•
•
• I-I •
•
••
•
I
::JI
•
•
•
••
-•
-••
••
•
•I
_,
..
• •
•I
•
,.
-•
• .J
•
•
I
;J
I•
•
•
•
-I•
I•
I
I•
.I
...,• •
•
•
...
..
0
...
...
:.J
t:
:1
.-.
I
•
-••
:·
•
•
•
0
I
•
ᄋ セ@
•
•
-·-·
•
•
•:)
I .I•
•
I
, I•
• •
. :.=-
I I{)
r!:'•
c
•••
-1
-0
0
)
•
•
Ketua Penyunting
Sehat Simatupang (Ketua Program Studi Pendidikan Fisika)
Anggota Penyunting
Motlan (Ilmu Fisika, Unimed, Indonesia)
Mara Bangun Harahap (Pend. IPA, Unimed, Indonesia)
Sahyar (Ekonofisika,Unimed, Indonesia)
Ridwan A. Sani (Ilmu Fisika,Unimed, Indonesia)
Mariati Pumama Simanjuntak (Pend. IPA, Unimed, Indonesia)
Derlina (Teknologi Pembelajaran, Unimed, Indonesia)
Betty M Turnip (Teknologi Pembelajaran, Unimed, Indonesia)
Yeti (Pend. IPA, UNJ, Indonesia)
Ida Kaniawati (Pend.IPA, UPI, Indonesia)
Markus Diantoro (llmu Fisika,UM, Indonesia)
Wiyanto (Pend. IP A, UNNES, Indonesia)
...
Teknisi
Winsyahputra Ritonga
Tata Usaha
Hafiana
Alamat Redaksi
Prodi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan
Jln Willem Iskandar, Psr V Medan 20221, Telp. (061) 6625970; Fak (061) 6613319-6614002, Email : inpafifisika@gmail.com, website: jurnal.unimed.ac.id
Kontak Person
INPAFI
(lnovasi Pembelajaran Fisiba)
Program Studi Pendidiban Fisiba
FMIPA Universitas Negeri Medan
Volume
2,
Nomor
2,
Mei
2014
Abdul Hakim S, Lylis Bahriani
Ajeng Utrifani, Betty M. Turnip
Ali Muda Ritonga, Derlina
Citra Yunita, Khairul Amdani
Desi Kristin Lun1ban Gaol,
Makmur Sirait Dwi Pratiwi, Ratna Tanjung
Fatima Batubara, Karya Sinulingga
Fitriani,
Alkhafi Maas Siregar
Helastrin Hutagaol, Sehat Simatupang
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Inkuiri Dan Pembelajaran Konvensional Dalam Pembelajaran Fisika ( 1 - 8)
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Kinematika Gerak Lurus Kelas X Sma Negeri 14 Medan T.P.2013/2014 (9- 16)
Efek Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap Hasil Belajar fisika (17 - 24)
Fb1?fllllh rv1crl:i
Pcrnlrl:!iara1
Kqm!tif tセ@ &rut Teams Achievemen!Division
(Sta:l) dengpn Mmxle セQ@ T erllrlp HN1BeJ<Yar
SiswlPail Materi Listrik Dinarnis Kelas X Semester II di SMA Dham1awangsa Medan T.P. 2012/2013 (25 - 29)
Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Menggunakan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Siswa (30 - 39)
Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share
Berbantuan Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
VIII Semester II SMP Negeri 3 Kisaran ( 40 - 48)
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together Terhadap Hasil Belajar Siswa Smp Pada Materi Getaran Dan Gelombang (49 - 54)
Pmgpruh
Mooel
PembeJ<Yaran lrquiry Training Terla:lap I-m1BeJ<Yar
Siswa Pail Mateti Pd<d< Elastisitas Kelm XI Semesta· I d i MAN 1 Mcdan T.P 2013/2014(55-62)
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Pokok Listrik Dinamis
Di
Kelas X Semester II SMAleba Novika Sari, Ratelit Tarigan
Inna Sakinah Manik, Nurdin Bukit
Irdes Hidayana
Siregar, Rita Juliani
Jefri S Waruwu, Motlan
Juru Bahasa Sinuraya, Rizcha Dwitya
Lammindo Pakpahan. Usler Simarmata
Lamrobasa Mahulae, Henok Siagian
Masnur Marpaung, Pintar Simamora
Pintor Simamora, Asmidar Dalimunthe
Rani S.N Damanik, Ridwan Abd. Sani
Pengaruh Model Pem bel aj a ran Advance
Organizer Berbantuan Komputer Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Pokok Cahaya Di Kelas VIII SMP
Negeri 29 Medan (72 - 82)
Pengaruh Model Pemeel'!iaran Kooreratif tゥセ@ Studeni T earn
Achievemeni Division (Stad) Terhadap Hasil BeicYar Siswa Pada Mateti
UsahaDartEnergi Di SMP Muhammadiyah 1 Medan (83 - 90)
Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat Dan Wujudnya Di Kelas VII Semester I SMP Negeri 3 Percut
Sei Tuan T.P 2013/2014 (91 - 99)
The Influence of Multimedia Based Inquiry Training Learning Model On Student's Achievement on Momentum And
Impulse In Class Xi Sma N 1 P e r b au n g an Year
2013 / 2014(100-110)
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Gerak Newton Kelas X Semester Ganjil Di Sma Swasta Daerah Sei Bejangkar
T.A. 2013-2014 (111 - 118)
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantu Peta
"'k.onsep Dengan Model Pembelajara Konvensional Pada Materi Pokokbunyi Dikelas VIII Semester II SMP Negeri 4
Papgaribuan T.P. 2012/2013 (119 - 128)
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TOT
Untuk Meningkatkan Hasil Befajar Fisika Siswa Kelas XI Pada Materi Persamaan Keadaan Gas Ideal Oi SMA N 1
Percut Sei Tuan T.P. 2012/2013 (129 - 135)
Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis
Mindscaping Terhadap Hasilbelajar Siswa Pada
Sub-Materi Pokok Cahaya Di Kelas VIII Semester II SMP
Negeri 3 Pematangsiantar T.P 2012/2013 (136 - 143)
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share (TPS) Berbantuan Peta Konsep Terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa (144 - 152)
The Effect Of Children Learning In Science Model On
\·a nee Bela jar
SMP
11 Team
Mateti 3 -90)
aching
at Dan Percut
earning And Year
セィ@ Dan
r
Hasil Newton jangkar
Model Peta al Pada egeri 4
elas X! ANI
Berbasis Sub-ll SMP
3)
ink Pair
p Hasil
del On
Sahyar,
Nurfiza Aprida
Salomo Leonardus Simanjuntak,
Nurdin Siregar
Siti Maisyarah, Eva MarlinaGinting
Ulina Marito Sinaga, Manter Sihotang
Mursalin
Betty M. Turnip, iriana Fratiwi Turnip
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nwnher Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Besaran Dan Satuan Dikelas VIII SMP Negeri 1 Bakongan ( 161 - 170)
Pengaruh Model Pembelejaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Listrik Dinamis (171 - 179)
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipegroup
Investigation (GI) Berbasis Peta Konsep Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Materi Pokok Usaha dan Energi Dikelas VIII semester Ganjil SMPN 9 T.Balai (180 - _188.)
Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Listrik Dinamis Di SMA Negeri 16 Medan ( 189- 198)
Analisis Penguasaan Konsep Mahasiswa Pada Topik Kinematika Partikel ( 199 - 209)
Jurnallnpafi Vol. 2, No. 2, Mei 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TGT UNTUK MENINGKA TKAN HASIL BELAJAR
FISIKA SISWA KELAS XI PADA MATER! PERSAMAAN
KEADAAN GAS IDEAL DI SMA N 1 PERCUT SEI TUAN
T.P. 2012/2013
Lamrobasa Mahulae dan Henok Siagian
Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) terhadap
hasil belajar kognitif dan aktivitas belajar di SMA N 1 Percut Sei Tuan T.P. 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian dua grup pretes dan postes. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara acak (cluster random sampling) dengan mengambil 2 kelas
dari 4 kelas yaitu kelas XI IP A 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 2, yaitu tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan 5 option sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid oleh para ahli dan Jembar observasi aktifitas belajar siswa. Untuk menguji hipotesis digunakan uji beda (uji t), setelah uji prasyarat dilakukan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil postes dengan rata-rata kelas eksperimen 79,36 dan kelas kontrol 73,33. Rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa
adalah 68.03 termasuk kategori aktif. Berdasarkan hasil uji t dengan o. =
0,05 diperoleh ada pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok
Persamaan Keadaan Gas Ideal di SMA N 1 Percut Sei Tuan T.P.
2012/2013.
Kata kunci : model pembelajaran kooperatiftipe TGT, hasil belajar dan aktivitas.
ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of the application of cooperative learning model type TGT (Teams Games Tournaments) on cognitive learning outcomes and learning activities of students of class XI Semester II in the subject matter in the Ideal Gas State Equation SMA N 1 Percut Sei Tuan TP 201212013. The study was quasi-experimental study with two groups desain pretest and posttest. Sampling was done by random sampling by taking 2 classes of 4 classes namely class XI 1P A 2 as an experimental class and the number of students in class XI IP A 3 as the control class. Instruments are used there are 2 that achievement test and observation sheets. The instrument usedin this study there are 2, test of learning outcomes in the form of multiple choice with option 5 of 20 questions that
Jurnallnpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014
have been declared valid by the experts, and the observation sheet student
learning activities. To test the hypothesis used 、セヲヲ・イ・ョエ@ test (t test). after the
prerequisite test is done. the test of normality and homogeneity tests. Afler the study was completed, a post-test with an average yield of experimental class are 79.36 and the control class 73.33. The average overall score was 68.03 students' learning activities including active category. Results of the t
test for a = 0. 05 hypothesis is accepted, thus obtained no ウゥァョセヲゥ」。ョエ@ effect
applying cooperative learning model TGT on learning outcomes students in
the subject matter in the Ideal Gas State Equation SMA N 1 Percut Sei Tuan
TP 201212013.
Keywords: TGT cooperative model, learning outcomes and activities.
PENDAHULUAN
Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa
karena pendidikan sebagai akar
pembangunan bangsa.
Berkembangnya pendidikan sudah
pasti berpengaruh terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini tidak dapat terlepas dari kemaj uan ilmu fisika yang banyak menghasilkan temuan
baru dalam bidang sams dan
teknologi. Fisika salah satu cabang IPA yang merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari
gejala-gejala alam dan interaksi di
dalamnya. Pelajaran fisika lebih
menekankan . agar stswa mampu berpikir kritis dan sistematis dalam memahami konsep fisika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar stswa.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri l Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan menyebarkan angket kepada 38 orang siswa, 66,6 %
menyatakan tidak menyukai
palajaran fisika dengan alasan bahwa pelajaran fisika itu sulit dan kurang
menarik, 23,7 % menyatakan
pelajaran fisika itu biasa saja, dan
130
hanya 9,7 % siswa yang menyatakan
pelajaran fisika itu mudah dan
menyenangkan. Pandangan stswa
terhadap bidang studi fisika kurang menarik dan membosankan membuat
guru sulit untuk menerapkan
berbagai metode belajar lainnya
selain mencatat dan mengerjakan soal. Siswa kurang tertarik untuk turut berpartisipasi dalam proses pembelajaran sehingga siswa hanya menerima pelajaran. Kegiatan belajar mengajar yang kurang interaktif dan
kurang bervariasi seperti yang
tersebut di atas. mengakibatkan
kebosanan pada diri siswa dan
mengurangi minat dalam
mempelajari pelajaran tisika.
Perlu upaya dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas, yaitl:l dengan menggunaK.an model pembelajaran yang lebih efektif, yang dapat meningkatkan minat, semangat, kemampuan untuk dapat
bekerja bersama ternan dalam
menemukan suatu permasalahan, dan kegembiraan siswa serta dengan
sendirinya diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif yang
diterapkan adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Teams
mana model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalab merupakan salab satu model pembelajaran kooperatif
yang dikembangkan untuk
melibatkan siswa dalam menelaab
dan memabami materi dengan
bermain dan bertanding.
Belajar merupakan suatu
proses dan kegiatan mental yang
dialami oleb masing-masing individu untuk memperoleb suatu perubaban tingkab laku sebagai basil dari interaksi individu yang dialaminya dengan lingkungan. Hasil belajar
bukan suatu penguasaan basil
latiban, melainkan perubaban
kelakuan, dimana perubaban yang
dimaksudkan adalab perubaban
positif. Pada umumnya basil belajar peserta didik merupakan perubaban yang terjadi pada perubaban yang
bersifat. pengetabuan (kognitif),
keterampilan (psikomotorik), dan
sikap (attitude).
Ini berarti bahwa dengan berakbirnya suatu proses belajar.
maka seseorang atau stswa
memperoleh suatu basil belajar.
Seperti yang dikemukakan oleh
Sudjana (2005:22) bahwa "Hasil
belajar adalab
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya".
Slavin dalam Isjoni (2009: 15)
mengemukakan bahwa
"Pembelajaran kooperatif adalah
suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil yang
berjumlah 4-6 orang secara
kolaboratif sehingga dapat
merangsang stswa lebih bergairah dalam belajar".
Model pembelajaran
kooperatif lain: ( 1)
kelompok
memiliki em-em antara
Siswa bekerja dalam
secara kooperatif untuk
131
Jurnallnpafi Vol. 2, No. 2, Mei 2014
menuntaskan materi belajarnya: (2) Kelompok dibentuk dari siswa yang
memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah: (3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, dan jenis kelamin
yang berbeda-beda; dan ( 4)
Penghargaan lebih berorientasi
kelompok ketimbang individu Pembelajaran
kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur
permainan dan reinforcement. Pada
model tm siswa memainkan
permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan skor pada tim mereka. Permainan disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan pelajaran yang
dirancang untuk mengetes
pengetahuan yang diperoleh siswa dari penyampaian pelajaran di kelas
dan kegiatan-kegiatan kelompok.
Permainan itu dimainkan pada
meja-meja turnamen. Setiap meja
turnamen dapat diisi oleh
wakil-wakil kelompok yang berbeda,
namun memiliki kemampuan setara.
Permainan itu berupa
pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka dan
berusaha untuk menjawab
pertanyaan yang sesum dengan
angka tersebut. Turnamen 1111
memungkinkan bagi stswa dari
semua tingkat untuk
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar
lebih rileks disamping
menumbuhkan tanggung jawab,
kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada 5 komponen tahapan
utama dalam pembelajaran
kooperatif tipe TGT yaitu: (1)
penyajian kelas; (2) kelompok
(team); (3) game; (4) turnamen; dan
(5) Team recognize (Penghargaan
kelompok).
Kelebihan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
adalah: melatih s1swa
mengungkapkan atau menyampaikan gagasan atau idenya, melatih siswa untuk menghargai pendapat atau
gagasan orang lain dan
menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri l Percut Sei Tuan yang beralamat di Jalan Irian
Barat No.37 Sampali. Waktu
penelitian dilaksanakan pada bulan
Mei 2013 semester II T.P. 2012 I
2013.
Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas XI SMA
Negeri l Percut Sei Tuan T.P.
2012/2013 yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa 160 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas Xb dengan jumlah siswa sebanyak 41 orang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT dan kelas XI 3 dengan jumlah
siswa 39 orang diajar dengan model pembelajaran konvensional.
132
Jurnal lnpafi Vol. 2, No. 2, Mei 2014
Penelitian ini termasuk jenis penelitian quasi eksperimen dengan
desain penelitian two group pretes
pastes design seperti ditunjukkan
pada Tabel l.
Tabel l. Desain Penelitian Htエセᄋッ@
Group Pretes Pastes Design)
Kelas Pretes Perlakuan Postes Eksperimen
x,
TX"
Kontrol X K
X"
2
Keterangan :
X 1 = Pemberian pretes.
X 2 = Pemberian postes.
T Perlakuan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
K Perlakuan dengan model
pembelajaran konvensional.
Penskoran tanpa koreksi
terhadap jawaban tebakan pada tes objektif adalah satu untuk jawaban benar.
banyak butir jawaban benar
Skor
=
x 100banyak butir soal
Data aktivitas siswa selama pembelajaran diamati oleh pengamat dan dianalisis dengan menggunakan skor. Kategori untuk aktivitas dapat
dihitung dalam persen sebagai
berikut: o/o Aktivitas
jumlah skor yang diperoleh
_ _ _ _ __:_ _ _:__ _ _ _ X 100%
jumlah semua skor
Uj i Lilliefors digunakan untuk
melihat sampel berdistribusi normal
atau tidak dan uji homogenitas
[image:9.618.47.471.53.757.2]%
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dengan
menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT lebih baik
dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensial pada materi pokok persamaan keadaan gas ideal. Hipotesis yang diuji bcrbentuk:
Ho: X,= X2
Kriteria penguJ tan terima
H0 jika l1111ung < ttahei dimana t 1_a
didapat dari distribusi t dengan
dk=n1 +n2 -2 dan peluang (1-a).
Untuk harga-harga t lainnya
H
0ditolak.
Penelitian yang dilakukan di
SMA N I Percut Sei Tuan
menggunakan dua model
pembelajaran yang berbeda kepada kedua kelompok sampel, satu kelas
dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (kelas eksperimen) dan satu lagi sebagai kelas kontrol yaitu dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BerdasarkaQ hasil penelitian . ini diperoleh nilai rata-rata pretes untuk kelas eksperimen yaitu sebesar 40,01, standar deviasinya 14,64 dan variansnya adalah 214,4. Sedangkan untuk pastes diperoleh nilai rata-rata
yaitu sebesar 79,39, standar
deviasinya 1 I ,8 variansnya adalah
122,7. Sementara nilai rata-rata
pretes untuk kelas kontrol
berdasarkan sebesar 39,63, standar deviasinya 14,66 dan variansnya adalah 215,0. Sedangkan untuk nilai
pastes diperoleh nilai rata-rata
sebesar 73,33, standar deviasinya
I,, .).)
Jurnallnpafi Vol. 2, No. 2, Mei 2014
sebesar 12,43 dan variansnya adalah 154,4.
Sebelum diberikan
pembelajaran kepada kedua
kelompok sampel terlebih dahulu dilakukan pre-tes untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Hasil
penelitian diperoleh rata-rata pretes siswa kelas eksperimen sebesar 40, l dan kelas kontrol sebesar 39,63. Berdasarkan hasil hasil ini dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan nilai pretes kedua sam pel.
Setelah diketahui bagaimana kemampuan awal para siswa maka
diberikan pembelajaran yang
berbeda. Kelas eksperimen diberi
pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
dan kelas kontrol model
pembelajaran konvensional.
Kemudian kedua kelompok sampel diberikan pastes, maka diperoleh
rata-rata pastes untuk kelas
eksperimen sebesar 79,39 dan kelas kontrol 73,33. Berdasarkan hasil ini dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang signifikan antar hasil belajar (pastes) kedua kelompok sampel.
Dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT hasil belajar siswa lebih baik, karena pada saat proses pembelajaran, siswa belajar dalam bentuk kelompok dan
mengadakan turnamen yang
membuat siswa semakin antusias untuk belajar.
Selanjutnya sebelum
dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT dengan model pembelajaran konvensional, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat data.
Hasil pengujian homogenitas
antara kelompok sampel tersebut dinyatakan dapat mewakili seluruh populasi yang ada. Sedangkan hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji lilliefors, diperoleh kesimpulan bahwa data pretes kedua kelompok sampel memiliki data normal. Oengan demikian syarat
pengujian homogenitas dan
normalitas data telah terpenuhi
sehingga dapat dilanjutkan dengan pengujian hipotesis.
Penguj ian hipotesis untuk
postes dengan uji satu pihak yaitu pihak kanan. Hasil yang diperoleh adalah thitung = 2,44 dan harga ttabel =
1 ,668, maka thitung > ttabel maka Ha
diterima artinya ada pengaruh
menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok persamaan keadaan gas ideal.
Selama proses pembelajaran
kooperatif tipe TGT berlangsung
dilakukan pengamatan terhadap
aktivitas siswa dan diperoleh
rata-rata aktivitas siswa 68,03%
termasuk kategori aktif. Peningkatan
aktivitas juga terjadi di setiap
kelompok. Dari pertemuan awal
hingga pertemuan akhir persentase aktivitas tiap kelompok nterlihat naik dan rata-rata aktivitas tiap kelompok
tergolong dalam kategori aktif.
Kecenderungan aktivitas yang terjadi selama pembelajaran untuk ( l) visual
adalah membaca dan
memperhatikan, (2) oral adalah
bertanya dan mengeluarkan
pendapat, (3) listening adalah
mendengar arahan dengan tidak
terlalu tertib, ( 4) writing adalah
menulis dengan tertib, (5) motor adalah melakukan turnamen dengan tidak terlalu tertib, ( 6) mental adalah memecahkan persoalan walaupun tidak selalu benar dan (7) emotional
134
Jurnal lnpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014
adalah bersemangat dan tidak terlalu terti b.
Dalam penelitian ini peneliti
juga mengalami beberapa kendala
diantaranya: ( 1) masih terdapat siswa
yang kurang serius (2) siswa kurang
terbiasa dengan kelompok (3)
peneliti masih kurang dalam
pengendalian kelas ( 4) kurangnya kerja sama antar kelompok .
Kelebihan dari model
pembelajaran koperatif tipe TGT
adalah siswa dituntut untuk belajar lebih. bertanggung jawab melakukan
yang terbaik bagi keberhasilan
kelompok. Oleh karena itu, siswa termotivasi untuk saling membantu dan mempersiapkan diri menguasai pelajaran yang diberikan sehingga
s1swa mampu menguasm
pembelajaran secara individual.
Sedangkan kelemahan terletak pada kondisi waktu. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT membutuhkan waktu yang cukup banyak · untuk melakukan turnamen.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil
penelitian yang diperoleh dan hasil
analisa data serta penguJian
hipotesis maka dapat disimpulkan
sebagai berikut : ( 1 ). Berdasarkan
hasil uji t diperoleh bahwa ·ada perbedaan yang signifikan hasil belajar kognitif siswa yang diajarkan
dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dan penerapan model pembelajaran
konvensional, dengan kata lain
bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe TGT memberikan pengaruh yang signifikan dari pada model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa. (2) Aktivitas belajar siswa
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT meningkat dan diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa mencapai 68,03 dengan kategori aktif.
Saran
Berdasarkan hasil dan
kesimpulan dalam penelitian m1,
maka peneliti mempunyai beberapa
saran, yaitu: (I). Bagi peneliti
selanjutnya yang ingin melakukan
penelitian dengan menggunakan
model pembelajaran _kooperatif tipe
TGT disarankan lebih
memperhatikan dan membimbing
siswa selama bekerja dalam
kelompok dengan cara aktif bertanya kepada tiap siswa tentang apa yang telah dikerjakannya dalam ke!ompok dengan begitu siswa akan lebih
termotivasi untuk aktif dalam
menyelesaikan tugas kelompok. (2). Bagi peneliti selanjutnya disarankan
sebelum memulai proses
pembelajaran terlebih dahulu
dijelaskan kepada siswa bagaimana
pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT sehingga pada saat pelaksanaan pembelajaran para siswa sudah mengerti apa yang akan dilakukan dan tidak menyita waktu untuk fase-fase pembelajaran yang lain.
DAFT AR PUST AKA
Arikunto, S.,
Penelitian. Jakarta.
2007. Prosedur
Rineka Cipta:
Hamalik, Oemar, (2009), Proses
Belajar Mengajar, Bumi
Aksara, Jakarta.
Isjoni, (2009), Cooperative Learning, Alfabeta, Bandung.
135
Jurnallnpafi Vol. 2, No. 2, Mei 2014
Slavin, R., E., (2005). Cooperative
Learning Teori, Riset,dan
Praktik, Nusa Media. Bandung. Sudjana, (2005), Metoda Statistik,
Penerbit Tarsito, Bandung. Sudjana, N., (2005), Penilaian Hasil
Proses Mengajar, PT.
Rosdakarya, Bandung.
I
1