SKRIPSI
Oleh:
NATALIA DWI DAMAYANTI 0913010006/FE/EA
Kepada
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
Yang diajukan
Natalia Dwi Damayanti 0913010006/FE/EA
Disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Drs. Ec. Munari, MM Tanggal …………...
NIP. 196104021988031001
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Disusun Oleh :
NATALIA DWI DAMAYANTI 0913010006/FE/EA
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skr ipsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 22 Februari 2013
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dr s.Ec. Munar i, MM Pr of. Dr. Soepar lan P. Ak, MM
Sekr etaris
Dr s.Ec. Munar i, MM
Anggota
Dra. Ec. Tituk Diah W. MAks
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya yang telah menerangi jiwa dan pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul “ Pengaruh Arus Kas Operasi Dan Laba Ber sih Ter hadap Harga Saham Pada Per usahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bur sa Efek Indonesia ”
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu, maka dalam kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung kelancaran penulisan skripsi baik berupa dukungan, do’a maupun bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terima kasih pada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP., selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Munari, MM, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi.
5. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak., selaku Ketua Program Studi Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.
6. Dosen-dosen Program Studi Akuntansi yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak, Ibu, Mbak Ita, dan seluruh keluarga besar yang setia menghibur dan memberikan dukungan moril dan materi selama pengerjaan skripsi ini.
8. Sahabatku tercinta Vrisca, Fitri, Intan, Fia, Kawat, Rifqi, Orlando, Agni, serta seluruh penghuni kos- kosan Medokan Ayu 1C No. 35, terima kasih atas saran dan bantuannya dalam pengerjaan skripsi ini.
9. Serta bantun dan dukungan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surabaya, 7 Februari 2013
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 9
1.3Tujuan Penelitian ... 9
1.4Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 10
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10
2.2. Landasan Teori ... 17
2.2.1. Pasar Modal ... 17
2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal ... 17
2.2.1.2. Jenis – Jenis Pasar Modal ... 18
2.2.1.3. Manfaat Pasar Modal ... 20
2.2.2. Saham. ... 22
2.2.2.1 Pengertian Saham. ... 22
Komunikasi ... 31
2.2.4. Arus Kas ... 34
2.2.5. Arus Kas Operasi... 35
2.2.6. Laba Bersih ... 38
2.2.7. Harga Saham ... 38
2.3. Kerangka Pikir... 40
2.3.1. Pengaruh Arus Kaas Operasi Terhadapa Harga Saham ... 40
2.3.2. Pengaruh Laba Bersih terhadap Harga Saham ... 42
2.4. Hipotesis……. ... 44
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 45
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 47
3.2.1. Populasi ... 47
3.2.2. Sampel ... 48
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 50
3.3.1 Jenis Data ... 50
3.3.2. Sumber Data dan Metode Pengambilan Data ... 51
3.4. Uji Kualitas Data ... 51
3.4.1. Uji Normalitas ... 51
3.5.2.2. Uji t ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 60
4.1.1. PT. Bursa Efek Indonesia ... 60
4.1.2. PT. Delta Djakarta Tbk ( DLTA) ... 62
4.1.3. PT. Fastfood Indonesia Tbk ( FAST ) ... 63
4.1.4. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk ( INDF ) ... 65
4.1.5. PT. Mayora Indah Tbk ( MYOR ) ... 66
4.1.6. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk ( MLBI ) ... 66
4.1.7. PT. Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk ( PTSP ) ... 67
4.1.8. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk ( PSDN ) ... 69
4.1.9. PT. Sekar Laut Tbk ( SKLT ) ... 70
4.1.10.PT. Siantar Top Tbk ( STTP ) ... 71
4.1.11. PT. Sinarmas Agro Resourches and Technology Tbk ( SMAR ) ... 72
4.1.12. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk ( AISA ) ... 73
4.1.13. PT. Ultrajaya Milk Industery & Trading Company Tbk ( ULTJ ) ... 74
Beverages yang Go Public di BEI... 81
4.3. Hasil Analisis dan Uji Hipotesis ... 83
4.3.1. Hasil Uji Normalitas ... 83
4.3.2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 86
4.3.2.1.Hasil Uji Multikolinieritas ... 86
4.3.2.2.Hasil Uji Autokorelasi ... 87
4.3.2.3.Hasil Uji Heterokedastisitas ... 87
4.3.3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 88
4.3.4. Hasil Uji Hipotesis ... 90
4.3.4.1.Uji F ... 90
4.3.4.2.Uji t ... 91
4.4. Pembahasan dan Hasil Penelitian ... 93
4.4.1. Implikasi Hasil Penelitian ... 93
4.4.2. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 94
4.4.3. Keterbatasan Penelitian ... 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97
5.1. Kesimpulan ... 97
Oleh:
Natalia Dwi Damayanti
Abstr aksi
Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana atau tambahan modal adalah melalui pasar modal. Sebab melalui pasar modal, investor, dapat memperbanyak pilihan dalam menyalurkan dana melalui investasi sesuai dengan keinginannya. Oleh sebab itu mereka perlu menilai kinerja suatu perusahaan melalui laporan keuangan perusahaan, terutama laporan arus kas dan laporan laba rugi. Biasanya investor lebih memilih untuk memperhatikan arus kas operasi dan laba bersih yang dihasilkan perusahaan dari setiap periode. Karena kedua hal itu merupakan indikator yang sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan pengembalian atas deviden yang diberikan. Sehingga jika kedua hal tersebut menunjukkan nilai yang positif setiap periode maka akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah arus kas operasi dan laba bersih memiliki pengaruh terhadap harga saham.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia berupa laporan keuangan yang telah diaudit selama periode 2008-2011 dan data harga saham penutupan ( closing price ) tiap – tiap perusahaan. Sample yang dipakai adalah sebanyak 48 laporan keuangan dari 12 perusahaan yang terdaftar di BEI. Untuk menguji hipotesis yang ada maka digunakan teknik analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan maka hasil penelitian yang didapat adalah arus kas operasi dan laba bersih mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Lata r Belakang
Dalam menjalankan aktivitas usahanya, setiap perusahaan membutuhkan
sumber modal yang besar untuk kegiatan operasional, pengembangan, dan
perluasan usahanya. Modal dapat diperoleh dari pemilik perusahaan maupun
utang. Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana atau
tambahan modal adalah melalui pasar modal.
Pasar modal memberikan jasanya yaitu dengan menjembatani hubungan
antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan
peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten ( perusahaan yang go
public ). Bagi badan usaha khususnya bagi perusahaan yang go public akan
memperoleh dana segar yang akan dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur
modal perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan. Bagi investor, keberadaan
pasar modal akan memperbanyak pilihan dalam menyalurkan dana melalui
investasi sesuai dengan keinginan investor sehingga tidak hanya menumpuk
dalam bentuk deposito dan tabungan, sehingga dari kegiatan ini baik pihak
investor maupun pihak perusahaan merupakan pihak yang saling menguntungkan.
Kegiatan pasar modal tidak akan terlepas dari tersedianya berbagai macam
informasi tentang emiten. Informasi bagi para pelaku di bursa tersebut akan
pada perubahan fluktuasi baik harga maupun kuantitas saham yang
diperdagangkan. Perkembangan harga saham dan volume perdagangan saham di
pasar modal merupakan indikasi penting untuk mempelajari tingkah laku pasar,
yaitu investor. Investor di pasar modal sangat berkepentingan dengan informasi
yang berkaitan dengan kinerja perusahaan, karena perusahaan yang memiliki
kinerja yang baik mampu memaksimalkan keuntungan perusahaan yang pada
akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan para pemilik saham. Kesejahteraan
pemegang saham ditunjukkan melalui harga pasar per saham perusahaan, yang
juga merupakan refleksi dari keputusan investasi, pendanaan dan aktiva
manajemen (James C Van Horne & John M. Wachowicz,Jr,2007).
Salah satu ukuran penting untuk menilai kinerja perusahaan adalah laporan
keuangan. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1
yang dikeluarkan oleh IAI pada tahun 2007, dinyatakan bahwa tujuan laporan
keuangan untuk umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan,
kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan- keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber – sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang
meliputi: (1) neraca, (2) laba rugi, (3) perubahan ekuitas, (4) arus kas, (5) catatan
Dalam hal ini khususnya informasi mengenai arus kas merupakan salah satu
informasi yang dapat dipakai sebagai pengambilan keputusan investasi bagi para
investor untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Laporan arus kas
memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi
perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan
untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam adaptasi dengan
perubahan keadaan dan peluang. Biasanya investor lebih memperhatikan arus kas
yang didapat dari aktivitas operasi. Arus kas operasi dinilai dapat memberikan
informasi pada calon investor mengenai apakah dari kegiatan bisnisnya
perusahaan dapat mengucurkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendapatan dari luar ( Simamora,
2002: 182 ). Jika suatu perusahaan dapat memperoleh arus kas operasi yang
positif dengan peningkatan dari waktu ke waktu, maka usaha tersebut dapat
mengembangkan usahanya sebagai probabilitas perusahaan meningkat dan
diikutinya dengan peningkatan deviden saham sehingga akan menyebabkan
permintaan terhadap saham akan meningkat, sehingga membuat investor tertarik
untuk membeli saham perusahaan tersebut yang berdampak pada meningkatnya
harga saham tersebut.
Selain arus kas, informasi dalam laporan keuangan yang direspon oleh
investor serta mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi mereka adalah
bahwa laba bersih atau penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi
selama periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanaman modal. Laba bersih menunjukkan ukuran tingkat
pengembalian bagi para pemegang saham dan ukuran kinerja manajemen dalam
keseluruhan penilaian kinerja keuangan (Robbert Ang,1997). Jika laba bersih
suatu perusahaan menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu, maka investor
akan tertarik untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut, dengan
demikian harga saham yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin meningkat
(Henry Simamora,2000).
Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan
perusahaan dan sangatlah dipengaruhi oleh kekuatan pasar itu sendiri. Harga
saham sifatnya berubah – ubah atau berfluktuasi setiap saat dan selalu mengalami
pasang surut tergantung oleh banyaknya penawaran dan permintaan atas saham
tersebut serta beberapa faktor lain yang mempengaruhinya. Namun, pada
prinsipnya semakin baik prestasi perusahaan dalam menghasilkan suatu
keuntungan, maka akan meningkatkan permintaan saham perusahaan tersebut,
sehingga akan meningkatkan harga saham itu sendiri. Contohnya kondisi
perusahaan sangat berpengaruh terhadap harga dan volume perdagangan saham,
jika perusahaan tersebut mengalami peningkatan, maka secara otomatis harga dan
Laba bersih dan arus kas operasi suatu perusahaan merupakan salah satu
informasi yang dibutuhkan untuk mengambil suatu keputusan tentang sumber
ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan dimasa yang akan datang dan
seringkali untuk memperkirakan suatu perusahaan dalam memperdiksi arus kas
dimasa yang akan datang.
Beberapa penelitian menyatakan, bahwa informasi laba yang dihasilkan yang
memiliki efek terhadap penggunanya, beberapa penelitian yang menghubungkan
informasi angka laba dengan harga saham, pada umumnya menggunakan angka
laba operasi sebagai angka laba seperti pada penelitian yang dilakukan oleh
Shinta dan Kusuma (2004) yang beralasan bahwa angka laba operasi lebih
mampu menggambarkan operasi perusahaan dibandingkan dengan laba bersih.
Selain itu, laba operasi juga diasumsi memiliki hubungan langsung dengan proses
penciptaan laba. Menurut penelitian dari Kim dan Kross (2003) bahwa hubungan
antara laba dengan arus kas masa depan meningkat sepanjang waktu. Untuk
perusahaan yang melaporkan laba negatif menyatakan hubungan antara arus kas
periode berjalan dengan arus kas masa depan meningkat secara signifikan
sedangkan pada perusahaan yang melaporkan laba positif, hubungan antara arus
kas tahun berjalan dengan arus kas masa depan tidak meningkat maupun
menurun.
Sejak beberapa tahun yang lalu, perkembangan bisnis di bidang makanan dan
minuman mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Puncaknya terjadi
(Th.2008) mengalami lonjakan pesat menjadi 11,22% dengan volume penjualan
hingga Rp 555 Trilyun (Th. 2009). Meskipun peningkatannya sangat tinggi di
tahun 2009, namun pada saat krisis global terjadi pada tahun 2010 silam, sektor
industri makanan dan minuman sempat mengalami penurunan yang cukup hebat
menjadi 2,73% walaupun omsetnya masih tetap tinggi yaitu menyentuh angka Rp
605 Trilyun. Dan yang lebih menggembirakan lagi, pada tahun 2011 industri
makanan dan minuman kembali bersinar dengan mengalami peningkatan sekitar
9,34% pada kuartal kedua. Selain omsetnya yang terus meningkat, jumlah pelaku
bisnis di bidang makanan dan minuman juga mengalami pertumbuhan yang
cukup positif. Saat ini berbagai macam produk makanan dan minuman mulai
diinovasikan menjadi aneka menu baru yang ditawarkan pelaku usaha untuk
memanjakan para konsumennya. Bahkan sekarang banyak pengusaha yang
berhasil mengembangkan usahanya menjadi bisnis waralaba dengan menawarkan
nilai investasi yang beragam, dari mulai jutaan rupiah hingga ratusan juta rupiah.
(
http://www.probisnisonline.com/index.php/component/k2/item/9-industri-makanan-dan-minuman-kembali-bersinar). 03/12/2012
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin memilih perusahaan food and
beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian,
dikarenakan perkembangan perusahaan tersebut mengalami peningkatan yang
cukup signifikan, sehingga kecenderungan untuk meraih laba pun semakin besar.
menanamkan modalnya semakin besar, implikasinya harga saham akan
meningkat.
Berikut ini adalah grafik data untuk nilai harga saham salah satu perusahaan
food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2012:
Gambar 1.1
Gr afik Fluk tua si Harga Saha m PT. Tiga Pila r Sejahtera Food Tbk
Sesuai gambar mengenai fluktuasi harga saham di PT. Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk sebagai salah satu perusahaan food and beverages yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 – 2012, didapatkan bahwa sahamnya
Berdasarkan fenomena dan penelitian penelitian terdahulu yang telah
disebutkan, maka penulis mengambil mengambil judul: “ Pengar uh Ar us Kas
Oper asi dan Laba Bersih ter ha dap Har ga Saham Pa da Per usa haan Food
and Beverages yang ter daftar di Bur sa Efek Indonesia “ .
1.2Per umusa n Ma salah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
perumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini yaitu : “ Apakah
arus kas operasi dan laba bersih berpengaruh terhadap harga saham perusahaan
food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI )?”
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah
diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
yaitu untuk mengetahui apakah arus kas operasi dan laba bersih berpengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di
1.4 Ma nfa at Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai upaya untuk mendapatkan pengalaman yang berharga dalam
menulis karya ilmiah dan memperdalam pengetahuan terutama dalam
bidang yang dikaji.
2. Bagi Perusahaan
Untuk memberikan sumbangan dan ide kepada perusahaan ( manager )
yang mungkin bisa digunakan sebagai dassar koreksi untuk perbaikan
sehubungan dengan semakin tingginya tingkat persaingan perusahaan
khususnya yang listing di pasar modal.
3. Bagi Investor
Dapat memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
dalam penanaman modal.
4. Bagi Universitas
Dapat digunakan sebagai bahan tambahan referensi di lingkungan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan dapat
digunakan sebagai bahan acuan bagi mahasiwa untuk mengadakan
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1Hasil Penelitian Ter da hulu
1. Nasir dan Ulfah ( 2008 )
a. Judul:
“ Analisis Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham
Dengan Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening”
b. Rumusan Masalah:
Bagaimana Kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola
sumber daya yang dimiliki guna mendapatkan keuntungan dan
apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi
terhadap harga saham dengan persistensi laba sebagai variabel
intervening?
c. Hipotesis:
Arus kas operasi berpengaruh positif terhadap harga saham dengan
d. Kesimpulan:
Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa arus kas operasi
mempengaruhi persistensi laba, hal ini berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Meythi (2006) yang menyatakan bahwa arus
kas operasi tidak mempengaruhi persistensi laba.
2. Djam’an ( 2010 )
a. Judul:
” Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas, Laba, dan Size Perusahaan
terhadap Abnormal Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
b. Rumusan Masalah:
1. Bagaimana pengaruh arus kas dari aktivitas operasi terhadap
abnormal return saham?
2. Bagaimana pengaruh arus kas dari aktivitas investasi terhadap
abnormal return saham?
3. Bagaimana pengaruh arus kas dari aktivitas pendanaan
4. Bagaimana pengaruh laba terhadap abnormal return saham?
5. Bagaimana pengaruh size perusahaan terhadap abnormal return
saham?
c. Hipotesis:
1. Arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh positif signifikan
terhadap abnormal return saham.
2. Arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh positif signifikan
terhadap abnormal return saham.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh positif
signifikan terhadap abnormal return saham.
4. Laba berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return
saham.
5. Size Perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap
abnormal return saham.
d. Kesimpulan:
1. Arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap
abnormal return saham. Hipotesis pertama yang menyatakan
saham diterima. Simpulan ini mengindikasikan bahwa
perusahaan mampu menghasilkan kas yang mencukupi secara
internal dari operasi untuk membayar kewajibannya tanpa
harus meminjam dari pihak luar, menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut sukses.
2. Arus kas investasi berpengaruh positif signifikan terhadap
abnormal return saham. Hipotesis dua yang menyatakan bahwa
arus kas investasi berpengaruh positif signifikan terhadap
abnormal return saham diterima. Simpulan ini
mengindikasikan bahwa peningkatan investasi akan mampu
memberikan arus kas tambahan bagi perusahaan untuk
meningkatkan pendapatannya. Adanya peningkatan pendapatan
ini akan menarik investor untuk membeli sahamnya di bursa
sehingga harga saham akan meningkat.
3. Arus kas pendanaan berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap abnormal return saham. Hipotesis tiga yang
menyatakan bahwa arus kas pendanaan berpengaruh positif
signifikan terhadap abnormal return saham ditolak. Simpulan
ini mengindikasikan bahwa laporan arus kas dari aktivitas
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi
ekuitas dan pinjaman perusahaan.
4. Informasi laba berpengaruh positif signifikan terhadap
abnormal return saham. Hipotesis empat yang menyatakan
bahwa laba berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal
return saham diterima. Simpulan ini mengindikasikan bahwa
laba bersih menunjukkan efektifitas dan efisiensi perusahaan
dalam menghasilkan tingkat keuntungan.
5. Informasi size perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap abnormal return saham. Hipotesis lima yang
menyatakan bahwa size perusahaan berpengaruh negatif
terhadap abnormal return saham ditolak. Ini mengindikasikan
bahwa size perusahaan dengan pengukuran total aset
mencerminkan efisiensi dalam pengelolaan aset untuk
memperoleh laba dari aktivitas operasi, apabila total aset
meningkat maka akan bermanfaat bagi perusahaan.
3. Tr iyono dan Har tono ( 2000 )
a. Judul:
b. Rumusan Masalah:
1. Apakah ada perbedaan hubungan antara arus kas total dengan
harga saham dan hubungan laba akuntansi dengan harga saham.
2. Apakah ada perbedaan hubungan antara perubahan arus kas
total dengan return saham dan hubungan perubahan laba
akuntansi dengan return saham?
3. Apakah ada hubungan positif antara arus kas dari aktivitas
pendanaan dengan harga saham?
4. Apakaha ada hubungan antara arus kas dari aktivitas operasi
dengan harga saham?
5. Apakah ada hubungan positif antara perubahan arus kas dari
aktivitas operassi dengan return saham?
c. Hipotesis:
1. Diduga ada perbedaan hubungan antara arus kas total dengan
2. Diduga ada perbedaan positif antara arus kas total dengan
return saham dan hubungan perubahan laba akuntansi dengan
return saham.
3. Diduga ada hubungan positif dari aktivitas pendanaan dengan
harga saham.
4. Diduga ada hubungan antara arus kas dari aktivitas pendanaan
dengan return saham.
5. Diduga ada hubungan antara perubahan arus kas dari aktivitas
investasi dengan harga saham.
6. Diduga ada hubungan antara perubahan arus kas dari aktivitas
investasi dengan return saham.
7. Diduga ada hubungan positif antara perubahan arus kas dari
aktivitas operasi dengan harga saham.
8. Diduga ada hubungan positif antara perubahan arus kas dari
aktivitas operasi dengan return saham.
d. Kesimpulan:
1. Hasil perbandingan antara totala arus kas dengan laba
informasi arus kas memberikan informasi tambahan bagi
pemakai laporan keuangan.
2. Hasil hipotesis dengan mendasarkan model return
menunjukkan bahwa semua hipotesis yang diajukan tidak
berhasil didukung oleh data. Hal ini mungkin disebabkan
karena tidak terpenuhinya asumsi model return.
2.2 Landasa n Teor i
2.2.1 Pasa r Modal
2.2.1.1 Penger tian Pasar Modal
Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan
yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank – bank komersial dan
suatu lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat – surat
berharga yang beredar ( Sunariyah 2003: 4). Dalam arti sempit, pasar modal
adalah suatu pasar ( tempat berupa gedung) yang disiapkan guna
memperdagangkan saham – saham, obligasi – obligasi dan jenis surat
berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.
Definisi mengenai pasar modal di Indonesia telah diatur dalam
Undang – Undang No. 15 Tahun 1952 dan Undang – Undang No. 8 Tahun
1. Menurut Undang – Undang No. 15 Tahun 1952, “ Bursa ialah bursa-
bursa perdagangan di Indonesia yang didirikan untuk perdagangan –
perdagangan uang dan efek – efek termasuk semua pelanggan efek –
efek.
2. Menurut Undang- Undang No. 8 1995, “ Pasar modal adalah kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek.
Perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya.
Serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
2.2.1.2J enis- J enis Pasar Moda l
Menurut Sunariyah ( 2003: 12) penjualan saham ( termasuk jenis
sekuritas lain) kepada masyarakat dapat dilakukan sesuai jenis ataupun bentuk
pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan. Jenis – jenis pasar
modal tersebut ada beberapa macam, yaitu:
1. Pasar Perdana ( Primary Market)
Pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham
– saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya
sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa. Harga saham di pasar
perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go
publik, berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang
bersangkutan.
Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati
masa penawaran pada pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder
ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual.
Perdagangan pasar sekunder, bila dibandingkan dengan perdagangan pasar
perdana mempunyai volume perdagangan yang lebih besar dan hasil dari
penjualan saham disini biasanya tidak lagi masuk modal perusahaan,
melainkan masuk ke dalam kas para pemegang saham yang bersangkutan.
3. Pasar Ketiga ( Third Market )
Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar
bursa. Jadi, dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi
perdagangan yang dinamakan floor trading ( lantai bursa ). Operasi yang
ada pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi yang disebut “ trading
information”. Informasi yang diberikan dalam pasar ini meliputi: harga –
harga saham, jumlah transaksi, dan keterangfan lainnya mengenai surat
berharga yang bersangkutan.
4. Pasar Keempat
Pasar Keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau
dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke
pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Meskipun
demikian, mekanisme kerja dalam pasar modal menghendaki pelaporan
pada akhirnya transaksi antar pemodal tersebut jutga harus dicatatkan pula
di bursa efek.
2.2.1.3Ma nfa at Pa sa r Modal
Manfaat pasar modal menurut Sartono (2001: 38-40 ) adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Emiten
a. Jumlah dana yang dihimpun terlalu besar dan dapat sekaligus
diterima oleh emiten.
b. Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas (
mempunyai keleluasan ) dan mengelola dana yang diterima oleh
perusahaan.
c. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra
perusahaan dan ketergantungan terhadap bank kecil. Jangka waktu
penggunaan dana tak terbatas.
d. Cash flow hasil penjualan saham biasanya akan lebih besar
daripada harga perusahaan. Emisi saham sangat cocok digunakan
untuk membiayai perusahaan yang beresiko tinggi.
e. Tidak ada beban finansial yang tetap, profesionalisme manajemen
meningkat.
a. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan tersebut akan tercermin pada meningkatnya harga
saham yang menjadi capital gain.
b. Sebagai pemegang saham investor mrmperoleh deviden, dan
sebagai pemegang obligasi investor memperoleh bunga tetap
setiap tahun.
c. Bagi pemegang saham mempunyai hak suara dalam RUPS dan
hak suara dalam RUPO bagi pemegang obligasi.
d. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi misalnya dari
saham A ke saham B sehingga dapat mengurangi resiko dan
meningkatkan keuntungan.
e. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen
untuk memperkecil resiko secara keseluruhan dan
memaksimumkan keuntungan.
3. Bagi Lembaga Penunjang
Berkembangnya pasar modal juga akan mendorong perkembangan
lembaga penunjang menjadi lebih profesional dalam memberikan
pelayanan sesuai dengan bidang massing- massing. Keberhasilan pasar
modal tidak terlepas dari peran lembaga penunjang. Manfaat lain dari
berkembangnya pasar modal adalah munculnya lembaga penunjang baru
4. Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah, perkembangan pasar modal merupakan alternatif lain
sebagain sumber pembiayaan pembangunan selain dari sektor perbankan
dan tabungan pemerintah. Pembangunan yang semakin pesat memerlukan
dana yang semakin besar pula, untuk itu perlu dimanfaatkan potensi dana
masyarakat. Adapun manfaat yang langsung dirasakan oleh pemerintah
adalah:
a. Sebagai sumber pembiayaan badan usaha milik Negara sehinngga
tidak lagi tergantung pada subsidi dari pemerintah.
b. Manajemen usaha menjadi lebih baik, manajemen dituntut untuk
lebih profesional.
c. Meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, penghematan devisa
dari pembiayaan pembangunan serta memperluas kesempatan
kerja.
2.2.2 Saham
2.2.2.1 Penger tian Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001: 5) Saham dapat
didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseoran atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar pernyertaan yang ditanamkan di
perusahaan tersebut.
Menurut Munandar ( 1996: 3 ) saham adalah surat tanda ikut serta
memasukkan modal kedalam perusahaan yang mengeluarkan sahm tersebut,
yang berarti ikut menjadi pemilik perusahaan tersebut, sehingga dengan
sendirinya mempunyai hak – hak dan kewajiban – kewajiban tertentu sebagai
seorang pemilik perusahaan, ( misalnya: hakk ikut serta menentukan
kebijaksanaan – kebijaksanaan perusahaan; kewajiban memikul kerugian –
kerugian perusahaan sampai batas tertentu dan sebagainya ).
2.2.2.2J enis- jenis Saham
Menurut Darmadji dan Fakhrudin ada beberapa sudut pandang untuk
membedakan saham, saham – saham tersebut terbagi atas:
• Ditinjau dari segi kemampuan dalam Hak Tagih atau Klaim, maka
saham terbagi atas:
1. Saham Biasa ( common stock ), yaitu merupakan saham yang
menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian
dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi.
2. Saham Preferen ( Preferred Stoocks ), merupakan saham yang
memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham
bunga obligasi ), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil,
seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen serupa
dengan saham biasa karena dua hal, yaitu: mewakili
kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo
yang tertulis di atas saham lembaran tersebut; dan membayar
dividen. Sedangkan persamaan antara saham preferen dengan
obligasi terletak pada tiga hal: ada klaim atas laba dan aktiva
sebelumnya; dividennya tetap selama masa berlaku ( hidup )
dari saham; memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (
convertible) dengan saham biasa. Oleh karena saham preeferen
investor, maka secara praktis saham preferen dipandang
sebagai surat berharga dengan pendapatan tetapdan karena itu
akan bersaing dengan obligasi di pasar. Walaupun demikian
obligasi perusahaan menduduki tempat yang lebih senior
dibanding dengan saham preferen.
• Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas:
1. Saham Atas Unjuk ( bearer stocks ), artinya pada saham
tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investoe lainnya. Secar
2. Saham Atas Nama ( registered stocks ), merupakan saham yang
ditulis dengan jelas sipa nama pemiliknya, dimana cara
peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
• Ditinjau dari kinerja perdagangan maka saham dapat dikategorikan
atas:
1. Blue Chip Stocks, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan
yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri
sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam
membayar dividen.
2. Income Stocks, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki
kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata – rata
dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.Emiten
seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang
lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.
Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan
potensi pertumbuhan harga saham ( P/ E ratio).
3. Growth Stocks ( well- known ), yaitu saham – saham dari
emiten yang memiliki pertumbuhan pendaptan yang tinggi,
sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi
tinggi. Selain itu terdapat juga growth stocks ( lesser known )
industri namun memiliki ciri growth stocks. Umumnya saham
ini berasal dari saham daerah dan kurang populer di kalangan
emiten.
4. Speculative Stocks, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak
bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke
tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan pengahsilan yang
tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.
5. Counter Cyclical Stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh
oleh kondisi ekonopmi makro maupun situasi bisnis secara
umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi,
dimana emitennya mampu memberikan deviden yang tinggi
sebagi akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh
penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten seperti 9ni
biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu
dibutuhkan masyarakat seperti rokok, consumer goods.
2.2.3 Lapor an Keuangan
2.2.3.1 Penger tian Lapora n Keua ngan
Menurut SFAC No.1 (FASB, 1978), laporan keuangan merupakan
“central feature of financial reporting” yang berfungsi untuk “
sumber daya atau aset suatu entitas, klaim terhadap sumber daya atau aset –
aset tersebut ( kewajiban dan ekuitas pemilik ), dan pengaruh transaksi –
transaksi dan peristiwa – peristiwa lain serta kejadian yang mengakibatkan
perubahan dalam sumber daya atau klaim terhadap sumber daya tersebut (
Lako, 2006: 49 ).
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan paragraf 07 ( SAK, 2007: 1 ) adalah:
“ Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan ( yang dapat disajikan dalam
berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kass atau laporan arus dana),
catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya
informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan
pengaruh perubahan harga.”
Laporan keuangan yang lengkap menurut Standar Akuntansi
Keuangan ( 2007 ) terdiri dari beberapa unsur berikut ini:
1. Neraca
Neraca adalah daftar sekuruh aktiva, kewajiban, ekuitas pemilik dari
suatu entitas pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada saat akhir
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan dan pengeluaran
atas beban dari suatu entitas dalam suatu jangka waktu tertentu,
misalnya dalam satu bulan atau satu tahun.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan ikhtisar dan perubahan ekuitas
yang terjadi dalam ekuitas pemilik dari entitas dalam jangka waktu
tertentu, misalnya satu tahun atau satu bulan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kass memperlihatkan arus kas masuk, yaitu penerimaan,
dan arus kas keluar dari sebuah entitas pada periode tertentu, sehingga
laporan arus kas harus menyajikan informasi tentang dampak kas dari
aktivitas operasi, investasi, pendanaan, perusahaan perusahaan selama
masa periode akuntansi.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara
sistematis. Setiapa posisi dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan
arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat di dalam
catatan atas laporan keuangan.
Laporan keungan bukanlah akhir atau tujuan dari pelaporan
menyediakan informasi – informasi yang berguna bagi keputusan
ekonomi dan bisnis.
Penggunaan informassi keuangan melalui laporan keuangan
oleh pihak luar (outsiders) yaitu untuk membuat keputusan investasi
dalam menempatkan sumber daya yang akan diinvestasikan, dan juga
upaya untuk memutuskan pemberian kredit oleh kreditur. Untuk
kepentingan tersebut, laporan keuangan dirancang guna kemampuan
atau solvency dan prifitability perusahaan (Parawiyati, dkk, 2000).
2.2.3.2Tujuan Lapora n Keua ngan
PSAK No. 1 ( SAK 2007: 1,2) Tujuan laporan keuangan untuk tujuan
umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan
arus kas perusahan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan penggunba
laporan dalam rangka membuat keputusan – keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan
sumber- sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
SAK (2007: 2) Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Jadi tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi atau
sebagi bahan pertimbangan bagi para investor pemakai laporan keuangan.
keuangan digunakan bagi para investor sebagai bahan pertimbangan dalam
usahanya untuk membeli ataupun menanamkan modal pada suatu perusahaan.
Laporan keuangan yang diterbitkan akan sangat membantu bagi para
investor, karena dapat mengetahui seberapa besar keuntungan yang akan
mereka dapat dari penanaman modal dan pembelian saham – saham tersebut.
2.2.3.3Ka rakter istik Lapor an Keuangan
Sugiri (2004: 22) Menurut “Kerangka Dasar dan Penyajian laporan
Keuangan” (IAI, 2002) terdapat empat karakteristik kualitatif pokok laporan
keuangan yaitu:
1. Dapat Dipahami
Informasi keuangan yang dapat dipahami adalah informasi yang
disajikan dalam bentuk dan bahasa teknis yang sesuai dengan tingkat
pengertian penggunanya.
2. Relevan
Informasi keuangan harus berpautan dengan tujuan pemanfaatannya.
3. Andal Agar Bermanfaat
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan yang material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang
4. Dapat diperbandingkan
Informasi akuntansi harus dapat diperbandingkan dengan informasi
akuntansi periode sebelumnyapada perusahaan yang sama, atau
dengan perusahaan sejenis lainnya pada periode waktu yang sama.
Agar dapat dibandingkan dengan periode sebelummnya pada
perusahaan yang sama, maka:
a. Laporan keuangan disajikan dalam format yang sama.
b. Isi laporan keuangan adalah identik.
c. Prinsip – prinsip akuntansi yang dianut tidak berubah,
kalaupun berubah maka dampak perubahannya terhadap rugi
laba periode sekarang harus diungkapkan.
d. Perubahan dalam kondisi yang mendasari transaksi harus
diungkapkan.
2.2.3.4Pentingnya Laporan Keuangan Sebagai Alat Komunikasi
Pihak – pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan
suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi perusahaan.
Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan tercermin
pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu,
laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat berkomunikasi dengan pihak –
pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan untuk
Menurut SAK (2007:2), pengguna laporan keuangan meliputi investor
sekarang dan investor potensial, pemasok, dan kreditor usahalainnya,
pelanggan, pemerintah serta lembaga- lembaganya, dan masyarakat. Mereka
menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi:
1. Investor
Penanaman modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan
dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi
tersebut.
2. Karyawan
Karyawan dan kelompok – kelompok yang mewakili mereka tertarik
pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.
3. Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka utruk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan Kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi
keuangan yang memungkinkan mereka utruk memutuskan apakah
pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup bersama.
6. Pemerintah
Mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,
menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun
statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (tren) dan perkembangan terakhir
kemakmuran, serta rangkaian aktivitasnya.
Demikian pulanya halnya dengan perusahaan yang go public yang
sebagian saham – sahamnya dimiliki oleh masyarakat atau public
berkewajiban untuk mengumumkan kondisi keuangannya. Apabila suatu
perusahaan bermaksud untuk menawarkan sahamnya melalui pasar modal, hal
ini dapat menimbulkan perubahan yang amat mendasar. Status perusahaan
akan berubah dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka dengan
segala konsekuensinya. Perusahaan akan mempunyai status baru sebagai
perusahaa public. Perusahaan yang mempunyai status baru sebagai
perusahaan public diharuskan memenuhi kewajiban – kewajiban ( terutama
dalam pelaporan ) sesuai peraturan yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM (
Peramalan laporan keuangan yaitu laporan keuangan yang diharapkan
dimasa depan berdasarkan kondisi yang diharapkan oleh manajemen untuk
terjadi dan tindakan yang diharapkan dilakukan meliputi perkiraan seluruh
aktiva dan kewajiban dan diharapkan ditambah perkiraan laporan laba rugi.
2.2.4 Ar us Kas
Simamora ( 2002:176) Laporan arus kas adalah laporan keuangan
yang memperlihatkan pengaruh aktivitas – aktivitas operasi, pendanaan, dan
investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu
dengan suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas.
Menurut Kieso (2002: 237) Tujuan utama laporan arus kas adalah
menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran
kas sebuah perusahaan selama suatu periode.
Laporan arus kas bermanfaat bagi dua pihak. Pertama, pihak internal
yaitu bagi manajemen. Kedua, pihak eksternal yaitu investor. Informasi
tentang arus kas bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan sebagai dassar
untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Informasi dalam arus kas menurut Simamora (2000: 489) akan
membantu para pemakai laporan keuangan dalam menilai aspek dari posisi
keuangan perusahaan yaitu kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas
di masa depan, kemampuan entitas untuk membagikan deviden dan memenuhi
bersih yang dipakai oleh kegiatan - kegiatan operasi, serta transaksi –
transaksi pendanaan dari investasi kas selama periode tertentu.
Kieso (2002: 238) penerimaan dan pembayaran kas selama suatu
periode diklasifikasikan dalam laporan arus kas menjadi tiga aktivitas berbeda
yaitu:
1. Aktivitas Operasi
Meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan untuk
menentukan laba bersih.
2. Aktivitas Investasi
Meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta perolehan dan
pelepasan investasi ( baik hutang maupun ekuitas ) serta property,
pabrik, dan peralatan.
3. Aktivitas Pembiayaan
Melibatkan pos – pos kewajiban dan ekuitas pemilik. Aktivitas ini
meliputi perolehan sumber daya dari pemilik dan
komposisisnyakepada mereka dengan pengembalian atas dan dari
investasinya, dan pinjaman uang dari kreditor serta pelunasannya.
2.2.5 Ar us Kas Oper asi
PSAK No. 2 (2007 : 2.2 ) Arus kas dari aktivitas operasi adalah
aktivitas pengahasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue
producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
Arus kas bersih dari aktivitas operasi memperlihatkan jumlah kas
bersih yang diterima atau dikeluarkan selama periode waktu tertentu untuk
pos – pos yang biasanya muncul di laporan laba rugi.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut
pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi
penetapan laba atau rugi. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitaas operasi
merupakan indikator yang menentukan apakah operasi perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemempuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi
baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar (SAK 2007: 2.3) . Arus
kas dari aktivitas operasi secara rinci terdiri dari ( SAK 2007 : 2.3) :
1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
2. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain.
3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
4. Pembayaran kas kepada karyawan.
5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan
dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya.
6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari
7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk
tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
Dua aspek aktivitas operasi yang membedakannya dari aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan adalah ( Simamora 2002:186 ):
1. Aktivitas operasi lebih berhubungan secara langsung dengan pencarian
laba.
2. Aktivitas operasi melibatkan serangkaian transaksi atau peristiwa yang
terjadi secara teratur.
Sebuah perusahaan yang mampu memghasilkan kas dari kegiatan
usahanya sehari – hari, maka akan dapat menarik para investor untuk
menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut. Investor tidak akan ragu lagi
untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang mampu menghasilkan
kas dengan baik karena investor yakin perusahaan akan dapat memberikan
pengembalian atas modal yang sudah ditanamkannya tersebut.
Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan salah satu dari metode berikut ini ( SAK 2007: 2.4 ):
1. Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan
kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau
2. Metode Tidak Langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih
disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas,
kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan
atau beban yang berkaitan dengan arus kass investassi atau pendanaan.
2.2.6 Laba Ber sih
Salah satu tujuan pokok dari setiap perusahaan adalah untuk
mendukung laba. Laba yang dihasilkan merupakan hak ukur yang dipakai
oleh manajer, pemodal, kreditor, dan investor untuk mengevaluasi prospek
perusahaan di massa yang akan datang.
Laba bersih adalah perbedaan antara pendapatan dengan beban (
Simamora 2000: 25). Jika pendapatan melebihi beban, maka hasilnya adalah
laba bersih sedangkan di lain pihak, jika beban melampaui pendapatan maka
yang akan muncul adalah rugi bersih.
Sedangkan menurut Baridwan ( 1997 : 31 ) laba bersih adalah
kenaikan modal ( aktiva bersih ) yang berasal dari transaksi sampingan atau
transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha selama satu periode
kecuali yang timbul dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai laba bersih suatu
perusahaan maka investor akan mendapatkan sejumlah keuntungan yang
diharapkan atas investasi yang dikeluarkan perusahaan tersebut.
2.2.7 Har ga Sa ham
Pasar modal atau Bursa efek merupakan suatu tempat dimana terjadi
atau kurs saham. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan (
pemilikan ) modal seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas ( Widoatmodjo, 2007: 54 ). Sedangkan menurut Sunariyah
( 2003:128 ) harga saham dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
1. Harga Nominal
Harga ini merupakan harga saham pertama yang tercantum
padasertifikat badan usaha dan merupakan harga yang sudah
diotorisasi oleh RUPS ( shareholders ).
2. Harga Perdana
Harga ini merupakan harga saham ketika saham tersebut dijual saat
pertama kali di pasar perdana, yang harganya ditentukan oleh
penjamin emisi dan emiten.
3. Harga Pasar
Harga ini merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang
berlangsung di burdsa efek.
Aktivitas perdagangan saham membuat harga saham mengalami
fluktuasi, baik berupa kenaikan maupun penurunan. Naik turunnya harga
saham pada umumnya ditentukan oleh hukum ekonomi klasik, yaitu hukum
permintaa dan penawaran ( supply and demand theory ) ( Tambunan 2007:
10).
Supply and demand ats saham terjadi karena adanya dua faktor.
perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak. Kedua, faktor
yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar, dan faktor
– faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dn faktor lainnya,
dapat dikatakan bahwa harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
makroekonomi maupun mikroekonomi ( Samsul, 2006 : 210 ).
Di dalam melakuakan penawaran dan permintaan atas saham ada
faktor fundamental perusahaan yang selalu diperhatikan oleh para investor
dalam melakukan pembelian ataupun penjualan atas saham. faktor
fundamental tersebut adalah kinerja keuangan perusahaan. Informasi tentang
kinerja keuangan dapat berperan dalam mempengaruhi saham. Secara
fundamental harga suatu jenis saham dipengaruhin oleh kinerja perusahaan (
Samsul 2006: 200 ). Pergerakan harga saham pada waktu tertentu memberikan
indikasi terjadinya perubahan kinerja keuangan perusahaan.
2.3 Kerangka Pikir
2.3.1 Pengar uh Ar us Kas Oper asi ter ha dap Ha r ga Saham
Triyono dan Jogiyanto Hartono (2000) menyimpulkan bahwa
pemisahan arus kas ke dalam 3 komponen arus kas khususnya arus kas operasi,
mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham. Semakin tinggi
arus kas dari aktivitas operasi menunjukkan bahwa perusahaan mampu
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikator yang menentukan apakah dari operasinya, perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi
baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Sehingga dengan
adanya peningkatan arus kas dari aktivitas operasi akan memberikan sinyal
positif mengenai kinerja perusahaan di masa yang akan datang kepada investor,
akibatnya investor akan membeli saham perusahaan tersebut yang pada
akhirnya akan meningkatkan harga saham.
Arus kas operasi bernilai negatif, karena perusahaan masih mencari
pangsa pasar dan belum mampu menghasilkan arus kas masuk dari aktivitas
operasi dalam jumlah yang besar daripada arus kas keluarmnya. Walaupun arus
kas operasi bernilai negatif, perusahaan masih memiliki prospek dan
kesempatan tumbuh yang lebih besar di masa yang akan datang untuk
menghasilkan arus kas positif sehingga harga saham tinggi , yang
mengindikasikan bahwa arus kas operasi berpengaruh negatif dengan harga
saham. Sedangkan arus kas operasi yang positif karena pangsa pasar
perusahaan relatif sangat tinggi dan mencerminkan realitas ekonomi perusahaan
yang baik sehingga harga saham tinggi, mengindikasikan arus kas operasi
2.3.2 Pengar uh Laba Ber sih ter hada p Harga Saha m
Laba bersih erat kaitannya dengan perusahaan dan deviden. Suatu
perusahaan jika mempunyai tingkat laba yang tinggi maka kemungkinan besar
deviden yang dibagikan kepada pemegang saham juga akan tinggi. Sehingga
tingginya deviden yang diterima akan berdampak terhadap harga saham,
dengan kata lain laba bersih mempengaruhi harga saham.
Laba bersih menunjukkan ukuran tingkat pengembalian bagi para
pemegang saham dan ukuran kinerja manajemen dalam keseluruhan penilaian
kinerja keuangan (Robbert Ang,1997). Jika laba bersih suatu perusahaan
menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu, maka investor akan tertarik
untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut, dengan demikian
harga saham yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin meningkat, sehingga
return saham akan meningkat pula ( Simamora,2000 ). Menurut Brown &
Hancock ( dalam Triyono dan Jogiyanto, 2000) laba bersih memiliki pengaruh
terhadap harga saham. Semakin besar laba suatu perusahaan, maka
kecenderungan yang ada adalah semakin tinggi harga saham . Hal ini terjadi
karena laba perusahaan pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan dan
meningkatkan kekayaan pemegang saham dalam bentuk naiknya harga saham.
Penelitian Untung Affandi dan Siddarta Utama (1998) yang
menemukan adanya reaksi positif terhadap harga saham pada perubahan laba
Artawijaya dan Bambang Hartadi (2000) yang menyatakan adanya pengaruh
yang signifikan antara perubahan laba bersih dengan perubahan harga saham,
dengan kata lain adanya hubungan yang positif dari perubahan laba bersih
terhadap perubahan harga saham. Akan tetapi, penelitian dari Zahroh Naimah
(2000) menyatakan bahwa laba bersih tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham.
Dari penjelasan kerangka pikir diatas, maka dapat di gambarkan bagan
kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar 2.1
Bagan Ker angka Pikir
mlx
Analisis Regr esi Linier Berganda Arus Kas Operasi
(X1)
Laba Bersih
(X2)
Harga Saham
2.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, serta landasan teori
yang mendukung dalam penelitian ini, maka dapat diajukan suatu hipotesis
dalam penelitian ini:
Diduga bahwa arus kas operasi dan laba bersih mempunyai pengaruh
positif terhadap harga saham perusahaan food and beverages yang terdaftar
45
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Oper asional dan Pengukur a n Var iabel
Definisi operasional adalah suatu variabel yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasi
kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur variabel tersebut ( Nazir 2005: 126 ).
Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel Bebas ( independent variabel )
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
perubahan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini antara lain:
a . Ar us Kas Aktivitas Operasi
Adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan
bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas
– aktivitas operasi melibatkan transaksi – transaksi pembelian atau
produksi barang dan jasa serta penjualan dan distribusi barang dan jasa
tersebut kepada para pelanggan. Skala pengukuran variabel
b. Laba Ber sih
Laba bersih merupakan perbedaan antara jumlah pendapatan
yang diperoleh suatu satuan usaha selama periode tertentu dan jumlah
biaya yang dapat diaplikasikan kepada pendapatan setelah pajak
dengan skala yang pengukurannya mengguanakan skala pengukuran
rasio dengan satuan rupiah.
2. Variabel Terikat ( Dependent Variabel )
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat dari varibel bebas. Variabel terikat ( Y ) dalam penelitian ini adalah
harga saham.
Ha rga Saha m
Harga saham adalah harga yang terbentuk dari mekanisme antara
penjual dan pembeli atau harga yang berlaku dalam pasar bursa saat terjadi
transaksi saham. Dalam penelitian ini harga saham yang dipergunakan adalah
harga saham penutupan ( closing price ) pada akhir tahun. Skala pengukuran
3.2 Teknik Penentua n sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Sumarsono ( 2004: 44 ) Populasi merupakan kelompok
subyek/ obyek yang memiliki ciri – ciri karakteristik – karakteristik tertentu
yang berbeda dengan kelompok subyek/ obyek yang lain dan kelompok
tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian.
Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah 76 data dari
laporan keuangan perusahaan food and beverages yang terdaftar di PT. Bursa
Efek Indonesia pada periode 2008 – 2011 sebanyak 18 perusahaan. Berikut ini
adalah nama – nama perusahaan yang dijadikan populasi dalam penelitian ini:
1. PT. Akasha Wira Internasional Tbk
2. PT. Cahaya Kalbar Tbk
3. PT. Davomas Abadi Tbk
4. PT. Delta Djakarta Tbk
5. PT. Fastfood Indonesia Tbk
6. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
7. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
9. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
10. PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
11. PT. Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk
12. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk
13. PT. Sekar Laut Tbk
14. PT. Siantar Top Tbk
15. PT. Sinarmas Agro Resourches and Technology Tbk
16. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
17. PT. Tunas Baru Lampung Tbk
18. PT. Ultrajaya Milk Industeri Tbk
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan
karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel
harus merupakan representatif dari sebuah populasi ( Sumarsono, 2004: 44 ).
Dalam penelitian ini, teknik sampel yang digunakan adalah purposive
sampling yaitu teknik penarikan sampel non- probabilitas yang menyeleksi
oleh sampel dan sampel tersebut yang merupakan representatif dari populasi (
Sumarsono 2004: 52 ). Kriteria – kriteria perusahaan yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini antara lain:
1. Perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari periode tahun 2008- 2011.
2. Mengeluarkan laporan keuangan pada setiap tahun pengamatan.
3. Perusahaan yang masih aktif dalam melakukan perdagangan saham
di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008- 2011.
4. Perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2008 - 2011 mengalami laba dan tidak
mengalami kerugian.
Berdasarkan kriteria di atas maka diperoleh 48 laporan keuangan dari
12 perusahaan food and beverage yang dijadikan sampel dalam penelitian ini,
antara lain:
1. PT. Delta Djakarta Tbk
2. PT. Fastfood Indonesia Tbk
3. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
5. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
6. PT. Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk
7. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk
8. PT. Sekar Laut Tbk
9. PT. Siantar Top Tbk
10. PT. Sinarmas Agro Resourches and Technology Tbk
11. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
12. PT. Ultrajaya Milk Industri & Trading Company Tbk
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 J enis Da ta
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang
diperoleh atau dikumpulkan dari tempat lain oleh orang yang melakukan
penelitian dari sumber – sumber yang telah ada. Data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa laporan keuangan yang diterbitkan setiap tahun
perusahaan yang telah diaudit dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai
tahun 2008 sampai tahun 2011 dan data harga saham penutupan perusahaan
digunakan terdiri dari laporan neraca konsolidasi serta laporan laba rugi masing
– masing perusahaan food and beverages.
3.3.2 Sumber Data dan Metode Pengambila n Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari BEI
yang berupa data laporan keuangan perusahaan dan data perdagangan saham.
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui
dokumentasi yaitu pengambilan data sekunder yang dikeluarkan oleh Bursa
Efek Indonesia pada food and beverages, seperti ICMD, dan juga akses
langsung di www.idx.co.id yang berkaitan dengan penelitian yang
bersangkutan, kemudian data tersebut di olah.
3.4 Uji Kualitas Data
3.4.1 Uji Nor malitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui
bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal ( Ghozali, 2009: 147 ). Untuk mengetahui apakah data tersebut
mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode di