Oleh
JUSTIN DARREN RAJ
0810314259
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan. Sebagai Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan kabupaten / kota (UPTD).
Program KIA dan KB termasuk satu dari enam
program pokok (basic six) Puskesmas yang bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan mutu
pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Program ini bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan sebagai berikut: pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga
berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.
Batasan Masalah
Makalah ini membahas mengenai Program Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB) dan Pelaksanaan program KIA dan KB di Puskesmas Pauh.
Tujuan Penulisan
Mengetahui program KIA dan KB dan pelaksanaannya
di Puskesmas Pauh
Mengetahui hasil dari pelaksanaan program KIA DAN
KB di Puskesmas Pauh
Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan
kepustakaan yang merujuk pada berbagai literatur,
laporan tahunan Puskesmas Pauh, serta diskusi dengan kepala puskesmas dan pemegang program KIA-KB
Salah satu
program
kesehatan di
puskesmas
Pauh
Program
Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA)
dan Keluarga
Berencana (KB)
Program Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA) merupakan salah satu dari enam program pokok Puskesmas yang bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.
Pelayanan antenatal
Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan Kesehatan Neonatus
Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi
Kebidanan
Penanganan Komplikasi Kebidanan
Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi
Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Pelayanan KB Berkualitas
Pelayanan antenatal adalah pelayanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilannya, dilaksanakan
sesuai dengan standar pelayanan antenatal
yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai
standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik
(umum dan kebidanan), pemeriksaan
laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi
umum dan khusus (sesuai risiko yang
Dengan demikian maka secara operasional,
pelayanan antenatal disebut lengkap apabila
dilakukan oleh tenaga kesehatan serta
memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula
bahwa frekuensi pelayanan antenatal adalah
minimal 4 kali selama kehamilan, dengan
ketentuan waktu pemberian pelayanan yang
dianjurkan sebagai berikut :
- Minimal 1 kali pada triwulan pertama.
- Minimal 1 kali pada triwulan kedua.
- Minimal 2 kali pada triwulan ketiga.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah
pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
Pencegahan infeksi
Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar. Manajemen aktif kala III
Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat
pelayanan yang lebih tinggi.
Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan
kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu :
Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai
dengan 3 hari setelah persalinan.
Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah
persalinan (8 – 14 hari).
Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah
Pelayanan kesehatan Neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya
Kunjungan Neonatus ke-2 ( KN 2 ) : hari ke
3 – 7 setelah lahi
Kunjungan Neonatus ke-3 ( KN ke-3 ) : hari ke 8 – 28 setelah lahir
Kunjungan Neonatus ke-1 (
KN 1 ) : 6 - 48 jam setelah lahir
Perawatan tali pusat
Melaksanakan ASI ekslusif
Memastikan bayi telah diberi injeksi
vitamin K 1
Memastikan bayi telah diberi salep
mata antibiotik
Memberikan iminisasi HB 0
Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM
Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi
bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan masalah pemberian ASI
Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
ekslisif, pencegahan hipotermi, dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan buku KIA.
Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko
adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor
risiko dan komplikasi kebidanan.
Tidak mau minum / menyusu atau memuntahkan semua yang masuk kemulutnya
Riwayat kejang
Bergerak jika hanya diransang
Frewensi napas < 30 x / menit atau > 60 x / menit
Suhu tubuh < 35,5 c atau > 37,5 c
Tarikan dinding dada kedalam sangat kuat
Merintih
Ada pustul di kulit
Prematuritas dan BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr) Asfiksia Infeksi Bakteri Kejang Ikterus Diare Hipotermia Tetanus neonatorum
Masalah pemberian ASI
Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan
Pelayanan kesehatan sesuai
standar yang diberikan oleh tenaga
kesehatan kepada bayi sedikitnya 4
kali, selama periode 29 hari sampai
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi :
Pemberian imunisasi dasar lengkap ( BCG, polio 1- 4, DPT / HB,
campak ) sebelum usia 1 tahun
Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi ( SDIDTK
)
Pemberian vit A ( 6 – 11 bulan )
Konseling ASI ekslusif, pemberian makanan pendamping ASI,
tanda – tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi dirumah menggunakan buku KIA
Penanganan dan rujukan kasus jika perlu. MTBS
Masa balita merupaka masa keemasan atau
golden period dimana terbentuk dasar –
dasar kemampuan keindraan, berfikir,
berbicara serta pertumbuhan mental
intelektual yang intensif dan awal
pertumbuhan moral
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi :
1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari
– 2 bulan.
2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5
bulan.
3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8
bulan.
4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11
Pelayanan sesuai standar yang diberikan meliputi :
Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio
1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3, Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun.
Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang
bayi (SDIDTK).
Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan). Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan
pendamping ASI, tanda – tanda sakit dan
perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA.
Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa keemasan atau golden period dimana terbentuk dasar-dasar
kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral. Pada masa ini stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuh dan rangsangan pengembangan otak. Upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini menjadi sangat penting agar dapat dikoreksi sedini mungkin dan atau mencegah gangguan ke arah yang
lebih berat .
Bentuk pelaksanaan tumbuh kembang anak di lapangan
dilakukan dengan mengacu pada pedoman Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan
jajarannya seperti dokter, bidan perawat, ahli gizi, penyuluh
kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya yang peduli dengan anak.
Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar
dengan menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam menurunkan angka kematian Ibu dan menurunkan tingkat
fertilitas (kesuburan) bagi pasangan yang telah cukup memiliki anak (2 anak lebih baik) serta meningkatkan fertilitas bagi
pasangan yang ingin mempunyai anak.
Pelayanan KB bertujuan untuk menunda (merencanakan)
kehamilan. Bagi Pasangan Usia Subur yang ingin menjarangkan dan/atau menghentikan kehamilan, dapat menggunakan metode kontrasepsi yang meliputi :
KB alamiah (sistem kalender, metode amenore laktasi, coitus
interuptus).
Metode KB hormonal (pil, suntik, susuk).
Metode KB non-hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi dan
Indikator pemantauan keberhasilan
program KIA Anak
Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama ( KN 1 ) Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap ( KN 3 ) Cakupan Neonatal dengan Komplikasi
Cakupan Kunjungan Bayi Cakupan Kunjungan Balita Cakupan Pelaksanaan MTBS
Pencapain dari
pelaksanaan program
KIA Anak di Puskesmas
NO KELURAHA N SASARAN K1 K4 SASARAN BUMIL RESTI DETEKSI RESTI SASARAN BULIN LINAKES KUNJUNGAN NIFAS LENGKAP 1 Limau Manis 128 125 123 26 25 121 120 113 2 Koto Lua 177 173 170 35 33 169 166 157 3 LM.Selatan 208 206 203 42 38 200 197 184 4 Piai Tangah 133 132 129 27 26 125 123 114 5 Cupak Tangah 197 195 191 39 36 189 185 173 6 Pisang 173 171 168 35 33 165 162 153 7 Binuang 147 146 144 29 29 140 137 128 8 Kepalo Koto 153 151 150 31 30 145 142 134 9 Lb. Bukit 91 90 89 18 17 85 82 76
K1
96 96.5 97 97.5 98 98.5 99 99.5 99.21 97.8 97.74 97.68 97.46 97.38 97.27 97.17 97.11 97.58 97%94 94.5 95 95.5 96 96.5 97 97.5 98 97.95 96.99 96.59 96.53 96.44 96.07 95.67 95.6 95.48 96.3 95%
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 18.75 16.48 16.34 13.6 12.78 12.42 11.76 11.67 11.56 13.71 20%
88 90 92 94 96 98 100 102 101.65 97.24 96.8 96.42 95.75 95.29 94.17 94.08 93 95.74 92%
88 90 92 94 96 98 100 102 101.65 97.24 96.8 96.42 95.75 95.29 94.17 94.08 93 95.66 86%
84 86 88 90 92 94 96 98 100 98.34 94.4 93.1 92.8 91.51 89.94 89.94 89.41 89 91.78 86%
97.58% 2.42%
Ibu mendapat stiker P4K
Ibu tidak Mendapat Stiker P4K
45.45
54.55
Ditangani diRujuk
N
o
Nama
Ibu/
Suami
Umur Penye
bab
Kemati
an
Tgl
Meni
nggal
Alama
t
1 Ny. Reza
wardani/
Tn.Hendri
27thn/
35thn
Emboli
Cairan
Ketuba
n
20-7-2012
Binuan
g
Jumlah
1
Data Sasaran 2012
Kelurahan Bayi Balita Prasekolah
Pisang 158 673 291 Piai Tangah 118 429 189 Lb. Bukit 79 294 127 Cp. Tangah 182 790 343 Binuang 133 556 176 Kapalo Koto 138 579 272 Koto Lua 163 695 255 Limau Manis 115 477 169 LMS 192 831 494 Puskesmas 1278 5324 2316
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 86.81 86.23 81.95 81.73 80.5 79.75 79.11 77.6 59.49 80.28 92%
0 10 20 30 40 50 49.65 47.79 46.8 45.17 44.55 44.17 42.8 42.5 41.03 44.47 80%
70 75 80 85 90 95 100 95.65 95.65 94.2 93.4 90.22 89.83 88.6 86.5 79.74 90.53 92 %
44 46 48 50 52 54 56 54.92 53.61 52.74 52.72 50.25 50.07 48.1 47.89 47.66 50.43 80%
0 10 20 30 40 50 60 54.42 50 49.2 46.73 45.92 45.88 45.74 44.02 43.3 46.76 80%
92 94 96 98 100 102 104 106 105.21 102.54 102.53 102.17 101.5 100 97.54 97.25 96.87 100.07 88%
88 90 92 94 96 98 100 102 101.73 100 97.82 97.74 95.56 94.93 93.86 92.85 92.7 95.93 88%
N o
Kelurahan Lahir
Mati
0-7 hari 8-28 hari 29hr-11 bulan
1 Pisang 2 Piai Tangah
3 Lb. Bukitt 1P(Asfiksia )
4 CP.Tangah 1P (IUFD) 1 (Kelainan Jantung)
5 Binuang 1P(BBLR asfiksia)
6 Kapalo Koto IL (BBLR Aspirasi)
7 Koto Lua 1L,1P (Hisprung ,
Diare) 8 Limau Manis 1P (IUFD) 1L(Asfiksia)
9 LMS
Metode Kontrasepsi
Jumlah
IUD
25
KONDOM
8
IMPLANT
39
SUNTIK
98
PIL
28
KELURAHAN PUS BARU LAMA JUMLAH Binuang Kp. Dalam 904 323 344 667 Piai Tangah 771 300 220 520 Cp. Tangah 1098 547 262 809 Kapalo Koto 998 385 345 730 Lb. Bukit 731 238 244 482 Pisang 1252 644 238 882 Limau Manis 1082 314 445 759 Koto Lua 1245 578 312 890 LMS 1372 645 370 1015 PUSKESMAS 9453 3974 2780 6754
Program KIA KB yang ada di Puskesmas Pauh
sudah sesuai dengan pelayanan kesehatan
dasar dalam standar pelayanan minimal
bidang kesehatan. Namun ada beberapa
permasalahan yang dihadapi program KIA KB
di Puskesmas Pauh yaitu masih tingginya
angka kematian ibu, dan masi ada kasus bayi
dan balita yang meninggal, serta kunjungan
bayi dan balita yang jauh di bawah target dan
juga DDTK yang tidak mencapai target.
1. Meningkatkan penyuluhan ke masyarakat
tentang pentingnya kesehatan ibu –anak dan pemakaian kontrasepsi, baik didalam gedung maupun diluar gedung.
2. Meningkatkan koordinasi petugas KIA KB
dengan bidan pembina wilayah setempat dan kader.
3. Meningkatkan kerjasama antar lintas program
dan lintas sector
4. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang
pentingnya kunjungan bayi dan balita ke
puskesmas untuk memantau tumbuh kembang anak