22 BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
PT. Central Capital Futures merupakan perusahaan pialang berjangka, yang berkomitmen menempatkan kepercayaan yang diberikan investor sebagai tanggung jawab perusahaan untuk berinvestasi dengan aman, terpercaya, dan dapat diandalkan. Perusahaan berjangka ini berpusat di Jakarta dan memiliki beberapa kantor cabang di kota-kota besar di Indonesia salah satunya di Yogyakarta. PT. Central Capital Futures resmi menjadi anggota Bursa Berjangka Jakarta pada tahun 2005 dengan No.SPAB-145/BBJ/10/05 dan disahkan dengan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Perdagangan Komoditi (BAPPETI) No.881/BAPPETI/SI/1/2006. Selain itu juga PT.Central Capital Futures telah menjadi anggota Kliring Berjangka Indonesia berdasarkan sertifikat No.35/AK-KBI/IV/2006.
23
membayar sejumlah premi kepada Bursa Berjangka Jakarta untuk dikliringkan pada PT.Kliring Berjangka Indonesia(Persero). Salah satu produk transaksi yang ditawarkan oleh PT.Central Capital Futures adalah valuta asing. Produk transaksi valuta asing yang ditawarkan, yaitu EUR/USD (Euro terhadap Dollar Amerika), GBP/USD (Poundsterling terhadap Dollar Amerika), AUD/USD (Dollar Australia terhadap Dollar Amerika), USD/JPY (Dollar Amerika terhadap Yen Jepang, dan USD/CHF (Dollar Amerika terhadap Franc Swiss).
4.2. Karakteristik Responden
24 Tabel 4.1
Karakteristik Responden
Karakteristik Kategori ∑ Resp % Jenis kelamin Laki-laki 26 61.9%
Perempuan 16 38.1%
Usia
20-29 Tahun 32 76%
30-39 Tahun 7 16.7%
40-49 Tahun 2 4.8%
50-59 Tahun 1 2.4%
Pendidikan Terakhir
SMU 3 7.1%
S1 34 81.0%
S2 2 4.8%
Lainnya (D3) 3 7.1%
Sumber: Lampiran 3 hasil pengolahan data SPSS, 2016
25 Tabel 4.2
Pengalaman Trading Valuta Asing
Informasi
Responden Kategori
∑ Res p % Pertama kali Trading
<2009 3 7.1%
2009-2011 3 7.1%
2012-2014 4 9.5%
>2014 32 76.2 %
Nilai Investasi Awal (Rp)
<10.000.000 10 23.8 %
10.000.000-50.000.000 24
57.1 %
60.000.000-100.000.000 5
11.9 % >100.000.000 3 7.1%
Nilai Investasi Saat Ini (Rp)
<10.000.000 6 14.3 %
10.000.000-50.000.000 25
59.5 %
60.000.000-100.000.000 8
19.0 % >100.000.000 3 7.1% Frekuensi
Trading Harian 42 100%
Belajar Trading
Sendiri 11 26.2
%
Teman 7 16.7
%
Agen 5 11.9
%
Sendiri; Teman 5 11.9 % Lainnya (PT.CCF) 14 33.3
26
Dari tabel 4.2 hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak responden memulai trading diatas tahun 2014, yaitu sebanyak 32 orang (76.2%). Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar responden relatif baru dalam melakukan trading valas karena memiliki pengalaman trading dibawah 2 tahun, dan hanya 3 orang responden (7.1%) yang memiliki pengalaman lebih dari 7 tahun. Berkaitan dengan nilai investasi awal, sebagian besar responden melakukan trading dengan nilai investasi awal pada range Rp 10.000.000,- sampai dengan Rp 50.000.000,- yaitu sebanyak 24 orang (57.1%). Sama halnya dengan nilai investasi saat ini, lebih banyak responden memiliki modal pada pada range Rp 10.000.000,- sampai dengan Rp 50.000.000,-
27
bahwa semua responden melakukan trading valuta asing secara harian (rutin). Hal ini dapat memberikan indikasi bahwa trading valas merupakan pekerjaan utama bagi seluruh responden. Dari data responden diketahui bahwa sebanyak 14 orang responden (33.3%) belajar trading valas dari PT. Central Capital Futures. Selanjutnya data tentang tingkat keuntungan dan tingkat kerugian dalam melakukan trading valas dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 4.3
Tingkat Keuntungan dan Tingkat Kerugian Trading Valas
Informasi
Responden Kategori ∑Resp %
Hasil yang paling sering
diperoleh
Rugi 8 19.0%
Impas 12 28.6%
Untung 22 52.4%
Tingkat Keuntungan
0% - 25% 21 50%
26% - 50% 11 26.2%
51% - 75% 6 14.3%
76% - 100% 1 2.4%
100% keatas 3 7.1%
Tingkat Kerugian
0% - 25% 14 76.2%
26% - 50% 18 42.9%
51% - 75% 5 11.9%
76% - 100% 5 11.9%
Yang sering menjadi penyebab
kerugian
Kesalahan dalam
melakukan analisis 16 38.1%
Strategi yang digunakan
kurang tepat 2 4.8%
Terlalu lama menahan
posisi valas rugi 24 57.1%
28
Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 22 orang (52.4%) paling sering mengalami keuntungan, sedangkan sebanyak 12 orang responden (28.6%) mengalami hasil impas selama melakukan transaksi valas, sisanya sebanyak 8 orang responden (19%) mengalami kerugian. Selanjutnya terlihat bahwa 21 responden (50%) berada pada tingkat keuntungan 0% sampai 25%, sementara tingkat kerugian lebih banyak berada pada tingkat 26% sampai 50%, yakni sebanyak 18 orang (42.9 %). Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden, yakni 24 orang (57.1%) mengatakan bahwa terlalu lama menahan posisi rugi sering menjadi penyebab mengalami kerugian dalam bertransaksi valas. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa sebagian besar responden terindikasi memiliki perilaku disposition effect, karena terlalu lama menahan posisi
29 Tabel 4.4
Strategi Trading Valuta Asing
Informasi
Responden Kategori ∑Resp %
Strategi Trading
Stop Loss (SL) 16 38.1%
Cut Loss (CL) 10 23.8%
Hedging 16 38.1%
Alasan Pemilihan
Strategi
Meminimalisasi tingkat kerugian
16 38.1%
Lebih aman dan
efisien 10 23.8%
Bisa dapat profit dari dua
posisi
16 38.1%
Sumber: Lampiran 3 hasil pengolahan data SPSS, 2016
Berkaitan dengan strategi trading, masing-masing sebanyak 16 orang responden (38.1%) paling sering menggunakan strategi Stop Loss (SL) dan Hedging. Cut loss merupakan strategi dimana menutup posisi secara
30
strategi trading tersebut dengan alasan dapat meminimalisasi tingkat kerugian dan bisa memperoleh profit dari dua posisi.
4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
31 Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Indikator Nilai r
hitung
Nilai r
tabel Ket Disposition
Effect
Terlalu lama
menahan valas 0.533 0.3044 Valid
Tidak segera menutup posisi rugi
0.536 0.3044 Valid
Melakukan penambahan dana
0.601 0.3044 Valid
Merasa takut harga berbalik arah
0.645 0.3044 Valid
Segera mungkin merealisasikan keuntungan
0.718 0.3044 Valid
Merasa mampu bertransaksi valas
0.594 0.3044 Valid
Merasa puas ketika
keuntungan diperoleh
0.657 0.3044 Valid
Tidak menahan keuntungan terlalu lama
0.416 0.3044 Valid
Sumber: Lampiran 4 hasil pengolahan SPSS, 2016
32 Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Alpha
Hitung
Alpha Cronbach
Ket
Disposition
effect 0.843 0.600 Reliabel Sumber: Lampiran 4 hasil pengolahan SPSS, 2016
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai alpha Cronbach lebih dari 0.6 yakni sebesar 0.843. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan pertanyaan pada kuisioner yang dibagikan kepada 42 sampel dalam penelitian ini adalah reliabel dan memenuhi persyaratan untuk digunakan untuk analisis lebih lanjut.
4.4. Statistik Deskriptif Data Penelitian
33
Perilaku disposition effect merupakan kecenderungan seseorang dimana terlalu cepat atau terburu-buru merealisasikan keuntungan yang didapat dan menahan kerugian dalam waktu yang relatif lama. Perilaku tersebut didorong oleh emosi psikologis untuk menghindari penyesalan (avoiding regret) dan mencari kebanggaan (seeking pride). Perilaku menghindari penyesalan (avoiding regret) akan mendorong trader untuk terus memegang terlalu lama valuta asing yang tidak mempunyai prospek, dimana mereka berpikir bahwa posisi valuta asing tersebut akan segera menjadi bagus, sedangkan disisi lain perilaku mencari kebanggaan (seeking pride) mendorong trader untuk segera merealisasikan keuntungan yang didapat dari trading karena trader berpikir bahwa keputusan tersebut menunjukkan bahwa mereka mampu dalam melakukan trading valuta asing dan keputusannya paling tepat.
34 Tabel 4.7
Statistik Deskriptif Rata-rata Variabel Penelitian Indikator Menghindari Penyesalan (Avoiding regret)
perilaku Disposition effect (n=42)
Indikator Menghindari Penyesalan (avoiding
regret) Disposition effect
Min Max Mean Standar deviasi
Sering menahan posisi valas rugi karena berpikir harga akan segera membaik kembali.
2 5 3.857 0.718
Ketika mengalami kerugian tidak segera menutup posisi
kerugian tersebut.
2 5 3.429 0.914
Melakukan
penambahan dana untuk
mempertahankan posisi kerugian
1 5 3.381 0.882
Segera mungkin merealisasikan kuntungan,
dikarenakan khawatir keuntungan tersebut berbalik menjadi kerugian.
1 5 3.762 0.850
Rata-rata Indikator Menghindari
Penyesalan
1.5 5 3.60
7 0.841
Sumber:Lampiran 5 hasil pengolajan data SPSS, 2016 Keterangan: Interval kategori jawaban: 1.00 – 3.00
35
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa rata-rata indikator menghindari penyesalan (avoiding regret) perilaku disposition effect secara keseluruhan adalah sebesar 3.607, dengan standar deviasi sebesar 0.841. Hal ini dapat diartikan bahwa responden mengalami perilaku menghindari penyesalan (avoiding regret) dalam transaksi valuta asing.
36 Tabel 4.8
Statistik Deskriptif Rata-rata Variabel Penelitian Indikator Mencari Kebanggan (Seeking pride)
perilaku Disposition effect (n=42)
Indikator Mencari Kebanggan
(Seeking
pride)Disposition effect
Min Max Mean Standar deviasi
Segera
merealisasikan keuntungan tersebut terlepas keuntungan tersebut hanya sedikit.
2 5 3.833 0.621
Dengan
merealisasikan keuntungan dengan cepat, merasa
mampu dalam bertransaksi valas.
1 5 3.476 0.917
Ada rasa kepuasan tersendiri ketika mampu
merealisasikan keuntungan segera mungkin
2 5 3.690 0.604
Tidak menahan posisi keuntungan cukup lama.
2 5 3.738 0.828
Rata-rata Indikator Mencari
kebanggaan
1.75 5 3.684 0.743
Sumber:Lampiran 5 hasil pengolajan data SPSS, 2016 Keterangan: Interval kategori jawaban: 1.00 – 3.00
37
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa rata-rata indikator mencari kebanggaan (seeking pride) perilaku disposition effect secara keseluruhan adalah sebesar 3.684, dengan standar deviasi 0.743. Hal ini dapat diartikan bahwa responden mengalami disposition effect yang didukung oleh perilaku mencari kebanggaan (seeking pride) dalam transaksi valuta asing.
38 Tabel 4.9
Statistik Deskriptif Rata-rata Variabel Penelitian Indikator Menghindari Penyesalan (Avoiding regret)
dan Mencari Kebanggan (Seeking pride)
Disposition Effect Min Max Mean Standar
deviasi Menghindari
Penyesalan (avoiding regret)
2 5 3.607 0.841
Mencari kebanggaan
(seeking pride) 2 5 3.684 0.743 Rata-rata disposition
effect 2 5
3.64
6 0.792
Sumber:Lampiran 5 hasil pengolajan data SPSS, 2016 Keterangan: Interval kategori jawaban: 1.00 – 3.00
(Tidak mengalami Disposition effect); 3.01 – 5.00 (Mengalami Disposition effect)
39 Tabel 4.10
Informasi Responden Berkaitan Perilaku Disposition Effect Informasi Responden Tidak mengala mi dispositio n effect Mengala mi dispositio n effect Total Menahan posisi rugi dengan harapan posisinya berubah menjadi keuntungan untuk menghindari perasaan bersalah jika mengalami kerugian
Ya 6 17 23
Tidak 4 15 19
Sikap trader saat mengalami kerugian menerima kesalahan membuat keputusan
6 13 18
susah menerima kesalahan membuat keputusan itu
2 2 4
menyesal bahwa telah
membuat keputusan yang salah
2 17 20
merealisasik an keuntungan walaupun hanya sedikit atau (a). Langsung merealisasik an keuntungan walaupun
40 menunggu
sampai nilai valas
bergerak naik agar keuntungan semakin besar
hanya sedikit
(b). Menunggu
nilai valas bergerak
naik
3 9 12
Perasaan trader saat
langsung merealisasik
an
Merasa puas
7 20 27
Khawatir nilai valas akan naik
lagi
1 2 3
Sumber: Lampiran 5 hasil pengolahan data SPSS, 2016
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden, yaitu 23 orang (54.8%) sejutu bahwa menahan posisi rugi dalam waktu yang relatif lama dengan harapan posisinya berubah menjadi keuntungan untuk menghindari perasaan bersalah jika mengalami kerugian, dari 23 orang yang setuju dapat dilihat bahwa sebanyak 17 responden mengalami disposition effect. Terkait dengan sikap trader saat
mengalami kerugian, sebanyak 18 orang (42.9%) responden memilih bersikap menerima kesalahan saat membuat keputusan, meskipun mereka menerima kesalahan membuat keputusan tetapi tetap saja responden tersebut mengalami perilaku disposition effect yaitu sebanyak 13 orang, selanjutnya sebanyak
41
effect, dan sisanya hanya 4 orang (9.5%) yang susah
menerima kesalahan membuat keputusan tersebut. Hal ini mendukung hasil penelitian berkaitan dengan subvariabel menghindari penyesalan (avoiding regret) perilaku disposition effect.
Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden, yaitu 30 orang (71.4%) memilih langsung merealisasikan keuntungan walaupun keuntungannya hanya sedikit, dan lebih banyak responden yang mengalami disposition effect dibandingkan yang tidak mengalami, yaitu sebanyak 23 orang responden. Dari 30 orang responden tersebut diketahui bahwa saat langsung merealisasikan keuntungan sebanyak 27 (90%) merasa puas akan hasil yang diperoleh dan hanya 3 orang (10%) yang khawatir nilai valas akan bergerak naik. Informasi responden ini sangat mendukung hasil penelitian yang berkaitan dengan subvariabel mencari kebanggaan (seeking pride) perilaku disposition effect.
42 4.5. Uji Hipotesis
4.5.1.Perilaku Disposition Effect dalam Transaksi Valuta Asing
Pengujian hipotesis ditujukkan untuk melihat ada tidaknya kecenderungan perilaku disposition effect dalam transaksi valuta asing. Pengujian hipotesis ini akan menggunakan uji binomial / Binomial Test, dengan hasil perhitungan seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.11
Binomial Test Perilaku Disposition Effect
Category N Obse
rved Prop. Tes t Pro p. Exact Sig. (2-tailed) Avoiding regret Mengalami avoiding regret
32 .76 .50 .001
Tidak mengalami avoiding regret
10 .24
Total 42 1.00
Seeking pride
Mengalami seeking pride
32 .76 .50 .001
Tidak mengalami seeking pride
10 .24
Total 42 1.00
Tingkat Kecenderung an
Mengalami
Disposition Effect
32 .76 .50 .001
Tidak Mengalami Disposition Effect
10 .24
Total 42 1.00
Sumber: Lampiran 6 hasil pengolahan SPSS, 2016
43
responden yang mengalami perilaku Disposition effect jauh lebih besar yaitu sebanyak 32 orang responden (76%) dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami perilaku Disposition effect yaitu hanya sebanyak 10 orang responden (24%). Hasil penelitian membuktikan bahwa setiap responden yang mengalami perilaku disposition effect didorong karena adanya perilaku menghindari penyesalan dan mencari kebanggaan. Selanjutnya dapat dilihat juga hasil uji statistika dimana menunjukkan nilai taraf signifikansi sebesar 0.001 yang artinya lebih kecil dari α 0.05 (alpha = 0.05).
Nilai proporsi hasil pengamatan perilaku responden yang menyatakan mengalami perilaku disposition effect lebih besar dibandingkan dengan
responden yang tidak mengalami perilaku disposition effect, maka dapat disimpulkan dalam transaksi valuta
asing responden memiliki kecenderungan perilaku disposition effect. Dengan demikian, hipotesis dalam
penelitian ini diterima.
44 Tabel 4.12
Crosstabulation Faktor Demografi Tidak Mengalami Disposition Effect Mengala mi Dispositi on Effect Total Jenis Kelamin
Laki-laki 7 19 26
Perempuan 3 13 16
Total 10 32 42
Pearson Chi-Square
Value df Asymp.Sig.
(2-sided)
0.369 1 0.546
Usia
= atau > 30 tahun
6 4 10
< 30 tahun 4 28 32
Total 10 32 42
Pearson Chi-Square
Value df Asymp.Sig.
(2-sided)
9.476 1 0.002
Pendidika n
Dibawah S1 1 5 6
= atau >S1 9 27 36
Total 10 32 42
Pearson Chi-Square
Value df Asymp.Sig.
(2-sided)
0.197 1 0.657
Pengalama n
= atau > 5 tahun
4 2 6
< 5 tahun 6 30 36
Total 10 32 42
Pearson Chi-Square
Value df Asymp.Sig.
(2-sided)
2.647 1 0.104
45
Dari tabel 4.12 dapat dilihat hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai pearson chi-square sebesar 0.369 yang lebih kecil dari chi-square tabel sebesar 3.84. Selain itu, dapat juga dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.546 yang lebih besar dari 0.05. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa tidak terdapat keterkaitan antara jenis kelamin dengan kecenderungan mengalami perilaku disposition effect. Selanjutnya dapat diketahi bahwa dalam transaksi valuta asing didominasi responden yang berusia dibawah 30 tahun dan ditemukan sebanyak 28 responden mengalami perilaku disposition effect. Hasil yang diperoleh memberikan gambaran bahwa terdapat keterkaitan antara usia dengan perilaku disposition effect karena nilai nilai pearson chi-square sebesar
9.476 yang lebih besar dari chi-square tabel sebesar 3.84 dan dapat diketahui juga bahwa nilai signifikasi adalah sebesar 0.002 lebih kecil dari 0.05.
46
pendidikan tidak memiliki keterkaitan dengan kecenderungan mengalami perilaku disposition effect dalam transaksi valuta asing.
Berdasarkan pengalaman trading, Tabel 4.12 menunjukkan 29 orang responden dengan pengalaman dibawah 5 tahun yang mengalami perilaku disposition effect dari total responden yang berjumlah 36 orang.
Hasil pengujian chi-square menunjukkan bahwa nilai pearson chi-square sebesar 2.647 lebih kecil dari nilai
chi-square tabel 3.84 dan nilai signifikansi sebesar 0.104 lebih besar dari 0.05. Dengan demikian pengalaman trading tidak memiliki keterkaitan dengan kecenderungan mengalami perilaku disposition effect.
Berdasarkan hasil pengujian chi-square dan pemaparan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diketahui bahwa hanya faktor usia yang mengalami keterkaitan dengan kecenderungan perilaku disposition effect dalam transaksi valuta asing. Faktor
47 4.6. Pembahasan
Disposition effect merupakan perilaku investor yang terburu-buru merealisasikan keuntungan dari investasinya dan terlalu lama menahan kerugian yang mungkin terjadi (Shefrin & Statman,1985). Selanjutnya Kahneman dan Tversky (1979) dalam prospect teory mengatakan investor memiliki perilaku yang enggan menerima kerugian dari investasinya, sehingga menyebabkan investor bersikap tidak rasional.
48
trading tersebut kebanyakan trader akan merasa cepat
puas sekalipun sebenarnya valas tersebut memiliki prospek yang bagus.
Para trader beranggapan bahwa merealisasikan kerugian segera mungkin merupakan keputusan yang kurang tepat. Disisi lain, para trader juga berpikir merealisasikan segera mungkin keuntungan yang mereka peroleh merupakan pembuktian bahwa keputusan tersebut menunjukkan mereka mampu dalam melakukan trading valuta asing dan keputusan yang mereka ambil tepat. Mencari kebanggaan (seeking pride) dan menghindari penyesalan (avoiding regret) merupakan penyebab trader lebih cepat merealisasikan keuntungan dibandingkan kerugian.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Muerman & Volkman (2006) dan Goo, Chen, Chang & Yeh (2010) dalam pasar saham, dimana menjelaskan investor individu mengalami perilaku disposition effect yang didorong oleh adanya perilaku
49
Penelitian ini juga dikaitkan dengan faktor demografi (jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pengalaman) dengan kecenderungan perilaku disposition effect dalam transaksi valuta asing.
Berdasarkan jenis kelamin, pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada keterkaitan jenis kelamin dengan perilaku disposition effect. Tidak terdapat keterkaitan antara perilaku disposition effect dan jenis kelamin menunjukkan bahwa setiap investor baik laki-laki atau perempuan memiliki peluang yang sama mengalami perilaku disposition effect dalam melakukan transaksi valuta asing. Hasil penelitian ini mendukung serta sejalan dengan penelitian Talpsepp (2010) yang menyatakan bahwa laki-laki atau perempuan sama-sama memiliki peluang mengalami perilaku disposition effect.
Faktor demografi lainnya adalah faktor usia, menunjukkan bahwa faktor usia memiliki signifikansi atau keterkaitan dengan adanya perilaku disposition effect. Hal tersebut dikarenakan faktor usia ikut
50
Berdasarkan tingkat pendidikan, dalam penelitian ini ditemukan bahwa sebagian besar trader dalam melakukan transaksi valas yang memiliki pendidikan S1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya keterkaitan antara tingkat pendidikan dan perilaku disposition effect. Hal ini berbeda dengan penelitian dari Goo et all (2010) yang mengatakan bahwa investor dengan tingkat pendidikan Sarjana mempunyai tingkat perilaku disposition effect lebih rendah dibandingkan investor yang memiliki tingkat pendidikan dibawah Sarjana. Dalam penelitian ini, berdasarkan pengalaman trading didominasi oleh trader yang memiliki pengalaman dibawah 5 tahun. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat pengalaman trading tidak memiliki keterkaitan dengan perilaku
disposition effect. Hal tersebut dikarenakan, trader yang
51
cukup lama mempunyai tingkat disposition effect yang lebih rendah dibandingkan investor yang baru melakukan transaksi.
Berdasarkan hasil pengujian chi-square dan pemaparan yang telah dilakukan diatas, maka dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini hanya satu faktor demografi yang memiliki keterkaitan yang signifikan terhadap perilaku disposition effect, yaitu faktor usia. Hasil penelitian ini memperkuat bukti penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Feng dan Seasholes (2005). Selanjutnya faktor demografi lainnya (jenis kelamin, tingakat pendidikan, dan pengalaman trading) tidak memiliki keterkaitan dengan perilaku disposition effect. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak