• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 92 TAHUN 2016

TENTANG

PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PEGAWAI NEGERI

SIPIL DAN TENAGA KARYAWAN LEPAS TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

Menimbang : a. bahwa dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyararakat, perlu adanya ketentuan pelaksanaan perjalanan dinas bagi Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pegawai Negeri Sipil dan Tenaga Karyawan Lepas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara agar dapat dilaksanakan secara lebih tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pegawai Negeri Sipil dan Tenaga Karyawan Lepas Tahun 2017;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

(2)

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara di Provinsi Sulawesi Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4686);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4028);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712);

(3)

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan Serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 60);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 874);

16. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 85);

17. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 93);

18. Peraturan Bupati Nomor 90 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 (Berita Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 Nomor 90);

(4)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PERATURAN BUPATI TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA KARYAWAN LEPAS TAHUN 2017.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Perjalanan Dinas Dalam Negeri yang selanjutnya disebut Perjalanan Dinas adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan yang dilakukan di dalam wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan negara.

2. Perjalanan Dinas adalah Perjalanan Dinas melewati batas Kota dan/atau dalam Kota dari tempat kedudukan ke tempat yang dituju, melaksanakan tugas, dan kembali ke tempat kedudukan semula di dalam negeri.

3. Pejabat Negara adalah Bupati, Wakil Bupati serta Pejabat Negara Lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pejabat Negara yang secara tegas ditentukan dalam Undang-Undang.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

5. Pimpinan DPRD adalah Ketua dan Wakil-wakil Ketua DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

6. Anggota DPRD adalah mereka yang diresmikan keanggotaannya sebagai Anggota DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan telah mengucapkan sumpah/janji berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

7. Daerah adalah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

8. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

9. Bupati adalah Bupati Bolaang Mongondow Utara.

10. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang.

11. Tempat Kedudukan adalah lokasi kantor/satuan kerja.

(5)

12. Tempat Tujuan adalah tempat/Kota yang menjadi tujuan Perjalanan Dinas.

13. Perjalanan Dinas Luar Negeri adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan yang dilakukan di luar wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan negara.

14. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya.

15. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari Pengguna Anggaran untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada SKPD yang bersangkutan.

16. Tenaga Karyawan Lepas yang selanjutnya disingkat TKL adalah Pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis profesional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi.

17. Perjalanan Dinas Tertentu adalah perjalanan dinas yang dilaksanakan untuk suatu kegiatan dengan situasi dan kondisi yang tidak dapat diprediksi.

18. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan dalam negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

19. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan peraturan Daerah.

20. Surat Perintah Tugas yang selanjutnya disingkat SPT adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat berwenang yang memerintahkan pelaksanaan Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Tenaga Karyawan Lepas, dan Pihak Lain.

21. Surat Perjalanan Dinas yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dalam rangka pelaksanaan Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Tenaga Karyawan Lepas, dan Pihak Lain.

(6)

22. Pelaksana SPD adalah Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, dan Tenaga Karyawan Lepas serta pihak lain yang melaksanakan Perjalanan Dinas.

23. Biaya Riil adalah biaya yang dikeluarkan secara nyata sesuai dengan bukti pengeluaran yang sah.

24. Perhitungan Rampung adalah akumulasi perhitungan biaya Perjalanan Dinas yang dihitung sesuai kebutuhan riil berdasarkan ketentuan yang berlaku.

25. Pengumandahan (datasering) adalah penugasan sementara waktu ke luar daerah, maupun ke Kabupaten dalam daerah.

26. Uang persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari satuan kerja, yang tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung.

BAB II

RUANG LINGKUP PERJALANAN DINAS Pasal 2

(1) Peraturan Bupati ini mengatur mengenai pelaksanaan dan pertanggungjawaban Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, PNS, serta TKL yang dibebankan pada APBD.

(2) Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. PNS/Calon PNS; dan

b. PNS lainnya yang dipekerjakan/diperbantukan dan/atau ditugaskan bekerja pada Pemerintah Daerah.

(3) TKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. Non PNS yang diangkat sebagai tenaga kontrak yang ditetapkan dengan Keputusan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran; dan b. Non PNS yang diangkat sebagai tenaga

honorer/sopir yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB III

PRINSIP PERJALANAN DINAS Pasal 3

Perjalanan Dinas dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip sebagai berikut:

a. selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan;

(7)

b. ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja SKPD bersangkutan;

c. efisiensi penggunaan belanja perjalanan dinas; dan d. akuntabilitas pemberian perintah dan pertanggungjawaban administratif penggunaan dana pelaksanaan Perjalanan Dinas.

BAB IV

PERJALANAN DINAS Pasal 4

(1) Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) digolongkan menjadi:

a. Perjalanan Dinas luar daerah; dan b. Perjalanan Dinas dalam daerah.

(2) Perjalanan Dinas dalam daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah wilayah tempat SKPD pelaksana SPD.

Pasal 5

(1) Perjalanan Dinas dilakukan dalam rangka:

a. pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan;

b. mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya;

c. menempuh ujian dinas/ujian jabatan;

d. mengikuti pendidikan dan pelatihan; dan/atau e. pelaksanaan program kegiatan pemerintah/

Pemerintah Daerah.

(2) Seluruh hasil dalam pelaksanaan perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipresentasikan kepada pejabat pemberi tugas.

Pasal 6

(1) Perjalanan Dinas oleh Pelaksana SPD dilakukan sesuai perintah atasan Pelaksana SPD yang tertuang dalam SPT.

(2) Kewenangan menerbitkan SPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:

a. Bupati, Wakil Bupati, Pejabat Eselon II, Kepala Bagian di lingkungan Sekretariat Daerah, Kepala Kantor Kesbang, Camat, Sekretaris KPU, SPT ditandatangani oleh Bupati, jika Bupati tidak berada ditempat SPT dapat didelegasikan untuk ditandatangani oleh Wakil Bupati, jika Bupati dan Wakil Bupati tidak berada ditempat SPT dapat ditandatangani oleh Sekretaris Daerah dan seterusnya sampai Asisten Sekretaris Daerah, atas sepengetahuan Bupati dan SPD ditandatangani oleh Sekretaris Daerah atau Asisten yang membidangi;

(8)

b. pejabat Eselon III, Eselon IV dan Staf di lingkup Dinas, Badan, Sekretariat, dan Bagian terkecuali Eselon III, Eselon IV, dan staf Kecamatan dan Unit Kerja/UPTD yang berada di wilayah Kecamatan, SPT ditandatangani oleh Sekretaris Daerah, jika Sekretaris Daerah tidak berada ditempat, SPT dapat ditandatangani oleh Asisten yang membidangi dan SPD ditandatangani oleh Pejabat Eselon III, dan/atau Pejabat yang membidangi Sekretariat/Tata Usaha pada SKPD/Unit Kerja;

c. khusus Perjalanan Dinas bagi Eselon III, Eselon IV, Staf, dan Tenaga Karyawan Lepas pada SKPD Sekretariat DPRD, SPT ditandatangani oleh Sekretaris DPRD dan SPD ditandatangani oleh Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan atau Pejabat yang membidangi Tata Usaha;

d. untuk kegiatan tertentu Ajudan Bupati, Ajudan Wakil Bupati dan Ajudan Pimpinan DPRD dapat melakukan Perjalanan Dinas, masing-masing SPT ditandatangani oleh Bupati, Wakil Bupati dan Pimpinan DPRD dan SPD ditandatangani oleh Sekretaris Daerah atau Asisten Sekretaris Daerah dan/atau Sekretaris DPRD;

e. anggota Patroli Pengawal Bupati dan Wakil Bupati, SPT dan SPD ditandatangani oleh Sekretaris Daerah atau Asisten yang membidangi;

f. untuk kegiatan tertentu secara selektif, TKL dan Sopir dapat diikutsertakan melakukan Perjalanan Dinas dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi tujuan pelaksanaan kegiatan, ketersediaan anggaran, dan kesesuaian tugas fungsi kedinasan, SPT ditandatangani oleh Kepala SKPD/Kepala Unit Kerja atau pejabat yang berwenang atas sepengetahuan Kepala SKPD dan SPD ditandatangani oleh Sekretaris atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan; dan

g. bagi Sangadi, Perangkat Desa, dan Lembaga Desa, SPT ditandatangani oleh Camat dan SPD ditandatangani oleh Sekcam dengan memperhatikan besarnya pembiayaan pada alokasi dana operasional dalam Anggaran Pendapatan Belanja Desa.

(3) Perjalanan Dinas bagi Staf Ahli Bupati, Asisten Sekda dan Kepala SKPD/Unit Kerja dalam rangka konsultasi dan koordinasi dapat membuat telaahan staf kepada Bupati atau Wakil Bupati sebagai dasar penerbitan SPT, kecuali Perjalanan Dinas yang berkaitan dengan surat/undangan langsung sesuai peruntukan.

(9)

(4) Perjalanan Dinas bagi Staf Ahli Bupati, Asisten Sekda, Kepala SKPD dan Kepala Bagian di lingkungan Sekretariat Daerah yang mengikutsertakan pendamping dalam rangka konsultasi dan koordinasi serta undangan dapat membuat telaahan staf kepada Bupati atau Wakil Bupati atau Sekretaris Daerah sebagai dasar penerbitan SPT.

(5) Perjalanan Dinas bagi Eselon III, Eselon IV dan Staf dalam rangka konsultasi dan koordinasi dapat membuat telaahan staf kepada Sekretaris Daerah untuk mendapatkan pertimbangan kewajaran pelaksanaan Perjalanan Dinas, kecuali Perjalanan Dinas yang berkaitan dengan surat/undangan langsung sesuai peruntukan.

(6) SPT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(7) Dalam hal berdasarkan SPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan untuk:

a. Perjalanan Dinas luar daerah; atau

b. Perjalanan Dinas yang dilaksanakan di dalam daerah,

SPT dimaksud menjadi dasar penerbitan SPD.

(8) SPD sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dibuat sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 7

(1) Pelaksanaan kegiatan Perjalanan Dinas tidak dilaksanakan pada hari libur, kecuali Perjalanan Dinas Tertentu dan/atau kejadian luar biasa.

(2) Yang dimaksud Perjalanan Dinas Tertentu adalah:

a. melaksanakan lebih dari 1 (satu) kegiatan dalam arti menyambung tugas lain dalam rute perjalanan yang searah;

b. perjalanan Dinas untuk mengikuti kegiatan bimbingan teknis, studi banding, sosialisasi, pameran dan eksebisi, serta kegiatan spesifik lainnya yang sudah ditetapkan bahwa jadwal kegiatannya termasuk hari Sabtu, Minggu dan libur nasional; dan

c. pendampingan/pengawalan pejabat negara.

(3) Yang dimaksud Perjalanan Dinas dalam kejadian luar biasa (force major) adalah:

a. Perjalanan Dinas dalam rangka penanggulangan bencana alam; dan

b. Perjalanan Dinas yang mengalami keterlambatan disebabkan karena kelangkaan moda transportasi dalam rute yang ditempuh.

(10)

BAB V

BIAYA PERJALANAN DINAS Pasal 8

(1) Perjalanan Dinas terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:

a. uang harian;

b. biaya transport;

c. biaya penginapan;

d. uang representasi; dan e. sewa kendaraan.

(2) Uang harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. uang makan;

b. uang transpor lokal; dan c. uang saku.

(3) Biaya transpor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. perjalanan dinas dari tempat kedudukan sampai tempat tujuan keberangkatan dan kepulangan termasuk biaya ke bandara/stasiun/pelabuhan keberangkatan; dan/atau

b. retribusi yang dipungut di terminal/stasiun/

bandara/pelabuhan keberangkatan dan kepulangan.

(4) Biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dibayarkan secara nyata dan merupakan biaya yang diperlukan untuk menginap:

a. di Hotel; atau

b. di tempat menginap lainnya.

(5) Dalam hal pelaksana Perjalanan Dinas tidak menggunakan biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. pelaksana perjalanan dinas dapat diberikan biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari tarif penginapan/hotel kota tempat tujuan; dan

b. biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada huruf a dibayarkan secara sekaligus.

(6) Uang Representasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dapat diberikan kepada pejabat negara dan pejabat eselon II selama melakukan perjalanan dinas kecuali perjalanan dinas dalam daerah.

(7) Sewa kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dapat diberikan kepada Pejabat Negara untuk keperluan pelaksanaan tugas di Tempat Tujuan sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(11)

(8) Sewa kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) sudah termasuk biaya untuk pengemudi, bahan bakar minyak, dan pajak.

Pasal 9

(1) Biaya Perjalanan Dinas digolongkan dalam 5 (lima) tingkatan, yaitu:

a. tingkat utama untuk Bupati, Wakil Bupati dan Ketua DPRD;

b. tingkat A untuk Wakil Ketua dan Anggota DPRD, Sekretaris Daerah, Pejabat Eselon II, dan pejabat lainnya yang setara;

c. tingkat B untuk Pejabat Eselon IIIA, PNS Golongan IV, dan Pejabat lainnya yang setara;

d. tingkat C untuk Pejabat Eselon IIIB, Eselon IVA dan PNS Golongan III, serta pejabat lainnya yang setara; dan

e. tingkat D untuk staf PNS Golongan II dan PNS Golongan I, serta Tenaga Karyawan Lepas.

dengan besarnya lumsum, akomodasi dan fasilitas transportasi bagi Pelaksana SPD sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(2) Biaya Penginapan dan Uang Harian dibayarkan sesuai dengan jumlah hari berdasarkan tanggal berangkat dan tanggal tiba atau sebaliknya, dengan tidak melebihi jumlah hari pada SPT dan SPD, kecuali perjalanan dinas tertentu dan/atau kejadian luar biasa (force major);

(3) Tingkat biaya komponen Perjalanan Dinas bagi Ajudan, TKL, Sangadi, Perangkat Desa, dan Lembaga Desa adalah sebagai berikut:

a. Ajudan disesuaikan dengan pangkat yang bersangkutan, Perwira disamakan dengan PNS Golongan III dan Bintara disamakan dengan PNS Golongan II; dan

b. Sangadi, Perangkat Desa, Lembaga Desa, Sopir dan TKL disamakan dengan PNS Golongan II.

(4) Biaya Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan berdasarkan tingkat biaya perjalanan dinas, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. uang harian dibayarkan sekaligus dan merupakan batas tertinggi sebagaimana diatur dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini;

b. biaya transpor pegawai dibayarkan sesuai dengan biaya riil yang merupakan jumlah total dari harga tiket, airport tax, dan biaya terminal lainnya; dan

(12)

c. biaya penginapan dibayarkan secara riil sesuai dengan tingkatan akomodasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(5) Perjalanan dinas dalam rangka melaksanakan konsultasi dan koordinasi atau menghadiri undangan, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. untuk perjalanan dinas dalam daerah, komponen uang harian yang dibayarkan sekaligus adalah Uang Saku yang disesuaikan dengan jumlah hari pada SPT dan dibayarkan paling tinggi 2 (dua) hari pelaksanaan perjalanan;

b. untuk perjalanan dinas luar daerah dalam provinsi, uang harian dapat dibayarkan 3 (tiga) hari, masing-masing dihitung 1 (satu) hari sebelum kegiatan, 1 (satu) hari pelaksanaan Kegiatan dan 1 (satu) hari sesudah kegiatan;

c. Perjalanan Dinas luar daerah luar provinsi, uang harian dapat dibayarkan 4 (empat) hari masing-masing dihitung 1 (satu) hari sebelum kegiatan, 2 (dua) hari pelaksanaan kegiatan dan 1 (satu) hari sesudah kegiatan;

d. untuk Perjalanan Dinas dalam rangka menghadiri undangan, bilamana jumlah hari pelaksanaan kegiatan sama atau lebih dari yang telah ditetapkan, maka uang harian dapat dibayarkan sejumlah hari dalam undangan dan ditambah dengan 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan kegiatan dan 1 (satu) hari setelah pelaksanaan kegiatan; dan

e. Perjalanan Dinas yang dilaksanakan lebih dari 1 (satu) kegiatan dalam arti menyambung tugas lain dalam rute perjalanan yang searah, maka uang harian dapat dibayarkan sesuai jumlah hari pelaksanaan kegiatan perjalanan dinas.

Pasal 10

(1) Pelaksanaan Perjalanan Dinas dengan tujuan menghadiri undangan, yang terundang dapat didampingi paling banyak 2 (dua) orang sesuai dengan bidang teknis pada SKPD/Unit Kerja yang ditentukan oleh Pimpinan SKPD/Unit Kerja, dan Pimpinan SKPD/Unit Kerja dan/atau Pejabat yang terundang membuat Telaahan Staf yang disampaikan kepada Sekretaris Daerah untuk mendapatkan pertimbangan kelayakan pelaksanaan Perjalanan Dinas.

(2) Khusus Perjalanan Dinas dalam rangka pelaksanaan kegiatan fasilitasi dan evaluasi penyusunan Rancangan Peraturan Daerah oleh Tim Evaluasi Provinsi, SKPD/Unit Kerja terkait dapat mengikutsertakan pendamping sesuai dengan kebutuhan.

(13)

Pasal 11

Perjalanan Dinas dalam rangka konsultasi dan koordinasi dilakukan sehubungan dengan:

a. pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan; dan

b. keikutsertaan rapat, seminar, dan sejenisnya.

Pasal 12

Perjalanan Dinas dengan tujuan konsultasi dan koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Perjalanan Dinas konsultasi dan koordinasi dilaksanakan oleh 1 (satu) orang dan hanya dapat mengikutsertakan 1 (satu) orang pendamping pada SKPD yang bersangkutan; dan

b. pelaksanaan Perjalanan Dinas dengan tujuan konsultasi dan koordinasi khusus bagi Pimpinan Daerah dan Pimpinan DPRD dapat mengikutsertakan pendamping sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 13

(1) Pelaksanaan Perjalanan Dinas dalam rangka konsultasi dan koordinasi atau menghadiri undangan khusus bagi Pimpinan Daerah dan Pimpinan DPRD dapat mengikutsertakan pendamping sesuai dengan kebutuhan.

(2) khusus Perjalanan Dinas luar daerah luar provinsi dalam rangka konsultasi dan koordinasi atau menghadiri undangan dengan tujuan kabupaten/kota di wilayah provinsi Gorontalo, uang harian perjalanan dapat dibayarkan 3 (tiga) hari, masing-masing dihitung 1 (satu) hari sebelum kegiatan, 1 (satu) hari pelaksanaan kegiatan dan 1 (satu) hari sesudah kegiatan, kecuali Kabupaten Gorontalo Utara yang dibayarkan 2 (dua) hari pelaksanaan Perjalanan Dinas.

(3) khusus Perjalanan Dinas luar daerah dalam provinsi dalam rangka konsultasi dan koordinasi atau menghadiri undangan dengan tujuan Kabupaten Bolaang Mongondow dibayarkan selama 2 (dua) hari pelaksanaan Perjalanan Dinas.

Pasal 14

Pelaksanaan perjalanan dinas dalam rangka konsultasi dan koordinasi atau menghadiri undangan, termasuk pelaksanaan Perjalanan Dinas dalam rangka bimbingan teknis, diklat dan sejenisnya bagi Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pejabat yang berwenang menandatangani SPT dan SPD diatur tersendiri oleh DPRD sesuai dengan Tata Tertib DPRD.

(14)

Pasal 15

(1) Biaya Perjalanan Dinas bagi pejabat di luar Pemerintah Daerah yang datang dan/atau didatangkan atas undangan atau permintaan Pemerintah Daerah, dapat dibayarkan oleh SKPD pelaksana kegiatan dengan besarnya biaya Perjalanan Dinas disesuaikan dengan tingkatan dan standar biaya Perjalanan Dinas yang bersangkutan.

(2) Undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat informasi pembebanan biaya perjalanan dinas oleh panitia atau penyelenggara kegiatan.

Pasal 16

(1) Biaya transpor tidak diberikan apabila pelaksanaan Perjalanan Dinas dalam daerah, luar daerah dalam provinsi dan luar daerah luar provinsi (angkutan darat), dan berlaku untuk umum, tidak terkecuali Ajudan, TKL, Sopir, dan pihak lainnya, baik yang dilakukan oleh perseorangan atau secara bersama-sama bilamana pelaksanaan Perjalanan Dinas menggunakan kendaraan dinas dan/atau kendaraan operasional.

(2) Biaya transpor Perjalanan Dinas luar daerah dalam provinsi dan luar daerah luar provinsi (angkutan darat) bagi PNS Eselon III (pada Dinas, Badan, Inspektorat Daerah, Sekretariat DPRD), Eselon IV, Staf, TKL, Sangadi, Perangkat Desa dan Lembaga Desa, dan pihak lainnya, baik yang dilakukan oleh perseorangan atau secara bersama-sama tidak dengan menggunakan kendaraan dinas dan/atau kendaraan operasional, maka biaya transpor dibayarkan sesuai dengan biaya riil transportasi angkutan darat umum yaitu biaya yang dikeluarkan sesuai dengan bukti pengeluaran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip Perjalanan Dinas.

Pasal 17

Terhadap pelaksanaan Perjalanan Dinas luar negeri sepenuhnya berlaku mutatis mutandis pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri bagi Pejabat/Pegawai di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan standar biaya Perjalanan Dinas disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(15)

BAB VI

PERJALANAN DINAS BIMBINGAN TEKNIS, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN SEJENISNYA

Pasal 18

Perjalanan Dinas dalam rangka mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek), Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dan sejenisnya diatur sebagai berikut:

a. yang dimaksud dengan Perjalanan Dinas dalam rangka mengikuti Bimtek, Diklat dan sejenisnya adalah pelaksanaan Diklat teknis dan Diklat struktural/fungsional yang resmi dan dapat dipertanggungjawabkan dengan tetap memperhatikan prinsip Perjalanan Dinas atas perintah pejabat yang berwenang;

b. pelaksanaan Perjalanan Dinas untuk mengikuti Diklat, Bimtek dan sejenisnya yang dikenakan biaya kontribusi, maka biaya kontribusi dibayarkan tersendiri secara riil melalui anggaran Bimtek/Diklat, dan uang saku dibayarkan selama pelaksanaan kegiatan dimaksud, sedangkan uang harian hanya dapat dibayarkan kepada pelaksana perjalanan dinas sebanyak 2 (dua) hari yaitu dihitung 1 (satu) hari sebelum kegiatan dan 1 (satu) hari sesudah kegiatan; dan

c. bilamana dalam pelaksanaan Diklat dan sejenisnya untuk memenuhi undangan baik organisasi pemerintah maupun nonpemerintah yang tidak dikenakan biaya kontribusi, maka uang harian hanya dapat dibayarkan sejumlah hari pelaksanaan kegiatan, terkecuali organisasi yang mengundang telah memfasilitasi penginapan/hotel dan konsumsi, maka bagi pelaksana Perjalanan Dinas dapat dibayarkan uang saku selama pelaksanaan kediklatan dengan batas maksimal pembayaran paling lama 12 hari selama pelaksanaan kegiatan diluar biaya uang harian yang dibayarkan sebanyak 2 (dua) hari yaitu dihitung 1 (satu) hari sebelum kegiatan dan 1 (satu) hari sesudah kegiatan.

Pasal 19

Perjalanan Dinas dalam rangka Bimtek, Diklat dan sejenisnya, termasuk rapat konsultasi, rapat koordinasi khusus SKPD yang dilaksanakan dalam ibukota kabupaten tidak dibayarkan biaya Perjalanan Dinas, dan kepada peserta hanya dapat diberikan uang pengganti transpor yang disesuaikan dengan besarnya anggaran kegiatan yang tersedia.

(16)

BAB VII

PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PERJALANAN DINAS Pasal 20

(1) Pelaksana Perjalanan Dinas wajib mempertanggungjawabkan substansi hasil pelaksanaan Perjalanan Dinas dalam rangka konsultasi, koordinasi, Bimtek, Diklat, rapat dan sejenisnya dipresentasikan kepada pejabat pemberi tugas dan secara administrasi paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah perjalanan dinas selesai dilaksanakan.

(2) Pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas bagi pejabat yang diundang/didatangkan oleh Pemerintah Daerah pertanggungjawabannya sebagai berikut:

a. SPT yang sah;

b. SPD yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan Pejabat di tempat pelaksanaan Perjalanan Dinas atau pihak terkait yang menjadi tempat tujuan Perjalanan Dinas;

c. dasar surat/undangan;

d. bukti pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya;

e. bukti pembayaran untuk transpor dapat melampirkan (kuitansi angkutan umum darat atau udara, tiket jalan/kembali); dan

f. kuitansi perhitungan rampung yang memuat rekapitulasi rincian pengeluaran biaya uang harian dan biaya riil dari Bendahara.

(3) Kelengkapan administrasi pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas dalam rangka konsultasi dan koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. SPT yang sah;

b. SPD yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan Pejabat ditempat pelaksanaan perjalanan dinas atau pihak terkait yang menjadi tempat tujuan Perjalanan Dinas;

c. dasar surat/undangan/rekomendasi hasil rapat/perintah langsung pimpinan;

d. bukti pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya;

e. bukti pembayaran untuk transpor (kuitansi angkutan umum darat atau udara, tiket, boarding pass, aiport tax);

f. kuitansi perhitungan rampung yang memuat rekapitulasi rincian pengeluaran biaya uang harian dan biaya riil dari Bendahara; dan

g. laporan hasil pelaksanaan Perjalanan Dinas.

(17)

(4) Kelengkapan administrasi pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas dalam rangka mengikuti Bimtek, Diklat dan sejenisnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. SPT yang sah;

b. SPD yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan Pejabat di tempat pelaksanaan Perjalanan Dinas atau pihak terkait yang menjadi tempat tujuan perjalanan dinas;

c. dasar surat/undangan;

d. bukti pembayaran rill kontribusi dan sertifikat Diklat, Bimtek dan sejenisnya;

e. bukti pembayaran rill untuk transpor (kuitansi angkutan umum darat atau udara, tiket, boarding pass, aiport tax);

f. kuitansi perhitungan rampung yang memuat rekapitulasi rincian pengeluaran biaya lumsum dan biaya riil dari Bendahara;

g. foto peserta pada pelaksanaan kegiatan; dan h. laporan hasil pelaksanaan Perjalanan Dinas.

(5) Format kuitansi perhitungan rampung Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf f, ayat (3) huruf f, dan ayat (4) huruf f sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 21

(1) Dalam hal terjadi pembatalan pelaksanaan Perjalanan Dinas, biaya pembatalan dapat dibebankan pada DPA satuan kerja berkenaan.

(2) Dokumen yang harus dilampirkan dalam rangka pembebanan biaya pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. surat pernyataan pembatalan tugas Perjalanan Dinas dari atasan Pelaksana SPD, atau paling rendah Pejabat Eselon II bagi Pelaksana SPD di bawah Pejabat Eselon III ke bawah, yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini;

b. surat pernyataan pembebanan biaya pembatalan Perjalanan Dinas yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini; dan c. pernyataan/tanda bukti besaran pengembalian

biaya transpor dan/atau biaya penginapan dari perusahaan jasa transportasi dan/atau penginapan yang disahkan oleh Pejabat PA/KPA.

(18)

(3) Biaya pembatalan yang dapat dibebankan pada DPA satuan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:

a. biaya penginapan;

b. biaya pembatalan tiket transportasi yang dibuktikan dengan surat keterangan pembatalan atau perubahan jadwal pemberangkatan (rescheduleing) dari maskapai penerbangan/perusahaan transportasi; atau c. sebagian atau seluruh biaya tiket transportasi

atau biaya penginapan yang tidak dapat dikembalikan/refund.

Pasal 22

(1) Tidak dibenarkan pelaksanaan Perjalanan Dinas rangkap (dua kali atau lebih) yang dilakukan dalam kurun waktu, atau tempat dan/atau tujuan yang sama.

(2) Pelaksana Perjalanan Dinas dan pihak-pihak yang melakukan pemalsuan dokumen, menaikkan harga dari harga sebenarnya (mark up), dan/atau Perjalanan Dinas rangkap (dua kali atau lebih) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam pertanggungjawaban Perjalanan Dinas yang berakibat kerugian yang diderita oleh Negara/Daerah, bertanggungjawab sepenuhnya atas seluruh tindakan yang dilakukan.

BAB VIII

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 23

(1) Pejabat penerbit SPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dapat memerintahkan pihak lain di luar Pejabat Negara/Pegawai Negeri/Tenaga Karyawan Lepas untuk melakukan Perjalanan Dinas.

(2) Pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:

a. anggota Komisi Pemilihan Umum;

b. kuasa hukum yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah;

c. advokat yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah;

d. Tim Penggerak PKK;

e. Dharma Wanita;

f. Kerukunan Istri Anggota DPRD;

g. tenaga ahli fraksi pada DPRD;

h. anggota Panitia Pengawas Pemilu;

(19)

i. Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan;

j. petugas penanggulangan bencana non PNS;

k. kelompok tani dan nelayan;

l. atlit dan pelatih olahraga amatir;

m. pekerja sosial kemasyarakatan non PNS;

n. kelompok koperasi usaha mikro kecil dan menengah;

o. pasukan pengibar bendera dalam acara kenegaraan;

p. anggota masyarakat yang menjadi utusan

daerah dalam acara daerah,

nasional/internasional;

q. siswa/mahasiswa utusan dalam lomba/kompetisi/olimpiade di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi;

r. peserta latihan kerja/praktek kerja industri;

s. kelompok seni budaya; dan t. wartawan.

(3) Pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf h disetarakan dengan pelaksanaan Perjalanan Dinas tingkat C, sedangkan huruf i sampai dengan huruf t disetarakan dengan pelaksanaan Perjalanan Dinas tingkat D yang mempertimbangkan tingkat kepatutan/urusan dan tugas yang bersangkutan dan kesesuaian dengan prinsip Perjalanan Dinas.

(4) PNS Golongan I dan Golongan II dapat melakukan Perjalanan Dinas dalam hal mendesak/khusus, apabila tenaga teknis tidak diperoleh di tempat bersangkutan.

Pasal 24

(1) Terhadap pejabat struktural yang melaksanakan tugas rutin dengan status pelaksana tugas (Plt.) biaya Perjalanan Dinas dapat dibayarkan sesuai dengan besarnya jumlah perjalanan setingkat pejabat struktural definitif.

(2) Terhadap pejabat struktural yang melaksanakan tugas rutin dengan status pelaksana harian (Plh.) biaya Perjalanan Dinas tidak dibayarkan sesuai dengan jabatan yang melekat.

Pasal 25

Khusus Perjalanan Dinas dalam Daerah untuk kegiatan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawas internal pemerintah di lingkungan Inspektorat Daerah dapat dilaksanakan berdasarkan jumlah hari pemeriksaan dalam SPT atau disesuaikan dengan program kerja pengawasan tahunan.

(20)

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 26

Segala biaya yang timbul akibat dikeluarkannya Peraturan Bupati ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun Anggaran 2017.

Pasal 27

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

Ditetapkan di Boroko

pada tanggal 30 Desember 2016

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

DEPRI PONTOH

Diundangkan di Boroko

pada tanggal 30 Desember 2016 SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

ASRIPAN NANI

BERITA DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 2016 NOMOR 92

(21)

NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA KARYAWAN LEPAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN

ANGGARAN 2017

FORMAT SURAT PERINTAH TUGAS (SPT)

PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NAMA SKPD

Alamat SKPD

SURAT PERINTAH TUGAS

Nomor : / / / IV / 2009

Dasar : - Dasar Aturan (UU, PP, Perpres, Keppres, Permen,…dst) - Dasar dokumen (surat edaran, surat undangan, surat

kawat dsb)

MENUGASKAN Kepada :

Nama : ………

NIP : ………

Pangkat/Gol : ………

Jabatan : ………

Tujuan : ………..

Maksud : ………..

Jumlah Hari : ………..

Pembebanan biaya : APBD TA 2017 DPA SKPD ...

Agar melaporkan hasil perjalanannya sekembali dari tugas dimaksud.

Demikian Perintah Tugas ini dibuat untuk dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab.

Dikeluarkan di pada tanggal

Nama Pejabat Pemberi Perintah

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

DEPRI PONTOH

(22)

NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA KARYAWAN LEPAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN

ANGGARAN 2017

CONTOH FORMAT SURAT PERJALANAN DINAS (SPD) PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

NAMA SKPD Alamat SKPD

Lembaran ke : ………

Kode No. : ………

Nomor : ………

SURAT PERJALANAN DINAS ( SPD )

1. Pejabat yang memberi perintah : 2. Nama/NIP pegawai yang diperintahkan : 3. a) Pangkat dan Golongan

b) Jabatan/Instansi

c) Tingkat Biaya Perjalanan Dinas

: : : 4. Maksud Perjalanan Dinas : 5. Alat angkut yang dipergunakan : 6. a) Tempat Berangkat

b) Tempat Tujuan :

: 7. a) Lamanya Perjalanan Dinas

b) Tanggal Berangkat

c) Tanggal Harus Kembali/Tiba Di tempat Baru *)

: : :

8. Pengikut : Nama Tanggal Lahir Keterangan 1)

2) 3)

9. Pembebanan Anggaran a) Instansi

b) Kode Rekening/Mata Anggaran : : a.

b.

Dikeluarkan di Pada Tanggal

Pejabat yang berwenang, (______________________________)

(23)

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

DEPRI PONTOH

SPD No. :

Berangkat dari :(tempat Kedudukan) Pada Tanggal :

Ke :

I Tiba di : Pada Tanggal : Kepala :

( ……….. )

Berangkat dari : Pada Tanggal :

Ke :

Kepala :

( ……….. ) II Tiba di :

Pada Tanggal : Kepala :

( ……….. )

Berangkat dari : Pada Tanggal :

Ke :

Kepala :

( ……….. ) III Tiba di :

Pada Tanggal : Kepala :

( ……….. )

Berangkat dari : Pada Tanggal :

Ke :

Kepala :

( ……….. ) IV Tiba / Kembali :

Pada Tanggal :

Telah diperiksa dengan keterangan bahwa perjalanan tersebut atas perintahnya dan semata-mata untuk kepentingan jabatan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, NIP :asdasdasdasd V Catatan Lain – lain

IV Perhatian :

Pejabat yang menerbitkan SPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas, para pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat/tiba, serta bendahara pengeluaran bertanggung jawab berdasarkan peraturan-peraturan Keuangan Negara apabila negara menderita rugi akibat kesalahan, kelalaian, dan kealpaannya.

(24)

NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA KARYAWAN LEPAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN

ANGGARAN 2017

SEWA KENDARAAN PELAKSANA PERJALANAN DINAS TINGKAT UTAMA UNTUK SELURUH WILAYAH INDONESIA

NO PROVINSI SATUAN RODA 4 RODA 6/

BUS SEDANG

RODA 6/

BUS BESAR

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Aceh Per hari 770.000 2.100.000 3.670.000

2 Sumatra Utara Per hari 710.000 1.950.000 2.920.000

3 Riau Per hari 790.000 2.160.000 3.150.000

4 Kepulauan Riau Per hari 820.000 2.160.000 3.560.000

5 Jambi Per hari 710.000 1.950.000 3.250.000

6 Sumatra Barat Per hari 700.000 1.900.000 2.050.000 7 Sumatera Selatan Per hari 700.000 1.950.000 3.700.000

8 Lampung Per hari 700.000 1.840.000 2.920.000

9 Bengkulu Per hari 710.000 1.950.000 3.020.000 10 Bangka Belitung Per hari 770.000 2.050.000 3.150.000

11 Banten Per hari 700.000 1.840.000 2.920.000

12 Jawa Barat Per hari 710.000 2.050.000 3.020.000 13 D.K.I Jakarta Per hari 710.000 1.950.000 3.020.000 14 Jawa Tengah Per hari 700.000 1.900.000 2.920.000 15 D.I Yogyakarta Per hari 710.000 1.950.000 3.150.000 16 Jawa Timur Per hari 700.000 1.900.000 2.920.000

17 Bali Per hari 790.000 2.270.000 3.020.000

18 Nusa Tenggara Barat Per hari 790.000 2.270.000 3.020.000 19 Nusa Tenggara Timur Per hari 800.000 2.380.000 3.240.000 20 Kalimantan Barat Per hari 780.000 2.100.000 3.350.000

(25)

NO PROVINSI SATUAN RODA 4 RODA 6/

BUS SEDANG

RODA 6/

BUS BESAR

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

21 Kalimantan Tengah Per hari 820.000 2.600.000 3.700.000 22 Kalimantan Selatan Per hari 710.000 1.950.000 3.560.000 23 Kalimantan Timur Per hari 810.000 2.200.000 3.560.000 24 Kalimantan Utara Per hari 810.000 2.160.000 3.560.000 25 Sulawesi Utara Per hari 800.000 2.050.000 3.460.000 26 Gorontalo Per hari 740.000 1.950.000 3.020.000 27 Sulawesi Barat Per hari 710.000 1.950.000 3.020.000 28 Sulawesi Selatan Per hari 700.000 2.300.000 3.020.000 29 Sulawesi Tengah Per hari 770.000 1.950.000 3.150.000 30 Sulawesi Tenggara Per hari 770.000 2.050.000 3.150.000

31 Maluku Per hari 890.000 2.700.000 3.780.000

32 Maluku Utara Per hari 900.000 2.810.000 3.890.000

33 Papua Per hari 1.025.000 3.780.000 4.860.000

34 Papua Barat Per hari 980.000 3.240.000 4.210.000

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

DEPRI PONTOH

(26)

NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA KARYAWAN LEPAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN

ANGGARAN 2017

FASILITAS TRANSPOR BAGI PELAKSANA PERJALANAN DINAS

NO PEJABAT

TING- KAT PERJALA

NAN DINAS

MODA TRANSPORTASI PESAWAT

UDARA

KAPAL LAUT

KERETA

API/BUS LAINNYA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Bupati, Wakil Bupati dan

Ketua DPRD UTAMA Bisnis VIP/

Kelas I A Spesial/

Eksekutif Sesuai kenyataan

2

Wakil Ketua dan Anggota DPRD, Sekretaris Daerah,

Pejabat Eselon II, serta Pejabat lainnya

A Ekonomi Kelas II A Eksekutif Sesuai kenyataan

3

Pejabat Eselon IIIA, dan PNS Golongan IV, serta

Pejabat lainnya B Ekonomi Kelas II A Eksekutif Sesuai kenyataan

4

Pejabat Eselon IIIB, Eselon IVA, dan PNS Golongan III, serta Pejabat

lainnya

C Ekonomi Kelas II A Eksekutif Sesuai kenyataan

5 PNS Golongan II dan I, serta Tenaga Karyawan

Lepas D Ekonomi Kelas II A Eksekutif Sesuai kenyataan

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

DEPRI PONTOH

(27)

NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA KARYAWAN LEPAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN

ANGGARAN 2017

SATUAN BIAYA UANG HARIAN PERJALANAN DINAS

I. Perjalanan Dinas Dalam Daerah 1. Pemerintah Daerah

a. Bupati

- Uang Saku Rp450.000,00

Total Rp450.000,00 /hari

b. Wakil Bupati

- Uang Saku Rp405.000,00

Total Rp405.000,00 /hari

c. Golongan IV

- Uang Saku Rp315.000,00

Total Rp315.000,00 /hari

d. Golongan III

- Uang Saku Rp225.000,00

Total Rp225.000,00 /hari

e Golongan I dan II

- Uang Saku Rp180.000,00

Total Rp180.000,00 /hari

2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah a. Ketua

- Uang Saku Rp405.000,00

Total Rp405.000,00 /hari

b. Wakil Ketua

- Uang Saku Rp315.000,00

Total Rp315.000,00 /hari

c. Anggota

- Uang Saku Rp270.000,00

Total Rp270.000,00 /hari

(28)

II. Perjalanan Dinas Luar Daerah Dalam Provinsi 1. Pemerintah Daerah

a. Bupati

- Uang Saku Rp1.750.000,00 - Uang Makan Rp855.000,00

Total Rp2.605.000,00 /hari b. Wakil Bupati

- Uang Saku Rp1.450.000,00 - Uang Makan Rp855.000,00

Total Rp2.305.000,00 /hari c. Sekretaris Daerah

- Uang Saku Rp1.350.000,00 - Uang Makan Rp630.000,00

Total Rp1.980.000,00 /hari d. Eselon II/b

- Uang Saku Rp1.125.000,00 - Uang Makan Rp500.000,00

Total Rp1.625.000,00 /hari e. Eselon III/a

- Uang Saku Rp900.000,00

- Uang Makan Rp400.000,00 - Transpor Lokal Rp50.000,00

Total Rp1.350.000,00 /hari f. Eselon III/b

- Uang Saku Rp810.000,00

- Uang Makan Rp315.000,00 - Transpor Lokal Rp75.000,00

Total Rp1.200.000,00 /hari g. Eselon IV

- Uang Saku Rp675.000,00

- Uang Makan Rp225.000,00 - Transpor Lokal Rp50.000,00

Total Rp950.000,00 /hari

h. Staf Golongan III dan IV

- Uang Saku Rp540.000,00

- Uang Makan Rp225.000,00 - Transpor Lokal Rp50.000,00

Total Rp815.000,00 /hari

i. Staf Golongan I dan II

- Uang Saku Rp450.000,00

- Uang Makan Rp180.000,00 - Transpor Lokal Rp50.000,00

Total Rp680.000,00 /hari

(29)

2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah a. Ketua

- Uang Saku Rp1.400.000,00 - Uang Makan Rp855.000,00

Total Rp2.255.000,00 /hari b. Wakil Ketua

- Uang Saku Rp1.350.000,00 - Uang Makan Rp630.000,00

Total Rp1.980.000,00 /hari c. Anggota

- Uang Saku Rp1.125.000,00 - Uang Makan Rp500.000,00 - Transpor Lokal Rp250.000,00

Total Rp1.875.000,00 /hari

III. Lumsum Luar Daerah Luar Provinsi (Transporasi udara) 1. Pemerintah Daerah

a. Bupati

- Uang Saku Rp1.800.000,00 - Uang Makan Rp950.000,00 - Transpor Lokal Rp750.000,00

Total Rp3.500.000,00 /hari b. Wakil Bupati

- Uang Saku Rp1.500.000,00 - Uang Makan Rp950.000,00 - Transpor Lokal Rp750.000,00

Total Rp3.200.000,00 /hari c. Sekretaris Daerah

- Uang Saku Rp1.500.000,00 - Uang Makan Rp700.000,00 - Transpor Lokal Rp500.000,00

Total Rp2.700.000,00 /hari d. Eselon II/b

- Uang Saku Rp1.250.000,00 - Uang Makan Rp500.000,00 - Transpor Lokal Rp500.000,00

Total Rp2.250.000,00 /hari e. Eselon III/a

- Uang Saku Rp1.000.000,00 - Uang Makan Rp400.000,00 - Transpor Lokal Rp500.000,00

Total Rp1.900.000,00 /hari

(30)

f. Eselon III/b

- Uang Saku Rp900.000,00

- Uang Makan Rp350.000,00 - Transpor Lokal Rp500.000,00

Total Rp1.750.000,00 /hari g. Eselon IV

- Uang Saku Rp750.000,00

- Uang Makan Rp250.000,00 - Transpor Lokal Rp500.000,00

Total Rp1.500.000,00 /hari h. Staf Golongan III dan IV

- Uang Saku Rp600.000,00

- Uang Makan Rp250.000,00 - Transpor Lokal Rp500.000,00

Total Rp1.350.000,00 /hari i. Staf Golongan I dan II

- Uang Saku Rp500.000,00

- Uang Makan Rp200.000,00 - Transpor Lokal Rp500.000,00

Total Rp1.200.000,00 /hari

2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah a. Ketua

- Uang Saku Rp1.400.000,00 - Uang Makan Rp950.000,00 - Transpor Lokal Rp750.000,00

Total Rp3.100.000,00 /hari b. Wakil Ketua

- Uang Saku Rp1.300.000,00 - Uang Makan Rp900.000,00 - Transpor Lokal Rp500.000,00

Total Rp2.700.000,00 /hari c. Anggota

- Uang Saku Rp1.250.000,00 - Uang Makan Rp500.000,00 - Transpor Lokal Rp500.000,00

Total Rp2.250.000,00 /hari

(31)

IV. Lumsum Luar Daerah Luar Provinsi (Transportasi Darat) 1. Pemerintah Daerah

a. Bupati

- Uang Saku Rp1.750.000,00 - Uang Makan Rp850.000,00

Total Rp2.600.000,00 /hari b. Wakil Bupati

- Uang Saku Rp1.550.000,00 - Uang Makan Rp700.000,00

Total Rp2.250.000,00 /hari c. Sekretaris Daerah

- Uang Saku Rp1.400.000,00 - Uang Makan Rp550.000,00

Total Rp1.950.000,00 /hari d. Eselon II/b

- Uang Saku Rp1.200.000,00 - Uang Makan Rp400.000,00

Total Rp1.600.000,00 /hari e. Eselon III/a

- Uang Saku Rp750.000,00

- Uang Makan Rp350.000,00 - Transpor Lokal Rp200.000,00

Total Rp1.350.000,00 /hari f. Eselon III/b

- Uang Saku Rp500.000,00

- Uang Makan Rp300.000,00 - Transpor Lokal Rp200.000,00

Total Rp1.000.000,00 /hari g. Eselon IV

- Uang Saku Rp400.000,00

- Uang Makan Rp250.000,00 - Transpor Lokal Rp175.000,00

Total Rp825.000,00 /hari

h. Staf Golongan III dan IV

- Uang Saku Rp350.000,00

- Uang Makan Rp200.000,00 - Transpor Lokal Rp150.000,00

Total Rp700.000,00 /hari

i. Staf Golongan I dan II

- Uang Saku Rp300.000,00

- Uang Makan Rp175.000,00 - Transpor Lokal Rp150.000,00

Total Rp625.000,00 /hari

(32)

2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah a. Ketua

- Uang Saku Rp1.700.000,00 - Uang Makan Rp750.000,00

Total Rp2.450.000,00 /hari b. Wakil Ketua

- Uang Saku Rp1.350.000,00 - Uang Makan Rp650.000,00

Total Rp2.000.000,00 /hari c. Anggota

- Uang Saku Rp1.200.000,00 - Uang Makan Rp400.000,00 - Transpor Lokal Rp300.000,00

Total Rp1.900.000,00 /hari

V. Uang Representasi

NO URAIAN SATUAN LUAR KOTA DALAM KOTA

LEBIH DARI 8 (DELAPAN) JAM

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pejabat Negara OH 250.000 125.000

3 Pejabat Eselon II OH 150.000 75.000

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

DEPRI PONTOH

(33)

NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA KARYAWAN LEPAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN

ANGGARAN 2017

BIAYA PERHARI AKOMODASI HOTEL/PENGINAPAN UNTUK SELURUH WILAYAH INDONESIA

NO PROVINSI

TARIF HOTEL (Rp.) BUPATI,

WAKIL BUPATI

DAN KETUA

DPRD Rp.

WAKIL KETUA DAN ANGGOTA

DPRD, ESELON II

Rp.

ESELON III Rp.

ESELON IV Rp.

STAF GOLONGAN

I/II/III/IV Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Aceh 4.420.000 1.625.000 1.063.000 546.000 546.000

2 Sumatra Utara 4.960.000 1.518.000 879.000 510.000 510.000

3 Riau 3.820.000 1.500.000 1.085.000 450.000 450.000

4 Kepulauan Riau 4.275.000 1.625.000 813.000 638.000 638.000

5 Jambi 4.000.000 1.500.000 925.000 500.000 500.000

6 Sumatra Barat 5.236.000 1.330.000 1.113.000 520.000 520.000 7 Sumatera Selatan 4.680.000 1.563.000 788.000 700.000 700.000

8 Lampung 3.960.000 1.625.000 875.000 400.000 400.000

9 Bengkulu 1.300.000 988.000 900.000 560.000 560.000

10 Bangka Belitung 3.335.000 1.688.000 1.063.000 400.000 400.000 11 Banten 4.763.000 1.788.000 1.000.000 718.000 718.000 12 Jawa Barat 3.700.000 1.760.000 800.000 560.000 560.000 13 D.K.I Jakarta 8.720.000 1.490.000 992.000 610.000 610.000 14 Jawa Tengah 4.150.000 1.480.000 949.000 450.000 450.000 15 D.I Yogyakarta 4.700.000 1.688.000 1.013.000 788.000 788.000 16 Jawa Timur 4.400.000 1.370.000 1.063.000 563.000 563.000

17 Bali 4.890.000 1.810.000 990.000 910.000 910.000

(34)

NO PROVINSI

TARIF HOTEL (Rp.) BUPATI,

WAKIL BUPATI

DAN KETUA

DPRD Rp.

WAKIL KETUA DAN ANGGOTA

DPRD, ESELON II

Rp.

ESELON III Rp.

ESELON IV Rp.

STAF GOLONGAN

I/II/III/IV Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

18 Nusa Tenggara Barat 3.500.000 1.994.000 1.000.000 580.000 550.000 19 Nusa Tenggara Timur 3.000.000 1.313.000 938.000 550.000 538.000 20 Kalimantan Barat 2.400.000 1.538.000 1.125.000 538.000 659.000 21 Kalimantan Tengah 3.000.000 1.950.000 938.000 659.000 540.000 22 Kalimantan Selatan 4.250.000 2.100.000 904.000 540.000 688.000 23 Kalimantan Timur 4.000.000 2.188.000 1.188.000 688.000 500.000 24 Kalimantan Utara 4.000.000 2.188.000 775.000 500.000 550.000 25 Sulawesi Utara 3.827.000 1.950.000 863.000 550.000 550.000 26 Gorontalo 1.650.000 1.438.000 688.000 479.000 479.000 27 Sulawesi Barat 1.575.000 1.288.000 1.075.000 400.000 400.000 28 Sulawesi Selatan 4.820.000 1.550.000 847.000 580.000 580.000 29 Sulawesi Tengah 2.030.000 1.625.000 1.125.000 650.000 650.000 30 Sulawesi Tenggara 1.850.000 1.375.000 750.000 563.000 563.000

31 Maluku 3.000.000 1.288.000 740.000 667.000 667.000

32 Maluku Utara 3.110.000 1.520.000 750.000 480.000 480.000

33 Papua 2.850.000 2.088.000 950.000 550.000 550.000

34 Papua Barat 2.750.000 1.863.000 950.000 600.000 600.000

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

DEPRI PONTOH

(35)

NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA KARYAWAN LEPAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN

ANGGARAN 2017

FORMAT KUITANSI PERHITUNGAN RAMPUNG PERJALANAN DINAS

RINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS Lampiran SPD Nomor :

Tanggal :

No. Perincian Biaya Jumlah Keterangan

1.

2.

3.

4.

Jumlah Rp.

Terbilang:

Telah dibayar sejumlah Rp. ………..

Bendahara Pengeluaran,

(………) NIP.

……….., tanggal, bulan, tahun

Telah menerima jumlah uang sebesar Rp. ………..

Yang Menerima,

(……….) NIP.

PERHITUNGAN SPD RAMPUNG Ditetapkan sejumlah

Yang telah dibayar semula Sisa kurang/lebih

: Rp. ………

: Rp. ………

: Rp. ………

Kepala SKPD,

(………..) NIP.

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

DEPRI PONTOH

(36)

NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA KARYAWAN LEPAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN

ANGGARAN 2017

SURAT PERNYATAAN PEMBATALAN TUGAS PERJALANAN DINAS NOMOR...

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : ………..(1)

NIP. : ………..(2)

Jabatan : ………..(3)

SKPD : ………..(4)

menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tugas Perjalanan Dinas atas nama: Nama : ………..(5)

NIP. : ………..(6)

Jabatan : ………..(7)

SKPD : ………..(8)

dibatalkan atau tidak dapat dilaksanakan disebabkan adanya keperluan dinas lainnya yang sangat mendesak/penting dan tidak dapat ditunda yaitu ………..(9)

Sehubungan dengan pembatalan tersebut, pelaksanaan perjalanan dinas tidak dapat digantikan oleh pejabat/pegawai negeri lain. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari ternyata surat pernyataan ini tidak benar, saya bertanggung jawab penuh dan bersedia diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. ……….(10)

Yang membuat pernyataan ……….(11)

(37)

PETUNJUK PENGISIAN FORMAT

SURAT PERNYATAAN PEMBATALAN TUGAS PERJALANAN DINAS (1) Diisi nama atasan pelaksana SPD, yaitu:

a. Kepala Satuan Kerja untuk Perjalanan Dinas yang dilakukan oleh Pelaksana SPD pada Satuan Kerja berkenaan;

b. Atasan langsung kepala satuan kerja untuk Perjalanan Dinas yang dilakukan oleh Kepala Satuan Kerja;

c. Pejabat Eselon II untuk Perjalanan Dinas yang dilakukan oleh Pelaksana SPD dalam lingkup eselon II/setingkat eselon II berkenaan; atau

d. Bupati/Wakil Bupati untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan oleh Bupati/Wakil Bupati/Pejabat Eselon II.

(2) Diisi NIP atasan pelaksana SPD;

(3) Diisi jabatan atasan pelaksana SPD;

(4) Diisi nama SKPD atasan pelaksana SPD;

(5) Diisi nama pelaksana SPD;

(6) Diisi NIP pelaksana SPD;

(7) Diisi jabatan pelaksana SPD;

(8) Diisi nama SKPD pelaksana SPD;

(9) Diisi alasan pembatalan pelaksanaan perjalanan dinas;

(10) Diisi tempat, tanggal, bulan, dan tahun ditandatangani surat penyataan;

(11) Diisi tanda tangan dan nama jelas atasan Pelaksana SPD.

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

DEPRI PONTOH

Referensi

Dokumen terkait

konsultasi ke luar daerah Jumlah perjalanan dinas ke luar Provinsi Lampung 38 Orang 2. S.Sos

bahwa dalam rangka menjamin keterkaitan dan konsistensi anggaran perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan anggaran tahun 2016 serta guna pelaksanaan ketentuan Pasal 26

Pimpinan BAZNAS Kabupaten yang tidak dapat melaksanakan tugas selama 3 (tiga) bulan secara terus menerus sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 huruf d dapat diberhentikan, apabila

Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Berita Daerah

Perjalanan Dinas Luar Daerah Dalam Provinsi Kolaka -Provinsi Sultra Anggota DPRD/ASN (Trasport Keluar Daerah/Dalam Prov... 23 Sumber Dana : Dana Alokasi

(1) Perjalanan Dinas Luar Daerah Dalam Provinsi/Perjalanan Dinas Biasa/Paket Meeting Dalam Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, biaya penginapan dibayarkan at cost

Perjalanan Dinas Luar Daerah luar Provinsi yang dilaksanakan menuju Kabupaten/Kota Administratif yang tidak dapat dijangkau dengan penerbangan langsung, diberikan biaya

Kebijakan Umum APBD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 III-20 Penganggaran belanja perjalanan dinas daerah, baik perjalanan dinas luar negeri maupun perjalanan dinas