• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Definisi Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perairan baik yang diolah maupun yang tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan, atau minuman untuk memenuhi kebutuhan manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan/atau pembuatan makanan atau minuman. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak azazi setiap individu yang semakin berperan dalam kehidupan kegiatan ekonomi. Menurut (Saparinto dan Hidayati, 2006) Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang di peruntukan sebagai makanan ataupun minuman bagi konsumsi manusia. Termasuk didalamnya adalah bahan tambahan pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses, penyiapan, pengolahan atau pembuatan makanan dan minuman. Pangan pokok strategis nasional merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus selalu tersedia dan dapat di akses secara berkelanjutan. Sumber daya pangan yang ada di Indonesia dengan beragam jenis sumber pangan merupakan faktor utama untuk menghasilkan pangan.

(2)

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus tersedia setiap saat, baik di pedesaan maupun di perkotaan sampai ke rumah tangga.

Oleh karena itu ketersediaan pangan harus cukup baik secara kuantitas maupun secara kualitas, aman dan terjangkau bagi setiap rumah tangga.

Komoditas pangan harus mengandung zat gizi yang terdiri atas karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia . Batasan untuk komoditas ini meliputi kelompok tanaman pangan, tanaman hortikultura non hias dan kelompok tanaman lain penghasil bahan baku produk yang memenuhi batasan pangan (Purnomo dan Hanny P.

2002). Kekurangan pangan akan menimbulkan dampak yang luas bagi masyarakat baik social maupun ekonomi, bahkan dapat mengancam stabilitas keamanan.

Untuk mengevaluasi kecukupan penyediaan pangan maka diperlukan metode yang tepat dan akurat yang dapat dipertanggungjawabkan dengan memperhatikan kemampuan produksi daerah, jumlah bahan jumlah dan jenis bahan pangan yang dimpor serta jumlah dan jenis bahan pangan yang didistribusikan ke luar suatu wilayah serta penyediaan dari stok yang ada . disamping itu penyediaan pangan juga sangat ditentukan oleh kebutuhan perkapita per hari serta kebutuhan perkapita pertahun, kebutuhan untuk bahan baku industri pangan maupun non pangan seperti makanan ternak, obat-obatan, kosmetik dan sebagainya Menurut (Hasan .M. 2006) Ketahanan pangan setidaknya mengandung unsur pokok yaitu ketersediaan pangan yang

(3)

cukup, aksetabilitas terhadap pangan memadai, dimana kedua unsur tersebut mutlak terpenuhi untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Sumber daya pangan terdiri dari Pangan strategis (Padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng, gula, daging sapi, daging unggas dan telur unggas) dan non strategi/ spesifik wilayah (sagu, ubi kayu, shorgum, pisang, ubi jalar dan lain-lain). Pangan memiliki peranan strategis dalam kelangsungan Pembangunan Nasional. Hal ini disebabkan karena : Pertama, akses terhadap pangan dan gizi yang cukup merupakan hak yang paling azasi bagi manusia; Kedua, kualitas gizi pangan yang dikonsumsi merupakan unsur penentu yang penting bagi pembentukan sumberdaya manusia yang berkualitas; Ketiga, ketahanan pangan merupakan salah satu pilar utama yang menopang ketahanan ekonomi dan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Informasi tersebut sangat bermanfaat untuk merumuskan kebijakan yang diperlukan untuk mengantisipasi kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan pangan disetiap tempat suatu wilayah. Menurut (Hanani, 2009), Ketahanan pangan lebih mengutamakan akses setiap individu untuk memperoleh pangan yang bergizi untuk sehat dan prodiktif.

Ketahanan Pangan di Provinsi Jambi menisyaratkan ketersediaan pangan yang cukup berkelanjutan sepanjang waktu sehingga situasi ketersediaan perlu diketahui secara priodik. Sesuai dengan Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang pangan mengartikan ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata

(4)

dan terjangakau. Ketahanan Pangan merupakan pilar bagi pembangunan sektor-sektor lainnya. Hal ini di pandang strategis karena tidak ada negara yang mampu membangun perekonomian tanpa menyelesaikan terlebih dahulu masalah pangannya. Ketersediaan akan pangan merupakan subsistem dari sistim ketahanan pangan, dengan meningkatnya stabilitas ketahanan pangan maka dapat meningkatkan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional yang sangat mendasar sehingga menjadi tujuan dari ketahanan bangsa.

Menurut (Suhardjo, 1985) Persoalan baru tentang kekurangan pangan adalah berupa kecendrungan para petani di negara-negara bukan industry beralih ke perdagangan dan pada saat yang bersamaan jumlah penduduk meningkat dengan cepat, selanjutnya pola pembelian dan perdagangan mereka tidak dapat mengatasi kekurangan gizi yang diakibatkan oleh berkurangnya petani yang menanam tanaman pangan bagi kebutuhan rumah tangga. Ketahanan Pangan suatu wilayah dipengaruhi oleh ketersediaan, distribusi dan harga serta konsumsi pangan. Ketersediaan pangan berasal dari produksi Pangan, import, eksport setelah dikurangi kegunaan lain (bibit, pakan ternak, industri non pangan dll) dan setelah dilakukan konversi serta tercecer, susut baik ketika masih di lahan maupun di gudang penyimpanan.

Komoditi Pangan merupakan hal yang sangat strategis bagi suatu bangsa, dikarenakan pemenuhan akan pangan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu ketersediaan pangan di setiap wilayah dan setiap waktu dengan jumlah yang cukup baik kwalitas maupun kwantitas dan harga terjangkau merupakan salah satu tujuan

(5)

pemerintah karena akan berdampak pada stabilitas ekonomi, sosial dan politik. Ketersediaan pangan menjelaskan tentang jumlah bahan pangan yang tersedia di setiap wilayah pada setiap saat. Kebutuhan pangan biasanya meningkat pada pada saat-saat terjadinya hari besar keagamaan seperti bulan puasa ramadhan, idul fitri dan idul adha, untuk itu perlu diantisipasi dengan penambahan stok pangan di masyarakat. Ketersediaan pangan dapat diwujudkan melalui produksi dalam negeri/daerah, pemasukan dari luar negeri /daerah serta cadangan yang dimiliki daerah atau stok wilayah tersebut. Menurut (BPS, 2020), stok pangan nasional akan mengalami surplus bukan berarti Indonesia serta merta terbebas dari ancaman krsis pangan yang bisa terjadi dimasa mendatang di tambah lagi dengan pemulihan masa pandemi covid-19 yang sangat terasa di bidang pertanian.

1.2. Tujuan Studi Kasus

Secara Umum, tujuan dari program ini adalah :

a) Menyediakan informasi dalam mengembangkan strategi yg tepat untuk menangani kerawanan pangan kronis serta perencanaan program berkaitan dengan ketahanan pangan.

b) Terlaksananya Pemetaan produk pangan strategis di setiap daerah

c) Terwujudnya peningkatan produksi pangan karna telah ada nya peta yang tersedia maka pemerataan produksi di masing masing daerah bisa terwujud d) Terlaksananya koordinasi baik itu di tingkat Pusat, Provinsi maupun

Kabupaten

(6)

e) Tersedianya informasi wilayah pangan strategis yang dapat digunankan sebagai penentu kebijakan.

f) Menyajikan titik-titik produksi pangan pada tingkat kabupaten di Provinsi Jambi berdasarkan indikator ketahanan pangan yg ada;

g) Mengidentifikasi penyebab kerawanan pangan di suatu wilayah/ kabupaten h) Secara khusus, program ini bertujuan untuk mencatat data-data terbaru atau terupdate ketersediaan pangan strategis untuk di input kedalam database pemetaan.

1.3. Output Studi Kasus

Keluaran atau hasil dari program ini sesuai dengan tujuan umum adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya data dalam penyusunan pengembangan pangan strategis 2. Tersedianya bahan penyusunan program /kegiatan ketahanan pangan dan

gizi

3. Sebagai dasar intervensi program untuk peningkatan produksi pangan wilayah

4. Tersedianya bahan rekomendasi kebijakan pangan dan gizi.

5. Tersedianya bahan penyusunan program /kegiatan ketahanan pangan dan gizi.

Secara Khusus output yang dihasilkan untuk masyarakat adalah Terjaganya ketersediaan sumber pangan di masyarakat, tersedianya informasi ketahanan pangan dan terhindarnya dari kerawanan pangan dan sebagai bahan

(7)

kebijakan pembangunan ketahanan pangan khususnya dari aspek ketersediaan pangan .

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai dengan Oktober 2016 bertempat di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Gedeh, Desa Sukamulya, Kecamatan

Desa Kampung Beru Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar merupakan daerah yang 10% lahannya ditanami tebu dan masyarakatnya adalah petani tebu, ini

Studi Eksperimen ini dilakukan dilaboratorium dengan membuat sejumlah benda uji untuk ditest sehingga didapat data-data yang diperlukan, setelah data-data tersebut

Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik responden yang me- rupakan faktor – faktor risiko ter- jadinya postpartum blues yaitu umur, paritas, pendidikan,

Untuk menggambarkan rekaman trend fluktuasi suhu udara di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yang terjadi selama kurun waktu 30 tahun terakhir dari Tahun 1980 – 2009..

Namun atas pertimbangan bahwa makna yang tersirat dalam nama itu hanya mencakup satu segi dari kegiatan penelitian laut, sedangkan tugas lembaga ini jauh lebih luas dari itu,

Melalui penampilan tokoh Hanum, Fatima, dan Marion sebagai seorang wanita muslimah yang berada di tengah negara yang masih menganggap Islam sebagai agama