• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Pembelajaran. mutually exclusive

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Tujuan Pembelajaran. mutually exclusive"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Tujuan Pembelajaran

• Memahami dan menggunakan analisis kombinatorial untuk kejadian kompleks: permutasi dan kombinasi

• Mendefinisikan terminologi-terminologi penting dalam probabilitas dan menjelaskan bagaimana probabilitas kejadian sederhana ditentukan

• Memahami dan menjelaskan konsep-konsep

mengenai kejadian-kejadian bersyarat, bebas dan mutually exclusive

• Menggunakan dengan benar dan tepat aturan perkalian dan penjumlahan dalam melakukan perhitungan probabilitas

(3)

AGENDA

• Pendahuluan

• Permutasi dan Kombinasi

• Konsep Probabilitas

(4)

1. Pendahuluan

• Probabilitas

– intepretasi keluaran peluang yang terjadi dalam suatu percobaan

– Tingkat kepastian dari munculnya hasil percobaan statistik

– Dilambangkan dengan P

• Konsep probabilitas berasal dari permainan yang dilakukan pengamatan untuk diperoleh fakta

(empiris) kemudian diformulakan kedalam konsep dan dilakukan pengujian

• Matematika permutasi dan kombinasi banyak digunakan dalam probabilitas

(5)

2. Permutasi dan Kombinasi

• Faktorial

n! = n(n-1)(n-2)…3.2.1 0! = 1 dan 1! = 1

• Permutasi

susunan yang dibentuk dari anggota suatu himpunan dengan mengambil seluruh atau

sebagian anggota himpunan dan memberi arti pada urutan anggota dari susunan

nn!r

!

Pr

n  

(6)

2. Permutasi dan Kombinasi (Con’t)

• Contoh

Himpunan {a,b,c}

diambil 3 anggota, diperoleh susunan:

abc; acb; bac; bca; cab; cba

diambil 2 anggota, diperoleh susunan:

ab; ba; bc; cb; ac; ca

3 3!3

! 6

2

3

  P

33!2

! 6

2

3

P

(7)

2. Permutasi dan Kombinasi

• Contoh

Berapa banyak carakah cabang dari PII menjadwalkan 3 pembicara untuk 3

pertemuan yang berbeda bila mereka hadir pada masing-masing dari 5 janji yang

mungkin?

Penyelesaian:

Jumlah total jadwal yang mungkin adalah

   

5 3

5! 5 4 3 60

P 2!

(8)

2. Permutasi dan Kombinasi

• Permutasi dari sebagian anggota yang sama. Banyaknya permutasi yang

berlainan dari n sampel bila n

1

berjenis I, n

2

berjenis II, …, n

k

berjenis k diberikan oleh

!

!

!

!

2 2 1

1 k n n nk

n n

n n

n





(9)

2. Permutasi dan Kombinasi

Contoh

Dalam berapa carakah 7 ilmuwan dapat disatukan ke dalam kamar hotel dengan satu kamar tiga tempat tidur dan dengan dua kamar dua tempat tidur?

Penyelesaian:

Jumlah total partisi yang mungkin adalah

7 7!

3, 2, 2 3! 2! 2! 210

(10)

2. Permutasi dan Kombinasi (Con’t)

• Kombinasi

susunan yang dibentuk dari anggota suatu himpunan dengan mengambil seluruh atau sebagian anggota himpunan dan tanpa

memberi arti pada urutan anggota dari susunan

Contoh: himpunan {a,b,c} diambil 2 anggota, diperoleh susunan: ab; bc; ca

{Permutasi ab = ba; bc = cb; ca = ac}

 

!

!

! r n r

n r

Cr n

n   

 

 

(11)

Contoh

Ada berapa banyak cara untuk 3 pria, 5 wanita, 4 pemuda dan 4 gadis dapat dipilih dari 7 pria, 9 wanita, 5 pemuda, dan 5 gadis jika:

a. Semua orang bebas pada masing-masing kelompok b. Seorang pria dan wanita tertentu harus terpilih

c. Seorang pria, 1 wanita, 1 pemuda, dan 1 orang gadis ttidak boleh dipilih.

Penyelesaian

a. Semua orang bebas pada masing-masing kelompok

Banyak cara = 7C3 * 9C5 * 5C4 * 5C4 = 35*126*5*5 = 110250 cara.

b. Seorang pria dan wanita tertentu harus terpilih Banyak cara = 5C4 * 5C4 = 25 cara.

c. Seorang pria, 1 wanita, 1 pemuda, dan 1 orang gadis tidak boleh dipilih Banyak cara = 6C3 * 8C5 * 4C4 *4C4= 20*56*1*1 = 1120 cara.

2. Permutasi dan Kombinasi (Con’t)

(12)

3. Konsep Probabilitas

• Derajat/tingkat kepastian dari munculnya hasil percobaan statistik disebut probabilitas/peluang,

• Bila kejadian E terjadi dalam P m cara dari seluruh n cara yang mungkin terjadi dan mempunyai

kesempatan yang sama untuk muncul

• Jika kejadian E terjadi sebanyak f kali dari seluruh pengamatan sebanyak n, dimana n

mendekati tak berhingga, maka probabilitas kejadian E

 

n E m

P

 

n

E f

P nlim

 

1

0 P A

(13)

3. Konsep Probabilitas

• Definisi Klasik

– Jika sebuah peristiwa A dapat terjadi dengan fA cara dari sejumlah total N cara yang

mutually exclusive dan memiliki kesempatan sama untuk terjadi, maka probabilitas

terjadinya peristiwa A dinotasikan dengan P(A) dan didefinisikan sebagai:

– Sedangkan probabilitas tidak terjadinya suatu peristiwa A atau komplemen A (sering disebut kegagalan A) dinyatakan sebagai:

( ) fA P A N

   

( ) ( ) (~ ) N fA 1 fA 1 ( )

P A P A P A P A

N N

(14)

3. Konsep Probabilitas

Contoh

Definisi klasik cocok digunakan misalnya pada permainan tembakan/undian ( games of chance ). Misalnya dalam satu set kartu bridge yang terdiri dari 52 kartu terdapat 4 buah kartu As, maka probabilitas

pengambilan satu kartu mendapatkan kartu

As adalah: P (As) = 4/52 = 1/13 = 0,077

(15)

3. Konsep Probabilitas

• Definisi Frekuensi Relatif

– Seandainya pada sebuah eksperimen yang dilakukan sebanyak N kali dan kejadian A

terjadi sebanyak fA kali, maka jika eksperimen tersebut dilakukan tak terhingga kali

banyaknya (N mendekati tak hingga), nilai limit dari frekuensi relatif fA/N didefinisikan

sebagai probabilitas kejadian A atau P(A).



( ) lim A

N

P A f

N

(16)

3. Konsep Probabilitas

Contoh

Probabilitas mendapatkan sebuah motor baru merek “X”

yang cacat saat seorang membelinya mungkin sulit diketahui dengan menggunakan definisi klasik probabilitas. Secara

teoritis probabilitas tersebut dapat ditentukan jika dapat diketahui jumlah seluruh (populasi) produk motor baru “X”

dan jumlahnya yang cacat.

Penyelesaian:

Jika memakai definisi frekuensi relatif, maka perlu

dilakukan pemeriksaan terhadap sampel motor “X” sebanyak mungkin (menuju tak hingga). Namun, karena sangat sulit mengkaji jumlah yang tak terhingga banyaknya, maka jumlah sampel yang memadai dan dapat dipercaya namun cukup

ekonomis dapat digunakan untuk menentukan frekuensi relatif tersebut

(17)

3. Konsep Probabilitas

• Definisi Subyektif (Intuitif)

– Dalam hal ini, probabilitas P(A) dari terjadinya peristiwa A adalah sebuah ukuran dari “derajat keyakinan” yang dimiliki seseorang terhadap

terjadinya peristiwa A. Definisi ini mungkin merupakan definisi yang paling luas digunakan dan diperlukan jika sulit diketahui besarnya ruang sampel maupun jumlah event yang dikaji maupun jika sulit dilakukan pengambilan sampel (sampling) pada populasinya.

(18)

3. Konsep Probabilitas

Contoh:

Suatu strategi perang memilih salah satu di antara dua alternatif yang masing-masing memberikan akibat

berbeda, yaitu menjatuhkan bom atau tidak menjatuhkan bom ke daerah musuh. Karena masing-masing alternatif itu tidak bisa diuji coba secara eksperimen untuk

mengetahui bagaimana musuh akan memberikan reaksi, maka kita harus percaya pada “penilaian dari ahli (expert judgement)” untuk menentukan probabilitas dari akibat yang akan muncul. Situasi yang sama terjadi pula misalnya dalam meramalkan siapa yang akan menjuarai suatu

turnamen sepakbola. Dalam hal ini, interpretasi klasik dan frekuensi dari probabilitas tidak akan banyak gunanya, dan suatu penilaian yang subyektif dari pengamat sepak bola yang handal lebih diperlukan.

(19)

3. Konsep Probabilitas

• Himpunan semua hasil yang mungkin terjadi pada suatu percobaan statistik disebut

ruang sampel,S; anggota dari S disebut sampel

– Pada pelemparan mata uang S={m,b}

– Pada pelemparan dadu S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}

– Untuk ruang sampel yang besar dinyatakan dengan pernyataan atau aturan

• Himpunan dari hasil yang muncul pada

suatu percobaan statistik disebut kejadian (event), A; Anggota dari A disebut titik

sampel

(20)

3. Konsep Probabilitas

• Diagram Venn

Konsep Probabilitas Teori Himpunan

- Ruang sampel, S - Himpunan semesta S - Kejadian, A - Himpunan bagian A - Titik sampel - Anggota himpunan

A

S

A

(21)

3. Konsep Probabilitas

• Digram Pohon: cara untuk mendapatkan ruang sampel

Contoh:

Andaikan tiga barang dipilih secara acak pada proses pembuatan. Setiap barang diamati dan diklasifikasi apakah cacat, D, atau tidak cacat, N. Buatlah diagram pohon ruang sampelnya

(22)

3. Konsep Probabilitas

S = {DDD, DDN, DND, DNN, NDD, NDN, NND, NNN}

(23)

3. Konsep Probabilitas

• Bila kejadian A terjadi dalam m cara pada ruang sampel S yang terjadi dalam n cara, maka probabilitas kejadian A adalah

 

n

m S

n A A n

P

) (

) (

(24)

3. Konsep Probabilitas

Sifat probabilitas kejadian A

(25)

3. Konsep Probabilitas

• = daerah 1 dan 4

• = daerah 1 dan 3

• = daerah 1 dan 2

• = daerah 1, 2, 3, 4, 5, dan 6

• = daerah 1, 2, 3, 4, 6, dan 7

• = daerah 1, 2, 3, 4, 5, dan 7

• = daerah 1

• = daerah 2 dan 5

• = daerah 4, 5, dan 6

A B

C

S

5

1 4

2 3

7

6

B A

C B

C A

B A

C B

C A

C B A

A B

C B

A ) (

(26)

3. Konsep Probabilitas

• Aksioma teori himpunan

(27)

3. Konsep Probabilitas

• Probabilitas dan AB

A B A

B

AA

A

B

A

A B

P A P

  

B P A B

P   ( )    B

AA B

Aturan penjumlahan 

             

A B C

P

C B

P C

A P B

A P C

P B

P A

P C

B A

P

(28)

3. Konsep Probabilitas

• De-Morgan Law

B A

B A

B A

B

A    ;   

A B

B A

A B

B A

A B

B A

A B

B

A

(29)

3. Konsep Probabilitas

Contoh:

Kemungkinan bahwa Paula lulus ujian matematika adalah 2/3, dan kemungkinan ia lulus Bahasa

Inggris adalah 4/9. Bila probabilitas lulus

keduanya adalah ¼, berapakah probabilitas Paula dapat paling tidak lulus salah satu dari kedua

pelajaran tersebut?

Penyelesaian:

Bila M adalah kejadian “lulus matematika,” dan E adalah kejadian “lulus Bahasa Inggris,” maka

dengan aturan penjumlahan kita dapatkan

       

36 31 4

1 9 4 3

2

E P M P E P M E M

P

(30)

3. Konsep Probabilitas

Contoh: Sebuah sistem sembarang seperti yang ditunjukkan Gambar 3.6 tersusun atas tiga tingkat. Sistem ini akan bekerja dengan baik jika ketiga tingkatnya berjalan

dengan baik. Misalkan seluruh unit dalam setiap tingkat saling bebas dan masing-masing probabilitas berjalan baiknya adalah :

P(A) = 0,7 P(B) = 0,7 P(C) = 0,9 P(D) = 0,8 P(E) = 0,6 P(F) = 0,6 P(G) = 0,6

(31)

3. Konsep Probabilitas

Penyelesaian:

 

 

1

2 3

( ) ( atau ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 0,7 0,7 (0,7)(0,7) 0,91

( ) ( dan ) ( ) ( ) ( ) (0,9)(0,8) 0,72

( ) ( atau atau ) ( )

P T P A B P A B

P A P B P A B P A P B P A P B P T P C D P C D P C P D

P T P E F G P E F G

       

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 0,6 0,6 0,6 (0,6)(0,6) (0,6)(0,6) (0,6)(0,6) (0,6)(0,6)(0,6)

0,936

P E P F P G P E F P E G P F G P E F G P E P F P G P E P F P E P G P F P G P E P F P G

 

1 2 3 1 2 3 1 2 3

( ) ( dan dan ) ( ) ( ) ( ) ( )

(0,91)(0,72)(0,936) 0,613

P sistem berjalan P T T T P T T T P T P T P T

Jadi sistem tersebut secara keseluruhan memiliki 61,3 % kemungkinan dapat berjalan dengan baik.

(32)

3. Konsep Probabilitas

• Dua Kejadian Saling Lepas

Dua kejadian saling lepas terjadi bila A dan B dua kejadian sembarang pada S dan berlaku maka A dan B dua kejadian saling lepas (mutually exclusive, ME)

0

B A

A B

B A

A B

P(A) P(B)

P   

(33)

3. Konsep Probabilitas

• Dua Kejadian Saling Bebas

Dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B dan

sebaliknya kejadian B tidak mempengaruhi kejadian A

A BP ( A ) P ( B )

P   

(34)

3. Konsep Probabilitas

Contoh:

• Diketahui bahwa 30% mesin cuci buatan pabrik X

memerlukan perbaikan (service) selagi masih dalam masa garansi, sementara hanya 10% mesin pengering buatan pabrik yang sama yang membutuhkan perbaikan. Jika

sesorang membeli satu set yang terdiri dari mesin cuci dan mesin pengering probabilitas kedua mesin tersebut

memerlukan perbaikan selama masih dalam masa garansi dapat ditentukan dengan hukum perkalian. Jika C adalah peristiwa mesin cuci memerlukan perbaikan dan K adalah

peristiwa mesin pengering memerlukan perbaikan. Maka P(C)

= 0,3 dan P(K) = 0,1. Dengan asumsi bahwa mesin cuci dan mesin pengering berfungsi secara terpisah (saling bebas) satu sama lainnya, maka probabilitas keduanya memerlukan perbaikan selama masa garansi adalah:

( dan ) ( ) ( ) ( ) (0,3)(0,1) 0,03 P C K P C K P C P K

(35)

3. Konsep Probabilitas

• Probabilitas Bersyarat

probabilitas terjadinya kejadian A bila kejadian B telah terjadi

• Untuk dua kejadian saling bebas

 

atau ( )

 

( )

) (

)

( P A B P A B P B

B P

B A

B P A

P    

 

AB P(A) dan P

 

B A P(B)

P  

(36)

3. Konsep Probabilitas

B A

1

  B A

2

  B A

3

B      

B

S A1 A2 A3

) ( )

( )

( )

( )

( )

( )

(B P B A1 P A1 P B A2 P A2 P B A3 P A3

P      

(37)

3. Konsep Probabilitas

 

 

 

 

 

  

 

 

 

) (

) (

) (

) ) (

(

) (

) (

) (

) ) (

(

) (

) (

) (

) ) (

(

3 3 3

3

2 2 2

2

1 1 1

1

i i

i i

i i

A P A B P

A P A

B P B

P

A B

A P B P

A P A B P

A P A

B P B

P

A B

A P B P

A P A B P

A P A B P B

P

A B

A P B P

 

  

 

 ( )

) (

) (

) ) (

(

i i

i i i

i

P B A P A

A P A

B P B

P

A B

A P B

P

Aturan Bayes

(38)

3. Konsep Probabilitas

Pohon Probabilitas

(39)

3. Konsep Probabilitas

Contoh

Vendor I, II, III, dan IV menyediakan seluruh keperluan bantalan bush yang dibeli oleh perusahaan Sumber Teknik sebanyak masing-masing 25 %, 35 %, 10 % dan 30 %. Dari pengalaman selama ini diketahui bahwa vendor I, II, III, dan IV masing-masing mengirimkan 20 %, 5 %, 30 % dan 10 %

bantalan bush yang cacat. Maka probabilitas bahwa sebuah bantalan yang dipilih secara acak merupakan bantalan yang cacat dapat dihitung sebagai berikut. Misalkan A adalah

peristiwa pemilihan sebuah bantalan yang cacat, dan B1, B2, B3, dan B4, adalah peristiwa pemilihan bantalan dari vendor I, II, III, dan IV.

(40)

3. Konsep Probabilitas

• Kemudian jika terpilih sebuah bantalan cacat,

maka probabilitas bantalan cacat itu berasal dari vendor III adalah:

4

4

1 1

1 1 2 2 3 3 4 4

( ) ( ) ( | ) ( )

( | ) ( ) ( | ) ( ) ( | ) ( ) ( | ) ( ) (0,2)(0,25) (0,05)(0,35) (0,3)(0,1) (0,1)(0,3)

0,1275

i i i

i i

P A P A B P A B P B

P A B P B P A B P B P A B P B P A B P B

3

  

3

( ) 0,03

( | ) 0,2353

( ) 0,1275 P B A

P B A

P A

(41)

3. Konsep Probabilitas

Contoh:

Sebuah tas berisi 4 bola putih dan 3 bola hitam, dan tas yang kedua berisi 3 bola putih dan 5 bola hitam. Satu bola diambil dari tas pertama dan

diletakkan tanpa terlihat di dalam tas yang kedua.

Berapa probabilitas bahwa sebuah bola yang sekarang ditarik dari tas kedua adalah hitam?

Penyelesaian:

Ambil B1, B2 dan W1 mewakili secara berurut penarikan sebuah bola hitam dari tas 1, sebuah bola hitam dari tas 2, dan sebuah bola putih dari tas 1. Kita tertarik kepada gabungan dari kejadian saling terpisah dan B1B2 W1B2

(42)

3. Konsep Probabilitas

1 2  1 2  1 2  1 2

P B B atau W B P B B P W B

 

1

2 1

 

1

2 1

P B P B B P W P B W

3 6 4 5 38

7 9 7 9 63

      

            

Referensi

Dokumen terkait

Strategi penelitian yang digunakan adalah metode Cyclic, hasil perancangan dari penelitian ini berupa video promosi animasi 3D sesuai dengan citra sekolah, yang

Sadu wicara puniki anggen ngrereh data sane kapertama indik kawentenan nganggen sor singgih basa ritatkala mabebaosan ring pepruman olih kramaDesa Adat Ayunan, sane

Kemudian cetik niskala adalah meracun korban atau orang dengan sarana yang tidak kelihatan.Cetik ini hanya mampu dilakukan oleh orang yang memiliki ilmu Leak yang sudah

ƒ Diagenesis ketiga terjadi dalam lingkungan fresh water phreatic, yang ditandai oleh pelarutan butiran, matriks dan semen yang membentuk porositas vuggy dan moldic; pelarutan

Peneliti mengolah data yang didapat melalui kuesioner sehingga dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk, harga dan periklanan terhadap keputusan pembelian

Kesesuaian terapi antiviral yang diberikan oleh dokter untuk pasien mengacu pada Persatuan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) yang merekomendasikan pemberian antiviral untuk

Hasil jumlah iterasi dalam satu kali konvergen terhadap jumlah varian data training pada metode improved semi supervised k-means dengan k-means Pada pengujian ketiga

dengan masalah yang sedang di teliti, terdiri dari item yang jelas disukai dan yang tidak disukai. 2) Kemudian item-item tersebut dicoba kepada sekelompok responden yang