PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI
DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK
KETERAMPILAN MENULIS PADA MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Margareta Erna Wijayanti
NIM : 091134105
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI
DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK
KETERAMPILAN MENULIS PADA MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Margareta Erna Wijayanti
NIM : 091134105
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
iv
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini peneliti persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus sumber segala rahmat yang selalu memberikan kelancaran dan kemudahan disetiap langkah.
Bapak dan ibuk tercinta, Agustinus Prapto dan Yuliana Winarni yang senantiasa memberikan dukungan, doa dan cinta serta semangat yang luar biasa.
Kakak tercinta, kakek dan nenek serta seluruh keluarga besar Darmorejo yang selalu memberikan dukungan .
v MOTTO
Tuhan pasti memberikan kemudahan kepada mereka yang mau berusaha.
Motivasi dan kegigihanlah yang membuat impian besar itu tercapai.
-Merry Riana-
Because I am a woman I must make unusual efforts to succeed.
--Clare Booth Luce-
Orang yang mampu membuat semua hal yang sulit menjadi mudah dipahami, yang rumit menjadi mudah dimengerti, atau yang sukar menjadi mudah dilakukan, itulah pendidik yang sejati.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 9 Juli 2013
Peneliti,
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Margareta Erna Wijayanti
Nomor Mahasiswa : 091134105
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter
untuk Keterampilan Menulis pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas
IV Semester Gasal.
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 9 Juli 2013
Yang menyatakan,
viii ABSTRAK
Wijayanti, Margareta Erna. (2013). Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Menulis pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Kata kunci: pendidikan karakter, bahan ajar, keterampilan menulis.
Pendidikan karakter yang diintegrasikan dengan bahan ajar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD belum banyak dikembangkan. Pengintegrasian pendidikan karakter pada mata pelajaran bertujuan untuk menanamkan dan mengembangkan karakter baik yang ada pada diri siswa. Penelitian ini difokuskan untuk memenuhi kebutuhan akan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menulis untuk SD kelas IV. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D) oleh Borg and Gall dan menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar oleh Jerold Kemp. Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil modifikasi antara model pengembangan bahan ajar Jerold Kemp dan penelitian R&D oleh Borg and Gall, yang menghasilkan 7 langkah, yaitu: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain Produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi Desain, (6) Uji coba desain, serta (7) Revisi desain hingga menghasilkan desain produk final berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal.
ix ABSTRACT
Wijayanti, Margareta Erna. (2013). Learning Materials’ Development Integrated with Character Education for The Writing Skill of Indonesian Subject in The Odd Semester of The 4th Grade of Elementary School. A Thesis. Yogyakarta:
Elementary School’s Teacher Education Study Program of Sanata Dharma
University.
Keywords: Character Education, Learning Materials, Writing Skill.
Character education, which was integrated with the learning materials especially in Indonesian subject of elementary school, was not developed yet. The integration of character education was purposed to plant and develop good characters on the students itself. This research was focused on the fulfillment of the learning materials’ needs integrated with character education in Indonesian subject especially in the writing skill to the fourth grade of elementary school. The main purpose of this research was to design the learning materials which were integrated with character education for the writing skill in Indonesia subject especially in the odd semester of the fourth grade of elementary school.
This research was used research method and development (R & D) by Borg and Gall. Besides, this research also was used the procedure of the learning materials’ development by Jerold Kemp. The procedure of research and development, which was used in this research, was the modification result between Jerold Kemp’s learning materials model and Borg and Gall’s R&D research. The modification was result seven steps. Those were (1) Potentials and problems, (2) Data collection, (3) Product design, (4) Design validity, (5) Design revision, (6) Design Experiment and (7) Design revision which results final product design in the form of the learning materials integrated with character education for the writing skill in Indonesia subject especially in the odd semester of the fourth grade of elementary school.
The product of this research was learning materials. The learning materials were evaluated by using instruments which are arranged based on Cunningsworth Theory so that it results good learning materials. The instruments which were used to evaluate the learning materials include six aspects. Those aspects were (1) Purposes and approaches, (2) Design and arrangement, (3) the materials itself, (4) Speaking skill, (5) Topics and (6) Methodology. Based on the validity result by the expert of character education, the expert of Indonesia subject, the two teachers of Indonesia subject who teaches the fourth grade of elementary school and the fourth grade students of SDN Jolosutro Piyungan, the learning materials averagely have scored
4.15 with “good” category. Therefore, the learning materials’ development, which
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal dapat peneliti selesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan dari
berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan selesai dengan baik. Karena itu, dengan
kesungguhan hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan demi terlaksananya penelitian ini
hingga penyusunan skripsi.
Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:
1. Rohandi Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, terima kasih atas
bimbingan, dukungan, dan kesabaran yang telah diberikan selama proses
penyusunan skripsi ini.
4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah
xi
5. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd, selaku validator pembelajaran bahasa yang
telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan kualitas produk yang
dikembangkan dalam penelitian ini.
6. Rusmawan, S.Pd., M.Pd, selaku validator pendidikan karakter yang telah
memberikan masukan yang sangat bermanfaat bagi peneliti untuk
meningkatkan kualitas produk yang dikembangkan.
7. Sunarni, S.Pd., selaku kepala sekolah SDN Jolosutro Piyungan yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini.
8. Elizabet Novena R.M., S.Pd., selaku guru kelas IV SDN Jolosutro Piyungan
yang telah memberikan masukan dan saran juga berperan serta dalam
penelitian sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian dengan baik.
9. Siswa kelas IV SDN Jolosutro Piyungan tahun ajaran 2012/2013 yang telah
berperan serta dan mendukung pelaksanaan penelitian.
10.Para dosen PGSD, yang selalu memberikan bimbingan dan senantiasa
memberikan ilmu yang bermanfaat selama peneliti study di PGSD.
11.Kedua orang tua yang saya cintai, Agustinus Prapto dan Yuliana Winarni
yang selalu memberikan dukungan penuh baik secara materiil maupun moril,
juga doa dan semangat yang luar biasa. Kakak ku tercinta Ignatia Hesti
beserta keluarga yang selalu memberikan semangat, kakek dan nenek juga
segenap keluarga besar Darmorejo yang selalu memberikan dukungan dan
semangat.
12.Teman-temanku satu perjuangan skripsi payung Bahasa Indonesia Yohhana,
xii
yang selalu mengingatkan, memberi dukungan, semangat dan keceriaan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
13.Sahabat-sahabatku tercinta Alma sigit, Ndaru Arumsari, Agnes Arinjani,
Vitalis esti yang selalu menemani, memberikan dukungan, motivasi dan
semangat yang luar biasa dalam menyelesaikan skripsi ini.
14.Segenap pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang turut
memberikan bantuan dan dukungan, peneliti ucapkan terimakasih.
Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk berbagai pihak dan
bermanfaat untuk dunia pendidikan. Peneliti juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan skripsi agar lebih sempurna. Terima kasih.
Peneliti,
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 8
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ... 9
2.1 Kajian Teori ... 9
2.1.1 Pendidikan Karakter di SD ... 9
2.1.2. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 16
2.1.3. Pengembangan Bahan Ajar SDTerintegrasi dengan Pendidikan Karakter ... 20
2.1.4. Model Pengembangan Bahan Ajar ... 22
2.2. Penelitian Yang Relevan ... 26
2.3. Kerangka Berpikir ... 28
2.4. Pertanyaan Penelitian ... 29
xiv
3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.2 Prosedur Pengembangan ... 31
3.2.1 Potensi dan Masalah ... 33
3.2.2 Pengumpulan Data ... 33
3.2.3 Desain Produk ... 33
3.2.4 Validasi Desain ... 34
3.2.5 Revisi Desain ... 34
Setelah mendapatkan kritik dan saran, maka tahap selanjutnya adalah ... 34
3.2.6 Uji Coba Desain ... 35
3.2.7 Revisi Desain ... 35
3.3 Uji Coba Produk ... 35
3.3.1 Desain Uji Coba ... 36
3.3.2 Subjek Uji Validasi Lapangan ... 36
3.3.3 Instrumen Penelitian ... 37
3.3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.3.5 Teknik Analisis Data ... 38
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1 Analisis Kebutuhan ... 41
4.2 Deskripsi Produk awal ... 46
4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 53
4.4 Kajian Produk Akhir ... 62
4.5 Pembahasan ... 65
BAB 5 PENUTUP ... 67
5.1 Kesimpulan ... 67
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 68
5.3 Saran ... 69
DAFTAR REFERENSI ... 70
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp ... 21
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Lima ... 38
Tabel 3.2 Kriteria Skor Skala Lima ... 40
Tabel 4.1 Kriteria Skor Skala Lima ... 54
Tabel 4.2 Komentar Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Revisi ... 55
Tabel 4.3 Komentar Pakar Pendidikan Karakter dan Revisi ... 57
Tabel 4.4 Komentar Guru Bahasa Indonesia dan Revisi ... 58
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan survai Kebutuhan ... 73
Lampiran 2. Silabus ... 74
Lampiran 3. Hasil Wawancara ... 78
Lampiran 4. RPP ... 80
Lampiran 5. Instrumen Validasi Pakar dan Guru ... 104
Lampiran 6. Instrumen Persepsi Siswa ... 108
Lampiran 7. Hasil Validasi Pakar dan Guru ... 110
Lampiran 8. Hasil Validasi Lapangan ... 126
Lampiran 9. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia ... 146
Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 150
Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Bahasa Indonesia ... 154
Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan ... 162
Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar dan Lapangan ... 163
Lampiran 14. Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 164
Lampiran 15. Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian ... 167
Lampiran 16. Foto-foto Kegiatan ... 168
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut UU DIKNAS tahun 2003 “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pada dasarnya
pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa yang
termuat dalam UU No. 23 tahun 2003. Pendidikan yang baik saat ini adalah
pendidikan yang mampu menghasilkan SDM yang seimbang antara segi
intelektual dengan segi moralitas (Suwija, 2012: 67), maka sekarang ini
pemerintah melalui kementerian Pendidikan Nasional mulai merancang penetapan
pendidikan karakter untuk semua tingkatan pendidikan. Untuk itu,
penyelenggaraan pembelajaran sebisa mungkin dikaitkan dengan pengembangan
karakter.
Pendidikan karakter merupakan pola pendidikan yang lebih berkaitan
dengan bagaimana menanamkan nilai-nilai tertentu dalam diri anak didik di
sekolah (Doni Koesoema A, 2011:124). Pendidikan karakter perlu ditanamkan
sejak dini yaitu mulai dari Sekolah Dasar (SD), karena SD merupakan lembaga
formal awal bagi anak. Pengembangan pendidikan karakter dapat dilakukan
dengan memadukan pendidikan karakter dalam mata pelajaran. Pendidikan
karakter bisa diintegrasikan dalam semua mata pelajaran, salah satunya adalah
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pranowo (2009: 3)
mengungkapkan bahwa kesantunan dalam berbahasa menggambarkan sikap,
perilaku, ujaran, tulisan maupun penampilan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa
Indonesia dapat membantu pembentukan karakter siswa di SD. Bagi anak usia
sekolah dasar, bahasa memegang peran penting dalam mengatur tingkah laku atau
karakternya. Pemerintah dalam KTSP juga menyatakan bahwa bahasa memiliki
peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,
budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan
menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada
dalam dirinya (Depdiknas, 2006: 113). Beberapa pernyataan di atas menunjukan
pentingnya Bahasa Indonesia dalam mengembangkan karakter peserta didik.
Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah
menulis. Pranoto (2004: 9) berpendapat, bahwa menulis berarti menuangkan buah
pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain
dalam bentuk tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau
ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain,
melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis
atau mengarang merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas menulis
secara runtut dan logis, serta menyajikannya dalam ragam bahasa tulis dan kaidah
penulisan lainnya. Dalam menulis tidak hanya aspek kognitif saja yang perlu
dikembangkan, dari segi aspek afektif/ karakter dapat dikembangkan melalui
kegiatan menulis, misalnya kecermatan siswa dalam menulis kalimat, juga
tanggung jawab siswa dalam membuat tulisan. Kegiatan menulis dapat dijadikan
sarana untuk menanamkan nilai karakter yang baik pada siswa.
Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting yang mendukung
berlangsungnya pembelajaran. Bahan ajar digunakan dalam pembelajaran sebagai
sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Prastowo (2012: 43) menjelaskan,
bahan ajar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari
peserta didik dalam rangka mencapai kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditentukan, maka dalam bahan ajar harus memuat isi yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Penanaman pendidikan karakter pada siswa merupakan
salah satu dari tujuan pendidikan oleh karena itu pembuatan bahan ajar perlu
diintegrasikan dengan pendidikan karakter, dengan begitu tujuan dari
pembelajaran akan tercapai baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun
sikap. Bahan ajar yang dirancang akan lebih baik jika berfokus pada aktivitas
siswa dan melibatkan siswa secara penuh sehingga siswa mendapat pengetahuan
melalui kegiatan yang mereka lakukan. Siswa akan lebih memahami pengetahuan
yang mereka dapatkan melalui sebuah kegiatan nyata yang mereka lakukan.
Bahan ajar diintegrasikan dengan pendidikan karakter yang secara khusus
mengembangkan karakter tanggung jawab, kerjasama, dan cermat.
Peneliti berfokus mengembangkan tiga karakter yaitu tanggung jawab,
diri siswa. Berdasarkan pengamatan informal yang dilakukan peneliti ketika
pembelajaran, peneliti melihat bahwa karakter tanggung jawab yang dimiliki
siswa masih kurang, nampak ketika siswa mendapatkan tugas ada beberapa siswa
yang tidak mengerjakan malah asik bermain. Alasan memilih karakter kerjasama
untuk dikembangkan karena siswa dalam pembelajaran belum mampu
bekerjasama dengan baik, nampak ketika diskusi kelompok siswa cenderung
memilih teman diskusi yang disukai bahkan tidak mau saling membantu dalam
kegiatan kelompok. Berikutnya alasan peneliti memilih karakter cermat untuk
dikembangkan karena karakter cermat sesuai jika dikembangkan dalam
keterampilan menulis. Beberapa siswa masih kurang teliti dalam menyusun
sebuah kalimat, terlihat ketika menulis ada beberapa huruf yang hilang. Peneliti
berharap dengan mengembangkan karakter cermat siswa mampu menulis dengan
teliti, hati-hati, dan tepat dalam menggunakan tanda baca.
Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV SD Jolosutro Piyungan
pada hari Jumat 30 November 2012. Guru kelas IV memaparkan bahwa dari dinas
pendidikan memang telah menganjurkan untuk mengintegrasikan pendidikan
karakter dalam pembelajaran di kelas. Guru juga menyadari pentingnya
pendidikan karakter bagi anak. Pada kenyataannya, pengintegrasian pendidikan
karakter kedalam pembelajaran belum sepenuhnya dilakukan hanya beberapa
mata pelajaran yang mudah dikaitkan dengan pendidikan karakter seperti agama,
IPS dan PKN, sedangkan beberapa pelajaran lain misalnya matematika, Bahasa
Indonesia, IPA guru merasa sulit untuk mengintegrasikan dengan pendidikan
karakter. Guru kelas juga memaparkan bahwa mengintegrasikan pelajaran dengan
membuat bahan ajar yang bisa memuat pendidikan karakter. Sejauh ini, guru
hanya mengintegrasikan pendidikan karakter pada materi tertentu dan itupun
hanya sekilas tidak dibuat bahan ajar secara khusus tentang pengintegrasikan
pendidikan karakter. Guru juga mengatakan bahwa belum terlalu memahami
benar mengenai pengintegrasian pendidikan karakter. Guru merasa sedikit
terbebani jika harus menyiapkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter. Guru merasa kurang mampu jika harus membuat bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter, karena selama ini tidak ada buku
pedoman atau contoh yang dapat digunakan untuk membuat bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter. Guru kelas dan kepala sekolah
memaparkan bahwa mereka sangat membutuhkan bahan ajar yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter yang bisa digunakan sebagai panduan dalam
pembelajaran di kelas.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh guru peneliti menyimpulkan
bahwa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter belum ada di
sekolah dan guru menyatakan bahwa membutuhkan bahan ajar yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter, maka peneliti mengembangkan bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter. Peneliti berfokus untuk mengadakan
penelitian pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV semester gasal pada
keterampilan menulis KD 4.1 Melengkapi percakapan yang belum selesai dengan
memperhatikan penggunaan ejaan (tanda titik dua, dan tanda petik) dengan
karakter yang akan dikembangkan yaitu karakter cermat, tanggung jawab, dan
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?
2. Bagaimanakah hasil validasi kualitas produk pengembangan bahan
ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan
menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester
gasal?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.
2. Untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa mempunyai pengalaman dalam membuat bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter secara khusus pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis.
2. Bagi guru
grasikan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan
menulis dengan pendidikan karakter.
3. Bagi siswa
Siswa dapat mengembangkan nilai-nilai moral yang baik melalui bahan
ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.
4. Bagi sekolah
Sekolah mempunyai pengetahuan dan pandangan dalam hal
pengelolaan proses pembelajaran yang berbasis pendidikan karakter dan
merancang bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.
5. Bagi Prodi PGSD
Bagi Program studi PGSD semoga dengan produk yang peneliti
hasilkan semakin memperhatikan perkembangan nilai-nilai moral
melalui pendidikan karakter.
1.5 Batasan Istilah
1. Pendidikan Karakter
Sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
2. Bahan ajar
Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap
kompetensi dasar (KD) yang terdiri dari unsur topik, SK, KD,
Indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi,
penting, dan daftar pustaka. Bahan ajar adalah bahan yang disusun
secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
3. Keterampilan menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain yang
bertujuan untuk memberikan informasi maupun pendapat.
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
1.6.1 Produk yang dikembangkan pada penelitian ini yaitu bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.
1.6.2 Karakter yang dikembangkan dalam bahan ajar yaitu tanggung jawab,
cermat, dan kerjasama.
1.6.3 Bahan ajar memuat materi tentang melengkapi percakapan yang belum
selesai/ percakapan rumpang.
1.6.4 Bahan ajar berisi kompetensi yang akan dicapai (SK dan KD), indikator,
tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan siswa, postes, refleksi,
tindakan siswa, pekerjaan rumah, rangkuman, soal evaluasi, kunci
jawaban, penilaian, glosarium, dan daftar pustaka.
1.6.5 Bahan ajar yang dibuat berbasis pada aktivitas siswa dan keterlibatan
siswa dalam pembelajaran.
1.6.6 Bahan ajar mengkombinasikan teks, gambar, dan warna-warna. Desain
9 BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pendidikan Karakter di SD
2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter
Wynne dalam Mulyasa (1991: 3) mengemukakan bahwa “karakter berasal
dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan pada
bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku
sehari-hari”. Selain itu pendapat dari Dirjen Pendidikan agama Islam Kementrian
Agama Republik Indonesia (Mulyasa, 2011:4) mengemukakan bahwa “karakter
dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat
diidentifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik, dalam arti secara khusus
ciri-ciri ini membedakan antara satu individu dengan yang lainnya”.
Doni Koesoema A. (2011:124), menyebutkan bahwa pendidikan karakter
merupakan pola pendidikan yang lebih berkaitan dengan bagaimana menanamkan
nilai-nilai tertentu dalam diri anak didik di sekolah. Sri Judiani dalam Zubaedi
(2011:17) memaknai pendidikan karakter sebagai “pendidikan yang
mengembangkan nilai-nilai karakter pada peserta didik sehingga mereka memiliki
nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius,
Narwanti (2011: 14) menjelaskan pendidikan karakter adalah suatu sistem
penanaman nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut. Megawangi menambahkan bahwa pendidikan karakter merupakan
sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan
bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat
memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (2004: 95).
Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan di atas peneliti menarik
kesimpulan bahwa karakter merupakan ciri-ciri yang dimiliki seseorang yang
tercermin dari tingkah laku dan perbuatannya, sedangkan pendidikan karakter
merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh guru maupun orang tua untuk
menanamkan nilai-nilai karakter juga mengembangkan nilai-nilai karakter yang
sudah ada dalam diri peserta didik untuk dilaksanakan dalam lingkungan juga
kehidupan bermasyarakat.
2.1.1.2Tujuan Pendidikan Karakter
Mulyasa (2011:9), mengutarakan pendidikan karakter bertujuan “untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada
pembentukan karakter dan ahklak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan
pendidikan”. Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada
pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi,
kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang dipraktikan oleh semua warga
Said Hamid, dkk dalam Zubaeda (2011:18) memaparkan adanya lima
tujuan pendidikan karakter:
a. Pertama, mengembangkan kalbu/ nurani/ afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai–nilai
karakter bangsa.
b. Kedua, mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya
bangsa yang religius.
c. Ketiga, menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.
d. Keempat, mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan.
e. Kelima, mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, dan
persahabatan, dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh
kekuatan.
2.1.1.3Nilai–Nilai Pendidikan Karakter
Dalam rangka memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter dalam satuan
pendidikan maka Kemendiknas (2011) telah mengidentifikasi 25 butir nilai
karakter sebagai prioritas penanaman karakter di sekolah yang bersumber dari
agama, Pancasilan, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, ke 25 butir nilai
karakter tersebut adalah: (1) Kereligiusan, (2) Kejujuran, (3) Kecerdasan, (4)
Tolong-menolong, (8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, (9) Kesantunan, (10)
Ketangguhan, (11) Kedemokratisan, (12) Kemandirian, (13) Keberanian
mengambil risiko, (14) Berorientasi pada tindakan, (15) Berjiwa kepemimpinan,
(16) Kerja keras, (17) Percaya diri, (18) Keingintahuan, (19) Cinta ilmu, (20)
Kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, (21) Kepatuhan terhadap
aturan-aturan sosial, (22) Menghargai karya dan prestasi orang lain, (23)
Kepedulian terhadap lingkungan, (24) Nasionalisme, (25) Menghargai
keberagaman.
Furqon (2010: 79-81) juga menyebutkan nilai-nilai karakter kedalam
banyak butir karakter diantaranya adil, amanah, pengampunan, antisipatif, arif,
baik sangka, kebajikan, keberanian, kebijaksanaan, cekatan, cerdas, cerdik,
cermat, pendaya guna, demokratis, dermawan, dinamis, disiplin, efisien, empan
papan, empati, fair play, gigih, gotong royong, hemat, hormat, ikhlas, inisiatif, inovatif, dan kejujuran.
Menurut Doni Koesoema (2011:124), nilai-nilai yang ditanamkan ini
dapat berupa nilai yang bersifat individual personal maupun yang lebih sosial.
Nilai yang bersifat individual personal adalah tanggung jawab, kemurahan hati,
penghargaan diri, kejujuran, pengendalian diri, bela rasa, disiplin, daya tahan,
percaya diri, dan rasa terimakasih. Nilai yang bersifat lebih sosial adalah tanggung
jawab, kewarganegaraan, kerjasama, keadilan dan kesedian mendengarkan.
Dari sekian banyak karakter yang telah dikembangkan, peneliti
mengembangkan 2 karakter yang bersifat individual dan 1 karakter sosial dalam
bahan ajar. Fokus pengembangan karakter individual yaitu karakter tanggung
sosial peneliti memilih karakter kerjasama. Berikut akan dijelaskan mengenai
ketiga karakter tersebut.
a. Tanggung Jawab
Karakter pertama yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah
Tanggung jawab. Menurut Asmani (2011 : 36) Tanggung jawab adalah sikap dan
perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial, dan budaya), negara dan Tuhan YME.
Furqon (2010: 87) menjelaskan, tanggung jawab adalah memahami dan
melakukan apa yang sepatutnya dilakukan, kemampuan untuk mengambil
keputusan yang rasional dan bermoral. Zubaedi (2011: 78) Tanggung jawab
(responsibility) maksudnya mampu mempertanggungjawabkan serta memiliki perasaan untuk memenuhi tugas dengan dapat dipercaya, mandiri, dan komitmen.
Berdasarkan beberapa teori yang telah dijelaskan diatas karakter tanggung
jawab perlu ditanamkan dalam diri anak. Nilai tanggung jawab merupakan
karakter individual yang penting untuk ditanamkan dalam diri anak, dengan
diajarkan karakter tanggung jawab anak mampu melaksanakan tugas dan
kewajibannya dengan mandiri.
b. Cermat
Karakter kedua yang akan dikembangkan dalam penelitian ini yaitu nilai
cermat. Nilai cermat diturunkan dari nilai karakter kecerdasan. Muchlas (2011:
51) menjelaskan, cerdas yaitu berfikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan
empatik, bergaul secara santun, menjunjung kebenaran dan kebajikan. Dari
penjelasan tersebut peneliti berfokus untuk mengembangkan karakter cermat yang
diturunkan dari karakter kecerdasan.
Cermat adalah jeli, berhati-hati dalam memakai uang atau mengeluarkan
sesuatu barang, hemat, teliti dan hati-hati dalam melakukan sesuatu penuh minat
Furqon (2010: 81). Dari pengertian diatas peneliti ingin mengembangkan sikap
cermat pada peserta didik khususnya dalam keterampilan menulis Bahasa
Indonesia. Nilai cermat sangat sesuai jika dikembangkan pada keterampilan
menulis. Dengan memiliki karakter cermat siswa mampu menulis dengan jeli,
teliti, tepat, dan hati-hati. Berdasarkan teori diatas dapat diambil 2 indikator yang
mencerminkan sikap cermat yaitu teliti dan tepat. Siswa dikatakan cermat ketika
ia sudah teliti dalam menulis kalimat tanpa ada kesalahan dan tepat dalam
menggunakan tanda baca pada tulisan.
c. Kerjasama
Karakter ketiga yang akan dikembangkan adalah nilai kerjasama.
Kerjasama memiliki arti yang sama dengan gotong royong seperti yang dijelaskan
dalam buku Muchlas (2011: 51) Gotong royong adalah mau bekerjasama dengan
baik, berprinsip bahwa tujuan akan lebih mudah dan cepat tercapai jika dikerjakan
bersama-sama, tidak memperhitungkan tenaga untuk saling berbagi dengan
sesama. Menurut David W Johnson, dkk dalam buku Colaborative Learning
cetakan III (2012:28), kerjasama adalah upaya umum manusia yang secara
simultan mempengaruhi berbagai keluaran instruksional. Sedangkan menurut
Slavin dalam Cooperative (2005: 4), kerjasama adalah dimana para siswa bekerja
mempelajari materi pelajaran. Para siswa saling membantu, saling mendiskusikan
dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan
menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. David W Johnson
(2012:8-10) mengungkapkan lima komponen pokok dari kerjasama yaitu:
1) Interdependensi Positif
Setiap anggota kelompok memandang bahwa mereka terhubung antara
satu sama lain, sehingga seseorang tidak akan bisa berhasil jika semua
orang berhasil. Siswa harus menyadari bahwa usaha dari setiap anggota
akan bermanfaat bukan hanya bagi individu yang bersangkutan, tetapi
juga bagi semua anggota kelompok.
2) Interaksi yang mendorong
Siswa saling membantu, mendukung, menyemangati dan menghargai
usaha satu sama lain untuk belajar.
3) Tanggung jawab individual
Siswa belajar bersama-sama supaya selanjutnya mereka dapat
menunjukkan performa yang lebih baik sebagai individu. Tanggung
jawab individual memastikan bahwa semua anggota kelompok tahu
siapa saja yang membutuhkan bantuan, dukungan dan dorongan yang
lebih besar untuk menyelesaikan tugas.
4) Skills interpersonal dan kelompok kecil
Siswa dituntut untuk mempelajari pelajaran atau tugas akademik dan
juga skil-skil interpersonal dan kelompok kecil yang dibutuhkan agar
dapat berfungsi sebagai sebuah tim. Skil-skil yang dimaksudkan seperti
komunikasi dan manajemen konflik harus diajarkan dengan sama
bertujuannya dan sama tepatnya dengan skil-skil akademis.
5) Pemrosesan kelompok
Anggota kelompok berdiskusi mengenai seberapa baik mereka telah
mencapai tujuan masing-masing dan seberapa baik mereka telah
memelihara hubungan yang mereka telah memelihara hubungan yang
efektif. Kelompok perlu menggambarkan tindakan anggota manakah
yang telah sangat membantu dan tidak membantu dan membuat
keputusan tentang sikap mana sajakah yang perlu dilanjutkan atau
diubah.
2.1.2. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
2.1.2.1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Bahasa memiliki peranan sentral dalam segala bidang karena bahasa
merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang.
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar (KTSP). Diharapkan dengan Bahasa Indonesia siswa mampu
berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai etika yang berlaku, baik lisan
maupun tertulis dan menggunakan bahasa sebagai bahasa persatuan.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (Depdiknas, 2006:113) memberi
gambaran bahwa hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia di SD diharapkan
membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan
analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia
harus melibatkan keaktifan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh
karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia difokuskan pada aktivitas siswa yang
dapat menunjang keaktifan siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam
pembelajaran dapat mendorong siswa untuk mencari, menemukan bahkan
menerapkan keterampilan bahasa yang siswa peroleh.
KTSP menyebutkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki
tujuan sebagai berikut: (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan
etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, (2) menghargai dan bangga
menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (3)
memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan, (4) menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, (5) menikmati
dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi
pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (6)
menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia (KTSP 2006:113).
Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa Bahasa Indonesia mempunyai
peranan sangat penting dalam kehidupan. Bahasa Indonesia yang mempunyai
fungsi sebagai alat komunikasi tentu sangat berpengaruh bagi seseorang dalam
mempelajari berbagai hal. Penggunaan Bahasa Indonesia juga menunjang
keberhasilan mata pelajaran lain. Bahasa Indonesia juga dapat mengaktifkan siswa
2.1.2.2. Keterampilan Menulis Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan
Karakter.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD mencakup 4 keterampilan pokok
yaitu mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara. Dalam keempat
keterampilan tersebut terdapat keterkaitan satu sama lain. Menulis merupakan
salah satu keterampilan berbahasa yang dikuasai paling akhir. Menulis dapat
dipandang sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat fleksibel. Rangkaian yang
dimaksud meliputi: pramenulis, penulisan draft, revisi, penyuntingan, dan
publikasi atau pembahasan. Seperti halnya perkembangan membaca,
perkembangan anak dalam menulis juga terjadi secara perlahan-lahan.
Iskandarwassid dan Sunendar (2009: 248) mengungkapkan aktivitas
menulis merupakan ”suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan
berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajaran bahasa setelah
kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca”. Selain itu, menurut
Tarigan (2008: 3) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain. Menurut Daeng (2011: 68) menulis merupakan sebuah proses
kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya,
memberi tahu, menyakinkan, menghibur. Nurjamal menambahkan bahwa menulis
sebagai sebuah keterampilan berbahasa adalah kemampuan seseorang dalam
mengemukakan gagasan, perasaan, dan pikiran-pemikirannya kepada orang atau
pihak lain dengan menggunakan media tulisan (2011 : 69).
suatu keterampilan dalam mengekspresikan dan mengkomunikasikan suatu
gagasan atau ide kepada orang lain dengan tujuan tertentu. Menulis juga dapat
membuat seseorang menjadi lebih kreatif dalam menuangkan gagasannya dalam
bentuk tulisan. Kegiatan menulis dapat melatih siswa dalam menyusun sebuah
kalimat yang baik dan menggunakan tanda baca yang benar.
Menulis tentu mempunyai suatu maksud atau tujuan. Tujuan dari suatu
tulisan pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau gagasan
agar dapat dipahami dan diterima orang lain, tentu dalam membuat tulisan
seseorang mempunyai maksud atau tujuan tertentu. Tulisan digunakan sebagai
alat yang bertujuan untuk menginformasikan sesuatu kepada pembaca,
meyakinkan pembaca, mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, menghibur
pembaca, mendukung pendapat orang lain, menyanggah atau menolak pendapat
orang lain, dan bahkan bertujuan untuk melarang atau memerintah pembaca
Daeng (2011: 72).
Tujuan menulis seperti yang diutarakan oleh Tarigan antara lain: (1)
tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar, (2) tulisan yang
bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak, (3) tulisan yang bertujuan untuk
menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut
tulisan literer, (4) tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat
atau berapi-api (Tarigan, 2008:24-25).
Berdasarkan uraian diatas tulisan mempunyai tujuan atau maksud yang
bervariasi tidak hanya untuk menyampaikan gagasan saja tetapi tulisan juga
mampu mempengaruhi pembaca untuk melakukan suatu hal/ membujuk bahkan
Pada penelitian ini peneliti mengintegrasikan pendidikan karakter ke
dalam keterampilan menulis. Karakter yang akan dikembangkan salah satunya
yaitu cermat. Karakter cermat sesuai jika diintegrasikan dengan keterampilan
menulis. Dalam menulis seeorang harus berhati- hati dan teliti baik dalam
penggunaan kalimat maupun tanda baca. Dengan mengintegrasikan nilai karakter
cermat dalam keterampilan menulis peserta didik mampu mengembangan
keterampilan menulis dengan baik.
2.1.3. Pengembangan Bahan Ajar SD yang Terintegrasi dengan Pendidikan
Karakter
Perangkat pembelajaran berbasis pendidikan karakter tersusun dari tiga
tahapan pembelajaran yang saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu
perencanaan, pelaksaan, dan penilaian (Asmaun Sahlan 2012: 43). Yang termuat
dalam tahap perencanaan salah satunya yaitu bahan ajar. Bahan ajar merupakan
sarana penting yang digunakan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
Pannen dalam Prastowo (2011: 17) mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah
bahan yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan sarana penting dalam
pembelajaran untuk menuntun siswa mencapai tujuan pembelajaran oleh karena
itu bahan ajar harus disusun dan dikembangkan dengan baik. Prastowo (2012: 43)
mengungkapkan, bahan ajar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai kompetensi dan kompetensi
dasar yang telah ditentukan, maka dalam bahan ajar harus memuat isi yang
bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar–mengajar di kelas. Bahan
atau materi yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
merupakan segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang memuat isi
meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipelajari peserta didik dalam
rangka mencapai kompetensi dasar.
Pengembangan bahan ajar yang berbasis karakter penting untuk mendidik
siswa agar mempunyai nilai-nilai positif. Dalam mengembangan bahan ajar yang
berbasis Pendidikan karakter perlu mendiskripsikan kompetensi dasar yang
mengacu pada KTSP, kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi butir-butir
karakter yang sesuai dengan kompetensi dasar yang telah dipilih. Dalam
penelitian ini karakter yang akan dikembangkan dalam bahan ajar meliputi nilai
tanggung jawab, cermat dan kerjasama atau gotong royong.
Untuk menghasilkan bahan ajar yang berkualitas maka perlu dilakukan
penilaian atau evaluasi. Cunningsworth mengemukakan beberapa unsur yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi bahan ajar. Unsur–unsur tersebut adalah
aims and objectivess, desaind and organitation, language contents, skills, topic,
methodologi, teacher’s book, practical consideration (1995: 3). Unsur–unsur
diatas kemudian diambil 6 aspek yang kemudian dikembangkan menjadi
indikator–indikator instrumen penilaian validasi untuk menilai kualitas bahan ajar.
Aspek tersebut meliputi:(1)tujuan dan pendekatan, (2)desain dan
2.1.4. Model Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting yang mendukung
berlangsungnya pembelajaran. Bahan ajar digunakan dalam pembelajaran sebagai
sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. dalam mengembangkan bahan ajar
diperlukan model pengembangan yang sesuai. Salah satu moedel pengembangan
bahan ajar yaitu, model pengembangan menurut J. Kemp.
Secara umum model desain pembelajaran Jerold E. Kemp yang telah
direvisi terlihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp (Kemp, et al., 1999: 9)
Model pengembangan bahan menurut Kemp (1994) dalam buku Triyanto
(2009:179), pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum.
Pengembangan perangkat model Kemp yang siklusnya berbentuk lingkaran
tersebut memberikan kesempatan kepada para pengembangan untuk dapat
Kemp selalu diawali dengan perencanaan tujuan (planning). Dalam melaksanakan langkah tersebut terdapat evaluasi, yaitu evaluasi formatif yang dilakukan selama
proses pembuatan, sedangkan evaluasi sumatih dilakukan diakhir proses. Evaluasi
digunakan sebagai pedoman untuk revisi. Revisi dapat dilakukan disetiap langkah
dalam proses pengembangan. Pada proses pembuatan bahan ajar dapat berjalan
dengan baik karena adanya layanan pendukung (support service). Layanan pendukung berupa buku, sumber dari internet, guru, siswa, dll. Berikut ini akan
dijelaskan setiap unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut
model Kemp, meliputi:
a. Identifikasi masalah pembelajaran
Pada tahapan identifikasi masalah pembelajaran bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya kesenjangan antara fakta di lapangan dengan tujuan
menurut kurikulum yang menyangkut model, pemdekatan, metode, teknik,
maupun strategi yang digunakan guru. Kesenjangan inilah yang menjadi sebuah
permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian.
b. Analisis siswa
Analisis siswa diperlukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan
karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu
maupun kelompok. Identifikasi tingkah laku awal siswa yaitu mengidentifikasi
keterampilan-keterampilan khusus yang harus dimiliki siswa dalam mengikuti
pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan efektif
serta efisien. Analisis yang dilakukan untuk karakteristik siswa bertujuan
mengetahui kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi
bekerjasama, keterampilan sosial dengan memperhatikan ciri, kemampuan dan
pengalaman siswa baik secara individu maupun kelompok.
c. Analisisi tugas
Menurut Kemp (1994: 58) dalam Triyanto, analisis tugas adalah kumpulan
prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas sejalan dengan
analisis tujuan tidak lain dari analisis isi pelajaran, konsep, pemrosesan informasi
yang digunakan untuk memudahkan pemahaman tentang tugas-tugas belajar dan
tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam analisis tugas
meliputi, (1) analisis Struktur isi, (2) analisis konsep, (3) analisis prosedural, dan
(4) analisis pemrosesan (2009 : 181).
d. Merumuskan indikator
Menurut Kardi dalam Triyanto (2009:182) perumusan indikator
didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa,
tentang pernyataan-pernyataan apa yang dapat dilakukan siswa setelah selesai
melakukan pembelajaran. oleh karena itu, dalam merumuskan suatu indikator
harus mempertimbangkan kemampuan awal dari siswa. Indikator yang
dirumuskan tersebut berfungsi sebagai (1) alat untuk mendesain kegiatan
pembelajaran, (2) kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil
belajar siswa, dan (3) panduan siswa dalam belajar.
e. Penyusunan intrumen evaluasi
Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur
ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsung proses
Dalam pembuatan soal evaluasi berdasarkan pada indikator-indikator yang telah
dibuat.
f. Strategi pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan khusus yang
akan dicapai. Kegiatan pemilihan strategi meliputi : pemilihan model, pendekatan
dan metode, pemilihan format yang dipandang mampu memberikan pengalaman
yang berguna untuk mencapai tujuan.
g. Pemilihan media atau sumber pembelajaran
Pemilihan alat dan bahan disesuaikan dengan tuntutan tujuan pembelajaran
yang terdapat rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa. Keberhasilan
pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan sumber pembelajaran.
h. Pelayanan pendukung
Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang berupa
kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait serta
layanan laboratorium dan perpustakaan. Juga dibutuhkan anggaran atau dana,
fasilitas, dan pelengkap.
i. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses perancangan
pembelajaran serta berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim
pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai
sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan ujicoba.
j. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian
dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi: hasil ujian akhir unit
dan ujian akhir untuk pelajaran tertentu.
k. Revisi perangkat pembelajaran
Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki
rancangan yang dibuat. revisi dilakukan berdasarkan kritik dan masukan yang
diperoleh dari hasil validasi dan uji coba terbatas. Revisi akan terus dilakukan
sampai rancangan yang dibuat memiliki kesesuaian isi dan kualitas yang baik.
2.2. Penelitian Yang Relevan
Berikut akan dijabarkan penelitian berkaitan dengan materi ajar
pembelajaran Bahasa Indonesia dan pendidikan karakter :
Penelitian yang pertama adalah penelitian pengembangan pendidikan
karakter yang dilakukan oleh Anastasia Tiur Rohani (2012) dalam skripsi yang
berjudul “Pendidikan Karekater Terintegrasi dalam Pembelajaran Menulis
Bahasa Indonesia Untuk Siswa SMP kelas VIII Semester 1 dan 2” mengembangkan bahan ajar menulis Bahasa Indonesia untuk siswa SMP Pangudi
Luhur Yogyakarta kelas VIII. Peneliti merancang sebuah bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk membantu siswa dalam
mematangkan karakter yang dimilikinya. Dari hasil pengujian di SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta penelitian ini menunjukan bahwa pendidikan karakter yang
terintegrasi dalam pembelajaran menulis Bahasa Indonesia siswa kelas VII perlu
dikembangkan. Siswa beranggapan pelajaran menulis penting terlebih yang
pernyataan, ada dua belas butir pertanyaan yang memiliki presentase jawaban
tertinggi pada kategori baik.
Penelitian yang kedua adalah penelitian pengembangan pendidikan
karakter yang dilakukan oleh Bernadeta Lisa Andika Permatasari (2012). Dalam
skripsinya, Bernadeta Lisa Andika Permatasari meneliti “Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa Indonesia Kelas VII
Semester 1 dan 2”. Penelitian ini menghasilkan produk yaitu buku teks
pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter. Peneliti melakukan analisis persepsi/analisis kebutuhan siswa terhadap
pendidikan karakter sebagai landasan dalam membuat modul yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter.
Penelitian yang ketiga yaitu jurnal yang terkait dengan
pengimplementasian pendidikan karakter yang berjudul “A comprehensive approach in developing akhlaq: A case study on the implementation of character
education at Pondok Pesantren Darunnajah”, penelitian dilakukan oleh Duna
Izfanna. Duna Izfanna menjelaskan bagaimana suatu sistem pendidikan Islam
yang menggunakan pendekatan komprehensif pada Pondok Pesantren
memberikan kontribusi besar terhadap pendidikan karakter siswa. diungkapan
dalam penelitian Duna bahwa “Pondok Pesantren Darunnajah adopts the
menanamkan pengetahuan, menyediakan lingkungan yang mendukung, kemudian
memberikan kesempatan untuk praktek sehingga karakter yang ada dalam diri
siswa terbentuk. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan yang
menyeluruh/ komprehensif dapat digunakan dalam mengimplementasikan
pendidikan karakter secara efektif.
Melihat paparan ketiga penelitian diatas, diketahui bahwa pendidikan
karakter memang perlu ditanamkan dan dikembangkan agar menghasilkan SDM
yang berkarakter dan bermoral baik. Pengembangan pendidikan karakter dapat
dilakukan dengan pendekatan-pendekatan dan mengintegrasikan pendidikan
karakter dalam sebuah modul yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2.3. Kerangka Berpikir
Tugas seorang guru sebagai pengajar selain mendidik siswa, guru juga
perlu menyiapkan perangkat pembelajaran sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan oleh guru meliputi
silabus, RPP, juga bahan ajar. Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting
yang digunakan dalam pembelajaran. Bahan ajar yang baik adalah bahan ajar
yang berbasis aktivitas dan berpusat pada siswa. Selain itu, bahan ajar juga
mampu mengembangkan tiga aspek sekaligus yaitu kognitif, psikomotorik, dan
afektif/ karakter. Dinas pendidikan juga telah merancang penetapan pendidikan
karakter dalam satuan pendidikan untuk menciptakan SDM yang mempunyai
pengetahuan, keterampilan dan berkarakter. Untuk merealisasikan rancangan
tersebut maka diperlukan suatu bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan
diharapkan mampu mewujudkan pendidikan karakter dalam pembelajaran.
Namun, kurangnya ketersediaan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter menghambat terwujudnya pendidikan karakter dalam pembelajaran.
Bermula dari alasan itu, perlu adanya pengembangan bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter. Peneliti berasumsi bahwa dengan
membuat sebuah bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter selain
kognitif siswa berkembang karakter siswa pun bisa dikembangkan terutama
karakter tanggung jawab, kerjasama juga karakter cermat. Maka dari itu, bahan
ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter perlu dikembangkan agar dalam
pembelajaran selain mengembangkan segi kognitif, karakter siswa juga turut
berkembang.
2.4. Pertanyaan Penelitian
2.4.2. Bagaimana prosedur penelitian pengembangan bahan ajar yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis, kompetensi dasar
melengkapi percakapan yang belum selesai?
2.4.3. Bagaimana kualitas produk penelitian pengembangan bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis,
kompetensi dasar melengkapi percakapan yang belum selesai menurut
pakar Bahasa Indonesia dan pendidikan karakter?
2.4.4. Bagaimana kualitas produk penelitian pengembangan bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis,
kompetensi dasar melengkapi percakapan yang belum selesai menurut
2.4.5. Bagaimana kualitas produk penelitian pengembangan bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis,
kompetensi dasar melengkapi percakapan yang belum selesai menurut
31 BAB 3
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang (1) jenis penelitian, (2) prosedur pengembangan,
(3) uji coba produk, (4) instrumen penelitian, (5) teknik pengumpulan data, serta (6)
teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan, yang biasanya lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and Development). R&D merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,
2009: 494). Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa bahan ajar untuk
keterampilan menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter untuk siswa SD kelas IV semester gasal yang secara khusus
mengembangkan karakter tanggung jawab, cermat, dan kerjasama yang akan
diujicobakan di SDN Jolosutro Piyungan.
3.2 Prosedur Pengembangan
Dalam penelitian ini akan menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar
Jerold E Kemp (1994) dan langkah penelitan R&D yang dikemukakan Borg and Gall
(1989). Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model
Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 7 langkah
yaitu: (1) Potensi dan Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain Produk
(Prototipe), (4) Validasi, (5) Revisi Desain, (6) Uji coba desain, (7) Revisi desain) hingga menghasilkan desain produk final bahan ajar yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas IV SD semester gasal. Secara garis besar prosedur pengembangan
tersebut dapat dijelaskan melalui bagan di bawah ini. Berikut peneliti menjabarkan
ketujuh langkah dalam bagan.
Ketujuh langkah pengembangan bahan ajar tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
3.2.1 Potensi dan Masalah
Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Untuk mengetahui
adanya potensi dan masalah peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis
kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada guru Bahasa
Indonesia kelas IV di SDN Jolosutro Piyungan. Wawancara ini bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan yang
menyangkut ketersediaan bahan ajar yang digunakan guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Analisis kebutuhan ini bertujuan agar peneliti mengetahui kebutuhan
guru dalam melaksanakan pembelajaran disekolah terutama kebutuhan akan bahan
ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.
3.2.2 Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara.
Hasil dari wawancara tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
perencanaan produk yang berupa bahan ajar berbasis karakter pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Pengumpulan data untuk pembuatan bahan ajar dilakukan dengan
melakukan kajian pustaka, dan mencari data dari berbagai sumber seperti buku,
koran, dan internet.
3.2.3 Desain Produk
Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal bahan ajar. Desain
awal dilakukan dengan menentukan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
menentukan isi bahan ajar yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber,
menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran yang
sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan, menyusun kegiatan belajar,
menentukan sumber belajar, dan kemudian menentukan evaluasi untuk mengukur
kompetensi dasar yang akan dicapai. Tahap berikutnya adalah mengumpulkan bahan
yang akan digunakan untuk pembuatan bahan ajar. Bahan ajar akan disusun
berdasarkan pada bahan yang telah terkumpul yang sudah diproses untuk dijadikan
bahan ajar yang sesuai dengan desain yang telah ditentukan. Bahan-bahan yang telah
didapatkan dari beberapa sumber kemudian disusun secara sistematis berdasarkan
desain yang telah dirancang.
3.2.4 Validasi Desain
Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif terhadap
desain produk pengembangan bahan ajar. Produk yang telah dikembangkan akan
divalidasi oleh empat orang pakar yang terdiri dari pakar pembelajaran Bahasa
Indonesia, pakar pendidikan karakter, dan dua guru Bahasa Indonesia atau guru
kelas IV. Validasi desain ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta
penilaian terhadap desain produk yang telah dirancang oleh peneliti. Dari kritik dan
saran tersebut akan diketahui kelebihan dan kekurangan desain produk yang
dikembangkan serta perbaikan yang harus dilakukan oleh peneliti.
3.2.5 Revisi Desain