• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH MELALUI PEMBELAJARAN PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 006 PELOKOAN DESA KINATANG KECAMATAN BONEHAU KABUPATEN MAMUJU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH MELALUI PEMBELAJARAN PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 006 PELOKOAN DESA KINATANG KECAMATAN BONEHAU KABUPATEN MAMUJU"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

i PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MELAWAN

PENJAJAH MELALUI PEMBELAJARAN PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 006 PELOKOAN DESA KINATANG

KECAMATAN BONEHAU KABUPATEN MAMUJU

SKRIPSI

Oleh SAMSIR NIM. 4512103192

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA 2017

(2)

ii LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH MELALUI PEMBELAJARAN PORTOFOLIO PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI 006 PELOKOAN DESA KINATANG KECAMATAN BONEHAU KABUPATEN MAMUJU

Disusun dan Diajukan Oleh

SAMSIR NIM. 4512103192

Menyetujui:

Pembimbing I,

Prof. Dr. Muhammad Yunus, M.Pd NIDN. 0031126204

Pembimbing II,

Susalti Nur Arsyad, S.Pd, M.Pd NIK. D 450423

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

ST. Muriati, S.Pd., M.Pd.

NIK.D. 450375

(3)

iii PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul

‘’Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajah Melalui Pembelajaran Portofolio pada Siswa Kelas V SDN 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju’’ beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri, bukan hasil plagiat. Saya siap menanggung risiko/sanksi apabila ternyata ditemukan adanya perbuatan tercela yang melanggar etika keilmuan dalam karya saya ini, termasuk adanya klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Makassar, 1 Agustus 2017 Yang membuat pernyataan

Samsir

iii

(4)

iv ABSTRAK

Samsir. 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran Portofolio Pada Siswa Kelas V SD Negeri 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Dibimbing oleh Prof. Dr. Muhammad Yunus, M.Pd dan Susalti Nur Arsyad, S.Pd., M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran portofolio pada siswa kelas V SDN 006 Pelokoan Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) model pembelajaran portofolio. Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2016/2017 dalam dua siklus setiap siklus ada dua kali pertemuan. Subjek penelitian ini siswa kelas V SDN 006 Pelokoan yang berjumlah 20 siswa terdiri dari 12 siswa perempuan dan 8 orang laki- laki. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan dokumentasi. Sementara instrument pengumpulan data menggunakan soal tes, lembar observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dua siklus yang dilaksanakan, yakni siklus I dan siklus II mengalami peningkatan.

Berdasarkan peningkatan hasil Pelajaran yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran portofolio pada siswa Kelas V SDN 006 Pelokoan Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju meningkat.

Kata Kunci : hasil pembelajaran, dan peningkatan kualitas belajar.

iv

(5)

v ABSTRACT

Samsir. 2017. Improving Students IPS Results Struggle Again Trough Teaching Portfolio In Grade V Students Of SDN 006 Pelokoan Kec.

Bonehau Kab. Mamuju. Thesis, Primary Teacher School Educational Program Study. By Prof. Dr. Muhammad Yunus, S.Pd., M.Pd and Susalti Nur Arsyad S.Pd,. M.Pd.

The IPS by using portopolio to students class V SDN 006 Pelokoan Kec. Bonehau Kab. Mamuju.

This researcher is classroom action researcher model learning portofolio .research conducted in the first semester of academic year 2016/2017 in two cycles every cycle there are two meetings. The subject this class V SDN 006 Pelokoan the total 20 students, consist of 12 woman students and 8 students man.

Tecnic the purpose of the data is test, observation and documentation. The while of the purpose data use test, page observation and documentation. Tecnic analysis data according to quantitative.

The result showed that two cycles implemented , cycles I and cycles II to improved. Based to improved learning lesson results.it can be concluded that IPS using portofolio to class V SDN 006 Pelokoankec.BonehauKab. Mamuju.

Keywoards: Learning Result, And Improving Learning Quality

v

(6)

vi

‘’ PERSEMBAHAN ‘’

‘’ KARYA TULIS SKRIPSI INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK ‘’

1. Kedua orangtuaku,Yang selalu mendoakan dan mendukung saya selama menuntut ilmu, mulai dari SD sampai menjejakkan kaki ke bangku kuliah.

2. Keluarga besarku,Yang senantiasa mendoakan dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

3. Teman-teman,Yang selalu memberikan dukungan dan doanya selama penyusunan skripsi ini.

4. Agama, Bangsa Dan Negara.

5. Almamaterku tercinta, UNIVERSITAS BOSOWA.

‘’ MOTTO ‘’

“Jadi diri sendiri, dan cari jati diri, tetap optimis karna hidup terus berjalan seperti air yang terus mengalir. Yakin, kesuksesan hanya dapat diraih dengan segalah upaya dan usaha yang dilakukan.ingatlah kesuksesan tidak akan kamu

raih tanpa usaha yang sunggu dalam hidup.”

vi

(7)

vii KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan kekuatan, perlindungan dan tuntunan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ‘’Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajah Melalui Pembelajaran Portofolio pada Siswa Kelas V SDN 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju”.

Skipsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan. Tentu tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan mungkin berhasil disusun. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Pof. Dr. Ir. Muhammad Saleh Pallu M.Eng., Rektor Universitas

Bosowa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di kampus FKIP Universitas Bosowa.

2. Dr. Mas’ud Muhammadiah, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan berbagai kemudahan.

3. Prof. Dr. Muhammad Yunus, M.Pd., sebagai pembimbing I dan ibu Susalti Nur Arsyad, S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan, dan menjadi tempat untuk mencurahkan keluh kesah yang dihadapi dalam penelitian sampai pada penulisan skripsi.

4. Martina S.Pd selaku kepala sekolah SDN 006 Pelokoan yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

5. M.Hasib selaku wali kelas V SDN 006 Pelokoan yang telah memberikan bimbingan dan saran yang bermamfaat selama melakukan penelitian.

6. Siswa kelas V SDN 006 Pelokoan yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian.

vii

i

(8)

viii 7. Kedua orang tua saya yang tidak pernah lelah mendorong dan

mendoakan saya dalam penulisan Skripsi ini.

8. Teman-teman yang suda memberikan dukungan dan doa serta motivasi dalam penulisan ini, yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

Penulis berharap lewat skripsi ini dapat memberikan dampak yang positif di bidang pendidikan dan pengajaran khususnya pembelajaran IPS.

Makassar, 1 Agustus 2017 Penulis

SAMSIR

viii

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembahasan Teori 1. Konsep Hasil Belajar ... 8

a. Pengertian Belajar ... 8

b. Pengertian Mengajar... 10

c. Prestasi Belajar ... 11

2. Pembelajaran Portofolio ... 13

a. Pengertian Pembelajaran Portofolio ... 13

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Portofolio ... 14

c. Isi Pembelajaran Portofolio dalam Mata Pelajaran IPS ... 15

3. Hakikat Mata Pelajaran IPS ... 16

a. Pengertian IPS ... 16

b. Tujuan Pembelajaran IPS ... 17

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS ... 18

4. Kedatangan Jepang ke Indonesia ... 19

5. Penderitaan Rakyat Pada Masa Penjajahan Jepang ... 22

ix

(10)

x

B. Kerangka Pikir ... 24

C. Hipotesis Tindakan ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 26

B. Jenis dan Desain Penelitian ... 26

C. Fokus Penelitian ... 26

D. Subjek Penelitian ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Teknik Analisis Data ... 34

G. Indikator Keberhasilan ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

B. Pembahasan ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 61

SURAT KETERANGAN ... 112

RIWAYAT HIDUP ... 113

x

(11)

xi DAFTAR TABEL

Halaman 2.1 Alternatif Tugas-Tugas Belajar Siswa Yang Merupakan Isi

Dalam Pengembangan Pembelajaran Portofolio IPS ... 15 3.1 Indikator Keberhasilan Menurut Nurkancana ... 34 4.1 Hasil Observasi Guru Siklus I Melalui Metode Pembelajaran

Portofolio ... 40 4.2 Hasil Akhir Pembelajaran Siklus I ... 43 4.3 Nilai Hasil Tes Belajar Siklus I Dalam Skala Deskriptif ... 44 4.4 Hasil Observasi Guru Siklus II Melalui Metode Pembelajaran

Portofolio ... 49 4.5 Hasil Akhir Pembelajaran Siklus II ... 51 4.6 Nilai Hasil Tes Belajar Siklus II Dalam Skala Deskriptif ... 52

xi

(12)

xii DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1. Belanda Menyerah Tanpa Syarat Kepada Jepang Di Kalijati .. 19 2.2. Propaganda Tiga A dari Jepang untuk memikat hati rakyat

Indonesia... 21 2.3. Bentuk Penderitaan Rakyat pada masa penjajahan Jepang ... 23 2.4. Kerangka Pikir Penerapan Pembelajaran Portofolio Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V SD Negeri 006 Pelokoan Kecamatan Bonehau

Kabupaten Mamuju ... 25 3.1 Skema Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 28

xii

(13)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. RPP Pertemuan I ... 62

2. RPP Pertemuan II ... 66

3. Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru ... 71

4. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa... 76

5. Nilai Hasil Belajar IPS... 80

6. Hasil Akhir Pembelajaran Siklus I ... 81

7. Hasil Observasi Guru Siklus I ... 82

8. Hasil Observasi Belajar Siswa ... 83

9. RPP Pertemuan I ... 85

10. RPP Pertemuan II ... 89

11. Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru ... 94

12. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa... 99

13. Nilai Hasil Belajar IPS... 103

14. Hasil Akhir Pembelajaran Siklus I ... 104

15. Hasil Observasi Guru Siklus I ... 105

16. Hasil Observasi Belajar Siswa ... 106

17. Dokumentasi Penelitian ... 108

xiii

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah melalui perbaikan proses belajar mengajar berbagai konsep dan wawasan baru dalam proses belajar mengajar di sekolah muncul dan berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu, pemerintah melakukan upaya untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan, khusunya yang menyangkut peningkatan mutu pendidikan.

Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kecerdasan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Dalam rangka menciptakan manusia yang berkualitas pada umumnya dan meningkatkan mutu pendidikan pada khususnya, maka perlu ditingkatkan metode dan teknik yang digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Masalah peningkatan mutu pendidikan adalah masalah yang kompleks di mana berbagai komponen saling mempengaruhi. Adalah suatu kekeliruan besar jika salah satu atau beberapa aspek saja dalam sistem itu yang dipersalahkan.

1

(15)

2

Beberapa komponen atau aspek yang turut berpengaruh itu dapat dikategorikan dalam dua kategori, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern meliputi guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana belajar mengajar. Sedangkan faktor ekstern meliputi seluruh faktor yang tidak berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar tetapi mempunyai pengaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran, seperti bimbingan orang tua siswa, lingkungan sosial di mana siswa itu berada dan pemerintah.

Kurikulum sebagai salah satu komponen dalam sistem tersebut dapat ditelusuri peranannya karena kurikulum memuat jenis mata pelajaran, materi, tujuan dan perangkat untuk mencapai tujuan, maka ini berarti pula bahwa pelaksanaannya berkaitan langsung dengan unsur lain, yaitu guru dan siswa. Keanekaragaman mata pelajaran, materi dan karakteristik siswa menyebabkan guru harus tepat dalam memilih dan menggunakan pendekatan mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.

Model pembelajran pendekatan mengajar yang sudah umum dikenal dalam dunia pendidikan adalah pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan berpusat pada siswa. Pendekatan yang pertama mengarah kepada dominannya peranan guru dalam segala hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, baik sebagai sumber informasi maupun dalam pengambilan keputusan lainnya. Adapun pendekatan yang kedua mengarah kepada dominannya peranan siswa dalam proses

(16)

3

belajar mengajar, sehingga guru lebih nampak sebagai tutor atau pembimbing dari mata pelajaran IPS dan sebagai penceramah.

Berdasarkan hasil pengamatan pada tanggal 13 Maret 2016 di Kelas V di SD Negeri 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju yang berjumlah 20 siswa, terdiri atas 8 orang laki-laki dan 12 orang perempuan ditemukan nilai rata-rata 50 yang belum memenuhi standar nilai pada mata pelajaran IPS. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, berdasarkan hasil observasi awal sebelum dilaksanakan penelitian. Siswa yang mencapai standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 12 siswa dan yang belum memenuhi standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 25 siswa.

Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan pembelajaran yang monoton dan tidak membangkitkan minat siswa untuk belajar.

Masalah yang dihadapi guru kelas V dan siswa tersebut di atas disebabkan oleh faktor guru yang belum menyakinkan siswa akan kegunaannya materi IPS pada kehidupan nyata, siswa belum sepenuhnya pusat kegiatan belajar dan guru kurang membangkitkan motivasi belajar siswa dengan materi pelajaran yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa Selain itu juga siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPS juga dipengaruh oleh model-model pembelajaran yang dikembangkan atau dipergunakan oleh guru IPS. Dapat dimaklumi bersama bahwa proses pembelajaran mata pelajaran pendidikan IPS, selama ini pada umumnya berlangsung kepada guru saja, tidak mengalami banyak perubahan dan

(17)

4

nyaris tidak ada inovasi. Hal ini bukan semata-mata kesalahan para guru, namum lebih pada belum terbukanya akses untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai model-model pembelajaran yang telah dikembangkan dalam pembelajaran IPS.

Pembelajaran portofolio adalah salah satu cara alternatif yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa Kelas V SD Negeri 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju tahun pelajaran 2016/2017. Pembelajaran portofolio didasarkan pada koleksi atau kumpulan pekerjaan yang diberikan oleh guru kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui pembelajaran portofolio siswa dapat menunjukkan perbedaan kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dari waktu ke waktu atau dibandingkan dengan hasil karya siswa lain. pembelajaran portofolio berpusat pada siswa. Dengan demikian di dalam pembelajaran aktifitas siswa yang perlu diperbanyak untuk mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber,buku teks, perpustakaan, internet atau sumber-sumber lain untuk mereka bahas dalam proses pembelajaran dalam kelas sehingga memperoleh pengalaman yang tidak saja menambah kompetensi pengetahuan mereka, tetapi juga kemampuan analisis dan menilai informasi yang relevan untuk dijadikan nilai baru dalam hidupnya.

Pembelajaran portofolio tidak hanya meningkatkan perkembangan kognitif tetapi juga mengembangkan perhitungan atau komputasi, pemecahan masalah atau problem solving dengan mengembangkan dan

(18)

5

menerapkan strategi-strategi, komunikasi IPS dengan membaca dan menulis IPS, teknologi dengan menggunakan komputer atau kalkulator, hubungan dengan menerapkan IPS pada pelajaran lain atau bidang lain, dan kerja kelompok dengan bekerja secara kooperatif dalam belajar IPS.

Dengan pembelajaran portofolio guru mendapatkan gambaran yang lengkap tentang keseluruhan diri siswa misalnya seorang guru menyatakan bahwa perilaku para siswa pada waktu mengerjakan tugas dapat mengungkapkan pengetahuan siswa tersebut yang dimilikinya, karena di dalam pembelajaran portofolio siswa dituntut untuk belajar hidup atau belajar bagaiman berbuat atau bekerja, belajar bagaimana mengetahui atau berfikir terus menerus, belajar bagaimana tetap hidup atau sebagai diri sendiri, dan belajar untuk bersama-sama.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis bermaksud melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan hasil belajar IPS melalui pembelajaran portofolio Pada Siswa kelas V SD Negeri 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka permasalahan yang akan diteliti adalah apakah penerapan pembelajaran portofolio dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas V di SD Negeri 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju.

(19)

6

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dari peneIitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui penerapan pembelajaran portofolio pada siswa kelas V SD Negeri 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

a. Bagi Lembaga pendidikan/akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk dapat mengembangkan Ilmu Pengetahuan, khususnya bagi kemajuan ilmu pendidikan.

b. Untuk peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding dengan mengembangkan peubah penelitian atau dengan memperluas penelitian.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, dapat menerima siswa lain yang berkemampuan dan berlatar belakang sosial berbeda serta memungkinkan siswa lebih bersemangat belajar IPS sehingga diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat

b. Bagi guru, menambah referensi untuk menerapkan model pembelajaran portopolio sebagai usaha alternatif menarik dalam

(20)

7

meningkatkan beberapa masalah yang dihadapi dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa

c. Bagi sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam rangka perbaikan pengajaran.

(21)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembahasan Teori 1. Konsep Hasil Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu bagian dari proses pendidikan yang sangat penting. Tanpa belajar, proses pendidikan tidak dapat berjalan, karena baik yang mengajar maupun yang diajar mau tidak mau akan berada dalam suasana belajar. Belajar mempunyai arti yang luas, setiap orang mempunyai pengertian sendiri mengenai itu. Perbedaan pendapat orang tentang belajar itu disebabkan karena adanya kenyataan, bahwa perbuatan belajar itu sendiri bermacam-macam.

Banyak jenis kegiatan yang oleh kebanyakan orang dikatakan belajar misalnya saja menghafal, menghitung, mengerjakan soal-soal dan sebagainya.

Dengan kenyataan tersebut di atas, terdapatlah banyak defenisi mengenai belajar. Berikut ini diberikan beberapa batasan tentang belajar. Menurut Ali (2004: 14) bahwa: “Belajar mempunyai pengertian sebagai proses kegiatan bagi setiap orang yang mengakibatkan perubahan tingkah laku”.

Menurut Sudjana (1988: 17) mengemukakan bahwa:

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti

8

(22)

9 perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuannya, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.

Sedangkan Sardiman (2001: 53) mengemukakan bahwa:

Belajar dalam artian luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respan utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar itu menghasilkan suatu perubahan pada diri seseorang. Perubahan itu dapat berupa tingkah laku, pengetahuan, pemahaman maupun keterampilan serta perubahan lain yang ada pada diri individu yang belajar.

Belajar merupakan proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dan interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar adalah perubahan tingkah laku terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu.

Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan melalui berbagai pengalaman seperti proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.

Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi termasuk juga ahli psikologi pendidikan antara lain sebagai berikut :

(23)

10 Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan Slameto, (2003: 2) Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada individu yang diperoleh dari pengamatan dan interaksi pada lingkungannya baik secara langsung maupun tidak langsung. Perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah kecakapan, pemahaman, sikap dan keterampilan. Dengan demikian belajar dapat diartikan sebagai suatu proses dan usaha sadar yang dilakukan oleh setiap individu yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku individu tersebut sebagai tanggapan terhadap respon- respon akibat interaksi dengan lingkungannya.

b. Pengertian Mengajar

Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau dapat pula dikatakan mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik atau bahan pelajaran sehingga menimbulkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Masalah mengajar telah menjadi persoalan pada ahli pendidikan sejak dahulu sampai sekarang. Mengajar merupakan bagian yang integral dari proses pendidikan yang juga merupakan sesuatu yang sangat kompleks karena selain diwarnai oleh beberapa faktor, juga merupakan batu loncatan dalam mencapai tujuan pengajaran yang sekaligus

(24)

11

menyediakan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar itu sendiri.

Menurut Muhammad Ali, (1984: 13) mengemukakan bahwa :

Mengajar adalah segala upaya yang memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya porses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Mengajar adalah suatu proses, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa untuk melakukan proses belajar.

Dapat pula dinyatakan bahwa mengajar adalah sejumlah atau sekumpulan peristiwa sebagai fasilitas atau yang dapat menyediakan kemungkinan terjadinya proses belajar mengajar. Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah segala upaya memberi bimbingan kepada orang lain sehingga terjadi suatu interaksi yang memungkinkan terjadinya prosesbelajar mengajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Mengajar merupakan kegiatan yang secara sadar dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran, guru menggunakan metode mengajar tertentu dan mengevaluasi setelah proses mengajar itu berlangsung.

c. Prestasi Belajar

Dalam kamus Bahasa Indonesia, prestasi belajar yang diartikan sebagai "prestasi" adalah hasil yang dicapai dari apa yang telah dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang setelah melakukan suatu usaha, dalam hal ini usaha belajar, berarti prestasi menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan dalam suatu waktu tertentu.

(25)

12

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dapat dicapai siswa dalam menguasai pelajaran biasa digunakan alat ukur yang berupa tes. Hasil pengukuran dengan menggunakan tes merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa yang dapat dicapai dalam usaha belajarnya. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah mengikuti proses belajar dalam kurun waktu tertentu.

Proses belajar mengajar di kelas mempunyai tujuan yang bersifat transaksional, artinya diketahui secara jelas dan operasional oleh guru dan siswa. Tujuan tercapai jika siswa memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan di dalam proses belajar mengajar tersebut. Oleh sebab itu, hasil belajar harus dirumuskan dan dinilai. Jadi hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Menurut Djamarah (2002: 13) hasil belajar siswa dipengaruhi oleh lima faktor yaitu :

(1) Bakat belajar; (2) waktu yang tersedia untuk belajar; (3) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran; (4) kualitas pengajaran; dan (5) kemampuan individu. Sejalan dengan itu,

William Hamalik, (2007: 34) menyimpulkan bahwa “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan”.

(26)

13

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

Berdasarkan pendapat di atas pada hakikatnya terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Namun pada intinya dapat diklasifikasikan atas dua faktor yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa maupun pendekatan belajar yang dilakukan siswa, sedangkan faktor dari luar diri siswa yaitu: faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lungkungan masyarakat, maupun lingkungan pergaulan siswa yang mempengaruhi aktivitas belajarnya sehari-hari.

2. Pembelajaran Portofolio

a. Pengertian Pembelajaran Portofolio

Budimansyah dalam Asdar (2005: 6) mengemukakan bahwa pembelajaran portofolio sebenarnya dapat diartikan sebagai:

(1) Suatu wujud benda fisik, pembelajaran portofolio adalah bundle yakni kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan dalam suatu bundle. Misalnya : hasil tes awal (pre test), tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, tugas terstruktur, hasil tes akhir (post test), dsb; (2) Sebagai suatu sosial pedagogis, pembelajaran pembelajaran portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat dalam pikiran peserta didik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill) maupun nilai dan sikap (afektif); dan (3) Sebagai suatu adjective, pembelajaran portofolio sering disandingkan dengan konsep pembelajaran maka dikenal istilah pembelajaran berbasis portofolio (portfolio based learning) sedang jika disandingkan dengan konsep penilaian maka dikenal istilah penilaian berbasis portofolio (portfolio based assessment).

(27)

14

Pembelajaran portofolio didasarkan pada koleksi atau kumpulan pekerjaan yang diberikan oleh guru kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui pembelajaran portofolio siswa dapat menunjukkan perbedaan kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dari waktu ke waktu atau dibandingkan dengan hasil karya siswa lain.

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Portofolio

Langkah-langkah pembelajaran portofolio menurut Budimansyah dalam Komalasari (2010: 71) adalah sebagai berikut:

1) Mendefinisan masalah;

Untuk melakukan identifikasi masalah, perlu diadakan diskusi kelas yaitu dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dan selanjutnya seluruh siswa hendaknya membaca dan mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan.

2) Memilih masalah untuk kajian kelas;

Setelah kelas memiliki cukup informasi tentang masalah-masalah yang akan dikaji, maka langkah selanjutnya adalah membuat daftar masalah dan menentukan salah satu di antaranya untuk bahan kajian kelas.

3) Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas;

Mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang terkait dengan masalah yang akan dikaji. Setelah kelas memutuskan sumber-sumber informasi yang akan digunakan, kelas hendaknya dibagi ke dalam tim- tim peneliti. Setiap tim hendaknya bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi dari berbagai simber yang berbeda.

4) Pengembangan portofolio kelas;

Jika informasi telah dirasakan cukup, mulailah mengembangkan portofolio kelas tentang masalah yang akan dikaji. Portofolio yang dikembangkan melalui dua seksi, yaitu portofolio seksi penayangan dan seksi dokumentasi. Portofolio seksi penayangan adalah portofolio yang akan ditanyakan sebagai bahan prestasi kelas pada saat showcare. Adapun portofolio seksi dokumentasi adalah portofolio yang disimpan pada sebuah map jepit (bider) yang berisi data dan informasi lengkap setiap kelompok portofolio.

(28)

15 5) Penyajian portofolio;

Setelah portofolio kelas selesai dibuat, kelas dapat menyajikannya dalam kegiatan showcare (gelar kasus).

c. Isi Pembelajaran Portofolio dalam Mata Pelajaran IPS

Isi pembelajaran portofolio dapat bervariasi menurut tujuannya, kelas dan siswa dimana pembelajaran portofolio akan digunakan, dan jenis-jenis kegiatan pembelajaran yang digunakan dalam kelas.

Penggunaannya dalam pelajaran IPS, Johnson dalam Asdar (2005: 94) mengemukakan bahwa isi pembelajaran portofolio dapat berorientasi pada beberapa aspek yaitu:

(1) Perhitungan atau komputasi; (2) Pemecahan masalah atau problem solving dengan mengembangkan dan menerapkan strategi-strategi; (3) Komunikasi IPS dengan membaca dan menulis IPS; (4) Teknologi dengan menggunakan komputer atau kalkulator; (5) Hubungan dengan menerapkan IPS pada pelajaran lain atau bidang lain; dan (6) Kerja kelompok dengan bekerja secara kooperatif dalam belajar IPS.

Berdasarkan ide-ide untuk pembelajaran portofolio, berikut ini dikemukakan alternatif tugas-tugas belajar siswa yang merupakan isi dalam pengembangan pembelajaran portofolio IPS.

Tabel 2.1

Alternatif Tugas-Tugas Belajar Siswa yang Merupakan Isi dalam Pengembangan Pembelajaran Portofolio IPS

Proses Matematisasi (Mathematical Process)

Kuis-kuis Berpasangan, Proyek Ips, Penyelidikan Atau Investigasi dan

Koneksi IPS Topik-topik isi pelajaran

(Content Topics)

Penerapan (application), bank-bank pertanyaan siswa (question bank), pertanyaan-pertanyaan check-up, pekerjaan rumah, problem penyelidikan kelas.

(29)

16

Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini yang menjadi isi pembelajaran portofolio IPS bagi siswa di Kelas V SD Negeri 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju adalah tugas pekerjaan rumah yang diberikan setiap akhir pertemuan pembelajaran IPS.

3. Hakikat Mata Pelajaran IPS a. Pengertian IPS

IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang berdasarkan pada bahan kajian geografis, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah.

Menurut Johnson dan Myklebust dalam Mulyono (1996: 226) bahwa :

IPS yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan gejala-gejala masyarakat, keruangan dan partisi masyarakat dalam budayanya, sedangkan fungsi teoritisnya memudahkan pemahaman.

\Learner dalam Mulyono (1996: 232) mengemukakan bahwa:

IPS disamping sebagai pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan hidupnya, juga merupakan pengetahuan budaya dasar yang universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen kehidupan sosialnya dan kualitasnya.

Dari berbagai pendapat tentang IPS di atas dapat disimpulkan bahwa definisi tradisional yang menyataka IPS sebagai ilmu tentang kuantitas (the science of quantity) atau ilmu tentang sosial yang hidup dan berkembang dalam peradaban manusia (the science of discrete and

(30)

17

continous) telah di tinggalkan, sehingga sekarang IPS lebih ditekankan pada metode dari pada pokok persoalan IPS itu sendiri.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan pengajaran suatu bidang studi pada tingkat yang paling tinggi bertumpu pada tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut pada pelaksanaan operasionalnya dijabarkan kembali dalam tujuan kurikuler tiap bidang studi yang dilaksanakan pada proses belajar mengajar. Kurikulum IPS mengingat pengetahuan IPS yang merupakan perpaduan pengetahuan umum ilmu sosial harus mencerminkan multidisipliner. Oleh karena itu tujuan kurikulum pengajaran IPS yang harus dicapai sekurang-kurangnya sebagai berikut: (1) Membekali anak didik dengan ilmu pengetahuan yang berguna dalam kehidupan di dalam masyarakat; (2) Membekali anak didik dengan mengidentifikasi, menganalisis, menyusun alternative pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat; (3) Membekali anak didik dengan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang kelimuan serta sebagai suatu keahlian; (4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupannya yang tidak terpisahkan; dan (5) Membekali anak didik dengan mengembangkam pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat, perkembangan ilmu dan teknologi.

(31)

18

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS

Pembelajaran IPS berkembang dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. Manusia pada konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat, dalam pelajaran IPS di jenjang pendidikan harus melakukan pembatasanpembatasan sesuai dengan siswa pada tingkat masing-masing. Ruang lingkup pembelajaran IPS di SD dibatasi sampai gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah. Siswa SD mulai dari lingkup gejala dan masalah kehidupan yang ada disekitar tempat tinggal dan sekolah, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara dan akhirnya ke negara-negara tetangga.

Dalam pengajaran IPS masyarakat sebagai suatu sistem dapat dijadikan suatu paket mengajar, pusat sistem manusia sebagai sistem adalah bertingkat dari lingkungan yang kecil ke lingkungan yang lebih besar. Oleh karena itu, segala gejala, masalah dan peristiwa tentang kehidupan manusia di masyarakat dapat dijadikan sumber dan materi IPS.

Kejadian-kejadian tadi baik yang langsung terjadi di dalam masyarakat maupun yang diberitakan di media massa (radio, surat kabar, TV, atau buku-buku penunjang yang lain). Pengarahan materi-materi IPS yang bersifat makro dan berbelit, dasarnya harus dari contoh kenyataan yang terdekat. Masyarakat selain menjadi sumber dan materi IPS juga menjadi laboratoriumnya.

(32)

19

Dalam pembelajaran IPS, guru harus membawa anak didik kepada kenyataan hidup yang sebenarnya dapat dihayati, ditanggapi dan akhirnya dapat membawa kepekaan sikap mental, keterampilan dalam menghadapi kenyataan yang nyata. Dengan demikian diharapkan terbinanya warga negara yang akan datang yang peka terhadap masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat, memiliki sikap mental yang positif terhadap segala ketimpangan yang terjadi dan terampil dalam mengatasi sgala masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa diri khususnya maupun masyarakat pada umumnya.

4. Kedatangan Jepang ke Indonesia

Dalam Perang Dunia II (1939-1945), Jepang bergabung dengan Jerman dan Italia melawan Sekutu. Sekutu terdiri dari Amerika, Inggris, Belanda, dan Perancis. Pada tanggal 8 Desember 1941 pasukan Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour (Hawai).

Terjadilah Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya. Dalam waktu singkat, pasukan Jepang menyerbu dan menduduki Filipina, Myanmar, Malaisya, Singapura, dan Indonesia.

Gambar 1. Belanda Menyerah Tanpa Syarat Kepada Jepang Di Kalijati

(33)

20

Ketika masuk wilayah Indonesia, pertama-tama Jepang menduduki daerah penghasil minyak seperti Tarakan, Balikpapan, dan Palembang. Kemudian perhatian Jepang diarahkan untuk menguasai Pulau Jawa. Tanggal 1 Maret 1942 pasukan Jepang berhasil mendarat di tiga tempat secara serempak di Pulau Jawa, yaitu di Teluk Banten, Eretan Wetan (Pantura), dan Pasuruan (Jawa Timur). Tanggal 5 Maret 1942 pasukan Jepang sudah berhasil menguasai Batavia.

Tanggal 8 Maret 1942 Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda Letjen Ter Poorten atas nama Angkatan Perang Sekutu menyerah tanpa syarat kepada Angkatan Perang Jepang yang dipimpin Letjen Hithoshi Imamura. Upacara serah terima ditandatangani di Kalijati, Subang, Jawa Barat.

Pasukan Jepang disambut dengan sukacita penuh harapan oleh rakyat Indonesia. Jepang dianggap sebagai pembebas bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Padahal Jepang punya rencana tersembunyi.

Ada beberapa alasan Jepang menduduki Indonesia, antara lain sebagai berikut :

1. Indonesia kaya akan bahan-bahan mentah, seperti minyak bumi dan batu bara.

2. Wilayah Indonesia menghasilkan banyak produksi pertanian yang dibutuhkan tentara Jepang dalam peperangan.

3. Indonesia memiliki tenaga manusia dalam jumlah besar yang diperlukan untuk membantu perang Jepang.

(34)

21

Setelah menduduki Indonesia, Jepang berusaha menarik simpati rakyat Indonesia. Ada tiga hal yang dilakukan Jepang, yaitu:

1. Mengijinkan mengibarkan bendera Merah Putih;

2. Mengijinkan rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya;

3. Larangan menggunakan bahasa Belanda dalam pergaulan sehari- hari. Bahasa pergaulan sehari-hari diganti dengan bahasa Indonesia.

Untuk memikat hati rakyat, Jepang membuat propaganda tiga A.

Propaganda yang dilancarkan Jepang itu berisi:

1. Jepang pemimpin Asia, 2. Jepang pelindung Asia, 3. Jepang cahaya Asia.

Gambar 2. Propaganda Tiga A dari Jepang untuk memikat hati rakyat Indonesia

(35)

22

5. Penderitaan Rakyat Pada Masa Penjajahan Jepang

Kegembiraan rakyat Indonesia atas kedatangan tentara Jepang tidak berlangsung lama. Pasukan Jepang mulai berubah perangai. Jepang mulai mengadakan pemerasan dan penindasan. Bahkan lebih rakus dan lebih kejam dari penjajah Belanda. Penderitaan rakyat Indonesia semakin parah. Penderitaan rakyat Indonesia selama masa penjajahan Jepang antara lain sebagai berikut.

1. Jepang merampas hasil pertanian rakyat, seperti padi dan jagung untuk persediaan makanan pasukan Jepang. Akibatnya, rakyat tidak punya cukup makanan dan kelaparan. Karena kurang gizi rakyat mudah terserang penyakit. Berbagai penyakit, seperti tipes, kolera, beri-beri, dan malaria merajalela di mana-mana. Obat-obatan sulit didapatkan. Banyak rakyat Indonesia terpaksa memakai pakaian dari karung goni, karet lempengan, atau bahkan pakaian dari daun rumbia.

Karena penderitaan itu, ribuan rakyat meninggal.

2. Pemerintah Jepang sangat ketat melakukan pengawasan terhadap pemberitaan. Media masa disegel.

Jepang juga memanfaatkan rakyat Indonesia untuk diperas tenaganya bagi keperluan Jepang. Para pekerja paksa pada zaman Jepang disebut romusha. Jepang mengerahkan rakyat Indonesia khususnya para pemuda untuk membangun prasarana perang, seperti:

kubu-kubu, jalan raya, bandar udara, benteng, jembatan, dan sarana perang lainnya.Para romusha harus bekerja berat dalam bahaya serangan

(36)

23

Sekutu yang selalu mengancam. Tenaga mereka diperas secara berlebihan, sementara makanan tidak diperhatikan. Mereka tinggal dan tidur dalam barak-barak yang kotor dan tidak sehat. Banyak romusha mati karena kelaparan, kecapaian, terkena serangan Sekutu, atau karena terserang penyakit

.

Gambar 3. Bentuk Penderitaan Rakyat pada Masa Penjajahan Jepang Selain romusha, banyak barisan dibentuk untuk kepentingan Jepang, seperti:

1. Seinendan (barisan pemuda),

2. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), 3. Fujinkai (Barisan Wanita),

4. Suishintai (Barisan Pelopor), 5. Jibakutai (Barisan Berani Mati), 6. Gakutotai (Barisan Pelajar), 7. Peta (Pembela Tanah Air).

Banyak wanita Indonesia yang terpaksa melayani nafsu bejat pasukan Jepang. Kebanyakan d antara mereka tertipu karena bujukan

(37)

24

dan janji-janji tentara Jepang yang akan memberikan lapangan pekerjaan yang baik dengan gaji yang lumayan.

B. Kerangka Pikir

Hasil belajar adalah ukuran keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Di dalam proses pengajaran salah satu faktor yang sangat menentukan adalah strategi belajar mengajar yang tepat.

Pembelajaran portofolio merupakan salah satu alternatif penilaian yang dapat digunakan oleh guru dalam mengajar. Dengan pembelajaran portofolio dapat lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar sendiri. Di lain pihak dengan pembelajaran portofolio, seorang guru dapat mengontrol siswa dalam pengerjaan tugasnya. Pelaksanaan pembelajaran portofolio bagi siswa Kelas V merupakan suatu bentuk pemberian motivasi positif sehingga siswa dapat mengetahui kemampuannya apakah hasil pekerjaannya baik sekali, baik, sedang atau buruk. Dengan pembelajaran portofolio diharapkan dapat membangkitkan semangat belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS tersebut. Adapun bentuk skema kerangka pikir pembelajaran portofolio adalah sebagai berikut :

(38)

25

Gambar 4. Kerangka Pikir Penerapan Pembelajaran Portofolio Dalam Meningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V SD Negeri 006 Pelokoan Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju.

C. Hipotesis Tindakan

Adapun yang menjadi hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika pembelajaran portofolio diterapkan pada mata pelajaran IPS maka hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju meningkat.

Kondisi Akhir:

Hasil belajar siswa meningkat Pelaksanaan Pembelajaran IPS melalui Pembelajaran portofolio Aspek Guru:

Kurangnya kemampuan

guru membelajarkan

murid dalam kehidupan

nyata

Aspek Murid:

Kurang aktif dalam proses pembelajara, sehingga sulit memahami materi.

Kondisi Awal:

Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 006 Pelokoan rendah

(39)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

B. Jenis dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Menurut Sukmadinata, (2007: 54) “penelitian kuantitatif deskriptif adalah suatu pendekatan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada dan berlangsung tertentu“. Tujuan penelitian kuantitatif deskriptif adalah untuk menggambarkan efektipitas pembelajaran sehingga terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa sekolah dasar.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Umar (2007: 9) mengemukakan bahwa “Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam menangani kegiatan belajar mengajar”.

C. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini yaitu untuk peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menerapkan pembelajaran portofolio dalam proses pembelajaran di kelas V SD Negeri 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju.

26

(40)

27

1. Faktor Guru, melihat aktivitas guru melalui cara menggunakan penilaian pembelajaran pembelajaran portofolio kelas V SD Negeri 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju.

2. Faktor siswa, yang dapat dilihat dari kehadiran, keaktifan serta sikapnya dalam belajar IPS.

3. Faktor hasil Belajar, yaitu hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar IPS dilihat dari segi perubahan nilai yang diperoleh siswa setelah tes akhir yang diberikan setiap siklus pada siswa Kelas V SD Negeri 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju.

D. Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua siklus tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan dan refleksi, yang dilaksanakan di sekolah SD Negeri 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamju. Peneliti memilih sekolah ini sebagai tempat lokasi penelitian karena tempatnya mudah terjangkau oleh peneliti, selain itu juga masih banyak siswa yang mengalami kesulitan pada mata pelajaran IPS.

(41)

28

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju Tahun pelajaran 2016/2017 terdiri dari 20 siswa 12 siswa perempuan dan 8 laki-laki.

3. Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan menerapkan pembelajaran portofolio. Prosedur tindakan yang dilakukan mengikuti model Kemmis and Mc. Taggart (Umar, 2008: 23) yang terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada bagan berikut :

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian Tindakan Kelas (Umar, 2008: 23).

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

Observasi SIKLUS I

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Permasalahan

Observasi

(42)

29

Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan ini meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi dalam setiap siklus. Masing-masing tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan

a. Menelaah kurikulum SD Negeri 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju pada semester genap tahun ajaran 2016/2017

b. Rencana tindakan pembelajaran yang berorientasi pada rencana pengajaran yang akan disusun berdasarkan format yang diberlakukan di sekolah.

c. Membuat format lembar observasi dengan bentuk pembelajaran portofolio untuk melihat bagimana kondisi atau keadaan siswa di kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung selama diadakan tindakan.

d. Menentukan alternatif tugas yang merupakan isi dari pembelajaran portofolio siswa serta rubrik penilaian untuk mengukur hasil belajar siswa.

e. Mendesain alat evaluasi.

f. Perumusan indikator deskriptif keberhasilan tindakan tentang kemampuan yang telah dicapai siswa berdasarkan isi dari pembelajaran portofolio.

(43)

30

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap mengimplementasikan rencana yang disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas V SD Negeri 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju. Adapun kegiatan yang akan dilakukan adalah:

a. Mendefinisikan Masalah

Untuk melakukan identifikasi masalah, perlu diadakan diskusi kelas yaitu dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dan selanjutnya seluruh siswa hendaknya membaca dan mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan.

b. Memilih Masalah Untuk Kajian Kelas

Setelah kelas memiliki cukup informasi tentang masalah-masalah yang akan dikaji, maka langkah selanjutnya adalah membuat daftar masalah dan menentukan salah satu di antaranya untuk bahan kajian kelas.

c. Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas Mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang terkait dengan masalah yang akan dikaji. Setelah kelas memutuskan sumber-sumber informasi yang akan digunakan, kelas hendaknya dibagi ke dalam tim-tim peneliti. Setiap tim hendaknya bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang berbeda.

(44)

31

d. Pengembangan Portofolio Kelas

Jika informasi telah dirasakan cukup, mulailah mengembangkan portofolio kelas tentang masalah yang akan dikaji. Portofolio yang dikembangkan melalui dua sesi, yaitu portofolio seksi penayangan dan seksi dokumentasi. Portofolio seksi penayangan adalah portofolio yang akan ditanyakan sebagai bahan prestasi kelas pada saat showcare.

Adapun portofolio sesi dokumentasi adalah portofolio yang disimpan pada sebuah map jepit (bider) yang berisi data dan informasi lengkap setiap kelompok portofolio.

e. Penyajian Portofolio

Setelah portofolio kelas selesai dibuat, kelas dapat menyajikannya dalam kegiatan showcare (gelar kasus).

3. Observasi

Tahap observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan pada saat selesai tindakan. Fokus observasi adalah aktivitas guru, siswa dan penerapan pembelajaran portofolio. Aktivitas guru dapat diamati mulai dari awal pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir pembelajaran, pengamatan aktivitas siswa yaitu bagaimana minat dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS berlangsung, sedangkan pengamatan penerapan pembelajaran portofolio yaitu dengan melihat kesesuaian dengan prinsip, karakteristik dan tata cara penerapan pembelajaran portofolio.

(45)

32

4. Refleksi

Langkah terakhir yang dilakukan adalah mengadakan refleksi (renungan) terhadap hasil yang telah dicapai pada setiap siklus. Jika hasil yang dicapai pada siklus I (pertama) belum sesuai indikator dan target (70%) sesuai rencana, maka akan dimusyawarahkan bersama guru dengan alternatif pemecahannya dan selanjutnya direncanakan tindakan berikutnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menurut Arikunto (2010: 20) adalah

“Pengamatan terhadap variabel yang akan diteliti”. Adapun dalam penelitian ini diperoleh dengan melaksanakan tes hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri 006 Pelokoan Desa Kinatang Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus dan melaksanakan pengamatan atau observasi pada saat kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan.

1. Teknik Observasi

Obsevasi adalah cara mengumpulkan data dengan mengadakan pencatatan lapangan terhadap apa yang menjadi sasaran pengamatan.

Observasi dilakukan oleh orang yang terlibat aktif dalam melaksanakan tindakan yaitu guru yang mengajar di kelas 1 atau peneliti dan observasi dilakukan untuk mengamati kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dan perencanaan yang telah disusun dan untuk mengetahui sejauh mana

(46)

33

pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki.

Pedoman observasi dalam penelitian difokuskan terhadap guru dan siswa.

a. Observasi terhadap guru yang difokuskan pada langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran portofolio dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Observasi terhadap siswa selama proses pembelajaran di kelas dengan pembelajaran portofolio.

2. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tes hasil belajar dibuat dengan mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai, dijabarkan ke dalam indicator pencapaian hasil belajar.

3. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mencatat atau mengabadikan kegiatan berupa foto atau melihat arsip-arsip (catatan-catatan) yang dilakukan dalam penelitian. Dokumen-dokumen tersebut antara lain berupa arsip perencanaan pembelajaran serta hasil pekerjaan siswa yang dapat memberi informasi data serta dokumen berupa foto yang menggambarkan situasi pembelajaran IPS.

(47)

34

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokkan data aspek guru dan aspek siswa. Teknik yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (Iskandar 2010:

255) yang terdiri dari 3 tahap kegiatan yaitu: “(1) Mereduksi data; (2) Menyajikan data; (3) Menarik kesimpulan dan verifikasi”.

G. Indikator Keberhasilan

Indikator dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu indikator tentang keterlaksanaan pembelajaran dan indikator hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Adapun kriteria yang digunakan untuk mengungkapkan kemampuan siswa dalam menguasai pembelajaran.

Sesuai dengan kriteria standar yang dikemukakan oleh Nurkancana (1997: 38), yaitu:

Tabel 3.1

Indikator Keberhasilan Menurut Nurkancana Tarif Keberhasilan Kualifikasi

90%-100% Sangat Baik (SB)

80%-89% Baik (B)

65%-79% Cukup (C)

55%-64% Kurang (K)

0%-54% Sangat Kurang (SK)

(48)

35

Berdasarkan kriteria standar tersebut, maka peneliti menentukan tingkat kriteria keberhasilan penelitian ini dilihat dari hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS meningkat 70% ke atas dan menunjukan tingkat pencapaian ketuntasan belajar sesuai kriteria ketuntasan minimal yaitu ≥ 70.

(49)

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Penelitian a. Perencanaan Siklus I

Sebelum pelaksanaan tindakan ada beberapa langkah-langkah yang harus dipersiapkan diantaranya : (1) Menelaah kurikulum KTSP dan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), (2) Menentukan dan mempelajari materi yang akan diajarkan dalam pelaksanaan tindakan, (3) Melakukan standar criteria ketuntasan minimal (KKM) yang akan dicapai pada saat penelitian bersama dengan guru kelas V, (4) Menyusun RPP pada pokok bahasan sesuai dengan materi pelajaran, (5) Menyusun dan mengembangkan skenario pembelajaran, (6) Menyiapkan sumber belajar, (7) Membuat observasi untuk guru dan siswa dan, (8) Menyiapkan LKS dan instrument untuk siklus I.

b. Pelaksanaan Siklus I

Penelitian ini terdiri atas dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2017, dan pertemuan kedua pada tanggal 25 Januari 2017. (Evaluasi pembelajaran). Materi Perjuangan bangsa indonesia merebut kemerdekaan, dengan standar kompetensi, menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan RI. Dengan alokasi waktu 2x 35 menit (1x Pertemuan) yang diikuti oleh seluruh siswa kelas V

36

(50)

37

SDN 006 Pelokoan sebanyak 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Pelaksanaan tersebut disusun dan dikembangkan oleh peneliti dan guru kelas berupa: (1) rencana pembelajaran siklus I, (2) lembar kerja sisiwa siklus I, (3) tes akhir siklus I.

Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah menerapkan kegiatan belajar IPS dengan metode pembelajaran Portofolio,dengan melalui bebarapa kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan siswa sebagai berikut :

1) Pertemuan I

Kegiatan awal: aktivitas yang dilakukan yaitu berdoa sebelum memulai pelajaran, mengabsen, apersepsi dengan cara mengaitkan pembelajaran dengan dunia nyata siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan penilaian.

Kegiatan inti: Aktivitas yang dilakukan yaitu guru merencanakan pembelajaran dengan mempersiapkan materi pelajaran, menyiapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, menyampaikan informasi tentang apa-apa saja yang akan dilakukan dalam pembelajaran portofolio, membagi siswa dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang tiap kelompok berdasarkan urutan atau possisi tempat duduk, mengerjakan tugas sesuai dengan prosedur yang telah dibagi dalam lembar kerja siswa (LKS), membimbing siswa untuk mendiskusikan masalah yang akan dikaji antar kelompok yang lain, melaporkan kajian tiap kelompok, guru bersama siswa menyimpulkan hasil kajian kajian tiap

(51)

38

kelompok,guru memberikan evaluasi akhir pembelajaran kepada setiap siswa.

Kegiatan akhir: Guru memberikan motivasi, pesan-pesan moral kepada siswa dan salam penutup sebagai akhir pembelajaran.

2) Pertemuan II

Kegiatan awal: aktivitas yang dilakukan yaitu berdoa sebelum memulai mata pelajaran, mengabsen, apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Kegiatan inti:Guru menyiapkan matapelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin di capai, menyampaikan impormasi tentanag tujuan pembelajaran portofolio, guru membentuk kelompok yang beranggotakan 5 orang tiap kelompok, murid mengerjakan tugas yang telah dibagi guru dalam lembar kerja siswa (LKS). Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan tugas kelompok masing-masing, kemudian ketua kelompok melaporkan kajian tiap kelompoknya di depan kelas, setelah itu, guru bersama siswa menyimpulkan hasil kajian kelompok, setelah itu, guru memberikan tugas akhir atau evaluasi akhir pembelajaran kepada setiap siswa.

Kegiatan akhir: Guru memberikan motovasi dan pesan-pesan moral kepada siswa, kemudian guru menutup pelajaran.

(52)

39

c. Observasi Siklus I

Pada saat proses pembelajaran berlangsung observer melakukan kegiatan pengamatan baik terhadap siswa maupun terhadap guru dengan hasil sebagai berikut:

1) Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:

Aktivitas guru perencanaan pembelajaran portofolio dengan mempersiapkan materi pelajaran. Pada pertemuan satu kategori cukup dan pertemuan dua kategori baik. Aktivitas guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai tentang perjuangan melawan penjajah, pada pertemuan satu kategori cukup dan pertemuan dua kategori baik.

Aktivitas guru menyampaikan imformasi tentang tugas-tugas yang akan dilaksanankan dalam pembelajaran portofolio, pada pertemuan satu kategori cukup dan pada pertemuan dua kategori baik. Aktivitas guru membagai siswa dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang tiap kelompok berdasarkan urutan atau posisi tempat duduk, pada pertemuan satu kategori cukup dan pertemuan dua kategori baik. Aktivitas guru meminta setiap kelompok mengkaji masing- masing tugas yang telah di berikan guru, berdasarkan topik pelajaran sesuai prosedur yang telah disusun dengan menggunakan lembar kerja sisiwa, pada pertemuan satu kategori cukup dan pertemuan dua kategori baik. Aktivitas guru membimbing siswa untuk mendiskusikan hasil kajian antar kelompok yang lain, pada pertemuan satu kategori cukup dan pertemuan dua kategori

(53)

40

baik. Aktivitas guru meminta setiap kelompok mendemonstrasikan hasil kajian tiap kelompok, pada pertemuan satu kategori cukup dan pertemuan dua kategori baik. Aktivitas guru bersama siswa menyimpulkan hasil kajian, pada pertemuan satu kategori cukup dan pertemuan dua kategori baik. Aktivitas guru memberikan tes evaluasi akhir pembelajaran kepada siswa, pada pertemuan satu kategori cukup dan pertemuan dua kategori baik.

Berdasarkan hasil observasi mengajar guru dapat disimpulkan bahwa dari Sembilan indikator yang di amati pada pertemuan satu, empat indikator kategori baik dan lima indikator kategori cukup dengan pertemuan dua, tuju indikator kategori baik dan dua indikator kategori cukup.

Tebel 4.1

Hasil Observasi Guru Siklus I Melalui Metode Pembelajaran Portofolio

No Aspek yang diamati

Kualifikasi Penilaian Pertemuan

I

Pertemuan II B C K B C K 1 Guru merencanakan pembelajaran portofolio

dengan mempersiapkan materi. - - - - 2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai tentang perjuangan

melawan penjajah. - - - -

3

Guru menyampaikan informasi tentang tugas- tugas yang harus dikerjakan dalam pembelajaran portofolio.

- - - -

4 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang tiap kelompok berdasarkan urutan atau posisi tempat duduk.

-

- - -

(54)

41

5 Guru meminta setiap kelompok melakukan kajian sesuai prosedur yang telah disusun dengan menggunakan LKS.

- - - -

6 Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan

hasil kajian antar kelompok yang lain. - - - - 7 Guru meminta setiap kelompok melaporkan

hasil kajian masing-masing tiap kelompok. - - - - 8 Guru bersama siswa menyimpulkan hasil

kajian. - - - -

9 Guru memberikan tes evaluasi akhir

pembelajaran kepada siswa.

- - - -

Indikator Pencapaian 4 5 - 7 2 -

Keterangan : B = Baik C = Cukup K = Kurang

2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa,dapat diuraikan sebagai berikut:

Aktivitas siswa memperhatikan materi yang diajarkan oleh guru melalui pembelajaran portofolio pada pertemuan satu ada 14 siswa kategori baik dan 6 siswa kategori cukup. Sedangkan pertemuan dua ada 18 siswa kategori baik dan 2 siswa kategori cukup. Aktivitas siswa mendengarkan penyampaian tujuan pembelajaran yang ingin di capai tentang perjuangan melawan penjajah pada pertemuan satu ada 6 siswa kategoi baik dan 14 siswa kategori cukup, sedangkan pertemuan dua ada 11 siswa kategori baik dan 9 siswa kategori cukup. Aktivitas siswa mendengarkan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran portofolio pada pertemuan satu ada 10 siswa kategori baik, sedangkan pertemuan dua ada 10 siswa kategori

(55)

42

baik. Aktivitas siswa duduk berkelompok beranggotakan 5 orang berdasarkan urutan atau posisi tempat duduk pada pertemuan satu ada 10 siswa kategori baik sedangkan pertemuan dua ada 10 siswa kategori baik. Aktivitas setiap kelompok melakukan kajian tentang tugas-tugas berdasarkan topic pelajaran sesuai prosedur yang telah disusun dalam lembar kerja sisiwa, pada pertemuan satu ada 10 siswa kategori baik dansedangkan pertemuan dua ada 10 sisiwa kategori baik. Aktivitas siswa mendiskusikan hasil kajian antar kelompok pada pertemuan satu ada 7 siswa kategori baik dan 13 siswa kategori cukup, sedangkan pertemuan dua, ada 15 siswa kategoi baik dan 5 siswa kategori cukup. Aktivitas setiap kelompok mendemonstrasikan hasil kajiannya pada pertemuan satu ada 10 siswa kategori baik sedangkan pertemuan dua, ada 10 siswa kategori baik. Aktivitas siswa bersama guru menyimpulkan hasil kajian, pada pertemuan satu ada 14 siswa kategori baik dan 6 siswa kategori cukup, sedangkang pada pertemuan dua ada 16 siswa kategori baik dan 4 siswa kategori cukup. Aktivitas siswa mengerjakan tes evaluasi akhir pembelajaran,pada pertemuan satu ada 10 siswa kategori baik, sedangkan pertemuan dua, ada 10 siswa kategori baik.

Referensi

Dokumen terkait

Result of identification of dragonfly of Orthetrum genus in Prahu Prahu Forest area get four types of Orthhetrum dragon with variation on sex, ie male and

Kus-Nikolajev's papers dedicated to individual motifs of folk ornamentation should be observed within the framework of the cultural- -historical methodological model: he selected

Based on Diagram 3, plan a laboratory experiment to compare the effectiveness of cleaning agent X and cleaning agent Y in hard water. You are required to give a name of cleaning agent

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuji dalam penelitian ini yang di lakukan dengan Structural equation modeling yang telah di jelaskan pada bab

• Hilang minat & ketertarikan terhadap aktivitas yang biasanya menyenangkan • Perasaan mudah lelah, gangguan lambung, sakit kepala, atau keluhan. fisik lain

Yaitu suatu eksibisi yang biasa diselenggarakan secara berpindah- pindah dari tempat yang satu ke tempat-tempat yang lain. Berbagai macam barang yang dipamerkan

 Dengan diberikan teks lagu, siswa dapat menyebutkan kalimat ajakan yang terdapat di dalam teks lagu dengan benar..  Dengan diberikan teks lagu, siswa dapat menuliskan

Dari 12 tumbuhan antagonis yang telah diuji di lapangan, lidah mertua ( Sanseviera trifasciata Prain) merupakan tanaman yang paling efektif dalam mengendalikan jamur