• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh JUSTIN DARREN RAJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh JUSTIN DARREN RAJ"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

JUSTIN DARREN RAJ

0810314259

(2)

 Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas

Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung

jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan. Sebagai Unit Pelaksana

Teknis Dinas Kesehatan kabupaten / kota (UPTD).

 Program KIA dan KB termasuk satu dari enam

program pokok (basic six) Puskesmas yang bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan mutu

pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Program ini bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan sebagai berikut: pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga

berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.

(3)

Batasan Masalah

 Makalah ini membahas mengenai Program Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB) dan Pelaksanaan program KIA dan KB di Puskesmas Pauh.

Tujuan Penulisan

 Mengetahui program KIA dan KB dan pelaksanaannya

di Puskesmas Pauh

 Mengetahui hasil dari pelaksanaan program KIA DAN

KB di Puskesmas Pauh

Metode Penulisan

 Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan

kepustakaan yang merujuk pada berbagai literatur,

laporan tahunan Puskesmas Pauh, serta diskusi dengan kepala puskesmas dan pemegang program KIA-KB

(4)

Salah satu

program

kesehatan di

puskesmas

Pauh

Program

Kesehatan Ibu

dan Anak (KIA)

dan Keluarga

Berencana (KB)

(5)

Program Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA) merupakan salah satu dari enam program pokok Puskesmas yang bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.

(6)

Pelayanan antenatal

Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan Kesehatan Neonatus

Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi

Kebidanan

Penanganan Komplikasi Kebidanan

Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi

Pelayanan Kesehatan Bayi

Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Pelayanan KB Berkualitas

(7)

Pelayanan antenatal adalah pelayanan

kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu

selama masa kehamilannya, dilaksanakan

sesuai dengan standar pelayanan antenatal

yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan

Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai

standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik

(umum dan kebidanan), pemeriksaan

laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi

umum dan khusus (sesuai risiko yang

(8)

Dengan demikian maka secara operasional,

pelayanan antenatal disebut lengkap apabila

dilakukan oleh tenaga kesehatan serta

memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula

bahwa frekuensi pelayanan antenatal adalah

minimal 4 kali selama kehamilan, dengan

ketentuan waktu pemberian pelayanan yang

dianjurkan sebagai berikut :

- Minimal 1 kali pada triwulan pertama.

- Minimal 1 kali pada triwulan kedua.

- Minimal 2 kali pada triwulan ketiga.

(9)

 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah

pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten.

 Pencegahan infeksi

 Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar.  Manajemen aktif kala III

 Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat

pelayanan yang lebih tinggi.

 Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

 Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi

(10)

 Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan

kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu :

 Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai

dengan 3 hari setelah persalinan.

 Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah

persalinan (8 – 14 hari).

 Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah

(11)

Pelayanan kesehatan Neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya

(12)

Kunjungan Neonatus ke-2 ( KN 2 ) : hari ke

3 – 7 setelah lahi

Kunjungan Neonatus ke-3 ( KN ke-3 ) : hari ke 8 – 28 setelah lahir

Kunjungan Neonatus ke-1 (

KN 1 ) : 6 - 48 jam setelah lahir

(13)

Perawatan tali pusat

Melaksanakan ASI ekslusif

Memastikan bayi telah diberi injeksi

vitamin K 1

Memastikan bayi telah diberi salep

mata antibiotik

Memberikan iminisasi HB 0

(14)

Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM

 Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi

bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan masalah pemberian ASI

 Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI

ekslisif, pencegahan hipotermi, dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan buku KIA.

(15)

Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko

adalah kegiatan yang dilakukan untuk

menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor

risiko dan komplikasi kebidanan.

(16)

 Tidak mau minum / menyusu atau memuntahkan semua yang masuk kemulutnya

 Riwayat kejang

 Bergerak jika hanya diransang

 Frewensi napas < 30 x / menit atau > 60 x / menit

 Suhu tubuh < 35,5 c atau > 37,5 c

 Tarikan dinding dada kedalam sangat kuat

 Merintih

 Ada pustul di kulit

(17)

 Prematuritas dan BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr)  Asfiksia  Infeksi Bakteri  Kejang  Ikterus Diare  Hipotermia  Tetanus neonatorum

 Masalah pemberian ASI

 Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan

(18)

Pelayanan kesehatan sesuai

standar yang diberikan oleh tenaga

kesehatan kepada bayi sedikitnya 4

kali, selama periode 29 hari sampai

(19)

Pelayanan kesehatan tersebut meliputi :

Pemberian imunisasi dasar lengkap ( BCG, polio 1- 4, DPT / HB,

campak ) sebelum usia 1 tahun

Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi ( SDIDTK

)

Pemberian vit A ( 6 – 11 bulan )

Konseling ASI ekslusif, pemberian makanan pendamping ASI,

tanda – tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi dirumah menggunakan buku KIA

Penanganan dan rujukan kasus jika perlu. MTBS

(20)

Masa balita merupaka masa keemasan atau

golden period dimana terbentuk dasar –

dasar kemampuan keindraan, berfikir,

berbicara serta pertumbuhan mental

intelektual yang intensif dan awal

pertumbuhan moral

(21)

Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi :

1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari

– 2 bulan.

2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5

bulan.

3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8

bulan.

4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11

(22)

Pelayanan sesuai standar yang diberikan meliputi :

 Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio

1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3, Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun.

 Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang

bayi (SDIDTK).

 Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan).  Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan

pendamping ASI, tanda – tanda sakit dan

perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA.

(23)

 Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa keemasan atau golden period dimana terbentuk dasar-dasar

kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral. Pada masa ini stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuh dan rangsangan pengembangan otak. Upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini menjadi sangat penting agar dapat dikoreksi sedini mungkin dan atau mencegah gangguan ke arah yang

lebih berat .

 Bentuk pelaksanaan tumbuh kembang anak di lapangan

dilakukan dengan mengacu pada pedoman Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) yang

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan

jajarannya seperti dokter, bidan perawat, ahli gizi, penyuluh

kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya yang peduli dengan anak.

(24)

 Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar

dengan menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam menurunkan angka kematian Ibu dan menurunkan tingkat

fertilitas (kesuburan) bagi pasangan yang telah cukup memiliki anak (2 anak lebih baik) serta meningkatkan fertilitas bagi

pasangan yang ingin mempunyai anak.

 Pelayanan KB bertujuan untuk menunda (merencanakan)

kehamilan. Bagi Pasangan Usia Subur yang ingin menjarangkan dan/atau menghentikan kehamilan, dapat menggunakan metode kontrasepsi yang meliputi :

 KB alamiah (sistem kalender, metode amenore laktasi, coitus

interuptus).

 Metode KB hormonal (pil, suntik, susuk).

 Metode KB non-hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi dan

(25)

Indikator pemantauan keberhasilan

program KIA Anak

(26)

Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama ( KN 1 ) Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap ( KN 3 ) Cakupan Neonatal dengan Komplikasi

Cakupan Kunjungan Bayi Cakupan Kunjungan Balita Cakupan Pelaksanaan MTBS

(27)

Pencapain dari

pelaksanaan program

KIA Anak di Puskesmas

(28)
(29)

NO KELURAHA N SASARAN K1 K4 SASARAN BUMIL RESTI DETEKSI RESTI SASARAN BULIN LINAKES KUNJUNGAN NIFAS LENGKAP 1 Limau Manis 128 125 123 26 25 121 120 113 2 Koto Lua 177 173 170 35 33 169 166 157 3 LM.Selatan 208 206 203 42 38 200 197 184 4 Piai Tangah 133 132 129 27 26 125 123 114 5 Cupak Tangah 197 195 191 39 36 189 185 173 6 Pisang 173 171 168 35 33 165 162 153 7 Binuang 147 146 144 29 29 140 137 128 8 Kepalo Koto 153 151 150 31 30 145 142 134 9 Lb. Bukit 91 90 89 18 17 85 82 76

(30)

K1

96 96.5 97 97.5 98 98.5 99 99.5 99.21 97.8 97.74 97.68 97.46 97.38 97.27 97.17 97.11 97.58 97%

(31)

94 94.5 95 95.5 96 96.5 97 97.5 98 97.95 96.99 96.59 96.53 96.44 96.07 95.67 95.6 95.48 96.3 95%

(32)

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 18.75 16.48 16.34 13.6 12.78 12.42 11.76 11.67 11.56 13.71 20%

(33)

88 90 92 94 96 98 100 102 101.65 97.24 96.8 96.42 95.75 95.29 94.17 94.08 93 95.74 92%

(34)

88 90 92 94 96 98 100 102 101.65 97.24 96.8 96.42 95.75 95.29 94.17 94.08 93 95.66 86%

(35)

84 86 88 90 92 94 96 98 100 98.34 94.4 93.1 92.8 91.51 89.94 89.94 89.41 89 91.78 86%

(36)

97.58% 2.42%

Ibu mendapat stiker P4K

Ibu tidak Mendapat Stiker P4K

(37)

45.45

54.55

Ditangani diRujuk

(38)

N

o

Nama

Ibu/

Suami

Umur Penye

bab

Kemati

an

Tgl

Meni

nggal

Alama

t

1 Ny. Reza

wardani/

Tn.Hendri

27thn/

35thn

Emboli

Cairan

Ketuba

n

20-7-2012

Binuan

g

Jumlah

1

(39)

Data Sasaran 2012

Kelurahan Bayi Balita Prasekolah

Pisang 158 673 291 Piai Tangah 118 429 189 Lb. Bukit 79 294 127 Cp. Tangah 182 790 343 Binuang 133 556 176 Kapalo Koto 138 579 272 Koto Lua 163 695 255 Limau Manis 115 477 169 LMS 192 831 494 Puskesmas 1278 5324 2316

(40)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 86.81 86.23 81.95 81.73 80.5 79.75 79.11 77.6 59.49 80.28 92%

(41)

0 10 20 30 40 50 49.65 47.79 46.8 45.17 44.55 44.17 42.8 42.5 41.03 44.47 80%

(42)

70 75 80 85 90 95 100 95.65 95.65 94.2 93.4 90.22 89.83 88.6 86.5 79.74 90.53 92 %

(43)

44 46 48 50 52 54 56 54.92 53.61 52.74 52.72 50.25 50.07 48.1 47.89 47.66 50.43 80%

(44)

0 10 20 30 40 50 60 54.42 50 49.2 46.73 45.92 45.88 45.74 44.02 43.3 46.76 80%

(45)

92 94 96 98 100 102 104 106 105.21 102.54 102.53 102.17 101.5 100 97.54 97.25 96.87 100.07 88%

(46)

88 90 92 94 96 98 100 102 101.73 100 97.82 97.74 95.56 94.93 93.86 92.85 92.7 95.93 88%

(47)

N o

Kelurahan Lahir

Mati

0-7 hari 8-28 hari 29hr-11 bulan

1 Pisang 2 Piai Tangah

3 Lb. Bukitt 1P(Asfiksia )

4 CP.Tangah 1P (IUFD) 1 (Kelainan Jantung)

5 Binuang 1P(BBLR asfiksia)

6 Kapalo Koto IL (BBLR Aspirasi)

7 Koto Lua 1L,1P (Hisprung ,

Diare) 8 Limau Manis 1P (IUFD) 1L(Asfiksia)

9 LMS

(48)

Metode Kontrasepsi

Jumlah

IUD

25

KONDOM

8

IMPLANT

39

SUNTIK

98

PIL

28

(49)

KELURAHAN PUS BARU LAMA JUMLAH Binuang Kp. Dalam 904 323 344 667 Piai Tangah 771 300 220 520 Cp. Tangah 1098 547 262 809 Kapalo Koto 998 385 345 730 Lb. Bukit 731 238 244 482 Pisang 1252 644 238 882 Limau Manis 1082 314 445 759 Koto Lua 1245 578 312 890 LMS 1372 645 370 1015 PUSKESMAS 9453 3974 2780 6754

(50)

Program KIA KB yang ada di Puskesmas Pauh

sudah sesuai dengan pelayanan kesehatan

dasar dalam standar pelayanan minimal

bidang kesehatan. Namun ada beberapa

permasalahan yang dihadapi program KIA KB

di Puskesmas Pauh yaitu masih tingginya

angka kematian ibu, dan masi ada kasus bayi

dan balita yang meninggal, serta kunjungan

bayi dan balita yang jauh di bawah target dan

juga DDTK yang tidak mencapai target.

(51)

 1. Meningkatkan penyuluhan ke masyarakat

tentang pentingnya kesehatan ibu –anak dan pemakaian kontrasepsi, baik didalam gedung maupun diluar gedung.

 2. Meningkatkan koordinasi petugas KIA KB

dengan bidan pembina wilayah setempat dan kader.

 3. Meningkatkan kerjasama antar lintas program

dan lintas sector

 4. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang

pentingnya kunjungan bayi dan balita ke

puskesmas untuk memantau tumbuh kembang anak

(52)

Referensi

Dokumen terkait

10 Siti Hamidah, S.Pd MA Al-Falah Mekar Indah Jaya Kec.Banjar Agung B.Indonesia.

Konsep perancangan Museum Permainan Tradisional bertujuan untuk menjadi suatu guideline dalam perancangan Museum Permainan Tradisional sehingga tercapai suatu rancangan museum

seorang supervisor untuk mencatat semua kejadian atau perilaku pegawai yang biasa maupun yang luar biasa dari kejadian sehari-hari. 5) Group appraisal merupakan prosedur

Ibu Siswati Saragi,S.sos, M.SP, selaku administrator Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan yang

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Banik dan Ghosh (2008) menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri Bacillus sp dan Streptomyces sp lebih tinggi sehingga

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Strategi Nafkah Rumahtangga Desa Sekitar Hutan (Studi Kasus Desa Peserta PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) di Kabupaten

5. Faktor atau keadaan pencetus.. Penyebab ke lima adalah ACS yang merupakan akibat sekunder dari kondisi pencetus diluar arteri koroner. Pada pasien ini ada penyebab dapat

Belum secara spontan menunjukan ekspresi kekaguman terhadap fenomena alam dari hasil penafsiran defenisi geografi menurut para ahli atau ungkapan verbal yang