• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai target, menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai target, menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Millennium Devolopment Goals (MDGs) merupakan salah satu indikator

yang mengukur kondisi pembangunan manusia dalam suatu negara. Kesehatan ibu dan anak merupakan dua dari enam sasaran pencapaian tujuan MDGs. Indonesia mempunyai target, menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup.

Akan tetapi kematian ibu dan anak tetap menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Berdasarkan hasil Survey Demografi & Kesehatan Indonesia (SDKI) dalam 20 tahun terakhir jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran mengalami penurunan yang tidak signifikan dari 390 kematian ibu di tahun 1991, menjadi 228 di tahun 2007 dan 220 di tahun 2010, rata-rata penurunan hanya 0,1%. Pada tahun 2012 angka kematian ibu meningkat sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (Bappenas, 2011; Depkes, 2014).

Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan propinsi yang memiliki angka kematian ibu dan anak tinggi dibandingkan propinsi lainnya di Indonesia.

Pada tahun 2007, angka kematian ibu mencapai 271 per 100.000 kelahiran hidup.

Faktor utama yang menyebabkan kematian ibu dan bayi di Propinsi NTT adalah

tingginya penanganan kelahiran oleh keluarga (77,7%). Penyebab lainnya adalah

persalinan yang dilakukan di rumah lebih banyak dibandingkan di fasilitas

kesehatan (43,4%). Hal ini menyebabkan pendarahan pada ibu dan kematian bayi

(2)

baru lahir (DinKes Pemprop. NTT, 2014). Pada tahun 2009, pemerintah NTT mengeluarkan kebijakan Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak (Revo-KIA) yang mewajibkan semua proses persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan yang memadai dan ditangani oleh tenaga kesehatan yang berkualitas. Indikator keberhasilan akhir dari program Revo-KIA adalah penurunan kematian ibu dan anak sesuai dengan target nasional atau minimal mendekati target nasional (Pemprop. NTT, 2014)

Meskipun demikian, bukan berarti program Revo-KIA ini berjalan dengan lancar. Hal itu dibuktikan dengan penurunan angka kematian ibu dan anak di Propinsi NTT belum mencapai target Rencana Strategi Nasional (Restra) tahun 2014. Angka kematian bayi di Propinsi NTT tahun 2012 adalah 45 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan angka kematian bayi nasional tahun 2012 adalah 32 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Propinsi NTT tahun 2010 mencapai 536 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian ibu nasional di tahun 2010 adalah 259 per 100.000 (Pemprop. NTT, 2014).

Hasil evaluasi terhadap program Revo KIA, menunjukkan bahwa

hambatan dalam pemenuhan pelayanan kesehatan ibu dan anak masih tetap terjadi

karena pola perawatan kehamilan dan kelahiran merupakan bagian dari

kebudayaan masyarakat (Raflizar et al., 2012). Budaya lokal di Propinsi NTT

terkait kepercayaan kehamilan/persalinan, pengambilan keputusan oleh keluarga

besar, status dan posisi perempuan yang tidak setara, prioritas anggaran keluarga

untuk kesehatan/pendidikan yang masih rendah berdampak negatif terhadap aspek

kesehatan ibu dan anak (Triratnawati, 2013)

(3)

Beberapa penelitian telah menggambarkan bahwa adat dan kebiasaan mempunyai pengaruh yang negatife dan positif terhadap perilaku kesehatan maternal. Beberapa praktik budaya menyebabkan terjadinya perdarahan pada ibu nifas, infeksi pada ibu dan bayi, serta infeksi saluran pernapasan atas pada bayi (Fahik, 2004; Buka, 2005; Uduk, 2006; Raven et al., 2006; Njakarta, 2009;

Sumarni, 2013). Praktik budaya juga menyebabkan hambatan dalam pemenuhan gizi pada masa nifas akibat adanya pantangan-pantangan terhadap makanan yang harus dilakukan ibu saat menjalani suatu tradisi (Baumali, 2009; Liu, 2006). Akan tetapi terdapat beberapa praktik budaya yang memberikan dampak positif terhadap kesehatan ibu dan bayi. Beberapa budaya yang menganjurkan ibu untuk meningkatkan asupan makanan tinggi protein selama masa nifas serta mewajibkan ibu melakukan vulva hygiene dan perineal hygiene secara rutin selama masa nifas (Raven et al, 2006)

Desa Wajomara yang merupakan lokasi penelitian, berada di wilayah kerja Puskesmas Jawakisa, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, Propinsi NTT. Masyarakat Desa Wajomara memiliki tradisi dalam perawatan nifas dan bayi baru lahir yang dikenal dengan budaya ka’o ma’u. Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat setempat, budaya ka’o ma’u merupakan budaya pengasingan ibu selama 11 hari tanpa keluar rumah.

Perawatan yang dijalani ibu nifas dalam budaya ka’o ma’u meliputi perawatan

perineum menggunakan ramuan khusus serta perawatan tali pusat bayi

menggunakan ramuan khusus. Ibu diharuskan untuk melakukan pantangan segala

jenis makanan makan kecuali jagung dan kacang, serta ibu diwajibkan mandi

(4)

menggunakan ramuan daun-daun tertentu. Praktik budaya pengasingan terhadap ibu pasca persalinan telah dilakukan oleh beberapa budaya di Indonesia.

Masyarakat Etnik Ngalung, Propinsi Papua mempunyai tradisi untuk mengasingkan wanita selama proses persalinan dan masa nifas di sebuah tempat khusus yang disebut sukam selama 7 hari serta perawatan menggunakan ramuan dan menjalani pantangan-pantangan. Tujuan pengasingan adalah untuk menghindari pengaruh iblis akibat bau tubuh ibu dan bayi setelah persalinan (Kurniawan, 2012). Tradisi mengasingkan ibu juga dijalankan oleh Suku Timor, propinsi NTT yang disebut budaya se’i. Setelah proses persalinan ibu nifas di Suku Timor wajib menjalankan pengasingan selama 40 hari di sebuah rumah bulat disertai pemanggangan, pemberian kompres hangat (tatobi), serta pantangan terhadap beberapa makanan (Baumali, 2009). Tradisi pengasingan juga dijalankan oleh ibu nifas di Kabupaten Sumba Timur, Propinsi NTT. Tradisi pengasingan yang disebut budaya padarang merupakan pengasingan terhadap ibu pasca persalinan selama 30 hari disertai pemanggangan atau menghangatkan ibu di dekat api, serta perawatan bayi dan ibu menggunakan ramuan tertentu (Njakatara, 2009; Sumarni, 2013).

Perbedaan praktik budaya pengasingan yang dijalani oleh masyarakat

Desa Wajomara dengan beberapa praktik budaya yang dilakukan di beberapa

tempat tersebut adalah terletak pada lama pengasingan serta aktifitas yang

dilakukan ibu selama proses pengasingan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan

yang dilakukan oleh peneliti, proses pengasingan terhadap ibu pasca persalinan

merupakan tradisi dilaksanakan oleh masyarakat di beberapa daerah di

(5)

Kabupaten Nagekeo. Wajomara merupakan salah satu desa di Kabupaten Nagekeo yang masih melestarikan budaya ka’o ma’u.

Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Komplikasi pada masa puerperium merupakan penyebab kedua kematian Ibu di Indonesia yaitu sebesar 31%. Komplikasi masa puerperium meliputi infeksi dan perdarahan pada masa nifas. Pemerintah berupaya menurunkan komplikasi nifas, melalui peningkatan cakupan pelayanan kesehatan pada masa nifas. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar yang dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan (Depkes, 2013).

Berdasarkan hasil wawancara terhadap petugas kesehatan di puskesmas

Jawakisa, didapatkan data bahwa dampak yang dirasakan akibat adanya

pengasingan dalam budaya ka’o ma’u adalah ibu nifas tidak melakukan

kunjungan nifas (Kf-3) dan kunjungan neonatus pertama (KN1). Cakupan

kunjungan nifas dan kunjungan neonatus pertama di Puskesmas Jawakisa hanya

mencapai 45%. Hal ini sesuai dengan data SDKI 2014, yang menunjukkan

bahwa cakupan perlayanan nifas tahun 2012 di Propinsi NTT baru mencapai

66%. Selain itu NTT merupakan salah satu propinsi dengan cakupan kunjungan

neonatus pertama, terendah yaitu 75,51% dan masih jauh dari target restra 2013

yaitu 89% (Depkes, 2013). Puskesmas Jawakisa merupakan puskesmas yang

memiliki angka kesakitan bayi tertinggi di Kabupaten Nagekeo (35%), dengan

(6)

jenis penyakit terbanyak adalah ISPA (50%) dan masih ditemukan kejadian tetanus neonatorum (5%). Sedangkan angka kesakitan ibu di Puskesmas Jawakisa yaitu 20%, dengan keluhan terbanyak adalah Mastitis (Dinkes Kab. Nagekeo, 2014) Berdasarkan hasil wawancara terhadap terhadap staf dinas kesehatan Kabupaten Nagekeo, menyatakan bahwa belum ada kajian ilimiah mengenai praktik budaya ka’o ma’u yang dijalani oleh masyarakat Wajomara.

Kepercayaan dan praktik budaya mempengaruhi perilaku keluarga dalam melakukan perawatan kesehatan ibu dan anak, selain itu perbedaan budaya mempengaruhi proses interaksi ibu dan tenaga kesehatan. Pengetahuan tentang kebudayaan dapat membantu perawat dalam melakukan pengkajian yang akurat serta menentapkan diagnosa dan intervensi yang tepat. Pemahaman perawat mengenai nilai, kepercayaan, dan budaya ibu akan membantu perawat menyediakan perawatan yang sensitif budaya dengan tetap mempertahankan prinsip asuhan keperawatan dalam konteks situasi transkultural (Perry et al., 2014)

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian mengenai perawatan ibu nifas

dan bayi baru lahir dalam budaya ka’o ma’u mengenai di masyarakat Desa

Wajomara menjadi penting sehingga dapat dijadikan landasan dalam pemberian

asuhan keperawatan dalam konteks dan situasi transkultural.

(7)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengalaman perawatan ibu nifas dan bayi baru lahir berdasarkan budaya ka’o ma’u di Desa Wajomara, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, Propinsi NTT?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengalaman ibu dalam melakukan perawatan masa nifas dan bayi baru lahir berdasarkan budaya ka’o ma’u di Desa Wajomara, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo,

Propinsi NTT.

2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1) Mendeskripsikan pengalaman ibu di Desa Wajomara dalam melakukan perawatan pada masa nifas berdasarkan budaya ka’o ma’u meliputi pemenuhan kebutuhan nutrisi, aktivitas dan istirahat, aktivitas seksual, mandi, perawatan perineum, perawatan payudara, dukungan sosial

2) Mendeskripsikan pengalaman ibu di Desa Wajomara dalam melakukan

perawatan pada bayi baru lahir berdasarkan budaya ka’o ma’u meliputi

pemberian ASI esklusif, perawatan tali pusat, dan mandi

(8)

D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi bagian pelayanan kesehatan ibu dan anak dinas kesehatan Kabupaten Nagekeo

Hasil penelitian dapat dijadikan suatu evidence based yang menjadi landasan dalam pengambilan kebijakan terkait program kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Nagekeo.

2.Bagi bidan dan perawat puskesmas

Hasil penelitian dapat dijadikan bahan masukan untuk memodifikasi pemberian pelayanan kesehatan kesehatan ibu dan anak dengan mempertimbangkan aspek budaya dan tradisi masyarakat setempat.

3.Bagi masyarakat setempat

Hasil penelitian dapat dijadikan informasi sehingga dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terkait praktik budaya dan kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan ibu dan Anak.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada perawatan ibu nifas dan bayi baru lahir

dalam budaya ka’o ma’u di Desa Wajomara wilaya kerja Puskesmas Jawakisa,

Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nageko, Propinsi NTT belum pernah

diteliti sebelumnya. Akan tetapi ada beberapa penelitian sejenis yang telah

dilakukan. Perbedaan dan persamaan antara penelitian ini dengan penelitian

tersebut ditampilkan di tabel 1.

(9)

Peneliti Judul Tujuan Metodelogi Hasil Persamaan Perbedaan Fahik, V

(2004)

Faktor budaya hatuka ha’i dalam perawatan masa nifas pada masyarakat suku Tetun di

Kecamatan Tasifeto

Penelitian ini bertujuan untuk

menggambarka n perawatan ibu nifas dalam budaya hatuka ha’i pada masyarakat suku Tetun di kecamatan Tasifeto

Metodelogi yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenolo gi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, metode pengumpula n data menggunak an

wawancara mendalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan ibu memilih hatuka ha’i dalam perawatan masa nifas karena alasan

ekonomi, lebih nyaman berada di rumah sendiri,serta karena tingkat

keberhasilan penolong persalinan.

Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metodelogi penelitian dan pada salah tema penelitian

Perbedaan dengan penelitian ini dengan

penelitian yang akan dilakukan adalah: pada penelitian ini hanya

menggambarka n perawatan pada ibu nifas saja, selain itu perbedaannya terletak pada karakteristik budaya.

Uduk, E Studi Mengambarka Metodelogi Hasil penelitian Persamaan dengan Perbedaan

(10)

kebudayaa n hatuka ha’i pada perawatan bayi baru lahir di Pedesaan Kateri,keca matan Malaka Tengah Betun Kabupaten Belu , NTT

dalam kebudayaan hatuka ha’i

adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenolo gi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, metode pengumpula n data menggunak an

wawancara mendalam

merupakan budaya pengasingan selama 40 hari. Pemotongan dan perawatan tali pusat tidak sesuai dengan kesehatan karena menggunakan teknik yang tidak steril. Cara memandikan bayi dalam tradisi ini menyebabkan tubuh bayi sakit.

penelitian yang digunakan, serta tema dalam penelitian

penelitian yang akan dilakukan adalah pada penelitian ini hanya

menggambarka n perawatan pada bayi baru lahir, selain itu perbedaannya terletak pada karakteristik budaya.

Liu, N et al (2006)

Postpartum pratice of puerperal women and their influencing

Tujuan dari penelitian ini adalah

mengekplorasi diet

pascapartum

Metodelogi penelitian ini adalah cross sectional retrospektif

Diet pascsapartum dan perawatan kesehatan secara tradisional masih tetap populer di kalangan wanita di Hubei. Faktor yang

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah terletak pada salah

Perbedaan

terletak pada

metodelogi

yang

digunakan

serta

(11)

regions of Hubei Cina

wanita puerperium serta

mengidentifika si faktor yang mempengaruhi nya,

pascapartum secara tradisional adalah kurangnya pendidikan kesehatan. Perlu adanya informasi kesehatan terkait diet pascapartum dan perawatan kesehatan pascapartum

diet pascapartum dan praktik kesehatan pada wanita puerperium

Raven, JH et al (2006)

Tradisional belief dan practices in the

postpartum period in Fujian Province, Cina: a Qualitative study

Mengeksploras i tradisi zuo yuezi pada postpartum dilihat dari status sosial, kultur, dan perspektif pengobatan barat

Metodelogi penelitian ini adalah studi kualitatif

Tradisi zuo yuezi bertujuan untuk mengembalikan kesehatan ibu pascapartum dan menjaga kesehatan ibu di masa depan. Tradisi zuo yuezi meliputi diet yaitu meningkatkan intake makanan serta menolak

mengkonsumsi makanan dingin;

pantangan perilaku meliputi tetap tinggal di dalam rumah,

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah terletak pada salah satu tujuan

penelitian yaitu perawatan

pascapartum yang dipengaruhi oleh praktik budaya

Perbedaan

terletak pada

karakteristik

budaya

(12)

jumlah pengunjung, higiene meliputi tidak mandi dan mengosok gigi; praktik yang berkaitan dengan menyusui meliputi:

pemberian suplemen menyusui dan memberikan madu pada bayi. Responden melaporkan bahwa alasan melaksanakan tradisi ini adalah sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan mengikuti anjuran dari leluhur. Tradisi zuo yuezi yang

menguntungkan bagi kesehatan meliputi peningkatan asupann makanan, diet tinggi protein, tidak

melakukan pekerjaan

(13)

perineum dan vulva setiap hari. Tradisi zuo yuezi yang berpotensi membahayakan kesehatan yaitu pemberian madu dan tidak menyikat gigi Njakatara

(2009)

Pengaruh budaya padarang terhadap kesehatan ibu

postpartum dan bayi di wilayah kerja puskesmas Rambangar u

kecamatan Hahar kabupaten Sumba Timur,

Mengetahui pengaruh budaya padarang terhadap kesehatan ibu postpartum dan bayi

Metodelogi yang digunakan adalah Kualitatif dengan rancangan survey etnografi.

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.

Pengumpula n data

Hasil penelitian menunjukkanbahwa budaya padarang dalam perawatan masa postpartum

memberikan pengaruh yang bermanfaat secara ekonomi dan sosial kemasyarakatan dan memberikan efek yang merugikan kesehatan ibu dan bayi karena perilaku dan lingkungan yang kurang sehat.

Persamaan dengan penelitian ini adalah teknik pengungumpulan sampel, serta pada tema penelitian

Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian yang akan dilakukan terletak pada tujuan

penelitian yang melihat

pengaruh

budaya

sedangkan

penelitian yang

akan dilakukan

menggambarka

n perawatan ,

selain itu

perbedaannya

(14)

wawancara mendalam dan observasi

budaya, serta pendekatan metode

penelitian yaitu etnografi.

Baumali, A (2009)

Pemenuhan zat gizi ibu nifas dalam budaya se’i pada masyarakat suku Timor dan Dawan di

kecamatan Molo selatan

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pemenuhan zat gizi nifas dalam pelaksanaan budaya se’i pada suku Dawan dan Timor.

Metodelogi penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenalo gi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.

Pengumulan data

menggunak an

Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan gizi ibu ifas dalam budaya se’i tidak mencukupi kebutuhan ibu nifas sehingga perlu dilakukan upaya meningkatkan jumlah gizi dengan

mengkonsumsi makanan lain yang menggandung zat gizi.

Persamaan dengan penelitian ini adalah salah satu tujuan penelitian yaitu pemenuhan kebutuhan nutrisi serta teknik pengumpulan sampel.

Perbedaan

dengan

penelitian ini

adalah tujuan

penelitian ini

hanya

membahas

mengenai

pemenuhan

kebutuhan

nutrisi,

sedangkan

pada penelitian

yang akan

dilakukan

tujuannya tidak

hanya berfokus

pada nutrisi

melainkan

perawatan ibu

(15)

observasi, dan food recall 24 jam.

perbedaannya terletak pada karakteristik budaya.

Choudhury, et al (2011)

Maternal Care Practices Among the Ultra Poor Households in Rural Bangladesh : a

Qualitative Explorator y Study

Tujuan penelitian ini adalah

mengeksploras i praktik perawatan ibu pada wanita di pedalaman Bangladesh

Metodelogi penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif eksplorasi

Hasil penelitian menunjukkan kepercayaan dan norma budaya

mempunyai pengaruh yang kuat praktik perawatan ibu.

Beberapa praktik seperti kepercayaan akan pantangan beberapa aktivitas dan makanan dapat membahayakan kesehatan ibu.

Persamaan dengan penelitian ini terletak pada salah satu tema

penelitian

Perbedaan terletak pada metodelogi, serta

karakterisitik budaya.

Buar, M

&Jauro, YS (2013)

Home births and postnatal practice in Madagali North- Eastern

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan porposi dan alasan persalinan di

Metodelogi penelitian yang digunakan adalah deskripsi cross

Tingginya angka persalinan di rumah dan perawatan oleh tenaga yang tidak terlatih. Perawatan perineum sesuai dengan anjuran tenaga

Persaman penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan terletak pada salah satu tujuan penelitian

Perbedaan terletak pada metodelogi yang digunakan serta

karakteristik

(16)

praktik budaya selama nifas di Madagali North-Eastern Nigeria DW,

Sumarni, et al (2013)

Perawatan Nifas Budaya Padarang dan Revolusi KIA di Kabupaten Sumba Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur

Tujuan penelitian ini adalah untk mengetahui proses

perawatan ibu nifas serta pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan ibu dan bayi yang menjalani perawatan ibu nifas dalam budaya padarang

Metodelogi penelitian adalah dengan penelitian kualitatif dan kuantitatif (cross sectional)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya padarang dibedakan atas 3 yaitu perawatan masa nifas budaya padarang 3 bulan, budaya padarang 30-40 hari, dan budaya padarang modifikasi. Gangguan kesehatan yang muncul adalah infeksi perineum, anemia, postpartum blues, ISPA, infeksi tali pusat, diare dan lingkungan yang tidak sehat

Persamaan dengan penelitian ini adalah salah satu tujuan penelitian yaitu perawatan masa nifas dan salah satu metodelogi penelitian

Perbedaannya

terletak pada

karakteristik

budaya.

Referensi

Dokumen terkait

To create leadership processes to help produce changes needed to cope with a changing business environment.. Establishing direction ( vision,

jenis microcontroller AVR untuk tujuan yang lebih khusus dan terbatas, seperti seri AT86RF401. yang khusus digunakan untuk aplikasi wireless remote control dengan

Juga dalam daunnya terdapat sel-sel yang menebal bentuk cincin atau spiral dan merupakan idioblas diantara sel-sel lainnya yang membentuk susunan seperti jala, terdiri

Berdasarkan tabel tersebut untuk melihat pengaruh secara simultan dilakukan dengan Uji F yaitu pengujian secara simultan pengaruh dari variabel profitabilitas,

Untuk mengetahui sejauhmana hubungan “pengaruh yang diharapkan” Kerangka teoritis dalam program promosi “diskon biaya pendidikan” dengan keputusan

Perusahaan dalam melakukan pembebanan biaya overhead pabrik cenderung berfikir bahwa volume atau banyaknya produk yang mencipatakan biaya, sehingga perlu digunakan

Setelah guru dan peserta didik mengamati contoh teks deskriptif terkait orang, binatang dan benda melalui slide power point, peserta didik dapat membandingkan fungsi sosial,

Anak usia dini belajar memahami sesuatu masih menggunakan organ sensorinya, berbeda dengan orang dewasa pada umumnya yaitu menggunakan perasaan. Ini menunjukkan bahwa anak akan