• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR DENGAN PENDEKATAN SOCIAL LEARNING KRUMBOLTZ DALAM MENENTUKAN PEMILIHAN KARIR SEORANG SISWA KELAS XI DI MA BILINGUAL KRIAN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR DENGAN PENDEKATAN SOCIAL LEARNING KRUMBOLTZ DALAM MENENTUKAN PEMILIHAN KARIR SEORANG SISWA KELAS XI DI MA BILINGUAL KRIAN SIDOARJO."

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR DENGAN PENDEKATAN

SOCIAL LEARNING KRUMBOLTZ DALAM MENENTUKAN

PEMILIHAN KARIR SEORANG SISWA KELAS XI DI MA BILINGUAL KRIAN SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :

Aru Prastya

NIM. B73212096

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Aru Prastya (B73212096), 2016. Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan

Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo.

Fokus Penelitian ini adalah: 1) Bagaimana proses pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo?, 2) Bagaimana hasil dari proses pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo?

Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode ini dipilih dikarenakan data-data yang didapatkan nantinya adalah berupa kata-kata atau tulisan, dan untuk mengetahui dan memahami fenomena secara terperinci, mendalam, dan menyeluruh. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pelaksanaan Teori Social Learning Krumboltz dilakukan pada saat proses konseling secara bertahap. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan data non-statistik, sedangkan data pelaksanaan Teori

Social Learning Krumboltz di sajikan dalam bentuk deskriptif.

Hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling karir dengan pendekatan Social

Learning Krumboltz dalam menentukan pemilihan karir siswa menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut, yaitu identifikasi masalah, diagnosis, prognosis,

treatment, evaluasi/follow up. Hasil penelitian ini dirumuskan berdasarkan proses

penerapan Teori Social Learning Krumboltz. Jika dilihat dari pelaksanaan teori dalam proses penelitian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian ini cukup berhasil. Dilihat dari cara dan sikap klien yang sudah bisa menentukan pemilihan karirnya.

(7)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN (SAMPUL) ...i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ...ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ...iii

MOTTO ...iv

PERSEMBAHAN ...v

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ...vii

ABSTRAK ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Manfaat Penelitian ...7

E. Definis Konsep ...8

F. Metode Penelitian ...15

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...15

2. Sasaran dan Lokasi Penelitian ...16

G.Jenis dan Sumber Data ...17

1. Jenis Data ...17

2. Sumber Data ...18

H.Tahap-Tahap Penelitian ...20

1. Tahap Pra Lapangan ...20

2. Tahap Pekerjaan Lapangan ...22

I.Metode Pengumpulan Data...22

1. Metode Observasi ...23

2. Metode Wawancara ...23

3. Metode Dokumentasi ...24

J.Analisis Data ...24

K.Keabsahan Data ...24

L.Sistematika Pembahasan...26

M.Jadwal Penelitian ...27

(8)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik ...30

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam ...30

a. Pengertian Bimbingan ...30

b. Pengertian Konseling ...33

c. Pola Bimbingan Konseling ...36

d. Pengertian Bimbingan dan Konseling Karir ...36

e. Dasar-dasar Pelaksanaan BK Karir di Sekolah ...40

f. Langkah-Langkah Bimbingan dan Konseling Karir ...43

g. Fungsi Bimbingan dan Konseling Karir di Sekolah ...45

h. Tujuan Bimbingan dan Konseling Karir di Sekolah ...45

i. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Karir di Sekolah ...46

2. Pendekatan Social Learning Krumboltz ...48

a. Pendekatan ...48

b. Teori Social Learning Krumboltz ...48

c. Pengaplikasian dan Strategi Teori Social Learning Krumboltz ...51

d. Langkah-langkah Teori Social Learning Krumboltz ...52

3. Pemilihan Karir Siswa ...57

a. Pengertian Pemilihan Karir Siswa ...57

b. Proses Pemilihan Karir Siswa ...57

c. Ciri-ciri Siswa Yang Optimis Dalam Menentukan Pilihan Karir ...58

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ...59

BAB III PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ...62

1. Gambaran Umum Objek Penelitian ...62

a. Kondisi Geografis ...62

b. Sejarah Berdirinya Madrasah Aliyah Bilingual Krian Sidoarjo ...63

2. Profil Sekolah ...65

3.Visi dan Misi ...65

4. Data Guru ...66

a. Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan Menurut Status Kepegawaian dan Golongan...68

b. Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan Menurut Kelompok Umur dan Masa Kerja Seluruhnya ...68

5. Data Siswa ...69

a. Data Siswa-Siswi MA Bilingual Krian Sidoarjo ...69

b. Prestasi Yang Pernah Dicapai Siswa-Siswi MA Bilingual Krian Sidoarjo ...69

(9)

7. Deskripsi Konselor ...72

8. Deskripsi Klien ...73

9. Deskripsi Masalah ...75

B. Deskripsi Hasil Penelitian ...76

1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo ...76

2. Deskripsi Hasil Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo ...85

BAB IV ANALISIS DATA A.Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo ...87

B. Analisis Hasil Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo ...98

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...101

B. Saran-Saran ...102

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jenis Data, Sumber Data, danTeknik Pengumpulan Data ...19

Tabel 1.2. Jadwal Penelitian ...27

Tabel 1.3. Pedoman Penelitian ...28

Tabel 3.1. Data Guru ...66

Tabel 3.2. Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan Menurut Status Kepegawaian dan Golongan ...68

Tabel 3.3. Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan Menurut Kelompok Umur dan Masa Kerja Seluruhnya ...68

Tabel 3.4. Data Siswa-Siswi MA Bilingual Krian Sidoarjo ...69

Tabel 3.5. Prestasi Yang PernahDicapaiSiswa-Siswi MA Bilingual Krian Sidoarjo ...69

Tabel 1 : Matriks Verbatim PertemuanKe – 1 Dengan Klien ...5

Tabel 2 : Matriks Verbatim PertemuanKe – 2 Dengan Klien ...13

Tabel 3 : Matriks Verbatim PertemuanKe – 3 Dengan Klien ...20

Tabel 4 : Matriks Verbatim PertemuanKe – 5 DenganKlien ...28

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Merencanakan dan memilih karier perlu dilakukan sejak dini karena

merupakan tugas perkembangan siswa pada sekolah menengah atas.

Merencanakan dan memilih karier tidak hanya terbatas pada pekerjaan yang

diinginkan saja, pemilihan studi lanjutan dan rencana hidup di masa mendatang

merupakan bagian dari rencana karier. Sekolah sebagai lembaga penyelenggara

pendidikan formal berperan penting pada proses perkembangan siswa secara

optimal. Bimbingan dan konseling sebagai bagian dari lembaga sekolah berperan

dalam proses perencanaan karier siswa karena selain bimbingan pribadi, sosial

dan belajar. Bimbingan karier termasuk dalam layanan dasar bimbingan dan

konseling yang diberikan kepada siswa. Bimbingan karier sebagai layanan dalam

bimbingan dan konseling bertujuan membantu siswa untuk melakukan

perencanaan karier sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimilikinya.

Dalam kehidupan sehari-hari, tentulah tidak lepas dari berbagai pilihan

hidup bagi masa depan, terutama pilihan sebuah karir. Karir adalah perkembangan

dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan, dan sebagainya.1 Penentuan

karir, tentulah tidak lepas dari bimbingan seseorang untuk membimbing dalam

menentukan karir. Bimbingan ini disebut bimbingan karir. Bimbingan karir

merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam

memecahkan masalah karir untuk memperoleh penyesuaian diri yang

1

(12)

2

baiknya dengan masa depannya. Untuk itu, peran konselor dalam menuntun klien

agar dapat memilih karir dalam kehidupannya sangatlah penting. Salah satunya

adalah dengan menggunakan teori belajar sosial.

Teori pengambilan keputusan atau penentuan karir ini berasal dari teori

belajar sosial Bandura. Teori Krumboltz menganggap penting pribadi dan

lingkungan sebagai faktor-faktor yang menentukan pengambilan keputusan atau

penentuan karir. Teori belajar sosial sebagai landasan teori Krumboltz

menyatakan bahwa kepribadian dan tingkah laku lebih merupakan hasil belajar

daripada pembawaan sejak lahir. Namun, individu mempunyai pikiran sebagai

pengambil keputusan atau penentuan karir. Individu merupakan makhluk yang

tidak reaktif, pasif atau menyerah saja kepada kendali yang berasal dari luar

dirinya.

Teori Krumboltz ini memberikan pandangan bagi klien bahwa genetik,

lingkungan dan pengalaman belajar mempengaruhi pengambilan keputusan. Klien

yang pernah mengalami pengalaman buruk tentang pengambilan keputusan dalam

penentuan karir sebelumnya mungkin akan diliputi perasaan takut dan ragu-ragu

dalam mengambil keputusan di masa depan, apalagi jika berkaitan dengan hal

yang sama. Pengambilan keputusan yang realistik perlu mempertimbangkan

situasi lingkungan misalnya, keluarga dan sistem pendidikan, faktor genetik

seperti bakat dan kecerdasan serta pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Dari teori-teori pengambilan keputusan pemilihan karir yang telah di

jelaskan, dapat dikemukakan beberapa pokok-pokok pikiran sebagai berikut:1)

(13)

3

dalam awal mulanya; 2) Individu sepenuhnya rasional dalam pengambilan

keputusan pemilihan karir; 3) Individu memerlukan informasi yang lengkap untuk

mengambil keputusan pemilihan karir yang tepat; 4) Individu menyusun

kemudian membandingkan alternatif-alternatif pilihan; 5) Individu

membandingkan informasi berdasarkan kriteria yang jelas; 6) Individu mengambil

keputusan atas dasar pilihan yang memberikan rencana terbaik dan kemungkinan

yang memberikan peluang tertinggi; 7) Individu membandingkan antara prinsip

pribadi dengan pendapat-pendapat umum (misalnya keluarga, teman, orang lain)

untuk menghasilkan keputusan; 8) Individu bisa jadi menyimpang dari mengambil

keputusan berdasarkan rasional; 9) Lingkungan mempengaruhi pengambilan

keputusan individu, namun individu memiliki kendali atas pengambilan keputusan

karena individu bukanlah makhluk pasif.2

Dalam hal ini, peneliti berusaha untuk menggunakan teori pengambilan

keputusan karir dengan menggunaan pendekatan teori social learning dalam

pemilihan karier telah dipelopori oleh Krumboltz, Mitchell, dan Gelatt (1975).

Teori ini merupakan upaya untuk menyederhanakan proses pemilihan karier,

terutama didasarkan atas peristiwa-peristiwa kehidupan yang berpengaruh

terhadap penentuan pilihan karier. Dalam teori ini, proses perkembangan karier

melibatkan empat faktor yaitu: 1) warisan genetik dan kemampuan khusus; 2)

kondisi dan peristiwa lingkungan; 3) pengalaman belajar; 4) keterampilan

pendekatan tugas.3

2

E.L Herr dan S. H. Cramer, Career Guidance and Counseling Through the Life-Span : Systematic ApproachesEdisi ke-5 1996, hlm. 208.

3

(14)

4

Merencanakan dan memilih karier perlu dilakukan sejak dini karena

merupakan tugas perkembangan siswa pada sekolah menengah atas.

Merencanakan dan memilih karier tidak hanya terbatas pada pekerjaan yang

diinginkan saja, pemilihan studi lanjutan dan rencana hidup di masa mendatang

merupakan bagian dari rencana karier. Sekolah sebagai lembaga penyelenggara

pendidikan formal berperan penting pada proses perkembangan siswa secara

optimal. Bimbingan dan konseling sebagai bagian dari lembaga sekolah berperan

dalam proses perencanaan karier siswa karena selain bimbingan pribadi, sosial

dan belajar. Bimbingan karier termasuk dalam layanan dasar bimbingan dan

konseling yang diberikan kepada siswa. Bimbingan karier sebagai layanan dalam

bimbingan dan konseling bertujuan membantu siswa untuk melakukan

perencanaan karier sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimilikinya.

Fokus pada bidang Bimbingan dan Konseling karier, pilihan karier siswa

dapat dikembangkan dengan teori Krumboltz yang menekankan pada usaha

membantu siswa dalam merencanakan, memilih dan memutuskan kariernya di

masa mendatang. Teori Krumboltz dilaksanakan dengan menyajikan sejumlah

contoh kasus yang berisi tentang masalah karier yang sering ditemui pada

kebanyakan siswa untuk didiskusikan dan direfleksikan bersama fasilitator.

Subjek dilibatkan dalam pengaplikasian teori Krumbolz pada masalah karier yang

(15)

5

menyelesaikan masalah kariernya dan memilih kariernya sesuai dengan

keinginannya.4

Nilai-nilai ke-Islaman dalam sebuah karir, yaitu pentingnya

bersungguh-sungguh di dalam bekerja, karena untuk mendapatkan ridho dari Allah Swt.

Berharap agar apa yang sudah di kerjakan bisa menjadi berkah dan manfaat di

dalam kehidupan. Di dalam bekerja juga harus di dasari dengan perasaan tulus

ikhlas, agar semuanya tidak merasa terbebani dan karir tersebut akan semakin

sukses di masa yang akan datang. Karena, semuanya atas kehendak Allah Swt bila

karir itu nantinya akan menjadi berhasil dan sukses di kemudian hari.

Dalam penelitian ini, pemilihan karir siswa di fokuskan pada seorang siswa

kelas XI di MA Bilingual Krian Sidoarjo. Siswa ini mempunyai potensi yang

cukup baik, dikarenakan memiliki keinginan untuk menjadi orang yang sukses.

Diantaranya adalah sukses didalam menitih karirnya. Dalam hal ini, perlulah

sebuah penelitian dimana untuk menentukan pilihan karirnya, dibutuhkan sebuah

proses pengalaman belajar yang cukup unik. Lokasi nya berada di dalam sebuah

pondok, karena berada dalam satu yayasan. Namanya adalah pondok pesantren

Al-Amanah. Lingkungan pondok pesantren Al-Amanah yang satu yayasan dengan

MA Bilingual Krian merupakan lingkungan yang kental dengan nilai-nilai

keislaman yang diaktualisasikan dalam pendidikannya, baik formal maupun non

formal. Tidak hanya itu saja, penerapan sikap disiplin oleh para ustadz/ustadzah

4

(16)

6

dan para siswa-siswi merupakan poin yang sangat penting dalam menunjang

proses pembelajaran di lingkungan MA Bilingual Krian.

Untuk menentukan pemilihan karirnya di masa yang akan mendatang, siswa

di suruh untuk mengingat pengalaman belajarnya, mengamati lingkungan sekitar,

serta tindakan apa saja yang mungkin bisa menginspirasi untuk bisa mewujudkan

semangat karirnya. Sebagai contoh, seorang Pak Kyai yang ada di lingkungan

pondok sekitar yang sangat menginspirasi siswa siswi di sekitarnya. Beliau orang

yang sangat disiplin, selalu menjaga kebersihan, dan ramah tamah kepada

siapapun juga. Dari sinilah, timbul pemikiran seorang siswa, bahwa “saya” harus

bisa seperti bapak Kyai, yang memiliki kepribadian yang bagus dan dapat di

contoh oleh santri-santri yang lainnya. Kemudian, kalau di kaitkan dengan sebuah

karir, seorang siswa mungkin bisa mencontoh seorang guru teladan di sekolahnya,

seorang petugas administrasi yang jujur, teladan, disiplin, dan mempunyai

integritas yang tinggi. Tentunya, ini dalam pengalaman belajar di lingkungan

sekitar (proses pembelajaran sosial).

Maka dari itu, perlunya sebuah penelitian yang memfokuskan pada

pendekatan Teori Social Learning yang di cetuskan oleh John Krumboltz dalam

menentukan sebuah pilihan karir siswa tingkat SMA. Dan peneliti mengambil

(17)

7

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah

yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan

Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir

Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo?

2. Bagaimana hasil dari proses pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir

Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan

Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang peneliti uraikan di atas, maka tujuan

penelitiannya adalah:

1. Mengetahui proses pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan

Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir

Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo.

2. Mengetahui hasil akhir yang diperoleh dari siswa setelah menjalani proses

pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social

Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa

Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat, baik

(18)

8

Adapun manfaat penelitian, baik secara teoritis maupun secara praktis adalah

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah khasanah keimuan bagi peneliti yang lain dalam hal

Bimbingan dan Konseling Karir dengan menggunakan Teori Social

Learning Krumboltz dalam menentukan pilihan karir seseorang, terutama

seorang siswa SMA.

b. Sebagai sumber informasi dan referensi bagi Prodi Bimbingan dan

Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya bagi

seluruh mahasiswa di lingkungan UIN Sunan Ampel Surabaya.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam menentukan

pemilihan karir siswa.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber

informasi dan referensi untuk menangani kasus yang sama dalam

penelitian yang akan datang dengan menggunakan Teori Social Learning

Krumboltz.

E. Definisi Konsep

Untuk mempermudah dan menghindari kesalah fahaman mempelajari isi,

maksud, dan tujuan penelitian ini, maka perlu adanya pemaparan definisi konsep,

adalah sebagai berikut:

1. Bimbingan Dan Konseling Karir

Penyuluhan karir (career counseling) merupakan teknik bimbingan

(19)

9

penyuluhan (counseling interview). Menurut Dr. Moh. Surya, penyuluhan

merupakan pengkhususan kegiatan penyuluhan dalam masalah khusus, yaitu

masalah karir.

Pengertian konseling karir mengacu pada bimbingan karir. Karena,

pada hakikatnya layanan bimbingan karir bukan saja dapat dilaksanakan

melalui pendekatan kelompok, tetapi juga melalui pendekatan individual.

Karena, pada suatu saat tertentu masalah karir siswa dapat dipecahkan

secara bersama-sama melalui pendekatan kelompok. Tetapi, pada saat lain

masalah-masalah karir yang personal dan terlalu individual tidak bisa

dipecahkan melalui pendekatan kelompok. Untuk itulah, masalah karir yang

bersifat individual perlu dipecahkan dengan keterlibatan bantuan konseling

melalui serangkaian wawancara konseling karir.5

Rachman Natawijaya mengemukakan bahwa bimbingan karier adalah

proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran

tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja diluar dirinya dan

mempertemukannya, sehingga pada akhirnya mampu memilih bidang

pekerjaan, menyiapkan diri untuk bidang pekerjaan dan membina karir

dalam bidang tersebut.6

Ruslan A Ghani, menyatakan bahwa bimbingan karier merupakan

salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam

5

Drs. Dewa Ketut Sukardi, Pendekatan Konseling Karir Di Dalam Bimbingan Karir (Suatu Pendahuluan), (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989), hal.12.

6

(20)

10

memecahkan masalah karier atau pekerjaan untuk memperoleh penyesuaian

diri yang sebaik-baiknya dengan masa depannya.7

Menurut B. wetik, bimbingan karir adalah program pendidikan yang

merupakan layanan terhadap siswa agaria mengenal dirinya sendiri,

mengenal dunia kerja, dapat memutuskan apa yang diharapkan dari

pekerjaan dan dapat memutuskan bagaimana bentuk kehidupan yang

diharapkannya, disamping pekerjaan untuk mencari nafkah.8

Donald E Super, yang di kutip Dewa Ketut Sukardi, menyebutkan

bahwa bimbingan karier adalah suatu proses untuk membantu pribadi dalam

rangka mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta

peranannya dalam dunia kerja.9

Dari beberapa uraian tentang pengertian bimbingan karir diatas, dapat

disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling karir merupakan suatu proses

pemberian bantuan, pelayanan dan pendekatan terhadap individu agar yang

bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya dan mengenal

dunia kerja. Merencanakan masa depan dengan bentuk kehidupan yang

diharapkannya, untuk menentukan pilihannya dan mengambil suatu

keputusan yang paling tepat sesuai dengan keadaan diri berkaitan dengan

persyaratan-persyaratan yang dituntut oleh pekerjaan atau karier yang

dipilihnya.

7

Ruslan A. Ghani, Bimbingan Karier, (Bandung: Angkasa), hal. 10. 8

Ruslan A. Ghani, Bimbingan Karier, (Bandung: Angkasa), hal. 10. 9

(21)

11

2. Pendekatan Social Learning Krumboltz

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, kata

“pendekatan” berarti proses, cara, atau perbuatan mendekati (hendak

berdamai, bersahabat, dan sebagainya).10

Pendekatan belajar sosial terhadap teori perkembangan karir (Social

Learning To Career Development Theory) menekankan pada pentingnya

perilaku dan kognisi dalam membuat keputusan karir. Pembuatan keputusan

karir individu dipengaruhi oleh lingkungan (proses pembelajaran sosial),

terutama dari orang lain yang berarti signifikan (significant other). Dalam

mengambil keputusan individu dapat mengamati, meniru, dan mencontohi

orang-orang yang ada disekelilingnya, jika apa yang diamatinya itu dapat

direalisasikannya menjadi sebuah perilaku. Kombinasi antara hereditas,

lingkungan, sejarah, atau pengalaman belajar dan pendekatan keterampilan

atau keahlian adalah hal yang patut diperhatikan dalam pembuatan

keputusan karir. Pengambilan keputusan adalah pilihan yang dibuat individu

dari dua atau lebih alternative.11

Pemilihan karir dengan pendekatan teori belajar sosial dari John D.

Krumboltz berdasarkan teori belajar sosial yang disusun oleh Albert

Bandura memiliki peran tentang pengalaman vikarius, pengalaman

performansi, regulasi diri, serta adanya reciprocal determinism yang

memainkan peran dalam penetuan perilaku, antara personal, environment,

dan behavior. Dasar dari teori pemilihan karir dari Krumboltz ini

10

http://kbbi.web.id.dekat.com, diakses pada 28 Maret 2016. 11

(22)

12

memandang bahwa manusia memilih karirnya sebagai hasil dari

pengalaman dan pengaruh yang dimiliki dalam hidupnya. Pengalaman dan

pengaruh ini termasuk orang tua, guru, hobi, atau ketertarikan yang

menggerakkan individu untuk mengenal, serta mengeksplorasi pekerjaan

yang diasosiasikan dengan elemen dalam hidupnya.

Konsep pendekatan belajar sosial terhadap teori perkembangan karir,

menekankan pada pentingnya perilaku dan kognisi dalam membuat

keputusan karir. Lebih lanjut disebutkan, bahwa pembuatan keputusan karir

individu dipergunakan oleh lingkungan (proses pembelajaran sosial),

terutama dari orang lain yang berarti signifikan (significant other). Dengan

kata lain, bahwa dalam mengambil keputusan karir individu dapat

mengamati, meniru, dan mencontoh orang-orang yang ada di sekelilingnya,

jika apa yang di amatinya itu sesuai dengan keinginan individu, maka apa

yang diamatinya itu dapat direalisasikannya menjadi sebuah perilaku.12

Dalam teori Krumboltz, proses perkembangan karier melibatkan

empat faktor yaitu:

a. Warisan genetik dan kemampuan khusus

b. Kondisi dan peristiwa lingkungan

c. Pengalaman belajar, dan

d. Keterampilan pendekatan tugas.

12

(23)

13

Yang pertama, warisan genetik dan kemampuan khusus mencakup

sejumlah kualitas bawaan yang dapat meningkatkan kesempatan karier

individu.

Faktor kedua, kondisi dan peristiwa lingkungan dipandang sebagai

faktor yang berpengaruh yang sering kali berada di luar control individu.

Peristiwa-peristiwa dan keadaan tertentu di dalam lingkungan individu

mempengaruhi perkembangan keterampilan, kegiatan, dan pilihan karier.

Faktor ketiga, pengalaman belajar, mencakup pengalaman belajar

instrumental dan asosiatif. Pengalaman belajar instrumental adalah yang

dipelajari individu melalui reaksi terhadap konsekuensi, tindakan yang

hasilnya dapat langsung teramati, dan melalui reaksi orang lain.

Konsekuensi kegiatan belajar dan pengaruhnya terhadap perencanaan dan

perkembangan karier ditentukan terutama oleh reinforcement atau

nonreinforcement kegiatan tersebut, warisan genetik individu, kemampuan

dan keterampilan khususnya, dan tugas pekerjaan itu sendiri. Pengalaman

belajar asosiatif mencakup reaksi negative dan positif terhadap pasangan

situasi yang sebelumnya bersifat netral. Misalnya, pernyataan”semua politisi

tidak jujur” dan “semua banker kaya” berpengaruh terhadap persepsi

individu tentang okupasi ini. Asosiasi seperti ini dapat juga dipelajari

melalui observasi, bacaan, dan film.

Faktor keempat, keterampilan pendekatan tugas (tasks approach

skills), mencakup keterampilan-keterampilan yang sudah dikembangkan

(24)

14

mental sets, respon emosional, dan respon kognitif.

Keterampilan-keterampilan ini menentukan hasil masalah dan tugas yang dihadapi oleh

individu. Tasks approach skills sering kali termodifikasi akibat pengalaman

yang bagus maupun jelek.

3. Pemilihan Karir Siswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, kata

“pemilihan” berarti proses, cara, dan perbuatan memilih.13

Dalam penelitian ini, pemilihan karir seorang siswa di peroleh melalui

pendekatan sosial learning Krumboltz yang telah di jelaskan di halaman

atas. Proses pemilihan karir seorang siswa berdasarkan ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Percaya terhadap kemampuan yang ada pada dirinya.

b. Perasaan yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya ,membuat siswa

menjadi mantap dalam menekuni bidang yang di tekuni dan bidang

yang akan di pilih.

c. Merasa senang dalam karir yang akan di pilihnya.

d. Perasaan senang ,ringan dan penuh minat yang tumbuh dalam diri

kerika memilih karir yang ingin di tekuni membuat siswa mudah

mendalaminya.

e. Merasa optimis terhadap karir yang akan di pilih.

f. Merasa optimis terhadap karir yang akan di pilih merupakan keinginan

siswa untuk berhasil dan memiliki keyakinan untuk majurethadap karir

13

(25)

15

yang akan di pilihnya, sehingga mendorang siswa untuk berfikir maju

dan memgembangkan karirnya.

F. Metode Penelitian

Metode adalah cara tepat untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan

pikiran secara seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah

suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisa suatu

yang diteliti sampai menyusun suatu laporan.14

Dalam metode penelitian ada beberapa poin yang digunakan oleh peneliti,

yaitu:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek

yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

bersifat induktif/kualitatif.15

Menurut Botgar dan Tailor, penelitian kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.16

14

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hal. 3.

15

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Alfabeta: Bandung, 2009), hal. 9.

16

(26)

16

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dikarenakan data-data

yang didapatkan nantinya adalah data kualitatif berupa kata-kata atau tulisan

untuk mengetahui serta memahami fenomena secara terinci, mendalam, dan

menyeluruh.

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi

kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek

seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas) atau situasi

sosial. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data

mengenai subyek yang diteliti.17

2. Sasaran dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga subyek yang menjadi sasaran oleh

peneliti, antara lain :

a. Konseli atau Klien

Konseli adalah seorang siswa kelas XI MA Bilingual Krian

Sidoarjo. Konseli merupakan siswa dan juga seorang santri di Pondok

Pesantren Modern Al-Amanah Krian Sidoarjo.

b. Konselor

Konselor adalah seorang mahasiswa Program Studi Bimbingan

dan Konseling Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya.

Pengalaman konselor adalah pernah mengikuti PPL (Praktek

Pengalaman Lapangan) di MA Bilingual Krian Sidoarjo.

c. Informan

17

(27)

17

Informan dalam penelitian ini adalah Ustadz dan Ustadzah

konseli dan teman-teman konseli di MA Bilingual Krian Sidoarjo.

d. Lokasi

Lokasi penelitian berada di sekolah MA Bilingual Krian

Sidoarjo, Jalan Junwangi RT.12 RW.03, No. 43, Krian Sidoarjo.

G. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Jenis data adalah hasil pencatatan penelitian, baik berupa fakta

ataupun angka yang dijadikan bahan untuk menyususn informasi. Adapun

jenis data pada penelitian ini meliputi:

a. Data primer

Data Primer ialah data yang diperoleh secara langsung dari

masyarakatbaik yang dilakukan melalui wawancara, observasi, dan alat

lainnya langsung di ambil dari sumber pertama di lapangan.18 Yang

mana dalam hal ini diperoleh dari deskripsi tentang latar belakang dan

masalah konseli, perilaku atau dampak yang dialami konseli,

pelaksanaan proses konseling serta hasil akhir pelaksanaan konseling.

Data ini dilakukan melalui pendekatan Social Learning Krumboltz pada

seorang siswa kelas XI MA Bilingual Krian Sidoarjo yang diambil

melalui observasi dilapangan, tingkah laku siswa, kegiatan keseharian

siswa, latar belakang siswa, dan penentuan pilihan karir yang sedang ia

18

(28)

18

tentukan melalui pengalaman belajar sosial sesuai dengan Teori

Krumboltz.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil dari sumber kedua atau

berbagai sumber guna melengkapi data primer.19

Data sekunder diperoleh dari gambaran lokasi penelitian,

keadaan lingkungan siswa, dan perilaku keseharian siswa.

2. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh.20 Adapun yang

dijadikan sumber data adalah:

1. Sumber Data Primer, yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari

konseli, yakni siswa kelas XI MA Bilingual Krian Sidoarjo yang

didapat dari peneliti atau konselor.

2. Sumber Data Sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari

perpustakaan yang digunakan untuk mendukung dan melengkapi data

primer.21 Data ini berupa dokumentasi, wawancara, serta observasi

yang berkaitan dengan penelitian.

19

Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif, (Surabaya: Universitas Airlangga, 2001), hal. 128.

20

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 129.

21

(29)

19

Tabel 1.1 Jenis Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data

No. Jenis Data Sumber data TPD

1. Biodata konseli

a. Identitas konseli

b. Pendidikan konseli

c. Usia Konseli

d. Keadaan fisik konseli

e. Prestasi konseli

f. Kebiasaan konseli

g. Kondisi lingkungan konseli

h. Masalah pemilihan karir

i. Pandangan konseli terhadap

permasalahan pemilihan karir

berdasarkan teknik belajar sosial

j. Pengalaman belajar sosial

konseli

k. Harapan konseli dalam

pencapaian karir

l. Gambaran tingkah laku

sehari-hari konseli

Konseli+Informan W+O

2. Gambaran Lokasi Penelitian Informan O+D

(30)

20

Keterangan:

TPD : Teknik Pengumpulan Data

O : Observasi

W : Wawancara

D : Dokumentasi

H. Tahap-tahap Penelitian 1. Tahap Pra Lapangan

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Untuk dapat menyusun dan merancang penelitian, maka terlebih

dahulu memahami fenomena yang telah di tentukan, yaitu tentang

pemilihan karir siswa. Setelah faham akan fenomena yang telah

diamati, maka peneliti membuat latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan membuat

rancangan data-data yang diperlukan untuk penelitian.

b. Memilih Lapangan Penelitian

Setelah membaca fenomena yang ada di lapangan, maka

penentuan lapangan penelitian adalah di MA Bilingual Krian Sidoarjo.

c. Mengurus Perizinan Penelitian

Setelah tempat penelitian ditentukan, maka langkah selanjutnya

adalah mengurus perizinan dari pihak setempat yang berkuasa di

wilayah tempat penelitian.

4. Deskripsi Proses Konseling Konselor+Konseli W

5. Deskripsi Hasil Proses

Konseling

(31)

21

d. Menjajaki dan Menilai Keadaan Lapangan

Peneliti berusaha mengenali segala unsur lingkungan sosial fisik,

keadaan alam sekitar, dan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan di

lapangan. Kemudian, peneliti mengumpulkan data yang ada di

lapangan.

e. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi serta latar belakang penelitian.

Informan dalam penelitian ini adalah siswa, konselor, dan

Ustadz/Ustadzah MA Bilingual Krian Sidoarjo.

f. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Peneliti menyiapkan pedoman wawancara, alat tulis, buku, suran

izin penelitian, rekaman wawancara, dan semua yang berhubungan

dengan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan deskripsi data

lapangan.

g. Etika Penelitian.

Etika penelitian pada dasarnya yang menyangkut hubungan baik

antara peneliti dengan subyek penelitian, baik secara perseorangan

maupun kelompok. Maka, peneliti harus mampu memahami

(32)

22

sementara peneliti menerima seluruh nilai dan norma sosial yang ada di

dalam lingkungan latar penelitiannya.22

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

a. Memahami Latar Penelitian

Untuk memasuki lapangan, peneliti perlu memahami latar

penelitian terlebih dahulu. Kemudian, peneliti juga mempersiapkan diri

dengan baik, baik secara fisik maupun secara mental.

b. Memasuki Lapangan

Yang perlu dilakukan disaat memasuki lapangan adalah menjalin

keakraban hubungan dengan subjek-subjek penelitian, sehingga akan

memudahkan peneliti untuk mendapatkan data.

c. Berperan dalam Mengumpulkan Data

Dalam tahapan ini, peneliti harus berperan aktif dalam bekerja,

yaitu harus bisa memperhitungkan waktu penelitian, tenaga, dan biaya.

Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis di lapangan, kemudian

mencatat bagaimana suasana di lapangan.

I. Metode Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, membutuhkan data-data yang relevan dan akurat.

Sedangkan untuk mendapatkan data-data tersebut, diperlukan metode yang sesuai.

Metode tersebut adalah sebagai berikut;

22

(33)

23

1. Metode Observasi

Metode observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan

untuk memperoleh informasi tentang suatu subyek yang diteliti agar

mendapat gambaran yang jelas yang dilaksanakan dengan pengamatan

secara langsung ke lapangan.23

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian dengan

menggunakan observasi partisipan, yakni peneliti terlibat langsung dalam

proses penggalian data dan juga melibatkan orang lain dalam mengukur

relevansi teori, sehingga tidak hanya memerankan siswa sebagai nara

sumber, namun menjalin pendekatan terhadap guru, teman, serta

pihak-pihak yang berhubungan dengan klien.

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan

pada para responden. Wawancara bermakna berhadapan langsung antara

interviewers dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan.24

Wawancara juga disebut interview, yaitu pengumpulan data melalui

Tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan

pada tujuan pendidikan.25

Dalam proses ini, peneliti mendapatkan data tentang profil klien,

kegiatan aktif kien, prestasi klien, pengaruh gaya belajar klien, serta hal-hal

23

S. Nasution, Metode Research atau Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 143.

24

Joko Subagyo, Metode Penelitian dalan Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 39.

25

(34)

24

yang dapat menunjang penelitian sesuai dengan Teori Belajar Sosial

Krumboltz.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data-data atau informasi yang berupa

benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, dan catatan harian lainnya.26 Metode ini digunakan untuk

meperoleh data pegawai, guru, profil, jumlah siswa, dan fasilitas di sekolah.

J. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalan pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain.27

Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul, maka data dianalisa dengan

data non-statistik. Sedangkan data pelaksanaan Teori Belajar Sosial Krumboltz

disajikan dalam bentuk “deskriptif”.

K. Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini, seperti yang

dirumuskan ada tiga macam yaitu, antara lain:

26

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Jakarta: Andi Offset, 1986), hal. 193. 27

(35)

25

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.

Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi

memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian.28

Dalam konteks ini, dalam upaya menggali data atau informasi yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian, peneliti selalu ikut serta dengan

informan utama dalam upaya menggali informasi yang berkaitan dengan

fokus penelitian. Misalnya, peneliti selalu bersama informan utama dalam

melihat lokasi penelitian.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan maksud menemukan

ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan atau isu yang sedang dicari

dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.29

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan

atau pembanding terhadap data itu.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin (1978),

28

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999),hal. 175.

29

(36)

26

membedakanempat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyedik dan teori.30

Dalam menguji keabsahan data melalui model triangulasi ini, peneliti

memfokuskan penggalian data melalui pihak-pihak yang terkait dengan

klien, yakni teman-teman dekat, ustadz/ustadzah, dan guru BK. Hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui dengan jelas latar belakang kehidupan

klien, faktor yang membentuk diri klien dan bagaimana klien dapat

konsisten memilih pilihan karirnya di masa yang akan datang.

L. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan penelitian ini,

maka Peneliti akan menyajikan pembahasan ke dalam beberapa BAB yang

sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut :

BAB I. Dalam bab ini berisi Pendahuluan yang meliputi : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Konsep,

Metode Penelitian yang meliputi Pendekatan dan Jenis Penelitian, Sasaran dan

Lokasi Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Tahap-tahap Penelitian, Teknik

Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, serta dalam bab satu ini berisi tentang

Sistematika Pembahasan.

BAB II. Dalam bab ini berisi tentang Tinjauan Pustaka yang meliputi : Kajian Teoritik Tentang Bimbingan dan Konseling Karir, Fungsi, Tujuan, dan

Langkah-langkah Bimbingan dan Konseling Karir. Dalam bab ini juga berisi

30

(37)

27

tentang penjelasan Pendekatan Social Learning Krumboltz yang terdiri atas Pokok

Pikiran, Pengaplikasian, dan Strategi Social Learning.

BAB III. Dalam bab ini berisi tentang Penyajian Data yang terdiri dari Deskripsi umum obyek penelitian yang meliputi : Deskripsi Lokasi, Deskripsi

Konselor, Deskripsi Klien, Deskripsi Masalah. Selanjutnya adalah Deskripsi

proses pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social

Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas

XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo. Dan selanjutnya adalah Deskripsi hasil dari

proses pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social

Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas

XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo.

BAB IV. Dalam bab ini berisi tentang Analisis Data yang terdiri dari : Analisis Proses dan Analisis Hasil Akhir.

BAB V. Dalam bab ini berisi tentang Penutup yang di dalamnya terdapat dua poin, yaitu : Kesimpulan dan Saran-Saran.

[image:37.595.100.517.243.750.2]

M. Jadwal Penelitian

Tabel 1.2Jadwal Penelitian

No. Tanggal Kegiatan Penelitian

Teknik Pengumpulan

Data

1. 18 Mei 2016 Penyerahan Surat Izin Penelitian

Wawancara

2. 20 Mei 2016 Membaca fenomena yang berada di lapangan.

Observasi

3. 23 Mei 2016 Mengambil data siswa Wawancara dan

Dokumentasi 4. 24 Mei 2016 Mengambil data lapangan Observasi dan

(38)

28

5. 26 Mei – 8 Juni 2016

Melakukan proses konseling terhadap siswa.

Wawancara

6 10 Juni – 15 Juni 2016

Penerapan Teori Sosial Learning Krumboltz dalam menentukan pemilihan karir siswa

Wawancara dan Observasi

7. 20 Juni 2016 Hasil dari penerapan Teori Sosial Learning Krumboltz dalam menentukan pemilihan karir siswa

Wawancara dan Observasi

[image:38.595.98.513.110.747.2]

N. Pedoman Penelitian

Tabel 1.3Pedoman Penelitian

No. Informan Data yang diperoleh Daftar Pertanyaan

1. Siswa Identitas Siswa 1. Nama Siswa

2. Alamat siswa

3. Usia Siswa

4. Jenis Kelamin

5. Tempat Tanggal Lahir

6. Riwayat Pendidikan

7. Anak ke berapa

8. Keadaan fisik siswa

Yang berkenaan

dengan masalah

siswa

1. Bagaimana cara proses belajar

sosial siswa dalam menentukan

pilihan karir?

2. Apa yang di harapkan siswa untuk

dapat memecahkan masalahnya

dalam penentuan karir?

3. Apa yang dilakukan siswa ketika

menghadapi permasalahannya

dalam penentuan karir?

(39)

29

proses pemilihan karir siswa

melalui teknik belajar sosial?

5. Hal hal apa saja yang lebih

dominan dalam pengalaman belajar

sosial untuk menentukan karir

siswa?

6. Hal hal apa saja yang akan

dilakukan ketika sudah mencapai

karir yang di inginkan?

Kondisi sesudah

konseling

1. Apa yang dirasakan siswa ketika

sudah melakukan proses konseling?

2. Perubahan apa saja yang dirasakan

siswa ketika sudah melakukan

proses konseling?

2. Konselor Identitas 1. Nama

2. Alamat

3. Usia

4. Tempat Tanggal lahir

5. Jenis kelamin

6. Riwayat Pendidikan

Pengalaman Permasalahan apa yang sudah

pernah ditangani oleh konselor?

3. Informan Kondisi lingkungan

siswa

1. Bagaimana latar belakang siswa?

(Teman dan Ustadz/Ustadzah)

2. Bagaimana siswa berinteraksi

dengan lingkungannya? (Teman

(40)

30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Karir

a. Pengertian Bimbingan

Istilah “bimbingan” sebagaimana dipergunakan dalam buku-buku

literature merupakan terjemahan dari istilah “guidance” dalam bahasa

Inggris. Dalam kamus bahasa Inggris, kata guidance dikaitkan dengan kata asalnya “guide”, yang diartikan sebagai:

1) Showing The Way, artinya menunjukkan jalan;

2) Leading artinya memimpin;

3) Conducting artinya menuntun;

4) Giving Intruction artinya memberi petunjuk;

5) Regulating arttinya mengarahkan;

6) Giving Advice artinya memberi nasehat.

Kalau kata bimbingan dalam bahasa Indonesia diartikan sebagaimana

pengertian guide diatas, maka ada dua pengertian dasar. Pertama, memberi

informasi, yaitu memberikan suatu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan

untuk mengambil suatu keputusan, atau memberikan sesuatu sekaligus

dengan memberikan nasihat. Kedua, mengarahkan atau menuntun ke suatu

tujuan. Tujuan disini mungkin hanya diketahui oleh orang yang

mengarahkan saja, dan mungkin perlu diketahui oleh kedua belah pihak.1

1

(41)

31

Pengertian harfiyah “Bimbingan” adalah “menunjukkan, memberi

jalan atau menuntun” orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi

hidupnya di masa kini dan masa mendatang. Istilah “Bimbingan”

merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris GUIDANCE yang berasal dari kata kerja “to guide” yang berarti “menunjukkan”. Sedangkan, istilah

“penyuluhan” mengandung arti “menerangi, menasehati, atau memberi

kejelasan” kepada orang lain agar memahami, atau mengerti tentang hal

yang sedang dialaminya. Arti “penyuluhan” berasal dari kata “Counseling” yang kemudian dipadukan dengan “Bimbingan” menjadi “Bimbingan dan

Konseling”2

.

Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan terhadap individu

untuk mencapai pemahaman diri secara maksimum pada lingkungan

sekolah, keluarga, serta masyarakat. Sehingga, bila dirangkai dalam sebuah

kalimat, konsep bimbingan adalah usaha secara demokratis dan

sungguh-sungguh untuk memberikan bantuan dengan menyampaikan arahan,

panduan, dorongan, dan pertimbangan, agar yang diberi bantuan mampu

mengelola serta mewujudkan apa yang menjadi harapannya.3

Arthur J. Jones (1970) mengartikan bimbingan dalam bukunya Sofyan

S. Wilis bahwa dalam proses bimbingan ada dua orang yakni pembimbing

dan yang dibimbing, dimana pembimbing membantu si terbimbing sehingga

2

Sri Nurul Azmil, Agus Santoso, Bimbingan dan Konseling Dengan Instrumen Braille Dalam Meningkatkan Motivasi Diri Pada Penyandang Tuna Netra, (Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 2013), hal. 142.

3

(42)

32

si terbimbing mampu membuat pilihan-pilihan, menyesuaikan diri, dan

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.4

Menurut Sunaryo Kartadinata, dalam bukunya Syamsu Yusuf LN dan

Juntika Nurihsan mengartikan bahwa bimbingan sebagai proses membantu

individu untuk mencapai perkembangan optimal.5

Menurut Bimo Walgito bimbingan adalah tuntunan, bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu

dalam menghindari atau menyatakan kesulitan-kesulitan dalam

kehidupannya agar supaya individu tersebut dapat mencapai kebahagiaan.6

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki

atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai danterlatih

dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya

mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya

sendiri, membuat keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri.7

Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para pakar

bimbingan dan konseling tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

bimbingan merupakan bantuan yang diberikan seorang pembimbing kepada

seorang individu maupun kelompok agar individu maupun kelompok yang

dibimbing tersebut dapat mencapai kemandirian dengan mempergunakan

4

Sofyan S. Wilis, Konseling Individu Teori dan Praktek, (Bandung: Alvabeta CV, 2010), hal. 11.

5

Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan dan Konseling , (Bandung: Raja Rosdakarya Offset, 2005),

hal.6. 6

Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah III, (Yogyakarta: Adi Offset, 1995),hal. 4.

7

(43)

33

berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasehat serta gagasan

dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku sehingga

akan mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya.

b. Pengertian Konseling

Istilah “konseling” yang telah dipergunakan sebagai bahasa Indonesia

ini, merupakan terjemahan dari istilah aslinya, yakni “counseling” dalam bahasa Inggris. Dalam kamus bahasa Inggris, kata “counseling” dikaitkan

dengan kata “counsel” yang berarti nasihat (to obtain counsel), anjuran (to

give counsel), pembicaraan (to take counsel). Dengan demikian, kata

konseling diartikan sebagai pemberian nasehat atau pemberian anjuran

untuk melakukan sesuatu atau mengadakan pembicaraan dengan bertukar

pikiran tentang sesuatu. Orang yang memberikan nasehat atau

menganjurkan berbuat sesuatu atau membicarakan hal-hal yang relevan

dalam berbagai bidang kehidupan akan disebut konselor. Kata konseling itu

sendiri sebagai kata lain dari kata penyuluhan. Artinya, sebelum digunakan

kata konseling (dengan ejaan bahasa Indonesia), sebagai terjemahan dari

kata aslinya “counseling” telah diterjemahkan dengan kata “penyuluhan”.

Hal tersebut kita kenali dari buku-buku literatur yang berkembang selalu

digunakan kata “penyuluhan”.8

8

(44)

34

Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program

bimbingan. Layanan ini memfasilitasi untuk memperoleh bantuan pribadi

secara langsung untuk mengatasi masalah yang timbul pada siswa.9

Mohammad Surya, menyebutkan konseling merupakan bantuan yang

diberikan kepada konseli supaya ia memperoleh konsep diri dan

kepercayaan diri untuk dimanfaatkan memperbaiki perilakunya pada masa

mendatang. Dengan konseling, ia akan memperoleh konsep yang

sewajarnya tentang dirinya sendiri, tujuan yang ingin diraih dan

kepercayaannya.10

Natawirya, mengatakan penyuluhan (konseling) merupakan satu jenis

layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling

merupakan hubungan timbal balik antara dua orang individu (konselor dan

klien) dimana yang satu berusaha membantu yang lain untuk mencapai

pengertian tentang dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah

yang sedang dihadapi pada waktu sekarang maupun yang akan datang.11

Roger, dalam Gunarsa menyebutkan bahwa konseling sebagai suatu

hubungan yang bebas dan berstruktur yang membiarkan klien memperoleh

pengertian sendiri, yang membimbingnya untuk menentukan

langkah-langkah positif kearah orientasi baru.12

9

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Dan Konseling, Cet.ke 3, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2008),hal. 21.

10

Moh. Surya, Dasar-Dasar Konseling Pendidikan, Teori Dan Konsep, (Bandung: PT. Kota Kembang, 1988), hal. 38.

11

Rahman Natawijaya, Pendekatan-Pendekatan Dalam Penyuluhan Kelompok), (Bandung: CV. Diponegoro, 1987), hal. 38.

12

(45)

35

Mapire, mengatakan bahwa konseling sebagai upaya pemberian

bantuan kepada individu sehingga dapat menemukan jalannya sendiri, dapat

menemukan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dihadapinya dan

dapat berbuat sesuatu atas upaya bantuan tersebut.13

Menurut W.S. Winkle, konseling merupakan serapan dari kata

counseling yang dikaitkan dengan kata counsel, yang berarti nasihat (to

obtain counsel), anjuran (to give counsel), atau pembicaraan (to take

counsel). Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu

counsilium yang berarti dengan atau bersama yang dirangkai menerima atau

memahami. Konseling adalah pelayanan bantuan untuk individu ataupun

kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang dengan optimal dalam

bidang pengembangan kehidupan pribadi maupun sosial melalui berbagai

jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang

berlaku.14

Dari berbagai pemaparan pengertian konseling dari para tokoh

konseling tersebut, dalam pemaparannya tidak jauh beda, yang intinya

bahwa konseling itu merupakan suatu proses bantuan yang dilakukan antar

pribadi dimana satu orang dibantu oleh satu orang lainnya untuk

meningkatkan suatu pemahaman dan kecakapan dalam menemukan suatu

masalah yang dihadapi dan menghasilkan sebuah solusi.

13

Andi Mapire, AT, Pengantar Konseling Dan Psikoterapi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1992), hal. 12

14

(46)

36

c. Pola Bimbingan Konseling

Aplikasi instrumentasi bimbingan konseling bertujuan untuk

mengumpulkan data dari keterangan tentang peserta didik (baik secara

individual maupun kelompok), keterangan tentang lingkungan peserta didik

dan lingkungan yang lebih luas (termasuk di dalamnya informasi pendidikan

dan jabatan). Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi

instrumentasi bimbingan konseling pada umumnya meliputi :

1) Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa.

2) Kondisi mental dan fisik siswa, pengenalan terhadap diri sendiri.

3) Kemampuan pengenalan lingkungan dan hubungan sosial.

4) Tujuan, sikap, kebiasaan dan keterampilan, serta kemampuan belajar.

5) Informasi karir dan pendidikan.

6) Kondisi keluarga dan lingkungan.15

d. Pengertian Bimbingan dan Konseling Karir

Penyuluhan karir (career counseling) merupakan teknik bimbingan

karir melalui pendekatan individual dalam serangkaian wawancara

penyuluhan (counseling interview). Menurut Dr. Moh. Surya, penyuluhan

merupakan pengkhususan kegiatan penyuluhan dalam masalah khusus, yaitu

masalah karir.

Pengertian konseling karir mengacu pada bimbingan karir. Karena,

pada hakikatnya layanan bimbingan karir bukan saja dapat dilaksanakan

melalui pendekatan kelompok, tetapi juga melalui pendekatan individual.

15

(47)

37

Karena, pada suatu saat tertentu masalah karir siswa dapat dipecahkan

secara bersama-sama melalui pendekatan kelompok. Tetapi, pada saat lain

masalah-masalah karir yang personal dan terlalu individual tidak bisa

dipecahkan melalui pendekatan kelompok. Untuk itulah, masalah karir yang

bersifat individual perlu dipecahkan dengan keterlibatan bantuan konseling

melalui serangkaian wawancara konseling karir.16

Rachman Natawijaya mengemukakan bahwa bimbingan karier adalah

proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran

tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja diluar dirinya dan

mempertemukannya, sehingga pada akhirnya mampu memilih bidang

pekerjaan, menyiapkan diri untuk bidang pekerjaan dan membina karir

dalam bidang tersebut.17

Ruslan A Ghani, menyatakan bahwa bimbingan karier merupakan

salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam

memecahkan masalah karier atau pekerjaan untuk memperoleh penyesuaian

diri yang sebaik-baiknya dengan masa depannya.18

Menurut B. wetik, bimbingan karir adalah program pendidikan yang

merupakan layanan terhadap siswa agaria mengenal dirinya sendiri,

mengenal dunia kerja, dapat memutuskan apa yang diharapkan dari

16

Drs. Dewa Ketut Sukardi, Pendekatan Konseling Karir Di Dalam Bimbingan Karir (Suatu Pendahuluan), (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989), hal. 12.

17

Rachman Natawijaya, Beberapa Pendekatan Dalam Bimbingan Karier, (Bandung: CV. Diponegoro, 1981), hal. 19.

18

(48)

38

pekerjaan dan dapat memutuskan bagaimana bentuk kehidupan yang

diharapkannya, disamping pekerjaan untuk mencari nafkah.19

Donald E Super, yang di kutip Dewa Ketut Sukardi, menyebutkan

bahwa bimbingan karier adalah suatu proses untuk membantu pribadi dalam

rangka mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta

peranannya dalam dunia kerja.20

Dari beberapa uraian tentang pengertian bimbingan karir diatas, dapat

disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling karir merupakan suatu proses

pemberian bantuan, pelayanan dan pendekatan terhadap individu agar yang

bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya dan mengenal

dunia kerja. Merencanakan masa depan dengan bentuk kehidupan yang

diharapkannya, untuk menentukan pilihannya dan mengambil suatu

keputusan yang paling tepat sesuai dengan keadaan diri berkaitan dengan

persyaratan-persyaratan yang dituntut oleh pekerjaan atau karier yang

dipilihnya.

Perintah kewajiban bekerja telah Allah wajibkan semenjak Nabi yang

pertama, yaitu Nabi Adam Alaihi Salam sampai dengan Nabi Mhammad

SAW. Perintah ini tetap berlaku kepada semua orang tanpa

membeda-bedakan pangkat, status, dan jabatan seseorang. Berikut ini akan di jelaskan

beberapa dalil dari Al-Qur’an dan Al-Hadits tentang kewajiban bekerja.

19

Ruslan A. Ghani, Bimbingan Karier, (Bandung: Angkasa), hal. 10. 20

(49)

39

Dalil dari Al-Qur’an:













“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka

bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat

sedikitlah kamu bersyukur.” (QS. Al-A’raaf, ayat 10).









“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka

berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya.

dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS.

Al-Mulk, ayat 15).

















“Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta

orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang

nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

(QS.At-Taubah, ayat 105).21

Dalil Al-Hadits:

ف ْ ع

ْع

ْ

عف

أ

ه ص

, سو ْ ع

س

أ

ْ

س

و د ج ع : ق ؟ ط

ك

( ْ حْ ححص وْ ز ْ و ( ْو ْ ع

21Qur’an In Word Ver. 1.3,

(50)

40

“Dari Rifa’ah bin Rafi’ berkata bahwa Nabi Muhammad SAW

ditanya tentang usaha yang bagaimana dipandang baik?, Nabi menjawab : Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap perdagangan

yang bersih dari penipuan dan hal-hal yang diharamkan.” (HR. Al-Bazzar

dan ditashihkan Hakim).

ْ طْ و ( ف تْح ْ ْ ْ ح ه

(

“Dari Ibnu Umar r.a bersabda, Sesungguhnya Allah SWT mencintai

Seorang Muslim yang bekerja dengan giat.” (HR. Imam Tabrani, dalam

Al-Mu’jam Al-Ausath VII/380).

اص فْ ت ا , ْو ْو

او

او خح او ص

ق , ْ ع

فْ ت و

ْو ؟ه ْوس

شْ ع ط ْ ف

(

ْ طْ و (

“Dari Abu Hurairah r.a berkata, bahwa Rasulallah SAW bersabda,

Sesungg

Gambar

Gambaran Lokasi Penelitian
Tabel 1.2Jadwal Penelitian
Tabel 1.3Pedoman Penelitian
Tabel 3.1 Data Guru
+3

Referensi

Dokumen terkait

Fokus penelitian adalah (1) Bagaimana proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan terapi ISHAS (Istighfar, Sholawat, Hauqolah, Al-Fatihah dan Shodaqoh) untuk

Mengingat pelaksanaan bimbingan konseling islam yang dilakukan konselor/peneliti dalam mengatasi judi balap motor pada seorang santri di taman pendidikan Al- qur’an Miftahl Huda

a) Memberikan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti lain dalam bidang Bimbingan Konseling Islam dalam meningkatkan harga diri ( self esteem ) seorang pemuda yang

Dalam menganalisa Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan dalam Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA

Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) untuk mengatasi masalah Burnout Syndrome seorang pengurus di Unit Kegiatan Mahasiswa Paduan

Setelah konselor dan konseli melakukan beberapa kali pertemuan dan mengumpulkan data dari berbagai informan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

Dalam penelitian ini digunakan Pendekatan Konseling Behavioristik untuk membantu siswa kelas XI A IPS MA NU Raden Umar Sa’id Colo yang prestasi belajar