• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEKNOLOGI BARU (LINK SYSTEM) DAN KEPERCAYAAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR BERSAMA SAMSAT DI LINGKUNGAN UPTD PENDAPATAN SURABAYA SELATAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TEKNOLOGI BARU (LINK SYSTEM) DAN KEPERCAYAAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR BERSAMA SAMSAT DI LINGKUNGAN UPTD PENDAPATAN SURABAYA SELATAN."

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

Wahyu Dianengsih

0613010217/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “

JAWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan Oleh :

Wahyu Dianengsih

0613010217/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “

JAWA TIMUR

(3)

Yang diajukan

Wahyu Dianengsih 0613010217/FE/EA

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Indrawati Y, MM. Ak Tanggal :...

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(4)

(Studi Kasus Pada Kantor Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan)

Yang diajukan

Wahyu Dianengsih 0613010217/FE/EA

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Indrawati Y, MM. Ak Tanggal :...

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(5)

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

ABSTRAK ...xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... .1

1.2. Perumusan Masalah ... .10

1.3. Tujuan Penelitian ... .11

1.4. Manfaat Penelitian ... .11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... .12

2.2. Landasan Teori... .15

2.2.1. Pengertian Kepercayaan... .15

2.2.2. Sistem Informasi ... .17

2.2.2.1. Sistem Informasi Akuntansi... .19

2.2.2.2. Sistem Informasi Manajemen………...24

(6)

2.2.2.4. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi………...26

2.2.2.5. Masalah Pokok Sistem Informasi………..26

2.2.2.6. Sasaran Sistem Informasi………..28

2.2.3. End User Computing……….29

2.2.4. Teknologi Sistem Informasi………...29

2.2.4.1. Teknologi………29

2.2.4.2. Komputer………...30

2.2.4.3. Jaringan………...31

2.2.4.4. Teknologi Informasi………33

2.2.4.5. Kesesuaian Tugas- Teknologi………..34

2.2.5. Samsat Link………..36

2.2.6. Kinerja………..37

2.2.6.1. Definisi Kinerja………37

2.2.6.2. Kinerja Karyawan………38

2.2.6.3. Penilaian Kinerja Karyawan………40

2.2.6.4. Ukuran –Ukuran Penilaian Kerja Karyawan………...40

(7)

Baru Terhadap Kinerja Karyawan………44

2.2.8. Pengaruh Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi Terhadap Kinerja Karyawan………47

2.3. Kerangka Pikir………...48

2.4. Hipotesis………48

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... …49

3.1.1. Definisi Operasional Variabel………..49

3.1.2. Pengukuran Variabel………50

3.2. Teknik Penentuan Sampel………..54

3.2.1. Obyek dan Populasi……….54

3.2.2. Sampel………..54

3.3. Teknik Pengumpulan Data……….55

3.3.1. Jenis Data………..55

3.3.2. Sumber Data……….56

3.3.3. Pengumpulan Data………...56

(8)

3.4.3. Uji Normalitas Data……….58

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………..59

3.5.1. Uji Asumsi Klasik……….59

3.5.2. Teknik Analisis……….62

3.5.3. Uji Hipotesis……….62

3.5.3.1. Uji F………..62

3.5.3.2. Uji t………..63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian………..64

4.1.1. Gambaran Umum SAMSAT di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan………64

4.1.2. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan (UPTD) Pendapatan Surabaya Selatan………..65

4.1.3. Struktur Organisasi………67

4.1.4. Visi dan Misi DIPENDA Jatim……….71

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian………73

(9)

4.3.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.………..76

4.3.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan.………...77

4.3.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………...77

4.3.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian.………..78

4.3.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja….………...79

4.4. Deskripsi Variabel Penelitian ………..79

4.4.1. Variable Penerapan Teknologi Baru………..79

4.4.2. Variable Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi……….81

4.4.3. Variabel Kinerja Karyawan………....83

4.5. Analisis dan Uji Hipotesis………....84

4.5.1. Uji Normalitas……….84

4.5.2. Uji Asumsi Klasik………...85

4.5.3. Persamaan Regresi Linier Berganda………...87

4.5.4. Uji Hipotesis………89

4.5.4.1. Uji F………89

4.5.4.1. Uji t……….90

(10)

4.4.3. Keterbatasan Penelitian……….99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan……….101 5.2. Saran………...103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan Teknologi Baru………...74

Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Variabel Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi...74

Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan………...75

Tabel 4.4. Hasil Uji Reliabilitas………..76

Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………76

Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan………77

Tabel 4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………...77

Tabel 4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian………...78

Tabel 4.9. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja………79

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Variabel Penerapan Teknologi Baru…………...80

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Variabel Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi..82

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Karyawan………83

Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas……….84

Tabel 4.14. Nilai VIF (Varians Inflation Factor)………....85

Tabel 4.15. Hasil Korelasi Rank Spearman……….86

Tabel 4.16. Persamaan Regresi Linier Berganda………....87

Tabel 4.17. Hasil Uji F………....89

Tabel 4.18. Hasil Uji t……….90

(12)

Mendaftar Ulang Melalui Link……….8

Gambar 2.1. Model Kesesuaian Tugas ………...………35

Gambar 2.2. Model Rantai Teknologi Kinerja ………...43

Gambar 2.3. Diagram Kerangka Pikir ………48

Gambar 4.1. Struktur Organisasi……….68

Gambar 4.2. Gejala Autokorelasi (DW)………..87

(13)

xi Selatan

Lampiran 2 : Kuesioner

Lampiran 3 : Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Penerapan Teknologi Baru (X1) Lampiran 5 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kepercayaan Pemakai Sistem

Informasi (X2)

Lampiran 6 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kinerja Karyawan (Y) Lampiran 7 : Hasil Karakteristik Responden

Lampiran 8 : Hasil Deskripsi Variabel Penelitian Lampiran 9 : Input Regresi dan Nilai Residual Lampiran 10 : Hasil Uji Normalitas

Lampiran 11 : Hasil Uji Pengaruh Regresi Penerapan Teknologi Baru, Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi dan Kinerja Karyawan

Lampiran 12 : Nonparametric Correlations

Lampiran 13 : Struktur Organisasi UPTD Pendapatan Propinsi Jawa Timur Lampiran 14 : Instrumen Variabel

(14)

Oleh : Wahyu Dianengsih

ABSTRAK

Kantor Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan pengembangan teknologi sistem informasi sudah dimulai sejak tahun 1997 an, sehingga sudah mampu mandiri tanpa tergantung dengan pihak lain dibidang pengembangan perangkat lunak (program aplikasi), pengolahan data dan penyajian informasi. Beberapa produk pengembangan teknologi informasi kantor bersama samsat salah satunya adalah Samsat Link. SAMSAT Link yaitu pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dengan tidak memperhatikan domisili dari wajib pajak adalah pengembangan teknologi baru, namun kekurangan dari sistem ini adalah jaringan komunikasi sering lambat, keterlambatan dalam pencatatan laporan keuangan, sistem dan evaluasi kinerja samsat masih kurang yang akhirnya pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor melebihi standart waktu yang ditetapkan, dan disalah gunakan wajib pajak untuk mendaftar ditempat lain tanpa identitas (KTP). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan teknologi baru dan kepercayaan pemakai sistem informasi terhadap kinerja karyawan.

Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari jawaban karyawan Kantor Bersama SAMSAT di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan yang berhubungan langsung dengan sistem informasi pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor yaitu sebanyak 54 orang. Penelitian ini menggunakan analisis uji regresi linier berganda dengan variable bebas penerapan teknologi baru dan kepercayaan pemakai sistem informasi, sedangkan variable terikat yaitu kinerja karyawan.

Berdasarkan hasil analisis uji regresi linier berganda dapat disimpulkan bahwa penerapan teknologi baru dan kepercayaan pemakai sistem informasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sehingga hipotesis penelitian ini teruji kebenarannya.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, perkembangan teknologi semakin pesat diiringi perkembangan sistem informasi yang berbasis teknologi. Dampak dari globalisasi terasa berbagai aspek terlebih dalam bidang komputerisasi perusahaan atau organisasi telah mengakui peran komputer yang sangat membantu, terutama dalam menanggapi tuntutan era teknologi yang meningkatkan kemampuan berkomputerisasi.

Salah satu syarat untuk dapat berkomputerisasi adalah penyediaan suatu sistem informasi akuntansi yang cepat, tepat dan akurat. Dengan adanya informasi yang cepat, tepat dan akurat maka suatu perusahaan atau organisasi dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat pula. Penerapan teknologi dalam sistem informasi perusahaan hendaknya mempertimbangkan pemakai sistem sehingga teknologi yang diterapkan dapat bermanfaat sesuai dengan tugas dan kemampuan pemakai.

Dibidang akuntansi, perkembangan teknologi informasi telah banyak membantu meningkatkan sistem informasi akuntansi. Peningkatan penggunaan teknologi komputer sebagai salah satu bentuk teknologi informasi telah banyak mengubah pemprosesan data akuntansi secara manual menjadi otomatis. Dengan otomatisasi atau sistem informasi yang berdasarkan pada komputer berbagai fungsi dapat dilakukan secara tepat dan cepat (Daljono, 1999). Lebih lanjut, Daljono (1999) mengatakan bahwa

(16)

disetiap organisasi yang ada saat ini telah banyak tersedia peralatan dengan teknologi tinggi yang bernilai sangat mahal. Peralatan tersebut digunakan untuk mendukung sistem informasi yang mereka butuhkan, sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja individu maupun kinerja organisasi.

(17)

Penelitian yang dilakukan Goodhue (1998) menyatakan bahwa jika evaluasi pemakai atas teknologi cocok dengan kemampuan dan tuntutan dalam tugas pemakai, maka akan memberikan dorongan pemakai memanfaatkan teknologi. Oleh sebab itu evaluasi pemakai akan digunakan sebagai alat ukur keberhasilan pelaksanaan dan kualitas jasa sistem informasi yang dihubungkan dengan kecocokan tugas-tugas dengan teknologi. Ada dua model yang digunakan Goodhue (1995), yaitu:

1. Hubungan karakteristik tugas, teknologi dan individual kepada evaluasi pemakai dan interaksi karakteristik/hubungan kecocokan tugas/teknologi kepada evaluasi pemakai,

2. Hubungan evaluasi pemakai dengan kinerja individual.

Penelitian Goodhue (1995) hanya menguji komponen dari tugas, teknologi dan individu serta interaksi ketiga hal tersebut kedampak evaluasi pemakai tanpa mengukur hubungan evaluasi pemakai terhadap kinerja. Dalam penelitian ini pembahasan dibatasi untuk melihat hubungan teknologi sistem informasi terhadap kinerja pemakai sistem baru terhadap kinerja individu pemakai sistem baru sebagai model sebalumnya (Goodhue, 1995) dan melihat tingkat kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru akan meningkatkan kinerja individu.

(18)

mendukung bahwa pemanfaatan teknologi informasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja individual.

Jumaili (2005) yang meneliti tentang kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru dalam evaluasi kinerja individual, menyimpulkan bahwa kepercayaan terhadap sistem informasi baru dan teknologi sistem informasi baru terhadap peningkatan kinerja individu menunjukkan hasil yang positif. Penambahan variabel kepercayaan terhadap sistem informasi baru makin meningkatkan kinerja individu pemakai. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi organisasi atau perusahaan bahwa penerapan teknologi sistem informasi baru beserta adanya kepercayaan dari pemakai terhadap sistem informasi baru dapat meningkatkan kinerja individu pemakai sehingga output yang dihasilkan bisa optimal bagi organisasi atau perusahaan.

(19)

informasi harus juga mendapat perhatian yang serius dari manajemen, sehingga pengembangan teknologi informasi yang dimiliki perusahaan akan terus berkembang dan dapat disesuaikan perkembangan kemajuan teknologi informasi. Pada akhirnya tujuan perusahaan dalam menggunakan teknologi informasi untuk memenangkan persaingan dan mendatangkan keunggualan kompetetif akan tercapai.

Sunarta dan Astuti (2005) yang meneliti tentang Pengujian Terhadap

Teknologi To Performance Chain : Pendekatan Structural Equation

Modeling, bertujuan untuk (1) Menguji Pengaruh kesesuain tugas teknologi

terhadap konsekuensi yang diharapkan dari penggunaan, affect dan kinerja; (2) Menguji Pengaruh konsekuensi yang diharapkan dari penggunan, affect, norma sosial dan kondisi yang memfasilitasi terhadap kinerja dan; (3) Menguji Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk dapat memperkuat teori-teori tentang pemanfaatan teknologi informasi yang telah ada, khususnya model rantai kinerja teknologi (Technology To Performance Chain). Dan kesimpulan dari penelitian ini adalah kesesuaian tugas teknologi berpengaruh positif signifikan terhadap konsekuensi yang diharapkan, affect dan kinerja individual. Konsekuensi yang diharapkan berpengaruh positif signifikan terhadap pemanfaatan. Affect berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Norma-norma sosial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja individual.

(20)

berdasarkan hasil analisa bahwa partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.

(21)

Pelayanan Samsat Link, sistem ini selain berpengaruh terhadap kinerja individu lebih efektif dan efisien juga banyak direspon oleh masyarakat karena untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor tidak melihat domisili, hal ini dapat dilihat jumlah wajib pajak yang memanfaatkan pembayaran Link pada table penerimaan kas dibawah ini:

Data Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Dengan Pelayanan

Samsat Link

Pada KB. SAMSAT Surabaya Selatan

No  Tahun   Banyaknya Kendaraan 

Yang Membayar Pajak  (Obyek) 

Yang Terialisasi  (Rp) 

Selisi % 

2007  12.869  5.436.360.275   

2008  32.091  13.137.556.075  82,99 

2009  59.273  21.475.728.825  79,91 

Sumber : Dinas Pendapatan Propinsi Jawa Timur

Dengan melihat data tersebut diatas, yang memanfaatkan pelayanan samsat link setiap tahun meningkat lebih dari 50%, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan pelayanan samsat link dikarenakan pengaruh kepercayaan masyarakat terhadap kecepatan pelayanan dan peningkatan kinerja para petugas. Adapun kecepatan pelayanan dikarenakan pengaruh kepercayaan teknologi sistem informasi baru sehingga berpengaruh terhadap kinerja individual.

(22)

Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Propinsi Jawa Timur Surabaya Selatan juga membuat inovasi baru yaitu SAMSAT Drive Thru (jemput bola pada kendaraan roda empat & roda dua) yang di Jl. A. Yani Dinas Peternakan dan SAMSAT Corner Ketintang Royal Plasa Surabaya. Adapun yang dimaksud dengan SAMSAT Drive Thru adalah pelayanan SAMSAT link disuatu tempat yang hanya melayani pendaftaran ulang/pengesahan STNK setiap tahun atau pembayaran pajak kendaraan roda empat setiap tahun sedangkan untuk perpanjangan STNK maupun balik nama harus ke SAMSAT Induk. Dengan data-data diatas dapat dibuat diagram sebagai berikut :

0 5.000.000.000 10.000.000.000 15.000.000.000 20.000.000.000 25.000.000.000

2007 2008 2009

selisi

penerimaan

obyek

Gambar 1.1 : Kurva Data Perbandingan Realisasi Wajib Pajak Yang Mendaftar Ulang Melalui Link

(23)

sempurna. Dari hasil observasi peneliti pada Bapak Husnan beliau mengatakan bahwa kekurangan dari sistem ini adalah jaringan komunikasi Online yang menyebabkan terjadi kesalahan data dan masih ada keterlambatan yang pada akhirnya pengurusan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor melebihi standart waktu yang ditetapkan, sehingga digunakan wajib pajak untuk membayar ditempat lain dan pelaporan keuangan SAMSAT mengalami keterlambatan dalam pencatatan laporan keuangan.

Fenomena yang ada terkait dengan pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor, evaluasi kinerja SAMSAT selama ini menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Dimana masih perlu perbaikkan dan perubahan yang cukup signifikan sehingga perlu segera dilakukan peningkatan terhadap pelayanan masyarakat dan sistem komputerisasi sehingga banyak komplain dari masyarakat karena kurang cepat pelayanan serta perlu adanya integritas sistem komputerisasi BPKB dan STNK. (Sriwijaya Pos, 24 November 2009).

(24)

back up media komunikasi guna kelancaran pelayanan Samsat Link. Pelayanan Samsat Link di Surabaya telah merubah pola pelayanan menetap menjadi tidak tergantung domisili yang berakibat pada perubahan perilaku karyawan yang harus mengikuti sistem komputer, sistem dan prosedur pelayanan, serta pelaporan, maka untuk selanjutnya pengembangan samsat link membutuhkan sinergi antar Sub Dinas, UPTD dan intansi terkait. Berdasarkan dari hal-hal tersebut, maka penelitian ini mengambil judul tentang “ Penerapan Teknologi Baru (Link System) dan Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi Terhadap Kinerja Karyawan Kantor Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan”.

1.2 Perumusan Masalah

(25)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji penerapan teknologi baru pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (Link Sistem) dan kepercayaan pemakai sistem informasi terhadap kinerja karyawan Kantor Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas, serta menerapkan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan dan kemampuan dalam menganalisis teknologi informasi yang lebih mendalam.

2. Bagi Akademis

Untuk menambah perbendaharaan perpustakaan sehingga dapat dijadikan acuan mahasiswa yang akan mengadaakan penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan pengaruh teknologi sistem informasi terhadap kinerja individual.

3. Bagi Kantor Bersama SAMSAT

(26)

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan kepercayaan dan penerapan teknologi sistem informasi baru terhadap evaluasi kinerja individual pernah dilakukan oleh :

1. Tedy Jurnali & Bambang Supomo (2000) “Pengaruh Faktor Kesesuaian Tugas-Teknologi & Pemanfaatan TI Terhadap Kinerja Akuntan Publik”.

Permasalahan: (1) Apakah terdapat hubungan teknologi sistem informasi baru terhadap kinerja individu pemakai sistem informasi baru. (2) Apakah tingkat kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru akan meningkatkan kinerja individu. Variabel yang digunakan yaitu faktor kesesuaian tugas teknologi, pemanfaatan TI, terhadap kinerja Akuntan Publik. Hasil penelitian ini bahwa kinerja individual di lingkungan Akuntan Publik dipengaruhi oleh kesesuaian antara teknologi informasi yang digunakan dengan tugas-tugas akuntan publik. Disamping itu, kesesuaian tugas teknologi mempunyai pengaruh positif terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Temuan penelitian ini mendukung model TTFM (Task-teknologi fit) yang menekankan pada faktor

(27)

kesesuaian tugas-teknologi untuk peningkatan kinerja dari pada faktor pemanfaatan teknologi. Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang diajukan dalam TAM bahwa kinerja individual dipengaruhi oleh pemanfaatan teknologi informasi.

2. Salman Jumaili (2005) “Kepercayaan Dan Penerapan Teknologi Sistem Informasi Baru Terhadap Evaluasi Kinerja Individual”. Permasalahan: (1) Apakah terdapat hubungan teknologi sistem informasi baru terhadap kinerja individu pemakai sistem informasi. (2) Apakah tingkat kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru akan meningkatkan kinerja individu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap sistem informasi baru & teknologi sistem informasi baru terhadap peningkatan kinerja individu menunjukkan hasil yang positif. Penambahan variabel kepercayaan terhadap sistem informasi baru makin meningkatkan kinerja individual pemakai. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi organisasi atau perusahaan bahwa penerapan teknologi sistem informasi baru beserta adanya kepercayaan dari pemakai terhadap sistem informasi baru dapat meningkatakan kinerja individu pemakai sehingga output yang dihasilkan bisa optimal bagi organisasi atau perusahaan.

(28)

Individual Pada PT. Semen Gresik. Bertujuan untuk (1) Membuktikan bahwa kepercayaan mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja individual; (2) Membuktikan bahwa penerapan teknologi sistem informasi baru mempunyai pengaruh terhadap evaluasi kinerja individual. Dan kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel kepercayaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja individual. Penerapan teknologi sistem informasi baru secara parsial berpengaruh terhadap kinerja individual.

4. Sabihaini (2006) “Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kinerja Individual”. Penelitian ini menggabungkan penelitian (Thomson, 1991 dan Jurnali, 2001) dengan menggunakan

Struktural Equation Modelling dan cluster random sampling.

Penelitian tentang “Apakah enam faktor: sosial, affect, kompleksitas, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang, dan kondisi yang memfasilitasi berpengaruh terhadap pemanfaatan teknologi dan kinerja individual”. Penelitian ini dirancang untuk menguji hubungan antara enam faktor yang mempengaruhi

pemanfaatan teknologi dan kinerja. Hasil pengujian menunjukkan

bahwa (1) Terdapat hubungan positif antara faktor sosial dan

pemanfaatan teknologi informasi; (2) terdapat hubungan negatif antar

(29)

positif antara kompleksitas dan pemanfaatan teknologi informasi; (4)

terdapat hubungan positif antar kesesuaian tugas dan pemanfaatan

teknologi informasi; (5) terdapat hubungan positif antara konsekuensi

jangka panjang dan pemanfaatan teknologi; (6) terdapat hubungan

negatif antara kondisi yang memfasilitasi PC dan pemanfaatan

teknologi informasi; (7) terdapat hubungan positif antara

pemanfaatan teknologi informasi.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Kepercayaan

Kepercayaan adalah hal yang diperlukan bagi pemakai sistem informasi yang baru agar ia merasa teknologi sistem informasi yang baru dapat meningkatkan kinerja individu dalam menjalankan kegiatan dalam perusahaan.

(30)

Berbagai studi telah mencoba menjelaskan tentang kepercayaan sesuai dengan cara mereka masing-masing. Gefen (2000 dalam Soh’n dan Lee, 2002) menjelaskan kepercayaan sebagai “willingness to engange in

activities where a person is exposed to risk without the ability to control

the related behavior of others”. Moorman, et .al. (1993) mengemukakan

bahwa “trust generally is viewed as an essential ingredient for successful

relation ship”. Kepercayaan secara umum dipandang sebagai unsur

mendasar bagi keberhasilan suatu hubungan kemitraan. Apabila dalam suatu hubungan kemitraan tidak didasari dengan kepercayaan, maka hubungan kemitraan tersebut tidak akan bertahan dalam jangka waktu lama. Morgan dan Hunt (1994) mendefinisikan trust as perception of

confidence in the exchange partner’s reliability and integrity. Definisi

tersebut, menyoroti pentingnya confidence. Didalam literature, konfidensi pada pihak yang memberikan kepercayaan bersumber dari sifat-sifat dapat dipercaya (trustworthy) yang dimiliki perusahaan seperti reliabilitas dan mempunyai integritas tinggi (Altman & Taylor dalam Morgan dan Hunt, 1994). Oleh karena itu, penting bagi perusahaan menunjukkan sifat-sifat dapat dipercaya yang dimilikinya dengan cara :

1. Mengembangkan jaringan komunikasi yang jujur, terus terang, komunikasi dua arah, dan sering berkomunikasi.

(31)

3. Beroperasi dengan standar pelaksanaan yang lebih tinggi daripada hanya sekedar pelaksanaan yang lebih tinggi daripada hanya sekedar keabsahan atau legalitas (Berry, 1995).

Walter, et, al. (2002) merangkum pemikiran-pemikiran tentang

trust atau kepercayaan, dan mereka meyakini bahwa kepercayaan

memiliki tiga komponen penting, yaitu:

1. Mitra akan menunjukkan benevolence (kemurahan hati) dalam melakukan tindakan yang mempengaruhi hubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Kepercayaan juga mengandung honesty (kejujuran), yang berarti bahwa pihak yang dipercaya dalam hubungan tersebut harus kredibel (dapat dipercaya).

3. Mitra memiliki competence untuk bertindak bagi kemaslahatan hubungan.

2.2.2. Sistem Informasi

(32)

mengawasi dan mengambil keputusan–keputusan. Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak luar maupun dalam perusahaan, disusun suatu sistem akuntansi, sistem ini direncanakan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak luar maupun dalam perushaan.

Menurut Cole dalam Baridwan (1993:3) sistem adalah suatu kerangka prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan atau organisasi, sedangkan pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:5) adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahan.

Pengertian Informasi dalam McLeod (2001:4) adalah salah satu jenis sumber daya utama yang tersedia bagi manajer. Informasi dapat dikelola seperti hanya sumber daya yang lain yang bersumber dari dua pengaruh, yaitu pertama bisnis yang terjadi semakin rumit dan yang kedua komputer telah mencapai kemampuan yang semakin baik.

(33)

2.2.2.1. Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mascove dalam Baridwan (1998:4) sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan, informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperi investor atau kreditur) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen).

Pada dasarnya adalah sebuah sistem informasi, tepatnya adalah penerapan dan teori umum informasi untuk masalah-masalah operasi ekonomi yang efisien. Akuntansi juga merupakan bagian besar dari informasi umum yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif. Dalam konteks ini, akuntansi merupakan bagian dari sistem informasi umum suatu kesatuan operasional dan juga merupakan bagian dari bidang besar dibawah nama konsep informasi (Wilkonson, 2003:15).

a. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer

(34)

Menurut Bodnar dan Hopwood (1996:13) beberapa contoh implementasi dan teknologi informasi adalah:

1. Otomatisasi Kantor

Adalah istilah umum yang menjelaskan pemanfaatan teknologi informasi di dalam kantor. Sistem otomatisasi kantor terdiri dari teknologi elektronik yang memungkinkan untuk memproses beragam pesan dan dokumen-dokumen. Kategori utama otomatisasi kantor mencakup:

a. Pemprosesan teks, mencakup pemproesan aplikasi yang menggunakan spreadsheet, perangkat lunak grafis dan presentasi, dan aplikasi desktop publishing dimana pemakai secara langsung mencetak hasilnya sebagai brosur, laporan, manual dan buku-buku. b. Pemprosesan pesan, mencakup rentang yang lebar dalam

pelayanan komunikasi seperti pengiriman elektronis (E-mail) ditransmisifaksimili elektronik melalui telpon (faks).

c. Sistem pengubah tampilan Dokumen Imaging Sistem. Sistem pengubah tampilan dokumen menggunakan komputer untuk secara digital menangkap, menyimpan, dan menampilkan dokumen, gambar, grafik dan ilustrasi-ilusrtrasi lain dengan cara yang sama seperti pemprosesan teks.

2. Teknologi tanggap-cepat

(35)

Sistem tanggap cepat penting untuk Total Quality Preferment (TQP). Beberapa teknologi berinteraksi untuk membuat sistem tanggap cepat layak digunakan, antar lain:

a. Just In Time (JIT)

Sistem penjualan eceran tanggap cepat mirip dengan sistem persediaan Just In Time yang digunakan oleh perusahaan manufaktur. Persediaan pembelian untuk barang-barang persediaan dibuat lebih besar dengan dasar “tarikan permintaan” dibandingkan dengan dasar “tarikan permintaan” tetap untuk memenuhi tingkat persediaan tertentu.

Just In Time memasyarakatkan operasi pemprosesan dengan

dasar terus menerus untuk meminimalkan atau mengeliminasi persediaan secara keseluruhan, selain itu juga mengeliminasi kesia-siaan dalam proses manufaktur dan menekan adanya pengembangan secara terus menerus dalam operasi.

b. Surat elektronik (Elektronic-mail)

(36)

d. Komputer terpadu manufaktur-Computer Integrated

Manufacturing (CIM).

Adalah pendekatan terpadu oleh pemanfaatan teknologi informasi pada perusahaan manufaktur. Komponen-komponennya dihubungkan melalui jaringan komputer dan dilengkapi dengan pengoperasian rancangan sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung operasi distribusi.

b. Siklus Transaksi Sistem Informasi Akuntansi

Istilah sistem informasi akuntansi meliputi beragam aktivitas yang berkaitan dengan siklus-siklus pemprosesan transaksi perusahaan. Meskipun tidak ada dua organisasi yang identik, tetapi sebagaian besar mengalami jenis kejadian ekonomi yang serupa.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2007:7), kejadian-kejadian ini menghasilkan transaksi-transaksi yang dapat dikelompokkan menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum yaitu:

1. Siklus Pendapatan

(37)

pesanan pelanggan, penagihan, piutang dagang, dan pelaporan penjualan.

2. Siklus Pengeluaran

Ada kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan. Siklus pengeluaran umumnya mencakup sistem aplikasi yang meliputi pemulihan dan permohonan pemasok, pembelian, hutang dagang sdan penggajian.

3. Siklus Produksi

Adalah kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi barang dan jasa. Siklus produksi mencakup sistem-sistem aplikasi yang meliputi pengendalian persedian dan akuntasi kekayaan.

4. Siklus Kekayaan

(38)

2.2.2.2. Sistem Informasi Manajemen

Menurut Davis (1984:3) sistem informasi manajeman adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (integrated), untuk menyajikan informasi guna untuk mendukung fungsi operasi manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.

Menurut Cushing dalam Baridwan (1998:4), sistem informasi manajemen adalah suatu set sumber daya manusia dan modal dalam organisasi, yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi semua tingkatan manajemen untuk perencanaan dan pengawasan organisasi itu.

Menurut Hansen dan Mowen (1994:4), definisi Sistem Informasi Akuntansi Manajemen sistem yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan pemprosesannya untuk mencapai tujuan khusus manajemen.

Sistem informasi manajemen mencapai tiga tujuan utama, yaitu

1. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perhitungan biaya, jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. 2. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam pengendalian

dan pengevaluasian.

(39)

2.2.2.3. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem Informasi Manajemen

Tujuan Sistem Informasi Akuntansi adalah menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan pada masalah-masalah yang terstruktur dan tidak terstruktur. Pada organisasi yang relatif kecil, sistem informasi akuntansi hampir mewakili semua sistem informasi manajemen atau dengan kata lain sistem informasi akuntansi adalah sistem informasi manajemen atau sebaliknya.

Menurut Nurmala (2006), lebih jauh lagi kedua sistem tersebut juga tumpang tindih dan berkaitan erat dengan sistem informasi fungsional, artinya kedua sistem tersebut saling memberi data dan menerima informasi satu sama lain. Didalam praktek keduanya membentuk hanya satu sistem informasi formal yang terpadu dan terkoordinasi.

(40)

2.2.2.4. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi

Pemakai sistem informasi akuntansi dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu pihak ekstern dan pihak intern.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2000:2), pemakai ekstern mencakup pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, pelanggan, pemasok, pesaing, serikat kerja dan masyarakat keseluruhan. Pemakai ekstern menerima dan tergantung pada beragam keluaran dari sistem informasi akuntansi suatu organisasi. Sebagaian keluaran ini bersifat rutin.

Sedangkan pemakai intern ini mencakup terutama manajemen, kebutuhannya bervariasi tergantung pada tingkatan dalam organisasi atau terhadap fungsi yang dijalankan.

Pengertian sistem informasi manajemen yang telah dikemukakan, jelas terlihat bahwa sistem informasi manajemen lebih luas daripada sistem informasi akuntansi. Karena sistem informasi akuntansi terbatas pada informasi yang bersifat keuangan, sedangkan sistem informasi manajemen mencakup informasi-informasi lainnya yang lebih luas termasuk sistem informasi akuntansi.

2.2.2.5. Masalah Pokok Sistem Informasi

(41)

teknikal dari sistem informasi tetapi juga dapat bersifat masalah non teknikal yang kebanyakan berasal dari faktor-faktor organisasi.

Faktor-faktor tersebut (Husain dan Wibowo, 2002:314-316) adalah:

1. Desain

Desain yang gagal memenuhi kebutuhan-kebutuhan penting dalam bisnis atau gagal dalam peningkatan performance. Informasi mungkin tidak disediakan secara cepat atau tersedia dalam sebuah format yang tidak memungkinkan bagi pengguna atau menampilkan data yang salah. Pengguna tidak memahami secara teknis dan harus berinteraksi dengan suatu sistem. Sistem informasi dikatakan gagal jika desainnya tidak cocok dengan stuktur, budaya dan tujuan organisasi secara keseluruhan. Teknologi sistem informasi yang berhubungan erat dengan komponen-komponen organisasi seperti: tugas, struktur, orang-orang dan budaya. 2. Data

(42)

3. Biaya

Beberapa sistem arahnya bagus, tetapi dalam implementasi dan pengoprasiannya memerlukan biaya di atas anggaran. Sementara itu dalam sistem yang lain memerlukan biaya yang mahal untuk berfungsinya sistem tersebut.

4. Operasi

Sistem tidak akan bejalan dengan baik jika informasi tidak disediakan secara tepat waktu dan efisien karena operasi komputer yang mengendalikan pemprosesan informasi tidak berjalan semestinya. Pekerjaan-pekerjaan yang sering gagal mengakibatkan pengulangan atau penundaan dan tidak dapat memenuhi jadwal penyampaian informasi.

2.2.2.6. Sasaran Sistem Informasi

Menurut Nurmala (2006), sistem informasi suatu perusahaan dalam dunia bisnis dari pemerintah mempunyai 3 sasaran utama, yaitu:

1. Menyediakan informasi yang menunjang pengambilan keputusan 2. Menyediakan informasi yang mendukung operasi harian

(43)

2.2.3. End User Computing

Dalam McLeod (2001:25) End User Computing adalah pengembangan seluruh atau sebagai sistem berbasis komputer oleh para pemakai, End User Computing juga merupakan fenomena yang tidak akan hilang.

Sebaliknya, pengaruhnya akan semakin meningkat. Karena manfaat potensial, perusahaan harus mengembangkan rencana strategis sumber daya informasi yang memungkinkan End User Computing untuk tumbuh dan berkembang. Mengenai resiko, jenis pengendalian yang sama dengan yang telah bekerja baik pada jasa informasi harus diterapkan pada area pemakai.

2.2.4. Teknologi Sistem Informasi 2.2.4.1. Teknologi

Menurut Goodhue (1995) dalam jumaili (2005) mendefinisikan teknologi sebagai alat yang digunakan oleh individu untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas mereka. Dalam penelitian sistem informasi, teknologi merujuk pada sistem komputer yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan data serta dukungan layanan yang menyediakan untuk membantu para pemakai dalam menyelesaiakan tugasnya.

(44)

yang digunakan untuk menyelesaikan tugas cara menggunakan perangkat keras didalam menyelesaikan tugas yang diperlukan. Dari konsep-konsep tersebut teknologi adalah rangkaian proses, peralatan, prosedur, dan piranti yang digunakan untuk memprediksi barang dan jasa (Schroder, 2000).

Kecocokan tugas dengan teknologi dapat berhubungan dengan lokalibilitas data yang berkaitan dengan kemudahan dalam menemukan data yang dibutuhkan, otoritas dalam menyelesaikan tugas, kemudahan dalam mengoperasikan sistem dan realibilitas sistem.

2.2.4.2. Komputer

Istilah komputer berasal dari bahasa asing “to compute” yang berarti menghitung. Jadi secara harafiah komputer berarti mesin hitung, dengan arti tersebut maka akan menjadi lain artinya dan fungsi sebenarnya dari sebuah peralatan komputer yang berarti mesin pengolah data.

Menurut Baridwan (1998) definisi komputer adalah suatu alat elektronik yang dapat menyimpan, memproses dan menghasilkan data sesuai dengan serangkaian instruksi yang telah diberikan sebelumnya oleh pemakai.

(45)

otomatis berdasarkan instruksi yang berupa program. Jadi komputer tidak terdiri dari beberapa alat yang mempunyai fungsi yang berbeda dan mampu bekerja sama dalam menu pengolahan data input menjadi output.

2.2.4.3. Jaringan

Menurut McLeod (2001) ada banyak variasi dalam pengaturan jaringan komunikasi data, tapi dasarnya adalah jaringan luas (wide

network area), atau WAN, dan jaringan setempat ( local area network)

atau LAN, dan jaringan metropolitan (Area network), atau MAN,WAN, yang pertama dibentuk untuk menyediakan jasa timesharing. Dengan munculnya komputer mikro, jaringan memudahkan distribusi sumber daya komputer diseluruh perusahaan. Sekarang WAN, LAN, dan MAN digunakan untuk clie /server computing.

Pada LAN semua perangkat keras dan sirkuit dimiliki oleh perusahaan, tetapi dalam WAN, saluran disediakan oleh perusahaan penyedia jasa komunikasi (common carrier). Perusahaan penyedia jasa komunikasi menyediakan beragam produk dan jasa. Produk yang merevolusi cara komunikasi data dan informasi adalah integrated service

digital network atau ISDN.

(46)

datang pertama, dilayani pertama”, dan token passing control yang lebih teratur.

Kombinasi data sangat penting bagi perusahaan sehingga manajemen jaringan yang baik yang didasarkan pada perencanaan merupakan suatu keharusan. Manajemen jaringan adalah elemen kunci program ini.

Workstation adalah suatu konfigurasi mikro yang disesuaikan

dengan kebutuhan pemakai. Tiap workstation dapat digunakan secara berdiri sendiri (stay-alone), tetapi masing-masing juga dapat mengakses alat penyimpanan atau output, yang disebut peripherals yang terletak disuatu tempat dalam jaringan. Peripherals berada dibawah pengendalian komputer mikro lain yang disebut server jaringan atau file server. Pada LAN ini, workstation dihubungkan ke server melalui bus. Bus adalah sirkuit tunggal dengan panjang terbatas (Nurmalia, 2006).

(47)

2.2.4.4. Teknologi Informasi

Menurut Remeyi (1995) dalam Ricardus (2000:15) pembagian manfaat pendayagunaan teknologi informasi menjadi dua macam, yaitu:

1. Manfaat tangible

Adalah manfaat positif yang secara langsung berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan baik secara penggurangan, atau penghematan biaya maupun peningkatan pendapatan. Manfaat tangible ada yang dapat diukur/dihitung dan ada yang tidak dapat diukur/dihitung.

2. Manfaat intangible

Adalah manfaat positif yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan pemanfaatan teknologi informasi, namun tidak memiliki korelasi secara langsung dengan protabilitas perusahaan.

Menurut Goodhue dan Thomson (1995), pengukuran variable pemanfaatan teknologi informasi dapat diukur dengan tiga indikator yaitu:

a. Intensitas Penggunaan (Intensity In Use)

(48)

b. Frekuensi Penggunaan (Frekuensi of Use)

Bertujuan untuk menunjukkan seberapa sering atau beberapa kali pihak manajemen membutuhkan pemanfaatan teknologi informasi dalam membantu menyelesaikan tugas.

c. Jumlah jenis perangkat lunak yang digunakan ( diversity

of software package used)

Bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana ketergantungan pihak manajemen dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan didukung oleh perangkat lunak yang tersedia.

2.2.4.5. Kesesuaian Tugas – Teknologi

Kesesuain tugas dan teknologi dipengaruhi oleh interaksi antara karakteristik-karakteristik individual pemakai, teknologi yang digunakan dari tugas yang berbasis teknologi. Kesesuiaian tugas teknologi secara lebih spesifik menunjukkan korespondensi antara kebutuhan tugas, kemampuan individual dan fungsi teknologi.

(49)

menjadi output. Titik puncak dari kesesuaian tugas teknologi adalah interaksi antara tugas teknologi dan individual. Tugas-tugas jenis tertentu memerlukan fungsi dan jenis tertentu. Jarak melebar antara kebutuhan tugas teknologi akan mengurangi kesesuaian tugas teknologi.

Task Characteristic

Gambar 2.1 : Model Kesesuaian Tugas

Sumber : Goodhue & Thompson (1995:108), Decision Sciences: Development and Measurement Validity of a Task – Teknology Fit Instrument for User Evaluation of Information System.

Pada ganbar 2.1 menunjukkan bahwa kesesuaian tugas teknologi yang diartikulasikan oleh Goodhue digunakan untuk menyediakan dasar konseptual untuk instrument evaluasi pemakai pada penilaian organisasi atas sistem informasi yang telah dijalankan. Dan garis yang terputus-putus adalah “Moderating Interaction Effect”.

Selain itu Goodhue & Thomson (1995:131), berpendapat bahwa pengukuran variabel faktor kesesuaian tugas teknologi dapat diukur melalui dua belas indikator yang masing-masing mempunyai tujuan yaitu: 1. Tingkat Rind yang tepat (Right Level of Detail)

Tujuan untuk menunjukkan ketepatan rincian data. Technology

Characteristic

Task Technologi Fit

Individual

(50)

2. Keakuratan (Accuracy)

Tujuan untuk menunjukkan keakuratan data yang disediakan. 3. Kompatibilitas(Compatibility)

Tujuan untuk menuju konsistensi data dan sumber yang berbeda pada saat dibandingkan.

4. Lokatibilitas (Locatibility)

Tujuan untuk menunjukkan kemudahan menemukan data dan mengetahui data yang tersedia.

5. Aksesibilitas (Accessibility)

Tujuan untuk menunjukkan kemudahan dan kecepatan untuk mendapatkan data.

6. Arti Data (Meaning)

Tujuan untuk menunjukkan kemudahan menemukan defenisi. 7. Asistensi (Assistence)

Tujuan untuk menunjukkan kemudahan mendapatkan bantuan mengakses dan mengerti data.

2.2.5. Samsat Link

(51)

kendaraan bermotor berada untuk wajib pajak pemegang KTP Surabaya. Adapun hal yang melatarbelakangi dibentuknya program tersebut adanya kesadaran untuk meningkatkan pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang telah dilaksanakan baik secara intern maupun ekstern dalam rangka memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk melakukan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaran Bermotor (BBNKB). ( Keputusan Bersama Direktur Lalu Lintas Polda Jatim, Kepala DIPENDA Jatim, Kepala PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Jatim tentang Pelaksanaan Layanan Unggulan Samsat di Propinsi Jatim).

2.2.6. Kinerja

2.2.6.1. Definisi Kinerja

Darma Agus (1991:1) memberi defenisi tentang Kinerja yaitu sesuai yang dikerjakan, atau produk/jasa yang dihasilkan atau yang diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang.

Menurut Mangkunegara (2001:67) kinerja berasal dari kata Job

Performance atau Actual Performa (prestasi kerja atau prestasi

(52)

Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan performance atau kinerja karyawan yang dilakukan dengan hasil yang ditujukan dengan suatu prestasi tertentu, sesuai dengan ukuran atau standar yang ditetapkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja.

Dengan kata lain kinerja merupakan batasan sebagai kesuksesan seseorang didalam melaksanakan tugas/pekerjaan yang dibebankan kepadanya yang biasanya digunakan sebagai dasar penilaian atas diri karyawan atau organisasi kerja yang bersangkutan. Semakain tinggi kualitas dan kuantitas hasil kerjanya maka semakin tinggi pula kinerjanya.

2.2.6.2. Kinerja Karyawan

(53)

Gomes (2003:93) menyatakan bahwa tujuan penting daripada penilaian performasi adalah dengan maksud untuk mempengaruhi performasi dari para pekerja melalui keputusan-keputusan administrasi, seperti promosi, pemberhentian sementara (lay off), pemindahaan (transfer), kenaikkan gaji, memberi informasi kepada para pekerja tentang kemampuan dan kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan pekerjaan masing-masing.

Weather dan Davis (1996:341) mendefinisikan tentang “Performance appraisal is the process by which organization evaluates

individual job performance”. Dalam definisi tersebut dijelaskan bahwa

performance appraisal merupakan suatu proses dimana mereka juga

menyarankan elemen-elemen kunci sistem penilaian prestasi kerja yang akan menentukan kualitas hasil penilaian kerja, yaitu kinerja karyawan, ukuran-ukuran kinerja, standar kinerja yang ada hubungannya dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab individual.

Menurut Sumardiyanti (1999) dalam Salman Jumaili (2005), perusahaan menanamkan investasi besar untuk memperbaiki kinerja individual berkaitan dengan implementasi teknologi dalam suatu sistem informasi Goodhue(1995) mengajukan konsep evaluasi pemakai untuk melihat keberhasilan pengimplementasian suatu sistem informasi.

(54)

pemakai suatu barang atau jasa tentang sikap atau kepercayaan mereka terhadap penggunaan suatu sistem tersebut. Dalam konteks penelitian sistem informasi pemakai akan diberikan evaluasi berdasarkan pada suatu kenyataan apakah sistem informasi yang diterapkan dalam perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.

2.2.6.3. Penilaian Kinerja Karyawan

Gibson (1998) mendefinisikan penilaian kinerja karyawan sebagai

evaluasi formal yang sistematis mengenai hasil karya dan potensi untuk pengembangan yang akan datang. Handoko (1985) juga berpendapat bahwa penilaian kinerja adalah melalui nama organisasi-organissi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

Anderson (1998) menyatakan bahwa “penilaian kinerja karyawan adalah proses formal, secara normal yang menggunakan beberapa instrument tertulis, yang memiliki kontribusi pemegang pekerjaan dan kebiasaan tempat kerja”.

2.2.6.4. Ukuaran-Ukuran Penilaian Kerja Karyawan

Menurut Gomes (2000) ada beberapa tipe kriteria kinerja yang didasarkan atas deskripsi perilaku yang spesifik, diantaranya adalah :

1. Quantity of work, yaitu jumlah kerja yang digunakan dalam suatu

(55)

2. Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan

syarat-syarat kesesuian dan kesiapannya.

3. Job knowledge, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

keterampilan.

4. Creativeness, yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan

tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

5. Vooperation, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain

(sesama anggota organisasi).

6. Depandobility, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal

kehadiran dan penyelesaian pekerjaan.

7. Initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan

dalam memperbesar tanggung jawab.

8. Personal Qualities, yaitu menyangkut kepribadiaan, kepemimpinan,

kerahmatamahan dan integritas pribadi.

2.2.6.5. Teori-teori Tentang Kinerja

(56)

a. Teori Motivasi

Teori motivasi dan Frederick Hezberg sering disebut sebagai “Teori Motivasi dan Higiene” yang menyatakan jika para karyawan berpandangan positif terhadap tugas dan pekerjaannya, tingkat kepuasannya biasanya tinggi. Sebaliknya, jika karyawan memandang tugas dan pekerjaannya secara negatif, dalam diri mereka tidak ada kepuasan.

Faktor-faktor yang mendukung aspek motivasi ialah keberhasilan, pengakuan, sifat pekerja, yang menjadi tanggung jawab seseorang, kesempatan meraih kemajuan dan pertumbuhan. Faktor higine yang menonjol ialah kebijaksanaan perusahaan, supervisi, kondisi pekerjaan, upah dan gaji, hubungan dengan rekan sekerja, kehidupan pribadi, hubungan dengan para bawahan, status dan bawahan (Siagian, 2002:107).

b. Teori Harapan

Teori ini dikemukakan oleh Victor Vroom, teori ini menekankan bahwa kekuatan kecenderungan berperilaku tergantung pada kuatnya harapan bahwa, perilaku tersebut akan diikuti oleh keluaran tertentu dan oleh kuatnya daya tarik keluaran itu bagi orang yang bersangkutan.

(57)

yang lebih besar, kenaikkan gaji serta promosi, dan kesemuanya itu memungkinkan yang bersangkutan untuk mencapai tujuan-tujuan pribadinya (Siagian, 2002:16).

2.2.6.6. Model Rantai Teknologi - Kinerja

Menurut Goodhue dan Thomson (1995:434), ada tiga model yang menghubungkan antara teknologi dan kinerja yaitu model yang berfokus pada pemanfaatan, model yang berfokus pada kesesuaian tugas- teknologi dan model teknologi kinerja.

Gambar 2.2 : Model Rantai Teknologi Kinerja Sumber : Goodhue dan Thompson (1995)

Performan Technologi Fit

Individual

Characteristic Theories of Fit

Precusor of Utilization

(58)

Model rantai teknologi-kinerja adalah model yang menggambarkan cara teknologi membimbing pada penekanan pekerjaan pada level individu. Hal ini berarti bahwa teknologi harus digunakan dan disesuaiakan dengan tugas yang didukung untuk menghasilkan penekanan keefektifan pekerjaan, sebagai model rantai teknologi kinerja memberikan gambaran yang lebih akurat dan jelas dan cara, teknologi, penggunaan tugas dan pemanfaatan saling berinteraksi menciptakan suatu perubahan baru dalam pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dan dijelaskan pada gambar 2.

2.2.7. Pengaruh Penerapan Teknologi Baru Terhadap Kinerja Karyawan

Dalam teori sikap dan perilaku menjelaskan bahwa pemanfaatan terknologi berhubungan dengan perilaku menggunakan teknologi tersebut untuk menyelesaikan tugas.

(59)

memfasilitasi (falitating condition) dalam lingkungan yang kondusif memanfaatkan PC (Jumaili dan Supomo, 2002:219).

Menurut teori diatas faktor sosial merupakan internalisasi kultur subyektif kelompok dan persetujuan interpersonal tertentu yang dibuat antar individu dalam situasi sosial tertentu. Sedang afeksi berhubungan dengan perasaan senang, kegembiraan atau depresi, kemuakkan, ketidaksenangan atau kebencian terhadap individu dengan tindakan tertentu. Kondisi yang memfasilitasi dalam teori Triandis dinyatakan sebagai faktor obyektif yang ada di lingkungan kerja yang memberikan kemudahan bagi pemakai untuk memanfaatkan PC.

(60)

Sistem informasi yang diimplementasikan oleh perusahaan sebaiknya memenuhi karakteristik, mudah didapatkan dari staff atau personel sistem informasi perusahaan, obyektif dan dianggap dapat memberikan dampak atau manfaat pada proses penyelesaian tugas. Secara umum sistem informasi yang diimplementasikan dalam suatu perusahaan seharusnya memudahkan pemakai dalam mengidentifikasi data, mengakses data dan menginterprestasikan data tersebut. Data dalam sistem informasi tersebut juga seharusnya merupakan data yang terintegrasi dari seluruh unit perusahaan sehingga dapat digunakan untuk berbagi kebutuhan tugas dalam perusahaan (Date 1981 & Marthin 1982; dalam Goodhue(1995).

(61)

2.2.8. Pengaruh Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi Terhadap Kinerja Karyawan

Kepercayaan terhadap sistem informasi yang baru mencerminkan sikap individu pemakai tentang keyakinan bahwa sistem yang baru ini lebih baik dengan sistem sebelumnya. Kepercayaan ini muncul karena kecepatan proses sistem yang baru dalam membantu pekerjaan, dan rasa keadilan dalam penerapan sistem baru ini bisa menilai kinerja individu dengan lebih baik.

Goodhue dan Thomson (1995) memberikan bukti empiris tentang hubungan kinerja individual dengan kecocokan tugas teknologi. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa kinerja berkaitan dengan pencapaian tugas-tugas individu didukung oleh teknologi yang ada. Penelitian yang dilakukan Sugeng (1997) dalam jumaili (2005) menemukan hubungan kecocokan tugas dan teknologi yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu.

(62)

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dibuat kerangka pikir sebagai berikut :

Penerapan Teknologi Baru (X1)

Gambar 2.3 : Diagram Kerangka Pikir

2.4. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan oleh peneliti akan diuji dan dibuktikan kebenarannya berdasarkan fakta yang diperoleh dari peneliti, maka hipotesis yang diajukan yaitu:

H : “Diduga bahwa penerapan teknologi baru pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (Link System) dan kepercayaan pemakai sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Kantor Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan”.

Kinerja Karyawan (Y)

Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi (X2)

(63)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variable dengan cara memberikan arti, dan menspesifikasikan kegiatan,

ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur

konstrak atau variable tersebut (Nasir, M, 1988:152). Adapun variable yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kinerja Karyawan Kantor Bersama Samsat Surabaya Selatan (Y)

Penilaian prestasi kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai

seseorang karyawan atau pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Anderson (1998) menyatakan bahwa penilian kinerja karyawan adalah

proses formal, secara normal yang menggunakan beberapa instrumen tertulis,

yang memiliki kontribusi pemegang pekerjaan dan kebiasaan tempat kerja.

2. Penerapan Teknologi Baru (Link System) Pembayaran Pajak

Kendaraan Bermotor (X1)

Suatu perangkat komponen atau alat (komputer) yang digunakan

untuk mengolah data, menganalisa dan menyediakan informasi bagi pemakai

untuk mempermudah dalam menyelesaiakan tugasnya.

(64)

Kecocokan tugas dan penerapan sistem teknologi dapat berhubungan

dengan lokabilitas data yang berkaitan dengan kemudahan dalam menemukan

data yang dibutuhkan, mengakses data, ketepatan waktu dalam

menyelesaikan tugas dan kemudahan dalam mengoperasikan sistem.

3. Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi (X2)

Sikap ketebukaan dalam berkomunikasi, jujur, kecepatan dalam

merespon dan menyediakan informasi yang berkualitas.

Model konsep kepercayaan lebih banyak dipakai dalam konteks

komunikasi (Greck, 2003). Greck memusatkan pada suatu konsep keterpaduan

dari kepercayaan dalam penggunaan rancang bangun komunikasi internet

dimana kepercayaan diperlukan dalam konteks ini. Kepercayaan

dipertimbangkan sebagai sesuatu utama dapat disampaikan dengan aturan

yang spesifik untuk komunikasi. Dalam hal ini kepercayaan atas komunikasi

diterapkan dalam suatu teknologi sistem informasi baru yang muncul dari

pemakai sistem informasi itu diharapkan dapat meningkatkan kinerja individu.

3.1.2. Pengukuran Variabel

1. Kinerja Karyawan Kantor Bersama Samsat Surabaya Selatan (Y)

Variable ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh

Gomes (2000) dan Ridwan (2002) serta disesuaikan dengan obyek penelitian

(65)

a. Quality of work dengan pernyatan ”Atasan memberikan kesempatan untuk

mengikuti DIKLAT atau pelatihan yang menunjang pekerjaan”.

b. Dependability dengan pernyataan “Dalam meningkatkan prestasi kerja,

bekerja tepat waktu”.

c. Job knowledge dengan pernyataan “Menambah wawasan pengetahuan,

ketrampilan untuk menunjang tugas dengan mengikuti perkembangan

IPTEK sebagai pertimbangan dalam menyelesaikan pekerjaan”.

d. Creativeness dengan pernyataan “Selalu kreatif dan inovatif dalam

melaksanakan pekerjaan”.

Variabel kinerja individual ini menggunakan skala interval dengan

teknik semantic differential. Skala ini tersusun dalam garis kontinum yang

jawabannya sangat positif dibagian kanan garis dan jawabannya yang sangat

negative terletak dibagian kiri atau sebaliknya (Sumarsono, 2003 : 25)

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Sangat setuju

tidak setuju

Jawaban dengan nilai 1 – 4 menunjukkan bahwa responden tidak

setuju,dan nilai 5 – 7 menunjukkan bahwa responden setuju. Apabila jumlah

jawaban dengan nilai 1 – 4 > (lebih besar) daripada 5 – 7, maka dikatakan

responden tidak setuju. Apabila jumlah jawaban dengan nilai 1 – 4 < (lebih

(66)

2. Penerapan Teknologi Baru Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (X1)

Variable ini diukur dari faktor kesesuaian tugas-teknologi menurut

Goodhue& Thomso (1995:131) serta disesuaikan dengan obyek penelitian

yang terdiri dari 5 (Lima) indikator yaitu:

a. Kompatibilitas (Compability)

b. Arti Data (Meaning)

c. Aksesibilitas (Accessibility)

d. Informasi yang up to date

e. Informasi yang tepat waktu dan efisien

Variabel penerapan teknologi baru ini menggunakan skala interval

dengan teknik semantic differential. Skala ini tersusun dalam garis kontinum

yang jawabannya sangat positif dibagian kanan garis dan jawabannya yang

sangat negative terletak dibagian kiri atau sebaliknya (Sumarsono, 2003 : 25)

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Sangat setuju

tidak setuju

Jawaban dengan nilai 1 – 4 menunjukkan bahwa responden tidak

setuju,dan nilai 5 – 7 menunjukkan bahwa responden setuju. Apabila jumlah

jawaban dengan nilai 1 – 4 > (lebih besar) daripada 5 – 7, maka dikatakan

responden tidak setuju. Apabila jumlah jawaban dengan nilai 1 – 4 < (lebih

(67)

3. Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi (X2)

Variable ini diukur dari komponen-komponen kepercayaan menurut

Morgan dan Hunt (1994) dan Walter, et. al. (2000) serta disesuaikan dengan

obyek penelitian yang terdiri dari 3 indikator yaitu :

a. Pemakai sistem informasi adalah orang-orang yang dapat dipercaya

(kredibel).

b. Pemakai ssitem informasi adalah orang-orang yang berkompeten dalam

bidang masing-masing.

c. Garansi atau jaminan atas kesalahan sistem informasi.

Variabel kepercayaan ini menggunakan skala interval dengan teknik

semantic differential. Skala ini tersusun dalam garis kontinum yang

jawabannya sangat positif dibagian kanan garis dan jawabannya yang sangat

negative terletak dibagian kiri atau sebaliknya (Sumarsono, 2003 : 25)

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Sangat setuju

tidak setuju

Jawaban dengan nilai 1 – 4 menunjukkan bahwa responden tidak

setuju,dan nilai 5 – 7 menunjukkan bahwa responden setuju. Apabila jumlah

jawaban dengan nilai 1 – 4 > (lebih besar) daripada 5 – 7, maka dikatakan

responden tidak setuju. Apabila jumlah jawaban dengan nilai 1 – 4 < (lebih

(68)

3.2Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Obyek dan Populasi

Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Bersama

Samsat di Lingkungan UPTD (Unit Pelaksana Teknik Dinas) Pendapatan

Surabaya Selatan.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2006 :

55). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Kantor Bersama Samsat di

Lingkungan UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Pendapatan Surabaya

Selatan yang berjumlah 54 responden.

3.2.2 Sampel

Bagian dari sebuah populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik

yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus

merupakan representative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2004 : 44).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah instansi Kantor

Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

Purposive Sampling (dipilih berdasarkan kriteria tertentu) yaitu karyawan

yang berhubungan langsung dengan penggunaan sistem informasi

(69)

Sampel penelitian ini karyawan Kantor Bersama Samsat UPTD (Unit

Pelaksana Teknis Dinas) Pendapatan Surabaya Selatan yaitu:

1. Sub bagian TU

2. Bagian Pendataan dan Penetapan

3. Bagian Penagihan dan Pembayaran

Berhubungan langsung dengan penggunaan sistem informasi

pembayaran pajak kendaraan bermotor sebanyak 54 responden.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

a. Data Primer

Data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau

perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian

kuesioner yang biasa dilakukan peneliti (Umar, 2007 : 42). Jenis

data dalam penelitian ini adalah data primer yang bersumber dari

(70)

b. Data Sekunder

Data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh

pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data sekunder ini

digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut.

( Umar, 2007 : 42 )

3.3.2. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari Dinas Pendapatan Propinsi Jawa Timur

KB. Samsat Surabaya Selatan yang digunakan sebagai obyek penelitian.

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode pengumpulan data dapat

dibagi beberapa kelompok yaitu:

1. Interview

Pengumpulan data dengan wawancara secara langsung dengan

pimpinan, staf ahli yang dapat memberikan penjelasan serta keterangan

mengenai masalah yang diteliti.

2. Dokumentasi

Dengan mencetak data-data yang diperlukan dalam wawancara dan

(71)

3. Kuesioner

Teknik pengumpulkan data yang dilakukan oleh peneliti dengan cara

memberikan daftar pertanyaan yang kemudian diisi oleh responden

dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh peneliti.

3.4. Uji Validitas, Uji Reabilitas dan Uji Normalitas 3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu uji validitas terhadap

seluruh variable.

Menurut Azwar (2003 : 157-158), koefisien validitas itu kurang

daripada 0,30 biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan. Angka ini

ditetapkan sebagai konsekuensi yang didasarkan pada asumsi distribusi

skor dari kelompok subyek yang berjumlah besar. Dari uraian tersebut,

dapat disimpulkan bahwa:

-jika nilai r hitung >0,30 berarti pernyataan valid

-jika nilai r hitung <0,30 berarti pernyataan tidak valid

Apabila jumlah aitem yang lolos (valid) masih tidak mencukupi

jumlah yang diinginkan, kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan

sedikit batas criteria menjadi 0,25 misalnya, sehingga jumlah aitem yang

(72)

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari suatu variable atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reabilitas

dalam penelitian ini menggunakan cara one shot atau pengukuran sekali

saja.

Dari pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya

dibandingkan dengan pertanyaan lain atau pengukur korelasi antar

jawaban pertanyaan. Pengukur ini menggunakan bantuan dari program

SPSS 17.0 dengan uji statistik cronbach alpa. Suatu variable atau

konstruk dinyatakan realible jika variable atau konstruk tersebut

memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2001:132).

3.4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variable bebas atau terikat mempunyai distribusi normal atau tidak

(Sumarsono, 2004:40). Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti

sebaran normal dalam penelitian digunakan metode uji normalitas

kolmogrov smirnov merupakan pedoman dalam mengambil keputusan

apakah distribusi data mengikuti distribusi normal, pedomannya sebagai

(73)

a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari

5%, maka distribusinya adalah tidak normal.

b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih dari 5%,

maka distribusinya adalah normal.

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu

dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang Miles and Huberman

(1984), mengemukakan bahwa aktivitasm analisis data meliputi asumsi

multikolerasi, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Hasil dari asumsi klasik

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen)

(Ghozali, 2001: 57). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variable bebas.

Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF.

Tolerance mengukur variabilitas variable bebas yang terpilih yang tidak

dapat dijelaskan oleh variable bebas lainnya, jadi nilai tolerance yang

(74)

menunjukkan adanya koliniaritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum

dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.

Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinearitas yang masih

ditolerir (Ghozali, 2001 : 57).

2. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan lain berbeda, maka terdapat heteroskedastisitas. Identifikasi

secara statistik ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan menghitung korelasi Rank Sperman.

(Gujarati, 1995 : 188).

∑d2 i rs= 1 – 6

N ( N² - 1 )

keterangan :

di = Perbedaan dalam rank spearman antara residual dengan variable bebas

N = Banyaknya data

Jika nilai signifikan koefisien korelasi Rank Spearman untuk

semua variable bebas terhadap nilai mutlak dari residual lebih besar 5 %,

Gambar

Gambar 1.1 : Kurva Data Perbandingan Realisasi Wajib Pajak Yang
Gambar 2.1 : Model Kesesuaian Tugas
Gambar 2.2 : Model Rantai Teknologi Kinerja
Gambar 2.3 : Diagram Kerangka Pikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan nilai-nilai Pancasila sangat lah penting untuk mata pelajaran PKn dimana peserta didik dapat mengembangkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan nya

 Setelah mengamati contoh, siswa dapat mengidentifikasi data terkait peserta didik yang disajikan dalam diagram gambar dengan benar.  Setelah mengamati, siswa dapat mengumpulkan

Analisis vegetasi yang dilakukan pada areal hutan sekunder di gambut tebal di Kereng Bengkirai, Sebangau diketahui bahwa potensi gemor sangat rendah, bahkan dibanding

Konseling lintas budaya adalah pelbagai hubungan konseling yang melibatkan para peserta yang berbeda etnik atau kelompok-kelompok minoritas; atau hubungan konseling yang

Tingkat rata-rata item X1.2.1 ini sebesar 4,20 menunjukkan skor sangat tinggi, yang berarti responden cenderung sangat setuju bahwa adanya Keyakinan dukungan dalam usaha dari orang

sebuah newsphoto; seperti faktor-faktor yang menambah nilai/bobot foto tersebut, antara lain : sifatnya menarik (interesting), lain dari biasanya (different), satu-satunya

Desain Peralatan Konversi Biomassa Menjadi Bahan Bakar Biogas Menggunakan Reaktor Tipe Partition Dengan Green Phoskko® (Gp-7).. Sebagai

No Nomor Peserta Nama Asal Sekolah Kab./Kota1. Roudlotul