• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Prediksi Kurs Mata Uang Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Dengan Metode Quickpropagation.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Prediksi Kurs Mata Uang Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Dengan Metode Quickpropagation."

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN METODE

QUICKPROPAGATION

Oleh :

GANDHI NOVANTO PRABOWO

0534010038

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan kegiatan dan penulisan laporan Tugas Akhir

( TA ) dengan judul “Sistem Prediksi Kurs Mata Uang Menggunakan Jaringan

Syaraf Tiruan Dengan Metode Quickpropagation”.

Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

program Strata Satu (S1) pada program studi Sistem Informasi, Jurusan Teknik

Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur Surabaya.

Melalui Skripsi ini penyusun merasa mendapatkan kesempatan emas untuk

memperdalam ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku perkuliahan,

terutama berkenaan tentang penerapan jaringan syaraf tiruan. Namun, penyusun

menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun

sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk pengembangan

aplikasi lebih lanjut.

Surabaya, Juni 2010

(3)

Penyusun menyadari bahwasanya dalam menyelesaikan Skripsi ini telah mendapat banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan yang berharga ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir.Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M. Kom. Selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar memberikan arahan serta mencurahkan waktu, ilmu, kesabaran dan pengertiaannya selama pembuatan Tugas Akhir ini.

4. Ibu Fetty Tri Anggraeny, S.Kom selaku dosen pembimbing II yang telah rela tersita waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu dalam perancangan sistem serta memberi arahan dalam pembuatan sistem.

5. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, MT. dan Ibu Intan Yuniar P, S. Kom. selaku dosen penguji sidang tugas akhir yang telah memberikan banyak kritik dan saran serta memberikan wawasan yang lebih luas.

6. Untuk Papa and Mama, terima kasih telah menjadi orang tua terbaik saya. Insya Allah yang kalian berikan ini tidak akan sia-sia dan saya akan memberikan yang terbaik buat kalian. Setiap tetes air mata, amarah dan senyum ini saya persembahkan untuk kalian.

7. Untuk adik-adik saya Zendy dan Ifar, atas doa dan semua yang telah kalian lakukan untuk saya. Saya beruntung memiliki saudara seperti kalian, kalian yang terbaik.

(4)

bersama sesuai janji kita), Erawan (orang terbaik yang pernah saya kenal), Mas Wahyu (Thanks’s for nice quotes), Jugo’s the Freak Kidz (penyalur sisi lain saya), Arif Sorep, Sindhu Keblek’, anak-anak TF kelas A angkatan 2005, dan semuanya yang tidak bisa penyusun sebutkan satu-per-satu

Di dalam Tugas Akhir ini mungkin masih terdapat kekurangan-kekurangan yang belum bisa penyusun sempurnakan. Untuk itu saran dan masukan sangatlah penyusun harapkan untuk perbaikan lebih lanjut.

(5)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.6 Metodologi Pembuatan Skripsi ... 4

1.7 Sistematika Pembahasan... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Membaca Pergerakan Nilai Mata Uang ... 8

2.2 Valuta Asing ... 9

2.2.1. Kapitalisasi dan Likuiditas Pasar ... 9

2.2.2. Karakteristik Perdagangan Valuta Asing ... 11

2.2.3. Proses Transaksi ... 14

2.2.4. Transaksi 2 Arah ... 14

(6)

2.2.6. Bank ... 15

2.2.7. Dunia Usaha ... 16

2.2.8. Bank Sentral ... 17

2.2.9. Pialang Valuta Asing ... 17

2.3 Jaringan Syaraf Tiruan ... 18

2.3.1. Pengertian Dasar Jaringan Syaraf Tiruan ... 20

2.3.2. Komponen Jaringan Syaraf Tiruan ... 21

2.3.3. Arsitektur Jaringan ... 23

2.3.4. Fungsi Aktivasi ... 25

2.3.5. Pemodelan Neuron ... 26

2.4 Multi-Layer Perceptron ... 28

2.5 Supervised Learning ... 29

2.6 Algoritma Quickpropagation ... 30

2.7 Normalisasi ... 31

2.8 Denormalisasi ... 32

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM... 33

3.1 Analisis Permasalahan ... 33

3.2 Metode Quickpropagation ... 34

3.3 Feedforward Neural-Network ... 35

3.4 Algoritma Program ... 36

3.5 Perancangan Sistem ... 36

3.5.1. Context Diagram ... 44

(7)

3.6 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 47

3.7 Jaringan Syaraf Tiruan ... 48

3.8 Basis Data Pelatihan Prediksi Kurs Mata Uang ... 49

3.9 Desain Input/Output ... 53

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM ... 61

4.1 Kebutuhan Sistem ... 61

4.1.1. Kebutuhan Perangkat Keras ... 61

4.1.2. Kebutuhan Perangkat Lunak ... 61

4.2 Implementasi Program dan Tampilan Antar Muka ... 62

4.2.1 Form Utama ... 62

4.2.2 Form Login ... 64

4.2.3 Form Master Valuta ... 64

4.2.4 Form Master Transaksi ... 65

4.2.5 Form Training ... 66

4.2.6 Form Testing ... 70

4.2.7 Form Prediksi ... 71

4.2.8 Form Report ... 72

4.2.9 User Setting ... 73

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI ... 75

5.1 Uji Coba Sistem ... 75

5.1.1. Proses Training Data ... 76

5.1.2. Proses Testing Data ... 86

(8)

5.2.1. Evaluasi Perhitungan Sistem ... 93

5.2.2. Evaluasi Keakuratan Sistem ... 95

BAB VI PENUTUP ... 100

6.1 Kesimpulan ... 100

6.2 Saran ... 101

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Wall Street Journal Europe ... 10

Gambar 2.2 Sebuah Jaringan Syaraf Tiruan Tunggal ... 21

Gambar 2.3 Struktur Neuron Jaringan Syaraf ... 21

Gambar 2.4 Jaringan Syaraf Dengan 3 Lapisan ... 23

Gambar 2.5 Jaringan Syaraf Dengan Lapisan kompetitif ... 24

Gambar 2.6 Model Neuron ... 27

Gambar 3.1 Pemodelan Multi-Layer Perceptron ... 35

Gambar 3.2 Diagram Alir Program ... 38

Gambar 3.3 Algoritma Trainer JST ... 39

Gambar 3.4 Algoritma Feedforward ... 40

Gambar 3.5 Algoritma Quickpropagation ... 41

Gambar 3.6 Algoritma Update Bobot dan Perhitungan Error ... 42

Gambar 3.7 Diagram Alir Sistem Prediksi ... 43

Gambar 3.8 Context Diagram Sistem JST Peramalan Kurs Mata Uang ... 44

Gambar 3.9 DFD Level 0 Sistem JST Peramalan Kurs Mata Uang ... 45

Gambar 3.10 DFD Level 1Sistem Pelatihan Quickpropagation ... 46

Gambar 3.11 DFD Level 1 Sistem Prediksi Kurs Mata Uang ... 46

Gambar 3.12 CDM Sistem Peramalan Kurs Mata Uang ... 47

Gambar 3.13 PDM Sistem Peramalan Kurs Mata Uang ... 48

Gambar 3.14 Multilayer Perceptron ... 49

(10)

Gambar 3.16 Form Utama ... 54

Gambar 3.17 Form Master Valuta ... 55

Gambar 3.18 Form Master Transaksi ... 56

Gambar 3.19 Form Training ... 57

Gambar 3.20 Form Testing ... 58

Gambar 3.21 Form Prediksi ... 58

Gambar 3.22 Form Report ... 59

Gambar 3.23 Form User Setting ... 60

Gambar 4.1 Gambar Form Utama ... 63

Gambar 4.2 Gambar Form Login ... 64

Gambar 4.3 Gambar Form Master Valuta ... 65

Gambar 4.4 Gambar Form Master Transaksi ... 66

Gambar 4.5 Gambar Form Training ... 67

Gambar 4.6 Gambar Form Testing ... 70

Gambar 4.7 Gambar Form Prediksi ... 71

Gambar 4.8 Gambar Form Report ... 73

Gambar 4.9 Gambar Form User Setting ... 74

Gambar 5.1. Pemilihan Mata uang pada form Training ... 75

Gambar 5.2. Penentuan range tanggal pada form Training ... 76

Gambar 5.3. Hasil Proses Training Data ... 77

Gambar 5.4. Gambar pemilihan data Training pada Form Prediksi ... 87

Gambar 5.5. Gambar pemilihan tanggal prediksi pada Form Prediksi ... 87

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Peringkat Mata Uang Teratas yang diperdagangkan. ... 13

Tabel 3.1 Tabel User ... 50

Tabel 3.2 Tabel t_mata_uang ... 51

Tabel 3.3 Tabel t_prediksi ... 51

Tabel 3.4 Tabel t_jst ... 52

Tabel 3.5 Tabel t_report ... 52

Tabel 3.6 Tabel t_transaksi ... 53

Tabel 5.1 Kurs Transaksi BI Mata Uang USD Bulan Desember 2009 ... 78

Tabel 5.2 Tabel Kurs Transaksi BI Mata Uang USD Bulan Januari 2010 ... 79

Tabel 5.3 Tabel Hasil Perhitungan Manual Proses Normalisasi ... 80

Tabel 5.4 Tabel Hasil Perhitungan Manual Proses Feedforward ... 82

Tabel 5.5 Tabel Hasil Perhitungan Manual Proses Quickpropagation ... 85

Tabel 5.6 Hasil Manual Proses update bobot JST dan perhitungan error ... 89

Tabel 5.7 Tabel Hasil Perhitungan Manual Proses Denormalisasi ... 91

Tabel 5.8 Tabel hasil perhitungan sistem dan perhitungan manual ... 93

Tabel 5.9 Tabel Kurs Mata Uang USD Dollar Bulan Februari ... 96

Tabel 5.10 Tabel Kurs Mata uang USD Dollar Bulan Maret ... 97

(12)

Penyusun : Gandhi Novanto Prabowo

ABSTRAK

Prediksi kurs mata uang adalah salah satu tahap awal yang sangat penting sebelum dilakukan proses jual beli nilai tukar mata uang yang nantinya menjadi acuan perekonomian dunia. Pada penggunaannya juga dapat sebagai pertimbangan untuk para pialang saham dan bursa efek untuk mengambil langkah bisnis selanjutnya.

Data dari kurs mata uang dapat diperlakukan secara ‘time series’ . Jika kita mempunyai data harian selama periode tertentu, misal : Xt (t=1,2,...), maka kurs mata uang pada perioda berikutnya (t+h) dapat diprediksi (waktu yang digunakan bisa jam, harian, mingguan , bulanan ataupun tahunan) . Demikian seterusnya dilakukan suatu iterasi berulang hingan N hari kerja. Untuk mendapatkan hasil prediksi yang baik maka pada jaringan syaraf buatan hasus di-umpankan suatu masukan yang mewakili dari beberapa aspek atau segi penunjang harga suatu kurs mata uang. Kemudian dilakukan prinsip pembobotan yang diadaptasikan untuk meminimumkan kesalahan prediksi pada satu langkah kedepan. Dengan menggunakan bobot akhir dilakukan suatu tindakan untuk meminimumkan kesalahan total untuk iterasi berikutnya.

Teknologi sistem jaringan syaraf tiruan telah di-implementasikan dalam berbagai aplikasi terutama dalam hal pengenalan pola. Kemampuan inilah yang telah menarik beberapa kalangan dalam menggunakan jaringan syaraf tiruan untuk keperluan kesehatan, keuangan , investasi, marketing dan lain lain. Pada sistem prediksi kurs mata uang ini akan dibahas penggunaan Jaringan syaraf

tiruan Quick Propagation. Pada algoritma Quickprop dilakukan pendekatan

dengan asumsi bahwa kurva fungsi error terhadap masing-masing bobot penghubung berbentuk parabola yang terbuka ke atas, dan gradien dari kurva error untuk suatu bobot tidak terpengaruh oleh bobot-bobot yang lain. Dengan demikian perhitungan perubahan bobot hanya menggunakan informasi lokal pada masing-masing bobot. Berdasarkan hasil uji coba juga diketahui bahwa aplikasi ini mampu memprediksi nilai mata uang hingga 1 bulan kedepan dengan tingkat keakuratan mencapai lebih dari 75%.

Kata Kunci: Prediksi Kurs Mata Uang, Jaringan Saraf Tiruan, Quick

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pada era globalisasi, informasi yang cepat dan akurat dibutuhkan dalam

kehidupan, pada perusahaan/lembaga/organisasi yang maju maupun sedang

berkembang. Para pelaku bisnis selalu mencari informasi atau teknologi yang

tepat dalam menunjang usahanya seperti bagaimana cara mendapatkan biaya yang

murah untuk operasional ataupun pegawai yang sedikit tapi bermanfaat.

Dalam memprediksi suatu kurs mata uang, beberapa model analisa teknik

telah dipakai dan dikembangkan, beberapa analisa tersebut seperti : MACD

(Moving Average Convergence / Divergence), Fourier Transform, Accumulator

Swing Index, Stochastic Oscilator dan lain lain. Sebagai masukannya, digunakan

beberapa macam kombinasi harga seperti : harga pembukaan, tertinggi, terendah,

penutupan kemarin dan penutupan hari ini. Dan sebagai keluarannya adalah

prediksi nilai mata uang pada waktu tertentu.

Prediksi kurs mata uang adalah salah satu tahap awal yang penting

sebelum dilakukan proses jual beli nilai tukar mata uang yang nantinya menjadi

acuan perekonomian dunia. Pada kasus seperti harga minyak dunia yang saat ini

sedang melambung sampai 110 U$D / barel menyebabkan nilai tukar Dollar

Amerika jatuh terhadap Poundsterling.

Pihak Bursa Efek sangat memerlukan prediksi kurs mata uang dikarenakan

adalah sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk perhitungan kurs, acuan

(14)

keputusan dari suatu langkah bisnis. Disini, pada umumnya prediksi yang

dikeluarkan oleh pihak Bursa Efek juga dijadikan acuan para pialang saham untuk

menentukan sikap bisnis di perdagangan saham..

Jaringan saraf tiruan (JST) atau juga disebut simulated neural network

(SNN), atau umumnya disebut neural network (NN)), adalah jaringan dari

sekelompok unit pemroses kecil yang dimodelkan berdasarkan jaringan saraf

manusia. JST merupakan sistem adaptif yang dapat merubah strukturnya untuk

memecahkan masalah berdasarkan informasi eksternal maupun internal yang

mengalir melalui jaringan tersebut. Secara sederhana, JST adalah sebuah alat

pemodelan data statistik non-linier.

Algoritma Quickpropagation merupakan hasil pengembangan dari

algoritma Backpropagation standar. Pada algoritma Quickpropagation dilakukan

pendekatan dengan asumsi bahwa kurva fungsi error terhadap masing–masing

bobot penghubung berbentuk parabola yang terbuka ke atas, dan gradien dari

kurva error untuk suatu bobot tidak terpengaruh oleh bobot–bobot yang lain.

Dengan penggunaan Quickpropagation ini menunjukkan bahwa metode tersebut

dapat meningkatkan kecepatan training data serta proses penghitungan.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat

beberapa permasalahan yang akan diangkat dalam Skripsi ini, antara lain:

a. Bagaimana menerapkan JST untuk memprediksi kurs mata uang

b. Bagaimana menerapkan metode QUICKPROPAGATION untuk memprediksi

(15)

c. Bagaimana menerapkan metode FEEDFORWARD untuk memprediksi kurs

mata uang

d. Bagaimana membuat sebuah perangkat lunak dengan metode–metode diatas

untuk memprediksi kurs mata uang secara tepat

1.3.Batasan Masalah

Adapun Batasan permasalahan pada Sistem Prediksi Kurs Mata Uang ini

adalah sebagai berikut :

a. Sistem mampu melakukan peramalan bukan melakukan transaksi secara

spesifik.

b. Data yang digunakan berasal dari website resmi Bank Indonesia

(http://www.bi.go.id)

c. Mata Uang yang akan diprediksi yaitu US Dollar, Poundsterling, Euro, Yen,

Ringgit yang akan dihitung kursnya dalam hitungan rupiah.

d. Waktu prediksi kurs mata uang adalah keesokan harinya hingga 1 bulan

kedepan.

e. Faktor–faktor eksternal seperti keadaan politik, inflasi, dan lain–lain tidak

diperhitungkan dalam proses peramalan. Asumsi pada kondisi perekonomian

dunia maupun kurs mata uang dalam keadaan stabil, serta tidak ada goncangan

perekonomian apapun.

f. Sistem berbasis desktop.

1.4.Tujuan Penelitian

(16)

a. Menerapkan Pendekatan JST untuk pendukung keputusan dalam prediksi

kurs mata uang.

b. Menerapkan Metode QuickPropagation untuk pendukung keputusan dalam

prediksi kurs mata uang.

c. Membuat Perangkat Lunak untuk pendukung keputusan dalam prediksi kurs

mata uang secara tepat.

1.5.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat :

a. Memudahkan pegawai Bursa Efek dalam mengontrol serta mengetahui harga

dari pembukaan dan penutupan tiap harinya.

b. Memudahkan pegawai Bursa Efek dalam meramalkan suatu nilai kurs mata

uang yang telah ditetapkan.

1.6.Metodologi Pembuatan Skripsi

Tugas Akhir dan penelitian lapangan ini diselesaikan dengan

menggunakan urutan metodologi sebagai berikut :

a. Study literature

Study literature dilaksanakan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari

segala macam informasi, pengumpulan dokumen-dokumen,

referensi-referensi, buku-buku, sumber dari internet, atau sumber-sumber lain yang

diperlukan yang berhubungan dengan Jaringan saraf tiruan,dan segala hal

(17)

b. Desain dan Perancangan Sistem

Pada tahap ini dilaksanakan perancangan Sistem Perangkat Lunak yang akan

dibuat berdasarkan hasil study literature yang ada. Perancangan Perangkat

Lunak ini meliputi desain database, desain struktur data, desain aliran

informasi, desain antar muka, desain akses user, desain algoritma dan

pemrograman. Perencanaan penggunaan bahasa pemrograman.

c. Implementasi

Dalam tahap ini, dilakukan implementasi berdasarkan studi pustaka dan

rancangan yang telah dibuat pada tahap sebelumnya, serta

pengimplementasian dari desain dan rancangan yang ada ke dalam bentuk

program.

d. Uji Coba dan Evaluasi

Pada tahap ini dilakukan uji coba program untuk mencari masalah yang

mungkin timbul, mengevaluasi jalannya program, dan mengadakan perbaikan

jika ada kekurangan.

e. Analisa Hasil Uji coba

Pada tahap ini dihasilkan uji coba dan beberapa revisi, jika terjadi kekurangan

dan kesalahan terhadap perangkat lunak yang telah selesai dibuat dan

diharapkan perangkat lunak tersebut mengalami segala macam uji coba

sehingga menghasilkan output yang diharapkan.

f. Penyusunan Laporan Buku Skripsi

Pada tahap terakhir ini disusun buku sebagai dokumentasi dari pelaksanaan

Skripsi. Dokumentasi ini dibuat untuk menjelaskan aplikasi agar memudahkan

(18)

1.7.Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan yang dibuat dalam Skripsi ini disusun dalam

beberapa bab, yang dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang deskripsi umum Skripsi yang meliputi latar

belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan

manfaat, serta metodologi dan sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai konsep dan teori pembelajaran yang

menjadi landasan pembuatan Skripsi antara lain: Jaringan Syaraf

Tiruan, Algoritma Quickpropagation, Valuta Asing.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang analisa dari sistem yang akan dibuat dan

perancangan sistem yang meliputi antara lain: deskripsi umum

sistem, kebutuhan sistem, pemodelan sistem berorientasi objek,

perancangan proses latar dan perancangan antarmuka aplikasi.

BAB IV IMPLEMENTASI

Bab ini berisi hasil implementasi dari perancangan yang telah

dibuat sebelumnya yang meliputi: implementasi basis data,

implementasi proses latar dan implementasi form-form antarmuka

(19)

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI

Bab ini berisi penjelasan lingkungan uji coba aplikasi, skenario uji

coba, pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari hasil uji coba yang

telah dilakukan untuk kelayakan pemakaian aplikasi.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran untuk pengembangan aplikasi

lebih lanjut dalam upaya memperbaiki kelemahan pada aplikasi

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan dasar-dasar teori yang mendukung pelaksanaan

Tugas Akhir ini, yaitu tentang Prediksi Kurs Mata Uang, Jaringan Syaraf Tiruan,

Metode Quickpropagation dan uji coba analisa.

2.1 Membaca Pergerakan Nilai Mata Uang

Secara Umum ada dua teknik dasar yang banyak digunakan oleh para

pelaku pasar dalam menghitung nilai tukar mata uang asing, yaitu analisis teknikal

dan analisis fundamental. Analisis teknikal dilakukan dengan menggunakan bagan

atau grafik data historis perdagangan valas dan mengidentifikasi pola–pola yang

berulang. Bila pola ini diperkirakan sedang dalam proses terulang lagi, investor

dapat menentukan waktu untuk membeli dan menjual. Prinsipnya, buy low sell

high, beli rendah jual tinggi.

Analisa fundamental dilakukan dengan melihat faktor–faktor penyebab

pergerakan nilai tukar, terutama faktor – faktor ekonomi. Berdasarkan teori

ekonomi dan estimasi ekonometri, investor memperkirakan nilai mata uang yang

wajar. Perkiraan nilai wajar ini kemudian dibandingkan dengan harga pasar. Bila

harga pasar suatu mata uang lebih rendah dari perkiraan wajar, maka investor

akan membeli. Begitu juga sebaliknya, jiks harga pasar suatu mata uang lebih

(21)

2.2 Valuta Asing

Valuta asing (foreign exchange market, forex) atau disingkat valas

merupakan suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata

uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya (pasangan mata uang / pair)

yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara

berkesinambungan. Pergerakan pasar valuta asing berputar mulai dari pasar

Selandia Baru dan Australia yang berlangsung pukul 05.00–14.00 WIB, terus ke

pasar Asia yaitu Jepang, Singapura, dan Hongkong yang berlangsung pukul

07.00–16.00 WIB, ke pasar Eropa yaitu Jerman dan Inggris yang berlangsung

pukul 13.00–22.00 WIB, sampai ke pasar Amerika Serikat yang berlangsung

pukul 20.30–10.30 WIB. Dalam perkembangan sejarahnya, bank sentral milik

negara-negara dengan cadangan mata uang asing yang terbesar sekalipun dapat

dikalahkan oleh kekuatan pasar valuta asing yang bebas.Menurut survei BIS

(Bank International for Settlement, bank sentral dunia), yang dilakukan pada akhir

tahun 2004, nilai transaksi pasar valuta asing mencapai lebih dari USD$1,4 triliun

per harinya. Mengingat tingkat likuiditas dan percepatan pergerakan harga yang

tinggi tersebut, valuta asing juga telah menjadi alternatif yang paling populer

karena ROI (return on investment atau tingkat pengembalian investasi) serta laba

yang akan didapat bisa melebihi rata-rata perdagangan pada umumnya. Akibat

pergerakan yang cepat tersebut, maka pasar valuta asing juga memiliki risiko yang

tinggi.

2.2.1 Kapitalisasi dan likuiditas pasar

(22)

a. volume perdagangannya

b. likuiditas pasar yang teramat besar

c. banyaknya serta variasi dari pedagang di pasar valuta asing

d. geografis penyebarannya

e. jangka waktu perdagangannya yang 24 jam sehari (kecuali akhir pekan)

f. aneka ragam faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang

Nilai Valuta

Tahun

Gambar 2.1. Wall Street Journal Europe.

Menurut BIS, rata-rata perputaran pasar valuta asing dunia per hari

diestimasikan bernilai $3,21 trilliun, yang terbagi atas :

a. $1005 milliar di transaksi spot

b. $362 milliar di pasar kontrak serah (forward contract)

c. $1714 milliar di pasar swap

(23)

Sebagi tambahan di luar perputaran "tradisional" ini, sebesar $2,1 trilliun

diperdagangkan di pasar derivatif.

Kontrak berjangka valuta asing yang diperkenalkan pada tahun 1972 pada

Chicago Mercantile Exchange tumbuh secara cepat dalam beberapa tahun

belakangan ini tetapi volumenya masih hanya sebesar 7% dari total volume

perdagangan pasar valuta asing. Menurut data International Financial Services

London (IFSL), secara keseluruhan perputaran harian pasar tradisional valuta

asing rata-rata mencapai total nilai 2,7 billiun US dollar pada April 2006. Estimasi

tersebut berdasarkan data tengah tahun dari Komite Bursa Valuta Asing (Foreign

Exchange Committee) di London, New York, Tokyo dan Singapura.

(International Financial Services London, 2006)

Pada perdagangan valuta asing secara langsung OTC, pialang dan

pedagang melakukan negosiasi secara langsung tanpa melalui bursa atau kliring.

Pusat perdagangan terbesar secara geografis berada di London, Inggris, dimana

menurut data IFSL diperkirakan telah meningkat kontribusinya dari 31,3% pada

April 2004 menjadi 32,4% pada April 2006.

2.2.2. Karakteristik Perdagangan Valuta Asing

Tidak ada suatu keseragaman dalam pasar valuta asing. Dengan adanya

transaksi diluar bursa perdagangan (over the counter) sebagai pasar tradisional

dari perdagangan valuta asing, banyak sekali pasar valuta asing yang saling

berhubungan satu sama lainnya dimana mata uang yang berbeda diperdagangkan,

(24)

dollar melainkan kurs yang berbeda-beda tergantung pada bank mana atau pelaku

pasar mana yang bertransaksi". Namun dalam prakteknya perbedaan tersebut

seringkali sangat tipis.

Pusat perdagangan utama adalah di London, New York, Tokyo dan

Singapura namun bank-bank diseluruh dunia menjadi pesertanya. Perdagangan

valuta asing terjadi sepanjang hari. Apabila pasar Asia berakhir maka pasar Eropa

mulai dibuka dan pada saat pasar Eropa berakhir maka pasar Amerika dimulai dan

kembali lagi ke pasar Asia, terkecuali di akhir pekan. Sangat sedikit atau bahkan

tidak ada "perdagangan orang dalam" atau informasi "orang dalam" yang terjadi

dalam pasar valuta asing. Fluktuasi kurs nilai tukar mata uang biasanya

disebabkan oleh gejolak aktual moneter sebagaimana juga halnya dengan

ekspektasi pasar terhadap gejolak moneter yang disebabkan oleh perubahan dalam

pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB / GDP), inflasi, suku bunga,

rancangan anggaran dan defisit perdagangan atau surplus perdagangan,

pengabungan dan akuisisi dan kondisi makro ekonomi lainnya. Berita utama

selalu dipublikasikan untuk umum, sehingga banyak orang dapat mengakses

berita tersebut pada saat yang bersamaan. Namun bank yang besar memiliki nilai

lebih yang penting yaitu mereka dapat melihat arus pergerakan "pesanan" mata

uang dari nasabahnya.

Mata uang diperdagangkan satu sama lainnya dan setiap pasangan mata

uang merupakan suatu produk tersendiri seperti misalnya EUR/USD, USD/JPY,

GBP/USD dan lain-lain. Faktor pada salah satu mata uang misalnya USD akan

(25)

korelasi antara USD/JPY dan GBP/USD. Pada pasar spot, menurut penelitian

yang dilakukan oleh Bank for Internasional Settlement (BIS) , produk yang paling

sering diperdagangkan adalah

a. EUR/USD - 28 %

b. USD/JPY - 18 %

c. GBP/USD (also called sterling or cable) - 14 %

dan mata uang US dollar terlibat dalam 89% dari transaksi yang dilakukan,

kemudian diikuti oleh mata uang Euro (37%), Yen (20%) dan Poundsterling

(17%). Walaupun perdagangan dalam mata uang Euro meningkat secara cepat

sejak mata uang tersebut diterbitkan pada Januari 1999, US dollar masih

mendominasi pasar valuta asing. Sebagai contoh misalnya dalam perdagangan

antara Euro dan mata uang non Eropa (XXX), biasanya selalu melibatkan dua

jenis perdagangan yaitu EUR/USD dan USD/XXX, pengecualiannya hanya pada

perdagangan EUR/JPY yang merupakan pasangan mata uang yang secara tetap

diperdagangkan di pasar spot antar bank.

Tabel 2.1. Peringkat Mata Uang Teratas yang diperdagangkan

6 Peringkat Teratas Mata Uang Yang Diperdagangkan Peringkat Mata uang ISO 4217 Kode Simbol

1 United States dollar USD $

2 Eurozone euro EUR €

3 Japanese yen JPY ¥

4 British pound sterling GBP £

5 Swiss franc CHF -

(26)

2.2.3. Proses Transaksi

Di bursa valas (valuta asing) ini orang dapat membeli ataupun menjual

mata uang yang diperdagangkan. Secara obyektif adalah untuk mendapatkan

profit atau keuntungan dari posisi transaksi yang anda lakukan. Di Bursa valas

dikenal istilah Lot dan Pip. 1 Lot nilainya adalah $1000 dan 1 pip nilainya adalah

$10. Sedangkan nilai dolar di bursa valas berbeda dengan nilai dolar yang kita

kenal di bank-bank. Nilai dolar di bursa valas sangat bervariasi, 6000 / 8000 dan

10.000 rupiah.

2.2.4. Transaksi 2 Arah

Transaksi di valuta asing dapat dilakukan dengan cara dua arah dalam

mengambil keuntungannya. Seseorang dapat membeli dahulu (open buy), lalu

ditutup dengan menjual (sel l) ataupun sebaliknya, melakukan penjualan dahulu,

lalu ditutup dengan membeli.

2.2.5. Pemain Pasar Valuta Asing

Tidak seperti halnya pada bursa saham dimana para anggota bursa

memiliki akses yang sama terhadap harga saham, pasar valuta asing terbagi atas

beberapa tingkatan akses. Pada akses tingkat tertinggi adalah pasar uang antar

bank (PUAB) yang terdiri dari perusahaan-perusahaan bank investasi besar.Pada

PUAB, selisih antara harga penawaran/harga jual (ask) dan harga

permintaan/harga beli (bid) adalah sangat tipis sekali bahkan biasanya tidak ada ,

dan harga ini hanya berlaku untuk kalangan mereka sendiri yang tidak diketahui

(27)

dibawahnya, rentang selisih antara harga jual dan harga beli menjadi besar

tergantung dari volume transaksi.

Apabila seorang trader (pedagang pada bursa valuta asing) dapat

menjamin terlaksananya transaksi valuta asing dalam jumlah besar maka mereka

dapat meminta agar selisih nilai jual dan beli diperkecil yang disebut better spread

(selisih tipis antara harga jual dan beli). Level akses terhadap pasar valuta asing

adalah sangat ditentukan oleh ukuran transaksi valuta yang dilakukan. Bank-bank

peringkat atas menguasai "pasar uang antar bank (PUAB)" hingga 53% dari

seluruh nilai transaksi. Dan setelah bank-bank peringkat atas tersebut maka

peringkat selanjutnya adalah bank-bank investasi kecil lalu

perusahaan-perusahaan multi nasional besar (yang membutuhkan lindung nilai atas resiko

transaksi serta membayar para pegawainya di berbagai negara), hedge fund besar

(Reksadana yang memiliki tujuan dan kebijakan investasi dengan struktur

tertentu), dan juga para pedagang eceran yang menjadi penentu pasar valuta asing.

Menurut Galati dan Melvin, dana pensiun, perusahaan asuransi, reksadana dan

investor institusi adalah merupakan pemain yang memiliki peran besar dalam

pasar keuangan secara umum dan khususnya pasar valuta asing sejak dekade

2000an.

2.2.6. Bank

Pasar uang antar bank (PUAB) memenuhi kebutuhan mayoritas dari

perputaran uang di dunia usaha serta kebutuhan dari transaksi para spekulan setiap

(28)

dilaksanakan untuk dan atas nama nasabahnya, tetapi sebagian besar adalah untuk

kepentingan pemilik bank ataupun untuk kepentingan bank itu sendiri.

Hingga saat ini, pialang valuta asing adalah merupakan pelaku perputaran

valuta dalam jumlah yang besar, memfasilitasi perdagangan PUAB dan

mempertemukan penjual dan pembeli untuk upah (fee) yang kecil. Namun saat ini

banyak bisnis valuta asing ini yang beralih kepada suatu sistem elektronis yang

lebih efisien seperti misalnya EBS (sekarang dimiliki oleh ICAP), Reuters Dealing

3000 Matching (D2), the Chicago Mercantile Exchange, Bloomberg dan

TradeBook (R).

2.2.7. Dunia Usaha

Salah satu pemeran pasar valuta asing ini adalah adanya kebutuhan dari

aktivitas perusahaan dalam melakukan pembayaran harga barang ataupun jasa

dalam mata valuta asing. Kebutuhan mata valuta asing dari suatu perusahaan

seringkali hanya kecil nilainya dibandingkan dengan kebutuhan dari bank dan

spekulan dan perdagangan valuta asing yang dilakukannya seringkali hanya

membawa dampak yang kecil sekali bagi nilai pasaran kurs mata uang. Meskipun

demikian arus perdagangan valuta asing dari perusahaan-perusahaan ini dalam

jangka panjangnya merupakan faktor yang penting bagi arah nilai tukar suatu

mata uang. Transaksi beberapa perusahaan multinasional dapat membawa akibat

yang tidak terduga sewaktu mereka menutup posisi (posisi jual ataupun beli) yang

amat besar sekali dimana transaksi ini tidak diketahui secara luas oleh para

(29)

2.2.8. Bank Sentral

Bank sentral suatu negara memegang peran yang amat penting dalam pasar

valuta asing. Bank sentral ini senantiasa berupaya untuk mengendalikan suplai

uang, inflasi, dan ataupun suku bunga bahkan seringkali mereka memiliki suatu

target baik resmi maupun tidak resmi terhadap nilai tukar mata uang negaranya.

Seringkali bank sentral ini menggunakan cadangan devisanya untuk menstabilkan

pasar.

Dengan ekspektasi pasar ataupun isu tentang intervensi yang dilakukan

oleh bank sentral belaka telah cukup untuk menstabilkan mata kurs uang

setempat, tetapi intervensi yang agresif dilakukan beberapa kali dalam setiap

tahunnya pada suatu negara yang kurs mata uangnya bergejolak.

Berbagai sumber dana yang ada di pasaran valuta asing apabila disatukan

dapat dengan mudah "mempermainkan" bank sentral (menarik atau menjual mata

uang dalam jumlah yang sangat besar sekali sehingga bank sentral tidak mampu

lagi melakukan intervensi) dimana skenario ini nampak pada tahun 1992-1993

dimana mekanisme nilai tukar Eropa (European Exchange Rate Mechanism –

ERM) mengalami kejatuhan serta beberapa kali jatuhnya nilai tukar mata uang di

Asia Tenggara.

2.2.9. Pialang Valuta Asing

Pialang valuta asing adalah adalah perusahaan yang didirikan khusus

untuk melakukan kegiatan jasa perantara bagi kepentingan nasabahnya di bidang

pasar uang dengan memperoleh imbalan atas jasanya. Menurut CNN, sebuah

(30)

dollar perharinya atau sekitar 2% dari keseluruhan nilai transaksi pasar valuta

asing dan sebagaimana dilaporkan oleh situs Komisi Perdagangan Berjangka

(Commodity Futures Trading Commission – CFTC) bahwa investor pemula

dengan mudah dapat menjadi sasaran penipuan dalam perdagangan valuta asing.

2.3 Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan syaraf merupakan salah satu representasi buatan dari otak

manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada

otak manusia tersebut. Istilah buatan disini digunakan karena jaringan syaraf ini

diimplementasikan dengan menggunakan proses komputer yang mampu

menyelesaikan sejumlah proses perhitungan selama proses pembelajaran. Jaringan

Syaraf Tiruan dibuat pertama kali pada tahun 1943 oleh neurophysiologist Waren

McCulloch dan logician Walter Pits, namun teknologi yang tersedia pada saat itu

belum memungkinkan mereka berbuat lebih jauh.

Jaringan Syaraf Tiruan (JST) atau umumnya disebut neural network (NN),

adalah jaringan dari sekelompok unit pemroses kecil yang dimodelkan

berdasarkan jaringan syaraf manusia. JST merupakan sistem adaptif yang dapat

merubah strukturnya untuk memecahkan masalah berdasarkan informasi eksternal

maupun internal yang mengalir melalui jaringan tersebut. Secara sederhana, JST

adalah sebuah alat pemodelan data statistik non-linier. JST dapat digunakan untuk

memodelkan hubungan yang kompleks antara input dan output untuk menemukan

pola-pola pada data.

Jaringan Syaraf Tiruan (JST) telah banyak digunakan untuk beragam

(31)

saham, prediksi kurs mata uang, dsb. Pada umumnya aplikasi- aplikasi tersebut

membutuhkan pemrosesan secara waktu nyata (real time). Jaringan Syaraf Tiruan

selain dapat diimplementasikan dengan perangkat lunak, juga dengan perangkat

keras. Perangkat keras memiliki keunggulan dibandingkan perangkat lunak pada

kecepatannya. Operasi yang dilakukan perangkat keras lebih cepat dibandingkan

perangkat lunak. Oleh karena itu, perangkat keras jaringan syaraf tiruan dapat

dipakai untuk melayani aplikasi-aplikasi waktu nyata. Jaringan Syaraf Tiruan

terdiri dari beberapa unit pemroses yang melakukan akumulasi (penjumlahan) dari

masukan-masukan berbobot dan menghasilkan suatu keluaran dengan fungsi

aktivasi tertentu. Sifat-sifat jaringan ditentukan oleh topologi jaringan,

bobot-bobot interkoneksi, dan fungsi aktivasi.

Jaringan Syaraf Tiruan secara formal, didefinisikan sebagai generalisasi

model matematika sistem syaraf biologis. Sebagai sebuah model, Jaringan Syarat

Tiruan harus memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Kemampuan memodelkan transmisi sinyal antarneuron tiruan melalui

saluran satu arah yang disebut koneksi. Setiap koneksi masukan mampu

berhubungan dengan satu koneksi keluaran neuron tiruan lainnya. Setiap

koneksi keluaran dapat berhubungan dengan beberapa koneksi masukan

neuron tiruan lainnya.

b. Kemampuan memodelkan pembobotan pada tiap-tiap koneksi. Pada

sebagian besar tipe jaringan syaraf, nilai bobot koneksi akan dikalikan dengan

sinyal-sinyal transmisi.

c. Kemampuan memodelkan fungsi aktivasi pada setiap neuron tiruan untuk

(32)

d. Kemampuan memodelkan struktur informasi terdistribusi . Artinya, proses

pengolahan informasi disebarkan pada beberapa neuron tiruan sekaligus.

Setiap neuron tiruan harus memiliki memori lokal dan mampu melakukan

pengolahan informasi secara lokal.

2.3.1 Pengertian Dasar Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan Syaraf Tiruan adalah paradigma pemrosesan suatu informasi

yang terinspirasi oleh sistim sel syaraf biologi, sama seperti otak yang memproses

suatu informasi. Elemen mendasar dari paradigma tersebut adalah struktur yang

baru dari sistim pemrosesan informasi. Jaringan Syaraf Tiruan, seperti manusia,

belajar dari suatu contoh. Jaringan Syaraf Tiruan dibentuk untuk memecahkan

suatu masalah tertentu seperti pengenalan pola atau klasifikasi karena proses

pembelajaran. Pembagian arsitektur jaringan syaraf tiruan bisa dilihat dari

kerangka kerja dan skema interkoneksi. Kerangka kerja jaringan syaraf tiruan bisa

dilihat dari jumlah lapisan (layer) dan jumlah node pada setiap lapisan.

Lapisan-lapisan penyusun jaringan syaraf tiruan dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Lapisan Input

Node-node di dalam lapisan input disebut unit-unit input. Unit-unit input

menerima input dari dunia luar. Input yang dimasukkan merupakan

penggambaran dari suatu masalah.

b. Lapisan Tersembunyi

Node-node di dalam lapisan tersembunyi disebut unit-unit tersembunyi.

(33)

c. Lapisan Output

Node-node di dalam lapisan output disebut unit-unit output. Keluaran atau

output dari lapisan ini merupakan output jaringan syaraf tiruan terhadap suatu

permasalahan.

Gambar 2.2. Sebuah Jaringan Syaraf Tiruan Tunggal.

2.3.2 Komponen Jaringan Syaraf Tiruan

Ada beberapa tipe jaringan syaraf, namun demikian hampir semuanya

memiliki komponen-komponen yang sama. Seperti halnya otak manusia, jaringan

syaraf juga terdiri dari beberapa neuron, dan ada hubungan antara neuron-neuron

tersebut. Neuron-neuron tersebut akan mentransformasikan informasi yang

diterima melalui sambungan keluarannya menuju ke neuron-neuron yang lain.

Pada jaringan syaraf, hubungan ini dikenal dengan nama Bobot. Informasi

tersebut disimpan pada suatu nilai tertentu pada bobot tersebut.

(34)

Jika dilihat, neuron buatan ini sebenarny mirip dengan sel neuron biologis.

Neuron-neuron buatan tersebut bekerja dengan cara yang sama pula dengan

neuron-neuron biologis. Informasi (input) akan dikirim ke neuron dengan bobot

kedatangan tertentu. Input ini akan diproses oleh suatu fungi perambatan yang

akan menjumlahkan nilai-nilai semua bobot yang akan datang. Hasil penjumlahan

ini kemudian akan dibandingkan dengan suatu nilai ambang tertentu melalui

fungsi aktifasi setiap neuron. Apabila input itu melewati suatu nilai ambang

tertentu, maka neuron tersebut akan diaktifkan. Apabila neuron tersebut

diaktifkan, maka neuron tersebut tidak akan mengirimkan output melalui

bobot-bobot outputnya ke semua neuron yang berhubungan dengannya, demikian

seterusnya.

Pada jaringan syaraf, neuron-neuron akan dikumpulkan dalam

lapisan-lapisan (layer) yang disebut dengan lapisan-lapisan neuron (neuron layers). Biasanya

neuron-neuron pada satu lapisan akan dihubungkan dengan lapisan-lapisan

sebelum dan sesudahnya (kecuali lapisan input dan lapisan output). Informasi

yang diberikan pada jaringan syaraf akan dirambatkan lapisan ke lapisan, mulai

dari lapisan input ke lapisan output melalui lapisan yang lainnya yang sering

disebut dengan nama lapisan tersembunyi (hidden layer). Tergantung pada

algoritma pembelajarannya, bisa jadi informasi tersebut akan dirambatkan secara

mundur pada jaringan. Gambar 2.4 menunjukan jaringan syaraf dengan tiga

(35)

Gambar 2.4. Jaringan Syaraf dengan 3 Lapisan.

Gambar 2.4 bukanlah struktur umum jaringan syaraf. Beberapa jaringan syaraf

ada juga yang tidak memiliki lapisan tersembunyi, dan ada juga jaringan syaraf

dimana neuron-neuronnya disusun dalam bentuk matriks.

2.3.3 Arsitektur Jaringan

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa neuron-neuron dikelompokan

dalam lapisan-lapisan. Umumnya, neuron-neuron yang terletak pada lapisan yang

sama akan memiliki keadaan yang sama. Faktor terpenting dalam menentukan

kelakuan suatu neuron adalah fungsi aktifasi dan pola bobotnya. Pada setiap

lapisan yang sama, neuron-neuron akan memiliki fungsi aktivasi yang sama.

Apabila neuron-neuron dalam suatu lapisan (misalkan lapisan tersembunyi) akan

dihubungkan dengan neuron-neuron pada lapisan yang lain (misalkan lapisan

output), maka setiap neuron pada lapisan tersebut (misalkan lapisan tersembunyi)

juga harus dihubungkan dengan setiap lapisan pada lapisan lainnya (misalkan

lapisan output). Ada beberapa arsitektur jaringan syaraf, antara lain:

a. Jaringan dengan lapisan tunggal (single layer net ), hanya memiliki satu

(36)

input kemudian secara langsung akan mengelolanya menjadi output tanpa

harus melalui lapisan tersembunyi.

b. Jaringan dengan banyak lapisan (multilayer net), memiliki satu atau lebih

lapisan yang terletak diantara lapisan input dan lapisan output (memiliki

satu atau lebih lapisan tersembunyi). Umumnya, ada lapisan bobot – bobot

yang terletak diantara dua lapisan yang bersebelahan. Jaringan dengan

banyak lapisan ini dapat menyelesaikan permasalahan yang lebih sulit

daripada lapisan dengan lapisan tunggal, tentu saja dengan pembelajaran

yang lebih rumit. Namun demikian, banyak kasus pembelajaran pada

jaringan dengan banyak lapisan ini lebih sukses dalam menyelesaikan

masalah.

c. Jaringan dengan lapisan kompetitif (competitive layer net). Umumnya,

hubungan antar neuron pada lapisan competitive ini tidak diperlihatkan

pada diagram arsitektur. Gambar 2.4 menunjukkan salah satu contoh

arsitektur jaringan dengan lapisan competitive yang memiliki bobot –n.

(37)

2.3.4 Fungsi Aktivasi

Ada beberapa fungsi aktivasi yang sering digunakan dalam jaringan syaraf

tiruan, antara lain:

a. Fungsi Undak Biner (Hard Limit), jaringan dengan lapisan tunggal sering

menggunakan fungsi undak (step function) untuk mengkonfersikan input

dari suatu variabel yang bernilai kontinu ke suatu output biner ( 0 atau1 ).

b. Fungsi Nilai Ambang (Threshold), fungsi undak biner dengan

menggunakan nilai ambang sering juga disebut dengan nama fungsi nilai

ambang (Threshold atau fungsi heavyside).

c. Fungsi Bipolar (Symetric Hard Limit). Fungsi bipolar sebenarnya hampir

sama dengan fungsi undak biner, hanya saja output yang dihasilkan berupa

1, 0 atau -1.

d. Fungsi Bipolar dengan Threshold. Fungsi ini hampir sama dengan fungsi

nilai ambang, hanya saja output yang dihasilkan berupa 1, 0 atau -1.

e. Fungsi Linear (Identitas). Fungsi linear memiliki nilai output yang sama

dengan nilai inputnya.

f. Fungsi Saturating Linear, fungsi ini akan bernilai 0 jika inputnya kurang

dari -1/2, dan akan bernilai 1 jika inputnya lebih dari 1/2. Sedangkan

jika nilai input terletek antara -1/2 dan 1/2, maka nilai outputnya akan

sama dengan nilai input ditambah 1/2.

g. Fungsi Symetric Saturating Linear, fungsi ini akan bernilai -1 jika

inputnya kurang dari -1, dan akan bernilai 1 jika inputnya lebih dari 1.

Sedangkan jika nilai input terletak antara -1 dan 1, maka outputnya akan

(38)

h. Fungsi Sigmoid Biner. Fungsi ini digunakan untuk jaringan syaraf yang

dilatih dengan menggunakan metode backpropagation. Fungsi ini

memiliki nilai pada range 0 sampai 1. Oleh karena itu, fungsi ini sering

digunakan untuk jaringan syaraf yang membutuhkan nilai output yang

terletak pada interval 0 sampai 1. Namun, fungsi ini bisa juga digunakan

oleh jaringan syaraf yang nilai outputnya 0 atau 1.

i. Fungsi Sigmoid Bipolar, fungsi ini hampir sama dengan fungsi sigmoid

biner, hanya saja output dari fungsi ini memiliki range antara 1 sampai -1.

2.3.5 Pemodelan Neuron

McCulloch-Pits, pada tahun 1943 membuat lima asumsi dasar tentang

sistem syaraf biologis, yaitu :

a. Aktivitas neuron bersifat all-ornone.

b. Untuk membuat neuron memancarkan sinyal (aktif) diperlukan sejumlah

sinapsis yang mengeksitasi neuron dalam jangka waktu tertentu.

c. Sejumlah sinapsis mampu menghambat neuron untuk aktif (inhibitory).

d. Adanya delay dalam system syaraf yang disebabkan oleh sinapsis delay.

e. Struktur interkoneksi jaringan tidak berubah sepanjang waktu.

Berdasarkan asumsi ini, McCulloch-Pitts membangun model neuron tiruan yang

(39)

Gambar 2.6. Model Neuron.

Model neuron mempunyai n sinyal masukan, yaitu x1, x2, …, xn dengan x

{0,1}. Masing-masing sinyal tersebut kemudian dimodifikasi oleh bobot

sinapsis w1, w2, …, wn sehingga sinyal yang masuk ke neuron adalah xi 1 = xiwi

, i = 1,2,…,n. Selanjutnya neuron akan menghitung hasil penjumlahan seluruh

sinyal masukan yang telah dimodifikasi :

………(2.1)

Fungsi aktivasi yang terdapat dalam neuron tiruan umumnya berupa fungsi

non-linier. Fungsi aktivasi ini yang menentukan apakah neuron akan mengalami

aktivasi atau tidak. Tingkat aktivasinya diwujudkan dalam suatu nilai ambang

(threshold). Fungsi aktivasi yang biasanya digunakan adalah fungsi tangga (step

function), fungsi lereng (slopefunction), dan fungsi sigmoid. Pada model

McCulloch-Pitts, fungsi aktivasinya adalah fungsi tangga sehingga :

(40)

2.4 Multi-Layer Perceptron

Multi-Layer Perceptron adalah jaringan syaraf tiruan feed-forward yang

terdiri dari sejumlah neuron yang dihubungkan oleh bobot-bobot penghubung.

Neuron-neuron tersebut disusun dalam lapisan-lapisan yang terdiri dari satu

lapisan input (input layer), satu atau lebih lapisan tersembunyi (hidden layer), dan

satu lapisan output (output layer). Lapisan input menerima sinyal dari luar,

kemudian melewatkannya ke lapisan tersembunyi pertama, yang akan diteruskan

sehingga akhirnya mencapai lapisan output. Setiap neuron i di dalam jaringan

adalah sebuah unit pemrosesan sederhana yang menghitung nilai aktivasinya yaitu

si terhadap input eksitasi yang juga disebut net input neti.

s

j

w

ij

-

Өi

net =

──

...(2.3)

j

ε

pred(i)

Dimana pred(i) melambangkan himpunan predesesor dari unit i, wij

melambangkan bobot koneksi dari unit j ke unit i, dan  i adalah nilai bias dari

unit i. Untuk membuat representasi menjadi lebih mudah, seringkali bias

digantikan dengan suatu bobot yang terhubung dengan unit bernilai 1. Dengan

demikian bisa dapat diperlakukan secara sama dengan bobot koneksi. Menurut

(Fausett, 1819), Aktivasi dari unit i, yaitu si , dihitung dengan memasukkan net

input ke dalam sebuah fungsi aktivasi non-linear. Biasanya digunakan fungsi

logistik sigmoid :

1

S

i

= f

log

(net

i

) =

──────

...(2.4)
(41)

Salah satu keuntungan dari fungsi ini adalah memiliki derivatif yang mudah

dihitung :

s

i

=

i

) = s

i

* (1 –

s

i

)

………(2.5)

i fungsi sigmoid di atas memiliki nilai output antara 0 dan 1. Jika

diinginkan nilai output antara –1 dan 1, dapat digunakan fungsi bipolar sigmoid

-

1

t i

Derivatif dari fungsi tersebut adalah :

(1+ )*(1 –

s

i

)

……

et pola contoh atau data pelatihan (training

data se

f'log

(net

net

i

Nilai dar

berikut :

2

S

i

= g

log

(net

i

) =

─────

...(2.6)

1+ e

-ne

s

i

=

g'log

(net

i

) = ½

si'

………..…(2.7) 

net

i

2.5 Supervised Learning

Tujuan pada pembelajaran supervised learning adalah untuk menentukan

nilai bobot-bobot koneksi di dalam jaringan sehingga jaringan dapat melakukan

pemetaan (mapping) dari input ke output sesuai dengan yang diinginkan.

Pemetaan ini ditentukan melalui satu s

(42)

tp.Sete lesai pelatihan k

ringanmenghasilkan nilai output tp.

lah se , ji a diberikan masukan xp seharusnya

ja

Besarnya perbedaan antara nilai vektor target dengan output aktual diukur

dengan nilai error yang disebut juga dengan cost function :

E =

2 1

 

(t

p

n

- s

p nP

p n

)

2……….…...(2.8)

ini pada

dasarnya sama dengan mencari suatu nilai minimum global dari E.

2.6 Algoritma Quickpropagation

w

=

di mana n adalah banyaknya unit pada output layer. Tujuan dari training

Salah satu metode paling awal yang diusulkan untuk mengatasi masalah

lamanya waktu training adalah dengan menambahkan term momentum :

ij

ij

w E

 ij

(t) +

w

(t-1)

………...…(2.9)

ini dapat bekerja dengan baik

pada k

di mana parameter momentum m akan menentukan besarnya pengaruh

perubahan bobot pada iterasi sebelumnya. Cara

asus tertentu, namun tidak bersifat umum. Kadang-kadang malah diperoleh

hasil yang lebih baik tanpa menggunakan momentum sama sekali (Riedmiller,

1994).Ada beberapa algoritma yang telah diusulkan untuk mempercepat proses

training pada jaringan multilayer. Di antaranya adalah algoritma Quickprop

(43)

Pada algoritma Quickprop dilakukan pendekatan dengan asumsi bahwa

kurva fungsi error terhadap masing-masing bobot penghubung berbentuk parabola

yang terbuka ke atas, dan gradien dari kurva error untuk suatu bobot tidak

terpengaruh oleh bobot-bobot yang lain (Fahlman, 1988). Dengan demikian

perhitungan perubahan bobot hanya menggunakan informasi lokal pada

masing-masing bobot. Perubahan bobot pada algoritma Quickprop dirumuskan sebagai

berikut : ) 1 ( * ) ( ) 1 ( ) ( ) ( ) (             

t E

w

 

w t

t w E t w t w E E t w ………..(2.10) Dimana :

: perubahan bobot

: perubahan bobot pada epoch sebelumnya

ing rate ) (t w  ) 1 ( 

w t

 : learn

) (t w E

: derivatif error

) 1 ( 

w t : derivatif error pada epoch sebelumnya

2.7. Norma

E

lisasi

Sesuai dengan teori Jaringan Syaraf tiruan, pelatihan akan lebih cepat jika

nilai masukannya berada pada nilai ran

aktifasi yang digunakan adalah fungsi sigmoid bipolar, maka nilai input layer

akan dikonversikan antara range [1,-1] . Proses konversinya dapat dapat

dirum

ge fungsi aktifasinya. Karena fungsi

(44)

1

2

) ( ) (

Z

i j

a

b

a

x

i j

……….(2.11)

Dima a :

J

x : data

a : data terendah

t

2.8.

untuk mengubah hasil dari proses Feedforward yaitu

dari r tivasinya menjadi nilai sebenarnya. Proses ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

X

i(j)

=

n

I : 0,1,..,jumlah data-1

: 0,1,... jumlah data set -1

z : input layer

b : da a tertinggi

Denormalisasi

Proses ini digunakan

ange nilai ak

(j)

(Z

i

+1)*(b-a)

+b

...(2.12)

2

Dim na :

I : 0,1,..,jumlah data-1

J : 0,1,... jumlah data set -1

z : input layer

x : data

a : data terendah

b : data tertinggi

(45)
(46)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dijelaskan beberapa point penting selama proses

perancangan sistem yang akan dibuat, mulai dari proses pre-processing hingga

penerapan jaringan syaraf tiruan quickpropagation.

3.1. Analisis Permasalahan

Perkembangan perekonomian dewasa ini membawa pengaruh yang sangat

besar bagi segala aspek kehidupan. Istilah ekonomi selalu ditafsirkan dengan

uang, selanjutnya berakibat timbulnya transaksi internasional, baik perdagangan,

investasi, maupun kegiatan porto polio terutama di pasar uang dunia. Kegiatan

transaksi di suatu negara pastilah menggunakan mata uang negara itu sendiri,

namun kegiatan transaksi perekonomian seluruh dunia yang mencakup banyak

negara saat ini berpatokan pada mata uang Dollar Amerika selain itu mata uang

Yen Jepang dan Euro Eropa juga ikut berperan dalam transaksi yang dilakukan.

Transaksi juga dapat dikatakan sebagai ”pertukaran”, sebagaimana bila

suatu barang ditukar dengan barang lain akan terdapat perbandingan nilai tukar

antara keduanya yang merupakan ”harga” dari pertukaran tersebut. Oleh karena

itu, pertukaran oleh dua mata uang yang berbeda akan terdapat pula perbandingan

nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan anatara nilai inilah

yang disebut dengan kurs (exchange rate). Suatu kenaikan dalam kurs tersebut

disebut juga depresiasi atau penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap

(47)

kenaikan dalam nilai mata uang dalam negeri. Berbicara tentang kurs, perlu

diketahui bahwa sering terdapat berbagai tingkat kurs untuk satu valuta asing.

3.2. Metode Quickpropagation

Pada algoritma Quickpropagation dilakukan pendekatan dengan asumsi

bahwa kurva fungsi error terhadap masing-masing bobot penghubung berbentuk

parabola yang terbuka ke atas, dan gradien dari kurva error untuk suatu bobot

tidak terpengaruh oleh bobot-bobot yang lain (Fahlman, 1988). Dengan demikian

perhitungan perubahan bobot hanya menggunakan informasi lokal pada

masing-masing bobot.

Pada Algoritma Quickpropagation juga dilakukan pendekatan dengan

asumsi bahwa masing-masing bobot penghubung tidak terpengaruh oleh bobot

yang lain. Salah satu metode paling awal yang diusulkan untuk mengatasi masalah

lamanya waktu training adalah dengan menambahkan term momentum.

di mana parameter momentum m akan menentukan besarnya pengaruh

perubahan bobot pada iterasi sebelumnya. Cara ini dapat bekerja dengan baik

pada kasus tertentu, namun tidak bersifat umum. Kadang-kadang malah diperoleh

hasil yang lebih baik tanpa menggunakan momentum sama sekali (Riedmiller,

1994).Ada beberapa algoritma yang telah diusulkan untuk mempercepat proses

training pada jaringan multilayer. Di antaranya adalah algoritma Quickprop,

(48)

3.3. Feedforward Neural-Network

Sebuah jaringan saraf feedforward (Feedforward Neural-Network)

merupakan jaringan saraf buatan dimana hubungan antara

unit tidak membentuk siklus. Ini berbeda dari jaringan saraf berulang.

Feedforward neural network adalah jenis jaringan saraf tiruan pertama yang

dibuat sederhana dan paling diperdebatkan. Dalam jaringan ini, informasi mampu

bergerak dalam satu arah, ke depan, dari input node, melalui node

tersembunyi/hidden node (jika ada) dan output node. Tidak ada siklus atau loop

dalam jaringan. Pada sistem prediksi kurs mata uang ini menggunakan Multi-layer

Perceptron yaitu jaringan yang terdiri dari beberapa lapisan unit komputasi,

biasanya saling terkait dalam feedforward. Setiap neuron dalam satu lapisan telah

mengarahkan koneksi ke neuron pada lapisan berikutnya. Dalam banyak aplikasi,

unit jaringan ini menerapkan fungsi sigmoid sebagai fungsi aktivasi.

Gambar 3.1. Permodelan Multi-layer Perceptron.

Tiga lapisan Perceptron-net mampu menghitung XOR. Angka-angka

dalam Perceptron mewakili masing-masing ambang batas eksplisit

[image:48.595.185.365.480.628.2]
(49)

input. Net ini mengasumsikan bahwa jika tidak tercapai ambang batas (treshhold),

nol (bukan -1) adalah output. Perhatikan bahwa lapisan bawah masukan tidak

selalu dianggap sebagai perceptron nyata lapisan.

3.4. Algoritma Program

Dalam sistem prediksi kurs mata uang ini akan dilakukan beberapa

langkah pemrograman dari mulai pre-processing, pelatihan, dan prediksi. Adapun

langkah-langkah tersebut adalah :

a. Normalisasi inputan nilai mata uang.

b. Pelatihan dengan quickpropagation

c. Simpan bobot JST

d. Prediksi dengan feed forward

e. Denormalisasi nilai output JST untuk menghasilkan nilai mata uang.

3.5. Perancangan Sistem

Perancangan sistem disini menggunakan procest analyst dari Power

Designer 6.1. dan Power Designer 11 Sybase. Perancangan sistem digunakan

untuk menggambarkan aliran data yang ada antara proses dalam bentuk diagram.

Secara garis besar sistem prediksi kurs mata uang yang dibangun di sini dibagi

menjadi dua bagian utama, yaitu :

a. Sistem Pelatihan : digunakan untuk pelatihan yang akan menghasilkan

(50)

b. Sistem Testing : digunakan untuk melakukan pengecekan data hasil

prediksi hari ini dari data hasil pelatihan/Training dengan data riil yang

ada di website resmi Bank Indonesia.

c. Sistem Prediksi : Digunakan untuk memprediksi nilai mata uang yang

akan dihasilkan.

Baik sistem pelatihan (Training) ataupun sistem prediksi memiliki proses

pengolahan data tersendiri. Untuk sistem pelatihan meliputi proses normalisasi

data, kemudian proses training dengan Quickpropagation, setelah itu akan

dilakukan proses update bobot dan perhitungan error yang kemudian akan

digunakan untuk sistem prediksi. Di sistem prediksi juga terdapat beberapa

proses. Yang pertama adalah proses feedforward, lalu proses update bobot serta

perhitungan error yang baru, kemudian proses denormalisasi dari data-data hasil

prediksi untuk mendapatkan hasil prediksi mata uang tersebut.

Untuk garis besar program adalah user akan meng-inputkan nilai dari kurs

jual serta kurs beli hari ini dari mata uang yang akan diprediksi. Kemudian

inputan tersebut akan melewati proses normalisasi agar diperoleh nilai yang sesuai

untuk penghitungan fungsi aktivasi. Setelah itu sistem akan men-training dengan

menggunakan JST dari data yang telah ada, sehingga diperoleh bobot JST baru

dari hasil Training yang kemudian disimpan menjadi suatu bentuk file baru untuk

data prediksi. Kemudian sistem akan masuk ke proses utama, yaitu prediksi kurs

mata uang yang nantiny hasil prediksi akan di-denormalisasi sehingga diperoleh

nilai kurs beli dan kurs jual esok hari yang valid. Hasil dari prediksi bisa berupa

hasil per hari ataupun hasil dari range tanggal tertentu sesuai dengan yang user

(51)

START

Input Nilai Mata Uang

Normalisasi

Bobot JST Hasil Training

Trainer JST

Sistem Prediksi

[image:51.595.266.400.78.567.2]

END Denormalisasi

Gambar 3.2. Diagram Alir Program.

Gambar diatas adalah diagram alir program secara umum, yang dimana

masing-masing proses juga memiliki algoritma tersendiri. Sedangkan untuk detail

algoritma dari sistem Trainer JST ini meliputi inputan-inputan dari MGF, Laju

(52)
[image:52.595.158.430.80.614.2]

Gambar 3.3. Algoritma Trainer JST.

Sebelum masuk ke proses-proses yang ada di sistem, data akan melewati

kondisi-kondisi yang disesuaikan dengan inputan sehingga didapatkan inputan

(53)

Feedforward, proses Quickpropagation, dan proses update bobot dan perhitungan

error.

Proses Feedforward adalah proses tahap maju dimana di antara lapisan

masukan dan keluaran, terdapat satu atau lebih lapisan tersembunyi (hidden

[image:53.595.168.476.221.639.2]

layer). Hubungan antar lapisan berlangsung satu arah.

Gambar 3.4. Algoritma Feedforward.

Kemudian pada proses Quickpropagation merupakan metode yang

dgunakan untuk melakukan proses pelatihan (training) pada sistem prediksi mata

(54)

ini sudah di-normalisasi terlebih dahulu dan kemudian menggunakan feedforward

untuk selanjutnya dilakukan proses ini. Pada proses Quickpropagation dilakukan

pendekatan dengan asumsi bahwa masing-masing bobot penghubung tidak

[image:54.595.170.494.193.637.2]

terpengaruh oleh bobot yang lain.

Gambar 3.5. Algoritma Quickpropagation.

Sedangkan pada proses update bobot dan perhitungan error merupakan

(55)

uang. Hasil bobot-bobot yang baru akan disimpan menjadi file extension baru

yaitu berformat .JST, yang dimana file tersebut memuat data dari masing-masing

mata uang. Untuk perhitungan error-nya disesuaikan dengan inputan user yang

telah ditetapkan sewatu user menginputkan di program, dan merupakan hasil

[image:55.595.166.457.217.644.2]

paling minimal dari error yang ditentukan.

Gambar 3.6. Algoritma Update Bobot dan Perhitungan Error.

Setelah proses sistem pelatihan (Trainer JST) selesai, akan masuk ke

proses utama berikutnya, yaitu proses sistem prediksi. Di proses utama ini user

(56)

hari dan juga untuk range tanggal tertentu. Data-data yang dipakai merupakan

bobot-bobot baru yang telah di-update dari sistem pelatihan (Trainer JST) serta

data-data kurs mata uang yang telah di-normalisasi. Disini user hanya perlu

memasukkan data kurs mata uang, yaitu kurs jual dan kurs beli hari ini. Kemudian

sistem akan melakukan prediksi berdasarkan data-data yang telah diproses lalu

data-data tersebut akan di-denormalisasi sehingga tercipta data kurs mata uang

yaitu kurs jual dan kurs beli hari esok ataupun pada range tanggal tertentu yang

valid.

(57)

Hasil_Prediksi_Mata_Uang Hasil_Pelatihan

Data_Mata_Uang_Baru Data_Fluktuasi_Mata_Uang

0

Sistem_JST_Peramalan_Kurs_ Mata_Uang

+ Bursa_Efek

3.5.1. Context diagram

Context diagram berfungsi memetakan model lingkungan

(menggambarkan hubungan antara entitas luar, masukan dan keluaran sistem),

yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan

sistem. DFD levelled menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi

yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data, model ini

mampu memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi.

Gambar 3.8. Context Diagram Sistem JST Peramalan Kurs Mata uang.

3.5.2. Diagram Aliran Data ( Data Flow Diagram )

Diagram aliran data (DFD) dari sistem prediksi kurs mata uang terdiri dari

2 bagian utama, yaitu: Sistem Pelatihan Quickpropagation dan Sistem Prediksi

Kurs Mata Uang. Gambar 3.9 menunjukkan DFD level 0 dari Sistem JST

(58)

Gambar 3.9. DFD Level 0 Sistem JST Peramalan Kurs Mata Uang.

Sistem Pelatihan Quickpropagation dijabarkan lebih lanjut dengan DFD

level 1 yang ditunjukkan pada gambar 3.10. Training data set terdiri nilai mata

uang . Training data set akan mengalami preprocessing berupa normalisasi nilai

mata uang itu sendiri yang akan dijadikan sebagai input untuk proses training

yang menggunakan jaringan syaraf tiruan quickpropagation. Setelah proses

training selesai, akan dihasilkan nilai bobot jaringan syaraf tiruan yang disimpan

ke dalam file. File ini nantinya akan digunakan di dalam proses sistem prediksi

(59)

Gambar 3.10. DFD Level 1Sistem Pelatihan Quickpropagation.

Sedangkan penjabaran lebih lanjut dari Sistem Prediksi Kurs Mata Uang

yang berupa DFD level 1 ditunjukkan pada gambar 3.11.

(60)

User memasukkan data nilai mata uang yang akan diprediksi. Nilai mata

uang masukkan ini akan melalui proses preprocessing. Setelah didapatkan nilai

inputan, maka inputan ini akan digunakan pada proses JST, proses ini sampai

pada tahap maju / feedforward. Pada proses JST nilai bobot diambil dari file yang

berisi nilai bobot hasil dari pelatihan sebelumnya.

3.6. Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram atau ERD merupakan suatu model untuk

menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar

data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD juga untuk untuk memodelkan

struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan

beberapa notasi dan simbol.

memproses mengambil mengakses memakai t_mata_uang nama kode lambang <pi> VA20 VA10 VA10 <M> kode <pi> t_transaksi id_transaksi tanggal no_valas kurs_jual kurs_beli <pi> I D I F F <M> id_transaksi <pi> t_jst id_jst tgl_jst valas_jst kurs_jual_jst kurs_beli_jst <pi> I D VA20 F F <M> id_jst <pi> t_prediksi id_prediksi tgl_prediksi valas_prediksi kurs_jual_prediksi kurs_beli_prediksi <pi> I D VA20 F F <M> id_prediksi <pi> user id_user nama_user username password otoritas <pi> I VA20 VA20 VA10 VA20 <M> id_user <pi>

a. Conceptual Data Model (CDM)

(61)

FK_T_TRANSA_MEMPROSES_T_MATA_U FK_T_REPORT_MENGAMBIL_T_JSTFK_T_REPORT_MENGAMBIL_T_PREDIK FK_T_TRANSA_MENGAKSES_USER FK_T_PREDIK_MEMAKAI_USER t_mata_uang na ko ma de lambang varchar(20) varchar(10) varchar(10) <pk> t_transaksi id_transaksi kode id_user tanggal no_valas kurs_jual kurs_beli int varchar(10) int datetime int float float <pk> <fk1> <fk2> t_jst id_jst tgl_jst valas_j kurs_j kurs_b st ual_jst eli_jst int datetime varchar(20) float float <pk> t_prediksi id_prediksi id_user tgl_prediksi valas_prediksi kurs_jual_prediksi kurs_beli_prediksi int int datetime varchar(20) float float <pk> <fk> user id_user nama_user username password otoritas int varchar(20) varchar(20) varchar(10) varchar(20) <pk> t_report id_jst id_prediksi valas_report tgl_report kurs_jual_report kurs_beli_report int int varchar(20) datetime float float <pk,fk1> <pk,

Gambar

Gambar 3.1. Permodelan Multi-layer Perceptron.
Gambar 3.2. Diagram Alir Program.
Gambar 3.3. Algoritma Trainer JST.
Gambar 3.4. Algoritma Feedforward.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengatasi ini, situs web Sate Tomang menyediakan fitur live chat yang dapat diakses tanpa mendaftar dan juga menu contact us dimana terdapat data yang dibutuhkan

Publikasi tentang uji validitas dan reliabilitas Raven Progressive Matrices di Indonesia belum banyak dilakukan (Kumolohadi &amp; Suseno, 2012; Mangestuti &amp; Aziz,

Karena berbasis vektor, file yang dihasilkan oleh software ini berukuran kecil dan tampilannya baik karena tidak tergantung dengan resolusi monitor artinya sekecil apapun

Yusnita Jayanti, Darminto dan Nengah Sudjana, Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah, Indeks Dow Jones, dan Indeks KLSE terhadap Indeks Harga

5. Sahabat-sahabatku PGSD kelas B yang telah memotivasi dan banyak meluangkan waktu untuk berbagi, sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Abdul Karim dan Hj. Nur

Selain itu penimbangan juga dilakukan terhadap wadah yang ditempati oleh sampel untuk proses pengringan dalam oven, gunanya agar berat total sampel dapat dikurangkan

Oleh karena itu, keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan, hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan

Selama mengerjakan tugas ini kita sadar bahwa mengolah limbah sampah organik menjadi pupuk kompos merupakan hal yang menyenangkan dan dapat. dilakukan oleh kami secara