SEDIAAN INJEKSI
Sholichah Rohmani, M.Sc.,Apt
Definisi ???
Menurut Farmakope, sediaan steril untuk kegunaan parenteral digolongkan menjadi 5 jenis yang berbeda :
1. Obat, larutan, atau emulsi yang digunakan untuk injeksi ditandai dengan nama : injeksi…
contoh. Injeksi insulin
2. Sediaan padat kering atau cairan pekat yang tidak mengandung dapar, pengencer, atau bahan tambahan lain dan larutan yang diperoleh setelah penambahan pelarut yang
memenuhi persyaratan injeksi. Kita dapat membedakannya dari nama bentuknya: ….steril.
contoh. Ampicillin Sodium steril
3. Sediaan seperti tertera no.2, tetapi mengandung satu atau lebih dapar, pengencer atau bahkan tambahan lain dan dapat dibedakan dari nama bentuknya: ……untuk injeksi.
contoh. Methicillin Sodium untuk injeksi
4. Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai tapi tidak disuntikkan secara intravena atau ke dalam saluran spinal. Kita dapat membedakannya dari nama bentuknya: ……suspensi steril.
contoh. Cortison suspensi steril
5. Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan pembawa yang sesuai. Kita dapat membedakannya dari nama bentuknya : …steril untuk suspensi.
contoh. Ampicillin steril untuk suspensi
Pembuatan sediaan injeksi…????
Klasifikasi Sediaan Injeksi
1. Larutan sejati dengan pembawa air contoh. Injeksi vitamin C
R/ Vitamin C 2
Natrium Hidrogen Karbonat 0,9
Tiourium 0,012
Natrium Klorida 0,2
Air untuk injeksi 100 ml
2. Larutan sejati dengan pembawa minyak contoh. Injeksi Kamfer
R/ kamfer 10
Minyak zaitun netral p.i 100
3. Larutan sejati dengan pembawa campuran, contoh. Injeksi Phenobarbital 4. Suspensi steril dengan pembawa air, contoh. Inj. Calciferol
5. Suspensi steril dengan pembawa minyak 6. Emulsi steril
7. Serbuk kering dilarutkan dengan air.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembuatan Obat Suntik
1. Pelarut dan Pembawa 2. Cara Pemberian
3. Partikel Zat Aktif dan Bentuk Polimorfisme 4. Zat Pengawet
5. Bentuk Sediaan
6. Tonisitas Larutan Obat Suntik 7. pH Obat Suntik
8. Stabilisasi
9. Volume Obat Suntik 10. Biofarmasetika
11. Gravitasi
12. Wadah dan Penutup
Pelarut dan Pembawa
1. Pelarut dan Pembawa Air Untuk Obat Suntik a. Water For Injection (WFI)
Persyaratan WFI menurut standar BP (2001) dan EP (2002) tidak boleh mengandung :
Total karbonorganik tidak boleh lebih dari 0,5 mg per liter Klorin tidak boleh lebih dari 0,5 ppm
Amonia tidak boleh lebih dari 0,1 ppm Nitrat boleh lebih dari 0,2 ppm
Logam berat (Cu, Fe, Pb) tidak boleh dari 0,1 ppm Oksidator tidak boleh lebih dari 5 ppm
Bebas pirogen pH 5 – 7
Penyimpanan WFI harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat
pada temperatur dibawah atau diatas kisaran temperatur ideal mikroba
dapat tumbuh.
b. Sterile Water for Injection
Syarat : cairan jernih, steril, bebas pirogen, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, serta tidak mengandung logam berat (Cu, Fe, Pb, zat pereduksi), pH 5-7.
c. Bacteriostatic Water for Injection d. Sodium Chloride Injection
e. Bacteriostatic Sodium Chloride Injection
2. Pelarut dan Pembawa Bukan Air
a. Minyak : Olea neutralisata ad injection
b. Bukan minyak
Cara Pemberian
Intravena, intramuscular, subcutan
Partikel Zat Aktif dan Bentuk polimorfisme
Ukuran halus efek cepat Bentuk amorf efek cepat
Zat Pengawet
Tergantung dari bahan aktif
Bentuk Sediaan
Larutan sejati efek cepat
Tonisitas
1. Isotonis 2. Isoosmotik 3. Hipotonis 4. Hipertonis
Bahan pembantu mengatur tonisitas adalah : NaCI, Glukosa, Sukrosa, KNO3, dan NaNO3.
Beberapa cara dapat menjadikan larutan isotonis : 1). Penurunan titik beku
W = (0,52 – a) / b
W = jumlah (g) bahan pembantu isotoni dalam 100 ml larutan
a = turunnya titik beku air akibat zat terlarut, dihitung dengan memperbanyak nilai untuk larutan 1% b/v
b = turunnya titik beku air yang dihasilkan oleh 1% b/v bahan pembantu
isotonis
Contoh.
R/ Atropin sulfat 2 %
Buat isotonik dengan asam borat
Aquades q.s ad 15 ml
Cara :
1.Tentukan kadar obat dalam larutan (menggunakan satuan %) 2.Cari pada tabel penurunan titik beku zat tersebut pada kadar 1%
3.Hitung penurunan titik beku pada kadar yang didapat 4.Hitung selisihnya terhadap titik beku isotonik
5.Tambahkan suatu zat untuk mencapai isotonik
6.Hitung banyak zat yang diperlukan dengan melihat tabel hitung Jawaban :
Larutan 15 ml memerlukan asam borat sebanyak 0,195 g
2). Kesetaraan dengan garam NaCl contoh.
R/ Atropin sulfat 2 %
Buat isotonik dengan NaCI
Aquades q.s ad 15 ml
cara :
1. Hitung jumlah gram obat dalam larutan 2. Lihat tabel kesetaraan obat dengan NaCI
3. Hitung jumlah NaCI setara dengan 1 gram obat dalam larutan 4. Hitung banyaknya NaCI yang dibutuhkan dalam larutan
Jawaban :
NaCI yang dibutuhkan : 0,096 gram
3). Kesetaraan volume isotonik
Perhitungan didasarkan pada kenyataan bahwa larutan isotonik ditambah larutan isotonik hasilnya larutan isotonik.
Rumus : V= (w )(E )(111,1)
V = Volume larutan bahan obat isotonik yang dicari (ml) w = Masa bahan obat (g) dan larutan yang dibuat
E = Ekuivalensi NaCI
111,1 = Volume larutan isotonik (ml) yang mengandung 1 gram NaCI=111,1 ml 4). Perhitungan dengan tetapan Liso
Rumus : Dtf = (Liso)(C)
berlaku bila tidak ada data pada tabel penurunan titik beku.
Tahapan perhitungan :
1.Cari bobot molekul obat
2.Berdasarkan struktur kimia senyawa, tentukan tipe isotoniknya 3.Cari harga Liso dari tabel berdasarkan tipe isotonik
4.Hitung dengan rumus Dtf = Liso . C penurunan titik beku 5.Hitung selisih penurunan titik beku
6.Hitung kekurangan tonisitas
7.Dengan melihat tabel, hitung kekurangan zat untuk mencapai isotonik.
Contoh. R/ Atropin sullfat 2 %
Buat isotonis dengan asam borat
Aquades q.s ad 15 ml
Jawaban : larutan 15 ml memerlukan asam borat 0,21 gram
Type Liso Examples Non electrolytes
Weak elektrolytes Di-divalent electrolytes Uni-univalent electrolytes Uni-divalent electrolytes Di-univalent electrolytes Uni-trivalent electrolytes Tri-univalent electrolytes Tetraborate electrolytes
1,9 2,0 2,0 3,4 4,3 4,8 5,2 6,0 7,6
Sucrose, glycerin, urea, camphor Boric acid, cocaine, phenobarbital Magnesium sulfate, zinc sulfate
Sodium chloride, cocaine hydrochloride, sodium phenobarbital
Sodium sulfate, atropine sulfat Zinc chloride, calcium bromide Sodium citrate, sodium phosphate Alumunium chloride, terric iodide Sodium borate, pottasium borate
Average L
isoValues For Various Inonic Types
Kesetaraan NaCI dan Penurunan Titik Beku (oC) untuk Larutan dengan Kadar b/v Tertentu
Zat Kimia
Kadar Larutan, Kesetaraan NaCI
0,5% 1% 2%
Pada Kadar Isoosmotik
Aminofilin 0,18 0,17 - -
0,056° 0,10° - -
Asam borat 0,52 0,50 - 0,47
0,146° 0,28° - 0,52°
Atropin sulfat 0,14 0,13 0,12 0,10
0,039° 0,07° 0,13° 0,52°
Natrium klorida 1,00 - - 1,00
0,289° - - 0,52°
Apomorfin HCI 0,14 0,041°
0,14 0,08°
0,14 0,15°
-
-
Bahan Obat Ekuivalensi NaCI Faktor Isotonik Asam askorbat
Bensil penicillin-kalium Asam borat
Klorpromazin HCI 0 – 0,2 % 2,1 – 4,0 % 4,1 – 5,0 % Ethil morphin HCI Histamin HCI Morphin HCI Natrium Iodida Pilokarpin HCI Prometazin HCI
0 – 2,0 % 2,1 – 4,0 % 4,1 – 5,0 % Streptomisin sulfat Tolazolin HCI
0,81 0,16 0,48 0,08 0,05 0,03 0,15 0,40 0,14 0,35 0,22 0,14 0,10 0,08 0,06 0,31
19 17 52 8 5 2 16 43 15 38 23 15 10 8 6 33