• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Studi Kasus pada guru di SMP Negeri 1 Jiwan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Studi Kasus pada guru di SMP Negeri 1 Jiwan."

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

xvi ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI KERJA, USIA DAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Guru di SMP Negeri 1 Jiwan

Enggrit Swesty Caesaria Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada guru di SMP Negeri 1 Jiwan.

Populasi dalam penelitian ini adalah guru di SMP Negeri 1 Jiwan (sampel sebanyak 40 responden). Pengambilan 40 sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Dalam analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, uji F, uji t, koefisien determinasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari ketiga variabel tersebut, hanya motivasi kerja yang berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan.

(2)

xvii

THE EFFECT OF WORK MOTIVATION, AGE AND WORK ENVIROMENT ON THE EMPLOYEE PERFORMANCE

Case Study on Teachers in SMP Negeri 1 Jiwan

Enggrit Swesty Caesaria Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2015

This research aims to determine the effect of work motivation, age and work environment on the performance of teachers of SMP Negeri 1 Jiwan.

The research population is teachers of SMP Negeri 1 Jiwan (40 respondents). The sampling technique for choosing 40 respondents is purposive sampling technique. The data collection technique is questionnaires. The researcher uses multiple linear regression, classical assumption test, F test, t test, and coeffision determination methods for statistical analysis.

The result of this research shows that work motivation, age and work environment simultaneously influence the employee performance. From the three variables, only work motivation partially influence the employee performance.

(3)

PENGARUH MOTIVASI KERJA, USIA DAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Guru di SMP Negeri 1 Jiwan

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Enggrit Swesty Caesaria NIM: 112214052

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PENGARUH MOTIVASI KERJA, USIA DAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Guru di SMP Negeri 1 Jiwan

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Enggrit Swesty Caesaria NIM: 112214052

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; Janganlah bimbang, sebab

Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong Engkau;

Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa

kemenangan.”

(Yesaya 41:10)

“Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan

mendapatkan; ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap

orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari mendapat

dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.”

(Matius 7:7-8)

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

Tuhan Yesus Kristus

Ayah, Mama dan Adik tercinta yang selalu memberi doa dan dukungan

(8)
(9)
(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

karunia, rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja, Usia dan Faktor Lingkungan Kerja

terhadap Kinerja Karyawan: Studi Kasus pada Guru di SMP Negeri 1 Jiwan”.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan

pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Theodorus Sutadi M. B. A., selaku dosen pembimbing II yang

juga telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

4. Ibu Maria Theresia Ernawati, S.E., M.A. selaku dosen penguji saya dalam

ujian sarjana yang telah menguji dan memberikan pengarahan dengan

(11)

viii

5. Bapak Drs. Didik Utomo, M. Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1

Jiwan yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan

penelitian ini.

6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma.

7. Ayah dan Mama tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan, nasehat

dan kasih sayang yang tulus kepada saya. Terima kasih telah bekerja

keras dan dengan sabar mampu mendidik anak-anakmu menjadi pribadi

yang lebih dewasa dan kuat dalam kehidupan.

8. Adikku tersayang, Natasha Agustin Caesaria yang selalu mendoakan dan

memberi dukungandalam menulis skripsi.

9. Keluarga besar di Yogyakarta dan Madiun yang juga memberikan

dukungan bagi saya dalam mengerjakan skripsi ini.

10.Teman-teman terdekatku Yoga Andhika Jaya Putra, Sonia Dea Adesta,

Veronika Alvionita Vigi, Riandhika Yossy Kartika Sari, Leny Sara,

Yovita Hepi Kristanti, Anastasia Dwi Puspitasari, Viskyana Ekawati dan

Samuel Cahyo Kartawiguna yang telah berjuang dan berproses bersama.

Terima kasih untuk segala keceriaan, penghiburan dan perhatian yang

selama ini diberikan. You’re Rock n’ Roll !

11.Teman-teman seperjuangan Manajemen 2011, terima kasih untuk sukacita

dan kekompakan selama berproses di kampus tercinta ini. Sukses untuk

(12)
(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

HALAMAN ABSTRAK ... xvi

HALAMAN ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

B. Penelitian-Penelitian Sebelumnya ... 19

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 22

D. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

(14)

xi

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 26

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 27

D. Variabel Penelitian ... 27

E. Definisi Operasional ... 27

F. Pengukuran Variabel ... 30

G. Populasi dan Sampel ... 32

H. Teknik Pengambilan Sampel ... 33

I. Sumber Data ... 34

J. Teknik Pengumpulan Data ... 34

K. Teknik Pengujian Instrumen ... 34

L. Teknik Analisis Data ... 36

A. Sejarah dan Perkembangan Sekolah ... 44

1. Sejarah Singkat Sekolah ... 44

2. Riwayat Kepemimpinan Sekolah ... 45

B. Visi dan Misi Sekolah ... 45

C. Struktur Organisasi Sekolah ... 46

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Analisis Deskriptif Responden ... 51

1. Jenis Kelamin ... 51

2. Usia ... 52

3. Pendidikan Terakhir ... 52

4. Pangkat/Golongan ... 53

5. Masa Kerja/Lama Kerja ... 54

B. Deskripsi Data Penelitian ... 54

C. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 59

(15)

xii

2. Uji Reliabilitas... 60

D. Analisis Regresi Linier Berganda ... 61

E. Uji Asumsi Klasik ... 62

F. Uji F ... 66

G. Uji t ... 67

H. Koefisien Determinasi (R2) ... 71

I. Pembahasan ... 72

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

C. Keterbatasan ... 76

DAFTAR REFERENSI ... 77

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel III.1 Deskripsi Variabel Penelitian... 32

Tabel IV.1 Daftar Nama Kepala SMP Negeri 1 Jiwan ... 45

Tabel V.1 Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

Tabel V.2 Presentase Responden Berdasarkan Usia ... 52

Tabel V.3 Presentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 52

Tabel V.4 Presentase Responden Berdasarkan Pangkat/Golongan ... 53

Tabel V.5 Presentase Responden Berdasarkan Masa Kerja/Lama Kerja ... 54

Tabel V.6 Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Kerja (X1) ... 55

Tabel V.7 Analisis Deskriptif Variabel Usia (X2) ... 56

Tabel V.8 Analisis Deskriptif Variabel Faktor Lingkungan Kerja (X3) ... 57

Tabel V.9 Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Karyawan (Y) ... 58

Tabel V.10 Hasil Uji Validitas ... 60

Tabel V.11 Hasil Uji Reliabilitas ... 61

Tabel V.12 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 62

Tabel V.13 Hasil Uji Multikolinearitas ... 64

Tabel V.14 Hasil Uji F ... 66

Tabel V.15 Hasil Uji t ... 68

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar II.1 Kerangka Konseptual Penelitian……… ... …… 23

Gambar IV.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Jiwan ... 46

Gambar V.1 Hasil Uji Normalitas ... 63

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

LampiranI Kuesioner Penelitian ... 75

Lampiran II Tabulasi Data Responden dan Data Penelitian ... 80

Lampiran III Data SPSS ... 83

(19)

xvi ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI KERJA, USIA DAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Guru di SMP Negeri 1 Jiwan

Enggrit Swesty Caesaria Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada guru di SMP Negeri 1 Jiwan.

Populasi dalam penelitian ini adalah guru di SMP Negeri 1 Jiwan (sampel sebanyak 40 responden). Pengambilan 40 sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Dalam analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, uji F, uji t, koefisien determinasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari ketiga variabel tersebut, hanya motivasi kerja yang berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan.

(20)

xvii

THE EFFECT OF WORK MOTIVATION, AGE AND WORK ENVIROMENT ON THE EMPLOYEE PERFORMANCE

Case Study on Teachers in SMP Negeri 1 Jiwan

Enggrit Swesty Caesaria Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2015

This research aims to determine the effect of work motivation, age and work environment on the performance of teachers of SMP Negeri 1 Jiwan.

The research population is teachers of SMP Negeri 1 Jiwan (40 respondents). The sampling technique for choosing 40 respondents is purposive sampling technique. The data collection technique is questionnaires. The researcher uses multiple linear regression, classical assumption test, F test, t test, and coeffision determination methods for statistical analysis.

The result of this research shows that work motivation, age and work environment simultaneously influence the employee performance. From the three variables, only work motivation partially influence the employee performance.

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia salah satunya adalah karyawan yang dimiliki oleh

suatu organisasi, perusahaan ataupun instansi merupakan faktor penting bagi

perusahaan demi memajukan usaha untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penggerak

utama dalam setiap kegiatan perusahaan demi kelangsungan organisasi,

perusahaan ataupun instansi yang bersangkutan.

Motivasi kerja merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang

manajer dalam memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang

lain, dalam hal ini karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan dan dorongan

ini bertujuan untuk menggiatkan orang-orang karyawan agar mereka

bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari

orang-orang tersebut (Manullang, 2004:194). Motivasi kerja dalam organisasi juga

merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Setiap

individu memiliki kemauan dan komitmen dalam meningkatkan kinerjanya

demi pencapaian tujuan perusahaan yang akan berpengaruh positif pada

perusahaan ataupun kepada karyawan itu sendiri, karena tentu saja ia akan

mendapatkan timbal balik atas kerja kerasnya tersebut. Oleh karena itu,

(22)

pemberian motivasi kerja sangat penting untuk dilakukan agar karyawan

senantiasa memberikan kinerja yang optimal bagi perusahaan.

Usia atau umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan

suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Usia manusia

diukur sejak dia lahir hingga waktu usia tersebut dihitung. Usia produktif

adalah usia ketika seseorang masih mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu.

Faktor usia juga mampu mempengaruhi kinerja karyawan, karena usia turut

mempengaruhi performa kinerja setiap karyawan. Apabila karyawan berusia

antara 15-64 tahun, maka ia berada pada usia produktif siap bekerja dengan

performa yang bagus. Namun apabila karyawan tersebut berada pada usia 65

tahun ke atas, maka ia sudah tidak lagi produktif untuk bekerja sehingga harus

sudah pensiun. Usia karyawan merupakan faktor penting bagi perusahaan

karena dengan bertambahnya usia sampai batas tertentu diduga memiliki

kinerja yang bagus, dengan pertimbangan memiliki pengalaman yang lebih

banyak dari karyawan yang berusia muda. Usia juga dapat digunakan sebagai

salah satu tolak ukur emosional individu tersebut dalam bekerja. Karyawan

yang memiliki usia semakin tinggi hingga batas tertentu, katakanlah hingga

usia 55 tahun untuk profesi guru dianggap masih memiliki kinerja yang lebih

baik. Namun harus diakui juga bahwa setelahnya atau menjelang masa pensiun

pada usia 60 tahun, kinerjanya pasti akan menurun.

Faktor lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para

pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas

(23)

merupakan salah satu faktor penentu yang mempengaruhi keberhasilan kinerja

karyawan. Setiap karyawan pasti menginginkan lingkungan kerja yang nyaman

untuk menunjang kinerjanya di perusahaan. Desain ruang kerja yang nyaman

seperti tata warna, tata letak atau layout serta temperatur ruang, keamanan,

hubungan kerja yang harmonis antara atasan dan sesama karyawan merupakan

segelintir faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan

sehingga dibutuhkan kerjasama antara atasan dan bawahan untuk membangun

lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif.

Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2011:67). Dengan

demikian, kinerja merupakan tentang bagaimana melakukan pekerjaan dan

hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja menentukan keberhasilan

sebuah perusahaan dalam menjalankan program sumber daya manusia guna

pencapaian tujuan organisasi secara maksimal. Pencapaian kinerja yang baik

juga banyak dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya adalah motivasi kerja,

usia dan faktor lingkungan kerja.

Berdasarkan uraian mengenai motivasi kerja, usia, faktor lingkungan

kerja dan kinerja karyawan di atas, maka saya selaku penulis tertarik untuk

mengulas penelitian yang kemudian akan dituangkan dalam bentuk tulisan

(24)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan kerja secara simultan

berpengaruh terhadap kinerja karyawan?

2. Apakah motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan kerja secara parsial

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan?

C. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi masalah-masalah yang akan diteliti agar masalah yang akan

diteliti tersebut tidak terlalu luas dan lebih fokus. Adapun pembatasan masalah

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Motivasi kerja yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sesuatu yang

bisa mempengaruhi perasaan setiap individu karyawan untuk timbul

kemauan dalam bekerja agar berdampak pada kinerjanya.

2. Usia yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat kinerja karyawan

berdasarkan usianya. Dalam variabel usia ini yang dinilai adalah kinerja

guru berdasarkan usianya dalam melaksanakan job desk-nya yaitu

melaksanakan proses belajar mengajar.

3. Faktor lingkungan kerja yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah

kondisi lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan

seperti penerangan, suhu udara, sirkulasi udara, kebersihan, kebisingan,

(25)

kerja, tata letak atau layout ruang kerja, privasi ruang kerja, keamanan

kerja, hubungan sesama rekan kerja dan hubungan kerja antara atasan

(kepala sekolah) dengan bawahan (guru).

4. Kinerja karyawan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah penilaian

pada kinerja atau hasil kerja pada guru di SMP Negeri 1 Jiwan.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan

kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan

kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi secara

teori terhadap penelitian berikut yang sesuai dengan tema dan judul yang

serupa, utamanya yang berkaitan dengan motivasi kerja, usia dan faktor

(26)

2. Secara Praktis

a. Bagi karyawan, dalam hal ini adalah guru di SMP Negeri I Jiwan:

Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru di SMP Negeri I Jiwan

termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik.

b. Bagi atasan, dalam hal ini adalah kepala sekolah SMP Negeri I Jiwan:

Atasan atau dalam hal ini adalah kepala sekolah mampu memahami

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai atau kinerja

para guru sehingga mampu memberikan motivasi dan mengawasi

pegawai agar bekerja secara optimal sesuai dengan jobdesk-nya

masing-masing dan tetap menjaga lingkungan kerja agar tetap kondusif.

c. Bagi organisasi atau perusahaan, dalam hal ini adalah SMP Negeri I

Jiwan:

SMP Negeri 1 Jiwan diharapkan menjadi sekolah yang berkualitas

dengan adanya kinerja para guru yang semakin baik sehingga mampu

menghasilkan murid-murid yang berprestasi.

d. Bagi peneliti, dalam hal ini adalah saya sendiri:

Menambah pengetahuan dan pengalaman serta mengetahui

faktor-faktor apa saja yang dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan yang

nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan kekaryaan di masa

(27)

e. Bagi Universitas Sanata Dharma:

Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah referensi bagi pembaca

dan pertimbangan bagi mahasiswa yang kelak ingin melakukan

penelitian serupa.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai landasan teori, penelitian-penelitian

sebelumnya, kerangka konseptual penelitian dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, waktu dan lokasi

penelitian, variabel penelitian, definisi operasional,

pengukuran variabel, populasi dan sampel, teknik

pengambilan sampel, sumber data, teknik pengumpulan

data, teknik pengujian instrumen, teknik analisis data, uji

asumsi klasik, uji F, uji t, dan koefisien determinasi.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menjelaskan mengenai sejarah dan perkembangan,

(28)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi dua hal pokok. Pertama, paparan/deskripsi

mengenai temuan yang diperoleh dan analisisnya, baik

secara kuantitatif (data dalam tabel atau grafik) maupun

secara kualitatif. Kedua, memuat hasil uji statistik.

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

Bab ini berisi kesimpulan, saran, dan keterbatasan terhadap

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (human resources management)

dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam

organisasi yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber

daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya

manusia, perencanaan dan pengembangan karier, pemberian

kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja serta

hubungan industrial (Marwansyah, 2010:3-4).

2. Motivasi Kerja

a) Pengertian motivasi kerja

(1) Motivasi kerja merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh

seorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat dan

dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawan untuk

mengambil tindakan-tindakan dan dorongan ini bertujuan untuk

menggiatkan orang-orang karyawan agar mereka bersemangat

dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari

orang-orang tersebut (Manullang, 2004:194).

(30)

(2) Motivasi kerja adalah keseluruhan proses pemberian motivasi

bekerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau

bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi

dengan efisien dan ekonomis (Sedarmayanti, 2001:66).

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja (Maslow

dalam Hasibuan, 2005:154) yaitu:

(1) Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs)

Kebutuhan untuk mempertahankan hidup, yang termasuk dalam

kebutuhan ini adalah makan, minum, perumahan, udara dan

sebagainya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan ini

merangsang seseorang berperilaku dan giat bekerja.

(2) Kebutuhan akan rasa aman (Safety and Security Needs)

Kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni rasa aman dari

ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan

pekerjaan. Kebutuhan ini mengarah kepada dua bentuk yakni

kebutuhan akan keamanan jiwa terutama keamanan jiwa di

tempat bekerja pada saat mengerjakan pekerjaan dan kebutuhan

akan keamanan harta di tempat pekerjaan pada waktu bekerja.

(3) Kebutuhan sosial atau afiliasi (Affiliation or Acceptance Needs)

Kebutuhan sosial, teman afiliasi, interaksi, dicintai dan

mencintai, serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan

(31)

mau hidup menyendiri seorang diri di tempat terpencil, ia selalu

membutuhkan kehidupan berkelompok.

(4) Kebutuhan yang mencerminkan harga diri (Esteem or Status

Needs)

Kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta

penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat

lingkungannya. Idealnya prestise timbul karena adanya prestasi,

tetapi tidak selamanya demikian. Akan tetapi perlu juga

diperhatikan oleh pimpinan bahwa semakin tinggi kedudukan

seseorang dalam masyarakat atau posisi seseorang dalam

organisasi semakin tinggi pula prestisenya. Prestise dan status

dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai

simbol status itu.

(5) Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)

Kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan

kemampuan, keterampilan dan potensi optimal untuk mencapai

prestasi kerja yang sangat memuaskan. Kebutuhan ini

merupakan realisasi lengkap potensi seseorang secara penuh.

Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhnya

dapat berbeda satu dengan yang lainnya, pemenuhan kebutuhan

dapat dilakukan pimpinan perusahaan dengan

(32)

3. Usia

a) Pengertian usia

Usia atau umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu

keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun

yang mati. Usia manusia diukur sejak dia lahir hingga waktu usia

tersebut dihitung. Usia produktif adalah usia ketika seseorang masih

mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu.

Hubungan antara usia (umur) dengan kinerja menjadi isu

penting yang semakin meningkat di masa yang akan datang (Robbins

dalam Supriyono, 2012:57). Mereka yang mempunyai usia lanjut

biasanya tenaga fisiknya relatif terbatas, meskipun demikian mereka

yang berusia lanjut umumnya memiliki banyak pengalaman, karena

pengalaman diduga berkaitan erat dengan usia. Sebaliknya mereka

yang berusia muda, kemungkinan memiliki vitalitas fisik yang lebih

kuat, namun labour turnover pada karyawan berusia muda relatif

lebih besar dan pada umumnya rasa tanggung jawabnya agak kurang

yang dibandingkan dengan usia lanjut.

Persoalan berapa sebaiknya usia karyawan agar dapat

memberikan prestasi yang maksimal pada perusahaan, merupakan

suatu persoalan yang perlu mendapatkan perhatian tersendiri. Pada

umumnya suatu perusahaan menolak memperkerjakan mereka yang

sudah berusia lanjut. Namun demikian, ada hasil survei di Amerika

(33)

baiknya dengan usia muda (hasil survei di Amerika Serikat dalam

Supriyono, 2012:57). Oleh karena itu, bisa dikatakan belum tentu

mereka yang berusia lanjut kurang produktif dibandingkan dengan

yang usia muda. Menurut Maryono (dalam Supriyono, 2012:57)

mengatakan bahwa mereka yang berusia lanjut umumnya lebih

bertanggungjawab, lebih disiplin, lebih tertib, lebih teliti, lebih

berhati-hati, lebih bermoral dan lebih loyal daripada yang berusia

muda. Semakin tua umur karyawan, biasanya mereka terpuaskan

dengan pekerjaan mereka sedangkan untuk karyawan yang lebih

muda cenderung kurang terpuaskan, karena harapan-harapannya

terlalu tinggi, tidak cepat terwujud, kurang penyesuaian dan

sebagainya.

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi usia dapat dikatakan sebagai usia produktif:

Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan

bahwa penggolongan batas usia kerja atau usia produktif yang

berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut:

(1) Usia 0 - 14 tahun, tergolong sebagai usia belum produktif

karena masih tergolong usia anak-anak atau remaja.

(2) Usia 15 - 64 tahun, tergolong sebagai usia produktif karena

(34)

(3) Usia 65 tahun ke atas, tergolong sebagai usia tidak produktif

karena merupakan usia senja yang tidak lagi produktif untuk

bekerja.

4. Faktor Lingkungan Kerja a) Pengertian lingkungan kerja

Menurut Terry (2006:23) lingkungan kerja dapat diartikan

sebagai kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi, baik secara

langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja organisasi atau

perusahaan. Menurut Amirullah dan Budiyono (2004:51) lingkungan

kerja merujuk pada lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan yang

berada di dalam maupun di luar organisasi tersebut dan secara

potensial mempengaruhi kinerja organisasi itu.

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja

Menurut Sedarmayanti (2001:21) ada beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja

meliputi:

(1) Penerangan/pencahayaan di tempat kerja

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan

guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab

itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang

tetapi tidak menyilaukan untuk menunjang keselamatan dan

(35)

(2) Temperatur/suhu udara di tempat kerja

Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai

temperatur berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk

mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh

yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan

perubahan yang terjadi di luar tubuh tetapi kemampuan untuk

menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh

manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur

luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20%

untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan

normal tubuh.

(3) Kelembaban di tempat kerja

Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam

udara, biasa dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini

berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara dan secara

bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan udara

bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan

mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau

melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan dengan

temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan

menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara

besar-besaran, karena system penguapan. Pengaruh lain adalah makin

(36)

untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu

berusaha untuk mencapai keseimbangan antar panas tubuh

dengan suhu disekitarnya.

(4) Sirkulasi udara di tempat kerja

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup

untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses

metabolisme. Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar

oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan telah

bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi

kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah

adanya tanaman disekitar tempat kerja. Tanaman merupakan

penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Cukupnya

oksigen di sekitar tempat kerja ditambah dengan pengaruh

secara psikologis akibat adanya tanaman di sekitar tempat kerja,

keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada

jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu

mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.

(5) Kebisingan di tempat kerja

Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk

mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak

dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama

dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu

(37)

kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan

yang serius bisa menyebabkan kematian. Setiap pekerjaan

membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya

dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan

efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.

(6) Getaran mekanis di tempat kerja

Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat

mekanis yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh

karyawan dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan.

Getaran mekanis pada umumnya sangat mengganggu tubuh

karena ketidakteraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas

maupun frekuensinya. Secara umum getaran mekanis dapat

mengganggu konsentrasi bekerja, mengakibatkan kelelahan dan

timbul beberapa penyakit seperti penyakit mata, syaraf,

peredaran darah, otot, tulang dan lain-lain.

(7) Bau-bauan di tempat kerja

Adanya bau tidak sedap di sekitar tempat kerja dapat dianggap

sebagai pencemaran karena dapat menganggu konsentrasi

bekerja. Bau-bauan yang terjadi terus menerus dapat

mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian AC (air

conditioner) yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat

digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang menganggu di

(38)

(8) Tata warna di tempat kerja

Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan

dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak

dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat

dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap

perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang

menimbulkan rasa senang, sedih dan lain-lain, karena dalam

sifat warna dapat merangsang perasaan manusia.

(9) Dekorasi di tempat kerja

Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena

itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja

tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata

warna, perlengkapan dan lain-lain untuk bekerja.

(10) Keamanan di tempat kerja

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam

keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya.

Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja dapat

memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM).

5. Kinerja Karyawan

Pengertian kinerja karyawan

Menurut Sulistiyani (2003:223) kinerja karyawan merupakan

kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai

(39)

karyawan adalah tingkat kemampuan para karyawan dalam mencapai

persyaratan-persyaratan pekerjaan.

B. Penelitian-Penelitian Sebelumnya

1) Murti, Harry dan Veronika Agustini Srimulyani. 2013. “Pengaruh

Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai dengan Variabel Pemediasi

Kepuasan Kerja pada PDAM Kota Madiun”, Jurnal Riset Manajemen dan

Akuntansi, Vol.1 No.1, 10-17.

.Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh motivasi terhadap

kepuasaan kerja pegawai, pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai,

pengaruh kepuasaan kerja terhadap kinerja pegawai, dan menguji

kepuasaan kerja sebagai variabel pemediasi antara motivasi dan kinerja

pegawai. Responden sebanyak 155 pegawai tetap di PDAM Kota

Madiun. Analisis data menggunakan metode regresi. Temuan

menunjukan motivasi berpengaruh signifikan pada kepuasaan kerja,

motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dan

kepuasaan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

Temuan juga menunjukan bahwa kepuasaan kerja merupakan variabel

pemediasi antara motivasi dengan kinerja pegawai.

2) Haryanti, Widi. 2012. “Pengaruh Usia dan Keinginan Sosial Terhadap

Kinerja Karyawaan Industri Manufaktur di Semarang”, Jurnal Bisnis

(40)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh usia dan

keinginan sosial karyawan. Pentingnya penelitian ini adalah

menentukan kebijaksanaan yang berkaitan dengan kinerja. Hipotesis

dari penelitian ini diduga bahwa masing-masing variabel independen

usia dan keinginan sosial berpengaruh positif terhadap kinerja. Usia

berpengaruh positif terhadap keinginan sosial, keinginan sosial

melampaui variabel antara usia dan kinerja, baik usia dan keinginan

sosial berpengaruh positif terhadap kinerja. Penelitian ini menggunakan

metode survei yang dilakukan terhadap karyawan industri manufaktur

di Semarang. Sumber data adalah data utama dan data sekunder. Teknik

pengumpulan data adalah menggunakan teknik purposive sampling 120

responden. Teknik analisis data menggunakan linear ganda analisis

regresif, uji t dan uji F. Hasil analisis adalah persamaanregresif: Y =

10,338 + 2,776 X1 + 0,285 X2 + e. Uji T usia karyawan adalah t hitung

(4,329) > t tabel (2,00), yang berarti bahwa ada pengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja usia. Uji T keinginan sosial karyawan

adalah t biaya (4,025) > t tabel (2,00), artinya ada pengaruh positif dan

signifikan dari keinginan sosial terhadap kinerja. Uji T usia terhadap

keinginan sosial adalah t hitung (3,198) > t tabel (2,00), artinya ada

pengaruh positif dan signifikan terhadap usia tuntutan sosial. Dari

analisis regresi, nilai β antara umur terhadap kinerja karyawan adalah

0,547 dibandingkan dengan nilai β setelah intervensi variabel (0,396 x

(41)

0,684 sehingga β meningkatkan hingga 0,684. Dengan kata lain,

variabel permintaan sosial intervensi variabel. Hasil uji F adalah bahwa

14,115 lebih besar dari F tabel 3,15 (14.115 > 3,15), yang berarti bahwa

ada pengaruh positif dan signifikan dari usia dan keinginan sosial

terhadap kinerja.

3) Sofyan, Diana Khairani. 2013. “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap

Kinerja Kerja Pegawai BAPPEDA”, Malikussaleh Industrial

Engineering Journal, Vol.2 No.1, 18-23.

Peningkatan produktivitas kerja PNS bukan hanya masalah pada jumlah

hari kerja saja, namun juga dilakukan dengan melakukan pengaturan

hari libur nasional dan cuti bersama untuk meningkatkan kinerja

pegawai yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan

efektivitas kerja. Meningkat atau menurunnya kinerja pegawai dalam

suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor

internal maupun faktor eksternal yang timbul pada organisasi

bersangkutan. Oleh sebab itu, timbulnya motivasi kerja dalam diri para

pegawai berbeda antara pegawai yang satu dengan yang lain, perbedaan

itu tidak saja antara pegawai yang memiliki tugas atau jabatan yang

berbeda, akan tetapi juga antara pegawai yang bekerja di bagian yang

sama. Demikian halnya dengan kantor BAPPEDA Kab. X, peningkatan

produktifitas sangat diperlukan guna mencapai hasil kerja yang optimal.

Dalam hal ini penelitian dilakukan guna mendapatkan pengaruh antara

(42)

produktifitas atau tidak. Ada dua variabel yang digunakan, yaitu

lingkungan kerja (variabel independen) dan kinerja (variabel dependen).

Hasil yang diperoleh bahwa koefisien Durbin-Watson bernilai 0,801

yang menunjukan bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap

kinerja pegawai kantor BAPPEDA, dimana hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa Ho ditolak artinya ada pengaruh secara signifikan

antara lingkungan kerja terhadap kinerja kerja pegawai pada

BAPPEDA Kabupaten X, sehingga jelas bahwa produktifitas kerja

sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja.

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka mengenai analisa pengaruh motivasi kerja, usia

dan faktor lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan, maka penulis

merumuskan kerangka konseptual penelitian untuk memudahkan pembaca

(43)

Gambar II.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Keterangan:

Kerangka konseptual penelitian tersebut menunjukkan bahwa diduga ada

pengaruh ketiga variabel meliputi motivasi kerja, usia dan faktor

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan

tanda - - -> yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh secara parsial dan tanda  menunjukkan bahwa adanya pengaruh secara simultan.

D. Hipotesis

Keterkaitan antara motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan kerja

akan mempengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan sebuah organisasi,

instansi ataupun perusahaan. Motivasi kerja sangat dibutuhkan oleh setiap

orang tidak terkecuali dengan karyawan. Mereka membutuhkan suatu

motivasi yang dapat membantu untuk meningkatkan kinerja mereka.

(44)

bentuk, kedua bentuk tersebut adalah motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah pendorong kerja yang bersumber dari

dalam diri pekerja sebagai individu, berupa kesadaran mengenai

pentingnya atau manfaat akan pekerjaan yang dilaksanakannya, dengan

kata lain motivasi ini bersumber dari pekerjaan yang dikerjakan, baik

karena mampu memenuhi kebutuhan atau menyenangkan, atau

memungkinkan mencapai suatu tujuan, maupun karena memberikan

harapan tertentu yang positif di masa depan sedangkan motivasi ekstrinsik

adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai

individu berupa suatu kondisi yang mengharuskannya melaksanakan

pekerjaan secara maksimal.

Usia atau umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu

keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati.

Usia manusia diukur sejak dia lahir hingga waktu usia tersebut dihitung.

Usia produktif adalah usia ketika seseorang masih mampu bekerja dan

menghasilkan sesuatu. Apabila manusia berada pada kisaran usia produktif

yaitu antara usia 15 tahun hingga 64 tahun, maka dia dikatakan produktif

untuk bekerja. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi performa kinerja

guru dalam melaksanakan setiap job desk-nya.

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para

pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan (Nitisemito, 1983:183). Kita harus memperhatikan

(45)

mempengaruhi kinerja karyawannya. Kita bisa memperhatikan mulai dari

penerangan, temperatur udara, sirkulasi udara, tata letak ruang kerja,

kebersihan, kebisingan, tata warna ruang, keamanan kerja dan lain-lain

apakah sudah sesuai dengan kenyamanan karyawan.

Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,

2011:67). Dengan demikian, kinerja merupakan tentang bagaimana

melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.

Kinerja menentukan keberhasilan sebuah perusahaan dalam menjalankan

program sumber daya manusia guna pencapaian tujuan organisasi secara

maksimal. Pencapaian kinerja yang baik juga banyak dipengaruhi oleh

berbagai hal diantaranya adalah motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan

kerja.

Berdasarkan uraian di atas, motivasi kerja, usia dan faktor

lingkungan kerja diduga memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

Maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan kerja secara simultan

berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

H2: Motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan kerja secara parsial

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah dengan studi kasus. Menurut

Rahardjo dan Gudnanto (2011:250), studi kasus merupakan suatu metode

untuk memahami individu yang dilakukan secara integratif dan

komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang individu

tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat

terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1) Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang menjadi sasaran dalam penelitian

dan mampu memberikan informasi kepada penulis. Subjek dalam

penelitian ini adalah guru di SMP Negeri I Jiwan.

2) Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel yang dapat diukur dan akan diteliti

oleh penulis. Objek dalam penelitian ini adalah pengaruh motivasi

kerja, usia, faktor lingkungan kerja dan kinerja karyawan.

(47)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015.

2) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Negeri I Jiwan yang

beralamatkan di Jln. Raya Solo Ds. Kincang Kec. Jiwan Kab. Madiun,

Jawa Timur, Indonesia.

D. Variabel Penelitian 1) Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya

variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi

motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan kerja.

2) Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan.

E. Definisi Operasional

1) Motivasi Kerja (X1)

Motivasi kerja merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang

(48)

orang lain, dalam hal ini karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan

dan dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan orang-orang karyawan

agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana

dikehendaki dari orang-orang tersebut (Manullang 2004:194). Indikator

motivasi kerja meliputi:

a. Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs)

b. Kebutuhan akan rasa aman (Safety and Security Needs)

c. Kebutuhan sosial atau afiliasi (Affiliation or Acceptance Needs)

d. Kebutuhan yang mencerminkan harga diri (Esteem or Status

Needs)

e. Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)

2) Usia (X2)

Usia atau umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan

suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Usia

manusia diukur sejak dia lahir hingga waktu usia tersebut dihitung. Usia

produktif adalah usia ketika seseorang masih mampu bekerja dan

menghasilkan sesuatu. Indikator usia meliputi:

a. Usia belum produktif 0 - 14 tahun.

b. Usia produktif 15 - 64 tahun.

c. Usia tidak produktif 65 tahun ke atas.

3) Faktor lingkungan kerja (X3)

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para

(49)

tugas-tugas yang dibebankan (Nitisemito, 1983:183). Menurut

Sedarmayanti (2001:46), indikator faktor lingkungan kerja meliputi:

a. Penerangan/pencahayaan di tempat kerja.

b. Temperatur/suhu udara di tempat kerja.

c. Kelembaban di tempat kerja.

d. Sirkulasi udara di tempat kerja.

e. Kebisingan di tempat kerja.

f. Getaran mekanis di tempat kerja.

g. Bau-bauan di tempat kerja.

h. Tata warna di tempat kerja.

i. Dekorasi di tempat kerja.

j. Keamanan di tempat kerja.

4) Kinerja karyawan (Y)

Menurut Sulistiyani (2003:223) kinerja karyawan merupakan

kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai

dari hasil kerjanya. Menurut Prawirosentono (2008:27), kinerja

karyawan dapat dinilai atau diukur dengan beberapa indikator yaitu:

a. Efektifitas, yaitu bila tujuan kelompok dapat dicapai dengan

program-program yang telah direncanakan.

b. Tanggung jawab, merupakan bagian yang tak terpisahkan atau

sebagai akibat kepemilikan wewenang.

c. Disiplin, yaitu taat pada hukum dan aturan yang belaku. Disiplin

(50)

menghormati perjanjian kerja dengan perusahaan dimana dia

bekerja.

d. Inisiatif, berkaitan dengan daya pikir, kreatifitas dalam bentuk suatu

ide yang berkaitan dengan tujuan perusahaan. Sifat inisiatif

sebaiknya mendapat perhatian atau tanggapan perusahaan dan

atasan yang baik. Dengan perkataan lain inisiatif karyawan

merupakan daya dorong kemajuan yang akhirnya akan

mempengaruhi kinerja karyawan.

F. Pengukuran Variabel

1. Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan pada kuesioner adalah Skala

Likert. Skala Likert menurut Sugiyono (2009:134) merupakan skala yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena

sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya

disebut dengan variabel penelitian. Data yang telah terkumpul melalui

kuesioner kemudian diolah oleh penulis ke dalam bentuk kuantitatif

dengan cara menetapkan skor jawaban dari pertanyaan yang telah

dijawab oleh responden. Pemberian skor tersebut didasarkan pada

ketentuan Sugiyono (2009:135) dimana skala pengukuran untuk variabel

motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan kerja serta kinerja karyawan

(51)

a) Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

b) Setuju (S) diberi skor 4

c) Netral (N) diberi skor 3

d) Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

e) Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

2. Deskripsi Data Penelitian

Untuk menjelaskan hasil penelitian responden terhadap variabel

penelitian dilakukan berdasarkan nilai rata-rata pada setiap variabel.

Penilaian responden tertinggi dengan skor rata-rata 5 dan skor penilaian

terendah adalah 1 maka dapat ditentukan interval sebagai berikut :

Sehingga dapat ditentukan range jawaban sebagai berikut :

Skor rata-rata antara 1,00 – 1,80 = Sangat tidak baik

Skor rata-rata antara 1,81 – 2,60 = Tidak baik

Skor rata-rata antara 2,61 – 3,40 = Cukup

Skor rata-rata antara 3,41 – 4,20 = Baik

(52)

Berdasarkan kriteria jawaban tersebut maka dapat dijelaskan penilaian

deskriptif responden terhadap variabel - variabel penelitian sebagai

berikut :

produktif Tidak nyaman

Kinerja tidak

produktif Nyaman Kinerja baik

4,21-5,00

G. Populasi dan Sampel 1) Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek

yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2007:55). Dalam penelitian ini, populasi yang diteliti adalah

(53)

Kincang Kec. Jiwan Kab. Madiun, Jawa Timur, Indonesia sebanyak 45

orang.

2) Sampel

Menurut Sugiyono (2007:56) sampel adalah sebagian atau himpunan

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Penelitian dilakukan dengan rumus Slovin dan ditetapkan

jumlah sampel sebanyak 40 orang guru di SMP Negeri 1 Jiwan.

H. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007:61). Pertimbangan yang digunakan

dalam penentuan sampel penelitian ini adalah guru SMP Negeri I Jiwan

yang telah bekerja di sekolah tersebut > 5 tahun . Metode yang digunakan

untuk menentukan jumlah sampel adalah dengan menggunakan rumus

Slovin seperti berikut:

n =

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = estimasi tingkat kesalahan (5%)

Dari rumus Slovin tersebut bisa didapatkan sebanyak 40 sampel

(54)

I. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Adapun pengertian data primer adalah data yang diperoleh

oleh peneliti secara langsung dari subjek yang diteliti, sedangkan data

sekunder merupakan data yang diperoleh oleh peneliti dari sumber data

yang sudah ada sebelumnya.

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Kuesioner

Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang secara logis

berhubungan dengan masalah penelitian dan setiap pertanyaan

merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji

hipotesis dan daftar pertanyaan tersebut harus dibuat secara terperinci

dan lengkap.

2) Observasi

Observasi atau pengamatan adalah sebuah studi yang dilakukan secara

disengaja dan sistematis menegenai fenomena sosial dan gejala-gejala

psikis melalui sebuah pengamatan dan pencatatan.

K. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen diperlukan untuk mengetahui layak tidaknya alat ukur

(55)

1) Uji Validitas

Uji validitas adalah prosedur untuk memastikan valid tidaknya

kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian.

Kuesioner dikatakan valid apabila dapat mempresentasikan atau

mengukur apa yang hendak diukur, dalam hal ini adalah variabel

penelitian. Dengan kata lain, validitas merupakan ukuran yang

menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan.

Pengujian validitas menggunakan teknik korelasi product moment

pearson dengan rumus sebagai berikut:

=

Keterangan:

: koefisien korelasi product moment

n : jumlah responden

∑X : jumlah skor X

∑Y : jumlah skor Y

∑XY : jumlah hasil kali antara X dan Y

Besarnya r dapat dihitung dengan menggunakan taraf signifikasi (α)

sebesar 5%. Jika hasil pengukuran menunjukkan > dan

= , maka item tersebut dinyatakan valid, tetapi jika

(56)

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menyangkut masalah ketepatan alat ukur yang dapat

dinilai dengan analisa statistik untuk mengetahui konsistensi alat ukur.

Suatu instrumen dianggap reliabel apabila instrumen atau alat ukur

yang digunakan tersebut dapat diandalkan dan tetap konsisten jika

pengukuran data penelitian diulang. Pengujian reliabilitas dapat

dikemukakan dengan rumus Cronbach’s Alpha sebagai berikut:

=

Keterangan:

: reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

: jumlah varian butir

: varian total

Dalam pengukuran reliabilitas, jika reliabilitas kurang dari 0,6 berarti

kurang baik, sedangkan lebih dari 0,6 berarti baik dapat diterima.

L. Teknik Analisis Data

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua

atau lebih variabel independen dalam penelitian ini yang meliputi motivasi

kerja (X1), usia (X2) dan faktor lingkungan kerja (X3) terhadap variabel

dependen kinerja karyawan (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah

(57)

digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Persamaan regresi linear

berganda menggunakan rumus sebagai berikut:

Y= a +

+

+

Keterangan:

Y = kinerja karyawan

a = konstanta regresi

b1 = koefisien regresi motivasi kerja

b2 = koefisien regresi usia

b3 = koefisien regresi faktor lingkungan kerja

X1 = motivasi kerja

X2 = usia

X3 = faktor lingkungan kerja

M. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mendapatkan parameter-parameter

estimasi dari model dinamis yang dipakai, dalam penelitian ini digunakan

metode penaksiran OLS (Ordinary Least Square). Penggunaan metode ini

disertai dengan asumsi-asumsi yang mendasarinya. Asumsi-asumsi

tersebut yaitu :

1) Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah

dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal.

(58)

rumit. Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data

yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka sudah dapat

diasumsikan berdistribusi normal atau biasa dikatakan sebagai sampel

besar. Namun untuk memberikan kepastian, data yang dimiliki

berdistribusi normal atau tidak, sebaiknya digunakan uji statistik

normalitas karena belum tentu data yang lebih dari 30 bisa dipastikan

berdistribusi normal, demikian sebaliknya data yang banyaknya

kurang dari 30 belum tentu tidak berdistribusi normal, untuk itu perlu

suatu pembuktian. Peneliti menggunakan Kolmogorov-Smirnov

Goodness of Fit Test untuk melihat data berdistribusi normal atau

tidak, dan membandingkan dengan Normality Probability Plot

(Sulistyo, 2012:50).

2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan

linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang

harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya

multikolinearitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa

digunakan diantaranya yaitu:

a) Melihat Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi.

b) Membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan

(59)

c) Melihat nilai eigenvalue dan condition index. Pada pembahasan ini

akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai inflation

factor (VIF) pada model regresi dan membandingkan nilai

koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi

secara serentak (R2).

Pada umumnya jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance

kurang dari 0,10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan

multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada

model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi

adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Ada beberapa metode

pengujian yang bisa digunakan diantaranya yaitu uji park, uji glesjer,

uji koefisien korelasi spearman’s rho dan melihat pola grafik regresi.

N. Uji F

Uji F dimaksudkan untuk menguji model regresi atas pengaruh variabel

independen meliputi motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan kerja secara

bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan.

(60)

1) Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan α = 5% (signifikansi 5% atau 0,05

adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).

2) Menentukan dengan menggunakan SPSS atau rumus

seperti berikut ini:

Keterangan:

: koefisien determinasi

: jumlah data atau kasus

: jumlah variabel independen

3) Menentukan

df1 = jumlah variabel-1

df2 = n-k-2

Keterangan:

n : jumlah sampel

k : jumlah variabel independen

df : degree of freedom / derajat kebebasan

4) Kriteria pengujian

ditolak dan diterima jika ≥

(61)

5) Menarik kesimpulan

Apabila diterima dan ditolak maka motivasi kerja, usia dan

faktor lingkungan kerja tidak berpengaruh secara simultan atau

bersama-sama terhadap kinerja karyawan. Jika ditolak dan

diterima maka motivasi kerja, usia dan factor lingkungan kerja

berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap kinerja

karyawan.

O. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji apakah suatu variable bebas berpengaruh

atau tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Suatu variable secara

parsial berpengaruh nyata atau tidak, digunakan uji t seperti berikut ini:

1) Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan α = 5% (signifikansi 5% atau 0,05

adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).

2) Menentukan dengan menggunakan SPSS atau rumus hitung

sebagai berikut:

=

Keterangan:

r : koefisien korelasi parsial

k : jumlah variabel independen

(62)

3) Menentukan

Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% dengan derajat

kebebasan (df) n-k-2 (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah

variabel independen).

4) Kriteria pengujian

ditolak dan diterima jika ≥

diterima dan ditolak jika <

5) Menarik kesimpulan

Apabila ditolak dan diterima, maka dapat disimpulkan bahwa

motivasi kerja, usia dan faktor lingkungan kerja secara parsial

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Jika diterima dan

ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja, usia dan faktor

lingkungan kerja tidak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

P. Koefisien Determinasi ( )

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel independen (motivasi kerja, usia dan lingkungan kerja)

terhadap variabel dependen (kinerja karyawan). Adapun rumus yang

digunakan seperti berikut ini:

=

(63)

: koefisien determinasi

: koefisien regresi motivasi kerja

: koefisien regresi usia

: koefisien regresi faktor lingkungan kerja

: variabel independen (motivasi kerja)

: variabel independen (usia)

: variabel independen (faktor lingkungan kerja)

(64)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah dan Perkembangan Sekolah 1. Sejarah Singkat Sekolah

SMP Negeri 1 Jiwan menempati 2 lokasi yang berada di Jalan

Pangongangan (belakang Kantor Kecamatan Jiwan) yang digunakan untuk

kegiatan pembelajaran siswa-siswi kelas VII dan di Jalan Raya Solo Desa

Kincang yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran siswa-siswi kelas

VII dan IX sejak Tahun Ajaran 2013/2014. SMP Negeri 1 Jiwan

sebelumnya adalah Sekolah Teknik (ST 7) yang didirikan pada 26 Maret

1972. ST 7 kemudian beralih menjadi SMP Negeri Jiwan sejak tahun

1979. Pada tahun 1986, nama SMP Negeri Jiwan berubah menjadi SMP

Negeri 1 Jiwan karena pada tahun tersebut pemerintah mendirikan SMP

Negeri di Kecamatan Jiwan yang bertempat di Desa Wayut selanjutnya

diberi nama SMPN 2 Jiwan. Hal tersebut juga sehubungan dengan adanya

kebijakan pemekaran wilayah Kecamatan Jiwan dipecah menjadi dua yaitu

wilayah utara menjadi Kecamatan Sawahan sedangkan wilayah selatan

tetap Kecamatan Jiwan. Pada tahun 1994/1995 s.d. 2003/2004 nama SMP

Negeri 1 Jiwan diubah menjadi SLTP Negeri 1 Jiwan dan pada tahun 2004

sampai sekarang kembali dengan nama SMP Negeri 1 Jiwan.

(65)

2. Riwayat Kepemimpinan Sekolah

Riwayat kepemimpinan di SMP Negeri 1 Jiwan, sejak tahun 1979 yang

menjabat sebagai Kepala Sekolah yaitu:

Tabel IV.1

Daftar Nama Kepala SMP Negeri 1 Jiwan No. Nama Kepala Sekolah Masa Bakti

1

Drs. Padi Sumarto, MM Sudjarmo, S. Pd

Visi SMP Negeri 1 Jiwan adalah mewujudkan siswa-siswi berwawasan

keunggulan, terdidik, berprestasi dan berbudaya dengan berlandaskan

keimanan dan sopan santun.

2. Misi

a. Membekali peserta didik dengan berbagai kompetensi penguasaan

IPTEK.

b. Membiasakan peserta didik untuk menjalankan kewajiban agama yang

(66)

c. Melatih peserta didik untuk berbudi pekerti yang luhur.

d. Memotivasi peserta didik untuk peduli terhadap kebersihan dan

kelestarian lingkungan.

e. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

f. Menyelenggarakan program kegiatan penunjang kompetensi peserta

didik.

C. Struktur Organisasi Sekolah

(67)

Adapun job description dari masing-masing bagian dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Kepala Sekolah:

a. Membimbing guru dalam hal menyusun dan melaksanakan program

pengajaran, mengevaluasi hasil belajar dan melaksanakan program

pengajaran dan remedial.

b. Membimbing karyawan dalam hal menyusun program kerja dan

melaksanakan tugas sehari-hari.

c. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler, OSIS dan

mengikuti lomba di luar sekolah.

d. Mengembangkan staf melalui pendidikan/pelatihan melalui pertemuan

seminar dan diskusi, menyediakan bahan bacaan, memperhatikan

kenaikan pangkat dan mengusulkan kenaikan jabatan.

e. Mengikuti perkembangan IPTEK melalui pendidikan/pelatihan

ataupun seminar dan diskusi.

2. Waka Urusan Kurikulum:

a. Menyusun program pembelajaran.

b. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan.

c. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran.

d. Menyusun jadwal evaluasi belajar dan pelaksanaan ujian akhir.

e. Menerapkan kriteria persyaratan kenaikan kelas dan ketamatan

sekolah.

Gambar

Gambar II.1   Kerangka Konseptual Penelitian……………………… ........ …… 23
Gambar II.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel III.1 Deskripsi Variabel Penelitian
Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% dengan derajat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ada keyakinan bahwa perputaran lingkaran kerja sama negatif antara wajib pajak dengan aparat pajak dapat diputus melalui penegakan hukum yang tegas dan konsisten terhadap

“On this PC” refers to music files actually on your machine, while “in the cloud” lists songs you’ve bought from Microsoft’s online music store; they’re held for you in

Tujuan Penelitian ini adalah (1) medeskripsikan hasil analisis unsur intrinsik cerita rakyat ”Roro Jonggrang” ditinjau dari tokoh, latar, alur, tema, amanat, bahasa, dan

Faktor-faktor Resiko utama tersebut mendorong peneliti untuk menjawab permasalahan tentang “Adakah hubungan faktor resiko (status gizi, BBLR, pemberian ASI Eksklusif, polusi

Uji coba dilakukan untuk mengetahui implementasi bahan ajar modul dan keefektifan bahan ajar modul dalam penelitian. Implementasi bahan ajar modul diuji

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

Patar Raja, Wijanto Heroe, Wahyu Yuyu, ”Perancangan Dan Realisasi Antena Mikrostrip Rectangular Bercelah Untuk Triple Band (900.. MHz, 1800 MHz, 2400

[r]