• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SEGMENTASI DEMOGRAFI DAN PSIKOGRAFI PENGGUNA PONSEL QWERTY DI WILAYAH RUNGKUT SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS SEGMENTASI DEMOGRAFI DAN PSIKOGRAFI PENGGUNA PONSEL QWERTY DI WILAYAH RUNGKUT SURABAYA."

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai per syaratan memperoleh Gelar Sar jana

Administr asi Bisnis pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

Oleh:

SANTY PERMATA SARI

NPM.0842010014

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK J URUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

▸ Baca selengkapnya: jelaskan jenis teknologi komunikasi data pada ponsel

(2)

pemberi nafas hidup pada seluruh makhluk. Hanya kepadaNyalah syukur

dipanjatkan atas rahmat dan karunia Allah S.W.T yang telah memberikan

kekuatan kemampuan serta kemudahan sehingga penulis dapat dalam

menyusun laporan skripsi yang berjudul “Analisis Segmentasi Demogr afi

Dan Psikogr afi Pengguna Ponsel Qwer ty Di Wilayah Rungkut

Sur abaya” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana pada

Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan

terima kasih yang sebesar - besarnya kepada dosen pembimbing yaitu,

Dra. Ety Dwi Susanti, M.Si dan semua pihak yang telah membantu

terselesaikannya laporan skripsi ini terutama kepada:

1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Dra. Lia Nirawati, M.Si, selaku ketua program studi Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik UPN

“Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dra. Siti Ning Farida, M.Si selaku sekretaris program studi Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik UPN

“Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak dan Ibu dosen program studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu politik UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah

(3)

6. Sahabat-sahabat terbaik yang telah mendukung dan membantu penulis

untuk menyelesaikan laporan skripsi ini

7. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung hingga terselesaikannya laporan skripsi ini.

Penulis menyadari segala keterbatasan kemampuan dan pengetahuan,

sehingga saran dan kritik sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

penulisan ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya , Mei 2012

(4)

HALAMAN PERSETUJ UAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

ABSTRAKSI xi

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Fokus Penelitian 8

1.3 Tujuan Penelitian 8

1.4 Manfaat Penelitian 8

1.4.1 Teoritis 8

1.4.2 Praktis 9

BAB II : KAJ IAN TEORI 10

2.1 Penelitian Terdahulu 10

2.2. Perbedaan Penelitian 13

2.3. Pemasaran 13

2.3.1. Pengertian Manajemen Pemasaran 13

2.3.2. Pengertian Pemasaran 16

(5)

2.4.1. Pengertian Jasa 32

2.4.2. Karakteristik Jasa 34

2.4.3. Elemen Strategi Pemasaran 36

2.5. Segmentasi Pasar 36

2.5.1. Pendekatan Untuk Segmentasi Pasar 40

2.5.2. Proses Segmentasi Pasar 40

2.5.3. Dasar – Dasar Segmentasi 41

2.6. Profil Konsumen 42

2.6.1.Profil Demografi 44

2.6.2. Profil Psikografis 45

2.7. Kerangka Berpikir 52

BAB III : METODE PENELITIAN 53

3.1. Desain Penelitian 53

3.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel 53

3.2.1 Demografi 53

3.2.2 Psikografi 57

3.3. Jenis dan Sumber Data 59

3.4. Pengukuran Variabel 60

3.5. Alat dan Metode Pengumpulan Data 60

(6)

3.8. Teknik Analisis Data 64

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 67

4.1. Karakteristik Obyek Penelitian 67

4.2. Profil Demografi Reponden 67

4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 72

4.4. Analisis Data 82

4.5. Pembahasan 98

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 108

5.1. Kesimpulan 108

5.2. Saran 110

DAFTAR PUSTAKA 112

DAFTAR LAMPIRAN 114

(7)

Tabel 2.3 Penghasilan keluarga per bulan 46

Tabel 2.4 Kelas Sosial 46

Tabel 2.5 Dimensi gaya hidup 48

Tabel 4.6 Profil Jenis Kelamin Responden 67

Tabel 4.7 Profil Usia Responden 68

Tabel 4.8 Profil Pekerjaan Responden 68

Tabel 4.9 Profil Pendidikan Terakhir Responden 68

Tabel 4.10 Profil Pendapatan Responden 69

Tabel 4.11 Profil Pengeluaran Responden 70

Tabel 4.12 Profil Merek Ponsel Qwerty Responden 70

Tabel 4.13 Sumber Pendapatan Responden 71

Tabel 4.14 Uji Validitas Item dengan Total Variabel Gaya Hidup 72

Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Item dengan Total Variabel Gaya Hidup 75

Tabel 4.16 Uji Validitas Item dengan Total Variabel Kepribadian 77

Tabel 4.17 Uji Realibilitas Variabel Gaya Hidup 79

Tabel 4.18 Uji Reliabilitas Variabel Kepribadian 80

Tabel 4.20 Final Cluster Cluster Centers 83

Tabel 4.21 Hasil Uji Anova untuk Tiap Item Variabel Gaya Hidup dan

Kepribadian 89

Tabel 4.22 Jumlah Cases Tiap Cluster 91

Tabel 4.23 Hubungan Tiap Cluster atau Segmen dengan Jenis Kelamin,

Usia, Pekerjaan, Pendidikan Terakhir dan Pendapatan 91

Tabel 4.24 Hubungan Tiap Cluster atau Segmen dengan Pengeluaran

Responden 95

Tabel 4.25 Hubungan Tiap Cluster atau Segmen dengan Merek Ponsel

Qwerty dan Sumber Pendapatan Responden 96

(8)

dan positioning 39

Gambar 2.2 Kerangka berpikir analisis Segmentasi demografi dan

(9)

Lampiran 3. Frekuensi Profil Responden 130

Lampiran 4. Correlations (Uji Validitas) dan Reability (Uji Reabilitas) 133

Lampiran 5. Hasil Crosstab dan Cluster 143

(10)

Communication technologies now experiencing a sharp increase in the use of cell phones (mobile phones). The demand for qwerty phones is also expected to keep growing and will color every year. Reality that happens, many vendors that offer this type of qwerty phones, the phone vendor was currently competing to attract the attention of buyers. Qwerty phone prices right now are relatively cheap and affordable for all people. Demographic segmentation divides the market into groups based on variables such as age, gender, family size, family life cycle, income, employment, education, religion, race, generation, and nationality. Psychographic segmentation, divides the market into different groups based on social class, lifestyle, or personality characteristics. Products such as mobile phones tend to be examined in terms of demographic and psychographic. The research problem can be formulated into how the demographic and psychographic segmentation qwerty mobile phone users in the region Rungkut Surabaya. The purpose of this study is to determine the segmentation of qwerty mobile phones users in the region Rungkut Surabaya.

This research uses descriptive quantitative research design with survey research methods shaped by distributing questionnaires. The population in this study are residents of region Rungkut Surabaya who are using and owning a qwerty phone. Sampling was carried out using simple random sample. Data analysis techniques for market segmentation variables is cluster analysis and crosstab.

The result shows that a). Pr ofile Segment 1: less well established,

fulfilled, makers,excitement. b). Pr ofile Segment 2: established, achievers, dan excitement. c). Pr ofile Segment 3: very well established, actualizers, competent dan sophisticate.

(11)

Teknologi komunikasi yang sekarang ini mengalami peningkatan yang cukup tajam adalah penggunaan telepon seluler (ponsel). Permintaan akan ponsel qwerty juga terus bertumbuh dan diperkirakan akan mewarnai setiap tahun. Realita yang terjadi, sudah banyak vendor-vendor ponsel yang menawarkan jenis qwerty ini, vendor ponsel pun saat ini bersaing ketat untuk menarik perhatian pembeli. Harga ponsel Qwerty saat ini juga relatif murah dan terjangkau untuk semua kalangan. Segmentasi demografis yaitu membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, dan kebangsaan. Segmentasi psikografis, yaitu membagi pasar menjadi kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik kepribadian. Produk seperti ponsel cenderung dapat diteliti dari aspek demografi dan psikografi. Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dapat dirumuskan adalah bagaimana segmentasi demografi dan psikografi pengguna ponsel qwerty di Wilayah Rungkut Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui segmentasi pengguna ponsel qwerty di Wilayah Rungkut Surabaya berdasarkan aspek demografi dan psikografi.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian berbentuk survei dengan cara penyebaran kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk Wilayah Rungkut Surabaya yang menggunakan ponsel qwerty. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik samplingacak sederhana. Teknik analisis data untuk variabel segmentasi pasar adalah dengan analisis cluster dan crosstab.

Hasil penelitian adalah a). Pr ofil Segmen 1: less well established,

fulfilled, makers,excitement b). Profil Segmen 2: established, achievers, dan excitement. c). Pr ofil Segmen 3: very well established, actualizers, competent dan sophisticate.

(12)

1.1 Latar Belaka ng

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang

pesat. Teknologi komunikasi yang sekarang ini mengalami peningkatan yang

cukup tajam adalah penggunaan telepon seluler (ponsel) atau sering disebut

telepon genggam. ponsel juga mengalami pengembangan dengan memasukkan

berbagai fitur kedalamnya, seperti HSDPA, 3G, WiFi, bluetooth, infrared,

browser, GPS, aplikasi navigator, kamera, video call, email, MP3, video player,

video recorder, radio FM, bahkan sampai fasilitas TV. Berdasarkan catatan

Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI), sekitar 180 juta penduduk Indonesia

sudah menjadi pelanggan layanan seluler. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 70

persen populasi di tanah air sudah memiliki perangkat telekomunikasi (Harian

Berita, 2010).

Pergeseran fungsi telepon genggam dan short messages service (SMS)

menjadi penyaji surat elektronik, perangkat pertemanan digital, dan fungsi

hiburan, membuat status sebuah ponsel disebut sebagai smartphone. Lembaga

riset Frost dan Sullivan mempredikasikan, persentase ponsel pintar yang akan

terjual akan menembus pembagian pasar hingga 54 persen. Prediksi tersebut sama

dengan persentase di Indonesia, yakni dalam kurun enam tahun akan mengalami

(13)

dilihat dengan bagaimana ponsel-ponsel lokal sebenarnya telah memposisikan diri

sebagai ponsel pintar dengan berbagai macam keunikannya. Di sisi lain,

permintaan akan ponsel qwerty juga terus bertumbuh. Penjualan ponsel sampai

Juni 2010, lebih dari 60 persen adalah ponsel jenis qwerty ini (Detik Pertama,

2010).

Melihat perkembangan pasar, ponsel yang mengusung keypad qwerty

diperkirakan akan mewarnai setiap tahun. Yang menarik dari kehadiran ponsel

qwerty ini adalah konsumen memiliki anggapan bahwa harga beli produk

tergolong tidak mahal. Pada segi segmentasi pasar, dapat dikatakan populasi

pengguna ponsel qwertyjuga makin meluas. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan

kebutuhan pada konsumen segmen menengah ke bawah yang membutuhkan

perangkat yang mampu mendukung seseorang menulis pesan dengan cepat dan

akurat. Dari segi usia, juga terjadi perluasan pengguna ponsel berdesain qwerty

mulai kalangan anak muda sampai orang tua pun tidak sedikit pula yang

menggunakan handphone qwerty . Smartphone tersebut lebih menitikberatkan

pada fasilitas internet selain perangkat entertainment. Hal tersebut dikarenakan

semakin meningkatnya kebutuhan manusia dengan dunia maya yaitu internet.

Untuk keperluan internet selain browsing data, pengguna juga menggunakan

fasilitas yahoo messenger, chatting, facebook, twitter, email dan sebagainya.

Kebutuhan tersebut membuat produsen untuk menciptakan ponsel yang lebih

cepat membantu pengguna dalam berinternet tanpa harus menggunakan komputer

(14)

Salah satu vendor yang merintis smartphone qwerty pertama kali adalah

BlackBerry. Merek BlackBerry merupakan merek yang fenomenal, karena

merupakan vendor atau produsen yang pertama kali mendesain ponsel dengan

model qwerty. Ponsel BlackBerry berkembang dengan pesat di dunia smartphone.

Seiring dengan perkembangan tersebut, sebagian besar konsumen Indonesia juga

mulai beralih ke jenis ponsel qwerty dengan berbagai macam merek. Alasan

mereka karena tetap ingin mobilling dalam dunia internet dan bisa terus online di

mana saja dan kapan saja. Selain dari sisi desain yang bagus fitur-fitur yang ada di

dalamnya juga lengkap dan menarik.

Semakin mewabahnya penyakit latah ponsel BlackBerry, membuat banyak

perusahaan ponsel bersaing untuk memproduksi ponsel qwerty dengan

keunggulan masing-masing. Produk teknologi informasi (TI) "BlackBerry" kini

menjadi inspirator kelahiran ponselmerek lokal di pasar nasional bahkan negara

China, seiring besarnya permintaan pasar terhadap handphone dengan "keypad

qwerty".

Marc Einstein, dari Frost dan Sullivan menjelaskan bahwa negara-negara

berkembang di Asia Pasifik telah memberikan kontribusi yang besar. Pasar di

China, Indonesia dan India sangat tertarik dengan ponsel pintar. Frost dan

Sullivan meramalkan ponsel pintar di tahun 2015 di Asia Pasifik akan mencapai

477 juta unit (Detik Pertama, 2010).

Perkembangan seperti ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan

(15)

Direktur Global Teleshop Group, Djatmiko Wardoyo menegaskan penjualan

ponsel berbentuk qwerty di Indonesia memang sangat tinggi. Pada akhir tahun

2009, penjualan ponsel qwerty di Indonesia mencapai market antara 14 sampai 15

persen. Di akhir Juni 2010 bahkan jumlahnya tembus mencapai 35 persen

(Techno Okezone, 2010). Tingginya permintaan seri qwerty ini disebabkan oleh

karakteristik konsumen Indonesia yang gemar menggunakan ponsel sambil

berjalan atau menyetir. Hal tersebut mustahil dilakukan oleh seri touchscreen.

Realita yang terjadi, sudah banyak vendor-vendor ponsel yang

menawarkan jenis qwerty ini, vendor ponsel pun saat ini bersaing ketat untuk

menarik perhatian pembeli. Harga ponsel Qwerty saat ini juga relatif murah dan

terjangkau untuk semua kalangan. Ada puluhan merek ponsel Cina yang telah

merilis model qwerty, di antaranya Nexian, D-One, HT Mobile, FC Mobile,

Taxco, Asiafone, MicXon, G-Von, Mito Mobile, IVIO, Vennera, eTouch,

K-Touch, TiPhone, dan IMO. Selain itu, beberapa merek yang selama ini sudah

terkenal pun juga masuk ke dalam pasar ini, seperti Nokia, Sony Ericsson,

Samsung, serta LG. Rata-rata harga yang ditawarkan masing-masing vendor

cukup terjangkau pada kisaran harga Rp 1000.000,00. LG misalnya,

menghadirkan ponsel qwerty dengan harga Rp 1.300.000. Langkah serupa juga

dilakukan oleh Samsung dengan Corby. Nexian juga berani merilis ponsel qwerty

dengan harga Rp 599.000 (Harian Sumut Pos, 2010).

Kini produsen ponsel terjebak dalam selera pasar yang sama karena

(16)

selera pasar saat ini cenderung memilih ponsel jenis qwerty dibandingkan jenis

lainnya. Oleh karena itu, dengan mudah semua produsen ponsel memproduksi

ponsel jenis qwerty tanpa mempertimbangkan untuk siapa segmentasi ponsel jenis

qwerty karena produsen ponsel meyakini bahwa penjualan ponsel jenis qwerty

akan tinggi.

Suatu keharusan bagi perusahaan untuk mendeteksi kebutuhan dan

keinginan serta berusaha untuk memenuhi pelayanan secara terus-menerus kepada

konsumen. Tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai dengan diperlukan adanya

kegiatan segmentasi pasar yang digunakan untuk memilih pasar sasaran, mencari

peluang, melayani lebih baik, menganalisa perilaku konsumen dan mendesain

produk. Pasar yang sifatnya heterogen akan sulit dalam usaha melayani semua

konsumennya. Perusahaan harus memiliki segmen-segmen tertentu yang dianggap

paling potensial. Segmen yang dipilih adalah segmen homogen yang memiliki ciri

yang sama serta cocok dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

tuntutan-tuntutan dan keinginan dari segmen tersebut.

Perusahaan termasuk produsen ponsel menyadari bahwa dirinya tidak

dapat melayani seluruh pelanggan dalam pasar yang luas. Sehingga suatu

perusahaan perlu menentukan strategi pemasaran daripada bersaing di semua

segmen, yaitu dengan cara mengidentifikasi segmen pasar yang paling menarik

yang dapat dilayani dengan efektif. Dengan demikian perusahaan tersebut akan

(17)

Setiap produsen ponsel khususnya jenis qwerty sebaiknya mengetahui

segmen pasar pengguna ponsel jenis qwerty secara jelas termasuk memberikan

fasilitas yang mendukung perangkat tersebut sehingga dapat menarik hati

pengguna ponsel dan penjualan akan ponsel khususnya jenis qwerty juga dapat

meningkat. Produk seperti handphone (ponsel) ini cenderung dapat diteliti dari

segi segmentasi demografi dan psikografi. Dalam perkembangannya, pemasaran

sebuah produk menuntut strategi pemasaran yang mengharuskan melihat jauh

lebih detail. Salah satunya adalah melakukan segmentasi pasar. Arnould, Price

dan Zinkhan (2002) berpendapat bahwa segmentasi berasal dari perkiraan yang

sederhana, yaitu pada umumnya tidak semua orang menginginkan hal yang sama.

Ada dua jenis segmentasi yang dapat digunakan yaitu segmentasi apriori

dan post-hoc. Segmentasi apriori adalah segmentasi yang dilakukan suatu produk

atau jasa diluncurkan ke pasar. Dengan cara apriori mala pemasar akan

menunjukan siapa sasaran pasarnya, berapa usianya, bagaimana kelas sosial,

ekonominya, dan bagaimana perilaku pasar sasarannya tersebut. Beberapa

pendekatan yang dapat digunakan antara lain adalah pendekatan demografis dan

psikografis. Segmentasi post-hoc adalah segmentasi yang dilakukan setelah

produk atau jasa diluncurkan. Hal ini dilakukan setelah konsumen datang dan

berkumpul sehingga pemasar dapat mengolah dan menganalisis siapa, bagaimana

dan dimana konsumennya.

Mc Donald dan Dunbar (1995, p.10) mendefinisikan segmentasi sebagai

(18)

group, or segment, within which customers with similiar chraracteristics have

similiar needs”. Maksud dari pernyataan tersebut adalah segmentasi pasar

merupakan proses pembagian konsumen kedalam kelompok atau segmen. Dengan

melakukan segmentasi, pemasar dan penmilik bisnis dapat menyusun dan

menentukan keputusan dalam strategi pemasaran yang efektif dan tepat

sasaran.berbagai kasus pemasaran menggambarkan gagalnya strategi pemasaran

disebabkan oleh salah penetapan pasar sasaran. Kebanyakan pemilihan pasar

sasaran hanya didasarkan pada data – data keras yang disebut data demografis.

Pasar dipilah – pilah berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, pendidikan,

penghasilan dan pekerjaan.

Pada kenyataannya orang yang mempunyai karakteristik demografis yang

sama, ternyata memiliki gaya hidup yang berbeda – beda. Hal ini mengakibatkan

perlunya pengelompokkan yang didasarkan psikografis dan juga perilaku

konsumen. Untuk mengetahui karakter konsumen secara mendalam diperlukan

pengelompokkan berdasarkan aspek psikografis. Segmentasi psikografis

dilakukan untuk pengelompokkan yang didasarkan pada pemikiran atau motivasi

bawah sadar seseorang yang ada (Janaka dan Osman, 2004).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini lebih fokus pada

segmentasi demografi dan psikografi pengguna ponsel qwerty di Surabaya

sehingga dalam penelitian ini, peneliti mengangkat judul: “Analisis Segmentasi

Demografi dan Psikogr afi Pengguna Ponsel Qwer ty Di Wilayah Rungkut -

(19)

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan pada latar belakang

penelitian yang telah disampaikan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana segmentasi demografi dan psikografi pengguna ponsel qwerty di

wilayah Rungkut – Surabaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui segmentasi pengguna ponsel qwerty di wilayah Rungkut -

Surabaya berdasarkan aspek demografi.

2. Untuk mengetahui segmentasi pengguna ponsel qwerty di wilayah Rungkut -

Surabaya berdasarkan aspek psikografi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teor etis

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan bahan referensi

untuk penelitian lebih lanjut dengan mengintegrasikan antara segmentation

(segmentasi), targeting (penentuan target pasar), dan positioning (penetapan

(20)

1.4.2 Pr aktis

Hasil penelitian mampu memberikan masukan tentang profil segmen

pengguna ponsel qwerty. Selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan target pasar (segmen yang akan dimasuki)

sehingga dapat dipakai sebagai masukan dalam perencanaan pemasaran yang

(21)

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang segmentasi telah banyak dilakukan, dengan

menggabungkan atau memisahkan studi antara segmentasi, targeting dan

positioning. Penelitian yang dilakukan oleh Firdaus dan Indrianti (2001) terhadap

konsumen sepeda motor berdasarkan segmen pasar dan posisi produk

menunjukkan bahwa terdapat 4 segmen pasar produk sepeda motor dimana

masing-masing segmen memiliki prioritas atribut tertentu. Segmen 1,

memprioritaskan atribut harga produk bekas dan ketersediaan suku cadang.

Segmen 2, memprioritaskan konsumsi bahan bakar dan ketersediaan dan harga

suku cadang. Segmen 3, memprioritaskan harga produk baru dan model. Segmen

4, memprioritaskan model dan konsumsi bahan bakar.

Riset dari Wijaya dan Candra (2006), mengenai analisa segmentasi,

penentuan target, dan posisi pasar pada restoran steak dan grill di Surabaya

mengemukakan bahwa pengunjung restoran steak dan grill di Surabaya terbagi

ke dalam 5 segmen, yaitu 1) segmen the change-expecting lad; 2) segmen the

savvy conqueror, 3) segmen the established confident; 4) Segmen the optimistic

(22)

masing-masing karakteristik, profil, dan perilaku yang berbeda-beda dimana hal

ini bisa berpengaruh terhadap pilihan konsumen pada salah satu restoran.

Kunto dan Pasla (2006) yang melakukan studi segmentasi gaya hidup

mahasiswa program studi Pemasaran Universitas Kristen Petra, menemukan

bahwa terdapat 3 segmen mahasiswa, yaitu mahasiswa dinamis (39,8%),

mahasiswa pencari identitas (40,7%), dan mahasiswa konservatif-trendsetter

(19,4%). Beberapa studi tersebut menunjukkan bahwa studi segmentasi,

positioning, dan targeting dapat dilakukan secara terpisah.

Tabel 2.1

(23)

No Author Var iabel Metode Hasil

2. Kunto dan Pasla

(2006 : 13-21)

Segmentasi gaya hidup: Aktifitas, interest (minat), dan opini.

grill di Surabaya terbagi ke dalam 5 segmen, yaitu 1) segmen the change-expecting lad; 2) segmen the savvy conqueror, 3) segmen the established confident; 4) Segmen the optimistic family person; dan 5) segmen the

layanan restoran steak dan grill

di Surabaya.

(24)

2.2 Per bedaan Penelitian

Berdasarkan penelitian terdahulu maka perbedaan penelitian ini dari

beberapa penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:

1. Firdaus dan Indrianti (2001), menguji variabel segmentasi demografi,

segmentasi berdasarkan manfaat, dan segmentasi perilaku menggunakan

metode analisis K-means cluster dan MDS, sedangkan penelitian ini lebih

fokus pada variabel segmentasi demografi dan variabel segmentasi psikografi

dengan menggunakan metode analisis data yaitu k-means cluster dan

crosstab.

2. Kunto dan Pasla (2006), hanya menguji variabel segmentasi gaya hidup

dalam penelitiannya. Metode yang digunakan yaitu analisis k-means cluster,

analisa biplot, dan analisa crosstab, sedangkan penelitian ini menguji variabel

segmentasi demografi dan variabel segmentasi psikografi dengan

menggunakan metode analisis k-means cluster dan crosstab.

3. Wijaya dan Chandra (2006), menguji semua dasar-dasar segmentasi untuk

mensegmen pengunjung restoran steak dan grill di Surabaya, sedangkan

penelitian ini lebih fokus pada variabel segmentasi demografi dan psikografi

untuk mensegmen pengguna ponsel qwerty di wilayah Rungkut, Surabaya.

2.3 Pemasar an

2.3.1 Penger tian Manajemen Pemasar an

Setiap perusahaan selalu membutuhkan manajemen, baik itu manajemen

(25)

mengubah sumber daya yang ada agar menjadi suatu hasil yang memiliki nilai

untuk mencapai sasaran dari perusahaan, oleh karena itu perusahaan yang

melakukan aktivitas bisnis dengan sukses biasanya memiliki manajemen yang

baik.

Pemasaran membanggakan suatu kesatuan yang kaya akan konsep dan

alat-alat pemasaran, untuk memperjelas arti dari manajemen berikut ini adalah

kutipan dari beberapa pakar yang bekerja atau bergerak dibidang manajemen

pemasaran, yang diambil dalam buku Manajemen pemasaran dan pemasaran

jasa oleh Buchari Alma (2004:130).

1. Philip Kotler, and Amstrong (1999:11)

Istilah marketing management dirumuskan sebagai berikut: Marketing

management is the analysis, planning, implementation, and control of

program designed to create, build and maintain beneficial exchange with

target buyers for the purpose of achieving organizational objectives.

Manajemen pemasaran adalah kegiatan menganalisa, merencanakan,

mengimplementasi, dan mengawasi segala kegiatan (program), guna

memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran

dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

2. William J. Shulzt (1961: 160)

Marketing management is the planinng, direction and control of the

(26)

Manajemen marketing adalah merencanakan, pengarahan, dan

pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian dari

perusahaan.

3. Ben M. Enis (1974:28)

Marketing management is the process of incresing the effectiveness and

or efficiency by which marketing activities are perfomed by individuals or

organizations.

Secara ringkas dikatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses

untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan pemasaran yang

dilakukan oleh individu atau perusahaan. Logika dari definisi diatas adalah

apabila seseorang atau perusahaan ingin memperbaiki pemasarannya, maka ia

harus melakukan kegiatan pemasaran itu sebaik mungkin.

Berikut ini dikemukakan satu definisi singkat dari Willian J. Stanton

(1981:14) marketing management is the marketing concept in action. Definisi ini

mempunyai implikasi:

1. Kegiatan pemasaran pada sebuah perusahaan, harus berkoordinasi, dikelola

dengan sebaik-baiknya.

2. Manajer pemasaran, harus memainkan peranan penting dalam perencanaan

perusahaan.

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

(27)

jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu

dan organisasi. (Philip Kotler, 2004:9)

Penanganan proses pertukaran supaya berhasil menuntut sejumlah besar

kerja dan keterampilan. Manajemen pemasaran terjadi bila

sekurang-kurangnya satu pihak pelaku pertukaran potensial, berpikir tentang

sarana-sarana untuk melaksanakan tanggapan-tanggapan yang diinginkan oleh pihak

pertama itu dari pihak lain. Maka dapat dilihat bahwa manajemen pemasaran

sebagai suatu seni dan ilmu untuk memilih pasar sasarann serta mendapatkan,

menjaga, dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyerahan,

dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul.

Manajemen pemasaran juga dapat diartikan sebagai berikut, yaitu

kegiatan pemasaran yang direncanakan dengan baik, diorganisasikan,

dikoordinasikan serta diawasi akan membuahkan hasil yang memuaskan

(Gitosudarmo 1999:3).

2.3.2 Penger tian Pemasar an

Istilah pemasaran dalam bahasa inggris dikenal dengan nama marketing.

Kata marketing ini boleh dikata sudah diserap dalam bahasa kita, namun juga

diterjemahkan dengan istilah pemasaran. Asal kata pemasaran adalah pasar=

market. Apa yang dipasarkan itu adalah barang dan jasa. Memasarkan barang

tidak berarti hanya menawarkan barang atau menjual tetapi lebih luas dari itu.

Didalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti membeli, menjual, dengan segala

(28)

dalam marketing usaha ini kita kenal sebagai fungsi-fungsi marketing. Berikut

ini adalah beberapa pengertian dari marketing yang dikemukakan oleh beberapa

pakar. Diambil dari buku Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Buchari

Alma 2004:1)

1. Charles F. Philips Ph.D and Delbert J.Duncan Ph.D dalam bukunya

“Marketing Priciples and Methods” menyatakan bahwa Marketing which

often referred to as “distribution” by businessman includes all the activities

necessary to place tangible goods in the hand of house hold consumer and

user. Artinya marketing yang oleh para pedagang diartikan sarana dengan

distribusi, dimaksudkan segala kegiatan untuk meyampaikan barang-barang

ketangan konsumen industri. Selanjutnya ditambahkan bahwa excluding

only such activities as involve a significant change in the form of goods, jadi

dalam kegiatan marketing itu tidak termasuk kegiatan perubahan bentuk

barang yang kita jumpai di dalam industri.

2. Maynard and Beckham dalam bukunya Principles of Marketing flow of

goods and services from physical production to consumption”. Artinya

marketing berarti segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari

sektor produksi ke sektor konsumsi.

3. Paul D. Converse and Fred M. Jones (2000) dalam “Introduction to

marketing” mengemukakan bahwa dunia bisnis itu dibagi dua, yaitu

production and marketing. Production diartikan sebagai “has to do with

(29)

pekerjaan menciptakan barang, sedangkan marketing ialah pekerjaan

memindahkan barang-barang ketangan konsumen.

4. William J. Schultz (1961) dalam bukunya “Outlines of Marketing”

menyebutkan bahwa marketing or distribution is the performances of

business activities that direct the flow of good and services from producers

to consumers or user. Marketing atau distribusi adalah kegiatan yang

menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen, pendapat ini sama

dengan kesimpulan yang telah diambil oleh The Committee of Definition of

American Association.

5. Rayburn D. Toulse, Ph.D, Eugene Clark, Ph.D, Fred E. Clark, Ph.D (1962)

dalam bukunya Principles of marketing menyatakan Marketing consist of

those efforts which effect transfers in the ownership of goods and services

and which provide for their physical distribution. Marketing terdiri dari

usaha yang mempengaruhi pemindahan pemilikan barang dan jasa termasuk

distribusinya.

6. Beberapa definisi lain yang dapat dibaca dari Hermawan kertajaya (2002)

sebagai berikut:

Definisi pemasaran telah berkembang pesat sekali dar dulu dampai sekarang

yang dirumuskan sebagai berikut:

a. Pemasaran adalah menghubungkan penjual dengan pembeli potensial.

b. Pemasaran adalah menjual barang dan barang tersebut tidak kembali ke

(30)

c. Pemasaran adalah memberikan standar kehidupan.

d. Definisi terakhir yang ingin dikemukakan ialah seperti yang ditulis oleh

Hermawan Kertajaya, pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis strategis

yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan values dari

satu inisiator kepada stakeholdernya.

Sebagai misinya pemasaran akan menjadi jiwa bukan sekedar salah satu

anggota tubuh suatu perusahaan, karena setiap seksi atau orang yang ada di

dalam perusahaan harus paham dan menjadi unsur pemasaran. Pemasaran

menurut Gitosudarmo (1999:1) adalah suatu kegiatan yang mengusahakan agar

produk yang dipasarkannya itu dapat diterima dan disenangi oleh pasar.

Pemasaran harus menjadi suatu konsep bisnis strategis yang dapat dan

bisa memberilan kepuasan berlanjutan, bukan kepuasan sesaat. Pemasaran

adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan, dengan

menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan

pihak lain. (Kotler 1996:8) definisi pemasaran ini berdasarkan pada konsep inti

berikut: kebutuhan, keinginan, permintaan, Produk (barang, jasa, gagasan),

Nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, dan Transaksi; hubungan dan jaringan, pasar

serta pemasar dan prospek.

Definisi pemasaran menurut William J. Stanton yang dikutip dari buku

dasar-dasar pemasaran oleh Angipora (2002:4) mendefinisikan pemasaran dalam

(31)

1. Dalam arti kemasyarakatan.

Pemasaran adalah setiap kegiatan tukar menukar yang bertujuan untuk

memuaskan keinginan manusia.

2. Dalam arti bisnis

Pemasaran adalah sebuah sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk

merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa

serta barang-barang pemuas keinginan pasar.

2.3.3 Konsep Pemasar an

Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa kepuasan merupakan

faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara

dan falsafah baru yang terlihat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut

konsep falsafah. Konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap

keinginan dan kebutuhan pembeli atau konsumen. Seluruh kegiatan dalam

perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi

tujuan tersebut.

Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan

terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli atau konsumen. Menurut Sofjan

(2007:18) konsep pemasaran merupakan suatu falsafah manajemen dalam

bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen

dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk

memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam

(32)

(2002:2) konsep pemasaran adalah kunci untuk mewujudkan tujuan organisasi

yang terletak pada kemampuan organisasi dalam menciptakan, memberikan dan

mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasarannya secara lebih

efektif dibandingkan para pesaing.

Menurut Angipora (2002:65) terdapat 5 (lima) konsep berdasarkan

perusahaan dan organisasi lainnya melakukan kegiatan pemasaran, antara lain:

1. Konsep Produk

Menyatakan bahwa konsumen akan menyenangi produk yang menawarkan

kualitas dan prestasi yang paling baik serta keistimewaan yang menonjol dan

oleh karena organisasi harus mencurahkan usaha terus-menerus.

2. Harga

Konsep ini menyatakan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak

prosuk, terkecuali organisasi menjalankan suatu promosi dan penjualan yang

kokoh.

3. Promosi

a. Periklanan, yaitu semua bentuk penyajian promosi, ide, barang, atau jasa

yang bersifat satu arah yang dibayar oleh suatu sponsor.

b. Prmosi penjualan, yaitu berbagi insentif jangka pendek untuk mendorong

keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

c. Hubungan masyarakat dan publisitas, yaitu berbagai program untuk

mempromosikan data atau melindungi citra perusahaan atau produk

(33)

d. Penjualan pribadi, yaitu interaksi langsung dengan calon pembeli atau

lebih untuk melakukan presentasi menjawab pertanyaan dan menerima

pesanan.

e. Pemasaran langsung, yaitu surat, telepon, faksimile, e-mail dan alat-alat

penghubung lainnya untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau

mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu atau calon

pembeli.

2.3.4 Str ategi Pemasar an

Dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk digunakan pada

perusahaan akan sangat menentukan keberhasilan dari dunia usaha pemasaran

dari suatu produk perusahaan itu sendiri, terutama dalam iklim usaha yang

sangat ketat pada saat ini.

Menurut Chandra Gregorius (2002:93) strategi pemasaran merupakan rencana

yang menjabarkan ekspetasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas

atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di

pasar sasaran tertentu.

Dengan demikian pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah

dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi

pasar positioning, elemen bauran pemasaran, biaya bauran pemasaran sehingga

sebuah strategi pemasaran merupakan bagian internal dari bisnis yang

memberikan arah pada semua fungsi manajemen arah pada semua fungsi

(34)

Titik berat strategi pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dan

keinginan pasar serta menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi

yang efektif untuk memberitahu, mendorong individu maupun organisasi.

Terdapat empat tipe dari strategi pemasaran yaitu:

1. Merancang primary demand (permintaan terhadap bentuk atau kelas produk)

dengan meningkatkan manfaat produk yang ditawarkan dan sebagainya.

2. Merancang primary demand dengan meningkatkan derajat pembelian

misalnya dengan menawarkan manfaat-manfaat baru, menghasilkan

produk-produk pelengkap dan sebagainya.

3. Merancang selective demand (permintaan terhadap merk produk penjualan

tertentu) dengan cara mempertahankan langganan yang sudah ada, misalnya

dengan cara selalu memberikan kepuasan kepada pelanggan.

4. Merancang sumber daya dengan menarik pelanggan baru yang dapat

dilakukan dengan cara, yaitu:

a. Bersaing secara langsung (head to head positioning)

b. Meluncurkan produk yang berbeda dengan pesaing (differentiation

positioning)

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa pemilihan strategi pemasaran

yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan usaha pemasaran suatu prosuk,

(35)

2.3.5 Penger tian Bauran Pemasar an

Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan faktor yang cukup

penting dalam dunia usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan bagi suatu

perusahaan, karena dalam pengambilan keputusan yang menyangkut dibidang

pemasaran hampir selalu berkaitan dengan variabel-variabel bauran pemasaran

atau marketing mix.

Beberapa pendapat dari para ahli antara lain: menurut Kotler (2000:18)

marketing mix adalah “seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan

untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran”.

Menurut Rismiati dan Surstno (2001 : 190) marketing mix dapat juga

diartikan sebagai kombinasi dar empat kegiatan perusahaan yang merupakan inti

dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, struktur harga, sistem

distribusi dan kegiatan promosi. Marketing mix merupakan suatu perangkat

penentu keberhasilan pemasaran perusahaan.

1. Pr oduk (Product)

Produk merupakan unsur penting dalam suatu bauran pemasaran dan

produk seringkali dapat dirancang untuk mengurangi jumlah pelayanan yang

dibutuhkan. Tetapi perusahaan harus mengkoordinasikan rancangan produk,

dan keputusan bauran pemasaran mereka. Menurut Kotler (2000:212) produk

adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,

dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan keinginan atau

(36)

buku), jasa (salon, konser), orang (Michael Jordan, Jackie Cheung), tempat

(Sydney, Osaka), organisasi (PBB), dan ide.

Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan kepasar untuk

diperhatikan, diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi

keinginan dan kebutuhan. (G. Amstrong dan Kotler, 20002:56).

Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan manusia ataupun organisasi. (Gitosudarmo, 1999:177)

Secara konseptual, produk adalah pemahaman subjektif dari produsen

atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan

organisasi memalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai

dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. (Fandy

Tjiptono, 1997:95)

Di dalam buku Buchari Alma yang berjudul manajemen pemasaran dan

manajemen jasa (2002:139), terdapat pengertian produk menurut W.J.

Stanton (1981:192) yang dikatakan bahwa produk ialah seperangkat atribut

baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna,

harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan

pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna

memuaskan keinginannya.

Jadi produk itu bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja,

seperti makanan, pakaian, dan sebagainya, akan tetapi juga sesuatu yang tidak

(37)

kebutuhan dan keinginan (needs and wants)dari konsumen. Konsumen tidak

hanya membeli produknya hanya sekedar untuk memuaskan kebutuhan, akan

tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan. Misalnya membeli produk

sepatu, gaya, warna, merk, dan harga yang menimbulkan atau mengangkat

prestise. Oleh karena itu produsen harus memperhatikan secara hati – hati

kebijakan produknya.

2. Har ga (Price)

Masalah harga sebenarnya merupakan salah satu dari empat variabel

utama yang harus dikendalikan secara serasi, selaras dengan tujuan yang akan

dicapai oleh manajer pemasaran.

Segala keputusan yang berhubungan dengan harga akan sangat

mempengaruhi beberapa aspek kegiatan perusahaan, baik menyangkut

kegiatan penjualan maupun aspek keuntungan yang ingin dicapai oleh

perusahaan.

Dengan demikian semua keputusan yang berkaitan dengan harga

hendaknya harus dipertimbangan secara sungguh – sungguh dan mendalam

serta memperhatikan aspek intern dan ekstern perusahaan. Dalam beberapa

teori ekonomi ada beberapa konsep yang saling berkaitan yaitu : Harga

(Price), Nilai (Value), dan Manfaat (Utility).

a. Nilai : ukuran kuantitatif bobot sebuah produk yang dapat ditukar dengan

(38)

b. Manfaat : atribut sebuh barang yang mempunyai kemampuan untuk

memuaskan keinginan.

Mengingat bahwa sistem ekonomi kita tidak dirancang berdasarkan

sistem tukar menukar, maka pengertian nilai dan manfaat dari sebuah produk

dapat sebanding dengan produk yang lain yang tidak dapat digunakan, tetapi

kita lebih mendayagunakan uang sebagai dominator nilai dengan demikian

istilah harga sebenarnya untuk menggambarkan nilai uang sebuah barang atau

jasa.

Dari uraian – uraian tersebut dapat diketahui definisi harga sebagaimana

dikemukakan oleh para ahli, yang diambil dari buku Dasar – Dasar

Pemasaran oleh Angipora (2002:268)

1. William J. Stanton

Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang

dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dal

pelayanan yang menyertainya.

2. Joreme Mc Carthy

Harga (price) adalah apa yang dibebankan untuk sesuatu.

Pengertian sesuatu yang dikemukakan tersebut memiliki makna yang luas

karena harga dapat dilihat dari dua pihak yaitu pihak para anggota saluran

dan pihak konsumen.

Harga merupakan satu – satunya unsur bauran pemasaran yang

(39)

unsur yang lainnya (produk, distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya

biaya (pengeluaran). Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran

yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. (Fandy Tjiptono,

1997:151)

3. Pr omosi (Promotion)

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu

program pemasaran, betapapun berkualitasnya suatu produk bila konsumen

belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna

bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.

Pada hakikatnya, promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.

Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran

yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan

atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya yang

ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. (Fandy Tjiptono, 1997:219)

4. Distr ibusi (Place)

Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan

pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian

barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya

sesuai dengan diperlukan baik itu dalam jenis, jumlah, harga, tepat, dan saat

dibutuhkan. (Fandy Tjiptono, 1997:185) dengan kata lain, proses distribusi

(40)

1. Menetapkan nilai tambah produk melalui fungsi – fungsi pemasaran yang

dapat merealisasikan kegunaan atau atau utilitas bentuk, tempat, waktu,

dan kepemilikan.

2. Memperlancar arus saluran pemasaran (Marketing Channel Flow) secara

fisik dan non fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran

kegiatan yang terjadi diantara lembaga – lembaga pemasaran yang terlibat

di dalam proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang

fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus

pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan resiko, dan arus

pemesanan.

Dalam pelaksanaan aktivitas – aktivitas distribusi, perusahaan kerapkali

bekerja sama dengan perantara (middleman) dan saluran distribusi untuk

menawarkan produknya ke pasar.

Usaha untuk memperlancar arus barang jasa dari produsen kepada

konsumen, maka salah satu faktor yang penting adalah memilih secara tepat :

Saluran Distribusi (Channel of Distribution) yang akan digunakan dalam

rangka usaha penyaluran barang jasa dari produsen ke konsumen.

Mengingat bahwa penggunaan istilah saluran distribusi kadang – kadang

disebut sebagai saluran pemasaran atau saluran perdagangan, maka definisi

atau arti dari saluran distribusi atau saluran perdagangan sering diartikan

dalam pengertian sempit dan luas. Dengan demikian belum ada kesepakatan

(41)

Beberapa pengertian saluran distribusi yang dikemukakan oleh para

penulis (Angipora, 2002:295), antara lain:

1. David A. Rezvan

Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang –

barang dari produsen keperantara dan akhirnya sampai pada pemakai.

Pengertian distribusi yang dikemukakan tersebut masih bersifat sempit

karena istilah barang sering diartikan sebagai suatu bentuk fisik akibatnya

lebih cemderung menggambarkan pemindahan jasa – jasa atau kombinasi

antara barang dan jasa.

2. The American Marketing Association

Saluran distribusi merupakan suatu struktur unit organisasi dalam

perusahaan yang terdiri dari Agen, Dealer, Pedagang besar, dan Pengecer

melalui nama komoditi, produk atau jasa yang dipasarkan.

Definisi ini lebih luas daripada definisi pertama, dengan memasukan

istilah struktur menjadikan definisi ini memiliki tambahan arti yang

bersifat statis pada saluran, dan tidak dapat membantu untuk mengetahui

tentang hubungan yang ada di masing – masing lembaga.

3. C. Glena Walters

Saluran adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang

mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk

(42)

4. Philip Kotler

Saluran distribusi sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang

mengambil alih hak atau membantu dalam mengalihkan hak atas barang atau

jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen.

2.3.6 Langkah – langka h Tingkat Pemasar an yang Efektif

Langkah-langkah tersebut adalah:

1. Mengindentifikasi khalayak sasaran atau target audience secara jelas

khalayak sasaran bisa pembeli potensial, perusahaan, konsumen akhir,

pengambilan keputusan orang-orang yang berpengaruh.

2. Menentukan tujuan komunikasi

Apabila khalayak sasaran sudah diketahui, maka komunikator pemasaran

harus menentukan tanggapan apa yang dikehendaki dari target sasaran

tersebut.

3. Merancang pesan

Setelah menentukan tanggapan khalayak, komunikator bergerak untuk

menyusun isi pessan yang efektif.

4. Menyeleksi saluran-saluran komunikasi

Komunikator pemasaran harus menentukan saluran –saluran komunikasi yang

efisien untuk membawa pesan. Saluran komunikasi pada dasarnya terdiri dari

dua tipe, yaitu saluran personal dan saluran non-personal, saluran non

personal adalah media yang menyiarkan pesan tanpa kontak dan umpan balik

(43)

5. Menetapkan jumlah anggaran promo

Ada empat metode yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai pedoman

dalam menentukan anggaran promosi, yaitu metode semampunya, metode

presentasi penjualan, metode sejajar dengan pesaing dan metode tugas dan

sasaran.

6. Memilih bauran promosi

Perusahaan harus mendistribusikan anggaran promosi ke dalam empat sarana

promosi yaitu iklan, promosi penjualan, publisitas dan penjualan tatap muka.

7. Mengukur hasil-hasil promosi

Setelah melaksanakan promosi, selanjutnya komunikator harus mengukur

dampaknya pada khalayak sasaran, misalnya dengan menanyakan apa isi dari

yang dipesankan komunikator.

8. Mengelola dan mengkoordinasikan proses ke seluruh komunikasi pemasaran.

2.4 Pemasaa ran J asa

2.4.1 Penger tian J asa

Setiap instansi atau sebuah perusahaan, dalam upaya untuk mencari dan

menjaring banyak konsumen pasti akan menawarkan jasa yang terbaik yang

dimiliki. Untuk itulah agar lebih jelas maka definisi jasa adalah sesuatu yang

dapat diidentifikasi secara terpisah tidak terwujud ditawarkan dan memenuhi

kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda – benda terwujud

atau tidak. W.J. Stanton, dalam buku manajemen jasa oleh Fandy Tjiptono

(44)

Jasa atau services merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang

ditawarkan unutk dijual. (M. Nur Nasution, 2004:5). Jasa sering dipandang

sebagai suatu fenomena yang rumit, kata jasa itu sendiri mempunyai banyak arti,

dari mulai pelayanan personal (Personal service) sampai jasa sebagai suatu

produk. Berikut ini beberapa pengertian jasa yang diambil dalam buku

manajemen Jasa Terpadu oleh M. Nur Nasution (2004:5)

a. Kotler.

Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu

pihak kepihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan

kepemilikan apapun. Produksinya dapat dibuktikan atau tidak dikaitkan pada

satu produk fisik.

b. Valarie A. Zethami and Mary Jo Bitner.

Jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk yang

dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan menambahkan nilai tambah.

Menurut Fandy Tjiptono (2000:6) jasa adalah aktivitas manfaat, atau

kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

Sedangkan definisi jasa menurut Stanton adalah kegiatan yang dapat

diidentifikasikan secara tersendiri, yang pada hakekatnya bersifat tidak nyata

(intangible)¸ yang merupakan kebutuhan dan tidak harus terikat pada penjualan

produk atau jasa lain. Untuk menghasilkan mungkin perlu atau mungkin tidak

(45)

itu perlu, namun tidak terdapat adanya pemindahan hal milik atas benda tersebut

(pemilikan permanen).

Dari berbagai definisi diatas, tampak bahwa di dalam jasa selalu saja ada

aspek interaksi diantara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun pihak –

pihak yang terlihat selalu tidak menyadari. Jasa bukanlah suatu barang, jasa

adalah suatu proses atau aktivitas, dan aktivitas – aktivitas tersebut tidak

terwujud. Meskipun para pakar memiliki beberapa perbedaan dalam

mendefinisikan jasa.

2..4.2 Kar akter isitk J asa

Jasa memiliki empat karakteristik utama, yaitu tidak terwujud

(intangibility), tidak terpisah (inseparibility), bervariasi (variability), dan mudah

lenyap (perishability). Menurut Berry L.L, dalam buku manajemen jasa terpadu

oleh M.N Nasution (2004:8)

a. Tidak berwujud (Intangible)

Sifat jasa tidak berwujud artinya jasa tidak dapat dilihat, diraba, dicium,

atau didengar sebelum membeli. Misalnya orang yang akan menjalani bedah

plastik, tidak dapat melihat hasilnya sebelum membeli, dan penumpang pesawat

terbang tidak mempunyai apapun kecuali tiket dan jam untuk diterbangkan

dengan selamat ketujuan mereka.

Untuk mengurangi ketidak pastian, pembeli mencari “tanda” dari mutu

jasa. Mereka menyimpulkan mengenai mutu dari “tanda” berupa tempat, orang,

(46)

Bila pelanggan membeli jasa, maka dia hanya menggunakan,

memanfaatkan, atau menyewa jasa tersebut. Pelanggan tidak lantas mendapat

atau memiliki jasa yang akan dibelinya.

b. Tidak terpisahkan (Insparibility)

Barang fisik diproduksi, kemudian disimpan, selanjutnya dijual, dan baru

nantinya dikonsumsi. Sebaliknya, jasa dijual dulu kemudian diproduksi dan

dikonsumsi secara bersamaan. Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara

bersamaan. Jasa tidak terpisahkan (service inseparibility), jasa tidak dapat

dipisahkan dar penyedianya, entah itu dari manusia atau mesin, interaksi antara

penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran, keduanya

mempengaruhi hasil jasa tersebut.

c. Bervariasi (Variability)

Jasa bersifat sangat beraneka ragam karena merupakan nonstandardized

output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung pada siapa,

kapan, dan dumana jasa tersebut dihasilkan. Ada dua faktor yang menyebabkan

variabilitas kualitas jasa (Boove, Housten dan Thill, 2003), yaitu kerja sama atau

partisipasi pelanggan dan beban kerja perusahaan.

d. Mudah Lenyap (Perisability)

Jasa merupakan suatu komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat

disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang dihuni, dan yang

lainnya. Dengan demikian, bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut

(47)

permintaannya konstan atau tetap. Tetapi jika permintaan dipengaruhi oleh

faktor musiman, maka perusahaan jasa harus mengevaluasi kapasitasnya.

2.4.3 Elemen Str ategi Pemasaran

Menurut Fandy Tjiptono (2001 :6) strategi pemasaran terdiri dari lima

yang saling berkaitan. Elemen tersebut adalah :

1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini

didasarkan ada faktor – faktor :

a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan.

b. keterbatasan sumber daya internal.

c. pengalaman kumulatif yang didasarkan pada triap-and-teror.

d. kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka

atau pasar yang proteksi.

2. Perencanaaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual dan desain

penawaran individual pada masing – masing ini.

3. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai

kuantitatif dari produk.

4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran.

5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal

selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relations.

2.5 Segmentasi Pasar

Pasar terdiri dari pembeli, dan pembeli berbeda dalam berbagai cara.

(48)

pembelian, dan praktek pembelian (Kotler dan Armstrong, 2008). Perusahaan

menyadari bahwa tidak semua keinginan dan kebutuhan pelanggan terpenuhi

dan melayani semua pembeli dengan cara yang sama. Jumlah pembeli terlalu

banyak, terlalu luas, dan mempunyai kebutuhan dan praktek pembelian yang

terlalu beragam. Keragaman pembeli tersebut bisa berasal dari perbedaan

gografis, demografis, psikografis dan perilaku. Perbedaan konsumen ini akan

menyulitkan perusahaan mengenal target pasarnya. Mengenal target pasar bukan

hanya mengetahui siapa target pasarnya, namun juga mengetahui kebutuhan

target pasar. Melalui segmentasi pasar yang tepat, perusahaan dapat memiliki

landasan yang kuat dalam memahami pasar dan memenangkan persaingan.

Segmentasi pasar merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam

kehidupan. Kasali (2005) menyatakan segmentasi dapat digunakan untuk

kepentingan bisnis dan kegiatan kemasyarakatan atau kegiatan nirlaba.

Segmentasi pasar dalam dunia bisnis digunakan untuk memilih pasar sasaran,

mencari peluang, menggerogoti segmen pemimpin pasar, merumuskan

pesan-pesan komunikasi, melayani lebih baik, menganalisis perilaku konsumen, dan

mendesain produk. Sedangkan segmentasi untuk kemasyarakatan yaitu untuk

memasyarakatkan suatu undang-undang baru, melakukan kampanye sosial,

menyampaikan pesan politik, serta mendidik para siswa. Secara garis besar,

segmentasi ini diperlukan agar dapat A kebutuhan-kebutuhan serta keinginan

(49)

Etzel, Walker, dan Staton (1997, dalam Hasan 2009) mendefinisikan

segmentasi pasar sebagai proses membagi pasar keseluruhan untuk suatu produk

ke dalam beberapa kelompok yang lebih kecil, di mana para anggota

masing-masing kelompok mempunyai kesamaan persepsi terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan. Setiap kelompok yang homogen tersebut dinamakan

segmen pasar. Segmen pasar yang homogen memiliki kesamaan dalam pola dan

kebiasaan membeli, cara penggunaan produk, kebutuhan pemakai, motif

pembelian, sikap terhadap produk, memiliki kesamaan respon terhadap bauran

pemasaran, dan usaha pemasaran akan lebih ekonomis apabila unit-unit

pembelian dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:225), “segmentasi pasar adalah

membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan,

karakteristik, atau perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk atau

bauran pemasaran tersendiri”. Beberapa variabel yang umum digunakan untuk

segmentasi pasar antara lain:

a. Segmentasi geografis, yaitu membagi pasar menjadi unit geografis yang

berbeda seperti Negara, Negara bagian, wilayah, kabupaten, kota, atau

lingkungan sekitar.

b. Segmentasi demografis, yaitu membagi pasar menjadi kelopok berdasarkan

variable seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga,

(50)

c. Segmentasi psikografis, yaitu membagi pasar menjadi kelompok berbeda

berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik kepribadian.

d. Segmentasi perilaku, yaitu membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan

pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respon konsumen terhadap sebuah

produk.

Segmentasi pasar merupakan salah satu tahap dalam salah satu strategi

pemasaran yaitu segmenting, targeting dan positioning. Kotler dan Armstrong

(2008) memperlihatkan langkah utama dalam merancang strategi pemasaran

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Langkah-langkah dalam segmentasi pasar, penetapan sasaran, dan positioning

Sumber: Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:225)

(51)

2.5.1 Pendekatan untuk Segmentasi Pasar

Hasan (2009) mengidentifikasi ada dua pendekatan untuk melakukan

segmentasi pasar yakni sebagai berikut:

a. Static atribute segmentation approach, yang memandang pasar berdasarkan

atribut-atribut statis yang serupa, yang tidak secara langsung memengaruhi

keputusan pelanggan untuk membeli. Pendekatan ini terdiri atas segmentasi

geografis dan segmentasi demografis.

b. Dinamic attribute segmentation approach, memandang pasar berdasarkan

atribut-atribut dinamis yang mencerminkan customer characteristic (seperti

minat, kebiasaan, sikap, keyakinan) yang secara langsung memengaruhi

alasan pelanggan untuk membeli. Pendekatan ini terdiri atas segmentasi

psikografis dan segmentasi behavioral.

2.5.2 Pr oses Segmentasi Pasar

Analisis segmentasi pasar merupakan upaya mengelompokkan konsumen

potensial ke dalam kelompok-kelompok pasar khusus yang memiliki kesamaan

respon. Hasan (2009) menentukan proses segmentasi produk pasar sebagai

berikut:

Step 1: Melakukan survey konsumen, untuk mengidentifikasi:

a. Karakteristik konsumen, misalnya usia, jenis kelamin, pendapatan,

pendidikan, lifestyle, dan personality.

b. Respon terhadap pemasaran, misalnya motivasi, persepsi, sikap, dan

(52)

Step 2: Analisis kelompok segmen, yaitu untuk menguji ada tidaknya perbedaan

respon konsumen berdasar perbedaan karakteristiknya.

Step 3: Membuat profil, yakni menerangkan cirri demografis, psikografis,

geografis, persepsi, sikap, preferansi, dan kebutuhan dari kelompok

segmen yang akan dibidik.

berbeda. Sebagai perbandingan, dasar-dasar segmentasi akan disajikan dalam

tabel berikut:

Geogr afi Negara, Wilayah,

Negara Bagian,

Demogr afi Usia, Jenis

(53)

Psikogr afi Kelas sosial, Gaya hidup, Kepribadian

Gaya hidup, Nilai individual

Kepribadian, Sikap, Manfaat produk

Behavior al Pengetahuan,

Sikap, Penggunaan, Respon terhadap produk

Sosiocultur al Kelompok

budaya, Kelas social

Sumber: Kotler dan Armstrong (2008: 226), Kasali (2005:156), Swasta (2005)

Pada Tabel 2.2 tersebut dapat dilihat bahwa dasar-dasar segmentasi

sangat beragam. Dalam penelitian empiris, penggunaan dasar-dasar segmentasi

disesuaikan dengan produk atau jasa serta konsumen yang diteliti. Militina

(2005) menggunakan dasar segmentasi geografis, demografis, psikografis, dan

perilaku untuk meneliti perbedaan proporsi segmentasi tersebut terhadap

keputusan membeli produk wisata budaya di Kalimantan Timur, sedangkan

Kunto dan Pasla (2006) menggunakan dasar-dasar segmentasi gaya hidup untuk

meneliti segmentasi pasar mahasiswa program studi pemasaran universitas

Kristen Petra.

2.6 Pr ofil Konsumen

Profil konsumen erat kaitannya dengan segmentasi pasar. Dimana

dengan mengetahui profil konsumen suatu produk maka akan dapat diketahui

segmen pasarnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

(54)

Profil demografi dan psikografi merupakan pendekatan yang saling

melengkapi yang bekerja dengan maksimal saat digabungkan. Para pemasar

akan memiliki informasi yang kuat mengenai target pasar dengan

mengkombinasikan pengetahuan demografi dan psikografi. Profil demografi dan

psikografi berguna dalam 2 hal yaitu membentuk profil konsumen (untuk pasar

barang dan jasa) serta membentuk profil audiens (untuk massa dan media untuk

menarik pengiklan) (Schiffman dan Kanuk, 2000).

Informasi mengenai profil demografi dan psikografi apabila digabungkan

akan dapat memberikan informasi untuk melakukan segmentasi pasar,

memberikan arahan tentang strategi promosi yang paling sesuai dan media

periklanan apa yang paling dapat menjangkau target pasar.

2.6.1 Pr ofil Demografi

Karakteristik demografi seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga,

siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi,

dan kebangsaan adalah dasar paling umum yang sering digunakan untuk

menetapkan segmentasi pasar (Kotler dan Armstrong, 2008). Hal ini

dikarenakan bahwa tingkat variasi kebutuhan, keinginan dan penggunaan

konsumen sering berhubungan erat dengan variabel demografi. Alasan lain yaitu

variabel demografi lebih mudah di ukur daripada kebanyakan tipe variabel

Gambar

Gambar 2.1 Langkah-langkah dalam segmentasi pasar, penetapan sasaran, dan positioning
Tabel 2.2
Tabel 2.3
tabel 2.5.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika dibandingkan dengan nilai standar KPI dari Axis maka kualitas layanan voice call dan data packet pada beberapa operator telepon seluler di wilayah Bali Inner City

Berdasarkan diskripsi jawaban responden, dapat diketahui bahwa pada variabel kualitas produk nilai terbesar adalah X 1.4 yaitu servis produk ponsel Nokia, hal

Seperti halnya pada permintaan air, permintaan air tak langsung ( virtual water ) untuk menghasilkan barang-barang yang dikonsumsi rumahtangga juga dipengaruhi secara negatif

Namun demikian, sejalan dengan perkembangan teknologi, kebutuhan pelayanan komunikasi akan didukung pula oleh telekomunikasi seluler (bukan kabel), yang cenderung akan

Apakah anda akan pindah ke merek lain, jika ada produk lain yang secara umum lebih menarik dari ponsel Sony Ericsson6. Tetap pada Sony Ericsson

Untuk memperjelas materi pembelajaran yang demikian luas dan senantiasa mengalami perkembangan ini, maka teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berkembang

Ponsel Nokia yang awalnya berisi fasilitas telepon dan pengiriman pesan singkat (SMS) saja, kini menambahkan fasilitas pesan multimedia (MMS) yang memungkinkan

Menurunnya minat beli ulang konsumen ini disebabkan oleh fitur - fitur yang dimiliki ponsel Nokia kurang baik, jika dibandingkan dengan para pesaing utamanya yaitu