• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kecenderungan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa dalam Menggunakan Produk Fashion Bermerek.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kecenderungan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa dalam Menggunakan Produk Fashion Bermerek."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN

PRODUK FASHION BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh : INDAH KOMALA SARI

F100 090 021

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN

PRODUK FASHION BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh : INDAH KOMALA SARI

F100 090 021

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)

1

LATAR BELAKANG

Mahasiswa sebagai generasi

penerus bangsa di masa depan yang

diharapkan dalam bergaul dengan

suatu kelompok sosial, mahasiswa

diharapkan mampu menerima dan

memandang bagaimana keadaan

dirinya agar mahasiswa terhindar dari

hal-hal negatif, salah satu bentuk

perilaku negatif mahasiswa yakni

perilaku konsumtif. Menurut

Mahasiswa dilihat dari usianya 18-22

tahun, menurut Mappiare (1982)

termasuk dalam proses perkembangan

remaja akhir. Loudon & Bitta (1984)

menyatakan bahwa remaja adalah

kelompok yang berorientasi konsumtif,

karena kelompok ini suka mencoba

hal-hal yang dianggap baru. Dari data

empiris pada tahun 2001 terjadi

peningkatan konsumsi wanita sebesar

29% dibanding tahun 2000 yang hanya

sebesar 10% (BPS Indonesia, 2001).

Dalam kehidupan sosial pada

mahasiswa, sudah mulai terbentuk

konsep diri yang menjadi pedoman

dalam bersosialisasi. Konsep diri

inilah yang membedakan seorang

mahasiswa dengan remaja pada

umumnya. Sebagai trend setter remaja

maka mahasiswa harus menampakkan

ketajaman intelektualnya dan

kemampuan pengendalian emosi.

Namun pada realita yang ada

menunjukkan kecenderungan perilaku

konsumtif masih banyak dijumpai

pada mahasiswa.

Dapat dilihat dari latar belakang

di atas, bahwa perilaku konsumtif yang

berlebihan berdampak hal-hal yang

negatif bagi mahasiswa. Fenomena–

fenomena di atas mendorong peneliti

untuk merumuskan masalah yaitu

“apakah ada hubungan antara konsep

diri dengan kecenderungan perilaku

konsumtif pada mahasiswa dalam

menggunakan produk fashion

bermerek?”.

Tujuan penelitian yang

dilakukan adalah untuk mengetahui

hubungan antara konsep diri dengan

kecenderungan perilaku konsumtif

mahasiswa dalam menggunakan

produk fashion bermerek, untuk

mengetahui tingkat konsep diri pada

(6)

2

kecenderungan perilaku konsumtif

pada mahasiswa, untuk mengetahui

sumbangan efektif konsep diri

terhadap kecenderungan perilaku

konsumtif pada mahasiswa

Kecenderungan perilaku

konsumtif menurut Fromm (1998)

adalah keinginan untuk

mengkonsumsi sesuatu secara

berlebihan dapat membuat seseorang

menjadi konsumtif. Menurut Yayasan

Lembaga Konsumen Indonesia (dalam

Lina & Rosyid, 1997) kecenderungan

perilaku konsumtif adalah

kecenderungan manusia untuk

menggunakan konsumsi tanpa batas

dan manusia mementingkan faktor

keinginan daripada kebutuhan. Dari

pendapat pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa kecenderungan

perilaku konsumtif didefinisikan

sebagai keinginan yang

memungkinkan timbulnya perilaku

konsumtif dalam membeli dan

menggunakan barang-barang yang

kurang diperhitungkan dengan

kebutuhannya dan cenderung

mengkonsumsi sesuatu secara

berlebihan dimana individu lebih

mementingkan keinginan daripada

kebutuhan.

Swastha dan Handoko (1987)

mengemukakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi perilaku

konsumtif, antara lain faktor ekstern

atau lingkungan yang terdiri dari

kebudayaan, kelas social, kelompok

social dan referensi, keluarga

kemudian dari faktor intern atau dalam

diri terdiri dari pengamatan, disiplin

diri, belajar, persepsi, konsepdiri,

sikap, motivasi, dan konformitas.

Menurut Assuari (1987) bahwa

aspek-aspek perilaku konsumtif yaitu

keinginan untuk berbeda dari orang

lain, kebanggaan diri, ikut-ikutan, dan

menarik perhatian orang lain.

Menurut Berzonsky (1981)

konsep diri adalah gambaran mengenai

diri seseorang, baik persepsi terhadap

diri nyatanya maupun penilaian

berdasarkan harapannya. Brooks

(dalam Rakhmat,2005) mendefinisikan

bahwa melalui konsep diri individu

dapat memperoleh gambaran tentang

dirinya secara utuh. Menurut

(7)

3 2008) konsep diri adalah penghargaan

individu terhadap identitasnya sendiri.

Menurut Fitts (1996), konsep diri

terdiri dari faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal terdiri dari

keseluruhan penghayatan pribadi

sebagai kesatuan yang unik, penilaian

seseorang terhadap identitas diri ,

kepuasan diri, dan perilakunya.

Kemudian faktor-faktor konsep diri

eksternal terdiri dari physical self,

moral-ethical self, personal self, family

self, social self, dan academic/work

self. Aspek-aspek konsep diri juga

diungkapkan oleh Berzonsky (1981)

yaitu aspek fisik, aspek psikis, aspek

sosial, aspek moral.

Mahasiswa mengevaluasi

konsep diri yang sudah mereka miliki

sejak kecil sampai pada akhirnya

mahasiswa mempunyai konsep diri

yang konsisten, baik itu konsep diri

positif maupun negatif. Konsep diri

inilah yang nantinya akan membentuk

suatu kepribadian yang baik atau

kurang baik. Seorang individu akan

berkembang kearah positif apabila

antara yang ideal dengan yang

sesungguhnya terdapat banyak

kesamaan atau terjadi sinkronisasi

(Nurdjayadi&Zebua,2001).

Menurut Dodgson dan Wood

(1998) menyatakan bahwa individu

yang mempunyai konsep diri negatif

akan merasa dirinya selalu gagal,

merasa tidak mampu dan mempunyai

pandangan yang buruk tentang dirinya.

Sebaliknya individu yang memiliki

konsep diri positif mempunyai

pandangan yang menyenangkan dan

baik tentang keadaan dirinya.

Konsep diri seseorang dapat

menjadi positif maupun negatif

diakibatkan oleh pengaruh dari

lingkungan sekitar. Dalam kaitannya

dengan perilaku konsumsi remaja

Bandura (dalam Kurniawati,2009)

menyatakan bahwa tendensi perilaku

konsumsi remaja sebagian besar

terbentuk dengan melihat dan meniru

orang lain dalam konteks sosial.

Mahasiswa yang merupakan bagian

dari remaja yang masih dalam masa

perkembangannya cenderung bersikap

hati-hati dalam menjaga hal yang

dapat merusak penampilan. Untuk

(8)

4

satunya mahasiswa cenderung

berperilaku konsumtif.

Konsep diri yang dimiliki

mahasiswa akan menjadi positif

maupun negatif diakibatkan dari

interaksi yang dilakukan seorang

mahasiswa dengan lingkungan

sekitarnya. Kedua hal tersebut yang

membentuk seseorang untuk berpikir,

berperasaaan dan bertindak termasuk

bagaimana seorang mahasiswa

berperilaku konsumtif.

Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan oleh peneliti lain yaitu

Lamarto (1995) remaja putri

merupakan pembeli potensial untuk

produk-produk bermerek seperti

pakaian, sepatu, asesories, dan

kosmetik. Seperti yang diungkapkan

oleh Mowen dan Minor (2002) bahwa

individu membeli produk bukan untuk

manfaat fungsional, tetapi lebih untuk

nilai simboliknya. Fitts (1996)

mengatakan bahwa konsep diri

mempengaruhi perilaku seseorang

dalam berinteraksi dengan orang lain.

Berdasar pendapat tersebut dapat

dilihat bahwa ada keterkaitan antara

konsep diri dengan perilaku konsumtif

remaja dalam menggunakan produk

fashion bermerek.

METODE PENELITIAN

Subyek dalam penelitian ini

populasinya adalah mahasiswa dari dua

fakultas di masing-masing universitas

di Surakarta yakni UNS dan UMS

yang berjumlah 100 orang.

Metode yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah angket yang

terdiri dari skala konsep diri

berdasarkan aspek-aspek yang

dikemukakan oleh Berzonsky (1981)

yaitu aspek fisik, psikis, moral dan

sosial. Skala kecenderungan perilaku

konsumtif yang mengacu pada

aspek-aspek yang dikemukakan Assuari

(1987) antara lain keinginan untuk

tampak berbeda dengan orang lain,

kebanggaan diri, ikut–ikutan, dan

menarik perhatian orang lain. Dalam

penelitian ini teknik analisis yang

digunakan untuk menghubungkan

antara konsep diri dengan

kecenderungan perilaku konsumtif

adalah SPSS (Statistical Package For

Social Science) versi 16, dengan

(9)

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan

teknik analisis product moment dari

Pearson diperoleh nilai koefisien

korelasi -0,322 dengan p = 0,001 (p <

0,01 ) sehingga dapat disimpulkan

bahwa hasil penelitian ini

menunjukkan adanya hubungan

negatif yang sangat signifikan antara

konsep diri dengan kecenderungan

perilaku konsumtif pada mahasiswa

dalam menggunakan produk fashion

bermerek. Hal ini berarti bahwa

semakin rendah konsep diri maka

semakin tinggi kecenderungan

perilaku konsumtif pada mahasiswa

dalam menggunakan produk fashion

bermerek dan sebaliknya semakin

tinggi konsep diri maka semakin

rendah kecenderungan perilaku

konsumtif pada mahasiswa dalam

menggunakan produk fashion

bermerek. Hal ini sesuai dengan

pendapat Stanton & Lamarto (dalam

Meilaratri, 2004) suatu produk

dipandang sebagai symbol oleh

konsumen, sehingga produk memiliki

kemampuan untuk mengkomuni

kasikan diri konsumen pada individu

lain. Individu biasanya memilih untuk

membeli produk yang merupakan

cerminan dari konsep diri mereka. Hal

ini juga sejalan dengan hasil penelitian

Triyaningsih (2011) bahwa remaja

putri yang membeli produk fashion

dan aksesoris di toko-toko seperti baju,

tas, sandal, sepatu dan sebagainya.

Mereka tak jarang membeli produk

fashion dan barang-barang yang sama

dengan teman-temannya atau bahkan

membanding-bandingkan barang

kepemilikannya dengan barang

temannya untuk melihat barang siapa

yang lebih trendy.

Hasil penelitian ini sesuai

dengan pendapat Swastha dan

Handoko (1987) perilaku konsumtif

dipengaruhi oleh beberapa faktor

internal yang berhubungan dengan

perilaku konsumtif pada mahasiswa

salah satunya faktor konsep diri yang

banyak mempengaruhi keputusan

membeli konsumen, konsumen yang

memandang dirinya sebagai manusia

yang berkepribadian tinggi tentu

(10)

6 dengan kepribadian itu sendiri, atau

bagaimana orang lain memandang

konsumen itu sebagai pribadi yang

baik, itulah yang diharapkan

konsumen terhadap produk yang

dipilih. Ketika mahasiswa sudah

memiliki gambaran yang ada pada

dirinya sendiri dan merasa percaya diri

dengan apa yang sudah dipakai dalam

kesehariannya, maka mahasiswa

cenderung tidak mudah terpengaruh

dengan lingkungan luar. Sedangkan

mahasiswa yang kurang mampu

melihat gambaran yang ada pada

dirinya, maka mahasiswa tersebut

cenderung merasa rendah diri dan

mudah terpengaruh lingkungan dari

luar. Jika mahasiswa dapat memahami

gambaran dirinya dengan baik, mampu

mengenali dirinya sehingga dapat

menerima dirinya, maka mahasiswa

akan lebih cenderung memiliki

pandangan yang positif tentang dirinya

yang dapat meningkatkan konsep

dirinya.

Hasil ini ditunjukkan dengan

75% konsep diri yang sangat rendah,

22% konsep diri yang rendah, 3%

konsep diri yang tergolong sedang atau

cukup. Yang menunjukkan bahwa

rata-rata subyek memiliki konsep diri

yang negatif, hal ini terlihat dari 100

subyek terdapat 75 subyek yang

memiliki konsep diri sangat rendah,

hal ini menandakan bahwa sebagian

besar subyek yang kurang mampu

memahami gambaran keadaan dirinya

sendiri beserta orang lain, merasa

kurang menarik dan kurang percaya

diri dalam menampilkan potensi yang

dimiliki dirinya dihadapan orang lain.

Subyek juga merasa gengsi dan kurang

selektif dalam memahami kebutuhan

yang lebih penting daripada

keinginannya. Kecenderungan perilaku

konsumtif yang dimiliki subyek

tergolong sedang atau cukup yang

ditunjukkan dengan prosentase 54%,

5% kecenderungan perilaku konsumtif

yang rendah, 30% kecenderungan

perilaku konsumtif yang tinggi, dan

11% kecenderungan perilaku

konsumtif yang tergolong sangat

tinggi. Hal ini dapat dilihat dari 100

subyek 54 subyek memiliki

kecenderungan perilaku konsumtif

(11)

7 yang menunjukkan dalam melakukan

aktivitas, minat dan pendapat

tergolong normal atau sedang, hal ini

ditunjukkan bahwa mahasiswa

terkadang mengarah kecenderungan

perilaku konsumtif yang tinggi

maupun yang rendah. Mahasiswa

merasa biasa-biasa saja dalam

menyikapi pergaulan yang berorientasi

kesenangan, kondisi subyek yang

masih berstatus mahasiswa yang masih

mengandalkan pemberian keuangan

dari orang tua. Peranan atau

sumbangan efektif konsep diri sebesar

10,4% terhadap kecenderungan

perilaku konsumtif , ditunjukkan oleh

koefisien determinan (r2)= 0,104. Hal

ini berarti masih banyak terdapat

89,6% faktor-faktor yang memberikan

sumbangan efektif terhadap

kecenderungan perilaku konsumtif

seperti faktor internal dan eksternal,

faktor internal seperti pengamatan,

disiplin diri, belajar, persepsi, sikap,

motivasi, dan konformitas yang pernah

dialami individu sehingga hal tersebut

membentuk suatu perilaku konsumtif.

Sedangkan faktor eksternal yakni

keluarga, kelas sosial, kelompok

sosial, dan kebudayaan yang dapat

mempengaruhi individu berperilaku

sehingga menimbulkan perilaku yang

sama dilingkungan sekitarnya.

Salah satu faktor yang berperan

penting dalam menentukan

kecenderungan perilaku konsumtif

pada individu adalah konsep diri.

Konsep diri merupakan sikap,

pandangan, atau keyakinan seseorang

terhadap keseluruhan dirinya. Sikap,

pandangan, dan keyakinan diri ini

mencakup seluruh dimensi fisik,

karakteristik pribadi, motivasi,

kekurangan, kelebihan dan lain

sebagainya Irwanto dan Yatim (dalam

Sobur, 2003). Manifestasi dari konsep

diri menurut Simon (dalam

Sumartono, 2002) sebagian berasal

dari sebagian yang mereka konsumsi.

Pada penelitian ini memiliki

kelemahan yaitu referensi teori dari

variabel tergantung yang didapat

sangat sedikit. Selain itu proses dalam

pengambilan data dan penelitian

dilakukan di sela-sela waktu istirahat

ujian akhir semester, sehingga

(12)

8

skala konsep diri dan skala

kecenderungan perilaku konsumtif

kurang optimal karena konsentrasi

mahasiswa fokus dengan persiapan

ujian.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa konsep diri

berhubungan negatif yang sangat

signifikan dengan kecenderungan

perilaku konsumtif pada mahasiswa

dalam menggunakan produk fashion

bermerek.

SARAN

1. Universitas yang bersangkutan

Kepada pimpinan

Universitas diharapkan dapat

memberikan saran-saran kepada

mahasiswa supaya dapat

menurunkan kecenderungan

perilaku konsumtif dengan cara

pemberian arahan dalam berbusana

di kampus yang sopan dan tidak

memperbolehkan berbusana seperti

saat nongkrong di luar kampus,

serta diharapkan dapat

memeberikan bimbingan kepada

mahasiswa yang masih memiliki

konsep diri yang rendah dengan

memberikan kegiatan–kegiatan

yang bersifat positif untuk

mahasiswa seperti penelitian dalam

bidang akademik dan berperan aktif

pada organisasi dan UKM yang

berada di kampus.

2. Subyek penelitian atau mahasiswa

Mahasiswa diharapkan

dapat lebih menurunkan

kecenderungan perilaku

konsumtifnya dengan cara lebih

selektif dalam membeli suatu

barang, dengan cara membuat

daftar pembelian sesuai kebutuhan.

Mahasiswa diharapkan mampu

membeli barang sesuai kebutuhan

bukan sesuai keinginan, dengan

cara membuat daftar kebutuhan.

Mahasiswa yang masih memiliki

konsep diri yang rendah diharap

kan mampu mengembangkan

kelebihan, dan meningkatkan

kegiatan positif seperti aktif

akademik dan peka terhadap

lingkungan sekitar.

3. Peneliti selanjutnya

Peneliti lain yang tertarik

(13)

9

konsumtif agar menyertakan

variabel-variabel lain yang mungkin

dapat mempengaruhi perilaku

konsumtif, baik variabel eksternal

maupun variabel internal.

DAFTAR PUSTAKA

Assuari,S. 1987. Manajemen

Pemasaran. Jakarta:Rajawali.

Berzonsky, M.D. 1981. Adolescent

Development. New York: Mac

Millan Publishing.

Badan Pusat Statistik. 2001. Survei

Konsumen. Jakarta: BPS

Dodgson, dkk. 1998. Self Esteem and

Cognitive Accessibility of

Strengths and Weekness After

Failure. Journal of Personality

and Social Psychology. 75.

178-194.

Fitts, W. H. 1996. Tennesse

Self-Concept Scale. TSCS:2,Manual,

Second Edition. California:

Western Psychological Services.

Fromm, E. 1998. To have or to be.

New York: The Chaucer Press,

Ltd.

Kartono, K. 2006. Psikologi Sosial

Untuk Manajemen Perusahaan

& Industri. Jakarta: CV.

Rajawali.

Kurniawati, Meike. 2009. Kelompok

Acuan Remaja: Faktor Konsumsi

Produk Food Supplement.

Phronesis Jurnal Ilmiah

Psikologi Industri dan

Organisasi. Vol.11.1.hal 53-64.

Lamarto, Y. 1995. Prinsip Pemasaran.

Jakarta: Erlangga.

Lina & Rasyid, H.F. 1997. Perilaku

konsumtif berdasarkan locus of

control pada remaja putra.

Psikologika. 04. 5-13.

Loudon, D. L., dkk. 1984.ConsumerBe

havior.SecondEdition. New Yor

k: Mc Graw - Hill, Inc.

Mappiere, A. 1982.PsikologiRemaja.

Surabaya: Usaha Nasional.

Meilaratri, B, dkk. 2004. Konsep diri

danKecenderungan Pengambilan

Keputusan dalam Membeli

Pakaian pada Remaja Wanita.

Insight Journal. No.1. 19-27.

Rakhmat, J. 2005. Psikologi

Komunikasi. Bandung: Remaja

(14)

10 Sabri, M. A.1993. Pengantar Psikologi

Umum & Perkembangan.

Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Schmidt, M., & Cagran B. 2008. Self

Concept Of Students In Inclusive

Settings. International Journal

Of Special Education. 23. 1.

Sobur, A. 2003. Psikologi Umum.

Bandung: Pustaka Setia.

Sumartono. 2002. Terperangkap

dalam Iklan : Meneropong

Imbas Pesan IklanTelevisi.

Bandung: Alfabeta.

Swastha, B & Handoko. H. 1987.

Manajemen Pemasaran Analisis

Perilaku Konsumen. Yogyakarta:

Liberty.

Triyaningsih, S.L. 2011. Dampak

Online Marketing Melalui

Facebook Terhadap Perilaku

Konsumtif Masyarakat. Jurnal

Ekonomi dan Kewirausahaan.

Vol.11.hal 172-177.

Zebua, A. S & Nurdjayadi, R. D. 2001.

Hubungan Antara Konformitas

dan Konsep Diri. Manasa. 1.13.

Referensi

Dokumen terkait

Tesis berjudul (dalam bahasa Indonesia) : ”Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepemimpinan Pengelolaan Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Koperasi terhadap

m enyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Pegawai Melalui

[r]

Tujuan : Untuk mempelajari dan memahami asuhan kebidanan pada kasus ikterus neonatorum patologis di PICU/NICU RSUD Sukoharjo secara komprehensif.. Metode :

aureus menggunakan metode ekstraksi Doyle &amp; Doyle yang dimodifikasi oleh Khoiriyah (metode 1 )tidak menunjukkan pita yang jelas, sedangkan dengan metode 2 yang

Dalam penelitian yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Dampaknya Terhadap Pendapatan Petani (Studi Kasus Desa Kondangjaya, Kecamatan

belajar bakteriologi pada mahasiswa D-III Analis Kesehatan Universitas Setia. Budi Surakarta yang diambil pada tahun 2011-2013 adalah

post laparatomi Atas indikasi Internal Bleeding di Ruang Intensive Care Unit. (ICU) Di