IKLAN LAYANAN MASYARAKAT WAJIB PAJAK “APA KATA DUNIA” DI TELEVISI
( Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat Wajib Pajak “Apa Kata Dunia” di Televisi )
SKRIPSI
Oleh : Renata Dian Sari
0643010247
YAYASAN KEJUANGAN PANGLIMA BESAR SUDIRMAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Oleh : Renata Dian Sari NPM. 0643010247
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur Pada tanggal 12 Nopember 2010
Pembimbing Utama Tim Penguji :
1.
Ir.Didiek Tranggono. M.Si Ir.Didiek Tranggono. M.Si
NIP. 195812251990011001 NIP. 195812251990011001
2.
Drs. Kusnarto, M.Si
NIP. 195808011984021001
3.
DR. Catur Suratnoaji, M.Si
NPT. 3 6804 94 00281
Mengetahui, DEKAN
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan kebaikan-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
guna memenuhi syarat wajib untuk menyelesaikan studi di jurusan Ilmu
Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
Mengingat dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir, penulis
banyak mengalami kesulitan dan sampai pada akhirnya dapat menyelesaikan
dengan baik. Dan itu semua tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, baik secara moril maupun riil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tak
lupa penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak – pihak yang telah membantu, antara lain :
1. Papa dan Mama tercinta yang selalu memberi dukungan dan membantu dalam
menyiapkan segala yang dibutuhkan demi kelancaran skripsi ini.
2. Ibu Dra. Suparwati, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3. Bapak Juwito, S. Sos selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
4. Bapak Ir.H.Didik Tranggono, M.Si, selaku dosen jurusan Ilmu Komunikasi
sekaligus dosen pembimbing yang sangat banyak memberikan masukan dan
bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini serta telah bersedia untuk
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan.
5. Saudara-saudara saya baik saudara kandung dan sepupu yang sudah sangat
membantu dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
iv
mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
7. Untuk teman-teman yang juga sedang berjuang menyelesaikan tugas akhirna
Wak Toe dan Joko, terima kasih selalu mengingatkan untuk tidak malas dan
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Surabaya, Nopember 20210
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
KATA PENGANTAR ...………. iii
DAFTAR ISI ...……… v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAKSI ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ………. 10
1.3 Tujuan Penelitian ………. 11
1.4 Manfaat Penelitian …………..……….... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ………. 12
2.1.1 Iklan …..………. 12
2.1.2 Periklanan di Lihat Dari Aspek Komunikasi …….…………. 14
2.1.3 Jenis-Jenis Iklan ………...…….………... 22
2.1.4 Iklan Layanan Masyarakat ……….. 23
2.1.5 Televisi Sebagai Media Periklanan ………. 24
2.1.6 Unsur-Unsur Iklan di Televisi ………. 27
2.1.7 Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat “Apa Kata Dunia” ……… 29
2.1.8 Wajib Pajak ………. 31
2.2 Masyarakat Televisi ………... 32
2.3 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Televisi ………. 34
2.4 Teori S-O-R ……….. 37
2.5 Kerangka Berpikir ………. 41
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi operasional dan pengukuran variabel ……..……… 44
3.1.1 Iklan ………. 44
3.1.2 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Apa Kata Dunia” di televise ……… 45
3.1.3 Pengukuran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Apa Kata Dunia” di Televisi ………….. 46
3.2Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ……… 49
3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... ... ... ... ... ... ... ... ... . 50
3.3Teknik Pengumpulan Data ……… 52
3.4Metode Analisis Data ……… 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ……….. 54
4.1.1 Isi Pesan yang Dipengaruhi Unsur-unsur Iklan Pajak “Apa Kata Dunia” di Televisi ……….. 54
4.2 Penyajian dan Analisis Data ………. 57
4.2.1 Identitas Responden ……….. 57
4.2.1.1 Usia Responden ……….. 57
4.2.1.2 Pendidikan Terakhir Responden ... 58
4.2.1.3 Pekerjaan Responden ... 59
4.2.1.4 Jenis Kelamin Responden ... 59
4.2.2 Terpaan Surat Media Televisi ... 60
4.2.2.1 Frekuensi Masyarakat Surabaya Menonton Iklan Pajak “Apa Kata Dunia” di Televisi ... 60
4.2.2.2 Stasiun Televisi yang Digunakan Responden Menonton Iklan Pajak “Apa Kata Dunia” ... 61
“Apa Kata Dunia” di televisi ……….. 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian ... 81
5.2 Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ………... 83
LAMPIRAN ... 85
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Usia Responden ………. 57
Tabel 4.2 : Pendidikan Terakhir Responden ... 58
Tabel 4.3 : Pekerjaan Responden ... 59
Tabel 4.4 : Jenis Kelamin Responden ... 60
Tabel 4.5 : Frekuensi Menonton Iklan Pajak “Apa Kata Dunia” di televisi Dalam Satu Minggu ... 61
Tabel 4.6 : Stasiun Televisi yang Digunakan Responden Menonton Iklan Pajak “Apa Kata Dunia” ... 62
Tabel 4.7 : Pertanyaan kuesioner 1 ... 64
Tabel 4.8 : Pertanyaan kuesioner 2 ... 65
Tabel 4.9 : Pertanyaan kuesioner 3 ... 66
Tabel 4.10 : Pertanyaan kuesioner 4 ... 67
Tabel 4.11 : Pertanyaan kuesioner 5 ... 69
Tabel 4.12 : Pertanyaan kuesioner 6 ... 70
Tabel 4.13 : Pertanyaan kuesioner 7 ... 72
Tabel 4.14 : Pertanyaan kuesioner 8 ... 73
Tabel 4.15 : Pertanyaan kuesioner 9 ... 75
Halaman
Gambar 2.1 Skema Struktur Sistem Komunikasi Periklanan ……… 15
Gambar 2.2 Skema Proses Komunikasi Visual Periklanan ………... 19
Gambar 2.3 Bagan Teori S-O-R ……… 39
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir ……….. 43
Lampiran 1 Kuesioner ……… 84
Lampiran 2 Tabulasi ………. 89
xiii
RENATA DIAN SARI, TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN PAJAK “APA KATA DUNIA” DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Terhadap Iklan Pajak “Apa Kata Dunia” di Televisi)
Iklan pajak “Apa Kata Dunia” yang ditayangkan hampir di seluruh stasiun televisi merupakan salah satu iklan layanan masyarakat yang dikeluarkan oleh DirJen Pajak untuk menghimbau masyarakat agar membayar pajak. Iklan ini memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya membayar pajak serta secara persuasive DirJen perpajakan menghimbau masyarakat supaya mendaftarkan diri sebagai wajib pajak. Bagaimanakah tingkat kognisi masyarakat Surabaya terhadap iklan tersebut sehingga mereka mendaftarkan diri sebagai wajib pajak.
Landasan teori yang dipakai yaitu Teori S-O-R. Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari proses komunikasi.
Metode penelitian ini menggunakan accidenbtal sampling atau sampling kebetulan, di mana obyek yang diteliti adalah masyarakat yang kita temui dan memenuhi syarat-syarat untuk menjadi sampel penelitian ini. Dalam hal ini peneliti berkunjung ke kantor pajak dengan mengajukan kuesioner kepada masyarakat yang sedang membayar pajak. Kuesioner tersebut berisi tentang pertanyaan terkait dengan pengetahuan responden tentang iklan pajak “Apa Kata Dunia” di televisi.
Setelah melalui pengolahan data dari hasil kuesioner yang dibagikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan masyarakat Surabaya terhadap iklan pajak ”Apa Kata Dunia” di televisi terdapat pada kategori sedang. Yaitu responden mengetahui dan mengerti pesan yang terkandung dalam iklan pajak ”Apa Kata Dunia” di televisi, akan tetapi tidak memahami sepenuhnya menyangkut program wajib pajak yang dicanangkan oleh Dirjen pajak.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, penyebaran suatu informasi kepada setiap khalayak sangat
diperlukan di dalam kehidupan manusia di setiap waktu. Dan seiring
perkembangan zaman, masyarakat dituntut untuk mengetahui berbagai
informasi yang beragam baik melalui media cetak maupun media elektronik.
Seberapa banyak informasi yang dapat diserap oleh masyarakat dari media
cetak maupun media elektronik tentunya sangat bergantung pada tingkat
pengetahuan masyarakat itu sendiri. Pengetahuan dapat diperoleh melalui
kenyataan atau fakta dengan melihat dan mendengarkan sendiri melalui media
komunikasi seperti surat kabar, mendengarkan radio dan melihat film atau
televisi dan sebagainya (Soekanto, 1990:10).
Media untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada
komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak
langsung dapat melalui berbagai media, antara lain melalui media cetak dan
elektronik. Media cetak, informasi yang disampaikan kepada masyarakat secara
tertulis melalui koran, buku, majalah, dan lain-lain. Sedangkan media
elektronik, informasinya disampaikan melalui televisi atau radio dan dapat
didengar langsung atau ditonton secara langsung. Bagian itulah yang menjadi
kelebihan media elektronik terutama televisi.
Melalui media televisi baik itu informasi masalah sosial, ekonomi,
politik, budaya, dan lain-lain. Pengetahuan masyarakat terhadap berbagai
masalah yang terjadi pada saat ini cenderung meningkat. Peranan media televisi
dapat membantu berhasil atau tidaknya upaya sosialisasi iklan layanan
masyarakat atau pun iklan yang dibuat dengan tujuan komersil karena ditinjau
dari keuntungannya, televisi mempunyai jangkauan yang luas, bentuk
penyajiannya berupa gambar yang bergerak dan suara, dan pengaruh kuat, hal
ini didukung oleh Kasali (1995:121), yang mengatakan bahwa kekuatan televisi
seperti efisiensi biaya dalam menjangkau khalayak yang tidak terjangkau oleh
media cetak, kemampuan menimbulkan dampak yang kuat dengan tekanan pada
indera penglihatan dan pendengaran, gerakan, suara, warna, drama, humor,
pengaruh yang kuat terhadap persepsi khalayak luas.
“Televisi mempunyai fungsi mempengaruhi memang bisa diandalkan, sebab televisi mempunyai daya tarik yang kuat, karena memiliki unsur kata-kata, musik, juga unsur visual yang berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan mendalam pada penontonnya” (Effendy, 2002:40).
Saat ini, televisi merupakan salah satu sarana komunikasi yang sangat
efektif mengingat televisi memiliki kelebihan-kelebihan dan karakteristik
tersendiri dibanding dengan media massa lainnya. Sedangkan masyarakat atau
khalayak membutuhkan informasi yang cepat, akurat dan terpercaya dalam
setiap harinya, maka televisi lebih terpilih sebagai media elektronik yang paling
efektif dan mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu daya jangkau yang sangat
Laswell dalam komunikasi massa media televisi, secara tegas memperlihatkan
bahwa dalam setiap pesan yang disampaikan televisi, tentu saja mempunyai
tujuan khalayak sasaran serta akan mengakibatkan umpan balik, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Tujuan akhir dari penyampaian pesan media
televisi, bisa menghibur,mendidik, mengontrol, kontrol sosial, menghubungkan
atau sebagai bahan informasi (Kuswandi, 1996:17)
Iklan di televisi telah menciptakan karakteristik tertentu dan persuasif
sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk
melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan dan
memiliki cara menyampaikan isi pesan itu sendiri. Semuanya itu menambah
nilai yang positif dan menimbulkan pengaruh terhadap khalayaknya yang
menonton ataupun melihat tayangan iklan tersebut di televisi.
Kelebihan-kelebihan televisi sebagai media iklan ini berlaku dimana saja dan berlaku
secara umum. Berkesan realistic, sifatnya yang visual dan merupakan
kombinasi-kombinasi warna, gerakan dan suara, maka iklan-iklan yang
disuguhkan di televisi Nampak begitu hidup dan nyata. Dengan kelebihan ini,
para pengiklan dapat menunjukkan isi pesan tersebut secara detail. Iklan
layanan masyarakat itu sendiri adalah jenis iklan yang bersifat non profit yang
tidak mencari keuntungan akibat pemasangannya (Liliweri, 1992:32).
Diharapkan melalui iklan yang ditayangkan di televisi, masyarakat atau
khalayak dapat lebih tanggap memberikan perhatian terhadap iklan yang sedang
Iklan layanan masyarakat umumnya dibuat oleh lembaga-lembaga
khusus pemerintah yang bergerak dibidang jasa untuk melakukan
himbauan-himbauan yang positif kepada masyarakat agar mengerti tentang isi pesan
iklan tersebut dan dapat menarik perhatian masyarakat sehingga dapat
menimbulkan respon yang positif pula bagi masyarakatnya. Misalnya iklan
tentang sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia”. Melalui
penampilan beberapa model iklan, kata-kata yang mudah diingat, gambar
serta ilustrasi yang dibuat sedemikian rupa agar menarik perhatian
khalayaknya. Iklan layanan masyarakat itu sendiri adalah jenis iklan yang
bersifat non profit yang tidak mencari keuntungan akibat pemasangannya
(Liliweri, 1992:32).
Sasaran iklan adalah masyarakat, maka tujuan periklanan mempengaruhi
kognisi khalayak (Jefkins, 1997:17). Efek kognitif dari adanya pesan iklan
adalah perubahan pengetahuan. Pengetahuan sendiri merupakan proses di dalam
menerima stimuli dari lingkungan dan mengubahnya ke dalam kesadaran
psikologis sehingga dengan adanya iklan yang ditayangkan di televisi,
khalayaknya yang belum mengetahui menjadi tahu, paham dan jelas mengenai
informasi yang disampaikan oleh pengiklan.
Salah satu informasi mengenai pengetahuan yang berkembang di
masyarakat ialah informasi mengenai wajib pajak bagi setiap warga Negara.
Pajak yang dibayarkan digunakan untuk membiayai pembangunan jalan,
jembatan, sekolah, kesehatan, keamanan, subsidi dan fasilitas publik lainnya di
seluruh Indonesia. (www.pajak.go.id)
Pengertian pajak sendiri menurut UU no. 28 tahun 2007 adalah
kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar –
besarnya kemakmuran rakyat. Dan menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
pajak sendiri berarti iuran yang wajib dibayar oleh masyarakat sebagai
sumbangan untuk Negara. Dari sini maka dapat disimpulkan bahwa membayar
pajak wajib bagi setiap warga Negara atau badan institusi.
Di Indonesia setiap orang wajib mendaftarkan diri dan mempunyai
nomor pokok wajib pajak (NPWP), kecuali ditentukan dalam undang – undang.
Wajib pajak sering disingkat dengan sebutan WP atau Wapa yang
pengertiannya adalah orang pribadi atau badan (subyek pajak) yang menurut
ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotongan
pajak tertentu. Wajib pajak bisa berupa wajib pajak pribadi atau wajib pajak
badan. Wajib pajak pribadi adalah setiap pribadi yang memiliki penghasilan di
atas pendapatan tidak kena pajak.
Seseorang atau badan usaha dinyatakan wajib pajak pada dasarnya
subyektif dalam pajak penghasilan dibedakan menjadi dua, wajib pajak dalam
negeri dan wajib pajak luar negeri. Salah satu wajib pajak dalam negeri yaitu
bagi kita yang mempunyai kewarganegaraan Indonesia adalah sejak kita
dilahirkan ke dunia, dan apabila kita tidak berniat meninggalkan Indonesia
maka syarat subyektif itu akan melekat sampai kita meninggal dunia. Dengan
rumusan ini pada hakikatnya setiap warga Negara memenuhi syarat subyektif
sebagai wajib pajak. Selain itu, orang perseorangan dari luar Indonesia
memenuhi syarat subyektif pajak dalam negeri apabila mempunyai niat untuk
tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia selama 183 hari dalam kurun
waktu 12 bulan. Atau badan yang tidak didirikan di Indonesia akan tetapi
menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia baik dengan cara
menjalankan usaha atau tidak menjalankan usaha kegiatan melalui bentuk usaha
tetap di Indonesia.
Sedangkan syarat obyektif yang diatur dalam undang – undang
perpajakan. Terpenuhinya syarat subyektif, namun tidak memenuhi syarat
obyektif ibarat memeluk agama islam tetapi belum baligh sehingga tidak bisa
dikenakan aturan hukum. Kewajiban mendaftarkan diri sebagai wajib pajak
apabila ada persyaratan obyektif pada subyek pajak tersebut. Syarat obyektif
pajak penghasilan pada dasarnya adalah tambahan kemampuan ekonomi yang
diterima oleh wajib pajak, baik berasal dari dalam maupun luar Indonesia yang
Tambahan kemampuan ekonomi tersebut berkenaan dengan pekerjaan
atau jasa, bisa berupa gaji, upah, tunjangan, komisi, bonus, uang pension, atau
imbalan dalam bentuk lainnya. Imbalan yang berkaitan dengan pekerjaan bukan
obyek pajak apabila diterima dalam bentuk natura dari wajib pajak lain atau
pemerintah. Wajib pajak lain adalah pemberi kerja. Artinya apabila seseorang
bekerja di kantoran gaji tunai yang diterimanya merupakan obyek pajak
sementara makan siang yang disediakan di kantor bukan obyek pajak.
Bagi warga Negara yang sudah memenuhi persyaratan di atas maka
wajib mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak. Himbauan pemerintah terkait
pajak adalah lunasi pajaknya dan awasi penggunaannya. Banyak cara yang
dilakukan pemerintah untuk menggugah kesadaran masyarakat khususnya
dalam hal wajib pajak tak terkecuali melalui iklan di televisi.
Dalam iklan layanan masyarakat wajib pajak di televisi yang
diilustrasikan oleh seorang pengusaha sukses dan pegawainya dengan
mengusung slogan kalau kita tidak membayar pajak “Apa Kata Dunia”. Dalam
iklan ini mencerminkan dan menjelaskan sedikit tentang manfaat pajak seperti
untuk membiayai pembangunan jalan, system lalu-lintas, pendidikan, kesehatan
bahkan untuk subsidi BBM yang tidak diketahui oleh sebagian masyarakat.
Dilihat dari segi unsur iklan, secara video atau gambar memperlihatkan fungsi
pajak untuk pembangunan jalan, sistem lalu-lintas ( traffic light , polisi ) ,
kesehatan ( posyandu ) , pendidikan ( siswa SD ) , subsidi BBM ( SPBU ).
fungsi yang telah diperlihatkan dalam video, yaitu listrik. Talent dalam iklan ini
sendiri ada dua orang pemeran utama, seorang pengusaha sukses beserta
asistennya, selain itu juga terdapat beberapa talent figuran. Property yang
digunakan sendiri hanya sebuah mobil mewah. Setting iklan pada pagi hari di
dalam sebuah mobil yang sedang melaju di jalan raya menuju sebuah kantor.
Dan iklan sosialisasi pajak ini memiliki sebuah slogan “Apa Kata Dunia?” .
iklan diakhiri dengan sang pengusaha pun menandatangani sebuah kertas sambil
berkata “sekarang aku mau bayar.” Dan diperkuat oleh tulisan “Lunasi
Pajaknya, Awasi Penggunaannya”.
Bila kita mengamati iklan tersebut, terdapat beberapa unsur iklan,
misalnya yang terdapat dalam iklan pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” dan
“Lunasi Pajaknya, Awasi Penggunaannya” sebagai pacing atau akhir dari iklan
tersebut. Dalam hal ini, Dirjen Pajak menghimbau setiap warga Negara harus
mendaftarkan diri sebagai wajib pajak apabila telah memenuhi syarat-syarat
seperti yang telah disinggung pada penjelasan sebelumnya mengenai slogan
iklan pajak, yaitu “Apa Kata Dunia”. Slogan ini mempresentasikan bahwa jika
seorang warga Negara tidak mendaftarkan diri sebagai wajib pajak seakan-akan
dunia tidak bisa berkata apa-apa. Akan tetapi dalam iklan tersebut kurang
dijelaskan mengenai mekanisme untuk menjadi wajib pajak, misalnya
syarat-syaratnya atau bahkan alasan mengapa seseorang harus menjadi wajib pajak.
Tiba-tiba saja di bagian akhir iklan (pacing) terdapat himbauan yang bertuliskan
pertanyaan besar, apakah iklan tersebut dapat menambah pengetahuan
masyarakat tentang wajib pajak.
Iklan pajak “Apa Kata Dunia” yang ditayangkan di televisi dengan versi
yang berbeda – beda merupakan upaya dari DirJen pajak untuk sadar pajak.
Karena selama ini masih banyak juga masyarakat yang sudah memenuhi syarat
akan tetapi tidak mendaftarkan diri sebagai wajib pajak. Entah apa yang
membuat mereka enggan untuk mendaftarkan diri sebagai wajib pajak. Apakah
karena mereka malas atau mereka tidak terlalu mengerti dan memahami
mengenai program wajib pajak.
Namun tidak sedikit pula yang menjadi wajib pajak karena pembagian
NPWP ditempat mereka bekerja tanpa mengetahui kenapa mereka harus
menjadi wajib pajak. Jangan sampai hal tersebut membuat wajib pajak hanya
sekedar formalitas tahunan yang harus mereka lunasi.
Berkaitan dengan hal tersebut peneliti ingin meneliti tingkat
pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat
sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” yang waktu
penayangannya berada pada prime time dengan durasi ± 34 detik. Hal itulah
yang melandasi peneliti untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan
masyarakat Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat tersebut. Pada
penelitian ini akan digunakan teori S-O-R (stimulus-organism-respon) yang
kognitif bagi masyarakatnya. Pada dasarnya hal ini berkaitan dengan fungsi
media, khususnya media televisi sebagai penyedia informasi (to inform).
Obyek penelitian ini adalah masyarakat Surabaya, yakni masyarakat
Surabaya yang sudah bekerja, baik itu mempunyai usaha sendiri atau pegawai di
sebuah lembaga, perusahaan atau instansi lainnya. Karena wajib pajak pada
dasarnya wajib secara hukum bagi warga Negara yang memenuhi syarat
obyektif, meliputi tambahan kemampuan ekonomi yang diterima oleh setiap
warga Negara. Tambahan tersebut bisa berupa gaji, tunjangan, upah, bonus,
komisi, uang pensiun atau bahkan imbalan dalam bentuk lainnya.
Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Surabaya. Surabaya
merupakan ibu kota dari Jawa Timur dan bisa dikatakan pusat perekonomian
wilayah Jawa Timur, dimana perputaran roda ekonomi lebih cepat dibandingkan
daerah lainnya. Banyaknya perusahaan jasa atau barang membuat Surabaya
menjadi salah satu tujuan setiap orang untuk mendapatkan pekerjaan demi
tercapainya kehidupan ekonomi yang lebih mapan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka perumusan masalahnya
adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Iklan
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan wajib pajak
“Apa Kata Dunia” di televisi.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Untuk meningkatkan wawasan mahasiswa dalam menerapkan teori S-O-R
pada tayangan iklan di televisi. Selain itu juga sebagai referensi bagi
penelitian atau kajian ilmu komunikasi.
2. Secara Praktis
Iklan layanan masyarakat mampu memberikan pengetahuan kepada
masyarakatnya tentang pesan dalam iklan yang disampaikan melalui media
televisi. Dan dapat mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang
sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” yang di tayangkan di
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Iklan
Iklan adalah suatu pesan yang berisi penawaran suatu produk yang
ditujukan kepada masyarakat untuk menarik minat masyarakat melalui suatu
media. Iklan bertujuan untuk menarik minat konsumen untuk membeli produk
yang di iklankan. Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan
bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (maketing mix). Sehingga
secara ringkas, iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu
produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media serta tidak boleh
menipu atau membohongi masyarakat iklan televisi, setidaknya mereka
mencantumkan komposisi bahan, nama perusahaan yang memproduksi serta
dimana mereka dapat membeli (Kasali, 1992:173). Selain itu, definisi iklan
yang lain adalah berbagai macam pesan atau pemberitahuan kepada khalayak
yang dipasang di media massa atau di tempat-tempat umum.
Iklan itu sendiri juga memiliki fungsi sebagai media bagi individu.
Sebagaimana dinyatakan oleh Mc Quail (1994:72) tentang fungsi media bagi
individu yaitu :
a. Informasi
Individu memperoleh informasi tentang peristiwa dan kondisi di sekitarnya
yang berkaitan dengan lingkungan sekitar, masyarakat dan dunia.
b. Identitas
1. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
2. Menemukan model-model perilaku.
3. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai dalam media.
c. Integrasi dan Interaksi Sosial
Mengidentifikasikan diri dengan orang lain.
d. Hiburan
1. Melepaskan diri dari permasalahan.
2. Memperoleh kenikmatan jiwa dan astetis.
3. Mengisi waktu.
Untuk dapat menarik perhatian, maka iklan haruslah menerapkan
prinsip-prinsip VIPS, yang terdiri dari : visibilitas, artinya mudah dilihat atau
atau mudah memikat atau mempengaruhi perhatian khalayak, Identitas
pengiklan dan promise atau janji perusahaan kepada konsumen (Jefkins,
1997:15).
Adapun tujuan iklan umumnya mengandung misi komunikasi artinya
suatu komunikasi yang harus dibayar untuk menarik kesadaran, menanamkan
informasi, mengembangkan sikap, mengubah sikap khalayak, apabila terlebih
Dari beberapa pendapat tersebut tampak bahwa iklan adalah suatu
aktivitas yang dilakukan oleh pengiklan untuk mempengaruhi konsumen guna
membeli suatu produk yang diiklankan. Iklan akan berhasil mempengaruhi atau
membujuk konsumen apabila dikemas dengan sepersuasif mungkin sehingga
konsumen bisa mengerti dan memahami isi pesan dari iklan itu sendiri dan pada
akhirnya konsumen akan menentukan sikap.
2.1.2 Periklanan Dilihat Dari Aspek Komunikasi
“Komunikasi adalah proses pengoperan dan penerimaan
lambang-lambang yang memiliki arti tertentu oleh seorang kepada orang lain”.
Pengertian ini disempurnakan oleh Carl Hovland dengan tambahan kalimat
“untuk mengubah tingkah laku orang lain”. (Effendy, 1981:41). Dan menurut
Laswell komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan melalui suatu media untuk menghasilkan efek.
Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau tatap muka (face to
face), dan secara tidak langsung atau tidak tatap muka. Periklanan ialah bentuk
komunikasi tidak langsung melalui perantara media berbentuk audio (dengar,
visual (pandang), dan audio visual (dengr pandang).
Komunikasi berhasil jika lambang-lambang diartikan sama oleh pemberi
dan penerima pesan. Periklanan adalah proses pengoperan lambang
(verbal-visual), dari produsen kepada konsumen, agar konsumen mengubah tingkah
kepada konsumen tidak dapat diartikan sama seperti yang diinginkan produsen,
maka periklanan tersebut tidak berhasil. Berikut ini gambar mengenai stuktur
sistem komunikasi periklanan: Visual Periklanan, hal 45.
Gambar. 2.1 Skema Stuktur Sistem Komunikasi Periklanan.
2.1.2.1 Periklanan Sebagai Komunikasi Persuasif
Periklanan sebagai sarana komunikasi antara produsen dan
konsumen harus bersifat persuasif. Artinya bahwa periklanan bertujuan
untuk membujuk atau merayu target audience dengan cara dan maksud
yang baik, bukannya menipu. Karena sama saja bunuh diri apabila
atau membohongi publik. Apabila situasi komunikasi dalam periklanan
tercermin upaya untuk mengubah tingkah laku orang lain melalui
penyampaian beberapa pesan, maka periklanan tersebut sudah bisa
dikatakan memiliki sifat persuasif.
Beberapa kalangan ada yang menyebut komunikasi persuasive
dengan istilah “komunisiasif”. Persuasi sesungguhnya merupakan kegiatan
psikologis (kejiwaan). Persuasi adalah seni dan ilmu tentang penggunaan
himbauan yang ekstra logis untuk menjamin keputusan (Austin S. Freeley).
Periklanan yang ditujukan atau dimaksudkan untuk mempengaruhi
orang dan mengubah sikap perilaku seseorang berkaitan dengan
pesan-pesan yang dibacanya dalam iklan, maka sudah seharusnya periklanan
diselaraskan dengan tabiat atau watak seseorang, atau dengan kata lain
periklanan harus disesuaikan kaidah-kaidah ilmu jiwa atau psikologi. Inilah
maksud yang lebih jelas dari periklanan sebagai komunikasi persuasif.
(Effendy, 1981:87)
2.1.2.2 Penerapan Aspek Psikologi Pada Periklanan
Sugesti, antara lain dapat digunakan melalui bakat manusia yang
suka meniru, baik itu meniru bintang idola, tokoh masyarakat,
cendekiawan, dokter, insinyur, dan lain-lain.
Perhatian, diusahakan agar memiliki pengaruh dan berlangsung
penelitian, perhatian orang hanya terbatas pada 5 sampai 6 perasaan (5 kata
jika ada gambar, atau 6 kata jika tidak ada gambar). Artinya kata-kata
dalam periklanan terutama untuk judul (headline) jangan terlalu panjang
agar dapat dibaca dan dimengerti dengan cepat serta mudah diingat.
Intelegensi atau kecerdasan, periklanan harus sedemikian
mudahnya, sehingga setidaknya dapat dimengerti oleh anak-anak usia 13
tahun. Karena kecerdasan orang pada umumnya tidak melebihi anak usia
13 tahun. Kecerdasan terutama dipengaruhi pula oleh tingkat pendidikan.
Ulangan, sesuatu yang di ulang-ulang cenderung lebih tetanam pada
jiwa manusia. Oleh karenanya, periklanan harus diulang-ulang, baik
frekuensi maupun jumlahnya. Asosiasi, yaitu mengungkap pengalaman
menarik yang dihubungkan dengan karakter produk, atau menumpangkan
pada suatu obyaek yang sedang menarik perhatian orang. Integrasi, yaitu
kemampuan menyatukan diri kepada komunikan, sehingga timbul perasaan
senasib, misalnya pernyataan dengan kata “kita” (bukan “saya” atau
“kami”).
Iming-iming, yaitu meng iming-iming hal yang menguntungkan
atau memberi harapan-harapan yang baik. (Radjanudjum, Teknik Reklame
2.1.2.3 Proses Komunikasi Visual Periklanan
Komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar
manusia. Dalam pengertian yang lebih sempit lagi, komunikasi adalah proses dimana
komunikator (pemberi pesan) menyampaikan pesan kepada komunikan (penerima
pesan). Sementara itu dalam pengertian yang lebih spesifik lagi pada periklanan,
komunikasi adalah proses dimana produsen menyampaikan pesan kepada konsumen.
Bentuk komunikasi bisa bersifat langsung atau tatap muka (face to face)
maupun tak langsung atau tidak tatap muka (non faca to face), yaitu melalui perantara
media. Dengan adanya komunikasi tersebut tentu akan menghasilkan dampak yang
mengindikasikan berhasil atau tidaknya suatu komunikasi periklanan. Dalam
komunikasi periklanan visual, komunikasi yang dibangun merupakan komunikasi
yang tidak langsung, dimana komunikasi terjadi melalui perantara media visual (kasat
mata). Periklanan adalah keseluruhan proses kegiatan perencanaan dan pelaksanaan
untuk mengkomunikasikan suatu produk, barang, jasa, atau ide, melalui semua media
komunikasi , baik media komunikasi massa cetak, elektronik, media komunikasi luar
ruang (outdoor), media komunikasi direc mail, maupun media komunikasi lain.
Periklanan juga dapat diartikan sebagai proses pengoperan lambing (verbal-visual),
dari produsen kepada konsumen, agar konsumen mengubah tingkah lakunya sesuai
keinginan produsen. Sedangkan iklan adalah salah satu bentuk media komunikasi
melalui media komunikasi yang bersifat massa, yaitu media komunikasi massa cetak
dan elektronik.
s
PEMBERI PESAN PEMBAWA
PESAN
2. ART DIRECTING DESIGN FINAL
Sumber : Ebdi Sanyoto, Sadjiman, (2006). Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan, hal 27)
Media (komunikasi visual periklanan) di dalamnya berisi pesan dan di
luarnya memiliki wajah atau rupa. Semua media komunikasi periklanan
memiliki tiga aspek, yaitu aspek media, aspek pesan, dan aspek wajah atau
rupa, yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi yang berbeda. Aspek
media merupakan alat atau sarana untuk menjangkau, mendekati, dan mencari
target audience. Aspek pesan merupakan alat untuk mempengaruhi atau
membujuk target audience untuk melakukan tindakan tertentu. Sedangkan
aspek wajah atau rupa merupakan alat untuk menarik perhatian target
audience. Berikut penjelasan dari aspek-aspek.
a). Proses Media
Media adalah sarana atau alat untuk menjangkau target audience.
Media komunikasi visual periklanan memiliki berbagai macam jenis dan
bentuk, diantaranya press ad, outdoor, direct mail, corporate identity, sign
system, visual merchandising, website, dan lain-lain dengan karakteristik
yang berbeda. Dalam mengkomunikasikan suatu produk perlu adanya
pemilihan suatu media dengan berdasarkan pada:
1 Media Habit, yaitu media menjadi kebiasaan target audience dalam
membaca, melihat, dan mendengarkan media.
2 Efektivitas media, yaitu media yang cocok untuk mengiklankan produk
atas dasar karakteristik media.
3 Biaya relative, (efisiensi biaya), yaitu media yang biayanya paling
b). Proses Pesan
Pesan (message) adalah alat untuk mempengaruhi target audience.
Sebagai alat untuk mempengaruhi, pesan harus bersifat komunikatif
persuasif, artinya harus dapat dan mudah dimengerti serta mampu
mempengaruhi dan membujuk target audience agar bertindak (action)
sesuai keinginan pesan (pemberi pesan).
Agar diperoleh pesan yang komunikatif persuasive, pesan harus
diolah sesuai dengan proses AIDA/AIDCA. Pesan harus menimbulkan
perhatian (attention), pesan harus menimbulkan ketertarikan (interst),
pesan harus membangkitkan keinginan (desire) untuk memiliki, pesan
harus dapat meyakinkan (confidence), dan akhirnya pesan harus
menimbulkan tindakan (action) dari target audience untuk membeli
produk.
Pesan iklan harus merupakan ide-ide atau gagasan-gagasan baru,
harus lain dari yang pernah ada dan lebih baik dari yang sebelumnya,
sehingga pesan tersebut betul-betul kreatif sebagai sesuatu hasil kerja yang
memiliki nilai-nilai kebaruan. Oleh karena itu, perlu diadakan perencanaan
kreatif untuk menetapkan strategi kreatif sebagai langkah untuk
menetapkan bentuk kreatif.
Kerja kreatif ini dimulai dari menetapkan isi pesan dan bentuk
pesan, kemudian menetapkan bentuk pesan verbal dan bentuk pesan visual.
penulisan teks (copy writing), dan pengarahan visual (art directing).
Bentuk penulisan teks dan pengarahan visual ini merupakan unsur –unsur
dari deskomvis periklanan yang akan disusun kedalam tata visual desain.
Untuk selanjutnya mengenai kerja kreatif ini akan dijelaskan lebih lanjut
pada pembahasan berikutnya.
c). Proses Perwajahan/Perupaan
Proses perwajahan adalah proses tata visual desain periklanan untuk
memperoleh susunan desain periklanan artistik komunikatif, yang bernilai
seni, dengan ide baru yang mudah dicerna, dapat menarik perhatian dan
menyenagkan target audience.
Proses terjadinya, yaitu dengan menyusun unsur-unsur desain
komunikasi periklanan berupa penulisan teks dan pengarahan visual atau
seni (copy writing & art directing), sebai hasil konsep kreatif dengan
metode tata desain berupa prinsip-prinsip dasar tata desain. Untuk
mendapatkan desain yang betul-betul artistic, pengolahan desain
perlumelewati tahapan layout gagasan (idea layout), layout kasar (rough
layout), dan layout lengkap (comprehensive layout). Dengan melewati
pertahapan ini akan diperoleh desain final yang memiliki nilai seni.
2.1.3 Jenis-Jenis Iklan
Jenis-jenis iklan menurut Liliweri (1992:31-32) terdiri dari atas 2 jenis
1. Iklan Standar yaitu iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan
memperkenalkan barang atau jasa pelayanan untuk konsumen melalui media
yang bertujuan merangsang motif dan minat para pembeli atau pemakai.
2. Iklan Layanan Masyarakat merupakan iklan yang dikeluarkan pemerintah
secara khusus untuk menyukseskan program pemerintah pada periode waktu
tertentu.
Jenis iklan yang diamati dalam penelitian termasuk dalam iklan layanan
masyarakat terutama iklan untuk konsumen dengan sasaran psikografis (gaya
hidup, motif, sikap terhadap produk tertentu) dan demografis (usia, pekerjaan)
(Liliweri, 1992:36). Terutama iklan untuk masyarakat mengenai Sosialisasi
wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia”.
2.1.4 Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat adalah pesan yang disampaikan oleh
pemerintah yang berisikan anjuran, ajakan atau informasi lain yang bukan
bauran pemasaran. Isi pesannya terdiri dari : slogan iklan, tindakan yang
dilakukan oleh model, segmentasi pasar, alat-alat peraga yang digunakan,
setting, informasi yang disampaikan, logo iklan dan jumlah model. Iklan
layanan masyarakat ini umumnya untuk menyukseskan program pemerintah
2.1.5 Televisi Sebagai Media Periklanan
Televisi sebagai media massa, merupakan media dari jaringan
komunikasi yang berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga,
mempunyai pesan bersifat umum atau luas, sasarannya menimbulkan
keserempakan serta komunikasinya bersifat heterogen. Kelebihan televisi yaitu
bersifat audio visual, artinya dapat dilihat dan didengarkan (Effendy, 1991:24).
Sedangkan siaran televisi adalah siaran-siaran dalam bentuk suara dan gambar
yang dapat ditangkap oleh umum baik dengan sistem pemancaran dalam
elektromagnetik maupun kabel-kabel. (Wahyudi, 2003:13)
Sebagai media elektronik, televisi mempunyai daya tarik yang kuat
dengan adanya hubungan visual dan audio, sehingga mampu memberikan
informasi dan hiburan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan khalayak.
Gambar yang berasal dari televisi adalah gambar hidup yang mampu
menimbulkan kesan yang mendalam pada khalayak. Suara yang dihasilkan
berguna untuk mendukung gambar yang disajikan seperti unsur-unsur kata,
musik dan sound effect, sehingga akan terlihat semakin hidup dan sesuai dengan
kenyataannya. (Effendy, 1991:26)
Sedangkan menurut Lowe (2003:16), televisi merupakan media
periklanan yang efektif, karena mempunyai kelebihan-kelebihan dalam
periklanan, antara lain:
a. Lebih dapat menarik perhatian
c. Dapat memilih waktu dalam penampilan iklan
d. Dapat menempatkan iklan pada program siaran yang dikehendaki
Televisi merupakan media yang paling disukai oleh para pemasang
iklan. Hal tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang mempunyai unsur
audio dan visual, sehingga para pengiklan percaya bahwa televisi mampu
menambah daya tarik iklan dibanding media massa lainnya. Televisi juga
diyakini sangat berpotensi mengingatkan khalayak terhadap pesan yang
disampaikan. Hal ini pula yang menyebabkan nilai belanja iklan di televisi
semakin lama semakin meningkat. (Kasali, 1992:172)
Bukti keefektifan televisi sebagai media beriklan disebabkan oleh
beberapa kekuatan yang dimiliki media televisi, sebagaimana dinyatakan oleh
Kasali (1992:121), sebagai berikut:
a). Efisiensi Biaya
Banyak para pemasang iklan memandang televisi sebagai media yang
paling efektif untuk penyampaian pesan-pesan komersial atau non
komersial. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau
khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara
teratur. Televisi tidak hanya menjangkau khalayak sasaran yang dapat
dicapai oleh media lainnya, tetapi juga khalayak yang tidak terjangkau oleh
b). Dampak Yang Kuat
Keunggulan lainnya adalah kemampuan menimbulkan dampak yang kuat
terhadap konsumen atau penonton, dengan tekanan pada dua indera
sekaligus, yaitu penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu
menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan
mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor.
c). Pengaruh Yang Kuat
Televisi mempunyai pengaruh yang kuat untuk mempengaruhi persepsi
khalayak sasaran. Sebagian besar masyarakat meluangkan waktunya di depan
televisi, sebagai sumber berita, hiburan dan sasaran pendidikan. Sebagian
calon pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya
di televisi daripada yang tidak sama sekali, sebab hal itu merupakan
cerminan bonafiditas pengiklan.
Dari beberapa pendapat di atas tampak bahwa televisi merupakan media
komunikasi iklan yang efektif dan efisien. Hal ini bisa dilihat dari beberapa
faktor misalnya efisiensi biaya, dampak yang dihasilkan dari iklan sangat kuat
dan juga pengaruh yang dihasilkan dari media televisi juga sangat kuat. Hal ini
yang membuat para pengiklan berbondong-bondong menggunakan televisi
sebagai sarana periklanan, dan juga perkembangan teknologi yang sangat cepat
2.1.6 Unsur-Unsur Iklan di Televisi
Berdasarkan Jean Merrie Boursicat, seorang kolektor film dalam iklan
menyebutkan bahwa iklan yang baik harus menyampaikan pesan dan identitas
produk yang kuat. Itu bisa dibangun lewat ide cerita, visualisasi gambar, atau
jingle yang menarik (Kompas, 9 Oktober 2002). Sehingga pesan yang ingin
disampaikan dapat dicerna atau dimengerti serta dapat membentuk image
positif pada masyarakat.
Teknik visualisasi adalah salah satu bagian dari unsur iklan, yang
merupakan teknik-teknik pekerjaan yang dipadukan sedemikian rupa
denganmerekayasa gambar atau produk yang igin ditampilkan secara audio
visual menjadi sebuah karya seni yang dapat mempengaruhi khalayak. Sehingga
gambar dapat menarik perhatian khalayak atau masyarakat.
Unsur-unsur iklan yang dimaksud adalah bagian-bagian dalam iklan
yang ditayangkan di televisi, menurut Wells, Burnett, dan Moriarty
(1989:391-394) terdiri dari :
1. Video. Video mengandung rangkaian adegan yang berupa gerakan, kata-kata yang menceritakan tentang produk perusahaan. Video berperan
penting untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang
seluk-beluk produk perusahaan. Penampilan gambar berwarna serta gesture
pemeran iklan, merupakan stimulus yang merangsang perhatian khalayak
dalam menerima kehadiran sebuah obyek dan diharapkan khalayak akan
2. Audio. Iklan di televisi merupakan media audio visual sehingga elemen audio menjadi penting. Pada dasarnya unsur audio (musik dan voice) pada
iklan televisi sama dengan yang ada di radio, seorang model iklan
menyampaikan pesan secara langsung kepada khalayak melalui dialog
yang terekam dalam kamera.
3. Talent. Iklan audio visual di televisi selain menggunakan kata-kata juga menggunakan cerita atau gambar agar menarik. Untuk iklan di televisi
membutuhkan orang untuk memerankan adegan dalam iklan yang
menggunakan manfaat, cara kerja, kehebatan dan lainnya dari produk agar
konsumen mendapati informasi cukup.
4. Props. Alat peraga adalah peralatan – peralatan lain yang digunakan untuk mendukung pengiklan sebuah produk. Fungsi alat peraga ini harus
merefleksikan karakter, kegunaan dan keunggulan produk seperti : logo,
kemasan, dan cara penggunaan terhadap produk tersebut.
5. Setting. Dalam iklan di televisi memerlukan tempat untuk pengambilan adegan. Pemilihan tempat harus sesuai dengan jalannya cerita sehingga
iklan menarik.
6. Lighting. Pencahayaan dalam iklan haruslah tepat untuk membuat iklan dapat menarik untuk dilihat. Selain itu penggunaan kombinasi harus baik
untuk menarik konsumen akan iklan suatu produk.
8. Jinggle. Musik atau lagu – lagu singkat yang terdapat dalam iklan.
9. Pacing. Setiap konsumen memiliki daya tangkap yang berbeda, karena itu, pengiklan harus merancang iklannya sedemikian rupa agar iklan itu
mudah dimengerti dan ditangkap dengan baik oleh konsumen. Pacing
adalah bagian keseluruhan pengakhiran pesan atau dengan kata lain hasil
eksekusi iklan.
2.1.7 Isi Pesan Iklan Wajib Pajak “Apa Kata Dunia”
Secara periodik umumnya iklan terdiri atas dua jenis yaitu : iklan
layanan masyarakat dan iklan standart (Liliweri, 1992:36)
“Iklan layanan masyarakat adalah jenis iklan yang bersifat non profit, jadi iklan ini tidak mencari keuntungan akibat dari pemasangannya kepada khalayak. Sedangkan iklan standart adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa pelayanan untuk konsumen melalui sebuah media.”
Iklan layanan masyarakat memiliki definisi menurut Liliweri (1992:32)
disebutkan jenis iklan yang bersifat non profit yang tidak mencari keuntungan
akibat pemasangan. Iklan layanan masyarakat tentang sosialisasi wajib pajak
“Apa Kata Dunia” bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai wajib
pajak bagi setiap warga Negara Indonesia.
Iklan layanan masyarakat tentang wajib pajak dengan slogan “Apa Kata
Dunia” yang disiarkan di televisi memberikan informasi kepada masyarakat,
meliputi isi pesan iklan mengenai pentingnya mendaftarkan diri sebagai wajib
tidak bisa berkata – kata apabila kita tidak mendaftarkan diri sebagai wajib
pajak. Memang dalam iklan tersebut tidak dijelaskan syarat-syarat dalam
membayar pajak serta mekanisme dari pendaftaran wajib pajak. Tapi setidaknya
pemerintah berusaha untuk membujuk masyarakat mendaftarkan sebagai wajib
pajak karena kesadarannya pasca menonton iklan tersebut.
Setiap warga Negara yang memenuhi syarat wajib secara hukum untuk
mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak. Pajak yang dibayarkan digunakan
untuk membiayai pembangunan jalan, jembatan, sekolah, kesehatan, keamanan,
subsidi dan fasilitas public lainnya di seluruh Indonesia. (www.pajak.go.id)
Dengan demikian iklan layanan masyarakat bisa muncul sewaktu-waktu
tanpa melihat adanya masyarakat (khalayak) tertentu yang harus menyaksikan
iklan layanan masyarakat tersebut. Dengan munculnya iklan layanan
masyarakat di televisi saat ini, menurut Kuswandi (1996:124) terdapat tiga hal
pokok yang dapat kita lihat, yakni dapat menggugah kesadaran masyarakat
untuk berbuat sesuatu, isi pesannya bersifat umum. Dari pengertian diatas, maka
iklan layanan masyarakat tentang sosialisasi wajib pajak yang disampaikan oleh
pemerintah ini dapat menggugah kesadaran masyarakat yang telah melihat iklan
tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghimbau masyarakat luas agar segera
2.1.8 Wajib Pajak
Pengertian pajak menurut UU no. 28 tahun 2007 adalah kontribusi wajib
kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang Undang dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar – besarnya
kemakmuran rakyat. Di Indonesia setiap warga Negara wajib mendaftarkan diri
dan mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak.
Jenis wajib pajak, yaitu wajib pajak orang pribadi, wajib pajak badan,
wajib pajak bendaharawan dan wajib pajak patuh. Wajib pajak pribadi, wajib
Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan
perundang – undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban
perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. Sedangkan
pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam
usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor
barang, melakukan usaha pedagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud
dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari
luar daerah pabean.
Kemudian wajib pajak badan adalah sekumpulan orang dan atau modal
yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya. Badan usaha milik Negara atau daerah dengan nama dan
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi social politik, atau
organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya
termasuk reksadana. Dalam pengertian perkumpulan termasuk pulsa asosiasi,
persatuan, perhimpunan, atau ikatan dari pihak – pihak yang mempunyai
kepentingan yang sama. (www.pajak.go.id)
2.2 Masyarakat Televisi
Setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai
penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Menurut Nasution (1993:20)
dalam komunikasi sosiologi, komunikasi massa, penerima adalah mereka yang
menjadi khalayak dari media massa yang bersangkutan, di mana khalayak tersebut
di atas bersifat luas, heterogen dan anonim.
Sifat khalayak yang demikian menyulitkan pihak komunikator dalam
menyebarkan pesannya dalam media massa, sebab setiap individu dari khalayak
ialah dengan mengelompokkan mereka menurut jenis tertentu, misalnya jenis
kelamin, usia, pekerjaan, agama, pendidikan, hobi dan lain-lain (Effendy, 1993:20).
Berdasarkan pengelompokan tersebut, maka sejumlah acara diperuntukkan
kelompok tertentu sebagai sasaran (target group), disamping khalayak keseluruhan
sebagai sasarannya atau khalayak sasaran (target audience). (Effendy, 1993:20)
Selain itu terdapat bagian lain mengenai tipe khalayak yaitu general public
audience, yang merupakan khalayak yang sangat luas dan spesializet audience yang
(paling tidak dalam satu aspek tertentu). Demikian juga khalayak sasaran dari iklan
sosialisasi wajib pajak di televisi adalah masyarakat yang sudah mempunyai
pekerjaan dan pernah menonton iklan sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa
Kata Dunia” di televisi.
Masyarakat sebagai obyek acara televisi memang terkadang aktif dalam
artian selalu memberikan reaksi tayangan acara televisi jelas menentukan seberapa
jauh media televisi itu mempunyai dampak yang menyentuh aspek kepribadian
secara emosional, intelektual, maupun sosial. Setiap proses komunikasi selalu
ditunjukkan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh
komunikator.
Penerima adalah mereka yang menjadi masyarakat dari media massa yang
bersangkutan dimana masyarakat televisi tersebut bersifat luas, heterogen, dan
anonim (Nasution, 1993:20) dalam sosiologi komunikasi massa.
Sifat khalayak yang demikian menyulitkan pihak komunikator dalam
menyebarkan pesannya pada media messa , sebab setiap individu dari khalayak
ialah dengan mengelompokkan mereka menurut jenis kelamin, usia, pekerjaan,
agama pendidikan (Effendy, 2000:20). Terlebih selama menyaksikan televisi orang
dapat melakukan berbagai jenis kegiatan sambil tetap menonton televisi. Selain itu
juga yang paling penting adalah masyarakat akan mendapatkan pengetahuan yang
2.3 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Televisi
Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya derajat,
kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan. Tingkat pada tingkat pengetahuan disini
adalah variabel. Pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari
perubahan yang terjadi dari efek komunikasi massa, yang diklasifikasikan kedalam
efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau
dipersepsi oleh khalayak (Rahmat, 2004:219). Efek ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi (Rahmat, 2004:219). Efek
kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran sehingga khalayak yang
semula tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak mengerti menjadi mengerti,
yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. (Effendy, 2003:218)
Sedangkan dalam kamus umum Bahasa Indonesia (Poerwodarminto,
1982:214) pengetahuan berasal dari kata “tahu” dimana arti pengetahuan itu sendiri
adalah segala apa yang diketahui atau akan diketahui yang berkenaan dengan
sesuatu hal. Definisi tingkat pengetahuan mengacu pada apakah seseorang cukup
intens mengetahui informasi dari suatu isu tertentu, sehingga ia dapat secara jelas
menindak lanjuti informasi yang telah diketahuinya. (Eriyanto, 1999:238)
Pada penelitian ini tingkat pengetahuan yang ingin dilihat adalah sejauh
mana komunikan menerima dan memahami pesan dari komunikator dapat di
tangkap melalui panca indera tentang sebuah iklan yang di ungkapkan melalui
Manusia bersifat ingin mengetahui dan mengenal segala sesuatu melalui
akal pikirannya. Sehingga akal pikiran terus berkembang mencari sesuatu yang
ingin diketahuinya melalui proses berpikir. Menurut Suriasumantri (1998)
pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang
suatu obyek tertentu dan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara
langsung maupun tidak langsung turut memperkaya kehidupan. Sedangkan menurut
Poerwadarminto (1997) pengetahuan merupakan segenap hal yang diketahui oleh
manusia mengenai berbagai hal yang berada didalam lingkup kehidupannya.
Proses memperoleh pengetahuan yang paling nyata adalah melalui
pendidikan atau belajar disekolah. Seperti yang dikemukakan oleh Kartono (1990),
bahwa pendidikan apapun adalah proses yang dipakai individu untuk memperoleh
pengetahuan atau wawasan serta mengembangkan sikap dan ketrampilan.
Salah satu sumber pengetahuan adalah bentuk informasi yang di dapat,
diperoleh secara formal maupun informal. Seseorang dapat memperluas
pengetahuan dan mencari cara mendapat informasi sebanyak mungkin. Informasi
merupakan faktor penting dalam proses mendapat pengetahuan. Pentingnya
informasi itu dijelaskan oleh Toffler (dalam Harmoko, 2006), bahwa informasi
dapat merupakan salah satu pengetahuan terpenting dalam masyarakat. Informasi
dapat menyajikan fakta, mengembangkan perasaan, membentuk dan menentukan
arah yang kesemuanya apabila disebar dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan. Dengan demikian pengetahuan dapat mempengaruhi sikap individu
Dari beberapa pendapat diatas tampak bahwa pengetahuan adalah
merupakan segenap hal yang diketahui oleh manusia mengenai berbagai hal yang
berada dalam lingkup kehidupannya dan merupakan informasi yang kemudian
dapat ditindak lanjuti dalam bentuk sikap terhadap suatu obyek.
Jadi pada penelitian ini individu memberikan pernyataan secara verbal
mengenai sebuah iklan, atau dengan kata lain yang ingin dilihat peneliti dari subyek
penelitian adalah melalui total skor dari seluruh jawaban secara verbal dari
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner mengenai sebuah iklan layanan masyarakat
sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi.
Ditinjau dari sifat dan cara penerapannya, dalam setiap pengetahuan
mengenai informasi factual yang pada umumnya bersifat statis menginformasikan
dan dapat dijelaskan secara lisan dan verbal. Isi pengetahuan ini berupa konsep atau
fakta yang dapat ditransmisikan kepada orang lain melalui ekspresi tulisan atau
lisan.
Tingkat pengetahuan disini merupakan proses pemanggil kembali ingatan
individu tentang apa yang dilihatnya dalam iklan. Tingkat dalam tingkat
pengetahuan disini adalah variabel, pengetahuan adalah konsep yang merupakan
salah satu akibat dari perubahan yang terjadi bila ada perubahan pada apa yang ia
ketahui, dipahami atau dipersepsi oleh khalayak serta juga terkait dengan
pentransmisian pengetahuan (Rakhmat, 1999:219).
Definisi pengetahuan mengacu kepada pengetahuan diperoleh melalui
komunikasi seperti surat kabar, mendengarkan radio, dan melihat film atau televise
dan sebagainya (Soekanto, 1990:10). Pada penelitian ini melihat sejauh mana
komunikan menerima, mamahami dan mengingat isi pesan iklan layanan
masyarakat Sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi,
yang ditangkap oleh panca indera.
Menurut Moekijat (1993:137), penggunaan kata-kata baik tertulis maupun
lisan disebut sebagai verbal. Jadi pengukuran subyek penelitian adalah skor
pernyataan verbal mengenai unsur-unsur iklan yang terdapat dalam iklan layanan
masyarakat Sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi.
Indicator untuk tingkat pengetahuan adalah melalui kualitas jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, dimana nantinya jawaban responden
tersebut diberikan skor sehingga dapat diketahui tinggi, sedang dan rendahnya
tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah sejauh mana masyarakat Surabaya
menerima, memahami dan mengingat isi pesan iklan layanan masyarakat Sosialisasi
wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi yang di ukur melalui skor
jawaban yang diberikan oleh masyarakat di wilayah Surabaya.
2.4 Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respons)
Teori S-O-R ini semula berasal dari kajian psikologi, namun kemudian
menjadi teori komunikasi karena obyek materialnya sama, yaitu manusia yang
Unsur-unsur yang terdapat dalam teori ini adalah stimulus (pesan), organisme
(komunikan), respon (efek). (Effendy, 2003: 254)
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organisme-Respons. Stimulus sendiri
berarti pesan di antara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan komunikan.
Komunikator memberikan pesan berupa, tanda, lambang, dan gambar kepada
komunikan. Organisme berarti diri komunikan sebagai penerima tanda, lambang,
maupun gambar. Kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan
memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya Respon diartikan efek sebagai
akhir dalam proses komunikasi. Keberhasilan dalam proses komunikasi adalah
menimbulkan perubahan konatif, afektif dan kognitif pada diri komunikan.
Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap
stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengarahkan dan memperkirakan
kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan
tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari komunikasi
(McQuail, 2004: 234). Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi
tertentu dari rangsangan tertentu. (Sendjaja, 1999: 71)
Unsur-unsur dalam model ini adalah:
a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada
komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda dan lambing.
b. Komunikan (Organism), merupakan keadaan komunikan disaat menerima
dan komunikan akan memperlihatkan informasi yang disampaikan
komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan
setiap pesan yang disampaikan melalui tanda dan lambang. Selanjutnya,
komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap pesan yang
disampaikan oleh komunikator.
c. Efek (Respon), merupakan dampak dari komunikasi. Efek dari komunikasi
adalah perubahan sikap, yaitu sikap efektif, kognitif dan konatif. Efek kognitif
merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi. Efek kognitif
berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan.
(Effendy, 2003: 354)
Teori ini dapat dijelaskan melalui gambar 2.3, sebagai berikut :
Pengertian
Penerimaan Organism:
Perhatian Response
(Perubahan Sikap) Stimulus
Gambar 2.3. Bagan teori S-O-R
Gambar diatas menunjukkan bahwa stimulus adalah suatu pesan yang
disampaikan kepada komunikan, mungkin dapat diterima atau ditolak. Apabila
komunikan menerima pesan tersebut, maka ia akan memperhatikan pesan tersebut
Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya, yaitu
kesediaan untuk mengubah sikap. (Effendy, 2003: 256)
Secara umum akibat atau hasil komunikasi mencakup tiga aspek, yaitu
kognitif, afektif, dan konatif (McQuail, 2004: 225). Tetapi dalam penelitian ini
yang ingin diketahui hanya efek kognitifnya saja. Efek kognitif berhubungan
dengan pengetahuan, yang melibatkan proses berpikir, memecahkan masalah, dan
dasar kepuasan (Gilmer, 1970: 326). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
pengetahuan muncul dari adanya proses berpikir dan pemahaman individu terhadap
suatu obyek, dengan adanya proses tersebut maka menimbulkan kesadaran individu
terhadap obyek tersebut (Gilmer, 1970: 328). Misalnya saja, ketika individu melihat
sebuah menara tinggi, maka ia akan berpikir dan mencoba memberi makna. Proses
berpikir tersebut menunjukkan kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan
lambang, sebagai pengganti obyek dan peristiwa. Pada tahapan ini individu akan
membuka memorinya, sesuai dengan pengalamannya terhadap obyek, lalu ia
member makna pada menara tersebut dengan nama Eiffel Tower. Pada tahap ini, ia
sadar terhadap obyek yang dihadapinya tersebut. Dan pada tahap akhir, ia
menyimpan kedalam ingatannya dan dijadikan pengetahuan (Gilmer, 1970: 329).
Dalam penelitian ini, peneliti hanya melihat perubahan efek kognitifnya saja. Hal
ini dikarenakan media massa lebih besar memberikan pengaruh pada kognisi
2.5 Kerangka Berpikir
Televisi merupakan salah satu media elektronik yang dapat menyampaikan
informasi kepada khalayak atau masyarakat secara luas. Hal tersebut disebabkan
keistimewaan televisi yang mempunyai unsur audio dan visual, sehingga mampu
memenuhi segala macam tujuan komunikasi, yakni memiliki jangkauan dan dapat
menghadirkan obyek yang amat kecil atau besar, selain itu dapat menyebarkan
informasi secara serentak dengan cepat, dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan
jarak dan waktu sehingga televisi disukai oleh para pengiklan termasuk iklan
layanan masyarakat.
Iklan layanan masyarakat yang berupa pesan, informasi dan berita seputar
bimbingan atau ajakan dari pemerintah yang ditujukan kepada masyarakat yang
dibuat sedemikian rupa agar memiliki daya tarik tertentu dalam menarik perhatian
khalayaknya. Dengan adanya terpaan iklan layanan masyarakat dan diharapkan
khalayak dapat mengerti isi pesan yang disampaikan oleh pengiklan dalam hal ini
pemerintah. Iklan layanan masyarakat yang dimaksud adalah iklan layanan
masyarakat tentang sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di
televisi.
Tahapan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap iklan sosialisasi wajib
pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia”, setelah mendapatkan stimulus dari
komunikator adalah melalui tahapan penerimaan, perhatian dan pengertian. Dan
tentunya juga dipengaruhi oleh unsure – unsure yang terdapat pada iklan itu sendiri,
sebagai hasil dari proses komunikasi. Respon itulah yang nantinya mnimbulkan
efek kognitif, sehingga dari stimulus atau pesan dalam ini terpaan iklan layanan
masyarakat mengenai sosialisasi wajib pajak tersebut yang terus menerus
disampaiakan oleh komunikator membuat komunikan atau khalayak menjadi lebih
mengerti dan mengetahui isi pesan tayangan iklan layanan masyarakat tersebut.
Efek kognitif yang muncul dari penyebaran informasi melalui media massa
ada, apabila terdapat perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan
dipersepsikan masyarakat Surabaya. Pengetahuan yang terkandung dalam iklan
layanan masyarakat tentang sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata
Dunia” isi pesannya adalah ajakan kepada masyarakat untuk mendaftar diri sebagai
wajib pajak. Dalam hal ini peneliti berusaha melihat tingkat pengetahuan pada
masyarakat di Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyrakat sosialisasi
tersebut. Tingkat pengetahuan yang ingin dilihat peneliti adalah mengacu kepada
apakah seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu masalah tertentu,
sehingga ia dapat secara jelas mengambil sikap terhadap masalah tersebut
(Eriyanto, 1999: 239).
Oleh karena itu dalam penelitian tingkat pengetahuan ini menggunakan teori
S-O-R. Dimana stimulus adalah iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak
dengan slogan “Apa Kata Dunia” kepada khalayak sebagai komunikan. Khalayak
akan memperhatikan bila dalam iklan tersebut ada stimulus yang menonjol. Apabila
pesan itu dimengerti, maka selanjutnya pesan itu akan diterima. Kemudian
afektif, dan konatif. Tetapi dalam penelitian ini hanya melihat efek kognitifnya saja.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya melihat perubahan efek kognitifnya saja. Hal
ini didasarkan karena media massa lebih besar dan dirasa lebih dapat memberikan
pengaruh pada kognisi atau pengetahuan khalayak (McQuail, 2004: 81). Maka
dapat ditarik suatu indikator penelitian dalam tingkat pengetahuan masyarakat
Surabaya tentang iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan
“Apa Kata Dunia” di televisi, yaitu isi dari iklan itu sendiri serta unsur – unsur iklan
yang mempengaruhinya. Untuk lebih jelasnya, dapat diterangkan melalui bagan
berikut ini : televisi : isi pesan yang dipengaruhi unsur-wajib pajak “Apa Kata Dunia” di televisi:
a. Tinggi
b. Sedang
c. Rendah
Gambar 2.4.
Bagan kerangka berpikir tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata
Dunia” di televisi
Masyarakat Surabaya yang melihat tayangan iklan sosialisasi wajib pajak
dapat menerima isi pesan iklan tersebut, yang pada akhirnya muncul respon. Hal ini
membuktikan bahwa tayangan iklan sosialisasi wajib Pajak tersebut dapat
menciptakan tingkat pengetahuan bagi masyarakat Surabaya yang melihat tayangan