• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal."

Copied!
206
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA

PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Oleh:

Yohanna Prisca Apriyani NIM: 091134104

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

HALAMAN JUDUL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA

PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Oleh:

Yohanna Prisca Apriyani NIM: 091134104

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan untuk:

TUHAN YESUS KRISTUS

“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada

Dia:bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”

(Roma 11: 36)

Bapak dan Ibuku tercinta

Bapak M. Supriyadi dan Ibu L. Suprihatin

yang selalu mendukung dan mempercayaiku

Margareta Ayu kakakku tersayang, adikku Yovita Galih, Pakdhe

Romo, Piliphus Arga Pramudya dan seluruh keluarga besar

Harjodimulyo dan Iman Mujono, Serta sahabat-sahabatku

Terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan dan kasih

sayang yang kalian berikan

(6)

v MOTTO

Never Let The Fear Striking Out Keep You From Playing The

Game: Jangan Pernah rasa Takut Gagal Membuat Berhenti

Mencoba

Selesaikanlah apa yang menjadi bagianmu dan serahkanlah

keputusan akhir padaNya

Belajarlah mengucap syukur dari hal-hal baik yang terjadi dan

belajalah menjadi kuat untuk hal-hal buruk yang terjadi dalam

hidupmu.

Gusti Mboten Sare

(7)
(8)
(9)

viii ABSTRAK

Apriyani, Yohanna Prisca. 2013. Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru akan ketersediaan bahan ajar bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Penelitian ini bertujuan (1) untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal, (2) untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang dikembangkan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, sampai menghasilkan desain produk final bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada kelas IV semester gasal. Subjek dalam uji coba lapangan penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SDN Pakem 4. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada bulan Mei. Instrumen dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru bahasa Indonesia kelas IV SDN Pakem 4, sedangkan kuesionerdigunakan untuk validasi kualitas bahan ajar oleh pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru bahasa Indonesia dan siswa.

Hasil penelitian ini adalah bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SDN Pakem 4 semester gasal yang memiliki kualitas sangat baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV semester gasal berdasarkan validasi dari pakar bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru Bahasa Indonesia, dan siswa kelas IV SDN Pakem 4. Hal itu ditunjukkan dengan skor rerata produk adalah 4,33 dan termasuk dalam kategori “sangat baik” ditinjau dari aspek (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) ketrampilan bahan ajar, (5) topik, dan (6) metodologi.

(10)

ix ABSTRAK

Apriyani, Yohanna Prisca. 2013. Development of Instructional Materials which Integrated with Character Education for Reading Skills on Indonesian Language Subjects of 4th grade in Odd Semester of Primary School. Primary School Teacher Education Program.University of Sanata Dharma Yogyakarta.

This study began from the teacher’s needed about instructional materials which integrated with character education. This research aims to (1) describes procedures of development of instructional materials which integrated with character education for reading skills on Indonesian language subjects of 4th grade in odd semester of primary school, (2) describe validation results of the instructional materials quality of developed products.

This study was a type of research and development. The procedure that used in this research is modified of prosedure between Borg &Gall development model and Jerold Kemp instructional materials development model. The prosedures were divided into seven-step,there were (1) the potential and problems, (2) data collection, (3) designproduct, (4) validation, (5) revision of the design, (6) the trial design, (7) the revision of the design, until produce a final product design of instructional materials which integrated with character education include character critical, logic and creative thinking and also cooperative, for reading skills on Indonesian language subjects in 4th grade of odd semester of primary school. Subjects in the trial design were 10 students of 4th grade in SDN Pakem 4 that was done on May in the second semester of 2012/2013 academic year. Instrument in this study were interviews and questionnaires. Interviews used for analysis need assement about intructional materials, while the questionnaire is used to validate the quality of instructional materials by expert Indonesian language subjects, character education experts, teachers and students of Indonesian language.

The results of this research was a instructional materials which integrated with character education for reading skills on Indonesian language subjects of 4th grade in odd semester of primary school with excellent quality and proper to use in learning Indonesian language subjects based on validation. This was indicated by a mean score of 4.33 and the product was include in the category of "very good" in terms of aspects (1) the purpose and approach, (2) design and organization, (3) contents, (4) skills of teaching materials, (5) topic, and (6) methodology.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL” sesuai dengan waktu yang diharapkan. Skripsi ini disusun demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dorongan, perhatian dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Rohandi., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., MA., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan dorongan, motivasi dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D., selaku dosen penguji, terima kasih atas saran dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(12)

xi

7. Ibu Sumini, S.Pd., selaku kepala sekolah SD Negeri Pakem 4 yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.

8. Ibu Latifah Dwi R, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri Pakem 4dan validator yang telah membimbing, mengarahkan, dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.

9. Ibu Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., Bapak Rusmawan, M.Pd., dan Bapak L. Agung Purwoko, S.Pd., yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk bersedia menjadi validator dalam penelitian dan pengembangan ini.

10. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri Pakem 4 yang dapat bekerja sama dalam pelaksanaan penelitian.

11. Orang tuaku yang terkasih, Bapak M. Supriyadi dan Ibu L. Suprihatin, Kakakku Margareta Ayu, dan adikku Yovita Galih L serta keluarga besarku yang telah memberikan dukungan, kepercayaan dan kasih sayang.

12. Piliphus Arga Pramudya, terima kasih atas dukungan,perhatian dan semangat yang selalu diberikan.

13. Sahabat-sahabatku : Pungki, Unix, Sambat, Gita, Denis, Berek, Asumpta, terima kasih atas bantuan, perhatian dan motivasi yang kalian berikan. 14. Teman-teman seperjuanganku: Deny, Risca, Jany, Retha, Fr. Greg,

Domi, Windy, Intan, Wulan, Juminten, dan Putri. Kalian luar biasa. 15. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi banyak pihak. Penulis menyadari karya ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Istilah ... 7

1.6 Spesifikasi Produk ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Kajian Teori ... 10

2.1.1 Pendidikan Karakter ... 10

2.1.1.1Pengertian Pendidikan Karakter ... 10

2.1.1.2Tujuan Pendidikan Karakter... 12

2.1.1.3Nilai-Nilai dalam Pendidikan Karakter ... 13

1. Berpikir Kritis, Logis, dan Kreatif ... 14

(14)

xiii

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 19

2.1.2.1Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 19

2.1.2.2Keterampilan Membaca ... 21

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan PK ... 25

2.1.4 Model Pengembangan ... 27

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran ... 28

2. Analisis Siswa ... 29

3. Analisis Tugas ... 29

4. Merumuskan Indikator ... 30

5. Penyusunan Instrumen Evaluasi ... 31

6. Strategi Pembelajaran ... 31

7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran ... 31

8. Pelayanan Pendukung ... 32

9. Evaluasi Formatif ... 32

10.Evaluasi Sumatif ... 33

11.Revisi Perangkat Pembelajaran ... 33

(15)

xiv

3.3.2 Subyek Validasi Lapangan ... 43

3.3.3 Instrumen Penelitian ... 43

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.3.5 Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Hasil Penelitan ... 47

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan ... 47

4.1.2 Deskripsi Produk Awal ... 49

4.1.2.1 Silabus ... 50

4.1.2.2 RPP ... 51

4.1.2.3 Kerangka Bahan Ajar ... 52

4.1.2.4 Bahan Ajar ... 52

1. Sampul Depan ... 53

2. Isi ... 53

3. Penilaian dan Kunci Jawaban ... 56

4. Daftar Referensi ... 56

4.1.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 57

4.1.3.1Data Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 58

4.1.3.2Data Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 59

4.1.3.3Data Validasi Guru Bahasa Indonesia SD Kelas IV ... 60

4.1.3.4Data Validasi Lapangan dan Revisi Produk ... 62

4.1.4 Kajian Produk Akhir ... 66

4.2 Pembahasan ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Keterbatasa Penelitian ... 72

5.3 Saran ... 73

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Konverensi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 45

Tabel 2. Konversi Nilai Skala Lima ... 57

Tabel 3. Kriteria skor Skala Lima ... 58

Tabel 4. Komentar Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Revisi ... 59

Tabel 5. Komentar Pakar Pendidikan Karakter dan Revisi... 60

Tabel 6. Komentar Guru Bahasa Indonesia dan Revisi ... 62

Tabel 7. Komentar Siswa dan Revisi ... 65

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Survai Kebutuhan ... 76

Lampiran 2. Hasil Wawancara ... 77

Lampiran 3. Silabus ... 84

Lampiran 4. RPP ... 86

Lampiran 5. Instrumen Validasi Pakar dan Guru ... 121

Lampiran 6. Instrumen Persepsi Siswa ... 127

Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia ... 129

Lampiran 8. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 132

Lampiran 9. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Bahasa Indonesia 1 ... 135

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Bahasa Indonesia 2 ... 138

Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Validasi Siswa ... 141

Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Validasi dan Uji Lapangan ... 142

Lampiran 13. Hasil Validasi ... 143

Lampiran 14. Surat Izin Melakukan Wawancara ... 179

Lampiran 15. Surat Izin Melakukan Penelitian ... 180

Lampiran 16. Surat Izin Telah Melakukan Penelitian ... 181

Lampiran 17. Foto-Foto Kegiatan ... 182

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan menjadi elemen penting dalam pembangunan bangsa. Pendidikan yang terselenggara dengan baik akan mampu mencetak manusia-manusia yang berkualitas. Pendidikan yang baik saat ini adalah pendidikan yang mampu menghasilkan SDM yang seimbang antara segi intelektual dengan segi moralitas (Suwija, 2012: 67). Hal tersebut sejalan dengan fungsi pendidikan nasional dalam UU No. 23 tahun 2003 pasal 3 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa”. Untuk itulah pendidikan yang diselenggarakan akan selalu

berorientasi pada usaha untuk pembangunan karakter.

Pembangunan karakter melalui pendidikan yang baik akan menghasilkan manusia-manusia yang tidak hanya cerdas tetapi juga manusia berkarater. Artinya bahwa manusia yang dihasilkan melalui pendidikan selain baik dalam segi kognitif atau intelektual juga memiliki watak, tabiat atau akhlak yang akan mampu melandasi dalam berpikir, bersikap dan bertindak. Manusia yang berkarakter inilah yang dibutuhkan untuk membangun bangsa. Karakter tidak terbentuk secara instan dan cepat tetapi melalui berbagai internalisasi nilai yang terjadi secara terus-menerus dalam diri seseorang dari tindakan ke tindakan yang dilakukan. Untuk itulah dibutuhkan proses dan waktu yang tepat untuk

(20)

Penanaman karakter bagi peserta didik di sekolah dasar menjadi penting untuk terus dikembangkan karena melalui pendidikan dasar pembangunan karakter manusia dimulai. Pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah hendaknya disusun secara sistematis dan terpadu untuk mendukung usaha membangun karakter yang baik. Aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik harus berjalan seimbang. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan mengintegrasikan pendidikan karakter dalam berbagai mata pelajaran. Salah satunya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyatakan bahwa bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi, sehingga pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain (Depdiknas, 2006: 113). Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Widjono bahwa kecerdasan berbahasa memungkinkan seseorang dapat mengembangkan karakter yang baik (2007: 21). Karakter yang baik artinya adalah karakter-karakter yang mampu membantu seseorang mewujudkan diri sebagai pribadi yang mampu berpikir, bersikap, dan bertindak dengan baik.

(21)

penampilan dalam hidup sehari-hari (2009: 3). Melalui keterampilan-keterampilan berbahasa yang dipelajari oleh peserta didik, diharapkan dapat memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan mereka secara menyeluruh termasuk mengembangkan karakternya.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 2008: 27). Membaca hampir kita lakukan setiap saat dan setiap waktu. Membaca tidak hanya membutuhkan kemampuan kognitif dalam hal proses pengenalan kata atau melafalkan tulisan saja, tetapi juga melibatkan aspek afektif seperti keterampilan berpikir misalnya melalui media bacaan guru dapat memasukan nilai-nilai karakter, sehingga siswa tidak hanya diajarkan untuk membaca dengan lancar tetapi juga melatih keterampilan berpikir dan mengembangkan sikap atau nilai tertentu dari bacaan yang dibacanya. Untuk itulah pengembangan dan pengintegrasian karakter lewat keterampilan membaca ini dapat dilakukan dengan mudah.

(22)

melatih karakter berpikir kritis, logis dan kreatif. Sementara pengemasan kegiatan juga menjadi penting untuk diperhatikan, dengan pemilihan kegiatan-kegiatan yang mampu menginternalisasikan karakter yang sudah dipilih.

Dalam pembelajaran, guru memiliki hubungan yang erat dengan penggunaan bahan ajar. Bahan ajar berperan penting dalam menciptakan pembelajaran yang mampu mengintegrasikan berbagai karakter dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran yang diharapkan juga berfokus pada siswa, dimana keterlibatan siswa menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran. Selain itu pembelajaran secara nyata dan langsung akan membantu siswa untuk mendapat pengetahuan dan pengalaman yang lebih bermakna.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV pada tanggal 28 November 2012, pukul 09.00 WIB di SDN Pakem 4, diperoleh informasi bahwa guru menyadari pentingnya pendidikan karakter dikembangkan bagi anak sekolah dasar karena usia dini merupakan saat yang tepat dalam penanaman karakter. Akan tetapi implementasi dari pendidikan karakter sendiri di sekolah masih belum terintegrasi dengan matapelajaran khususnya pada matapelajaran Bahasa Indonesia. Demikian pula dengan ketersedian bahan ajar yang mampu mengembangkan berbagai macam karakter dalam diri anak dirasa masih kurang.

(23)

siswa secara aktif lewat kegiatan-kegiatan, sehingga siswa terlibat langsung dalam mendapatkan pengetahuan dan mengembangkan karakternya. Untuk itulah bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan berbahasa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berbasis aktivitas siswa sangat dibutuhkan.

Dengan melihat adanya potensi dan masalah tersebut, peneliti mencoba memberi alternatif solusi mengatasi masalah tersebut dengan mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca. Peneliti membatasi pada keterampilan membaca pada kompetensi dasar 3.2. Melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian yang dibaca dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?

(24)

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.

1.3.1 Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut 1.4.1 Bagi mahasiswa

Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat menjadi bekal ketika kelak menjadi guru.

1.4.2 Bagi guru

Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bahan ajar yang mengintegrasikan pendidikan karakter yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

1.4.3 Bagi siswa

(25)

1.4.4 Bagi sekolah

Dapat menambah referensi pada sekolah dalam mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

1.5Batasan Istilah

1.5.1 Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membentuk watak, tabiat atau akhlak siswa, dimana peneliti mengambil salah satu karakter dari 25 karater yang dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional yaitu, keterampilan berpikir logis, kritis, dan kreatif serta karakter sosial yaitu, kerja sama.

1.5.2 Bahan ajar

Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap kompetensi dasar (KD) yang terdiri dari unsur topik, SK, KD, Indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi, tindakan siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar kata penting, dan daftar pustaka.

(26)

1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan 1.6.1 Bahan Ajar yang akan dikembangkan

Bahan ajar ini memuat materi untuk pembelajaran pada kompetensi dasar memperagakan petunjuk pemakaian yang diintegrasikan dengan karakter berpikir kritis, logis, kreatif dan kerjasama.

1.6.2 Komponen Bahan Ajar

Bahan ajar yang dikembangkan terdiri dari sampul halaman depan, kata pengantar dan daftar isi, lalu disetiap pertemuan terdapat halaman yang berisi topik, SK, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan tersebut. Pada bagian isi didalamnya terdapat kegiatan apersepsi, uraian materi, kegiatan siswa, postes, refleksi, tindakan siswa, dan tindak lanjut. Diakhir seluruh pertemuan terdapat rangkuman materi secara keseluruhan, evaluasi, kunci jawaban, penilaian, daftar kata penting atau glosarium, dan daftar pustaka.

1.6.3 Rumusan Indikator

Rumusan indikator dalam bahan ajar ini disusun dalam 3 aspek yaitu: kognitif, afektif (karakter) dan psikomotorik. Hal ini dimaksukan agar dapat mencerminkan keutuhan pribadi siswa.

1.6.4 Bahan Ajar Berbasis Aktivitas Siswa

(27)
(28)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pendidikan Karakter

2.1.1.1Pengertian Pendidikan Karakter

Hermawan Kertajaya mengungkapkan bahwa karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah “asli” dan

mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, dan merupakan “mesin”

yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap berujar, dan merespon sesuatu (Asnami, 2012: 28). Pendapat yang sama juga diutarakan oleh Thomas Lickona dalam Wibowo yang mendefinisikan karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral (2012 :32).

Sementara Hamid Hasan, dkk mengungkapkan bahwa karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (Virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak (2010 :3). Hal ini juga dipertegas dengan pendapat Helen G. Douglas dalam Samani yang mengungkapkan bahwa “Character isn’t inherited. One builds its daily by the way one thinks and acts, thought, action by action”(2013:41). Karakter dapat sedikit demi sedikit terbentuk melalui tindakan dari hari ke hari.

(29)

moral, akhlak atau budi pekerti yang ada secara alami maupun dapat dibentuk yang dapat mempengaruhi sikap peserta didik dalam merespon situasi.

Mulyasa memaparkan pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik (2011:1).

Sri Judiani dalam Zubaedi memaknai pendidikan karakter sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter pada peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif (2011:17).

Megawangi mengungkapkan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (Kesuma, dkk, 2011 :5). Hidayatulloh menambahkan bahwa pendekatan pendidikan karakter sebaiknya dilakukan secara terintegrasi ke dalam seluruh kehidupan sekolah karena pendidikan karakter memang tidak dapat dipisahkan dengan aspek lain danmerupakan landasan dari seluruh aspek termasuk seluruh matapelajaran (2010:55).

(30)

hendaknya dilakukan secara terpadu atau terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya.

2.1.1.2Tujuan Pendidikan Karakter

UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.

Said Hamid, dkk dalam Zubaeda memaparkan adanya lima tujuan pendidikan karakter. Pertama, mengembangkan kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa. Kedua, mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan

sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. Ketiga, menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik

sebagai generasi penerus bangsa. Keempat, mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. Kebangsaan, mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan

(31)

Ellen G. White dalam Hidayatulloh mengemukan bahwa pembangunan karakter adalah usaha paling penting yang pernah diberikan kepada manusia. Pembangunan karakter adalah tujuan luar biasa dari sistem pendidikan yang benar (2010:12).

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter pada dasarnya sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk membentuk manusia Indonesia yang tak hanya memiliki kekuatan dalam segi intelektual tetapi juga manusia Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur atau karakter. Mengingat pentingnya tujuan pendidikan karakter maka penanaman nilai-nilai luhur melalui pendidikan karekater perlu dilakukan sejak dini.

2.1.1.3Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Pendidikan Karakter

Untuk memfasilitasi peserta didik mengembangkan dirinya menjadi

insan yang berkarakter tangguh, ada banyak nilai yang perlu ditanamkan.

Namun demikian, menanamkan semua karakter pada peserta didik merupakan

hal yang sangat berat. Oleh karena itu perlu diidentifikasi sejumlah nilai sebagai

prioritas penanaman. Kemendiknas 2011 telah mengidentifikasi 25 nilai karakter

(32)

Keingintahuan, (19) Cinta ilmu, (20) Kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, (21) Kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, (22) Menghargai karya dan prestasi orang lain, (23) Kepedulian terhadap lingkungan, (24) Nasionalisme, (25) Menghargai keberagaman (Kemendiknas, 2011). Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran. Integrasi yang dimaksud meliputi pemuatan nilai-nilai ke dalam substansi pada semua mata pelajaran dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang memfasilitasi dipraktikkannya nilai-nilai dalam setiap aktivitas pembelajaran di dalam dan di luar kelas pada semua mata pelajaran.

Menurut Doni Koessoema, nilai-nilai yang ditanamkan ini dapat berupa nilai yang bersifat individual personal maupun yang lebih sosial. Nilai yang bersifat indivual personal adalah tanggung jawab, kemurahan hati, penghargaan diri, kejujuran, pengendalian diri, bela rasa, disiplin, daya tahan, percaya diri, dan rasa terimakasih. Nilai yang bersifat lebih sosial adalah tanggung jawab, kewarganegaraan, kerjasama, keadilan dan kesedian mendengarkan (2011:124).

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan beberapa nilai-nilai pokok sebagai pangkal tolak pengembangan bahan ajar pengembangan karakter, yaitu: berpikir logis, kritis, dan kreatif sebagai karakter pribadi dan kerjasama sebagai karakter sosial.

1. Berpikir logis, kritis dan kreatif

Arti kata dasar “pikir” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(33)

Edi Warsidi yang mengatakan bahwa berpikir adalah berbicara dengan diri kita sendiri dalam batin, mempertimbangkan, merenung, menimbang, membuktikan sesuatu, menunjukkan alasan, serta bertanya mengapa dan untuk apa sesuatu terjadi (2010 :10).

Berpikir secara logis atau berpikir dengan penalaran masih menurut Edi Warsidi adalah berpikir tepat dan benar yang memerlukan kerja giat otak dan akal, sesuai dengan pedoman logika (2010:12). Dapat dikatakan bahwa berpikir logis adalah berpikir tentang akibat dan menarik simpulan. Lebih lanjut Edi Warsidi mengatakan bahwa seharusnya seseorang yang berpikiran logis tidak atau jangan yakin dengan kebenaran yang telah dipikirkan sebelum menarik kesimpulan. Sehingga seseorang yang berpikiran logis akan selalu mempertanyakan sesuatu sebelum menarik kesimpulan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan seseorang untuk dapat berpikir logis, yang dapat dijadikan indikator seseorang berpikir logis: (1) berpikir secara kritis; (2) berpikir dahulu sebelum bertindak/berpikir dua kali; (3) Memiliki pandangan yang luas; (4) bersikap terbuka; (5) bersikap optimis; (6) bersikap jujur; (7) bekerja dan berpikir secara terencana.

(34)

Kemampuan berpikir kritis dalam disposisi afektif dibagi menjadi dua lagi yaitu sikap umum dan sikap khusus. Sikap umum meliputi:

a. Rasa ingin tahu yang tinggi terhadap berbagai permasalahan b. Berusaha untuk selalu mendapat informasi yang memadai c. Sadar untuk berpikir kritis

d. Mengedepankan proses inkuiri yang rasional

e. Percaya akan kemampuan diri sendiri untuk bernalar f. Berpikiran terbuka terhadap pandangan yang berbeda

g. Fleksibel untuk mempertimbangkan alternativedan pendapat lain yang berbeda.

Kreatif sering digambarkan dengan kemampuan berpikir kritis dan banyak ide, serta banyak ide dan gagasan. Orang kreatif melihat hal yang sama, tetapi melalui cara berpikir berbeda. (Uno & Mohamad, 2012: 154). Kreativitas atau berpikir kreatif adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Perilaku kreatif adalah hasil pemikiran kreatif. Oleh karena itu, hendaknya sistem pendidikan dapat merangsang pemikiran, sikap, dan perilaku kreatif-produktif, di samping pemikiran logis dan penalaran.

Menurut Uno, Hamzah, dkk (2011: 158) indikator kreativitas antara lain:

a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar

b. Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot

(35)

e. Mempunyai atau menghargai rasa keindahan f. Memiliki rasa humor tinggi

g. Mempunyai daya imajinasi yang kuat

h. Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain (orisinal).

i. Senang mencoba hal-hal baru.

j. Mampu mengembangkan atau merinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi.

Dari beberapa indikator diatas peneliti mengambil beberapa indikator untuk dijadikan instrumen penilaian, dimana indikator yang dipilih disesuaikan dengan kompetensi dasar yang telah dipilih peneliti.

Pada dasarnya kemampuan berpikir kritis, logis dan kreatif salaing terkait satu sama lainya. Dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis, logis dan kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.

2. Kerjasama

Arti kerjasama menurut David W Johnson, dkk dalam buku Colaborative Learning cetakan III adalah upaya umum manusia yang secara

(36)

mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing (2005:4).

David W. Johnson mengungkapkan adanya 5 komponen pokok dari kerjasama (2012:8-10) yaitu:

a. Interdependensi Positif

Setiap anggota kelompok memandang bahwa mereka terhubung antara satu sama lain, sehingga seseorang tidak akan bisa berhasil jika semua orang berhasil. Siswa harus menyadari bahwa usaha dari setiap anggota akan bermanfaat bukan hanya bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi semua anggota kelompok.

b. Interaksi yang mendorong

Siswa saling membantu, mendukung, menyemangati dan menghargai usaha usaha satu sama lain untuk belajar.

c. Tanggung jawab individual

Siswa belajar bersama-sama supaya selanjutnya mereka dapat menunjukkan performa yang lebih baik sebagai individu. Tanggung jawab individual memastikan bahwa semua anggota kelompok tahu siapa saja yang membutuhkan bantuan, dukungan dan dorongan yang lebih besar untuk menyelesaikan tugas dan menyadari bahwa mereka tidak bisa hanya

(37)

d. Skil-skil interpersonal dan kelompok kecil

Siswa dituntut untuk mempelajari pelajaran atau tugas akademik dan juga skil-skil interpersonal dan kelompok kecil yang dibutuhkan agar dapat berfungsi sebagai sebuah tim. Skil-skil yang dimaksudkan seperti kepemimpinan, pengambilan keputusan, membangun kepercayaan, komunikasi dan manajemen konflik harus diajarkan dengan sama bertujuannya dan sama tepatnya dengan skil-skil akademis.

e. Pemrosesan kelompok

Anggota kelompok berdiskusi mengenai seberapa baik mereka telah mencapai tujuan masing-masing dan seberapa baik mereka telah memelihara hubungan yang mereka telah memelihara hubungan yang efektif. Kelompok perlu menggambarkan tindakan anggota manakah yang telah sangat membantu dan tidak membantu dan membuat keputusan tentang sikap mana sajakah yang perlu dilanjutkan atau diubah.

Dari kelima komponen kerjasama yang telah diuraikan diatas peneliti menurunkannya menjadi beberapa indikator yang akan dijadikan instrumen penilaian karakter kerjasama.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD 2.1.2.1Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

(38)

perkataan-perkataan yang baik, sopan santun yang dipakai oleh suatu bangsa (2008:66). Sumardi mendefinisikan pembelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar, berkomunikasi, mengungkapkan pikiran dan perasaan serta membina kesatuan dan persatuan (2005:32).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006:113) memberi gambaran bahwa hakikat pembelajaran bahasa Indonesia di SD adalah siswa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap karya kesastraan manusia Indonesia.

Pengajaran bahasa di sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk kebiasaan, sikap, serta kemampuan dasar yang diperlukan siswa untuk perkembangan selanjutnya. Selain itu, pengajaran tersebut harus dapat membantu siswa dalam pengembangan kemampuan berbahasa yang diperlukannya, bukan saja untuk berkomunikasi, melainkan juga untuk menyerap berbagai nilai serta pengetahuan yang dipelajarinya. (Sabarti Akhardiah, dkk, 1991:11).

(39)

pembangunan. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia yang dilaksanakan dengan benar di sekolah dasar menjadi sangat penting (2012: 2).

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek kemampuan yang harus dikuasai siswa yaitu: kemampuan mendengar/menyimak, kemampuan berbicara, kemampuan membaca dan kemampuan menulis. Dalam kenyataannya, penggunaan bahasa di dalam kehidupan sehari-hari baik dalam situasi formal maupun informal, tiap-tiap kemampuan, baik dalam aspek kebahasaan maupun aspek-aspek ketrerampilan tidak dapat berdiri sendiri namun akan saling berkaitan satu sama lain.

Dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar diarahkan tidak hanya untuk mengajarkan bahasa dalam aspek kebahasaan ataupun keterampilan berbahasa tetapi juga sebagai pelajaran yang mampu membentuk watak atau karakter positif bagi peserta didik melalui kebiasaan, kemampuan berpikir dan berbagai nilai yang dipelajarinya. Dalam penelitian dan pengembangan ini peneliti mengambil keterampilan membaca sebagai fokus pengembangan penelitian.

(40)

berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif (2007, 12).

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Membaca sebagai suatu proses yang melibatkan penglihatan dan tanggapan untuk memahami suatu teks guna memperoleh informasi (Tarigan: 2008:7).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses mendapat informasi dari media kata-kata atau bahasa tulis yang melibatkan kemampuan berpikir dan pemahaman.

Nurhadi secara singkat menjelaskan tujuan membaca itu adalah (1) membaca untuk tujuan studi (telaah ilmiah), (2) membaca untuk tujuan menangkap garis besar, (3) membaca untuk menikmati karya sastra, (4) membaca untuk mengisi waktu luang, (5) membaca untuk mencari keterangan tentang suatu istilah (2005:11).

(41)

Salah satu kompetensi dasar membaca yang harus dikuasi oleh siswa kelas 4 sekolah dasar yang tertera dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berbunyi: Melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian yang dibaca. Kompetensi dasar ini menggunakan teknik membaca memindai. Membaca memindai (scanning) adalah membaca sangat cepat. Menurut Mikulecky & Jeffries (Farida Rahim, 2007: 52), membaca memindai penting untuk meningkatkan kemampuan membaca. Membaca memindai umumnya digunakan untuk daftar isi buku atau majalah, indeks, jadwal, advertensi dalam surat kabar, buku petunjuk dan kamus.

Selain mengembangkan dasar-dasar kemampuan membaca yang memang harus dikuasai, pembelajaran bahasa khususnya membaca juga untuk menanamkan nilai dan karakter, kemampuan bernalar atau berpikir logis dan kreativitas melalui bahan bacaan yang bisa dipilih oleh guru. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh Syafi’ie dalam Farida, bahwa membaca merupakan proses berpikir. Untuk dapat memahami bacaan, pembaca terlebih dahulu harus memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapinya. Kemudian ia membuat simpulan dengan menghubungkan isi preposisi yang terdapat dalam materi bacaan. Untuk itulah, dia harus mampu berpikir secara sistematis, logis dan kreatif. Bertitik tolak dari kesimpulan itu, pembaca dapat menilai bacaan. Kegiatan menilai menuntut kemampuan berpikir kritis (2007: 13).

(42)

1. Guru menolong siswa memperkaya kosa kata dengan jalan; memperkenalkan sinonim, antonim, parafrase. Selain itu juga memperkenalkan imbuhan yang mencakup awalah, sisipan dan akhiran.

2. Guru menolong siswa memahami makna, struktur-struktur kata, dan kalimat 3. Guru memberi serta menjelaskan kawasan atau pengertian kiasan, sindiran,

ungkapan, pepatah, dan peribahasa.

4. Guru menjamin serta memastikan pemahaman siswa dengan cara; mengemukakan berbagai jenis pertanyaan yang jawabannya dapat ditemukan siswa dalam bahan bacaan, menyuruh siswa membuat rangkuman, menanyakan apa ide pokok sesuatu paragraf, menyuruh siswa menemukan kata-kata yang melukiskan seseorang atau suatu proses, menunjukan kalimat-kalimat yang kurang baik letak atau susunannya.

5. Guru meningkatkan kecepatan membaca siswa dengan cara; ukurlah waktu membaca, waktu diusahakan singkat serta efisien secara teratur, hindarkan gerakan-gerakan bibir, menjelaskan tujuan khusus dan tujuan tertentu membaca kepada siswa. (Tarigan 1994:14).

(43)

Keterampilan membaca sebagaimana sudah diuraikan diatas memiliki keterkaitan dengan karakter berpikir kritis, logis dan kreatif serta kerjasama. Untuk itulah karakter ini cocok untuk diintegrasikan dalam keterampilan membaca dengan kompetensi dasar Melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian yang dibaca.

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Bahan pengajaran adalah apa yang akan diberikan kepada siswa agar tujuan pengajaran dapat dicapai. Bahan ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator dan pencapaian kompetensi (Sabarti Akhadiah, 1991: 11). Sementara Sukmadinata (2010:105) bahan ajar tersusun atas topik-topik dan sub topik tertentu. Tiap topik atau sub topik mengandung ide-ide pokok yang relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Topik-topik atau sub topik tersebut dalam sequence tertentu yang membentuk sequence bahan ajar.

Prastowo (2012: 17) mengatakan bahwa bahan ajar merupakan segala bahan yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

(44)

belajar, refleksi, tindakan siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar kata penting, dan daftar pustaka.

Dalam struktur kurikulum KTSP, bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang terkait langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia atau karakter. Integrasinya pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesai saat ini bisa lebih pada fasilitasi internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran (kegiatan belajar mengajar atau aktivitas siswa). Pengenalan nilai-nilai sebagai pengetahuan melalui bahan ajar dapat dilakukan. Yang ditekankan adalah pelaksanaan dan/atau penginternalisasian nilai-nilai melalui kegiatan-kegiatan yang disusun dalam bahan ajar dan pelaksanaan di dalam proses pembelajaran

Bahan ajar yang dikembangkan mengintegrasikan pendidikan karakter di dalamnya. Hal ini sejalan seperti yang diungkapkan Zubaedi bahwa pendidikan karakter bukan merupakan mata pelajaran baru yang berdiri sendiri, bukan pula dimasukkan sebagai standar kompetensi dan kompetensi dasar baru, tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran yang sudah ada, pengembangan diri dan budaya sekolah serta muatan lokal. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada (2012:138).

(45)

kontestual (2011: 64). Hidayatulloh mengungkapkan adanya langkah-langkah dalam pengintegrasian pendidikan karakter dalam bahan ajar setiap mata pelajaran diantaranya,

Pertama, mendeskripsikan kompetensi dasar (KD), kompetensi yang

dideskripsikan biasanya bersumber dari kurikulum yang berlaku. Kedua, mengidentifikasi butir-butir karakter yang akan diintegrasikan ke dalam bahan ajar. Ketiga, mengintegrasikan butir-butir karakter ke dalam kompetensi dasar yang telah dipilih. Keempat, melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan metode atau teknik tertentu. Kelima, menentukan metode, keenam menentukan evaluasi dan ketujuh adalah menentukan sumber belajar(2010:57).

Cunningsworth mengemukakan beberapa unsur untuk mengevaluasi suatu bahan ajar. Unsur tersebut adalah aims and objectivess, desain and organitation, language contents, skills, topic, methodologi, teacher’s book, practical

consideration (1995: 3). Dari unsur-unsur tersebut akan dikembangkan

indikator-indikator penilaian sebagai instrumen validasi untuk menilai kualitas produk bahan ajar yang dikembangkan.

2.1.4 Model Pengembangan

(46)

pengembangan perangkat pembelajaran adalah model yang dikembangkan oleh Kemp.

Suatu model pengembangan pada dasarnya akan mengacu pada empat komponen mendasar yaitu learners, methods, evaluation, and objectives (Morrison, 2011: 14). Model Kemp berusaha mengintegrasikan keempat komponen tersebut dalam modelnya. Pengintegrasian tersebut memunculkan beberapa unsur pengembangan dalam model Kemp. Secara umum model pengembangan perangkat pembelajaran Kemp ditunjukan pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Bagan Model Pengembangan Sistem Pembelajaran Menurut Kemp yang Sudah Direvisi (Morrison, dkk., 2005:12)

Unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut model Kemp, meliputi:

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran

(47)

lapangan. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang akan dikembangkan, selanjutnya disusun sesuai dengan upaya mencapai tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

2. Analisis Siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok.

a. Tingkah Laku Awal Siswa

Kardi dalam Trianto (2009), menjelaskan bahwa sebelum melaksanakan proses pembelajaran perlu dilakukan identifikasi tingkah laku awal siswa.

b. Karakteristik Siswa

Analisis siswa meliputi karakteristik antara lain: kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotorik, kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial, dan sebagainya (Ibrahim, 2003:5).

3. Analisis Tugas

(48)

a. Analisis Struktur Isi

Dilakukan dengan mencermati kurikulum, mulai dari bahan kajian, pokok bahasan, sub pokok bahasan, serta garis besar perincian isi pokok bahasan. b. Analisis Konsep

Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis sesuai urutan penyajiaanya dan merinci konsep-konsep yang relevan.

c. Analisis Prosedural

Analisis prosedural adalah analisis tugas yang dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sesuai dengan bahan kajian, hasil analisis ini akan diperoleh peta tugas dan analisis prosedural. d. Analisis Pemrosesan Informasi

Analisis pemrosesan informasi dilakukan untuk mengelompokan tugas-tugas yang dilaksanakan siswa selama pembelajaran dengan mempertimbangkan waktu.

4. Merumuskan Indikator

(49)

Indikator yang dirumuskan tersebut berfungsi sebagai (a) alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa; dan (c) panduan siswa dalam belajar.

5. Penyusunan Instrumen Evaluasi

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab secara benar.

6. Strategi Pembelajaran

Pemilihan strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan khusus yang akan dicapai. Kegiatan pemilihan strategi pembelajaran meliputi: pemilihan model, pendekatan dan metode; pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

a. Pemilihan Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran

Pemilihan model, pendekatan dan metode pembelajaran yang sesuai dengan bahan kajian dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran

b. Pemilihan Format

(50)

7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran

Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih. Jika sumber-sumber pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran antara lain memotivasi siswa dengan cara menarik dan menstimulasi perhatian pada materi pembelajaran, melibatkan siswa, menjelaskan dan menggambarkan isi materi pelajaran dan keterampilan-keterampilan kinerja, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta memberi kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja individual (Kemp, et al., 1994).

8. Pelayanan Pendukung

Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan.

9. Evaluasi Formatif

(51)

10. Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Tes sumatif dapat dilakukan dengan posttest dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi; hasil ujian akhir unit dan ujian akhir untuk pelajaran tertentu.

11. Revisi Perangkat Pembelajaran

Kegiatan revisi dilakukan Melakukan kegiatan revisi perangkat pembelajaran, setiap langkah rancangan pembelajaran selalu dihubungkan dengan revisi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.

Menurut Kemp dalam Trianto (2010: 81), pengembangan perangkat tersebut merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik mana pun di dalam siklus tersebut (Kemp, et al., 1994: 10).

2.2 Penelitian yang Relevan

Berikut akan dijabarkan satu persatu penelitian tentang pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia dan penelitian tentang pendidikan karakter.

Penelitian yang pertama adalah penelitian pengembangan pendidikan karakter yang dilakukan oleh Bernadeta Lisa Andika Permatasari (2012). Dalam

skripsinya, Bernadeta Lisa Andika Permatasari meneliti “Pendidikan Karakter

(52)

2” Penelitian ini menghasilkan produk yaitu buku teks pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Produk tersebut telah direvisi berdasarkan (1) uji coba produk oleh pakar pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan (2) uji coba produk oleh siswa kelas VII SMP Joannes Bosco Yogyakarta.

Penelitian kedua adalah penelitian pengembangan pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa indonesia yang dilakukan oleh Anastasia Tiur Rohani (2012). Dalam skrisinya, Anastasia Tiur Rohani meneliti “Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia Untuk Siswa SMP

kelas VIII Semester 1 dan 2”. Dari hasil pengujian di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta penelitian ini menunjukan bahwa pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran menulis bahasa Indonesia siswa kelas VII semester 1 dan 2 perlu dikembangkan. Hasil uji coba produk yang dilakukan peneliti tentang materi yang telah dibuat, dapat diketahui bahwa siswa beranggapan pelajaran menulis penting terlebih yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter. Hal itu terbukti dari lima belas butir pernyataan, ada dua belas butir pertanyaan yang memiliki presentase jawaban tertinggi pada kategori baik.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Ajeng Christy Suryaningrum (2012) yang

berjudul “Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan

Pendidikan Karakter Bangsa Kelas XI Semester 1 SMA Stela Duce Bantul,

Yogyakarta, Tahun Ajaran 2011/2012 Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

(53)

Hasil penilaian yang diperoleh yaitu siswa 75%, guru 80%, dan dosen 90%. Masing-masing hasil data penelitian mendapat kualifikasi baik dari siswa dan guru, kualifikasi sangat baik dari dosen. Produk pengembangan materi dikatakan layak untuk dipergunakan karena hasil data >65% dan kualifikasi diatas cukup.

Penelitian ketiga adalah jurnal ilmiah oleh Julia Putnam (2004) yang

berjudul “Reading with Character yang dilakukan di Ashley Park Elementary School. Dalam jurnalnya Putnam mengungkapkan bahwa kemampuan atau akses

membaca mencakup pada dua komponen, yaitu isi bacaan atau materi bacaan dan waktu membaca. Tujuan utama dari reading with character adalah untuk menyediakan akses membaca yang lebih besar kepada siswa di Ashley Park Elementary School dengan menyediakan perpustakaan yang menyediakan

buku-buku yang memberikan contoh karakter. Siswa boleh membawa buku-buku tersebut pulang dan membacanya, di sekolah siswa juga mendiskusikan tentang contoh karakter yang ada dalam buku tersebut. Proyek ini memberikan dampak baik yang dibuktikan dengan banyaknya note ucapan terima kasih yang ditulis siswa dikelas kepada Putnam. Proyek ini menunjukan bahwa membaca menjadi keterampilan yang dapat diintegrasikan dengan pendidikan karakter.

(54)

2.3 Kerangka Berpikir

Pengajaran bahasa di sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk kebiasaan, sikap, serta kemampuan dasar yang diperlukan siswa untuk perkembangan selanjutnya. Bahasa dianggap sebagai alat yang efektif untuk menciptakan peserta didik yang tidak hanya mampu mengembangkan kemampuan berbahasa yang diperlukannya, bukan saja untuk berkomunikasi, tetapi juga untuk menyerap berbagai nilai serta pengetahuan yang dipelajarinya. Untuk itulah pembelajaran bahasa Indonesia tidak dapat dipisahkan dari usaha untuk pengembangan karakter.

Dalam pembelajaran, bahan ajar memegang peran penting bagi guru dan siswa. Demikian pula dalam pembelajaran bahasa Indonesia, dibutuhkan suatu bahan ajar yang mampu mengintegrasikan materi dengan pendidikan karakter yang berbasis pada aktivitas siswa. Dengan bahan ajar tersebut diharapkan dapat menanamkan tidak hanya ilmu tetapi juga nilai dan karakter kepada peserta didik. Selain itu juga keberadaan bahan ajar bahasa Indonesia, khususnya untuk keterampilan membaca yang terintegrasian dengan pendidikan karakter masih kurang.

(55)

2.4 Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan penelitian yang dirumuskan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

2.4.1 Bagaimana prosedur penelitian pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan membaca, kompetensi dasar memperagakan petunjuk pemakaian?

2.4.2 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan membaca, kompetensi dasar memperagakan petunjuk pemakaian menurut pakar bahasa Indonesia?

2.4.3 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan membaca, kompetensi dasar memperagakan petunjuk pemakaian menurut pakar pendidikan karakter?

2.4.4 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan membaca, kompetensi dasar memperagakan petunjuk pemakaian menurut guru kelas IV SD?

(56)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan, yang biasanya lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and Development). R&D merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009:494). Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan berupa bahan ajar untuk keterampilan membaca bahasa Indonesia yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter untuk kelas IV semester ganjil di SDN Pakem 4. Produk yang dihasilakan berupa bahan ajar untuk siswa kelas IV.

3.2 Prosedur Pengembangan

(57)

skala kecil, termasuk membatasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan (1983: 792).

Berikut akan dijelaskan ketujuh langkah tersebut dalam bagan lengkap dengan penjelsan dibawahnya:

(58)

3.2.1 Potensi dan masalah

Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada guru Bahasa Indonesia kelas IV di SDN Pakem 4. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan yang menyangkut sejauh mana pengetahuan guru mengenai pendidikan karakter, penanaman pendidikan karakter di sekolah, ketersediaan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Selain itu analisis kebutuhan juga dilakukan untuk mengetahui karateristik siswa.

3.2.2 Pengumpulan Data

Data diperoleh dari hasil wawancara dengan guru dan kajian dokumen dari beberapa sumber yang mendukung. Data hasil dari wawancara kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan bahan ajar. Sedangkan pengumpulan data melalui kajian dokumen dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari contoh-contoh bahan ajar secara langsung maupun melalui internet sebagai referensi bagi peneliti dalam pembuatan bahan ajar.

3.2.3 Desain Produk

(59)

dibuat. Dalam tahap ini juga peneliti akan menentukan strategi pengajaran yang akan digunakan untuk menyampaikan bahan ajar yang dikembangkan. Setelah itu peneliti merinci kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh siswa. Tahap berikutnya adalah mengumpulkan bahan dari berbagai sumber yang akan digunakan sebagai referensi pembuatan bahan ajar. Bahan ajar akan disusun berdasarkan pada bahan yang telah terkumpul yang sudah diproses agar sesuai dengan desain yang telah ditentukan. Tahap terakhir dari desain produk adalah menentukan evaluasi instrumen pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.

3.2.4 Validasi Desain

Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan bahan ajar. Produk yang telah dikembangkan akan divalidasi oleh 4 orang pakar yang terdiri dari, dan 2 guru Bahasa Indonesia atau guru kelas IV SDN Pakem 4. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian terhadap produk yang dikembangkan dari para pakar. Dari kritik dan saran tersebut akan diketahui kelebihan dan kekurangan produk yang dikembangkan serta perbaikan yang harus dilakukan.

3.2.5 Revisi Desain

(60)

3.2.6 Ujicoba Desain

Setelah melakukan revisi maka produk yang sudah direvisi digunakan dan diuji coba. Uji coba dilakukan kepada siswa kelas IV SDN Pakem 4. Setelah melakukan uji coba, siswa diberi kuisioner untuk menilai apakah produk yang dibuat sudah sesuai dan baik untuk siswa. Hasil uji coba merupakan evaluasi sumatif terhadap desain produk pengembangan bahan ajar.

3.2.7 Revisi Desain

Revisi desain dilakukan setelah uji coba produk. Produk akan direvisi berdasarkan masukan dari siswa yang ikut dalam uji coba produk. Hasil dari revisi produk ini akan menjadi desain produk final bahan ajar bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

3.3 Uji Coba Produk 3.3.1 Desain Uji Coba

(61)

3.3.2 Subjek Uji Validasi Lapangan

Subjek uji validasi lapangan dalam penelitian pengembangan ini adalah 10 siswa kelas IV semester genap SDN Pakem 4 tahun ajaran 2011/2012.

3.3.3 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian pengembangan ini, instrumen pengumpulan data berupa daftar pertanyaan wawancara dan lembar kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan saat wawancara dengan guru kelas IV SDN Pakem 4. Hasil wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa terhadap bahan ajar bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

Lembar kuesioner berisi pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator bahan ajar yang baik untuk menvalidasi bahan ajar yang dibuat peneliti. Kuiesioner akan diisi oleh 1 pakar bahasa Indonesia, 1 pakar pendidikan karakter, 2 guru bahasa Indonesia dan 10 siswa. Indikator penilaian dalam kuesioner untuk para pakar dan guru digunakan untuk menilai kualitas bahan ajar sedangkan indikator penilaian untuk siswa digunakan untuk melihat persepsi siswa terhadap kualitas bahan ajar.

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data

(62)

Pengumpulan data berupa kuesioner dilakukan dalam dua tahap, yaitu kuesioner saat tahap validasi pakar dan koesioner saat tahap validasi lapangan. Validasi pakar dilakukan oleh pakar bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter dan guru bahasa Indonesia dengan mengisi kuesioner kualitas bahan ajar. Validasi lapangan dilakukan oleh siswa kelas IV SDN Pakem 4 dengan mengisi kuesioner persepsi siswa terhadap kualitas bahan ajar. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner bertujuan untuk memvalidasi dan membantu peneliti dalam melakukan revisi bahan ajar

3.3.5 Teknik Analisis Data

(63)

Tabel 1. Tabel Konverensi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima

Keterangan :

Rerata ideal (̅) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) Simpangan baku ideal : (skor maksimal ideal − skor minimal ideal)

X : Skor Aktual

Perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi di atas. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal (̅) : (5+1) = 3 Simpangan baku ideal (SBi) : (5−1) = 0,67

Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Interval Kategori

X > ̅̅̅ + 1,80 Sbi Sangat Baik

̅̅̅ + 0,60 Sbi< X ≤ ̅̅̅ + 1, 80Sbi Baik

̅̅̅ –0,60 Sbi < X ≤ ̅̅̅ + 0,60Sbi Cukup Baik

(64)

Jawaban:

Kategori sangat baik = X >̅+ 1,80 SBi = X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21) = X > 4,21

Kategori baik = ̅+ 0,60SBi < X ≤ ̅+ 1,80SBi

= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)

= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)

= 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori cukup baik = ̅ - 0,60SBi < X≤ ̅ + 0,60SBi = 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67) = 3 –(0,40) < X≤ 3 + (0,40)

= 2,60 < X≤ 3,40

Kategori kurang baik = ̅ - 1,80SBi < X≤ ̅ - 0,60SBi

= 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40)

= 1,79 < X ≤ 2,60

Kategori sangat kurang baik = ≤ ̅ – 1,80SBi

= X ≤ 3 - (1,80 . 0,67)

= X ≤ 3 - (1,21)

(65)

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan guru dan siswa SDN Pakem 4 terhadap bahan ajar yang terintegerasi dengan pendidikan karakter, khususnya untuk keterampilan membaca mata pelajaran bahasa Indonesia. Data ini diperlukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang segala hal yang berhubungan dengan penanaman pendidikan karakter di sekolah dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan ketersediaan bahan ajar yang digunakan oleh guru. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kelas IV SDN Pakem 4 yaitu Ibu Latifah Dwi R. S.Pd,. Wawancara dilakukan pada tanggal 28 November 2012, pukul 09.00 WIB di SDN Pakem 4 dengan menggunakan pedoman pertanyaan yang sudah disusun peneliti (dapat dilihat dilampiran 1 halaman ). Hasil analisis kebutuhan ini digunakan untuk membuat suatu produk yang berupa bahan ajar yang terintegerasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV semester gasal.

Gambar

Tabel 1. Konverensi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ...........  45
Gambar 2. Bagan Langkah-Langkah Pengembangan Bahan Ajar.................  39
Gambar 1. Bagan Model Pengembangan Sistem Pembelajaran Menurut Kemp yang Sudah Direvisi
Gambar 2. Langkah-langkah pengembangan bahan ajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN GREEN PRODUCT (Studi pada Konsumen Honda Vario Techno di Kota

Kegiatan pelatihan mitigasi bencana gunung api di MI Muhammadiyah Singasari sebagai bagian dari pengabdian masyarakat dapat membangun kesadaran siswa dan guru

Aplikasi ini dapat memberikan informasi berupa laporan mengenai detil transaksi yang dilakukan oleh karyawan yang terlibat dalam kegiatan administrasi pembelian

Tampilan menu laporan kerusakan pada gambar 4.34 merupakan form untuk memperlihatkan semua data kerusakan baru atau lama yang telah di inputkan sesuai dengan ID Alat, Nama

[r]

[r]

merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari.. pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,