• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajar Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajar Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori

2.1.1. Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Daryono,2009: 2).

Menurut Daryono ( 2009 : 2-4 ), belajar memiliki cirri : (1) perubahan terjadi secara wajar. (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Dan (6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Gagne (dalam Din Wahyudin, dkk, 2006 : 3.31), berpendapat bahwa belajar merupakan proses dari yang sederhana ke yang kompleks. Oleh sebab itu proses belajar selalu bertahap mulai dari belajar melalui tanda (signal), kemudian melalui rangsangan-reaksi (stimulus respons), belajar berangkai (chaining), belajar secara verbal, belajar membedakan (discrimination), belajar konsep, sampai kepada cara belajar prinsip dan belajar untuk pemecahan masalah. Hasil berupa kapabilitas, baik berupa pengetahuan, sikap ataupun ketrampilan tertentu.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Chatarina, 2006: 5). Pengertian hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang terjadi dalam kegiatan belajar di kelas, di sekolah, maupun di luar sekolah. Apa yang dialami oleh seorang siswa dalam proses pengetahuan kemampuannya merupakan apa yang diperolehnya. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.

Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar

(2)

yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.

Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa.

Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

Keaktifan dalam belajar adalah aktif dalam mendengarkan, memperhatikan, mencatat, menanyakan, membaca, berlatih, menyelesaikan tugas serta dapat memecahkan masalah yang bersangkutan dengan masalah pendidikan.

Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP Nomer 19 Tahun 2005 tentang Nasional Pendidikan bahw penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik.

2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan. 3. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

2.1.1.2 Fungsi Penilaian Hasil Belajar Fungsi penilaian hasil belajar sebagai berikut :

1. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas. 2. Umpan balik dalam menentukan kenaikan kelas.

3. Meningkatkan motivasi belajar siswa. 4. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.

2.1.1.3 Pembelajaran IPA

(3)

kebutuhan siswa tentang IPA yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa dalam mempelajari IPA. Dalam konteks pembelajaran terdapat dua komponen penting, yaitu guru dan peserta didik yang saling berinteraksi. Dengan demikian, dalam modul ini, pembelajaran didefinisikan sebagai pengorganisasian atau penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik.

Ilmu pengetahuan alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau kumpulan prinsip saja tapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri dan alam sekitarnya, prospek lebih lanjut menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya memberikan pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitarnya secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk dapat membantu peserta didik dalam memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang alam sekitarnya.

Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science; atau ilmu pengetahuan alam) adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun. Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11)

Pengertian IPA menurut Srini M. Iskandar (1997: 2) yaitu Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa.

(4)

Sains sebagai produk yaitu pengetahuan manusia dan sebagai proses yaitu bagaimana mendapatkan pengetahuan tersebut.

Telah kita ketahui bahwa Beberapa para ahli menyatakan bahwa pengertian Ilmu Pengetahuan Alam sering disingkat dengan kata "IPA" atau yang saat ini sering kita dengar dengan istilah Sains. Dalam arti sempit Ilmu Pengetahuan Alam memiliki arti sebagai disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik) dan life sciences (ilmu biologi), yang termasuk dari physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, metorolagi, dan fisika, sedangkan life sciences meliputi biologi (anotomi, fisiologi, zoologi, citologo, embriologi, microbiologi).

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Ditingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Saling temas (Sains. Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep ipa dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan ilmiah (scientific) untuk menubuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya, sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Standart kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standart minimum secara nasional harus dicapai untuk peserta didk dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum disetiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi guru.

(5)

Sedangkan mengajar sendiri memiliki pengertian :

1). Upaya guru untuk “membangkitkan” yang berarti menyebabkan atau mendorong seseorang (siswa) belajar. (Rochman Nata Wijaya,1992)

2). Menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjdinya proses belajar. (Hasibuan J.J,1992)

3). Suatu usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah laku. (Gagne)

4). Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. (KBBI)

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (Wikipedia.com)

Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.

(6)

(UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20) Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau “pengajaran”. Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.

2.1.2 Metode Demonstrasi

2.1.2.1 Pengertian Metode Demonstrasi

Metode merupakan salah satu unsur dalam proses pembelajaran. Peran metode sangat penting karena penggunaan metode yang kurang tepat di dalam proses pembelajaran akan mengaburkan pemaham,an siswa terhadap materi pembelajaran. Begitu besar dan pentingnya metode , maka guru harus tepat di dalam penggunaan metode dan penerapannya harus dikuasai dengan baik agar kegiatan pembelajaran berlangsung baik.

Metode adalah merupakan cara atau tehnik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa, pada saat proses pembelajaran berlangsung. Demonstrasi adalah melakukan sesuatu yang bertujuan untuk membuktikan secara ilmiah sebuah pemahaman dalam pembelajaran. Metode demonstrasi artinya cara/tehnik yang dilakukan guru dalam interaksi dengan siswa yang tergabung pada saat proses pembelajaran melalui peragaan ilmiah dalam kelompok untuk mencari kebenaran.

Keunggulan metode demonstrasi adalah (1) suasana kelas lebih hidup. (2) meningkatkan daya piker dan kepribadian siswa ( toleransi, demokrasi, berpikir kritis, dan sistematis secara obyektif ). (3) dapat membantu siswa membuktikan secara ilmiah terhadap ilmu yang dipelajari.

2.1.2.2 Hakekat Metode Demonstrasi

(7)

manusia purba menambah kayu untuk memperbesar nyala api unggun, sementara anak-anak mereka memperhatikan dan menirunya. Metode demonstrasi ini sesuai untuk mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu proses maupum hal-hal yang bersifat rutin.

Moedjiono dan mohamad (1992: 72) mengemukakan bahwa, “demonstrasi adalah Suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan sebuah tindakan atau prosedur yang digunakan.” Selanjutnya Canei, (1986: 38) mengungkapkan bahwa, “metode demonstrasi ditandai dengan penjelasan, ilustrasi dan pernyataan lisan(oral), atau peragaan (visual) secara tepat.” Dari batasan ini nampak bahwa metode ini ditandai adanya kesengajaan untuk mempertunjukan tindakan atau penggunaan prosedur yang ditandai penjelasan, ilustrasi, atau pernyataan secara lisan maupun visual.

Soetomo (1993 : 90) memberikan definisi tentang metode demonstrasi yaitu, “Cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang disertai dengan penjelasan lisan.”

Metode demonstrasi menurut Johar Permana (1999 : 156) diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukan kepada peserta didik suatu proses, situasi benda tertentu yang sedang dipelajari baik dengan bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan oleh sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasa yang akan didemonstrasikan.

Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan tindakan atau prosedur yang harus dilakukan misalnya proses mengatur sesuatu,proses mengerjakan dan menggunakan komponen komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain,dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.

(8)

2.1.2.3 Alasan Penggunaan Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode yang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, untuk ikut mempraktikan atau memperagakan materi yang sedang dibahas. Dengan penerapan metode demonstrasi diharapkan siswa lebih memahami konsep pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan melekat dalam daya pikir dan daya nalar mereka

Hal ini sesuai dengan pendapat rusffendi (1993:304 ) yang mengungkapkan bahwa, “orang dapat menerima materi hanya 20 % dari apa yang yang didengar, 50 % dari apa yang dilihat, dan 75 % dari apa yang dilakukan atau perbutannya.” Dari pernyataan tersebut belajar dari berbuat dan melakukan akan lebih berhasil dibandingkan dengan hanya melihat atau mendengarkan saja, hal ini yang menjadi sebab dan alasan penerapan metode demonstrasi dipergunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar. alasan lain penerapan metode demonstrasi diterapkan di sekolah dasar adalah sebagai berikut:

a. Tingkat perkembangan berfikir anak berbeda

Karena itu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui penerapan metode demonstrasi dapat memperkecil kemungkinan kesalahan bila dibandingkan kalau siswa hanya membaca atau mendengar penjelasan saja. Karena dengan penerapan metode demonstrasi dapat memberikan gambaran konkret yang memperjelas perolehan belajar siswa dari hasil penganatannya.

b. Materi yang dipelajari tidak semua sama

pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) tidak lepas dari kegiatan fraktikum, shingga siswa seyogyanya untuk mempu mempraktikan atau memperagakan materi yang dipelajari untuk lebih memperjelas, berbeda dengan materi pelajaran lainnya, yang tidak tergantung dalam kegiatan parktikum. Oleh kerena itu penerapan metode demonstrasi sangat di butuhkan untuk menunjang keberhasilan belajar siswa

c. Tipe belajar individu yang berbeda-beda

(9)

2) Tipe Auditif: orang yang bertfe ini lebih mudah belajar dengan mendengarkan, dalam hal ini siswa yang bertife auditif tidak perlu terlalu banyak menggunakan metode demonstrasi, akan tetapi siswa akan lebih memahami lagi dan lebih melekat kedalam daya pikir anak ketika menggunakan penerapan metode demonstrasi

3) Tipe motorik : orang yang bertvie ini lebih mudah belajar dengan melakukan langsung. Dalam hal ini penerapan metode demonstrasi, latihan atau fraktikum sebaiknya banyak digunakan

4) Tipe campuran : tipe ini belajar memerlukan kombinasi atau campuran dan tife-tife belajar tersebut di atas

2.1.2.4 Tujuan Metode Demonstrasi

Tujuan Metode Demonstrasi menurut Johar Permana SBM (1999 : 155) adalah: a. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki peserta didi

b. Mengkonkritkan informasi atau penjelasan peserta didik.

c. Mengembangkan kemampuan pengamatan pendengran dan penglihatan pada peserta didik secara bersama - sama.

Beberapa alasan guru menggunakan metode demonstrasi yaitu: a. Tidak semua topik dapat diterangkan melalui penjelasan atau diskusi. b. Sifat pelajaran menuntut diperagakan.

c. Tipe belajar peserta didik ada yang kuat visual tetapi lemah dalam auditif dan motorik atau sebaliknya.

d. Memudahkan mengajarkan suatu cerita kerja prosedur. 2.1.2.5 Kelebihan dan keterbatasan Metode Demonstrasi

Menurut Johar Permana SBM (1999 : 156) Kelebihan dan keterbatasan metode demonstrasi adalah :

a. Kelebihan Metode Demonstrasi

- Membuat pelajaran menjadi lebih jelas, lebih konkrit,dan menghindari verbalisme. - Memudahkan peserta didik memahami bahan pelajaran.

- Merangsang peserta didik agar lebih aktif mengamati dan mencobanya sendiri. - Proses pembelajaran akan lebih menarik.

(10)

- Memerlukan ketrampilan guru secara khusus. - Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran. - Memerlukan waktu yang banyak.

- Memerlukan kematangan dalam perencanaan dan persiapan. 2.1.2.6 Langkah-Langkah Metode Demonstrasi :

Prosedur Metode Demonstrasi menurut Johar Permana SBM (1999 : 155) yaitu : 1. Membagi siswa dalam kelompok.

2. Merumuskan masalah/tugas yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas. 3. Memberikan tugas kelompok

4. Melakukan observasi terhadap objek yang ditunjukkan guru

5. Menganalisis hasil pengamatannya dan menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh.

6. Demonstrasi dan menyajikan hasil kerja kelompok di depan kelas. 7. Tanggapan, pertanyaan dan masukan dari kelompok lain.

2.1.3. Media Pengajaran

Media merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi belajar yang merangsang siswa agar mau belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat efektif dan efisien. Di bawah ini akan diuraikan pengertian media pengajaran dan jenis-jenis media pengjaran sebagai berikut :

2.1.3.1. Pengertian Media Pengajaran

Sebagai salah satu komponen yang dapat menentukan keberhasilan proses pembelajaran, adalah media pengajaran, karena media pengajaran merupakan alat bantu menyampaikan informasi.

Arif S. Sadiman (1990 : 6) mengatakan bahwa “media adalah berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar”.

H. Mohamad Ali (1992 : 89) berpendapat bahwa “media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untukmenyalurkan pesan, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar”.

(11)

atau informasi yang dapat berupa alat bantu dalam proses pembelajaran yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

2.1.3.2. Jenis-jenis Media Pengajaran

Jenis media bermacam-macam, untuk itu sebelum menggunakan media tersebut perlu dikenali dan dipahami media mana yang dapat digunakan untuk materi tertentu yang akan dipelajari dalam suatu proses pembelajaran.

Berikut ini akan diuraikan beberapa pendapat yang menyangkut jenis-jenis media.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1991 : 3) mengatakan bahwa : “Media pengajaran terdiri dari : (1) Media grafis atau media dua dimensi yang meliputi gambar/ foto grafis, bagan atau diagram, foster dan komik; (2) Media tiga dimensi dalam bentuk model yaitu model padat, model penampang, model susun, model kerja, mock up, diaroma; (3) Media proyeksi seperti slide, film, strips, penggunaan OHP; (4) lingkungan”.

Selain media-media yang disebutkan di atas masih banyak jenis-jenis media lain yang belum disebutkan. Media-media tersebut adalah: (1) Alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan meliputi gambar yang diproyeksikan, grafis, diagram, bagan, pita, poster, gambar hasil cetak miring, foto gambar sederhana dengan garis dan lengkung; (2) Berbagai visual tiga dimensi yang meliputi benda asli, model barangcontoh, mock up, diorama, pameran dan bak pasir; (3) Berbagai macam papan, papan tulis, papan magnet dan peragaan; (4) Alat-alat audio, tipe recorder dan radio; (5) Alat-alat audio visual, murni, film suara; (6) demonstrasi dan widyawisata (A.Tabrani Rusyan, 1993 : 93).

Disamping itu sebelum digunakan sangat perlu dipahami ciri-ciri bahan media agar tidak mengalami hambatan dalam penerapannya sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam penelitian ini akan digunakan media benda asli sebagai alat perantara dalam penyampaian pesan.

2.1.3.3 Media Benda Asli

Dalam proses pembelajaran, benda asli dapat digunakan sebagai media. Agar lebih memahami tentang media benda asli di bawah ini akan diuraikan tentang pengertian media benda asli, kelebihan media benda asli, kelemahan media benda asli dan penggunaan media benda asli.

(12)

Menurut Ibrahim dan Nana Syahodih (1992 : 3) mengatakan bahwa “media benda asli termasuk media atau sumber belajar yang secara spesifik dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk mempermudah radar belajar yang formal dan direncanakan”. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (1998/1999; 202) menyatakan “media benda asli merupakan benda yang sebenarnya yang membantu pengalaman nyata peserta didik dan menarik minat dan semangat belajar sisiwa”.

Dengan menggunakan media benda asli akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa untuk mempelajari berbagai hal terutama menyangkut pengembangan keterampilan tertentu.

2). Kelebihan Media Benda Asli

Media realita memiliki kelebihan atau keunggulan. Kelebihan tersebut antara lain: (1) Dapat membantu guru dalam menjelaskan sesuatu kepada peserta didik; (2) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari situasi yang nyata; (3) Dapat melatih keterampilan siswa menggunakan alat indra (A.Tabrani, Rusyan, 1993:199). Berdasarkan uraian di atas dipertegas kembali bahwa kelebihan media benda asli dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari sesuatu menggunakan obyek-obyek nyata.

3). Kelemahan Media Benda Asli

Media benda asli selain memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan media benda asli yaitu :

(1) Membawa siswa ke berbagai tempat di luar sekolah, kadang-kadang mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya; (2) Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai obyek nyata kadang-kadang tidak sedikit apalagi kemungkinan kerusakan dalam menggunakannya; (3) Tidak selalu memberikan gambaran dari obyek yang seharusnya (R.Ibrahim dan Nana Syahodih, 1992/1993 : 82).

4). Penggunaan Media Benda Asli

(13)

Mengawasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra; (3) Dengan menggunakan media secara tepat mengatasi sikap positif anak didik; (4) Media dapat memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama pada anak didik (Arief S. Sadiman, 1990 : 16).

Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa penggunaan media pada saat proses pembelajaran berlangsung, akan lebih baik dari pada berceramah saja karena media pendidikan/ pengajaran dapat membantu untuk memperjelas pesan yang kita sampaikan, merangsang siswa untuk memperoleh pengalaman yang sama dan dapat menarik minat siswa untuk belajar. Sehingga dengan penggunaan media tersebut siswa menjadi lebih giat belajar dan mempunyai pengalaman serta persepsi yang sama tentang suatu konsep yang dipelajari.

2.2 Penelitian Yang Relevan

(14)

Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar yang ingin dicapai. Oleh karena itu disarankan agar guru selalu menggunakan metode demonstrasi pada setiap pembelajaran.

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan landasan teori kajian pustaka yang dikemukakan, maka kerangka berpikir dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Hubungan penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media benda asli pada mata pelajaran IPA.

Penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media benda asli sangat cocok digunakan untuk menyampaikan informasi tentang konsep-konsep IPA dan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang suatu konsep perlu dilakukan tanya jawab, agar tidak terjadi kesalahan konsep maka diperlukan suatu pembuktian dengan suatu proses melalui demonstrasi dengan menggunakan media benda asli yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan didemonstrasikan.

2. Hubungan penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media benda asli untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

(15)

Berdasarkan paparan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan: Bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas 3 SDN IV Kuripan kecamatan Purwodadi kabupaten Grobogan melibatkan anak secara aktif, mestinya dengan menggunakan pendekatan Metode Demonstrasi berbantukan media realita. Karena dengan pendekatan Metode Demonstrasi berbantukan media realita anak akan terlibat langsung dalam pembelajaran. Sehingga anak akan merasa senang dan dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas 3 SDN IV Kuripan kecamatan Purwodadi kabupaten Grobogan.

Adapun kerangka berfikir penggunaan Metode Demonstrasi berbantukan media realita dijabarkan sebagai berikut: :

BAGAN KERANGKA PIKIR

Gambar 2.1

Bagan kerangka pikir penggunaan metode demonstrasi berbantukan media benda asli

1. Membagi siswa dalam kelompok. 2. Merumuskan masalah/tugas yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas. 3. Memberikan tugas kelompok

4. Melakukan observasi terhadap objek yang ditunjukkan guru

5. Menganalisis hasil pengamatannya dan menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh.

6. Demonstrasi dan menyajikan hasil kerja kelompok didepan kelas.

7. Tanggapan, pertanyaan dan masukan dari kelompok lain.

Terdapat peningkatan Hasil belajar IPA pokok bahasan memahami cirri-ciri dan kebutuhan mahluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada mahluk hidup (pencapaian KKM terpenuhi)

Hasil belajar IPA rendah

Diberikan Metode Demonstrasi Berbantukan Media Benda Asli

Pembelajaran menggunakan metode ceramah Kondisi Awal

Kondisi Akhir

(16)

2.4 Hipotesis Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam situasi hukum perundang-undangan yang mengatur tentang Hukum Pidana, dimana bersifat elitis, maka apabila penerapan hukum perundang-undangan dilakukan dengan menggunakan

kinerja (X), dan nilai bobot (W) merupakan nilai utama yang merepresentasikan preferensi absolut dari pengambil keputusan. Masalah MADM diakhiri dengan proses perankingan untuk

Macam hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 m dan apabila terjadi

Pada kajian ini menunjukkan bahwa pengelolaan zakat masih belum terkelola dengan baik dan zakat merupakan tanggang jawab moral dari seorang muslim untuk membantu

Lengkap dalam arti bahwa pernyataan apa saja yang dibangun oleh unsur-unsur lainnya dapat dibuktikan benar atau salah dengan menggunakan aksioma yang membangunnya. Misalnya

Berdasarkan survei awal dilakukan peneliti melalui wawancara kepada Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, ada beberapa masalah lain yang

Sahabat MQ/ Kepala Badan Reserse dan Kriminal-Ito Sumardi- menjelaskan/ pihaknya telah menangkap salah seorang pelaku pembobolan ATM/ dengan inisial F/ yang

Semua orang yang terlibat dalam proses syuting sinetron ini tampak sangat sibuk, mulai dari artis pendukung, tim sutradara (lebih dari satu), tim penata lampu dan suara, dan