengenal cara-cara memotivasi siswa untuk belajar.Pada mulanya motivasi belajar adalah suatu kecenderungan alamiah dalam diri umat manusia, tetapi kemudian terbentuk sedemikian rupa dan secara berangsur-angsur, tidak hanya sekedar menjadi penyebab dan mediator belajar tetapi juga sebagai hasil belajar itu sendiri.

(24)

4

baik sehingga siswa kurang bisa menerima materi pembelajaran dengan baik.

Dari hasil wawancara dengan salah satu guru di sekolah MI Miftahul Huda Setrohadi terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran salah satu masalahnya adalah siswa kurang aktif dan kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru, hal tersebut terjadi karena guru menjelaskan materi tidak disertai dengan metode, media dan strategi pembelajaran yang tepat. Dari permasalahan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa sesungguhnya masalah yang dialami siswa yaitu kurangnya motivasi baik dari guru, keluarga ataupun lingkungan. Sehingga dapat di buat judul “PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PEMBELAJARAN IPA MATERI TUMBHAN HIJAU PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA SETROHADI” alasan untuk memilih judul tersebut karena menggunakan metode eksperimen diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah

(25)

5

1. Bagaimana penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi?

2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa dengan penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi?

C. Lingkup Penelitian

Agar penulisan tidak menyimpang maka ditentukan lingkup penelitian sebagai berikut:

1. Subjek penelitian yaitu siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi tahun 2016-2017.

2. Metode pembelajaran yang digunakan sebagai alternatife pembelajaran bagi siswa yaitu metode eksperimen

3. Materi yang diajarkan yaitu tumbuhan hijau 4. Kompetensi Dasar :

2.1 Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan. Indikator :

2.1.1 Mampu menjelaskan proses tumbuhan hijau membuat makanan

2.1.2 Mampu menyebutkan bahan yang dibutuhkan tumbuhan hijau untuk membuat makanan

(26)

6

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi.

2. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dengan penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis: Hasil penelitian dapat dijadikan sumber referensi bagi penelitian selanjutnya dan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dalam pembelajaran IPA khususnya materi tumbuhan hijau. 2. Manfaat Praktis:

a. Bagi siswa dapat meningkatkan motivasi belajar khususnya pada materi tumbuhan hijau.

b. Bagi guru dapat menerapkan metode eksperimen khususnya pada materi tumbuhan hijau.

c. Bagi sekolah dapat dijadikan sebagai bahan untuk melatih guru khususnya untuk menggunakan metode eksperimen.

(27)

7

pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kela V MI Miftahul Huda Setrohadi

F. Tindakan Yang Dipilih

Tindakan yang dipilih dalam meningkatkan motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau adalah dengan menerapkan metode eksperimen.Penerapan metode pembelajaran eksperimen ini, dikarenakan metode ini dianggap sesuai dengan karakter siswa yang mudah bosan dan kurang aktif dalam melaksanakan pembelajaran, oleh sebab itu peneliti memilih metode pembelajaran eksperimen agar siswa tidak merasa bosan dan menjadi lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran.

(28)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar

1. Definisi Motivasi Belajar

Sumanto secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Kerena perilaku manusia selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkah laku mencapai tujuan telah terjadi didalam diri seseorang.1

Morgan mengemukakakan bahwa motivasi brtalian tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga halntersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang idorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goal or ends of such behavior). McDonald mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga didalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Berikut adalah perumusan mengandung tiga unsur yang saling berkaitan:

1

(29)

9

a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem neurofisiologis dalam organisme manusia, misalnya adanya perubahan dalam sistem percernaan akan menimbulkan motif lapar. Akan tetapi , ada juga perubahan energi yang tidak diketahui.

b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal). Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin di sadari, mungkin juga tidak. Kita dapat mengamatinya pada perbuatan. Misalnya si A terlibat dalam suatu diskusi. Karena dia merasa tertarik pada masalah yang akan dibicarakan, dia akan berbicara dengan kata-kata dan suara yang lancar dan cepat.

(30)

10

pencapaian tujuan. Misalnya si A ingin mendapat hadiah, maka ia akan belajar, mengikuti tes, dan sebagainya.2

Kegiatan belajar siswa dapat terjadi apabila siswa ada perhatian dan dorongan terhadap stimulus belajar. Untuk itu maka guru harus berupaya menimbulkan dan mempertahankan perhatian dan dorongan siswa melakukan kegiatan belajar. Upaya memberikan perhatian dan dorongan belajar kepada siswa dilakukan guru sebelum proses pembelajaran dimulai, pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, terutama pada saat kondisi belajar siswa mengalami kemunduran.3

Jenis motivasi dalam belajar ada dua, yaitu sebagai berikut:

a. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi melakukan sesuatu karena pengaruh eksternal yang muncul akibat pengaruh dari luar peserta didik, misalnya tuntutan, imbalan, atau hukuman.

b. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal dari dalam diri untuk melakukan sesuatu, misalnya peserta didik mempelajari ilmu pengetahuan alam karena dia menyenangi pelajaran tersebut.4

2

Oemar Hamalik , Psikologi Belajar dan Mengajar(Bandung: Sinar Baru, 2012), 174

3

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset, 2013), 160

4

(31)

11

2. Indikator Motivasi Belajar

Klasifikasi indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno sebagai berikut:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar e. Adanya kegiatan menarik dalam belajar

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.5

3. Fungsi Motivasi

Dari uraian diatas dapat disimpilkan bahwa motivasi mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tnpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.

b. Menentukan arah perubahan ke arah tujuan yang hendak dicapai. c. Motivasi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan

menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.6

Dengan demikian posisi motivasi menjadi sangat vital, tetapi tidak berate seseorang dapat mencapai hasil belajar yang baik, karena

5

Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),163

6

(32)

12

berhasil tidaknya seorang anak dalam belajar itu tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi saja, melaikan banyak factor yang mempengaruhinya, dan motivasi hanya salah satunya.7

4. Sumber Motivasi

Perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya. Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar. Motivasi yang terbentuk dari luar lebih bersifat pada perkembangan kebutuhan psikis atau rohaniah.Begitu juga halnya dengan sumber motivasi siswa berbeda-beda. Ada dua macam model motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah model motivasi dimana siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas karena dorongan dari dalam dirinya sendiri, memberikan kepuasan tersendiri dalam proses pembelajaran atau memberikan kesan tertentu saat menyelesaikan tugas. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi dimana siswa yang terpacu karena berharap ada imbalan atau untuk menghindari hukuman, misalnya untuk mendapatkan nilai, hadiah stiker atau untuk menghindari hukuman fisik.

7

(33)

13

Alasan yang menjadikan siswa termotivasi bisa berbeda-beda. Berikut ini merupakan alasan-alasan yang berpengaruh terhadap motivasi belajar:

a. Lingkungan dirumah, yang membentuk perilaku dalam belajar semenjak usia belia

b. Cara siswa memandang diri mereka sendiri: kepercayaan diri, harga diri maupun martabat

c. Sifat dari siswa yang bersangkutan: tingkat kesabaran dan komitmen.

Namun tingkat motivasi apapun yang dimiliki siswa saat di kelas; ada motivasi atau tidak, tidak hanya eksis di diri siswa dan di ruang kelas. Motivasi untuk belajar dapat diubah menjadi lebih baik atau buruk berdasarkan apa yang terjadi di dalam kelas. Misalkan, kepercayaan yang dimiliki oleh guru terhadap siswanya, harapan seorang guru dan cara guru bersikap pada siswanya bisa memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat motivasi siswa.8

5. Teori Motivasi

Banyak teori motivasi yang dikemukakan para ahli yang di maksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi

8

(34)

14

ini menjadi 5 kategori, yaitu teori kebutuhan, teori penguatan, teori keadilan, teori harapan, dan teori penetapan sasaran.

Dalam hal ini terdapat beberapa teori yang dapat digunakan salah satunya yaitu: Teori Motivasi Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkan dalam 5 tingkatan yang berbentuk pyramid. Manusia memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkatan kebutuhan manusia tersebut dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, yang dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenui. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentutindakan yang penting.

Kebutuhan pokok tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

b. Kebtuhan rasa aman (merasa aman dan terlindungi, jauh dari bahaya)

c. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)

(35)

15

e. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif; mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetis; keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri; mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energy untuk menekuni minat estetika dan intelektual jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah paya mencari makan, pelindung, dan rasa aman.9

6. Strategi Motivasi

Al-Ghazali dalam kitabnya Tahdzib Al-Akhlak wa Mu’alajat Amradh al-Qulub mengemukakan bahwa setiap kali seorang anak menunjukkan perilaku mulia atau perbuatan yang baik seyogyanya ia memperoleh pujian dan jika perlu diberi hadiah atau insentif dengan sesuatu yang menggembirakannya, atau ditujukan pujian kepadanya di depan orang-orang sekitarnya. Kemudian jika suatu saat ia bersikap berlawanan dengan itu, sebaiknya orang tua dan guru berpura-pura

9

(36)

16

tidak mengetahui agar membuka rahasianya. Apabila jika anak sendiri merahasiakannya.

Setelah itu apabila ia mengulangi lagi perbuatannya, sebaiknya ia ditegur secara rahasia (tidak didepan orang lain) dan memberitahunya akibat buruk dari perbuatannya dan katakan kepadanya untuk tidak mengulanginya lagi. Namun ketika memberi tahu janganlah berlebihan dan mengancamnya setiap saat karena terlalu sering menerima kecaman akan membuatnya menerima hal itu sebagai sesuatu yang biasa dan dapat mendorongnya kearah perbuatan yang lebih buruk lagi.

Berikut ini beberapa ide yang dapat digunakan oleh guru utuk memotivasi siswa di dalam kelas. Apabila siswa termotivasi, kecil kemungkinan terjadi masalah pengelolaan kelas dan disiplin.

a. Gunakan metode dan kegiatan yang beragam b. Jadikan siswa peserta aktif

c. Buatlah tugas yang manantang namun realistis dan sesuai d. Ciptakan suasana kelas yang kondusif

e. Berikan tugas secara proporsional

f. Libatkan diri anda untuk membantu siswa mencapai hasil g. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar h. Hindari kompetisi antar pribadi

(37)

17

j. Hargai kesuksesan dan keteladanan k. Antusias dalam mengajar

l. Tentukan standar yang tinggi (tetapi realistis) bagi seluruh siswa m. Pemberian penghargaan untuk motivasi

n. Ciptakan aktivitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas o. Hindari penggunaan ancaman

p. Hindari komentar buruk q. Kenali minat siswa r. Peduli dengan siswa.10

B. Metode Eksperimen

1. Definisi Metode Eksperimen

Metode pembelajaran biasanya digunakan guru untuk berkreasi dalam lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas dimana guru dan siswa terlibat selama berlangsungnya proses pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah metode pembelajaran eksperimen.11

Yang terpenting adalah bagaiman penggunaan metode dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang terkait secara interen dengan proses pembelajaran yang terfokus pada partisipasi anak didik.

10

Ibid, 320

11

(38)

18

Salah satu metode yang umum dan dikenal dalam proses pembelajaran adalah metode eksperimen.12

Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pembelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mrngamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri.13

Di era kemajuan teknologi dan ilmu pengetahauan , maka segala sesuatu diperlukan proses ekperimantasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas digunakan teknik eksperiman, yang dimaksud adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan percobaan tentang suatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaanya, kemudian hasil pengamatan itu disampakan di kelas dan di evaluasi oleh guru.

Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan melakukan bercobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah Scientific

12

Janawi, Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran,(Yogyakarta: Ombak, 2013), 145

13

(39)

19

thinking). Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari

teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Selain itu metode eksperimen juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam menemukan dan memahami suatu konsep atau teori IPA yang sedang di pelajari. Kemampuan berpikir peserta siswa dimulai dengan adanya pertanyaan apa, mengapa, kapan, dimana, dan bagaimana suatu fenomena alam terjadi. Pertanyaan tersebut akan mendorong siswa untuk mencari jawabannya, pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diberikan oleh guru sebagai stimulus untuk melaksanakan eksperimen, tetapi juga dapat berasal dari diri siswa akibat melihat fenomena yang mereka jumpai.14

Teknik eksperimen itu lebih efisien dan efektif, apabila pelaksana memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus mencukupi bagi tiap siswa.

b. Agar eksperimen ini tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.

14

(40)

20

c. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan kosentrasi dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama; sehibgga mereka menemukan pembuktian kebene ran teori yang dipelajari itu.

d. Siswa yang bereksperimen adalah sedang belajar dan berlatih; maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman, serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.

e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, seingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Eksperimen

Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng meliputi tahapan atau langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memberi penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam eksperimen

(41)

21

c. Sebelum eksperimen dilaksanakan terlebih dahulu guru harus menetapkan:

1. Alat-alat apa yang diperlukan

2. Langkah-langkah apa yang harus ditempuh 3. Apa saja yang harus dicatat

4. Variable-variabel mana yang harus di control

d. Setelah melakukan eksperimen guru harus menentukan tindak lanjut contohnya:

1. Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut 2. Mengadakan Tanya jawab tentang proses

3. Melaksanakan tes untuk menguji pengertian siswa.15

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen

a. Kelebihan Metode Eksperimen

Metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan antara lain: 1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau

kesimpulan berdasarkan percobaan

2. Dapat membina siswa untuk membuat terombosan-terombosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran manusia.16

15

(42)

22

b. Kekurangan Metode Eksperimen

Metode eksperimen juga memiliki beberapa kekurangan antara lain:

1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi

2. Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah di peroleh dan mahal

3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan

4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.17

C. Pembelajaran IPA

1. Definisi Pembelajaran IPA

Ilmu pengetahuan alam (IPA)merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science itu dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara

16

Nunuk Suryani, Strategi Belajar-Mengajar,(Yogyakarta: Ombak, 2012),63

17

(43)

23

sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.

IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun oleh sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau beberapa orang dengan cara eksperimensi yang sama atau hasil yang sama atau konsisten.18

Salah satu ciri pendidikan sains adalah bahwa sains lebih dari sekedar kumpulan yang dinamakan fakta. Sedangkan menurut Sund bahwa sains merupakan kumpulan pengetahuan dan juga kumpulan proses. Bagaimana juga, kebanyakan anak tidak berkembang dalam hal pemahaman konsep-konsep ilmiah dan prosesnya secara terintegrasi dan fleksibel. Sebagai contoh, mereka dapat menghafalkan berbagai konsep dan fakta, tetapi tidak dapat menggunakannya untuk menjelaskan fenomena dalam kehidupan yang berhubungan dengan konsep tersebut. Konsekuensinya, untuk memperkecil permasalahan ini, pembelajaran sains di sekolah

18

(44)

24

diharapkan memberikan berbagai penelusuran yang relefan. Anak juga di dorong untuk memberikan penjelasan atas pengamatan mereka dalam diskusi kelas melalui tulisan.

Menurut Alverman, Pembelajaran sains menjadi berarti bila sains diajarkan sedemikian, sehingga anak menjalani suatu proses perubahan konsepsi. Contoh: Air dapat mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, mengapa? Selanjutnya akan berubah konsepsi, karena air dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Lebih lanjut Santa menyatakan “Anak butuh mengakui konsep atau penjelasan keilmuan yang bertentangan dengan teori yang mereka miliki ”. Mereka butuh dan yakin bahwa teori yang mereka miliki tidak lengkap, tidak cocok, atau tidak konsisten dengan kebutuhan eksperimen, dan bahwa penjelasan ilmiah menyediakan alternative yang lebih meyakinkan dan lebih berdaya. Anak butuh pengulangan kesempatan dalam hal bergelut dengan ketidak konsisten antara ide yang dimiliki dengan memodifikasi berbagai ide yang telah memberikan bantuan dalam kehidupan mer4eka selama ini dan membuat hubungan yang cocok antara berbagai ide yang mereka miliki dengan berbagai konsep ilimiah.19

Merujuk pada pengertian IPA diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsure utama yaitu :

19

(45)

25

a. Sikap : Rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, serta makhluk hidup.

b. Proses : Prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah

c. Produk : Berupa fakta, prinsip, teori dan hokum. d. Aplikasi: Penerapan pada kehidupan sehari-hari 20

2. Tujuan Kurikulum Pembelajaran IPA

Berbagai alasan yang menyebabkan mata pelajaran IPA di masukkan di dalam suatu kurikulum sekolah yaitu:

a. Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya hal itu tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, dan disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah IPA. Orang tidak menjadi insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai ilmu pengetahuan alam. b. Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA

merupakan sutau mata pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan berpikir kritis; misalnya IPA diajarkan dengan

20

(46)

26

mengikuti metode “menemukan sendiri” sebagai contoh hal berikut ini; “dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?” anak diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini.

c. Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidak merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.

d. Mata pelajaran IPA mempunya nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.21

3. Materi Pembelajaran IPA

a. Pembuatan makanan pada tummbuhan hijau

1. Tumbuhan hijau merupakan satu-satunya makhluk hidup di dunia yang dapat membuat makanan sendiri. Oleh karena itu, tumbuhan hijau merupakan sumber makanan bagi manusia. Pada daun terdapat sel yang mengandung kloroplas yang disebut lapisan palisade. Didalam kloroplas terdapat zat hijau daun yang disebut klorofil, klorofil berperan pada proses pembuatan makanan yang berlangsung di daun. Selain klorofil, untuk membuat makanan tumbuhan juga memerlukan karbondioksida, air, dan sinar matahari.

21

(47)

27

Energi dari sinar matahari digunakan untuk mengubah karbondioksida dan air menjadi glukosa dan oksigen. Proses ini kemudian dikenal dengan nama fotosintesis. Secara alami, proses fotosintesis hanya berlangsung pada siang hari karena proses ini memerlukan cahaya matahari. Secara sederhana proses pembuatan makanan pada tumbuhan (fotosintesis) dapat digambarkan sebagai berikut:

Karbondioksida + air > karbondioksida +

oksigen.

Tumbuhan hijau memerlukan cahaya yang cukup untuk pertumbuhan. Jika tanaman mendapatkan cahaya yang cukup, daun tanaman tampak lebih hijau karena banyak mengandung klorofil. Sebaliknya apabila daun berwarna pucat kekuning-kuningan, sebaliknya daun itu kurang mengandung klorofil, selain itu tanaman yang kekurangan cahaya akan tumbuh tidak normal yaitu daun kecil dan pucat serta mempunyai batang yang tinggi.

(48)

28

jaringan pengangkut zat makanan hasil fotossintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Oleh karena itu karbohidrat pada tumbuhan disebut sebagai makanan cadangan.

Oksigen dilepaskan oleh tumbuhan ke udara sehingga udara menjadi bersih dan segar. Karena menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen, tumbhan berhijau daun juga dikatakan sebagai pembersih udara kotor.

2. Tumbuhan hijau sebagai sumber makanan

Makanan hasil fotosintesis digunakan untuk mencukupi keperluan tumbuhan, jika ada sisa makanan tersebut disimpan sebagai makanan cadangan. Makanan cadangan dapat disimpan dalam umbi, buah, biji,dan batang.

Manusia dan hewan bergantung pada tumbuhan hijau untuk memperoleh makanan karena tidak mampu membuat makanan sendiri. Hanya tumbuhan hijaulah yang mampu membuat makanan sendiri. Hampir semua bagian tumbuhan dapat dimakan, bagian itu dapat berupa sayur-mayur, buah-buahan, biji-bijian, dan umbi-umbian.22

22

(49)

(50)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dipicu oleh permasalahan praktis yang secara langsung dihayati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari oleh guru sebagai pengelola program pembelajaran dikela, permasalahan yang dihadapi dikelas berkaitan dengan permasalahan pengajaran.1

Penelitian inidilaksanakan terhadap siswa kelas V MI Miftahul Huda Desa Setrohadi Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik. Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas yang berbentuk kolaboratif. Yang mengajak guru sebagai mitra kerja yaitu guru bertindak sebagai subjek yang melakukan tindakan sedangkan peneliti sebagai pengamat (observer).

Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model Kurt Lewin yaitu dimulai dengan rencana (planing), tindakan (action), pengamatan (observation), refleksi (reflection). Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan terus menerus sampai tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.2

1

Sukidin, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya : Insan Cendikia, 2002), 13

2

(51)

30

B. Setting dan Karakter Subjek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi-Duduksampeyan Gresik. Penelitian ini digunakan dalam mata pelajaran IPA kelas V semester I, dengan materi tumbuhan hijau. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan mulai dilakukan pada tanggal 17 November sampai dengan 22 Desember dengan di dampingi guru kelas, dilakukan di kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi Duduksampeyan Gresik.

3. Subjek Penelitian

(52)

31

C. Variabel penelitian

1. Variable Input : Siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi

2. Variabel Output : Peningkatan motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau

3. Variable Proses : Penerapan metode eksperimen

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini di rancang dengan menggunakan model siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu: tahap membuat tindakan, tahap melaksanakan tindakan, mengadakan pemantauan, dan mengadakan refleksi. Peneliti memilih model siklus karena apabila terdapat kekurangan, maka peneliti dapat mengulang kembali dan dilakukan perbaikan pada siklus-siklus selanjutnya sampai apa yang diinginkan tercapai.

Penelitian ini di mulai dengan siklus pertama:

1. Pra Siklus

Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi masalah dengan melakukan pengamatan yaitu:

a. Melakukan wawancara terhadap guru yang mengajar siswa b. Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran

(53)

32

a. Menyusun Perencanaan (planing)

Yang harus dilakukan pada tahap ini adalah: Merancang RPP, menyusun fasilitas atau sarana yang di perlukan dikelas, mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan yaitu: lembar kerja, lembar observasi guru dan siswa.

b. Melaksanakan Tindakan (action)

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah: melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan dalam RPP pada pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau dalam situasi actual, meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. c. Melaksanakan Observasi (observation)

Pada tahap ini peneliti bertindak untukmelakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik dan mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas.

d. Melaksanakan Refleksi (reflektion)

Pada tahap ini peneliti bersama guru, melakukan analisis untuk menemukan penyebab dan mencari jalan pemecahannya. Dengan demikian diharapkan pada akhir siklus tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai.

3. Siklus II

(54)

33

Yang harus dilakukan pada tahap ini adalah: Merancang RPP, menyusun fasilitas atau sarana yang di perlukan dikelas, mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan yaitu: lembar kerja, lembar observasi guru dan siswa.

b. Melaksanakan Tindakan (action)

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah: melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan dalam RPP pada pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau dalam situasi actual, meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. c. Melaksanakan Observasi (observation)

Pada tahap ini peneliti bertindak untukmelakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik dan mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas.

d. Melaksanakan Refleksi (reflektion)

(55)

34

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Sumber Data

a. Siswa

Data yang di ambil dari siswa adalah untuk mengetahui motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran

b. Guru

Dari guru dapat digunakan untuk melihat keberhasilan implementasi metode eksperimen terhadap motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan peneliti untuk memperoleh data dengan menggunakan suatu alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan penelitian menjadi sistematis dan lebih mudah untuk memperoleh data.3

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penilaian ini adalah:

a. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya

3

(56)

35

maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Alat yang digunakan dalam melakukan observasi disebut pedoman observasi.4

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktifitas guru dan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau sebelum dan setelah menggunakan metode pembelajaran eksperimen siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan Tanya jawab, baik langsung maupun tidak lansung, baik dengan guru maupun dengan siswa.5

Teknik ini digunakan untu memperoleh data tentang apa saja masalah-masalah yang terjadi di sekolah sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas. Terutama masalah motivasi belajar pada pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi. Wawancara dilakukan dengan guru mata pelajara IPA kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi.

4

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), 153

5

(57)

36

c. Angket

Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, dan pendapat. Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara, kecuali implementasinya. Angket dilaksnakan secara tertulis, sedangkan wawancara secara lisan.6

Teknik ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA, digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar siswa, perilaku siswa yang muncul saat proses pembelajran berlangsung. Angket akan dibagikan setelah proses pembelajaran berakhir atau setelah pulang sekolah.

3. Analisis Data

Pada penelitian ini peneliti memdapatkan dua data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif, data yang diperoleh kemudian di kumpulkan dan di analisis secara deskriptif sebagai berikut:

a. Data kuantitatif

Data kuantitatif menekankan analisis pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau signifikasi hubungan antar variabel yang diteliti.

6

(58)

37

Pada umumnya penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar.7

Data ini diperoleh dari angket siswa yang dianalisis, angket yang telah terkumpul kemudian dihitung perolehan skornya dan skor yang didapat dari setiap siswa kemudian dijadikan nilai dengan menggunakan rumus sebagai beriku :

= ….Rumus 3.1

Untuk menghitung nilai rata-rata motivasi belajar siswa digunakan rumus :

X = ∑ …..Rumus 3.2

Keterangan :

X : Nilai rata-rata

∑x : Jumlah seluruh nilai siswa

N : Jumlah siswa

Kriteria keberhasilan yang terdapat dari penghitungan angket, diklasifikasikan sebagai berikut:

7

(59)

38

Tabel 3.1

Kriteria Rata-rata Motivasi Belajar

Kriteria Tingkat Keberhasilan Sangat Tinggi > 80 %

Tinggi 70 % - 79 %

Sedang 60 % - 69 %

Rendah 50 % - 59 %

Sangat Rendah < 49 %

P= …..3.3

Keterangan :

P : Prosentase perolehan

x : Jumlah siswa memperoleh skor akhir ≥80 n : Jumlah siswa

Tabel 3.2

Kriteria Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa

Kriteria Tingkat Keberhasilan Sangat Baik > 80 %

Baik 70 % - 79 %

Sedang 60 % - 69 %

Tidak Baik 50 % - 59 %

Sangat Tidak Baik < 49 %

b. Data kualitatif

(60)

39

antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah yang mana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian melalui cara berfikir formal.8

Data yang diperoleh dari penelitian tersebut berupa kalimat yang memberikan gambaran kenyataan dengan tujuan untuk mengetahui hasil dari penelitian yaitu untuk mengetahui tanggapan serta aktifitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan dan memperbaiki mutu pembelajaran di kelas.9

Berikut adalah indikator kinerja yang di tetapkan peneliti untuk mengukur keberhasilan penelitian:

1. Penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA sekurang-kurangnya berkategori baik

2. Peningkatan motivasi belajar siswa kategori sangat tinggi pada pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau mencapai ≥ 20%.

8

Ibid, 4

9

(61)

40

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan cara berkolaborasi antara peneliti dan guru mata pelajaran IPA. Guru mata pelajaran berkolaborasi dengan peneliti dengan melakukan proses pembelajaran bersama, berikut adalah identitas peneliti dan rekan kerja (guru mata pelajaran):

1. Identitas Peneliti

Nama : Maulidatul Hidayah

NIM : D77213076

Fakultas/Prodi : FTK/ PGMI Institut : UIN Sunan Ampel

Unit Penelitian : MI Miftahul Huda Setrohadi

Tugas : Sebagai pelaksana PTK, Peneliti bertanggung jawab dalam pelaksanaan penelitian, Peneliti bertugas menyusun RPP, Peneliti melakukan praktik penelitian sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah dibuat

2. Identitas Guru

Nama : M. Ali Hasan S.Ag

NIP :

-Jabatan : Guru mata pelajran IPA kelas V dan Kepala Sekolah di MI Miftahul Huda Setrohadi

(62)

41

(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian “Penerapan Metode Eksperien Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pembelajaran IPA Materi Tumbuhan Hijau Pada Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi” Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, namun dalam penelitian ini terdapat tahap pra siklus. Dalam tahap pra siklus bertujuan untuk mengukur motivasi awal siswa ketika pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau sebelum menggunakan metode eksperimen. Pada hasil penelitian ini akan dijelaskan per siklus, dimana pada setiap siklus terdiri empat langkah pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian pada siswa kelas V MI Miftahul huda Setrohadi yang berjumlah 25 siswa.

(64)

42

belajar mengajar di kelas diperoleh dari angket motivasi belajar yang di bagikan kepada siswa selain itu peneliti juga menggunakan lembar observasi, yaitu lembar observasi guru dan siswa. Berikut ini akan dijelaskan secara rinci setiap siklus, namun sebelum menjelaskan hasil penelitian siklus I dan siklus II peneliti melakukan pra siklus sebagaimana dijelaskan berikut ini:

1. Pra Siklus

Pra siklus dilaksanakan pada tanggal 17 November 2015, peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas V yang merupakan guru pada mata pelajaran IPA. Guru mengungkapkan bahwa selama ini proses pembelajaran IPA di MI Miftahul Huda Setrohadi, metode yang banyak digunakan adalah menggunakan metode ceramah. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas V. Siswa tersebut menjelaskan bahwa kurang adanya praktik dan pembelajaran secara konkrit yang mampu menambah pengetahuan dan pemahaman siswa. Peneliti membagikan angket kepada 25 siswa untuk memperoleh data tentang motivasi siswa sebelum dilakukannya tindakan. Skor akhir angket siswa dihitung dengan menggunakan rumus:

(65)

43

Untung menghitung nilai rata-rata digukanan rumus sebagai berikut:

X =∑

X = 5

5

= 73

Data tentang angket motivasi belajar siswa pada tahap pra siklus terdapat pada lampiran ….1

Dengan uraian sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Angket Motivasi Belajar Pra siklus

No Uraian Hasil Pra Siklus

1. Jumlah siswa dengan kategori rendah 2 Siswa 2. Jumlah siswa dengan kategori sedang 6 Siswa 3. Jumlah siswa dengan kategori tinggi 8 Siswa

4. Jumlah siswa dengan kategori sangat tinggi

9 Siswa

5. Rata-rata skor perolehan kelas 73 6. Prosentase keberhasilan motivasi belajar

siswa

(66)

44

Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa kelas V pada pembelajaran IPA sebelum menerapkan metode eksperimen memiliki motivasi belajar yang sendah yaitu dengan jumlah siswa yang memiliki skor akhir motivasi ≥80 sebanyak 9 siswa dari 25 siswa, dengan demikian didapatkan nilai prosen sebesar 36%. Sedangkan perolehan rata-rata skor akhir angket seluruh siswa adalah 73 Dari perolehan tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa termasuk dalam kategori sangat rendah.

Rendahnya motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA khususnya materi tumbuhan hijau ini terjadi karena kurangnya metode pembelajaran, hal tersebut yang mengakibatkan kurangnya motivasi siswa pada proses pembelajaran. hal itu dapat dilihat dengan adanya siswa yang mengantuk, bergurau dengan temannya sehingga menimbulkan suasana kegaduhan di dalam kelas.

(67)

45

2. Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2016 dengan tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Berdasarkan motivasi awal tentang masalah rendahnya motivasi belajar siswa kelas V pada pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau, maka pada sikus I diterapkan metode eksperimen untuk meengatasi permasalahan tersebut. Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan beberapa instrument pendukung sebagai berikut :

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I terdapat pada lampiran…2 2. Mempersiapkan sarana pendukung yang diperlukan pada saat

pelaksanaan pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau dengan menggunakan metode eksperimen, yang terdiri dari gelas bekas air mineral, sendok makan, kapas, kacang hijau, air, bulpoin/pensil, kertas.

3. Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan, diantaranya lembar aktivitas guru dan siswa, angket motivasi belajar siswa dan lembar kerja siswa

b. Tindakan

(68)

46

penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi yang berjumlah 25 siswa. Proses pembelajaran mengacu pada RPP yang telah di buat oleh peneliti, dengan kegiatan belajar sebagai berikut:

Guru masuk kelas dan mengucapkan salam, pada kegiatan awal guuru memotivasi siswa dengan mengajak bernyanyi “Pohon Mangga”kemudian guru menanyakan keterkaitan lagu tersebut dengan materi pembelajaranGuru “Apa yang sudah kita nyanyikan tadi?”, Guru “Apa warna daun dari pohon mangga?Guru “Iya seperti materi yang kita pelajari hari ini Guru menuliskan materi “Tumbuhan Hijau” di papan tulis.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada Kegiatan Inti Guru meminta peserta didik untuk melihat dan membaca buku paket kelas V, Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang materi yang telah di baca, Guru meminta siswa untuk membagi kelompok , Guru membagikan alat dan bahan untuk menanam kacang hijau, Guru menjelaskan langkah-langkah untuk menanam kacang hijau dengan media kapas

(69)

47

untuk mengamati keempat tanaman tersebut, Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok untuk mengisikan hasil pengamtan, Guru memberi penjelasan tentang apa yang dilakukan siswa, Guru menanyakan pemahaman siswa tentang apa yang dijelaskan.

Sedangkan pada kegiatanpenutup, Guru menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan materi yang telah dijelaskan, Guru menyimpulkan materi pembelajaran

Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengabsen siswa dan kemudian mengucapkan salam

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan pada penerapan metode eksperimen yang diberikan kepada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi dengan hasil sebagai berikut:

(70)

48

2. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan jumlah skor 23 sedangkan skor maksimalnya adalah 30. Dengan demikian dilakukan perhitungan dan menghasilkan skor observasi aktivitas siswa sebanyak 76. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I termasuk pada kategori tinggi. Rincian hasil observasi siswa terdapat di lampiran…4

3. Hasil angket motivasi belajar siswa siklus I sebagai berikut: Data angket setiap siswa dihitung dengan menggunakan rumus:

= ℎ

Untuk menghitung nilai rata-rata motivasi belajar siswa menggunakan rumus:

X =∑

Keterangan :

X : Nilai rata-rata

∑x : Jumlah seluruh nilai siswa

N : Jumlah siswa

X =

5

(71)

49

Data tentang angket motivasi belajar siswa pada tahap siklus I terdapat pada lampiran…5

Dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 4.2

Data Angket Motivasi Belajar Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1. Jumlah siswa dengan kategori sedang 4 siswa 2. Jumlah siswa dengan kategori tinggi 6 siswa

3. Jumlah siswa dengan kategori

sangattinggi 15 siswa

4. Rata-rata skor perolehan kelas 79

5. Prosentase keberhasilan motivasi belajar siswa

60%

(72)

50

Pada siklus I terdapat siswa dengan motivasi belajar sedang sebanyak 16%, dan siswa dengan motivasi belajar tinggi sebanyak 24%, sedangkan siswa dengan motivasi belajar sangat tinggi sebanyak 60%.

d. Refleksi

Data yang diperoleh dianalisis dan direfleksikan sebagai bahan evaluasi untuk melaksanakan perbaikan pada siklus berikutnya. Hasil yang diperoleh dijadikan sebagai acuan bagi perumusan pembelajaran untuk dilaksanakan pada kegiatan selanjutnya.

Pada siklus I penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau dikelas V MI Miftahul Huda Setrohadi memperoleh hasil motivasi belajar sebesar 15 siswa mendapat skor angket di atas ≥ 80dari sini dapat dilihat bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil sebelumnya dengan jumlah 9 siswa yang memperoleh nilai ≥80.

(73)

51

materi pembelajaran tidak dapat diterima dengan baik dan tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik.

Hal tersebut disebabkan karena kurangnya keterampilan guru dalam membuka pelajaran, cara guru menyampaikan materi dan penggunaan media seadannya serta kurang maksimalnya guru dalam pengelolaan kelas. Hal itu dibuktikan ketika menyampaikan materi guru masih melihat buku, menggunakan media seadanya,dan guru membiarkan siswa yang tidak duduk di tempatnya serta tempat duduk yang tidak tertata rapi.

Melihat hal demikian peneliti berupaya untuk memperbaiki strategi,media dan juga metode dalam pembelajaran serta berupaya untuk menerapkan pengelolaan kelas dengan baik, dengan tidak melihat buku pada saat menyampaikan materi, menggunakan media gambar, serta menata tempat duduk dan meminta siswa untuk duduk di bangku masing-masing. Dengan demikian di harapkan dapat meningkatkan motivasi belajar serta mengubah suasana kelas yang awalnya gaduh menjadi lebih tenang.

(74)

52

3. Siklus II

Siklus II ini dilakukan pada tanggal 15 Desember 2016 dengan tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II yaitu membuat Rencana Pembelajaran berdasarkan refleksi dan hasil analisis dari siklus I. Hal-hal yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. Rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat dilampiran…6

3. Melakukan pengembangan dari siklus I

4. Mempersiapkan sarana pendukung yang diperlukan saat melakukan siklus II diantaranya adalah gelas bekas air mineral, sendok makan, kacang hijau, kapas air, bulpon/pensil, kertas.

5. Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan seperti, lembar aktivitas guru, lembar aktivitas siswa, angket motivasi dan lembar kerja siswa.

b. Tindakan

(75)

53

siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi yang mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.

Pertama Guru masuk kelas dan mengucapkan salam, Guru memotivasi peserta didik dengan mengajak bernyanyi Lihat kebunku, Guru menanyakan keterkaitan lagu tersebut dengan materi pembelajaran, Guru “Apa yang sudah kita nyanyikan tadi?”, Guru “Bunga termasuk apa ?, Guru “Iya seperti materi yang kita pelajari hari ini, Guru menuliskan materi “Tumbuhan Hijau” di papan tulis, Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(76)

54

penjelasan tentang apa yang dilakukan siswa, Guru menanyakan pemahaman siswa tentang apa yang dijelaskan

Dalam kegiatan penutup, Guru menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan materi yang telah dijelaskan, Guru menyimpulkan materi pembelajaran

Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengabsen siswa dan kemudian mengucapkan salam.

c. Observasi

Pada tahap siklus II ini peneliti melakukan kegiatan observasi sebagai mana yang dilakukan pada siklus I. yaitu mengamati bagaimana peningkatan motivai belajar siswa dengan menerapkan metode eksperimen, seperti penjelasan sebagai berikut:

1. Hasil observasi siklus II dari pengamatan aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau dengan menggunakan metode eksperimen di kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi yaitu memperoleh skor 72, hasil tersebut termasuk dalam kategori tinggi. Rincian hasil observasi guru pada siklus II terdapat di lamppiran… 7

(77)

55

memperoleh skor 93 hal ini dapat di katakana bahwa pada siklus ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Rincian hasil observasi siswa pada siklus II terdapat di lampiran …8

3. Hasil angket motivasi belajar siswa

Untuk menghitung nilai angket siswa adalah menggunakan rumus sebagai berikut:

= ℎ

Untuk menghitung skor rata-rata kelas menggunakan rumus sebagai berikut:

X =∑

=

= 84,92 = 85

(78)

56

Dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 4.3

Data Angket Motivasi Belajar Siklus II

No Uraian Hasil Siklus

II

1. Jumlah siswa dengan kategori tinggi 5 siswa 2. Jumlah siswa dengan kategori sangat tinggi 20 siswa

3. Rata-rata akhir perolehan kelas 85

4. Prosentase keberhasilan motivasi belajar siswa 80%

Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pada siklus II motivasi belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi terhadap pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau dengan menggunakan metode eksperimen termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan presentase sebesar 84 dengan jumlah siswa yang mendapatkan skor ≥ 80 sebanyak 21 siswa dan rata-rata kelas mencapai 85 termasuk dalam kategori sangat tinggi

(79)

57

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh dari siklus II adalah sebagai berikut:

1. Hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus II pada pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kelas V MI MIftahul Huda Setrohadi mendapat skor 72 perolehan tersebut termasuk dalam kategori tinggi.

2. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II telah didapatkan nilai sebesar 93 pencapaian hasil tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi.

(80)

58

4. Penggunaan metode eksperimen ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena telah memberikan gambaran nyata pada pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau, sehingga siswa tidak hanya mengerti berdasarkan teori dan membayangkan saja, tetapi siswa juga mengalami atau melakukan sendiri dalam kehidupan nyata.

B. Pembahasan

1. Penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi

Hasil observasi guru dan siswa pada siklus I dan siklus II

Tabel 4.4

Rekapitulasi Hasil Observasi Guru dan Siswa pada Siklus I dan II

(81)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat disajikan diagram sebagai berikut:

Diagram 4.1

Diagram Hasil observasi Guru dan Siswa

Dari gambar 4.5 dapat diketahui hasil pengamatan bahwa I aktivitas guru mendapatkan skor 21 sedangkan maksimalnya adalah 32, apabila dijadikan presen menjadi 66. pengamatan aktivitas guru peneliti juga mengamati aktivitas si

ng didapat dari pengamatan aktivitas siswa adalah 23 tertinggi 30 apabila di presenkan menjadi 76 kedua hasil diperoleh tersebut termasuk pada kategori sedang.

tas GuruAktivitas Siswa

Siklus I

Siklus II

59

pat disajikan diagram sebagai berikut:

(82)

60

Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor diantaranya adalah kurang maksimalnya persiapan guru dilihat dari cara guru membuka pelajaran, cara guru menyampaikan materi, penggunaan metode dan strategi dalam pembelajaran,kurangnya pengondisian kelas oleh karena itu maka perlu dilakukan siklus selanjutnya yaitu siklus II. Pada siklus II pengamatan aktivitas guru memperoleh skor 23 dengan skor maksimal 32 apabila di presenkan menjadi 72, sedangkan untukpengamatan aktivitas siswa dipeloh skor 28 dari skor maksimal 30 apabila dipresenkan menjadi 93 termasuk dalam kategori tinggi dan sangat tinggi. Sehingga tidak perlu dilakukan siklus lagi.

Perbaikan yang dilakukan pada siklus II adalah guru lebih mempersiapkan bekal pembelajaran dan meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan kelas sehingga keadaan kelas dapat dikondisikan. 2. Peningkatan motivasi belajar siswa dengan menerapkan metode

eksperimen pada pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau

Berdasarkan hasil dari angket yang dibagikan kepada siswa pada saat proses pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau dengan menggunakan metode eksperimen dari pra siklus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan.

(83)

61

Tabel 4.5

Rekapitulasi Motivasi Belajar Pra Siklus, Siklus I , dan Siklus II

No Uraian Tahapan

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1.

Prosentase angket motivasi belajar

siswa yang memiliki motivasi

belajar samgat tinggi

36% 60% 80%

2.

Jumlah siswa dengan motivasi

belajar kategori sangat tinggi

9 siswa 15 siswa 20 siswa

3. Rata-rata skor akhir

perolehan kelas 73 79 85

Gambar

Tabel 3.1Kriteria Rata-rata Motivasi Belajar
Tabel 4.1 Data Angket Motivasi Belajar Pra siklus
  Tabel 4.2
  Tabel 4.3Data Angket Motivasi Belajar Siklus II
+4

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “Penerapan Metode Make A Match Untuk meningkatkan Pemahaman Kosa Kata Bahasa Arab siswa Kelas IV Di MI Miftahul Huda Tawang rejo Wonodadi

Efektifitas Metode Mnemonik Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa pada Ilmu Tajwid (Studi Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas V MI Nurul Huda Rancaekek)6. Daya ingat memiliki peran

berkat dan rahmat- Nya, sehingga skripsi yang berjudul “ PENGEMBANGAN MEDIA KARTU DOMINO MODIFIKASI IPA MATERI CARA TUMBUHAN HIJAU MEMBUAT MAKANAN UNTUK SISWA KELAS V

Wawancara dengan Bapak Kuslan AR selaku Kepala MI NU Miftahul Huda 01 Karangmalang Gebog Kudus mengatakan motivasi belajar siswa kelas V dalam mengikuti materi

” MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN IPA MATERI TUMBUHAN HIJAU ” (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap

Tujuan penelitian ini adalah : 1) untuk mendeskripsikan penerapan Metode Poster Comment pada Pembelajaran Tematik kelas III di MI Miftahul Huda Banjar Licin Banyuwangi tahun

Metode farming gardening project diterapkan pada kelas eksperiment pada pelajaran IPA tentang tumbuhan hijau pada kelas V di MI Wathoniyah dengan menjelaskan materi

MI Miftahul Huda melaksanakan pembelajaran daring untuk semua mata pelajaran, salah satu program pembelajaran ummi, dalam pelaksanaannya pembelajaran ummi dilaksanakan secara daring