PRODUKSI DAN PROFITABILITAS (Studi Kasus di Dalaraos Katering Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata
Oleh : Melati Nur Rizky
1005456
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
(Studi Kasus di Dalaraos Katering Bandung)
Oleh Melati Nur Rizky
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Melati Nur Rizky 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Melati Nur Rizky, ANALISIS PENERAPAN MANUAL MATERIAL
REQUIREMENT PLANNING (MRP) SERTA IMPLIKASINYA
TERHADAP BIAYA PRODUKSI DAN PROFITABILITAS (Studi Kasus di Dalaraos Katering Bandung). Pembimbing Woro Priatini S,Pd., M.Si. dan Wendi Andriatna, STP., M.Si.
Memperoleh laba merupakan tujuan pokok perusahaan. Untuk memperolehnya, terkadang perusahaan menemui banyak sekali faktor kendala. Salah satu faktor tersebut adalah kurangnya perhatian mengenai masalah perencanaan kebutuhan bahan baku untuk kegiatan produksi. Salah satu cara menanggulangi permasalahan pada perencanaan bahan baku ialah dengan menerapkan metode perencanaan yang sudah banyak dipakai pada bisnis-bisnis jasa yang tergolong Dependent demand seperti bisnis katering, dengan bantuan metode MRP (Material Requirement Planning).
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimental, metode ini digunakan untuk mencari dan menemukan sebab (penerapan MRP) dan akibatnya (terhadap Biaya Produksi dan Profitabilitas) dengan membandingkan kondisi pretest dan treatment. Penelitian ini memfokuskan pada produk nasi kotak dengan 126 jenis bahan baku. Teknik analisis data yang digunakan adalah peramalan permintaan, Material Requirement Planning (MRP), elemen biaya, Uji Hipotesis (komparasi dua sampel berkorelasi dibantu SPSS 21.
Berdasarkan uji hipotesis diketahui terdapat perbedaan Biaya Produksi dan Profitabilitas antara yang menggunakan metode konvensional dengan yang diberikan metode MRP. Setelah menggunakan MRP biaya produksi turun dan profit meningkat dari Rp.404,236,195 menjadi Rp.431,669,737, selama empat bulan. Walaupun kenaikan profit yang diperoleh hanya 1%, tapi mengingat pentingnya profit bagi perusahaan karena berkaitan dengan peningkatan perusahaan maka metode MRP ini bisa diterapkan katering sebagai masukan dari penulis untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
ABSTRAK
Melati Nur Rizky, MANUAL ANALYSIS OF MATERIAL
REQUIREMENT PLANNING (MRP) AND THE IMPLICATICATIONS FOR COST PRODUCTION AND PROFITABILITY (Study at Dalaraos Katering Bandung). Tutor Woro Priatini S,Pd., M.Si. dan Wendi Andriatna, STP., M.Si.
Profit is the ultimate goal of the company. To get it, sometimes the company encountered many obstacles factors. One such factor is the lack of attention to the issue of raw material requirements planning. One way to overcome the problem on raw material planning is to applying plan methods that have been widely used in service businesses that classified as Dependent demand, such as catering business with the help of MRP method (Material Requirement Planning).
The research method used was experimental method, this method is used to search and find the cause (application of MRP) and the result (of the Production Costs and Profitability) by comparing pretest and treatment conditions. This study focuses on rice box product with 126 types of materials. Data analysis techniques are used as follows, Forecasting demand, Material Requirement Planning (MRP), Cost elements, Hypothesis Testing (comparing two samples correlated) assisted SPSS 21.
Based on the hypothesis test results, there is a difference between production cost and profitability that using the conventional method and using method of MRP. After using MRP for four months, production costs decreased and profit increased from Rp.404,236,195 be Rp.431,669,737. Although the increase in profit only 1%, but related to the importance of profit for the company because it is associated with company's development then the MRP method can be applied to catering as an input from the authors to improve the performance of the company.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ... . i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penulisan Penenlitian ... 6
1.4 Manfaat Penulisan Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Pariwisata ... 8
2.1.1.1 Jenis-Jenis Usaha Pariwisata... 9
2.1.1.2 Sarana Pendukung Pariwisata ... 10
2.1.2 Industri Jasa Boga ... 11
2.1.2.1 Klasifikasi Jasa Boga ... 11
2.1.2.2 Jenis-Jenis Jasa Katering ... 13
2.1.3 Manajemen Produksi dan operasi ... 14
2.1.3.1 Perencanaan Produksi ... 15
2.1.3.2 Sistem Produksi... 15
2.1.4 Penyelanggaraan dan Perencanaan Menu ... 16
2.1.4.1 Menu ... 16
2.1.5 Peramalan ... 18
2.1.5.1 Metode Peramalan (single moving average) ... 18
2.1.5.2 Indikator Pengukuran... 19
2.1.6 Material Requirement Planning (MRP) ... 20
2.1.6.1 Tujuan dan Manfaat MRP ... 20
2.1.6.2 Komponen MRP ... 21
2.1.6.3 Input MRP ... 22
2.1.6.4 Output MRP ... 23
2.1.6.5 Mekanisme Dasar Proses MRP ... 24
2.1.6.6 Proses MRP ... 26
2.1.6.7 Lot Sizing... 27
2.1.7 Persediaan ... 27
2.1.7.1 Bentuk dan Jenis Persediaan ... 28
2.1.7.2 Fungsi Persediaan... 28
2.1.7.3 Biaya Persediaan ... 29
2.1.7.4 Tipe Pengendalian Persediaan... 30
2.1.7.5 Metode EOQ... 30
2.1.8 Implikasi ... 32
2.1.8.1 Elemen Biaya ... 32
2.1.8.2 Biaya Produksi ... 33
2.1.8.3 Standar Harga Pokok Makanan... 34
2.1.8.4 Meningkatnya Food Cost ... 34
2.1.8.5 Profitabilitas... 35
2.1.9 Konvensional ... 36
2.2 Penelitian Terdahulu ... 37
2.3 Kerangka Pemikiran ... 40
2.4 Hipotesis ... 42
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 43
3.3 Definisi Operasional Variabel ... 44
3.4 Populasi Sampel ... 46
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 46
3.6 Teknik Analisis Data ... 47
3.6.1 Identifikasi Perusahaan... 47
3.6.2 Peramalan Permintaan ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 53
4.2 Pembahasan Analisi Data ... 54
4.2.1 Identifikasi Perusahaan... 54
4.2.1.1 Produksi Dan Permintaan Nasi Box... 59
4.2.2 Masukan MRP ... 61
4.2.2.1 Bill Of Material ... 61
4.2.2.2 Kebutuhan Dan Pembelian Bahan Baku ... 63
4.2.2.3 Peramalan Permintaan... 66
4.2.2.4 Jadwal Induk Produksi ... 68
4.2.2.5 Persediaan ... 71
4.2.3 Perencanaan Kebutuhan Material ... 73
4.2.4 Biaya Persediaan ... 76
4.2.4.1 Total Biaya Persediaan ... 78
4.2.4.2 Analisis Total Biaya Persediaan Konvensional dan EOQ ... 79
4.2.5 Uji Efisiensi Bahan Baku ... 79
4.2.7 Uji Hipotesis ... 84
4.2.7.1 Uji Biaya Produksi ... 85
4.2.7.2 Uji Profitabilitas ... 86
4.2.7.3 Perbedaan Biaya Produksi dan Profit ... 87
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 89
5.2 Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
2.1 Analogi MPS ... 22
2.2 Elemen Biaya ... 33
2.3 Penelitian Terdahulu... 37
3.1 Metode Eksperimental ... 44
3.2 Operasionalisasi Variabel ... 45
4.1 Bagan Kondisi Katering ... 54
4.2 Menu Terjual Periode Feb-Mei 2014 ... 57
4.3 Data Permintaan Dalaraos Katering ... 60
4.4 Contoh Bill Of Material... 62
4.5 Total Kebutuhan dan (Pembelian Bahan Baku Konvensional) ... 65
4.6 Metode Peramalan Terbaik ... 67
4.7 MPS Periode Febuari-Mei 2014... 70
4.8 Persediaan Bahan Baku Akhir Periode ... 72
4.9 Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) ... 74
4.10 Biaya Pemesanan ... 76
4.11 Biaya Penyimpanan ... 77
4.12 Analisa Total Biaya Persediaan ... 79
4.13 Uji Efisiensi Bahan Baku ... 80
4.14 Biaya Overhead Konvensional dan MRP... 81
4.15 Elemen Biaya Konvensional ... 82
4.16 Elemen Biaya MRP ... 83
4.17 Uji Hipotesis Biaya Produksi ... 85
4.18 Uji Hipotesis Profit ... 86
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
2.1 Komponen MRP ... 21
2.2 Struktur Produk BOM ... 21
2.3 Tampilan Horizontal MRP ... 24
2.4 Kerangka Pemikiran ... 41
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
a. Daftar Riwayat Hidup.
b. Surat Perizinan Perusahaan.
c. Lembar Bimbingan.
1. Standar Resep dan Load faktor.
2. Daftar Harga Bahan Baku.
3. Total Biaya Persediaan EOQ Konvensional.
4. Total Biaya Persediaan EOQ MRP.
5. Peramalan.
6. Daftar Menu 2014.
7. Metode Peramalan Terbaik.
8. Material Requirement Planning.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah
dan pemerintah daerah (UU No. 10 tahun 2009, Tentang Kepariwisatasaan). Salah
satu kegiatan wisata yang tengah masyarakat gemari saat ini ialah wisata kuliner,
yaitu kegiatan berwisata mencicipi berbagai macam variasi makanan dan masakan
disuatu daerah (Pujiastuti et al, 2007, hlm. 118). Salah satu kota yang sudah
terkenal dengan tujuan wisata kulinernya ialah Bandung, kota dengan luas 1,756
km² ini telah dipenuhi dengan berbagai tempat-tempat makan. Lokasinya tersebar
dari pusat kota hingga daerah utara yang sudah dipenuhi kafe, rumah makan,
bistro, food court, dan sebagainya. Pesatnya pertumbuhan kuliner di kota
Bandung, tidak lepas dari peran serta masyarakat dalam berkreatifitas
menciptakan inovasi baru yang bisa diterima luas dan turut juga peran pemerintah
kota Bandung yang ikut mendukung dengan berbagai event dan sarana
penunjangnya seperti Festival Bandung Culinary Night dan berbagai stand
penunjangnya.
Berdasarkan pengertian diatas diketahui bahwa kegiatan pariwisata
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk membantu pemenuhan
kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Salah satu cara untuk
membantu pemenuhan tersebut yaitu dengan membangun berbagai fasilitas dan
prasarana-prasarana seperti usaha-usaha transportasi, akomodasi, entertaiment
dan pelayanan pada para wisatawan. Salah satu jenis usaha dan pelayanan
pariwisata ialah jasa makanan dan minuman yang terdiri dari restoran, kafe, jasa
boga, dan bar atau kedai minum (Ismayati, 2010, hlm. 19). Usaha ini menjanjikan
dan dibutuhkan banyak orang karena peranan makanan sebagai kebutuhan pokok.
Selain kebutuhan pokok adanya kecenderungan pola gaya hidup serba cepat yang
disebabkan oleh faktor kesibukan dan keterbatasan waktu masyarakat perkotaan
Menurut definisi keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 715
/Menkes/SK/V/2003 jasa boga atau katering adalah perusahaan atau perorangan
yang melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat
usaha atas dasar pesanan. Katering sendiri termasuk salah satu usaha sekunder tak
langsung, dimana usaha ini tidak sepenuhnya bergantung pada
wisatawan-wisatawan belaka melainkan sebagian besar juga diperuntukan bagi masyarakat
setempat (Pendit, 2002, hlm. 81). Berdasarkan (Rencana Strategis Disnaker,
2009-2013) diketahui terdapat 244.056 orang tenaga kerja dan 4.621 perusahaan,
serta diketahui jumlah penduduk Bandung sebanyak 2.455.517 jiwa (sumber:
BPS. Kota Bandung, 2012). Dengan jumlah sebanyak itu, dalam keseharian
masyarakat di Kota Bandung sering sekali ditemui kegiatan-kegiatan seperti
meeting, gathering, seminar, selamatan, pernikahan, serta kegiatan sejenis
lainnya. Kebiasaan masyarakat pada kegiatan-kegiatan semacam ini biasanya
dilakukan dengan menyuguhkan nasi kotak atau prasmanan sebagai menu
makanan bagi tamu yang hadir. Pemilik acara dari kegiatan tersebut biasanya
lebih memilih menggunakan jasa katering ketimbang harus membuat sendiri
dikarenakan kerepotan dan ketidak-praktisannya. Hal ini tentu saja sangat
menguntungkan bagi pengusaha katering yang menjadi penyuplainya.
Penjualan makanan dan minuman merupakan salah satu sumber pendapatan
yang memberikan kontribusi cukup besar bagi bisnis katering. Menurut Mursyidi
(2008, hlm. 84), setiap perusahaan akan saling berlomba untuk menembus pangsa
pasar serta memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa yang
berkualitas baik dengan tujuan pokok perusahaan untuk memperoleh laba yang
tinggi dengan modal yang tertentu. Untuk mencapai tujuan pokok tersebut,
banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan perusahaan tidak berjalan dengan
baik. Salah satu faktor tersebut adalah kurangnya perhatian mengenai masalah
perencanaan kebutuhan bahan baku untuk kegiatan produksi. Bahan baku pada
bisnis katering merupakan salah satu komponen di biaya produksi yang memiliki
nilai paling tinggi selain biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Berikut
Tabel 1.1 Biaya Produksi dan Profit Perusahaan
Keterangan Konvensional (Perusahaan)
Bulan Biaya Produksi Profit
Febuari Rp 534,900,319 Rp 82,424,181 Maret Rp 646,626,507 Rp 114,786,993 April Rp 646,896,029 Rp 106,862,971 Mei Rp 647,109,449 Rp 100,162,051
Dalam rangka menentukan bahan baku, suatu perusahaan akan berusaha
untuk membelinya secara tepat serta memenuhi kualitas dari bahan baku yang
dibutuhkan. Agar perusahaan tidak mengalami suatu kerugian maka diperlukan
suatu pengendalian atas kegiatan yang akan dilakukan agar sesuai dengan yang
direncanakan, salah satu pengendalian yang berkaitan dengan bahan baku ialah
pengendalian harga pokok baku makanan (food cost) dari suatu produk. Menurut
Suarsana (2007, Hlm. 4), food cost adalah biaya yang terjadi selama pengolahan
hingga disajikan kepada tamu. Pengendalian food cost merupakan salah satu
fungsi pengelolaan usaha yang harus dilaksanakan dikarenakan profitabilitas yang
diinginkan perusahaan akan terwujud jika penggunaan biaya bahan ini masih
berada pada batas pengendalian (Modul Menu Engineering, 2012). Oleh karena
itu perencanaan kebutuhan bahan baku diperlukan agar bahan baku dapat
direncanakan, diterima pada saat yang tepat, dengan jumlah sesuai, dan tanpa
menimbulkan persediaan berlebihan yang dapat meningkatkan biaya.
Salah satu katering di Bandung yang melayani jasa untuk berbagai event
seperti lunch box, meeting, prasmanan, siraman, dan sebagainya, adalah Dalaraos
Katering. Katering ini merupakan tempat penelitian penulis yang berlokasi di Jl.
Siliwangi no 46 Bandung. Dalaraos Katering menjual berbagai macam
menu-menu makanan yang bervariasi untuk memenu-menuhi keperluan masyarakat, dengan
tingkat pemesanan mulai 1 pax hingga 3000 pax per harinya. Konsumen dari
Dalaraos katering sangat beragam, mulai dari rumah tangga (pribadi), kantor
swasta maupun instansi- instansi pemerintah.
Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki produk yang dihasilkan
katering, produk utama yang dimiliki bisnis ini adalah makanan dan minuman
yang dijual dalam bentuk daftar menu. Untuk menghasilkan produk tersebut
dibutuhkan penyediaan berbagai sumber daya, salah satunya adalah sumber daya
bahan baku (material atau ingredients). Bahan baku merupakan kebutuhan yang
sangat penting dan harus terpenuhi untuk kelancaran proses produksi.
Perencanaan kebutuhan bahan baku menjadi suatu hal yang sangat penting dan
perlu diperhatikan karena proses produksi sangat bergantung pada ketersediaan
bahan baku agar prosesnya tetap berjalan dengan lancar. Salah satu cara
menanggulangi permasalahan pada perencanaan bahan baku dan pengendalian
persediaan ialah dengan menerapkan metode perencanaan yang sudah banyak
dipakai pada bisnis-bisnis jasa yang tergolong Dependent demand, yaitu metode
MRP (Manual Requirement Planning). MRP merupakan perkembangan dari
sistem ERP (Enterprise Resource Planning), yaitu sebuah sistem informasi untuk
mengidentifikasi dan merencanakan sumber daya perusahaan yang dibutuhkan
seperti membuat, mengantar dan mencatat pesanan konsumen (mss-feui.com).
Bisa pula dikatakan ERP merupakan dasar atau ekstensi dari terbentuk konsep
MRP, dimana MRP sendiri ialah model permintaan dependen yang menggunakan
daftar kebutuhan bahan, status persediaan, penerimaan yang diperkirakan dan
jadwal produksi induk, yang dipakai untuk menentukan kebutuhan material yang
akan digunakan (Heizer dan Render, 2010, hlm. 95). Bisnis katering sendiri
memiliki persediaan yang setiap jenis bahan, komponen atau sub komponennya
ditentukan melalui penentuan jumlah keluaran akhir (final product), menyebabkan
tipe persediaan ini disebut dengan persediaan dependen. Model ini sesuai dengan
jenis usaha perakitan dan persediaan dependen atau lazim pula disebut MRP
(Haming dan Nurjamudin, 2012, hlm. 31).
Setelah dilakukan wawancara dengan pihak katering diketahui,
perencanaan kebutuhan bahan baku di katering masih dilakukan dengan
mengandalkan daya ingat atau insting seseorang dalam menaksir kebutuhan
bakunya. Selain itu informasi mengenai ukuran baku dan komponen biaya belum
tersedia. Keadaan yang seperti ini akan menyulitkan perusahaan dalam
metode yang akan digunakan peneliti untuk menanggulangi masalah tersebut
yaitu dengan mengimplementasikan metode MRP. Metode MRP mempunyai
manfaat untuk memudahkan mengelola persediaan, memudahkan dalam
perhitungan bahan baku terhadap tiap-tiap jenis bahan, dan memudahkan katering
menganalisis proyeksi pengadaan bahan baku pada periode tertentu. Pembuatan
(MRP) ini juga dilakukan untuk membantu perusahaan menganalisis keadaan
perusahaannya dengan cara mengolah data dan informasi yang diperlukan
kedalam bentuk pencatatan yang sudah terkomputerisasi. Diharapkan dengan
adanya pengendalian oleh Material Requirement Planning ini dapat
meminimalisasi atau menghilangkan penyimpangan dan manajemen dapat
melakukan koreksi dengan cepat. Disamping itu dengan pra penerapan Material
Requirement Planning, penulis ingin melihat implementasinya terhadap biaya
produksi dan profitabilitas perusahaan. Sehingga penulis tertarik mengangkat
judul penelitian “ANALISIS PENERAPAN MANUAL MATERIAL
REQUIREMENT PLANNING (MRP) SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP
BIAYA PRODUKSI DAN PROFITABILITAS (Studi Kasus di Dalaraos
Katering Bandung)”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Untuk mencapai target perusahaan dan mampu berkembang di persaingan
antar jaringan bisnis katering, diperlukan pencatatatan mengenai penentuan
ukuran-ukuran baku, ukuran baku mempunyai fungsi sebagai landasan penyusun
perencanaan bahan baku dimana pencatatan mengenai ukuran-ukuran baku ini
merupakah salah satu cara pengendalian food cost (Wiyasaha, 2006, hlm. 3).
Perencanaan kebutuhan bahan baku menjadi suatu hal yang sangat penting
dan perlu diperhatikan karena proses produksi sangat bergantung pada
ketersediaan bahan baku agar prosesnya tetap berjalan dengan lancar. Untuk
perusahaan yang merakit berbagai macam bahan baku atau mengolah adonan
berbagai jenis bahan menjadi keluaran akhir menghadapi suasana yang berbeda.
Adakalanya dalam penyediaan sumberdaya, perusahaan dihadapkan pada
persediaan yang dibutuhkan untuk setiap subkomponen dan setiap jenis bahan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pengerjaan suatu produk akhir.
Kemampuan untuk memprediksi permintaan dan kebutuhan pada saat dibutuhkan
sangat penting demi menunjang operasionalnya secara efisien dan efektif.
Selama ini kebanyakan perusahaan dalam menaksir persediaan bahan baku
dilakukan dengan mengandalkan kemampuan seseorang. Kebiasaan ini akan
merepotkan karena ketika orang itu tidak ada, tidak terdapatnya data yang dapat
menerangkan kebutuhan bahan baku rill yang dibutuhkan. Keadaan seperti itu
dapat menimbulkan akibat seperti kelebihan atau kekurangan persediaan yang
dapat menyebabkan pemborosan pada penyimpanan ataupun menjadi lead time
yang panjang untuk memproduksi. Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan
yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kondisi Dalaraos Katering saat ini?
2. Metode forecasting atau peramalan mana yang paling sesuai untuk
diterapkan?
3. Bagaimana implikasi manual MRP dan dampaknya pada Biaya produksi
dan Profitabilitas di Dalaraos Katering?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kondisi Dalaraos saat ini.
2. Mengetahui Metode forecasting atau peramalan yang paling sesuai untuk
diterapkan
3. Mengetahui implikasi manual MRP pada Biaya produksi dan Profitabilitas
1.4 Manfaat Penelitian
Selain memiliki tujuan, dilakukannya penelitiaan juga mempunyai manfaat
atau kegunaan baik itu secara teoritis ataupun secara praktis. Adapun manfaat dari
pada penelitian ini yaitu :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis untuk
menambah wawasan serta sebagai aplikasi ilmu yang didapat oleh penulis dan
sebagai sumber referensi penelitian selanjutnya bagi pembaca. Semoga penelitian
ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan menambah informasi mengenai
manajemen perencanaan dan pengendalian persediaan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan
mengenai permasalahan pada perencanaan kebutuhan bahan baku di katering,
sehingga diharapkan pihak katering dapat membuat kebijaksanaan mengenai
pertimbangan terhadap penerapan sistem (MRP) dengan sistem yang sebelumnya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian yang akan penulis teliti adalah Biaya Produksi dan
Profitabilitas yang terjadi di Dalaraos Katering setelah dilakukan pra penerapan MRP
pada sistem perencanaan kebutuhan bahan baku nya dengan data yang diambil pada
periode Febuari-Mei 2014. Unsur-unsur MRP yang akan diteliti yaitu, bill of
material, catatan daftar persediaan, dan jadwal induk produksi. Dalam penelitian ini,
MRP sebagai variabel bebas (variabel X) sedangkan (variabel Y) variabel terikat
yaitu Biaya Produksi (Y1) dan Profitabilitas (Y2). Penelitian ini dilakukan di
Dalaraos Katering, Jl. Siliwangi No. 46 Bandung. Dimana Dalaraos Katering ini
merupakan bisnis katering berbasis keluarga yang telah dirintis selama 27 tahun.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2000, hlm. 1) metode penelitian adalah cara ilmiah yang
digunakan untuk mendapatkan data yang obyektif, valid, dan reliable, dengan tujuan
dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi
masalah.
Adapun metode penelitian yang penulis lakukan adalah metode eksperimental.
Metode eksperimental digunakan untuk mengumpulkan data primer di laboratorium
atau data sekunder dari peneliti lain. Metode eksperimental digunakan untuk mencari
dan menemukan hubungan antara sebab (independent variable) dan akibat (dependent
variable) (Suharto et al, 2004, hlm. 99). Penelitian ini termasuk kedalam penelitian
eksperimental dengan bentuk desain eksperimen (pre-experimental design), karena
penelitian ini digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012, hlm.74). berikut merupakan
O1 X O2
Pretest Treatment Posttest
O1 = Hasil perhitungan yang sudah berjalan
X = Perlakuan terhadap system
O2 = Hasil perhitungan manual
Nilai O1 adalah nilai sebelum atau variabel-variabel terikat yang belum
diberikan perlakuan dan masih menggunakan sistem kontrol perusahaan. X adalah
perlakuan yang diberikan kepada O1 (dalam hal ini X merupakan metode MRP) dan
O2 posttest nilai dari variabel-variabel terikat yang telah diberi perlakuan (X).
3.3 Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2005, hlm. 38) adapun yang disebut variabel adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.
Terdapat dua variabel yang diteliti yaitu, MRP sebagai variabel X sedangkan Biaya
Produksi (Y1) dan Profitabilitas (Y2) sebagai variabel Y. dibawah ini merupakan
rincian operasional variabel X dan Y yang dirumuskan pada Tabel 3.1. Sumber: Sugiyono,2012, hlm.75
3.4 Populasi Sampel
Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
diteliti. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dinilai dapat mewakili
karakteristik populasi. Teknik penentuan sampel (sampling) merupakan proses
pemilihan sebagian dari elemen-elemen populasi yang dipilih untuk diteliti.
Dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan sampling melainkan
menggunakan populasi sebagai bahan yang akan diteliti penulis. Populasi dari
penelitian ini adalah keseluruhan bahan baku dan data-data mengenai produk yang
diperlukan untuk pembuatan MRP atau bahan baku yang digunakan katering untuk
memproduksi produk nasi kotak. Karena keterbatasan waktu penelitian, maka
pengambilan data yang akan diolah hanya menggunakan data perusahaan selama
periode 4 bulan.
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder,
dimana data primer merupakan data yang didapat secara langsung dari sumber
asalnya, dalam hal ini adalah divisi perusahaan yang bersangkutan. Data primer
didapat melalui wawancara dengan berbagai pihak yang berkepentingan yang terkait
dalam pengumpulan data. Data primer meliputi jawaban-jawaban dari setiap
pertanyaan yang diajukan mengenai kegiatan perusahaan dalam produksi,
perencanaan dan pengelolaan persediaan
Data sekunder didapat dari dokumen-dokumen atau laporan-laporan di
perusahaan periode Febuari-Mei 2014. Data sekunder meliputi data perusahaan
berupa dokumen tertulis seperti data produk, penjualan dan produksi, biaya-biaya
yang terkait, jumlah bahan baku yang dipesan. Selain dokumen tertulis dari
perusahaan, data sekunder diperoleh melalui media internet dan berbagai studi
3.6 Teknik Analisis Data
Sistem pengadaan bahan baku yang meliputi perencanaan dan pelaksanaannya
akan dianalisis secara kualitatif dalam bentuk uraian. Dalam merumuskan suatu
model untuk mengendalikan persediaan bahan baku pada perusahaan maka data yang
diperoleh akan ditabulasikan dan diolah dengan menggunakan alat bantu kalkulator
dan software komputer. Data kuantitatif dari hasil analisa tersebut akan dibandingkan
untuk mencari suatu alternatif model yang tepat untuk diterapkan pada perusahaan
sesuai dengan kondisi perusahaan.
3.6.1 Identifikasi Kondisi Perusahaan Dalam Persediaan Dan Perencanaan
Kebutuhan Material (Bahan Baku)
Hal yang pertama kali dilakukan dalam analisis perencanaan dan persediaan
bahan baku adalah mengidentifikasi kondisi perusahaan dalam manajemen pengadaan
dan persediaan bahan baku. Sebelum melakukan analisa perlu diketahui kebijakan
perusahaan sehubungan dengan produksi, pembelian bahan baku, pengolahan dan
proses pencatatan bahan baku yang dilakukan.
3.6.2 Peramalan Permintaan
Peramalan permintaan dilakukan untuk mendapatkan jumlah produk yang akan
diproduksi dalam beberapa periode ke depan dengan hasil penjualan periode terdahulu
sebagai input proses peramalan permintaan dan hasil peramalan permintaan tersebut
akan menjadi input data MRP (MPS). Metode yang digunakan untuk meramalkan
permintaan adalah:
a. Metode Moving Average
p(A1) = p(A2) = p(A3) = p(A4) ; yaitu
¼
atau 1/n.dimana: F = Ramalan kegiatan pada periode ke –t
n = Jumlah periode yang dicakup dalam analisis perataan F1 = At-1 + At- 2 + At-3+ ….. +At-n
At-1 = Kegiatan pada periode sebelumnya
At-3+…+At-n = Aktifitas pada dua, tiga, dan n periode sebelumnya.
b. Metode Penghalusan Eksponensial.
dimana: F = Ramalan permintaan yang dihaluskan secara eksponensial untuk
waktu t
F t-1 = Ramalan permintaan pada periode sebelumnya
At-1 = Permintaan aktual pada periode sebelumnya
Α
= Konstanta penghalus ramalanPeralatan yang digunakan untuk pembuatan ramalan akan mempergunakan
perangkat lunak komputer yaitu Microsoft excel 2010.
3.6.3 Input MRP
Pembuatan MPS (master production schedule) atau Jadwal Induk Produksi,
Penyusunan BOM (bill of material) atau Daftar Material, Catatan Daftar Persediaan.
Ketiga input ini akan dihitung menggunakan bantuan Software Microsoft Excel
2010.
3.6.4 Perhitungan Biaya Persediaan
Dari beberapa metode yang tersedia penulis akan menggunakan metode EOQ.
Cara lain untuk memperoleh EOQ dengan pendekatan matematika, dikenal dengan
istilah cara formula. Dalam metode ini digunakan beberapa notasi sebagai berikut :
D = jumlah kebutuhan barang (unit/tahun)
S = biaya pemesanan (rupiah/pesanan)
h = biaya penyimpanan (% terhadap nilai barang)
C = harga barang (rupiah/unit)
Q = jumlah pemesanan (unit/pesanan)
F = frekuensi pemesanan (kali/tahun)
T = jarak waktu antar pemesanan (tahun,hari)
TC = biaya total persediaan (rupiah/tahun)
Biaya pemesanan pertahun
X S (frekuensi pesanan x biaya pesanan)
Biaya penyimpanan pertahun
X H (persediaan rata-rata x biaya penyimpanan)
Biaya total/tahun
X S + X H (biaya pemesanan + biaya penyimpanan)
EOQ terjadi jika biaya pemesanan = Biaya penyimpanan, maka :
X S = X H
2DS = HQ²
Q² =
Maka √
Q adalah EOQ, yaitu jumlah pemesanan yang memberikan biaya total
persediaan terendah. Perhitungan biaya persediaan ini akan dihitung menggunakan
bantuan Software Microsoft Excel 2010.
3.6.5 Menghitung Elemen Biaya
Adalah biaya-biaya yang digunakan untuk melihat dan menganalisis keadaan
perusahaan berdasarkan persentase biaya selama empat bulan. Adapun rumusnya
Total Sales (TS) = Total Cost (TC) + Profit (P)
Total Cost (TC) = Total Sales (TS) –Profit (P)
Profit (P) = Total Sales (TS) –Total Cost (TC)’
% Food Cost = Total Food Cost : Total Sales (TS) X 100% 3.6.6 Uji Efisiensi
Digunakan untuk melihat efisiensi reduksi material antara metode yang
digunakan dengan Kontrol dari perusahan. Uji efisiensi dapat dicari dengan rumus:
3.6.7 Profitabilitas
Gross Profit Margin(GPM) = (laba kotor/ penjualan bersih) x 100%
Digunakan untuk mengetahui keuntungan kotor daripada perusahaan tersebut.
Net Profit Margin(NPM) = (laba setelah pajak/total aktifa) x 100% Digunakan untuk mengetahui keuntungan bersih dari perusahaan.
3.6.8 Uji Hipotesis
Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis
nol dan hipotesis alternatif. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian eksperimental
dengan bentuk desain eksperimen yang biasanya menggunakan sampel yang
berkorelasi. Dalam pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan hipotesis
komparatif dua sampel yang berkorelasi (data interval dan ratio) sehingga untuk
pengujian hipotesisnya digunakan uji beda hipotesis t-test. Dimana hipotesis ini akan
menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian) yang berupa
perbandingan keadaan variabel dari dua sampel. Dimana uji beda dilakukan antara
biaya produksi konvensional dengan biaya produksi hasil perhitungan yang dilakukan
peneliti, begitupun dengan profitabilitasnya dibandingkan dengan hasil yang peneliti
lakukan. Prinsipnya yaitu untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan positif antara
manual Material Requirement Planning (MRP), Statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis ialah komparatif dua sampel yang berkorelasi (uji dua pihak)
dengan dibantu Software SPSS 21. Maka rumusnya adalah :
a. Two Tail t-test
t =
̅ ̅√ √
√
Dimana :
t : nilai t hitung
̅ : rata-rata sampel 1 ̅ : rata-rata sampel 2
S1 : simpangan baku sampel 1
S2 : simpangan baku sampel 2
S1² : varians sampel 1
S2² : varians sampel 2
n : jumlah anggota sampel
r : korelasi antara dua sammpel
b. Menghitung nilai rata-rata (mean)
̅ ∑
Dimana :
̅ : mean (rata-rata) ∑ : jumlah
X : nilai
c. Menghitung standar deviasi (s)
√∑ ̅
d. Nilai
Untuk menginterprestasikan nilai t-test terlebih dahulu harus ditentukan
nilai (tingkat kesalahannya) berdasarkan dk (derajat kebebasan) Dimana
dk = n1 + n2 - 2.
e. Membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel. Dengan asumsi :
t
hitung >t
tabel maka hipotesis ditolakt
hitung <t
tabel maka hipotesis diterimaf. Korelasi
∑ ̅ ̅
√∑
Dimana :
: korelasi antara : ̅
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki produk yang dihasilkan atau
ditawarkannya kepada pasar, baik berbentuk barang atau jasa. Untuk menghasilkan
produk tersebut dibutuhkan penyediaan berbagai sumber daya, salah satunya adalah
sumber daya bahan baku (material atau inggredients). Bahan baku merupakan
kebutuhan yang sangat penting karena proses produksi sangat bergantung pada
ketersediaan bahan baku agar prosesnya tetap berjalan dengan lancar.
Untuk usaha yang bergerak dalam bidang kuliner salah satunya katering
dimana berbagai jenis bahan baku diolah menjadi menu, adakalanya dalam
penyediaan bahan baku, katering menghadapi keterbatasan kemampuan seperti
kesulitan dalam menaksir jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk setiap
komponen yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu produk akhir. Kemampuan
untuk menaksir kebutuhan bahan baku sangat penting demi menunjang
operasionalnya secara efisien dan efektif sehingga pemborosan yang dapat
meningkatkan biaya dapat dihindari. Dalam penelitian ini penulis akan
membandingkan sistem perusahaan (konvensional) dengan penggunaan metode
perencanaan kebutuhan material atau (MRP). Pemenuhan jawaban atas rumusan
masalah yang diteliti, penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Menu-menu yang dijual di Dalaraos Katering terdiri dari aneka macam
menu-menu yang memiliki cita rasa khas sunda dan western. Menu yang ada di
Dalaraos Katering sendiri terbagi menjadi dua, yaitu menu untuk nasi kotak dan
menu prasmanan yang terdiri dari beberapa paket dan harga yang bervariasi,
mulai dari Rp.19,000 hingga Rp.38,000,-. Namun untuk penelitian penulis lebih
menitik beratkan pada menu nasi kotak. Bahan baku yang digunakan dalaraos
katering untuk mengolah produknya terdiri dari 126 item yang terbagi kedalam
Bahan baku perishables dibeli dua sampai satu hari sebelum pengiriman produk
agar menjaga kesegaran produknya, untuk bahan Groceries dipesan minimal
seminggu dua kali. Pihak katering dalam pembelian bahan baku yang
dibutuhkan membelinya dari pedagang pasar yang memang sudah menjadi
langganannya. Perencanaan kebutuhan bahan baku di Dalaraos katering
dilakukan dengan mengandalkan kemampuan seseorang dalam menafsirkan
kebutuhan bahan baku, karena masih kurangnya pencatatan dan pembukuan
yang sudah terkomputerisasi.
2. Sebagai katering yang produktif melayani permintaan konsumennya. Peramalan
permintaan sangat diperlukan untuk menunjang operasional dan respon yang
cepat terhadap permintaan konsumen. Metode peramalan yang digunakan
penulis yaitu metode single moving average (empat periode) dan metode
exponential smoothing (α = 0.2). kedua metode ini selanjutnya akan
dibandingkan dengan melihat nilai MAD (mean absolute demand), MSE(mean
square error), dan SE (standard error) memiliki nilai yang paling kecil dari
kedua metode. Peramalan permintaan memang diperlukan untuk memprediksi
kondisi permintaan pasar dimasa mendatang, namun penggunaannya sendiri
memang harus disesuaikan dengan kondisi kenyataan pasarnya. Berdasarkan
perhitungan, diketahui kedua metode peramalan tersebut bisa digunakan untuk
ancang-ancang pembelian kebutuhan groceries maupun beberapa kebutuhan
perishables. Namun melihat perbandingan data antara peramalan dengan
aktualnya yang menghasilkan data fluktuaktif (naik-turun), maka peramalan ini
tidak bisa dijadikan patokan utama pembelian melainkan dibutuhkan juga
informasi mengenai keadaan persediaan untuk menjaga agar persediaan tidak
dalam keadaan berlebihan maupun kekurangan.
3. Implikasi manual MRP pada biaya produksi dan profitabilitas di Dalaraos
Katering selama empat bulan diperoleh kesimpulan yaitu biaya produksi yang
meningkat. Berdasarkan keterangan tersebut dapat kita lihat sebuah pola dimana
jika biaya produksi turun maka profit meningkat begitu pula sebaliknya. Dari
sesudah penggunaan metode MRP biaya produksi turun sebesar 1% dan profit
meningkat 1%, dimana kelebihan dari 1% ini ternyata bisa memberikan
tambahan keuntungan sebanyak Rp.27,463,541 selama 4 bulan. Dapat juga
dikatakan sebulannya perusahaan dapat menghemat sebesar Rp.6,865,885.
Berdasarkan uji hipotesis yang sudah dilakukan, disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan secara signifikan antara biaya produksi dan profit metode
konvensional dengan yang menggunakan metode MRP. Dengan kata lain
setelah menggunakan metode MRP, nilai biaya produksi menurun dan profit
meningkat. Sehingga perbandingan akan kedua sistem tersebut mendapatkan
hasil bahwa sistem Manual Requirement Planning dapat meminimalkan biaya
produksi dan menaikan keuntungan dari Rp.404,236,195 menjadi
Rp.431,669,737, selama empat bulan. Selain itu setelah penggunaan metode
MRP didapati manfaat seperti, memudahkan katering menganalisis proyeksi
perencanaan bahan baku pada rentang periode waktu tertentu, memudahkan
perhitungan bahan-baku terhadap tiap-tiap jenis bahan dan memudahkan
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas saran-saran yang dapat diberikan kepada
perusahaan antara lain:
1. Sebaiknya pencatatan data transaksi, pembukuan, dan pencatatan mengenai
ukuran-ukuran baku seperti standar resep, standar porsi, standar food cost, mulai
dilakukan kedalam sistem yang telah terkomputerisasi dengan baik dan tertib,
ini diperlukan dibanding dengan mengandalkan daya ingat dan catatan tertulis.
Sehingga melalui pencatatan yang terkomputerisasi ini perusahaan dapat
melakukan tindakan pengawasan dan koreksi yang diperlukan bila terjadi
penyimpangan pada target yang ditentukan melalui analisis pencatatan
terkomputerisasi, serta penentuan ukuran baku ini merupakan landasan
perusahaan dalam menentukan kebijakan dalam perencanaan kebutuhan
material yang nantinya akan sangat berpengaruh terhadap biaya-biaya. Pada
kondisi ini manajemen dapat segera mengambil tindakan koreksi sehingga laba,
mutu produk, maupun harga pokok tetap sesuai dengan target yang ditentukan.
Untuk pembelian bahan baku walaupun masih menggunakan pedagang pasar,
ada baiknya jika pihak katering mulai menerapkan sistem kontrak dimana
antara supplier dan katering bernegosiasi mengenai sistem termin pembayaran
(kredit atau tunai), harga, kualitas, dan waktu penyerahan, yang sama-sama
saling menguntungkan dimana kedua pihak dapat mengembangkan pasar
masing- masing.
2. Berdasarkan keterangan diatas, sebaiknya mulai dilakukan perekapan mengenai
berapa banyak kebutuhan yang dipesan, digunakan, dan disimpan di gudang,
karena keterangan ini akan mempengaruhi berapa banyak kebutuhan bersih
yang harus dibeli. Selain itu perekapan tersebut juga akan membantu
perusahaan untuk menentukan berapa biaya yang digunakan perusahaan pada
3. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, menghasilkan kesimpulan
bahwa MRP yang diterapkan di katering dapat menekan biaya produksi sebesar
1% , pengurangan biaya tersebut terjadi pada lini biaya bahan baku dan biaya
persediaan. Dari angka persentase itu perusahaan bisa memperoleh tambahan
keuntungan yang nantinya bisa digunakan perusahaan sebagai pengembangan
produk atau pengembangan usaha agar lebih maju. Mengingat sangat
pentingnya profit bagi perusahaan karena kaitannya dengan peningkatan
perusahaan maka metode MRP ini bisa diterapkan pada katering sebagai
masukan dari penulis untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan dapat
DAFTAR PUSTAKA
Buku Sumber
A.W Marsum. 2005. Restoran dan Segala Permasalahannya. Edisi Empat. Yogyakarta: Andi.
Alma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Arifin, Johar. 2007. Seri Solusi Bisnis Berbasis TI (Menggunakan Microsoft Excel Untuk Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: LPFEUI.
Ayodya, Wulan. 2008. Usaha aneke catering laris manis. Jakarta: pt elex media komputindo.
Ery Irwansyah, D. 2010. Penerapan Material requirements Planning (mrp) dalam perencanaan Persediaan bahan baku Jamu sehat Perkasa pada pt. Nyonya meneer Semarang. Universitas Diponegoro: Tidak Diterbitkan.
Fadiati, Ari. 2011. Mengelola Usaha Jasa Boga Yang Sukses. Bandung: Rosda.
Gaspersz, Vincent. 2001. Production, Planning, Inventory and Inventory Control. Jakarta: Gramedia.
Hasan, Bachtiar. 2008. Manajemen Industri, edisi empat. Bandung: Pustaka Ramadhan.
Haming, M & Mahfud Nurjamudin. 2012. Manajemen Produksi Modern, Edisi dua. Jakarta: Bumi Aksara.
Hartini, S. 2006. PPC (Production Planning and Control), Edisi Ketiga. UNDIP.
Heizer, Jay & Barry Render. 2004. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.
Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Grasindo: Jakarta.
Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Produksi & Operasi, edisi tiga. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Pengertian Implikasi. Hlm. 849.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2015. Pengertian Konvensional.
Marpaung, Happy dan Herman Bahar. 2000. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.
Martini. 2002. Penyelenggaraan Makan Pagi pada Perusahaan serta Sumbangannya Terhadap Konsumsi dan Kecukupan Gizi Karyawati. Bogor. Institut Pertanian Bogor: tidak diterbitkan.
Merry, F.R. 2014. Penerapan Manual Requirement Planning serta Implikasinya terhadap Harga dan Profitabilitas (Studi Kasus di Santika Katering Bandung). Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Martono & Harjito. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonesia.
Mukrie. Nursiah et al. 1990. Manajemen Pelayanan Gizi Institusi Lanjut. Jakarta.
Mulyadi. 2005. Akutansi Biaya, Edisi Lima. Yogyakarta: Aditya Media.
Mursyidi. 2008. Akutansi Biaya. Bandung: Refika Aditama.
Nur Bahagia, S. 2006. Sistem Inventori. Bandung: ITB.
Nyoman S. Pendit. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Pujiastuti et al. 2007. IPS Terpadu 1B. Jakarta: Erlangga
Siagian, Yolanda M. 2005. Supply Chain Management, dalam usaha bisnis. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Suarsana, Nyoman. 2007. Pengendalian Biaya Departemen F&B di Perhotelan, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2012. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suharto et al. 2004. Perekayasaan Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi.
T.Hani Handoko. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Satu. Yogyakarta: BPFE.
Witjaksono, Armanto. 2006. Akutansi Biaya, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wiyasha, I.B.M. 2006. F&B Cost Control Untuk Hotel dan Restoran, Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi.
Perundang-Undangan
Jumlah Tenaga Kerja, Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2009-2013.
Luas Kota Bandung, sumber: BPS. Kota Bandung, 2011
Jumlah Penduduk Bandung, sumber: BPS. Kota Bandung, 2012.
Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 715 /Menkes/SK/V/2003 Jasa Boga Atau Katering dan Penyelenggaraan Makanan.
Peraturan Menteri Budaya dan Pariwisata No. PM. 87/ HK. 501/ MKP/ 2010 Jasa Boga
Sumber Lain
________, (3 Maret 2014). Uji Paired Sample t-Test dengan SPSS. [Online]. Tersedia
:http://www.konsistensi.com/2014/03/uji-paired-sample-t-test-dengan-spss.html?m=1 [diakses pada 3 Desember 2014]
________, (Juni 2014). Pengertian Biaya Produksi dan Komponen Biaya. [Online].
Tersedia:http://jalurbaru.blogspot.com/2013/06/pengertian-biaya-produksi-dan-komponen-biaya.html?m=1 [diakses pada 3 Desember 2014]
Manajemen Pemasaran. (2012). Pengertian Biaya Produksi). [Online]. Tersedia: http://www.kajianpustaka.com/2012/10/profitabilitas-perusahaan.html?m=1 [diakses pada 11 Oktober 2014]
Dunia Ekonomi. (2012). Pengertian Efisiensi. [Online]. Tersedia:
http://thetonkchiefiet.blogspot.com/2012/06/definisipengertian-efisiensi.html?m=1 [diakses pada 11 Oktober 2014]
Material Requirement Planning & Enterprise Resource Planning. (2014). Pengertian