• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN ALQURAN UNTUK MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMK Pengelolaan Kurikulum Dan Pembelajaran Alquran Untuk Membentuk Karakter Siswa Di SMK (Studi Situs di SMK Nurul Musthofa Bilingual Boarding School Demak).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN ALQURAN UNTUK MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMK Pengelolaan Kurikulum Dan Pembelajaran Alquran Untuk Membentuk Karakter Siswa Di SMK (Studi Situs di SMK Nurul Musthofa Bilingual Boarding School Demak)."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN ALQURAN

UNTUK MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMK

(Studi Situs di SMK Nurul Musthofa Bilingual Boarding School Demak)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan

Oleh SARMADI

NIM : Q.100.110.237

Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan

Konsentrasi : Manajemen Sistem Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(2)

NASKAH PUBLIKASI

PENGELOLAAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN ALQURAN UNTUK MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMK

(Studi Situs di SMK Nurul Musthofa Bilingual Boarding School Demak)

Oleh:

SARMADI

Q.100.110.237

Telah disetujui oleh:

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(3)

PENGELOLAAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN ALQURAN UNTUK MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMK

(Studi Situs di SMK Nurul Musthofa Bilingual Boarding School Demak) 1Sarmadi, 2Markhamah, 3Maryadi

Abstract

The objectives of this research are to know (1) the foundation of curriculum and Alquran for shaping character, (2) the form of curriculum and Alquran for shaping character, (3) the implementation of curriculum and Alquran for shaping character, (4) the curriculum evaluation of curriculum and Alquran for shaping character. This is qualitative research that conducted in SMK Nurul Musthofa Boarding School Demak. Data collection technique used observation, interview, and documentation. Data analysis technique used data collection, data reduction, data display, and conclusion. Data validity test used triangulation. Research’s result are (1) the foundation of curriculum Alquran learning in SMK Nurul Musthofa consist of 4 principle that is (a) philosophy, (b) physiology, (c) social, (d) organizational. (2) the form of curriculum in MSK Nurul Musthofa are consist of (a) KTSP that is compilation of four curriculum model, (b) Annual program which prepared and developed by the teacher before school year, (c) semester program of vocational high school for first semester of second grade is filled with activity of job training, (d) syllabus and learning plant were made at the beginning of new school year in accordance with the standard ad basic competence to be achieved, (e) minimum completeness criteria of ALquran learning are 75 point. (3) the implementation of learning in SMK Nurul MUsthofa refers to the learning component. The goal of ALquran learning are the student can read Alquran with properly according to tajwid and applied character values in their daily life with learning material Alquran verses, recitation, qiraah, and tartil. Instructional media used laptop, LCD and video. (4) Curriculum evaluation was conducted to determine the suitability of the curriculum that has been made previously. Curriculum evaluation in SMK Nurul Musthofa implemented in the micro context by teachers’ subject. Implementation of the curriculum evaluation in SMK Nurul Musthofa used CIPP model.

Keywords : Management, Curriculum, Learning, Character Building

PENDAHULUAN

(4)

pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.

Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenjang pendidikan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien (Mochtar, 2009: 3).

Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting bagi berlangsungnya pendidikan. Kurikulum memuat komponen-komponen seperti tujuan, isi, struktur program, organisasi dan proses belajar mengajar. Oleh karenanya kurikulum pendidikan harus ada.

Tanpa adanya kurikulum maka pendidikan akan morat-marit, tidak tahu kemana arah tujuan yang akan dicapai. Akan tetapi dengan adanya kurikulum akan mempermudah untuk melaksanakan dan mengimplemantasikan kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar. Kurikulum akan sangat bermanfaat bagi kepala sekolah untuk dapat mengembangkan sekolah, kemuadia guru untuk memperlancar kagiatan belajar mengajar di kelas, penulis buku ajar dalam menyusun buku sehingga sesuai dengan kurikulum serta masyarakat sebagai pengguna output dari kurikulum.

(5)

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) berakhlak Mulia, (c) sehat, (d) berilmu, (e) cakap, (f) kreatif, (g) mandiri, dan (h) menjadi warga yang demokratis serta bertanggungjawab (Depdiknas, 2006: 5).

Akhlak mulia merupakan aspek penting dalam mendidik anak. Bahkan suatu bangsa yang berkarakter juga ditentukan oleh tingkat akhlak bangsanya. Dalam ayat tersebut juga dinyatakan tentang “pembentukan watak”, pembentukan watak ini dapat dikataakn sebagai upaya membentuk karakter (Hidayatullah, 2010: 2).

Karakter sering diberi padanan kata watak, tabiat, perangai atau akhlak. Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik (Muda, 2006: 45). Kesuma, Triatna dan Permana (2011: 24) menyatakan bahwa karakter adalah sebuah kata yang merujuk pada kualitas orang dengan karakteristik tertentu.

Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karena pikiran, yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya, merupakan pelopor segalanya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya (Rhonda Byrne, 2007: 17).

(6)

Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan yang dimaksud mencakup aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dengan demikian, pembelajaran dapat diartikan proses yang dirancang untuk mengubah diri seseoarng, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotnya (Suwardi, 2007: 30).

Apabila spiritualitas anak sudah tertata, maka akan lebih mudah untuk menata aspek-aspek kepribadian lainnya. Maksudnya, kalau kecerdasan spiritual anak berhasil ditingkatkan, secara otomatis akan meningkatkan kecerdasan-kecerdasan lainnya seperti kecerdasan-kecerdasan emosional (emotional quotient), kecerdasan memecahkan masalah (adversity quotient) dan kecerdasan intelektual (intellectual quotient). Inilah sebenarnya kunci mengapa aktifitas pendidikan yang berbasis agama lebih banyak berhasil dalam membentuk kepribadian anak.

Al-Qur'an merupakan kitab suci umat Islam yang memuat berbagai sumber ajaran Islam. Berfungsi sebagai petunjuk dan pedoman hidup untuk mencapai ridho dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Alquran sebagai pedoman yang paling utama bagi umat Islam, yang mengajarkan kepada umat manusia agar senantiasa selalu berbuat baik hal ini menujukkan bahwa setiap ayat Alquran mempunyai nilai-nilai dan unsur-unsur pendidikan akhlak. Lebih dari itu isi kandungan Alquran tidak terlepas dari pendidikan, yaitu pendidikan manusia agar berakhlak mulia, terutama dalam pergaulan antara sesama muslim, baik sesama umat Islam maupun kepada umat non Islam, oleh karena itu Islam mengajarkan umat manusia senantiasa berlaku baik dalam segala hal.

Tidak terkecuali dalam mengajarkan mata pelajaran al-Qur’ an di SMK Nurul Musthofa Bilingual Boarding School Demak. Al-Qur’ an adalah salah mata pelajaran di Sekolah yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam yang terkandung dalam ayat-ayat al-Qur’ an yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya.

(7)

Of The History Teaching”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa dengan adanya penyiapan kurikulum diharapkan mampu memberikan kepada guru lingkup yang luas kekuasaan dan otonomi yang dapat memungkinkan dan mendorong mereka untuk mengambil peran yang lebih besar dalam perencanaan kurikulum dan implementasi.

Adeyemi dan Maumakma (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “"Teaching Character Education Across the Curriculum and the Role of Stakeholders at the Junior Secondary Level in Botswana” menyatakan bahwa Sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat yang juga dapat membantu untuk membentuk karakter siswa. Namun, sekolah saja tidak bisa mencapai tujuan karakter mengajar. Ini adalah tugas bersama dari para keluarga, komunitas agama, organisasi pemuda, bisnis, pemerintah, media dan semua warga negara. Keluarga dianggap sebagai sekolah pertama bagi pembentukan karakter siswa.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk membahas tentang pengelolaan pembelajaran Alquran berbasis karakter di SMK Nurul Musthofa Bilingual Boarding School Demak.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Landasan atau Dasar lahirnya kurikulum Alquran di SMK Nurul Musthofa Bilingual Boarding School Demak. (2) Wujud kurikulum Alquran untuk membentuk karakter di SMK Nurul Musthofa Bilingual Boarding School Demak, (3) pelaksanaan pembelajaran Alquran untuk membentuk karakter di SMK Nurul Musthofa Bilingual Boarding School Demak, dan (4) evaluasi kurikulum Alquran untuk membentuk karakter di SMK Nurul Musthofa Bilingual Boarding School Demak.

METODE PENELITIAN

(8)

Sumber data dalam penelitian ini ialah dokumen-dokumen tersebut antara lain silabus, RPP, serta nilai siswa. Dengan nara sumber kepala sekolah, guru dan siswa di SMK Nurul Musthofa Bilingual Boarding School Demak.

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui metode pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2009: 137). Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analysis interactive model dari Miles dan Huberman, yang membagi langkah-langkah dalam kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclutions).

Pengujian keabsahan data menggunakan empat kriteria sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009: 269-277), yaitu kepercayaan (credibility), Keteralihan (transferability), Kebergantungan (dependability), dan Kepastian/dapat dikonfirmasi (confirmability)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Kurikulum Alquran lahir di SMK Nurul Musthofa Bilingual Boarding

School Demak berdasarkan hal-hal berikut: a. Landasan filosofis

(9)

hanya hal tersebut, filsafat sangat penting digunakan untuk pertimbangan mengambil keputusan dalam setiap aspek kurikulum.

Selain tujuan dan cara mencapai tujuan pembelajaran, penyusunan kurikukulum juga perlu mempertimbangkan falsafal yang lain seperti falsafah lembaga pendidikan. Sebagai contohnya adalah SMK Nurul Musthofa sebagai sekolah yang bernafaskan Islam dalam pelaksanaan pembelajarannya selalu berpegangan pada Alquran. Penyusunan pembelajaran Alquran di SMK Nurul Musthofa berasaskan pada falsafah lembaga pendidikan yaitu sebuah sekolah yang bernafaskan Islam. Hal itu yang menjadi alasan lahirnya pembelajaran Pendidikan Alquran.

b. Landasan sosiologis

Landasan ini berkenaan dengan penyampaian kebudayaan, proses sosialisasi individu dan rekontruksi masyarakat, Landasan sosial budaya ternyata bukan hanya semata-mata digunakan dalam mengembangkan kurikulum pada tingkat nasional, melainkan juga bagi guru dalam pembinaan kurikulum tingkat sekolah atau bahkan tingkat pengajaran. Dalam kegiatan penyusunan kurikulum di SMK Nurul Musthofa mengacu pada landasan sosiologis khususnya untuk mata pelajaran pendidikan Alquran. Dalam landasan sosiologis, penyusunan kurikulum merujuk pada lingkungan di mana mereka tinggal, merespon berbagai kebutuhan yang dilontarkan atau diusulkan oleh beragam golongan dalam masyarakat.

Penyusunaan kurikulum Pendidikan Alquran di SMK Nurul Musthofa dilakukan dengan mengacu pada landasan sosiologis. Hal itu terlihat dari tujuan pembelajaran Alquran yaitu memasukkan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran dalam kehidupan sehari-hari siswa. Lingkungan SMK Nurul Musthofa yang berada di daerah Demak yang terkenal dengan nama kota wali menjadi salah satu alasan penyusunan kurikulum untuk mata pelajaran Pendidikan Alquran.

c. Landasan Psikologis

(10)

dapat menghambat kemauan belajar mereka selain itu psikologis memberikan landasan berpikir tentang hakikat proses belajar mengajar dan tingkat-ingkat perkembangan peserta didik. Penyusunan kurikulum pendidikan Alquran di SMK Nurul Musthofa sudah mengacu pada landasan psikologis. Hal itu terlihat dari materi yang diberikan oleh guru kepada siswa. Materi pendidikan Alquran berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa seperti misalnya materi tentang kelestarian lingkungan hidup. Selain itu pemberian materi yang dilakukan oleh guru juga memasukan nilai-nilai karakter.

Landasan psikologis yang digunakan oleh sekolah pada saat penyusunan kurikulum adalah kondisi siswa yang tidak harus menerima bermacam-macam materi dari mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Oleh karena itu, materi yang diajarkan dalam pembelajaran pendidikan Alquran adalah materi yang berhubungan dengan kehidupan siswa dengan tujuan agar siswa lebih mudah memahaminya. Sebagai contohnya adalah materi tentang kelestarian lingkungan hidup yang sesuai dengan QS Ar Rum ayat 41-42, QS. Al A’raf ayat 56-58, dan QS As Shad ayat 27. d. Landasan Organisatoris

Landasan ini berkenaan dengan masalah bagaimana bahan pelajaran akan disajikan. Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, ataukah diusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan, misalnya dalam bentuk broad field atau bidang studi seperti IPA, IPS, Bahasa, dan lain-lain. Ataukah diusahakan hubungan secara lebih mendalam dengan menghapuskan segala batas-batas mata pelajaran (dalam bentuk kurikulum terpadu).

Dalam penyusunan kurikulum pendidikan Alquran di SMK Nurul Musthofa mengacu pada landasan organisatoris. Landasan Organisasi yaitu landasan yang mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang disajikan.

(11)

kekurangan ditinjau dari segi-segi tertentu. Selain itu, bermacam-macam organisasi kurikulum dapat dijalankan secara bersama di satu sekolah, bahkan yang satu dapat membantu atau melengkapi yang satunya. Dalam mengembangkan kurikulum harus diadakan pilihan, jadi selalu ada hasil semacam kompromi antara anggota panitia kurikulum. Sering dikatakan bahwa, kurikulum adalah soal pilihan. Dalam hal ini pilihan banyak bergantung pada pendirian atau sikap seseorang tentang pendidikan. Pada umumnya dapat dibedakan dua pendirian utama, yakni yang tradisional dan yang progresif.

2. Wujud kurikulum Alquran untuk membentuk karakter di SMK Nurul Musthofa Bilingual Boarding School Demak.

a. KTSP

Kurikulum yang digunakan di SMK Nuruk Mustofa adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan wawasan baru terhadap sistem yang sedang bertujuan selama ini.Hal ini dapat membawa dampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Penyusunan KTSP dalam pembelajaran pendidikan Alquran dilakukan sebagai dasar dalam penyusunan silabus dan RPP. Kurikulum merupakan acuan dan pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam mengembangkan berbagai ranah pendidikan (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Penyusunan KTSP dilakukan pada awal tahun ajaran baru karena KTSP merupakan dasar dari pembentukan silabus dan RPP. Sedangkan untuk penyusunan silabus dan RPP itu merupakan tanggung jawab dari masing-masing guru mata pelajaran.

b. Program Tahunan (Prota)

(12)

dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Program tahunan dipersipakan dan di kembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, yakni program semester, program mingguan, dan program harian atau program pembelajaran setiap kompetensi dasar.

Pembuatan program tahunan dilakukan pada awal tahun ajaran baru. Isi dari program tahunan untuk setipa mata pelajaran adalah sama yaitu tentang materi atau kompetensi dasar yang ingin dicapai, alokasi waktu pelaksanaan pembelajaran untuk setiap semesternya.

c. Program Semester (Promes)

Dalam pelaksanaan pembelajaran juga diperlukan adanya program semester (Promes). Program Semester (Promes) adalah penjabaran dari program tahunan (Prota) sehingga program semester tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program tahunan. Program semester merupakan program pengajaran yang harus dicapai selama satu semester, selama periode ini diharapkan para siswa menguasai pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai satu kesatuan utuh. Program semester dijabarkan dari Garis-Garis Besar Program Pengajaran pada masing-masing bidang studi/mata pelajaran, di dalamnya terdiri atas: pokok bahasan/ sub-pokok bahasan, alokasi waktu, dan alokasi pertemuan kapan pokok bahasan/sub-pokok bahasan tersebut disajikan.

Di SMK Nurul Mustofa menunjukkan bahwa program semester untuk mata pelajaran pendidikan Alquran berisi tentang pokok bahasan atau materi yang akan diajarkan, alokasi waktu, dan alokasi pertemuan kapan pokok bahasan tersebut disajikan. Program semester sekolah menengah kejuruan untuk kelas II semester 1 diisi dengan kegiatan praktek kerja lapangan selama satu semester. Sehingga promes untuk kelas II dibuat untuk semester II saja.

d. Silabus

(13)

Alquran berisi tentang kompetensi dasar, materi pelajaran, nilai karakter yang akan dicapai, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu yang digunakan serta sumber/bahan dan alat pembelajaran. Untuk mata pelajaran Alquran diberikan kepada siswa untuk membantu pembentukan karakter siswa yang qurani. Oleh karena itu untuk setiap materi yang diberikan memasukkan nilai-nilai karakter. Sebagai contohnya adalah silabus untuk kelas XI dengan standar kompetensi tentang memahami ayat-ayat Alquran tentang perintah menjaga kelestraina lingkungan hidup, maka kompetensi dasar yang ingin dicapai salah satunya adalah membiasakan perilaku menjaga kelestarian lingkungan hidup yang perintahnya terkandung dalam Q.S Ar Rum. Nilai-nilai karakter yang ingin dicapai antara lain religious, jujur, disiplin, serta peduli lingkungan.

Memasukkan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran yang dimunculkan pada saat penyusunan silabus dan RPP diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Adeyemi dan Maumakma (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “"Teaching Character Education Across the Curriculum and the Role of Stakeholders at the Junior

Secondary Level in Botswana” menyatakan bahwa Sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat yang juga dapat membantu untuk membentuk karakter siswa. Namun, sekolah saja tidak bisa mencapai tujuan karakter mengajar. Ini adalah tugas bersama dari para keluarga, komunitas agama, organisasi pemuda, bisnis, pemerintah, media dan semua warga negara. Keluarga dianggap sebagai sekolah pertama bagi pembentukan karakter siswa.

e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(14)

berisi petunjuk secara rinci, pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang harus diajarkan, kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang harus digunakan. Oleh karena itu, dengan berpedoman RPP ini pengajar akan dapat mengajar dengan sistematis, tanpa khawatir keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya.

RPP akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran. Baik pengajar maupun peserta didik mengetahui dengan pasti tujuan yang hendak dicapai dan cara mencapainya. Dengan demikian pengajar dapat mempertahankan situasi agar peserta didik dapat memusatkan perhatian dalam pembelajaran yang telah diprogramkannya. Sebaliknya, tanpa RPP atau tanpa persiapan tertulis maupun tidak tertulis, seorang pengajar akan mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya. Seorang pengajar yang belum berpengalaman pada umumnya memerlukan perencanaan yang lebih rinci dibandingkan seorang pengajar yang sudah berpengalaman.

Maka secara ringkas RPP adalah rencana operasional kegiatan pembelajaran setiap atau beberapa KD dalam setiap tatap muka di kelas. Lingkup RPP paling luas mencakup 1 (satu) Komptensi Dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

f. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

(15)

akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. Berdasarkan data dokumentasi yang diperoleh peneliti dilapangan menunjukkan bahwa KKM untuk mata pelajaran Pendidikan Alquran adalah 75.

3. Pelaksanaan pembelajaran Alquran untuk membentuk karakter di SMK

Nurul Musthofa Bilingual Boarding School Demak. a. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran untuk mata pelajaran Pendidikan Alquran di SMK Nurul Mustofa yang dibuat oleh guru memiliki tujuan pembelajaran yang jelas dengan kalimat pernyataan yang spesifik. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan Alquran memiliki tujuan pembelajaran agar para siswa mampu membaca Alquran dengan baik sesuai dengan tajwidnya. Pembelajaran pendidikan Alquran juga memiliki tujuan agar siswa mampu mengartikan setiap kata dan menterjemahkan kalimat dalam Alquran. Tujuannya adalah agar siswa memahami apa yang mereka pelajari. Pada saat siswa belajar memahami arti dalam Alquran, pada saat itu juga guru memasukkan materi yang berhubungan dengan nilai-nilai karakter. Misalnya untuk QS Ar Rum ayat 41-42, diharapkan siswa lebih bertaqwa kepada Allah SWT dan juga agar lebih disiplin dalam menjaga lingkungan agar rasa kepedulian lingkungannya semakin meningkat.

b. Materi Pembelajaran

(16)

diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari seperti disiplin dan juga bertanggungjawab terhadap lingkungan.

Materi yang diajarkan oleh guru pada mata pelajaran pendidikan Alquran selain materi dari ayat-ayat Alquran juga materi tentang tajwid, tafsir dan qiroah. Ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci al-Quran maupun bukan. Tafsir merupakan ilmu pengetahuan untuk memahami dan menafsirkan yang bersangkutan dengan Al-Qur-an dan isinya berfungsi sebagai mubayyin (pemberi penjelasan), menjelaskan tentang arti dan kandungan Al Qur’an, khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak di pahami dan samar artinya. Sedangkan qiraah merupakan ilmu tentang tata cara membaca ayat-ayat Alquran. Alasan para guru memberikan materi tersebut adalah karena SMK Nurul Mustofa merupakan sekolah bilingual boarding School dimana tata laksana pendidikannya hampir menyerupai pondok pesantren. Jadi pihak sekolah mengharapkan siswa tidak hanya bisa membaca Alquran saja tetapi juga memahami arti dari setiap ayatnya.

c. Strategi atau Metode Pembelajaran

Untuk mendukung suksesnya pelaksanaan pembelajaran diperlukan adanya strategi dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi Pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.

(17)

menyampaikan materi, sedangkan untuk metode praktek dilakukan diakhir pembelajaran.

d. Media Pembelajaran

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, sehingga yang menjadi tujuan dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Alquran adalah laptop, LCD dan Video. Penggunaan laptop, LCD dan video pada saat KBM untuk menampilkan contoh nyata tentang keadaan yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. Seperti contohnya pada saat guru mengajarkan materi tentang perintah menjaga kekestarian lingkungan hidup, guru menampilkan video tentang banjir atau tanah longsor akibat penebangan hutan secara liar.

e. Evaluasi Pembelajaran

(18)

secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.

Guru Pendidikan Alquran di SMK Nurul Mustofa melakukan evaluasi pembelajaran secara tes perbuatan dan tes tertulis. Tes tertulis dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. Tes perbuatan (performance) dilakukan untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa yang mencerminkan nilai-nilai karakter.

4. Evaluasi kurikulum Alquran untuk membentuk karakter di SMK Nurul

Musthofa Bilingual Boarding School Demak.

Kurikulum merupakan salah satu komponen atau perangkat penting dalam sistem pendidikan. Peran kurikulum dalam menentukan kompetensi yang dimiliki oleh lulusan adalah sangat jelas. Perubahan dan perkembangan yang sangat cepat pada ilmu pengetahuan, teknologi, metoda pembelajaran, arah prioritas kebijakaan pemerintah, pola pendanaan serta tuntutan kepuasan pelanggan mendorong penyelenggara pendidikan untuk melakukan evaluasi dan perbaikkan terhadap kurikulum yang digunakannya secara terus menerus sesuai dengan sistem managemen mutu. Oleh karena itu diperlukan adanya evaluasi terhadap kurikulum.

Ozturk (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Curriculum Reform And Teacher Autonomy In Turkey: The Case Of The History Teaching”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa dengan adanya penyiapan kurikulum diharapkan mampu memberikan kepada guru lingkup yang luas kekuasaan dan otonomi yang dapat memungkinkan dan mendorong mereka untuk mengambil peran yang lebih besar dalam perencanaan kurikulum dan implementasi.

(19)

(kelas). Pada konteks ini evaluasi kurikulum memang harus dilaksanakan yang akhirnya dapat dijadikan bahan atau masukan dalam menentukan kenaikan kelas pada siswa ataupun dapat berupa kualitas pembelajaran dan kualitas output atau keluaran hasil pembelajaran berupa keterampilan dan kecapakan siswa.

Pelaksanaan evaluasi kurikulum secara mikro, menyebutkan bahwa evaluasi kurikulum yang dilakukan meliputi pengorganisasian materi pelajaran dan cara penyampaian materi, metode yang dikembangkan serta media yang dipakai dalam membantu kelancaran belajar siswa, serta sistem penilaian dalam pembelajaran. Guru juga mengevaluasi penggunaan metode pembelajaran apakah sudah sesuia dengan materi yang sedang diajarkan atau belum. Selain itu media pembelajaran yang dipakai dalam membantu kelancaran belajar siswa juga perlu untuk dievaluasi apakah sudah sesuai atau belum. Dan yang terkahir adalah serta sistem penilaian dalam pembelajaran. Bagaimana guru melakukan penilaian terhadap siswa sehingga dapat diketahui kualitas output nya.

Pelaksanaan evaluasi kurikulum memberikan manfaat yang sangat besar bagi perkembangan pelaksanaan pembelajaan. Manfaat tersebut salah satunya adalah perbaikan kurikulum. Evaluasi kurikulum yang dilakukan bertujuan untuk memperbaiki isi program, pelaksanaan, dan evaluasi itu sendiri, serta upaya kearah inovasi kurikulum masa yang akan datang.

(20)

Pelaksanaan evaluasi kurikulum di SMK Nurul Mustofa menggunakan model CIPP yaitu Context, Input, Process dan Product. Evaluasi konteks berfokus pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang yaitu menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa. Evaluasi input berfokus pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi desain dan cost benefit dari rancangan agar siswa mampu memahami materi yang diajarkan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Evaluasi proses dilakukan pada saat KBM serta pada perubahan tingkah laku yang ditunjukkan oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran. Evaluasi produk berfokus pada mengukur pencapaian tujuan selama proses dan pada akhir program yaitu perubahan tingkah laku yang ditunjukkan siswa.

Hasil dari evaluasi kurikulum secara mikro dapat dilihat dari perubahan tingkah laku yang dimiliki oleh siswa. Ketika siswa belum mendapatkan materi pelajaran Pendidikan Alquran, banyak siswa yang kurang disiplin untuk membuang sampah pada tempatnya serta kurang peduli dengan kondisi lingkungannya. Namun setelah mereka mengikuti pembelajaran Pendidikan Alquran mereka selalu membaung samapah pada tempatnya bahkan apabila siswa melihat sampah yang berserakan mereka akan mengambilnya dan membuangnya ketempat sampah. Perubahan tersebut juga mampu mencerminkan nilai-nilai karakter yang ditanamkan oleh guru kepada siswa yaitu disiplin dan peduli lingkungan.

SIMPULAN

(21)

berada yaitu Demak sebagai kotawali. Dalam landasan organisatoris mengacu pada bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang disajikan yaitu pembelajaran terpisah.

Kedua, wujud kurikulum yang ada di SMK Nurul Mustofa terdiri dari KTSP, Program tahunan, program semester, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Model kurikulum KTSP merupakan gabungan dari 4 model kurikulum yaitu Subjek Akademis, Humanistik, Rekonstruksi Sosial dan Teknologis. Dalam program tahunan dipersiapkan dan di kembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya. Program semester sekolah menengah kejuruan untuk kelas II semester 1 diisi dengan kegiatan praktek kerja lapangan selama satu semester. Sehingga promes untuk kelas II dibuat untuk semester II saja. Silabus dan RPP dibuat pada awal tahun ajaran baru sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Ketiga, Pelaksanaan pembelajaran di SMK Nurul Musthofa sudah mengacu pada komponen-komponen yang ada dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran dari Pendidikan Alquran adalah siswa mampu membaca Alquran dengan baik berdasarkan tajwid. Selain itu siswa diharapkan mampu mengaplikasikan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari. Dengan materi pembelajaran ayat-ayat Alquran, tajwid, tartil dan qiraah. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah gabungan dari model pembelajaran ceramah, Tanya jawanb dan praktek. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran adalah laptop, LCD dan Video. Dan evaluasi pembelajaran yang digunakan adalah tes perbuatan dan tes tertulis. Tes perbuatan dilakukan dengan cra mengamati perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti KBM.

(22)

pelaksanaan, dan evaluasi itu sendiri, serta upaya ke arah inovasi kurikulum masa yang akan datang. Pelaksanaan evaluasi kurikulum di SMK Nurul Mustofa menggunakan model CIPP.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayatullah, Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.

Husain. 2011. Evaluation of Curriculum Development Process. International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 1 No. 14; October 2011

Indrastomo. 2012. Pendidikan Karakter. (Artikel online

http://indrastomo.blogspot.com/2012/06/makalah-pendidikan-karakter.html diakses tangal 30 September 2013)

Kesuma, Triatna, dan Permana. 2011. Pendidikan KArakter; Kajian Teori dan Praktik di SEkolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, L.J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rasda Karya.

Muda, Ahmad A.K. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Reality Publisher.

Muhtar, Zulkifli . 2009. Makalah Landasan Pengembangan Kurikulum (Artikel Onlinehttp://blogzulkifli.wordpress.com/2011/06/06/makalah-landasan-pengembangan-kurikulum/ diakses tangal 30 September 2013)

Rhonda Byrne. 2007. The Secret. Jakarta: PT Gramedia.

Ozturk, 2011. “Curriculum Reform And Teacher Autonomy In Turkey: The Case Of The History Teaching. International Journal of Instruction July 2011. Vol.4, No.2 e-ISSN: 1308-1470

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, Dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Suwardi. 2007. Manajemen Pembelajaran Mencipta Guru Kreatif dan Berkompetensi. Surabaya: JB Books

Referensi

Dokumen terkait

Dari konsep negara hukum seperti yang digariskan oleh konstitusi, maka dalam rangka melaksanakan Pasal 24 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

[r]

Terhambatnya pembentukan radikal bebas tersebut berpengaruh terhadap pening katan kualitas fisiologis ternak dari cekaman stress, sehingga metabolisme nutrien dari bahan pakan

α = 5%. Dalam regresi jangka panjang variabel jumlah penduduk dan variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten

[r]

Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah motilitas semen segar dan before freezing sapi Simmental lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan sapi Limousin dan

Pengaruh Kompetensi bidan Di desa Dalam Manajemen Penatalaksanaan Kasus gizi buruk Pada Anak Balita Terhadap Pemulihan Kasus Gizi buruk Tahun 2008 (studi kasus di dinas

‘Alat peraga manipulatif ( manipulatif material ) adalah alat bantu pelajaran yang digunakan oleh guru dalam menerangkan materi pelajaran dan berkomunikasi dengan siswa,