• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal."

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Ariezona, Windy. 2013. Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Mendengarkan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Karakter yang dikembangkan ke dalam bahan ajar adalah jujur, tanggung jawab, dan kerjasama. Bahan ajar tersebut diuji kelayakannya di kelas IV SD Negeri Daratan.

Pengembangan bahan ajar ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 7 langkah yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk (prototipe), 4) validasi, 5) revisi desain, 6) uji coba desain, dan 7) revisi desain. Langkah-langkah tersebut dilaksanakan untuk menghasilkan produk final berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan dievaluasi dari unsur 1) tujuan dan pendekatan, 2) desain dan pengorganisasian, 3) isi, 4) keterampilan berbahasa, 5) topik, dan 6) metodologi. Berdasarkan validasi dari pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru Bahasa Indonesia kelas IV, dan siswa kelas IV SD Negeri Daratan. Pakar pembelajaran Bahasa Indonesia memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,23 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Pakar pendidikan karakter memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,06 terhadap bahan ajar dengan kategori “baik”. Guru Bahasa Indonesia kelas IV memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,58 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Siswa kelas IV SD Negeri Daratan memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,5 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Bahan ajar tersebut memperoleh skor rata-rata 4,34 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Dengan demikian bahan ajar yang dikembangkan sudah layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan mendengarkan kelas IV semester gasal.

Kata kunci: metode penelitian pengembangan, bahan ajar, pendidikan karakter,

(2)

ABSTRACT

Ariezona, Windy. 2013. The Development of Teaching Materials Integrated with Character Education for Listening Skills in Bahasa Indonesia for the Fourth Grade of Elementary School in the Odd Semester. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Departement. Sanata Dharma University.

This research was a development research which aimed to produce teaching materials which integrated with character education in listening skill of Bahasa Indonesia for fourth grade of elementary school. The character which inserted into the product were honesty, responsibility, and cooperativeness. The proper of the product has been tested in the fourth grade of Daratan Elementary School.

The development of this teaching material used the development procedure proposed by Jerol E Kemp and Borg and Gall. Both of the procedure are adopted and modified into a simpler development. There were seven steps done in developing teaching materials; 1) the potential and the problem, 2) data collection, 3) product design (prototype), 4) validation, 5) the design revision, 6) design trial, and 7) the design revision. Those steps were done to produce teaching materials which is integrated with character building for teaching listening skill in Bahasa Indonesia in Grade four of elementary school.

The result of the research showed that the development of teaching material was developed and evaluated by considering six aspects; 1) purpose, 2) design and organization, 3) content, 4) language use-skill, 5) topic, and 6) method. According to the validation result done by the expert of Bahasa Indonesia teaching materials for grade four, the product got the average score 4,23; included into very good category of teaching materials. From the character education expert, the product got the average score 4,06; included into good category of teaching materials. The Bahasa Indonesia teacher gave 4,58 for the product and included into very good teaching materials. The students gave 4,5 for the product and also included into very good category teaching materials. The average score is 4,34 and included into very good teaching materials. By considering the result of validation, the teaching materials was good enough to use for teaching and learning Bahasa Indonesia especially for listening skill of grade four students of first semester.

Keywords: research method, teaching materials, character education, listening

(3)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI

DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK

KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV

SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Windy Ariezona

091134143

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

HALAMAN JUDUL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI

DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK

KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV

SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Windy Ariezona

091134143

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI

DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK

KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV

SEMESTER GASAL

Oleh: Windy Ariezona

091134143

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Drs. Puji Purnomo, M.Si. Tanggal 11 Juni 2013

Pembimbing II

(6)

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI

DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK

KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV

SEMESTER GASAL

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Windy Ariezona

091134143

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 12 Juli 2013

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.B.S.T.M.A. . . . Sekretaris : E. Catur Rismianti, S.Pd., M.A., Ed.D. . . .

Anggota : Drs. Puji Purnomo, M.Si. . . .

Anggota : Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. . . .

Anggota : Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A . . .

Yogyakarta, 12 Juli 2013

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

(7)

MOTTO

Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu,

namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat

mengerjakannya.

(Abraham Lincoln)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk

hari tua.

(Aristoteles)

Saat ini yang dibutuhkan hanya kaki yang akan berjalan

lebih jauh dari biasanya, mata yang akan menatap lebih

lama dari biasanya, leher yang akan sering melihat ke

atas, lapisan tekat yang seribu kali lebih kuat dari baja,

hati yang bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut

yang selalu berdoa.

(Film 5 cm)

Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat.

(8)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya sederhana ini kepada:

Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kelancaran dan kesehatan dalam nafas kehidupan ini.

Kedua orang tua saya, Bapak Sudibyo, S.Pd dan Lasmi, S.Pd yang telah memberikan dukungan baik moril serta materiil.

(9)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Juni 2013 Penulis

(10)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Windy Ariezona

Nomor Mahasiswa : 091134143

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Mendengarkan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV Semester Gasal”

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 11 Juni 2013 Yang menyatakan

(11)

ABSTRAK

Ariezona, Windy. 2013. Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Mendengarkan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Karakter yang dikembangkan ke dalam bahan ajar adalah jujur, tanggung jawab, dan kerjasama. Bahan ajar tersebut diuji kelayakannya di kelas IV SD Negeri Daratan.

Pengembangan bahan ajar ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 7 langkah yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk (prototipe), 4) validasi, 5) revisi desain, 6) uji coba desain, dan 7) revisi desain. Langkah-langkah tersebut dilaksanakan untuk menghasilkan produk final berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan dievaluasi dari unsur 1) tujuan dan pendekatan, 2) desain dan pengorganisasian, 3) isi, 4) keterampilan berbahasa, 5) topik, dan 6) metodologi. Berdasarkan validasi dari pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru Bahasa Indonesia kelas IV, dan siswa kelas IV SD Negeri Daratan. Pakar pembelajaran Bahasa Indonesia memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,23 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Pakar pendidikan karakter memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,06 terhadap bahan ajar dengan kategori “baik”. Guru Bahasa Indonesia kelas IV memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,58 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Siswa kelas IV SD Negeri Daratan memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,5 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Bahan ajar tersebut memperoleh skor rata-rata 4,34 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Dengan demikian bahan ajar yang dikembangkan sudah layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan mendengarkan kelas IV semester gasal.

Kata kunci: metode penelitian pengembangan, bahan ajar, pendidikan karakter,

(12)

ABSTRACT

Ariezona, Windy. 2013. The Development of Teaching Materials Integrated with Character Education for Listening Skills in Bahasa Indonesia for the Fourth Grade of Elementary School in the Odd Semester. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Departement. Sanata Dharma University.

This research was a development research which aimed to produce teaching materials which integrated with character education in listening skill of Bahasa Indonesia for fourth grade of elementary school. The character which inserted into the product were honesty, responsibility, and cooperativeness. The proper of the product has been tested in the fourth grade of Daratan Elementary School.

The development of this teaching material used the development procedure proposed by Jerol E Kemp and Borg and Gall. Both of the procedure are adopted and modified into a simpler development. There were seven steps done in developing teaching materials; 1) the potential and the problem, 2) data collection, 3) product design (prototype), 4) validation, 5) the design revision, 6) design trial, and 7) the design revision. Those steps were done to produce teaching materials which is integrated with character building for teaching listening skill in Bahasa Indonesia in Grade four of elementary school.

The result of the research showed that the development of teaching material was developed and evaluated by considering six aspects; 1) purpose, 2) design and organization, 3) content, 4) language use-skill, 5) topic, and 6) method. According to the validation result done by the expert of Bahasa Indonesia teaching materials for grade four, the product got the average score 4,23; included into very good category of teaching materials. From the character education expert, the product got the average score 4,06; included into good category of teaching materials. The Bahasa Indonesia teacher gave 4,58 for the product and included into very good teaching materials. The students gave 4,5 for the product and also included into very good category teaching materials. The average score is 4,34 and included into very good teaching materials. By considering the result of validation, the teaching materials was good enough to use for teaching and learning Bahasa Indonesia especially for listening skill of grade four students of first semester.

Keywords: research method, teaching materials, character education, listening

(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Mendengarkan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal” dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., B.S.T., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani penulis dengan baik. 6. Ibu Titi Purwaningsih, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Daratan

yang telah memberikan ijin penelitian untuk mengadakan penelitian di sekolah.

(14)

8. Ibu Dr. Yuliana Setianingsih, M.Pd. selaku validator pembelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini.

9. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pendidikan Karakter yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini.

10.Seluruh siswa kelas IV SD Negeri Daratan yang telah membantu selama penelitian berlangsung.

11.Bapak Sudibyo, S.Pd. dan Ibu Lasmi, S.Pd. selaku orang tua yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Adik saya Wiega Sonora yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Teman-teman satu perjuangan skripsi xiaying Bahasa Indonesia: Intan Reni Wulandari, Agnes Arinjani Puspaningrum, Margareta Erna Wijayanti, Deny Adventy Sary, Rischa Kristiana, Yohanna Prisca Apriyani, Domingos De Araujo, Fr. Gorius Geor, Pungki Martianingsih, dan Hesti Wulandari terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

14.Teman-teman kelas A PGSD 2009 yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

15.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 11 Juni 2013 Penulis

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Batasan Istilah ... 6

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1 Kajian Teori ... 8

2.1.1 Pendidikan Karakter SD ... 8

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia SD ... 15

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar Mendengarkan di SD Berbasis Karakter ... 19

2.1.4 Model Pengembangan Bahan Ajar ... 22

2.2 Penelitian yang Relevan ... 26

2.3 Kerangka Berpikir ... 29

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Prosedur Pengembangan ... 31

3.3 Uji Coba Produk ... 34

3.3.1 Desain Uji Coba ... 34

3.3.2 Subjek Uji Coba ... 35

3.3.3 Instrumen Penelitian ... 35

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.3.5 Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Data Analisis Kebutuhan ... 39

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 40

(16)

4.3.1 Data Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Revisi

Produk ... 44

4.3.2 Data Validasi Pakar Pendidikan Karakter dan Revisi Produk ... 45

4.3.3 Data Validasi Guru Bahasa Indonesia SD Kelas IV dan Revisi Produk ... 46

4.3.4 Data Validasi Lapangan dan Revisi Produk ... 48

4.3.5 Kajian Produk Akhir ... 51

4.4 Pembahasan ... 55

BAB V PENUTUP ... 57

5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 58

5.3 Saran ... 58

DAFTAR REFERENSI ... 60

(17)

DAFTAR GAMBAR

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 36

Tabel 3.2 Kriteria Skor Skala Lima ... 38

Tabel 4.1 Komentar dan Revisi dari Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 44

Tabel 4.2 Komentar dan Revisi dari Pakar Pendidikan Karakter ... 46

Tabel 4.3 Komentar dan Revisi dari Guru Bahasa Indonesia ... 47

Tabel 4.4 Komentar dan Revisi dari Siswa Kelas IV ... 51

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 62

Lampiran 2 Silabus ... 65

Lampiran 3 RPP ... 69

Lampiran 4 Hasil Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 81

Lampiran 5 Hasil Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 86

Lampiran 6 Hasil Validasi Guru Bahasa Indonesia SD Kelas IV ... 91

Lampiran 7 Hasil Validasi Siswa Kelas IV ... 100

Lampiran 8 Rekapitulasi Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 121

Lampiran 9 Rekapitulasi Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 125

Lampiran 10 Rekapitulasi Validasi Guru Bahasa Indonesia SD Kelas IV ... 129

Lampiran 11 Rekapitulasi Validasi Siswa Kelas IV ... 134

Lampiran 12 Surat Izin Penelitian... 136

Lampiran 13 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 138

Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian ... 140

Lampiran 15 Biodata Penulis ... 143

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) merupakan usaha yang secara sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran jenjang tingkat pertama dalam Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun sehingga sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pengetahuan siswa ke dalam tahap perkembangan selanjutnya. Melalui pendidikan, siswa tidak hanya sebatas mengembangkan aspek kognitifnya. Siswa juga harus mengembangkan aspek afektif dan psikomotoriknya yang akan berpengaruh pada pembentukan karakter siswa.

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang membimbing dan mengembangkan karakter yang ada dalam diri siswa. Dalam Undang-undang No 20 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,…” (UU Tahun 2003). Dalam UU ini secara jelas disampaikan bahwa

karakter merupakan salah satu aspek yang perlu terbentuk dalam diri bangsa melalui pendidikan nasional.

(21)

memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi, sehingga pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain (Depdiknas, 2006:113). Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai oleh siswa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Peneliti memilih keterampilan mendengarkan untuk diintegrasikan dengan pendidikan karakter karena melalui mendengarkan siswa dapat menerima hal baik yang disampaikan oleh pembicara, kemudian ditanamkan dalam sikap.

Pendidikan karakter dapat ditanamkan kepada siswa dengan cara mengintegrasikan nilai karakter ke dalam bahan ajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter. Peneliti mengintegrasikan nilai karakter ke dalam materi Bahasa Indonesia kompetensi dasar “Membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar”. Materi tersebut penting agar siswa mampu memahami konsep denah dengan pembelajaran yang berkarakter.

(22)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Painem, S.Pd.SD guru Bahasa Indonesia kelas IV SD Negeri Daratan, pada hari Sabtu, tanggal 8 Desember 2012, pukul 09.00 WIB, diperoleh informasi bahwa guru membutuhkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pada keterampilan mendengarkan. Hal tersebut dikarenakan pendidikan karakter sangatlah penting ditanamkan pada siswa SD. Karakter belum terbentuk secara optimal pada siswa SD terutama karakter jujur, tanggung jawab, dan kerjasama. Ada beberapa siswa di kelas IV yang suka mencontek pekerjaan temannya, tidak mau mengerjakan tugas sekolah atau tugas rumah, dan cenderung memilih-milih teman dalam berkelompok.

(23)

Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti mencoba untuk mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan mendengarkan pada kompetensi dasar “Membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar” kelas IV semester gasal guna membantu siswa dalam menanamkan nilai karakter khususnya jujur, tanggung jawab, dan kerjasama. Ketiga karakter tersebut dikembangkan karena belum terbentuk secara optimal dalam diri siswa.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

(24)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi mahasiswa

Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman melakukan pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal dengan Research and Development.

1.4.2 Bagi guru

Guru dapat memiliki bahan ajar yang sudah terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

1.4.3 Bagi siswa

1.4.3.1 Siswa dapat memahami materi Bahasa Indonesia khususnya keterampilan mendengarkan pada kompetensi dasar “Membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar”.

1.4.3.2 Siswa dapat memperoleh pendidikan karakter dari setiap kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia.

1.4.4 Bagi sekolah

(25)

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Prodi PGSD dapat menambah acuan untuk mengembangkan produk yang lain.

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada dua hal yaitu ilmu pengetahuan dan pengembangan karakter individu yang lebih fokus pada sikap, perilaku, dan cara berfikir individu.

1.5.2 Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap kompetensi dasar (KD) yang terdiri dari unsur topik, SK, KD, indikator, tujuan, motivasi, apersepsi, orientasi, uraian materi, kegiatan siswa, pos tes, refleksi, tindakan siswa, pekerjaan rumah, rangkuman materi, evaluasi, penilaian, kunci jawaban, glosarium, dan daftar pustaka.

1.5.3 Keterampilan mendengarkan adalah kegiatan menggunakan indra pendengaran dengan penuh perhatian dan kesengajaan untuk memperoleh informasi yang disampaikan oleh pembicara.

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

1.6.1 Penelitian ini mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Karakter yang dikembangkan adalah jujur, tanggung jawab, dan kerjasama.

(26)

motivasi, apersepsi, orientasi, uraian materi, kegiatan siswa, pos tes, refleksi, tindakan siswa, pekerjaan rumah, rangkuman materi, evaluasi, penilaian, kunci jawaban, glosarium, dan daftar pustaka. Selain itu bahan ajar rekaman kegiatan mendengarkan dikemas dalam bentuk compact disk (CD).

1.6.3 Bahan ajar yang dikembangkan memuat indikator kognitif, afektif, dan psikomotorik. Indikator kognitif meliputi 1) menemukan pengertian denah; 2) menjelaskan arah mata angin yang terdapat pada denah; 3) menyelesaikan soal yang berkaitan dengan denah; 4) menguraikan letak tempat berdasarkan denah; 5) memilih informasi penting berdasarkan penjelasan denah yang didengar; dan (6) merencanakan pembuatan denah berdasarkan penjelasan yang didengar. Indikator afektif meliputi 1) bersikap jujur dalam mengerjakan tugas kelompok; 2) bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok; dan 3) bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok. Indikator psikomotorik meliputi 1) menempelkan gambar suatu tempat pada denah dan 2) membuat denah berdasarkan penjelasan yang didengar.

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pendidikan Karakter SD

2.1.1.1Pengertian Pendidikan Karakter

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2011:213), karakter adalah sifat-sifat khas yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Menurut Hornby dan Parnwell (dalam Hidayatullah, 2010:12), secara harfiah karakter artinya kualitas mental atau moral, nama atau reputasi. Selaras dengan definisi tersebut, Hermawan Kertajaya (dalam Hidayatullah, 2010:13) juga menjelaskan bahwa karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.

Dari beberapa pengertian tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa karakter adalah kualitas mental atau moral individu yang merupakan kepribadian khusus, yang membedakan dengan individu lainnya. Karakter akan membuat seseorang menjadi disukai atau dibenci oleh orang lain. Seseorang yang mempunyai karakter yang baik akan disukai oleh orang lain, begitu juga sebaliknya.

Menurut Zubaedi (2011:15), pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif. Kualitas kemanusiaan yang dimaksud bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan. Menurut Williams & Schnaps (dalam Zubaedi, 2011:15), pendidikan karakter

(28)

conjuction with parent and community members, help children and youth become caring, principled and responsible.” Maknanya yaitu pendidikan karakter merupakan berbagai usaha yang dilakukan oleh para personel sekolah, bahkan yang dilakukan bersama-sama dengan orang tua dan anggota masyarakat, untuk membantu anak agar memiliki sifat peduli, berpendirian, dan bertanggung jawab. Jadi dalam hal ini pihak sekolah bukanlah lingkungan utama yang dapat mendukung keberhasilan pengembangan karakter, tetapi juga melibatkan orang tua dan masyarakat.

Raharjo (dalam Zubaedi, 2011:16) memaknai pendidikan karakter sebagai proses pendidikan secara holistis yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik. Pendidikan secara holistis merupakan fondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas, mampu hidup mandiri, dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan. Creasy (dalam Zubaedi, 2011:16) mengartikan pendidikan karakter sebagai upaya untuk mendorong peserta didik berkembang dengan kompetensi berfikir dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dalam kehidupnya. Menurut Koesoema (dalam Zubaedi, 2011:19), pendidikan karakter merupakan upaya pengembangan kemampuan yang terus-menerus dalam diri manusia untuk mengadakan internalisasi nilai-nilai sehingga menghasilkan individu yang baik.

(29)

2.1.1.2Tujuan Pendidikan Karakter

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 3 menyatakan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab. Dalam UU ini secara jelas disampaikan bahwa karakter merupakan salah satu aspek yang perlu terbentuk dalam diri bangsa melalui pendidikan nasional.

Menurut Narwanti (2011:16), pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan, dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Menurut Mulyasa (2011:9), pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter peserta didik secara utuh sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.

(30)

generasi penerus bangsa, 4) mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan, serta 5) mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, persahabatan, rasa kebangsaan yang tinggi, dan penuh kegiatan.

Menurut Kesuma (dalam Narwanti, 2011:17), tujuan pendidikan karakter yaitu 1) memfasilitasi pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah; 2) mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan sekolah; dan 3) membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersamaan.

Berdasarkan pendapat Zubaedi dan Kesuma terdapat persamaan dan perbedaan tujuan pendidikan karakter. Persamaannya yaitu mengembangkan perilaku peserta didik agar sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa. Perbedaannya yaitu Zubaedi hanya mengarahkan pada pengembangan sekolah sebagai lingkungan penanaman pendidikan karakter. Kesuma lebih menekankan pada pengembangan sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai penanaman pendidikan karakter.

Dari beberapa pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan kemampuan, watak, dan lingkungan pemegang peran penanaman karakter pada peserta didik (sekolah, keluarga, dan masyarakat).

(31)

2.1.1.3Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan pendidikan maka Kemendiknas (2011) telah mengidentifikasi 25 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu 1) kereligiusan, 2) kejujuran, 3) kecerdasan, 4) tanggung jawab, 5) kebersihan dan kesehatan, 6) kedisiplinan, 7) tolong-menolong, 8) berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, 9) kesantunan, 10) ketangguhan, 11) kedemokratisan, 12) kemandirian, 13) keberanian mengambil resiko, 14) berorientasi pada tindakan, 15) berjiwa kepemimpinan, 16) kerja keras, 17) percaya diri, 18) keingintahuan, 19) cinta ilmu, 20) kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, 21) kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, 22) menghargai karya dan prestasi orang lain, 23) kepedulian terhadap lingkungan, 24) nasionalisme, dan 25) menghargai keberagaman.

Menurut Koesoema (2011:124), nilai-nilai yang ditanamkan dapat berupa nilai yang bersifat individual personal maupun yang lebih sosial. Nilai yang bersifat individual personal adalah tanggung jawab, kemurahan hati, penghargaan diri, kejujuran, pengendalian diri, bela rasa, disiplin, daya tahan, percaya diri, dan rasa terimakasih. Nilai yang bersifat lebih sosial adalah tanggung jawab, kewarganegaraan, kerjasama, keadilan, dan kesediaan mendengarkan. Tanggung jawab termasuk ke dalam nilai karakter yang bersifat individual personal dan individual sosial karena tanggung jawab bisa terhadap diri sendiri maupun orang lain.

(32)

karakter yang akan dikembangkan. Menurut Raka (2011:108), kejujuran tidak hanya mencakup pengertian tidak berbohong atau berkata benar, tetapi juga tindakan tidak mengambil yang tidak menjadi haknya. Menurut Asmani (2012:36-37), kejujuran merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya. Hal ini diwujudkan dalam hal perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun pihak lain. Secara lebih luas Hidayatullah (2010:83), mengungkapkan bahwa kejujuran adalah suatu sifat/kebiasaan dimana seseorang memperoleh kepercayaan dengan melaporkan fakta yang benar, tidak bohong, lurus hati, tidak khianat, dan selalu melakukan yang benar. Berdasarkan pemaparan pengertian kejujuran di atas, maka peneliti merumuskan aspek penilaian jujur yaitu dapat dipercaya dalam pekerjaan dan dapat dipercaya dalam perkataan.

(33)

Menurut Johnson dkk (dalam Colaborative Learning, 2012:28), kerjasama adalah upaya umum manusia yang secara simultan mempengaruhi berbagai keluaran instruksional. Menurut Slavin (dalam Cooperative, 2005:4), kerjasama adalah dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Para siswa saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Menurut Johnson dkk (2012:8-10), ada lima komponen kerjasama yaitu: 1) Interdependensi Positif

Setiap anggota kelompok memandang bahwa mereka terhubung antara satu sama lain. Siswa harus menyadari bahwa usaha dari setiap anggota kelompok akan bermanfaat bukan hanya bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi semua anggota kelompok.

2) Interaksi yang Mendorong

Siswa saling membantu, mendukung, menyemangati, dan menghargai usaha satu sama lain untuk belajar.

3) Tanggung Jawab Individual

(34)

4) Kemampuan Interpersonal dan Kelompok kecil

Siswa dituntut untuk mempelajari pelajaran dan kemampuan personal yang dibutuhkan agar dapat berfungsi sebagai sebuah tim. Kemampuan yang dimaksud seperti kepemimpinan, pengambilan keputusan, membangun kepercayaan, komunikasi, dan manajemen konflik.

5) Pemprosesan Kelompok

Anggota kelompok berdiskusi seberapa baik mereka telah mencapai tujuan dan seberapa baik mereka memelihara hubungan yang efektif. Kelompok perlu menggambarkan anggota manakah yang telah sangat membantu atau tidak membantu.

Berdasarkan pemaparan komponen kerjasama di atas, maka peneliti merumuskan aspek penilaian kerjasama, yaitu 1) interdependensi, 2) interaksi yang mendorong, 3) tanggung jawab individual, 4) kemampuan interpersonal, dan 5) pemprosesan kelompok.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

2.1.2.1Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

(35)

selaras dengan pendapat Zulela (2012:4), pembelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006:113) memberi gambaran bahwa hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia di SD diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu pembelajaran Bahasa Indonesia harus melibatkan keaktifan siswa. Hal itu selaras dengan pendapat Djuanda (2006:1), arah pembelajaran Bahasa Indonesia SD menekankan keterlibatan anak dalam belajar, membuat anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

(36)

membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

2.1.2.2Keterampilan Mendengarkan di SD

Menurut Nurjamal (2011:2), pembelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang SD meliputi empat aspek keterampilan berbahasa yaitu 1) mendengarkan, 2) berbicara, 3) membaca, dan 4) menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut berkaitan satu sama lain. Artinya, aspek yang satu berhubungan erat, saling bergantung, dan tidak dapat dipisahkan dengan aspek yang lain. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu lazim disebut catur tunggal keterampilan berbahasa atau empat serangkai keterampilan berbahasa karena hubungannya yang sangat erat. Keempat keterampilan berbahasa tersebut diajarkan di sekolah. Hal itu dilaksanakan agar penguasaan bahasa siswa menjadi lebih baik dan memudahkan mereka dalam menguasai materi pelajaran.

Ketereampilan mendengarkan adalah salah satu keterampilan berbahasa yang paling utama karena dari keterampilan ini kemudian siswa mampu memproduksi bahasa. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, keterampilan

mendengarkan dikembangkan dalam kegiatan, misalnya mendengarkan petunjuk. Berawal dari keterampilan mendengarkan inilah kemudian siswa dapat memproduksi sebuah karya kreativitas berbahasa atau bersastra. Oleh karena itu peneliti akan mengembangkan keterampilan mendengarkan.

(37)

sesuatu dengan sungguh-sungguh, memasang telinga baik-baik untuk mendengar, mengindahkan, dan menurut. Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2011:498), menyimak adalah memperhatikan atau mendengarkan baik-baik hal yang dibaca atau diucapkan orang, meninjau atau memeriksa dengan teliti.

Menurut Anderson (dalam Tarigan, 2008:30), menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Secara lebih luas menurut Tarigan (2008:31), menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Menurut Sutari dkk (1998:17), faktor kesengajaan dalam kegiatan menyimak ada usaha memahami apa yang disimaknya, sedangkan dalam kegiatan mendengarkan tingkatan pemahaman belum dilakukan.

Dari beberapa pengertian tersebut, terdapat persamaan dan perbedaan antara mendengarkan dan menyimak. Persamaannya yaitu keduanya merupakan kegiatan menggunakan indra pendengaran untuk memperhatikan sesuatu yang disampaikan oleh orang lain dengan penuh perhatian dan kesengajaan. Perbedaannya terletak pada tingkat pemahamannya. Dalam kegiatan mendengarkan tingkat pemahaman, apresiasi, dan interpretasi belum dilakukan. Sebaliknya, dalam kegiatan menyimak tingkat pemahaman, apresiasi, dan interpretasi sudah dilakukan.

(38)

Menurut Yamin (2007:189), kiat-kiat yang perlu diperhatikan dalam mendengarkan yaitu 1) ada keseriusan dan keinginan untuk mengetahui suatu informasi; 2) kesiapan mental dan fisik untuk mendengarkan; 3) menghindari gangguan-gangguan yang datang; 4) mencari gagasan pokok pembicaraan dan kata kunci dari informasi yang disampaikan guru; 5) memperhatikan petunjuk dan contoh yang diberikan guru di depan kelas; 6) mencatat istilah-istilah yang penting; 7) membiasakan dengan kata-kata/istilah-istilah yang baru; 8) mengajukan pertanyaan kepada guru, ketika pendengaran kita samar-samar atau membingungkan, dan 9) menghindari bercakap-cakap ketika kita mendengarkan.

Dari beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan pengertian mendengarkan yaitu kegiatan menggunakan indra pendengaran dengan penuh perhatian dan kesengajaan untuk memperoleh informasi yang disampaikan oleh pembicara. Seseorang akan berusaha mematuhi apa yang didengar melalui kegiatan mendengarkan. Berdasarkan hal tersebut, nilai karakter dapat ditanamkan dalam diri siswa melalui kegiatan mendengarkan. Dalam penelitian ini tugas mendengarkan yang diberikan adalah membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar. Siswa diharapkan mampu bertanggung jawab dalam mendengarkan penjelasan yaitu menulis informasi penting, membuat denah berdasarkan penjelasan, dan menceritakan kembali denah yang telah dibuat.

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar Mendengarkan di SD Berbasis Karakter

(39)

Majid (2009:173) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar juga merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaah implementasi pembelajaran.

Tujuan bahan ajar menurut Prastowo (2011:26-27) ada empat yaitu 1) membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu; 2) menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar sehingga mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta didik; 3) memudahkan peserta dalam melaksanakan pembelajaran; dan 4) kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

Bahan ajar tersebut dikembangkan dengan mengintegrasikan pendidikan karakter. Nilai karakter yang akan diintegrasikan ke dalam bahan ajar tersebut ada tiga yaitu jujur, tanggung jawab, dan kerjasama. Menurut Zubaedi (2012:138), pendidikan karakter bukan mata pelajaran baru, standar kompetensi baru, kompetensi dasar baru yang berdiri sendiri. Pendidikan karakter harus diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sudah ada, pengembangan diri, dan budaya sekolah serta muatan lokal. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), silabus, dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada.

(40)

mengungkapkan adanya langkah-langkah pengintegrasian pendidikan karakter dalam bahan ajar setiap mata pelajaran yaitu 1) mendeskripsikan kompetensi dasar (KD) dari kurikulum yang berlaku; 2) mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang akan diintegrasikan ke dalam bahan ajar; 3) mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam kompetensi dasar yang telah dipilih; 4) melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan metode atau teknik tertentu; 5) menentukan metode; 6) menentukan evaluasi; dan 7) menentukan sumber belajar.

Menurut Raka dkk (2011:60), proses belajar karakter yang berpusat pada siswa memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk melibatkan diri secara aktif dan mengambil tanggung jawab dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti menyusun bahan ajar yang berisi aktifitas siswa agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang berkarakter.

(41)

2.1.4 Model Pengembangan Bahan Ajar

[image:41.595.100.497.221.564.2]

Model pengembangan bahan ajar yang dipilih dalam penelitian ini adalah model Jerold E Kemp yang direvisi. Menurut Kemp dalam Trianto (2009:179), pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Model pengembangan perangkat pembelajaran ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kemp yang Direvisi (Trianto, 2009:179)

(42)

Pengembangan dapat berjalan dengan baik karena adanya layanan pendukung (Suport Service).

Di bawah ini akan dipaparkan tahapan model pengembangan perangkat menurut Kemp (Trianto, 2009:180-186):

a. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Tahap ini bertujuan untuk mengindentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan, atau materi yang dikembangkan, selanjutnya disusun alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

b. Analisis Siswa (Learner Characteristic)

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok. Analisis siswa terdiri dari:

1) Tingkah Laku Awal Siswa

(43)

2) Karakteristik Siswa

Menurut Ibrahim dalam Trianto (2009:180), analisis siswa meliputi karakteristik antara lain: kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial, dan sebagainya. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran.

c. Analisis Tugas (Task Analysis)

Menurut Kemp dalam Trianto (2009:181), analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas sejalan dengan analisis tujuan. Analisis tugas ini dilakukan untuk menentukan model pembelajaran. Analisis ini mencakup analisis isi pelajaran, konsep, pemprosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan penguasaan tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

d. Merumuskan Indikator (Instructional Objectives)

Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan. Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal.

e. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator setelah berlangsungnya proses pembelajaran.

(44)

f. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategies)

Pemilihan strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan yang akan dicapai. Pada tahap ini dipilih strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan dan metode, pemilihan format.

g. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resource) Pemilihan media dan sumber belajar didasarkan pada hasil analisis tujuan, karakteristik siswa, dan tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran. h. Pelayanan Pendukung (Suport Service)

Selama proses pengembangan perangkat diperlukan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru, tenaga terkait, laboratorium, perpustakaan, dana, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, serta jadwal penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan.

i. Evaluasi Formatif (Formative Evaluation)

Evaluasi formatif berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas.

j. Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)

(45)

pos tes dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi; hasil ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

k. Revisi Perangkat Pembelajaran (Planing Revision)

Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap langkah pengembangan. Kegiatan revisi dimaksudkan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran oleh pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas, sehingga validasi ini lebih pada tujuan kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkannya sebagai perangkat pembelajaran di sekolah.

2.2 Penelitian yang Relevan

Peneliti menemukan tiga penelitian yang cukup relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, yaitu:

(46)

yang sudah direvisi kemudian diujicobakan kepada siswa kelas VII SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Produk pengembangan ini belum diujicobakan seluruhnya karena modul ini dirancang untuk pembelajaran selama satu tahun.

2) Penelitian pengembangan bahan ajar yang dilakukan oleh Anastasia Tiur Rohani (2012). Dalam skripsinya Anastasia Tiur Rohani meneliti “Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia Kelas VIII Semester 1 dan 2”. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa kuesioner dan daftar wawancara. Produk yang dihasilkan berupa modul pembelajaran “Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia Kelas VIII Semester 1 dan 2”. Modul ini telah dinilai oleh pakar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta guru Bahasa Indonesia kelas VIII untuk mengetahui kualitas produk pengembangan. Hasil penelitian tersebut kemudian dijadikan dasar untuk merevisi produk. Produk yang sudah direvisi kemudian diujicobakan kepada siswa kelas VIII. Produk pengembangan ini belum diujicobakan seluruhnya karena modul ini dirancang untuk pembelajaran selama satu tahun.

(47)

komponen kognitif, afektif, dan tingkah laku dalam pembangunan karakter. Isi dari artikel ini adalah memperbincangkan modul kursus yang berkaitan dengan pembangunan karakter dan manfaat menggunakan Prodigi dalam memupuk pembangunan karakter.

Ketiga penelitian tersebut relevan terhadap penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian pertama, peneliti mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam pembelajaran berbicara Bahasa Indonesia kelas VII semester 1 dan 2. Peneliti hanya mengembangkan bahan ajar pada keterampilan berbicara untuk siswa SMP kelas VII. Berdasarkan penelitian relevan pertama, maka peneliti ingin mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan yang lain yaitu mendengarkan. Sasaran yang dituju bukan siswa SMP tetapi siswa kelas IV SD semester gasal.

Tidak jauh berbeda dengan penelitian yang kedua. Peneliti mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam pembelajaran menulis Bahasa Indonesia kelas VIII semester 1 dan 2. Peneliti hanya mengembangkan bahan ajar pada keterampilan menulis untuk siswa SMP kelas VIII. Berdasarkan penelitian relevan kedua, maka peneliti ingin mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan yang lain yaitu keterampilan mendengarkan. Sasaran yang dituju juga bukan siswa SMP tetapi siswa kelas IV SD semester gasal.

(48)

ke dalam mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia keterampilan mendengarkan kelas IV semester gasal.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan pemaparan teori-teori di atas, kerangka berpikir yang digunakan peneliti dalam pengembangan bahan ajar keterampilan mendengarkan adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD semester gasal dijadikan sebagai ruang lingkup penelitian.

2. Keterampilan mendengarkan merupakan aspek keterampilan berbahasa yang akan dikembangkan dalam penelitian ini.

3. Keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia akan diintegrasikan dengan pendidikan karakter.

4. Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan mendengarkan akan dikembangkan melalui bahan ajar berbasis aktifitas siswa.

5. Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

2.4 Pertanyaan Penelitian

(49)

kompetensi dasar ”Membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang

didengar”?

2.4.2 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan mendengarkan, kompetensi dasar ”Membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar” menurut pakar pembelajaran Bahasa Indonesia?

2.4.3 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan mendengarkan, kompetensi dasar ”Membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar” menurut pakar pendidikan karakter?

2.4.4 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan mendengarkan, kompetensi dasar ”Membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar” menurut guru Bahasa Indonesia SD kelas IV?

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian dan pengembangan atau sering disebut Research and Development. Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009:407).

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development karena akan menghasilkan produk yang berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Bahan ajar tersebut akan diuji keefektifannya di kelas IV SD Negeri Daratan.

3.2 Prosedur Pengembangan

(51)
[image:51.595.99.497.235.713.2]

diadaptasi menjadi 7 langkah yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk (prototipe), 4) validasi, 5) revisi desain, 6) uji coba desain, dan 7) revisi desain. Prosedur pengembangan tersebut dilakukan untuk menghasilkan produk final berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter khususnya keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal. Prosedur pengembangan tersebut dapat dijelaskan melalui gambar di bawah ini:

(52)

Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah mengkaji potensi dan masalah. Peneliti mengetahui adanya potensi dan masalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan melalui wawancara terhadap guru Bahasa Indonesia kelas IV SD Negeri Daratan. Analisis kebutuhan ini bertujuan untuk mengetahui pandangan guru mengenai pendidikan karakter, ketersediaan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, dan sekaligus dapat memperoleh gambaran mengenai karakteristik siswa.

Langkah kedua adalah pengumpulan data. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan guru dan kajian dokumen dari beberapa sumber yang mendukung. Hasil dari pengumpulan data digunakan sebagai pertimbangan perencanaan produk yang berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal.

Langkah ketiga adalah mendesain sebuah produk yang berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal. Langkah ini dimulai dengan mengkaji SK/KD dalam kurikulum KTSP, menentukan indikator, menentukan tujuan pembelajaran, menentukan isi bahan ajar, menentukan strategi pembelajaran, menyusun kegiatan belajar, menentukan sumber belajar, dan menyusun evaluasi yang dapat mengukur ketercapaian kompetensi dasar.

(53)

pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, dan dua guru Bahasa Indonesia kelas IV. Validasi desain ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian dari para pakar terhadap produk yang dikembangkan. Berdasarkan kritik dan saran tersebut akan diketahui kelebihan dan kekurangan produk yang dikembangkan serta perbaikan yang harus dilakukan.

Langkah kelima adalah revisi desain. Revisi desain dilakukan berdasarkan hasil validasi para pakar. Revisi desain dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang sudah divalidasi oleh pakar.

Langkah keenam adalah uji coba desain. Uji coba desain dilakukan kepada siswa kelas IV SD Negeri Daratan. Setelah melakukan uji coba desain, siswa diberi kuisioner untuk menilai apakah produk yang disusun sudah baik untuk siswa atau belum. Hasil uji coba desain merupakan evaluasi sumatif terhadap desain produk pengembangan bahan ajar.

Langkah ketujuh adalah revisi desain. Revisi desain dilakukan setelah uji coba desain. Produk akan direvisi berdasarkan masukan dari siswa yang mengikuti uji coba produk. Hasil dari revisi produk ini akan menjadi desain produk final yaitu bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal.

3.3 Uji Coba Produk

3.3.1 Desain Uji Coba

(54)

tahap uji coba ini, bahan ajar akan divalidasi melalui beberapa tahap agar benar-benar valid untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan validasi dilakukan dengan menggunakan instrumen validasi berupa kuesioner yang berisi item-item yang mencakup berbagai komponen.

3.3.2 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba dalam penelitian pengembangan ini adalah 10 siswa kelas IV SD Negeri Daratan tahun ajaran 2012/2013 sebagai sampel dalam uji coba produk. Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Daratan yang beralamat di Sendangarum, Minggir, Sleman, Yogyakarta. Penelitian akan dilakukan selama lima bulan, yang akan dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai dengan Mei 2013.

3.3.3 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan berupa wawancara dan kuesioner. Menurut Daryanto (2007:33), wawancara atau interviu (interview) adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan tanya jawab sepihak. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD Negeri Daratan. Wawancara dilakukan untuk analisis kebutuhan.

(55)

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data akan dilakukan melalui dua tahap. Pertama, data validasi diperoleh dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, dan dua guru Bahasa Indonesia SD kelas IV. Kedua, data validasi lapangan diperoleh dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh sepuluh siswa kelas IV SD Negeri Daratan setelah uji coba lapangan.

3.3.5 Teknik Analisis Data

[image:55.595.102.508.302.629.2]

Teknik analisis data dilakukan untuk mengetahui kualitas produk pengembangan bahan ajar. Data yang diperoleh melalui instrumen penilaian pada saat uji coba dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif kualitatif. Data kuantitatif yang diperoleh melalui kuesioner penilaian akan dianalisis dengan statistik kemudian dikonversikan ke dalam data kualitatif dengan skala lima, seperti pada tabel berikut ini (Sukardjo, 2008:101).

Tabel 3.1 Tabel Konverensi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima

Interval Kategori

X > + 1,80 Sbi Sangat Baik

+ 0,60 Sbi < X ≤ + 1, 80 SBi Baik

− 0,60 Sbi < X ≤ + 0, 60 SBi Cukup baik

–1,80 Sbi < X ≤ − 0, 60 SBi Kurang baik

X ≤ − 1, 80 Sbi Sangat kurang baik

Keterangan :

(56)

Simpangan baku ideal : (skor maksimal ideal − skor minimal ideal) X : Skor Aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data-data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1 Rerata ideal ( ) = (5+1) = 3

Simpangan baku ideal (SBi) = (5-1) = 0,67 Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawaban:

Kategori sangat baik = X> ̅̅̅̅+ 1,80 SBi = X> 3+ (1,80. 0,67) = X> 3 + (1,21) = X> 4,21

Kategori baik = ̅̅̅̅+ 0,60SBi < X≤ ̅̅̅̅+ 1,80SBi

= 3 + (0,60. 0,67) < X ≤ 3 + (1,80. 0,67) = 3 + (0,40) < X≤3 + (1,21)

(57)

Kategori cukup baik = ̅̅̅̅- 0,60SBi < X≤ ̅̅̅̅+ 0,60SBi

= 3 - (0,60. 0,67) < X ≤ 3 + (0,60. 0,67) = 3 – (0,40) < X≤3 + (0,40)

= 2,60 < X≤3,40

Kategori kurang baik = ̅̅̅̅- 1,80SBi < X≤ ̅̅̅̅- 0,60SBi

= 3 - (1,80. 0,67) < X ≤ 3 - (0,60. 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40)

= 1,79 < X ≤ 2,60 Kategori sangat kurang baik = ≤ ̅̅̅̅ – 1,80SBi

= X ≤ 3 - (1,80. 0,67) = X ≤ 3 - (1,21) = X ≤ 1,79

[image:57.595.101.510.157.613.2]

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.2 Kriteria Skor Skala Lima

Interval Skor Kriteria

X > 4,21 Sangat Baik

3,40 < X ≤ 4,21 Baik

2,60 < X ≤ 3,40 Cukup Baik

1,79 < X ≤ 2,60 Kurang Baik

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan siswa kelas IV SD Negeri Daratan terhadap bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Data tersebut diperlukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang segala hal yang berhubungan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD Negeri Daratan. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara terhadap guru kelas IV SD Negeri Daratan yaitu Ibu Painem, S.Pd.SD. Wawancara tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 8 Desember 2012, pukul 09.00 WIB. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa guru membutuhkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pada keterampilan mendengarkan. Hal tersebut dikarenakan pendidikan karakter sangatlah penting ditanamkan pada siswa SD. Karakter siswa SD saat ini belum terbentuk secara optimal terutama karakter jujur, tanggung jawab, dan kerjasama. Ada beberapa siswa di kelas IV yang suka mencontek pekerjaan temannya, tidak mau mengerjakan tugas sekolah atau tugas rumah, dan cenderung memilih-milih teman dalam berkelompok.

(59)

sangat kurang. Guru hanya menanamkan nilai karakter pada keseharian siswa di sekolah. Guru belum mengintegrasikan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam pengembangan bahan ajar karena guru masih merasa kesulitan. Guru sulit dalam menghubungkan nilai karakter yang sesuai dengan materi Bahasa Indonesia khususnya keterampilan mendengarkan. Kesulitan guru dikarenakan buku-buku penunjangnya belum menampilkan pendidikan karakter. Selain itu tingkat pemahaman dan perkembangan siswa berbeda-beda. Faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan teman sebaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa.

Berdasarkan hasil wawancara analisisa kebutuhan yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa siswa membutuhkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal.

4.2 Deskripsi Produk Awal

Penelitian pengembangan ini diawali dengan menentukan mata pelajaran, kompetensi dasar, dan karakter yang akan dikembangkan. Mata pelajarannya adalah Bahasa Indonesia khususnya keterampilan mendengarkan kelas IV semester gasal, dengan kompetensi dasar (KD) “Membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar” serta karakter yang akan dikembangkan yaitu jujur, tanggung jawab, dan kerjasama. Selanjutnya dilakukan proses desain silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan bahan ajar.

(60)

dituangkan ke dalam produk yang akan dikembangkan. S

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan ..........................................
Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ...................
Gambar 2.1 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kemp yang Direvisi
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini dapat memberikan informasi berupa laporan mengenai detil transaksi yang dilakukan oleh karyawan yang terlibat dalam kegiatan administrasi pembelian

Tampilan menu laporan kerusakan pada gambar 4.34 merupakan form untuk memperlihatkan semua data kerusakan baru atau lama yang telah di inputkan sesuai dengan ID Alat, Nama

[r]

[r]

Namun karena banyaknya penyimpangan yang terjadi, tidak ada salahnya mengutip kembali konsideransi dalam keppres 80/2003: “Agar pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan yang menjadi urgensi dan akar permasalahan yaitu masih belum optimalnya kinerja guru otomotif SMK Negeri di

[r]

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN GREEN PRODUCT (Studi pada Konsumen Honda Vario Techno di Kota