• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema hewan di sekitarku untuk siswa kelas dua (II) Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema hewan di sekitarku untuk siswa kelas dua (II) Sekolah Dasar."

Copied!
311
0
0

Teks penuh

(1)

PADA SUBTEMA HEWAN DI SEKITARKU UNTUK SISWA KELAS DUA (II) SEKOLAH DASAR

Edeltrudis Mbasi Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilakukan karena guru masih membutuhkan contoh LKS menggunakan pendekatan saintifik. Oleh karena itu, pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Hewan di Sekitarku untuk siswa kelas II sekolah dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik ini menggunakan model penelitian dan pengembangan hasil modifikasi antara model menurut Borg dan Gall serta Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) analisis masalah, (2) pengumpulan data, (3) pengembangan produk, (4) validasi produk, dan (5) revisi produk, hingga menghasilkan desain produk final berupa LKS menggunakan pendekatan saintifik untuk siswa kelas II sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SD Negeri Kalasan 1, Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas LKS menggunakan pendekatan saintifik oleh dua orang ahli media LKS dan dua orang guru kelas II sekolah dasar.

Validasi berpedoman pada 16 aspek yaitu (1) kelengkapan unsur-unsur LKS, (2) rumusan petunjuk/ instruksi LKS, (3) rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS, (4) ketercapaian indikator/ tujuan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, (5) bahasa yang digunakan pada LKS, (6) tampilan LKS, (7) penggunaan kata tanya mengapa dan bagaimana dalam LKS, (8) menanya, (9) mengamati, (10) mencoba, (11) menganalisis, (12) menalar, (13) mengomunikasikan, (14) keterpaduan antar mata pelajaran, (15) suasana pembelajaran, dan (16) refleksi. Hasil validasi dua ahli media LKS menghasilkan skor 3,93 (baik) dan 4,06 (baik). Validasi dari dua guru kelas II SD menghasilkan skor 4,12 (baik) dan 3,93 (baik). LKS menggunakan pendekatan saintifik tersebut menghasilkan rerata skor 4,01 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hal ini menunjukkan LKS menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar dengan revisi sesuai saran.

(2)

APPROACH ON THE SUBTHEME “HEWAN DI SEKITARKU” FOR THE SECOND (2nd) GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Edeltrudis Mbasi Sanata Dharma University

2016

This research was done because the teacher still needs the worksheets model which use the scientific approach. Therefore, the development of worksheets using the scientific approach is still needed to meet the needs. The main objective of this research is to produce a product in the form of worksheets using a scientific approach to the subtheme of “Hewan di Sekitarku” at the second grade of elementary school students.

This is a kind of the development research. The worksheet development using the scientific approach is a model of research and the development of modification between models according to Borg, Gall and Sugiyono. The development procedures used in the study includes five steps: (1) analysis of the problem, (2) data collection, (3) product development, (4) validation of the product, and (5) the revision of the product, which can produce the design of the final product in the form of worksheets using scientific approach for the second grade of elementary school students. The Instruments used in this study is a list of interview questions and the needs analysis questionnaire. Interviews are used to analyze the teachers’ needs at the second grade of Kalasan 1 Elementary School, Sleman, while the questionnaire is used to validate the quality of worksheet which use the scientific approach by the two experts of worksheet’s media and the two teachers of the second grade of elementary school.

The validation based on the 16 aspects: (1) the completeness of the worksheets’ elements, (2) the formulation of guidance/ worksheets’ instruction, (3) the woksheets’ formulation of the learning activities, (4) the indicators achievement/ learning objectives in learning activities, (5) language used in worksheet, (6) the worksheet display, (7) the use of the questions words why and how in the worksheet, (8) asking, (9) observing, (10) trying, (11) analysis, (12) reasoning, (13) communicating, (14) the integration between subjects, (15) the atmosphere of learning, and (16) reflections. The results of the validation by the two experts of worksheet’s media resulted in a score of 3.93 (good) and 4.06 (good). The validation of second grade teachers resulted in a score of 4.12 (good) and 3.93 (good). The worksheet used by the scientific approach resulted in a mean score of 4.01 out of range of scores 1-5 and are included in the category of "good". This shows the worksheet development using the scientific approach is feasible to use for testing in learning activities in the second grade of elementary school with revision of the idea.

(3)

i

UNTUK SISWA KELAS DUA (II) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Edeltrudis Mbasi

NIM. 121134254

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Yang telah memberikan rahmat, karunia dan kecerdasan kepadaku sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar

Bunda Maria dan Bunda Pelindungku

Yang telah menuntun dan melindungiku dalam setiap perjalanan hidupku

Bapak Lambertus Ma’u dan Mama Rosadalima Mburhu Yang sudah membesarkanku dan

memberikan motivasi, dukungan, serta doa untuk perjalanan hidupku

Bapak Fransiskus Rhiti, Bapak Antonius Petu, Bapak Yanuarius Gani, dan Bibi Bernadeta sekeluarga Yang mengajarkanku tentang perjuangan dan menjadi motivator bagiku

Adik-adikku:

Damianus Pani Ndu’a, Saulbernus Mudegagi, Gregorius Agung Jawa, Valerianus Tegu Tibo, dan Regina Mite

Yang selalu menantikan keberhasilanku dan menjadi penyemangat dalam kehidupanku Tersayang Semuel Alvaro Fu’a

(7)

v

Sahabatku tercinta:

Ayu, K’Fanni, K’Fitri, K’Esta, Lisa, Nifa, dan Yasni Yang memberikan inspirasi dan

menjadi penyemangat bagiku dalam melakukan penelitian ini

Teman-teman PPGT angkatan 2012

Yang sudah berjuang bersama-sama untuk mencapai sebuah kesuksesan

Bapak/ Ibu Dosen PPGT-PGSD

Yang tidak pernah lelah membimbing, mengajar dan memberikan motivasi bagi kami mahasiswa PPGT

Almamaterku

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

(8)

vi

tetapi belajarlah dari kegagalan itu karena melalui kegagalan kita akan menjadi lebih baik

Perjuangan dan kerja keras merupakan jalan menuju kesuksesan

Tuhan itu maha besar

Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau Ia akan membuat segala sesuatu indah pada waktunya

(9)
(10)
(11)

ix

PADA SUBTEMA HEWAN DI SEKITARKU UNTUK SISWA KELAS DUA (II) SEKOLAH DASAR

Edeltrudis Mbasi Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilakukan karena guru masih membutuhkan contoh LKS menggunakan pendekatan saintifik. Oleh karena itu, pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Hewan di Sekitarku untuk siswa kelas II sekolah dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik ini menggunakan model penelitian dan pengembangan hasil modifikasi antara model menurut Borg dan Gall serta Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) analisis masalah, (2) pengumpulan data, (3) pengembangan produk, (4) validasi produk, dan (5) revisi produk, hingga menghasilkan desain produk final berupa LKS menggunakan pendekatan saintifik untuk siswa kelas II sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SD Negeri Kalasan 1, Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas LKS menggunakan pendekatan saintifik oleh dua orang ahli media LKS dan dua orang guru kelas II sekolah dasar.

Validasi berpedoman pada 16 aspek yaitu (1) kelengkapan unsur-unsur LKS, (2) rumusan petunjuk/ instruksi LKS, (3) rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS, (4) ketercapaian indikator/ tujuan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, (5) bahasa yang digunakan pada LKS, (6) tampilan LKS, (7) penggunaan kata tanya mengapa dan bagaimana dalam LKS, (8) menanya, (9) mengamati, (10) mencoba, (11) menganalisis, (12) menalar, (13) mengomunikasikan, (14) keterpaduan antar mata pelajaran, (15) suasana pembelajaran, dan (16) refleksi. Hasil validasi dua ahli media LKS menghasilkan skor 3,93 (baik) dan 4,06 (baik). Validasi dari dua guru kelas II SD menghasilkan skor 4,12 (baik) dan 3,93 (baik). LKS menggunakan pendekatan saintifik tersebut menghasilkan rerata skor 4,01 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hal ini menunjukkan LKS menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar dengan revisi sesuai saran.

(12)

x

APPROACH ON THE SUBTHEME “HEWAN DI SEKITARKU” FOR THE SECOND (2nd) GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Edeltrudis Mbasi Sanata Dharma University

2016

This research was done because the teacher still needs the worksheets model which use the scientific approach. Therefore, the development of worksheets using the scientific approach is still needed to meet the needs. The main objective of this research is to produce a product in the form of worksheets using a scientific approach to the subtheme of “Hewan di Sekitarku” at the second grade of elementary school students.

This is a kind of the development research. The worksheet development using the scientific approach is a model of research and the development of modification between models according to Borg, Gall and Sugiyono. The development procedures used in the study includes five steps: (1) analysis of the problem, (2) data collection, (3) product development, (4) validation of the product, and (5) the revision of the product, which can produce the design of the final product in the form of worksheets using scientific approach for the second grade of elementary school students. The Instruments used in this study is a list of interview questions and the needs analysis questionnaire. Interviews are used to analyze the teachers’ needs at the second grade of Kalasan 1 Elementary School, Sleman, while the questionnaire is used to validate the quality of worksheet which use the scientific approach by the two experts of worksheet’s media and the two teachers of the second grade of elementary school.

The validation based on the 16 aspects: (1) the completeness of the worksheets’ elements, (2) the formulation of guidance/ worksheets’ instruction, (3) the woksheets’ formulation of the learning activities, (4) the indicators achievement/ learning objectives in learning activities, (5) language used in worksheet, (6) the worksheet display, (7) the use of the questions words why and how in the worksheet, (8) asking, (9) observing, (10) trying, (11) analysis, (12) reasoning, (13) communicating, (14) the integration between subjects, (15) the atmosphere of learning, and (16) reflections. The results of the validation by the two experts of worksheet’s media resulted in a score of 3.93 (good) and 4.06 (good). The validation of second grade teachers resulted in a score of 4.12 (good) and 3.93 (good). The worksheet used by the scientific approach resulted in a mean score of 4.01 out of range of scores 1-5 and are included in the category of "good". This shows the worksheet development using the scientific approach is feasible to use for testing in learning activities in the second grade of elementary school with revision of the idea.

(13)

xi

Puji dan syukur peneliti haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan LKS

Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hewan di Sekitarku Untuk Siswa Kelas Dua (II) Sekolah Dasar dapat peneliti selesaikan dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

5. Para dosen validator ahli media LKS yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

6. Sarjono, S.Pd.,SD. selaku kepala sekolah SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

7. Catur Eni Rahayu, S.Pd.,SD. selaku guru kelas II SD Negeri Kalasan 1 yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

8. Purwanti, S.Pd. selaku guru kelas II SD Negeri Kalasan 1 yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

9. Bapak dan Mama tercinta yang sudah memberikan motivasi dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Keluarga besarku yang selalu memberi motivasi dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

(14)
(15)

xiii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 7

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 10

1. Lembar Kerja Siswa ... 10

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa ... 10

b. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa ... 12

c. Langkah-langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa ... 14

(16)

xiv

b. Kerangka Dasar Kurikulum 2013 ... 24

c. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 28

d. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 34

3. Pendekatan Saintifik ... 35

a. Pengertian Pendekatan Saintifik ... 35

b. Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik ... 37

c. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik ... 39

d. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ... 40

B. Penelitian yang Relevan ... 51

C. Kerangka Pikir ... 55

D. Pertanyaan Penelitian ... 57

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 58

B. Prosedur Pengembangan ... 58

1. Analisis Masalah ... 65

2. Pengumpulan Data ... 65

3. Pengembangan Produk ... 65

4. Validasi Produk ... 67

5. Revisi Produk... 67

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 67

D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 68

E. Validasi Guru Kelas II Sekolah Dasar... 69

F. Intrumen Penelitian ... 69

G. Teknik Pengumpulan Data ... 73

H. Teknik Analisis Data ... 73

1. Data Kualitatif ... 74

2. Data Kuantitatif ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 77

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 77

(17)

xv

D. Data Hasil Validasi Guru Kelas II SD Pelaksana Kurikulum SD 2013

dan Revisi Produk ... 86

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 90

1. Kajian Produk Akhir ... 90

2. Pembahasan ... 91

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 94

B. Keterbatasan Penelitian ... 95

C. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(18)

xvi

Bagan 1. Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan ... 54

Bagan 2. Bagan Kerangka Berpikir ... 55

Bagan 3. Model Penelitian dan Pengembangan Menurut Borg dan Gall ... 59

Bagan 4. Model Penelitian dan Pengembangan Menurut Sugiyono ... 61

(19)

xvii

Tabel 1. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 34

Tabel 2. Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya ... 40

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 68

Tabel 4. Panduan Wawancara Survei Kebutuhan ... 69

Tabel 5. Lembar Kuesioner Instrumen Validasi Lembar Kerja Siswa ... 70

Tabel 6. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala Lima ... 74

Tabel 7. Kriteria Skor Skala Lima ... 76

Tabel 8. Komentar Ahli Media LKS dan Revisi ... 86

Tabel 9. Komentar Guru Kelas II Sekolah Dasar Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi... 88

(20)

xviii

Lampiran 1 Surat Ijin Wawancara ... 101

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Wawancara ... 102

Lampiran 3 Surat Ijin Validasi ... 103

Lampiran 4 Rangkuman Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 104

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Ahli Media LKS ... 108

Lampiran 6 Data Mentah Skor Validasi Guru Kelas II SD Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 114

Lampiran 7 Silabus Pembelajaran Tematik SD ... 120

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 131

Lampiran 9 Biodata Penulis ... 290

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa keberadaan pendidikan dapat memberikan bekal kepada peserta didik baik dalam aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Di Indonesia, pendidikan dapat diperoleh melalui jalur pendidikan formal, jalur pendidikan nonformal, dan jalur pendidikan informal. Semua jalur pendidikan tersebut memiliki berbagai karakteristiknya masing-masing.

(22)

penyelenggara pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan. Untuk mewujudkan hal-hal tersebut, maka sekolah harus senantiasa mengikuti berbagai kebijakan atau peraturan yang berlaku, salah satunya adalah kurikulum. Sekarang ini, kurikulum yang berlaku pada setiap lembaga sekolah yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013.

Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1 merupakan salah satu sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Berdasarkan Kurikulum SD 2013, salah satu ciri pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah dasar adalah dengan menerapkan pembelajaran tematik integratif yang proses pembelajarannya mengacu pada pendekatan saintifik 5 M (mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengomunikasikan). Berbagai macam perangkat pembelajaran yang dibuat harus menggunakan pendekatan saintifik. Salah satunya adalah lembar kerja siswa (LKS).

(23)

dalam suatu kegiatan pembelajaran menjadi sangat penting. Sejalan dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, maka LKS yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah harus menerapkan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan ilmiah yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guna memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi bahwa informasi bisa berasal dari mana saja tidak bergantung pada informasi searah dari guru (Kemendikbud, 2013:205).

(24)

Penerapan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam LKS masih belum tersusun secara sistematis karena tidak semua mata pelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat menerapkan pendekatan saintifik. Oleh karena itu, guru merasa bingung apakah langkah-langkah pendekatan saintifik dapat diterapkan dalam LKS secara tidak urut atau harus urut sesuai dengan konsep pendekatan saintifik. Berdasarkan kesulitan guru dalam membuat LKS tersebut, maka salah satu hal yang dilakukan guru adalah dengan menggunakan LKS yang diperjualbelikan karena lebih praktis.

Pada saat melakukan wawancara dengan Ibu C, beliau juga mengatakan bahwa ada beberapa permasalahan yang muncul akibat menggunakan LKS yang diperjualbelikan, yaitu dapat menyebabkan guru menjadi tidak kreatif, tidak inovatif karena isinya lebih banyak memuat aspek kognitif, mal praktik, keprofesionalan guru menurun, dan kompetensi yang akan diperoleh siswa dari mata pelajaran yang diajarkan akan kurang diperhatikan.

(25)

membutuhkan adanya sosialisasi dari pemerintah dan adanya contoh LKS dengan mengacu pada pendekatan saintifik yang diberikan kepada berbagai sekolah.

Dengan melihat adanya masalah tersebut dapat disimpulkan bahwa guru masih mengalami kesulitan mengenai penyusunan dan pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik. Guru juga masih membutuhkan contoh LKS yang baik. Atas dasar hal tersebut, peneliti mencoba untuk mengembangkan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hewan di Sekitarku untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang permasalahan tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah terkait penelitian yang dilakukan sebagai berikut.

1. Bagaimana mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan pendekatan saintifik subtema Hewan di Sekitarku untuk siswa kelas II Sekolah Dasar?

(26)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan pendekatan saintifik subtema Hewan di Sekitarku untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan pendekatan saintifik subtema Hewan di Sekitarku untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut.

1. Bagi mahasiswa

Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman melakukan penelitian

Research and Development (R&D) khususnya Pengembangan LKS

menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hewan di Sekitarku untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

2. Bagi guru

Dapat memberikan inspirasi terkait dengan penelitian Research and

Development (R&D), dan memperoleh contoh Lembar Kerja Siswa

(27)

3. Bagi siswa

Dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan menjadi lebih bermakna sehingga mendapatkan prestasi yang gemilang khususnya dengan penggunaan pendekatan saintifik dalam upaya untuk Mengembangkan LKS Pada Subtema Hewan di Sekitarku untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

4. Bagi sekolah

Dapat memperoleh contoh LKS menggunakan pendekatan saintifik dan bahan bacaan tambahan terkait dengan penelitian Research and

Development (R&D) khususnya Pengembangan LKS menggunakan

Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hewan di Sekitarku untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

5. Bagi Prodi PGSD

Dapat menambah acuan untuk mengembangkan produk yang lain dan memperoleh bahan bacaan tambahan perpustakaan terkait dengan penelitian Research and Development (R&D) khususnya Pengembangan LKS menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hewan di Sekitarku untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

E. Batasan Istilah

(28)

1. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran kertas yang berisikan materi, isi tugas, petunjuk untuk menyelesaikan tugas yang disusun secara terstruktur, dan disertai referensi yang mengarah pada kompetensi dasar yang akan dicapai.

2. Kurikulum SD 2013 adalah seperangkat rencana dan aturan-aturan mengenai kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan generasi yang memiliki berbagai berkompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) serta menerapkan pembelajaran tematik integratif dan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. 3. Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan yang dimaksudkan untuk

memberikan pemahaman kepada peserta didik untuk dapat mencari tahu dan menemukan sendiri informasi melalui tahapan-tahapan yang dimulai dari mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

Produk yang akan dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut.

1. Unsur-unsur LKS disusun lengkap, yang terdiri dari: a) Identitas LKS terdiri dari:

(29)

4) Mata pelajaran terkait 5) Pembelajaran keberapa b) Petunjuk umum

c) Tujuan pembelajaran dari setiap indikator mata pelajaran terkait d) Kegiatan belajar terdiri dari kegiatan mengamati, menanya,

menalar, mencoba, dan mengomunikasikan yang dilengkapi dengan tugas dan langkah-langkah kerja

e) Refleksi

2. LKS disusun dengan menggunakan bahasa yang singkat, sederhana, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

3. LKS disusun memungkinkan tercapainya indikator/ tujuan pembelajaran.

4. LKS disusun dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran.

(30)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Lembar Kerja Siswa

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa atau lembar kegiatan siswa biasa disingkat dengan LKS. Lembar kegiatan siswa adalah lembaran-lembaran berisikan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik disertai dengan petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas (Diknas dalam Prastowo, 2015:203). Lembar kegiatan siswa merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2015:204). Dengan adanya LKS dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga meminimalkan peran guru dalam proses pembelajaran.

(31)

disesuaikan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai yang dilengkapi dengan arahan dan pertanyaan yang terstruktur dengan tujuan agar peserta didik dapat mempelajarinya secara mandiri (Belawati dalam Prastowo, 2015:204). Oleh karena itu, di dalam lembar kerja siswa terdapat materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Lembar kegiatan siswa merupakan panduan bagi peserta didik yang memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh (Trianto, 2010:223). Lembar kegiatan siswa (student

worksheet) adalah lembaran yang berisi pedoman bagi peserta didik

untuk melakukan kegiatan terprogram (pengamatan, eksperimen, dan pengajuan pertanyaan) sehingga peserta didik dapat melakukannya secara aktif (Depdikbud dalam Trianto, 2011:243).

(32)

Dari berbagai penjelasan mengenai LKS di atas dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan lembar kerja siswa, yaitu lembaran-lembaran kertas yang berisikan materi, isi tugas, petunjuk untuk menyelesaikan tugas yang disusun secara terstruktur, dan disertai referensi yang mengarah pada kompetensi dasar yang akan dicapai.

b. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa

Setiap LKS disusun dengan materi-materi dan tugas-tugas tertentu yang memiliki sebuah tujuan. Dengan adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS, mengakibatkan LKS memiliki berbagai macam bentuk (Prastowo, 2014:271). Berikut ini akan diuraikan lima macam jenis LKS yang umumnya digunakan oleh peserta didik adalah sebagai berikut (Prastowo, 2014:272).

1) LKS Penemuan (Membantu Peserta Didik Menemukan Suatu Konsep)

(33)

mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang akan dibangun peserta didik.

2) LKS Aplikatif-Integratif (Membantu Siswa Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang Telah Ditemukan)

Di dalam sebuah pembelajaran, setelah peserta didik berhasil menemukan konsep, selanjutnya peserta didik dilatih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

3) LKS Penuntun (Berfungsi sebagai Penuntun Belajar)

LKS penuntun berisikan pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Peserta didik akan dapat mengerjakan LKS tersebut, jika menggunakan buku sebagai panduan dalam mengerjakan tugas. Jadi, fungsi utama LKS adalah membantu peserta didik mencari, menghafal, dan memahami materi pembelajaran yang ada di dalam buku. Selain itu, LKS penutun dapat berguna untuk keperluan remedial.

4) LKS Penguatan (Berfungsi sebagai Penguatan)

(34)

5) LKS Praktikum (Berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum)

LKS yang dibuat diusahakan untuk menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKS. Dengan demikian, dalam bentuk LKS ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu konten dari LKS.

Berdasarkan penjelasan mengenai jenis-jenis LKS tersebut, adapun jenis LKS yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah LKS penemuan dan LKS aplikatif-integratif.

c. Langkah-langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa

Keberadaan LKS dalam kegiatan pembelajaran menjadi salah satu hal yang sangat penting karena LKS lebih bersifat kontekstual dengan situasi dan kondisi peserta didik maupun sekolah sehingga menuntut guru untuk membuat LKS. LKS yang dibuat harus bersifat inovatif dan kreatif dengan tujuan agar dapat menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan (Prastowo, 2014:274). Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah penyusunan LKS (Prastowo, 2014:275).

1) Melakukan Analisis Kurikulum

(35)

materi pokok, pengalaman belajar, serta mencermati kompetensi antarmata pelajaran yang harus dimiliki oleh peserta didik.

2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui materi yang harus ditulis dalam LKS serta melihat sekuensi atau urutan dari LKS. Sekuensi LKS berguna untuk menentukan prioritas penulisan materi.

3) Menentukan Judul-judul LKS

Penentuan judul LKS dilakukan atas dasar tema sentral dan pokok bahasannya diperoleh dari hasil pemetaan kompetensi dasar, materi pokok atau pengalaman belajar antarmata pelajaran. 4) Penulisan LKS

Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a) Merumuskan indikator dan/ atau pengalaman belajar antar mata pelajaran dari tema sentral yang telah ditentukan.

(36)

c) Menyusun materi. Untuk menyusun materi LKS, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, seperti isi atau materi LKS dan tugas yang diberikan. Pembuatan materi LKS sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian, dan sebagainya. Sumber-sumber tersebut dapat ditulis di dalam LKS sebagai referensi agar peserta didik dapat membaca lebih jauh tentang materi tersebut. Selain itu, tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan oleh peserta didik.

(37)

d. Keunggulan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa

Suatu produk yang dibuat biasanya memiliki berbagai keunggulan dan kelemahannya. Lembar kerja siswa (LKS) memiliki berbagai keunggulan dan kelemahan (Lismawati, 2010:40). Berikut ini akan diuraikan keunggulan dan kelemahan dari LKS.

1) Keunggulan Lembar Kerja Siswa (LKS)

a) Dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus.

b) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang realistis. c) Dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.

d) Secara ekonomis lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran yang lainnya.

2) Kelemahan Lembar Kerja Siswa (LKS)

a) Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahami bagian-bagian tertentu. b) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang

diajukan.

[image:37.595.85.514.254.636.2]
(38)

d) Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami.

2. Kurikulum SD 2013

Pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini sebagai faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia (Kemendikbud, 2013:72). Untuk mewujudkan proses pendidikan yang dapat mengembangkan kualitas potensi peserta didik, dibutuhkan berbagai unsur-unsur penunjang pendidikan. Salah satunya adalah kurikulum. Kurikulum sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat 19 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Kemendikbud, 2013:72).

(39)

(Mulyasa, 2014:59). Tujuan dari perubahan dan pengembangan kurikulum adalah untuk menentukan kualitas kependidikan sesuai dengan yang diharapkan (Hamalik, 2009:187). Oleh karena itu, pada tahun 2013 mulai diberlakukannya Kurikulum 2013 dalam sistem pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Kunandar, 2014:16). Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (Fadlillah, 2014:16).

a. Rasional Kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum di Indonesia dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut (Kunandar, 2014:22).

1) Tantangan Internal

(40)

kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidik. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat Ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orangtua berusia 65 tahun ke atas).

Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu, tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

2) Tantangan Eksternal

(41)

menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan peniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO),

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community,

Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) dan ASEAN Free

Trade Area (AFTA).

Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in

International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan

Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun

1999 juga menunjukan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

3) Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut.

(42)

memiliki pilihan-pilihan terhadap maeri yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama.

b) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya). c) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara

jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dimana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet).

d) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains).

e) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim). f) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran

berbasis alat multimedia.

g) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik.

h) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidiscipline).

(43)

4) Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu, dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebgai berikut. a) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata

kerja yang bersifat kolaboratif.

b) Penguatan manajemen sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader)

c) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

5) Penguatan Materi

(44)

b. Kerangka Dasar Kurikulum 2013

Pengembangan Kurikulum 2013 didasarkan pada tiga landasan yaitu landasan filosofis, landasan teoritis, dan landasan yuridis (Kemdikbud dalam Widyastono, 2014:131). Berikut ini akan diuraikan ketiga landasan Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut. 1) Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.

(45)

berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan.

(46)

cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

c) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik. d) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa

(47)

masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

2) Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

(48)

sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

3) Landasan Yuridis

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut. a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

b) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

c) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan

d) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

c. Karakteristik Kurikulum 2013

(49)

1) Mengembangkan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik secara seimbang.

2) Memberikan pengalaman belajar terencana ketika peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar secara seimbang.

3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam situasi di sekolah dan masyarakat.

4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci ke dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing

elements) kompetensi dasar, di mana semua kompetensi dasar dan

proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

(50)

kurikulum-kurikulum yang telah berlaku yakni pendekatan pembelajaran, kompetensi lulusan, dan penilaian (Fadlillah, 2014:175).

1) Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 adalah pendekatan saintifik dan tematik-integratif. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran melalui proses ilmiah. Berbagai hal yang dipelajari oleh peserta didik dilakukan dengan indra dan akal pikiran sendiri sehingga peserta didik mengalami secara langsung proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Dengan menerapkan langkah-langlah kegiatan tersebut dapat membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik secara utuh.

(51)

untuk lebih kreatif dalam mengintegrasikan berbagai mata pelajaran.

2) Kompetensi Lulusan

Kompetensi lulusan dalam Kurikulum 2013 meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi sikap meliputi sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap spiritual berfungsi untuk mencapai insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial berfungsi untuk mencapai insan yang berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Kompetensi pengetahuan berfungsi untuk mencapai insan yang berilmu. Kompetensi keterampilan berfungsi untuk mencapai insan yang cakap dan kreatif.

(52)

pengetahuan lebih dominan dikembangkan daripada kompetensi keterampilan dan sikap.

3) Penilaian

Dalam Kurikulum 2013 mempertegas adanya pergeseran dalam melakukan penilaian, yakni dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Oleh karena itu, penilaian dalam Kurikulum 2013 menggunakan proses penilaian pembelajaran yaitu penilaian autentik (authentic

assessment).

Penilaian autentik (authentic assessment) merupakan kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi atau Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (Kunandar, 2014:35). Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan yang dimulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran (Sani, 2014:203).

(53)
(54)

d. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

[image:54.595.86.545.223.753.2]

Pada Kurikulum 2013 terdapat elemen perubahan kurikulum yang dilakukan pada empat komponen standar pendidikan, yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian (Majid, 2014:41). Berikut ini akan diuraikan keempat standar perubahan yang dirumuskan dalam tujuh elemen adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Elemen Perubahan

1. Kompetensi Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

2. Kedudukan Mata Pelajaran (Isi)

Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.

3. Pendekatan (Isi)

Kompetensi yang dikembangkan dalam jenjang Sekolah Dasar yaitu pendekatan tematik integratif dalam semua muatan pelajaran dan pendekatan saintifik.

4. Struktur Kurikulum: Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu (Isi) Pada jenjang Sekolah Dasar perubahan yang terjadi yaitu adanya pembelajaran yang bersifat holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial, dan budaya dan dilaksanakan dengan pendekatan sains. Jumlah muatan pelajaran yang semula 10 menjadi 6. Jumlah jam bertambah 4 JP/ minggu yang diakibatkan adanya perubahan pendekatan pembelajaran.

5. Proses Pembelajaran

a. Standar Proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. b. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di

lingkugan sekolah dan masyarakat. c. Guru bukan satu-satunya sumber belajar.

(55)

e. Pada jenjang Sekolah Dasar proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan tematik dan terpadu.

6. a) Penilaian

a. Penilaian berbasis kompetensi

b. Perpindahan dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil).

c. Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar berdasarkan jumlah skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal).

d. Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL.

e. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.

7. Kegiatan Ekstrakurikuler

Pada jenjang Sekolah Dasar kegiatan ekstrakurikuler pramuka diwajibkan untuk diikuti semua peserta didik. Selain itu kegiatan ektrakurikuler lainnya yaitu UKS, PMR dan Bahasa Inggris.

3. Pendekatan Saintifik

a. Pengertian Pendekatan Saintifik

(56)

memperoleh pengalaman belajar berdasarkan kesadaran dan kepentingan peserta didik sendiri (Kosasih, 2014:72).

Model pembelajaran proses saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang memandu peserta didik untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah kesimpulan (Abidin, 2014:125). Oleh karena itu, melalui pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik dapat melatih siswa untuk menyelesaikan persoalan-persoalan melalui tahapan-tahapan tertentu. Hal tersebut memiliki kesamaan dengan pandangan Barringer pembelajaran proses saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat (Abidin, 2014:125).

(57)

pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru (Kemendikbud, 2013:205).

Dari berbagai penjelasan mengenai pengertian pendekatan saintifik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik untuk dapat mencari tahu dan menemukan sendiri informasi melalui tahapan-tahapan yang dimulai dari mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

(58)

sesuai dengan taraf kedewasasaannya sehingga peserta didik dapat mengkritisi, mengetahui cara pemerolehannya, dan kelemahan-kelemahannya; interaksi pembelajaran berlangsung secara terbuka dan objektif sehingga peserta didik dapat mengemukakan pemikiran, perasaan, sikap, dan pengalamannya; dan dapat mendorong peserta didik untuk selalu berpikir analistis dan kritis.

Abidin (2014:129) pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki beberapa karakteristik khusus dalam penerapannya. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.

1. Objektif, artinya pembelajaran dilakukan dengan suatu objek dan peserta didik memberikan penilaian secara objektif terhadap objek tersebut.

2. Faktual, artinya pembelajaran dilakukan terhadap masalah-masalah faktual yang terjadi di sekitar sehingga peserta didik dibiasakan untuk menemukan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

3. Sistematis, artinya pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang sistematis yang berfungsi sebagai panduan dalam pelaksanaan pembelajaran.

(59)

5. Cermat dan tepat, artinya pembelajaran dilakukan untuk membina kecermatan dan ketepatan peserta didik dalam mengkaji sebuah fenomena atau objek belajar tertentu.

6. Logis, artinya pembelajaran dilakukan dengan mengangkat hal yang masuk akal.

7. Aktual, artinya pembelajaran dilakukan dengan melibatkan konteks kehidupan anak sebagai sumber belajar yang bermakna. 8. Disenterested, artinya pembelajaran yang dilakukan dengan

tidak memihak melainkan didasarkan atas capaian belajar siswa yang sebenarnya.

9. Unsupported opinion, artinya pembelajaran tidak dilakukan

untuk menumbuhkan pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-bukti nyata.

10. Verivikatif, artinya hasil belajar yang diperoleh peserta didik dapat diverifikasi kebenarannya dalam arti dikonfirmasikan, direvisi, dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.

c. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan saintifik (Hosnan, 2014:36). Tujuan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut.

(60)

2) Untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

3) Untuk menciptakan kondisi pembelajaran di mana peserta didik merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

4) Untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi.

5) Untuk melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

6) Untuk mengembangkan karakter peserta didik.

d. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

[image:60.595.84.541.182.746.2]

Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik yang terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini.

Tabel 2. Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya

Langkah Pembelajaran

Kegiatan Belajar Kompetensi yang Dikembangkan Mengamati Membaca, mendengar,

menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).

Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.

Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang

(61)

tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang sesuatu yang diamati. tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis. Mengumpulkan informasi/ eksperimen/ mencoba

 Melakukan eksperimen

 Membaca sumber lain selain buku teks

 Mengamati objek/ kejadian

 Aktivitas

 Wawancara dengan narasumber.

Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemmapuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,

mengembangkan kebiasaan belajar, dan belajar sepanjang hayat.

Mengasosiasikan/ mengolah

informasi/ menalar

 Mengolah informasi yang sudah

dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan

mengumpulkan/ eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan

mengumpulkan informasi.

 Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat

menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan

Mengembangkan sikap jujur, teliti, displin, taat aturan, kerja keras,

kemampuan

(62)

informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang

bertentangan. Mengomunikasikan Menyampaikan hasil

pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Kelima tahapan itu merupakan proses yang berkesinambungan yang diharapkan selalu bersinggungan dengan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Para siswa tidak sekadar tahu (apa), tetapi juga bisa (bagaimana), dan memperoleh perubahan sikap (mengapa) atas proses pembelajaran yang dilakukan. Berikut ini adalah penjelasan kelima langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.

1) Melakukan Pengamatan atau Observasi

(63)

melakukan kegiatan observasi, peserta didik dapat mengetahui berbagai karakteristik dari objek yang diamati. Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang menguatamakan kebermaknaan proses belajar/ meaningfull learning (Hosnan, 2014:39). Oleh karena itu, metode observasi memiliki beberapa keunggulan yaitu dapat menjadikan obyek secara nyata sehingga dapat memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik, menantang dan memberikan kesenangan kepada peserta didik, dan mudah dilaksanakan (Daryanto, 2014:60). Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini (Daryanto, 2014:61).

a) Menentukan objek apa yang akan diobservasi.

b) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.

c) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.

d) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi. e) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan

(64)

f) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape

recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

2) Mengajukan Pertanyaan

Langkah kedua proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah menanya. Dalam kegiatan mengamati, peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak atupun dibaca. Melalui kegiatan bertanya dapat meningkatkan dan mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik karena dengan memberikan pertanyaan dapat menjadikan dasar untuk mencari informasi yang lebih beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik. Abidin (2014:137) dalam kegiatan bertanya, ada beberapa kriteria pertanyaan yang baik agar dapat membina keterampilan bertanya pada diri peserta didik, yaitu:

a) Singkat dan jelas b) Menginspirasi jawaban c) Memiliki fokus

d) Bersifat probing atau divergen e) Bersifat validatif atau penguatan

(65)

g) Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif h) Merangsang proses interaksi

Aktivitas bertanya memiliki beberapa fungsi (Daryanto, 2014:65) yaitu:

a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dirinya dan untuk dirinya sendiri.

c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik seklaigus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.

d) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

e) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. f) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi,

berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik kesimpulan.

(66)

serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

h) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta siagap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. i) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan

kemampuan berempati satu sama lain.

3) Melakukan Eksperimen/ Percobaan atau Memperoleh Informasi Kegiatan eksperimen atau mencoba merupakan suatu kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan informasi guna menjawab suatu masalah (Hosnan, 2014:58). Dengan adanya kegiatan eksperimen dalam proses pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam memahami kejelasan dan kebenaran suatu informasi. Metode eksperimen adalah cara pelajaran di mana peserta didik melakukan percobaan dengan memahami dan membuktikan sendiri sesuatu yang telah dipelajari (Djamarah dalam Hosnan, 2014:28).

Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut (Daryanto, 2014:79). Ketiga tahapan eksperimen yang dimaksud adalah sebagai berikut. a) Persiapan, bentuk kegiatannya adalah:

(67)

(3) Mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan jumlah peserta didik serta alat bantu atau bahan yang tersedia.

(4) Mempertimbangkan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau menghindari risiko yang mungkin timbul.

(5) Memberikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan tahapan-tahapan yang harus dilakukan peserta didik.

b) Pelaksanaan, bentuk kegiatannya adalah:

(1) Guru diusahakan untuk ikut membimbing dan mengamati proses percobaan. Guru harus memberikan dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik.

(2) Guru hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan, termasuk membantu mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran.

c) Tindak lanjut

(1) Peserta didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada guru.

(68)

(3) Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil eksperimen.

(4) Guru dan peserta didik mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen.

(5) Guru dan peserta didik memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan dan alat yang digunakan.

4) Mengasosiasikan/ Menalar

(69)

meningkatkan daya menalar peserta diidk adalah sebagai berikut (Daryanto, 2014:75).

a) Penyusunan bahan pembelajaran harus sesuai dengan tuntutan kurikulum.

b) Metode ceramah yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dikurangi. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat dan jelas yang disertai dengan contoh, baik dilakukan secara sindividu maupun dengan cara simulasi. c) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis,

dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).

d) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.

e) Setiap kesalahan yang muncul harus segera dikoreksi atau diperbaiki.

f) Perlu dilakukan pengulangan dan pelatihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan.

g) Evaluasi dan penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.

(70)

5) Mengomunikasikan

Pada pendekatan saintifik, langkah kegiatan pembelajaran yang terakhir adalah mengomunikasikan. Dengan adanya kegiatan mengomunikasikan, peserta didik dapat diberikan kesempatan untuk menyampaikan apa yang telah dipelajari. Mengomunikasikan adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan kepada orang lain (Abidin, 2014:141). Ada beberapa hal yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan mengomunikasikan adalah sebagai berikut (Hosnan, 2014:76).

a) Setiap kelompok bekerja sama untuk mendeskripsikan karakter dan kegiatan yang ada.

b) Setiap peserta didik memahami bagaimana mendeskripsikan orang dan binatang yang ada di lingkungan sekitar rumahnya. c) Peserta didik membacakan hasil kerja mereka di depan kelas. d) Setiap kelompok mendengarkan dengan baik, dan bisa

memberikan masukan/ tambahan tentang karakter dan kegiatan yang dilakukan oleh orang maupun binatang yang ada di sekitar lingkungan rumah.

e) Setiap kelompok bergiliran membacakan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.

(71)

g) Semua peserta didik harus terlibat aktif dalam proses kegiatan mengomunikasikan.

h) Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, dan menampung masukan-masukan dari kelompok lain, guru memberikan penjelasan di depan kelas. i) Guru menjelaskan tentang karakter-karakter orang, binatang,

dam benda/ pepohonan.

j) Guru mengucapkan setiap kalimat deskriptif dengan baik dan benar.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik merupakan hal yang baru sehingga sedikit yang dapat digunakan sebagai sumber penelitian yang relevan. Berikut ini tiga penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian pengembangan lembar kerja siswa. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2014) dengan judul “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Pendekatan Scientific

Gambar

gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang
Tabel 1. Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Tabel 2. Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
Tabel 3. Jadwal Kegiatan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mempersiapkan sumberdaya manusia agar berkualitas tinggi merupakan tanggung jawab dan kewajiban kita semua. Semua jenjang lembaga pendidikan harus mampu memprediksi trend

c) Keputusan di tiap stage berakibat pada status di stage berikutnya. Pengaruh keputusan kebijakan pada setiap tahap adalah untuk merubah keadaan sekarang menjadi

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan bahan bacaan mengenai pengaruh bauran pemasaran meliputi produk, harga, lokasi, promosi, orang/SDM,

Shallow foundation is usually used when the soil surface is quite strong and rigid to support the loads imposed where it supports the type of structure is not too heavy and not

of this research is to evaluati the influence of an antioxidant consumption on oNOS3 gene Glu298Asp allel expression in hypertension patients in Minangkabau

Bagaimana hasil belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran IPA dengan memggunakan metode

UhC juga dapar didefinisikm sebasai sesutu yeg te*edia dan sec@.. unm ditenna sebasai alar pmbatdM bagi p.nb€lid bems-ba s dm

sistem pengukuran kinerja perusahaan (Mahmudi: 2005). Kepuasan pelanggan adalah target yang harus dicapai dalam suatu pengukuran kinerja. Metode QFD dapat digunakan untuk