PENGEMBANGAN KARAKTER DENGAN MENGAPRESIASI SAJAK MOHAMMAD YAMIN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI UPI KAMPUS SUMEDANG
Dr. Prana D. Iswara, M.Pd.
UPI Kampus Sumedang, 081322081902, [email protected]
Abstrak
Salah satu masalah pada pengembangan karakter (character building) adalah pemilihan bahan ajar. Prinsip dari pemilihan bahan ajar adalah kekayaan pengajar atas lingkup bahan ajar sehingga pengajar dapat memilih bahan ajar dari banyak alternatif.
Salah satu bahan ajar yang penting dalam pengembangan karakter adalah sajak-sajak Mohammad Yamin. Melalui studi, telaah dan diskusi berkaitan dengan sajak Mohammad Yamin, diketahuilah bahwa sejumlah sajak Mohammad Yamin mempunyai nilai yang tinggi berkaitan dengan pengembangan karakter. Tema kecintaan pada tanah air dapat dikembangkan pada tema-tema lain seperti etos kerja, kecintaan pada ilmu pengetahuan, agama, moral, toleransi dan perbuatan baik.
Kata kunci: sajak, Mohammad Yamin, puisi, nilai, karakter, bahan ajar, tema
Latar Belakang
Salah satu masalah pada pengembangan karakter (character building) adalah pemilihan bahan ajar. Sekalipun setiap mata pelajaran sangat memungkinkan untuk mengemban misi pengembangan karakter, mata pelajaran itu mesti berupa materi yang terkait dengan tema-tema pengembangan karakter.
Pemilihan bahan ajar dalam pelajaran sastra dapat berupa sejumlah karya sastra untuk diapresiasi. Bila sejumlah karya sastra telah dipilih, pengajar dapat mengembangkan bahan ajar itu (karya sastra itu) untuk pengembangan karakter.
Beberapa karya sastra dapat dipilih dari genre prosa, puisi (sajak) ataupun drama. Pada genre prosa, pengajar dapat memilih novel atau cerita pendek (cerpen).
Pengajar dapat memilih prosa berupa novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El- Shirazy, Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, bahkan cerpen-cerpen Danarto atau Saman karya Ayu Utami dan lain-lain.
Pada genre puisi, pengajar dapat memilih karya-karya Mohammad Yamin, Ali Hasymi, Anas Maruf, Chairil Anwar, Taufiq Ismail, Saini K.M, W.S. Rendra, Acep Zamzam Noor, Ahda Imran, Ahmadun Yosi Herfanda, Agus R. Sarjono, Cecep Syamsul Hari, Soni Farid Maulana, Afrizal Malna, bahkan Joko Pinurbo, dan lain- lain.
Pada genre drama, pengajar dapat memilih karya-karya Riantiarno, Putu Wijaya, W.S. Rendra, Idrus, bahkan Iwan Simatupang dan lain-lain.
Masalah lain yang ada pada pengembangan karakter adalah pengajar tak jarang tidak mempunyai visi pengembangan karakter. Masalah ini akan menjadi kronis karena segala bahan pengembangan karakter pun tidak bisa diajarkan sebagai pelajaran pengembangan karakter. Ada kalanya pengajar tidak berorientasi untuk mengembangkan karakter pembelajar. Oleh karena itu salah satu misi pengembangan karakter adalah membankitkan kesadaran pengajar akan pentingnya pengembangan karakter dan memperluas visi tentang lingkup pengembangan karakter.
Penelitian ini akan memfokuskan pada studi terhadap sajak karya Mohammad Yamin sebagai pengembangan karakter dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
Masalah
Masalah yang muncul di dalam pengembangan karakter dalam pembelajaran sastra dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Tema-tema apa sajakah yang muncul dalam sajak Mohammad Yamin yang berkaitan dengan pengembangan karakter?
2. Bagaimanakah uraian tema sajak-sajak Mohammad Yamin berkaitan dengan pengembangan karakter?
3. Apa potensi sajak Mohammad Yamin berkaitan dengan pengembangan karakter?
4. Bagaimana mengembangkan visi pengajar agar mempunyai orientasi pada pengembangan karakter?
Definisi Karakter dan Pengembangan Karakter
Karakter didefinisikan sebagai nilai yang terpatri dalam diri manusia (Danasasmita, 2010). Karena itu, pendidikan karakter secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pendidikan nilai agar nilai itu terpatri dalam diri manusia.
Berkaitan dengan karakter, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah “... agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Nilai-nilai yang mesti diajarkan di kelas di antaranya adalah nilai-nilai iman, takwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Secara ringkas nilai-nilai itu adalah nilai-nilai yang baik.
Ada sebuah pertanyaan yang mengemuka berkaitan dengan nilai-nilai yang baik. Dapatkah seorang manusia mengetahui nilai-nilai yang baik? Jawabannya adalah bisa. Tetapi jawaban yang lebih tepat lagi adalah manusia mampu mengetahui sebagian nilai yang baik. Beberapa contoh berkaitan dengan hal itu akan diuraikan berikut ini.
Dapatkah manusia mengetahui nilai dari perbuatan mencuri? Baikkah
perbuatan mencuri itu? Bagi pertanyaan seperti ini manusia dapat menjawabnya.
Manusia bahkan bisa menjawabnya tanpa memerlukan tuntunan agama. Manusia akan menjawab bahwa mencuri pasti merupakan perbuatan buruk. Contoh hal lainnya yang dapat dinilai oleh manusia di antaranya adalah berderma, menyakiti orang dengan lisan dan perbuatan, berbakti kepada guru dan orang tua, serta belajar dan bekerja.
Manusia dapat menjawab bahwa berderma adalah perbuatan baik; menyakiti orang lain dengan lisan dan perbuatan adalah perbuatan buruk; berbakti kepada guru dan orang tua adalah perbuatan baik; belajar dan bekerja adalah perbuatan baik.
Nilai dalam Kurikulum dan Deskripsinya
Menurut dokumen Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (2010) ada sejumlah nilai dan deskripsi yang dikembangkan dalam pembelajaran.
Nilai dan deskripsinya itu diuraikan di bawah ini, disertai sedikit contoh sebagai catatan tambahan.
No. Nilai Deskripsi Contoh
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Kasus pemboman, kasus Ahmadiyah, sektarian
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Polisi, jaksa, pengacara, hakim, ulama, RT, RW 3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
Kasus Ahmadiyah, perbedaan fiqh, perbedaan suku 4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Nazarudin, Susno Duaji, Antasari Azhar, Aturan pernikahan 5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
Kerja kelompok, organisasi intra, organisasi
menyelesaikan tugas dengan sebaik- baiknya.
ekstrakurikuler 6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Pompa hidram, Evdo Rev. B, jatropha, masakan 7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
Pompa hidram, Evdo Rev. B, jatropha, masakan 8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Pilkada, pemilihan ketua kelas
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Pompa hidram, Evdo Rev. B, jatropha, masakan 10. Semangat
Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
OPM, Timor Timur, campur tangan asing (Australia) 11. Cinta Tanah
Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
Sistem negara, pasar tradisional vs pasar modern
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Menghargai
pemimpin terdahulu
13. Bersahabat/
Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
Suku-suku di Indonesia, jejaring 14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya
Flotilla, Palestina, Timur Tengah 15. Gemar
Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Blog, gadget, teknologi 16. Peduli
Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya- upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Sampah plastik, banjir, pembalakan, pengabdian
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Anak jalanan, pengamen
18. Tanggung- jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Organisasi sekolah, ekstrakurikuler, pekerjaan rumah
Hasil Studi terhadap Sajak Mohammad Yamin
Studi terhadap sajak Mohammad Yamin menghasilkan empat buah bahasan yaitu tema-tema sajak Mohammad Yamin, uraian atau penjelasan tema sajak Mohammad Yamin, potensi sajak Mohammad Yamin, serta cara mengembangkan visi pengajar. Hasil studi itu dijelaskan pada uraian berikut ini.
Tema-tema yang Muncul
Di antara tema-tema sajak Mohammad Yamin, beberapa di antaranya bertemakan kecintaan pada tanah air. Sajak yang berjudul “Bahasa, Bangsa”,
“Indonesia Tumpah Darahku”, “Ibarat” bertemakan kecintaan pada tanah air. Hal tersebut muncul pada kutipan sajak “Bahasa, Bangsa” bait berikut ini.
….
Andalasku sayang, jana bejana Sejakkan kecil muda teruna Sampai mati berkalang tanah Lupa ke bahasa, tidakkan pernah Ingat pemuda, Sumatra malang Tiada bahasa, bangsa pun hilang
….
Kutipan sajak di atas menunjukkan kecintaan penyair pada negerinya (Andalas, Sumatra) dan bahasanya. Kecintaan pada tanah air itu muncul pada sajak-
sajak lainnya seperti pada kutipan sajak berikut.
...
Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderai Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau Gunung-gemunung bagus rupanya Dilimpahi air mulia tampaknya Tumpah darahku Indonesia namanya.
...
Pada sajak di atas, Mohammad Yamin menggambarkan indahnya negeri Indonesia. Pada kutipan sajak di atas pun tersirat kekayaan alam Indonesia yang bergunung-gunung dan dilimpahi air di mana-mana. Gunung dan air sungai di negeri ini menjadikan negeri ini makmur dan pertaniannya berkembang dengan baik.
Uraian Tema Sajak Mohammad Yamin
Tema kecintaan pada tanah air dapat diuraikan menjadi sejumlah perilaku pengembangan karakter dalam pembelajaran. Dengan membaca sajak-sajak Mohammad Yamin di atas, seseorang akan terdorong untuk mencintai negerinya.
Sajak Mohammad Yamin pun merupakan ajakan moral untuk mengikuti kebaikan dan jalan yang lurus. Dengan kata lain, sajak Mohammad Yamin itu mendorong pembacanya untuk mengikatkan diri dengan Tuhan serba sekalian alam.
Potensi Sajak Mohammad Yamin
Melihat tema sajak-sajak Mohammad Yamin di atas, sejumlah sajak
Mohammad Yamin berpotensi untuk pengembangan karakter dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Tema kecintaan pada tanah air ini dapat dikembangkan untuk mengisi pembangunan dengan belajar, berkarya, bekerja, tidak berpangku tangan, melakukan sesuatu yang berguna. Seseorang pun dapat terdorong untuk menghindari perilaku penjajahan.
Tema seperti ini pun bisa saja relevan dengan kenyataan aktual karena penjajahan di saat ini bisa jadi bukanlah merupakan penjajahan fisik, melainkan penjajahan ekonomi, intelektual, dan mental.
Pembelajaran sajak Mohammad Yamin di atas dapat pula berkaitan dengan mata pelajaran lain seperti mata pelajaran Sejarah karena sajak ini ditulis pada masa penjajahan Belanda (sebelum penjajahan Jepang). Sajak Mohammad Yamin di atas pun dapat berkaitan dengan mata pelajaran Agama, Pendidikan Kewarganegaraan atau Ilmu Pengetahuan Sosial.
Cara Mengembangkan Visi Pengajar
Diskusi berkaitan dengan tema sajak akan mendorong pengajar untuk memahami sajak. Bila sebuah sajak mempunyai tema yang baik, sajak itu cenderung dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran pengembangan karakter. Pada sisi ini, pengajar harus memiliki kekayaan ruhani (akal) berkaitan dengan visi (cara) pengembangan karakter.
Salah satu kunci dari pengembangan karakter adalah pengajar. Suatu bahan ajar yang brilian, di tangan pengajar yang biasa saja tidak akan berkaitan dengan pengembangan karakter. Sebaliknya, bahan ajar yang kurang baik sekalipun (misalnya novel Saman), akan menjadi bahan pengembangan karakter di tangan guru yang baik.
Novel Saman yang berisi penyimpangan seksual (seks bebas, pacaran dengan
calon pastor, pacaran dengan lelaki beristri) dapat dijadikan pelajaran untuk menghindari fenomena itu. Seseorang dapat menghindari fenomena penyimpangan seksual itu karena mengetahui resiko buruknya.
Kasus yang sama dengan novel Saman adalah trilogi Jendela-jendela, Pintu, Atap karya Fira Basuki, Supernova karya Dewi Lestari, dan cerpen-cerpen karya
Djenar Mahesa Ayu, dan Ode untuk Leopold von Sacher Masoch karya Dinar Rahayu.
Seseorang harus menyadari (mengetahui) suatu keburukan. Dengan begitu, ia dapat berupaya untuk menghindarinya.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari studi terhadap sejumlah sajak Mohammad Yamin adalah sebagai berikut.
1. Sejumlah sajak Mohammad Yamin bertemakan kecintaan pada tanah air. Tema ini sangat relevan bagi pengembangan karakter.
2. Tema kecintaan pada tanah air dapat diuraikan menjadi tema lain yang berdekatan seperti kecintaan pada pengetahuan, bahasa, kerja keras, agama, moral dan Tuhan. Tema kecintaan pada tanah air ini pun sangat dekat dengan kecintaan pada pengetahuan, bahasa, kerja keras, agama, moral dan Tuhan.
3. Sajak Mohammad Yamin berpotensi sebagai bahan pengembangan karakter.
Sajak Mohammad Yamin pun berpotensi menjadi salah satu tema untuk kelas- kelas tematik (kelas rendah).
4. Cara mengembangkan visi pengajar adalah melakukan studi atau diskusi berkaitan dengan karya sastra. Semakin banyak karya sastra yang menjadi kekayaan ruhaninya (pikirannya) semakin banyak potensi alternatif untuk memilih bahan ajar dalam rangka pengembangan karakter.
Daftar Pustaka
Anonim (tt) Bahasa Indonesia: Kesusastraan II. Bandung: KPPK, Balai Pendikan Guru.
Anonim (2010) Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa [Online].
Tersedia: : http://www.puskur.net/files/1_%20Pendidikan%20Budaya%20dan
%20Karakter%20Bangsa.pdf [10 Agustus 2011].
Danasasmita, E. Kosasih (2010) Peran Lembaga Pendidikan Guru dalam Menyiapkan Guru yang Berkarakter [Online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/PROCEEDING/UPI-
UPSI/2010/Book_1/PERAN_LEMBAGA_PENDIDIKAN_GURU_DALAM_
MENYIAPKAN_GURU_YANG_BERKARAKTER.pdf [29 Juli 2011].
Iswara, P.D. (2011) “Pengembangan Pendidikan Nilai pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Tengah Arus Pergerakan Globalisasi.” Makalah pada Konferensi Pendidikan Dasar tingkat internasional II UPI Kampus Sumedang, Sumedang.
Samidi, A. (1962) Simpai Sastra. Jakarta: Soeroengan.
Hendrowarsito, R.J.S. (1956) Tanya-Jawab tentang Sastera Indonesia. Diktat. Solo.
Suyatno, S. dkk. (2003) Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-anak. (Edisi 2) Jakarta: Yayasan Obor.
Lampiran
Muhammad Yamin BAHASA, BANGSA Selagi kecil berusia muda, Tidur si anak di pangkuan bunda, Ibu bernyanyi, lagu dan dendang Memuji si anak banyaknya sedang;
Berbuai sayang malam dan siang Buaian tergantung di tanah moyang.
Terlahir di bangsa, berbahasa sendiri Diapit keluarga kanan dan kiri Besar budiman di tanah Melayu Berduka suka, sertakan rayu;
Perasaan serikat menjadi padu Dalam bahasanya, permai merdu.
Meratap menangis bersuka ria Dalam bahagia bala dan baya;
Bernafas kita pemanjangkan nyawa Dalam bahasa sambungan jiwa Di mana Sumatra, di situ bangsa, Di mana Perca, di sana bahasa.
Andalasku sayang, jana bejana Sejakkan kecil muda teruna Sampai mati berkalang tanah Lupa ke bahasa, tidakkan pernah Ingat pemuda, Sumatra malang Tiada bahasa, bangsa pun hilang (Anonim, tt: 39)
Mohammad Yamin
INDONESIA TUMPAH DARAHKU Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderai Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau Gunung-gemunung bagus rupanya Dilimpahi air mulia tampaknya Tumpah darahku Indonesia namanya.
Lihatlah kelapa melambai-lambai Berdesir bunyinya sesayup sampai
Tumbuh di pantai bercerai-berai
Memagar daratan aman kelihatan Dengarlah ombak datang berlagu
Mengejar bumi ayah dan ibu;
Indonesia namanya, tanah airku.
(Samidi, 1962: 124; Hendrowarsito, 1956: 38) Mohammad Yamin
INDONESIA, TUMPAH DARAHKU Teguh setia demikian nyanyianku Melalui kampung kota negeriku Emas harganya, intan nilainya;
Karena sehati dengan negeriku Selama kita teguh setia
Beruntung melarat di Indonesia Ada rasanya di surga dunia.
Oleh bersatu hati pun kuat Sebab itu wahai bangsaku Tiada terpatah selagi berdekat;
Seperti ibarat lidi seikat Jangan berbelah berdia-beraku Hanya setali kuat berpadu Teguh setia kamu bersatu.
Apa lagi yang akan dipinta Kalau kita sepakat sekata:
Berhati satu berkawan semata Karena kita lembaga sebangsa;
Berduka hamba bujukan tuan, Bersusah tuan hamba hiburkan Begitu adatnya selama berkawan (Anonim, tt: 41)
Mohammad Yamin IBARAT
Hidup di dunia seperti berdagang Membawa untung kian kemari Menempuh padang beberapa negeri Mencari kain pembalut tulang Kalau ‘lah cukup emas di pinggang Untuk nafkah kanan dan kiri Hendaklah teringat di hati sendiri Ke kampung halaman berbalik pulang
Berapakah lamanya kita dirantau?
Cobalah sebentar tuan meninjau Ke atas langit berwarna hijau Sebentar sahaja bintang berkilau Kemudian muram menjadi silau Selama itulah kita merantau (Suyatno, dkk. 2003: 56)