• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Kandungan Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan, Antielastase, Antikolagenase Ekstrak Bunga Melati (Jasminum sambac l. W.Alt).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Kandungan Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan, Antielastase, Antikolagenase Ekstrak Bunga Melati (Jasminum sambac l. W.Alt)."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

UJI KANDUNGAN FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, ANTIELASTASE, ANTIKOLAGENASE EKSTRAK ETANOL BUNGA

MELATI (Jasminum sambac L. W. Ait)

Widya Janeva, 2016. Pembimbing I : Dr. Wahyu Widowati, M.Si Pembimbing II : dr. Sri Nadya Saanin, M.Kes

Proses penuaan pada kulit merupakan proses fisiologis yang terjadi akibat kehilangan kemampuan suatu jaringan untuk memperbaiki atau mempertahankan fungsi normal yang bisa disebabkan dari faktor eksternal seperti radikal bebas dan sinar UV serta faktor internal seperti perubahan elastisitas kulit, dipengaruhi oleh enzim kolagenase dan enzim elastase. Perubahan pada proses penuaan mengakibatkan timbulnya kulit keriput, kering dan mempercepat penuaan dini. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi proses penuaan kulit adalah menggunakan antioksidan, antielastase dan antikolagenase alami seperti bunga melati.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan senyawa fitokimia secara kualitatif, aktivitas antioksidan yaitu aktivitas antioksidan reduksi ABTS, pemerangkapan radikal bebas DPPH, aktivitas FRAP dan akvtitas antiaging yaitu antielastase dan antikolagenase ekstrak bunga melati (EBM).

Metode penelitian menggunakan desain prospektif eksperimental laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) satu arah dilanjutkan PostHoc Test menggunakan uji Tukey HSD dengan tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05) dan dilanjutkan penentuan nilai IC50 dengan menggunakan analisis regresi linear.

Hasil penelitian menunjukkan pada uji fitokimia EBM mengandung terpenoid kadar tinggi dan fenol, triterpenoid, flavonoid dengan kadar rendah. Aktivitas antioksidan reduksi ABTS dengan IC50 140,82 µg/ml, aktivitas antioksidan

pemerangkapan radikal bebas DPPH dengan IC50 93,88 µ g/ml, aktivitas

antioksidan FRAP 65,53 µM Fe2/µg, aktivitas antielastase dan antikolagenase

dengan nilai IC50 masing-masing 249,94 µg/ml dan 335,38 µg/ml.

Simpulan penelitian EBM memiliki aktivitas antioksidan kuat dan aktivitas antiaging rendah.

Kata kunci: Antioksidan, Antiaging, Ekstrak Bunga Melati, Radikal Bebas

(2)

ABSTRACT

PHYTOCHEMICAL TEST amd ANTIOXIDANT, ANTIELASTASE, ANTICOLLAGENASE ACTIVITY TEST of JASMINE FLOWER EXTRACT

EXTRACT (Jasminum sambac L. W. Ait)

Widya Janeva, 2016. 1st Tutor : Dr. Wahyu Widowati, M.Si 2nd Tutor : Sri Nadya Saanin, dr., M.Kes

Skin aging is a physiological process that occurs due to the loss of the ability of a tissue to improve or maintain the normal function that can be caused by external factors such as free radicals and UV rays, internal factors such as changes in skin elasiticity, influenced by the collagenase and elastase enzymes. Changes the aging process lead to the onset of wrinkles, dry and it accelerate aging process. One of the efforts to prevent the skin aging process is to use natural antioxidant, antielastase and anticollagenase such as jasmine.

The aims of this research to evaluate qualitatively phytochemical content, antioxidant activity including DPPH free radical scavenging, FRAP activities, ABTS scavenging activities and antiaging activities including antielastase amd anticollagenase activity of jasmine sambac extract (JSE).

The method of this research used an experimental laboratory with a prospective design completely randomized design (CRD), the data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) one way continued PostHoc Test using Tukey HSD test with a confidence level of 95% ( = 0,05) and were continued by determined Inhibitory Concentration 50 (IC50) using linear regression analysis.

The results of this research showed the phytochemical assay of JSE containing high levels of terpenoid and phenols, triterpenoids, flavonoid with low levels. ABTS scavenging activity with IC50 140,82 µg/ml, DPPH free radicals scavenging

activity with IC50 93,88 µg/ml, FRAP activity 65,53 µMFe2/µg, The IC50 of

antielastase and anticollagenase activity respectively 249,94 µg/ml and 335,38 µg/ml.

(3)

viii

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Maksud danTujuan Penelitian ... 3

(4)

2.1.3. Fungsi Kulit ... 10

2.2 Penuaan (Aging) ... 12

2.2.1 Mekanisme Photoaging ... 13

2.2.2 Matriks Metaloproteinase (MMP) ... 15

2.2.3 Hubungan penuaan dengan radikal bebas ... .... 16

2.2.4. Kolagenase pemicu penuaan ... 17

2.2.5. Elastase pemicu penuaan ... 19

2.3. Radikal Bebas ... 19

2.3.1. Jenis Radikal Bebas ... 20

2.4. Bahan Antiaging ... 20

2.4.1. Antioksidan ... 20

2.4.2. Antikolagenase ... 22

2.4.3. Antielastase ... 22

2.5. Tanaman Melati ... 23

2.5.1. Sistematika tanaman melati ... 24

2.5.2. Manfaat Melati ... 25

2.5.3. Kandungan kimia melati ... 25

2.5.4. Senyawa Aktif Tanaman ... 26

2.6. Uji Antioksidan ... 28

2.6.1. Metode ABTS (2,2’-azino-bis-[3-etilbenzotiazolinsulfonat]) ... 28

2.6.2. Metode DPPH (1,1-diphenyl 1-2-pycrylhydrazyl) ... 28

2.6.3. Metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power)……….. 29

(5)

x

3.2.4 Prosedur Kerja ... 36

3.2.4.1. Pengumpulan Bahan dan Persiapan Bahan Uji ... 36

3.2.4.2. Uji Fitokimia (modifikasi cara Farnsworth) ... 36

3.2.4.2.1. Identifikasi fenol ... 36

3.2.4.2.2. Identifikasi steroid/triterpenoid ... 36

3.2.4.2.3. Identifikasi saponin ... 37

3.3.1. Hipotesis Statistik Uji Aktivitas Antioksidan ABTS ... 40

3.3.2. Hipotesis Statistik Uji Aktivitas Reduksi DPPH ... 40

3.3.3. Hipotesis Statistik Uji Antioksidan FRAP ... 41

3.3.4. Hipotesis Statistik Uji Antielastase ... 41

3.3.5. Hipotesis Statistik Uji Antikolagenase ... 41

(6)

4.1.2.1 Nilai Rata-rata Inhibitory Concentration-50 (IC50) Aktivitas

Antioksidan ABTS ... 45

4.1.3. Hasil Uji Aktivitas Pemerangkapan Radikal Bebas DPPH ... 46

4.1.3.1. Nilai Rata-rata Inhibitory Concentration-50 (IC50) Aktivitas Pemerangkapan Radikal Bebas DPPH ... 48

4.1.4. Hasil Uji Aktivitas Reduksi Fe2+ menjadi Fe3+ pada FRAP ... 49

4.1.5. Hasil Uji Aktivitas Antielastase ... 50

4.1.5.1. Nilai Rata-rata Inhibitory Concentration-50 (IC50) Uji Aktivitas Antielastase ... 51

4.1.6. Hasil Uji Antikolagenase ... 52

4.1.6.1. Nilai Rata-rata Inhibitory Concentration-50 (IC50) Uji Aktivitas Antikolagenase ... 53

4.2. Pembahasan ... 54

4.3 Uji Hipotesis ... 58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 61

5.1.1 Simpulan Tambahan ... 61

5.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN ... 69

(7)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Screening Fitokimia Bunga Melati ...26

4.1 Hasil Uji Fitokima Pada EBM ...43

4.2 Hasil Uji Antioksidan ABTS ...45

4.3 Persamaan Regresi Linier dan Nilai IC50 ABTS ...46

4.4 Hasil Uji Aktivitas Pemerangkapan Radikal Bebas DPPH EBM ...47

4.5 Persamaan Regresi Linier dan Nilai IC50 DPPH ...48

4.6 Hasil Uji Aktivitas Reduksi Fe3+ Menjadi Fe2+ Pada FRAP EBM ...49

4.7 Hasil Uji Aktivitas Antielastase EBM ...51

4.8 Persamaan Regresi Linier dan Nilai IC50 Antielastase ...52

4.9 Hasil Uji Aktivitas Antikolagenase EBM ...53

4.10 Persamaan Regresi Linier dan Nilai IC50 Antikolagenase ...54

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2. Struktur Anatomi Kulit ... 7

2.1 Struktur Epidermis Kulit ... 9

2.2 Radiasi UVA & UVB... 13

2.3 Panjang Gelombang Cahaya Matahari ... 14

2.4 MMP-1 Pada Photoaging ... 16

2.5 Mekanisme Antioksidan dan Radikal Bebas ... 19

2.6 Mekanisme Antioksidan pada Stress Oksidatif ... 21

(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Absorbansi dan Aktivitas Antioksidan ABTS EBM... 69

Lampiran 1.1 Persamaan Regresi Linier dan Nilai IC50 Aktivitas Antioksidan ABTS ... 69

Lampiran 1.2 Data Uji Statistik One Way ANOVA ABTS... 71

Lampiran 2 Data Absorbansi dan Aktivitas Antioksidan DPPH EBM... 72

Lampiran 2.1 Persamaan Regresi Linier dan Nilai IC50 Aktivitas Antioksidan DPPH ... 72

Lampiran 2.2 Data Uji Statistik One Way ANOVA DPPH... 74

Lampiran 3. Data Absorbansi dan Aktivitas Antioksidan FRAP ... 75

Lampiran 3.1 Data Absorbansi Standar Kurva Fe2+ ... 75

Lampiran 3.2 Data Uji Statistik One Way ANOVA FRAP ... 76

Lampiran 4. Data Absorbansi dan Aktivitas Antielastase ... 76

Lampiran 4.1 Persamaan Regresi Linier dan Nilai IC50 Aktivitas Antielastase ... 77

Lampiran 4.2 Data Uji Statistik One Way ANOVA Antielastase ... 79

Lampiran 5. Data Absorbansi dan Aktivitas Antikolagenase ... 79

Lampiran 5.1 Persamaan Regresi Linier dan Nilai IC50 Aktivitas Antikolagenase .. 80

Lampiran 5.2 Data Uji Statistik One Way ANOVA Antikolagenase ... 82

(10)

GAMBAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.1 Ekstrak Etanol Bunga Melati dalam Bentuk Pasta ... 83

Lampiran 1.2 Hasil Perubahan Warna pada Uji Fitokimia ... 83

Lampiran 1.3 Hasil Perubahan Warna pada Uji Fitokimia ... 83

Lampiran 1.4. Hasil Perubahan Warna pada Uji Fitokimia ... 83

Lampiran 1.5 Hasil Perubahan Warna pada Uji Fitokimia ... 84

Lampiran 1.6 Proses Pengerjaan Ekstraksi ... 84

Lampiran 1.7 Proses Pengerjaan Uji Fitokimia ... 84

Lampiran 1.8 Proses Pengerjaan Uji Fitokimia ... 84

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses penuaan merupakan suatu proses fisiologis yang selalu terjadi pada

setiap makhluk hidup. Penuaan atau proses menua/menjadi tua (aging) adalah

menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya

sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas dan memperbaiki kerusakan yang

diderita. Proses ini meliputi seluruh organ tubuh termasuk kulit yang

merupakan salah satu jaringan tubuh yang secara langsung memperlihatkan

terjadinya proses penuaan (Cunningham 2003; Yaar & Gilchrest 2007).

Proses penuaan bisa disebabkan dari berbagai faktor yaitu faktor eksternal

(radikal bebas, sinar matahari, polutan) dan faktor internal (kesehatan,

berkurangnya struktur elastin dan kolagen pada kulit, sistem imun, perubahan

hormonal). Penuaan dini dapat terjadi pada usia produktif, yang ditandai

dengan gejala seperti kondisi kulit kering, bersisik kasar yang disertai dengan

munculnya keriput, cepat kendur dan noda hitam atau flek (Poljsak &

Dahmane 2012).

Penuaan kulit yang disebabkan faktor internal yang diartikan sebagai

penuaan alami dan dirangsang oleh perubahan elastisitas kulit. Kolagen

merupakan suatu protein yang terdapat pada lapisan atas kulit yang berfungsi

untuk melekatkan jaringan ikat yang banyak ditemukan pada extraceluller

matrix (ECM). Jika protein ini rusak, maka menyebabkan perubahan susunan

jaringan kulit sehingga bisa menimbulkan proses penuaan. (Yang et al. 2011).

Faktor internal lainnya yaitu suatu enzim elastase yang berfungsi memecah

elastin, kolagen, fibronektin, dan protein lain yang terdapat dalam ECM,

berfungsi untuk memperbaiki kerusakan jaringan dalam kondisi normal

namun karena adanya paparan kronis dari sinar UV (ultraviolet), kolagen dan

(12)

elastase pada lapisan dermis kulit akan menyebabkan keriput dan proses

photoaging (Laga & Murphy 2009).

Faktor eksternal proses penuaan berasal sebagian besar berasal dari radikal

bebas. Radikal bebas ini akan menginduksi pembentukan ROS (Reactive

Oxygen Species). Radikal bebas merupakan suatu molekul atom yang

memiliki elektron tidak memiliki pasangan (Cheesman & Slater 1993).

Pembentukan ROS ini jika diproduksi berlebih menyebabkan terjadinya stress

oksidatif. Stress oksidatif adalah ketidakseimbangan antara jumlah ROS dan

aktivitas antioksidan di dalam tubuh. Stress oksidatif yang parah dapat

menyebabkan kerusakan sel hingga kematian sel (Poljsak & Dahmane 2012).

Di zaman sekarang, kemajuan teknologi telah berkembang pesat terutama

dalam bidang kecantikan. Banyak industri kosmetik menggunakan

bahan-bahan kimia yang tidak aman dan mempunyai efek samping berbahaya bagi

kulit bila digunakan dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan beberapa

antioksidan sintesis yang biasa digunakan oleh industri seperti BHA dan BHT

dapat bersifat karsinogenik (Kesuma & Yenrina 2015).

Salah satu cara untuk melindungi kulit dari kerusakan oksidasi dan proses

penuaan adalah penggunaan antioksidan yang bisa dikonsumsi melalui

makanan seperti vitamin A, C, E dari sayuran atau buah-buahan (Kesuma &

Yenrina 2015) dan berasal dari bahan alam salah satunya bunga melati putih

Bunga melati putih (Jasminum sambac) merupakan salah satu tanaman

yang sering ditemukan di Indonesia. Bunga melati putih biasa dimanfaatkan

(13)

3

penelitian sebelumnya ekstrak etanol bunga melati diketahui mengandung

flavonoid, fenol, saponin, dan steroid yang memiliki potensi sebagai

antioksidan dan antiaging (Kunhachan, et al., 2012).

Flavonoid merupakan suatu senyawa fenolik atau polifenol yang memiliki

kemampuan untuk mengubah atau mereduksi radikal bebas karena memiliki

sifat sebagai antioksidatif yang berperan dalam mencegah kerusakan sel dan

komponen selularnya oleh radikal bebas reaktif (Zuhra et al., 2008). Flavonoid

juga dapat ditemukan pada bunga melati spesies Jasminum officinale yang

berpotensi sebagai antioksidan (Sadhu et al., 2007; Wei et al., 2015).

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka dirumuskan

beberapa masalah yaitu :

1. Apakah terdapat berbagai kandungan senyawa fitokimia EBM yang diukur

secara kualitatif.

2. Apakah terdapat aktivitas antioksidan EBM.

3. Apakah terdapat aktivitas antielastase EBM.

4. Apakah terdapat aktivitas antikolagenase EBM.

1.3.Maksud dan Tujuan

1.3.1. Maksud Penelitian

 Mengetahui adanya kandungan senyawa pada uji fitokimia EBM.

 Mengetahui aktivitas antioksidan reduksi ABTS (2,2’ -azino-bis-[3-etilbenzotiazolinsulfonat],antioksidan dalam pemerangkapan radikal

bebas DPPH (1,1-diphenyl 1-2-pycrylhydrazyl), antioksidan FRAP

(Ferric Reducing Antioxidant Power) pada EBM.

 Mengetahui aktivitas antielastase pada EBM.

 Mengetahui aktivitas antikolagenase pada EBM.

(14)

1.3.2. Tujuan Penelitian

 Mengetahui berbagai senyawa-senyawa fitokimia yang terdapat pada

EBM yang diukur secara kualitatif.

 Mengetahui presentase aktivitas antioksidan reduksi ABTS (2,2’ -azino-bis-[3-etilbenzotiazolinsulfonat], antioksidan dalam

pemerangkapan radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl

1-2-pycrylhydrazyl), antioksidan FRAP (Ferric Reducing Antioxidant

Power) pada EBM.

 Mengetahui presentase aktivitas antielastase pada EBM.

 Mengetahui presentase aktivitas antikolagenase pada EBM.

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Akademis

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang mekanisme radikal bebas,

kolagenase, dan elastase yang memicu penuaan dini. Mengetahui mekanisme

bahan alami bunga melati sebagai bahan anti photoaging dan antioksidan.

1.4.2. Manfaat Praktis

Memberikan informasi bahwa EBM dapat digunakan sebagai salah satu

(15)

5

menangkal radikal bebas, menghambat enzim kolagenase, dan enzim elastase

yang ada di dalam tubuh (Kim, et al., 2009).

Radikal bebas yang merupakan salah satu pemicu penuaan dini antara lain

asap rokok, makanan yang dibakar, paparan sinar matahari berlebih, polusi

udara. Radikal bebas bersifat sangat reaktif terhadap sel-sel tubuh (Pietta,

2010).

Faktor lain yang menjadi penyebab utama proses penuaan adalah paparan

sinar matahari. Proses ini dikenal sebagai photoaging yaitu akibat radiasi sinar

UV yang dapat merusak telomer dan menginduksi radikal bebas sehingga

menimbulkan penuaan seluler (Kosmadaki & Gilchrest, 2004). Jika kulit kita

terkena radiasi sinar UV termasuk UVA dan UVB yang berulang dan dalam

waktu yang lama, akan menimbulkan kerusakan kulit yang mengenai lapisan

epidermis sampai ke dalam sehingga dapat mempercepat terjadinya proses

photoaging.(Holder dan Richard, 2004; Gloster dan Nail, 2006; Kochevar dan

Taylor, 2008).

Paparan sinar UV yang kronik menyebabkan pertahanan antioksidan normal

di dalam tubuh tidak mampu menghambat perkembangbiakan radikal bebas

yang dapat mempercepat proses penuaan dini dan meningkatkan risiko

terjadinya kanker kulit (Brenneisen et al. 2002). Radikal bebas yang terbentuk

akan memproduksi ROS. ROS berdampak pada kerusakan oksidatif seluler

seperti dinding sel, membran lipid, mitokondria dan yang paling penting

menyebabkan kerusakan DNA (Helfrich et al., 2008).

ROS akan menginduksi suatu faktor transkripsi yaitu AP-1 (Activator

Protein-1) yang berfungsi mengatur sinyal molekul intraseluler dalam

peradangan, proliferasi, apoptosis, dan perbaikan jaringan. AP-1 akan

menghambat produksi kolagen, meningkatkan penghancuran kolagen dengan

memperbanyak enzim MMPs (matrix metalloproteinase) terutama MMP-1

(kolagenase), dan menurunkan TGF-β (transforming growth factor) yang

berfungsi merangsang kolagen sehingga sintesis kolagen menurun sehingga

(16)

menyebabkan terjadinya photoaging (Ichihashi et al., 2009). Paparan sinar UV

menyebabkan pembentukan kerutan (wrinkle) akibat penurunan elastisitas dan

kemampuan degradasi dari struktur komponen ekstraseluler pada lapisan

dermis (Varani et al., 2004).

Penggunaan antioksidan dapat menginaktivasi berkembangnya reaksi

oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Antioksidan dapat

mengurangi terjadinya stress oksidatif sehingga memperlambat terjadinya

proses penuaan pada kulit.

Bunga melati digunakan sebagai antioksidan karena memiliki senyawa aktif

seperti alkaloid, tannin, flavonoid dan saponin (Maghfiroh & Ainy 2014).

Flavonoid berperan sebagai antioksidan untuk menetralisir radikal bebas dan

memerangkap ROS sebelum radikal bebas merusak komponen sel. Flavonoid

menangkap radikal bebas melalui penyediaan atom hidrogen dalam radikal.

(Montoro et al., 2005).

1.5.2. Hipotesis Penelitian

1. EBM mengandung berbagai senyawa fitokimia.

2. EBM memiliki aktivitasantioksidan.

3. EBM memiliki aktivitas antielastase.

(17)

61 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

 Ekstrak bunga melati terdapat berbagai kandungan senyawa fitokimia.

 Ekstrak bunga melati memiliki aktivitas antioksidan.

 Ekstrak bunga melati memiliki aktivitas antielastase.

 Ekstrak bunga melati memiliki aktivitas antikolagenase.

5.1.1. Simpulan Tambahan

 Ekstrak bunga melati memiliki kadar tinggi pada terpenoid dan kadar rendah pada fenol, triterpenoid dan flavonoid berdasarkan uji Fitokimia.

 Ekstrak bunga melati memiliki aktivitas antioksidan reduksi ABTS tertinggi

pada konsentrasi 50 µg/ml sebesar 62,85±1,01% dengan nilai IC50 adalah

140,82 µg/ml.

 Ekstrak bunga melati memiliki aktivitas pemerangkapan radikal bebas DPPH

tertinggi pada konsentrasi 200 µg/ml sebesar 81,43±1,56% dengan nilai IC50

adalah 93,88 µg/ml.

 Ekstrak bunga melati memiliki aktivitas antioksidan FRAP tertinggi pada

konsentrasi 100 µg/ml sebesar 65,53±1,70%

 Ekstrak bunga melati memiliki aktivitas antielastase tertinggi pada

konsentrasi 66,67 µg/ml sebesar 18,60±0,55% dengan nilai IC50 adalah

249,94 µg/ml.

 Ekstrak bunga melati memiliki aktivitas antikolagenase tertinggi pada

konsentrasi 250 µg/ml sebesar 37,03±0,54% dengan nilai IC50 adalah 335,38

µg/ml.

(18)

5.2. Saran

 Perlu penelitian lebih lanjut dalam pengukuran aktivitas antioksidan dan

antiaging EBM dengan menggunakan pelarut polar seperti ekstrak air dan

ekstrak methanol atau menggunakan pelarut non polar seperti ekstrak

benzene, sikloheksana, n-heksana dan kloroform.

 Perlu penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas antioksidan dan antiaging

EBM dalam sediaan oral seperti kapsul atau tablet dan sediaan topical seperti

krim atau lotion.

 Perlu penelitian lebih lanjut pengukuran aktivitas antioksidan dan antiaging

pada skin fibroblast cell line yang dipapar sinar UV.

 Perlu penelitian lebih lanjut pengukuran aktivitas antiaging pada

(19)

UJI KANDUNGAN FITOKIMIA DAN UJI

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, ANTIELASTASE,

ANTIKOLAGENASE EKSTRAK ETANOL

BUNGA MELATI (Jasminum sambac L. W. Ait)

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

WIDYA JANEVA BUDHINIAR

1310174

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(20)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tuntasnya Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Aktivitas Antiphotoaging, Antioksidan Ekstrak Bunga Melati (Jasminum sambac L.W.Ait)” tepat pada waktunya.

Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha,

Bandung.

Banyak pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini dari awal hingga akhir. Melalui kesempatan ini, Penulis ingin

menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, dr. Lusiana

Darsono, M.Kes.

2. Dosen Pembimbing 1: Dr. Wahyu Widowati, M.Si, yang telah

memberikan kesempatan kepada Penulis untuk dapat melakukan penelitian

ini, yang juga telah banyak menyediakan waktu, tenaga, dan dukungan

moril selama proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Dosen Pembimbing 2: dr. Sri Nadya Saanin, M.Kes yang telah

memberikan kesempatan kepada Penulis untuk dapat melakukan penelitian

ini, yang juga telah banyak menyediakan waktu, tenaga, dan dukungan

moril selama proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Seluruh staf Laboratorium Aretha Medika Utama, Bandung atas bantuan

(21)

vii

8. Kedua orangtua saya Ekotrio Budhiniar dan Evi Sri Astuti, kakak Vibry

Carira Budhiniar, dan adik M. Ibnu Saputra Budhiniar atas dukungan

moral, material serta perhatian yang diberikan selama ini kepada penulis.

9. Kristian Pasgha Tutuhatunewa yang senantiasa memberi perhatian,

semangat dan dukungan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Teman satu tim KTI: Agnia Nursyifa, Andani Puspita Rani, dan Nurul

Fauziah yang selalu menjadi teman berbagi dalam suka dan duka selama

penelitian dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

11.Sahabat-sahabat penulis Frederica Mutiara Dinasti Dili, Kinanti Citra

Weny, Nadilla Citra Ananda yang selalu memberikan dukungan, semangat

dan motivasi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

12.Dan semua yang ikut membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu. Semoga Tuhan membalas setiap kebaikan yang telah diberikan

kepada Penulis.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini memiliki banyak kekurangan

dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan

saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.

Akhir kata, saya berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu kedokteran di kemudian hari.

Bandung, November 2016

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I.K. et al., 2016. Pancreatic Lipase and α-Amylase Inhibitory Potential of Mangosteen ( Garcinia Mangostana Linn .) Pericarp Extract. International Journal of Medical Research and Health Science, 5(1), pp.23–28. Available at: www.ijmrhs.com.

Arun, M., 2011. Ethnobotanicalm Phytochemical and Pharmacological Profile of Jasminum sambac (L.) Ait. Journal of Pharmaceutical and Biomedical Sciences, 11(5). Available at: www.jpbms.com.

Bera, T.K., Chatterjee, K. & Ghosh, D., 2015. In-vitro antioxidant properties of the hydro-methanol extract of the seeds of Swietenia mahagoni (L.) Jacq. Biomarkers and Genomic Medicine, 7, pp.18–24. Available at: www.j.bgm.com.

Brenneisen, P., Sies, H. & Scharffetter-Kochanek, K., 2002. Ultraviolet-B irradiation and matrix metalloproteinase: from the major collagenolytic skin. Photochem photobiol, 973, pp.31–43.

Cevenini, E. et al., 2008. Human models of aging and longevity. Expert Opin Biol Ther, 8, pp.1393–405.

Cheesman, K. & Slater, T., 1993. An Introduction to free radical biochemistry. British Medical Bulletin, 49(3), pp.481–493.

Choi, M. et al., 2007. Increase of collagen synthesis by obovatol through stimulation of the TGF-beta signaling and inhibition of matrix metalloproteinase in UVB-irradiated human fibroblast. Dermatol Sci, 46(2), pp.127–37.

(23)

64

Fisher, G. et al., 2009. Collagen fragmentation promotes oxidative stress and elevates Martix metalloproteinase 1 in fibroblasts in aged human skin. AJP, 174(1), pp.101–14.

Fisher, G., 2002. Mechanism of photoaging and chronological aging. Arch Derm, 138(110), pp.1462–70.

Ganceviciene, R. et al., 2012. Skin anti-aging strategies. Dermatoendocrinol, 4(3), pp.308–319.

Hadler-Olsen, E. et al., 2010. Regulation of matrix metalloproteinase activity in health and disease. FEBS J, 278(1), pp.28–45.

Helfrich, Y.., Schs, D.. & Vorhees, J.., 2008. Overview of skin aging and photoaging. Dermatology Nursing, 20(30), pp.177–183.

Ichihashi, M. et al., 2009. Photoaging of the skin. , 6(6), pp.46–59.

Kesuma, S. & Yenrina, R., 2015. Antioksidan Alami dan Sintetik,

Kumala, S. & Santoso, H., 2016. Invitro Antibacterial And Antioxidant Activities Of Jasmine Leaf Extract ( Jasminum Sambac L ). , 5(8), pp.145–158.

Laga, A. c & Murphy, G.F., 2009. The Translational Basis of Human Cutaneous Photoaging. The American Journal of Pathology, 174(2), pp.357–360.

Maghfiroh & Ainy, E.Q., 2014. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bunga Jasminum Sambac Ait . Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Shigella flexneri ATCC 1202 Antibacterial Activity Assay Of Jasminum sambac Ait . Flower Extract On The Growth Of Staphylococcu. Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS, 11(1), pp.413–418.

Molyneux, P., 2004. The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity. J Sci Technol, 26(2), pp.211– 219.

Montoro, P. et al., 2005. Structure antioxidant activity relationship of flavonoids isolated from different plant species. J Fpood Chem, 92, pp.349–355.

Mun’im, A., Negishi, O. & Ozawa, T., 2003. Antioxidative compounds from Crotalaria sessiliflora. Biosci Biotechnol Biochem, 67, pp.410–414.

Myllyharju, J. & Kivirikko, K., 2004. Modifying enzymes and their mutations in humans, flies and worms. Trends Genet, 33, pp.25–31.

Nuttal, S., Kendall, M. & Martin, U., 1999. Antioxidant Therapy for The Prevention of Cardiovascular disease. QJM An Int J of Med, 92(5), pp.239– 44.

(24)

Pandel, R. et al., 2013. Skin photoaging and the role of antioxidants in prevention. ISRN Dermatol.

Pillai, S., Oresajo, C. & Hayward, J., 2005. Ultraviolet radiation and skin aging roles of reactive oxygen species, inflammation and protease activation and strategies of prevention of inflammation induced matrix degradation. Int J cosmet sci, 27(1), pp.17–34.

Poljsak, B. & Dahmane, R., 2012. Free Radicals adn Extrinsic Skin Aging. Dermatology Research and Practice, 2012.

Pratiwi, E., 2009. Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Aktif Temukunci ( Boesenbergia pandurata Roxb .). repository Ilmu Pertanian Bogor (IPB).

Quan, T. et al., 2009. Matrix degrading metalloproteinase in photoaging. J Invest Dermatol, 14(1), pp.20–24.

Rabe, J. et al., 2006. Photoaging: Mechanism and repair. J Am Acad Dermatol, 55(1), pp.1–18.

Rittie, L. & Fisher, G., 2002. Light induces signal cascades and skin aging. Aging research reviews, 1, pp.705–20.

Sadhu, S.K. et al., 2007. Secoiridoid components from Jasminum grandiflorum. Phytochem, 68(13), pp.1718–1721.

Tarigan, J.B., Zuhra, C.F. & Sihotang, H., 2008. Skrining fitokimia tumbuhan yang digunakan oleh pedagang jamu gendong untuk merawat kulit wajah di kecamatan medan baru. Jurnal Biologi Sumatera, 3(1), pp.1–6.

(25)

66

Widowati, W. et al., 2016. Antiepileptic and Effects Antioxidant and Anti Aging Assays of of Oryza in Acid Sativa Extracts , Vanillin and Coumaric Acid. Journal of Natural Remedies, 15(3).

Widowati, W., Herlina, T., et al., 2015. Antioxidant Potential of Black, Green and Oolong Tea Methanol Extracts. Biology , Medicine , & Natural Product Chemistry, 4(2), pp.38–43.

Widowati, W., Ratnawati, H., et al., 2015. Antioxidant properties of spice extracts. Biomedical Engineering, 1(1), pp.24–29.

Widowati, W., Fauziah, N., et al., 2015. Free Radical Scavenging and α-/β -glucosidase Inhibitory Activities of Rambutan (. The Indonesian Biomedical Journal, 7(3), pp.157–162.

Widowati, W., Widyanto, R.M., et al., 2014. Green tea extract protects endothelial progenitor cells from oxidative insult through reduction of intracellular reactive oxygen species activity. Iranian Journal of Basic Medical Sciences, 17(9), pp.702–709. Available at: ijbms.mums.ac.ir.

Widowati, W., Darsono, L., et al., 2014. High Performance Liquid Chromatography ( HPLC ) Analysis , Antioxidant , Antiaggregation of Mangosteen Peel Extract ( Garcinia mangostana L .). International Journal of Bioscience, Biochemistry and Bioinformatics, 4(6), pp.458–466.

Widowati, W. et al., 2010. Phytochemicalassay and Antiplatelet Activity of Fractions of Velvet Bean Seeds ( Mucuna pruriens L .). Hayati Journal of Bioscience, 17(2), pp.85–90. Available at: http;//journal.ipb.ac.id/index.php/hayati.

Yaar, M. & Gilchrest, B., 2007. Photoaging : Mechanism, prevention and therapy. British Journal of Dermatology, 157, pp.874–7.

Yang, H.S. et al., 2011. Apatite-coated collagen scaffold for bone morphogenetic protein-2 delivery. Tissue Engineering Part A, 17(17–18), pp.2153–2164.

Zuhra, C.F., Tarigan, J.B. & Sihotang, H., 2008. Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid Dari Daun Katuk ( Sauropus androgunus ( L ) Merr .). Jurnal Biologi Sumatera, 3(1), pp.10–13.

Abdoul-Latif, F., Edou, P., Eba, F., Mohamed, N., Ali, A., Djama, S., et al. 2010, March. Antrimicrobial and Antioxidant Activities of Essential Oil and Methanol Extract of Jasminum sambac from Djibouti. 4(3) :038-043.

Brinckerhoff, C., & Matrisian, L. 2002. Matrix Metalloproteinases: a Tail of a Frog That Became a Prince. Nat. Rev. Mol. Cell. Biol., 3 :207-214.

Dubey, P., Tiwari, A., Gupta, S. K., & Watal, G. 2016. Phytochemical and Biochemical Studies of Jasminum officinale Leaves. 7(6).

(26)

Garnero, P., O., B., I., B., M., F., F.H., D., MS., M., et al. 1998. The Collagenolytic Activity of Cathepsin K is Unique Among Mammalian Proteinases. J. Biol. Chem., 273(48), 32347-52.

Kalaiselvi, M., & Kalaivani, K. 2011b. Phytochemical Analaysis and Anti Lipid Peroxidative Effect of Jasminum sambac (L.) Ait Oleaceae. 1 :38-43.

Kim, J. H., Byun, J. C., Bandi, A. K., Hyun, C.-G., & Lee, N. H. 2009, November. Compounds with elastase inhibition and free radical scavenging activities from Callistemon lanceolatus. 3(11) :914-920.

Kole, P. I., Jadhav, H. R., Thakurdesai, P., & Nagappa, A. N. 2005, July-August. Cosmetics Potential of Herbal Plants. 4(4) :315-321.

Krishnaveni, A., & Thaakur, S. R. 2014. Free Radical Scavenging Activity of Jasminum sambac. Journal of Global Trends in Pharmaceutical Sciences, 1658-1661.

Kunhachan, P., Banchonglikitkul, C., Leelamanit, W., Kajsongkram, T., & Khayungarnnawee, A. 2012. Chemical Composition, Toxicity and Vasodilatation Effect of the Flowers Extract of Jasminum sambac (L.) Ait. 2012.

Mittal, A., Sardana, S., & Pandey, A. 2011. Ethnobotanical, Phytochemical adn Pharmacological of Jasminum sambac (L.) Ait. 11(5).

Piwowarski, J. P., Kiss, A. K., & Kozlowska-Wojciechowska, M. 2011, September. Anti-hyaluronidase and anti-elastase activity screening of tannin-rich plant materials used in traditional Polish medicine for external treatment of diseases with inflammatory background. 137(1) :937-941.

(27)

68

Tuekaew, J., Siriwatanametanon, N., Wongkrajang, Y., Temsiririrkkul, R., & Jantan, I. 2014. Evaluation of the Antioxidant Activities of Ya-hom Intajak, a Thai Herbal Formulation, and its Component Plants. 13(9) :1477-1485.

Ya, W., Chun-Meng, Z., Tao, G., Yi-Lin, Z., & Ping, Z. 2015, September. Preliminary Screening of 44 Plant Extract for Anti-tyrosinase and Antioxidant Activity. 28(5) :1737-1744.

Gambar

Tabel
Gambar
GAMBAR LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Apa sajakah kandungan senyawa-senyawa fiokimia yang dimiliki ekstrak etanol kulit rambutan, mengetahui perbandingan persentase aktivitas antioksidan pada uji

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik simplisia dan skrining fitokimia serta aktivitas dari jus buah sirsak dan ekstrak etanol daun sirsak sebagai

Uji pendahuluan aktivitas antioksidan Tujuan dilakukan uji pendahuluan ini adalah untuk mengetahui secara kualitatif aktivitas antioksidan dari fraksi etil asetat

Berdasarkan uraian di atas, maka dianggap perlu untuk melakukan skrining fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa alkaloid, triterpenoid/steroid, flavonoid,

Ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksana dari daun kucai memiliki aktivitas sebagai antioksidan dengan menggunakan metode pemerangkapan radikal bebas ABTS.. Ekstrak

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kandungan fitokimia yaitu flavanoid, terpenoid, dan steroid; menganalisis kandungan total fenol, menguji aktivitas

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kandungan senyawa fitokimia, aktivitas antioksidan dan antibakteri dari ekstrak etanol daun Bangle Zingiber

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil rendemen ekstrak etanol daun Cacabean serta kandungan aktivitas antioksidan, aktivitas fitokimia dan aktivitas