• Tidak ada hasil yang ditemukan

2015 3408 ped Pedoman Pencacahan Survei Konsumsi Bahan Pokok 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2015 3408 ped Pedoman Pencacahan Survei Konsumsi Bahan Pokok 2015"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

Buku 2

Survei Konsumsi Bahan Pokok 2015

(VKBP-15)

(2)

i

KATA PENGANTAR

Buku pedoman ini merupakan acuan bagi Petugas Pencacah Lapangan (PCL) dalam

melaksanakan pendataan Survei Konsumsi Bahan Pokok tahun 2015. Isi buku ini terutama

berkaitan dengan metodologi dan organisasi lapangan.

Badan Pusat Statistik telah melakukan kajian konsumsi 11 bahan pokok tahun 2014 dengan

berbagai pendekatan yang didasarkan pada berbagai macam sumber data yaitu Susenas, Survei

Industri, dan Survei Konsumsi Bahan Pokok. Dengan berdasarkan berbagai sumber data tersebut,

diperkirakan konsumsi 11 bahan pokok pada tingkat nasional tahun 2014.

Berdasarkan hasil survei konsumsi 11 bahan pokok tahun 2014 masih dipandang perlu

dilakukan kajian lebih lanjut mengingat kajian tersebut tingkat estimasinya baru pada tingkat

nasional. Untuk itu, pada tahun 2015 dilakukanlah Survei Konsumsi Bahan Pokok yang akan

menampilkan angka konsumsi bahan pokok secara nasional dan tingkat provinsi.

Setiap petugas diminta untuk mempelajari secara seksama setiap buku pedoman Survei

Konsumsi Bahan Pokok Tahun 2015 yang telah dibuat, khususnya buku ini

Jakarta, Maret 2014

(3)

iii

Jenis Dokumen dan Kegunaannya ………...

1 Arus Dokumen dan Perlengkapan ... Tugas Pencacahdan Pengawas ...

7 Metode Pengumpulan Data ...

12

4.1. Tata Tertib Pengisian Daftar ...…………..

Tata Cara Pengisian Daftar VKBP14-L ...

(4)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ketahanan pangan dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana terpenuhinya

kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk Indonesia.Hal itu tercermin dari ketersediaan pangan

yang cukup, baik jumlah maupun mutunya dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.Ketahanan

pangan juga sering dikaitkan dengan ketersediaan bahan pokok yang merupakan kebutuhan

pokok masyarakat Indonesia. Oleh karena itu ketersediaannya sangat diperhatikan pemerintah

karena akan menentukan tingkat ketahanan pangan secara umum. Karena dampak sosial dan

politik yang tinggi dari komoditas bahan pokok tersebut, pemerintah harus mengambil langkah

kebijakan untuk selalu menjaga kestabilan harga.Langkah yang perlu diambil diantaranya tingkat

produksi harus dijaga keseimbangannya dengan tingkat konsumsi nasional dan terkendalinya

impor bahan pokok.

Bahan pokok khususnya beras, jagung, kacang kedelai, daging sapi, daging ayam,

bawang merah, bawang putih, cabe, tepung terigu, minyak goreng, gula pasir, dan garam

merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Ketersediaan, distribusi dan tingkat harga dari bahan

pokok tersebut sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan. Selain itu, ketersediaan bahan

pokok tersebut juga sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi makro, seperti: inflasi, jumlah

penduduk miskin, penyediaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, yang akhirnya akan

berakumulasi menjadi gangguan stabilitas nasional.

Selain dikonsumsi langsung oleh manusia, bahan pokok juga dikonsumsi dalam

bentuk hasil olahan, berupa tepung beras, bihun, makanan kering (crackers) dan lain-lain. Bahan

pokok tersebut juga digunakan sebagai bahan baku industri nonmakanan (tidak dikonsumsi

manusia), seperti untuk industri pakan ternak, industri kosmetik, dan industri bahan kimia.

Ketergantungan yang tinggi masyarakat Indonesia terhadap bahan pokok

mendorong pemerintah untuk mengetahui secara riil tentang total konsumsi bahan pokok

tersebut dalam rangka penyediaan nasional. Konsumsi merupakan faktor yang sangat penting

dalam menghitung kebutuhan bahan pokok. Kesalahan dalam penghitungan konsumsi akan

(5)

2

berdampak pada ketidak tepatan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Selama ini

informasi konsumsi bahan pokok per kapita bersumber dari hasil Survei Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas). Namun, konsumsi bahan pokok dalam Susenas hanya konsumsi di dalam

rumah tangga (yang disiapkan dalam rumah). Meskipun informasi tentang makanan jadi yang

mengandung bahan pokok juga telah dikumpulkan, tetapi perkiraan tentang konsumsi bahan

pokok dari makanan jadi tidak dapat dilakukan.

Pada tahun 2011 Badan Ketahanan Pangan (BKP), Kementerian Pertanian

bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan kajian khusus mengenai

konsumsi berasdengan berbagai pendekatan yang didasarkan pada berbagai sumber data yaitu

Susenas, Survei Industri, Survei Konsumsi dan Cadangan Beras Nasional, dan Tabel

Input-Output. Kemudian pada tahun 2012 BPS melakukan Survei Konsumsi Beras Nasional (VKB12)

untuk melengkapi data yang masih belum tersedia untuk penghitungan konsumsi beras pada

tahun 2011. Berdasarkan hasil kajian tersebut dan berbagai perkembangan beberapa tahun

terakhir yang ditandai gejolak beberapa harga bahan pokok seperti cabe merah dan daging sapi,

maka dipandang masih perlu dilakukan kajian lebih lanjut dengan ruang lingkup yang lebih luas

dan tidak hanya beras. Hal ini dikarenakan tingkat ketahanan pangan tidak hanya ditentukan oleh

beras, tetapi juga komoditas-komoditas lain, seperti cabe, bawang merah, bawang putih, dan

daging sapi. Sehingga pada tahun 2014 dilakukan Survei Konsumsi 11 Bahan Pokok (VKBP14)

untuk memperkirakan jumlah konsumsi beberapa komoditas bahan pokok pada tingkat nasional

untuk usaha-usaha yang diperkirakan menggunakan bahan pokok tersebut sebagai bahan baku.

Namun, VKBP14 selain hanya mengestimasi pada tingkat nasional juga memiliki tingkat error

yang relatif besar untuk beberapa komoditi seperti jagung dan minyak goreng. Untuk itu, pada

tahun 2015 akan dilakukan Survei Konsumsi Bahan Pokok (VKBP15) dengan jumlah sampel

yang lebih besar dan akan dilakukan estimasi pada tingkat provinsi.

1.2. Tujuan

Tujuan dari Survei Konsumsi Bahan Pokok tahun 2015 ini adalah untuk mendapatkan

angka estimasi konsumsi beras, jagung, tepung terigu, daging sapi, daging ayam, bawang merah,

bawang putih, cabe, kacang kedelai, minyak goreng, gula pasir dan garam pada tingkat nasional

(6)

3

1.3. Ruang Lingkup

Kegiatan pengumpulan data konsumsi bahan pokok yang akan dilakukan adalah kajian

total volume konsumsi setiap komoditas bahan pokok pada level nasional dan provinsi.

Penghitungan dilakukan dengan cara menggabungkan dari beberapa sumber, yaitu konsumsi

bahan pokok di dalam rumahtangga yang diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas), konsumsi bahan pokok pada industri baik besar, menengah, kecil maupun mikro, jasa

akomodasi dan penyediaan makan/minum dengan pendekatan hotel, restoran dan rumah makan,

serta konsumsi bahan pokok pada jasa kesehatan, dan jasa pemerintahan lainnya.Kegiatan

VKBP15 dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan sampel 206 kabupaten/kota, 1.200 Blok

Sensus, dan 30.000 usaha.

1.4. Jenis Dokumen dan Kegunaannya

Dokumen Kegunaan

1. VKBP15-DSBS Daftar blok sensus terpilih

2. VKBP15-DSPH Daftar nama dan alamat usaha hotel berbintang pada kabupaten/kota

terpilih.

3. VKBP15-KSPH Daftar nama dan alamat usaha hotel berbintang lengkap pada

kabupaten/kota terpilih.

4. VKBP15-DSPR Daftar nama dan alamat usaha restoran/rumah makan skala menengah

besar pada kabupaten/kota terpilih

5. VKBP15-KSPR Daftar nama dan alamat usaha restoran/rumah makan skala menengah

besarlengkap pada kabupaten/kota terpilih.

6. VKBP15-DSRS Daftar nama dan alamat rumah sakit pada kabupaten/kota terpilih

7. VKBP15-KSRS Daftar nama dan alamat rumah sakit lengkap pada kabupaten/kota

terpilih

8. VKBP15-DSPC Daftar nama dan alamat usaha catering pada kabupaten/kota terpilih

9. VKBP15-KSPC Daftar nama dan alamat usaha catering lengkap pada kabupaten/kota

terpilih

10. VKBP15-DSLP Daftar nama dan alamat lembaga pemasyarakatan pada kabupaten/kota

(7)

4

11. VKBP15-DSIBS Daftar nama dan alamat IBS terpilih pada kabupaten/kota terpilih

12. VKBP15-KSIBS Daftar nama dan alamat IBS lengkap pada kabupaten/kota terpilih.

13. VKBP15-DS Daftar nama dan alamat rumah tangga/usaha terpilih sampel

14. VKBP15-L Daftar untuk pendaftaran bangunan dan rumah tangga

15. VKBP15-SHPM Daftar untuk pencacahan sampel usaha hotel berbintang, usaha catering,

dan usaha penyedia makan minum

16. VKBP15-SIND Daftar untuk pencacahan sampel usaha industri mikro kecil

17. VKBP15-SRS Daftar untuk pencacahan sampel usaha rumah sakit

18. VKBP15-SLP Daftar untuk pencacahan sampel lembaga pemasyarakatan

19. Peta WB Peta Wilayah Blok Sensus hasil SE2006/ST2003/SP2000

Nomor Buku Judul Buku

1. Buku 1 Pedoman Kepala BPS Provinsi/Kabupaten/Kota

2. Buku 2 Pedoman Pencacahan

3. Buku 3 Pedoman Pengawasan dan Pemeriksaan

(8)

5 1.5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Waktu

1. Persiapan

a. Penyusunan metodologi Januari

b. Penyusunan kuesioner dan buku pedoman Januari–Februari

c. Pencetakan dokumen Februari–Maret

d. Pengiriman dokumen ke daerah Maret

2. Pelatihan Petugas

a. Workshop intama 12 & 16 Februari

b. Pelatihan instruktur nasional 17 – 20 Maret

c. Pelatihan petugas lapangan

d. Listing blok sensus/ Up dating Direktori

e. Pengolahan hasil listing

23 Maret – 9 April

6 – 30 April

13 April – 8Mei

f. Pengiriman data hasil listing ke BPS Pusat

g. Pemilihan sampel usaha/rumahtangga

h. Pengiriman daftar sampel ke BPS Provinsi

i. Pencacahan usaha/rumahtangga

j. Pengolahan hasil pencacahan

k. Pengiriman data hasil pencacahan

27 April – 15 Mei

18 – 22 Mei

25–29 Mei

1 Juni–3 Juli

8 Juni–10 Juli

15 Juni –31 Juli

3. Penyusunan Laporan

a. Tabulasi

b. Analisis

c. Publikasi

3 – 31 Agustus

September

(9)
(10)

7

ORGANISASI LAPANGAN

2.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dikelompokkan menjadi Tim Pengarah, Tim Pelaksana Pusat,

Operasional Provinsi dan Operasional Kabupaten / Kota yang bagan alurnya dapat dilihat pada

(11)

8

2.2. Arus Dokumen dan Perlengkapan Petugas

BPS RI

1.2. VKBP15-DSBS VKBP15-DSPH

3. VKBP15-KSPH

PENGAWAS 1.2. VKBP15-DSBS VKBP15-DSPH

3. VKBP15-KSPH

PENCACAH 1.2. VKBP15-DSBS VKBP15-DSPH

(12)

9

2.3. Tugas Pencacah dan Pengawas

Agar pelaksanaan Survei Konsumsi Bahan Pokok tahun 2015 berhasil dengan baik,

pencacah dan pengawas harus memahami tugas-tugasnya sebagai berikut:

a. Pencacah

1. Mengikuti pelatihan petugas lapangan Survei Konsumsi Bahan Pokok tahun 2015.

2. Menerima daftar responden perusahaan/usaha, daftar blok sensus terpilih, dan sketsa

peta blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya.

3. Mengenali wilayah tugas dan bersama-sama dengan pengawas.

4. Melakukan pendaftaran (listing) seluruh bangunan dan usaha pada blok sensus terpilih

yang menjadi tanggung jawabnya.

5. Memastikan bahwa tidak ada bangunan dan usaha yang terlewat pada blok sensus

terpilih yang menjadi tanggung jawabnya.

6. Melakukan wawancara terhadap responden pada usaha/perusahaan/rumahtangga

sampel.

7. Menjalin kerjasama dengan pengawas dan semua responden.

8. Melakukan kunjungan ulang untuk wawancara yang belum selesai.

9. Mengoreksi dan memastikan kewajaran serta kelengkapan isian untuk meyakinkan

bahwa semua pertanyaan telah diajukan ke responden dan semua jawaban responden

telah dicatat dengan benar.

10. Mendiskusikan masalah yang ditemui dalam pelaksanaan lapangan dengan pengawas.

11. Menyerahkan dokumen hasil pencacahan berikut dokumen pendukung lainnya,

termasuk sketsa peta blok sensus kepada pengawas.

b. Pengawas

1. Mengikuti pelatihan petugas lapangan Survei Konsumsi Bahan Pokok tahun 2015

2. Menerima wilayah tugas yang telah ditetapkan oleh BPS Kabupaten/Kota.

3. Menerima daftar perusahaan/usaha dan blok sensus untuk dicacah/dimutakhirkan.

4. Membagi tugas pencacahan (listing dan sampel) kepada setiap pencacah.

5. Bersama pencacah mengenali batas blok sensus dan alamat perusahaan/usaha terpilih

yang menjadi tugasnya.

6. Menerima hasil listing blok sensus.

(13)

10

8. Mengatur kegiatan perjalanan ke lokasi dan bahan-bahan yang dibutuhkan sebelum

kegiatan lapangan dimulai.

9. Mendampingi dan mengevaluasi kinerja pencacah sejak awal pelaksanaan lapangan

sehingga kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dapat dihindari sedini mungkin.

10. Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui pencacah dalam pelaksanaan

lapangan. Khusus menyangkut konsep dan definisi, mengacu pada buku pedoman atau

penegasan-penegasan yang diberikan selama pelatihan.

11. Memantau kualitas data dengan melakukan pengecekan langsung, dan mengkonfirmasi

kuesioner yang telah diisi pencacah ke responden.

12. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan dokumen, memeriksa kewajaran dan

konsistensi isian, serta melakukan koreksi dan memberitahukan kesalahan yang

dilakukan pencacah.

13. Memberitahukan lokasi tugas dari waktu ke waktu kepada BPS Kabupaten/Kota agar

mudah dipantau.

14. Menjaga semangat dan kerja sama yang tinggi sesama petugas.

15. Menyerahkan seluruh dokumen hasil pencacahan termasuk sketsa peta desa dan blok

(14)

11

METODOLOGI PENGUMPULAN DATA

3.1. Cakupan

Unit penelitian dalam survei ini adalah perusahaan atau usaha yang dalam kegiatannya

menggunakan atau mengkonsumsi bahan pokok yang dicakup dalam survei yaitu beras, gula

pasir, garam, tepung terigu, daging sapi, daging ayam, minyak goreng, cabe, bawang merah,

bawang putih, jagung dan kedelai. Sedangkan menurut cakupan wilayah, survei konsumsi bahan

pokok dilakukan di 260 kabupaten/kota di 34 provinsi.

Perusahaan/Usaha dalam survei ini dikelompokkan menjadi dua yaitu perusahaan

menengah besar dan perusahaan/usaha mikro kecil. Perusahaan menengah besar meliputi

perusahaan penyediaan akomodasi (hotel bintang), perusahaan restoran berbadan hukum,

perusahaan catering, rumah sakit, lembaga pemasyarakatandan industri besar sedang (IBS).

Sedangkan perusahaan/usaha kecil meliputi perusahaan/usaha penyediaan makan minum dan

industri mikro kecil (IMK) pengguna bahan pokok. Adapun cakupan KBLI pada survei konsumsi

bahan pokok 2015 secara lengkap tercantum pada lampiran 1.

3.2. Kerangka Sampel

Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari 3 macam yaitu:

1. Kerangka sampel pemilihan tahap pertama adalah master kabupaten yang disertai dengan

informasi jumlah usaha penyediaan akomodasi dan makan minumyang menggunakan

bahan pokok tersebut, jumlah usaha jasa kesehatan, lembaga pemasyarakatan dan

industri.

2. Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah:

a. Usaha penyediaan akomodasi adalah direktori hotel bintang yang dilengkapi

informasi kepemilikan restoran yang disertai dengan informasi kategori hotel.

b. Usaha restoran adalah direktori restoran

c. Usaha catering adalah direktori perusahaan catering

d. Usaha jasa kesehatan adalah direktori rumah sakit

(15)

12

e. Lembaga pemasyarakatan adalah direktori lembaga pemasyarakatan.

f. Industri Besar Sedang (IBS) adalah direktori industri besar sedang

g. Usaha penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan pokok adalah master BS

hasil listing SE06 yang berisi muatan jumlah usaha penyediaan makan minum dan

IMK.

3. Kerangka sampel pemilihan tahap ketiga yaitu daftar rumah tangga yang mengusahakan

penyediaan makan minumdan IMK dalam blok sensus terpilih

3.3. Desain Sampling

Desain sampling yang diterapkan dalam Survei Konsumsi Bahan Pokok 2015 dibagi

menjadi 3 tahap sebagai berikut:

1. Tahap pertama, memilih 260 kabupaten sampel. Dilakukan secara PPS dengan size

banyaknya usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, dan industri dalam tiap

kabupaten.

2. Tahap kedua, dikelompokkan menjadi dua:

a. Untuk lembaga pemasyarakatan, usaha penyedia akomodasi, restoran, rumah sakit,

catering dan IBS dilakukan pemilihan sampel secara sistematik pada kabupaten/kota

tertentu.

b. Untuk usaha penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan pokok, tahap kedua

adalah pemilihan blok sensus dengan cara PPS dengan size banyaknya usaha penyediaan

makan minum dan IMK pada tiap blok sensus.

3. Tahap ketiga, memilih rumah tangga usaha penyediaan makan minum dan IMK pengguna

bahan pokok hasil listing pada BS terpilih dengan cara sistematik sampling.

Alokasi sampel usaha rumah tangga penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan

pokok dalam tiap blok dilakukan di BPS RI setelah proses pendaftaran rumah tangga/usaha

selesai dilakukan. Alokasi dilakukan secara terpusat dengan melihat distribusi usaha/perusahaan

menurut komoditas yang dikonsumsi hasil pendaftaran rumah tangga untuk menghasilkan

estimasi konsumsi bahan pokok menurut jenis komoditas tersebut.

3.4. Stratifikasi Blok Sensus

Tujuan dilakukannya stratifikasi blok sensus adalah untuk mengelompokkan blok sensus

(16)

13

industri mikro kecil pengguna bahan pokok menurut jenis kategorinya. Untuk setiap jenis usaha

pengguna bahan pokok, strata konsentrasi yang bersesuaian dengan jenis kategorinya adalah

sekelompok blok sensus dengan komposisi jenis usaha yang dominan (menonjol). Stratifikasi

blok sensus dilakukan pada level provinsi.

Notasi Dasar

Untuk memudahkan pemahaman terhadap proses stratifikasi blok sensus yang akan

dilakukan, berikut ini disajikan notasi-notasi yang digunakan:

h : menyatakan blok sensus (h= 1, 2, …, k)

i : menyatakan kategori (i = 1, 2)

1 : Usaha penyediaan makan minum,

2 : Usaha industri mikro kecil pengguna bahan pokok

Nhi : banyaknya usaha pengguna bahan pokok dengan kategori i dalam blok sensus h.

Ai : jumlah blok sensus yang paling sedikit memuat satu usaha pengguna bahan pokok

dengan kategori i.

N.i : jumlah usaha pengguna bahan pokok dengan kategori -i.

Proses Stratifikasi

Proses stratifikasi blok sensus dilakukan dengan tahapan seperti berikut:

1) JikaNhi=0 untuk semua i, maka blok sensus tersebut langsung digolongkan sebagai strata

non usaha

2) Hitung rata-rata banyaknya usaha pengguna bahan pokok kategori-ipada blok sensus usaha

dengan rumus:

i i i

A N B  . .

3) Menghitung indeks konsentrasi pada setiap blok sensus untuk usaha kategorii dengan rumus:

i hi hi

B N

I  .

4) Membuat peringkat dari Ihi diantara seluruh Ihi (i = 1, 2) untuk seluruh blok sensus seperti

berikut:

Rhi = 1 untuk nilai Ihi terbesar pertama

Rhi = 2 untuk nilai Ihi terbesar kedua

…. dst.

(17)

14

5) Definisikan R1h = i (peringkat pertama blok sensus h) bersesuaian dengan kategori

penyediaan makan minum untuk Rhi=1 dalam blok sensus h, dan R1h = 0 jika N.h=0

6) Definisikan R2h = i(peringkat kedua blok sensus h) bersesuaian dengan kategori IMK

pengguna bahan pokok untuk Rhi=2 dalam blok sensus h, dan R2h = 0 jika N.h=0

7) Definisikan strata/substrata berdasarkan kombinasi dari R1h dan R2h.

Untuk lebih jelasnya, proses pembentukan blok sensus konsentrasi menurut usaha

penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan pokok sesuai kategori secara skematis

dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema Pembentukan Blok Sensus Konsentrasi

BS

Jumlah Usaha (i=1,2)

Indeks

Konsentrasi (Ihi) R1h R2h Strata

1 2 1 2

1 2 …

h Nh1 Nh2 Ih1 Ih2

K

N.i N.1 ….

Ai A1 ….

Bi B1 ….

Contoh :

R1h= 1 dan R2h= 0, adalah kelompok blok sensus yang hanya mengandung jenis usaha

penyediaan makan minum saja.

R1h= 1 dan R2h= 2, adalah kelompok blok sensus yang peringkat pertama dari pada indeks

konsentrasi terdapat pada jenis usaha penyediaan makan minum, sedangkan peringkat

keduanya terdapat pada jenis usaha IMK pengguna bahan pokok.

Evaluasi

Proses stratifikasi yang telah dilakukan dengan prosedur yang tercantum diatas akan

menghasilkan stratifikasi blok sensus awal yang harus dievaluasi sehingga menghasilkan

kelompok-kelompok blok sensus yang lebih masuk akal. Prosedur evaluasi terhadap hasil

(18)

15

1) Untuk simplifikasi notasi dalam evaluasi terhadap hasil awal stratifikasi maka dilakukan

perubahan notasi.

k : blok sensus

j : peringkat pertama indeks konsentrasi usahadengan kategori –j(j=1, 2)

j‟ : peringkat kedua indeks konsentrasi usaha dengan kategori -j‟ (j‟= 0, 1, 2)

Untuk j‟=0 berarti blok sensus tersebut hanya memuat salah satu jenis kategori saja.

j j j k

N ( , ') : jumlah usaha pengguna bahan pokok dengan kategori j dalam substrata (j,j‟)

j j

N : rata-rata banyaknya usaha pengguna bahan pokok dengan kategori -j dalam

strata j

2) Prosedur Evaluasi

Untuk j‟=0

Bila Nkj(j,j')Njj, maka j=3, artinya blok sensus k digolongkan dalam strata non konsentrasi usaha.

Untuk j‟0

 Bila Nkj(j,j')Njjdan Nkj('j,j')Njj'', maka j=j

 Bila Nkj(j,j')<Njjdan Nkj('j,j')Njj'', maka j =j

 Bila Nkj(j,j')<Njjdan Nkj('j,j')<Njj'', maka j=3

3) Berdasarkan hasil evaluasi, selanjutnya setiap satu blok sensus hanya dikelaskan ke dalam

salah satu kelas, yaitu:

a) Penyediaan makan minum

b) IMK pengguna bahan pokok

c) Blok Sensus Non Konsentrasi Usaha.

3.5. Jumlah Sampel

Alokasi sampel kabupaten menurut provinsi menggunakan cara compromise allocation.

Formula alokasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

dengan

= compromise allocation

= equal allocation

= proportional allocation

(19)

16

Distribusi sampel menurut provinsi dan kabupaten terpilih ditampilkan dalam lampiran

2, dan 3. Sedangkan alokasi usaha menurut jenis komoditas secara nasional, provinsi, maupun

kabupaten dilakukan secara proporsional dengan mempertimbangkan distribusi usaha hasil

listing. Sehingga proses alokasi menunggu hasil listing pada seluruh blok sensus selesai

dilakukan.

3.6. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari perusahaan/usaha/pengusaha terpilih dilakukan melalui

wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden. Untuk perusahaan-perusahaan yang

relatif besar, pengumpulan data bisa dilakukan lebih dari satu kali kunjungan.

Untuk mencacah usaha/perusahaan penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan

pokok, sesuai dengan desainnya maka terlebih dahulu dilakukan listing pada blok sensus terpilih.

Listing dilakukan pada rumah tangga sebagai pendekatan untuk mendapatkan usaha/perusahaan

penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan pokok dengan menggunakan Daftar

VKBP15-L.

3.7. Daftar Sampel

Daftar sampel pada survei konsumsi bahan pokok dibagi menjadi dua yaitu:

a. Daftar Sampel perusahaan (VKBP15-DSPH, VKBP15-DSPR, VKBP15-DSPC,

VKBP15-DSLP, VKBP15-DSRS, VKBP15-DSIBS)

Daftar Sampel perusahaan adalah daftar yang memuat nama sampel perusahaan

menengah besar.Daftar Sampel Perusahaan terdiri dari :

a. VKBP15-DSPH adalah daftar sampel perusahaan yang memuat sampel perusahaan

jasa akomodasi yang memiliki restoran

b. VKBP15-DSPR adalah daftar sampel perusahaan yang memuat sampel perusahaan

restoran menengah besar

c. VKBP15-DSPC adalah daftar sampel perusahaan yang memuat sampel perusahaan

catering

d. VKBP15-DSLP adalah daftar sampel lembaga pemasyarakatan

e. VKBP15-DSRS adalah daftar sampel rumah sakit

f. VKBP15-DSIBS adalah daftar sampel industri besar sedang

Rincian yang terdapat dalam Daftar sampel perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Rincian Provinsi, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama provinsi

(20)

17 kabupaten/kota.

3. Kolom (1): Nomor, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut.

4. Kolom (2) : Kecamatan, berisi kode dan nama kecamatan terpilih

5. Kolom (3) : Kelurahan, berisi kode dan nama desa/kelurahan terpilih

6. Kolom (4) : Nomor urut Perusahaan, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor

urut perusahaan/usaha yang terdapat pada kerangka sampel dalam suatu

kabupaten/kota.

7. Kolom (5) : Nama Lengkap Perusahaan/Usaha, yang tercantum pada kolom ini

adalah nama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel.

8. Kolom (6) : Alamat, yang tercantum pada kolom ini adalah alamat dari

perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel

9. Kolom (7) : Kegiatan utama, yang tercantum pada kolom ini adalah kegiatan utama

perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel

10.Kolom (8) : KBLI – Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, merupakan KBLI

dari kegiatan utama (KBLI 2009)

11.Kolom (9) : Hasil Pencacahan, kolom ini berisi kode kondisi hasil pencacahan

perusahaan/usaha, yaitu:

1 : ditemukan dan usahanya tetap

2 : ditemukan dan usahanya berubah masih dalam cakupan KBLI

3 : ditemukan dan usahanya berubah diluar cakupan KBLI

4 : pindah dan tidak dapat ditelusuri

5: tutup

6: tidak ditemukan

7: double/ganda 8: baru

b. Daftar Sampel Blok Sensus (VKBP15-DSBS)

Daftar sampel BS memuat blok sensus yang terpilih sebagai sampel di kabupaten/kota

terpilih. VKBP15-DSBS digunakan sebagai dasar pendaftaran bangunan dan rumah

tangga (listing) pada blok sensus terpilih. Rincian yang terdapat dalam VKBP15-DSBS

antara lain sebagai berikut:

1. Rincian Provinsi, berisi kode dan nama provinsi terpilih

2. Rincian Kabupaten/Kota, berisi kode dan nama kabupaten/kota terpilih

(21)

18

4. Kolom (2) Kode desa/kelurahan, berisi kode dan nama desa terpilih dalam setiap

kecamatan dan kabupaten terpilih

5. Kolom (3) Nomor blok sensus terpilih (NBS)

6. Kolom (4) Nomor kode sampel (NKS), terdiri dari 5 digit angka.

Digit 1 merupakan kode strata BS yaitu:

1: strata konsentrasi usaha penyediaan makan minum

2: strata konsentrasi usaha IMK

3: strata non konsentrasi

Digit 2-5 merupakan kategori wilayah desa/kelurahan, yaitu:

0001-4999 NKS daerah perdesaan

5000-9999 NKS daerah perkotaan

7. Kolom (5) Jumlah usaha penyedia makan minum hasil SE 2006, berisi jumlah usaha

penyediaan makan minum hasil Sensus Ekonomi pada blok sensus tersebut

8. Kolom (6) Jumlah usaha IMK hasil SE 2006, berisi jumlah usaha IMK hasil Sensus

Ekonomi pada blok sensus tersebut

9. Kolom (7) Jumlah Usaha Penyedia makan minum Hasil Listing, berisi jumlah usaha

hasil listing Survei Konsumsi Bahan Pokokuntuk usaha penyedia makan minum pada

blok tersebut, dan diisikan oleh pengawas setelah listing dalam setiap BS terpilih

selesai dilaksanakan

10.Kolom (8) Jumlah Usaha IMK Hasil Listing, berisi jumlah usaha hasil listing Survei

Konsumsi Bahan Pokok untuk IMK pada blok tersebut, dan diisikan oleh pengawas

setelah listing dalam setiap BS terpilih selesai dilaksanakan

(22)

19

c. Daftar Sampel Rumah Tangga/Usaha (VKBP15-DS)

Daftar sampel rumah tangga/usaha dibuat di BPS RI setelah penarikan sampel usaha

rumah tangga selesai dilakukan. Daftar Sampel Rumah Tangga (VKBP15-DS) adalah

daftar yang memuat nama sampel rumah tangga terpilih sebagai pendekatan dari

usaha/perusahaan baik untuk usaha penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan

pokok. Rincian yang terdapat dalam Daftar rumah tangga adalah sebagai berikut:

BLOK I. PENGENALAN TEMPAT, Berisi rincian Provinsi, Kabupaten/Kota,

Kecamatan, Desa/Kelurahan, nomor blok sensus dan nomor kode sampel

BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN, Blok ini berisi rekapitulasi hasil

pencacahan, yaitu jumlah target pencacahan, realisasi pencacahan, usaha yang tidak

berhasil dicacah, menurut alasannya (pindah keluar blok sensus, tidak ditemukan, tidak

dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan, dan tutup/ganti usaha).

BLOK III. KETERANGAN PETUGAS, Blok ini berisi keterangan petugas yaitu nama,

jabatan, tanggal pelaksanaan pencacahan/pengawasan, serta tanda tangan dari petugas

pencacah/pengawas.

BLOK IV. CATATAN

BLOK V. KETERANGAN RUMAH TANGGA/USAHA TERPILIH

Berisi keterangan tentang rumah tangga/usaha terpilih, yaitu

Kolom (1) NUS (nomor urut sampel) usaha penyediaan makan minum

Kolom (2) NUS (nomor urut sampel) usaha IMK

Kolom (3)-(6) Nomor urut segmen, bangunan fisik, bangunan sensus dan nomor urut

rumah tangga/usaha

Kolom (7) Nama kepala rumah tangga

Kolom (8) Nama perusahaan/usaha atau nama pengusaha/pemilik usaha/anggota rumah

tangga yang berusaha pada sektor penyediaan makan minum

Kolom (9) Nama perusahaan/usaha atau nama pengusaha/pemilik usaha/anggota rumah

tangga yang berusaha pada usaha IMK

Kolom (10) Alamat Lengkap, yaitu alamat lengkap rumah tangga/

Kolom (11) Keterangan hasil pencacahan, berisi dua kode yaitu kode 1=ya berhasil

dicacahdan kode 0= tidak

(23)

20

3.8 Skema Pembentukan Sampel

(24)

21

TATA CARA PENGISIAN DAFTAR VKBP15-L

4.1. Tata Tertib Pengisian Daftar

a. Semua pengisian daftar ini harus menggunakan pensil hitam.

b. Isian harus ditulis dengan jelas dan mudah dibaca. Penulisan menggunakan huruf

kapital (balok), tidak boleh disingkat, kecuali singkatan yang sudah umum. Angka

harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi).

c. Perhatikan instruksi/rambu-rambu tata cara pengisian di setiap pertanyaan.

d. Pengisian daftar menggunakan beberapa cara:

1. Mengisi keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia;

2. Penulisan angka ke dalam kotak mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right

justified).

4.2. Tata Cara Pengisian Daftar VKBP15-L

Pendaftaran perusahaan/usaha merupakan salah satu dari kegiatan pendahuluan dari

Survei Konsumsi Bahan Pokok Tahun 2015. Pendaftaran ini dilakukan untuk mendaftar usaha/

perusahaan yang terdapat pada blok sensus. Daftar VKBP15-L adalah daftar yang digunakan

untuk mencatat seluruh bangunan dan rumah tangga yang berada pada blok sensus terpilih

beserta keterangan lainnya. Pendaftaran perusahaan/usaha dilakukan pada bangunan tempat

usaha dimana usaha tersebut berada. Sedangkan pendaftaran rumah tangga dilakukan pada

bangunan rumah tinggal atau bangunan campuran. Dalam melakukan pendaftaran perusahaan/

usaha, petugas akan dibekali dengan peta blok sensus hasil SE2006/ST2003/SP2000 yang

menjadi wilayah tugasnya.

Pendaftaran perusahaan/usaha di setiap blok sensus dilakukan dengan dua pendekatan

yaitu pendekatan bangunan tempat usaha dan pendekatan rumah tangga. Pendekatan bangunan

tempat usaha adalah pendekatan pada bangunan untuk usaha maupun bangunan campuran.

Usaha yang dicakup pada daftar VKBP15-L ini meliputi industri manufaktur tertentu, restoran/

rumah makan, katering, warung makan, kedai makan, kedai minum/ kedai obat tradisional, dan

caféyang terdapat pada blok sensus terpilih. Sedangkan pendekatan rumah tangga adalah untuk

BAB

(25)

22

mendapatkan daftar usaha penyedia makan dan minum yang dilakukan oleh anggota rumah

tangga pada tempat tidak tetap seperti penyedia makan dan minum keliling.

Daftar VKBP15-L terdiri dari empat blok, yaitu:

Blok I. Pengenalan Tempat

Blok II.a. Rekapitulasi Jenis Usaha

Blok II.b. Rekapitulasi Usaha Penggunaan Bahan Pokok

Blok III. Keterangan Petugas

Blok IV. Pendaftaran Usaha Rumah Tangga

BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

Tuliskan nama dan kode Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Nomor Blok

Sensus dan Nomor Kode Sampel (NKS). Pengisian keterangan dan kode pada blok ini (Rincian

1 s.d 6) disalin dari Daftar Sampel Blok Sensus (VKBP15-DSBS).

BLOK II.a : REKAPITULASI JENIS USAHA

Blok ini diisi setelah pendaftaran bangunan baik untuk usahamaupun rumah tangga dalam blok

sensus terpilih selesai dilakukan. Isian Blok II.a disalin dari halaman terakhir Blok IV yang

terisi. Sebelum mengisi Blok II.a, petugas harus yakin bahwa isian Blok IV telah diperiksa

dengan cermat terutama konsistensi penjumlahan angka dan tanda check (“√”) antara Blok IV

baris A s.d C [kolom (9) dan kolom (14) s.d (22)].

Blok II.a terdiri dari :

1. Penyedia Makan Minum Keliling.

Untuk mengisi rincian ini disalin dari Blok IV kolom (9) baris C “Jumlah angka atau tanda

“√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi. 2. Industri Manufaktur dengan TK < 20

Untuk mengisi rincian ini disalin dari Blok IV kolom (14) baris C “Jumlah angka atau

tanda “√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

3. Industri Manufaktur dengan TK ≥ 20

Untuk mengisi rincian ini disalin dari Blok IV kolom (15) baris C “Jumlah angka atau

tanda “√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

BLOK II. REKAPITULASI diisi setelah selesai melakukan listing satu Blok Sensus dan dipastikan tidak ada yang terlewat dan tercacah ganda.

(26)

23

4. Restoran/Rumah Makan

Untuk mengisi rincian ini disalin dari Blok IV kolom (17) baris C “Jumlah angka atau

tanda “√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi. 5. Jasa Boga/Catering

Untuk mengisi rincian ini disalin dari Blok IV kolom (18) baris C “Jumlah angka atau

tanda “√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

6. Warung Makan

Untuk mengisi rincian ini disalin dari Blok IV kolom (19) baris C “Jumlah angka atau

tanda “√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

7. Kedai Makan

Untuk mengisi rincian ini disalin dari Blok IV kolom (20) baris C “Jumlah angka atau

tanda “√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

8. Kedai Minum

Untuk mengisi rincian ini disalin dari Blok IV kolom (21) baris C “Jumlah angka atau

tanda “√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

9. Café / Rumah Minum

Untuk mengisi rincian ini disalin dari Blok IV kolom (22) baris C “Jumlah angka atau

tanda “√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi. 10. Jumlah

Rincian ini merupakan penjumlahan dari rincian 1 s.d 9.

BLOK II.b : REKAPITULASIUSAHA PENGGUNA BAHAN POKOK

Seperti halnya blok II.a, blok ini diisi setelah pendaftaran bangunan dan rumah tangga dalam

blok sensus terpilih selesai dilakukan. Isian Blok II.b disalin dari halaman terakhir Blok IV yang

terisi. Sebelum mengisi Blok II.b, petugas harus yakin bahwa isian Blok IV telah diperiksa

dengan cermat terutama konsistensi penjumlahan tanda check (√) antara baris A, B, dan C pada

Blok IV di masing-masing kolom tertentu [Kolom (23) s.d kolom (34)].

Jumlah Usaha/Perusahaan Penggunaan Bahan Pokok berikut :

[jumlah tanda check (√) pada masing-masing kolom di Blok IV kolom (23) s.d kolom (34)]

1. Beras

Untuk mengisi kolom ini disalin dari Blok IV kolom (23) baris C “Jumlah angka atau tanda

“√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

2. Jagung

Untuk mengisi kolom ini disalin dari Blok IV kolom (24) baris C “Jumlah angka atau tanda

(27)

24

3. Kacang Kedelai

Untuk mengisi kolom ini disalin dari Blok IV kolom (25) baris C “Jumlah angka atau tanda

“√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi. 4. Daging Sapi

Untuk mengisi kolom ini disalin dari Blok IV kolom (26) baris C “Jumlah angka atau tanda

“√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

5. Daging Ayam

Untuk mengisi kolom ini disalin dari Blok IV kolom (27) baris C “Jumlah angka atau tanda

“√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi.

6. Bawang Merah

Untuk mengisi kolom ini disalin dari Blok IV kolom (28) baris C “Jumlah angka atau tanda

“√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi.

7. Bawang Putih

Untuk mengisi kolom ini disalin dari Blok IV kolom (29) baris C “Jumlah angka atau tanda

“√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi.

8. Cabe

Untuk mengisi kolom ini disalin dari Blok IV kolom (30) baris C “Jumlah angka atau tanda

“√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)”halaman terakhir yang terisi.

9. Tepung Terigu

Untuk mengisi kolom ini disalin dari Blok IV kolom (31) baris C “Jumlah angka atau tanda

“√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi.

10. Minyak Goreng

Untuk mengisi kolom ini disalin dari Blok IV kolom (32) baris C “Jumlah angka atau tanda

“√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi. 11. Gula Pasir

Untuk mengisi kolom ini disalin dari Blok IV kolom (33) baris C “Jumlah angka atau tanda

“√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi.

12. Garam

Untuk mengisi kolom ini disalin dari Blok IV kolom (34) baris C “Jumlah angka atau tanda

“√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi.

BLOK III : KETERANGAN PETUGAS

Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang melakukan pendaftaran,

maupun pengawas. Tuliskan nama petugas, tanggal dimulainya pendaftaran/pegawasan atau

(28)

25

BLOK IV : PENDAFTARAN USAHA/RUMAH TANGGA

Blok ini digunakan untuk mendaftar semua bangunan, baik untuk usaha maupun rumah tangga.

Dalam pengisian Blok IV ini dilakukan baris demi baris, mulai dari baris (1) sampai dengan

baris terakhir. Masing-masing baris terdiri dari beberapa kolom. Lakukan pengisian untuk

masing-masing kolom, dari kolom (1) sampai dengan kolom (35) sesuai dengan kondisi yang

terjadi.

Kolom (1): Nomor Segmen

Tuliskan nomor urut segmen, yang disalin dari sketsa peta blok sensus SE 2006.

Segmen adalah bagian dari Blok Sensus yang mempunyai batas jelas (alam/ buatan) seperti: rel kereta api, jalan/gang/lorong atau sungai/kali.

Blok Sensus (BS) adalah bagian dari satu wilayah desa/kelurahan yang merupakan daerah kerja dari seorang pencacah.

Kolom (2): Nomor Bangunan Fisik

Tuliskan nomor urut bangunan fisik, dimulai dari nomor urut 1 (satu) sampai

dengan nomor urut terakhir dalam satu blok sensus.

Bangunan Fisik adalah tempat perlindungan baik permanen maupun tidak permanen pada tempat tetap yang mempunyai atap, lantai, dan dinding.

Penjelasan:

a. Bangunan fisik merupakanbangunan yang dapat digunakan sebagai tempat

tinggal atau bukan tempat tinggal.

b. Bangunan yang bukan digunakan untuk tempat tinggal dan bukan digunakan

untuk tempat kegiatan ekonomi/usaha, namun memiliki luas paling sedikit

10M2, dianggap sebagai bangunan fisik tersendiri.

c. Tempat kegiatan usaha yang mempunyai roda, (seperti gerobak rokok) namun

tidak dipindah-pindahkan, dalam survei ini dikategorikan sebagai bangunan

fisik/sensus.

Kolom (3): Nomor Bangunan Sensus

Tuliskan nomor urut bangunan sensus, dimulai dari nomor urut 1 (satu) pada

bangunan sensus pertama di bangunan fisik pertama dan berlanjut sampai nomor

urut terakhir pada bangunan sensus terakhir di bangunan fisik terakhir dalam satu

blok sensus.

(29)

26

seluruh/sebagian bangunan fisik yang tidak mempunyai dinding tetapi untuk

usaha.

Kolom (4): Penggunaan Bangunan Sensus (tuliskan kode) :

Tuliskan salah satu kode 1, 2 atau 3 pada kolom (4) sesuai dengan kegunaan dari

bangunan sensus tersebut.

Kode 1 : Tempat Tinggal

Bangunan Sensus Tempat Tinggal/Rumah adalah bangunan sensus

yang digunakan hanya untuk tempat tinggal oleh rumah tangga biasa

maupun khusus.

Kode 2 : Campuran

Bangunan Sensus Campuran adalah bangunan sensus yang sebagian

digunakan untuk tempat tinggal dan sebagian lagi digunakan untuk

keperluan lain. Misalnya: Rumah Kantor (Rukan), Rumah Toko

(Ruko), Industri Rumah Tangga, dan sejenisnya.

Kode 3 : Bukan Tempat Tinggal

Bangunan Sensus Bukan Tempat Tinggal adalah bangunan sensus yang seluruhnya tidak digunakan untuk tempat tinggal. Misalnya:

kantor, toko, pabrik, masjid, gereja, sekolah dan lain sebagainya.

Contoh:

a. Bangunan sensus yang digunakan sebagai tempat tinggal/rumah saja tanpa ada

usaha, maka isian kolom (4) adalah kode 1 yaitu Bangunan Sensus Tempat

Tinggal.

b. Bangunan sensus yang digunakan sebagai tempat usaha, dan pemiliknya tinggal di

bangunan tersebut yang tidak mempunyai pintu keluar-masuk sendiri,misalnya

Bangunan-bangunan bukan tempat tinggal dalam satu kompleks seperti perkantoran, pabrik dan sekolah, meskipun setiap ruangan mempunyai pintu keluar masuk tersendiri, dalam listing didaftar sebagai satu bangunan fisik dan satu bangunan sensus.

Penulisan nama rumahtangga pada bangunan sensus campuran

harus pada baris yang terpisah dengan penggunaan untuk

(30)

27

penjual nasi uduk di rumah, maka isian kolom (4) adalah kode 2 yaitu Bangunan

Sensus Campuran.

c. Bangunan sensus yang tidak digunakan sebagai tempat usaha dan tidak ada rumah

tangga di bangunan tersebut,misalnya gedungsekolah, maka isian pada kolom (4)

adalah kode 3yaitu Bangunan Sensus Bukan Tempat Tinggal.

Kolom (5): Nomor Urut Usaha/Rumah Tangga

Tuliskan nomor urut usaha/rumah tangga mulai dari nomor 1 (satu) sampai

dengan nomor urut terakhir yang ada dalam satu blok sensus terpilih.

Nomor urut hanya diberikan kepada:

a. Rumah Tangga

b. Perusahaan/usaha

Kolom (6): Nama Usaha/Kepala Rumah Tangga

Tuliskan nama perusahaan/usaha atau nama kepala rumah tangga atau kegunaan

dari bangunan sensus.

Kepala rumah tangga(KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan sehari-hari di rumah tangga atau orang yang

dituakan atau dianggap/ditunjuk sebagai KRT.

Apabila ditemukan perusahaan/usaha tidak mempunyai nama, maka tuliskan jenis

usaha yang terdapat di bangunan tersebut diikuti nama pengelolanya.

Contoh pengisian/penulisan di kolom (6):

a. Warteg Pak Dullah (warung tegal milik Pak Sadullah)

b. Toko Sembako Mariam

c. Masjid Nurul Iman

d. Aneka Tambang, PT

Penjelasan:

- KRT yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salah

satu tempat tinggalnya di mana ia berada paling lama.

- KRT yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah

istri dan anak-anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3 Pemberian nomor urut harus berurutan mulai dari nomor urut terkecil sampai ke nomor

(31)

28

bulan, asalkan masih kurang dari 6 bulan), tetap dicatat sebagai kepala rumah

tangga (KRT) di rumah istri dan anak-anaknya.

- Khusus untuk KRT yang berprofesi sebagai penyedia makan minum keliling

namun tinggal ditempat terpisah dengan keluarganya dan pulang ke rumah

istri dan anak-anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3

bulan, asalkan masih kurang dari 6 bulan), maka perlakukannya adalah:

a) Di rumah istri dan keluarganya, KRT tersebut dicatat sebagai KRT dari

rumah tangga tersebut, namun usahanya tidak dicatat pada Daftar

VKBP15-L, jika berada dalam blok sensus terpilih.

b) Di tempat tinggal untuk usaha yang terpisah dengan keluarganya, maka

usaha penyedia makan minum keliling tersebut akan dicatat pada

Daftar VKBP15-L, jika berada dalam blok sensus terpilih.

- KRT yang berprofesi sebagai pelaut yang bekerja di kapal berbendera asing

dan lamanya melaut lebih dari 6 bulan, tidak dicatat sebagai KRT di rumah

istri dan anak-anaknya.

- Jika dalam satu bangunan ditempati oleh dua rumah tangga atau lebih, maka

tuliskan masing-masing RT tersebut pada kolom (5) nomor urut dan kolom

(6) nama Kepala Rumah Tangga (KRT) pada baris terpisah. Kemudian

selesaikan pengisian kolom berikutnya untuk masing-masing KRT.

- Seorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus tetapi

makannya diurus sendiri dianggap satu rumah tangga biasa

- Rumah tangga biasa yang menempati dua bangunan sensus dianggap sebagai

satu rumah tangga biasa bila kedua bangunan sensus tersebut masih dalam

satu Blok Sensus.

- Jika beberapa orang yang bersama-sama mendiami beberapa kamar dalam

satu bangunan sensus atau bangunan fisik, dan pengelolaan makannya

sendiri-sendiri, maka setiap kamar dianggap satu rumah tangga. Contoh: tiga orang

indekos bersama-sama dalam satu kamar, tetapi makannya sendiri-sendiri

dianggap satu rumah tangga biasa.

- Untuk bangunan sensus bukan tempat tinggal tuliskan penggunaan bangunan

sensus tersebut, misalnya: Toko Buku Gunung Agung, Toko Mini, SDN 06

Makassar, Masjid Al-Huda, Gereja HKBP, atau Kantor Kelurahan. Untuk

bangunan sensus campuran tuliskan nama penggunaannya dan penghuninya,

misalnya: Penjahit“Dedy”, Salon “Oneng”, atau Warung “Jono”. Untuk

(32)

29

Kolom (7): Tuliskan Alamat Lengkap (Jalan, No., RT, RW)

Jika kolom (6) terisi, maka tuliskan alamat perusahaan/usaha atau rumah tangga

secara lengkap dan jelas seperti nama jalan, nama kampung/dusun, nomor

RT/RW, nomor telpon/HP.

Apabila pada saat melakukan listing ditemukan perusahaan/usaha

hotel/akomodasi, maka perlakuan sebagai berikut:

 Jika usaha akomodasi merupakan usaha yang terdapat dalam direktori, maka dicatat sebagai bangunan hotel dalam Daftar VKBP15-L sampai kolom (12)

dan langsung dicacah dengan Daftar VKBP15-SHPM.

 Jika usaha akomodasi tersebut tidak tercatat dalam direktori, maka dicatat

sebagai bangunan hotel dalam Daftar VKBP15-L sampai kolom (12) dan tidak perlu dicacah dengan Daftar VKBP15-SHPM.

 Baik usaha akomodasi yang terdapat dalam direktori maupun tidak, harus

ditanyakan apakah usaha akomodasi tersebut memiliki usaha restoran/rumah makan:

a) jikamemiliki usaha restoran/rumah makan dan masih dalam satu

manajemen dengan usaha akomodasi, maka usaha restoran/rumah makan tidak dicatat dalam Daftar VKBP15-Ldan tidak dicacah dengan

Daftar VKBP15-SHPM.

b) Jika usaha akomodasi tersebut mempunyai usaha restoran/rumah makan

namun tidak dalam satu manajemen hotel, maka perlakuannya adalah:

- Jika usaha restoran/rumah makan tidak terdaftar dalam direktori, maka catat pada Daftar VKBP15-Lsampai kolom (35).

- Jika usaha restoran/rumah makan tersebut terdaftar dalam direktori, maka dicatat pada Daftar VKBP15-Lsampai kolom (13)

(33)

30

Kolom (8): Apakah ada ART Penyedia Makan Minum Keliling ?,

Jika Ya tuliskan kode ”1”

Jika Tidak tuliskan kode “2”, dan lanjut ke kolom (12)

Penyedia makan minum keliling/ tempat tidak tetap adalah usaha perdagangan

eceran yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman siap dikonsumsi

yang didahului dengan proses pembuatan dan biasanya dijual dengan cara

berkeliling, seperti tukang bubur ayam, nasi goreng, jamu gendong, dan

sebagainya.

Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui usaha-usaha Penyedia Makan Minum Keliling yang dilakukan oleh ART dalam rumah tangga yang bersangkutan.

Kolom (9): Jumlah Usaha Penyedia Makan Minum Keliling

Tuliskan banyaknya Usaha Penyedia Makan Minum Keliling yang terdapat dalam

Rumah Tangga tersebut.

Jika satu ART mempunyai profesi lebih dari satu jenis usaha penyedia makan

minum keliling yang berbeda dan dapat dipisahkan bahan bakunya, maka dicatat

lebih dari satu usaha.

Contoh :

1) Dalam satu rumah tangga terdapat 2 usaha penyedia makan minum keliling,

yaitu usaha Bakso Malang Keliling oleh Pak Amir dan Mie Ayam Keliling

oleh Pak Taufik, maka pada kolom (9) tertulis angka “2”.

Kolom (8) sampai dengan kolom (11) akan terisi jika kolom (4) berkode “1” atau “2”

yaitu Bangunan Sensus Tempat Tinggal atau Campuran.

Sedangkan jika kolom (4) berkode “3” yaitu Bangunan Sensus Bukan Tempat Tinggal maka tidak perlu mengisi kolom (8) sampai dengan kolom (11)

Tapi lanjut ke kolom (12)

Kolom (9) sampai dengan kolom (11) akan terisi jika kol (8) berkode “1”. Jika kol (8) berkode “1”, maka tuliskan semua ART yang berprofesi sebagai

(34)

31

2) Pada pagi hari, Pak Amir menjual bubur ayam keliling hingga siang hari.

Pada sore harinya, beliau melakukan kegiatan yang sama, yaitu menjual

bubur ayam keliling lagi. Maka usaha Pak Amir dicatat sebagai satu usaha

dengan banyaknya bahan baku yang digunakan adalah gabungan dari dua

kegiatan tersebut.

3) Pada pagi hari, Pak Joko berjualan bubur ayam keliling hingga siang hari.

Pada malam hari, beliau berjualan sekoteng secara keliling. Maka usaha Pak

Joko dicatat sebagai dua usaha, jika kedua usaha tersebut dapat dipisahkan

penggunaan bahan bakunya. Namun jika tidak bisa dipisahkan, cukup

dicatat sebagai satu usaha saja dengan banyaknya bahan baku yang

digunakan adalah gabungan dari dua kegiatan tersebut.

Kolom (10): Nomor Urut

Tuliskan nomor urut usaha Penyedia Makanan Minuman Keliling mulai dari

nomor 1 (satu) sampai nomor urut terakhir untuk masing-masing rumah tangga

penyedia makan minum keliling.

Kolom (11): Nama Usaha dan Nama ART Penyedia Makan Minum Keliling

Tuliskan nama jenis usaha dan nama anggota rumah tangga (ART) Penyedia

Makan Minum Keliling.

Contoh : Jamu Gendong (Ibu Sri), Nasi Goreng Keliling (Sugiyanto), Es

Campur Keliling (Santoso), Bakso Malang Keliling (Pak Mantep).

Kolom (12): Cakupan Kegiatan (tulis kode)

Tuliskan kode cakupan kegiatan dan keterangan jenis usaha yang terdapat pada

masing-masing bangunan sensus hasil pendataan perusahaan/usaha. Kode yang

dimaksud meliputi :

Kode 1 : Kegiatan usaha Industri Manufaktur Tertentu, Restoran/ Rumah

Makan, Katering, Warung Makan, Kedai Makan Minum, dan Cafe.

Industri Manufaktur Tertentu yang dimaksud adalah industri dengan 2 digit KBLI 2009, yaitu: Industri makanan (10); Industri minuman

(11); Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (20); dan

Industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional (21). Namun

tidak termasuk industri yang input dan outputnya sama (misalnya:

pengemasan garam, daging beku, dan sebagainya) serta industri yang

(35)

32

[(misalnya: Industri tepung beras/ beras ketan, industri tepung jagung,

industri maizena (pati jagung)].

Kode 2 : Kegiatan usaha Penyedia Makan Minum Keliling yang tidak mangkal

di suatu tempat tetap selama minimal setengah dari jam operasi usaha.

Kode 3 : Kegiatan usaha Lainnya.

Kode 4 : Tidak ada usaha.

Jika kolom (12) berisi kode :

“1” maka lanjutkan ke pertanyaan kolom berikutnya.

“2” maka lanjutkan ke kolom (23) s/d kolom (34).

“3” atau “4” maka STOP (dan ganti baris berikutnya).

Kolom (13) : Apakah Usaha Terdaftar dalam Direktori VKBP15-DSP?

 Tuliskan kode “1”, jika usaha tersebut terdapat dalam daftar direktori,

kemudian STOP (dan pindah ke baris berikutnya)

 Tuliskan kode “2”, jika usaha tersebut tidak terdapat dalam daftar direktori,

kemudian lanjutkan ke pertanyaan kolom berikutnya.

Industri Manufaktur Tertentu yang dimaksud adalah industri dengan 2 digit KBLI 2009, yaitu:

Industri makanan (10); Industri minuman (11); Industri bahan kimia dan barang dari bahan

kimia (20); dan Industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional (21). Namun tidak

termasuk industri yang input dan outputnya sama (misalnya: pengemasan garam, daging beku,

dan sebagainya) serta industri yang outputnya tercatum pada halaman terakhir Daftar VKBP15-Kolom (13) diisi Jika kol (12) berkode “1”

Kolom (14) sampai dengan kolom (22) akan terisi jika kolom (13) berkode “2” Berikan tanda "√" pada kolom yang sesuai dengan jenis usaha.

Jenis usaha yang dimaksud adalah usaha cakupan survei non Direktori. Pada setiap baris hanya boleh terisi satu tanda check (√).

Kolom (14) s/d kolom (16)

(36)

33

L (misalnya: Industri tepung beras/beras ketan, industri tepung jagung, industri maizena (pati

jagung).

Industri Manufaktur adalah kegiatan produksi yang mengubah barang dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang

yang lebih tinggi nilainya. Termasuk ke dalam kategori ini adalah kegiatan jasa industri

pengolahan (makloon).

Perusahaan/Usaha Industri Manufaktur adalah unit kegiatan ekonomi yang melakukan/ mengusahakan industri manufaktur; terletak pada suatu bangunan/lokasi tertentu serta ada

seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut.

Contoh:

1. Usaha pembuatan lemper dan kue basah lainnya

2. Usaha pembuatan bedak beras

3. Usaha pembuatan brownies

Klasifikasi perusahaan/usaha industri manufaktur di Indonesia, menurut BPS dibagi ke dalam 4

(empat) skala usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja/ pekerja pada suatu perusahaan/usaha.

Skala usaha tersebut adalah sebagai berikut:

Industri Besar : perusahaan/usaha industri manufaktur yang mempunyai pekerja 100 orang atau lebih.

Industri Sedang : perusahaan/usaha industri manufaktur yang mempunyai pekerja 20-99 orang.

Industri Kecil : perusahaan/usaha industri manufaktur yang mempunyai pekerja 5-19 orang.

Industri Mikro : perusahaan/usaha industri manufaktur yang mempunyai pekerja 1-4 orang.

Jenis usaha Industri Manufaktur yang dicakup dalam listing ini adalah industri dengan 2

digit KBLI 2009 sebagai berikut:

10 : Industri makanan,

11 : Industri minuman

20 : Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia

(37)

34

Ada beberapa pedoman, apakah perusahaan/usaha termasuk kategori industri manufaktur, diantaranya adalah:

a. Mengacu kepada konsep industri, yaitu apabila terjadi proses produksi sehingga ada

pertambahan nilai maka dikatagorikan sebagai industri manufaktur.

b. Lihat nature-nya, yaitu tujuan utama perusahaan/usaha kondisi saat ini. Apabila

perusahaan/usaha itu tujuannya adalah untuk industri manufaktur, meskipun dalam

pelaksanaan melakukan kegiatan di luar industri manufaktur (misalnya perdagangan atau

usaha penyedia makan minum) maka perusahaan/usaha tersebut tetap di cacah sebagai

industri manufaktur.

c. Untuk perusahaan/usaha makanan/minuman yang lokasi usahanya tidak berada di

bangunan sensus (misalnya di gerobak, dipikul) maka termasuk kategori usaha penyedia

makan/ minum.

d. Sedangkan usaha yang lokasinya berada di bangunan sensus, maka :

- Apabila ada proses peracikan dan penyajian, dikatagorikan sebagai usaha bukan

industri manufaktur (misalnya : rumah makan/ restoran, dan sebagainya).

- Apabila tidak ada proses peracikan dan penyajian, usaha tersebut dikatagorikan

sebagai industri manufaktur.

e. Untuk kasus batas antara industri dengan pertanian atau peternakan atau perikanan (yang

prosesnya sederhana) :

- Apabila bahan baku milik sendiri dan kegiatannya tidak bisa dipisahkan dari sektor

tersebut, maka bukan kategori industri manufaktur.

- Apabila bahan baku milik sendiri dan kegiatannya bisa dipisahkan dari sektor

tersebut maka termasuk kategori industri manufaktur.

Kolom (14): Industri Manufaktur TK < 20 Orang

Berikan tanda check (√) pada kolom ini apabila usaha/perusahaan tersebut adalah

Industri Manufaktur Tertentu yang menggunakan tenaga kerja kurang dari 20

orang pada saat pendataan.

Kolom (15): Industri Manufaktur TK ≥ 20 Orang

Berikan tanda check (√) pada kolom ini apabila usaha/perusahaan tersebut adalah

Industri Manufaktur Tertentu yang menggunakan tenaga kerja 20 orang atau lebih

(38)

35

Kolom (16) : Jenis Usaha Industri Manufaktur Tertentu

Tuliskan salah satu kode yang sesuai dengan jenis usaha industri manufaktur

tertentu, yaitu:

Kode 10 : Industri makanan,

Kode 11 : Industri minuman

Kode 20 : Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia

Kode 21 : Industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional

Kolom (17): Restoran/Rumah Makan

Beri tanda check (√) pada kolom ini, jika yang diusahakan adalah perusahaan

restoran/rumah makan.

Usaha Restoran adalah usaha penyediaan jasa makanan dan minuman dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan

penyajian di suatu tempat tetap yang tidak berpindah-pindah dengan tujuan

memperoleh keuntungan dan/atau laba (Permen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

No. 11 Tahun 2014 Tentang Standar Usaha Restoran).

Usaha Rumah Makan adalah usaha penyediaan makanan dan minuman dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk penyimpanan dan penyajian

di suatu tempat tetap yang tidak berpindah-pindah dengan tujuan memperoleh

keuntungan dan/atau laba (Permen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No. 12 Tahun

2014 Tentang Standar Usaha Rumah Makan).

Kolom (18) : Jasa Boga/Catering

Beri tanda check (√) pada kolom ini jika yang diusahakan adalah Jasa Boga

(Catering).

Jasa Boga (Catering) adalah usaha penjualan makanan jadi (siap dikonsumsi)

yang terselenggara melalui pesanan-pesanan untuk kantor, perayaan, pesta,

seminar, rapat dan sejenisnya. Biasanya makanan jadi yang dipesan diantar ke

tempat kerja, pesta, seminar, rapat dan sejenisnya berikut pramusaji yang akan

melayani tamu-tamu/ peserta seminar atau rapat pada saat pesta/seminar

berlangsung.

Kolom (19) : Warung Makan

(39)

36

Warung Makan adalah salah satu usaha jasa pangan yang bertempat disebagian atau seluruh bangunan tetap (tidak berpindah-pindah) yang menyajikan dan

menjual makanan dan minuman di tempat usahanya baik dilengkapi maupun

tidak dengan perlengkapan dan peralatan untuk proses pembuatan dan

penyimpanan dan belum mendapatkan ijin dan surat keputusan dari instansi yang

membinanya.

Kolom (20): Kedai Makan

Beri tanda check (√) pada kolom ini jika yang diusahakan adalah Kedai Makan.

Kedai Makan adalah usaha perdagangan eceran yang menjual dan menyajikan makanan siap dikonsumsi yang melalui proses pembuatan di tempat tetap yang

dapat dipindah-pindahkan atau dibongkar pasang, biasanya menggunakan tenda,

seperti kedai seafood, kedai nasi goreng, kedai pecel lele, dan sebagainya.

Kolom (21): Kedai Minum

Beri tanda check (√) pada kolom ini jika yang diusahakan adalah Kedai Minum.

Kedai Minum adalah usaha perdagangan eceran yang menjual dan menyajikan utamanya minuman siap dikonsumsi yang melalui proses pembuatan di tempat

tetap yang dapat dipindah-pindahkan atau dibongkar pasang, biasanya

menggunakan tenda, seperti kedai kopi, kedai jus, dan minuman lainnya

Kolom (22): Cafe/Rumah Minum

Beri tanda check (√) pada kolom ini jika yang diusahakan adalah café / rumah

minum

Café/Rumah Minum adalah usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau

seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan utamanya minuman

untuk umum di tempat usahanya, baik dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan

untuk proses pembuatan dan penyimpanan maupun tidak dan baik telah

mendapatkan surat keputusan sebagai rumah minum dari instansi yang

(40)

37

Kolom (23): Beras

Berilah tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/ perusahaan tersebut

menggunakan atau mengolah beras/ beras ketan/ tepung beras sebagai bahan baku

(input) untuk menghasilkan makanan/ minuman/ produk lain sebagai output dari

usahanya.

Kolom (24): Jagung

Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/ perusahaan tersebut

menggunakan atau mengolah jagung sebagai bahan baku (input) untuk

menghasilkan makanan/ minuman/ produk lain sebagai output dari usahanya.

Jagung di sini meliputi jagung basah dengan kulit, jagung basah tanpa kulit,

jagung kering tanpa kulit, jagung pipilan basah, jagung pipilan kering, beras

jagung, dan tepung jagung/maizena.

Kolom (25): Kacang Kedelai

Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/ perusahaan tersebut

menggunakan atau mengolah komoditi kacang kedelai sebagai bahan baku (input)

untuk menghasilkan makanan/ minuman/ produk lain sebagai output dari

usahanya. Kacang kedelai di sini meliputi kedelai biji kering dan kedelai basah

dengan kulit (baik dengan batang dan daun atau tidak).

Kolom (26): Daging Sapi

Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/ perusahaan tersebut

menggunakan atau mengolah daging sapi sebagai bahan baku (input) untuk

menghasilkan makanan/ minuman/ produk lain sebagai output dari usahanya.

Daging sapi tersebut meliputi daging sapi segar, beku, tetelan, dan tulang iga,

termasuk daging giling. Namun tidak termasuk jeroan, kepala, dan kulit.

Kolom (23) sampai dengan kolom (34) diisi jika salah satu dari kolom (12) berkode "2" atau kolom (14) s/d (22) ada yang bertanda "√". Kolom (23) s/d (34) digunakan untuk mengetahui pemakaian/ pengolahan

(41)

38

Daging adalah bagian dari otot skeletal karkas yang lazim, aman, dan layak dikonsumsi oleh manusia, terdiri atas potongan daging bertulang dan daging tanpa

tulang, dapat berupa daging segar hangat, segar dingin (chiled) atau karkas beku

(frozen).

Kolom (27): Daging Ayam

Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/ perusahaan tersebut

menggunakan atau mengolah daging ayam sebagai bahan baku (input) untuk

menghasilkan makanan/ minuman/ produk lain sebagai output dari usahanya.

Daging ayam tersebut meliputi daging ayam ras (ayam potong) dan daging ayam

buras (ayam kampung), termasuk juga daging giling. Namun tidak termasuk

jeroan, kepala, dan ceker.

Kolom (28): Bawang Merah

Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/ perusahaan tersebut

menggunakan atau mengolah komoditi bawang merah sebagai bahan baku (input)

untuk menghasilkan makanan/ minuman/ produk lain sebagai output dari

usahanya. Bawang merah tersebut meliputi bawang merah lokal dan bawang

merah impor, baik bawang kering konsumsi (bawang utuh), bawang goreng

maupun bawang merah giling. Namun tidak termasuk bawang daun dan bawang

bombay.

Kolom (29): Bawang Putih

Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/ perusahaan tersebut

menggunakan atau mengolah komoditi bawang putih sebagai bahan baku (input)

untuk menghasilkan makanan/ minuman/ produk lain sebagai output dari

usahanya. Bawang putih tersebut meliputi bawang putih lokal dan bawang putih

impor, baik bawang kering konsumsi maupun bawang putih olahan (giling atau

goreng).

Kolom (30): Cabe

Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/ perusahaan tersebut

menggunakan atau mengolah komoditi cabe sebagai bahan baku (input) untuk

menghasilkan makanan/ minuman/ produk lain sebagai output dari usahanya.

Cabe disini meliputi cabe besar (cabe merah dan cabe ijo), cabe keriting, dan cabe

rawit. Baik cabe segar maupun cabe olahan (cabe giling, cabe kering maupun

Gambar

Gambar 1. Skema Pembentukan Blok Sensus Konsentrasi

Referensi

Dokumen terkait

Surga mencari semua orang yang akan menempatkan Yahuwah pertama dan terutama dalam hidup mereka untuk menjadi Putra dan Putri Zadok.. Sebagai umat, mereka adalaha umat

mengikuti pengadaan barungljasa....sedangkan jaminan surat penawarankan sudah ada Pak ...dan Apakah Surat keterangan dukungan keuangan dari bank boleh

Gaya listrik yang menggerakaan arus untuk mengalir disepanjang rangkaian rangkaian listrik, pengertian daria. Besaran untuk tegangan listrik

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik ( LPSE ) dan memenuhi persyaratan memiliki : SBU &amp; SIUJK5.

Akbar Jaya Konsultan Perum Bumi Puspa Kencana Blok EE No.14 Gedong Meneng, Rajabasa - Bandar Lampung 76,00 3 Lulus / Diundang..

Mesin diesel merupakan mesin pembakaran dalam ( Internal Combution engine ) yang menggunakan bahan bakar solar sebagai bahan bakarnya dan dinyalakan dengan bantuan

Maka dari itu, penulis merumuskan pesan dari kampanye ini adalah, “Dengan Baby Led Weaning, Ibu Tetap Aktif, Anak Kenyang dengan cara Menyenangkan” Pesan yang

Berdasarkan Perpres RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Capaian Pembelajaran umum bagi semua jenjang pendidikan