• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MENULIS PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MENULIS PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI

DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK

KETERAMPILAN MENULIS PADA MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Margareta Erna Wijayanti

NIM : 091134105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI

DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK

KETERAMPILAN MENULIS PADA MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Margareta Erna Wijayanti

NIM : 091134105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)

ii

(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini peneliti persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus sumber segala rahmat yang selalu memberikan kelancaran dan kemudahan disetiap langkah.

Bapak dan ibuk tercinta, Agustinus Prapto dan Yuliana Winarni yang senantiasa memberikan dukungan, doa dan cinta serta semangat yang luar biasa.

Kakak tercinta, kakek dan nenek serta seluruh keluarga besar Darmorejo yang selalu memberikan dukungan .

(6)

v MOTTO

Tuhan pasti memberikan kemudahan kepada mereka yang mau berusaha.

Motivasi dan kegigihanlah yang membuat impian besar itu tercapai.

-Merry Riana-

Because I am a woman I must make unusual efforts to succeed.

--Clare Booth Luce-

Orang yang mampu membuat semua hal yang sulit menjadi mudah dipahami, yang rumit menjadi mudah dimengerti, atau yang sukar menjadi mudah dilakukan, itulah pendidik yang sejati.

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 Juli 2013

Peneliti,

(8)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Margareta Erna Wijayanti

Nomor Mahasiswa : 091134105

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter

untuk Keterampilan Menulis pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas

IV Semester Gasal.

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 9 Juli 2013

Yang menyatakan,

(9)

viii ABSTRAK

Wijayanti, Margareta Erna. (2013). Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Menulis pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: pendidikan karakter, bahan ajar, keterampilan menulis.

Pendidikan karakter yang diintegrasikan dengan bahan ajar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD belum banyak dikembangkan. Pengintegrasian pendidikan karakter pada mata pelajaran bertujuan untuk menanamkan dan mengembangkan karakter baik yang ada pada diri siswa. Penelitian ini difokuskan untuk memenuhi kebutuhan akan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menulis untuk SD kelas IV. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D) oleh Borg and Gall dan menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar oleh Jerold Kemp. Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil modifikasi antara model pengembangan bahan ajar Jerold Kemp dan penelitian R&D oleh Borg and Gall, yang menghasilkan 7 langkah, yaitu: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain Produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi Desain, (6) Uji coba desain, serta (7) Revisi desain hingga menghasilkan desain produk final berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal.

(10)

ix ABSTRACT

Wijayanti, Margareta Erna. (2013). Learning Materials’ Development Integrated with Character Education for The Writing Skill of Indonesian Subject in The Odd Semester of The 4th Grade of Elementary School. A Thesis. Yogyakarta:

Elementary School’s Teacher Education Study Program of Sanata Dharma

University.

Keywords: Character Education, Learning Materials, Writing Skill.

Character education, which was integrated with the learning materials especially in Indonesian subject of elementary school, was not developed yet. The integration of character education was purposed to plant and develop good characters on the students itself. This research was focused on the fulfillment of the learning materials’ needs integrated with character education in Indonesian subject especially in the writing skill to the fourth grade of elementary school. The main purpose of this research was to design the learning materials which were integrated with character education for the writing skill in Indonesia subject especially in the odd semester of the fourth grade of elementary school.

This research was used research method and development (R & D) by Borg and Gall. Besides, this research also was used the procedure of the learning materials’ development by Jerold Kemp. The procedure of research and development, which was used in this research, was the modification result between Jerold Kemp’s learning materials model and Borg and Gall’s R&D research. The modification was result seven steps. Those were (1) Potentials and problems, (2) Data collection, (3) Product design, (4) Design validity, (5) Design revision, (6) Design Experiment and (7) Design revision which results final product design in the form of the learning materials integrated with character education for the writing skill in Indonesia subject especially in the odd semester of the fourth grade of elementary school.

The product of this research was learning materials. The learning materials were evaluated by using instruments which are arranged based on Cunningsworth Theory so that it results good learning materials. The instruments which were used to evaluate the learning materials include six aspects. Those aspects were (1) Purposes and approaches, (2) Design and arrangement, (3) the materials itself, (4) Speaking skill, (5) Topics and (6) Methodology. Based on the validity result by the expert of character education, the expert of Indonesia subject, the two teachers of Indonesia subject who teaches the fourth grade of elementary school and the fourth grade students of SDN Jolosutro Piyungan, the learning materials averagely have scored

4.15 with “good” category. Therefore, the learning materials’ development, which

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal dapat peneliti selesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan dari

berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan selesai dengan baik. Karena itu, dengan

kesungguhan hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan demi terlaksananya penelitian ini

hingga penyusunan skripsi.

Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:

1. Rohandi Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, terima kasih atas

bimbingan, dukungan, dan kesabaran yang telah diberikan selama proses

penyusunan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah

(12)

xi

5. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd, selaku validator pembelajaran bahasa yang

telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan kualitas produk yang

dikembangkan dalam penelitian ini.

6. Rusmawan, S.Pd., M.Pd, selaku validator pendidikan karakter yang telah

memberikan masukan yang sangat bermanfaat bagi peneliti untuk

meningkatkan kualitas produk yang dikembangkan.

7. Sunarni, S.Pd., selaku kepala sekolah SDN Jolosutro Piyungan yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini.

8. Elizabet Novena R.M., S.Pd., selaku guru kelas IV SDN Jolosutro Piyungan

yang telah memberikan masukan dan saran juga berperan serta dalam

penelitian sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian dengan baik.

9. Siswa kelas IV SDN Jolosutro Piyungan tahun ajaran 2012/2013 yang telah

berperan serta dan mendukung pelaksanaan penelitian.

10.Para dosen PGSD, yang selalu memberikan bimbingan dan senantiasa

memberikan ilmu yang bermanfaat selama peneliti study di PGSD.

11.Kedua orang tua yang saya cintai, Agustinus Prapto dan Yuliana Winarni

yang selalu memberikan dukungan penuh baik secara materiil maupun moril,

juga doa dan semangat yang luar biasa. Kakak ku tercinta Ignatia Hesti

beserta keluarga yang selalu memberikan semangat, kakek dan nenek juga

segenap keluarga besar Darmorejo yang selalu memberikan dukungan dan

semangat.

12.Teman-temanku satu perjuangan skripsi payung Bahasa Indonesia Yohhana,

(13)

xii

yang selalu mengingatkan, memberi dukungan, semangat dan keceriaan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Sahabat-sahabatku tercinta Alma sigit, Ndaru Arumsari, Agnes Arinjani,

Vitalis esti yang selalu menemani, memberikan dukungan, motivasi dan

semangat yang luar biasa dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Segenap pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang turut

memberikan bantuan dan dukungan, peneliti ucapkan terimakasih.

Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk berbagai pihak dan

bermanfaat untuk dunia pendidikan. Peneliti juga mengharapkan kritik dan saran

yang membangun untuk perbaikan skripsi agar lebih sempurna. Terima kasih.

Peneliti,

(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 8

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Kajian Teori ... 9

2.1.1 Pendidikan Karakter di SD ... 9

2.1.2. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 16

2.1.3. Pengembangan Bahan Ajar SDTerintegrasi dengan Pendidikan Karakter ... 20

2.1.4. Model Pengembangan Bahan Ajar ... 22

2.2. Penelitian Yang Relevan ... 26

2.3. Kerangka Berpikir ... 28

2.4. Pertanyaan Penelitian ... 29

(15)

xiv

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Prosedur Pengembangan ... 31

3.2.1 Potensi dan Masalah ... 33

3.2.2 Pengumpulan Data ... 33

3.2.3 Desain Produk ... 33

3.2.4 Validasi Desain ... 34

3.2.5 Revisi Desain ... 34

Setelah mendapatkan kritik dan saran, maka tahap selanjutnya adalah ... 34

3.2.6 Uji Coba Desain ... 35

3.2.7 Revisi Desain ... 35

3.3 Uji Coba Produk ... 35

3.3.1 Desain Uji Coba ... 36

3.3.2 Subjek Uji Validasi Lapangan ... 36

3.3.3 Instrumen Penelitian ... 37

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.3.5 Teknik Analisis Data ... 38

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Analisis Kebutuhan ... 41

4.2 Deskripsi Produk awal ... 46

4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 53

4.4 Kajian Produk Akhir ... 62

4.5 Pembahasan ... 65

BAB 5 PENUTUP ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 68

5.3 Saran ... 69

DAFTAR REFERENSI ... 70

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp ... 21

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Lima ... 38

Tabel 3.2 Kriteria Skor Skala Lima ... 40

Tabel 4.1 Kriteria Skor Skala Lima ... 54

Tabel 4.2 Komentar Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Revisi ... 55

Tabel 4.3 Komentar Pakar Pendidikan Karakter dan Revisi ... 57

Tabel 4.4 Komentar Guru Bahasa Indonesia dan Revisi ... 58

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan survai Kebutuhan ... 73

Lampiran 2. Silabus ... 74

Lampiran 3. Hasil Wawancara ... 78

Lampiran 4. RPP ... 80

Lampiran 5. Instrumen Validasi Pakar dan Guru ... 104

Lampiran 6. Instrumen Persepsi Siswa ... 108

Lampiran 7. Hasil Validasi Pakar dan Guru ... 110

Lampiran 8. Hasil Validasi Lapangan ... 126

Lampiran 9. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia ... 146

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 150

Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Bahasa Indonesia ... 154

Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan ... 162

Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar dan Lapangan ... 163

Lampiran 14. Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 164

Lampiran 15. Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian ... 167

Lampiran 16. Foto-foto Kegiatan ... 168

(19)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut UU DIKNAS tahun 2003 “Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pada dasarnya

pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa yang

termuat dalam UU No. 23 tahun 2003. Pendidikan yang baik saat ini adalah

pendidikan yang mampu menghasilkan SDM yang seimbang antara segi

intelektual dengan segi moralitas (Suwija, 2012: 67), maka sekarang ini

pemerintah melalui kementerian Pendidikan Nasional mulai merancang penetapan

pendidikan karakter untuk semua tingkatan pendidikan. Untuk itu,

penyelenggaraan pembelajaran sebisa mungkin dikaitkan dengan pengembangan

karakter.

Pendidikan karakter merupakan pola pendidikan yang lebih berkaitan

dengan bagaimana menanamkan nilai-nilai tertentu dalam diri anak didik di

sekolah (Doni Koesoema A, 2011:124). Pendidikan karakter perlu ditanamkan

sejak dini yaitu mulai dari Sekolah Dasar (SD), karena SD merupakan lembaga

formal awal bagi anak. Pengembangan pendidikan karakter dapat dilakukan

dengan memadukan pendidikan karakter dalam mata pelajaran. Pendidikan

karakter bisa diintegrasikan dalam semua mata pelajaran, salah satunya adalah

(20)

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan

baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi

terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pranowo (2009: 3)

mengungkapkan bahwa kesantunan dalam berbahasa menggambarkan sikap,

perilaku, ujaran, tulisan maupun penampilan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

Indonesia dapat membantu pembentukan karakter siswa di SD. Bagi anak usia

sekolah dasar, bahasa memegang peran penting dalam mengatur tingkah laku atau

karakternya. Pemerintah dalam KTSP juga menyatakan bahwa bahasa memiliki

peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,

budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,

berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan

menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada

dalam dirinya (Depdiknas, 2006: 113). Beberapa pernyataan di atas menunjukan

pentingnya Bahasa Indonesia dalam mengembangkan karakter peserta didik.

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah

menulis. Pranoto (2004: 9) berpendapat, bahwa menulis berarti menuangkan buah

pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain

dalam bentuk tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau

ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain,

melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis

atau mengarang merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas menulis

(21)

secara runtut dan logis, serta menyajikannya dalam ragam bahasa tulis dan kaidah

penulisan lainnya. Dalam menulis tidak hanya aspek kognitif saja yang perlu

dikembangkan, dari segi aspek afektif/ karakter dapat dikembangkan melalui

kegiatan menulis, misalnya kecermatan siswa dalam menulis kalimat, juga

tanggung jawab siswa dalam membuat tulisan. Kegiatan menulis dapat dijadikan

sarana untuk menanamkan nilai karakter yang baik pada siswa.

Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting yang mendukung

berlangsungnya pembelajaran. Bahan ajar digunakan dalam pembelajaran sebagai

sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Prastowo (2012: 43) menjelaskan,

bahan ajar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari

peserta didik dalam rangka mencapai kompetensi dan kompetensi dasar yang telah

ditentukan, maka dalam bahan ajar harus memuat isi yang meliputi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap. Penanaman pendidikan karakter pada siswa merupakan

salah satu dari tujuan pendidikan oleh karena itu pembuatan bahan ajar perlu

diintegrasikan dengan pendidikan karakter, dengan begitu tujuan dari

pembelajaran akan tercapai baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun

sikap. Bahan ajar yang dirancang akan lebih baik jika berfokus pada aktivitas

siswa dan melibatkan siswa secara penuh sehingga siswa mendapat pengetahuan

melalui kegiatan yang mereka lakukan. Siswa akan lebih memahami pengetahuan

yang mereka dapatkan melalui sebuah kegiatan nyata yang mereka lakukan.

Bahan ajar diintegrasikan dengan pendidikan karakter yang secara khusus

mengembangkan karakter tanggung jawab, kerjasama, dan cermat.

Peneliti berfokus mengembangkan tiga karakter yaitu tanggung jawab,

(22)

diri siswa. Berdasarkan pengamatan informal yang dilakukan peneliti ketika

pembelajaran, peneliti melihat bahwa karakter tanggung jawab yang dimiliki

siswa masih kurang, nampak ketika siswa mendapatkan tugas ada beberapa siswa

yang tidak mengerjakan malah asik bermain. Alasan memilih karakter kerjasama

untuk dikembangkan karena siswa dalam pembelajaran belum mampu

bekerjasama dengan baik, nampak ketika diskusi kelompok siswa cenderung

memilih teman diskusi yang disukai bahkan tidak mau saling membantu dalam

kegiatan kelompok. Berikutnya alasan peneliti memilih karakter cermat untuk

dikembangkan karena karakter cermat sesuai jika dikembangkan dalam

keterampilan menulis. Beberapa siswa masih kurang teliti dalam menyusun

sebuah kalimat, terlihat ketika menulis ada beberapa huruf yang hilang. Peneliti

berharap dengan mengembangkan karakter cermat siswa mampu menulis dengan

teliti, hati-hati, dan tepat dalam menggunakan tanda baca.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV SD Jolosutro Piyungan

pada hari Jumat 30 November 2012. Guru kelas IV memaparkan bahwa dari dinas

pendidikan memang telah menganjurkan untuk mengintegrasikan pendidikan

karakter dalam pembelajaran di kelas. Guru juga menyadari pentingnya

pendidikan karakter bagi anak. Pada kenyataannya, pengintegrasian pendidikan

karakter kedalam pembelajaran belum sepenuhnya dilakukan hanya beberapa

mata pelajaran yang mudah dikaitkan dengan pendidikan karakter seperti agama,

IPS dan PKN, sedangkan beberapa pelajaran lain misalnya matematika, Bahasa

Indonesia, IPA guru merasa sulit untuk mengintegrasikan dengan pendidikan

karakter. Guru kelas juga memaparkan bahwa mengintegrasikan pelajaran dengan

(23)

membuat bahan ajar yang bisa memuat pendidikan karakter. Sejauh ini, guru

hanya mengintegrasikan pendidikan karakter pada materi tertentu dan itupun

hanya sekilas tidak dibuat bahan ajar secara khusus tentang pengintegrasikan

pendidikan karakter. Guru juga mengatakan bahwa belum terlalu memahami

benar mengenai pengintegrasian pendidikan karakter. Guru merasa sedikit

terbebani jika harus menyiapkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter. Guru merasa kurang mampu jika harus membuat bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter, karena selama ini tidak ada buku

pedoman atau contoh yang dapat digunakan untuk membuat bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter. Guru kelas dan kepala sekolah

memaparkan bahwa mereka sangat membutuhkan bahan ajar yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter yang bisa digunakan sebagai panduan dalam

pembelajaran di kelas.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh guru peneliti menyimpulkan

bahwa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter belum ada di

sekolah dan guru menyatakan bahwa membutuhkan bahan ajar yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter, maka peneliti mengembangkan bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter. Peneliti berfokus untuk mengadakan

penelitian pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV semester gasal pada

keterampilan menulis KD 4.1 Melengkapi percakapan yang belum selesai dengan

memperhatikan penggunaan ejaan (tanda titik dua, dan tanda petik) dengan

karakter yang akan dikembangkan yaitu karakter cermat, tanggung jawab, dan

(24)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?

2. Bagaimanakah hasil validasi kualitas produk pengembangan bahan

ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan

menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester

gasal?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

2. Untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi mahasiswa

Mahasiswa mempunyai pengalaman dalam membuat bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter secara khusus pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis.

2. Bagi guru

(25)

grasikan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan

menulis dengan pendidikan karakter.

3. Bagi siswa

Siswa dapat mengembangkan nilai-nilai moral yang baik melalui bahan

ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

4. Bagi sekolah

Sekolah mempunyai pengetahuan dan pandangan dalam hal

pengelolaan proses pembelajaran yang berbasis pendidikan karakter dan

merancang bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

5. Bagi Prodi PGSD

Bagi Program studi PGSD semoga dengan produk yang peneliti

hasilkan semakin memperhatikan perkembangan nilai-nilai moral

melalui pendidikan karakter.

1.5 Batasan Istilah

1. Pendidikan Karakter

Sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang

meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan

tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

2. Bahan ajar

Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap

kompetensi dasar (KD) yang terdiri dari unsur topik, SK, KD,

Indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi,

(26)

penting, dan daftar pustaka. Bahan ajar adalah bahan yang disusun

secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses

pembelajaran.

3. Keterampilan menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain yang

bertujuan untuk memberikan informasi maupun pendapat.

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

1.6.1 Produk yang dikembangkan pada penelitian ini yaitu bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

1.6.2 Karakter yang dikembangkan dalam bahan ajar yaitu tanggung jawab,

cermat, dan kerjasama.

1.6.3 Bahan ajar memuat materi tentang melengkapi percakapan yang belum

selesai/ percakapan rumpang.

1.6.4 Bahan ajar berisi kompetensi yang akan dicapai (SK dan KD), indikator,

tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan siswa, postes, refleksi,

tindakan siswa, pekerjaan rumah, rangkuman, soal evaluasi, kunci

jawaban, penilaian, glosarium, dan daftar pustaka.

1.6.5 Bahan ajar yang dibuat berbasis pada aktivitas siswa dan keterlibatan

siswa dalam pembelajaran.

1.6.6 Bahan ajar mengkombinasikan teks, gambar, dan warna-warna. Desain

(27)

9 BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pendidikan Karakter di SD

2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter

Wynne dalam Mulyasa (1991: 3) mengemukakan bahwa “karakter berasal

dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan pada

bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku

sehari-hari”. Selain itu pendapat dari Dirjen Pendidikan agama Islam Kementrian

Agama Republik Indonesia (Mulyasa, 2011:4) mengemukakan bahwa “karakter

dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat

diidentifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik, dalam arti secara khusus

ciri-ciri ini membedakan antara satu individu dengan yang lainnya”.

Doni Koesoema A. (2011:124), menyebutkan bahwa pendidikan karakter

merupakan pola pendidikan yang lebih berkaitan dengan bagaimana menanamkan

nilai-nilai tertentu dalam diri anak didik di sekolah. Sri Judiani dalam Zubaedi

(2011:17) memaknai pendidikan karakter sebagai “pendidikan yang

mengembangkan nilai-nilai karakter pada peserta didik sehingga mereka memiliki

nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius,

(28)

Narwanti (2011: 14) menjelaskan pendidikan karakter adalah suatu sistem

penanaman nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen

pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan

nilai-nilai tersebut. Megawangi menambahkan bahwa pendidikan karakter merupakan

sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan

bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (2004: 95).

Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan di atas peneliti menarik

kesimpulan bahwa karakter merupakan ciri-ciri yang dimiliki seseorang yang

tercermin dari tingkah laku dan perbuatannya, sedangkan pendidikan karakter

merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh guru maupun orang tua untuk

menanamkan nilai-nilai karakter juga mengembangkan nilai-nilai karakter yang

sudah ada dalam diri peserta didik untuk dilaksanakan dalam lingkungan juga

kehidupan bermasyarakat.

2.1.1.2Tujuan Pendidikan Karakter

Mulyasa (2011:9), mengutarakan pendidikan karakter bertujuan “untuk

meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada

pembentukan karakter dan ahklak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan

seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan

pendidikan”. Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada

pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi,

kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang dipraktikan oleh semua warga

(29)

Said Hamid, dkk dalam Zubaeda (2011:18) memaparkan adanya lima

tujuan pendidikan karakter:

a. Pertama, mengembangkan kalbu/ nurani/ afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai–nilai

karakter bangsa.

b. Kedua, mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya

bangsa yang religius.

c. Ketiga, menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.

d. Keempat, mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan.

e. Kelima, mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, dan

persahabatan, dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh

kekuatan.

2.1.1.3Nilai–Nilai Pendidikan Karakter

Dalam rangka memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter dalam satuan

pendidikan maka Kemendiknas (2011) telah mengidentifikasi 25 butir nilai

karakter sebagai prioritas penanaman karakter di sekolah yang bersumber dari

agama, Pancasilan, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, ke 25 butir nilai

karakter tersebut adalah: (1) Kereligiusan, (2) Kejujuran, (3) Kecerdasan, (4)

(30)

Tolong-menolong, (8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, (9) Kesantunan, (10)

Ketangguhan, (11) Kedemokratisan, (12) Kemandirian, (13) Keberanian

mengambil risiko, (14) Berorientasi pada tindakan, (15) Berjiwa kepemimpinan,

(16) Kerja keras, (17) Percaya diri, (18) Keingintahuan, (19) Cinta ilmu, (20)

Kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, (21) Kepatuhan terhadap

aturan-aturan sosial, (22) Menghargai karya dan prestasi orang lain, (23)

Kepedulian terhadap lingkungan, (24) Nasionalisme, (25) Menghargai

keberagaman.

Furqon (2010: 79-81) juga menyebutkan nilai-nilai karakter kedalam

banyak butir karakter diantaranya adil, amanah, pengampunan, antisipatif, arif,

baik sangka, kebajikan, keberanian, kebijaksanaan, cekatan, cerdas, cerdik,

cermat, pendaya guna, demokratis, dermawan, dinamis, disiplin, efisien, empan

papan, empati, fair play, gigih, gotong royong, hemat, hormat, ikhlas, inisiatif, inovatif, dan kejujuran.

Menurut Doni Koesoema (2011:124), nilai-nilai yang ditanamkan ini

dapat berupa nilai yang bersifat individual personal maupun yang lebih sosial.

Nilai yang bersifat individual personal adalah tanggung jawab, kemurahan hati,

penghargaan diri, kejujuran, pengendalian diri, bela rasa, disiplin, daya tahan,

percaya diri, dan rasa terimakasih. Nilai yang bersifat lebih sosial adalah tanggung

jawab, kewarganegaraan, kerjasama, keadilan dan kesedian mendengarkan.

Dari sekian banyak karakter yang telah dikembangkan, peneliti

mengembangkan 2 karakter yang bersifat individual dan 1 karakter sosial dalam

bahan ajar. Fokus pengembangan karakter individual yaitu karakter tanggung

(31)

sosial peneliti memilih karakter kerjasama. Berikut akan dijelaskan mengenai

ketiga karakter tersebut.

a. Tanggung Jawab

Karakter pertama yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah

Tanggung jawab. Menurut Asmani (2011 : 36) Tanggung jawab adalah sikap dan

perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana

yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,

sosial, dan budaya), negara dan Tuhan YME.

Furqon (2010: 87) menjelaskan, tanggung jawab adalah memahami dan

melakukan apa yang sepatutnya dilakukan, kemampuan untuk mengambil

keputusan yang rasional dan bermoral. Zubaedi (2011: 78) Tanggung jawab

(responsibility) maksudnya mampu mempertanggungjawabkan serta memiliki perasaan untuk memenuhi tugas dengan dapat dipercaya, mandiri, dan komitmen.

Berdasarkan beberapa teori yang telah dijelaskan diatas karakter tanggung

jawab perlu ditanamkan dalam diri anak. Nilai tanggung jawab merupakan

karakter individual yang penting untuk ditanamkan dalam diri anak, dengan

diajarkan karakter tanggung jawab anak mampu melaksanakan tugas dan

kewajibannya dengan mandiri.

b. Cermat

Karakter kedua yang akan dikembangkan dalam penelitian ini yaitu nilai

cermat. Nilai cermat diturunkan dari nilai karakter kecerdasan. Muchlas (2011:

51) menjelaskan, cerdas yaitu berfikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan

(32)

empatik, bergaul secara santun, menjunjung kebenaran dan kebajikan. Dari

penjelasan tersebut peneliti berfokus untuk mengembangkan karakter cermat yang

diturunkan dari karakter kecerdasan.

Cermat adalah jeli, berhati-hati dalam memakai uang atau mengeluarkan

sesuatu barang, hemat, teliti dan hati-hati dalam melakukan sesuatu penuh minat

Furqon (2010: 81). Dari pengertian diatas peneliti ingin mengembangkan sikap

cermat pada peserta didik khususnya dalam keterampilan menulis Bahasa

Indonesia. Nilai cermat sangat sesuai jika dikembangkan pada keterampilan

menulis. Dengan memiliki karakter cermat siswa mampu menulis dengan jeli,

teliti, tepat, dan hati-hati. Berdasarkan teori diatas dapat diambil 2 indikator yang

mencerminkan sikap cermat yaitu teliti dan tepat. Siswa dikatakan cermat ketika

ia sudah teliti dalam menulis kalimat tanpa ada kesalahan dan tepat dalam

menggunakan tanda baca pada tulisan.

c. Kerjasama

Karakter ketiga yang akan dikembangkan adalah nilai kerjasama.

Kerjasama memiliki arti yang sama dengan gotong royong seperti yang dijelaskan

dalam buku Muchlas (2011: 51) Gotong royong adalah mau bekerjasama dengan

baik, berprinsip bahwa tujuan akan lebih mudah dan cepat tercapai jika dikerjakan

bersama-sama, tidak memperhitungkan tenaga untuk saling berbagi dengan

sesama. Menurut David W Johnson, dkk dalam buku Colaborative Learning

cetakan III (2012:28), kerjasama adalah upaya umum manusia yang secara

simultan mempengaruhi berbagai keluaran instruksional. Sedangkan menurut

Slavin dalam Cooperative (2005: 4), kerjasama adalah dimana para siswa bekerja

(33)

mempelajari materi pelajaran. Para siswa saling membantu, saling mendiskusikan

dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan

menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. David W Johnson

(2012:8-10) mengungkapkan lima komponen pokok dari kerjasama yaitu:

1) Interdependensi Positif

Setiap anggota kelompok memandang bahwa mereka terhubung antara

satu sama lain, sehingga seseorang tidak akan bisa berhasil jika semua

orang berhasil. Siswa harus menyadari bahwa usaha dari setiap anggota

akan bermanfaat bukan hanya bagi individu yang bersangkutan, tetapi

juga bagi semua anggota kelompok.

2) Interaksi yang mendorong

Siswa saling membantu, mendukung, menyemangati dan menghargai

usaha satu sama lain untuk belajar.

3) Tanggung jawab individual

Siswa belajar bersama-sama supaya selanjutnya mereka dapat

menunjukkan performa yang lebih baik sebagai individu. Tanggung

jawab individual memastikan bahwa semua anggota kelompok tahu

siapa saja yang membutuhkan bantuan, dukungan dan dorongan yang

lebih besar untuk menyelesaikan tugas.

4) Skills interpersonal dan kelompok kecil

Siswa dituntut untuk mempelajari pelajaran atau tugas akademik dan

juga skil-skil interpersonal dan kelompok kecil yang dibutuhkan agar

dapat berfungsi sebagai sebuah tim. Skil-skil yang dimaksudkan seperti

(34)

komunikasi dan manajemen konflik harus diajarkan dengan sama

bertujuannya dan sama tepatnya dengan skil-skil akademis.

5) Pemrosesan kelompok

Anggota kelompok berdiskusi mengenai seberapa baik mereka telah

mencapai tujuan masing-masing dan seberapa baik mereka telah

memelihara hubungan yang mereka telah memelihara hubungan yang

efektif. Kelompok perlu menggambarkan tindakan anggota manakah

yang telah sangat membantu dan tidak membantu dan membuat

keputusan tentang sikap mana sajakah yang perlu dilanjutkan atau

diubah.

2.1.2. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

2.1.2.1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Bahasa memiliki peranan sentral dalam segala bidang karena bahasa

merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang.

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan

benar (KTSP). Diharapkan dengan Bahasa Indonesia siswa mampu

berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai etika yang berlaku, baik lisan

maupun tertulis dan menggunakan bahasa sebagai bahasa persatuan.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (Depdiknas, 2006:113) memberi

gambaran bahwa hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia di SD diharapkan

membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,

(35)

menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan

analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia

harus melibatkan keaktifan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh

karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia difokuskan pada aktivitas siswa yang

dapat menunjang keaktifan siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam

pembelajaran dapat mendorong siswa untuk mencari, menemukan bahkan

menerapkan keterampilan bahasa yang siswa peroleh.

KTSP menyebutkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki

tujuan sebagai berikut: (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan

etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, (2) menghargai dan bangga

menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (3)

memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif

untuk berbagai tujuan, (4) menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan

kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, (5) menikmati

dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi

pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (6)

menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan

intelektual manusia Indonesia (KTSP 2006:113).

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa Bahasa Indonesia mempunyai

peranan sangat penting dalam kehidupan. Bahasa Indonesia yang mempunyai

fungsi sebagai alat komunikasi tentu sangat berpengaruh bagi seseorang dalam

mempelajari berbagai hal. Penggunaan Bahasa Indonesia juga menunjang

keberhasilan mata pelajaran lain. Bahasa Indonesia juga dapat mengaktifkan siswa

(36)

2.1.2.2. Keterampilan Menulis Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan

Karakter.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD mencakup 4 keterampilan pokok

yaitu mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara. Dalam keempat

keterampilan tersebut terdapat keterkaitan satu sama lain. Menulis merupakan

salah satu keterampilan berbahasa yang dikuasai paling akhir. Menulis dapat

dipandang sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat fleksibel. Rangkaian yang

dimaksud meliputi: pramenulis, penulisan draft, revisi, penyuntingan, dan

publikasi atau pembahasan. Seperti halnya perkembangan membaca,

perkembangan anak dalam menulis juga terjadi secara perlahan-lahan.

Iskandarwassid dan Sunendar (2009: 248) mengungkapkan aktivitas

menulis merupakan ”suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan

berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajaran bahasa setelah

kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca”. Selain itu, menurut

Tarigan (2008: 3) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka

dengan orang lain. Menurut Daeng (2011: 68) menulis merupakan sebuah proses

kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya,

memberi tahu, menyakinkan, menghibur. Nurjamal menambahkan bahwa menulis

sebagai sebuah keterampilan berbahasa adalah kemampuan seseorang dalam

mengemukakan gagasan, perasaan, dan pikiran-pemikirannya kepada orang atau

pihak lain dengan menggunakan media tulisan (2011 : 69).

(37)

suatu keterampilan dalam mengekspresikan dan mengkomunikasikan suatu

gagasan atau ide kepada orang lain dengan tujuan tertentu. Menulis juga dapat

membuat seseorang menjadi lebih kreatif dalam menuangkan gagasannya dalam

bentuk tulisan. Kegiatan menulis dapat melatih siswa dalam menyusun sebuah

kalimat yang baik dan menggunakan tanda baca yang benar.

Menulis tentu mempunyai suatu maksud atau tujuan. Tujuan dari suatu

tulisan pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau gagasan

agar dapat dipahami dan diterima orang lain, tentu dalam membuat tulisan

seseorang mempunyai maksud atau tujuan tertentu. Tulisan digunakan sebagai

alat yang bertujuan untuk menginformasikan sesuatu kepada pembaca,

meyakinkan pembaca, mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, menghibur

pembaca, mendukung pendapat orang lain, menyanggah atau menolak pendapat

orang lain, dan bahkan bertujuan untuk melarang atau memerintah pembaca

Daeng (2011: 72).

Tujuan menulis seperti yang diutarakan oleh Tarigan antara lain: (1)

tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar, (2) tulisan yang

bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak, (3) tulisan yang bertujuan untuk

menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut

tulisan literer, (4) tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat

atau berapi-api (Tarigan, 2008:24-25).

Berdasarkan uraian diatas tulisan mempunyai tujuan atau maksud yang

bervariasi tidak hanya untuk menyampaikan gagasan saja tetapi tulisan juga

mampu mempengaruhi pembaca untuk melakukan suatu hal/ membujuk bahkan

(38)

Pada penelitian ini peneliti mengintegrasikan pendidikan karakter ke

dalam keterampilan menulis. Karakter yang akan dikembangkan salah satunya

yaitu cermat. Karakter cermat sesuai jika diintegrasikan dengan keterampilan

menulis. Dalam menulis seeorang harus berhati- hati dan teliti baik dalam

penggunaan kalimat maupun tanda baca. Dengan mengintegrasikan nilai karakter

cermat dalam keterampilan menulis peserta didik mampu mengembangan

keterampilan menulis dengan baik.

2.1.3. Pengembangan Bahan Ajar SD yang Terintegrasi dengan Pendidikan

Karakter

Perangkat pembelajaran berbasis pendidikan karakter tersusun dari tiga

tahapan pembelajaran yang saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu

perencanaan, pelaksaan, dan penilaian (Asmaun Sahlan 2012: 43). Yang termuat

dalam tahap perencanaan salah satunya yaitu bahan ajar. Bahan ajar merupakan

sarana penting yang digunakan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

Pannen dalam Prastowo (2011: 17) mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah

bahan yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik

dalam proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan sarana penting dalam

pembelajaran untuk menuntun siswa mencapai tujuan pembelajaran oleh karena

itu bahan ajar harus disusun dan dikembangkan dengan baik. Prastowo (2012: 43)

mengungkapkan, bahan ajar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai kompetensi dan kompetensi

dasar yang telah ditentukan, maka dalam bahan ajar harus memuat isi yang

(39)

bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar–mengajar di kelas. Bahan

atau materi yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak

tertulis.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar

merupakan segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang memuat isi

meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipelajari peserta didik dalam

rangka mencapai kompetensi dasar.

Pengembangan bahan ajar yang berbasis karakter penting untuk mendidik

siswa agar mempunyai nilai-nilai positif. Dalam mengembangan bahan ajar yang

berbasis Pendidikan karakter perlu mendiskripsikan kompetensi dasar yang

mengacu pada KTSP, kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi butir-butir

karakter yang sesuai dengan kompetensi dasar yang telah dipilih. Dalam

penelitian ini karakter yang akan dikembangkan dalam bahan ajar meliputi nilai

tanggung jawab, cermat dan kerjasama atau gotong royong.

Untuk menghasilkan bahan ajar yang berkualitas maka perlu dilakukan

penilaian atau evaluasi. Cunningsworth mengemukakan beberapa unsur yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi bahan ajar. Unsur–unsur tersebut adalah

aims and objectivess, desaind and organitation, language contents, skills, topic,

methodologi, teacher’s book, practical consideration (1995: 3). Unsur–unsur

diatas kemudian diambil 6 aspek yang kemudian dikembangkan menjadi

indikator–indikator instrumen penilaian validasi untuk menilai kualitas bahan ajar.

Aspek tersebut meliputi:(1)tujuan dan pendekatan, (2)desain dan

(40)

2.1.4. Model Pengembangan Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting yang mendukung

berlangsungnya pembelajaran. Bahan ajar digunakan dalam pembelajaran sebagai

sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. dalam mengembangkan bahan ajar

diperlukan model pengembangan yang sesuai. Salah satu moedel pengembangan

bahan ajar yaitu, model pengembangan menurut J. Kemp.

Secara umum model desain pembelajaran Jerold E. Kemp yang telah

direvisi terlihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp (Kemp, et al., 1999: 9)

Model pengembangan bahan menurut Kemp (1994) dalam buku Triyanto

(2009:179), pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum.

Pengembangan perangkat model Kemp yang siklusnya berbentuk lingkaran

tersebut memberikan kesempatan kepada para pengembangan untuk dapat

(41)

Kemp selalu diawali dengan perencanaan tujuan (planning). Dalam melaksanakan langkah tersebut terdapat evaluasi, yaitu evaluasi formatif yang dilakukan selama

proses pembuatan, sedangkan evaluasi sumatih dilakukan diakhir proses. Evaluasi

digunakan sebagai pedoman untuk revisi. Revisi dapat dilakukan disetiap langkah

dalam proses pengembangan. Pada proses pembuatan bahan ajar dapat berjalan

dengan baik karena adanya layanan pendukung (support service). Layanan pendukung berupa buku, sumber dari internet, guru, siswa, dll. Berikut ini akan

dijelaskan setiap unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut

model Kemp, meliputi:

a. Identifikasi masalah pembelajaran

Pada tahapan identifikasi masalah pembelajaran bertujuan untuk

mengidentifikasi adanya kesenjangan antara fakta di lapangan dengan tujuan

menurut kurikulum yang menyangkut model, pemdekatan, metode, teknik,

maupun strategi yang digunakan guru. Kesenjangan inilah yang menjadi sebuah

permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian.

b. Analisis siswa

Analisis siswa diperlukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan

karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu

maupun kelompok. Identifikasi tingkah laku awal siswa yaitu mengidentifikasi

keterampilan-keterampilan khusus yang harus dimiliki siswa dalam mengikuti

pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan efektif

serta efisien. Analisis yang dilakukan untuk karakteristik siswa bertujuan

mengetahui kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi

(42)

bekerjasama, keterampilan sosial dengan memperhatikan ciri, kemampuan dan

pengalaman siswa baik secara individu maupun kelompok.

c. Analisisi tugas

Menurut Kemp (1994: 58) dalam Triyanto, analisis tugas adalah kumpulan

prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas sejalan dengan

analisis tujuan tidak lain dari analisis isi pelajaran, konsep, pemrosesan informasi

yang digunakan untuk memudahkan pemahaman tentang tugas-tugas belajar dan

tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam analisis tugas

meliputi, (1) analisis Struktur isi, (2) analisis konsep, (3) analisis prosedural, dan

(4) analisis pemrosesan (2009 : 181).

d. Merumuskan indikator

Menurut Kardi dalam Triyanto (2009:182) perumusan indikator

didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa,

tentang pernyataan-pernyataan apa yang dapat dilakukan siswa setelah selesai

melakukan pembelajaran. oleh karena itu, dalam merumuskan suatu indikator

harus mempertimbangkan kemampuan awal dari siswa. Indikator yang

dirumuskan tersebut berfungsi sebagai (1) alat untuk mendesain kegiatan

pembelajaran, (2) kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil

belajar siswa, dan (3) panduan siswa dalam belajar.

e. Penyusunan intrumen evaluasi

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur

ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsung proses

(43)

Dalam pembuatan soal evaluasi berdasarkan pada indikator-indikator yang telah

dibuat.

f. Strategi pembelajaran

Pemilihan strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan khusus yang

akan dicapai. Kegiatan pemilihan strategi meliputi : pemilihan model, pendekatan

dan metode, pemilihan format yang dipandang mampu memberikan pengalaman

yang berguna untuk mencapai tujuan.

g. Pemilihan media atau sumber pembelajaran

Pemilihan alat dan bahan disesuaikan dengan tuntutan tujuan pembelajaran

yang terdapat rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa. Keberhasilan

pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan sumber pembelajaran.

h. Pelayanan pendukung

Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang berupa

kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait serta

layanan laboratorium dan perpustakaan. Juga dibutuhkan anggaran atau dana,

fasilitas, dan pelengkap.

i. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses perancangan

pembelajaran serta berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim

pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai

sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan ujicoba.

j. Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian

(44)

dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi: hasil ujian akhir unit

dan ujian akhir untuk pelajaran tertentu.

k. Revisi perangkat pembelajaran

Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki

rancangan yang dibuat. revisi dilakukan berdasarkan kritik dan masukan yang

diperoleh dari hasil validasi dan uji coba terbatas. Revisi akan terus dilakukan

sampai rancangan yang dibuat memiliki kesesuaian isi dan kualitas yang baik.

2.2. Penelitian Yang Relevan

Berikut akan dijabarkan penelitian berkaitan dengan materi ajar

pembelajaran Bahasa Indonesia dan pendidikan karakter :

Penelitian yang pertama adalah penelitian pengembangan pendidikan

karakter yang dilakukan oleh Anastasia Tiur Rohani (2012) dalam skripsi yang

berjudul “Pendidikan Karekater Terintegrasi dalam Pembelajaran Menulis

Bahasa Indonesia Untuk Siswa SMP kelas VIII Semester 1 dan 2” mengembangkan bahan ajar menulis Bahasa Indonesia untuk siswa SMP Pangudi

Luhur Yogyakarta kelas VIII. Peneliti merancang sebuah bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk membantu siswa dalam

mematangkan karakter yang dimilikinya. Dari hasil pengujian di SMP Pangudi

Luhur 1 Yogyakarta penelitian ini menunjukan bahwa pendidikan karakter yang

terintegrasi dalam pembelajaran menulis Bahasa Indonesia siswa kelas VII perlu

dikembangkan. Siswa beranggapan pelajaran menulis penting terlebih yang

(45)

pernyataan, ada dua belas butir pertanyaan yang memiliki presentase jawaban

tertinggi pada kategori baik.

Penelitian yang kedua adalah penelitian pengembangan pendidikan

karakter yang dilakukan oleh Bernadeta Lisa Andika Permatasari (2012). Dalam

skripsinya, Bernadeta Lisa Andika Permatasari meneliti “Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa Indonesia Kelas VII

Semester 1 dan 2”. Penelitian ini menghasilkan produk yaitu buku teks

pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter. Peneliti melakukan analisis persepsi/analisis kebutuhan siswa terhadap

pendidikan karakter sebagai landasan dalam membuat modul yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter.

Penelitian yang ketiga yaitu jurnal yang terkait dengan

pengimplementasian pendidikan karakter yang berjudul “A comprehensive approach in developing akhlaq: A case study on the implementation of character

education at Pondok Pesantren Darunnajah”, penelitian dilakukan oleh Duna

Izfanna. Duna Izfanna menjelaskan bagaimana suatu sistem pendidikan Islam

yang menggunakan pendekatan komprehensif pada Pondok Pesantren

memberikan kontribusi besar terhadap pendidikan karakter siswa. diungkapan

dalam penelitian Duna bahwa “Pondok Pesantren Darunnajah adopts the

(46)

menanamkan pengetahuan, menyediakan lingkungan yang mendukung, kemudian

memberikan kesempatan untuk praktek sehingga karakter yang ada dalam diri

siswa terbentuk. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan yang

menyeluruh/ komprehensif dapat digunakan dalam mengimplementasikan

pendidikan karakter secara efektif.

Melihat paparan ketiga penelitian diatas, diketahui bahwa pendidikan

karakter memang perlu ditanamkan dan dikembangkan agar menghasilkan SDM

yang berkarakter dan bermoral baik. Pengembangan pendidikan karakter dapat

dilakukan dengan pendekatan-pendekatan dan mengintegrasikan pendidikan

karakter dalam sebuah modul yang akan digunakan dalam pembelajaran.

2.3. Kerangka Berpikir

Tugas seorang guru sebagai pengajar selain mendidik siswa, guru juga

perlu menyiapkan perangkat pembelajaran sebelum melakukan kegiatan

pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan oleh guru meliputi

silabus, RPP, juga bahan ajar. Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting

yang digunakan dalam pembelajaran. Bahan ajar yang baik adalah bahan ajar

yang berbasis aktivitas dan berpusat pada siswa. Selain itu, bahan ajar juga

mampu mengembangkan tiga aspek sekaligus yaitu kognitif, psikomotorik, dan

afektif/ karakter. Dinas pendidikan juga telah merancang penetapan pendidikan

karakter dalam satuan pendidikan untuk menciptakan SDM yang mempunyai

pengetahuan, keterampilan dan berkarakter. Untuk merealisasikan rancangan

tersebut maka diperlukan suatu bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

(47)

diharapkan mampu mewujudkan pendidikan karakter dalam pembelajaran.

Namun, kurangnya ketersediaan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter menghambat terwujudnya pendidikan karakter dalam pembelajaran.

Bermula dari alasan itu, perlu adanya pengembangan bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter. Peneliti berasumsi bahwa dengan

membuat sebuah bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter selain

kognitif siswa berkembang karakter siswa pun bisa dikembangkan terutama

karakter tanggung jawab, kerjasama juga karakter cermat. Maka dari itu, bahan

ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter perlu dikembangkan agar dalam

pembelajaran selain mengembangkan segi kognitif, karakter siswa juga turut

berkembang.

2.4. Pertanyaan Penelitian

2.4.2. Bagaimana prosedur penelitian pengembangan bahan ajar yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis, kompetensi dasar

melengkapi percakapan yang belum selesai?

2.4.3. Bagaimana kualitas produk penelitian pengembangan bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis,

kompetensi dasar melengkapi percakapan yang belum selesai menurut

pakar Bahasa Indonesia dan pendidikan karakter?

2.4.4. Bagaimana kualitas produk penelitian pengembangan bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis,

kompetensi dasar melengkapi percakapan yang belum selesai menurut

(48)

2.4.5. Bagaimana kualitas produk penelitian pengembangan bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis,

kompetensi dasar melengkapi percakapan yang belum selesai menurut

(49)

31 BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang (1) jenis penelitian, (2) prosedur pengembangan,

(3) uji coba produk, (4) instrumen penelitian, (5) teknik pengumpulan data, serta (6)

teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan

pengembangan, yang biasanya lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and Development). R&D merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,

2009: 494). Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa bahan ajar untuk

keterampilan menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter untuk siswa SD kelas IV semester gasal yang secara khusus

mengembangkan karakter tanggung jawab, cermat, dan kerjasama yang akan

diujicobakan di SDN Jolosutro Piyungan.

3.2 Prosedur Pengembangan

Dalam penelitian ini akan menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar

Jerold E Kemp (1994) dan langkah penelitan R&D yang dikemukakan Borg and Gall

(1989). Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model

(50)

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 7 langkah

yaitu: (1) Potensi dan Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain Produk

(Prototipe), (4) Validasi, (5) Revisi Desain, (6) Uji coba desain, (7) Revisi desain) hingga menghasilkan desain produk final bahan ajar yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran bahasa

Indonesia kelas IV SD semester gasal. Secara garis besar prosedur pengembangan

tersebut dapat dijelaskan melalui bagan di bawah ini. Berikut peneliti menjabarkan

ketujuh langkah dalam bagan.

(51)

Ketujuh langkah pengembangan bahan ajar tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

3.2.1 Potensi dan Masalah

Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Untuk mengetahui

adanya potensi dan masalah peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis

kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada guru Bahasa

Indonesia kelas IV di SDN Jolosutro Piyungan. Wawancara ini bertujuan untuk

mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan yang

menyangkut ketersediaan bahan ajar yang digunakan guru untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Analisis kebutuhan ini bertujuan agar peneliti mengetahui kebutuhan

guru dalam melaksanakan pembelajaran disekolah terutama kebutuhan akan bahan

ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

3.2.2 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara.

Hasil dari wawancara tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

perencanaan produk yang berupa bahan ajar berbasis karakter pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia. Pengumpulan data untuk pembuatan bahan ajar dilakukan dengan

melakukan kajian pustaka, dan mencari data dari berbagai sumber seperti buku,

koran, dan internet.

3.2.3 Desain Produk

Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal bahan ajar. Desain

awal dilakukan dengan menentukan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar

(52)

menentukan isi bahan ajar yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber,

menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran yang

sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan, menyusun kegiatan belajar,

menentukan sumber belajar, dan kemudian menentukan evaluasi untuk mengukur

kompetensi dasar yang akan dicapai. Tahap berikutnya adalah mengumpulkan bahan

yang akan digunakan untuk pembuatan bahan ajar. Bahan ajar akan disusun

berdasarkan pada bahan yang telah terkumpul yang sudah diproses untuk dijadikan

bahan ajar yang sesuai dengan desain yang telah ditentukan. Bahan-bahan yang telah

didapatkan dari beberapa sumber kemudian disusun secara sistematis berdasarkan

desain yang telah dirancang.

3.2.4 Validasi Desain

Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif terhadap

desain produk pengembangan bahan ajar. Produk yang telah dikembangkan akan

divalidasi oleh empat orang pakar yang terdiri dari pakar pembelajaran Bahasa

Indonesia, pakar pendidikan karakter, dan dua guru Bahasa Indonesia atau guru

kelas IV. Validasi desain ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta

penilaian terhadap desain produk yang telah dirancang oleh peneliti. Dari kritik dan

saran tersebut akan diketahui kelebihan dan kekurangan desain produk yang

dikembangkan serta perbaikan yang harus dilakukan oleh peneliti.

3.2.5 Revisi Desain

Gambar

Gambar 3.1 Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar   .........................
Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif  ke Kualitatif  Skala Lima ....................
Gambar 2.1 Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp (Kemp, et al., 1999: 9)
Gambar 3.1 Modifikasi langkah-langkah pengembangan bahan ajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini dapat memberikan informasi berupa laporan mengenai detil transaksi yang dilakukan oleh karyawan yang terlibat dalam kegiatan administrasi pembelian

Tampilan menu laporan kerusakan pada gambar 4.34 merupakan form untuk memperlihatkan semua data kerusakan baru atau lama yang telah di inputkan sesuai dengan ID Alat, Nama

[r]

[r]

merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari.. pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan yang menjadi urgensi dan akar permasalahan yaitu masih belum optimalnya kinerja guru otomotif SMK Negeri di

[r]

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN GREEN PRODUCT (Studi pada Konsumen Honda Vario Techno di Kota