• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS X SMP NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Kedawung Sragen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS X SMP NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Kedawung Sragen."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS X SMP NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN

ARTIKEL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa Indonesia

Diajukan oleh: ERNA TRI RELAWATI

A 310 080 129

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

1

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:

Nama : Drs. Andi Haris Prabawa, M.Hum.

NIP/NIK : 412

Nama : Drs. Yakub Nasucha, M.Hum

NIP/NIK : 131409808

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa:

Nama : Erna Tri Relawati

NIM : A310080129

Program Studi : Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Judul Skripsi : Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas IX SMP N1 Kedawung Sragen.

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujui dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

(3)

2

LISTENING SKILLS X CLASS STUDENTS NEWS SMP STATE 1 KEDAWUNG SRAGEN

By

Erna Tri Relawati ABSTRACT

This study aims to uncover and describe the news listening skills class X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen. Based on the results of the study are expected to assist the reader in finding methods of improving the ability of listening to the news. In addition, the benefits of this research can be used as a comparison for other researchers in the study of listening skills in general news.

The method used in this research is descriptive quantitative method, meaning that the data are analyzed and the results of the analysis and description of the shape of the form of numbers. This study focuses on the ability to listen to the news in class X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen. Data collection techniques in this study is a test technique.

Based on the results of research on the ability of listening to news of Class X students of SMP Negeri 1 Kedawung Sragen known that the ability to infer the content of the news through listening to all the indicators that reflect the ability of listening to the news graders of SMP Negeri 1 Kedawung Sragen known that the average percentage amounted to 75.42 %, this suggests that the ability to listen news graders of SMP Negeri 1 Kedawung Sragen either category.

Keywords: listening, news.

PENDAHULUAN

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan kecerdasan, sosial, dan

emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang keberhasilan

siswa dalam mempelajari semua mata pelajaran. Pembelajaran bahasa diharapkan

mampu membantu siswa dalam mengenali dirinya sendiri, mengenali budayanya,

membantu siswa mengemukakan gagasan atau perasaannya, dan membantu siswa

dalam menerima berbagai informasi. Salah satu cara untuk dapat menerima

informasi adalah menyimak. Menyimak merupakan proses menangkap

bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan atau yang dibacakan orang lain dan diubah menjadi

bentuk makna untuk terus dievaluasi, ditarik kesimpulan, dan ditanggapi (Supinah

dan Suhendar, 2007:4).

Betapa penting peran menyimak dalam kehidupan sehari-hari, kiranya tidak

(4)

3

pada berbagai kesibukan menyimak. Apalagi dalam era globalisasi seperti saat ini,

sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat

dituntut untuk mampu menyimak berbagai informasi dengan cepat dan tepat, baik

melalui berbagai media, seperti radio, televisi, telepon, dan internet, maupun

melalui tatap muka secara langsung. Berbagai lembaga, baik di lingkungan

pemerintah maupun swasta, sering mendatangkan para pakar yang sesuai dengan

bidang informasi yang dibutuhkannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi

melalui kegiatan rapat, ceramah, seminar, diskusi, debat, simposium, dan

sebagainya. Dalam kegiatan semacam itu, peserta dituntut untuk memiliki

keterampilan menyimak yang memadai.

Jika diperinci, minimal ada empat peran menyimak dalam kehidupan, yaitu

sebagai landasan belajar bahasa, penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan

menulis, pelancar komunikasi, dan penambah informasi. Apabila dibandingkan

dengan aktivitas berbahasa yang lain, aktivitas menyimak selalu melebihi

kegiatan berbicara, membaca, dan menulis (hasil penelitian Paul T. Rankin:

menyimak: 42%; berbicara: 25%; membaca: 15%; menulis: 11%). Hal itu

menunjukkan bahwa menyimak mempunyai peran yang penting.

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang

lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna

komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau

bahasa lisan (Tarigan, 2006:28).

Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang berkembang

pada awal kehidupan manusia, kemudian barulah keterampilan berbicara,

membaca dan menulis. Kegiatan menyimak ini bersifat reseptif (pemahaman),

tetapi termasuk pada kebahasaan yang aktif dan hasilnya dapat dilakukan secara

lisan atau tulisan. Menurut Michael sebagaimana dikutip oleh Suwandi (2000:

14), menyimak adalah kegiatan seseorang untuk menginterpretasi, mengevaluasi,

dan memberikan reaksi terhadap informasi yang disampaikan secara lisan. Jadi,

proses menyimak merupakan kegiatan aktif seseorang untuk menangkap dan

(5)

4

melainkan kegiatan memproses informasi. Ketika kegiatan menyimak

berlangsung, akan terjadi interaksi antara informasi yang didengar dan informasi

pengetahuan awal yang dimiliki oleh si penyimak. Keduanya mengalami suatu

proses yang saling terkait sehingga diperoleh suatu pemahaman, penilaian, dan

reaksi.

Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

menuntut masyarakatnya untuk mampu menyimak berbagai informasi dengan

cepat dan tepat, baik melalui radio, televisi, telepon, internet, maupun melalui

tatap muka secara langsung. Setiap informasi akan disampaikan melalui bahasa,

karena bahasa merupakan media komunikasi paling efektif yang dapat digunakan

setiap orang untuk menyampaikan keinginan, pendapat, atau isi hatinya kepada

orang lain. Begitu pun sebaliknya. Dengan demikian, bahasa adalah alat penyalur

sikap, perasaan, gagasan, emosi, dan penyalur informasi.

Dawson (Tarigan, 2006: 2) mengatakan bahwa setiap keterampilan erat

hubungannya dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa

mencerminkan pikiran seseorang. Semakin terampil seseorang berbahasa,

semakin jelas pula jalan pikirannya.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia yang tercantum dalam Standar Isi terdiri

atas empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu membaca, menulis, berbicara, dan

mendengarkan. Dalam sebuah pembelajaran, keterampilan mendengarkan kerap

disebut sebagai keterampilan menyimak. Tompkins (dalam Hasanah, 1999:3)

menyatakan bahwa keterampilan menyimak adalah keterampilan dasar yang perlu

diajarkan karena menyimak adalah dasar dari keterampilan berbahasa yang lain.

Oleh karena itu, keterampilan menyimak penting untuk diajarkan secara maksimal

oleh guru pengajar, sesuai yang tercantum dalam kurikulum.

Mengingat betapa penting peran menyimak dalam kehidupan manusia,

pembelajaran menyimak sebagai bagian dari pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia di SMP sudah selayaknya mendapat perhatian yang sama dengan

pembelajaran keterampilan berbahasa yang lain. Pembelajaran menyimak perlu

dilaksanakan secara sungguh-sungguh sebagaimana pembelajaran keterampilan

(6)

5

penelitian dengan tujuan mengungkap dan mendeskripsikan kemampuan

menyimak berita siswa kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen. Berdasarkan

hasil penelitian diharapkan dapat membantu pembaca dalam menemukan metode

meningkatkan kemampuan menyimak berita. Selain itu, manfaat hasil penelitian

ini dapat digunakan sebagai pembanding bagi peneliti lain dalam pengkajian

tentang kemampuan menyimak berita pada umumnya.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap kegiatan

awal, pelaksanaan penelitian, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal peneliti

menentukan tujuan dan manfaat penelitian. Selanjutnya, peneliti mulai

pengumpulkan data. Data yang didapat dari hasil observasi dan wawancara

terhadap guru kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen.

Tahap yang kedua, yaitu pelaksanaan penelitian. Dalam tahap ini, peneliti

menganalisis data yang telah direduksi pada kegiatan awal. Ada dua pembahasan

pada tahap ini yaitu kemampuan siswa kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen

dalam menyimak berita dan mendiskripsikankendala-kendala yang dihadapi

dalam kegiatanya menyimak berita di kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen.

Tahap yang ketiga yaitu kegiatan akhir kegiatan ini diisi dengan mengambil

kesimpulan dari pembahasan. Dari kesimpulan ini, penelitian yang dilakukan

sudah sesuai dengan tujuan dan manfaat penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kuantitatif, artinya data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskripsi

dan berupa angka-angka. Penelitian ini memfokuskan pada kemampuan

menyimak berita pada siswa kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes. Jenis tes

yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pemberian tugas, yaitu siswa

diberi tugas untuk menyimak sebuah rekaman berita kemudian

mengidentifikasikan pokok-pokok informasi yang penting dengan teknik

menjawab pertanyaan dengan mengunakan unsur 5W+1H, lalu dikembangkan

(7)

6

rekaman berita yaitu berita tentang kecelakaan kereta api, berita tentang lomba

animasi, berita tentang bencana alam, dan berita tentang kecelakaan mobil.

Keempat berita tersebut merupakan informasi hangat yang sering kita jumpai

dalam kehidupan sehari-hari dan mengandung unsur-unsur berita yang akan

memudahkan siswa dalam membuat paragraf. Berdasarkan instrumen tes

kemampuan yang telah ditentukan, ada beberapa aspek yang akan dinilai dari

hasil menyimpulkan isi berita yang telah dibuat oleh siswa yaitu isi simpulan,

ketepatan penggunaan ejaan, keefektifan kalimat, dan paragraf. Data yang

diperoleh dari hasil menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak dalam

bentuk paragraf ini akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengoreksi hasil tes menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak

pada sampel.

2. Memberi skor per siswa sesuai dengan indikator penilaian dan bobot penilaian

kemampuan menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak. Skor

pengoreksian yang dilakukan oleh peneliti.

X = × 100%

3. Menentukan tingkat kemampuan siswa berdasarkan tolok ukur penelitian.

Tabel 1

Tolok Ukuran Penilaian

Persentase Tingkat

Kemampuan Keterangan

85% - 100% Baik Sekali

75% - 84% Baik

60% - 74% Cukup

40% - 59% Kurang

0% - 39% Kurang Sekali

Sumber: Nurgiantoro (2001: 399).

Sebagai indikator uji kemampuan menyimpulkan berita melalui kegiatan

(8)

7 Tabel 2

Indikator Uji Kemampuan Menyimpulkan Berita Melalui Kegiatan Menyimak

No Indikator Deskriptor Penilaian Skor Skor Maksimal 1. Isi Simpulan Isi tuliskan megandung

unsur 5W+1H, yaitu what (apa yang terjadi), who (siapa yang terlibat dalam kejadian), why (mengapa kejadian itu timbul) where (di mana tempat kejadian itu timbul), when (kapan tepat dalam penggunaan huruf kapital, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

3 3

Ejaan sebagian besar diterapkan cukup karena di dalam penggunaan huruf kapital, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca terdapat beberapa kesalahan.

2

Hampir semua penerapan ejaan tidak tepat.

1

3 Kalimat Efektif

Kalimat dituliskan dengan kesatuan gagasan, koherensi pengurangan kriteria dari kalimat efektif yang tidak dituliskan.

5

(9)

8

pengurangan kriteria dari kalimat efektif yang tidak dituliskan.

Jika terdapat tiga pengurangan kriteria dari kalimat efektif yang tidak dituliskan.

3

Jika terdapat empat pengurangan kriteria dari kalimat efektif yang tidak dituliskan.

2

Jika terdapat lima pengurangan kriteria dari kalimat efektif yang tidak dituliskan.

1

4 Paragraf Kepaduan antar kalimat dalam paragraf tersusun secara logis, sistematis, dan bahasa yang mudah dipahami.

3 3

Jika terdapat salah satu kriteria dari paragraf yang tidak dituliskan.

Sumber: Gorys Keraf, dan Nurgiantoro yang disesuaikan dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang

lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna

komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau

bahasa lisan (Tarigan, 2006: 28).

Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang berkembang

pada awal kehidupan manusia, kemudian barulah keterampilan berbicara,

membaca dan menulis. Kegiatan menyimak ini bersifat reseptif (pemahaman),

tetapi termasuk pada kebahasaan yang aktif dan hasilnya dapat dilakukan secara

lisan atau tulisan. Menurut Michael sebagaimana dikutip oleh Suwandi (2000:

14), menyimak adalah kegiatan seseorang untuk menginterpretasi, mengevaluasi,

(10)

9

proses menyimak merupakan kegiatan aktif seseorang untuk menangkap dan

mengolah informasi. Menyimak bukan sekedar menerima informasi secara pasif,

melainkan kegiatan memproses informasi. Ketika kegiatan menyimak

berlangsung, akan terjadi interaksi antara informasi yang didengar dan informasi

pengetahuan awal yang dimiliki oleh si penyimak. Keduanya mengalami suatu

proses yang saling terkait sehingga diperoleh suatu pemahaman, penilaian, dan

reaksi.

Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan menyimak berita siswa

Kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Kemampuan Menyimak Berita pada Aspek Isi Simpulan

Isi simpulan merupakan isi tuliskan megandung unsur 5W+1H, yaitu

what (apa yang terjadi), who (siapa yang terlibat dalam kejadian), why

(mengapa kejadian itu timbul) where (di mana tempat kejadian itu timbul),

when (kapan terjadinya), how (bagaimana ejadiannya).

Berdasarkan hasil test tentang kemampuan menyimpulkan isi berita

melalui kegiatan menyimak pada aspek isi simpulan pada siswa kelas kelas X

SMP Negeri 1 Kedawung Sragen diketahui bahwa rata-rata siswa mempunyai

kemampuan yang baik dalam menyimpulkan isi berita melalui kegiatan

menyimak pada aspek isi simpulan dengan besar prosentase 75,83%. Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata siswa tidak menuliskan salah satu unsur 5W + 1

H dalam menyimpulkan isi berita.

Dalam dunia jurnalistik, pokok-pokok itu dikenal dengan rumusan

5W+1H, yaitu singkatan dari what, when, where, who, why, dan how.

Maksudnya dalam berita disampaikan apa yang terjadi, kapan terjadi, di mana

terjadi, siapa yang mengalami, mengapa terjadi, dan bagaimana terjadinya

(Karimi, 2011:14). Saat mendengarkan suatu berita, kita pasti akan berusaha

untuk memahami informasi yang disampaikan. Hal itu dapat kita lakukan

dengan cara mengidentifikasi pokok-pokok informasi berita itu. Agar

informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik tanpa

adanya kesalahpahaman, siswa harus menguasai keterampilan menyimak,

(11)

10

kegiatan menyimak intensif yaitu kegiatan menyimak yang langsung diawasi

atau dibimbing oleh guru, berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Apa saja yang

harus disimak semuanya berada di bawah komando guru. Dengan menyimak

berita, siswa dilatih secara intensif untuk mendengarkan sebuah berita secara

cermat, teliti, dan konsentrasi agar penyampaiaan isi berita yang didapatkan

tepat dan akurat.

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Made Suarsana (2010)

dengan penelitian yang berjudul “Implementasi Media Audio Konsep 5 W dan

1 H untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pokok Bahasan Memahami Berita

Siswa Kelas VII-E SMP Negeri 4 Tejakula Tahun Pelajaran 2008/2009”.

Pembelajaran menggunakan media audio konsep 5 W dan 1 H yang

berkolaborasi dengan teknik diskusi terjadi peningkatan proses dan hasil

belajar yaitu: 1) perolehan tes awal menunjukkan hasil yaitu rata-rata 60,45

dana serap mencapai 60,45% dan ketuntansan mencapai 56,82%. Hasil belajar

pada siklus I memperoleh rata-rata 65,23, daya serap 65,23% dan ketuntasan

mencapai 77,27%. 2) Prestasi belajar siswa pada pembelajaran siklus II

mencapai rata-rata 78,29, daya serap 78,29%, ketuntasan klasikal mencapai

97,72%. 3) Hasil penelitian pada siklus I, keaktifan belajar siswa mencapai

rata-rata 69,32 dengan kategori cukup aktif. Pada siklus II aktivitas

pembelajaran mengalami peningkatan yiatu rata-rata 79,66 dengan kategori

aktif.

2. Kemampuan Menyimak Berita pada Aspek Ejaan

Ejaan diterapkan dengan tepat dalam penggunaan huruf kapital,

penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Berdasarkan hasil test tentang

kemampuan menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak pada aspek

ejaan pada siswa kelas kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen diketahui

bahwa rata-rata siswa mempunyai kemampuan yang baik dalam

menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak pada aspek ejaan dengan

besar prosentase 73,33%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata ejaan sebagian

besar siswa yang diterapkan cukup karena di dalam penggunaan huruf kapital,

(12)

11

Menurut Arifin (2009: 12), bahasa Indonesia yang baik dan benar

adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma

kemasyarakatan yang berlaku sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah

bahasa Indonesia meliputi kaidah ejaan, pembentukan kata, penyusunan

kalimat, penyusunan paragraf, dan penataan penalaran. Jika kaidah ejaan

digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata diperhatikan dengan

seksama dan penataan penalaran ditaati dengan konsisten, pemakaian bahasa

Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah bahasa itu kurang

ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar/tidak baik.

Penggunaan bahasa Indonesia di media massa harus tetap berpedoman

pada kaidah-kaidah bahasa Indonesia, karena banyak kalangan yang peduli

terhadap perkembangan bahasa Indonesia dan mengharapkan media

massadapat berperan aktif dalam membantu pembinaan, pengembangan, dan

peningkatan bahasa Indonesia bagi masyarakat.

3. Kemampuan Menyimak Berita pada Aspek Kalifat Efektif

Kalimat efektif merupakan kalimat dituliskan dengan kesatuan

gagasan, koherensi yang baik dan kompak, penekanan, variasi, paralelisme,

dan penalaran. Berdasarkan hasil test tentang kemampuan menyimpulkan isi

berita melalui kegiatan menyimak pada aspek kalimat efektif pada siswa kelas

kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen diketahui bahwa rata-rata siswa

mempunyai kemampuan yang baik dalam menyimpulkan isi berita melalui

kegiatan menyimak pada aspek kalimat efektif dengan besar prosentase

74,17%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata siswa menuliskan kalimat

dengan kesatuan gagasan, koherensi yang baik dan kompak, penekanan,

variasi, paralelisme, dan penalaran.

Putrayasa (2007 : 2) juga mengungkapkan pernyataan tentang kalimat

efektif yaitu suatu kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, informasi,

dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi, struktur, dan logikanya.

Ciri-ciri kalimat efektif ialah kesatuan, kehematan, penekanan, dan

kevariasian. Akhadiah, dkk. (2003 : 116) juga mengungkapkan pernyataan

(13)

12

pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada prakteknya harus

dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik pertama sekali

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. Hasil ini berarti kalimat itu harus

disusun berdasarkan kaidah–kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut

meliputi: (1) unsur- unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat, (2)

aturanaturan tentang Ejaan yang Disempurnakan, (3) cara memilih kata dalam

kalimat”. Ritonga, dkk. (2005:96) juga menyatakan bahwa kesepadanan dan

kesatuan dalam kalimat efektif merupakan kemampuan struktur/bentuk suatu

bahasa mendukung gagasan pikiran yang terdapat dalam kalimat itu.

4. Kemampuan Menyimak Berita pada Aspek Paragraf

Paragraf yang baik merupakan kepaduan antar kalimat dalam paragraf

tersusun secara logis, sistematis, dan bahasa yang mudah dipahami.

Berdasarkan hasil test tentang kemampuan menyimpulkan isi berita melalui

kegiatan menyimak pada aspek paragraf pada siswa kelas kelas X SMP Negeri

1 Kedawung Sragen diketahui bahwa rata-rata siswa mempunyai kemampuan

yang baik dalam menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak pada

aspek paragraf dengan besar prosentase 78,33%. Hal ini menunjukkan bahwa

rata-rata siswa dalam menuliskan kaliman memiliki kepaduan antar kalimat

dalam paragraf tersusun secara logis, sistematis, dan bahasa yang mudah

dipahami.

Berita merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Berita sudah

ada sejak manusia dapat bertutur dan berkomunikasi. Saat ini, informasi

menjadi salah satu kebutuhan penting hidup manusia. Informasi telah menjadi

faktor kunci keberhasilan hidup. Banyak orang tersingkir dalam persaingan

karena kalah cepat dalam mengakses suatu informasi baru (Suryanto, 2007: 2).

Berita merupakan salah satu paparan yang berisi informasi. Sebagai paparan

suatu informasi, berita mengandung pokok-pokok informasi yang penting.

5. Kemampuan Menyimak Berita

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi tentang kemampuan

menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak untuk seluruh indikator

(14)

13

Kedawung Sragen diketahui bahwa persentase rata-rata adalah sebesar

75,42%; hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menyimak berita siswa

kelas SMP Negeri 1 Kedawung Sragen termasuk kategori baik.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk

meningkatkan keterampilan dan kemahiran berbahasa siswa. Keterampilan

berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencangkup empat segi yaitu

keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

keterampilan menulis (Tarigan, 1985:1). Keempat keterampilan tersebut

saling berkaitan. Salah satu keterampilan berbahasa yang perlu diajarkan dan

dilatihkan dalam dunia pendidikan adalah keterampilan menyimak, di

samping berbicara, membaca, dan menulis, sebab menyimak merupakan

keterampilan yang harus dimiliki semua siswa agar dapat memahami bahasa

yang digunakan orang lain secara lisan.

Menyimak merupakan proses mendengarkan, mengenal, dan

menginterpretasi lambang-lambang lisan atau ujaran. Dalam memahami isi

pembicaraan atau makna setiap kata yang disajikan, kita perlu memusatkan

perhatian secara sungguh-sungguh sehingga pesan yang disampaikan tercerna

dengan baik (Depdiknas, 2003:144). Tanpa kemampuan menyimak dengan

baik, dimungkinkan terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi yang dapat

menyebabkan berbagai hambatan dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan

sehari-hari. Komunikasi tidak akan dapat berlangsung dengan lancar tanpa

keterampilan menyimak. Kemampuan menyimak merupakan bagian yang

penting dan tidak dapat diabaikan dalam pengajaran bahasa. Salah satu

kegiatan menyimak yang perlu diajarkan dan dilatihkan adalah kegiatan

menyimak berita.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan menyimak berita siswa

Kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen diketahui bahwa kemampuan

(15)

14

mencerminkan kemampuan menyimak berita siswa kelas SMP Negeri 1

Kedawung Sragen diketahui bahwa persentase rata-rata adalah sebesar 75,42%;

hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menyimak berita siswa kelas SMP

Negeri 1 Kedawung Sragen termasuk kategori baik.

Adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Setiap guru Bahasa Indonesia diharapkan senantiasa menyampaikan

materi menyimak berita dengan metode yang menarik dan menyenangkan

sehingga kemampuan menyimak berita pada siswa semakin mengalami

peningkatan.

b. Menyimak berita merupakan pembelajaran yang memadukan antara fakta

dan opini, sehingga guru diharapkan dapat mengembangkan penalaran

pada siswa.

2. Bagi Siswa

a. Diharapkan memperhatikan masalah isi simpulan, ejaan, kalimat efektif

dan paragraf dalam menyimak isi berita, sehingga dalam penyampaiannya

terhindar dari kalimat-kalimat yang kurang baku.

b. Siswa diharapkan terus menghasah kemampuan menyimak berita dengan

senantiasa meperhatikan berita-berita dari media elektronik dan cetak dan

memberikan kesimpulan dari hasil menyimak.

3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan senantiasa untuk lebih meningkatkan

hasil penelitian dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam

(16)

15

DAFTAR PUSTAKA

As Haris Sumadiria, 2005. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Bandung

Charnley. Mitchel V, 2001. Reporting, New York: Holt-Reinhart & Winston.

Hari Wibowo. 2007. Peningkatan Kemampuan Menyimak Melalui Pemberdayaan Sumber Belajar pada Pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 9, No. 2 Agustus 2007.

Hasanah, Muakibatul. 1999. Bahan Ajar Perkuliahan Menyimak: menyimak dan Strategi Pembelajarannya. Malang: IKIP.

Irkhamudin. 2012. Pengembangan Media Audio Terpadu Berbasis Internet untuk Pembelajaran Menyimak Berita Kelas X.Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

M.Sinaga Anggiat dan Sri Hadiati, 2001. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta: Lembaga AdministarsiNegara Republik Indonesia.

Milman Yusdi. 2010. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Made Suarsana. 2010. Implementasi Media Audio Konsep 5 W dan 1 H untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pokok Bahasan Memahami Berita Siswa Kelas VII-E SMP Negeri 4 Tejakula Tahun Pelajaran 2008/2009. Jurnal Pendidikan Kerta Mandala. Vol. 3, No. 3, Oktover 2010.

Moleong, Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya.

Newson, Doug & James A. Wollert. 1985. Media Writing, News for The Mass Media. California: Wadsworth Publishing Company.

Poerwadarminta. 1982. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Robbins, S. 2007. Manajemen, Edisi Kedelapan, Penerbit PT Indeks: Jakarta.

(17)

16

Sitaresmi, Nunung. 2002. Sintaksis Bahasa Indonesia. Bandung: Pusat Studi Literasi.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Suhendar dan Pien Supinah. 2007. MKDU Bahasa Indonesia. Bandung: Pionir Jaya.

Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta: Sebelas Maret. University Press

Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Tarigan, Henry Guntur. 2006. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wahyudi, J.B. 1991. Komunikasi Jurnalistik. Bandung: Penerbit alumni. Cetakan Pertama.

Gambar

Tabel 1 Tolok Ukuran Penilaian
Tabel 2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

penelitian dengan judul “ Pengaruh Citra Sari Ater Hotel and Resort terhadap Keputusan Berkunjung sebagai Wisata Pemandian Air Panas di Ciater Kabupaten Subang”.

Saluran media massa yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah surat kabar. Mengenai pengertian surat kabar ini, Onong U. Effendi mengartikannya sebagai sarana

Penelitian ini bertujuan untuk (a) memahami dan menjelaskan fungsi bahasa pada dialog iklan, (b) mendeskripsikan penerapan prinsip-prinsip kerjasama (cooperative principles)

Analisa Kinerja Kepala Ruang Setelah Mendapat Manajemen Keperawatan Menurut Persepsi Staf Keperawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah.Skripsi (tidak

Berdasarkan rumusan yang diajukan dan hasil analisis data yang telah diuraikan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: terda- pat hubungan timbal balik yang signifikan an-

Sedangkan, Nilai terbesar dari obese diperoleh oleh pola konsumsi buah 1 hingga 3 kali seminggu persentase 80 persen.. SIMPULAN

Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui efek infusa bunga rosella terhadap penurunan kadar Serum Glutamate Piruvat