Idayanti, Sri. 2014
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC
EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN
PECAHAN
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Tematik dengan Tema Saling Berbagi Pada Siswa Kelas III SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung
Barat Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Sri Idayanti
1003309
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
Idayanti, Sri. 2014
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC
EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN
PECAHAN
Oleh
Sri Idayanti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Sri Idayanti 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Idayanti, Sri. 2014
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Idayanti, Sri. 2014
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC
EDUCATION(RME) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Tematik dengan Tema Saling Berbagi Pada Siswa Kelas III SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung
Barat Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh Sri Idayanti
1003309
Penelitian ini mengenai penggunaan pendekatan Realistic Mathematic
Education (RME) untuk meningkatkan pemahaman matematis siswa dalam
pembelajaran matematika pokok bahasan pecahan. Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan Realistic
Mathematic Education (RME) untuk meningkatkan pemahaman matematis siswa
dalam pembelajaran matematika pokok bahasan pecahan pada siswa kelas III di SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan dan peningkatan pemahaman matematis siswa pada pembelajaran matematika pokok bahasan pecahan dengan menggunkan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME). Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian yang mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan atau memperbaiki kualitas suatu pembelajaran. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 2 Suntenjaya yang berjumlah 36 orang siswa. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument tes,observasi dan angket. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tiga siklus ternyata pemahaman matematis siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yang meningkat dari setiap siklusnya.. Siklus I rata-ratanya 64, 3 kemudian siklus II meningkat rata-ratanya menjadi 68,6 dan dan kembali meningkat pada siklus III rata-ratanya menjadi 80,27. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan RME dapat meningkatkan pemahaman matematis siswa. Berdasarkan simpulan di atas peneliti merekomendasikan kepada guru untuk lebih mengkaji teori pendekatan Realistic
Mathematic Education (RME) dan guru dapat menggunakan pendekatan tersebut
Idayanti, Sri. 2014
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kata Kunci : Realistic Mathematic Education (RME), Pemahaman Matematis, Pecahan.
ABSTRACT
THE APPLICATION OF REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) APPROACH TO IMPROVE STUDENTS’ MATHEMATICAL COMPREHENSION ON MATHEMATICS LEARNING OF FRACTION
LESSON
(The Classroom Action Research on Thematic Learning with Sharing-Each-Other Theme on the Third Grade Students of SDN 2 Suntenjaya West
Bandung Regency in Semester 2 Academic Year 2013/2014)
by Sri Idayanti
1003309
Idayanti, Sri. 2014
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
above the researcher recommends the teachers to examine Realistic Mathematic Education (RME) approach more and the teachers can use the approach on Mathematics learning especially on fraction lesson.
Idayanti, Sri. 2014
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian... 7
E. Hipotesis Tindakan ... 8
F. Definisi Operasional ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Realistic Mathematic Education (RME) ... 10
1. Pengertian Pendekatan RME ... 10
2. Prinsip-prinsip Pendekatan RME ... 12
3. Langkah-langkah Realistic Mathematic Education ... 14
4. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan RME ... 15
B. Pemahaman Matematis ... 16
C. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 19
` 1. Matematika Secara Umum ... 19
2. Matematika Kelas III Sekolah Dasar ... 21
Idayanti, Sri. 2014
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26
A. Metode Penelitian ... 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
C. Subjek Penelitian ... 26
D. Prosedur Penelitian ... 27
E. Instrumen Penelitian ... 28
F. Analisis dan Interpretasi Data ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33
A. Deskripsi Kondisi Awal ... 33
B. Pelaksanaan Penelitian ... 38
C. Hasil Penelitian ... 50
D. Pembahasan ... 105
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 115
A. Simpulan ... 115
B. Rekomendasi ... 115
DAFTAR PUSTAKA ... 117
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 199
Idayanti, Sri. 2014
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Sedikit besarnya pendidikan berpengaruh pada keberlangsungan hidup kita.
Selain itu, pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan
dalam suatu negara. Kita dapat melihat bahwa negara yang maju pasti telah
didukung oleh kemajuan pendidikannya.
Berdasarkan undang-undang dalam Sisdiknas no.20 tahun 2003 Bab I
bahwa :
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengembangan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Selain ketentuan umum diatas kita juga memiliki tujuan pendidikan
Nasional yang harus kita capai bersama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu “manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan” .
Penyelenggaraan pendidikan pada jenjang sekolah dasar bertujuan
memberikan bekal kepada siswa untuk hidup bermasyarakat dan dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pembelajaran dalam
2
atau terpadu. Pembelajaran terpadu sebagai pendekatan belajar mengajar yang
melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang
bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena siswa dalam pembelajaran
terpadu akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah
dipahami. Kegiatan pembelajaran tersebut memadukan materi dari beberapa
mata pelajaran dalam satu tema.
Guru harus pandai mendesain pembelajaran yang disenangi dan bermakna
bagi siswa. Konsep yang dipelajari hendaknya dihubungkan dengan dunia anak
yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, diharapkan
anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang dipelajarinya. Menurut
Forgarty (1991) dalam Susanto Ahmad (2013, hlm. 94) mengatakan bahwa
“dengan pembelajaran terpadu memungkinkan secara ilustrasi pembelajaran yang dapat mencapai beberapa target konsep yang ada dalam beberapa macam
mata pelajaran”.
Membangun pemahaman pada setiap kegiatan belajar sangat penting
dilakukan karena akan memperluas pengetahuan yang dimiliki. Memberikan
pemahaman yang jelas kepada siswa merupakan hal yang harus dilakukan
khususnya guru SD karena dijenjang inilah siswa diberikan penanaman konsep.
Berdasarkan hasil pengamatan dan observsi di lapangan, pembelajaran tematik
atau terpadu kurang begitu berjalan dengan baik terutama apabila tema tersebut
berkaitan dengan mata pelajaran matematika selalu menjadi kendala bagi siswa.
Mereka menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit untuk
dipahami khususnya dalam pokok pembahasan pecahan untuk kelas 3. Hal ini
dapat menurunkan minat belajar siswa yang dapat mempengaruhi hasil
belajarnya. Dalam teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget dalam
Surya Mohamad (2003, hlm. 57) jika kita lihat bahwa siswa kelas 3 berada
dalam tahap operational concrete dimana anak telah mampu membuat pemikiran
3
pembelajarannya siswa perlu dihadapkan pada sesuatu yang berbentuk nyata atau
konkret sehingga siswa mampu memahaminya.
Dalam pembelajaran tematik dengan tema ”saling berbagi” yang terdiri
dari pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika, untuk Bahasa Indonesia materi
yang disampaikan adalah menceritakan pengalaman sedangkan untuk pelajaran
Matematika adalah tentang pecahan dan ternyata siswa mengalami sedikit
kesulitan. Untuk pelajaran matematika guru membacakan cerita tentang perayaan
ulang tahun. Di dalam cerita terdapat pembagian kue menjadi beberapa bagian
yang merupakan materi pecahan. Siswa diberikan soal untuk mengukur
pemahaman matematis yaitu mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lain,
dari bentuk gambar kemudian diubah menjadi kalimat matematika.
Siswa yang mampu mencapai KKM hanya 22% dari jumlah siswa
keseluruhan sedangkan 78% siswa belum mampu mencapai KKM. Untuk KKM
matematika kelas III sendiri yang telah ditentukan guru adalah 65. Siswa yang
belum mencapai KKM masih kurang tepat dalam mengubah bentuk representasi
kebentuk lain. Misalnya jawaban yang diminta adalah ଵ
ଶ, tetapi ada siswa yang
menjawab ଵ
ଵ dengan alasan 1 bagian yang diarsir dan 1 bagian tidak diarsir. Dengan alasan ya ng demikian guru berpendapat bahwa siswa belum memahami
apa yang dimaksud dengan pecahan. Ini menunjukan pemahaman matematis
sebagian besar siswa masih kurang terutama dalam materi pecahan. Sehingga
diperlukan penggunaan pendekatan atau metode yang tepat dalam pembelajaran
agar pemahaman siswa meningkat.
Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran siswa kurang aktif dan lebih
senang dengan aktivitas mereka sendiri. Hal lain yang sedikit banyaknya
mempengaruhi proses memahami pada siswa adalah adanya gangguan dari siswa
lain yang selalu membuat keributan di kelas sehingga penyampaian materi
4
wawancara awal dengan siswa dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi
pemahaman matematis siswa dalam matematika adalah sebagai berikut.
1. Penguatan terhadap materi pelajaran kurang sehingga siswa seringkali
sulit memahami materi yang sedang dipelajari.
2. Pemberian tugas yang terlalu banyak tidak diimbangi dengan tingkat
pemahaman matematis siswa sehingga membuat beberapa siswa tidak
menyukai matematika.
3. Metode pembelajaran yang digunakan lebih banyak menjelaskan satu
arah dari guru saja sehingga keterlibatan siswa ketika proses
pembelajaran sangat kurang.
4. Penggunaan media yang sangat kurang sehingga terkadang
matematika diajarkan kurang jelas.
Mengingat pentingnya hal tersebut, maka pelajaran matematika
seharusnya tidak menjadi hal yang ditakuti dan tidak disukai. Pembelajaran
matematika bisa menyenangkan bagi siswa apabila guru mampu mengemasnya
dengan menarik dan menggunakan media yang bervariasi. Dengan penggunaan
pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) kita bisa membuat
pembelajaran matematika menjadi menyenangkan. Selain itu konsep matematika
akan lebih mudah dipahami apabila disajikan dalam bentuk yang konkret bagi
siswa. Pendekatan ini sangat baik digunakan untuk pembelajaran pecahan karena
pecahan akan sulit dimengerti oleh siswa apabila disampaikan dalam bentuk
abstrak. Untuk itu pecahan akan lebih mudah dimengerti dan dipahami oleh
siswa apabila disajikan dalam bentuk konkret.
Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) ini sejalan dengan
Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses mengamanatkan
5
proses tersebut merupakan karakteristik matematika realistik. Kegiatan
eksplorasi yang dilakukan oleh siswa merupakan titik awal untuk membangun
konsep dan hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan konteks matematika.
Penggunaan konteks di awal pelajaran dapat dijadikan motivasi bagi siswa untuk
melakukan pembelajaran.
Pendekatan Matematika Realistik merupakan jembatan bagi siswa untuk
berpikir secara abstrak. Siswa dimulai dengan belajar menggunakan konteks
yang nyata atau konkret kemudian semi konkret dan yang terakhir adalah
abstrak. Setelah siswa sudah mampu menyelesaikan permasalahan tanpa konteks
yang berhubungan dengan realistik maka pemahaman matematis sudah terbentuk
pada siswa tersebut. Dalam prosesnya pemahaman matematis ini siswa mampu
mengubah informasi yang mereka peroleh kedalam bentuk yang lebih
dimengerti.
Berdasarkan hal tersebut peneliti menggunakan pendekatan Realistic
Mathematic Education (RME) apakah akan menjadi solusi untuk meningkatkan
pemahaman siswa kelas III dalam pelajaran matematika khususnya pokok
pelajaran pecahan. Proses atau kegiatan belajarnya yaitu siswa dihadapkan pada
bentuk nyata dari objek yang dipelajarinya baik itu benda aslinya ataupun benda
tiruan yang menyerupai benda aslinya.
Sesuai yang diungkapkan oleh Dienes dalam Karso (2009, hlm. 1.17)
bahwa ”setiap konsep matematika akan dapat dipahami dengan baik oleh siswa
apabila disajikan dalam bentuk konkret atau beragam”. Hal tersebut
menandakan bahwa siswa akan lebih mengerti dan memahami materi yang
disampaikan apabila mereka melihat langsung objek matematikanya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengkaji lebih luas permasalahan, yaitu dengan penelitian yang berjudul
6
Matematika Pokok Bahasan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas pada
pembelajaran tematik dengan tema saling berbagi pada Siswa Kelas III SDN 2
Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas,
secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimana meningkatkan
pemahaman matematis siswa dalam pokok bahasan pecahan pada mata pelajaran
matematika pada siswa kelas III SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat ?
Masalah tersebut dijabarkan ke dalam rumusan masalah yang lebih khusus
yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan pendekatan
Realistic Mathematic Education (RME) dalam meningkatkan pemahaman
matematis siswa dalam pokok bahasan pecahan pada siswa kelas III SDN 2
Suntenjaya?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman matematis siswa dalam pembelajaran
Matematika dengan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)
pokok bahasan pecahan pada siswa kelas III SDN 2 Suntenjaya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran Matematika
dengan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dalam
meningkatkan pemahaman matematis siswa dalam pokok bahasan pecahan
7
2. Memperoleh gambaran tentang peningkatan pemahaman matematis siswa
dalam pembelajaran Matematika dengan pendekatan Realistic Mathematic
Education (RME) pokok bahasan pecahan pada siswa kelas III SDN 2
Suntenjaya.
D. Manfaat Penelitian
Pembelajaran dengan menggunakan hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan
masukan terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah dengan
penggunaan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) Matematika
dalam menyampaikan materi pecahan dengan tujuan dapat meningkatkan
pemahaman matematis siswa. Sehingga diharapkan penelitian ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran bagi studi/kajian penelitian selanjutnya
yang berkaitan dengan pembelajaran matematika dan penggunaan
pendekatan pembelajaran.
b. Manfaat Praktis
Bagi siswa :
a. Meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi pecahan.
Bagi guru :
a. Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.
b. Memberi wacana baru tentang pembelajaran yang bermakna melalui
8
c. Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang baik
maka dapat mewujudkan siswa yang cerdas, terampil, bersikap baik dan
berprestasi.
Bagi sekolah :
a. Sebagai informasi untuk memotivasi tenaga kependidikan agar lebih
menerapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
b. Sebagai tolak ukur peningkatkan kualitas sekolah dalam melakukan
inovasi pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.
c. Meningkatkan pengelolaan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pemahaman matematis siswa kelas III di SDN 2 Suntenjaya dalam mata pelajaran Matematika pokok bahasan pecahan mengalami peningkatan
dengan penerapan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematic
Education (RME).
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang ada
dalam penelitian ini, maka perlu diperjelas dahulu definisi operasional dari
istilah-istilah tersebut:
1. Pemahaman matematis adalah kemampuan siswa dalam mengubah suatu
informasi kedalam bentuk lain yang lebih mudah dimengerti dan dipahami,
sehingga siswa mampu mendefinisikan konsep, membuat contoh dan
merepresentasikan kedalam bentuk lain. Dalam penelitian ini, hasil
pencapaian pemahaman matematis siswa didapat dari tes yang dilakukan
9
2. Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) adalah pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa dimana pembelajarannya
dihadapkan pada permasalahan-permasalahan kontekstual dan dalam
pembelajarannya menggunakan benda-benda konkret sehingga siswa lebih
mudah memahami materi pelajaran. Adapun langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)
yaitu mengkondisikan siswa, memberikan masalah kontekstual,
menyelesaikan masalah kontekstual, menyajikan penyelesaian masalah dan
penguatan.
3. Bilangan pecahan merupakan bentuk atau lambang yang mewakili suatu
bagian dari jumlah keseluruhan. Untuk menghasilkan sebuah pecahan dimulai
dengan membagi sebuah benda menjadi beberapa bagian yang sama besar.
Dalam prakteknya siswa dikenalkan pada bentuk pecahan sederhana,
membandingkan dan melakukan pemecahan masalah kaitannya dengan
Idayanti, Sri. 2014
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara langsung
dengan tujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien. Menurut
Hidayah Nur (2013, hlm. 6) menyatakan bahwa :
penelitian tindakan Kelas adalah sebuah kajian ilmiah dari suatu penelitian yang diupayakan untuk melakukan perbaikan pelaksanaan praktik dan proses pendidikan dalam pembelajaran, berdasarkan hasil refleksi guru dan siswa mengenai hasil dan tindakan-tindakan perbaikan yang dianggap mampu memecahkan masalah pendidikan.
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang terpusat di dalam kelas.
Kegiatan ini merupakan reflektif bagi guru yang dapat digunakan untuk
memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang telah dilakukan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya Kampung
Gandok Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran di sekolah.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2014.
27
Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas III SDN 2 Suntenjaya Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini
menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart (dalam Hidayah Nur, 2013,
hlm.18) , adapun bentuknya sebagai berikut :
Gambar 3.1
Tahapan Siklus PTK
Merujuk pada model spiral dari Kemmis dan Taggart (1988), maka rencana
tindakan terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut :
Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan
Refleksi
Siklus I
Siklus II
28
Siklus I
a. Perencanaan (Plan)
Sebelum melakukan pembelajaran disiklus I peneliti terlebih dahulu
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan media
pembelajaran, membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), dan membuat lembar
observasi dan instrument lain yang dibutuhkan.
b. Pelaksanaan (Act)
Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan pembelajaran
disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan
tindakan ini guru melakukan pembelajaran dengan penggunaan pendekatan
Realistic Mathematic Education (RME) dengan metode ceramah, tanya jawab
dan demonstarsi.
c. Pengamatan (Observe)
Pengamatan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Adapun hal yang perlu diperhatikan atau diamati ketika pembelajaran
berlangsung adalah penampilan guru ketika mengajar, keaktifan siswa,
kondisi kelas dan siswa, situasi pada saat pembelajaran dan pemanfaatan
media yang telah dibuat.
d. Refleksi (Reflect)
Pada tahap refleksi peneliti melakukan diskusi bersama guru kelas,
teman sejawat juga dosen pembimbing mengenai hasil pengamatan yang
dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan refleksi bertujuan
untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi saat pembelajaran.
Hasil refleksi yang didapat akan digunakan sebagai dasar acuan untuk
menentukan tindakan dalam siklus selanjutnya.
29
Sebagai upaya untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap
mengenai hal-hal yang ingin dikaji melalui penelitian ini, maka dibuat
instrument penelitian. Adapun instrument yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat per siklus yang memuat standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, model dan metode
pembelajaran, sumber belajar, dan evaluasi.
b. LKS
Lembar Kerja Siswa (LKS) memuat pertanyaan-pertanyaan yang
mengarahkan siswa untuk mencapai pemahaman matematis sesuai dengan
kompetensi dasar yang ingin dicapai.
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Tes
Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa yang dilakukan
setelah tindakan dengan model pembelajaran Realistic Mathematic
Education (RME). Tes ini berupa tes formatif dimana tes ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan sebagai bahan refleksi
pembelajaran yang dilaksanakan untuk memperbaiki siklus berikutnya.
b. Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh data guru dan siswa (aspek
afektif) dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan digunakan untuk
30
c. Angket
Angket dibuat untuk mengetahui respon siswa terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan Realistic
Mathematic Education (RME). Angket disebarkan kepada siswa setelah
seluruh proses pembelajaran selesai.
F. Analisis dan Interpretasi Data
1. Deskriptif Kualitatif
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif karena analisis ini berkaitan dengan uraian deskriptif
tentang perkembangan proses pembelajaran. Teknik tersebut mencakup
kegiatan mengungkap kelebihan dan kelemahan kinerja siswa dan guru dalam
proses belajar mengajar. Hasil analisis tersebut nantinya akan digunakan
sebagai dasar untuk menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya.
2. Kuantitatif
Data kuantitatif berupa skor dari penilaian yang diperoleh siswa. Baik
skor perolehan kelompok maupun skor perolehan individu. Data kuantitatif
dapat diperoleh melalui :
a. Penyekoran hasil tes
Pemberian skor dilakukan dengan memberikan skor yang
berbeda pada butir-butir soal. Bobot soal ini menyesuaikan dengan
tingkatan kognitif dengan rumus sebagai berikut :
Nilai=
Skor yang diperoleh siswa31
(dalam Rohani,2008)
b. Menghitung nilai rata-rata kelas
Setelah melakukan penskoran kemudian dihitung nilai
rata-rata kelas dengan rumus :
(Zainal, dkk, dalam Latifah Dhea 2013)
Keterangan :
x = nilai rata-rata
∑ � = jumlah semua nilai siswa ∑ � = jumlah siswa
c. Menghitung ketuntasan belajar individual
KKM yang ditentukan oleh SDN 2 Suntenjaya untuk mata
pelajaran Matematika kelas III adalah 65. Oleh karena itu, jika
siswa mendapatkan nilai ≥ 65 maka ia telah mencapai ketuntasan
belajar.
d. Membuat persentase ketuntasan belajar klasikal
Ketuntasan belajar di kelas dapat dilihat dari seberapa
banyak siswa yang telah mencapai batas ketuntasan belajar.
Pengolahan persentase kecakapan akademik kelas menggunakan
rumus sebagai berikut :
(Zainal, dkk, dalam Latifah Dhea 2013)
Keterangan :
P = Ketuntasan belajar
∑� = Jumlah siswa yang tuntas belajar
X =
∑ �∑ �
P =
∑ �32
∑ � = Jumlah seluruh siswa 100% = Bilangan tetap
Tabel 3.1
Kriteria Penilaian Kecakapan Akademik
Persentase Ketuntasan Klasifikasi
> 80 SangatBaik
> 60 – 80 Baik
> 40 – 60 Cukup
> 20 – 40 Kurang
≤ 20 SangatKurang
(Widoyoko, 2013)
Penelitian ini akan dihentikan jika persentase ketuntasan
mata pelajaran matematika pada materi pokok pecahan pada
pembelajaran tematik dengan tema saling berbagi yang diperoleh
siswa kelas III SDN SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat
mengalami peningkatan dan mencapai > 60 - 80. Berdasarkan
buku KTSP ketuntasan belajar siswa adalah 75%. Sehingga
apabila persentase ketuntasan belajar siswa yang berhasil mencapai
75% dinyatakan telah berhasil secara klasikal dalam mengikuti
proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan
Idayanti, Sri. 2014
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis terhadap pembelajaran
matematika pokok bahasan pecahan dalam pembelajaran tematik dengan tema
saling berbagi dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic
Education (RME), dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran matematika pokok bahasan pecahan dengan menggunakan
pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan observer
dengan menggunakan lembar obeservasi siswa pada setiap siklus. Dengan
menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) siswa
menjadi aktif ketika pelaksanaan pembelajaran, seperti bertanya,
memberikan pendapat, bekerja kelompok dan berdiskusi serta berani untuk
maju ke depan kelas.
2. Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan
pemahaman matematis siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil tesformatif
yang dilaksanakan setiap akhir siklus. Ketuntasan dan rata-rata nilai siswa
mengalami peningkatan setiap siklusnya. Tes yang diberikan berisi
soal-soal yang mengukur pemahaman matematis. Setiap satu soal-soal mengukur
indikator pemahaman sehingga paningkatannya dapat diperoleh dari hasil
tesformatif tersebut.
B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan mengenai pembelajaran matematika pokok
116
dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)
rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.
1. Bagi Guru
Untuk meningkatkan pemahaman matematis siswa terhadap mata
pelajaran Matematika terutama dalam pokok bahasan pecahan guru
disarankan untuk lebih mengkaji dan memahami teori tentang pendekatan
pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) . Penggunaan media
dalam pembelajaran sangat penting selain untuk membantu siswa dalam
memahami materi pelajaran, media juga dapat membantu siswa untuk
mencari dan menemukan sendiri konsep matematika yang akan diajarkan.
2. Bagi Sekolah
Melalui penelitian ini semoga dapat menjadi pembelajaran yang
inovatif dan menjadi motivasi guru-guru untuk memunculkan
inovasi-inovasi pembelajaran dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa
dalam pembelajaran di sekolah. Selain itu, pihak sekolah diharapkan
dapat menyediakan alat peraga yang dapat digunakan oleh guru untuk
Idayanti, Sri. 2014
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hafiz Mushlihin. (2013). Pengertian Pemahaman dalam Pembelajaran. [Online].
Tersedia:http://www.referensimakalah.com/2013/05/pengertian-pemahaman-dalam-pembelajaran.html [ November 2013].
Anonim. 2013. Pengertian Arti Pembelajaran Tematik. [Online].
Tersedia:http:/arenasahabat.com/pengertian-arti-pembelajaran-tematik [Maret 2014].
Daryanto. (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung:Penerbit Yrama Widya.
Hidayah, Nur. (2013). Panduan Praktis Penyusunan dan Pelaporan PTK. Jakarta:PT Prestasi Pustakarya.
Karso, dkk. (2009). Pembelajaran Matematika 1. Jakarta:Universitas Terbuka.
Latifah, Dhea. (2013). Model Pembelajaran Cooperatif Tipe TGT pada Materi
Bangun Ruang untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
Respository.upi.edu .
Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Maswins. (2010). Pengertian Matematika. [Online].
Tersedia:http://www.maswins.com/2010/06/pengertian-matematika.html [ November 2013].
Munggaran, Mustikaati J. (2013). Pengaruh Bahan Ajar Matematika Berkarakter
Pada Materi Limas Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Disposisi Siswa SMP. Bandung:Skripsi pada Pendidikan
118
Muslich, Masnur. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta:Bumi Aksara.
Nurviani, Nanik, dkk. (2013). Makalah Model Pembelajaran Matematik Realistik [Online]. Tersedia:http://topynapoppy21.wordpress.com/2013/01/22/rme/ [ Maret 2014].
Respina, Fina. (2008). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Siswa
Tentang Konsep Pecahan Sederhana Melalui Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekaran Matematika Realistik.
Bandung:Skripsi pada PGSD FIP UPI.
Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta:PT. Rineka Cipta.
Surya, Mohamad. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran.
Bandung:Yayasan Bhakti Winaya.
Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Widoyoko, S. E. P. (2013). Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis
Bagi Pendidikdan Calon Pendidik. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Wijaya, Ariyadi. (2012). Pendidikan Matematika Realistic Suatu Alternatif
Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Wikipedia. Matematika. [Online].