• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled Document

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Untitled Document"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

1

Hasil Penelitian

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI DENGAN

MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF (

ACTIVE LEARNING

)

TIPE QUIZ TEAM DAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X Ak

SMK NEGERI 1 PEMATANGSIANTAR

TAHUN PELAJARAN2014/2015

(THE FORMULATION OF THE RESEARCH IN THIS PAPER IS TO FIND

OUT A COMPARATIVE STUDY ON THE STUDENTS’ACHIEVEMENT

LEARNING BY USING ACTIVE LEARNING THROUGH QUIZ TEAM

AND MODEL CONVENTIONAL IN ECONOMY CLASS

GRADE Ak1 IN SMK NEGERI 1 PEMATANGSIANTAR

YEAR 2014/2015)

Lisbet Novianti Sihombing

Universitas HKBP Nommensen email: [email protected]

Diterima: 08 Januari 2015; Direvisi: 30 Januari 2015; Disetujui: 09Pebruari 2015

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada perbandingan hasil belajar siswa yang diajar guru dengan menggunakan model pembelajaran aktif (active learning) tipe quiz team dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional dalam pelajaran ekonomi di kelas X Ak1 SMK Negeri I Pematangsiantar Tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan Perbandingan hasil belajar akuntansi dengan menggunakan pembelajaran aktif (Active learning) tipe quiz team dan konvensional pada siswa kelas X ak SMK Negeri 1 Pematangsiantar.Adapun Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini yakni siswa/siswi kelas X SMK Negeri 1 Pematangsiantar Tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 117 Orang. Sebagai sampel penelitian adalah siswa kelas X Ak1 sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 39 siswa dan kelas X Ak2 sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 38 siswa. Instrumen yang digunakan adalah berupa hasil tes belajar siswa. Adapun hipotesis yang dipergunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu: Hipotesis Kerja (H1) : Ada perbandingan yang signifikan antara hasil belajar siswa

yang diajar guru dengan menggunakan Model Pembelajaran aktif (active learning) tipe quiz team dalam proses belajar mengajar dengan guru menggunakan Model Pembelajaran Konvensional dalam proses belajar mengajar di kelas X Ak1 SMK Negeri 1 Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014/2015.

Hipotesis Nol (H0) : Tidak ada perbandingan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar guru dengan

menggunakan Model Pembelajaran aktif (active learning) tipe quiz team dalam proses belajar mengajar dengan guru menggunakan Model Pembelajaran Konvensional dalam proses belajar mengajar di kelas X Ak1 SMK Negeri 1 Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014/2015.

Dalam pengujian hipotesis digunakan uji statistik uji “t”.Dari hasil pengolahan data test akhir untuk kelas X Ak1 dapat diperoleh X1 = 36,24 dan X12 = 926,87 sedangkan untuk kelas X- Ak2 diperoleh X2 = 30,45danX22 =

1231,39. Ternyata thitung lebih besar dari ttabel untuk

= 0,05 yakni 4,67 > 1,995. Dengan demikian H0 ditolak

dan H1 diterima atau dengan kata lain ada perbandingan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar

guru dengan menggunakan Model Pembelajaran aktif (active learning) tipe quiz team dalam proses belajar mengajar dengan guru menggunakan Model Pembelajaran Konvensional dalam proses belajar mengajar di kelas X Ak1 SMK Negeri 1 Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014/2015

(4)

2

ABSTRACT

The research is to find out a comparative study on the students achievement learning in accounting by using active learning through quiz team and conventional on the students grade X Ak in SMK Negeri 1 Pematangsiantar. The methodology of the research is done by experimental. The population of the research are students grade X in SMK Negeri 1 Pematangsiantar year 2014/2015 which consists of 117 students. There are two classes used for the sample of the research named experimental group and control group. In the experimental group, there are 39 students grade X Ak 1 and 38 students for control group. The instrument of the research is the test. The hypotehesis of the research is (H1): There is a significance between the students achievement in learning by using active learning through quiz team and model conventional through economy class grade X Ak 1 in SMK Negeri 1 Pematangsiantar year 2014/2015.

H0 : There is no significance between the students achievement in learning by using active learning through

quiz team and model conventional through economy class grade X Ak 1 in SMK Negeri 1 Pematangsiantar year 2014/2015.

The hypothesis is used statistic “t”. The result of

36,24 and X12 = 926,87 in class X- Ak2 the score is X2 = 30,45danX22 = 1231,39. so thitung lebih besar dari ttable

for

= 0,05 that is 4,67 > 1,995.

It mean H0is rejected and H1 is accepted. We can conclude that There is a significance between the students

achievement in learning by using active learning through quiz team and model conventional through economy class grade X Ak 1 in SMK Negeri 1 Pematangsiantar year 2014/2015.

Keyword: Education, Model active Learning, Type quiz team, conventional, result Learning

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar untuk

mengembangkan potensi, sadar untuk

menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya

Manusia (SDM) melalui kegiatan

pengajaran.Tujuan pendidikan adalah

membentuk sumber daya manusia yang

berkualitas tinggi yaitu manusia yang mampu

menghadapi perkembangan zaman. Guna

mencapai pendidikan tersebut diperlukan

proses pendidikan.

Pendidikan dapat ditempuh melalui jalur formal dan non formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang dimulai dari jenjang terendah hingga tertinggi yang harus ditempuh dengan serangkaian persyaratan tertentu jika akan naik ke jenjang selanjutnya. Pendidikan non formal merupakan jenjang pendidikan yang diperoleh dalam sebuah lembaga pendidikan yang berorientasi memberi

dan meningkatkan keterampilan yang

dibutuhkan untuk berkompetensi dalam meraih kesuksesan hidup.

Metode pembelajaran yang umumnya

dilakukan oleh guru adalah metode

konvensional yaitu menggunakan metode

ceramah dalam pemberian materi, siswa hanya pasif menerima materi dari guru.Hal ini cenderung menjadikan suasana belajar kaku, monoton dan kurang menggairahkan, sehingga siswa kurang aktif dan tidak bersemangat dalam belajar. Banyak sekali metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.

Agar hasil yang dicapai memuaskan diperlukan metode pembelajaran yang tepat, yaitu metode yang dapat membangkitkan minat belajar dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi.Salah satu upaya untuk

membangkitkan minat dan pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi yaitu dengan

penggunaan metode belajar aktif Tipe Quiz

Team.

Pembelajaran Tipe Quiz Team merupakan

salah satu pembelajaran aktif yang

dikembangkan oleh Mel Silberman dimana siswa dibagi ke dalam tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban dan tim yang lain menggunakan waktu untuk memeriksa catatannya. Dengan adanya pertandingan akademis ini terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan.

Active Learning Tipe Quiz Team.Active Learning adalah suatu proses pembelajaran dengan maksud untuk memperdayakan peserta

didik agar belajar dengan menggunakan

berbagai cara/strategi secara aktif. Dalam hal ini proses aktivitas pembelajaran didominasi oleh peserta didik dengan menggunakan otak untuk menemukan konsep dan memecahkan masalah yang sedang dipelajari, disamping itu juga untuk menyiapkan mental dan melatih keterampilan fisiknya.

Dari pengertian tersebut menunjukkan

bahwa Pembelajaran Aktif (Active Learning)

menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan belajar mengajar.Siswa dipandang sebagai objek dan sebagai subjek.Pada waktu mengajar harus ada interaksi antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran, oleh karena itu guru harus menciptakan lingkungan belajar yang mendorong semua siswa aktif melakukan kegiatan belajar secara nyata.

Hakekat Active Learning Tipe Quiz

(5)

3

mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang dimiliki oleh siswa.

Active Learning adalah suatu proses

pembelajaran dengan maksud untuk

memperdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara/strategi secara aktif. Dalam hal ini proses aktivitas pembelajaran didominasi oleh peserta didik dengan menggunakan otak untuk menemukan konsep dan memecahkan masalah yang sedang dipelajari, disamping itu juga untuk menyiapkan mental dan melatih keterampilan fisiknya.

Dari pengertian tersebut menunjukkan

bahwa Pembelajaran Aktif (Active Learning)

menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan belajar mengajar.Siswa dipandang sebagai objek dan sebagai subjek.

Raka Joni dalam bukunya Dimyati (2009) mengatakan bahwa penerapan pembelajaran aktif, siswa diharapkan akan lebih mampu

mengenal dan mengembangkan kapasitas

belajar dan potensi yang dimilikinya secara penuh, menyadari dan dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di sekitarnya. Selain itu, siswa diharapkan lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara teratur, kritis, tanggap dan dapat menyelesaikan masalah sehari-hari, serta lebih terampil dalam

menggali, menjelajah, mencari dan

mengembangkan informasi yang bermakna baginya.

Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe

Quiz Team yang dikemukakan oleh Dalvi bahwa: Merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar . Dalam tipe ini siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok dengan masing-masing anggota kelompok mempunyai tanggung

jawab yang sama atas keberhasilan

kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal. Dalam tipe quiz team ini, diawali dengan guru menerangkan materi secara klasikal, lalu siswa dibagi ke dalam tiga kelompok besar.

Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami mata pelajaran tersebut.Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan.

Pembelajaran Konvensional.

Pembelajaran Konvensional adalah model

pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu model ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran, sejarah model konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan

penjelasan, serta pembagian tugas dan

latihan.Pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang masih berlaku dan sangat banyak digunakan guru.

Pembelajaran Konvensional adalah

interaksi antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.Pembelajaran ini pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hafalan dan pengajaran berpusat pada guru. Pembelajaran ini bersifat dinamis sesuai dengan cara mengajar guru di suatu sekolah.

Di dalam proses belajar mengajar yang selama ini berlangsung di setiap kelas, guru lebih dominan menggunakan metode ceramah, dimana guru sebagai pemberi pembelajaran lebih banyak sehingga menciptakan situasi dan kondisi komunikasi yang searah. Pembelajaran Konvensional merupakan suatu penyampaian informasi dengan lisan kepada sejumlah siswa.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain

(2006:97) menyatakan bahwa metode

konvensional adalah metode yang boleh

dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Mesti metode ini banyak menuntut keaktifan guru dari pada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa

ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan

pengajaran.

Syaiful Sagala (2008:201) menambahkan bahwa, Model konvensional adalah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik . Menurut

Wina Sanjaya dalam )starani, : Model

konvensional dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara

lisan atau penjelasan langsung kepada

sekelompok siswa .

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Pematangsiantar, yang akan dilaksanakan di kelas X Ak-1 dan X Ak-2 Tahun Pelajaran

2014/2015. Pelaksanaan perlakuan (treatment)

dalam bentuk kegiatan pembelajaran

disesuaikan dengan kalender pendidikan,

(6)

4

pertemuan. Menurut Suharsimi Arikunto

: Metode eksperimen adalah suatu cara

untuk mencari hubungan sebab akibat

(hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan

mengeliminasi atau mengurangi atau

menyisihkan faktor-faktor lain yang

mengganggu .

Instrumen yang digunakan peneliti untuk

memperoleh data adalah tes. Tes yang

digunakan adalah tes tulisan berbentuk objektif tes berupa pilihan berganda sebanyak 50 butir soal. Masing-masing soal mempunyai empat alternatif jawaban. Untuk soal yang dijawab dengan benar diberi skor 1 dan untuk jawaban yang salah diberi skor 0, sehingga skor maksimum adalah 50. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan soal 60 menit.

Uji Normalitas. Sebelum melakukan

pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap normalitas data apakah data yang diperoleh tersebut berdistribusi normal atau tidak. Apabila data berdistribusi normal, maka perlu ditinjau kembali cara memperoleh data dan penarikan sampel tersebut.

Sejalan dengan itu peneliti melakukan uji

terhadap data yang diperoleh yaitu uji

normalitas data baik terhadap variabel X maupun variabel Y dengan menggunakan

peluang normal dan uji chi kuadrat (

x

2). Untuk

chi kuadrat ini adalah membandingkan (

x

2

)hitung dengan (

x

2)tabel. Sesuai dengan jalan pendapat di atas, maka peneliti menguji normalitas dengan rumus :

fh

fh

fi

X

2 2

(Suharsimi Arikunto 2009:290) Dimana :

X2 :Kuadrat chi yang dicari

Fi : Frekuensi yang tampak sebagai hasil

pengamatan

fh : Frekuensi yang diharapkan

Sedangkan

x

tabel2 diperoleh dari daftar chi kuadrat pada taraf 1 - α dan dk = k – 3.

Kriteria Pengujian :

Data berdistribusi normal jika chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel, dengan

taraf pengujian α = , . Untuk mendukung hasil

perhitungan chi kuadrat hitung, penulis

menggambarkan kurva distribusi normal dari data penelitian ke dalam kertas peluang. Grafik distribusi normal kita gambarkan bila telah disusun suatu daftar distribusi frekuensi

Teknik Pengujian Hipotesis. Metode

pengolahan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode eksperimen kuantitatif dengan menggunakan rumus uji t yaitu :





 

2 1 2 1 2 2 2 1 2 1

1

1

2

n

n

n

n

x

x

x

x

t

(sudjana, 2011:224)

Sejalan dengan itu peneliti melakukan uji terhadap data yang diperoleh yaitu uji normalitas data baik terhadap variabel X maupun variabel Y dengan menggunakan

peluang normal dan uji chi kuadrat (

x

2). Untuk

chi kuadrat ini adalah membandingkan (

x

2

)hitung dengan (

x

2)tabel. Sesuai dengan jalan pendapat di atas, maka peneliti menguji normalitas dengan rumus :

fh

fh

fi

X

2 2

(Suharsimi Arikunto 2009:290)

Dimana :

X2 : Kuadrat chi yang dicari

fi : Frekuensi yang tampak sebagai hasil

pengamatan

fh : Frekuensi yang diharapkan

Sedangkan

x

tabel2 diperoleh dari daftar chi kuadrat pada taraf 1 - α dan dk = k – 3.

Kriteria Pengujian :

Data berdistribusi normal jika chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel, dengan

taraf pengujian α = , . Untuk mendukung hasil

perhitungan chi kuadrat hitung, penulis

menggambarkan kurva distribusi normal dari data penelitian ke dalam kertas peluang.Grafik distribusi normal kita gambarkan bila telah disusun suatu daftar distribusi frekuensi

kumulatif kurang dari, dengan rata-rata

pembentuk daftar diambil dari batas kelas interval.

Hasil dan Pembahasan

Uji Normalitas tes prestasi belajar

dimana guru menggunakan model

pembelajaran.Aktif (active learning) tipe

quiz team(X1). Untuk menyusun daftar

distribusi frekuensi dari X1 peneliti melakukan

(7)

5

Membuat daftar distribusi frekuensi

(organisasi data) skor tes prestasi belajar

ekonomi kelas X - 5 sebagai kelas Eksperimen:

Tabel 1. Daftar distribusi frekuensi (organisasi data) skor tes prestasi belajar ekonomi kelas X - 5 sebagai kelas Eksperimen

38 32 29 42 34 30 46 38 34 42

38 32 29 42 34 30 37 34 33 46

34 32 37 30 37 33 46 38 30 43

41 42 37 32 36 37 33 37

Sumber : Data Primer

Dari data pada tabel 1., diketahui bahwa :

Rentang : Skor terbesar – Skor terkecil

= 46 – 26 = 20

Maka dapat dihitung banyaknya kelas, yakni :

Banyak Kelas = 1 + 3,33 log n

= 1 + 3,33 log 38 = 1 + 5,21 = 6,21

Jadi banyak kelas dapat ditentukan sebanyak 6 atau 7 buah.Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan 7 kelas.

Panjang Kelas (i) =

s

BanyakKela

g

n

tan

Re

=

21

,

6

20

= 3,33

Jadi panjang kelas dapat ditentukan sebanyak 3 atau 4 kelas.Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan panjang kelas sebanyak 3

kelas.

Tabel 2. Tabulasi Daftar Tes Prestasi Dengan Menggunakan Model pembelajaran

model mapping (LSQ) ( X1 )

Kelas Interval Tabulasi F

26-28 I 1

29-31 IIII I 6

32-34 IIIIIIII I 11

35-37 IIII III 8

38-40 IIII 4

41-43 IIII I 6

44-46 III 3

39

Sumber : Data primer

Tabel 3.Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi (X1)Dengan Menggunakan Model pembelajaran

aktif (active learning) tipe quiz team

Kelas Interval x F D Fd fd2

26-28 27 1 -2 -2 4

29-31 30 5 -1 -5 5

32-34 33 11 0 0 0

35-37 36 8 1 8 8

38-40 39 4 2 8 16

(8)

6

44-46 45 3 4 12 48

38 39 135

Sumber :Data primer

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel,

maka dapat dihitung rata – rata (x) dan

simpangan baku (s) sebagai berikut :

Hasil perhitungan di bawah diperoleh nilai ( ) dan nilai (s) yang diperlukan untuk menyusun tabel perhitungan chi kuadrat.

 

n

fd

i

x

x

t s = i

2 2





n

fd

n

fd

38

39

3

33

= 3

2

38

39

38

135

= 36,08 = 4,74

Tabel 4.Daftar perhitungan chi kuadrat (X1)

Kelas Interval

Batas

Nyata z-score

Batas Luas Daerah

Luas

Daerah Fh fo fo-fh

25,5 -2,23207 4871

26-28 419 1,6341 1

-0,6341 0,402083 0,246058

28,5 -1,59916 4452

29-31 1112 4,3368 5 0,6632 0,439834 0,101419

31,5 -0,96624 3340

32-34 2047 7,9833 11 3,0167 9,100479 1,139939

34,5 -0,33333 1293

35-37 2472 9,6408 8

-1,6408 2,692225 0,279253

37,5 0,299578 1179

38-40 2059 8,0301 4

-4,0301 16,24171 2,022603

40,5 0,932489 3238

41-43 1180 4,602 6 1,398 1,954404 0,424686

43,5 1,565401 4418

44-46 443 1,7277 3 1,2723 1,618747 0,936938

46,5 2,198312 4861

38 5,150896

Sumber : pengolahan data

Dari daftar frekuensi harapan dan

pengamatan tersebut dapat dihitung chi kuadrat dengan rumus :

h 2 h 2

f

f

f

Σ

χ

0

= 5,15

(9)

7

Kriteria pengujian :

Data berdistribusi normal jika chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel dengan

a

0,05. Pengujian hasil perhitungan diperoleh

hitung 2

= 4,98 sedangkan

2tabel= 9,49 dengan

a

0,05. Dengan demikian maka

2hitung<

tabel 2

yakni 5,15< 9,49 sehingga distribusi

frekuensi skor hasil belajar Ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran aktif (Active

learning) tipe quiz (

X

1) adalah berdistribusi normal

Uji Normalitas tes prestasi belajar

dimana guru menggunakan strategi

pembelajaran konvensional (X2).Untuk

menyusun daftar distribusi frekuensi dari X2

peneliti melakukan prosedur sebagai berikut : Membuat daftar distribusi frekuensi (organisasi data) skor hasil belajar Ekonomi kelas X - 6sebagai kelas kontrol:

Tabel 5. Daftar distribusi frekuensi skor tes prestasi belajar ekonomi kelas X - 6sebagai kelas Kontrol

34 22 31 26 35 30 22 42 26 38

23 28 30 26 39 30 30 26 34 30

30 26 34 27 30 22 38 27 34 30

22 38 32 34 34 30 22 45

Sumber : Data Primer

Dari data pada tabel 1., diketahui bahwa :

Rentang : Skor terbesar – Skor terkecil

= 45 – 22 = 23

Maka dapat dihitung banyaknya kelas, yakni :

Banyak Kelas = 1 + 3,33 log n

= 1 + 3,33 log 38 = 1 + 5,1821 = 6, 21

Jadi banyak kelas dapat ditentukan sebanyak 6 atau 7 buah.Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan 6 kelas.

Panjang Kelas (i) =

s

Ba nya kKela

g

n

tan

Re

=

21

,

6

23

= 3,70

Jadi panjang kelas dapat ditentukan sebanyak 3 atau 4 kelas.Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan panjang kelas sebanyak 4

kelas.

Tabel 6. Tabulasi Daftar Tes Prestasi Dengan tidak Menggunakan Strategi

Pembelajaran Konvensional ( X2)

Kelas Interval Tabulasi f

22-25 IIII I 6

26-29 IIII III 8

30-33 IIIIIIII I 11

34-37 IIII II 7

38-41 IIII 4

42-45 II 2

38

(10)

8

Tabel 7.Distribusi Frekuensi hasil Belajar Ekonomi (X2)Dengan Menggunakan Strategi

Pembelajaran Konvensional

Kelas Interval X F D Fd f(d)2

22-25 23,5 6 -2 -12 24

26-29 27,5 8 -1 -8 8

30-33 31,5 11 0 0 0

34-37 35,5 7 1 7 7

38-41 39,5 4 2 8 16

42-45 43,5 2 3 6 18

38 1 73

Sumber :Data Primer

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 7, maka dapat dihitung rata – rata (x) dan simpangan baku (s) sebagai berikut :

Hasil perhitungan di bawah diperoleh nilai ( ) dan nilai (s) yang diperlukan untuk menyusun tabel perhitungan chi kuadrat.

 

n

fd

i

x

x

t s = i

2 2





n

fd

n

fd

38

1

4

5

,

31

= 4

2

38

1

38

73

= 31,6 = 5,54

Tabel 8.Daftar perhitungan chi kuadrat (X2)

Kelas Interval

Batas

Nyata z-score

Batas Luas Daerah

Luas

Daerah Fh Fo fo-fh

21,5 -1,8231 4656

22-25 1013 3,8494 6 2,1506 4,62508 1,201507

25,5 -1,10108 3643

26-29 2163 8,2194 8

-0,2194 0,048136 0,005856

29,5 -0,37906 1480

30-33 2811 10,6818 11 0,3182 0,101251 0,009479

33,5 0,34296 1331

34-37 2223 8,4474 7

-1,4474 2,094967 0,248001

37,5 1,064982 3554

38-41 1079 4,1002 4

-0,1002 0,01004 0,002449

41,5 1,787004 4633

(11)

9

45,5 2,509025 4940

38 2,06266

Sumber : Pengolahan Data

Dari daftar frekuensi harapan dan

pengamatan tersebut dapat dihitung chi kuadrat dengan rumus :

h 2 h 2

f

f

f

Σ

χ

0 =2,06

Derajat kebebasan dikurangi tiga

karena dk tersebut telah kehilangan

kebebasannya sebanyak tiga kali, yang pertama pada saat menghitung rata-rata, yang kedua pada saat menghitung simpangan baku dan yang ketiga pada saat menghitung ukuran sampel. Dalam hal ini jumlah kategori sama dengan 6 (enam), oleh sebab itu dk = 6 – 3 = 3.

Kriteria pengujian :

Data berdistribusi normal jika chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel dengan

a

0,05. Pengujian hasil perhitungan diperoleh

hitung 2

= 2,06 sedangkan

2tabel= 7,81 dengan

a

0,05. Dengan demikian maka

2hitung< tabel

2

yakni 2,06 < 7,81 sehingga distribusi frekuensi skor hasil belajar Ekonomi dengan strategi pembelajaran konvensional(X2) adalah

normal

Uji hipotesis.Untuk mengetahui apakah

ada pengaruh yang positif dan signifikan antara model pembelajaran Concept mapping terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Pematangsiantar, dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:





 





2 1 2 1 2 2 2 1 _ 2 _ 1

1

1

2

n

n

n

n

X

X

X

X

t

(Suharsimi Arikunto, 2009)

Dari perhitungan di atas peneliti menghitung t dengan menggunakan rumus sebagai berikut :





 





2 1 2 1 2 2 2 1 _ 2 _ 1

1

1

2

n

n

n

n

X

X

X

X

t

38

1

38

1

2

38

38

974

,

1476

842

,

1608

03

,

20

37

,

20

t

t = 0,23

Dari daftar distribusi t peneliti menghitung beberapa probabilitas dengan cara interpolasi yakni :

Untuk taraf 5% ( 12

)

60

120

74

120

=

00

,

2

98

,

1

98

,

1

X

60

46

=

00

,

2

98

,

1

98

,

1

X

60

46

=

02

,

0

98

,

1

X

X = 1,995

Kriteria pengujian :

Terima H0 jika -

t

1- 12

a

t

t

1

12

a

dimana

t

1

12

a

di dapat dari daftar distribusi

dengan dk =

n

1

n

2

2

dan

= 0,05 untuk harga-harga t lainnya H0 ditolak. Berdasarkan harga kritik distribusi t ternyata dk 74 (0,05 ) = 1,995. Dari hasil perhitungan ternyata

t

hitung<

tabel

t

pada taraf

= 0,05 yakni ( 0,23< 1,995 )

dengan demikian H0diterima dan

H

1 ditolak.

Selanjutnya tes akhir prestasi belajar siswa kelas X Ak-1 dengan Ak-2setelah eksperimen dilakukan sebagai berikut :

Dari perhitungan di atas peneliti menghitung t dengan menggunakan rumus sebagai berikut :





 





2 1 2 1 2 2 2 1 _ 2 _ 1

1

1

2

n

n

(12)

10

38

1

38

1

2

38

38

395

,

1231

8688

,

926

45

,

30

24

,

36

t

t

4,67

Dari daftar distribusi t peneliti

menghitung beberapa probabilitas dengan cara interpolasi yakni :

Untuk taraf 5% ( 12

)

60

120

74

120

=

00

,

2

98

,

1

98

,

1

X

60

46

=

00

,

2

98

,

1

98

,

1

X

60

46

=

02

,

0

98

,

1

X

X = 1,995

Kriteria pengujian :

Terima H0 jika -

t

1- 12

a

t

t

1

12

a

dimana

t

1

12

a

di dapat dari daftar distribusi

dengan dk =

n

1

n

2

2

dan

= 0,05 untuk

harga-harga t lainnya H0 ditolak. Berdasarkan harga kritik distribusi t ternyata dk 74( 0,05 ) = 1,995. Dari hasil perhitungan ternyata

t

hitung>

tabel

t

pada taraf

= 0,05 yakni ( 4,67> 1,995 )

dengan demikian H0ditolak dan

H

1 diterima.

Dari pengolahan data di atas kita dapat melihat kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas konvensional dikarenakan dalam kelas eksperimen sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003

pasal 3 (2009:64), menyatakan bahwa

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta

bertanggungjawab.

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional ini juga sudah tercakup dalam langkah-langkah

yang berbeda dengan kelas konvensional. Adapun Langkah-langkah Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team menurut Suprijono (2009) yang mengungkapkan prosedur pembelajaran dengan

menggunakan Tipe Quiz Team sebagai berikut:

a. Pilihlah topik yang dapat disampaikan

dalam tiga bagian.

b. Bagilah siswa menjadi tiga kelompok yaitu

A, B dan C.

c. Sampaikan kepada siswa format

penyampaian pelajaran kemudian mulai penyampaian materi. Batasi penyampaian materi maksimal 10 menit.

d. Setelah penyampaian, minta kelompok A

menyiapkan pertanyaan-pertanyaan

berkaitan dengan materi yang baru saja

disampaikan. Kelompok B dan C

menggunakan waktu ini untuk melihat lagi catatan mereka.

e. Mintalah kepada kelompok A untuk

memberi pertanyaan kepada kelompok B. Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.

f. Kelompok A memberikan pertanyaan

kepada kelompok C, jika kelompok C tidak

bisa menjawab, lemparkan kepada

kelompok B.

g. Jika Tanya jawab selesai, lanjutkan

pertanyaan ke dua dan tunjuk kelompok B untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti proses untuk kelompok A.

h. Setelah kelompok B selesai dengan

pertanyaanya, lanjutkan penyampaian

pelajaran ke tiga dan tunjuk kelompok C sebagai kelompok penanya.

i. Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan

tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.

Kelebihan Pembelajaran AktifTipe Quiz

Team menurut suprijono (2009) adalah :

a. Dapat meningkatkan keseriusan

b. Dapat menghilangkan kebosanan dalam

lingkungan belajar

c. Mengajak siswa untuk terlibat penuh

d. Meningkatkan proses belajar

e. Membangun kreatifitas diri

f. Meraih makna belajar melalui pengalaman

g. Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar

h. Menambah semangat dan minat belajar

siswa

Bahriyatul Azizah

(http://digilib.unnces.ac.id/2006/09)

mengemukakan tahap-tahap pelaksanaan

(13)

11

1. Guru memberikan informasi atau

mendiskusikan bersama siswa dari materi pelajaran yang disampaikan

2. Guru memberikan latihan soal yang

dikerjakan secara individu oleh siswa

3. Guru bersama siswa membahas latihan soal

dengan cara beberapa siswa disuruh mengerjakan di papan tulis

4. Guru memberi tugas kepada siswa sebagai

pekerjaan rumah.

Menurut Djamarah dan Zain (2006 : 97) kelebihan dan kelemahan model pembelajaran konvensional adalah:

a. Kelebihan Pembelajaran Konvensional:

1. Tidak memerlukan waktu yang lama

karena hanya menjelaskan materi dan dapat diikuti oleh siswa yang banyak sehingga waktu yang diperlukan lebih efisien daripada belajar kelompok.

2. Mudah mempersiapkan dan

melaksanakannya.

3. Guru mudah menguasai kelas

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran konvensional menjadikan siswa berperan aktif ketika proses belajar mengajar berlangsung. Siswa cenderung pasrah menerima keputusan guru dalam pengajaran yang diberikan oleh guru. Bisa dikatakan dalam konvensioanal dikenal istilah teacher centre.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data hingga pengujian hipotesis, maka peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut, bahwa Prestasi belajar siswa kelas X Ak1 sebagai kelas eksperimen dimana guru dalam mengajar

menggunakan model pembelajaranAKTIF

(ACTIVE LEARNING) TIPE QUIZ TEAM sebelum eksperimen dilakukan peneliti memperoleh nilai sebesar 4,03 (Kurang).

Sedangkan Prestasi belajar siswa kelas X Ak2 sebagai kelas kontrol dimana guru dalam

mengajar menggunakan strategi

konvensionalsebelum eksperimen dilakukan

peneliti memperoleh nilai sebesar 3,89

(Kurang).

Kemudian Prestasi belajar siswa kelas X Ak1 sebagai kelas eksperimen dimana guru

dalam mengajar menggunakan model

pembelajaran AKTIF (ACTIVE LEARNING) TIPE QUIZ TEAM setelah eksperimen dilakukan, peneliti memperoleh nilai sebesar 7,68 (Baik).

Selain itu juga Prestasi belajar siswa kelas X Ak2 sebagai kelas kontrol dimana guru dalam

mengajar tidak menggunakan strategi

konvensionalsetelah eksperimen dilakukan

peneliti memperoleh nilai sebesar 6,24 (Cukup).

Sehingga hasil perhitungan data tes awal untuk kelas eksperimen dan tes awal untuk kelas kontrol adalah 0,23 ternyata

t

hitung lebih

kecil

t

tabel dengan

= 0,05 yakni, ( 0,23 < 1,995

). Dengan demikian H0diterima dan

H

1 ditolak

atau dengan kata lain tidak ada pengaruh yang

positif dan signifikan antara model

pembelajaran AKTIF (ACTIVE LEARNING) TIPE QUIZ TEAM terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas X SKA Negeri 1

Pematangsiantar sebelum eksperimen

dilakukan.

Selanjutnya hasil perhitungan pengujian hipotesis adalah 4,67 ternyata

t

hitung lebih besar

tabel

t

dengan

= 0,05 yakni, (4,67> 1,995).

Dengan demikian H0ditolak dan H1 diterima

atau dengan kata lain ada pengaruh yang positif dan signifikan antara model pembelajaran AKTIF (ACTIVE LEARNING ) TIPE QUIZ TEAM terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Pematangsiantar setelah eksperimen dilakukan.

REKOMENDASI

1. Rekomendasi Kepada Guru Bidang

Akuntansi

a. Guru hendaknya selalu menggunakan

model pembelajaran aktif (active

learning) tipe quiz team.

b. Dalam proses belajar mengajar guru

hendaknya memberi penguatan penuh kepada siswa agar lebih termotivasi dalam belajar.

2. Rekomendasi Kepada Siswa

a. Siswa sebaiknya dapat lebih aktif dalam

berdiskusi dengan kelompoknya.

b. Setiap siswa hendaknya mengerjakan

tugas/PR ekonomi yang diberikan guru dengan sebaik-baiknya.

c. Setiap siswa seharusnya selalu gemar

untuk menyelesaikan soal-soal di papan tulis.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2009. Prosedur Penelitian. Jakarta:Penerbit Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. 2010.Strategi

Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan

(14)

12

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain

Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative

Learning.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sudjana, N. 2008.Cara Belajar Siswa Aktif Dalam

Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, N. 2009.Penilaian hasil belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda karya.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi

Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sumardi,dkk. 2011. Terampil Akuntansi.Jakarta: PT Piranti Darma Kalokatama.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional. Citra Umbara, Bandung,

2010Bahriyatul Azizah

(15)

Gambar

Tabel 2. Tabulasi Daftar Tes Prestasi Dengan Menggunakan Model pembelajaran  model mapping (LSQ) ( X1 )
Tabel 4.Daftar perhitungan chi kuadrat (X1)
Tabel 6. Tabulasi Daftar Tes Prestasi Dengan tidak Menggunakan Strategi  Pembelajaran Konvensional ( X2)
Tabel 7.Distribusi Frekuensi hasil Belajar Ekonomi (X2)Dengan  Menggunakan Strategi  Pembelajaran Konvensional

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui model Cooperative Learning tipe NHT dengan media CD Pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan guru,

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini : apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dengan menggunakan peta konsep terhadap hasil

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah setelah penerapan metode pembelajaran aktif tipe Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bilangan

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada pengaruh kreativitas guru dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar

penelitian ini adalah “ Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang belajar menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe The

Rumusan masalah dalam kajian ini adalah apakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together (NHT) berteknik

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada peningkatan hasil belajar matematika, aktivitas belajar peserta didik, dan kemampuan guru dalam

diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apakah pengem­ bangan perangkat pembelajaran matema­ tika dengan model belajar aktif tipe GQGA berbasis