• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas: studi kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas: studi kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal."

Copied!
233
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

Studi Kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal Lucia Indah Paskarani

NIM: 122114008 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal. Evaluasi ini diharapkan mampu menjadi saran dan masukan yang membangun bagi paroki agar semakin memperkuat pengendalian internal yang ada pada paroki.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan ialah mendeskripsikan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan di Paroki Santo Antonius Padua Kendal, membandingkan penerapan pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan teori pengendalian internal menurut COSO dan Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki (PTKAP) Keuskupan Agung Semarang, dan menguji efektivitas pengendalian internal dengan uji kepatuhan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan, terdapat sepuluh fungsi yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas Paroki Santo Antonius Padua Kendal, empat belas catatan akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, sebelas dokumen penerimaan dan pengeluaran kas, empat prosedur penerimaan kas dan dua prosedur pengeluaran kas; kemudian pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal belum sepenuhnya mengacu pada teori pengendalian internal menurut COSO dan PTKAP KAS, dan pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengenluaran kas yang diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal masih lemah, sehingga pengujian efektivitas pengendalian internal tidak dapat dilakukan.

(2)

ABSTRACT

AN EVALUATION OF INTERNAL CONTROL IN THE ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM OF CASH REVENUE AND CASH

EXPENDITURE

A Case Study at The Paris of Saint Anthony Padua of Kendal Lucia Indah Paskarani

NIM: 122114008 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research aims to evaluate the internal control in the accounting information system of cash revenue and cash expenditure which applied at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal. This evaluation is expected to give constructive suggestion and advise for the parish in order to further strengthen the internal control.

The kind of this research is a case study. Data were obtained by interview, observation, and documentation. Steps undertaken to achieve the purpose are describing the accounting information system of cash revenue and cash expenditure flow which applied at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal, then comparing the application of internal control in the accounting information system of cash revenue and cash expenditure at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal with internal control theory based on COSO and Finances Technical Guidance and Accountancy of the Parish of Archbishopric of Semarang, and examining the effectiveness of internal control with the compliance test.

The result of this research showed that there are ten functions that connected with acoounting information system of cash revenue and cash expenditure at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal, fourteen accounting records of cash revenue and cash expenditure, eleven documents of cash revenue and cash expenditure, five procedures of cash revenue and two procedures of cash expenditure at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal. The second result is the internal control of accounting information system of cash revenue and cash expenditure which applied by The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal have not been fully focused on internal control theory based on COSO and Finances Technical Guidance and Accountancy of the Parish of Archbishopric of Semarang, and the third result is the internal control of accounting information system of cash revenue and cash expenditure which applied by The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal still weak, so the effectiveness of internal control of cash revenue and cash expenditure can not be examined.

(3)

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN

PENGELUARAN KAS

Studi Kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Lucia Indah Paskarani

NIM : 122114008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN

PENGELUARAN KAS

Studi Kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Lucia Indah Paskarani

NIM : 122114008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

Motto dan Persembahan

Manusia mendapatkan jatah kegagalan

masing-masing

Habiskan jatah gagalmu di masa

mudamu

Untuk kedua orang tuaku, terima kasih.

Untuk kakak adikku, terima kasih.

Untuk teman-temanku, terima kasih.

(8)
(9)
(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur serta terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan rahmat da karunia kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Evaluasi Pengendalian Internal dalam

Sistem Informasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil disusun

berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dnegan

segala kerendahan hati pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat dan karunia yang tak

terhingga.

2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, rektor Universitas Sanata Dharma

yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan

kepribadian penulis.

3. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA, Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Sanata Dharma.

5. Ilsa Haruti Suryandari, S.E., S.I.P., M.Sc., Ak., dosen pembimbing skripsi

yang telah membantu dan membimbing penulis menyelesaikan skripsi.

6. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., dosen pembimbing akademik yang telah

mendampingi dan membimbing penulis dari awal kuliah hingga saat ini.

7. Romo Laurentius Suhar Dwi Budi Prasetyo, Pr, Romo Paroki Santo Antonius

Padua Kendal yang telah memberikan ijin penulis untuk penelitian di Gereja.

8. Theresia Erni Kurniati, Yulius Bambang Wijanarko, dan Yohana Menik

Aryani sebagai Bendahara I, Bendahara II dan Bendahara II Gereja yang telah

(11)

viii

berupa catatan akuntansi dan dokumen transaksi yang dibutuhkan penulis

selama penelitian.

9. Seluruh dosen Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang

telah memberikan seluruh ilmu di setiap mata kuliah.

10. Orang tuaku, Babe Anton dan Mami Christine yang tak henti-hentinya selalu

mendukung secara finansial dan mendoakan penulis selama penulisan skripsi.

11. Kakakku Putri, dan adikku Nita atas semangat dan doa untuk penulis.

12. Sepupuku Doni dan Ivan yang telah ikut mendukung penulis selama menulis

skripsi.

13. Kekasihku, Dewangga Bagaskoro, atas cinta dan kesabarannya, serta

kekuatan yang diberikan kepada penulis menjelang pendadaran. Jangan kapok

yak 

14. Teman Mudika, Aga dan Hendra yang sudah ikut membantu penulis survei

data dan konfirmasi data di Keuskupan Agung Semarang.

15. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKS) angkatan 2014

yang telah mengajari penulis arti kerja sama dan berorganisasi kepada

penulis.

16. Teman-teman Akuntansi 2012 atas kebersamaan dan kekerabatan yang telah

dibangun selama kuliah, serta doa dan dukungan yang kalian berikan.

17. Teman-teman kelas MPAT F yang senantiasa menyemangati, mendukung

dan mendorong penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

18. Teman-teman Gandroeng Choir, yang dengan keceriaannya turut

menyemangati dan mendukung penulis disaat jenuh dan nyaris putus asa

dalam menyelesaikan skripsi.

19. Teman-teman terbaik: Mika, Lave, Ranti, Mita, Falen yang tak pernah bosan

terus menyemangati dan mendukung penulis dengan segala upaya dalam

‘memaksa’ penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.

20. Teman-teman Fasilitator KEK III DIY: Mas Sylvan, Mas Galih, Mbak

Ganesh, Mas Dion, dan Stella yang sudah meluangkan waktu untuk

(12)
(13)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xv

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ...xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 7

(14)

xi

A. Organisasi Nirlaba ... 9

B. Sistem ... 14

C. Informasi ... 17

D. Sistem Informasi Akuntansi ... 19

E. Kas ... 28

F. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas ... 29

G. Evaluasi ... 39

H. Pengendalian Internal ... 40

I. Pengendalian Internal Penerimaan Kas ... 58

J. Pengendalian Internal Pengeluaran Kas ... 60

K. Bagan Alir ... 62

L. Pengujian Efektivitas Pengendalian ... 63

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 68

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 68

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 69

D. Data yang Diperlukan ... 69

E. Populasi dan Sampel ... 70

F. Teknik Pengumpulan Data ... 71

G. Teknik Analisis Data ... 72

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI A. Sejarah dan Perkembangan Paroki ... 92

(15)

xii

C. Tujuan Paroki ... 105

D. Struktur Dewan Paroki ... 106

BAB V HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrispsi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal ... 111

B. Perbandingan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan Teori Pengendalian Internal Menurut COSO dan PTKAP ... 160

C. Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas dengan Uji Kepatuhan ... 181

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 184

B. Keterbatasan Penelitian ... 185

C. Saran ... 185

DAFTAR PUSTAKA ... 188

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Penjelasan Teori PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran

Kas PSAPK berdasarkan PI menurut COSO Komponen

Lingkungan Pengendalian ... 75

Tabel 3.2 Penjelasan Teori PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran

Kas PSAPK berdasarkan PI menurut COSO Komponen

Penilaian Risiko... 77

Tabel 3.3 Penjelasan Teori PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran

Kas PSAPK berdasarkan PI menurut COSO Komponen

Informasi dan Komunikasi ... 78

Tabel 3.4 Penjelasan Teori PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran

Kas PSAPK berdasarkan PI menurut COSO Komponen

Aktivitas Pengendalian... 79

Tabel 3.5 Penjelasan Teori PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran

Kas PSAPK berdasarkan PI menurut COSO Komponen

Pemantauan ... 83

Tabel 3.6 Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian

Pengendalian ... 87

Tabel 3.7 Stop-or-go Decision... 88

Tabel 3.8 Attribute Sampling for Determining Stop-or-go Sample size and

(17)

xiv

Sample Result ... 89

Tabel 5.1 Hasil Analisis Implementasi PI pada Sistem Penerimaan dan

Pengeluaran Kas di PSAPK berdasarkan PI COSO pada

Komponen Lingkungan Pengendalian ... 161

Tabel 5.2 Hasil Analisis Implementasi PI pada Sistem Penerimaan dan

Pengeluaran Kas di PSAPK berdasarkan PI COSO pada

Komponen Penilaian Risiko ... 164

Tabel 5.3 Hasil Analisis Implementasi PI pada Sistem Penerimaan dan

Pengeluaran Kas di PSAPK berdasarkan PI COSO pada

Komponen Aktivitas Pengendalian ... 166

Tabel 5.4 Hasil Analisis Implementasi PI pada Sistem Penerimaan dan

Pengeluaran Kas di PSAPK berdasarkan PI COSO pada

Komponen Informasi dan Komunikasi ... 169

Tabel 5.5 Hasil Analisis Implementasi PI pada Sistem Penerimaan dan

Pengeluaran Kas di PSAPK berdasarkan PI COSO pada

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan

Sistem yang Lebih Besar dan Lebih Kecil ... 24

Gambar 4.1 Skema Pelayanan Pastoral DPSAPK ... 110

Gambar 5.1 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Kolekte

Gereja Wilayah ... 140

Gambar 5.2 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Kolekte

Gereja Paroki ...141

Gambar 5.3 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Kolekte

Gereja Paroki (lanjutan) ... 142

Gambar 5.4 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan

Bulanan Umat ... 143

Gambar 5.5 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan

Bulanan Umat (lanjutan) ... 144

Gambar 5.6 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan

Bulanan Umat (lanjutan) ... 145

Gambar 5.7 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Devosionalia.... 146

Gambar 5.8 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Devosionalia

(lanjutan)... 147

Gambar 5.9 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan

(19)

xvi

Gambar 5.10 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan

Umat (lanjutan)... 149

Gambar 5.11 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan

Teks Missa... 150

Gambar 5.12 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan

Teks Missa (lanjutan) ... 151

Gambar 5.13 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kebun... 152

Gambar 5.14 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kebun

(lanjutan) ... 153

Gambar 5.15 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim

Kerja ... 154

Gambar 5.16 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim

Kerja (lanjutan) ... 155

Gambar 5.17 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim

Kerja (lanjutan) ... 156

Gambar 5.18 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya

Kepanitiaan ... 157

Gambar 5.19 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya

Kepanitiaan (lanjutan) ... 158

Gambar 5.20 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya

(20)

xvii

ABSTRAK

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

Studi Kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal

Lucia Indah Paskarani NIM: 122114008 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal. Evaluasi ini diharapkan mampu menjadi saran dan masukan yang membangun bagi paroki agar semakin memperkuat pengendalian internal yang ada pada paroki.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan ialah mendeskripsikansistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan di Paroki Santo Antonius Padua Kendal, membandingkan penerapan pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan teori pengendalian internal menurut COSO dan Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki (PTKAP) Keuskupan Agung Semarang, dan menguji efektivitas pengendalian internal dengan uji kepatuhan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan, terdapat sepuluh fungsi yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas Paroki Santo Antonius Padua Kendal, empat belas catatan akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, sebelas dokumen penerimaan dan pengeluaran kas, empat prosedur penerimaan kas dan dua prosedur pengeluaran kas; kemudian pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal belum sepenuhnya mengacu pada teori pengendalian internal menurut COSO dan PTKAP KAS, dan pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengenluaran kas yang diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal masih lemah, sehingga pengujian efektivitas pengendalian internal tidak dapat dilakukan.

(21)

xviii

ABSTRACT

AN EVALUATION OF INTERNAL CONTROL IN THE ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM OF CASH REVENUE AND CASH

EXPENDITURE

A Case Study at The Paris of Saint Anthony Padua of Kendal

Lucia Indah Paskarani NIM: 122114008 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research aims to evaluate the internal control in the accounting information system of cash revenue and cash expenditure which applied at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal. This evaluation is expected to give constructive suggestion and advise for the parish in order to further strengthen the internal control.

The kind of this research is a case study. Data were obtained by interview, observation, and documentation. Steps undertaken to achieve the purpose are describing the accounting information system of cash revenue and cash expenditure flow which applied at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal, then comparing the application of internal control in the accounting information system of cash revenue and cash expenditure at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal with internal control theory based on COSO and Finances Technical Guidance and Accountancy of the Parish of Archbishopric of Semarang, and examining the effectiveness of internal control with the compliance test.

The result of this research showed that there are ten functions that connected with acoounting information system of cash revenue and cash expenditure at The Parish ofSaint Anthony Padua of Kendal, fourteen accounting records of cash revenue and cash expenditure, eleven documents of cash revenue and cash expenditure, five procedures of cash revenue and two procedures of cash expenditure at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal. The second result isthe internal control of accounting information system of cash revenue and cash expenditure which applied by The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal have not been fully focused on internal control theory based on COSO and Finances Technical Guidance and Accountancy of the Parish of Archbishopric of Semarang, and the third result is the internal control of accounting information system of cash revenue and cash expenditure which applied by The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal still weak, so the effectiveness of internal control of cash revenue and cash expenditure can not be examined.

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi secara umum dimengerti sebagai suatu tempat atau

wadah yang berisi sekumpulan orang dengan tujuan, visi, dan misi yang

sama, serta saling bekerja sama untuk mencapai tujuan dan visi serta misi

tersebut. Organisasi sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu organisasi

berorientasi laba (profit oriented) maupun organisasi berorientasi bukan

laba (non-profit oriented). Gereja dipandang sebagai suatu organisasi yang

tidak berorientasi laba/nirlaba, dengan mengutamakan pelayanan dan

pengabdian kepada masyarakat satu sama lain.

Gereja sebagai organisasi nirlaba memiliki kegiatan manajemen,

baik yang berkaitan dengan sumber daya manusia maupun keuangan.

Setiap organisasi, baik berorientasi laba maupun tidak berorientasi laba,

memiliki laporan keuangan yang jelas dan sesuai dengan standar akuntansi

keuangan yang berlaku. Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan gereja

dalam pengelolaan keuangan gereja yang baik, meliputi cara gereja

mengelola keuangannya dan mengupayakan informasi keuangan gereja.

Gereja membutuhkan dana untuk mengelola dan mengupayakan serta

melaksanakan tugas dan panggilannya, dan dalam mengupayakan

perolehan dana serta mengatur penggunaannya, gereja memerlukan

(23)

Pada dasarnya, akuntansi merupakan kegiatan mengolah

transaksi-transaksi keuangan menjadi informasi keuangan yang siap pakai. Kegiatan

dalam proses akuntansi terdiri dari pencatatan, penggolongan, peringkasan,

pelaporan, dan proses analisis data keuangan dari suatu organisasi. Proses

akuntansi tersebut pada akhirnya akan menghasilkan informasi keuangan

berupa laporan keuangan yang berguna bagi pihak internal organisasi

sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

keuangan, dan bagi pihak eksternal organisasi dalam menilai,

mengevaluasi, menganalisis dan memonitor.

Berhasil atau tidaknya suatu organisasi dapat terlihat dari

pengendalian internal yang dilakukan oleh organisasi tersebut. Suatu

organisasi akan beroperasi dengan baik jika memiliki pengendalian

internal yang baik dan efektif. Pengendalian internal yang efektif akan

membantu manajemen dalam mengendalikan kegiatan penerimaan dan

pengeluaran kas sehingga dapat mencegah terjadinya kesalahan dan

penyelewengan. Pengendalian internal berfungsi untuk menjaga kekayaan

organisasi, memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong

efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Warren,

Reeve, dan Fees, 1999:183). Baik buruknya pelaksanaan pengendalian

internal sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan yang dihasilkan.

Jika pengendalian internal buruk maka akan membuka peluang

dilakukannya penyelewengan atau kecurangan yang dapat membentuk

(24)

jika pengendalian internal baik maka segala bentuk kecurangan yang akan

terjadi dapat diminimalkan, sehingga dapat dihasilkan laporan keuangan

yang dapat dipercaya.

Berdasarkan penelitian Coe dan Ellis dalam The Wall Street Journal

(dikutip dari skripsi “Evaluasi Pengendalian Internal Penerimaan dan

Pengeluaran Kas untuk Organisasi Non Profit” oleh Priyanti, Dian Emi)

mengidentifikasi bahwa terdapat kelemahan dalam pengendalian internal

di lembaga negara, local, dan nirlaba. Pengujian dilakukan terhadap 127

kasus di North Carolina, dimana Negara, daerah, dan pejabat dituntut

akibat kejahatan keuangan karena melaporkan pengendalian yang tidak

terinci. Pengujian menetapkan bahwa 38,6 persen kejahatan adalah hasil

dari pemisahan tugas yang tidak tepat. 12,6 persen merupakan hasil dari

pengendalian pembelian yang lemah, dan 11,8 persen tidak terdeteksi

karena tidak dilakukan audit.

Lebih lanjut (Priyanti, 2014) dikutip dari Duncan, 1999, The Wall

Street Journal melaporkan bahwa Roma Katolik dan imam diosesan

administrator menggelapkan uang gereja lebih dari $3,5 juta selama

periode tiga tahun. Pencurian ini dikaitkan karena tidak adanya audit dan

menggunakan sistem yang berlandaskan kepercayaan atau iman seseorang

dalam mengendalikan arus kas. Staf (dikutip dari Duncan, 1999)

melaporkan bahwa Ellen Cook, mantan bendahara Gereja Episkopal

Centre di New York menggelapkan $2.200.000 antara tahun 1990 dan

(25)

audit dan melanggar kebijakan gereja, yakni mengisi, memeriksa formulir

permintaan, dan menandatanganinya sendiri. MBCB (dikutip dari Duncan,

1999) melaporkan bahwa gereja-gereja di Amerika Serikat telah menjadi

korban penipuan atau penggelapan uang. Pada tahun 1996, ditemukan

sekretaris keuangan gereja telah menggelapkan uang lebih dari $700.000

selama periode tiga tahun. Selama waktu ini, setiap individu percaya

mampu mengambil sekitar 33 persen dari penerimaan kas gereja tanpa

terdeteksi.

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pengendalian internal sangat penting dan perlu diaplikasikan dalam suatu

organisasi nirlaba seperti gereja. Gereja merupakan salah satu organisasi

nirlaba yang memiliki beberapa karakteristik dan sering kurang memahami

pentingnya pengaplikasian pengendalian internal. Beberapa karakteristik

tersebut adalah tidak adanya kepemilikan saham, tidak adanya pengukur

kinerja secara keseluruhan, dan sering dikelola oleh paraprofesional yang

menyediakan layanan yang ditawarkan oleh organisasi (Priyanti, 2014).

Para profesional biasanya tidak memiliki latar belakang manajemen bisnis

dan akuntansi sehingga pengendalian internal sangat dibutuhkan dalam

kegiatan operasional gereja (Duncan, 1999).

Paroki Santo Antonius Padua Kendal (PSAPK) pada awalnya

merupakan paroki administratif yang berinduk pada Paroki Santo Martinus

Weleri, kemudian resmi menjadi paroki mandiri pada tahun 2012.

(26)

Kendal sudah memiliki pengendalian internal penerimaan kas, namun

dalam proses berjalannya, pengendalian internal penerimaan kas tersebut

belum pernah dievaluasi oleh pihak manapun. Berdasarkan latar belakang

tersebut, saya mengambil judul “Evaluasi Pengendalian Internal dalam

Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas” Studi

Kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas

pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal?

2. Apakah penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan dan

pengeluaran kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal sudah

sesuai dengan teori pengendalian internal menurut COSO yang sudah

disesuaikan dengan pengendalian internal menurut Petunjuk Teknis

Keuangan dan Akuntansi Paroki (PTKAP) Keuskupan Agung

Semarang?

3. Apakah pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan

dan pengeluaran kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal sudah

berjalan dengan efektif?

C. Batasan Masalah

Sistem informasi akuntansi memiliki beberapa siklus yang terdapat

dalam suatu organisasi. Penelitian ini hanya berfokus pada pengevaluasian

(27)

kas yang meliputi penerimaan kolekte, persembahan, dan sumbangan serta

pembayaran gaji, pembelian barang devosional dan pembayaran

biaya-biaya yang telah dibangun sebelumnya oleh paroki.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengevaluasi apakah

pelaksanaan pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas pada

Paroki Santo Antonius Padua Kendal sudah berjalan dengan baik dan

layak dengan melihat batasan berupa dokumen, catatan akuntansi, fungsi

laporan, dan prosedur yang baik dalam gereja.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi dan bahan

informasi untuk penelitian yang akan datang, dan menambah

kepustakaan mengenai evaluasi pengendalian internal dalam sistem

informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada gereja

(organisasi nirlaba).

2. Bagi Paroki Santo Antonius Padua Kendal

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi saran dan

informasi, serta masukan yang bermanfaat bagi tim keuangan Paroki

Santo Antonius Padua Kendal untuk menilai sistem yang sudah

dijalankan oleh paroki. Selain itu, juga mampu digunakan sebagai

referensi untuk mengembangkan dan menjalankan sistem dengan

(28)

3. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai wujud implementasi dari materi yang

telah penulis dapat selama perkuliahan, dan juga mampu memberikan

pengetahuan baru bagi penulis mengenai pengendalian internal dalam

sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas teori-teori yang digunakan sebagai

dasar dalam menilai, mengevaluasi, menganalisis, dan

menggambarkan mengenai pengendalian internal dalam

sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran

kas.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, subjek dan objek

penelitian, tempat dan waktu penelitian, data yang

diperlukan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis

data.

(29)

Bab ini membahas mengenai gambaran umum paroki yang

terdiri dari sejarah pendirian paroki, struktur organisasi,

tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari bagian

bendahara, akuntansi, dan kasir paroki.

BAB V : HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan sistem informasi akuntansi

penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan paroki,

membandingkan penerapan pengendalian internal yang

diterapkan dengan teori pengendalian internal menurut

COSO dan Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi

Paroki (PTKAP) Keuskupan Agung Semarang. Dalam bab

ini akan dijelaskan pula kelemahan dan kekurangan dari

pengendalian internal yang ada pada Paroki Santo

Antonius Padua Kendal, menguji efektivitas pengendalian

internal penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan

dalam paroki, dan

BAB VI : PENUTUP

Bab ini membahas kesimpulan mengenai pengevaluasian

yang terkait dengan rumusan masalah, keterbatasan

penelitian, dan saran serta komentar penulis yang

(30)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Organisasi Nirlaba

1. Definisi Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang bersasaran

pokok mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian

publik untuk suatu tujuan tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap

hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba

meliputi gereja, sekolah negeri, rumah sakit dan klinik umum,

organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal

perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi

profesional, institusi riset, museum, dan beberapa petugas pemerintah.

Menurut PSAK No. 45, organisasi nirlaba memperoleh sumber daya

dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak

mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (Mahsun

2011:187).

2. Karakteristik Organisasi Nirlaba

a. Ciri-ciri Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Sumber daya entitas yang berasal dari para penyumbang yang

tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat

ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang

(31)

2) Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk

laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka

jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau

pemilik entitas tersebut.

3) Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis,

dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak

dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan

tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya

entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas (Priyanti,

2014).

b. Tujuan Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba tidak memiliki tujuan mendapatkan laba.

Secara umum tujuan dari organisasi nirlaba adalah menyediakan

layanan bagi masyarakat. Tujuan dari organisasi nirlaba adalah

untuk membantu masyarakat luas yang tidak mampu khususnya

dalam hal ekonomi (Priyanti, 2014).

Pada organisasi nirlaba, penganggaran merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari perencanaan organisasi khususnya

perencanaan program dan kegiatan. Secara garis besar,

penganggaran diawali dengan penyusunan visi, misi, dan tujuan

strategis organisasi dalam jangka panjang. Selanjutnya, tujuan

(32)

kegiatan jangka pendek maupun jangka menengah berupa program

kerja tahunan.

Di dalam program kerja tahunan, dijabarkan

masing-masing kegiatan yang akan dilakukan yang mendukung tujuan

startegis organisasi dan dilengkapi dengan perhitungan kebutuhan

dana. Perhitungan kebutuhan dana organisasi untuk menjalankan

kegiatannya sering disebut dengan penganggaran.

Proses perencanaan secara garis besar digambarkan sebagai

berikut: pencatatan dimulai setelah ada transaksi keuangan yang

terjadi selama pelaksanaan kegiatan organisasi. Pencatatan

dilakukan berdasarkan dokumen transaksi keuangan yang diterima

bagian keuangan dari pihak lain yang melakukan transaksi

keuangan dengan organisasi. Pencatatan seharusnya dilakukan

secara harian setelah ada transaksi keuangan. Pencatatan dilakukan

untuk semua transaksi yang terjadi baik transaksi melalui kas,

bank, dan transaksi lainnya bukan kas dan bank (Priyanti, 2014).

c. Sumber Dana Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba banyak yang bergerak di bidang sosial

sehingga tidak mencari keuntungan dalam setiap kegiatan yang

diadakan. Sumber dana organisasi nirlaba pada dasarnya jauh lebih

luas daripada organisasi laba. Organisasi nirlaba mendapatkan

sumber dana yang berasal dari sumbangan ataupun sumber lain

(33)

d. Perbedaan Organisasi Nirlaba dengan Organisasi Laba

Apabila dibandingkan dengan organisasi laba, organisasi

nirlaba memiliki beberapa perbedaan seperti berikut:

1) Pendirian badan-badan yang berorientasi laba dimaksudkan

untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya,

sedangkan organisasi nirlaba tidak semata-mata mengejar

keuntungan tetapi lebih banyak untuk memenuhi

kebutuhan/kepentingan umum.

2) Sumber pendapatan dan permodalan dari organisasi yang

berorientasi laba adalah penjualan barang dan jasa, sedangkan

organisasi nirlaba memperoleh pendapatan dari donatur,

subsidi, iuran anggota, pinjaman, dan lain-lain.

3) Jenis barang dan jasa yang disediakan oleh organisasi nirlaba

bersifat khas, oleh karena itu tidak ada di pasaran sehingga

tidak ada harga yang dapat digunakan untuk mengukur nilai

barang dan jasa itu secara objektif, contohnya ialah pendidikan.

3. Organisasi Nirlaba Gereja

Veranda (2014:7) menjelaskan, Gereja memperoleh sumber

daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lainnya serta

gereja tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi. Gereja

adalah persekutuan orang-orang yang percaya dan telah dipanggil

Allah dari kegelapan menuju terangNya yang ajaib untuk dijadikan

(34)

dan mengaku bahwa Yesus adalah juru selamat dunia dan manusia.

Uskup mengemban tanggung jawab memelihara seluruh keuskupan,

yang disebut gereja dan menunjuk para imam sebagai pastor yang

mewakilinya melayani komunitas-komunitas lokal yang lebih kecil,

yang sekarang disebut sebagai paroki.

Dikutip dari Kitab Hukum Kanonik nomor 515 (Veranda,

2014:8), paroki ialah jemaat tertentu kaum beriman kristiani yang

dibentuk secara tetap dalam gereja partikular dan yang reksa

pastoralnya dibawah otoritas uskup dan dipercayakan kepada pastor

paroki sebagai gembalanya sendiri. Kesimpulannya ialah paroki

merupakan persekutuan umat Katolik yang dibentuk secara tetap

dalam lingkup keuskupan dengan batas-batas geografis yang

ditentukan oleh uskup dan yang reksa pastoralnya dipercayakan

kepada pastor bersama dengan dewannya. Paroki dibagi secara

teritorial dalam lingkungan-lingkungannya. Dewan paroki merupakan

badan pengurus paroki, dimana para pastor bersama-sama dengan

wakil-wakil umat memikirkan, merencanakan, dan melaksanakan

segala sesuatu yang perlu untuk mewartakan sabda Tuhan,

membagikan rahmat Allah dan membimbing umat supaya dapat

(35)

B. Sistem

1. Definisi Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan

sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang

menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang

lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai

berikut: “suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan berkumpul bersama-sama untuk

melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran

yang tertentu”, sedangkan pendekatan sistem yang merupakan

jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi di

dalam sistem (Lilis dan Sri, 2014).

Setiawati (2012:3) berpendapat bahwa sistem merupakan

serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk

mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem pasti tersusun dari sub-sub

sistem yang lebih kecil yang juga saling tergantung dan bekerja sama

untuk mencapai tujuan.

Pendapat lain mengatakan bahwa sistem adalah rangkaian dari

dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Romney, 2003).

Hartono (2005:2) mengatakan bahwa sistem dapat

(36)

komponen. Sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang

berinteraksi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Menurut Winarno (2006:1.3) sistem adalah sekumpulan

komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu,

yang terdiri dari input (masukan), process (pemrosesan), dan output

(keluaran).

Pendapat lain menjelaskan sistem sebagai suatu unsur yang

memenuhi dua syarat, yang pertama adalah memiliki bagian-bagian

yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan

tertentu, sedangkan yang kedua memiliki input, proses, dan output

yang saling berhubungan dan terkait satu dengan yang lain (Septian,

2015).

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

sistem merupakan unsur-unsur yang saling berhubungan dan saling

berkembang membentuk komponen berupa input, proses, dan output

yang bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan.

2. Karakteristik Sistem

Jogiyanto (2005) memaparkan suatu sistem mempunyai

karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu:

a. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling

berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk

(37)

elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian

dari sistem. Setiap subsistem mempunyai karakteristik dari

sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan

mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

b. Batasan sistem

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu

sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

c. Lingkungan luar sistem

Lingkungan di luar suatu sistem adalah apapun di luar batas

dari sistem yang mempengaruhi sistem operasi.

d. Penghubung sistem

Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan

antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui

penghubung ini kemungkinan sumber-sumber daya mengalir

dari satu subsistem ke subsistem lainnya.

e. Masukan sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukan ke dalam

sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan dan

masukan signal maintenance input yang merupakan energi

yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat berjalan. Signal

input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran

dari sistem.

(38)

Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan

menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan

masukan untuk subsistem yang lain.

g. Pengolahan sistem

Pengolahan atau proses merupakan perubahan dari masukan

menjadi keluaran. Proses ini mungkin dilakukan oleh mesin,

manusia dan komputer. Suatu sistem dapat mempunyai suatu

bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya.

h. Sasaran sistem

Suatusistem mempunyai sasaran atau tujuan, kalau sistem tidak

mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem

dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang

dihasilkan.

C. Informasi

1. Pengertian Informasi

Informasi merupakan data yang sudah diolah sehingga berguna

untuk pembuatan keputusan (Winarno, 2006:1.6). Data adalah

representasi suatu objek. Data yang telah diperoleh kemudian diolah

untuk digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan

strategis. Data yang belum diolah belum dapat digunakan untuk

(39)

Romney (2014:4) berpendapat bahwa informasi merupakan

data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan

memperbaiki proses pengambilan keputusan.

Informasi adalah hasil proses atau hasil pengolahan data,

meliputi hasil gabungan, analisis, penyimpulan, dan pengolahan

sistem informasi komputerisasi. Selain itu, informasi adalah data yang

telah diatur dan diproses untuk memberikan arti (Mardi, 2011:5).

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

informasi merupakan data yang diolah kemudian menjadi bentuk

yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerima, mampu

menggambarkan suatu kejadian (event), dan kesatuan nyata (fact and

entity) serta digunakan dalam pengambilan keputusan strategis.

2. Karakteristik Informasi

Lebih lanjut Mardi (2011:5) menjelaskan bahwa ada enam

karakteristik yang membuat suatu informasi berguna dan memiliki arti

bagi pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut.

a. Relevan, informasi harus memiliki makna yang tinggi sehingga

tidak menimbulkan keraguan bagi yang menggunakannya dan

dapat digunakan secara tepat untuk membuat keputusan.

b. Andal, suatu informasi harus memiliki keterandalan yang tinggi,

informasi yang dijadikan alat pengambil keputusan merupakan

(40)

c. Lengkap, informasi tersebut harus memiliki penjelasan runtut

dan jelas dari setiap aspek peristiwa yang diukurnya.

d. Tepat waktu, setiap informasi harus dalam kondisi yang update

dan tidak dalam bentuk yang usang sehingga penting untuk

digunakan sebagai pengambilan keputusan.

e. Dapat dipahami, informasi yang disajikan dalam bentuk yang

jelas akan memudahkan orang dalam menginterpretasikannya.

f. Dapat diverifikasi, informasi tersebut tidak memiliki arti yang

ambigu, memiliki kesamaan pengertian bagi pemakainya.

D. Sistem Informasi Akuntansi

1. Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber

daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah

data keuangan dan data lainnya ke dalam bentuk informasi (Bodnar,

2006:3). Sistem informasi akuntansi melakukan hal tersebut entah

dengan sistem manual maupun melalui sistem terkomputerisasi.

Romney (2014:10) menjelaskan sistem informasi akuntansi

merupakan suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan,

dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil

keputusan.

Mardi (2011:4) mengatakan bahwa sistem informasi akuntansi

(41)

dan berbagai laporan yang didesain untuk mentransformasikan data

keuangan menjadi informasi.

Lilis Setiawati (2011:4) berpendapat, sistem informasi

akuntansi merupakan sistem yang bertujuan mengumpulkan dan

memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan

transaksi keuangan.

Sumber lain mengatakan bahwa sistem informasi akuntansi

adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,

mengklasifikasi, mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan

informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada

pihak-pihak di luar perusahaan, (kantor pajak, investor, dan kreditur),

dan pihak internal, terutama manajemen (Baridwan, 1993:3).

Dari pemaparan-pemaparan tersebut dapat diambil kesimpulan

bahwa sistem informasi akuntansi merupakan susunan alat

komunikasi, dokumen, dan berbagai laporan yang bertujuan

mengklasifikasi, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data

keuangan yang ada untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan ekonomi.

2. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Romney (2000:3) dalam skripsi yang berjudul “Analisis dan

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas” oleh

Brigitta Vivi Veranda (2014:22) menjelaskan fungsi sistem informasi

(42)

a. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan

transaksi.

b. Memproses data menjadi suatu informasi yang dapat digunakan

dalam proses pengambilan keputusan.

3. Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Winarno (2006:2.3) menjelaskan bahwa komponen-komponen

sistem informasi akuntansi adalah:

a. Basis data, baik basis data internal (berada di bawah kendali

perusahaan sepenuhnya), maupun basis data eksternal (tidak

dapat dikendalikan oleh perusahaan).

b. Perangkat keras komputer dan berbagai perangkat

pendukungnya, yang semuanya berfungsi untuk mencatat data,

mengolah data, dan menyajikan informasi, baik secara hardcopy

(tercetak) maupun softcopy (tidak tercetak).

c. Perangkat lunak komputer, yang berfungsi untuk menjalankan

komputer beserta perangkat pendukungnya.

d. Jaringan komunikasi, baik dengan kabel, gelombang radio,

maupun sarana lain, yang berfungsi untuk menghantarkan data

dan informasi dari suatu tempat ke tempat lain.

e. Dokumen dan laporan (baik bersifat hardcopy maupun

softcopy), yaitu media untuk mencatat data atau menyajikan

(43)

f. Prosedur, atau kumpulan langkah-langkah baku untuk

menangani suatu peristiwa (atau transaksi) yang setiap hari

terjadi di dalam perusahaan.

g. Pengendalian, yang berfungsi menjamin agar setiap komponen

sistem dapat berfungsi dengan baik.

4. Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Septian (2015:12) dikutip dari Abdul (1994:39-43)

menjelaskan peranan sistem informasi akuntansi adalah:

a. Perencanaan

Sistem informasi akuntansi menghasilkan informasi berupa

informasi keuangan dan data akuntansi. Perencanaan ini

merupakan data informasi akuntansi yang telah terjadi di masa

lampau, tetapi digunakan sebagai titik awal dalam

merencanakan kegiatan masa depan. Informasi yang paling

banyak dibutuhkan oleh perusahaan adalah informasi masa

datang yang dapat diperoleh dari berbagai sumber.

b. Koordinasi

Koordinasi merupakan suatu fungsi dalam suatu organisasi

perusahaan yang memerlukan kerjasama berupa informasi antar

bagian untuk melaksanakan operasi perusahaan, misalnya

bagian produksi, keuangan, dan pemasaran. Informasi antar

bagian dalam perusahaan dapat menggunakan sistem database,

(44)

mengintegrasikan kumpulan data yang saling berhubungan

dengan data yang lainnya.

c. Penilaian dan Pengendalian

Ukuran prestasi kerja merupakan jenis informasi yang jelas

untuk pengendalian dan data tersebut dikumpulkan selama

kegiatan operasi berjalan. Proses penilaian dimulai dengan

membandingkan hasil yang dicapai dan rencana.

d. Pengambilan Keputusan

Seseorang yang membuat keputusan harus selalu menjadi bagian

dalam suatu pilihan, namum ada kecenderungan pada beberapa

perancang sistem informasi akuntansi bahwa data akan banyak

membantu dalam membuat keputusan. Ada tiga unsur dalam

pengambilan keputusan, yaitu data, model keputusan, dan

pembuat keputusan.

5. Subsistem dalan Sistem Informasi Akuntansi

Veranda (2014:22) menjelaskan subsistem dasar yang terdapat

dalam sistem informasi akuntansi adalah:

a. Siklus pendapatan, yaitu mencakup kegiatan pembelian dan

pembayaran dalam bentuk tunai.

b. Siklus penggajian sumber daya manusia, yaitu mengontrak dan

menggaji pegawai.

c. Siklus produksi, yaitu mengubah bahan mentah menjadi barang

(45)

d. Siklus keuangan, yaitu mendapatkan dana dari investor dan

kreditur dan membayar mereka kembali.

6. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem Informasi

Lainnya

Winarno (2006:1.15) memaparkan bahwa sebagai suatu sistem,

sistem informasi akuntansi tidak dapat berdiri sendiri, karena harus

berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain yang ada di dalam

perusahaan. Suatu sistem biasanya memiliki subsistem-subsistem

yang lebih kecil. Bila dilihat dari subsistem, sekumpulan subsistem

akan memiliki sistem induk, atau disebut suprasistem.

Suprasistem

Sistem

[image:45.595.84.550.225.627.2]

Subsistem

Gambar 2.1 Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan sistem yang lebih besar dan lebih kecil

Sumber: Wing Wahyu Winarno (2006:1.15)

Suatu perusahaan biasanya tidak hanya memiliki satu sistem

informasi saja, melainkan beberapa sistem informasi yang masing-masing

bermanfaat sesuai dengan fungsinya. Sistem informasi fungsional adalah

(46)

tertentu dalam perusahaan, seperti fungsi produksi, fungsi keuangan,

fungsi persediaan, fungsi penjaminan mutu, dan lain-lain.

7. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi bagi Perusahaan

Sistem informasi akuntansi yang sudah dikomputerisasi akan

memberi pengaruh sebagai berikut (Winarno, 2006:1.17):

a. Pekerjaan administrasi dan klerikal dapat dikerjakan lebih cepat

dan lebih akurat.

b. Pembagian tugas dan tanggungjawab tidak dapat lagi dilakukan

secara fisik.

c. Struktur organisasi dalam perusahaan yang menerapkan sistem

informasi manual lebih bersifat hirarkis atau birokratis, yaitu

banyak tingkatan. Dengan demikian, perusahaan yang

menggunakan sistem informasi komputerisasian dapat menerapkan

struktur organisasi yang lebih ringkas.

d. Dalam perusahaan yang sudah terkomputerisasi, data disimpan

secara terpusat dalam suatu basis data, sehingga tidak memerlukan

banyak tempat, tetapi tetap memerlukan teknik pemeliharaan dan

pengawasan yang berbeda dengan cara manual.

e. Dalam sistem komputerisasian, laporan dapat dihasilkan lebih

cepat, lebih bervariasi, lebih akurat, dan bahkan dapat dikerjakan

dari tempat yang jauh karena data dapat diakses dari tempat lain

sepanjang ada jalur komunikasi.

(47)

Dikutip dari Winarno (2006:1.13) sistem informasi akuntansi

memiliki banyak komponen dan proses di dalamnya, sehingga

membutuhkan karyawan dan staf untuk menjaga kelancaran alur

sistem informasi akuntansi itu sendiri, dimana setiap staf dan

karyawannya memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Peran dan

fungsi yang sering dijumpai di dalam perusahaan antara lain:

a. Analis sistem (system analyst) adalah orang yang bertugas

mengevaluasi kinerja sistem informasi. Seorang analis sistem wajib

menguasai cara kerja sistem informasi akuntansi, proses bisnis,

akuntansi, pengetahuan komputer, dan basis data.

b. Perancang sistem (system designer) merupakan orang yang

bertugas merancang sistem informasi. Pengetahuan yang harus

dikuasai sama dengan pengetahuan yang ada di dalam analis

sistem.

c. Administrator basis data (database administrator) yaitu orang yang

bertanggungjawab memelihara basis data di dalam perusahaan agar

tetap berfungsi dengan baik. Administrator basis data bertugas

merancang dan membuat tabel yang diperlukan, membagi hak

pemakaian tabel oleh masing-masing pemakai, memelihara dan

mengendalikan data agar selalu up to date.

d. Penulis program (programmer) ialah staf yang bertugas

(48)

bahasa program komputer. Penulis program harus menguasai

setidaknya satu bahasa komputer.

e. Perancang web (web designer) adalah orang yang bertugas

membuat situs atau web perusahaan yang akan ditampilkan di

internet. Perancang web wajib menguasai bahasa pemrograman

internet, seluk beluk internet, jaringan komputer, dan basis data.

f. Administrator jaringan (network administrator) merupakan orang

yang bertugas mengendalikan jaringan komputer agar tetap

berfungsi dengan baik. Administrator jaringan perlu mengetahui

sistem operasi jaringan, perangkat satu jaringan komputer, dan

pengetahuan komputer.

g. Administrator web (web administrator) adalah orang yang bertugas

memantau, memperbarui, dan mengendalikan jaringan internet.

Pengetahuan yang perlu dikuasai mirip dengan administrator

jaringan, ditambah dengan pengetahuan mengenai internet.

h. Pustakawan (librarian) merupakan orang yang bertugas

menyimpan dan mengadministrasi program dan data perusahaan

serta memberikan akses kepada pengguna program dan data pada

waktu yang diijinkan. Pustakawan wajib mengetahui pengarsipan

dan penyimpanan file.

i. Teknisi (technician) adalah orang yang bertugas merawat dan

(49)

Pengetahuan yang wajib dimiliki ialah pengetahuan mengenai

perangkat keras komputer dan jaringan.

j. Pemakai akhir (end user) ialah orang yang menggunakan program

aplikasi atau sistem informasi. Pemakai akhir tidak perlu

mengetahui teknik pemrograman, teknik komputer, dan teknik

basis data.

E. Kas

Standar Akuntansi Keuangan (2002:85) yang dikutip dalam skripsi

yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi

Penerimaan Kas” (Veranda, 2014:21) menjelaskan kas adalah alat

pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan

umum perusahaan. Kas merupakan suatu alat pertukaran dan digunakan

sebagai suatu ukuran dalam akuntansi.

Kas juga berarti aktiva lancar yang paling likuid, dimana uang

logam, uang kertas dan sejenisnya merupakan aktiva lancar yang paling

mudah untuk berpindah tangan dan yang paling cepat digunakan sebagai

alat pembayaran resmi. Karena sifatnya yang mudah dicairkan dan mudah

berpindah tangan inilah yang membuat pengendalian internal terhadap kas

perlu diperketat untuk menghindari kerugian-kerugian yang akan diderita

(50)

F. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas

1. Definisi Penerimaan Kas

Baridwan (1994:158) menjelaskan bahwa penerimaan kas

merupakan berbagai macam sumber. Sumber yang sering terjadi

seperti pelunasan piutang, penjualan aktiva tetap, dan pinjaman yang

berasal dari bank ataupun wesel. Hall (2009:239) mengatakan,

penerimaan kas merupakan ruang penerimaan dokumen menerima cek

dari pelanggan bersama dengan permintaan pembiayaan, dimana

dokumen ini berisi informasi utama yang diperlukan untuk akun

pelanggan.

Mulyadi (2008:500) berpendapat bahwa sistem informasi

akuntansi penerimaan kas merupakan suatu catatan yang dibuat untuk

melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari

piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum

perusahaan.

Pendapat lain menurut Winarno (2006:15.3) mengatakan

bahwa penerimaan kas berarti siklus yang digunakan untuk mengubah

produk dan jasa perusahaan menjadi kas.

Kesimpulan definisi penerimaan kas ialah proses pencatatan

transaksi dari seluruh proses bisnis yang terjadi pada suatu perusahaan

untuk kemudian diubah bentuknya menjadi kas dan penghasilan bagi

perusahaan tersebut.

(51)

Veranda (2014:23) menjelaskan, penerimaan kas perusahaan

berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan dari penjualan tunai

dan penerimaan kas dari piutang atau dari penjualan kredit.

a. Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Mulyadi (2008:455) berpendapat bahwa berdasarkan sistem

pengendalian internal yang baik, sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai mengharuskan:

1) Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank

dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain

kasir untuk melakukan internal check.

2) Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi

kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam

pencatatan transaksi penerimaan kas

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai melibatkan beberapa

fungsi yang terkait, yaitu:

1) Fungsi Penjualan

2) Fungsi Kas

3) Fungsi Gudang

4) Fungsi Pengiriman

5) Fungsi Akuntansi

Menurut Mulyadi (2008:456), prosedur penerimaan kas dari penjualan

tunai ada tiga macam, yaitu:

(52)

Perusahaan menerima uang tunai, uang pribadi, atau pembayaran

langsung dari pembeli dengan credit card, sebelum barang

diserahkan kepada pembeli.

2) Prosedur penerimaan kas dari cash on delivery sales (COD sales).

Transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos dalam

penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan.

3) Prosedur penerimaan kas dari credit card sales.

Salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan

bagi penjual yang memberikan kemudahan, baik bagi pembeli,

maupun bagi penjual.

Mulyadi (2008:462) berpendapat, informasi yang umumnya

diperlukan oleh manajemen dalam penerimaan kas dan penjualan

tunai adalah:

1) Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau

kelompok produk selama jangka waktu tertentu.

2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.

3) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu

tertentu.

4) Nama dan alamat pembeli, sebagai informasi dalam penjulan

produk tertentu, namun pada umumnya informasi ini tidak

diperlukan oleh manajemen dalam kegiatan penjualan tunai.

5) Kuantitas produk yang dijual.

(53)

7) Otorisasi jabatan yang berwenang.

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai adalah:

1) Faktur penjualan tunai

2) Pita register kas (cash register tape)

3) Credit Card Sales Slip

4) Bill of Lading

5) Faktur penjualan COD

6) Bukti setor bank

7) Rekap harga pokok penjualan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai adalah:

1) Jurnal penjualan

2) Jurnal penerimaan kas

3) Jurnal umum

4) Kartu persediaan

5) Kartu gudang

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai adalah:

1) Prosedur order penjualan

2) Prosedur penerimaan kas

3) Prosedur penyerahan barang

(54)

5) Prosedur penyetoran kas ke bank

6) Prosedur pencatatan penerimaan kas

7) Prosedur pencatatan harga pokok penjualan

b. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang

Menurut Mulyadi (2008:163), dalam perusahaan, penerimaan kas

dari penjualan tunai biasanya merupakan sumber penerimaan kas

yang relatif kecil. Sistem pengendalian internal yang baik yaitu

sistem penerimaan kas dari piutang harus menjamin diterimanya

kas dari debitur oleh perusahaan, bukan oleh karyawan yang tidak

berhak menerimanya.

3. Prinsip-prinsip dalam Penerimaan Kas

Baridwan (1994:158) berpendapat bahwa, prinsip-prinsip yang

perlu diingat dalam menyusun prosedur penerimaan kas adalah

sebagai berikut:

a. Menetapkan tanggungjawab pengelolaan dan pengawasan fisik

b. Semua surat masuk harus dibuka dengan pengawasan yang cukup

c. Harus dibuat catatan oleh yang membuka surat tentang cek atau

uang yang diterima, dari siapa, jumlah dan tujuannya untuk siapa.

d. Semua penjualan tunai harus dibuatkan nota penjualan yang sudah

diberi nomor urut atau dicatat dalam mesin cash register.

e. Daftar penerimaan uang harus dicocokkan dengan jurnal

(55)

f. Tembusan nota penjualan tunai harus dikirimkan ke kasir dan

bagian pengiriman.

g. Bukti setor bank setiap hari dicocokkan dengan daftar penerimaan

uang harian dan catatan dalam jurnal penerimaan uang.

h. Semua penerimaan uang harus disetorkan pada hari itu juga atau

pada awal hari kerja berikutnya.

i. Rekonsiliasi laporan bank harus dilakukan oleh orang yang tidak

berwenang menerima uang maupun yang menulis cek.

j. Kunci cash register harus dipegang oleh orang yang tidak

mengelola kas.

k. Diadakan rotasi pegawai agar tidak timbul kerjasama untuk berbuat

kecurangan.

4. Prosedur Penerimaan Kas

Hall (2009:239), prosedur penerimaan kas memiliki dua aspek,

yaitu:

a. Prosedur Ruang Penerimaan Dokumen

Ruang penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama

dengan permintaan pembayaran. Dokumen ini berisi informasi

utama yang diperlukan untuk akun pelanggan. Permintaan

pembayaran merupakan contoh dari dokumen perputaran, dan

biasanya ini adalah bagian dari faktur yang telah ditagihkan ke

pelanggan.

(56)

Cek yang hilang dan salah dikirimkan dari ruang penerimaan

dokumen dan departemen penerimaan kas diidentifikasi pada

proses ini. Jurnal penerimaan kas akan dicatat oleh bagian

keuangan setelah proses rekonsiliasi antara cek dan permintaan

pembayaran. Tiga departemen dalam penerimaan kas yaitu

departemen piutang dagang, departemen buku besar, dan

departemen controller.

5. Formulir dalam Penerimaan Kas

Baridwan (1994:168) mengatakan bahwa, formulir-formulir

yang digunakan dalam pengolahan dan pengawasan siklus penerimaan

kas dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Dokumen asli pendukung setiap penerimaan kas.

b. Data harian yang menunjukkan kumpulan atau ringkasan

penerimaan kas.

c. Buku jurnal.

d. Buku pembantu piutang dan buku besar.

6. Diagram Alir Siklus Penerimaan Kas

Menurut Winarno (2006:15.25), siklus penerimaan kas juga

dapat digambarkan kegiatannya dengan diagram alir atau flowchart,

yang memiliki perbedaan dengan DFD yang hanya menggambarkan

aliran data dan informasi. Siklus penerimaan kas memiliki

(57)

a. Bagian penjualan, berfungsi menerima pesanan dari pembeli dan

meng-inputnya ke dalam komputer.

b. Bagian kredit, bertanggungjawab memelihara catatan para

konsumen, sehingga dapat diketahui konsumen yang rajin

membayar dan konsumen yang bermasalah.

c. Bagian gudang, bertugas menerima perintah dari bagian penjualan

untuk memberikan jasanya kepada konsumen, dan akan diberikan

arsip penagihan dari jasa yang telah diberikan kepada konsumen.

d. Bagian penagihan, yang bertugas mengirimkan faktur penjualan

atau tagihan kepada konsumen.

e. Bagian keuangan, bertanggungjawab menerima pembayaran dari

pembeli dan menyelenggarakan pencatatan atas penerimaan

pembayaran.

7. Kegiatan Pokok Siklus Penerimaan Kas

Septian (2015:24) menjelaskan, kegiatan-kegiatan yang ada di

dalam siklus ini berisi kegiatan yang berhubungan dengan penyerahan

barang dan jasa dari perusahaan kepada pembeli. Winarno (2006:15.4)

mengatakan kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Memenuhi permintaan penawaran harga oleh calon pembeli,

b. Menerima pesanan dari pembeli untuk menjual barang atau jasa

perusahaan,

c. Mengirimkan barang yang dipesan oleh pembeli,

(58)

e. Menyajikan informasi yang berhubungan dengan penjualan.

Departemen yang terlibat dalam siklus penerimaan kas ada dua,

yaitu bagian pemasaran dan bagian keuangan. Bagian pemasaran

terlibat dalam penerimaan pesanan hingga penyampaian produk

kepada pelanggan, dan bagian keuangan bertanggungjawab menagih

dan menerima pembayaran dari pelanggan (Winarno, 2006:15.4).

8. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas yang Terkomputerisasi

Hall (2009:249) mengatakan bahwa teknologi dapat diubah

menjadi alat yang sangat baik untuk mencapai perubahan organisasi.

Perubahan organisasi dari bawah disebut otomatisasi, sedangkan

perubahan organisasi dari atas disebut rekayasa ulang. Otomatisasi

mencakup penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas pekerjaan, namun sistem yang otomatis sering hanya

menyerupai proses manual tradisional yang digantikannya. Rekayasa

ulang meliputi perubahan mendasar pola pikir atas proses dan alur

pekerjaan, yang bertujuan memperbaiki kinerja operasional dan

mengurangi biaya dengan cara mengidentifikasi dan menghilangkan

tugas yang tidak bernilai tambah (Septian, 2015:26-27).

Perpindahan yang utama dari sistem manual adalah tidak adanya

fungsi akuntansi dalam operasi sehari-hari. Prosedur akuntansi

tradisional dari penagihan, pengendalian persediaan, piutang dagang,

(59)

Pemasukan data, dalam proses ini dimulai dengan diterimanya

sekumpulan dokum

Gambar

Gambar 2.1 Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan sistem yang lebih
Tabel 3.1 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Lingkungan Pengendalian
Tabel 3.1 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua
Tabel 3.2 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kata sapaan yang digunakan oleh masyarakat Banjar di Tembilahan untuk ayah dari ayah adalah nenek laki dan kata sapaan untuk ayah dari kakek adalah datuk seperti

Atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah: Jaminan kualitas pakaian (tidak menciut), Tersedianya pakaian batik dengan kualitas bahan yang bervariasi, Harga bersaing dengan

Nilai rata- rata untuk tingkat konformitas berdasar pengaruh normative adalah sebesar 9.013 dimana hasil rata- rata berbanding sama dengan tingkat konformitas berdasar

Kelas nilai lahan rendah merupakan kelas yang dominan, meliputi daerah dengan jenis penggunaan lahan non bangunan, yang didominasi oleh pertanian, yang relatif mempunyai

[r]

Dalam rangka percepatan pendaftaran tanah pertama kali, Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia membuat inovasi baru yaitu dengan melaksanakan Program Layanan

Lihat Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Departemen Agama Republik Indonesia, K.H.. cendekiawan dan alumni yang bertebaran mengabdikan dirinya

bahwa berdasarkan Pasal 26 Ayat (2) Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional, dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan