• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TIPE HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILL) PADA SISWA KELAS XI BIC 1 MAN 1 JEMBER DITINJAU DARI SELF CONFIDENCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TIPE HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILL) PADA SISWA KELAS XI BIC 1 MAN 1 JEMBER DITINJAU DARI SELF CONFIDENCE"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA

TIPE HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILL) PADA SISWA KELAS XI BIC 1 MAN 1 JEMBER

DITINJAU DARI SELF CONFIDENCE

SKRIPSI

Disusun Oleh : Mohamad Andreansyah

NIM: T20187059

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

DESEMBER 2022

(2)

i

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA

TIPE HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILL) PADA SISWA KELAS XI BIC 1 MAN 1 JEMBER

DITINJAU DARI SELF CONFIDENCE

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai haji Achmad Siddiq Jember

Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Matematika

Disusun Oleh : Mohamad Andreansyah

NIM: T20187059

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

DESEMBER 2022

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

MOTTO

“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman”

(Q.S Ali Imran:139) 1

1 Al-Quran Terjemahan. Bandung: CV Darus Sunnah,2015

(6)

v

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-nya, peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabat- sahabatnya. Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Ibu saya tercinta Umi Kulsum, Bapak saya Sahlan Rosadi, dan adik saya Mohamad Firmansyah, terima kasih atas segalah doa, nasihat, motivasi dan dukungan yang telah diberikan selama ini.

2. Dosen Pembimbing yang saya hormati ibu Afifah Nur Aini, M.Pd. yang telah memberikan arahan dan bimbingan dikala penulis mengalami kesulitan dalam penyususnan skripsi ini.

3. Semua guru dan dosen yang telah memberikan ilmunya selama ini, semoga menjadi ilmu yang barokah, manfaat dan menjadi pahala yang terus mengalir.

4. Keluarga besar tadris matematika 2 2018 yang saya sayangi, terima kasih untuk segala dukungan, semangat, motivasi, kritik, dan saranya selama ini, semoga kalian menjadi orang-orang sukses.

5. Sahabat-sahabat yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan, semangat, dan motivasinya semoga Allah juga memberi kemudahan jalan pada kalian.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat merencanakan, melaksanakan, dan menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang lebih maju seperti saat ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan dalam Program Studi Tadris Matematika pada Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember dengan judul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Tipe HOTS (Higehr Order Thinking Skill) Pada Siswa Kelas XI BIC MAN 1 Jember Ditinjau Dari Self Confidence”.

Kesuksesan ini dapat penulis raih karena dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor UIN KHAS Jember yang telah mendukung dan memfasilitasi kamu selama proses kegiatan pembelajaran di lembaga ini.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni‟ah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN KHAS Jember yang telah memberikan persetujuan pada skripsi ini.

3. Ibu Dr. Indah Wahyuni, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sains Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah menguji skripsi ini.

4. Bapak Fikri Apriyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Tadris Matematika yang telah menerima judul skripsi ini.

5. Afifah Nur Aini, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar dan sepenuh hati memberikan arahan, bimbingan dan motivasi, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Dosen-dosen di Universitas Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.

(8)

vii

7. Bapak/Ibu Tata Usaha Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran administrasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Tiada kata yang dapat diucapkan selain doa dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan atas semua jasa yang telah diberikan kepada penulis. Skripsi ini pasti memiliki kekurangan.

Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penelitian selanjutnya bisa lebih baik. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Jember, 7 Desember 2022

Penulis

(9)

viii

ABSTRAK

Mohamad Andreansyah, 2022: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dalam Menyelesaikan Soal Matematika Tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill) pada Siswa Kelas XI BIC MAN 1 Jember Ditinjau dari Self Confidence

Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, HOTS, Self Confidence

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan dengan menanamkan keterampilan kemampuan pemecahan masalah kepada siswa. Cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa dengan memberikan soal Higher Order Thinking Skill. Agar siswa mampu memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik, maka diperlukan self Confidence yang tinggi.

Penelitian ini bertujuan untuk : 1) mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis dalam menyelesaikan soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa kelas XI BIC 1 dengan self confidence tinggi, 2) mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis dalam menyelesaikan soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa kelas XI BIC 1 dengan self confidence sedang, 3) mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis dalam menyelesaikan soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa kelas XI BIC 1 dengan self confidence rendah.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di MAN 1 Jember pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023, dalam penelitian ini peneliti menggunakan purposive sampling dan didapatkan enam subjek yang terdiri dari dua subjek dengan self confidence tinggi, dua subjek dengan self confidence sedang, dan dua subjek dengan self confidence rendah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, tes, dan wawancara. Untuk keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Sedangkan untuk teknik analisis data menggunakan Miles Hubberman yaitu data collection, data reduction, data display, dan conclusion drawing.

Hasil penelitian ini menujukkan 1) siswa dengan self confidence tinggi, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal HOTS menujukkan bahwa mereka sudah mampu memenuhi ke empat indikator pemecahan masalah menurut polya. 2) siswa dengan self confidence sedang, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal HOTS menujukkan bahwa mereka mampu memenuhi dua indikator pemecahan masalah menurut polya yaitu memahami masalah dan menyusun rencana. 3) siswa dengan self confidence rendah, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal HOTS menujukkan bahwa mereka hanya mampu memenuhi satu indikator pemecahan masalah menurut polya yaitu memahami masalah.

(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……….……….i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ………ii

LEMBAR PENGESAHAN ………...…….……….iii

MOTTO ………iv

PERSEMBAHAN ………v

KATA PENGANTAR………..vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi istilah ... 8

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 10

A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Kajian Teori ... 14

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 23

B. Lokasi Penelitian ... 23

C. Subjek Penelitian ... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Analisis Data ... 27

F. Keabsahan Data ... 30

G. Tahap-tahap Penelitian ... 31

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 34

A. Gambar Objek Penelitian ... 34

(11)

x

B. Penyajian Data dan Analisis... 40

C. Pembahasan Temuan ... 101

BAB V PENUTUP ... 107

A. Kesimpulan ... 107

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………...112

LAMPIRAN-LAMPIRAN …..………....……….113

(12)

xi

DAFTAR TABEL

No.Uraian Hal

Tabel 2. 1 Persamaan Dan Perbedaan Peneltitian ... 13

Tabel 2. 2 Tahap Pemecahan Masalah oleh Polya ... 16

Tabel 2. 3 Dimensi Proses Berpikir Tingkat Tinggi ... 18

Tabel 3. 1 Kriteria Self Confidence ... 28

Tabel 4. 1 Daftar Nama Validator Instrumen Penelitian... 37

Tabel 4. 2 Daftar Nama Subjek Penelitian ... 39

Tabel 4. 3 Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan Self Confidence ... 100

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal

Gambar 3. 1 Alur Penentuan Subjek ... 25

Gambar 3. 2 Alur Penelitian... 33

Gambar 4. 1 Jawaban Subjek MD Soal 1 Indikator Ke-1 ... 41

Gambar 4. 2 Jawaban Subjek MD Soal 1 Indikator Ke-2 ... 42

Gambar 4. 3 Jawaban Subjek MD Soal 1 Indikator Ke-3 ... 44

Gambar 4. 4 Jawaban Subjek RE soal 1 Indikator Ke-2 ... 48

Gambar 4. 5 Jawaban Subjek RE Soal 1 Indikator Ke-3 ... 50

Gambar 4. 6 Jawaban Subjek WM Soal 1 Indikator Ke-1 ... 53

Gambar 4. 7 Jawaban Subjek WM Soal 1 Indikator Ke-2 ... 54

Gambar 4. 8 Jawaban Subjek WM Soal 1 Indikator Ke-3 ... 56

Gambar 4. 9 Jawaban Subjek AP Soal 1 Indikator Ke-1 ... 58

Gambar 4. 10 Jawaban Subjek AP Soal Indikator Ke-2 ... 60

Gambar 4. 11 Jawaban Subjek AP Soal 1 Indikator Ke-3 ... 61

Gambar 4. 12 Jawaban Subjek MF Soal 1 Indikator Ke-1 ... 64

Gambar 4. 13 Jawaban Subjek MF Soal 1 Indikator Ke-2 ... 65

Gambar 4. 14 Jawaban Subjek MF Soal 1 Indikator Ke-3 ... 66

Gambar 4. 15 Jawaban Subjek BF Indikator Ke-1 ... 68

Gambar 4. 16 Jawaban Subjek BF Soal 1 Indikator Ke-2 ... 70

Gambar 4. 17 Jawaban Subjek BF Soal 1 Indikator Ke-3 ... 71

Gambar 4. 18 Jawaban Subjek MD Soal 2 Indikator Ke-1 ... 74

Gambar 4. 19 Jawaban Subjek MD Soal 2 Indikator Ke-2 ... 75

Gambar 4. 20 Jawaban Subjek MD Soal 2 Indikator Ke-3 ... 77

Gambar 4. 21 Jawaban Subjek RE Soal 2 Indikator Ke-1 ... 80

Gambar 4. 22 Jawaban Subjek RE Soal 2 Indikator Ke-2 ... 81

Gambar 4. 23 Jawaban Subjek RE Soal 2 Indikator Ke-3 ... 83

Gambar 4. 24 Jawaban Subjek WM Soal 2 Indikator Ke-1 ... 85

Gambar 4. 25 Jawaban Subjek WM Soal 2 Indikator Ke-2 ... 86

Gambar 4. 26 Jawaban Subjek WM Soal 2 Indikator Ke-3 ... 88

Gambar 4. 27 Jawaban Subjek AP Soal 2 Indikator Ke-1 ... 91

(14)

xiii

Gambar 4. 28 Jawaban Subjek AP Soal 2 Indikator Ke-2 ... 92

Gambar 4. 29 Jawaban Subjek AP Soal 2 Indikator Ke-3 ... 94

Gambar 4. 30 Jawaban Subjek MF Soal 2 Indikator Ke-1 ... 96

Gambar 4. 31 Jawaban Subjek MF Soal 2 Indikator Ke-2 ... 98

Gambar 4. 32 Jawaban Subjek BF Soal 2 Indikator Ke-1 ... 99

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal

Lampiran 1 Matriks Penelitian ... 113

Lampiran 2 Jurnal Penelitian ... 115

Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 116

Lampiran 4 Instrumen Tes Sebelum divalidasi ... 117

Lampiran 5 Lembar Validasi Instrumen Tes Validator ... 118

Lampiran 6 Perhitungan Validasi Instrumen Tes Validator ... 120

Lampiran 7 Instrumen Tes Sesudah divalidasi ... 121

Lampiran 8 Kunci Jawaban Instrumen Tes ... 122

Lampiran 9 Pedoman Penskoran Instrumen Tes ... 127

Lampiran 10 Pedoman Instrumen Wawancara ... 128

Lampiran 11 Lembar Validasi Pedoman Instrumen Wawancara ... 130

Lampiran 12 Perhitungan Validasi Instrumen Wawancara ... 132

Lampiran 13 Kisi-kisi Instrumen Angket self confidence ... 133

Lampiran 14 Instrumen Angket self confidence ... 134

Lampiran 15 Lembar Validasi Instrumen Angket Self Confidence Validator . 136 Lampiran 16 Perhitungan Validasi Instrumen Angket Self Confidence Validator ... 137

Lampiran 17 Data Uji Coba Siswa... 138

Lampiran 18 Instrumen Tes Sesudah Revisi Uji Reliabilitas ... 139

Lampiran 19 Data Self Confidence Siswa XI BIC 1 ... 140

Lampiran 20 Lembar Jawaban Subjek Self Confidence Tinggi ... 141

Lampiran 21 Lembar Jawaban Subjek Self Confidence Sedang ... 142

Lampiran 22 Lembar Jawaban Subjek Self Confidence Rendah ... 143

Lampiran 23 Transkip Wawancara Subjek ... 144

Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian ... 154

Lampiran 25 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 155

Lampiran 26 Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 156

Lampiran 27 Biodata Penelitian ... 157

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Matematika ialah ilmu universal yang mampu membantu mengembangkan sumber daya manusia. Sumber daya manusia mampu mepengaruhi kesuksesan suatu bangsa. Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikan. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara2. Kualtitas pendidikan Indonesia di kancah internasional masih termasuk dalam golongan rendah melihat dari hasil nilai PISA Matematika (ProgrammeiiforiiInternationaliiStudent Assesment) 2018 masih berada diperingkat 74 dari 80 negara3. Pada umumnya kemampuan matematika siswa Indonesia masih berada di bawah rata-rata skor internasional, dimana Indonesia memiliki skor 379 sedangkan untuk skor internasional berada di angka 458. Dari data tersebut siswa Indonesia dapat dikatakan masih mengalami kesusahan ketika mengerjakan soal matematika.

Matematika lebih dari sekedar menghitung dan mengajarkan rumus

2 Depdiknas, Undang-Undang RI Tahun No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional ,(Bandung:Fokus media, 2003), hal 6.

3Anas Ma‟ruf A.,Moh Archi., Gusti Firda., Lailin, “ Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal PISA pada Topik Geometri”. Jurnal Elemen 6, no 1 (Januari 2020): 39-55. https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jel/article/view/1688/pdf_33

(17)

matematika. Matematika merupakan mata pelajaran yang berperan penting untuk diajarkan di sekolah yang dihubungkan dengan pola, angka, serta simbol-simbol4. Selain itu matematika merupakan pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir siswa sehingga mampu memecahkan masalah matematika secara logis, analitis, sitematis dan kreatif. Hal ini sejalan dengan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016. Kompetensi Dasar tersebut menyatakan bahwa siswa diharapkan dapat melaksanakan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik serasi dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 5.

National Council of Teachers of Mathematics (NTCM) mengungkapkan bahwa siswa harus memiliki lima kemampuan matematis:

kemampuan pemecahan masalah, kemampuan komunikasi, kemampuan koneksi, kemampuan penalaran dan kemampuan representasi.6 Dari gambaran di atas, kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan mendasar yang harus dikuasai oleh siswa. Sebagaimana hasil dari kurikulum 2013 yang menekankan pada kemampuan pemecahan masalah sebagai kompetensi untuk semua satuan pendidikan di Indonesia (SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA). Menurut Kesumawati, pernyataan diatas selaras dengan

4 Indah Wahyuni, Endah Alfiana., “Analisis Kemampuan Eksplorasi Matematis Siswa Kelas X Pada Materi Fungsi Kompoisi”. INSPIRAMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Matematika 8, No 1 (Juni 2022), 39-47. http://www.e- jurnal.unisda.ac.id/index.php/Inspiramatika/article/download/3074/2148

5Nur Hidayah,”Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari Self Confidence Siswa Kelas X MA Al Asror Kota Semarang” (Skripsi,UIN Walisongo Semarang, 2019), 1

6 Arsiana Kusuma Dewi.”Pengaruh Self Confidence Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik Kelas VII SMPN 7 Salatiga Tahun Ajaran 2021/2022”.

(Skripsi, IAIN Salatiga,2021),2-3.

(18)

gagasan kemampuan pemecahan. Kemampuan pemecahan masalah merupakan kunci yang penting sebagaimana dijelaskan oleh Annizar, Mukhlis dkk bahwa “problem solving is animportant key when dealing with problems in everyday life that are related or notrelated to math” yang artinya Pemecahan masalah merupakan kunci penting ketika berhadapan dengan masalah kehidupan sehari-hari yang terkait dengan matematika atau tidak7.

Kemampuan pemecahan masalah sangat penting dimiliki setiap siswa dalam mempelajari ilmu matematika, hal ini didukung oleh Branca menyatakan bahwa "Problem solving is the heart of mathematics" yang artinya jantungnya matematika adalah pemecahan masalah8. Selanjutnya menurut Polya dalam buku “How To Solve It”, ia menjelaskan langkah- langkah yang diperlukan untuk pemecahan masalah: (a) memahami masalah;

(b) merencanakan penyelesaian masalah; (c)menyelesiakan masalah sesuai rencana; (d) memeriksa kembali hasil yang diperoleh.9 Siswa untuk mencapai tujuan pemecahan masalah dapat menganalisis permasalahan yang tersedia kemudian mengambil keputusan. Suatu masalah tidak akan memberikan kesimpulan jika tidak ada suatu penyelesaian masalah. Menurut Gartmam &

Freiberg dalam proses pemecahan masalah terdapat proses menyadari dan mengatur berpikir tentang siswa untuk melakukan pendekatan dari suatu

7 Novita Nurul Aini., Mohammad Mukhlis. “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Soal Cerita Matematika Berdasarkan Teori Polya ditinjau dari Adversity Quotient”.

Alifmatika: Jurnal Pendididkan dan Pembelajaran Matematika 2, No 1 (Juni 2020): 105-128.

https://journal.ibrahimy.ac.id/index.php/Alifmatika/article/view/105-128/674

8 Fikri Apriyono. “Profil Kemampuan Koneksi Matematika Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Gender”. Mosharafa: Jurnal Pendidikan

Matematika STKIP Garut 5, No 2 (Mei 2016) :159-168.

https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa/article/view/mv5n2_13/276

9 Polya, G. (1988), “How To Solve It A New Aspect Of Mathematics Method”, New Jersey: Princeton University Press.

(19)

masalah, siswa dapat memilih strategi dalam menyelesaikan permasalahan dan bertanya kepada diri sendiri tentang masalah tersebut. Karena itu masalah yang disajikan kepada siswa harus sesuai dengan kemampuan diri dan kesiapan siswa.

Pendidikan di Indonesia senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan yang berjalan, sehingga bisa mencetak generasi penerus bangsa yang mahir dan unggul dalam menjalani berbagai tantangan kehidupan. Pada tahun 2018, Kemendikbud mulai memberlakukan soal yang membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau “High Order Thinking Skill” atau HOTS pada Ujian Nasional (UN) 2018. Menurut Kratwhol dan Anderson menyatakan bahwa indikator untuk mengukur HOTS meliputi menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).10 Pemerintahan Indonesia akan terus menggunakan system soal HOTS untuk meningkatkan daya nalar peserta didik. Namun, hasil survei TIMSS 2011 menujukkan bahwa kemampuan berfikir peserta didik Indonesia berada pada 38 dari 42 negara11. Fakta bahwa siswa kurang sering berlatih dalam menyelesaikan soal-soal tipe HOTS merupakan salah satu faktor penyebabnya.

Berdasarkan pengamatan awal yang dilaksanakan di MAN 1 Jember, siswa masih mengalami kesusahan dalam menyelesaikan soal tipe HOTS saat pembelajaran matematika. Kesulitan ini disebabkan oleh jarangnya siswa

10Hayatullah.”Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 24 Makasar” (Skripsi, UNMUH Makasar,2020),1

11 A N Aini, M Mukhlis, A M Annizar, et al. “Creative thinking level of visual-spatial students on geometry HOTS problems”. Journal of Physics: Conference Series 1456(2020).

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/1465/1/012054/pdf

(20)

berlatih menyelesaikan soal tipe HOTS dan kemampuan pemecahan masalah siswa berkaitan erat dengan kepercayaan diri. Peserta didik seringkali memiliki kepercayaan diri rendah dalam belajar matematika karena merasa bersekolah tidak di sekolah umum serta memiliki mata pelajaran berbasis agama yang wajib harus dipelajari di sekolah MAN 1 Jember. Akibatnya siswa kurang memiliki motivasi untuk mengoptimalkan kemampuan matematika secara maksimal.

Kepercayaan diri merupakan salah satu factor yang penting dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Menurut Widarso, seseorang yang memiliki kepercayaan diri mampu mengerjakan pekerjaan atau tugas sesuai dengan langkah-langkah perkembangan dengan tepat, merasa berharga, memiliki nyali, dan keterampilan untuk menaikkan prestasinya, menimbang berbagai macam pilihan, serta memutuskan suatu hal sendiri12. Siswa yang percaya diri akan mampu menujukkan kamampuannya dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dikerjakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Adywibowo bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan akan kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan tertentu.13 Rasa percaya diri siswa ketika belajar matematika di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini sejalan dengan temuan survei yang dilakukan TIMSS (2012) menyatakan bahwa masih sedikit siswa di skala internasional

12 Arsiana Kusuma Dewi.”Pengaruh Self Confidence Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik Kelas VII SMPN 7 Salatiga Tahun Ajaran 2021/2022”. (Skripsi, IAIN Salatiga,2021),4.

13 Arsiana Kusuma Dewi.”Pengaruh Self Confidence Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik Kelas VII SMPN 7 Salatiga Tahun Ajaran 2021/2022”. (Skripsi, IAIN Salatiga,2021),11

(21)

yang masuk dalam kategori memiliki self confidence tinggi sebesar 14%, kategori sedang 45% dan kategori rendah 41%. Self confidence siswa Indonesia berada pada kategori tinggi sebesar 3%, siswa kategori sedang sebesar 52%, siswa kategori sebesar 45%14.

Menurut survei di atas bahwasanya siswa perlu memiliki kepercayaan diri (Self Confidence) untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Kaitannya dengan pembelajaran matematika, kepercayaan diri mengacu pada keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah melalui strategi atau perencanaan yang efektif15.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan melakukan penelitian dengan ''Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dalam Menyelesaikan Soal Tipe Hots Siswa Kelas XI BIC 1 MAN 1 Jember Ditinjau Dari Self Confidence ''

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan fokus penelitian sebagai berikut:

A. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis dalam menyelesaikan soal tipe HOTS siswa kelas XI BIC 1 MAN 1 Jember dengan self confidence tinggi ?

B. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis dalam

14 Siti Nurkholifah., Toheri., Widodo Winarso., “Hubungan Antara Self Confidence Dengan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Matematika ”. Edumatica 08, No 01 (April 2018):58-66. https://doi.org/10.22437/edumatica.v8i01.4623

15 Susi Sukmawati. “Identifikasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Open Ended Ditinjau Dari Self Confidence ”. (Skripsi, UIN Mataram), 5

(22)

meyelesaikan soal tipe HOTS siswa kelas XI BIC 1 MAN 1 Jember dengan self confidence sedang ?

C. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis dalam meyelesaikan soal tipe HOTS siswa kelas XI BIC 1 MAN 1 Jember dengan self confidence rendah ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu mendiskripsikan:

A. Kemampuan pemecahan masalah matematis dalam meyelesaikan soal tipe HOTS siswa kelas XI BIC 1 MAN 1 Jember dengan self confidence tinggi.

B. Kemampuan pemecahan masalah matematis dalam meyelesaikan soal tipe HOTS siswa kelas XI BIC 1 MAN 1 Jember dengan self confidence sedang.

C. Kemampuan pemecahan masalah matematis dalam meyelesaikan soal tipe HOTS siswa kelas XI BIC 1 MAN 1 Jember dengan self confidence rendah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi khasanah ilmu terkait ilmu pengetahuan matematika

(23)

mengenai kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal HOTS ditinjau dari self confidence.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti dalam bidang penelitian dan menjadikan sebagai pengalaman.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan guru membaca gambaran kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal tipe HOTS ditinjau dari self confidence. Dengan demikian, guru dapat memilih metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat Self Confidence siswa dan mampu memberikan motivasi kepada mereka untuk lebih mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis dalam menyelesaikan soal tipe HOTS.

c. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat menambah pengalaman dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah. akibatnya, siswa dapat belajar bagaimana memecahkan masalah matematika lainnya.

E. Definisi istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian, maka disajikan

(24)

definisi istilah berdasarkan variable yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan kemampuan siswa dalam memecahkan atau menyelesaikan masalah matematika dengan indikator 1) Memahami masalah, 2) Merencanakan penyelesaian, 3) Menyelesaikan rencana, 4) Memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh.

2. Soal tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan soal yang membutuhkan kemampuan menggunakan logika dan penalaran untuk mengambil keputusan (C4), memprediksi dan merefleksi (C5), serta kemmpuan menyusun strategi baru (C6) untuk memecahkan soal yang jarang ditemuin.

3. Self confidence (kepercayaan diri) adalah percaya pada kemampuan, kekuatan dan penilaian terhadap diri sendiri. Indikator percaya diri yaitu 1) Percaya pada kemampuan sendiri, 2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, 3) Memiliki konsep diri yang positif dan 4) Berani mengemukakan pendapat.

(25)

10

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan penelitian tersebut masih berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis dalam menyelesaikan soal tipe HOTS ditinjau Self Confidence. Berikut penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini:

1. Penelitian oleh Muhammad Ilman Nafi‟an dan Shimawaty Lutvy Pradani.

Hasil penelitian ini menunjukan kemampuan matematika semua siswa mampu memahami masalah dan membuat rencana sedangkan untuk tahap ketiga dan keempat yaitu menyelesiakan rencana dan memeriksa kembali masih terdapat 50% siswa yang mampu melakukannya dan separuh lainnya tidak mampu. 16

2. Penelitian oleh Davita,P.W.C dan Pujiastuti, H.

Hasil penelitian ini menujukan laki-laki dan wanita memiliki keterampilan yang berbeda dalam kemampuan pemecahan masalah.

Terlihat jelas dari data bahwa nilai rata-rata siswa perempuan lebih tinggi

16 Muhammad Ilman Nafi’an dan Shimawaty Lutvy Pradani, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Tipe Higher Order Thinking Skill”, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif (Desember 2012).

https://doi.org/10.15294/kreano.v10i2.15050

(26)

dibandingkan siswa laki-laki. Nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa perempuan yaitu 80,12 sedangkan siswa laki-laki 74,57.17

3. Penelitian oleh Nur Hidayah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tiga kategori self confidence siswa, yaitu tinggi, sedang, rendah. Menurut kemampuan pemecahan masalah Polya ketiga siswa dalam kelompok self confidence tinggi menujukkan kemampuan pemecahan masalah sangat baik karena mampu memenuhi semua indikator pemecahan masalah. Menurut kemampuan pemecahan masalah Polya 18 siswa dalam kelompok self confidence sedang hanya mampu memenuhi indikator 1,2 dan 3 kemampuan pemecahan masalah. Sedangkan untuk kelompok self confidence rendah yang berjumlah 3 siswa tidak mampu memenuhi keempat indicator pemecahan masalah menurut Polya.18

4. Penelitian oleh Susi Sukmawati.

Hasil penelitian ini, kelompok dengan self confidence tinggi menujukkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal open ended telah mampu memenuhi keempat indicator pemecahan masalah menurut Polya. kelompok dengan self confidence sedang, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal open ended menujukkan bahwa mereka hanya mampu

17 Davita,P.W.C dan Pujiastuti, H. “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Gender”, Jurnal kreo (Juni 2020).

https://doi.org/10.15294/kreano.v11i1.23601

18 Nur Hidayah,”Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari Self Confidence Siswa Kelas X MA Al Asror Kota Semarang” (Skripsi,UIN Walisongo Semarang, 2019),

(27)

memahami masalah, melakukan perencanaan, melakukan rencan/strategi, namun belum mampu memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

Berdasarkan pemecahan masalah menurut Polya. kelompok dengan self confidence rendah, hanya mampu memahami masalah meskipun belum maksimal dalam menyelesaikan soal open ended. 19

5. Penelitian oleh Hayatullah.

Hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa Kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Makassar sebanyak 35 orang siswa diperoleh sebanyak 2 orang siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang termasuk dalam kategori “tinggi”, 3 siswa tergolong kedalam kategori “sedang”, dan 30 siswa tergolong kedalam kategori “rendah”.20

Dalam penelitian ini terdapat perbedaan maupun persamaan dengan penelitian terdahulu. Adapun persamaan dan perbedaan dapat dilihat pada table dibawah ini:

19 Susi Sukmawati. “Identifikasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Open Ended Ditinjau Dari Self Confidence ”. (Skripsi, UIN Mataram),

20Hayatullah.”Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 24 Makasar” (Skripsi, UNMUH Makasar,2020),1

(28)

Tabel 2. 1 Persamaan Dan Perbedaan Peneltitian No Nama Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Muhammad

Ilman Nafi‟an dan Shimawaty Lutvy Pradani

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Dalam

Menyelesaikan Soal Matematika Tipe Higher Order Thinking Skill

Variabel Bebas:

Kemampuan pemecahan masalah Variabel Terikat : HOTS

Variabel Terikat:

Penelitian ini

menggunkan variable tambahan yaitu self confidence

2 Davita,P.W.

C dan

Pujiastuti, H.

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Gender

Variabel Bebas:

Kemampuan Pemecahan Masalah Indikator Kemampuan pemecahan masalah matematis menurut Polya

Variabel Terikat : Penelitian terdahulu menggunakan variable gender sedangkan penelitian ini akan menggunakan variable Self Confidence

3 Nur Hidayah

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari Self Confidence Siswa Kelas X MA Al Asror Kota Semarang

Variabel Bebas:

Kemampuan Pemecahan Masalah Indikator Kemampuan pemecahan masalah matematis menurut Polya Kepercayaan Diri (Self Confidence) menurut Lauster

Variabel Terikat:

Penelitian ini

menggunkan variable tambahan yaitu soal tipe HOTS

4 Susi Identifikasi Variabel Bebas: Variabel Terikat :

(29)

No Nama Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Sukmawati Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan

Soal Open

Ended Ditinjau

Dari Self

Confidence

Kemampuan Pemecahan Masalah Indikator Kemampuan pemecahan masalah matematis menurut Polya

Penelitian terdahulu menggunakan variable soal open ended sedangkan penelitian ini akan menggunakan variable soal tipe HOTS

5 Hayatullah Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Menyelesaikan Soal Matematika

Tipe Hots

(Higher Order Thinking Skill) Pada Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 24

Makassar

Variabel Bebas:

Kemampuan Pemecahan Masalah Variabel Terikat:

HOTS Indikator Kemampuan pemecahan masalah matematis menurut Polya

Variabel Terikat:

Penelitian ini menggunakan variable tambahan yaitu self confidence

B. Kajian Teori

1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu aspek yang penting bagi seseorang dalam mengatasi persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari karena Problem solving (pemecahan masalah) merupakan „jembatan‟ antara fakta dan algoritma dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang sering kita hadapi21. Saat pembelajaran

21 Afifah Nur Aini. “Peran Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Pemecahan Masalah Matematika”. Prosiding Semnasdik Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura (Mei 2016),

(30)

matematika kemampuan pemecahan masalah sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan soal-soal matematika. Dikarenakan masalah merupakan suatu persoalan yang tidak langsung diketahui solusinya akan tetapi harus dipecahkan untuk menemukan cara penyelesaianya.

Menurut Hamalik pemecahan masalah adalah proses menemukan metode atau solusi yang sesuai dengan konteks permasalahan untuk mengubah situasi sekarang menuju ke situai yang diharapkan22. Sementara itu, menurut Polya mendefinisikan kemampuan pemecahan masalah sebagai upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi untuk mencapai tujuan yang cepat dicapai.23

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan yang memungkinkan seseorang menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk memecahkan suatu permasalahan yang dialami.

Polya menyatakan “problem solving is a skill that can be taught and learning”. Pemecahan masalah merupakan keterampilan yang biasa diajarkan dan dipelajari. Adapun tahapan pada kemampuan pemecahan masalah matematis menurut Polya disajikan pada table 2.2 berikut24

38-43. https://www.academia.edu/download/52282252/PROSIDING-PENDIDIKAN-

MATEMATIKA-UNIRA-2016.pdf#page=51

22 Nur Hidayah.”Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari Self Confidence Siswa Kelas X MA Al Asror Kota Semarang” (Skripsi,UIN Walisongo Semarang, 2019),10-11.

23 Susi Sukmawati. “Identifikasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Open Ended Ditinjau Dari Self Confidence ”. (Skripsi, UIN Mataram,2020), 13.

24 Polya, G. (1988), “How To Solve It A New Aspect Of Mathematics Method”, New

(31)

Tabel 2. 2 Tahap Pemecahan Masalah oleh Polya Tahap Pemecahan

Masalah

Indikator Memahami

masalah

(understanding the problem)

Siswa mampu menyebutkan /menuliskan informasi yang terdapat pada permasalhan yang diberikan.

Menyusun rencana (devising a plan)

Siswa mampu memiliki perencanaan pemecahan masalag dengan cara membuat model mateatika dan memilih suatu cara/strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut

Melaksanakan rencana (carrying out the plan)

Siswa mampu menyelesaikan masalg yang diberikan denganbenara melalui strategi perencanaan yang sudah dibuat

Melakukan pengecekan (looking back)

Siswa mampu memeriksa kebenaran hasil atau jawaban penyelesaian yang didapatkan

Penelitian ini akan menggunakan kemampuan pemecahan masalah Polya dengan mempertimbangkan indikator dan langlah-langkah yang telah diuraikan diatas. Hal ini dikarenakan langkah pemecahan masalah menurut Pola lebih jelas, ringkas, dan padat serta bisa dikatakan dapat mewakili kreteria-kriteria pemecahan masalah yang dikemukakan ahli yang lain.

2. Soal Tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS)

Kurikulum 2013 telah disempurnakan dalam beberapa hal agar sistem pendidikan Indonesia dapat bersaing di kanca internasional.

Diantara peningkatan yang terjadi adalah penggunaan soal tipe kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill/ HOTS)

Jersey: Princeton University Press, Https://Pdfcoffe.Com/Terjemahan-Buku-8-Polya-1-33-Pdf- Free.Html

(32)

dalam pembelajaran di kelas. HOTS merupakan kemampuan dalam menggabungkan ide dan fakta dalam proses menganalisis, mengevaluasi dan mencipta berupa penilaian terhadap suatu fakta yang telah dipelajari25. Kementrian pendidikan dan kebudayaan mengatakan bahwa pemerintah mengharapkan siswa Indonesia dapat memiliki kompetensi yang meliputi berpikir kritis (Critical thinking), kreastif dan inovasi (creative and innovative), kemampuan berkomunikasi (communication skill), kemampuan bekerjasama (collaboration), dan kepercayaan diri (self confidence)26. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran harus ada perubahan dari berpikir tingkat rendah (LOT) menuju berpikir tingkat tinggi (HOT).

Gunawan menyatakan Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang menuntut siswa untuk mengubah informasi dan ide-ide yang diperoleh sebelumnya dengan cara tertentu untuk memberikan mereka makna dan implikasi baru27. Anderson & Kratwohl mengklasifikasikan dimensi proses berpikir tingkat tinggi sebagai berikut28

25Putu Manik Sugiari Saraswati dan Gusti Ngurah Sastra Agustika. 2020. “Kemampuan Bepikir Tingkat Tinggi Dalam Menyelesiakan Soal HOTS mata pelajaran matematika”, jurnal ilmiah sekolah dasar, 4 (2), 259. http://dx.doi.org/10.23887/jisd.v4i2.25336

26 Kemendikbud, 2018, “Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi”, Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,2.

27 Astriana Asnafiyah. “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Menyelesaikan Soal Uraian Tingkatan Higher Order Thinking Skill(HOTS)”. (Skripsi, Universitas Pancasakti Tegal, 2020),12

28 Tim Pusat Penilaian Pendidikan , Panduan Penulisan Soal Hots-Higher Order Thinking Skills. Pusat Penilaian Pendidikan Jakarta, Desember 2019

(33)

Tabel 2. 3 Dimensi Proses Berpikir Tingkat Tinggi Kategori Proses

Kognitif Berpikir Tingkat Tinggi

Kata Kunci Proses Kognitif

Menganalisis (C4)

Memeriksa, membandingkan, memisahkan, meninjau.

Mengklasifikasikan apa saya yang diketahui menjadi beberapa bagian kemudian mengaitkan antar bagian. Soal tingkat ini melihat bagaimana siswa menyimpulkan dan mengalisa dari bagian-bagian tersebut.

Mengevaluasi (C5)

Menilai, menyanggah, menentukan.

Mengevaluasi sesuai dengan tujuan; mempertimbangkan berdasarkan standar yang ada.

Mengkreasi (C6)

Membuat,

mengembangkan, ,membangun.

Mengkolaborasikan pengetahuan menjadi sesuatu pengetahuan yang baru

(Sumber : Tim Pusat Penilaian Pendidikan , Panduan Penulisan Soal Hots-Higher Order Thinking Skills Pusat Penilaian Pendidikan Jakarta, Desember 2019 )

Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan siswa pada ranah menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasi (C6). Siswa dituntut untuk menggunakan kemampuan penalaran dan logikanya untuk mengambil keputusan dalam menyelesaikan soal HOTS.

3. Kepercayaan Diri (Self Confidence)

Self confidence atau kepercayaan diri menurut Lauster adalah tindakan atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sampai pada titik dimana seseorang tidak mencemaskan tindakan-tindakan yang akan dilakukan, merasa bebas dan bertanggung jawab untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya, mempunyai motivasi untuk dapat berprestasi serta

(34)

mampu menggali kekuatan dan kelemahannya.29

Self confidence (kepercayaan diri) menurut setyaningrum merupakan bagian penting dari kepribadian seseorang yang membantunya dalam mengaktualisasikan kemampuan atau potensi yang dimilikinya. Sejalan dengan Afiatin dan Andayani yang mengemukakan kepercayaan diri adalah sifat kepribadian yang meliputi keyakinan tentang kekuatan, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Kumara di sisi lain, mengatakan bahwa kepercayaan diri adalah ciri kepribadian yang berasal dari keyakinan pada kemampuan diri sendiri.30

Menurut pendapat ahli, self confidence adalah sifat kepribadian yang berisi keyakinan tentang kekuatan, kemampuan dan keterampilan seseorang.

Kaitanya dengan pemecahan masalah, kepercayaan diri berarti keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya dalam menyelesaikan suatu masalah dengan mengunakan rencana atau strategi terbaik yang dia tahu cara menggunakannya.

Yoder dan Proctor dalam skripsi Nur Hidayah mengemukakan bahwa siswa yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi mampu aktif, energik, tidak mudah terpengaruh dengan orang lain, berfikir positif, tidak mudah putus asa dan bertanggung jawab. Sedangkan menurut Pearce dalam skripsi Nur Hidayah mengatakan siswa yang memiliki kepercayaan diri

29 Arsiana Kusuma Dewi.”Pengaruh Self Confidence Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik Kelas VII SMPN 7 Salatiga Tahun Ajaran 2021/2022”.

(Skripsi, IAIN Salatiga,2021),11.

30 Nur Hidayah.”Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari Self Confidence Siswa Kelas X MA Al Asror Kota Semarang” (Skripsi,UIN Walisongo Semarang, 2019),17.

(35)

yang rendah, siswa tersebut akan menghindari tugas yang sulit, sering meminta tolong, berfikir negative dan bersikap pesimis.31

Menurut Lauster dalam skripsi Arsiana Kusuma Dewi, salah satu aspek kepercayaan diri meliputi keyakinan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional, dan realistis.32 Menurut Lauster indicator-indikator untuk menilai kepercayaan diri yaitu:33

a. Percaya pada kemampuan sendiri

Percaya pada diri sendiri yaitu keyakinan diri terhadap hal-hal yang dimiliki berupa kemampuan individu, sehingga keyakinan tersebut mampu membantunya mencapai berbagai tujuan hidup.

b. Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan.

Seseorang yang memiliki kepercayaan diri tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan dan orang lain dalam mengambil keputusan. Ia mampu memiliki keyakinan secara mandiri memutuskan bagaimana memecahkan suatu masalah.

c. Memiliki konsep diri yang positif.

Seseorang memiliki konsep diri yang positif ketika mereka bertindak dengan cara yang membuat mereka merasa nyaman serta memiliki pandangan positif tentang bagaimana mereka meniliai diri

31 Nur Hidayah.”Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari Self Confidence Siswa Kelas X MA Al Asror Kota Semarang” (Skripsi,UIN Walisongo Semarang, 2019),18-19.

32 Arsiana Kusuma Dewi.”Pengaruh Self Confidence Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik Kelas VII SMPN 7 Salatiga Tahun Ajaran 2021/2022”.

(Skripsi, IAIN Salatiga,2021),13

33Nur Hidayah.”Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari Self Confidence Siswa Kelas X MA Al Asror Kota Semarang” (Skripsi,UIN Walisongo Semarang, 2019),19-20.

(36)

merek sendiri.

d. Berani mengemukakan pendapat.

Berani berpendapat merupakan sikap seseorang mampu untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain tanpa adanya paksaan.

4. Materi Program Linear a. Pengertian program linear

Program linear merupakan salah satu aplikasi ilmu matematika yang banyak digunakan dan sangat membantu dalam kehidupan sehari- hari. Masalah optimasi dapat diselesaikan dengan mengunakan program linier. Dengan kata lain, program linear merupakan suatu metode dalam mendapatkan nilai optimum (maksimum atau minimum) fungsi objektif dalam serangkaian kendala. Baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan yang berhubungan dengan matematika, kita sering menggunakan nilai optimal yang diwakili oleh soal cerita.

b. Model matematika

Model matematika adalah salah satu cara untuk memandang suatu persoalan dengan dengan menggunakan system pertidaksamaan linear. Model matematika dari setiap permasalahan program linear secara umum terdiri atas 2 komponen yaitu fungsi tujuan dan fungsi kendala berupa pertidaksamaan linear.

c. Fungsi objektif dan fungsi kendala

Fungsi objektif atau fungsi tujuan adalah fungsi yang

(37)

digunakan untuk mencari nilai optimum, sedangkan fungsi kendala ialah batasan-batasan yang harus dipenuhi oleh variable yang terdapat dalam fungsi objektif.

d. Titik optimum dan nilai optimum

Titik optimum adalah suatu titik dimana fungsi objektif bernilai optimum. Titik optimum berada pada salah satu titik ekstrim (titik sudut) daerah penyelesaian. Langkah-langkah menentukan nilai optimum sebagai berikut :

1) Mengubah soal verbal ke dalam bentuk model matematika.

2) Mengambarkan grafik.

3) Menentukan daerah penyelesaian.

4) Menentukan nilai optimum dari fungsi objektif.

(38)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dalam menaggapi masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang permasalahan ini. Untuk menganalisis dan menafsirkan kemampuan pemecahan masalah matematid dalam menyelesaikan soal HOTS yang ditinjau dari self confidence, maka dipilih jenis penelitian deskriptif kualitatif. Prosedur ini menghasilkan temuan yang diperoleh melalui data yang dikumpulkan dengan beragam saran antara lain wawancara, pengamatan, dokumen, dan tes 34.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Jember yang berlokasi di Jl. Imam Bonjol No.50 Kaliwates Kabupaten Jember. Sekolah tersebut merupakan lembaga formal yang terakreditasi A dan merupakan salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Jember. Oleh karena itu, peneliti tertarik melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan siswa kelas XI BIC 1 MAN 1 Jember sebagai subjek penelitian. Proses pemilihan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengambilan sampel

34 Nugrahani,F., & Hum, M., “Metode Penelitian Kualitatif”, (Solo: CakraBooks,2014)9.

(39)

sumber data dengan pertimbangan tertentu dikenal dengan istilah purposive sampling.35 Untuk mendapatkan hasil yang akurat pada penelitian ini, peneliti menggunakan subjek siswa MAN 1 Jember yang telah mendapatkan materi program linier. Subjek penelitian akan dipilih melalui hasil dari angket self confidence yang diberikan ke siswa. Angket ini bertujuan untuk mengetahui tingkat self confidence siswa.

Setelah mendapatkan subjek dengan self confidence tinggi, sedang dan rendah, dipilih dua subjek masing-masing kategori self confidence. Subjek yang dipilih harus memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis yang baik dan kemampuan komunikasi yang baik pula. Dalam hal ini peneliti dan guru matematika akan berdiskusi untuk memastikan subjek yang dipilih.

Berikut ini adalah bagan pemilihan subjek penelitian. :

35 Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D”, (Bandung: Alfabeta.2012), 300

(40)

Keterangan :

: Kegiatan

: Urutan Kegiatan : Hasil Kegiatan

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah angket, tes, wawancara.

a. Angket

Angket merupakan teknik untuk mengumpulkan data dengan cara Siswa Kelas XI BIC 1

Pemberian Angket Self Confidence

Analisis Hasil Angket

Pemilihan Subjek Penelitian

2 Subjek Self confidence

tinggi

2 Subjek Self confidence

Sedang

2 Subjek Self confidence

Rendah

Gambar 3. 1 Alur Penentuan Subjek

(41)

responden diberikan serangkaian pernyataan tertulis untuk dijawab.36 Angket yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi dari skripsi Arsiana Kusuma Dewi37. Self confidence siswa dijelaskan dalam 25 pernyataan dengan 4 pilihan tingkat persetujuan pada angket. Angket akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui kelompok self confidence setiap siswa kelas XI BIC 1 MAN 1 Jember.

b. Tes

Dalam penelitian ini, tes terdiri dari soal materi program linier bertipe HOTS (higher order thingking skill) yang disusun oleh peneliti.

Tes tersebut dirancang untuk mendapatkan data tentang kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Tes kemampuan pemecahan masalah matematis terdiri tiga butir soal berupa soal cerita materi program linier. Tes diberikan kepada enam subjek penelitian yang terdiri dari dua subjek yang memiliki self confidence tinggi, dua subjek yang memiliki self confidence sedang dan dua subjek yang memiliki self confidence rendah.

c. Wawancara

Teknik wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data yang lebih dalam terkait kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas XI BIC 1 MAN 1 Jember. Menurut Esteberg, wawancara adalah pertemuan antara dua orang untuk bertukar ide dan informasi

36 Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D”, (Bandung: Alfabeta.2012), 142

37 Arsiana Kusuma Dewi.”Pengaruh Self Confidence Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik Kelas VII SMPN 7 Salatiga Tahun Ajaran 2021/2022”.

(Skripsi, IAIN Salatiga,2021).

(42)

melalui tanya jawab untuk membangun makna seputar topic tertentu.38 Dalam penelitian ini, intrumen pedoman wawancara menggunakan wawancara semiterstruktur. Subjek wawanacara penelitian ini dipilih secara purposive dari tiap kelompok self confidence. Kode dalam transkip wawancara yang dilakukan dalam peneltian ini sebagai berikut:

SRE001 (SRE : Subyek RE, 001: Pertanyaan ke-1), IRE001 (IRE:

Interviewer RE, 001: pertanyaan ke-1) dapat dilihat selanjutnya pada lampiran 23.

E. Analisis Data

1. Analisis data Self Confidence

Langkah-langkah dalam menentukan kelompok self confidence adalah sebagai berikut :

a. Mencari rata-rata (Mean)

̅ ∑ b. Mencari simpangan baku (Standar Deviasi)

√∑

(∑ )

Keterangan:

̅ = Skor rata-rata (Mean)

= Jumlah skor rata-rata tiap siswa

38Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D”, (Bandung: Alfabeta.2012), 317

(43)

= Banyak siswa

= Simpangan baku (Standar Deviasi) c. Menentukan batas kelompok

Adapun pengelompokan ditunjukan pada table berikut39 : Tabel 3. 1 Kriteria Self Confidence

Kelompok Nilai

Tinggi ̅

Sedang ̅ ̅

Rendah ̅

(Sumber: Misbahudin, “Analisis Data Penelitian dengan Statistik Edisi Ke2”, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014)

2. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis menurut Miles and Hubberman. Menurut Miles and Hubberman, kegiatan dalam analisis data kualitatifharus dilakukan terus menerus sampai selesai agar datanya sudah jenuh.40 Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah menurut Miles and Hubberman, sebagai berikut:

a. Data Collection (Pengumpulan Data)

Proses pengumpulan data merupakan bagian penting dari penelitian ini. Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data saat observasi dari nilai rata-rata ujian siswa, dan tes angket self

39 Misbahudin, “Analisis Data Penelitian dengan Statistik Edisi Ke2”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014)

40 Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D”, (Bandung: Alfabeta.2016), 246

(44)

confidence untuk menentukan kelompok tingkatan self confidence.

b. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu perlu dicatat secara rinci dan teliti. Maka dari itu perlu untuk memilih data yang relevan dan penting untuk penelitian.

Tahap reduksi data penelitian ini terdiri dari pengkelompokan siswa berdasarkan kategori yang berasal dari data angket yang telah disebarkan. Pengelompokan tersebut terdiri dari kelompok yang memiliki tingkat self confidence tinggi, kelompok yang memiliki tingkat self confidence sedang, kelompok yang memiliki tingkat self confidence rendah. Dari masing-masing kelompok diambil siswa terpilih sebagai subjek penelitian.

c. Data Display (Penyajian Data)

Tahap penyajian data dilakukan setelah melakukan reduksi data. Penyajian data penelitian ini dilakukan dalam bentuk uaraian singkat, bagan, hubungan antar kategori . Penyajian data dalam penelitian ini dengan cara menampilkan jawaban soal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam bentuk gambar kemudian dideskripsikan dalam uaraian singkat. Serta hasil wawancara terkait proses pemecahan smasalah matematis sisswa dalam bentuk Tanya jawab kemudian dideskripsikan dalam uraian singkat.

(45)

d. Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan)

Langkah selajutnya yaitu penarikan dan verifikasi kesimpulan. Pada tahap ini peneliti membuat kesimpulan dari data yang telah didapatkan selama proses penelitian. Peneliti akan membandingkan hasil tes siswa dan hasil analisis wawancara serta teori-teori yang berkaitan. Serta menyimpulkan dan mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari self confidence siswa.

F. Keabsahan Data

Keabsahan suatu data yang diteliti dapat diketahu melalui uji validitas.

Data dikatakan valid apabila terdapat kesamaan anatara yang dilaporkan dengan yang terjadi sesugguhnya pada objek yang diteliti.41 Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari self confidence sisswa yang diperoleh dari angket, tes tertulis dan wawancara. Terdapat beberapa teknik tringulasi, yaitu tringulasi sumber, teknik dan waktu. Pada penelitian ini menggunakan tringulasi teknik dan sumber, yaitu tringulasi teknik ialah menguji kredibilitas atau kepercayaan data dengan cara mengecek data dari sumber yang sama dilakukan dengan teknik yang berbeda sedangkan tringulasi sumber ialah menguji kredibilitas atau kepercayaan data dengan cara mengecek data dari

41Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D”, (Bandung: Alfabeta.2016), 267

(46)

teknik yang sama dilakukan dengan sumber yang berbeda.42

G. Tahap-tahap Penelitian

Pada bagian ini, akan dijelaskan tentang rencana pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Adapun tahapan-tahapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan

Tahap kegiatan pendahuluan ini adalah menyusun rencana penelitian, menentukan lokasi penelitian, menyusun perizinan, menyiapkan perlengkapan penelitian, serta melakukan obsevasi awal.

2. Pembuatan Instrumen

Pada tahap ini, peneliti membuat intrumen penelitian yang meliputi tes penyelesaian soal hots kemampuan pemecahan masalah matematis.

3. Uji Validasi dan Reliabilitas Instrumen

Pada tahap ini dilakukan uji validasi instrumen kepada validator untuk mendapatkan kelayakan aspek validasi pada instrumen penyelesaian soal hots kemampuan pemecahan masalah matematis integral tak tentu dan pedoman wawancara.

4. Memberi Angket Self Confidence

Peneliti memberi angket self confidence kepada siswa kelas XI BIC 1 Tujuan pemberian angket untuk mengelompokkan siswa menjadi 3 kelompok kategori tingkatan self confidence.

42Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D”, (Bandung: Alfabeta.2016), 274

(47)

5. Menentukan Subjek Penelitian

Pengambilan subjek penelitian berdasarkan hasil angket self confidence. Peneliti mengelompokkan subjek menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang rendah.

6. Memberi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Peneliti memberi tes kemampuan pemecahan masalah kepada 6 subjek yang terpilih berdasarkan hasil angket self confidence.. 6 subjek tersebut terdiri dari 2 subjek dengan self confidence. tinggi, 2 subjek dengan self confidence sedang, dan 2 subjek dengan self confidence rendah.

7. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi lebih mendalam dari kegiatan kemampuan pemecahan masalah matematis pada materi program linier.

8. Pengumpulan Data

Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data maupun informasi yang diperoleh melalui tiga teknik pengumpulan data. Angket, tes, dan wawancara.

9. Analisis Data

Tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil angket, tes, dan wawancara. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta mengkategorikan data berdasarkan fokus penelitian.

10. Membuat Laporan

(48)

Menyusun laporan tentang kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas XI BIC 1 ditinjau dari self confidence.

Iya Tidak

Iya Tidak

Keterangan : : Kegiatan Penelitian

: Alur Peneltian :Siklus Penelitian : Pengambilan Keputusan Kegiatan Pendahuluan

Penyusunan Instrumen

Uji Validasi Instumen Penelitian

Valid

Pemberian Angket Self Confidence

Penentuan Subjek Penelitian

Pengumpulan Data

Analisis Data

Kesimpulan

Menyusun Laporan

Revisi

Uji Reliabilitas Instumen Penelitian

relibel Revisi

Gambar 3. 2 Alur Penelitian Instrumen penelitian

(49)

34

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambar Objek Penelitian

1. Profil Lembaga Penelitian Tempat Penelitian a. Kondisi Objektif Sekolah

1) Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember

2) NPSN : 20590291

3) Alamat : Jl. Imam Bonjol 50 Jember 4) Nomor Telpon : 0331-485109

5) Kepala Madrasah : Drs. Anwarudin, M. Si 6) Situs : https://man1jember.sch.id

7) Desa : Kaliwates

8) Kecamatan : Kaliwates

9) Kota : Jember

10) Provinsi : Jawa Timur

b. Sejarah Singkat Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember

Melalui berbagai perjuangan, ide dan, keinginan tentang berdirinya sebuah lembaga pendidikan Islam setingkat MA di Jember.

Pada tahun 1967 terkabullah sebuah keinginan tersebut, dengan didirikan sebuah lembaga pendidikan Islam setingkat MA di Jember.

Lembaga pendidikan ini pada mulanya diberi nama SPIAIN (Sekolah Persiapan Institut Agama Islam Negeri) Jember. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor : 17.

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa faktor yang berpengaruh untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia untuk mencapai kinerja karyawan yang maksimal, antara lain keterampilan sosial

Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan, oleh karena itu kinerja karyawan harus ditingkatkan agar memberikan

Manajemen sumber daya manusia meruapakan salah satu faktor yang sangat penting dalam satu perusahaan dan organisasi oleh karena itu, Sumber daya manusia harus

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk kualitas dan kapasitas sumber daya manusia di sektor pertanian. Salah satu cara meningkatkan minat generasi

Di dalam meningkatkan kualitas SDM, Pendidikan dan Pelatihan mempunyai peran penting untuk membantu mengembangkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Sumber Daya Manusia

Peningkatan keterampilan sumber daya manusia menjadi salah satu yang penting dalam rangka menyelenggarakan sistem pendidikan yang berkualitas. Salah satu upaya yang dapat

Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penting untuk dilakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa dalam Menyelesaikan Soal