BAB 3
METODE PERANCANGAN
3.1 Studi Fisik Bangunan dan Lingkungan 3.1.1 Analisa Makro Bangunan dan Lingkungan
Bangunan ini berlokasi di Jalan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading Timur, Jakarta.
Dibangun oleh pengembang ternama di Indonesia yaitu PT. Agung Podomoro, pada awalnya gedung ini berfungsi sebagai marketing office Gading City. Disekitar lokasi banyak perumahan-perumahan komplek Kelapa Gading dan tidak jauh dari Mall Kelapa Gading 1 hanya sekitar 2 km saja dari lokasi bangunan. Disepanjang jalan tersebut juga terdapat sekolah Santo Yakobus dan Puskesmas Bina Kasih. Sedangkan untuk seberang lokasi terdapat kawasan industri dan dari lokasi yang telah diteliti bahwa lokasi ini strategis untuk EF English First karena lokasi ramai penduduk dan dekat dengan sekolah.
Kelapa Gading Permai merupakan kawasan perumahan yang terus berkembang dengan pesat dari tahun 90-an, saat ini telah banyak komplek perumahan di Kelapa Gading diantaranya Gading Eight Residences, Gading Grande Residences, Kelapa Gading Griya dan lain-lainnya.
Gambar 3.1.1.1 Site Plan (Sumber: Google Maps)
Gambar 3.1.1.2 Site Plan (Sumber: Google Maps)
3.1.2 Analisa Mikro Bangunan dan Lingkungan Nama denah : Marketing Office Gading City Developer : PT. Agung Podomoro
Alamat :Jalan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading Timur, Jakarta Luas Bangunan : Lantai 1 ± 932 m²
Lantai 2 ± 719 m² Lantai 3 ± 160 m²
Arah bangunan : Menghadap ke arah utara.
Bangunan yang digunakan sebagai kantor marketing ini memiliki 3 lantai yang secara keseluruhan memiliki luas ±1811 m². Pencahayaan pada bangunan ini cukup banyak karena bangunan ini menggunakan banyak material kaca pada sebagian kulit bangunan. Bentuk bangunan yang tidak terlalu kaku dan modern terlihat pada bangunan independent ini.
Gambar 3.1.2.1 Tampak Depan Gedung Marketing Office Gading City
Gambar 3.1.2.2 Tampak Samping Gedung Marketing Office Gading City
Gambar 3.1.2.3 Lantai 1 Gedung Marketing Office Gading City
Gambar 3.1.2.4 Lantai 1 dan 2 Gedung Marketing Office Gading City
Berikut lingkungan yang berada disekitar bangunan:
1. Lapangan parkir
Lapangan parkir yang dimiliki oleh bangunan ini tidak berada di basement gedung atau gedung parkir sendiri, tetapi lapangan parkir yang dimiliki berada disekitar bangunan
tersebut. Tidak terlalu banyak lapangan parkir yang tersedia tetapi cukup untuk pengunjung yang datang.
2. Penghijauan
Selain gedung-gedung tinggi yang mengelilingi bangunan ini, penghijauan juga ada pada bangunan tersebut. Dengan adanya pepohonan rindang dan tanaman hijau yang menghiasi sekeliling bangunan ini, didukung dengan taman kering yang berada di lantai dasar dalam bangunan.
3.2 Studi Aktifitas Manusia 3.2.1 Data Pengguna
Pengguna EF English First tidak hanya murid-murid yang belajar di pusat kursus bahasa Inggris ini tetapi juga pengguna lainnya yang berhubungan dengan EF English First.
Diantaranya sebagai berikut:
1.Tamu 2.Murid
• TK 3-6 tahun
• SD 6-12 tahun
• SMP 12-14 tahun
• SMA 14-17 tahun
• Mahasiswa 17-22 tahun
• Business >22 tahun 3.Staff
4.Guru 5.Principal
Sedangkan untuk struktur organisasi EF English First sebagai berikut:
Bagan 3.2 Struktur Organisasi EF English First
3.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab
Berikut tugas dan tanggung jawab per divisi:
1. Principal / Head
Bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang berkaitan dengan EF English First serta mengawasi kegiatan yang ada secara berkala.
2. Service Deputy
Bertanggung jawab penuh atas Tutor dan Teacher. Serta mengawasi kegiatan mereka.
3. Head Teacher
Bertugas sebagai pengajar bahasa inggris di ELC dan mengawasi kegiatan guru-guru lainnya.
4. Teacher
Bertugas sebagai pengajar bahasa inggris di ELC.
5. Tutor
Berkerja di Marketing room yang bertugas sebagai konsultan siswa serta mempromosikan EF English First.
Principal / Head
Service Deputy
Manager Operation Accounting
Tutor Head
Teacher
Teacher
Cashier
Head Receptionist
Receptionist
Library Supervisor
Mini Theater Supervisor
6. Accounting
Bertanggung jawab atas semua yang berkaitan dengan masalah keuangan. Baik pengeluaran dan pemasukan di ELC. Bertugas mengatur keuangan lembaga serta menyusun laporan keuangan, perpajakan, anggaran pengeluaran dan penghasilan bulanan atau tahunan, membayar gaji karyawan, membuat surat-surat yang berhubungan dengan perbankan dan kemampuan keuangan lembaga.
7. Cashier
Menerima dan mencatat fisik kas yang diterima dan melaporkannya secara harian dalam buku standar yang sudah dibuat.
8. Manager Operation
Bertanggung jawab untuk menghasilkan pengadaan barang-barang dan jasa-
jasa dalam organisasi dan membuat keputusan
yang berkaitan dengan fungsi operasi dan sistem transformasi yang digunakan.
9. Head Receptionist
Mengontrol kegiatan receptionist.
10. Receptionist Bertugas :
1. Melayani tamu yang baru datang.
2. Menjawab telepon yang masuk.
3. Menyampaikan pesan yang diingin disampaikan.
4. Menjawab setiap pertanyaan yang diajukan tamu.
5. Memberikan informasi setiap pertanyaan yang disampaikan di telepon.
6. Menyapa setiap tamu yang hadir.
11. Library Supervisor
Bertugas maenjaga perpustakaan dan memberikan informasi kepada pengunjung apabila kesulitan mencari buku. Bertanggung jawab atas buku-buku yang ada dan atas keluar masuknya buku-buku di dalam perpustakaan.
12. Mini Theater Supervisor
Bertugas menjaga theater dan mengatur waktu peminjaman theater. Bertanggung jawab atas ruangan theater serta dvd yang dipinjam.
3.2.3 Pola Aktifitas Pemakai 1. Tamu
Bagan 3.2.1 Pola Aktifitas Pemakai (Tamu)
2. Siswa ( Anak-anak dan Remaja)
Bagan 3.2.2 Pola Aktifitas Pemakai (Student Anak-anak dan Remaja)
3. Siswa ( Dewasa )
Datang Receptionist Waiting Area Pulang
Datang Receptionist
Class Room Library
Mini Theater
Pulang
Datang Receptionist Social Club Tutor
Tutor
Computer Laboratorium
Mini Theater Computer
Laboratorium
Bagan 3.2.3 Pola Aktifitas Pemakai (Student Dewasa)
3.2.4 Pola Aktifitas Pengelola 1. Principal
Bagan 3.2.4 Pola Aktifitas Pengelola (Direktur/Owner)
2. Staff back office
Bagan 3.2.5 Pola Aktifitas Pengelola (Staff Back Office)
3. Teachers
Encounter Class Complimentary
Class
Pulang Library
Datang Receptionist Ruang
Direktur
Office
Teachers Room
Pulang
Datang Receptionist Loker Office
Pulang
Datang Receptionist Loker Teacher’s
Room
Class Room Pulang
Bagan 3.2.6 Pola Aktifitas Pengelola (Teachers)
4. Receptionist
Bagan 3.2.7 Pola Aktifitas Pengelola (Receptionist)
5. Library Supervisor
Bagan 3.2.8 Pola Aktifitas Pengelola (Library Supervisor)
6. Mini Theater Supervisor
Bagan 3.2.9 Pola Aktifitas Pengelola (Mini Theater Supervisor)
7. Tutor
Datang Loker Receptionist Back Office
Pulang
Datang Receptionist Loker Library
Pulang
Datang Receptionist Loker Mini Theater
Pulang
Datang Receptionist Loker Marketing
Office
Pulang
Bagan 3.2.10 Pola Aktifitas Pengelola (Tutor)
3.2.5 Pola Aktifitas Barang
Bagan 3.2.11 Pola Aktifitas Barang
3.3 Studi Fasilitas Ruang
3.3.1 Program Aktifitas dan Fasilitas
Fasilitas menunjang aktifitas-aktifitas yang dilakukan pengunjung di dalam pusat kursus bahasa Inggris ini. Aktifitas dan fasilitas yang dimiliki oleh EF English First sebagai berikut : 1. Area Publik
a. Reception b. Waiting Area c. Cafe
Tabel 3.3.1.1 Aktifitas dan Fasilitas Area Public
Parkir Barang
Entrance Library
Mini Theater
Pulang
2. Area Semi Publik a. Social Club Area b. Mini Bar
c. Mini Theater d. Library
Tabel 3.3.1.2 Aktifitas dan Fasilitas Area Semi Public
3. Area Semi Privat
a. Computer Laboratorium b. Encounter Class
c. Classroom
d. Complementary Class
Tabel 3.3.1.3 Aktifitas dan Fasilitas Area Semi Private
4. Area Privat
a. Director Room b. Back Office c. Teachers Room
d. Marketing Office ( Tutor )
Tabel 3.3.1.4 Aktifitas dan Fasilitas Area Private
5. Area Service a. Loker b. Gudang c. Musholla d. Toilet
e. Pantry f. Janitor g. Tangga
Tabel 3.3.1.5 Aktifitas dan Fasilitas Area Service
3.3.2 Matriks Hubungan Antar Ruang
Setiap ruangan di EF English First mempunyai aktifitasnya dan zonanya masing-masing, dan itu mempengaruhi kedalam hubungan antar ruang. Hal itu bertujuan agar penempatan ruang nantinya tidak akan merugikan kegiatan yang ada di dalam ruangan tersebut.
Tabel 3.3.2 Matriks Hubungan Antar Ruang
3.3.3 Diagram Sirkulasi Antar Ruang
Diagram sirkulasi antar ruang bertujuan agar pada saat melakukan peletakan ruang, tidak akan terjadi tabrakan sirkulasi antara pengunjung, pengelola dan keluar masuk barang.
Gambar 3.3.3 Diagram Sirkulasi Antar Ruang
3.3.4 Zoning
1. Area Publik : 70,975 m² Dengan sirkulasi 20% : 85,17 m² 2. Area Semi Publik : 292 m² Dengan sirkulasi 20% : 350,4 m² 3. Area Semi Privat : 431,68 m² Dengan sirkulasi 20% : 518,016 m² 4. Area Privat : 126,78 m² Dengan sirkulasi 20% : 152,136 m² 5. Area Service : 203,228 m² Dengan sirkulasi 20% : 243,873 m²
3.3.5 Grouping 1. Area Publik
a. Reception b. Waiting Area c. Cafe
2. Area Semi Publik a. Social Club Area b. Mini Bar
c. Mini Theater d. Library 3. Area Semi Privat
a. Computer Laboratorium b. Encounter Class
c. Classroom
d. Complementary Class 4. Area Privat
a. Director Room b. Back Office c. Teachers Room
d. Marketing Office ( Tutor ) 5. Area Service
a. Loker b. Gudang c. Musholla
d. Toilet e. Pantry f. Janitor g. Tangga
REKAPITULASI
Tabel 3.3.5 Rekapitulasi
Tabel 3.3.6 Persentase Kebutuhan Ruang
Tabel 3.3.7 Kebutuhan Ruang
3.4 Studi Permasalahan Khusus Interior
Permasalahan yang umum dijumpai pada perencanaan interior meliputi beragam aspek, dalam hal ini elemen interior merupakan material yang perlu diolah sesuai dengan kebutuhan
EF English First. Dalam perancangan sebuah interior pasti akan menemukan masalah- masalah yang berkaitan dengan interior. Baik masalah yang sering ditemui ataupun masalah khusus. Banyak faktor yang dapat menghambat proses perancangan interior. Sebelum menemukan masalah-masalah tersebut alangkah baiknya meninjau karakteristik dan sistem sebagai berikut:
3.4.1 Tinjauan Karakteristik Garis dan Bentuk
Garis dapat dibedakan berdasarkan dalam beberapa pembagian yaitu:
1. Berdasarkan raut/bentuk:
a. Garis lurus b. Garis lengkung c. Garis patah 2. Berdasarkan karakter:
a. Garis tegas/garis keras b. Garis lembut/garis ringan
Bentuk-bentuk pada EF English First umumnya tidak selalu kaku. Banyak dijumpai bentuk furnitur dengan bentuk lengkung, contohnya pada area reception. Sedangkan untuk di area kelas, sudut-sudut pada meja tidak memiliki sudut tajam untuk menghindari hal-hal yang buruk pada siswa khususnya siswa yang masih anak-anak. (Faktor keamanan)
3.4.2 Tinjauan Sistem Furniture
Sistem furniture yang dipakai pada EF English First ini terdiri dari beberapa sistem, yaitu:
1. Sistem Built in Furniture
Sistem built in adalah furniture dibuat dengan cara mengukur lapangan terlebih dahulu dan dibuat berdasarkan ukuran areanya serta pemasangan furniture langsung pada tempatnya. Furniture yang telah dipasang tidak dapat di geser atau dipindahkan. Sistem built in ini biasanya diterapkan pada dapur. Pada perancangan EF English First, sistem built in furniture terletak pada dapur cafe, rak buku, white board dan kursi mini theater.
Gambar 3.4.2.1 Sistem Built in Furniture ( Sumber : Google )
2. Sistem Loose Furniture
Sistem loose furniture adalah furniture yang dapat di geser atau di pindahkan.
Loose furniture dapat dibeli pada toko furniture atau dapat dibuat sesuai dengan pesanan atau kebutuhan design yang diinginkan. Pada perancangan EF English First, sistem loose furniture banyak terdapat di hampir seluruh area. Contohnya saja, kursi dan meja di kelas.
Gambar 3.4.2.2 Sistem Loose Furniture ( Sumber : Google )
3. Sistem Knockdown Furniture
Knockdown furniture adalah sebuah kontruksi pada produk furnitur yang dalam pembuatannya menggunakan sistem lepasan atau bongkar pasang. Atau furnitur knockdown dapat diartikan sebagai furniture yang bisa dibongkar pasang (dibongkar lalu dirakit kembali). Jadi kekuatan pada furnitur knockdown sebagian besar berasal dari baut atau sekrup yang digunakan untuk merekatkan komponen- komponen antar bagian, sebab dalam konstruksi ini tidak menggunakan lem sama sekali pada sambungan antar komponennya. Pada perancangan EF English First, sistem knockdown furniture diterapkan pada meja receptionist dan meja ruang staff.
Gambar 3.4.2.2 Sistem Knockdown Furniture ( Sumber : Google )
Untuk perancangan interior pada EF English First, sistem furniture yang dipakai hampir seluruhnya memakai sistem loose furniture terutama untuk area social club dan ruang-ruang kelas karena lebih mudah untuk dipindahkan. Contohnya seperti kursi dan meja.
3.4.3 Tinjauan Material Lantai, Dinding dan Ceiling
Didalam perancangan interior, ada 3 elemen dasar yang membentuk ruang interior yang sangat penting yaitu lantai, dinding dan ceiling. Elemen-elemen tersebut yang membentuk sebuah konsep interior.
3.4.3.1 Lantai
Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara umum adalah menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah tahan lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan). Lantai digunakan untuk meletakkan barang-barang seperti kursi, meja, lemari, dan sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.
Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar, misalnya ketika kita memindahkan benda berat seperti lemari dengan cara menyeretnya.
Dengan demikian lantai memiliki peran penting mendukung beban-beban langsung dari barang-barang dan aktivitas di atasnya.
Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun sesuai karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti etnik tradisional, modern minimalis, retro dan sebagainya.
1. Syarat material lantai
Karena fungsi setiap ruang dalam bangunan beragam, maka beragam pula desain lantainya. Syarat bahan lantai di antaranya adalah: aman, awet, kuat, tahan lembab, mudah dibersihkan dan menyerap panas. Material penutup lantai yang bersifat hangat adalah karpet, parket, gabus, karet, sedangkan material bersifat dingin adalah marmer, keramik, granit .
Pada beberapa ruang harus dipasang lantai yang bahannya bertekstur kasar, seperti kamar mandi dan teras. Kamar mandi adalah ruang yang paling sering terkena air, sehingga licin dan beresiko menyebabkan pengguna terpeleset. Begitu pula dengan teras ketika terkena tempias hujan, harus dipasang bahan lantai yang lebih kasar untuk mengindari resiko pengguna terpeleset. Untuk cafe memakai bahan lantai yang mudah dibersihkan serta tidak meninggalkan noda di pori-pori lantai dan nat sambungan yang dapat mengganggu keindahan lantai.
2. Ukuran material lantai
Ukuran material lantai, khususnya marmer, granit, keramik, dan teraso, akan berpengaruh pada kesan ruang. Jika ruang berukuran kecil atau sempit (kamar mandi), ukuran bahan pilih yang kecil-kecil pula untuk memberi kesan luas pada ruangan. Sementara untuk ruangan berukuran luas (lobby, ruang tunggu), bahan berukuran besar akan membantu menyeimbangkan kesan luas ruang.
3. Jenis material lantai
Berikut ini adalah beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya sebagai pertimbangan aplikasi pada ruang.
a. Plester (concrete)
Jenis material ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus
dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan cenderung lebih gelap.
Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata (covering) pada luas ruang, memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti dengan material dan harus ditambal. Tambalan yang muncul secara estetika terlihat tidak bagus. Namun penerapan dengan modul, akan mengurangi resiko tambalan yang berdampak pada tidak sedapnya pandangan estetika.
Gambar 3.4.3.1 Lantai Plester ( Sumber : Google )
b. Keramik
Jenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian ruang. Selain kuat, lantai dari bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya.
Kesan material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual di pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain. Misalnya: keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya.
Gambar 3.4.3.2 Lantai Keramik ( Sumber : Google )
c. Granit
Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan berkesan kokoh. Batuan granit diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi, saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan motif yang lebih beraneka dan harga yang lebih murah.
Gambar 3.4.3.3 Lantai Granit ( Sumber : Google )
d. Kayu
Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata parquetry.
Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu solid, bahan parket saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis lainnya yaitu laminate yang merupakan kayu olahan yang permukaannya adalah hasil printing.
Gambar 3.4.3.4 Lantai Kayu ( Sumber : Google )
e. Batu
Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu kali lempeng dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga dipakai di taman atau ditempel di tembok pagar, dan dinding pada interior rumah. Kedua jenis batu ini cukup tahan terhadap cuaca, meskipun mencari tekstur batu yang kurang lebih seragam tidak mudah, ditambah lagi lebar nat antar batunya tidak seragam. Tapi hal itu justru menambah ruang menjadi semakin natural. Material batu ini memiliki kesan dingin.
Gambar 3.4.3.5 Lantai Batu ( Sumber : Google )
f. Karpet
Lantai karpet dapat dibagi menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah karpet satuan yang biasa dipakai sebagai aksen pemanis ruangan. Motif dan warnanya sangat beragam dengan bahan baku yang beragam pula. Ukurannya pun barmacam-macam dengan bentuk kotak, persegi ataupun lingkaran. Jenis kedua adalah karpet yang secara permanen ditempel pada lantai seluruh ruangan. Lantai jenis ini hanya cocok dipakai di daerah subtropis atau ruangan yang memakai pendingin ruangan (AC). Kita sering menemui jenis lantai ini di kantor atau kamar hotel. Kelebihannya adalah munculnya kesan hangat, tidak berisik dan proses pemasangannya yang mudah. Karpet juga cocok digunakan untuk tempat bermain anak karena permukaannya yang tidak keras.
g. Vinyl
Material ini sangat kuat, tahan api dan air sehingga banyak juga digunakan di bangunan-bangunan publik. Vinyl banyak digunakan sebagai alternatif lantai parket karena harganya lebih murah dan tahan rayap. Lantai vinyl tersedia dalam vinyl tile (kotak atau persegi) dan vinyl sheet (bentuk gulungan/rol). Vinyl sheet umumnya dikenal sebagai Linoleum. Pada umumnya rumah sakit menggunakan vinyl dikarenakan mudah dibersihkan dan tidak menyimpan debu sehingga ruangan tetap steril.
EF English First merupakan pusat kursus bahasa Inggris maka dari itu dibutuhkan ketenangan dalam kegiatan belajar mengajar, agar dapat merendam suara orang berjalan, hampir keseluruhan lantai pada EF English First akan menggunakan karpet. Karpet merupakan material baik yang dapat merendam suara kaki orang berjalan khususnya wanita- wanita yang sering menggunakan high heels. Berikut macam-macam karpet:
1. Wall to Wall karpet
Karpet ini merupakan karpet gulungan besar yang cara pemasangannya rata dari satu dinding ke dinding lain yang menutupi seluruh lantai suatu ruangan.
Gambar 3.4.3.6 Wall to Wall karpet
2. Karpet tile
Karpet tile ini merupakan karpet kotak kecil-kecil yang berukuran 60cm x 60cm yang dipasang seperti keramik. Motif karpet ini sangat banyak dan beragam.
Gambar 3.4.3.7 Karpet Tile
Selain karpet, alternatif lain yang dapat digunakan di pusat kursus bahasa Inggris adalah parquete atau granit yang bisa digunakan pada area reception dan area tunggu.
3.4.3.2 Dinding 1. Definisi Dinding
Dinding adalah bagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi
maupun penampilan artistik dari bangunan. Dinding adalah bagian dari bangunan yang dipasang secara vertikal dengan fungsi sebagai pemisah antar ruang, baik antar ruang dalam maupun ruang dalam dan ruang luar. Terdapat 3 jenis utama dinding, yaitu: dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary) dan dinding penahan (retaining).
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall).
Dinding pengisi/partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam- macam material sesuai kebutuhannya, antara lain:
a. Dinding batu buatan : bata dan batako b. Dinding batu alam/ batu kalic.
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan, gypsum.
d. Dinding beton 2. Fungsi Dinding
Dinding sebagai pemisah ruangan pada bangunan.
Pada proyek EF English First, dinding berfungsi sebagai:
1. Dinding berfungsi sebagai pemisah antar ruang, baik antar ruang dalam maupun ruang dalam dan ruang luar.
2. Dinding berfungsi sebagai kenyamanan, kesehatan, keamanan dan keindahan
- Sebagai pembatas ruang, memiliki sifat : privasi dan dalam skala, warna, tekstur.
- Sebagai peredam terhadap bunyi, baik dari dalam maupun dari luar.
- Sebagai pelindung terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, isolasi terhadap suhu, air hujan dan kelembaban, hembusan angin, dan gangguan dari luar lainnya).
- Sebagai penyimpan surat-surat berharga seperti brankas di bank dan lain-lain.
- Sebagai pembentuk ruang, menambah keindahan ruang dan point of interest.
- Sebagai fungsi artistik tertentu misalkan dinding bangunan untuk pencahayaan alami.
3. Jenis Dinding
Adapun jenis dinding yaitu:
1. Dilihat dari macamnya, dinding dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Dinding Interior
Dinding Interior adalah dinding yang dipakai di dalam ruangan. Ada pemilik rumah yang menginginkan rumahnya memiliki dinding permanen atau dinding massive, ada juga pemilik yang menggunakan dinding bangunan yang mudah seperti menggunakan partisi. Dinding partisi ini merupakan sekat pembatas yang dapat diangkat atau dipindahkan.
b. Dinding Exterior
Adalah dinding yang letaknya di luar ruangan. Karena terletak di luar ruangan maka dinding exterior harus kuat, indah, dan tahan cuaca, terutama disesuaikan dengan cuaca daerah sekitar. Disebut harus kuat karena dinding exterior tersebut mengalami kontak langsung dengan kondisi lingkungan seperti perubahan cuaca. Di daerah yang sering terjadi gempa, sering hujan, dan tingkat cuaca panasnya tinggi, pemilihan jenis materialnya untuk dinding sangat berpengaruh terhadap kekuatan dinding tersebut.
Sementara itu, disebut indah karena penampakan dari luar akan menjadi nilai tambah pada sebuah rumah atau bangunan bila penampilannya indah.
c. Dinding Fungsi Khusus
Bila dinding mempunyai fungsi khusus, tentu jenisnya disesuaikan dengan fungsi yang harus dibebannya. Misalnya dinding kedap suara, tentu dinding tersebut harus
terbuat dari bahan akustik yang disesuaikan dengan tingkat ambang kebisingan yang dapat ditoleran.
2. Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat dibedakan atas:
a. Dinding Bata cetak/bata kapur,
adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan dengan perbandingan tertentu, Umumnya digunakan pada rumah-rumah sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya.
b. Dinding Bata celcon atau hebel
Terbuat dari pasir silika. Harganya lebih mahal dari pada bata merah. Ukuran umumnya 10 cm x 19 cm x 59cm.
c. Dinding Partisi
Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gypsum dengan ketebalan 9-12 mm.
d. Dinding Batako dan Blok Beton
adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: tras, kapur, pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan lubangnya dibuat bermacam variasi model. Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/cetak yang tidak dibakar. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran dan acian lagi untuk finishing. Blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: semen dan pasir dengan perbandingan tertentu.
e. Dinding Bata (bata merah)
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia. Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan minimal 1 batu (struktural).
4. Material Dinding
Dinding adalah salah satu elemen rumah yang paling menentukan sisi keindahan rumah.
Sebagai bidang yang melingkupi aktivitas sehari-hari dalam ruangan, dinding berpengaruh besar, terutama dalam menentukan kesan ruangan itu. Misalnya dinding rumah dicat merah dan dinding dicat hijau muda, kesannya sudah lain sekali. Belum lagi bila dinding dilapisi material alami atau material aslinya yang menimbulkan karakter khas masing-masing bahan.
Material ini boleh jadi menjadi atraksi utama dalam sebuah ruangan, karena keunikan yang dimilikinya. Tidak jarang, material alami ditonjolkan lebih dari bentuk bangunan itu sendiri.
Berikut ini disajikan beberapa contoh material dinding yang umum digunakan dalam bangunan:
a. Material dinding dari kaca buram, yang bisa diaplikasikan pada satu dinding.
Contohnya saja dinding pada back drop area receptionist.
b. Material bata ekspos juga bisa menjadi material yang menarik karena karakternya yang kuat.
c. Dinding biasa dapat tampil maksimal dengan penggunaan cat. Cara ini adalah cara yang paling umum dilakukan untuk meningkatkan kesan dinding agar lebih terlihat menarik.
d. Dinding kaca, termasuk digemari dewasa ini. Dinding jenis ini memang memungkinkan ruangan terlihat semakin lapang karena tidak ada batas pandangan.
Biasanya kaca diberi frame alumunium sebagai penguat konstruksinya.
e. Dinding ekspos semen, atau ekspos beton, dimana tekstur semen diperlihatkan.
Tekstur ini memiliki karakter sendiri yang tidak sama dengan karakter bahan lain seperti dinding yang dicat.
Bangunan yang dipakai untuk pusat kursus bahasa Inggris ini menggunakan kaca dan dinding bata ringan untuk kulit bangunannya. Sedangkan untuk penyekat didalamnya menggunakan partisi gypsum, dinding bata dan kaca sebagai pembatas ruangan. Beberapa pertimbangan menggunakan sekat gypsum adalah mudah dipasang dan mudah untuk di bongkar dan sebagai peredam suara yang dalamnya diberikan lapisan rockwool. Khusus untuk area home theater menggunakan dinding kedap suara yang akan dibahas pada tinjauan sistem akustik ruang.
3.4.3.3 Ceiling
Ceiling yang berarti plafond mempunyai beberapa istilah yang berbeda, misalnya ada yang mengenal plafond dengan sebutan langit – langit. Dalam sejarah, plafond berasal dari bahasa belanda yang merujuk pada makna garis batas biasanya horizontal antara lantai dengan atap.
Adapun beberapa fungsi dari plafond antara lain :
a. Sebagai penutup, instalasi listrik, instalasi plumbing, instalasi AC, dan lain-lain merupakan contoh jaringan yang umum kita jumpai disetiap bangunan. Agar instalasi – instalasi tersebut tidak terlihat berantakan maka kita harus menutupnya. Disinilah salah satu peran plafond sebagai penutup.
b. Sebagai pengikat udara, dalam dunia arsitektur kenyamanan adalah salah satu konsep yang harus dijaga agar pengguna bangunan tersebut betah menempati bangunan tersebut. Salah satunya adalah baiknya sirkulasi udara dalam bangunan itu sendiri.
Kaidah dari ventilasi udara menerangkan bahwa ruangan akan memiliki hawa dan
suhu yang sejuk jika posisi bukaannya searah dengan arah angin, mampu mengalirkan udara segar ke dalam bangunan dan mampu membuang udara jenuh ke luar bangunan.
Jika pintu dan jendela berfungsi sebagai sirkulasi udara, fungsi plafond justru menahan dan mengikat udara tetap berada di dalam bangunan. Udara yang mengalir ke dalam bangunan akan dialirkan keatap dan di ikat dalam plafond dengan tujuan udara dalam bangunan tersebut akan tetap stabil.
Menurut penggunaan material, plafond dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Accoustical Ceiling: berfungsi sebagai isolator suara dan mengurangi tingkat kebisingan suara.
Gambar 3.4.3.7 Accoustical Ceiling ( Sumber : Google )
2. Luminous Ceiling: berfungsi untuk memendarkan cahaya dan memberi efek cahaya khusus pada ruangan
Gambar 3.4.3.8 Lominous Ceiling ( Sumber : Google )
3. Baffle Ceiling: berfungsi meredam suara dan memberikan suasana tertentu pada ruangan.
Gambar 3.4.3.9 Baffle Ceiling ( Sumber : Google )
Material Ceiling 1. Multiplek
Multiplek biasanya terdiri dari tiga lapisan kayu yang disusun secara berlapis.
· Kelemahan : Mudah melengkung, tidak tahan air, tidak tahan rayap.
· Keuntungan : Ringan, murah, mudah di aplikasi.
· Finising : Dengan cat minyak, dengan cat melamir dan plitur 2. Gypsum
Papan gypsum diklasifikasikan dari jenis performa papan dan ketebalannya.
1. Papan gipsum standard
Papan gypsum ini merupakan varian umum dari papan gypsum. Tebal yang tersedia yaitu 9mm,12mm dan 15mm.
2. Papan gipsum tahan api
Papan gypsum ini mempunyai performa ketahanan terhadap api, durasi ketahanan apinya tergantung dari sistem dinding partisi yang digunakan. Tebal yang tersedia yaitu 12mm dan15mm.
3. Teakwood
Teakwood sejenis dengan triplek tetapi permukaannya lebioh halus dan di lapisi dengan serat kayu jati.
· Finising : Dicat melamir atau di plitur.
4. Aluminium
Merupakan produk di bawah lisensi jepang, rangka yang di gunakan adalah rangka besi holo,bisa juga rangka kayu.
· Kekuatan : Tahan api (20 0-400cc), tahan karat, tahan air, perawatan ringan, tidak usah di cat
Pada perancangan interior pusat kursus bahasa Inggris ini, alternatif ceiling yang akan digunakan adalah acoustic ceiling dan baffle ceiling. Penggunaan terhadap kedua jenis ceiling tersebut karena keduanya yang dapat meredamkan suara. Sedangkan alternatif material ceiling yang digunakan adalah gypsum dan aluminium. Gypsum merupakan bahan material yang mudah dibentuk, dipasang dan dibongkar sedangkan bahan aluminium digunakan lebih kepada unsur estetika ruang.
3.4.4 Tinjauan Karakteristik Warna
Survey tempat kursus dilakukan di Wallstreet, EF English First dan EEC. Ditinjau dari hasil survey yang dilakukan pada ketiga tempat kursus bahasa Inggris tersebut, diketahui bahwa ketiga tempat kursus tersebut menggunakan warna biru pada logo dan diterapkan pada interior tempat kursusnya. Berikut macam-macam warna dan karakteristiknya :
1. Biru
Warna biru memiliki arti tersendiri sehingga banyak lembaga kursus maupun perusahaan- perusahaan menggunakan warna tersebut. Warna ini meningkatkan ekspresi verbal, komunikasi, ekspresi artistik dan kekuatan. Biru yang kuat (biru tua) akan merangsang
pemikiran yang jernih dan biru muda akan menenangkan pikiran dan membantu konsentrasi. Biru adalah warna favorit para pria dan termasuk warna yang dingin. Kalau di dunia desain logo, biru sering di sebut warna corporate karena hampir semua perusahaan menggunakan warna biru sebagai warna utamanya. Biru merupakan warna yang termasuk tenang dan bersifat profesional. Efek lain warna biru adalah sering di anggap sebagai warna yang melambangkan kepercayaan dan trustfulness.
2. Merah
Merah adalah warna yang kuat sekaligus hangat. Biasanya di gunakan untuk memberikan efek psikologi panas, berani, marah dan berteriak. Di dalam desain, warna merah digunakan sebagai aksen karena sifatnya yang kuat.
3. Orange
Orange adalah hasil peleburan merah dan kuning, efek yang di hasilkan yaitu kuat dan hangat. Pada sisi psikologis warna oranye memberikan kesan tidak nyaman, dan sedikit gaduh. Mungkin karena sebab itu warna ini paling banyak di pakai untuk menarik perhatian orang.
4. Kuning
Kuning adalah warna yang ceria dan menyenangkan. Warna kuning juga identik dengan mainan anak-anak. Karena begitu kuatnya warna kuning ini, seringkali di gunakan untuk mendapatkan perhatian orang.
5. Hijau
Hijau adalah warna yang tenang karena di kaitkan dengan lingkungan dan alam. Di dalam desain, penggunaan warna hijau terapkan untuk memberikan kesan segar.
6. Coklat
Warna ini bersifat hangat dan bersahabat. Coklat adalah warna bumi, memberikan kesan hangat, nyaman dan aman.
3.4.5 Tinjauan Sistem Pencahayaan
Pencahayaan seringkali dikategorikan ke dalam dua kelompok, pencahayaan alami (daylighting) dan pencahayaan buatan (artificial lighting). Keduanya memiliki peranan yang sangat penting karena berperan besar dalam menyampaikan informasi visual ke indera penglihatan.
Secara umum, pencahayaan buatan merupakan buah karya manusia dalam memenuhi kebutuhan cahaya pada siang hari maupun malam hari, terutama terhadap kebutuhan cahaya di dalam ruangan. Kebutuhan yang akhirnya didukung oleh perkembangan teknologi ini, membawa pencahayaan bukan saja sebagai pemenuh kebutuhan fungsional, tetapi juga
estetika dan kebutuhan lainnya.
Berbeda dengan pencahayaan buatan, pencahayaan alami lebih mengacu pada cahaya yang bersumber pada benda-benda langit. Sumber cahaya datang dari matahari, pantulan cahaya matahari yang diteruskan oleh bulan, serta cahaya bintang-bintang. (Manurung, 2012)
3.4.5.1 Sumber Cahaya 1. Cahaya alami
Cahaya alami gedung yang dipakai ini bersumber dari cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan melalui kaca bangunan.
Gambar 3.4.5.1 Cahaya Alami ( Sumber : Google )
2. Cahaya Buatan
Fungsi utama penerangan buatan adalah memberikan cahaya yang menggantikan sinar matahari. Namun di pihak lain, penerangan buatan ini juga bisa dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan suasana atmosfer tertentu. Bahkan penerangan buatan dapat menunjang desain interior dan arsitektur sesuai keinginan. Dengan permainan cahaya lampu, detail dan ornamen pada ruang dapat ditonjolkan sehingga penampilan ruangan menjadi semakin menarik.
Beberpa tipe penerangan di dalam ruang, yaitu:
a. General Lighting
General lighting atau pencahayaan umum adalah sistem pencahayaan yang menjadi sumber penerangan utama. Umumnya penerangan dilakukan dengan cara menempatkan titik lampu pada titik tengah ruangan atau pada beberapa titik yang dipasang secara simetris dan merata.
Lampu yang biasa digunakan untuk penerangan jenis ini adalah lampu tungsten atau fluorescent strip atau fluorescent uplighter dengan reflektor. Ambient lighting atau general lighting cocok digunakan pada area receptionist, waiting area, back office dan ruang belajar yang biasanya membutuhkan penerangan cukup kuat untuk menunjang seluruh aktivitas di dalamnya.
Gambar 3.4.5.2 General Lighting ( Sumber : Google )
b. Task Lighting
Task lighting merupakan sistem pencahayaan yang difokuskan pada suatu area dengan tujuan membantu aktivitas tertentu. Task lighting juga dapat menjadi satu cara untuk menghindari ketegangan mata ketika beraktivitas.
Seperti accent lighting jenis bohlam yang digunakan untuk task lighting umumnya mempunyai reflektor integral untuk mengarahkan cahaya lampunya ke titik tertentu.
Bila tidak dilengkapi reflektor, bohlam dapat diletakkan dalam kap lampu, sehingga cahayanya lebih terarah. Penggunaan task lighting sebaiknya dikombinasikan dengan pemakaian ambient lighting untuk menghindari terjadinya bayangan.
c. Accent Lighting
Accent lighting digunakan untuk menyorot atau memfokuskan pada suatu benda agar dapat lebih terlihat. Pemasangan accent lighting pada ruang dalam umumnya digunakan untuk menyorot benda seni (artwork) atau menyorot lukisan.
Tipe lampu yang biasanya digunakan untuk penerangan jenis ini diantaranya adalah spotlight, mini-spot, lampu halogen dan lampu tungsten yang semuanya berdaya rendah. Accent lighting dengan lampu berdaya rendah juga dapat digunakan untuk menampilkan tekstur dinding. Biasanya fitting lampu dilengkapi dengan reflektor integral yang berguna untuk merefleksikan cahaya ke arah tertentu.
3.4.5.2 Teknik Pencahayaan Ruang
Jenis penerangan tidak hanya menghasilkan efek cahaya, tetapi juga menciptakan atmosfer serta kualitas ruang.
a. Penerangan langsung ( direct lighting)
Penerangan langsung adalah suatu teknik pencahayaan yang paling sederhana dimana sumber cahaya ditata agar bisa menyinari suatu area atau ruang secara langsung. Biasanya teknik ini digunakan untuk ruang yang membutuhkan kualitas cahaya yang cukup terang dan
seringkali juga bermaksud menonjolkan bentuk lampu yang digunakan. Penerangan ini biasa dipasang di ceiling.
Kelebihan dari jenis penerangan ini adalah kualitas cahaya yang sangat maksimal karena cahaya lampu langsung jatuh pada benda atau ruangan yang diinginkan. Tetapi kekurangannya, penerangan ini kurang artistik karena cahayanya sulit dimainkan. Terkadang penerangan langsung ini kurang cocok untuk beberapa area, karena sifat cahayanya yang agak keras.
b. Penerangan tidak langsung ( indirect lighting)
Penerangan tidak langsung adalah teknik pencahayaan yang menempatkan sumber cahaya (lampu) secara tersembunyi, sehingga cahaya yang terlihat dan menerangi ruang akan berupa pantulan cahaya, bukan cahaya langsung dari lampu. Lampu biasanya terletak disamping ceiling yang diturunkan atau dibalik dinding, bisa juga dibalik lemari, dan lainya.
Karena cahaya yang keluar berupa hasil pantulan, yang keluar adalah biasan cahaya yang lebih lembut. Tampilan ruangan pun menjadi lebih bersih dan simple karena lampu atau sumber cahaya tidak terlihat.
Gambar 1 Gambar 3.4.5.3 Penerangan Tidak Langsung ( Sumber : Google )
Sumber cahaya, tipe penerangan dan teknik penerangan yang dijelaskan menjadi alternatif penerangan disetiap area yang ada pada pusat kursus bahasa Inggris ini. Sumber cahaya buatan lebih banyak digunakan pada hampir semua area yang ada sedangkan untuk sumber
cahaya alami hampir keseluruhan dimiliki pada area publik karena kulit bangunan yang ada pada area tersebut menggunakan kaca sebagai dinding bangunan.
3.4.6 Tinjauan Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan dapat dibagi menjadi 2 yaitu sistem pengahawaan alami dan penghawaan buatan.
3.4.6.1 Penghawaan Alami
Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah proses pertukaran udara di dalam bangunan melalui bantuan elemen-elemen bangunan yang terbuka.
Sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan dapat memberikan kenyamanan. Aliran udara dapat mempercepat proses penguapan di permukaan kulit sehingga dapat memberikan kesejukan bagi penghuni bangunan.
Pertukaran udara di dalam bangunan juga sangat penting bagi kesehatan. Di dalam bangunan banyak terbentuk uap air dari berbagai macam aktivitas seperti memasak, mandi, dan mencuci. Uap air ini cenderung mengendap di dalam ruangan. Aneka zat berbahaya juga banyak terkandung pada cat, karpet, atau furnitur, yang timbul akibat reaksi bahan kimia yang terkandung di dalam benda-benda tersebut dengan uap air. Jika bangunan tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, zat-zat kimia tersebut akan tertinggal di dalam ruangan dan dapat terhirup oleh manusia. Pada bangunan ini, sistem pengahawaan alami terletak pada lubang ventilasi jendela-jendela yang berada di samping kiri dan kanan gedung.
3.4.6.2 Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan di sini memiliki pengertian bahwa udara dalam ruang dikondisikan berdasarkan beban kalor yang terjadi pada ruangan tersebut. Berikut beberapa contoh penghawaan buatan :
a. Penghawaan Buatan Exhaust
Exhaust fan biasanya digunakan pada kamar mandi agar udara bau yang ada di dalam kamar mandi dapat terbuang keluar. Namun, apabila kamar mandi tersebut sudah mempunyai ventilasi jendela sendiri, maka exhaust fan tidak diperlukan.
Gambar 3.4.6.1 Exhaust Fan ( Sumber : Google )
b. Penghawaan Buatan Air Conditioner
Air Conditioner yang biasanya dipakai adalah AC Sentral dan AC Split. AC Sentral digunakan pada area terbuka seperti receptionist area, waiting area dan social club area. Untuk AC split digunakan pada ruangan yang khusus seperti ruang direktur yang penggunaannya dapat diatur dan suhu udaranya dapat di tentukan sewaktu- waktu.
Gambar 3.4.6.2 AC Sentral ( Sumber : Google )
Gambar 3.4.6.3 AC Split ( Sumber : Google )
Pengahawaan yang ada pada pusat kursus bahasa Inggris ini sebagian besar dipengaruhi oleh pengahawaan buatan dibandingkan dengan pengahawaan alami. Penghawaan buatan ditempatkan pada toilet karena area tersebut membutuhkan sirkulasi udara yang cukup karena harus membuang udara kotor melalui exhaust. Exhaust merupakan salah satu penghawaan buatan. Sedangkan contoh penghawaan buatan lainnya adalah AC Sentral dan AC Split. AC sentral akan digunakan pada area yang sering digunakan contohnya seperti ruang tunggu, area reception, dan lainnya. Sedangkan AC Split digunakan pada ruang principal yang kegunaan AC nya dapat diatur sendiri sesuai kebutuhan pemakai.
3.4.7 Tinjauan Sistem Akustik Ruang
Kata akustik berasal dari bahasa Yunani akoustikos, artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat mempengaruhi mutu bunyi. Akustik dipelajari pada berbagai bidang ilmu seperti: akustik fisika, psiko akustik, dan lain lain sedang akustik arsitektur diterapkan untuk perencanaan gedung-gedung pertunjukan, ruang sidang dan rumah tinggal.
3.4.7.1. Tujuan akustik
Akustik bertujuan untuk mencapai kondisi pendengaran suara yang sempurna yaitu murni, merata, jelas dan tidak berdengung sehingga sama seperti aslinya, bebas dari cacat dan kebisingan. Untuk mencapai kondisi tersebut sangat tergantung dari faktor keberhasilan perancangan akustik ruang, keberhasilan perancangan akustik ruang, konstruksi dan material yang digunakan.
Problem-problem akustik dianalisa dengan mendasarkan pada 5 faktor yaitu:
c. Sumber suara d. Perambatan suara e. Penerimaan suara f. Intensitas suara g. Frekuensi suara
3.4.7.2. Sifat Akustik
Akustik dalam desain interior sangat tergantung pada kondisi lingkungan, hal tersebut dikarenakan reaksi manusia terhadap suara dalam berbagai lingkungan akustik bagunan lebih bersifat subyektif dan kualitatif. Memperhatikan rambatan dan sifat gelombang suara dalam ruang tertutup lebih sulit dan memerlukan studi khusus untuk menentukan jenis, jumlah dan penggunaan bahan-bahan penyerap.
Dengan menggunakan test model yaitu suatu alat elektronik khusus untuk mengetes rambatan suara pada material hingga bisa diketahui kekuatan suara.
Begitu pula perambatan dan sifat gelombang suara di udara terbuka, keberhasilannya ditentukan oleh berbagai faktor seperti letak loudspeaker, arah angin, jumlah pengunjung dan sebagainya. Perambatan gelombang bunyi pada tempat terbuka berbentuk bola yang teru- menerus membesar tapi melemah. Teknik pengukurannya dengan menggunakan seberkas cahaya optikal berbentuk garis-garis lurus yang dipancarkan ke setiap arah.
Pengertian akustik sangat luas dan beragam, meliputi hampir pada semua segi kehidupan manusia, sejak bangun tidur, bekerja, beristirahat, berekreasi sampai kembali tidur akan terus berhubungan dengan aspek akustik. Hubungan antara interior dengan akustik ternyata tidak sebatas hanya pada perhatian penataan ruang dan perhitungan bagi pengguna ruang tetapi juga terhadap penyimpangan termal, atmosfir, cahaya dan bunyi-bunyian yang ditimbulkan oleh kondisi luar maupun yang berasal dari dalam gedung itu sendiri. Faktor- faktor eksternal yang langsung menggangu sistem pendengaran di dalam ruang antara lain berasal dari laju transportasi, pesawat terbang, bunyi petasan, ledakan dan lain-lain. Faktor internal meliputi bunyi musik, pembicaraan yang keras, benturan dan lain-lain peralatan yang kesemuanya perlu diatur guna mendapatkan kenyamanan komunikasi antar sesama.
Faktor-faktor lain yang juga ikut mempengaruhi keberhasilan tata suara di dalam ruang antara lain faktor konstruksi bangunan, kualitas dan sifta bahan serta kondisi lingkungan.
Kejelasan pendengaran pada hakekatnya ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a. Sumber bunyi
b. Jejak perambatan suara
c. Kondisi penerima
Ketiga faktor tersebut saling berkaitan dan harus dijaga keharmonisannya guna mendapatkan kenyamanan dalam berkomunikasi. Akustik mengajarkan bagaimana mengatur dan mengendalikan ketinggian sumber suara, peredaman kebisingan sehingga manusia dengan nikmat bisa mendengar dan mengerti pesan-pesan yang disampaikan padanya.
3.4.7.3. Aspek Akustik pada Material Bangunan
Setiap material bangunan dan perabot ruang memiliki kondisi akustik yang berkemampuan sebagai penyerap dan pemantul suara pada derajat tertentu, tergantung dari tipisnya bahan, porositas, konstruksi serta frekuensi. Faktor tersebut tergantung dari sifat akustik tiap jenis material.
- Bata, merupakan blok bangunan moduler, terbuat dari tanah liat, bersifat sebagai pereduksi udara yang sangat baik terutama pada sistem dua paralel dibuat tanpa hubungan dengan adukan semen atau tanpa pelapis.
Gambar 3.4.7.1 Batu Bata Merah ( Sumber : Google )
- Beton, material hasil campuran dari bahan semen, batu, pasir, besi tulangan, dan air mempunyai daya kuat terhadap gaya tekan, digunakan untuk struktur slab atau dinding struktural. Beton merupakan pereduksi kebisingan udara yang sangat baik, dan tidak bersifat sebagai penyerap.
- Kaca, merupakan bahan transparan dari silikat yang sangat ringan, dan bersifat sebagai pereduksi yang sangat baik terutama pada frekuensi menengah. Kualitas dapat ditingkatkan dengan sistem berlapis dan berfungsi sebagai penyerap kebisingan tetapi berisiko pada resonansi frekuensi rendah.
Gambar 3.4.7.2 Kaca ( Sumber : Google )
- Busa akustik, merupakan material penyerap yang baik sebagai bahan pengisi pada kursi teater sehingga dengan kosongnya penonton tidak akan mengakibatkan perubahan dengung dalam ruang.
Gambar 3.4.7.3 Busa Akustik ( Sumber : Google )
- Rockwool, adalah jenis wol mineral, yang sering berfungsi sebagai bahan isolasi untuk rumah tinggal dan bangunan. Rockwool sering dibandingkan dengan glass wool, karena keduanya adalah jenis umum dari isolasi bangunan. Keuntungan menggunakan rockwool untuk mengisolasi/insulation lebih besar daripada kerugian, karena ini jenis isolasi dapat menawarkan perlindungan tambahan terhadap
kebakaran, kerusakan air dan kebisingan. Rockwool adalah material insulation, termasuk jenis isolasi termal dan akustik. Terbuat dari bahan tambang fiber ringan dengan inti berupa batu alam yang dipadukan dengan damar panas.
Gambar 3.4.7.4 Rockwool ( Sumber : Google )
- Karpet, adalah jenis material yang berfungsi sebagai bahan absorbsi ruang dalam bentuk elemen lantai dengan tingkat penyerapan tinggi. Keberhasilan fungsi ditentukan oleh tebal karpet (Suptandar, 2004).
Gambar 3.4.7.5 Karpet ( Sumber : Google )
Sistem akustik ruang ini di gunakan pada mini theater, kelas, perpustakaan dan laboratorium komputer EF English First. Namun, lebih ditekankan pada mini theater.
Alternatif bahan akustik yang akan digunakan pada mini theater adalah busa akustik, rockwool atau karpet. Rockwool lebih mudah untuk diaplikasikan dengan material lainnya, contohnya setelah pemasangan rockwoll, dinding dapat dilapisi dengan berbagai lapisan material yang mendukung konsep ruang.
3.4.8 Tinjauan Sistem Keamanan dan Signage 3.4.8.1 Sistem Keamanan
Keamanan sangat penting sekali khususnya untuk bangunan public space untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Banyaknya orang-orang yang lalu lalang pada area public space membuat keamanan semakin dibutuhkan dan harus lebih ditingkatkan.
Sistem keamanan pada EF English First ini menggunakan CCTV camera yang diletakan pada setiap sudut ruangan publik. Selain itu, keamanan pada furniture juga diperlukan karena mengingat kursus bahasa Inggris ini tidak hanya untuk kalangan dewasa dan remaja tetapi untuk anak-anak berumur 3-10 tahun, maka dari itu sudut-sudut tajam pada furniture perlu dihindari.
3.4.8.2 Signage
Kata signage berasal dari kata sign. Sign sebagai kata benda memiliki arti yang cukup luas karena memiliki arti yang berbeda-beda tergantung pada ruang lingkupnya. Beberapa arti sign antara lain :
a. Sebuah tampilan publik atau sebuah pesan.
b. Sebuah persepsi yang mengindikasikan sesuatu sebagai petunjuk yang terlihat bahwa sesuatu telah terjadi.
c. Tingkah laku atau gerakan sebagai bahasa isyarat.
Secara umum, signage berarti segala macam bentuk komunikasi yang mengandung sebuah pesan. Sebuah signage tidak terbatas pada kata-kata namun juga termasuk gambar, gerakan, bau, rasa, tekstur, dan suara, atau dengan kata lain segala macam cara bagaimana sebuah informasi dapat disampaikan atau diekspresikan oleh mahluk hidup.
Signage menurut Oxford Advance Learner Dictionary of Current English adalah sebuah kata atau kata-kata, desain dan lain-lain pada sebuah papan atau lempengan untuk memberikan peringatan atau untuk mengarahkan seseorang menuju sesuatu.
Berikut ini merupakan tipe-tipe dalam signage, antara lain:
a. Banner signs, terbuat dari material yang ringan seperti kain, kertas, dan plastik yang tidak kaku. Tipe ini biasanya digunakan sebagai pemberitahuan sementara dari sebuah acara.
Gambar 3.4.8.1 Banner Signs ( Sumber : Google )
b. Changeable-copy signs adalah signage yang memampukan tulisan yang tertulis di atas, signage tersebut dapat diubah-ubah secara manual seperti message board di suatu hotel atau restoran.
Gambar 3.4.8.2 Changeable-copy Signs ( Sumber : Google )
c. Electronic message center, menampilkan pesan pada sebuah layar elektronik yang dapat diubah-ubah secara cepat dan efisien.
Gambar 3.4.8.3 Electronic Message Signs ( Sumber : Google )
d. Floor signs, merupakan signage yang dilukis atau dipasang di atas lantai. Biasanya berupa tulisan atau simbol. Terkadang terlalu susah untuk dibaca dengan jelas, namun tetap memiliki keuntungan yaitu memiliki daya tarik artistik dan keefektivitasan dalam menuntun manusia menuju sebuah lokasi yang sulit untuk ditemukan.
Gambar 3.4.8.4 Floor Signs ( Sumber : Google )
e. Free-standing signs tidak terpasang pada bangunan. Biasanya disangga oleh satu atau dua tiang, berdiri tegak terkait dengan tanah atau lantai.
Gambar 3.4.8.5 Free-Standing Signs ( Sumber : Google )
f. Suspended signs, biasanya digunakan untuk interior sign. Signage seperti ini bisanya digantungdilangit-langit dengan rantai, kawat, senar, atau material lainnya. Jika diposisikan di tempat-tempat strategis sepanjang perjalanan menuju suatu tempat maka signage ini akan menjadi lebih efektif jika dibandingkan dengan wall signs.
Suspended signs juga umumnya digunakan ditempat-tempat dimana wall signs dan free-standing signs tidak akan berintegrasi dengan desain arsitektural sebuah bangunan.
Gambar 3.4.8.6 Suspended Signs ( Sumber : Google )
g. Wall signs, berfungsi sebagai exterior signs maupun interior signs. Signage ini terpasang paralel dengan tembok sebuah bangunan, muncul tidak lebih dari 18 inci.
Signage ini hanya memiliki satu sisi saja dan umumnya berbentuk persegi empat.
Gambar 3.4.8.7 Wall Signs ( Sumber : Google )
h. Windows signs, ditempatkan didalam jendela dengan tujuan supaya dapat dilihat dari arah luar. Signage ini harus jelas dan mampu dibaca dengan mudah.
Gambar 3.4.8.8 Windows Signs ( Sumber : Google )
Banyak alternatif signage yang dapat digunakan pada interior EF English First. Namun, perlu dipertimbangkan kebutuhan jenis sign yang akan dipakai pada pusat kursus bahasa Inggris.
Suspended signs, windows signs dan wall signs digunakan pada pintu-pintu di setiap ruangan dan pada area recepstionist. Changeable-copy sign lebih sulit untuk diterapkan pada EF English First dibandingkan dengan electronic message center karena sulitnya mengganti- ganti kata pada papan sign. Floor sign dapat digunakan menjadi alternatif sign pada pusat kursus ini karena memudahkan siswa khususnya anak-anak untuk mencari area yang ingin dituju.
Tujuan dan Fungsi Signage
Tujuan signage adalah untuk menghadirkan informasi secara konsisten sehingga individu akan belajar untuk melihat pada beberapa tempat tertentu, untuk mengenalinya dengan mudah dan mengiktinya dengan rasa percaya diri. Secara umum, seseorang membutuhkan informasi pada pada tempat yang bercabang, pada tempat masuk dan keluar, sepanjang koridor dan persimpangan, tangga, lift, dan tempat lainnya. Selain itu juga merupakan hal yang sangat membantu bila sebuah informasi dipasang secara berulang di tempat yang berbeda untuk benar-benar meyakinkan seseorang menangani kebenaran informasi atau pilihan yang ditempuh atau dengan kata lain individu tersebut berada dalam jalur yang benar.
Signage memiliki beberapa fungsi penting bagi manusia, yaitu diantaranya:
a. Sebagai alat untuk membantu manusia dengan cara mengarahkan, mengidentifikasi ruang atau struktur dan memberi informasi manusia dalam melakukan kegiatan dalam suatu ruang.
b. Memperkuat kualitas lingkungan secara visual.
c. Melindungi kepentingan umum
3.4.9 Alternatif Zoning dan Grouping 3.4.9.1 Zoning
1. Lantai 1 Alternatif 1
Gambar 3.4.9.1 Alternatif 1 Zoning Lantai 1
+ -
Publik Dekat dengan pintu masuk utama, mudah dijangkau
oleh tamu
Semi Privat Bagian depan semi privat dapat digunakan untuk kelas anak-anak sehingga pengawasan oleh orang tua
lebih mudah dan dekat.
Sebagian area semi privat dekat dengan pintu masuk
utama
(Tingkat kebisingan tinggi) Privat Area privat dekat dengan
view taman kering
Sebagian area privat dekat dengan pintu masuk (tingkat kebisingan tinggi) Service Mudah dijangkau area
privat, semi privat, dan publik
Alternatif 2
Gambar 3.4.9.2 Alternatif 2 Zoning Lantai 1
+ -
Publik Dekat dengan pintu masuk utama, mudah dijangkau
oleh tamu
Semi Privat Sebagian besar area semi privat berada di belakang (tingkat kebisingannya
rendah)
View ke arah taman kering
Sebagian area semi privat dekat dengan pintu masuk (Tingkat kebisingan tinggi)
Privat Area privat dekat dengan
pintu masuk (tingkat kebisingan tinggi) Service Mudah dijangkau area
privat, publik, dan semi privat
Alternatif 3
Gambar 3.4.9.3 Alternatif 3 Zoning Lantai 1
+ -
Publik Dekat dengan pintu masuk utama, mudah dijangkau
oleh tamu
Semi Privat View ke arah taman kering.
Bagian depan semi privat dapat digunakan untuk kelas anak-anak sehingga pengawasan oleh orang tua
lebih mudah dan dekat.
Sebagian area semi privat dekat dengan pintu masuk
utama
(Tingkat kebisingan tinggi)
Privat Area privat berada
dibelakang (Tingkat kebisingan
rendah) Service Mudah dijangkau area
privat, publik, dan semi privat
2. Lantai 2 Alternatif 1
Gambar 3.4.9.4 Alternatif 1 Zoning Lantai 2
+ -
Semi Publik Semi publik dekat dengan void (view ke lantai 1) Akses semi publik mudah
dari lantai 1.
Semi Privat Area semi privat dekat
dengan void (tingkat kebisingan menengah) Privat Privat dekat dengan service
memudahkan staff naik turun lantai.
Service Mudah dijangkau oleh area semi publik, semi privat,
dan privat
Alternatif 2
Gambar 3.4.9.5 Alternatif 2 Zoning Lantai 2
+ -
Semi Publik Semi publik dekat dengan void (view ke lantai 1) Akses semi publik mudah
dari lantai 1.
Semi Privat Area semi privat dekat
dengan void (tingkat kebisingan menengah) Privat Privat dekat dengan service
memudahkan staff naik turun lantai.
Service Mudah dijangkau oleh area semi publik, semi privat,
dan privat
Alternatif 3
Gambar 3.4.9.6 Alternatif 3 Zoning Lantai 2
+ -
Semi Publik Semi publik dekat dengan void (view ke lantai 1)
Semi publik mudah dijangkau dari 2 tangga
yang tersedia.
Semi Privat Area semi privat berada di belakang sehingga tingkat
kebisingannya rendah.
Privat Privat dekat dengan service memudahkan staff naik
turun lantai.
Service Mudah dijangkau oleh area semi publik, semi privat,
dan privat.
3. Lantai 3 Alternatif 1
Gambar 3.4.9.7 Alternatif 1 Zoning Lantai 3
+ -
Semi Publik Semi publik jauh dari
tangga sehingga agak sulit menuju ke area semi
publik.
Semi Privat Semi privat dekat dengan
tangga, privasinya kurang baik.
Privat Privasinya terjaga karena tidak memiliki akses langsung dari tangga.
Alternatif 2
Gambar 3.4.9.8 Alternatif 2 Zoning Lantai 3
+ -
Semi Publik Akses mudah dari lantai 2 ke area semi publik
Semi Privat Semi privat dekat dengan
tangga, privasinya kurang baik.
Privat Akses menuju privat agak
sulit karena terhalangi oleh area semi privat
Alternatif 3
Gambar 3.4.9.9 Alternatif 3 Zoning Lantai 3
+ -
Semi Publik Area semi publik mudah dijangkau dari lantai 2.
Semi Privat Area semi privat mendapatkan privasinya karena tidak dekat dengan
tangga.
Privat Privat mendapatkan view kearah luar.
3.4.9.2 Grouping 1. Lantai 1
Alternatif 1
Gambar 3.4.9.10 Alternatif 1 Grouping Lantai 1
+ -
Reception Mudah dijangkau dari 2 pintu masuk
Cafe Mudah dijangkau oleh
tamu karena dekat dengan pintu dan mudah terlihat
karena dindingnya bermaterial kaca Waiting Area Dekat dengan reception dan
cafe sehingga tamu dapat menunggu
Classroom Sebagian classroom berada di depan dan sangat efektif
untuk kelas anak-anak sehingga pengawasan orang tua terhadap anaknya
lebih mudah.
Tingkat kebisingan yang berada di depan lebih tinggi
daripada kelas yang berada dibelakang.
Computer Laboratorium Berada di belakang
sehingga tingkat kebisingannya rendah.
Back Office Berada di belakang sehingga lebih privasi.
Jauh dari reception yang kadang saling membutuhkan.
Teachers Room Dekat dengan classroom dan dekat akses ke lantai 2.
Marketing Office Tidak terlalu jauh dengan reception sehingga apabila ada tamu yang datang tidak
terlalu jauh dan masih terlihat.
Gudang Dekat dengan pintu
belakang sehingga keluar masuk barang lebih mudah.
Loker Tidak terlalu dekat dengan
back office.
Musholla Dekat dengan toilet sehingga memudahkan
untuk mengambil air wudhu.
Alternatif 2
Gambar 3.4.9.11 Alternatif 2 Grouping Lantai 1