FUTSAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh:
Fajar Adzan Hardianto 0605615
PRODI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
KONTRIBUSI KECEPATAN DAN
KEKUATAN OTOT TUNGKAI
TERHADAP
KETERAMPILAN TEKNIK DASAR
DRIBBLE
PEMAIN FUTSAL
Oleh
Fajar Adzan Hardianto
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Fajar Adzan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
FAJAR ADZAN HARDIANTO
0605615
KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR DRIBBLE PEMAIN FUTSAL
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Drs. Yadi Sunaryadi, M.Pd NIP. 19651017992031002
Pembimbing II
Dr. Nina Sutresna NIP. 196412151989012001
Mengetahui
Jurusan Pendidikan Kepelatihan
ABSTRAK
KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR DRIBBLE PEMAIN
FUTSAL
Fajar Adzan Hardianto* 2013
Masalah dalam penelitian ini, yaitu kontribusi kecepatan dan kekuatan otot tungkai terhadap keterampilan teknik dasar dribble pemain Futsal. Tujuan dalam penelitian ini yaitu : (1) untuk mengetahui kontribusi kecepatan terhadap teknik dasar dribble, (2) untuk mengetahui kontribusi Kekuatan otot tungkai terhadap teknik dasar dribble, dan (3) untuk mengetahui kontribusi kecepatan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama terhadap keterampilan teknik dasar dribble pemain Futsal.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan taknik korelasional dan pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 14 orang pemain Futsal SMAN 3 Cimahi. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu; 1) Alat ukur kecepatan menggunakan tes lari 50
meter. 2) Alat ukur Kekuatan Otot Tungkai menggunakan Leg Dynamometer dan
3) Tes dribbling.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat Kontribusi positif dari kekuatan otot tungkai terhadap keterampilan teknik dasar dribble pada cabang olahraga futsal. Makin rendah kekuatan otot tungkai makin rendah pula keterampilan teknik dasar dribble. 2. Kecepatan memberikan kontribusi yang positif tehadap hasil keterampilan
teknik dasar dribble dalam cabang olahraga futsal. Makin cepat kecepatan atlet makin baik keterampilan teknik dasar dribblenya.
3. Kecepatan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama memberikan kontribusi yang positif terhadap hasil keterampilan teknik dasar dribble dalam cabang olahraga futsal.
v
Fajar Adzan Hardianto, 2013pp
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……….. i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang . ... 1
B. Masalah Penelitian ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Batasan Penelitian ... 6
F. Anggapan Dasar ... 7
G. Hipotesis ... 8
BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 10
A. Futsal ... 10
B. Teknik Dasar Permainan Futsal ... 12
C. Keterampilan Menggiring Bola (Dribble) ... 14
2. Menggiring/dribbling ... 15
3. Fungsi Menggiring Bola ... 20
D. Peranan Kondisi Fisik Dalam Olahraga ... 21
E. Kontribusi Kecepatan Terhadap Dribble pada Futsal ... 27
F. Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Dribble pada Futsal 28 BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 30
A. Metode Penelitian ... 30
B. Desain Penelitian ... 31
C. Populasi dan Sampel ... 32
D. Definisi Oprasional ... 34
E. Instrumen Penelitian ... 35
F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 39
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 43
A. Pengolahan Data ... 43
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 43
C. Pengujian Hipotesis Statistik………... 44
D. Diskusi Penemuan ... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52
A. Kesimpulan ... 52
B. Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 54
1 Fajar Adzan Hardianto, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Futsal berarti sepak bola dalam ruangan. Kata futsal berasal dari kata
“Fut” yang diambil dari kata futebol, yang dalam bahasa Spanyol dan Portugal
berarti sepak bola. Kata “Sal” yang diambil dari kata sala atau salao yang berarti
didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal
pada tahun 1989. Olahraga ini baru masuk Indonesia pada abad 21 atau medio
tahun 2000-an, dan baru mendapat tempat di PSSI pada tahun 2004. Meskipun
tergolong baru, futsal memang mampu menarik minat banyak orang kerena
permainan yang mirip dengan sepak bola ini dapat dimainkan oleh siapa saja dan
kapan saja. Tidak heran apabila futsal berkembang dengan cepat, hal itu ditandai
dengan banyak berdirinya lapangan-lapangan futsal dan munculnya perkumpulan
atau klub futsal yang tidak hanya di kota besar bahkan sampai ke setiap daerah,
dan maraknya diselenggarakan kejuaraan-kejuaraan yang diharapkan mampu
melahirkan atlet-atlet futsal yang handal yang mampu berprestasi baik di tingkat
lokal, nasional maupun internasional.
Untuk mencapai prestasi yang maksimal, dibutuhkan berbagai aspek
latihan yang meliputi aspek fisik, teknik, taktik dan mental. Seperti yang
meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin, ada empat
aspek yang perlu diperhatikan secara seksama oleh atlet, yaitu latihan teknik,
taktik, fisik, dan mental”. Melatih ke empat aspek latihan tersebut akan sangat
membantu atlet mencapai prestasi yang maksimal.
Untuk dapat berprestasi di cabang olahraga futsal, setiap pemain harus
memiliki teknik - teknik dasar permainan futsal yang benar. Halim (2009:73)
menjelaskan sebagai berikut :“Teknik bermain futsal mencakup, (1) Goal Keeping, (2)Passing, (3)Dribbling, dan (4)Shooting”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini penulis hanya
akan membahas salah satu teknik dasar permainan futsal yaitu dribbling. Menurut
Saputra (2006:9) “Dribbling adalah metode individual yang digunakan oleh para
pemain untuk bergerak dengan bola dari satu titik ke titik lainnya”. Untuk
melakukan dribbling pada permainan futsal ada 4 cara yaitu : dengan kaki bagian
dalam (inside foot), dengan kaki bagian luar (outside foot), dengan punggung kaki
(instep foot),dan dengan telapak kaki (soll foot).
Dribbling merupakan teknik dasar yang sering dilakukan pada saat
permainan futsal berlangsung. Karena lapangan yang relatif kecil sehingga
memungkinkan setiap pemain akan selalu sering mendapat bola. Kemampuan
dribbling pada pemain futsal memilki tujuan untuk mendekati jarak ke sasaran
3
Fajar Adzan Hardianto, 2013
Dribbling juga merupakan salah satu teknik dasar yang memiliki
peranan penting dalam permainan futsal, tidak heran jika para pengamat futsal
khususnya mengatakan bahwa mahirnya seorang pamain dapat dilihat pada
bagaimana seorang pemain tersebut menggiring bola. Kemahiran saat dribbling
dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain; rasa percaya diri, teknik dan konsentrasi
penuh pada sasaran yang berpengaruh terhadap koordinasi gerak atlet saat
melakukan dribbling.
Untuk memiliki keterampilan dribbling yang baik atlet tidak hanya
berlatih dribbling itu sendiri namun harus melatih pula kondisi fisiknya
diantaranya daya tahan, kecepatan, kekuatan, dan flaksibilitas. Namun dalam
penelitian ini penulis hanya meneliti dua kondisi fisik yaitu kecepatan dan
kelincahan.
Pada saat melakukan dribble pemain harus memiliki kecepatan yang baik,
kecepatan menurut Harsono (1988 : 216) menjelaskan bahwa : “kecepatan adalah
kemampuan untuk melakukan gerakan gerakan yang sejenis secara berturut-turut
dalam waktu sesingkat-singkatnya, atau menempuh suatu jarak dalam waktu yang
cepat”. Dilihat dari fungsi dribble itu sendiri yaitu mendekatkan jarak ke sasaran
dan penjelasan menurut Robert Koger (2007 : 52) yang telah di alih bahasakan
oleh Saka Mitra Kompetensi menjelaskan bahwa: “Giringlah bola menjauhi
musuh anda, paksalah mengejar anda, usahakan selalu bergerak ke ruang terbuka
dilapangan”. Dari penjelasan di atas bahwa seseorang pemain ketika memiliki
Kekuatan otot merupakan salah satu komponen fisik yang penting dan
sangat berguna untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Seperti yang
di jelaskan Harsono (1988 : 177) seperti yang tertera pada halaman 4
“Pertama, oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Kedua, oleh karena kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet agar tidak mengalami cedera. Ketiga, oleh karena kekuatan, atlet lari akan lebih cepat, melempar atau menendang akan lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi –sendi”.
Dari penjelasan di atas maka penguasaan teknik dasar akan baik bila
memiliki kekuatan yang bagus termasuk teknik dribbling akan baik bila atlet
memiliki kekuatan yang bagus sehingga akan tercapai prestasi yang maksimal.
Dari penjelasan sebelumnya, penulis sangat tertarik untuk mengetahui
kontribusi kecepatan dan kekuatan otot tungkai terhadap keterampilan teknik
dasar dribbling pemain futsal.
B. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi masalah penelitian adalah kontribusi kecepatan dan kekuatan otot tungkai
terhadap keterampilan teknik dasar dribbling pemain futsal, dengan demikian
yang menjadi pertanyaan penelitian adalah :
1. Apakah terdapat kontribusi yang positif dari kecepatan terhadap
5
Fajar Adzan Hardianto, 2013
2. Apakah terdapat kontribusi yang positif dari kekuatan otot tungkai terhadap
keterampilan teknik dasar dribbling pemain futsal?
3. Apakah terdapat kontribusi yang positif dari kecepatan dan kekuatan otot
tungkai secara bersama – sama terhadap keterampilan teknik dasar dribbling
pemain futsal?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang diajukan, maka tujuan dari penelitian ini
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kontribusi yang positif dari kecepatan terhadap
keterampilan teknik dasar dribbling pemain futsal.
2. Untuk mengetahui kontribusi yang positif dari kekuatan otot tungkai
terhadap keterampilan teknik dasar dribbling pemain futsal.
3. Untuk mengetahui kontribusi yang positif dari kecepatan dan kekuatan otot
tungkai secara bersama – sama terhadap keterampilan teknik dasar dribbling
pemain futsal.
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap semoga dari penelitian yang dilakukan ini, dapat
1. Untuk memberikan referensi kepada pelatih bahwa untuk memiliki teknik
dasar yang baik maka dibutuhkan latihan-latihan kondisi fisik yang sistematis
sesuai dengan kemampuan fisik atlet.
2. Untuk memperoleh pemahaman secara teoretis yang pada akhirnya dapat
dijadikan sebagai referensi bagi para pelatih maupun pemain bahwa unsur
latihan kondisi fisik kecepatan dan kekuatan otot tungkai merupakan usur
latihan yang penting dalam teknik dasar futsal terutama teknik dribble.
E. Batasan Penelitian
Batasan penelitian sangat diperlukan dalam setiap penelitian. Agar
penelitian ini lebih terarah. Mengenai pembatasan masalah dijelaskan oleh
Arikunto (1990: 15) bahwa: “Bagian dari proposal maupun laporan penelitian
tempat penelitian memberikan penjelasan kepada orang tentang hal – hal yang
berkenaan dengan kegiatan penelitian”.
Berdasar pada penjelasan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal
seperti yang tertera pada halaman 7.
1. Variabel bebas yaitu kontribusi kecepatan (X1), kekuatan otot tungkai
(X2) .
7
Fajar Adzan Hardianto, 2013
3. Masalah penelitian terbatas pada pengaruh kontribusi kecepatan,
kekuatan otot tungkai terhadap keterampilan teknik dasar dribbling
pemain futsal.
4. Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah pemain
sepakbola LPI SMAN 1 Cimahi yang berjumlah 20 orang .
5. Sampel diambil menggunakan Teknik sampling purposive, dari jumlah
populasi 20 peneliti mengambil 16 orang untuk dijadikan sampel
penelitian.
6. Alat ukur yang digunakan adalah tes dribbling dari Nurhasan dengan
validitas sebesar 0,92 dan reliabilitas 0,99.
F. Anggapan Dasar
Anggapan dasar menurut Arikunto (1993:55) mengatakan bahwa
“Anggapan dasar adalah suatu gagasan letak persoalan atau permasalahan dalam
hubungan yang lebih luas”.
Permainan futsal merupakan permainan yang menuntut adanya kerjasama
tim dalam meraih kesuksesan, tetapi menuntut pula adanya kemampuan dari
setiap individu pemain dalam menguasai tekhnik, taktik, fisik, dan mental yang
baik dalam pelaksanaan permainannya. Dalam olahraga permainan ini, diperlukan
hal-hal yang menunjang kearah pencapaian prestasi. Hal tersebut diantaranya
adalah keterampilan penguasaan teknik permainan futsal, pengalaman bermain
dalam menyajikan program latihan yang diberikan pelatih pada atletnya, sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Dribbling sebagai bagian dari teknik dasar permainan futsal harus
mendapatkan perhatian khusus dari pelatih, karena teknik dasar dribbling ini
merupakan suatu cara yang membantu memenangkan sebuah tim dalam suatu
pertandingan. Seperti yang dikemukakan oleh Saputra (2006:17) bahwa :
“Seorang penggiring bola yang sangat cepat adalah aset yang sangat berharga bagi
sebuah tim karena ia menjadi pemain yang akan membuka peluang-peluang
terbaik bagi terciptanya kemenangan”.
Maka itu untuk memiliki teknik dasar dribbling yang baik pemain futsal
harus memiliki kondisi fisik yang baik pula karena dengan memiliki kondisi fisik
yang baik pemain futsal akan mudah menguasai teknik dasar hal ini separti di
jelaskan oleh Harsono (2001 : 4) bahwa : “kalau kondisi fisik atlet baik, maka dia
akan lebih cepat pula menguasai teknik-teknik gerakan yang di latihkan”. Sama
hal dalam melakukan teknik dribble bukan hanya melatih dribble itu sendiri tetapi
dibutuhkan latihan-latihan fisik yang menunjang untuk pemain dalam melakukan
teknik dribble yaitu kecepatan dan kekuatan otot tungkai.
Dari uraian di atas bahwa kecepatan dan kekuatan otot tungkai
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan saling membutuhkan satu
sama lain dalam rangkaian gerakan dribble. Kecepatan dibutuhkan pemain untuk
9
Fajar Adzan Hardianto, 2013
“Pertama, oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap
aktivitas fisik. Kedua, oleh karena kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet agar tidak mengalami cedera. Ketiga, oleh karena kekuatan, atlet lari akan lebih cepat, melempar atau menendang akan lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi –sendi”.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot tungkai
memberikan dukungan dan membantu pemain agar gerak koordinasi teknik untuk
menjadi lebih baik, serta membantu pemain untuk lebih cepat dalam menggiring
bola .
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah perumusan sementara terhadap suatu masalah,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Nurhasan (2002: 90) bahwa hipotesis adalah
“pernyataan sementara yang perlu di uji kebenarannya.” Berdasarkan anggapan
dasar yang diungkapkan oleh penulis diatas, maka hipotesis yang dapat diajukan
adalah:
1. Terdapat kontribusi yang positif dari kecepatan terhadap teknik dasar
dribble pemain futsal SMAN 3 Cimahi.
2. Terdapat kontribusi yang positif dari kekuatan otot tungkai terhadap
teknik dasar dribble pemain futsal SMAN 3 Cimahi.
3. Terdapat kontribusi yang positif dari kecepatan dan kekuatan otot tungkai
secara bersama - sama terhadap keterampilan teknik dasar dribble pemain
30 Fajar Adzan Hardianto, 2013
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode adalah langkah-langkah yang diambil untuk mempermudah
penelitan. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam
pengumpulan data penelitiannya.
Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional
sebagai berikut : “penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki hubungan
antara variabel – variabel tanpa mencoba untuk mempengaruhi variabel
tersebut,serta tidak dapat mengungkapkan sebab – sebab hubunggannya.”
Sedangkan korelasil menurut Nurhasan, (2002 : 50) adalah: “hubungan
antara variabel yang satu dengan variabel lain”.
Tujuan metode korelasional menurut Rusli Lutan (2007:199) dijelaskan
sebagai berikut :
a) Ekplanasi, yaitu mengklarifikasi pemahaman tentang fenomena yang penting melalui identifikasi hubungan antara variabel. b) Prediksi, yaitu jika suatu hubungan berada antara dua variabel,
maka ada kemungkinan untuk melakukan prediksi skor variabel lain.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis beranggapan bahwa yang paling
r
1.yr
2.yR12.y
B. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian korelasional pengambilan data yang digunakan harus
dipilih dasar yang tepat.pada penelitian ini langkah-langkah yang disusun adalah:
1. Menetapkan populasi dan sampel
2. Pengambilan dan pengumpulan data, melalui tes dan pengukuran
3. Menetapkan desain penilitian yang digunakan penulis
4. Analisis data
Adapun desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Keterangan :
X1 : Variabel bebas = kondisi fisik kecepatan pemain
X2 : Variabel bebas = kondisi fisik kekuatan otot tungkai pemain
Y : Variabel terikat = teknik dasar dribble
X2
X1
32
Fajar Adzan Hardianto, 2013
Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Langah-langkah Penelitian
C. Populasi dan Sampel
Untuk memperoleh data yang kongkrit diperlukan sumber data yang akan
diperoleh dari populasi, jadi populasi merupakan keseluruhan objek penelitian
atau universe, Rusli Lutan (2007:82) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah Populasi
Sampel
Tes kecepatan otot tungkai Tes kecepatan
Pengolahan Data dan Analisis Data
Kesimpulan
sekelompok subyek yang diperlukan oleh peneliti, yaitu kelompok dimana peneliti
ingin mengeneralisikan temuan penelitiannya.” Populasi dalam penelitian ini
adalah pemain futsal SMAN 3 Cimahi yang berjumlah 25 orang.
Sedangkan sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki sifat
dan karakter yang sama sehingga betul-betul mewakili populasinya. Seperti yang
dikemukakan Rusli Lutan (2007: 84) bahwa : “sampel dalam penelitian berarti
sekelompok subyek dimana informasi diperoleh”. Mengenai batasan sampel,
Arikunto (2006: 131) menjelaskan : “Sampel adalah sebagian atau mewakili
sebagian populasi yang akan diteliti.” Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah pemain futsal SMAN 3 Cimahi yang berjumlah 14 orang
Untuk penentuan jumlah sampel, tidak ada patokan yang standar untuk di
jadikan acuan dalam menentukan sampel penelitian, akan tetapi untuk memilih
sampel harus diketahui dahulu dari sifat populasinya. Hal ini sesuai yang
dikemukakan Nasution (2004: 134) bahwa: “Tidak ada aturan yang tegas tentang
jumlah sampel yang dipergunakan atau suatu penelitian di populasi yang tersedia.
Juga tidak ada batasan yang jelas apa yang dimaksud sampel besar dan kecil.”
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi dengan
cara purposive sampling. Mengenai hal ini, Lutan dkk (2007: 99) menjelaskan
34
Fajar Adzan Hardianto, 2013
untuk menentukan sampel yang dipercaya berdasarkan atas informasi terdahulu,
dan akan memberikan data yang diperlukan.”
Adapun ciri-ciri dari sampel yang penulis ambil adalah sebagai berikut:
Semua pemain futsal kecuali penjaga gawang.
Memiliki teknik dasar dribbling yang baik.
Memiliki kondisi fisik yang baik
D. Definisi Operasional
Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah kadang-kadang berbeda,
sehingga bisa mengakibatkan salah pengertian. Oleh karena itu untuk menghindari
kesalahpahaman dalam penulisan ini maka penulis merumuskan sebagai berikut :
1. Permainan futsal menurut Halim (6: 2009) adalah:
Futsal adalah permainan sejenis futsal yang dimainkan dalam lapangan yang berukuran lebih kecil. Permainan ini dimainkan oleh 10 orang (masing-masing tim terdiri dari 5 orang), serta menggunakan bola yang berukuran lebih kecil dan lebih berat daripada yang digunakan dalam sepak bola konvensional. Gawang yang digunakan dalam futsal juga lebih kecil .
2. korelasil menurut Nurhasan (2002: 50) adalah: hubungan antara variabel
yang satu dengan variabel lain.
3. Pengertian kecepatan menurut Harsono (2001: 36) menjelaskan bahwa :
sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya, atau
menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat”.
4. Pengertian kekuatan menurut Harsono (1988: 178) bahwa “strength adalah
kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan”..
5. Dribbling menurut Mielke (2003: 1) yang telah di alih bahasakan “dribbling
adalah keterampilan dasar dalam futsalkarena semua pemain harus mampu
menguasai bola saat sedang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan
atau tembakan”.
E. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian di perlukan suatu alat untuk mengumpulkan data,
seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (1990: 134) sebagai berikut “instrumen
penelitian adalah alat bantu yang di pilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatan mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya”.
Berdasarkan penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa instrumen
penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data agar mencapai hasil yang lebih baik.
36
Fajar Adzan Hardianto, 2013
Lari 50 meter (Nurhasan (2007 : 189))
Reliabilitas : 0,93
Validitas : 0,87
Fasilitas dan alat
Stop watch
Meteran
Lintasan 50 meter
Pluit
Bendera star
Pelaksanaan:
Orang berdiri di belakang garis start, dengan sikap start melayang. Pada
aba-aba “ya” ia berusaha lari secepat mungkin mencapai finish. Tiap orang coba
diberikan dua kali percobaan.
Penilaian : Skor Jumlah waktu tempuh yang terbaik dari dua kali
kesempatan.
Back and Leg Dynamometer (Nurhasan (2007: 161)
Reliabilitas : 0,93
Validitas : 0,82
Pelaksanaan : peserta tes berdiri pada alat Leg Dynamometer dengan lutut
ditekuk membentuk sudut 130-140 dan tubuh tegak lurus,
panjang rantai dymanometer diatur sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan posisi berdiri. Tongkat pemegang digenggam
dengan posisi tangan pronasi (menghadap kebelakang). Tarik
tongkat pemegang sekuat mungkin dengan meluruskan sendi
lutut berlahan-lahan. Baca skala saat maksimum tercapai,
ulangi tiga kali dengan selang menit
Penilaian : Skor terbaik sari tiga kali percobaan dicatat dalam satuan Kg.
Gambar 3.1
Gambar Leg dynamometer
Tes dribbling
38
Fajar Adzan Hardianto, 2013
berjudul “kontribusi tes keterampilan dribbling dalam cabang olahraga futsal”,
dengan tingkat validitas sebesar 0,883 dan tingkat reliabilitas sebesar 0,733.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pengetesan adalah sebagai berikut :
Lapangan futsal
Bola futsal
Alat ukur (meteran dan stop watch)
Alat ukur (meteran dan stop watch)
8 buah rintangan (tongkat/corong)
Tiang bendera
Kapur dan alat-alat tulis
Cara Pelaksanaan Tes
Untuk mendapatkan hasil yang objektif dan menghindari kesalahan
dalam pengetesan, maka penulis berpedoman pada petunjuk pelaksanaan “tes
keterampilan dribbling modifikasi” menurut “Doni Faizal” adalah sebagai
berikut:
Pada aba-aba “siap” testee berdiri di belakang garis start dengan bola
dalam penguasaan kakinya.
Pada aba-aba “ya” testee mulai dribbling ke arah kiri melewati rintangan
pertama dan berikutnya sesuai dengan arah panah yang telah ditetapkan
Salah arah dalam dribbling, ia harus memperbaiki dimana melakukan
kesalahan tanpa mempergunakan anggota badan selain kaki dan selama itu
pula stopwatch tetap jalan.
Dribbling dilakukan dengan kaki kanan dan kiri secara bergantian atau
minimal salah satu kaki telah menyentuh bola satu kali sentuhan.
Keterangan :
= Arah maju
40
Fajar Adzan Hardianto, 2013
Gambar 3.2 Diagram Tes Dribbling
F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran merupakan data
mentah, sehingga diperlukan pengolahan data untuk membakukannya. Data-data
yang telah dibakukan dapat diolah dan dianalisis untuk menghasilkan suatu
hubungan yang berarti melalui data-data tersebut. Untuk pengolahan data ini
penulis menggunakan prosedur pengolahan data dari buku metode statistik yang
disusun oleh Nurhasan (2002). Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut,
ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
1. Menghitung nilai rata-rata setiap variabel, digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
tersebut berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah dengan
uji statistika non parametrik yang dikenal dengan "Uji Lilliefors.” Untuk
menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
3.1. Pengamatan Xi, X2, ... Xndijadikan bilangan baku.
Z1, Z2, , ... Zndengan menggunakan Rumus :
S X X Z I
(X dan Zmasing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku)
3.2. Untuk setiap bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)
3.3. Menghitung Proporsi Z1, Z2, …Znyang lebih kecil atausama dengan Z1.
Jika proporsi ini dinyatakan dengan S(S)= banyaknya...
n
3.5. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut,
sebutlah harga terbesar itu α untuk menerima dan menolak hipotesis nol
maka Lo dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari uji Liliefors
dengan taraf nyata 0.05 kriterianya adalah ditolak hipotesis nol bila
populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari perhitungan
42
Fajar Adzan Hardianto, 2013
4. Menghitung koefisien korelasi dengan cara mengkorelasikan data variabel X
dengan data variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1
2 1
25. Langkah selanjutnya adalah menguji signifikansi korelasi parsial tersebut.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
t = r = koefisien korelasi variabel. n = jumlah sampel.
6. Menghitung koefisien korelasi, koefisien korelasi multiple dan korelasi parsial
tujuannya untuk mengetahui hubungan tertentu dari masing-masing variabel
Y, X1, X2, dan X3. adapun rumusnya sebagai berikut :
Ry.x1.x2 =
Keterangan:
Ry.x1.x2 = Korelasi berganda yang dicari
r2yx1 + r 2
yx2 - 2ryx1.ryx2.rx1x2
ryx1 = Korelasi antara x1 dengan y
ryx2 = Korelasi x2 dengan y
rx1x2 = Korelasi x1dengan x2
7. Uji signifikansi koefisien multiple-korelasi. Penghitungan ini dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana keberartian korelasi atau hubungan dari
variabel-variabel Y, X1, X2, dan X3. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
8. Untuk mengetahui seberapa besar persentase kontribusi dari tiap-tiap variabel
digunakan rumus determinasi yaitu sebagai berikut:
D = r2X 100%
Keterangan:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat kontribusi yang signifikan dari kekuatan otot tungkai
terhadap keterampilan teknik dasar dribble pada cabang olagraga
futsal, ini berarti makin rendah kekuatan otot tungkai makin rendah
pula keterampilan teknik dasar dribble.
2. Kecepatan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap hasil
keterampilan teknik dasar dribble dalam cabang olahraga futsal. Makin
cepat kecepatan atlet makin baik keterampilan teknik dasar dribblenya.
3. Kecepatan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama
memberikan kontribusi yang signifikan dan positif terhadap hasil
keterampilan teknik dasar dribble dalam cabang olahraga futsal.
B. Saran
Saran-saran yang dapat dikemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini
adalah .
1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga futsal hendaknya
memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik yang sesuai dengan
tuntunan kebutuhan cabang olahraganya. Seperti Kecepatan, Kelincahan, dan
terhadap hasil dribble pada permainan futsal. Selain itu juga, para pelatih atau
pembina olahraga futsal tetap memperhatikan faktor komponen kondisi fisik
lainnya dan aspek-aspek latihan lainnya seperti teknik, taktik, fungsional
antropometrik, mental, sarana dan prasarana yang harus memadai.
2. Bagi rekan mahasisiwa yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang
komponen kondisi fisik untuk mengetahui kontribusi terhadap teknik dasar
dribble pada cabang olahraga futsal, penulis menganjurkan untuk mencoba
komponen kondisi fisik lainnya yang dapat meningkatkan prestasi pada
permainan futsal.
3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan
penelitian lebih lanjut tentang hubungan ketiga variabel dengan metodologi
yang lebih sempurna, dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (1990). Manajemen Penelitian. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi (1993). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). ProsedurPenelitian Suatu pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dikdik. (2007). Latihan Kondisi Fisik. Bandung : FPOK UPI.
Faizal, Doni (2008). Kontribusi Tes Keterampilan Dribbling Cabang Olahraga
Futsal. Bandung : Skripsi
Halim, Syahda. (2009). 1 Hari Mahir Main Futsal. Jakarta : Media Presindo
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi Dalam Coaching. Bandung: CV. Tambak Kusuma.
Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik.Bandung : FPOK UPI.
Koger, Robert. (2007). Latihan Dasar Andal Sepakbola Remaja. Bandung : Saka Mitra Kompetensi
Lutan Rusli, Berliana, dan Sunaryadi. (2007). Penelitian Pendidikan Dalam
Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan FPOK – UPI. Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI.
Mielke, D. (2003). Dasar-dasar Sepak Bola. Jakarta: Pakar Raya.
Nasution. (2004). Metode Reseach. Bandung: PT. Jemar.
Nurhasan. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah
Statistik. Bandung: FPOK UPI.
Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Saputra, Yulius Erya (2006), The Art of Dribbling. Yogyakarta : Macomedia